36
Tugas : Elusidasi Struktur Senyawa Organik PARACETAMOL OLEH : SARJUNA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI F1C1 13 050

Makalah elusidasi parasetamol

  • Upload
    puping

  • View
    224

  • Download
    16

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

Page 1: Makalah elusidasi parasetamol

Tugas : Elusidasi Struktur Senyawa Organik

PARACETAMOL

OLEH :

SARJUNA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

F1C1 13 050

Page 2: Makalah elusidasi parasetamol

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di negara

Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan

perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola

hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu

sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat- obatan

banyak dijual bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita sering

menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak

sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau

efeknya bisa langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun ke

depan.

Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri

ringan seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain

seperti nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang

sering digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik,

parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol

banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti

nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri.

Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara

bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit

menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu

Page 3: Makalah elusidasi parasetamol

aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil

maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek

samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol

bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.

Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak

digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan

sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam

sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih

jelasnya tentang parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian

parasetamol, apa saja kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta  dampak

B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan parasetamol?

2.      Apa saja kegunaan parasetamol di bidang kesehatan?

3.      Apa dampak atau efek samping parasetamol?

4. Bagaimana cara menginterpretasi senyawa paracetamol?

C. TUJUAN

1.      Mengetahui yang dimaksud dengan parasetamol.

2.      Mengetahui kegunaan parasetamol di bidang kesehatan.

3.      Mengetahui dampak atau efek samping parasetamol.

4. Mengetahui cara menginterpretasi senyawa paracetamol.

Page 4: Makalah elusidasi parasetamol

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Parasetamol

Pada tahun 1946, Lembaga Studi Analgetik dan obat-obatan sedative telah

memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji

masalah yang berkaitan dengan agen analgetik. Bernard Brodie dan Julius

Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan

dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya.

(Yulida.A.N. 2009)

Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan

penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia, dan mendapati pengaruh

analgetik asetanilida adalah disebabkan metabolit Parasetamol aktif. Mereka

membela penggunaan Parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak

mengahasilkan racun asetanilida.(Yulida.A.N. 2009)

Derivat- asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak

digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran

karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiatnya analgetik

dan antipiretik, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umumnya dianggap

sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi(pengobatan

mandiri). Efek analgetiknya diperkuat oleh kafein dengan kira-kira 50% dan

kodein. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rectal lebih lambat.

Efek samping tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan

darah. (Yulida.A.N. 2009)

Page 5: Makalah elusidasi parasetamol

Overdosis bisa menimbulkan mual, muntah dan anoreksia.

Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar

(asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10

jam setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan Parasetamol dengan

aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis

tinggi memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.

(Tjay, 2002)

B. Struktur Kimia Parasetamol

Sifat Zat Berkhasiat

Menurut Dirjen POM. (1995), sifat-sifat Parasetamol adalah sebagai berikut:

Sinonim : 4-Hidroksiasetanilida

Berat Molekul : 151.16

Rumus Empiris : C8H9NO2.

Sifat Fisika

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.

Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah larut dalam

etanol.

Jarak lebur : Antara 168 dan 172 .⁰ ⁰

Page 6: Makalah elusidasi parasetamol

C. Farmakokinetik

Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum

puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di

hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 %

dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi

melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil

benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.

Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi

substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein

hati.(Lusiana Darsono 2002)

D. Farmakodinamik

Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek

sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu

Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol

merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi,

erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga

gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa (Mahar Mardjono 1971).

Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan

siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi

asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat

siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat

Page 7: Makalah elusidasi parasetamol

lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat

antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol

hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang

menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri

ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan

efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat

sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini

menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin,

tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak

dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik.

(Aris 2009)

E. Indikasi

Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan

nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang

ringan sampai sedang.(Cranswick 2000)

F. Kontra Indikasi

Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif

terhadap obat ini. (Yulida 2009)

Page 8: Makalah elusidasi parasetamol

BAB IIIPEMBAHASAN

1. Pengertian Paracetamol

Parasetamol dikenal juga dengan nama Asetaminofen. Obat ini memiliki

khasiat yang sam seperti aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Analgesik

Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang populer yang di

pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak

dan demam.  Hampir semua obat sakit kepala atau demam yang berada di pasaran

menggunakan zat aktif praseamol ini. Penggunaan parasetamol yang berlebihan

dapat menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan

parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi Amerika

yaitu N-asetil-para-aminofenol Asetominofen dan Versi Inggris yaitu para-asetil-

amino-fenol Parasetamol.

Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara

bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit

menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu

aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil

maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek

samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol

bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.

Asetaminofen atau parasetamol memiliki efek antipiretik dan nonnarkotik

yang hampir sama dengan aspirin. Asetaminofen atau parasetamol tidak

menghambat agregasi trombosit juga tidak menyebabkan distres atau pendarahan

Page 9: Makalah elusidasi parasetamol

lambung. Ia hanya mempunyai respons inflamasi yang lemah. Asetaminofen

diabsorpsi oleh saluran gastrointestinal dan dimetabolisme dalam hati untuk

mengaktifkan zat-zat metabolisme dalam hati. Waktu puncak bagi asetaminofen

terjadi dalam 2 jam dan waktu paruhnya 3 jam.

            Parasetamol (Panadol, Tylenol) adalah obat antinyeri dan antidemam

paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat aman, tanpa

memberikan efek samping, juga aman bagi anak kecil dan wanita hamil apabila

dimakan dalam waktu singkat. Daya kerja parasetamol  hampir sama kuatnya

dengan asetosal dan lama kerjanya cenderung lebih singkat.

Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan

dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).

Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot molekul

152.16, rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:

           

Struktur molekul Parasetamol

Nama Kimia                  : 4- Hidroksiasetanilida

Rumus Molekul             : C8H9NO2

Molekul                         : 151,16

Page 10: Makalah elusidasi parasetamol

Pemerian                       : serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.

Kaitan Sifat Fisis, kimia & Gugus Fungsi dengan Fungsi Paracetamol

1.      Mekanisme reaksi parasetamol

Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan

mengganggu enzim CycloOksigenase ( COX ). Parasetamol menghambat kerja

COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan

pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja

enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat

mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan

efek samping yang tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.

2.      Metabolisme

Paracetamol terutama dimetabolismekan melalui konjugasi di hati dengan

mengubahnya menjadi senyawa yang tak aktif melalui konjugasi dengan sulfat

dan glucuronide kemudian diekskresikan melalui ginjal. Sedangkan sebagian

kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Parasetamol

berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit

dengan titik lebur 169-170.5 . Parasetamol mudah larut ke dalam air mendidih, 

sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil

formamida, aseton dan etil asetat, namun praktis tidak larut dalam benzen.

Parasetamol merupakan senyawa yang bersifat asam dengan pKa 9.5.

Parasetamol dapat diabsorpsi cepat melalui usus dan konsentrasi tertinggi dalam

plasma yang di capai dalam waktu ½ jam dan masa paruh dalam plasma antara 1-

Page 11: Makalah elusidasi parasetamol

3 jam, di metabolisme oleh enzim mikrosom dan di eksresi melalui ginjal.

Turunan dari para-aminofenol ini bekerja sebagai analgetik-antipiretik serta

memiliki aktivitas antiinflamasi yang rendah dan dapat di berikan secara oral,

intravena serta rektal. Parasetamol merupakan obat pilihan pertama dalam

penanganan nyeri dan demam karena relatif aman, tidak mengiritasi lambung dan

dapat digunakan untuk anak-anak serta pasien asma.

2. Kegunaan Paracetamol

Analgesik Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang

populer yang di pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri,

rasa tidak enak dan demam. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus

pereda nyeri. Jadi bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit

lambung, dan sebagainya. Berbeda dengan obat pereda nyeri golongan NSAID

seperti ibuprofen, piroksikam, atau asam mefenamat, parasetamol ini lebih aman

buat lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis.

Parasetamol atau acetaminophen adalah obat anti piretik (meredakan

demam) dan analgesik (mengurangi sakit) yang paling umum digunakan. Obat ini

sifatnya hanya dapat meredakan gejala-gejala penyakit, tetapi bukan untuk

menyembuhkan penyakit itu sendiri, seperti demam dan rasa sakit yang biasanya

menyertai influenza. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dari dokter. Infant

paracetamol, yang biasanya tersedia dalam bentuk drop/tetes, dikhususkan untuk

bayi dan dapat digunakan hingga bayi berusia 2 tahun. Waktu pemberian 4 jam

dan dalam 24 jam sebaiknya tidak lebih dari 4 dosis.  Parasetamol merupakan obat

Page 12: Makalah elusidasi parasetamol

yang paling aman untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit, jika

digunakan sesuai dosis.

Paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet

chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan

anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam, nyeri,

dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan

pertumbuhan gigi.

Dalam golongan obat analgetik, parasetamol atau nama lainnya

asetaminofen memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid

antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Parasetamol atau asetaminofen memiliki

khasiat yang hampir sama dengan aspirin yaitu sebagai analgesic dan antipiretik

serta lebih aman bagi lambung. Seperti aspirin, parasetamol berefek menghambat

prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai

penghambat postaglandin perifer.Namun, tak seperti obat-obat NSAIDs, obat ini

tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan tidak menyebabkan

gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan.

Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.

3. Dampak Penggunaan Paracetamol

Parasetamol memang manjur menghilangkan sakit kepala atau pusing,

demam. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut, ternyata parasetamol menyimpan

bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak

ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Hampir setiap obat sakit

kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti mengandung parasetamol, hanya

Page 13: Makalah elusidasi parasetamol

saja kadarnya yang berbeda. Parasetamol boleh dikonsumsi 5 hari untuk anak-

anak dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti dibawah ini.

Umur Dosis Parasetamol

3 bulan – 1 tahun 60 – 120 mg

1 – 5 tahun 120 – 250 mg

6 – 12 tahun 250 – 500 mg

Dewasa 500 mg – 1 g

Meski demikian, penggunaan obat secara rutin atau berlebihan dapat

menganggu kesehatan apalagi bagi penderita penyakit asma, dan penyakit paru-

paru obstruktif menahun atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD)

karena apabila obat ini digunakan setiap hari maka dapat menyebabkan penurunan

fungsi paru-paru. Hasil ini berdasarkan data survei yang dikumpulkan oleh “Third

National Health and Nutrition Examination Survey” dari tahun 1988-1994 pada

sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka semua memberikan

informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin Parasetamol dan Ibuprofen.

Dosis tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar dari salah satu

antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi,

kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat pemakaian rutin Parasetamol

disebabkan karena terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan peningkatan

resiko dari kerusakan jaringan paru dan peningkatan dari penyakit pernafasan.

Over dosis dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Efek

samping yang ditimbulkan adalah methemoglobin dan hepatotoksik.

Page 14: Makalah elusidasi parasetamol

Takar lajak asetaminofen dapat menjadi sangat toksik dan berbahaya

terhadap sel-sel hati yang menimbulkan hepatotoksisitas. Jika dosis tunggal 10

gram atau 30 tablet masing-masing (325 mg). Asetaminofen atau parasetamol

yang diminum berlebihan memicu timbulnya kerusakan di hepar.

Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan

kematian. Overdosis dari parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah,

lemas dan keringat berlebih. Dan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari

setelah mengkonsumsi asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena

timbulnya nekrosis hati. Jika seorang anak memakan tablet atau sirup

asetaminofen dalam jumlah yang berlebihan maka anak tersebut harus segera

dibawa ke ruang gawat darurat sebab hal ini dapat mengakibatkan gangguan

kronis di hepar.

Penggunaan paracetamol terus menerus dapat menyebabkan overdosis dan

keracunan. Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu

metabolitnya yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi

karena overdosis, pada pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik.

Keracunan parasetamol biasanya terbagi dalam 4 fase, yaitu:

Fase 1

Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, perasaan tak menentu pada tubuh yang

tak nyaman (malaise) dan banyak mengeluarkan keringat.

Fase 2

Page 15: Makalah elusidasi parasetamol

Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik, waktu

yang dibutuhkan untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama dan kadang-

kadang terjadi penurunan volume urin.

Fase 3

Berulangnya kejadian pada fase 1 (biasanya 3-5 hari setelah munculnya gejala

awal) serta terlihat gejala awal gagal hati seperti pasien tampak kuning karena

terjadinya penumpukan pigmen empedu di kulit, membran mukosa dan dan sklera

(jaundice), hipoglikemia, kelainan pembekuan darah, dan penyakit degeneratif

pada otak (encephalopathy). Pada fase ini juga mungkin terjadi gagal ginjal dan

berkembangnya penyakit yang terjadi pada jantung (cardiomyopathy)

Fase 4

Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal

Overdosis yang tak dapat penanganan cepat dapat menyebabkan kegagalan

liver dan kematian. Parasetamol jika diminum dalam dosis sangat besar, dapat

menyebabkan kerusakan di hati dan ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya dijauhkan

dari jangkauan anak-anak

Beberapa poin penting yang perlu dicermati dalam penggunaan paracetamol :

- Hentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 3 hari

atau nyeri semakin memburuk lebih dari 10 hari, kecuali atas saran dokter.

- Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak

menggunakan obat ini.

- Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat

ini.

Page 16: Makalah elusidasi parasetamol

- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan

obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi oral.

- Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati.

- Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol

dalam tubuh.

4. Cara Menginterpretasi Senyawa Paracetamol.

a. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah

ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa.

Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu

promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke

orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv

atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.

Adapun contoh serapan dari senyawa paracetamol adalah sebagai berikut :

2. Inframerah

Page 17: Makalah elusidasi parasetamol

Analisis hasil spektra spektrofotometer inframerah dilakukan untuk

mengetahui gugus-gugus fungsi yang spesifik yang merupakan sidik jari dari

senyawa paracetamol. Interpretasi dari spektrum Inframerah dapat dimungkinkan

dengan menyatakan ada atau tidaknya gugus fungsional dalam suatu senyawa.

Puncak untuk O-H dan CH3 regangan masing-masing di tunjukan pada

serapan 3326 dan 3162-3035 cm-1. Puncak pada serapan 1654 dan 1610 cm-1

ditunjukan untuk C = O dan C = C regangan. N-H amida II ditunjukan pada

serapan 1565 cm-1. C-H muncul di serapan 1507 cm-1, dan C-C puncak regangan

di serapan 1443-1437 cm-1. Puncak serapan pada 1368-1328 dan 1260-1227 cm-

1diindikasikan C-H dan C-N (aril) peregangan. Selanjutnya, puncak serapan pada

1171 dan 965 cm-1 menunjukan untuk C-O regangan dan C-N (amida) regangan,

Puncak getaran di 838 dan 514 cm-1 menunjukan adanya cincin aromatik para-

tersubstitusi.

Page 18: Makalah elusidasi parasetamol

3. NMR

Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat

magnetik inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau

molekul di mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena

resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur,

dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.

Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat

magnetik inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau

molekul di mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena

resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur,

dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.

Informasi mengenai tipe-tipe gugus fungsional dari spektrometer

Inframerah tidak cukup untuk menentukan struktur molekul. Oleh karena itu

diperlukan data spektrometer 1H NMR untuk menentukan tipe-tipe proton atau

hidrogen dan 13C NMR untuk menentukan tipe-tipe karbon dalam molekul yang

juga memberikan keterangan tentang sifat lingkungan dari setiap tipe proton

hidrogen atau karbon tersebut.

1H NMR dari Paracetamol :

Page 19: Makalah elusidasi parasetamol

13C NMR dari paracetamol :

4. Spektrometri massa

Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa

atom atau molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston pada tahun 1919.

Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet.

Page 20: Makalah elusidasi parasetamol

Hasil identifikasi senyawa sintesis berdasarkan elusidasi struktur. Spektra

massa digunakan untuk menunjukkan berat molekul, pola fragmentasi dan jenis

isotop suatu senyawa. Analisis ini dilakukan dengan memperkirakan hasil spektra

massa dari senyawa paracetamol. Senyawa memiliki massa molekul M+: 151.1.

Pola fragmentasi dari senyawa sesuai dengan hasil spektra MS.

Page 21: Makalah elusidasi parasetamol
Page 22: Makalah elusidasi parasetamol

BAB IVKESIMPULAN

Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan

dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).

Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot molekul

152.16. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda nyeri.

Parasetamol bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit

lambung, dan sebagainya. Parasetamol ini lebih aman bagi lambung sehingga

cocok bagi penderita maag atau gastritis. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut,

parasetamol memiliki bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi

paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Selain itu,

Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Dan

kematian itu dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi

asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati.

Page 23: Makalah elusidasi parasetamol

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M.S., 2010. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: CV Sagong Seto. Struktur Kimia Parasetamol. Available From: http://chemistry.about.com

Darsono, I., 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol. Available From: http://cls.maranatha.edu.

Gunawan, A., 2009. Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit. Available from: http://eprints.ums.ac.id.

Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from:http://repository.usu.ac.id

Notoadmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta, 79-93

Sartono., 1996, Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Obat-Obat Bebas Dan Terbatas. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id

Setiabudy, R., 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru

Tjay, T.H., 2002. Obat-Obat Penting. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.

Widjaja, M.C., 2001. Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.

Widodo, R., 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.