FIX KEL 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    1/42

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    2/42

    A 1

    PENDAHULUAN

    11 L!!, el!*!"

    Cedera servikal merupakan cedera tulang belakang yang paling sering menimbulkan

    kecacatan dan kematian, dari beberapa penelitian terdapat korelasi antara tingkat cedera

    servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin tinggi tingkat cedera servikal semakin

    tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya (Milby,2008). Sekitar 10 pasien dengan penurunan

    kesadaran yang dikirim ke !nstalasi "a#at $arurat akibat kecelakaan lalu lintas selalu

    menderita cedera servikal, baik cedera pada tulang servikal, %aringan penun%ang, maupun

    cedera pada cervical spine. &ecelakaan lalu lintas dan ter%atu' adala' penyebab sebagian

    besar raktur tulang servikal. rauma pada servikal subaksis (C*+) lebi' umum ter%adi

    dibanding servikal C1 dan C2. rauma servikal sering ter%adi pada pasien dengan ri#ayat

    kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, trauma pada #a%a' dan kepala,

    terdapat deicit neurologis, nyeri pada le'er, dan trauma multiple (-arulla',2012).

    Sementara cedera kepala akibat trauma sering kita %umpai di lapangan. $i merika Serikat

    ke%adian cedera kepala setiap ta'unnya diperkirakan mencapai /00.000 kasus dari %umla' di

    atas 10 penderita meninggal sebelum tiba di ruma' sakit dan lebi' dari 100.000 penderita

    menderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera kepala tersebut. $iperkirakan 100.000

    orang meninggal setiap ta'unnya akibat cedera kepala, dan lebi' dari 00.000 mengalami

    cedera cukup berat yang memerlukan pera#atan di ruma' sakit. $ua per tiga dari kasus ini

    berusia di ba#a' *0 ta'un. ebi' dari setenga' dari semua pasien cedera kepala berat

    mempunyai signiikasi ter'adap cedera bagian tubu' lainnya (usiya#ati,200).

    asil rekam medik mencatat di 3uma' Sakit 4andan rang 5oyolali sebanyak *2,28

    terdapat kondisi cedera kepala, yang terbagi men%adi 20,0/ cedera kepala ringan, ,12

    cedera kepala sedang, 2,11 cedera kepala berat. kibat trauma kepala, pasien dan keluarga

    mengalami peruba'an isik maupun psikologis (usiya#ati,200). Cedera kepala merupakan

    keadaan yang serius. 6le' karena itu, di'arapkan dengan penanganan yang cepat dan akurat

    dapat menekan mordibitas dan mortilitas. 4enanganan yang tidak optimal dan terlambatnyaru%ukan dapat menyebabkan keadaan penderita semakin memburuk. su'an kepera#atan

    pada penderita cedera kepala memegang peranan penting terutama dalam pencega'an

    komplikasi. &arena banyaknya kasus trauma kepala dan cervical itula', penulis tergerak untuk

    membuat makala' tentang trauma kepala dan cervical.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    3/42

    12 T&;&!" Pe"&lis!"

    1.2.1 u%uan 7mum

    gar ma'asis#a dapat mema'ami konsep dasar dan konsep asu'an kepera#atan yang

    sesuai untuk trauma kepala dan cervical

    1.2.2 u%uan &'usus

    a. Ma'asis#a dapat mema'ami konsep penyakit trauma kepalab. Ma'asis#a dapat mema'ami konsep penyakit trauma servikalc. Ma'asis#a dapat mema'ami asu'an kepera#atan trauma kepalad. Ma'asis#a dapat mema'ami asu'an kepera#atan trauma servikal

    1) M!"f!! Pe"&lis!"$i'arapkan ma'asis#a dapat memperole' pengeta'uan yang mendalam tentang konsep

    dasar dan konsep asu'an kepera#atan trauma kepala dan servical serta bisa

    mengimplementasikannya dengan baik.

    A IITIN.AUAN PUSTAKA

    21 KONSEP PENYAKIT TRAUMA KEPALA

    211 Defi"isi T,!&7! Ke(!l!

    rauma Capitis (rauma &epala) adala' suatu ruda paksa yang menimpa struktur

    kepala se'ingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan ungsional

    %aringan otak. Cedera kepala melibatkan setiap komponen yang ada, mulai dari bagian

    terluar (kulit kepala) 'ingga bagian terdalam (otak). (earnside, 1).

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    4/42

    Cedera kepala adala' keadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala

    tulang tengkorak, duramater, pembulu' dara' serta otaknya mengalami cedera baik yang

    trauma tertutup maupun trauma tembus (Satya 9egara, 18:/).&omutio cerebri adala' syndrome yang melibatkan bentuk ringan dari cidera otak yang

    menyebar. er%adi disungsi neurologis sementara dan bersiat dapat puli' dengan atautanpa ke'ilangan kesadaran. ;ika ada penurunan kesadaran mungkin pasien mengalami

    disorientasi dan bingung 'anya dalam #aktu singkat (udak dan "allo, 1* %am. enomena ini memerlukan penga#asan dan

    orientasi secara berta'ap. $apat %uga disertai dengan pusing dan sakit kepala,

    karakteristik ge%ala commotio, sakit kepala, pusing, lela', amnesia retrograde dan

    ketidakmampuan berkonsentrasi.Contusio

    Cedera kepala yang termasuk didalamnya luka memar, perdara'an dan

    edema. &eadaan ini lebi' serius daripada commotio serebri. 4asien dapat tidak

    sadar dalam #aktu yang tidak tentu (2>* %am, atau bulanan). mnesia retrograde

    lebi' berat dan %elas. "e%ala neurologis, parese, cedera. connorio ini biasanya

    dapat terli'at pada lobus rontalis %ika dilakukan lumbal unksi maka li?uor

    serebrospinal 'emoragic. Laceratio Cerebri (trauma kapitis berat)

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    5/42

    Sobekan pada %aringan otak karena tekanan atau raktur dan luka tusukan.

    $apat ter%adi perdara'an, 'ematoma dan edema cerebral. kibat perdara'an

    dapat ter%adi ketidaksadaran, 'emiplegi dan dilatasi pupil, cerebral laceratio

    diklasiikasikan berdasarkan lokasi benturan yaitu : Coup, counter coup lesi tidak

    langsung ter%adi pada tempat pukulan melainkan terli'at pada bagian

    belakangnya.b) Trauma Kepala Terbuka

    Suatu keadaan dimana tengkorak suda' raktur dan bagian duramaternya terbuka

    dan tergores. da %enis raktur kepala terbuka yang mengenai dasar tengkorak, yaitu

    raktur basis kranii yang ditandai dengan : @c'ymosis disekitar 6s mastoideus

    emotimpanum yaitu perdara'an yang keluar dari telinga.

    @c'ymosis periorbital (black eyes) #alaupun trauma tidak ada pada mata.

    3inorr'ea atau ottor'ea

    Ti"*! *e(!,!h!"

    ingkat &epara'an rauma &epala dengan Skor &oma "lasgo# (S&") Skala koma

    "lasgo# adala' nilai (skor) yang diberikan pada pasien trauma kapitis, gangguan

    kesadaran dinilai secara k#antitati pada setiap tingkat kesadaran. 5agian>bagian yang

    dinilai adala'A

    4roses membuka mata (@ye 6pening)

    3eaksi gerak motorik ekstrimitas (5est Motor 3esponse)

    3eaksi bicara (5est Berbal 3esponse)

    4emeriksaan ingkat &epara'an rauma kepala disimpulkan dalam suatu abel Skala &oma

    "lasgo# ("lasgo# Coma Scale).

    @ye opening

    Mata terbuka dengan spontan =

    Mata membuka setela' diperinta' *

    Mata membuka setela' diberi rangsang nyeri 2

    idak membuka mata 15est motor response

    Menurut perinta' kata yang tidak sesuai *

    Mengeluarkan kata>kata yang tidak ada artinya 2idak ada %a#aban 1

    5erdasarkan Skala &oma "lasgo#, berat ringan trauma kapitis dibagi atasA

    rauma kapitis 3ingan, Skor Skala &oma "lasgo# 1= + 1/

    rauma kapitis Sedang, Skor Skala &oma "lasgo# + 1*

    rauma kapitis 5erat, Skor Skala &oma "lasgo# * + 8

    Klasifikasi didasarkan berat ringannya trauma :a) Trauma Kepala Ringan

    Skor skala koma "lasgo# 1/ ( sadar penu', atenti, dan orientati).

    idak ada ke'ilangan kesadaran (misalnya konkusi).

    idak ada intoksikasi alko'ol atau obat terlarang.

    4asien dapat mengelu' nyeri kepala dan pusing.

    4asien dapat menderita abrasi, laserasi, atau 'ematoma kulit kepala.

    idak adanya kreteria cedera sedang berat.b) Trauma Kepala Sedang

    Skor skala koma "lasgo# >1= ( konusi, latergi, atau stupor ).

    &onkusi ( tidak ter%adi kerusakan struktural ).

    mnesia pasca>trauma

    Munta'

    anda kemungkinan raktur kranium (tanda 5attle,'emotimpanum, otorea ( keluar

    cairan dari telinga ) atau rinorea ( keluar cairan dari 'idung ). &e%ang

    c) Trauma Kepala Berat Skor skala koma "lasgo# *>8 ( koma ).

    4enurunan dera%at kesadaran secara progresi. anda neurologis okal.

    Cedera kepala penetrasi atau terba raktur depresi karanium

    22) Ei'l'i T,!&7! Ke(!l!

    @tiologi atau penyebab dari trauma kepala ini antara lain :a) Kecelakaan lalu lintas/industri

    $ari kebanyakan kasus trauma yang ter%adi, kecalakaan lalu lintas adala'

    penyebab terbanyak. 5aik itu kecelakaan lalu lintas darat, air dan udara.b) Jatuh dari suatu ketinggianc) Benturan benda tajam/ tumpuld) Trauma pada saat kelahirane) Benturan dari objek yang bergerak (cedera akselerasi)

    &e%adian yang termasuk cedera akselerasi adala' ketika seseorang ber%alan,

    kemudian tiba + tiba tertabrak mobil dari belakang. 4ada ke%adian akselerasi %antung

    akan beker%a dengan kecepatan yang tela' dipercepat ( ker%a %antung semakin cepat )

    se'ingga dapat berakibat atal pada penderita.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    7/42

    f) Benturan kepala pada benda padat yang tidak bergerak (cedera deselerasi)&e%adian yang termasuk cedera deselerasi adala' ketika sebua' mobil

    menabrak po'on. 4ada ke%adian deselerasi, sebua' benda yang memiliki kecepatan

    akan di'entikan secara mendadak. Se'ingga %antung yang pada a#alnya beker%a

    sesuai dengan kecepatan sebelumnya, akan tiba + tiba di'entikan secara mendadak.al ini akan dapat mempengaru'i 'emodinamik pasien.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    8/42

    223 P!'fisi'l'i T,!&7! Ke(!l!

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    9/42

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    10/42

    22# M!"ifes!si Kli"is T,!&7! Ke(!l!

    Menurut 3eissner (200), ge%ala klinis trauma kepala adala' seperti berikut:anda>tanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adala':

    5attle sign (#arna biru atau ek'imosis dibelakang telinga di atas os mastoid)

    emotipanum (perdara'an di daera' menbran timpani telinga)

    4eriorbital ecc'ymosis (mata #arna 'itam tanpa trauma langsung)

    3'inorr'oe (cairan serobrospinal keluar dari 'idung)

    6torr'oe (cairan serobrospinal keluar dari telinga)

    anda>tanda atau ge%ala klinis untuk yang trauma kepala ringanA

    4asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian

    sembu'.

    Sakit kepala yang menetap atau berkepan%angan.

    Mual atau dan munta'.

    "angguan tidur dan nasu makan yang menurun. 4eruba'an keperibadian diri.

    etargik.

    anda>tanda atau ge%ala klinis untuk yang trauma kepala beratA

    Simptom atau tanda>tanda cardinal yang menun%ukkan peningkatan di otak menurun

    atau meningkat.

    4eruba'an ukuran pupil (anisokoria). riad Cus'ing (denyut %antung menurun, 'ipertensi, depresi pernaasan).

    Cedera kepala yang suda' di uraikan menurut (;udik' Middleton, 200) akan menimbulkan

    gangguan neurologis tanda>tanda sesuai dengan area atau tempat lesinya yang meliputi

    . obus rontal atau bagian depan kepala dengan tanda>tandadanya gangguan pergerakan bagian tubu' (kelumpu'an)

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    11/42

    &etidakmampuan untuk melkukan gerakan rumit yang di perlukan untuk

    menyelesaikan tugas yang memiliki langka'>langka', seperti membuat kopi

    &e'ilangan spontanitas dalam berinteraksi dengan orang lain

    &e'ilangan leksibilitas dalam berpikir

    &etidakmampuan okus pada tugas

    4eruba'an kondisi ke%i#aan (muda' emosional) 4eruba'an dalam perilaku sosial

    4eruba'an dalam personalitas

    &etidakmampuan dalam berpikir (ke'ilangan memory)

    5. obus parietal, dekat bagian belakang dan atas dari kepala

    &etidakmampuan untuk meng'adirkan lebi' dari satu obyek pada #aktu

    yang bersamaan

    &etidakmapuan untuk memberi nama sebua' obyek (anomia)

    &etidakmampuan untuk melokalisasi kata>kata dalam tulisan (agrap'ia)

    "angguan dalam membaca (aleDia)

    &esulitan menggambar obyek &esulitan membedakan kiri dan kanan

    &esulitan menger%akan matematika (dyscalculia)

    4enurunan kesadaran pada bagian tubu' tertentu danarea disekitar

    (apraksia) yang memicu kesulitan dalam pera#atan diri

    &etidakmampuan okus pada per'atian isualpengli'atan

    &esulitan koordinasi mata dan tangan

    C. obus oksipital, area paling belakang, di belakang kepala

    "angguan pada pengli'atan (gangguan lapang pandang)

    &esulitan melokalisasi obyek di lingkungan

    &esulitan mengenali #arna (aknosia #arna)

    eriptanya 'alusinasi

    !lusi visual>ketidakakuratan dalam meli'at obyek

    5uta kata>ketidakmampuan mengenali kata

    &esulitan mengenali obyek yang bergambar

    &etidakmampuan mengenali gerakan dari obyek

    &esulitan membaca dan menulis

    $. obus temporal : sisi kepala di atas telinga

    &esulitan mengenali #a%a' (prosoprognosia)

    &esulitan mema'ami ucapan (aasia#ernicke)

    "angguan per'atian selekti pada apa yang dili'at dan didengar

    &esulitan identiikasi dan verbalisai obyek

    ilang ingatan %angka pendek

    "angguan memori %angka pan%ang

    4enurunan dan peningkatan ketertarikan pada oerilaku seksual

    &etidakmampuan mengkategorikan onyek (kategorisasi)

    &erusakan lobus kanan dapat menyebabkan pembicaraan yang persisten

    4eningkatan perilaku agresi

    @. 5atang otak : dalam di otak

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    12/42

    4enurunan kapasitas vital dalam bernapas, penting dalam berpidato

    Menelan makanan dan air (dysagia)

    &esulitan dalam organisasipersepsi ter'adap lingkungan

    Masala' dalam keseimbangan dan gerakan

    Sakit kepala dan mual (vertigo)

    &esulitan tidur (insomnia, apnea saat tidur). Cerebellum : dasar otak

    &e'ilangan kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan 'alus

    &e'ilangan kemampuan ber%alan

    &etidakmampuan merai' obyek

    5ergetar (tremors)

    Sakit kepala (vertigo)

    &etidakmampuan membuat gerakan cepat

    22< Pe7e,i*s!!" Di!"'si6 T,!&7! Ke(!l!

    4emeriksaan kesadaran menggunakan B47 (lert, Bocal, 4ain, 7nconscius) dan "CS

    (membuka mata, respon motorik, respon verbal). 9ilai "CS E 8 mengindikasikan cedera

    kepala berat

    4emeriksaan C scan dilakukan secepat mungkin

    Standar penting untuk diagnosis cedera kepala, pemeriksaan ini 'arus segera dilakukan

    begitu kondisi pasien stabil. 7ntuk meli'at letak lesi, adanya kemungkinan komplikasi

    %angka pendek, mengidentiikasi raktur dan adanya kontusio atau perdara'an. 9amun

    C scan tidak sensitive untuk lesi di batang otak karena kecilnya struktur area yang

    cedera dan dekatnya struktur tersebut dengan tulang di sekitarnya, lesi seperti ini sering

    ber'ubungan dengan outcome yang buruk. Catatan : pemeriksaan berulang mungkin

    diperlukan karena pada inark iskemia mungkin tidak terdeteksi dalam 2= > 2 %am

    setela' in%uri.

    F ray tengkorak

    7ntuk mendeteksi raktur dari dasar atau rongga tengkorak. 4emeriksaan ini dapat

    digunakan bila C scan tidak ada.

    M3!

    M3! mampu menun%ukkan lesi di substansia alba dan batang otak yang sering luput

    pada pemeriksaan C scan. $itemukan ba'#a penderita dengan lesi yang luas pada

    'emiser atau terdapat lesi batang otak pada pemeriksaan M3! mempunyai prognosa

    yang buruk untuk pemuli'an kesadaran, #alaupun 'asil C scan a#al normal dan

    tekanan intracranial terkontrol baik.

    itung dara' lengkap

    4emeriksaan 5"

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    13/42

    Mengevaluasi keeektian pertukaran gas dan mengeta'ui adanya masala' ventilasi

    atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan !&

    4emeriksaan kadar elektrolit dan glukosa

    7ntuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan

    intrakranial

    &reatinin, ureum

    Gaktu protrombin dan #aktu parsial tromboplastin

    4embuatan oto vertebra servikalis

    7ntuk menyingkirkan kemungkinan raktur servikal atau kolumna vertebra yang tidak

    stabil

    umbal pungsi

    7ntuk menentukan ada tidaknya dara' pada subarac'noid, 'arus dilakukan sebelum 12)4asien dalam kategori ini bisa mengalami gangguan kardiopulmoner, ole'

    karena itu urutan tindakannya sebagai berikut:a. 4eriksa dan atasi gangguan %alan naas, pernaasan dan sirkulasib. 4eriksa singkat atas kesadaran, pupil, tanda okal serebral dan cedera organ

    lain. iksasi le'er dan pata' tulang ekstrimitasc. oto kepala dan bila perlu bagiann tubu' laind. C Scan kepala bila curiga adanya 'ematom intracraniale. 6bservasi ungsi vital, kesadaran, pupil, deisit okal serebral

    =) Cedera kepala berat (C"SH*>8)4enderita ini biasanya disertai ole' cedera yang multiple. 5ila didapatkam raktur

    servikal, segera pasang kera' iksasi le'er, bila ada luka terbuka dan ada

    perdara'an, 'entikan dengan balut tekan untuk pertolongan pertama. indakan

    sama dengan cedera kranioserebral sedang dengan penga#asan lebi' ketat dan

    dira#at di !C7.

    b. indakan atau terapi1) erapi non>operati pada pasien cedera kranioserebral ditu%ukan untuk:

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    15/42

    Mengontrol isiologi dan substrat sel otak serta mencega' kemungkinan

    ter%adinya tekanan intra cranial

    Mencega' dan mengobati edema otak (dengan cara 'iperosmolar, diuratik)

    Meminimalisasi kerusakan sekunder

    Mengobati simtom akibat trauma otak

    Mencega' dan mengobati komplikasi trauma otak, misal ke%ang, ineksi

    (antikonvulsan dan antibiotik)2) erapi operati terutama diindikasikan untuk kasus:

    Cedera kranioserebral tertutup

    4ada pasien dengan raktur inpresi (deppresed racture), perdara'an epidural

    dengan perdara'an lebi' dari *0>==ml, perdara'an subdural, dan perdara'an

    intraserebral besar yang menyebabkan progresivitas kelainan neurogenik

    atau 'ibernasi.

    4ada cedera kranioserebral terbuka

    4ada perlukaan kranioserebral dengan ditemukannya kulit, raktur multipel.

    $ura yang robek disertai laserasi otak, pneumoencep'ali dan luka tembak.

    c. indakan di unit ga#at darurat dan ruang ra#at1) 3esusitasi %antung paru (air#ay, breat'ing, circulationH5C)

    4asien dengan cedera kepala berat ini sering ter%adi 'ipoksia, 'ipotensi dan

    'iperkapnia akibat gangguan kardiopulmoner. 6le' karena itu tindakan pertama

    adala':

    ;alan naas (ir #ay)

    ;alan naas dibebaskan dari lida' yang turun ke belakang dengan posisi

    kepala ekstensi, kalau perlu dipasang pipa oroaring atau pipa endotrak'eal,bersi'kan sisa munta'an, dara', lendir atau gigi palsu. !si lambung

    dikosongkan melalui pipa nasograstrik untuk meng'indarkan aspirasi

    munta'an

    4ernaasan (5reat'ing)

    "angguan pernaasan dapat disebabkan ole' kelainan sentral atau perier.

    &elainan sentral adala' depresi pernaasan pada lesi medula oblongata,

    pernaasan c'eyne stokes, ataksik dan central neurogenik 'yperventilation.

    4enyebab perier adala' aspirasi, trauma dada, edema paru, $!C, emboli

    paru, ineksi. kibat dari gangguan pernaasan dapat ter%adi 'ipoksia dan

    'iperkapnia. indakan dengan pemberian oksigen kemudian cari dan atasi

    aktor penyebab dan pasang ventilator %ika perlu.

    Sirkulasi (Circulation)

    ipotensi menimbulkan iskemik yang dapat mengakibatkan kerusakan

    sekunder. ;arang 'ipotensi disebabkan ole' kelainan intrakranial,

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    16/42

    kebanyakan ole' aktor ekstrakranial yakni berupa 'ipovolemi akibat

    perdara'an luar atau ruptur alat dalam, trauma dada disertai tamponade

    %antung atau peumotoraks dan syok septik. indakannya adala'

    meng'entikan sumber perdara'an, perbaikan ungsi %antung dan mengganti

    dara' yang 'ilang dengan plasma, 'ydroDyet'yl starc' atau dara'.2) 4emeriksaan isik

    Setela' 5C, dilakukan pemeriksaan isik singkat meliputi kesadaran, pupil,

    deisit okal serebral dan cedera ekstra kranial. asil pemeriksaan isik pertama

    ini dicatat sebagai data dasar dan ditindaklan%ut, setiap perburukan dari sala'

    satu komponen diatas bisa diartikan sebagai adanya kerusakan sekunder dan

    'arus segera dicari dan menanggulangi penyebabnya.*) 4emeriksaan radiologi

    $ibuat oto kepala dan le'er, sedangkan oto anggota gerak, dada dan abdomen

    dibuat atas indikasi. C scan kepala dilakukan bila ada raktur tulang tengkorakatau bila secara klinis diduga ada 'ematom intrakranial

    =) ekanan tinggi intrakranial (!&)4eninggian !& ter%adi akibat edema serebri, vasodilatasi, 'ematom intrakranial

    atau 'idrosealus. 7ntuk mengukur turun naiknya !& sebaiknya dipasang

    monitor !&. !& yang normal adala' berkisar 0>1/ mmg, diatas 20 mmg

    suda' 'arus diturunkan dengan urutan sebagai berikut:

    iperventilasi

    Setela' resusitas 5C, dilakukan 'iperventilasi dengan ventilasi yang

    terkontrol, dengan sasaran tekanan C62 (pC62) 2>*0 mmg dimana ter%adi

    vasokontriksi yang diikuti berkurangnya aliran dara' serebral. iperventilasi

    dengan pC62 sekitar *0 mmg diperta'ankan selama =8>2 %am, lalu dicoba

    dilepas dgnmengurangi 'iperventilasi, bila !& naik lagi 'iperventilasi

    diteruskan lagi selama 2=>=8 %am. 5ila !& tidak menurun dengan

    'iperventilasi periksa gas dara' dan lakukan C scan ulang untuk

    menyingkirkan 'ematom

    $rainase

    indakan ini dilakukan bil a'iperventilasi tidak ber'asil. 7ntuk %angka pendek

    dilakukan drainase ventrikular, sedangkan untuk %angka pan%ang dipasangventrikulo peritoneal s'unt, misalnya bila ter%adi 'idrosealus

    erapi diuretik

    > $iuretik osmotik (manitol 20)Cairan ini menurunkan !& dengan menarik air dari %aringan otak normal

    melalui sa#ar otak yang masi' utu' kedalam ruang intravaskuler. 5ila

    tidak ter%adi diuresis pemberiannya 'arus di'entikan.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    17/42

    > oop diuretik (urosemid)urosemid dapat menurunkan !& melalui eek meng'ambat

    pembentukan cairan cerebrospinal dan menarik cairan interstitial pada

    edema sebri. 4emberiannya bersamaan manitol mempunyai eek sinergik

    dan memperpan%ang eek osmotik serum ole' manitol. $osis =0mg'ariiv

    > erapi barbiturat (enobarbital)erapi ini diberikan pada kasus>ksus yang tidak responsi ter'adap

    semua %enis terapi yang tersebut diatas.Cara pemberiannya:5olus 10 mgkg55iv selama 0,/ %am dilan%utkan 2>* mgkg55%am

    selama * %am, lalu perta'ankan pada kadar serum *>= mg, dengan

    dosis sekitar 1 mg&g55%am. Setela' !& terkontrol, 20 mmg selama

    2=>=8 %am, dosis diturunkan berta'ap selama * 'ari.> 4osisi idur

    4enderita cedera kepala berat dimana !& tinggi, posisi tidurnya

    ditinggikan bagian kepala sekitar 20>*0, dengan kepala dan dada pada

    satu bidang, %angan posisi leksi atau leteroleksi, supaya pembulu' vena

    daera' le'er tidak ter%epit se'ingga drainase vena otak men%adi lancar./) &eseimbangan cairan elektrolit

    4ada saat a#al pemasukan cairan dikurangi untuk mencega' bertamba'nya

    edema serebri dengan %umla' cairan 1/00>2000 ml'ari diberikan perenteral,

    sebaiknya dengan cairan koloid seperti 'ydroDyet'yl starc', pada a#alnya dapat

    dipakai cairan kristaloid seperti 9aCl 0, atau ringer laktat, %angan diberikan

    cairan yang mengandung glukosa ole' karena ter%adi keadaan 'iperglikemia

    menamba' edema serebri. &eseimbangan cairan tercapai bila tekanan dara'

    stabil normal, yang akan takikardia kembali normal dan volume urin normal I*0

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    18/42

    ml%am. Setela' *>= 'ari dapat dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik.

    4ada keadaan tertentu dimana ter%adi gangguan keseimbangan cairan eletrolit,

    pemasukan cairan 'arus disesuaikan, misalnya pada pemberian obat diuretik,

    diabetes insipidus, syndrome o inappropriate anti diuretic 'ormon (S!$).

    $alam keadaan ini perlu dipantau kadar eletrolit, gula dara', ureum, kreatinin

    dan osmolalitas dara'.*000 kalori'ari

    ) @pilepsike%ang@pilepsi yang ter%adi dalam minggu pertama setela' trauma disebut early epilepsi

    dan yang ter%adi setela' minggu pertama disebut late epilepsy. @arly epilelpsi

    lebi' sering timbul pada anak>anak dari pada orang de#asa, kecuali %ika ada

    raktur impresi, 'ematom atau pasien dengan amnesia post traumatik yang

    pan%ang.4engobatan:

    &e%ang pertama: enitoin 200 mg, dilan%utkan *>= D 100 mg'ari

    Status epilepsi: diaJepam 10 mgiv dapat diulang dalam 1/ menit. 5ila

    cendrung berulang /0>100 mg /00 ml 9aCl 0, dengan tetesan K=0mg%am. Setiap < %am dibuat larutan baru ole' karena tidak stabil. 5ila setela'

    =00 mg tidak ber'asil, ganti obat lain misalnya enitoin. Cara pemberian

    enitoin, bolus 18 mg&g5iv pelan>pelan paling cepat /0 mgmenit.

    $ilan%utkan dengan 200>/00 mg'ariiv atau oral 4roilaksis: diberikan pada

    pasien cedera kepala berat dengan resiko ke%ang tinggi, seperti pada raktur

    impresi, 'ematom intrakranial dan penderita dengan amnesia post traumatik

    pan%ang8) 4enatalaksanaan &omplikasi sistematik

    &e%ang&e%ang ter%adi dalam minggu pertama setela' trauma disebut early seiJure

    yag dapat diberikan proilaksis enitolon dengan dosis *D*00mg'ari selama

    >10 'ari.

    !neksi

    4roilaksis antibiotik diberikan bila ada resiko tinggi ineksi seperti: pada

    raktur tulang terbuka, luka luar dan raktur basis kranii $emam: kenaikan

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    19/42

    su'u tubu' meningkatkan metabolisme otak dan menamba' kerusakan

    sekunder, se'ingga memperburuk prognosa. 6le' karena itu setiap kenaikan

    su'u 'arus diatasi dengan meng'ilangkan penyebabnya, disamping tindakan

    menurunkan su'u dengan kompres

    "astrointestinal4ada penderita sering ditemukan gastritis erosi dan lesi gastroduodenal lain,

    10>1= diantaranya akan berdara'. &eadan ini dapat dicega' dengan

    pemberian antasida atau bersamaan dengan 2 reseptor bloker.

    &elainan 'ematologi

    &elainan bisa berupa anemia, trombosiopenia, 'ipo 'iperagregasi trombosit,

    'iperkoagilasi, $!C. &elainan tersebut #alaupun ada yang bersiat sementara

    perlu cepat ditanggulangi agar tidak memperpara' kondisi pasien.

    "elisa'

    &egelisa'an dapat disebabkan ole' kandung kemi' atau usus yang penu',

    pata' tulang yang nyeri, atau tekanan intrakranial yang meningkat. 5ila ada

    retensi urin, dapat dipasang kateter untuk pengosongan kandung kemi'. 5ila

    perlu dapat diberikan penenang dengan observasi kesadaran ketat. 6bat

    yang dipili' adala' obat peroral yang tidak menimbulkan depresi perapasan.) 9europroteksi (proteksi serebral)

    danya #aktu tenggang antara ter%adinya trauma dengan timbulnya kerusakan

    %aringan sara, memberi #aktu bagi kita untuk memberikan neuroprotektan.

    Manaat obat>obat tersebut masi' diteliti pada penderita cedera kepala berat

    antara lain, antagonis kalsium, antagonis glutama dan sitikolin (Soertide#i,

    2012).

    22= K'7(li*!si T,!&7! Ke(!l!

    &omplikasi cedera kepala berat menurut Mans%oer (2000:) sebagai berikut:

    &ebocoran cairan serebrospinal dapat disebabkan ole' rusaknya leptomeningen dan

    ter%adi pada 2>< pasien dengan cedera kepala tertutup.

    istel karotis kavernosus ditandai ole' trias ge%ala: eksoltalmos, kemosis dan bruit

    orbital, dapat timbul segera atau beberapa 'ari setela' cedera.

    $iabetes insipidus dapat disebabkan ole' kerusakan traumatik pada tangkai'ipoisis, menyebabkan peng'entian sekresi 'ormon antideuretik.

    &e%ang pasca trauma dapat ter%adi segera (dalam 2= %am pertama), dini (minggu

    pertama) atau lan%ut (setela' satu minggu). &e%ang segera tidak

    merupakan predisposisi untuk ke%ang lan%utA ke%ang dini menun%ukan resiko

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    20/42

    meningkat untuk ke%ang lan%ut dan pasien ini 'arus diperta'ankan dengan

    antikonvulsan.

    &oma.4enderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut koma. 4ada situasi

    ini secara k'as berlangsung 'anya beberapa 'ari atau minggu, setela' masa ini

    penderita akan terbangun, sedangkan beberapa kasus lainnya memasuki vegetatiestate. Galaupun demikian penderita masi' tidak sadar dan tidak menyadari lingkungan

    sekitarnya. 4enderita pada vegetatie state lebi' dari satu ta'un %arang sembu'.

    !neksi. raktur tulang tengkorak atau luka terbuka dapat merobekkan membran

    (meningen) se'ingga kuman dapat masuk ineksi meningen ini biasanya berba'aya

    karena keadaan ini memiliki potensial untuk menyebar ke system sara yang lain.

    ilangnya kemampuan kogniti. 5erikir, akal se'at, penyelesaian masala', proses

    inormasi dan memori merupakan kemampuan kogniti. 5anyak penderita dengan

    cedera kepala mengalami masala' kesadaran.

    4enyakit lJ'eimer dan 4arkinson. 4ada k'asus cedera kepala resiko perkembangan

    ter%adinya penyakit lJ'eimer tinggi dan sedikit ter%adi 4arkinson. 3esiko akan

    semakin tinggi tergantung rekuensi dan kepara'an cedera.

    $emam dan mengigil. $emam dan mengigil akan meningkatkan kebutu'an

    metabolism dan memperburuk Loutcome. Sering ter%adi akibat kekurangan cairan,

    ineksi, eek sentral. 4enatalaksanaan dengan asetaminoen, neuro muscular paralisis.

    4enanganan lain dengan cairan 'ipertonik, koma barbiturat, asetaJolamid.

    idrosealus. 5erdasar lokasi penyebab obstruksi dibagi men%adi komunikan dan non

    komunikan. idrosealus komunikan lebi' sering ter%adi pada cedera kepala dengan

    obstruksi, idrosealus non komunikan ter%adi sekunder akibat penyumbatan di sistem

    ventrikel. "e%ala klinis 'idrosealus ditandai dengan munta', nyeri kepala, papil

    udema, dimensia, ataksia, gangguan miksi.

    Spastisitas. Spastisitas adala' ungsi tonus yang meningkat tergantung pada

    kecepatan gerakan. Merupakan gambaran lesi pada 7M9. Membentuk ekstrimitas

    pada posisi ekstensi. 5eberapa penanganan ditu%ukan pada : 4embatasan ungsi

    gerak, 9yeri, 4encega'an kontraktur, 5antuan dalam posisioning. erapi primer

    dengan koreksi posisi dan lati'an 36M, terapi sekunder dengan splinting, casting,

    armakologi: dantrolen, bakloen, tiJanidin, botulinum, benJodiasepin gitasi. gitasi pasca cedera kepala ter%adi I 1* pasien pada stadium a#al dalam

    bentuk delirium, agresi, akatisia, disin'ibisi, dan emosi labil. gitasi %uga sering ter%adi

    akibat nyeri dan penggunaan obat>obat yang berpotensi sentral. 4enanganan

    armakologi antara lain dengan menggunakan antikonvulsan, anti'ipertensi,

    antipsikotik, buspiron, stimulant, benJodisepin dan terapi modiikasi lingkungan.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    21/42

    22 KONSEP PENYAKIT TRAUMA SERVIKAL

    221 Defi"isi T,!&7! Se,vi*!l

    Menurut &7! (2000), raktur adala' rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,

    sedangkan menurut 5oenges, M@., Moor'ouse, M dan "eissler, C (2000) raktur

    adala' pemisa'an atau pata'nya tulang.Cedera tulang belakang adala' cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis

    akibat trauma A %atu' dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan ola' raga dsb

    (S%amsu'idayat, 1). Cedera tulang belakang servikal atas adala' raktura atau

    dislokasi yang mengenai basis oksiput 'ingga C2.

    222 Kl!sifi*!si T,!&7! Se,vi*!l

    ingkat cedera dideinisikan ole' S! menurut 4enurunan Skala (dimodiikasi dariklasiikasi rankel), dengan menggunakan kategori berikut:

    ! "engkap

    idak ada ungsi motorik dan sensorik yang diperta'ankan dalam segmen sacral S=>

    S/.

    B ! lengkap

    ungsi sensori diperta'ankan di ba#a' tingkat neurologis dan meluas melalui segmen

    sakral S=>S/.

    # ! lengkap

    ungsi motorik diperta'ankan di ba#a' tingkat neurologis, dan sebagian besar otot

    kunci di ba#a' tingkat otot neurologis memiliki nilai kurang dari *.

    $ ! lengkap

    ungsi motorik diperta'ankan di ba#a' tingkat neurologis, dan sebagian besar otot

    kunci di ba#a' level neurologis tela' kelas otot lebi' besar dari atau sama dengan *.

    % ! &ormal

    ungsi sensorik dan motorik yang normal.

    Cedera servikal dapat digolongkan men%adi :

    #edera fleksi

    o %raktur kompresi: disebabkan karena leksi yang tiba>tiba.

    o %raktur fleksi & teardrop : melibatkan seluru' columna ruang interspinosus melebar

    dan dapat menyebabkan cedera medulla spinalis.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    22/42

    o 'ubluksasi anterior: kompleks ligamentum superior mengalami ruptur sedangkan

    ligamentum anterior tetap utu'.

    o islokasi faset bilateral: disebabkan leksi yang berlebi'an

    o %raktur karena dorongan: ter%adi karena leksi le'er yang tiba>tiba selain itu bisa

    %uga ter%adi karena raktur langsung di prosesus spinosus, trauma oksipital, tarikan

    yang sangat kuat di ligamentum supraspinosus.

    #edera 'leksirotasi

    o islokasi faset unilateral : ter%adi saat leksi bersamaan dengan rotasi se'ingga

    ligamentum dan kapsul teregang maksimal. $islokasi kedepan pada vertebra di

    atas dengan atau tanpa di sertai kerusakan tulang.

    o islokasi antlantoaial : ter%adi karena 'iperekstensi, ter%adi pergeseran sendi

    antara C1 dan C2 dan biasanya atal. Cedera ini dapat menyebabkan r'eumatoid

    art'ritis.

    #edera ekstensi

    o %raktur menggantung: ter%adi pada C2 yang disebabkan karena 'iperekstensi dan

    kompresi yang tiba>tiba.

    o kstensi *teardrop+ : 'iperekstensi mendadak dan ter%adi akibat tarikan ole'

    ligamentum longitudinal.

    #edera compresi aial

    o %raktur jefferson: ter%adi pada C1 dan disebabkan karena kompresi yang sangat

    'ebat. &erusakan ter%adi di arkus anterior dan posterior.

    o %raktur remuk vertebra: penekanan corpus vertebra secara langsung dan tulang

    men%adi 'ancur. ragmen tulang masuk ke kanalis spinalis kemudian menekan

    medulla spinalis se'ingga ter%adi gangguan sara parsial

    o %raktur atlas :

    ipe ! dan !! : raktur stabil karena ter%adi pada arkus anterior dan posterior.

    ipe !!! : ter%adi pada lateral C1

    ipe !B : sering disebut sebagai raktur %eerson

    22) Ei'l'i T,!&7! Se,vi*!l

    4enyebab trauma tulang belakang adala' kecelakaan lalu lintas (==), kecelakaan

    ola' raga(22),ter%atu' dari ketinggian(2=), kecelakaan ker%a. e#is (2000)

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    23/42

    berpendapat ba'#a tulang bersiat relati rapu' namun mempunyai cukup kekuatan dan

    gaya pegas untuk mena'an tekanan. raktur dapat diakibatkan ole' beberapa 'al yaitu:o 'raktur akibat peristi*a trauma

    Sebagian raktur disebabkan ole' kekuatan yang tiba>tiba berlebi'an yang dapat

    berupa pemukulan, peng'ancuran, peruba'an pemuntiran ataupenarikan. 5ila

    tekanan kekuatan langsung tulang dapat pata' pada tempat yang terkena dan

    %aringan lunak %uga pasti akan ikut rusak. 4emukulan biasanya menyebabkan raktur

    lunak %uga pasti akan ikut rusak. 4emukulan biasanya menyebabkan raktur melintang

    dan kerusakan pada kulit diatasnya. 4eng'ancuran kemungkinan akan menyebabkan

    raktur komuniti disertai kerusakan %aringan lunak yang luas.o 'raktur akibat kelelahan atau tekanan

    3etak dapat ter%adi pada tulang seperti 'alnya pada logam dan benda lain akibat

    tekanan berulang>ulang. &eadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, ibula atau

    matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang ber%alan baris>berbarisdalam %arak %au'.

    o 'raktur patologik karena kelemahan pada tulang

    raktur dapat ter%adi ole' tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak

    (misalnya ole' tumor) atau tulang>tulang tersebut sangat rapu'.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    24/42

    22# P!'fisi'l'i T,!&7! Se,vi*!l

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    25/42

    22< M!"ifes!si Kli"is T,!&7! Se,vi*!l

    e#is (200

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    26/42

    S'ock 'ipovolemik

    S'ock ter%adi sebagai kompensasi %ika ter%adi perdara'an 'ebat.

    22$ Pe7e,i*s!!" Di!"'si* T,!&7! Se,vi*!l

    F ray servikal * posisi : 4, lateral, dan odontoid (open mout' vie#)

    $ilakukan pada pasien dengan ri#ayat nyeri atau trauma di le'er. Menentukan lokasi

    dan %enis cedera tulang (raktur, dislokasi), untuk kese%a%aran, reduksi setela' dilakukan

    traksi atau operasi

    C scan dari basis crania sampai torakal atas (1>2), potongan aDial 1 mm

    4emeriksaan ini dapat mendeteksi raktur servikal pada pasien yang berisiko tinggi dan

    menentukan tempat luka%e%as, mengevaluasi gangguan struktural

    M3!

    Mengevaluasi medulla spinalis, mengidentiikasi adanya kerusakan sara spinal, edema,

    dan kompresi. Mielograi

    7ntuk memperli'atkan kolumna spinalis (kanal vertebral) %ika aktor patologisnya tidak

    %elas atau dicurigai adanya oklusi pada ruang subarak'noid medulla spinalis (biasanya

    tidak akan dilakukan setela' mengalami luka penetrasi)

    oto rontgen toraks

    Memperli'atkan keadaan paru

    4emeriksaan ungsi paru (kapasitas vital, volume tidal)

    Mengukur volume inspirasi maksimal atau ekspansi maksimal k'ususnya pada pasien

    dengan trauma servikal bagian ba#a' atau pada trauma torakal dengan gangguan pada

    sara renikus atau otot interkostal "$

    Menun%ukkan keeektian pertukaran gas atau upaya ventilasi

    10 pasien dengan raktur basis kranii, #a%a', atau torakal bagian atas mengalami raktur

    serv!kal.

    22= Pe"!!l!*s!"!!" T,!&7! Se,vi*!l

    a. 4ertolongan pertama untuk cedera servikalSetiap trauma kepala atau le'er 'arus dievaluasi adanya raktur servikalis. Sebua'

    raktur servikalis merupakan suatu keadaan darurat medis yang membutu'kan

    pera#atan segera. Spine taruma mungkin terkait cedera sara tulang belakang dan

    dapat mengakibatkan kelumpu'an, se'ingga sangat penting untuk men%aga le'er.;ika ada kemungkinan pata' tulang le'er, le'er pasien tidak bole' digerakkan

    sampai tindakan medis diberikan dan F>ray dapat diambil. !ni %alan terbaik untuk

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    27/42

    mengasumsikan adanya cedera le'er bagi siap sa%a yang terkena benturan, %atu' atau

    tabrakan.b. 4enanganan operasi

    u%uan dari penanganan operasi adala' untuk mereduksi mal aligment, dekompresi

    elemen neural dan restorasi stability. !ndikasi operasi anterior dan posterior adala':

    1) nterior approac' Bentral kompresi

    &erusakan anterior collum

    2) 4osterior approac'

    $orsal kompresi pada struktur neural

    &erusakan posterior collum

    c. 4embatasan aktivitas4ada ta'ap akut sebaiknya 'indari peker%aan yang meng'aruskan gerak le'er

    berlebi'an. 4emberian edukasi mengenai posisi le'er yang benar sangatla' membantu

    untuk meng'indar iritasi radiks sara lebi' %au'. Seperti penggunaan telepon dengan

    posisi le'er menekuk dapat dikurangi dengan menggunakan 'eadset, meng'indari

    penggunaan kacamata biokal dengan ekstensi le'er yang berlebi', posisi tidur yang

    sala'.d. 4enggunaan Collar 5race

    da banyak %enis kolar untuk membatasi gerak le'er. &olar kaku atau keras

    memberikan pembatasan gerak yang lebi' banyak dibandingkan kolar lunak (sot

    collars), kecual pada gerak leksi dan ekstensi. &elebi'an kolar lunak adala' dapat

    memberikan kenyamanan yang lebi' pada pasien. 4enggunaan kolar sebaiknya

    digunakan sepan%ang 'ari. Setela' ge%ala membaik, kolar dapat digunakan 'anya pada

    keadaan k'usus, seperti saat menyetir kendaraan dan dapat tidak digunakan lagi bila

    ge%ala suda' meng'ilang. &ollar dapat dilepas atau tidak digunakan apabila rasa nyeri

    'ilang, tanda spruling 'ilang dan adanya perbaikan deisit motorik.e. Modalitas terapi lain

    ermoterapi dapat digunakan untuk meng'ilangkan nyeri. Modalitas terapi ini dapat

    digunakan sebeum ataupada saat traksi servikal untuk relaksasi otot. &ompres dingin

    dapat diberikan selama 1/>*0 menit, 1>= kali se'ari, atau kompres panas selama *0

    menit, 2>* kali se'ari.4enggunaan terapi ermakologi dapat membentu mengurangi rasa nyeri dan

    mungkin mengurangi inlamasi di sekitar radiks sara. ;ika ge%ala membaik dengan

    berbagai modalitas terapi diatas, aktivitas dapat secara progresi ditingkatkan dan terapi

    di'entikan atau kualitas diturunkan. ;ika tidak ada perbaikan atau %ustru mengalami

    perburukan sebaiknya dilakukan eksplorasi yang lebi' %au' termasuk pemeriksaan M3!

    dan pertimbangan dilakukan intervensi seperti pemberian steroid epidural maupun terapi

    operati (Soertide#i, 2012).

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    28/42

    22- KOMPLIKASI TRAUMA SERVIKAL

    Syok neurogenik. Merupakan 'asil dari kerusakan %alur simpatik yang desending pada

    medulla spinalis. &ondisi ini mengakibatkan ke'ilangan tonus vasomotor dan ke'ilangan

    persaraan simpatis pada %antung se'ingga menyebabkan vasodilatasi pembulu' dara'

    visceral serta ekstremitas ba#a' maka ter%adi penumpukan dara' dan konsekuensinya

    ter%adi 'ipotensi.

    Syok spinal. Merupakan keadaan lasid dan 'ilangnya releks, terli'at setela' ter%adinya

    cedera medulla spinalis. 4ada syok spinal mungkin akan tampak seperti lesi komplit

    #alaupun tidak seluru' bagian rusak.

    ipoventilasi. al ini disebabkan karena paralisis otot interkostal yang merupakan 'asil

    dari cedera yang mengenai medulla spinalis bagian di daera' servikal ba#a' atau

    torakal atas.

    iperleksia autonomic. $ikarakteristikkan ole' sakit kepala berdenyut , keringat banyak,

    kongesti nasal, bradikardi dan 'ipertensi.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    29/42

    A III

    ASUHAN KEPERA9ATAN

    )1 ASUHAN KEPERA9ATAN TRAUMA KEPALA

    A PENGKA.IAN

    4engumpulan data pasien baik subyekti atau obyekti pada klien dengan kasus trauma

    kepala adala' sebagai berikut :

    a. !dentitas pasien dan keluarga (penanggung %a#ab)9ama, umur, %enis kelamin, agama, suku bangsa, status perka#inan, alamat, golongan

    dara', pendidikan, peker%aan, 'ubungan pasien dengan penagnggung %a#ab, dll.b. 3i#ayat &ese'atan Saat !ni

    4ada umumnya pasien dengan trauma kepala, datang ke ruma' sakit dengan

    penurunan tingkat kesadaran ("CS di ba#a' 1/), bingung, munta', dispneatakipnea,

    sakit kepala, #a%a' tidak simetris, lema', paralise, 'emiparese, luka di kepala,

    akumulasi sputum pada saluran naas, adanya li?uor dari 'idung dan telinga, dan

    adanya ke%ang.c. 3i#ayat penyakit da'ulu

    arusla' diketa'ui baik yang ber'ubungan dengan sistem persaraan maupun penyakit

    sistem sistemik lainnya. $emikian pula ri#ayat penyakit keluarga, terutama yang

    mempunyai penyakit menular. 3i#ayat kese'atan tersebut dapat dika%i dari pasien atau

    keluarga sebagai data subyekti. $ata>data ini sangat berarti karena dapat

    mempengaru'i prognosa pasien.

    d, 3i#ayat 4enyakit &eluarga4erlu ditanyakan pada pasien atau keluarga apaka' ada penyakit yang diturunkan

    dalam keluarga danatau penyakit menular. $ata ini sangat penting sebagai dasar dalam

    pemberian terapi pada pasien.e, ktivitas !stira'at

    "e%ala : merasa lema', lela', kaku, 'ilang keseimbangananda : peruba'an kesadaran, letargi, 'emiparese, ?uadriplegia, ataksia cara ber%alan

    tidak tegap, masala' dalam keseimbangan, cedera (trauma) ortopedi,

    ke'ilangan tonus otot, otot spastic($oenges @. Marilyn, 2000).

    f, 4ola 9utrisi Metabolik4ada klien dengan trauma kepala dapat mengalami ge%ala mual, munta' (mungkin

    proyektil), dan mengalami peruba'an selera, serta gangguan menelan (batuk, air liur

    keluar, disagia)g, 4emeriksaan isik

    1) spek 9eurologis

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    30/42

    Nang dika%i adala' ingkat kesadaran, biasanya "CS kurang dari 1/, disorentasi

    orangtempat dan #aktu, adanya releks babinski yang positi, adanya gerakan

    decebrasi atau dekortikasi dan kemungkinan didapatkan kaku kuduk dengan

    brudJinski positi, adanya 'emiparese, dan peruba'an nilai tanda>tanda vital.

    4eningkatan su'u tubu' dapat ter%adi karena adanya ineksi atau rangsangan

    ter'adap 'ipotalamus sebagai pusat pengatur su'u tubu'.4ada pasien sadar, dia tidak dapat membedakan berbagai rangsanganstimulus

    rasa, raba, su'u dan getaran. er%adi gerakan>gerakan involunter, ke%ang dan

    ataksia, karena gangguan koordinasi. 4asien %uga tidak dapat mengingat ke%adian

    sebelum dan sesuda' trauma. "angguan keseimbangan dimana pasien sadar,

    dapat terli'at limbung atau tidak dapat memperta'ankan keseimbangan tubu'.-ervus kranialisdapat terganggu bila trauma kepala meluas sampai batang otak

    karena edema otak atau pendara'an otak.

    > &erusakan nervus ! (6laktorius) : memperli'atkan ge%ala penurunan daya

    penciuman dan anosmia bilateral.> 9ervus !! (6ptikus), pada trauma rontalis : memperli'atkan ge%ala berupa

    penurunan ge%ala pengli'atan.> 9ervus !!! (6kulomotorius), 9ervus !B (rok'learis) dan 9ervus B! (bducens),

    kerusakannya akan menyebabkan penurunan lapang pandang, releks ca'aya

    menurun, peruba'an ukuran pupil, bola mata tidak dapat mengikuti perinta',

    anisokor.> 9ervus B (rigeminus), gangguannya ditandai A adanya anestesi daera' da'i.> 9ervus B!! (asialis), pada trauma kapitis yang mengenai neuron motorik atas

    unilateral dapat menurunkan ungsinya, tidak adanya lipatan nasolabial,

    melema'nya penutupan kelopak mata dan 'ilangnya rasa pada 2* bagian

    lida' anterior lida'.> 9ervus B!!! (kustikus), pada pasien sadar ge%alanya berupa menurunnya

    daya pendengaran dan kesimbangan tubu'.> 9ervus !F ("losoaringeus), 9ervus F (Bagus), dan 9ervus F! (ssesorius),

    ge%ala %arang ditemukan karena penderita akan meninggal apabila trauma

    mengenai sara tersebut. danya iccuping (cekungan) karena kompresi

    pada nervus vagus, yang menyebabkan kompresi spasmodik dan diaragma.al ini ter%adi karena kompresi batang otak. Cekungan yang ter%adi, biasanya

    yang berisiko peningkatan tekanan intrakranial.> 9ervus F!! ('ipoglosus), ge%ala yang biasa timbul, adala' %atu'nya lida'

    kesala' satu sisi, disagia dan disartria. al ini menyebabkan adanya

    kesulitan menelan.2) spek &ardiovaskuler

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    31/42

    $idapat peruba'an tekanan dara' menurun, kecuali apabila ter%adi peningkatan

    intrakranial maka tekanan dara' meningkat, denyut nadi bradikardi, kemudian

    tak'ikardia, atau iramanya tidak teratur. Selain itu, pengka%ian lain yang perlu

    dikumpulkan adala' adanya perdara'an atau cairan yang keluar dari mulut, 'idung,

    telinga, mata. danya 'ipereskresi pada rongga mulut. danya perdara'an

    terbuka'ematoma pada bagian tubu' lainnya. al ini perlu pengka%ian dari kepala

    'ingga kaki.*) spek sistem pernapasan

    er%adi peruba'an pola napas, baik irama, kedalaman maupun rekuensi yaitu cepat

    dan dangkal, irama tidak teratur (c'yne stokes, ataDia breat'ing), bunyi napas

    ronc'i, #'eeJing atau stridor. danya sekret pada trac'eo bronk'iolus.=) spek sistem eliminasi

    kan didapatkan retensiinkontinen dalam 'al buang air besar atau kecil. erdapat

    ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dimana terdapat 'iponatremia atau'ipokalemia. 4ada sistem gastro>intestinal perlu dika%i tanda>tanda penurunan

    ungsi saluran pencernaan seperti bising usus yang tidak terdengarlema', adanya

    mual dan munta'. al ini men%adi dasar dalam pemberian makanan./) Sistem Muskuloskeletal

    $apat ditemukan adanya gangguan gerak rentang, tonus otot 'ilang, kekuatan

    secara umum mengalami paralisis..) Sistem integumen

    4ada pasien trauma kepala akan ditemukan adanya: laserasi, abrasi, peruba'an

    #arna, seperti Lraccoon eye, tanda 5atle di sekitar telinga (merupakan tanda

    adanya trauma).'. 4engka%ian 4sikologis:

    $imana pasien dengan tingkat kesadarannya menurun, maka untuk data psikologisnya

    tidak dapat dinilai, sedangkan pada pasien yang tingkat kesadarannya agak normal

    akan terli'at adanya gangguan emosi, peruba'an tingka' laku, emosi yang labil, iritabel,

    apatis, delirium, dan kebingungan keluarga pasien karena mengalami kecemasan

    se'ubungan dengan penyakitnya.i. $ata sosial

    $ata sosial yang diperlukan adala' bagaimana pasien ber'ubungan dengan orang>

    orang terdekat dan yang lainnya, kemampuan berkomunikasi dan peranannya dalamkeluarga. Serta pandangan pasien ter'adap dirinya setela' mengalami trauma kepala

    dan rasa aman. 4ada pasien trauma kepala biasanya akan ditemukan tanda>tanda

    seperti: aasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang>ulang, disartria,

    anomia ($oenges @. Marilyn, 2000).%. $ata spiritual

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    32/42

    $ata spiritual yang diperlukan adala' ketaatan ter'adap agamanya, semangat dan

    alsaa' 'idup pasien serta ke>u'anan yang diyakininya. entu sa%a data yang

    dikumpulkan bila tidak ada penurunan kesadaran.k. 4emeriksaan $iagnostik

    4emeriksaan diagnostik yang dilakukan dalam menegakkan diagnosa medis adala':

    1) C>Scan (dengan atau tanpa kontras)2) M3!*) Cerebral ngiograp'y=) Serial @@"/) F>3ay

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    33/42

    2. "angguan perusi %aringan otak ber'ubungan dengan oedem otaku%uan : Setela' dilakukan tindakan kepera#atan selama 2 D 2= %am, klien tidak

    mengalami gangguan perusi %aringan otak&riteria asil:

    > &lien mampu memperta'ankan tingkat kesadaran biasaperbaikan, kognisi, dan ungsimotoriksensorik> &lien tidak ke%ang> idak ada tanda>tanda peningkatan !&> anda vital dalam batas normal (nadi 100Dmenit, 33 120 Dmenit, tekanan dara'

    110>1=00 mmg, su'u **,/ oC)> "$ dalam batas normal

    !ntervensi

    a, 0andiri

    1) Monitor dan catat status neurologis dengan menggunakan metode "CS.2) Monitor tanda>tanda vital tiap *0 menit.3) 4erta'ankan posisi kepala yang se%a%ar dan tidak menekan.4) indari batuk yang berlebi'an, munta', mengedan, perta'ankan pengukuran

    urin dan 'indari konstipasi yang berkepan%angan5) 6bservasi ke%ang dan lindungi pasien dari cedera akibat ke%ang.b, Kolaborasi1) 5erikan oksigen sesuai dengan kondisi pasien2) 5erikan obat>obatan yang diindikasikan dengan tepat dan benar

    *. "angguan mobilitas isik ber'ubungan dengan penurunan kekuatanta'anan, terapi

    pembatasanu%uan : Setela' dilakukan tindakan kepera#atan selama D 2= %am, klien dapat

    memperta'ankanmeningkatkan kekuatan dan ungsi bagian tubu' yang sakit

    danatau kompensasi&riteria asil:> idak ada kontraktur, ootdrop> &lien mendemonstrasikan teknikperilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali

    aktivitas

    !ntervensi

    a, 0andiri1) 4eriksa kembali kemampuan dan keadaan secara ungsional pada kerusakan yang

    ter%adi2) &a%i dera%at imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0>=)3) etakkan pasien pada posisi tertentu untuk meng'indari kerusakan karena tekanan.

    7ba' posisi pasien secara teratur dan buat sedikit peruba'an posisi antara #aktu

    peruba'an posisi tertentu

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    34/42

    4) 5erikanbantu untuk melakukan lati'an rentang gerak

    )2 ASUHAN KEPERA9ATAN TRAUMA SERVIKALA PENGKA.IAN

    4engumpulan data pasien baik subyekti atau obyekti pada klien dengan kasus trauma

    servikal adala' sebagai berikut :a. !dentitas pasien dan keluarga (penanggung %a#ab)9ama, umur, %enis kelamin, agama, suku bangsa, status perka#inan, alamat, golongan

    dara', pendidikan, peker%aan, 'ubungan pasien dengan penanggung %a#ab, dll.b. Status &ese'atan Saat !ni

    4asien dengan trauma le'er biasanya datang ke ruma' sakit dengan kelu'an utama,

    yaitu ke'ilangan kekuatan, gerakan, dan sensasi dari ektremitas di ba#a' tingkat

    cedera. Selain itu, perlu ditanyakan pada pasienkeluarga kapan mulai ter%adinya

    kelainan, aktor apa yang memperberat penyakitnya, seberapa para' tingkat penyakit

    yang dirasakanskala sakitnya.

    c. 3i#ayat &ese'atan Saat !ni&lien mengalami ke'ilangan kekuatan, gerakan, dan sensasi dari ektremitas di ba#a'

    tingkat cedera, terdapat peruba'an bentuk tulang servikal akibat cedera.d. 3i#ayat 4enyakit $a'ulu

    arusla' diketa'ui penyakit atau masala' kese'atan yang perna' dialami pasien

    sebelumnya baik yang ber'ubungan dengan sistem persaraan maupun penyakit sistem

    sistemik lainnya (keadaan %antung dan pernaasan, serta penyakit kronis). al ini

    sebagai data dasar dalam memberikan terapi pada pasien dan dapat mempengaru'i

    prognosa pasien.e. 3i#ayat 4enyakit &eluarga

    daka' anggota keluargagenerasi sebelumnya yang mengalami penyakit seperti yang

    dialami pasien danatau penyakit menular. 3i#ayat kese'atan tersebut dapat dika%i dari

    pasien atau keluarga sebagai data subyekti. $ata>data ini sangat berarti karena dapat

    mempengaru'i prognosa pasien.. 4ola aktivitasistira'at

    > 4ada pasien ini ter%adi kelumpu'an otot (ter%adi kelema'an selama syok spinal)

    padadi ba#a' lesi> &elema'an umumkelema'an otot (trauma dan adanya kompresi sara) ($oenges @.

    Marilyn, 2000)

    g. 4ola eliminasi5iasanya pada pasien ini ter%adi inkontinensia deekasi dan berkemi'. 3etensi urine,

    distensi abdomen, peristaltik usus 'ilang, melena, emesis ber#arna seperti kopi>

    tana''ematemesis'. 4ersonal 'ygiene

    4asien sangat tergantung kepada orang lain dalam melakukan aktivitas se'ari>'ari

    (bervariasi)

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    35/42

    i. 4ola seksualitas"e%ala: keinginan untuk kembali seperti ungsi normalanda: ereksi tidak terkendali (priapisme), menstruasi tidak teratur

    %. 4emeriksaan isik1) &eadaan umum

    > &esadaran: sadar sampai penurunan kesadaran

    > anda vital: peruba'an nilai tanda>tanda vital, poikilotermi (ketidakmampuan

    mengatur su'u tubu', yang mana su'u tubu' bergantung pada su'u lingkungan)

    (@9, 2000)2) &epala dan le'er

    Sebagai akibat dari trauma le'er menyebabkan trauma saluran pernaasan yang

    mengakibatkan pemisa'an parsial krikotrakea, robekan mukosa saluran pernaasan

    setinggi ini akan memberi ge%ala berupaA batuk, 'emoptisis, dan emisema subkutis

    pada le'er. 5ila trakea robek terlepas dari krokoidea, maka sokongan kaku ke

    saluran pernaasan ole' cincin trakea akan berkurang ditempat avulsi.

    4ada trauma yang sedikit lebi' tinggi, kartilago krokoidea remuk pada columna

    vertebralis dan lamina cartilago tiroidea terpeca' men%adi dua yang memberikan

    ge%ala perdara'an. Cedera yang ter%adi dikomisura anterior menyebabkan

    perdara'an ke dalam %aringan lunak laring dan timbul sesak, nyeri timbul se#aktu

    menelan. 4ada trauma ta%am di le'er dapat menyebabkan perdara'an yang

    kemungkinan akan memberikan ge%ala sesak.Menurut $oenges @. Marilyn (2000), menyebutkan ba'#a temuan isik akan

    bervariasi , tergantung pada tingkat cedera, dera%at syok spinal, dan letak cedera

    cervical, yaitu:C1>* : Ouadreplegia dengan ke'ilangan ungsi pernapasansistem muskular totalC=>/ : Ouadreplegia dengan kerusakan, menurunnya kapasitas paru,

    ketergantungan total ter'adap aktivitas se'ari>'ariC: Ouadreplegia dengan beberapa gerakan lengantangan yang

    memungkinkan untuk melakukan sebagian aktivitas se'ari>'ariC>8 : Ouadreplegia dengan keterbatasan menggunakan %ari tangan

    *) 'oraks dan $ada> ;antung

    "e%ala: berdebar>debar, pusing saat melakukan peruba'an posisi atau bergerakanda: ipotensi (biasanya sistole kurang dari 0 mmg), 'ipotensi postural,

    bradikardia, ekstremitas dingin dan pucat. ilangnya keringat padadaera' yang terkena

    > 4aru"e%ala: napas pendek, sulit bernaasanda: pernaasan dangkallabored, periode apnea, penurunan bunyi napas,

    ronki, pucat, sianosis, penggunaan otot>otot pernapasan, adanya

    desakan otot diaragma dan interkosta akibat cedera spinal

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    36/42

    =) bdomenMengalami distensi abdomen, peristaltik usus 'ilang (ileus aralitik)

    /) Sistem neurosensori"e%ala: kebas, kesemutan, rasa terbakar pada lengankaki. 4aralisis

    laksidspastisitas dapat ter%adi saat syok spinal teratasi, tergantung pada

    area spinal yang sakitanda: kelumpu'an, kelema'an (ke%ang dapat berkembang saat ter%adi peruba'an

    pada stok spinal). &e'ilangan sensasi (dera%at bervariasi dapat kembali

    normal setela' syok spinal sembu'), ke'ilangan tonus ototvasomotor,

    ke'ilangan releksreleks asimetris termasuk tendon dalam. 4eruba'an

    reaksi pupil, ptosis, 'ilangnya keringat dari bagian tubu' yang terkena

    karena pengaru' trauma spinal.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    37/42

    $iagnosa kepera#atan yang dapat muncul pada pasien dengan trauma le'ercervical

    adala':

    a. 4ola napas tidak eekti ber'ubungan dengan 'iperventilasib. 4erusi %aringan perier tidak eekti ber'ubungan dengan penyumbatan aliran dara'

    atau 'ipotensic. 9yeri akut bd adanya perlukaantrauma pada le'er

    C INTERVENSI

    DIAGNOSA KEPERA9ATAN INTERVENSI&etidakeektian pola napas

    ber'ubungan dengan 'iperventilasi

    u%uan: Setela' diberikan tindakan

    kepera#atan selama 1 D 2= %am,di'arapkan pola napas pasien eekti

    &riteria 'asil:

    - 33 120 Dmnt- 4ernapasan teratur- idak ada dispnea atau takipnea- idak terdapat otot bantu napas- 4engembangan dada simetris antara

    kanan dan kiri

    Mandiri 4antau ketat tanda>tanda vital dan

    perta'ankan 5C Monitor usa'a pernapasan

    pengembangan dada, keteraturan

    pernapasan, adanya pernaasan bibir

    dan penggunaan otot bantu

    pernapasan. uskultasi suara naas

    5erikan posisi semio#ler %ika tidak

    ada kontraindiksi "unakan servikal collar, imobilisasi

    lateral kepala, meletakkan papan di

    ba#a' tulang belakang.

    &olaborasi :

    5erikan oksigen sesuai indikasi

    3u%ukkonsultasikan pada a'li terapi

    pernapasan dan isik 5antu dengan isioterapi dada dan

    gunakan alat>alat bantu naas sesuai

    indikasi

    4erusi %aringan perier tidak eekti

    ber'ubungan dengan penyumbatan

    aliran dara' atau 'ipotensi

    u%uan: Setela' diberikan tindakan

    kepera#atan selama 1 D 2= %am,

    di'arapkan perusi %aringan adekuat

    Mandiri

    tur posisi kepala dan le'er untuk

    mendukung air#ay (%a# t'rust).

    ;angan memutar atau menarik le'er

    ke belakang ('iperekstensi),

    mempertimbangkan pemasangan

    intubasi nasoaring.

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    38/42

    &riteria 'asil:

    > ingkat kesadaran composmentis

    ("CS 1*>1/)> anda vital dalam batas normal (nadi

    100Dmenit, 33 120 Dmenit,tekanan dara' 110>1=00 mmg,

    su'u **,/ oC)> 9adi teraba kuat> idak terdapat sianosis> kral teraba 'angat> C3 K 2 detik> "$ normal

    tur su'u ruangan

    inggikan ekstremitas ba#a'

    "unakan servikal collar, imobilisasi

    lateral kepala, meletakkan papan di

    ba#a' tulang belakang. Sediakan oksigen dengan nasal

    canul untuk mengatasi 'ipoksia 7kur tanda>tanda vital

    4antau adanya ketidakadekuatan

    perusi :4eningkatan rasa nyeri&apilari reill I 2 detik&ulit : dingin dan pucat4enurunanan output urine

    4antau "CS

    &olaborasi

    #asi pemeriksaan "$9yeri akut bd adanya trauma pada le'eru%uan: setela' diberikan tindakan

    kepera#atan selama 1 D 2= %am, nyeri

    berkurang&riteria 'asil:> &lien melaporkan penurunan rasa nyeri> Skala nyeri turun> &lien tampak rileks

    > @kspresi #a%a' tampak tenang> B dalam batas normal (nadi

    100Dmenit, 33 120 Dmenit, tekanan

    dara' 110>1=00 mmg, su'u *

    *,/ oC)

    Mandiri

    &a%i adanya kelu'an nyeri, catat

    lokasi, karakteristik, lama serangan,

    rekuensi, kualitas, intensitas nyeri,

    dan aktor presipitasi. Minta klien

    untuk mendapatkan skala nyeri 1 +

    10. 5antu pasien dalam mengidentiikasi

    aktor pencetus atau yang

    memperberat 5erikan tindakan kenyamanan, misal

    peruba'an posisi, masase, kompres

    'angatdingin, sesuai indikasi %arkan teknik distraksi dan relaksasi

    !nstruksikan atau an%urkan klien untuk

    melakukan mekanisme tubu' ataugerakan yang tepat.

    &olaborasi

    5erikan obat sesuai indikasi: relaksan

    otot seperti dantren (dantrium)A

    analgesikA antiansietas, misal

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    39/42

    $iaJepam (Balium)

    4endidikan &ese'atan

    Memberikan inormasi yang akurat

    untuk meningkatkan pengeta'uan

    keluargaklien dan respon ter'adap

    pengalaman nyeri

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    40/42

    A IV

    PENUTUP

    31 Kesi7(&l!"

    1 Cedera kepala adala' keadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala

    tulang tengkorak, duramater, pembulu' dara' serta otaknya mengalami cedera.

    Sedangkan Cedera servikal merupakan cedera tulang belakang yang paling sering

    menimbulkan kecacatan dan kematian dimana sering ter%adi pada pasien dengan

    ri#ayat kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, trauma pada #a%a'

    dan kepala, terdapat deicit neurologis, nyeri pada le'er, dan trauma multiple2. 5erdasarkan %enis lukanya cedera kepala dibagi men%adi cedera terutup dan terbuka.

    5erdasarkan berat ringannya luka diklasiikasikan men%adi trauma ringan, sedang dan

    berat. Cedera servikal dapat digolongkan men%adi cedera leksi, cedera leksi>rotasi,cedera ekstensi, cedera kompresi aDial

    *. 4enyebab paling banyak dari cedera adala' kecelakaan lalu lintasindustry, %atu' dari

    suatu ketinggian, benturan benda ta%am tumpul, trauma pada saat kela'iran, benturan

    dari ob%ek yang bergerak (cedera akselerasi), dan benturan kepala pada benda padat

    yang tidak bergerak (cedera deselerasi)=. Maniestasi dari cedera kepala diantaranya adala' battle sign (#arna biru atau

    ek'imosis dibelakang telinga di atas os mastoid), 'emotipanum (perdara'an di daera'

    menbran timpani telinga) , periorbital ecc'ymosis (mata #arna 'itam tanpa trauma

    langsung) , dan r'inorr'oe (cairan serobrospinal keluar dari 'idung), otorr'oe (cairan

    serobrospinal keluar dari telinga). Sementara tanda cedera servikal adala' 9yeri,

    bengkakedama , memarekimosis, spasme otot, penurunan sensasi, gangguan ungsi,

    mobilitas abnormal , krepitasi , deormitas , dan s'ock 'ipovolemik/. 4emeriksaan penun%ang cedera kepala adala' C scan, M3!, 5", lumbal pungsi.

    Sedangakn pemeriksaan penun%ang untuk cedera servikal diantaranya F ray servikal *

    posisi : 4, lateral, dan odontoid (open mout' vie#) , C scan dari basis crania sampai

    torakal atas (1>2), potongan aDial 1 mm, dan M3! untuk mengevaluasi medulla spinalis.

    7ntuk cedera kepala terdapat 4emeriksaan kesadaran menggunakan B47 (lert,

    Bocal, 4ain, 7nconscius) dan "CS (membuka mata, respon motorik, respon verbal).

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    41/42

    servikal yaitu men%aga le'er, pertolongan operasi, pembatasan aktivitas, penggunaan

    collar brace, dan modalitas terapi lain.. $iagnosa kepera#atan yang mungkin muncul untuk cedera kepala yaitu ketidakeektian

    bersi'an %alan naas, gangguan perusi %aringan, dan gangguan mobilitas isik.

    Sedangkan diagnose kepera#atan yang mungkin muncul untuk cedera servikal yaituketidakeektian pola naas, perusi %aringan perier tidak eekti, dan nyeri akut.

    DA/TAR PUSTAKA

  • 7/25/2019 FIX KEL 1

    42/42

    riin, Jarulla'. 2012. nalisis 9ilai %unctional 6ndependence 0easure 4enderita Cedera

    Servikal$engan 4era#atan &onservati. 7niversitas pad%a%aran 5andung.

    $oct'erman ;oanne McCloskey, "loria 9. 5. 2008. -7!'6- 6-#!8-#69-'

    CLA''6%6CA#69- (-6C) 5t$ dition. 4'iladelp'ia: Mosby @lsevier

    @9. 2000. @mergency 9ursing Core Curriculum. /t'@$. 7S: G5.Saunders Company

    usiya#ati. 200. &arya ulis !lmia' su'an &epera#atan 4ada 9n. S $engan Cedera &epala

    3ingan di 5angsal lamboyan 3S7$ 4andan rang 5oyolali. akultas !lmu &ese'atan

    7niversitas Mu'ammadiya' Surakarta.

    Mans%oer, ri. 2000. &apita Selekta &edokteran ;ilid 2. ;akarta : Media esculapius.

    Marilynn @. $oenges Mary rances Moor'ouse lice C. "eisler. 2000. !encana Asu$an

    Keperaatan ("edoman untuk perencanaan dan pe ndokumentasian peraatan pasien)

    @disi *. ;akarta: @"C

    Milby , alpern C, "uo G, Stein SC. 2008. 4revalence o cervical spinal in%ury in trauma.

    -eurosurg %ocus.

    Moor'ead Sue, et al. 2008. -7!'6- 97#C90' CLA''6%6CA#69- (-9C) 5t$ dition.

    4'iladelp'ia: Mosby @lsevier

    6man, &at'leen. 2008. 4anduan 5ela%ar &epera#atan @mergency. ;akarta : @"C

    Soertide#i, yna. 2012. 4enatalaksanaan &edaruratan Cedera &ranioserebral. ;akarta: 5agian

    !lmu 4enyakit Sara, &7! 3S Cipto Mangunkusumo