View
70
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
untuk tugas
Citation preview
Fungsi Beaker glass atau gelas kimia
Setidaknya ada 3 fungsi utama beaker gelas yang biasa di manfaatkan di laboratorium, yaitu:
Untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Sebagai wadah untuk menyimpan dan membuat larutan.
Sebagai wadah untuk memanaskan bahan diatas hot plate, khusus untuk beker glass yang terbuat dari kaca borosilat.
Jenis-jenis Gelas Kimia
1.Berdasarkan bentuk nya, gelas kimia ada dua jenis yaitu low form dan tall form 2.Berdasarkan segi bahan ada yang ter buat dari plastik dan terbuat dari kaca 3.Berdasarkan ketahanan panasnya ada gelas kimia yang tahan panas dan gelas kimia yang tidak tahan panas (2015) http://www.alatlabor.com/article/detail/30/gelas-kimia-fungsi-gelas-kimia
Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan.
Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang.
Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010).Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan pad reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan atau akan direaksikan.
Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbangMenimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan sukar untuk dibilas. Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang masuk ke dalam tempat yang diinginkan bukan pada tempat menimbang.
Neraca digital terbagi menjadi dua yaitu, Neraca digital umum dan Neraca digital analitik a. Neraca digital umum Timbangan Digital biasanya digunakan disupermarket,kita mengenal timbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Bagian-bagiannya : - Layar Display - Flat/tempat barang - Tombol-tombol : Tombol angka, Tombol fungsi dan Tombol print/label total hasil Neraca digital bekerja dengan elektronis menggunakan tenaga listrik. Pada umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berbentuk angka digital yang tertera pada layar. Neraca Digital
http://www.slideshare.net/cumipaus/teknik-laboratorium by ernes suleri silatur rahmi , sofyan rahmat ali 2014
gelas ukur
Gelas Ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan dari 10 hingga 2000 mL. Alat ini memiliki bentuk seperti pipa dengan bagian bawah agak sedikit lebar yang berguna sebagai kaki untuk menyangga alat ini agar dapat tetap berdiri. Gelas ukur pada umumnya terbuat dari bahan elas (polipropilen) ataupun plastik. ( Rendy Dimas Mulyo ) http://alatkimia.com/alat-alat-laboratorium-dan-fungsinya/
Ayakan Tyler
Screening
atau penyaringan adalah suatu proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel suatumaterial.
Screening
sering dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (
sieving
) dipakai untuk skala laboratorium. Dengan
screening
, dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (btir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran butirantertentu yang masih bisa melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas.Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu :1.
Jenis ayakan2.
Cara pengayakan3.
Kecepatan pengayakan4.
Ukuran ayakan5.
Waktu pengayakan6.
Sifat bahan yang akan diayak
Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah mesh digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiapinci linear (Parrot,1970). Tabel 1.1 Menggambarkan nomor standar ayakan dan masing-masing lubang ayakan dinyatakan dalammilimeter dan mikrometer.
Hasil dari suatu pengayakan adalah produk dengan ukuran-ukuran partikel tertentu. Produk dari proses pengayakan ada duamacam, yaitu:1.
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (
oversize
)2.
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (
undersize ( laporan praktikum laboratorium pilot plan ) Junedi Bidangan (11 614 029)2. Namri (11 614 018)3. Ria Nurfikasari (11 614 023)
Stopwatch adalah alat ukur besaran waktu yang dapat diaktifkan dan dimatikan.
Stopwatch diaktifkan ketika pengukuran waktu akan dimulai dan pada akhir pengukuran
bisa dihentikan (dimatikan). Ketika dihentikan, jarum stopwatch menunjukkan waktu
sesuai dengan selang waktu stopwatch diaktifkan, bukan kembali ke nol. Dengan
demikian, lama pengukuran dapat dibaca dengan mudah. Ketikapengukuran kembali
dilakukan, cukup dengan menekan tombol untuk mengembalikan jarum ke posisi nol.
Stopwatch terbagi menjadi dua jenis, yaitu stopwatch jarum danstopwatch digital.
Stopwatch Jarum dan Digital
Pada stopwatch jarum, gerakan jarum panjangnya menyatakan rentang waktu dalam
detik. Sedangkan, jarum pendek stopwatch menyatakan rentang waktu dalam menit.
Pembacaan kedua jarum stopwatch ini menunjukkan rentang waktu suatu peristiwa.
Berbeda dengan stopwatch jarum, stopwatch digital langsung menggunakan angka-
angka yang tertera pada badannya untuk menunjukkan lamanya rentang waktu suatu
peristiwa. Stopwatch digital lebih gampang digunakan karena pemakai dapat langsung
mengetahui lamanya waktu pengukuran. Selain itu, stopwatch digital juga memiliki
tingkat ketelitian yang lebih baik daripada stopwatch jarum. Stopwatch jarum memiliki
tingkat ketelitian 0,1 sekon, sedangkan untuk stopwatch digital tingkat ketelitiannya
mencapai 0,01 sekon.
http://www.pengertianahli.com/2015/03/pengertian-stopwatch.html#_ (2015)
RHANUDDIN IN FISIKA DASAR I , MATERI KULIAH ≈ 121 KOMENTAR
TagFisika Dasar
37 Votes
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu
besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai
benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
TEORI DASAR
Alat Ukur Dasar
Gambar 1
Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas
atau variabel fisis. Pada umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi dua, yaitu alat ukur
analog dan digital. Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital.
Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai kontinyu, misalnya penunjukkan
temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk jarum pada skala meter, atau
penunjukan skala elektronik (Gambar 1). Alat ukur digital memberikan hasil pengukuran
yang bernilai diskrit. Hasil pengukuran tegangan atau arus dari meter digital merupakan
sebuah nilai dengan jumlah digit terterntu yang ditunjukkan pada panel display-nya
(Gambar 2).
Gambar 2
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan
yang saling mempengaruhi serta tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda.
Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran. Beberapa panduan bagaimana cara memperoleh hasil pengukuran seteliti
mungkin diperlukan dan bagaimana cara melaporkan ketidakpastian yang menyertainya.
Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan dalam praktikum adalah jangka sorong,
mikrometer skrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat, stopwatch, dan
beberapa alat ukur besaran listrik. Masing masing alat ukur memiliki cara untuk
mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur.
Nilai Skala Terkecil
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, inilah
yang disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST
ini. Pada Gambar 3 dibawah ini tampak bahwa NST = 0.25 satuan.
Gambar 3 - Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25 satuan
Nonius
Pada gambar dibawah ii, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 17 satuan dan dengan
nonius adalah 16.5 + 4 x 0.1 = 17.4 satuan, karena skala nonius yang berimpit dengan
skala utama adalah skala ke-4 atau N1=4
PARAMETER ALAT UKUT
Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantaranya:
1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variable yang
diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
3. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variable yang diukur.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
KETIDAKPASTIAN
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter
pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal
seperti ini pengukuran mengalami gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk
mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap
pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya.
Ketidakpastian dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing
masing ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berualang.
Ketidakpastian Mutlak
Suatu nilai ketidakpastia yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri.
Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah
dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran
tunggal adalah:
Δx = ½NST
dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai
X = x ± Δx
Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dantaranya adalah menggunakan kesalahan ½ – rentang atau bisa juga menggunakan
standar deviasi.
Kesalahan ½ – Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada pengukuran
tunggal. Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan
ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai
berikut:
Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3,
… xn
Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar
x-bar = (x1 + x 2 + … + xn)/n
Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya
dapat dituliskan
Δx = (xmax – xmin)/2
Penulisan hasilnya sebagai:
x = x-bar ± Δx
Standar Deviasi
Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data
x1, x2, x3, … xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:
Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak mungkin
kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.
Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan
bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x – σ) sampai (x + σ). Dan untuk
penulisan hasil pengukurannya adalah x = x ± σ
Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil
pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
KTP relatif = Δx/x
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X = x ± (KTP relatif x 100%)
Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh ketidakpastin,
maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai
permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil
operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam
tabel berikut ini.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh
besaran baru
https://alvinburhani.wordpress.com/2011/01/02/dasar-pengukuran-ketidakpastian/ MUHAMMAD BURHANUDDIN 2011
Stevens (1951) mendefinisikan pengukuran sebagai “pemberian nomor terhadap objek atau peristiwa menurut beberapa aturan”. Jadi, pengukuran hanya terdiri dari aturan-aturan untuk menetapkan pemberian nomor terhadap objek untuk mewakili jumlah atribut.
http://teguh-s--fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-71065-Umum-Dasar%20Teori%20Pengukuran.html teguh s 2013
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W)ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
BTU adalah singkatan dari British thermal unit merupakan satuan energi yang digunakan di Amerika Serikat. Satuan ini juga masih sering dijumpai di Britania Raya pada sistem pemanas dan pendingin lama. Sekarang ini satuan ini mulai digantikan dengan satuan energi dari unit SI, yaitu Joule (J).
Satu BTU didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 pound (sekitar 454 gram) air sebanyak 1 derajat Fahrenheit.