Formulasi Tsf 2 Parasetamol

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IIRANCANGAN PRODUK2.1 Rancangan KomposisiFormula 1 tabletR/Paracetamol600 mgPolyetilen Glycol (PEG 400)2 %PVP (Polivinilpirolidon)8 %Laktosa anhidratqs

Dibuat tablet dengan bobot 750 mg

1.Perhitungan untuk 1 tablet :Paracetamol600 mg.PEG 4002 % x 750 = 15 mg.PVP (Polivinilpirolidon)8 %x 750 mg = 60mg.Laktosa anhidrat750 mg (600 + 15 + 60 ) = 75 mg.2.Perhitungan 1 batch :Formula / batch : 1000 tabletParacetamol600 mg x 1000 = 600.000 mg= 600 gramPEG 40015mg x 1000 = 15000 mg = 15 gramPVP60 mg x 1000 = 60000 mg = 60 gramLaktosa anhidrat75 mg x 1000 = 75000 mg = 75 gramFungsi masing-masing komponen:Paracetamol 600 mg = zat aktifPEG 400 = zat pelincirPVP = zat pengikat dan penghancurlaktosa anhidrat = zat pengisi2.2. Monografi Tiap Komponen Dalam Formula1.PARACETAMOLBM : 151,16N-Asetil-4-AminofenolC8H9NO2Pemerian :Hablur atau serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa pahitKelarutan: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P,. dalam 13 bagian aseton P,dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larut larutanalkilhidroksida (FI III). Larut dalam air mendidih dan dalam natrium 1 N; mudah larut dalametanol (FI IV)Suhu: Lebur 1690sampai 1720.Sudut pengeringan tidak lebih dari 0,5 %.Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1 %.Penetapan kadar dilakukan penetapan dengan cara penetapan kadar Nitrogen, menggunakan 300 mg yang ditimbang seksama dan 8 ml asam sulfat bebas nitrogen P.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Khasiat dan pengguanaan:SebagaiAnalgetikumdanantipiretikum.Dosis: DL :Sekali : 250 mgSehari : 1 gr.Keterangan :Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.Parasetamol memiliki kelemahan karena daya kompaktibilitas yang rendah, sehingga sering mengalami kesulitan dalam pengempaan, karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kompaktibilitasnya.2. Polyetilen glycolPemerian : cairan kental jernih; tidak berwarna atau praktis tidak berwarna ; bau khas lemah, agak higroskopis.Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol (95 %) P, dalam aseton P dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatic ; praktis tidak larut dalam eter P dan dalam hidrokarbon alifatik.Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.3. Polivinilpirolidon (PVP)Pemerian : Serbuk putih, atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis.Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95 %) P dan dalam kloroform P ; kelarutan tergantung dari bobo molekul rata-rata; Praktis tidak larut dalam eter P.Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.4.Laktosa HidratLaktosa:adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau mengandung 1 molekul airhidrat.Pemerian: Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasasedikit manis.Stabilitas: Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau.Kelarutan: Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam airmendidih ; sangat sukar larut dalam etanol ; tidak larut dalam kloroform dandalam eter.Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup baik.

2.3Latar Belakang Pemilihan MetodeGranulasi basah merupakan metode yang digunakan untuk obat-obat dengan dosis tinggi yang mempunyai sifat alir yang buruk atau sulit dikompresi. Dimana metode ini dapat mencegah terjadinya pemisahan selama proses pencetakan. Kecepatan disolusi zat aktif yang bersifat hidrofob dapat di tingkatkan dengan menggunakan bahan bantu yang bersifat hidrofil.Dengan demikian metode ini sangat cocok digunakan dalam pembuatan sumagesic yang mengandung zat aktif paracetamol.Sebab paracetamol memiliki sifat alir dan komprebilitas yang kurang baik.Metode ini dilakukan juga untuk mengurangi masalah debu pada proses pencetakan karena sebagian besar zat tambahan yang digunakan berupa serbuk halus.

2.4 Rancangan Kemasan PrimerUkuran kemasan primer 25 cm x 8 cmBahan yang digunakan untuk kemasan primer yaitualuminium foil. Model kemasan seperti ini sesuai untuk kemasan produk yang peka terhadap lembab dan dapat memungkinkan terjadinya kesempurnaan penyegelan yang baik.No.Reg dan Exp. Date dan logo terlampir pada penjelasan kemasan sekunderSediaan padat berbentuk tablet 750 mgPabrik yang memproduksi PT.ALIFATIK FARMA Lab. Manado Indonesia2.5 Rancangan Kemasan SekunderUkuran kemasan sekunder 20,5 cm x 6 cm x 7,5 cmDalam kemasan sekunder terdapat 10 strip @ 10 tabletMenggunakan kotak karton yang dilipat.Obat Sumagesik tergolong Obat Bebas. Obat bebas ialah obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotik, toko obat, atau toko biasa. Obat bebas pada wadahnya atau kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran dengan diameter tertentu; warna lingkarannya hijau dengan garis tepi hitam.Logo yang digunakan berdasarkan persetujuan direksi pabrik.Mfg. Date yaitu tanggal produksiExp. Date dicantumkan pada wadah obat yang setelah tanggal atau waktu tertentu keamanan pemakaiannya tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi. Bila kadaluwarsa, sesuatu obat tidak lagi memenuhi syarat untuk dipergunakan. Suhu penyimpanan obat sangat berpengaruh; kalau suatu obat tidak disimpan sesuai dengan aturan suhunya, maka ada kemungkinan jauh sebelum tanggal kadaluwarsa yang tercantum, obat itu sudah rusak. Tanggal kadaluwarsa obat ada kaitannya dengan waktu-paruh penyimpanan obat (shelf half-life). Shelf half-life ialah waktu di mana daya-kerja obat tinggal hanya separuhnya. Tiap kenaikan suhu penyimpanan dengan 100dapat mengurangi waktu-paruhnya dengan 50%. Dengan demikian obat yang seharusnya disimpan pada suhu 50dan mempunyai waktu-paruh 4 tahun, bila disimpan pada suhu 150waktu-paruh penyimpananmenurun menjadi 2 tahun. Dan kalau disimpan pada suhu 250, maka waktu-paruh penyimpanan menurun lagi dengan 50% menjadi hanya 1 tahun. Berkurangnya waktu-paruh penyimpanan obat juga berarti bertambah cepat waktu kadaluwarsa obat; dengan kata lain obat sudah rsak biarpun tanggal kadaluwarsa masih jauh.HET (harga eceran tertinggi) yaitu harga yang dijual per box. Ditentukan berdasarkan kontrol biaya yang meliputi biaya bahan, biaya kerja dan biaya beban.Reg. No. DBL 7000203010A1D:sediaan tersebut menggunakan nama dagangB:golongan obat bebasL:jenis obat jadi lokal70:periode pendaftaran obat jadi002:no. urut pabrik di Indonesia030:no.urut obat jadi10:bentuk sediaan obat jadiA:kekuatan obat jadi yang pertama disetujui1:kemasan pertamaKolom I, menunjukkan nama obat jadiD:sediaan tersebut menggunakan nama dagangG:sediaan tersebut menggunakan nama generikKolom II, membedakan golongan obatN:golongan obat narkotikaP:golongan obat psikotropikaK:golongan obat kerasB:golongan obat bebasT:golongan obat bebas terbatasH:golongan obat hewanKolom III, membedakan jenis produksiI:jenis obat jadi importE:jenis obat jadi eksportL:jenis obat jadi lokalX:jenis obat jadi untuk keperluan khususKolom IV dan V, membedakan periode pendaftaran obat jadiKolom VI, VII, dan VIII, menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrikKolom XII dan XIII, menunjukkan bentuk sediaan obat jadiKolom XIV, menunjukkan kekuatan obat jadiA:kekuatan obat jadi yang pertama disetjuiB:kekuatan obat jadi yang kedua disetujuiC:kekuatan obat jadi yang ketiga disetujuiKolom XV, menunjukkan bentuk kemasan berbeda untuk tiap nama(Y.Yamlean, Materi Kuliah PUU Farmasi, Semester Antara, 2008)No. Batch. 110810011108:bulan dan tahun pembuatan (November 2008)10:bentuk sediaan obat jadi01:no.urut2.6 Rancangan BrosurInformasi tentang obat, utamanya obat bebas dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai obat tersebut. Apabila informasi dalam etiket atau brosur obat kurang dapat dipahami, dianjurkan agar menanyakan pada apoteker atau tenaga kesehatan lain.Pada setiap obat selalu dicantumkan nama obat, komposisi obat, informasi mengenai cara kerja obat, indikasi, aturan pakai, peringatan perhatian, nama produsen, efek samping, kontraindikasi, dan nomor batch/lot. Di samping itu, sebagai tanda izin edar yang absah pada setiap obat harus dicantumkannomor registrasi.Urutan Proses:1. Penimbangan bahan obat:Penimbangan bahan obat yang berkhasiat dan bahan tambahan.2. Penggerusan dan pencampuran bahan obat :Bahan obat (Paracetamol), dan zat pembantu (Laktosa Hidrat, PEG 400, bagianPVP) digerus hingga halus dan dicampurkan sampai homogen.3. Penambahan cairan :Setelah campuran menjadi homogen ditambahkan air untuk membasahi.Kemudian dibentuk menjadi granul-granul.4. Pengayakan kasar :Granul-granul kemudian diayak dengan pengayak berukuran mesh12.5. Pengeringan granul :Hasil ayakan ditampung pada loyang dari kayu atau stainless steel yang dilapisi kertas atau kain agar dapat dicuci lagi. Loyang dimasukan kedalam lemari pengering dengan suhu 500C.

6. Pengayakan halus :Setelah dilakukan proses pengeringan dilanjutkan dengan pengayakan (pengayakan halus). Digunakan ayakan dengan pengayak berukuran mesh 20.7. Penambahan lubricant :Setelah diayak, masa tablet ditambahkan dengan talk., + bagian sisa PVP8. Pencampuran:Semua bahan dicampur hingga homogen.9. Pencetakan tablet :Setelah dihomogenkan, tablet dimasukan ke dalam alat pencetak tablet.

3.2Evaluasi3.2.1 Evaluasi Granul1.GranulometriGranulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).Digunakan susunan ayakan dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatanTujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul.Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda.Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal-Timbang 100 gr granul-Letakkan granul pada pengayak paling atas-Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran-Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak-Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak