33
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN LIQUIDA SEMISOLIDA (NON STERIL) PERCOBAAN II LARUTAN & ELIKSIR DISUSUN OLEH : SHIFT B/KELOMPOK 3 10060313045 Mira Melinda Nandih 10060313046 Shani Septiani Lestari 10060313047 Ashofa Masruroh 10060313049 Muhammad Iqbal 10060313050 Ulfa Siti Mahbubatus 10060313051 Peri Supriatna ASISTEN KELOMPOK: Denisa Noviana, S. Farm Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2015 Tanggal Pengumpulan : 12 Oktober 2015

Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

  • Upload
    feri-s

  • View
    1.283

  • Download
    80

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN LIQUIDA

SEMISOLIDA (NON STERIL)

PERCOBAAN II

LARUTAN & ELIKSIR

DISUSUN OLEH : SHIFT B/KELOMPOK 3

10060313045 Mira Melinda Nandih

10060313046 Shani Septiani Lestari

10060313047 Ashofa Masruroh

10060313049 Muhammad Iqbal

10060313050 Ulfa Siti Mahbubatus

10060313051 Peri

Supriatna

ASISTEN KELOMPOK:

Denisa Noviana, S. Farm

Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2015

Tanggal Pengumpulan : 12 Oktober 2015

LABORATORIUM FARMASETIKA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015 / 1436 H

Page 2: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

A. Teori Dasar

LARUTAN & ELIKSIR

Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran

homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama

pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).Fasa larutan dapat

berupa gas, cair, atau padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk

larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuk sama, zat yang berbeda

dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat

terlarut-nya (Mulyono, 2006).

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali

dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan

sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Wadah harus

dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter (DEPKES RI,

1979 : 32).

Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,

maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut. Pernyataan

kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20, kecuali

dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat pada atau 1 bagian volume zat cair

larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian

tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar (Moh. Anief, 2010 : 95).

Campuran homogeny antara dua zat atau lebih dikenal sebagai larutan. Suatu

campuran dikatakan homogeny karena susunannya seragam sehingga tidak teramati

adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optic.

Larutan (solution) terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut

(solute). Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut dikenal juga

sebagai zat pendispersi, yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat

terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut (Damin Sumardjo, 2006 : 489).

Page 3: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Fase larutan yaitu solvent atau solute dapat berupa gas, zat cair atau zat padat.

Semua gas dapat bercampur dengan sesamanya. Oleh karena itu, semua campuran gas

adalah larutan. Cairan pada umumnya dapat melarutkan berbagai macam padatan,

cairan lain, dan gas membentuk larutan. Larutan padat, misalnya emas 22 karat yang

merupakan campuran homogeny emas dengan perak atau logam lain, namun tidak

penting dalam system biologi. Larutan yang berwujud cair merupakan bentuk yang

paling umum dikenal (Damin Sumardjo, 2006 : 489).

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,

selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat

warna, zat pewangi dan zat pengawet dan digunakan sebagai obat. Sebagai pelarut

utama eliksir adalah etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat

ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat digunakan sebagai

pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat (Moh. Anief,

2010 : 95).

Eliksir adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat dan digunakan air

dan etanol sebagai pelarut. Eliksir juga disebut juga larutan hidrolakohol. Kecuali

dinyatakan lain, maka kadar etanol yang digunakan untuk sediaan eliksir adalah 5 –

10%. Pada sediaan eliksir, biasanya juga ditambah bahan tambahan seperti pemanis,

pengawet, pewarna, dan pengaroma ( Moh.Anief, 2006)

Factor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat padat adalah

temperature, sifat dari pelarut dan juga kehadiran ion-ion lainnya dalam larutan

tersebut. Termasuk dalam kategori terakhir ini adalah ion-ion yang mungkin dan

mungkin juga tidak tergabung dalam ion-ion pada benda padat, seperti juga ion-ion

atau molekul-molekul yang membentuk molekul-molekul yang sedikit terurai atau

ion-ion kompleks dengan ion-ion dari benda padat tersebut (R.A. Day, JR. & A.L.

Underwood, 2002 : 231).

Data Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien

1. Paracetamol

Page 4: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Pemerian : Serbuk hablur putih, pahit, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, 70 bagian etanol (95%) P, dalam

13 bagian aseton, 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian

propilenglikol, larut dalam larutan alkali hidroksida.

Titik lebur : 110oC

pH : 5-7

Stabilitas : Peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi obat.

Inlompatibilitas : Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki ikatan

hidrogen.

Kegunaan : Analgetika, Antipiretika

(FI III. 1979. Hal 37)

2. Aquadest

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Kelarutan : -

Titik didih : 100oC

pH : pada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil P, tidak

terjadi warna merah, pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan

biru bromotimol tidak terjadi warna biru.

Stabilitas : -

Inlompatibilitas : -

Kegunaan : Pelarut

(FI III. 1979. Hal 96)

3. Etanol

Pemerian : Cairan jernih, rasa panas, bau khas.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam kloroform dan eter.

Titik didih : 78oC

pH : -

Page 5: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Stabilitas : Mudah menguap, mudah rusak dengan adanya cahaya, dan

mudah terbakar

Inkompatibilitas : -

Kegunaan : Pelarut

(FI III. 1979. Hal 65)

4. Methyl Paraben

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, 3,5

bagian etanol (95%) P dalam 3 bagian aseton, mudah larut

dalam eter alkali hidroksida.

Titik lebur : 125oC

pH : 3-6

pkA/pKb : 8,4

Berat jenis : 1,352 g/ml

Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan cahaya dari luar.

Inkompatibilitas : Zzat kimia seperti bentomin, magnesium trisilikat talk,

tragacant, sodium albinat essnsial, dan atropin.

Kegunaan : Zat tambahan, pengawet

(FI III. 1979. Hal 378)

5. Propil Paraben

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol

(95%) P, dalam 33 bagian asam, mudah larut dalam alkali

hidroksida.

Titik lebur : -

pH : -

Page 6: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

pKa/pKb : 8,4

Berat Jenis : 180 g/ml

Stabilitas : Mudah terurai dengan adanya udara diluar.

Inkompatibilitas : Dengan adanya senyawa magnesium trisilkat, magnesium

sulfat.

Kegunaan : Zat tambahan, pengawet.

(HOPE IV. Hal 596) dan (FI IV. 1995. Hal 79)

6. Sorbitol

Pemerian : Serbuk butiran atau kepingan, warna putih, manis, tidak

berbau.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air sukar larut dalam etanol (95%)

P, dalam metaol P, dan dalam asam asetat.

pH : -

pKa/pKb : -

Berat Jenis : -

Stabilitas : Higroskopis

Inkompatibilitas : Logam mulia dan trivalen pada kondisi asam/ basa kuat,

polietilenglikol, iron, oksida, meningnkatkan degradasi vanilin.

(HOPE IV. Hal 596)

7. Sukrosa

Pemerian : Massa hablur, bentuk kubus, warna putih, rasa manis, tidak

berbau.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam air mendidih sukar larut

dalam etanol.

Titik lebur : 186oC

Ph : -

pKa/pKb : 12,62

Berat Jenis : 1,587 g/ml

Page 7: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara.

Inkompatibilitas : Tidak tercampurkan dengan dimurnikan, dapat membentuk

gula invert bila daicampurkan dengan asam pekat/ encer.

Kegunaan : Pemanis dan pengental.

(FI IV. 1995. Hal 762)

B. Alat & Bahan

a. Alat

- Kertas perkamen

- Spatel

- Gelas kimia

- Gelas ukur

- Batang pengaduk

- Timbangan

- Botol c 1000

- Corong pisah

- Erlenmeyer

- Buret

- Piknometer

- Viskometer bola jatuh

- Penangas air

- Pipet tetes

- Mortir

- Kertas saring

b. Bahan

- Paracetamol

- Metal paraben

- Propil paraben

- Sorbitol

Page 8: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

- Sukrosa

- Sirupus simpleks

- Aquadest

- Etanol

C. Perhitungan dan penimbangan

1. Sediaan larutan ‘

Parasetamol

10mg/5ml

Dibuat 100 ml

100 ml5ml

x 10 mg=200 mg=0,2 g

sirupus simpleks

65 mg100 ml

x 200 ml=130 mg=1,3 g

Air yang dibutuhkan 200 – 130 = 170 ml

a. sirupus simpleks 25%

25 ml100 ml

x 100 ml=25 ml

b. sirupus simpleks 75%

75 ml100 ml

x 100 ml=75 ml

c. sirupus simpleks 25%

25 ml100 ml

x 100 ml=25 ml

- metal paraben 0,18%

0,18100

x 100=0,18 g

- Propil paraben

Page 9: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

0,02100

x100=0,02 g

d. Sirupus simpleks 25%

25100

x100=25 ml

- Metil paraben 0,2%

0,2100

x100=0,2 g

e. Sirupus simpleks 25%

25100 ml

x 100=25 ml

- Sorbitol

15100

x100=15 g

2. Eliksir

Parasetamol

120 mg5 ml

x100 ml=2400 mg=2,4 g

Aquadest yang dibutuhkan untuk titrasi 100 ml

D. Prosedur Pembuatan Sediaan Larutan & Elixir

Larutan

1. Sirupus Simplex

Sukrosa sebanyak 130 gram dilarutkan dalam air panas sebanyak 200 ml

2. Sediaan A

0,2 gram dextrometrophan dilarutkandalam 12 ml air lalu diaduk homogen,

tambahkan 25 ml sirupus simplex lalu aduk homogen, campur dan masukka

ndalam botol yang sudah di kalibrasi 100 ml ad dengan aquades sampai 100

ml

Page 10: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

3. Sediaan B

0,2 gram dextrometrophan ditimbang, kemudian dalam 12 ml air lalu diaduk

ad homogen, tambahkan 75 ml sirupus simplex lalu diaduk ad homogen,

campur dan masukkan dalam botol yang sudah di kalibrasi 100 ml ad dengan

aquades sampai 100 ml

4. Sediaan C

0,2 gram dextrometrophan ditimbang, larutkan dalam 12 ml air aduk ad

homogen, 0,18 gram metal paraben dan 0,012 gram propilparaben dilarutkan

secara terpisah, masukkan kedalam botol lalu tambahkan 25 ml sirupus

simplex, setelah itu ad 100 ml aquades

5. Sediaan D

0,2 gram dextrometrophan ditimbang dan dilarutkan dalam 12 ml air, 0,2

gram metilparaben dilarutkan dalam 2 ml etanol, 25 ml sirupus simplex

dicampurkan dan di aduk sampai homogen, masukkan kedalambotol yang

sudah di kalibrasi ad dengan aquades 100 ml

6. Sediaan E

0,2 gram dextrometrophanditimbangdandilarutkandalam 12 ml air

lalutambahkan 25 ml sirupus simplex adukadhomogen, 1,5 gram sorbitol

dilarutkandalam air, campurandimasukkankedalambotol yang sudah di

kalibrasiaddenganaquades 100 ml

Elixir

1. Cara I

Paracetamol dilarutkan dalam etanol, diaduk sampai larut kemudian

tambahkan 10 ml aquades, ad homogeny kemudian campuran dimasukkan

kedalam botol yang sudah di kalibrasi ad dengan aquades sampai 100 ml

Page 11: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

2. Cara II

Air 100 ml dan etanol dicampur, masukkan paracetamol sebanyak 2,4 gram

dengan sedikit demi sedikit kedalam pelarut campur, aduk ad homogen, lalu

masukkan kedalam botol yang sudah di kalibrasi ad dengan aquades sampai

100 ml

Evaluasi Sediaan Larutan

Parameter A B C D E

Organoleptik

- Bau TidakBerbau TidakBerbau TidakBerbau TidakBerbau TidakBerbau

- Rasa + ++ + + ++

- Warna Bening Bening Bening,

AgakKeruh

Keruh Keruh

PH Larutan 7 6 6 6 6

Kejernihan +++ +++ ++ + +++

BeratJenis 1,053 1,157 1,057 1,051 1,101

Viskositas 0,018 0,031 0,021 0,023 0,027

Volume

Perpindahan

99 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml

Evaluasi Sediaan Eliksir

Parameter Elixir A Elixir B

Organoleptik

- Bau Tajam Tajam

Page 12: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

- Rasa Pahit, SedikitManis Pahit, SedikitManis

- Warna Bening, AgakKeruh Bening, AgakKeruh

PH Sediaan 6 6

Kejernihan AgakKeruh AgakKeruh

BeratJenis 0,04

Viskositas 0,028 0,026

Volume

Perpindahan

98 ml 98 ml

E. Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data

Evaluasi sediaan larutan

Parameter Botol A Botol B Botol C Botol D Botol E

Organoleptik :

- Bau

- Rasa

- Warna

- Tidak

berbau

- +

- Benin

g

- Tidak

berbau

- ++

- Bening

- Tidak

berbau

- +

- Bening

agak

keruh

- Tidak

berbau

- +

- Keruh

- Tidak

berbau

- ++

- Bening

pH sediaan 7 6 6 6 6

Kejernihan +++ +++ ++ + +++

Berat jenis 1,053 1,157 1,057 1,051 1,101

Viskositas 0,081 0,031 0,021 0,023 0,027

V terpindahkan 99 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml

Keterangan : + = lemah

++ = sedang

+++ = kuat

Page 13: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Perhitungan berat jenis :

Diketahui : W 1 = 19,20 gram Ditanyakan : BJ larutan tiap botol

W 2 = 29,61 gram rumus : W 3−¿W 1

W 2−W 1

¿

Jawab :

BJ botol A = 30,17−19,2029,61−19,20

Bj botol D =

30,14−19,2029,61−19,20

= 1,053 g/ml = 1,051 g/ml

BJ botol B = 31,25−19,2029,61−19,20

BJ botol E =

30,66−19,2029,61−19,20

= 1,157 g/ml = 1,101 g/ml

BJ botol C = 30,21−19,2029,61−19,20

= 1,057 g/ml

Viskositas :

Diketahui : K (konstanta bola) = 0,007 Ditanyakan : Viskositas

ρ1 (BJ bola) = 2,2 Rumus : K × (ρ1− ρ1¿×t

ρ2 (BJ eliksir)

t (waktu) = 3,45

Jawab :

Page 14: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Viskositas botol A = 0,007 x (2,2 – 1,053) x 2,30

= 0,018 Voice

Viskositas botol B = 0,007 x (2,2 – 1,157) x 4,28

= 0,031 Voice

Viskositas botol C = 0,007 x (2,2 – 1,057) x 4,2,63

= 0,021 Voice

Viskositas botol D = 0,007 x (2,2 – 1,051) x 2,93

= 0,023 Voice

Viskositas botol E = 0,007 x (2,2 – 1,101) x 3,55

= 0,027 Voice

Hasil pengamatan larutan hari pertama:

Parameter Botol A Botol B Botol C Botol D Botol E

Bau - - Obat lemah Obat -

Rasa + ++ + + +

Warna Bening

keruh

Bening Bening agak

keruh

Bening agak

keruh

Bening

Kristal - - - - -

Mikroba - - - - -

Hasil pengamatan larutan hari kedua:

Parameter Botol A Botol B Botol C Botol D Botol E

Page 15: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Bau - - - - -

Rasa + + + + +

Warna Bening

keruh

Agak

kekuningan

Bening

keruh

Bening

keruh

Bening

Keruh

Kristal - - - - -

Mikroba - - - - -

Hasil pengamatan larutan hari ketiga:

Parameter Botol A Botol B Botol C Botol D Botol E

Bau - - - - -

Rasa + ++_ + + +

Warna Bening agak

keruh

Agak

kekuningan

Bening

keruh

Bening

keruh

Bening

keruh

Kristal - Sedikit Banyak - -

Mikroba Sedikit - - Sedikit Sedikit

Evaluasi sediaan eliksir

Parameter Eliksir A Eliksir B

Organoleptik :

- Bau

- Rasa

- Warna

- Tajam

- Pahit sedikit manis

- Bening, agak keruh

- Tajam

- Pahit sedikit manis

- Bening, agak keruh

pH sediaan 6 6

Kejernihan Agak keruh Agak keruh

Page 16: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Berat jenis 1,003 1,03

Viskositas 0,028 0,026

Volume terpindahkan 98 ml 98 ml

Perhitungan berat jenis :

Eliksir A

Diketahui : W 1 = 19,15 gram Ditanyakan : BJ Eliksir A

W 2 = 30,26 gram rumus : W 3−¿W 1

W 2−W 1

¿

W 3 = 30,32 gram

Jawab : BJ = 30,32−19,1530,28−19,15

= 1,0035 g/ml

Eliksir B

Diketahui : W 1 = 14,48 gram Ditanyakan : BJ Eliksir B

W 2 = 26,22 gram rumus : W 3−¿W 1

W 2−W 1

¿

W 3 = 26,64 gram

Jawab : BJ = 26,64−14,4826,22−14,48

= 1,03 g/ml

Viskositas :

Eliksir A

Page 17: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Diketahui : K (konstanta bola) = 0,007 Ditanyakan : Viskositas

ρ1 (BJ bola) = 2,2 Rumus : K × (ρ1− ρ1¿×t

ρ2 (BJ eliksir) = 1,003

t (waktu) = 3,45

Jawab : Viskositas = 0,007 x (2,2 – 1,003) x 3,45

= 0,028 Voice

Eliksir B

Diketahui : K (konstanta bola) = 0,007 Ditanyakan : Viskositas

ρ1 (BJ bola) = 2,2 Rumus : K × (ρ1− ρ1¿×t

ρ2 (BJ eliksir) = 1,03

t (waktu) = 3,27

Jawab : Viskositas = 0,007 x (2,2 – 1,03) x 3,27

= 0,026 Voice

F. Pembahasan

Larutan

Dalam praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan larutan sejati

dan eliksir. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia

terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.

Sedangkan eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan

bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau

pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet. (Moh. Anief, 2008)

Page 18: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan dan

eliksir adalah Parasetamol dan bahan tambahan yang digunakan adalah

sirupus simpleks, Metil Paraben, propil paraben, sorbitol, aquadest serta

etanol.

Dalam pembuatan sediaan larutan dibuat terlebih dahulu sirupus simplex

(65% sukrosa). Sukrosa yang digunakan dalam pembuatan larutan ini sebanyak

130 gram kemudian dilarutkan dalam 200 ml air panas dan digunakan untuk

membuat 5 sediaan larutan dengan menggunakan botol multi dose dan zat

tambahan yang berbeda dan diamati selama 4 hari.

Dari hasil pengamatan larutan A (Sirupus Simpleks 25%) diperoleh

hasil yang menyatakan bahwa pada hari ke 1, 2 dan 3 tidak tumbuh

mikroorganisme pada larutan, namun pada hari ke 4 pengamatan, banyak

tumbuh mikroorganisme yang terlihat di dalam larutan. Hal ini dikarenakan

pada sediaan tidak ditambahkan zat pengawet. Air merupakan media yang

baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Sirupus simpleks yang digunakan

pada konsentrasi 25% tidak dapat membantu mencegah pertumbuhan

mikroorganisme sehingga sirupus simpleks hanya berperan sebagai pemanis

dan mikroorganisme dapat tumbuh. Dikarenakan kadar gula yang sedikit,

maka tidak terjadi kristalisasi pada sediaan ini. Selain diamati pertumbuhan

mikroorganisme dan terbentuknya kristal gula pada leher botol, pengamatan

juga dilakukan dengan mengamati organoleptik sediaan. Pada sediaan A

warna bening karena komponen pada sediaan dapat bercampur seluruhnya,

rasa agak manis (+) karena rasa manis ini berasal dari sirupus simpleks dan

tidak berbau.

Selanjutnya, pada hasil pengamatan larutan B (Sirupus Simpleks 75

%) selama 4 hari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada larutan tidak

tumbuh mikroorganisme akan tetapi terdapat kristal gula pada leher botol. Hal

ini dapat terjadi karena sirupus simpleks yang digunakan pada konsentrasi

yang cukup tinggi dapat berperan sebagai pengawet sehingga mencegah

tumbuhnya mikroorganisme pada sediaan, akan tetapi pada konsentrasi yang

Page 19: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

cukup tinggi tersebut mengakibatkan terbentuknya kristal gula pada leher

botol yang dapat mempengaruhi botol sehingga sulit untuk ditutup rapat dan

memungkinkan akan terkontaminasi oleh mikroorganisme. Terbentuknya

kristal gula pada leher botol dikarenakan pada larutan B tidak ditambahkan

anticaplocking yang dapat mencegah terbentuknya kristal gula. Pada

pengamatan organoleptik, larutan ini berwarna agak kekuningan karena

pengaruh dari larutan sirupus simpleks.

Pada hasil pengamatan larutan C (sirupus simpleks 25% + Metil

Paraben : Propil Paraben (0,18 : 0,02)), larutan tidak ditumbuhi

mikroorganisme karena metil paraben merupakan zat pengawet (anti jamur)

dan propel paraben (anti bakteri) yang dikombinasikan sehingga membuat

larutan lebih stabil dibandingkan dengan larutan tanpa zat pengawet. Namun,

pada sediaan ini pada leher botol terdapat kristal gula yang banyak. Hal ini

disebabkan karena pada sediaan tidak ditambahkan anticaplocking untuk

mencegah terbentuknya kristal gula pada leher botol karena dapat

mempengaruhi botol sehingga sulit untuk ditutup rapat yang memungkinkan

mikroorganisme dapat memasuki botol dan mempengaruhi potensi

Paracetamol didalam larutan. Selain itu, menurut data pengamatan pada

larutan ini terlihat keruh yang disebabkan karena metil paraben memiliki

kelarutan yang sangat rendah dalam air dan propel paraben yang sangat sukar

larut dalam air sehingga masih terlihat partikel-partikel zat yang tidak terlarut

sempurna.

Pada hasil pengamatan larutan D (Sirupus Simpleks 25% + Metil

Paraben 0,2%), terlihat bahwa pada larutan terdapat mikroorganisme yang

seharusnya setelah ditambahkan zat pengawet dapat mencegah tumbuhnya

mikroorganisme. Pada hal ini, mungkin saja mikroorganisme yang tumbuh

adalah bakteri karena metil paraben merupakan zat pengawet (anti jamur)

sehingga memungkinkan bakteri masih dapat tumbuh. Pada larutan ini pun

tidak terbentuk kristal gula pada leher botol karena konsentrasi sirupus

simpleks yang digunakan hanya 25%. Selain itu, larutan terlihat tidak terlalu

Page 20: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

keruh karena metil paraben dengan kelarutan yang renadah dalam air hanya

digunakan sedikit pada larutan ini sehingga larutan masih terlihat bening agak

keruh.

Pada hasil pengamatan larutan E (Sirupus Simpleks 25% + Sorbitol

15%), terlihat pada larutan tumbuh mikroorganisme yang disebabkan sorbitol

yang digunakan pada konsentrasi 15% tidak dapat bekerja sebagai pengawet.

Pada sediaan ini sorbitol hanya bekerja sebagai anticaplocking sehingga tidak

terdapat kristal gula pada leher botol.

Eliksir

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan eliksir dengan menggunakan zat

aktif asetaminofen 120mg/5ml. dalam pembuatan sedian eliksir biasa nya

dibutuhkan pelarut campur (konsolven) untuk meningkatkan kelarutan dari zat

aktifnya. Sehingga untuk mengetahui pelarut campur yang digunakan maka

dilakukan proses titrasi . pada pratikum kali ini proses titrasi juga dapat

digunakan untuk memperoleh konstanta dielektrik dari pelarut campur dimana

dengan diketahuinya kd pelarut campur dapat di ketahui juga kd dari zat aktif

yang digunakan yaitu parasetamol karena kd dari pelarut campur umumnya

sama dengan atau hampir mendekati kd dari zat aktif nya. Pada percobaan

pembuatan eliksir menggunakan pelarut campur air, propilenglikol sebanyak

17,5 ml dan gliserol sebanyak 6,5 ml pembuatan eliksir juga dapat dilakukan

dengan 2 cara. Cara 1 parasetamol di larutkan dulu dengan air karena

parasetamol memiliki kelarutan yang lebih besar yaitu larut didalam 70 bagian

air dibandingkan dengan propilengkol yang hanya 9 bagian dari

propilenglikol dan gliserol 40 bagian, kemudian di tambahkan pelarut

campurnya sedangkan cara 2 membuat pelarut campur (propilenglikol,

gliserin dan air) terlebih dahulu kemudian di tambahkan parasetamol sedikit

demi sedikit. Setelah kedua cara dilakukan cara yang dapat melarutkan zat

aktif paracetamol dengan baik yaitu cara yang membuat pelarut campur

terlebih dahulu. Tetapi menurut kelompok kami hasil yang akan memberikan

Page 21: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

kelarutan yang baik adalah dengan cara parasetamol dilarutkan terlebih dahulu

di dalam pelarut yang memiliki kelarutan lebih besar sehingga dapat

melarutkan parasetamol kemudian ditambah pelarut campur yang akan

melarutkan sisa dari parasetamol yang belum larut dengan sempurna, selain

itu pada hasil pengamatan evaluasi didapat kekeruhan pada sediaan yang

seharusnya sediaan eliksir jernih hal ini mungkin terjadi karena perbandingan

konsolven yang kurang tepat.

Usulan Formula

1. Formula Parasetamol (acetaminophen)

Formula standar (Anonim, 1978).

- Komposisi :

Sirup acetaminophen dibuat berdasarkan resep standar eliksir

asetaminofen yang terdapat dalam Formularium nasional, yaitu :

R/ Acetaminophenum 120 mg

Glycerolum 2,5 ml

Propylenglycolum 500 µl

Sorbitoli solution 70% 1,25 ml

Aethanolum 500 µl

Zat tambahan yang cocok secukupnya

Aqua destillata hingga 5 ml

Page 22: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

- Penyimpanan :

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

- Dosis :

Anak - 1 tahun,1 sendok teh; 1-5 tahun, 2 sendok teh.

Catatan : 1.Air dapat diganti dengan sirup simpleks

2.Sediaan berkekuatan lain : 150 mg

( Fornas edisi II hlm 3, tahun 1978)

Semua elixir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah

kelezatan dan hampir semua elixir mempunyai zat pewarna untuk

meningkatkan penampilannya, elixir yang mengandung alcohol lebih dari 10-

12%, biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidak membutuhkan

penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya.

Dalam formula yang digunakan pada sediaan elixir terdapat gliserol,

sorbitol dan propilen glikol digunakan zat tambahan ini untuk memberi

keseimbangan pada efek pelarut dari pembawa hidroalkohol, membantu

kelarutan zat terlarut, dan meningkatkan kestabilan sediaan. Akan tetapi

adanya bahan-bahan ini menambah kekentalan elixir dan memperlambat

kecepatan penyaring. (Ansel,2005)

Selain itu juga dapat digunakan bahan tambahan lain yang cocok

seperti pemanis untuk menutupi rasa pahit zat aktif, pewarna untuk menutupi

penampilan yang tidak menarik disesuaikan dengan flavouring agent.

Flavoring agent yang ditambahkan tergantung dari usia pasiennya agar dapat

diterima dengan baik oleh pasien. Dapat juga dipakai asam sitrat sebagai

antioksidan karena parasetamol juga lebih mudah terurai dengan adanya udara

dari luar dan bahan pengawet seperti sirup dengan konsentrasi sukrosa lebih

dari 65% atau asam benzoat.

Page 23: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol

G. Kesimpulan

- Untuk sediaan larutan, larutan C yang berisi parasetamol, sirupus

simpleks 25%, metil paraben, dan propil paraben merupakan larutan yang

paling stabil karena tidak tumbuh mikroorganisme pada larutan walaupun

terbentuk sedikit kristal gula pada leher botol.

- Untuk sediaan eliksir, metode kedua (dilarutkan dengan pelarut campur)

memberikan hasil yang lebih baik pada parasetamol yang terlarut dengan

sempurna dibandingkan dengan metode pertama (dilarutkan terlebih

dahulu dengan pelarut yang dapat melarutkannya). Hal ini dapat dilihat

dari kejernihan kedua sediaan eliksir yang dibuat, dimana eliksir yang

dibuat dengan metode kedua terlihat lebih jernih dibandingkan dengan

eliksir yang dibuat dengan metode pertama.

H. Daftar Pustaka

Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University

Press

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, 298

Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of

Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.

Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta :

UI Press.

Page 24: Laporan Praktikum Larutan-eliksir Parasetamol