Foto Torak Hendra

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    1/8

    FOTO THORAK

    Pemeriksaan radiologi toraks merupakan upaya pengkajiaan untuk tujuan diagnosa

    gangguan sistem kardiovaskular dan respirasi. Pengenalan kelainan yang penting pada foto

    thoraks sangat bermanfaat bagi dokter hewan praktisi terutama dalam menghadapi keadaan

    akut sehingga dokter hewan mampu untuk memberikan interpretasi yang benar maupun

    tindakan yang tepat. Sarana radiologis adalah semua alat yang menggunakan sinar-X atau

    pengion lainnya sebagai sarana diagnostik, misalnya pesawat sinar-X dan isotop. (Rashad,

    2005)

    Ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil foto rontgen pada bagian thoraks

    antara lain; bagian dorsal terlihat sampai dengan os costae 6-8, bagian ventral terlihat

    sampai dengan costae 8-10. Dalam membaca foto rontgen, hal pertama yang perlu

    diperhatikan adalah densitas atau derajat tebalnya bayangan hitam pada film. Para radiolog

    menggolongkan adanya empat densitas yaitu: gas atau udara, air, lemak dan logam.

    (Rashad, 2005)

    Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain :

    1. Infeksi traktus respiratorius bawah

    Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia

    2. Batuk kronis

    3. Batuk berdarah

    4. Trauma dada

    5. Tumor

    6. Nyeri dada

    7. Metastase neoplasma

    8. Penyakit paru akibat kerja

    9. Aspirasi benda asing

    Tujuan Pemeriksan Foto Rontgen pada bagian Toraks :1. Menilai adanya kelainan jantung, misalnya : kelainan letak jantung, pembesaran atrium

    atau ventrikel, pelebaran dan penyempitan aorta (posisi dorsoventral).

    2. Menilai kelainan paru, misalnya edema paru, emfisema paru, tuberkulosis paru (posisi

    ventrodorsal).

    3. Menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.

    (Palmer, 2006)

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    2/8

    Macam Pemeriksaan: :

    1. Pemeriksaan Tanpa Kontras

    Pemeriksaan ini dipakai rutin dan sebagai pendahuluan yakni pembuatan radiografi

    thoraks dengan proyeksi dorsoventral, ventrodorsal, dan lateral. Pemeriksaan lainnya

    yaitu pembuatan radilologi thoraks proyeksi oblique kanan dan kiri, dengan esofagus

    diisi barium, dan pemeriksaan tembus (fluoroskopi). Pemeriksaan tembus berguna untuk

    menilai pulsasi jantung dan gerakan diafragma. Pemeriksaan ini harus dibatasi

    penggunaannya karena besarnya radiasi yang dipancarkan.

    2. Pemeriksaan Dengan Kontras

    Kontras dimasukkan melalui pembuluh darah ke dalam jantung diikuti pembuatan serial

    radiografi. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat kelainan-kelainan yang terdapat

    dalam jantung seperti: dinding jantung sebelah dalam, katub jantung dan pembuluh

    darah besar, serta gambaran sirkulasi jantung dengan paru. Pemeriksaan ini juga

    berguna untuk memberikan informasi keadaan jantung dan pembuluh darah sebelum

    dilakukan pembedahan

    (Palmer, 2006)

    Posisi Pada Foto Thorax

    Posisi PA (Postero Anterior)

    Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya scapula tidak

    menutupi parenkim paru.

    Posisi AP (Antero Posterior)

    Dilakukan pada anak-anak atau pada apsien yang tidak kooperatif. Film diletakkan

    dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat

    lebih besar dari posisi PA.

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    3/8

    Posisi L ateral Dextra & Sinistra

    Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri

    kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka dibuat proyeksi

    lateral kanan,berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi

    berdiri.

    Posisi L ateral Dekubitus

    Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga ada cairan bebas

    dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring

    pada satu sisi (kiri atau kanan). Film diletakkan di muka dada penderita dan diberikan

    sinar dari belakang arah horizontal.

    Posisi Apikal (Lord ot ik)

    Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada

    daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat setelah foto

    rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di apex.

    Posisi Obl ique Iga

    Hanya dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misal pembengkakan lokal) atau bila

    terdapat nyeri lokal pada dada yang tidak bisa diterangkan sebabnya, dan hanya dibuat

    setelah foto rutin diperiksa. Bahkan dengan foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa

    tidak terlihat.

    Posisi Ekspirasi

    Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam keadaan

    ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax

    yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang terinhalasi.

    (Rashad, 2005)

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    4/8

    Langkah membaca foto thorax:

    1. Identitas foto rontgen.

    Nama, umur, jenis kelamin, nomor foto, tanggal foto dan klinisnya. Harus dipastikan

    supaya tidak tertukar.

    2. Pastikan dulu, foto tersebut layak baca atau tidak. Beberapa foto dengan kualitas yang

    tidak baik sebaiknya tidak kita baca untuk menghindari misinterpretasi. Seperti misalnya,

    foto yang terlalu keras, yang terpotong, posisinya tidak baik, dsb.

    Syarat foto Layak baca :

    - Inspirasi maksimum : Tampak Iga ke-6 berpotongan ditengah dengan diafragma

    - Tulang Clavicula berbentuk huruf V dan jarak antara ujung clavicula dengan

    procesus spinosus adalah sama

    - Vertebra Thorakalis tampak dari Vth1- Vth5

    - Soft tissue tidak tampak

    - Terlihat seluruh lapangan paru

    3. .Tentukan posisi foto.

    4. Yang penting pada foto thorak adalah apakah posisi pengambilan foto adalah

    AnteroPosterior (AP) atau PosteroAnterior (PA).

    5. Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat pada waktu inspirasi penuh. Foto

    yang dibuat pada waktu ekspirasi bisa menimbulkan keraguan karena bisa menyerupai

    suatu penyakit misal kongesti paru, kardiomegali atau mediastinum yang lebar.

    Kesampingkan bayangan-bayangan yang terjadi karena rambut, pakaian atau lesi kulit.

    6. Cek apakah Exposure sudah benar ( bila sudah diperoleh densitas yang benar, maka

    jari yang diletakkan di belakang daerah yang hitam pada foto tepat dapat terlihat). Foto

    yang pucat karena underexposed harus diinterpretasikan dengan hati-hati, gambaran

    paru bisa memberi kesan adanya edema paru atau konsolidasi. Foto yang hitam karena

    overexposed bisa memberi kesan adanya emfisema.

    7. Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula,dll) Normal.

    8. Cek jaringan lunaknya, yaitu kulit, subcutan fat, musculus-musculus seperti pectoralismayor, trapezius dan sternocleidomastoideus. Pada wanita dapat terlihat mammae serta

    nipplenya

    9. Cek apakah posisi diafragma normal ; diafragma kanan biasanya 2,5 cm lebih tinggi

    daripada kiri. Normalnya pertengahan costae 6 depan memotong pada pertengahan

    hemidiafragma kanan.

    10. Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral.

    11. Cek mediastinum superior apakah melebar, atau adakah massa abnormal, dan carilah

    trachea

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    5/8

    12. Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar. Diameter jantung pada

    orang dewasa (posisi berdiri) harus kurang dari separuh lebar dada. Atau dapat

    menentukan CTR (Cardio Thoracalis Ratio).

    Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita

    harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.

    a.

    CTR=A+B/C

    Keterangan :

    A: jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung.

    B: jarak MSP dengan dinding kiri terjauh jantung.

    C: jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri.

    Jika CTR>0.5 maka dikategorikan sebagai Cardiomegaly13. Cek hilus dan bronkovaskular pattern. Hilus adalah bagian tengah pada paru dimana

    tempat masuknya pembuluh darah, bronkus, syaraf dan pembuluh limfe. Hilus kiri

    normal lebih tinggi daripada hilus kanan.

    (Amstrong, 2002)

    Kelainan radiologi thorax

    Berikut ini adalah kelainankelainan radiologi toraks :

    1. Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga mirip suatu penyakit, misal : - sendi

    sternoclavicula sama jauhnya dari garis tengah,

    - Diafragma letak tinggi

    - Corakan meningkat pada kedua lobus bawah

    - Diameter jantung bertambah

    2. Pada Jantung : Cardiomegali

    - Apex cordis tergeser kebawah kiri pada pembesaran Ventrikel kiri

    - Apex cordis terangkat lepas dari diafragma pada pembesaran ventrikel kanan

    3. Pada Mediastinum : Massa mediastinum

    http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/THY8hHtE5zI/AAAAAAAAAgk/Mo6wKkGB0ZA/s1600/3.jpg
  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    6/8

    4. Pada Pulmo

    a. Oedema paru

    - Bayangan dengan garis tidak tegas

    - Terdapat suatu bronkogram udara

    - Tanda silhouette yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau mediastinum

    berdekatan

    b. Pemadatan paru, seperti : TBC paru, Pneumonia

    - Terlihat pemadatan berbercakbercak dengan bayangan berbatas tidak jelas

    - Terlihat kavitasi (pembentukan abses)

    c. Kolaps paru / ateletaksis

    - Terdapat bayangan lobus yang kolaps

    - Ditemukan tanda silhouette

    - Pergeseran struktur untuk mengisi ruangan yang normalnya ditempati lobus yang

    kolaps

    - Pada kolaps keseluruhan paru : keseluruhan hemithorax tampak opaque dan ada

    pergeseran hebat pada mediastinum dan trachea

    d. Massa paru, misal : abses paru, kista hydatid

    - Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus

    - Terdapat bayangan sferis

    e. Bayangan kecil tersebar luas

    - Bayangan cincin 1 cm bersifat diagnostic bagi bronkiektasis

    - Kalsifikasi paru yang kecil tersebar luas dapat timbul setelah infeksi paru oleh TB

    - Area pemadatan kecil berbatas tidak jelas menunjukkan adanya bronkiolitis

    f. Bayangan garis

    - Biasanya tidak lebih tebal dari garis pensil, yang terpenting adalah garis septal,

    dapat terlihat pada limfangitis Ca

    g. Fibrosis paru

    - Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan kurang jelasnya garis

    bentuk pembuluh darah,kemudian terlihat nodulus berbatas tak jelas dengan

    garis penghubung.

    - Volume paru menurun, sering jelas, dan translusensi sirkular terlihat memberikan

    pola yang dikenal sebagai paru sarang tawon, kemudian jantung dan arteria

    pulmonalis membesar karena semakin parahnya hipertensi pulmonalis.

    h. Neoplasma

    - Bayangan bulat dengan tepi tak teratur berlobulasi dan tepi terinfiltrasi

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    7/8

    - Terdapat kavitasi dengan massa

    5. Pada Pleura

    a. Efusi Pleura

    Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih tinggi di lateral daripada medial, juga dapat

    berjalan ke dalam fissura terutama ke ujung bawah fissura obliqua

    b. Fibrosis Pleura

    Penampilannya serupa dengan cairan pleura, tetapi selalu lebih kecil daripada

    bayangan asli. Sudut costophrenicus tetap terobliterasi.

    c. Kalsifikasi Pleura

    Plak kalsium tak teratur, dapat terlihat dengan atau tanpa disertai penebalan pleura

    d. Pneumothorax

    Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding dada,

    mediastinum atau diafragma oeh udara. Tak adanya bayangan pembuluh darah

    diluar garis ini.

    (Rasad, 2005)

  • 8/11/2019 Foto Torak Hendra

    8/8

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Rasad Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI.

    Jakarta,2005.

    2. Palmer P.E.S, Cockshott W.P, Hegedus V, Samuel E. 2006. Manual of Radiographic

    Interpretation for General Practitioners (Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum).Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : EGC

    3. Armstrong Peter, L.Wastie Martin. 2002. Pembuatan Gambar Diagnostik. Jakarta : EGC