56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timbal termasuk salah satu sumber ROS (Reactive Oxygen Species) yang biasa dikenal sebagai radikal bebas yang berasal dari luar tubuh (exogenous source of ROS) dan dapat menimbulkan stress oxidative pada sel mukosa lambung yang akan menyebabkan tukak lambung (Amira dan Adly, 2010). Penyakit tukak lambung / PUD (Peptic Ulcer Disease) merupakan salah satu masalah kesehatan di indonesia. Salah satu penyebab PUD adalah paparan timbal yang banyak tersebar di kehidupan kita (Mukherje, dkk, 2010). Untuk mengikat radikal bebas yang berasal dari luar tubuh maka diperlukan suplemen antioksidan dari luar tubuh salah satunya propolis. Propolis merupakan suplemen makanan yang paling banyak mengandung flavonoid yang merupakan antioksidan terpenting untuk tubuh manusia (Seven, 1

File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Timbal termasuk salah satu sumber ROS (Reactive Oxygen Species)

yang biasa dikenal sebagai radikal bebas yang berasal dari luar tubuh

(exogenous source of ROS) dan dapat menimbulkan stress oxidative pada sel

mukosa lambung yang akan menyebabkan tukak lambung (Amira dan Adly,

2010). Penyakit tukak lambung / PUD (Peptic Ulcer Disease) merupakan

salah satu masalah kesehatan di indonesia. Salah satu penyebab PUD adalah

paparan timbal yang banyak tersebar di kehidupan kita (Mukherje, dkk,

2010). Untuk mengikat radikal bebas yang berasal dari luar tubuh maka

diperlukan suplemen antioksidan dari luar tubuh salah satunya propolis.

Propolis merupakan suplemen makanan yang paling banyak mengandung

flavonoid yang merupakan antioksidan terpenting untuk tubuh manusia

(Seven, dkk, 2012). Penelitian dari Pillai, dkk, (2010) membuktikan bahwa

tikus yang diinduksi ethanol dan endometasin kemudian diberikan propolis

100-300 mg/kgbb tikus mempunyai efek preventif dan kuratif terhadap

penurunan derajat skor indeks tukak lambung. Namun belum ada penelitian

lebih lanjut tentang pengaruh propolis terhadap tukak lambung yang dinilai

dengan indeks tukak lambung yang diinduksi timbal.

PUD terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor offensive (asam,

pepsin, ROS, dan H.pylori) dan faktor defensive (musin, prostaglandin, asam

1

Page 2: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

2

bicarbonat, nitrit oksida dan faktor pertumbuhan). Kenaikan ROS dalam sel

mukosa lambung akan menimbulkan proses lipid peroksidasi sebagai faktor

offensive dan penurunan antioksidan yaitu enzym SOD (Superoxide

Dismutase) dan CAT (Catalase) sebagai faktor defensive (Khan, 2011). Inti

dari peroksidasi lipid yaitu ikatan ganda pada membran lemak tak jenuh

(PUFA/polyunsaturated lipid) pada membran sel dan intrasel, mudah terkena

serangan radikal bebas yang berasal dari oksigen (Robbin, dkk, 2007).

Data WHO menyebutkan bahwa kematian akibat tukak lambung di

Indonesia mencapai 0,99 persen yang didapatkan dari angka kematian 8,41

per 100,000 penduduk (WHO, 2011a). BPPK Depkes (2008) menyatakan

bahwa pada tahun 2005-2008, ulkus lambung menempati urutan ke-10 dalam

kategori penyebab kematian pada kelompok umur 45-54 tahun pada laki-laki

(2,7%). Fakta itu dapat dikaitkan dengan Penelitian di Amerika dan Eropa

mengenai timbal masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan (terbanyak dan

tergantung dari makanan sehari-hari), air (rata-rata 10 µg/hari) dan udara

(rata-rata 4 µg/hari) (WHO, 2011b), kemudian penelitian Levita, dkk, (2012)

tentang kandungan bahan berbahaya seperti timbal dalam es balok,

membuktikan bahwa semua sampel dari 12 sampel terkandung bahan timbal

dan beberapa diantaranya melebihi kandungan timbal di atas ketentuan

PERMENKES Republik Indonesia No. 416 / MENKES / PER / IX / 1990

yaitu 0,05 mg/L. Walaupun telah banyak ditemukan obat anti tukak di medis,

tukak lambung tetap dapat menyebabkan perforasi dan menjadi penyebab dari

3000 kematian / tahun di Amerika Serikat (Robbin, dkk, 2007).

Page 3: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

3

Flavonoid dalam propolis dapat mengikat radikal bebas dengan

memberikan elektron pada O2- dan mengubahnya menjadi O2 sehingga

pemberian propolis dapat mencegah terjadinya penumpukan O2- dan aktifitas

SOD dapat dipertahankan untuk menghindari dari stress oksidative (Hairrudin

dan Helianti, 2009). Penelitian terdahulu membuktikan pemaparan timbal 100

mg/L dan 5000 mg/L oral selama 15 minggu terhadap tikus putih wistar akan

menimbulkan stress oksidative pada lambung yang dinilai dengan

meningkatnya derajat skor indeks tukak lambung (Olaleye, dkk, 2007).

Menurut SNI (2009), Studi toksisitas timbal dosis LD50 pada tikus yaitu 100-

825 mg/kgbb dengan dosis subakut yaitu selama 14 hari. Indeks tukak

lambung adalah alat untuk menilai keparahan tukak lambung dalam (mm2)

(Pillai, dkk, 2010)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, timbal terbukti dapat

menyebabkan tukak lambung sehingga diperlukan antioksidan eksogen.

Penelitian ini akan membuktikan propolis sebagai antioksidan eksogen

mempunyai pengaruh terhadap indeks tukak lambung.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pemberian propolis berpengaruh terhadap indeks tukak

lambung tikus yang diinduksi timbal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap indeks tukak

lambung tikus yang diinduksi timbal.

Page 4: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui rerata indeks tukak lambung tikus putih jantan galur

wistar Kelompok I yang diberi air minum biasa; kelompok II

yang diberi timbal 15 mg/200 grbb tikus; kelompok III yang

diberi timbal+propolis dosis 0,2 ml/200 grbb tikus; Kelompok

IV yang diberi timbal+propolis 0,4 ml/200 grbb tikus, dan

Kelompok V yang diberi timbal+propolis 0,6 ml/ 200 grbb

tikus.

1.3.2.2 Membandingkan rerata indeks tukak lambung tikus putih jantan

galur wistar antara Kelompok I yang diberi air minum biasa;

kelompok II yang diberi timbal 15 mg/200 grbb tikus;

kelompok III yang diberi timbal+propolis dosis 0,2 ml/200

grbb tikus; Kelompok IV yang diberi timbal+propolis 0,4

ml/200 grbb tikus, dan Kelompok V yang diberi

timbal+propolis 0,6 ml/ 200 grbb tikus.

1.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh propolis terhadap indeks tukak lambung yang diberi

induksi timbal.

1.4.1.2 Menambah khasanah dan pengembangan ilmu pengetahuan

tentang obat herbal.

Page 5: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

5

I.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat

propolis sebagai antioksidan yang mempunyai efek preventif

terhadap tukak lambung.

Page 6: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lambung

2.1.1 Tukak Lambung

Tukak lambung didefinisikan sebagai defek pada mukosa

saluran cerna yaitu lambung yang meluas melalui mukosa muskularis

hingga submukosa atau lebih dalam (Robbin, dkk, 2007). Tukak

lambung dapat diamati dengan gambaran makroskopis dan

mikroskopis.

A. Gambaran Makroskopis :

Tukak lambung berupa ulkus ini adalah defek di mukosa

yang menembus paling sedikit hingga submukosa, dan sering

hingga muskularis propria atau lebih dalam. Sebagian besar berupa

kawah bundar berbatas tegas dengan garis tengah 2 sampai 4 cm

(punched-out) (Robbin, dkk, 2007).

Tukak lambung menggunakan indeks tukak lambung untuk

menghitung luas area mukosa lambung dalam (mm2) yang

digunakan untuk menilai keparahan tukak lambung secara

prosentasi area yang terkena, kemudian dimasukan ke dalam skor

indeks tukak dengan rumus: (Pillai, dkk, 2010)

% area=Total luas are a yang terkena tukakTotal luas areakorpus lambung

x100

Page 7: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

7

Tabel 2.1. Skor indeks tukak lambung berdasarkan prosentase (Pillai, dkk, 2010)

Skor indeks Tukak % area

0 No ulcer

1 <0,5

2 0,5-2,5

3 2,5-5,9

4 5-10

5 11-15

6 15-20

7 20-25

8 25-30

9 30-35

10 >35

\

Gambar 2.1. Gambar makroskopis lambung yang terkena tukak lambung. A. Normal, B. Tukak lambung, C-D. Mulai sembuh dengan perlakuan (Thippeswamy, dkk, 2010)

B. Gambaran mikroskopis :

Page 8: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

8

1. Adanya lapisan tipis debris fibrinoid nekrotik.

2. Adanya Zona infiltrat peradangan nonspesifik aktif dengan

dominasi neutrofil.

3. Adanya Jaringan Granulasi yang terletak lebih dalam.

4. Adanya Jaringan parut fibrosa kolagenosa yang menyebar

luas dari tepi ulkus (Robbin, dkk, 2007).

Gambar 2.2. Gambar mikroskopis lambung. A: Normal lambung, B-G: Tukak Lambung (Morsy dkk. 2012)

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Tukak Lambung

2.1.2.1 NSAID

Prostaglandin adalah faktor kuat devensif dari mukosa

lambung dikarenakan berfungsi sebagai homeostasis, dengan

cara menjaga intregitas mukosa dan aliran darah di mukosa.

Page 9: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

9

Dengan pemakaian NSAID, maka akan dihambatnya enzym

COX-1. Sebaliknya enzym COX-1 berfungsi untuk

memproduksi prostaglandin. Sehingga dengan pemakaian

NSAID, prostaglandin akan berkurang (Syam, dkk, 2009).

2.1.2.2 Helicobacter Pylori

Helicobacter pylori yang disingkat H.pylori adalah bakteri

gram negatif, yang terdapat pada lambung. H.pylori masuk ke

mukosa lambung, dan membuat inflamasi sehingga

menjadikan faktor potensial untuk terjadinya tukak lambung

(Ramakhrisnan dan Robert, 2007).

2.1.2.3 Faktor Psikis

Seseorang yang selalu tegang, waswas, sangat aktif di

berbagai bidang, suka melawan arus, seseorang yang tidak

mudah menerima kenyataan adanya kegagalan, rumit dan

selalu mencari sesuatu yang terbaik dalam lingkungan

hidupnya untuk menjadi superior adalah kriteria seseorang

yang mempunya resiko terkena tukak peptik (Hadi, 2002).

2.1.2.4 Bahan iritan dan polutan

Bahan-bahan itu antara lain alkohol, merokok, dan upaya

bunuh diri dengan cairan asam dan basa merupakan faktor

predisposisi terjadinya lesi pada lambung (Robbin, dkk, 2007).

Demikian pula dengan bahan radikal bebas eksterna salah

satunya logam berat yaitu timbal (Olaleye, dkk, 2007).

Page 10: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

10

2.2 Timbal

2.2.1 Gambaran Umum

Timbal atau dalam keseharian dikenal dengan nama timah

hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan Plumbum / Lead dan

disimbolkan dengan Pb. Timbal memiliki nomor atom 83, massa

atom 207,19 g/mol, titik didih 1740°C, titik leleh 328°C, dan masa

jenis 11,34 g/ml. Konfigurasi elektron (Xe) 4f145d106s26s3. Di alam

timbal banyak ditemukan dalam fase padat (Chang, 2005).

Timbal termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). B3

adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan

hidup manusia serta mahluk hidup lain (Pasal 1 (17) UU No. 23

1997) (Sudarmaji dan Corie, 2006). Timbal merupakan salah satu

jenis logam berat yang terjadi secara alami. Tersedia dalam bentuk

biji logam, kemudian terdapat juga dalam percikan gunung berapi,

dan dapat di peroleh di alam.

Seiring meningkatnya aktivitas manusia, seperti

pertambangan dan peleburan, kemudian penggunaan bahan bakar

minyak, dan masih banyak sumber timbal lain seperti dalam

pembuatan suatu produk, menyebabkan kandungan timbal di

biosphere telah meningkat dalam 300 tahun terakhir (NHMRC,

2009). Timbal dapat masuk dalam lingkungan dan tubuh manusia

Page 11: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

11

dari berbagai macam sumber seperti bensin (petrol), daur ulang atau

pembuangan baterai mobil, mainan, cat, pipa, tanah, beberapa jenis

kosmetik dan obat tradisional dan berbagai sumber lainnya (WHO,

2011b). Di berbagai negara berkembang, sumber utama kontak

dengan timbal berasal dari bensin bertimbal. Selain itu berbagai

produk konsumsi seperti yang disebutkan diatas dan makanan juga

dapat mengandung timbal (Suherni, 2010)

2.2.2 Studi Toksisitas Timbal

Penelitian terbaru menunjukkan batas kandungan timbal di

dalam darah adalah 10 µg/dl (Suherni, 2010). Tingkat keracunan Pb

dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan musim. Pada usia

muda seseorang lebih rentan terhadap keracunan Pb dan temperatur

yang tinggi akan meningkatkan daya racun pada anak-anak

(Muntaha, 2011). Jika timbal di dalam darah lebih dari 50 µg/dL bisa

menyebabkan rusaknya ginjal dan anemia. Konsentrasi timbal 100

µg/dl dalam darah anak bisa menyebabkan penyakit serius, coma,

dan kematian. Penelitian menunjukkan anak-anak sekolah di Jakarta

memiliki kandungan timbal dalam darah berkisar 10-14.9 µg/dL

(Suherni, 2010).

Gangguan-gangguan lain yang dapat ditimbulkan oleh timbal

di dalam tubuh adalah gangguan neurologi (encephalopathy, ataxia,

stupor, kejang tubuh, dan neuropati perifer), gangguan fungsi ginjal

(tubulus renal, fibrosis, nefritis kronis, dan lain-lain), gangguan

Page 12: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

12

reproduksi (keguguran, kematian janin, dan kelainan kromosom),

gangguan hemopoitik (anemia), tingkat kecerdasan maupun perilaku

anak (perkembangan IQ, hiperaktif, susah dalam belajar dan masalah

dalam bersikap seperti kurang peduli) (Sudarmaji dan Corie, 2006)

dan gangguan gastrointestinal (tukak lambung, dll) (Olaleye, dkk,

2007) .

2.2.3 Pengaruh Timbal terhadap Tukak Lambung

Timbal akan masuk melalui per oral dan akan masuk ke

saluran pencernaan. Saluran pencernaan pertama kali yang dilewati

adalah esofagus, lambung, dan seterusnya. Di dalam lambung,

timbal dengan diperantarai ROS akan membentuk suatu jejas sel.

Salah satu Reaksi yang digunakan adalah peroksidasi lipid membran.

Intinya yaitu ikatan ganda pada membran lemak tak jenuh

(PUFA/polyunsaturated lipid) pada membran sel dan intrasel mudah

terkena serangan radikal bebas yang berasal dari oksigen kemudian

dapat menimbulkan stress oxidative pada sel mukosa lambung yang

akan menyebabkan tukak lambung (Robbin, dkk, 2007).

Interaksi radikal lemak menghasilkan peroksida yang tidak

stabil dan reaktif kemudian terjadi reaksi rantai autokatalitik

(Robbin, dkk, 2007). Lipid peroksidasi terdiri dari 3 proses yaitu

inisiasi, propagasi, dan terminasi. Proses inisiasi adalah awal

bermulanya reaksi lipid peroksidasi dengan mengubah molekul lipid

(LH) berikatan dengan produk radikal bebas menjadi radikal lipid.

Page 13: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

13

Kemudian proses selanjutnya adalah propagasi. Proses propagasi

yaitu radikal lipid berikatan dengan oksigen menjadi suatu ikatan

rantai radikal bebas, yang akan berikatan dengan molekul lipid dari

membran lain yang lebih cepat merusak dan lebih terikat daripada

produk radikal bebas pada tahap inisisasi. Pada tahap terminasi atau

tahap terakhir, ikatan pada rantai radikal bebas akan berikatan

dengan radikal lipid sendiri, atau berikatan terhadap rantai radikal

bebas yang lain, dan atau berikatan terhadap senyawa lain seperti

halnya protein yang pada akhirnya akan merusak daripada sel

tersebut (stress oxidative) . Siklus proses itu akan terus berlanjut bila

faktor dari radikal bebas yang terus sangat tinggi dan atau faktor anti

oksidan yang kurang atau rendah (Min dan Ahn, 2005).

Penelitian membuktikan bahwa pemberian timbal 100 mg/L

dan 5000 mg/L selama 15 minggu pada tikus putih wistar akan

merusak histologi mukosa lambung secara signifikan. Kerusakan

tersebut disertai peningkatan marker lipid peroksidasi yaitu TBA

(asam thiobarbituric) sebagai zat offensive (radikal bebas) dan

penurunan SOD dan CAT sebagai antioksidan (Olaleye, dkk, 2007).

Penelitian lain membuktikan bahwa pemberian timbal 1% pada tikus

putih selama 1-4 minggu membuktikan bahwa adanya kenaikan NO

(Nitric Oxide). Kenaikan NO pada minggu pertama dan kedua akan

menurunkan tingkat sekresi asam lambung, tetapi pada minggu

ketiga dan keempat akan menaikkan dari sekresi asam lambung yang

Page 14: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

14

berhubungan dengan sel ECL (Enterocromafin like) dan Histamin

(Vahedian dkk. 2011).

2.3 Propolis

2.3.1 Definisi

Propolis adalah nama generik dari material getah yang

berfungsi sebagai perekat yang kuat sarang lebah oleh lebah madu

(Apis mellifera L.) dari berbagai sumber tanaman. Kata propolis

berasal dari pro berarti pertahanan dan polis berarti kota, dimana

yang dimaksud adalah pertahanan sarang lebah. Lebah menggunakan

propolis untuk merekatkan lubang di sarang mereka, menghaluskan

dinding dalam, dan untuk melindungi dari bangkai penyusup yang

mati di dalam sarang untuk menjaga komposisi yang ada. Propolis

juga melindungi koloni lebah dari berbagai penyakit sebab dipakai

sebagai antiseptik dan antimikroba. Karateristik propolis adalah

lipofili yang keras dan rapuh ketika dingin, tetapi lembut, lentur dan

lengket ketika hangat (Pillai, dkk, 2010). Propolis mempunyai sifat

adhesif, berwarna kuning gelap hingga coklat bewarna seperti

balsam dan mempunyai bau seperti getah. Propolis dikumpulkan dari

tunas, daun, dan sejenisnya dari berbagai tumbuhan seperti pinus,

pohon oak, eukaliptus, pohon poplar, kastanye dan seterusnya oleh

lebah akan dicampurkan dengan “wax” (sejenis lilin) mereka (Seven,

dkk, 2012).

2.3.2 Kandungan Propolis

Page 15: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

15

Propolis terdiri dari lebih dari 300 komponen, termasuk

phenolic aldehid, polyphenoid, sequiterpen kuanain, kumarin,

steroid, asam amino, flavonoid, dan senyawa inorganik (Pillai, dkk,

2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Popova, dkk, (2007)

yang diambil dari 114 sampel propolis pohon poplar, propolis

tersusun dari balsam 45%, phenolic 21%, flavon dan flavonoid 4%,

flavons dan dihidroflavonoid 4%, Sumber lain mengatakan bahwa

kandungan propolis adalah Getah dan balsam 50%, Wax 30%,

minyak essensial dan aromatik 10%, serbuk sari 5% dan substansi

lain 5% (Coneac, dkk, 2008).

2.3.3 Fungsi Propolis

Penggunaan propolis sebagai obat yang terkenal di seluruh

dunia diperkirakan sudah sejak 300 SM. propolis dikenal oleh

banyaknya manfaat bagi manusia sebagai contoh sebagai

hepatoprotektif, antitumor, antioksidan, antimikroba, anti

peradangan dan propolis juga dapat digunakan sebagai produk dari

industri obat serta produk dari makanan sehat (Yang, dkk, 2011).

Fungsi utama propolis adalah antioksidan. Unsur utama antioksidan

pada propolis adalah flavonoid. Flavonoid termasuk dari kategori

senyawa fenolik (Samanta, dkk, 2011). Penelitian telah

membuktikan bahwa flavonoid bekerja sebagai antioksidan dengan

cara meningkatkan sistem antioksidan tubuh utama seperti SOD dan

CAT sehingga dapat mereduksi sistem radikal bebas terutama lipid

Page 16: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

16

peroksidasi. Propolis mengandung flavonoid 14,9 g/kg propolis.

Oleh sebab itu propolis dapat digunakan sebagai antikanker,

penyakit jantung, diabetes, hepatoprotektif, neurotoksik, dan

penyakit lain yang berhubungan dengan radikal bebas (Seven, dkk,

2012).

2.3.4 Peran Propolis Terhadap Tukak Lambung

Flavonoid dalam propolis dapat mengikat radikal bebas

dengan memberikan elektron pada O2- dan mengubahnya menjadi O2

sehingga pemberian propolis dapat mencegah terjadinya

penumpukan O2- dan aktifitas SOD dapat dipertahankan untuk

menghindari dari stress oksidative (Hairrudin dan Helianti, 2009).

Penelitian Pillai, dkk, (2010) membuktikan bahwa mencit yang

diinduksi ethanol dan indometasin kemudian diberikan propolis

sebelum atau sesudah induksi zat uji 100-300 mg/KgBB selama 15

hari menunjukkan efek preventif dan kuratif terhadap PUD yang

dinilai dengan indeks tukak lambung. Perubahan pada mukosa gaster

yang menjadi baik dan penurunan sekresi asam lambung pada tukak

lambung menjadikan propolis memiliki aktifitas sitoprotektif dan

antioksidan yang kuat. Banyak penelitian lain yang membuktikan

bahwa senyawa flavonoid pada propolis bagus untuk tukak lambung

dengan aktifitas antioksidan yang dikandung flavonoid, sehingga

dapat mereduksi radikal bebas dan menurunkan lipid peroksidasi

(Seven, dkk, 2012). Sumber radikal bebas dari timbal akan

Page 17: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

17

dinetralisir oleh enzim superoksida dismutase (SOD) dengan reaksi

2O2- + 2H 2H2O2+ O2, kemudian diteruskan oleh enzim katalase

(CAT) dengan reaksi 2H2O2 O2 + 2H2O yang menghasilkan

oksigen dan air yang kemudian dapat dikeluarkan melalui urin,

sehingga radikal bebas akan tereduksi dan berkurangnya lipid

peroksidasi (Robbin, dkk, 2007).

2.4 Kerangka Teori

PROPOLIS

UDARAAIRMAKANANFLAVONOID

Page 18: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

18

2.5 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Pemberian propolis berpengaruh terhadap indeks tukak lambung tikus

putih jantan galur wistar yang diinduksi timbal.

BAB III

METODE PENELITIAN

KADAR TIMBAL

ROS

PEROKSIDASI LIPID

SOD DAN CAT

STRESS OXIDATIVE

Propolis Indeks tukak Lambung

Timbal

H.Pylori

NSAID

Psikis

PUFA

INDEKS TUKAK LAMBUNG

KERUSAKAN LAMBUNG

Page 19: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

19

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental

dengan menggunakan rancangan penelitian “post test only control group

design” (Pratiknya, 2003).

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

3.2.1.1 Variabel bebas

Propolis

3.2.1.2 Variabel tergantung

Indeks Tukak Lambung

3.2.2 Definisi Operasional

3.2.2.1 Propolis

Propolis yang digunakan adalah propolis dalam sediaan

cair yang diproduksi oleh PT Melia Nature Indonesia yang

mempunyai kandungan propolis murni 150 mg/ml.

Diberikan pada tikus per oral dengan memakai sonde satu

kali sehari selama 14 hari dengan dosis 0,2 ml/200 grbb

tikus; 0,4 ml/200 grbb tikus dan 0,6 ml/200 grbb tikus.

Skala data : Rasio

3.2.2.2 Indeks Tukak Lambung

Indeks tukak lambung diukur dengan menghitung luas

area mukosa lambung dalam (mm2) yang digunakan untuk

Page 20: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

20

menilai keparahan tukak lambung secara prosentasi area

yang terkena, kemudian dimasukan ke dalam skor indeks

tukak dengan rumus: (Pillai, dkk, 2010)

% area=Total luas area yang terkena tukakTotal luas area korpus lambung

x100

Tabel 3.1. Skor indeks tukak lambung berdasarkan prosentase (Pillai, dkk, 2010)

Skor indeks Tukak % area

0 No ulcer

1 <0,5

2 0,5-2,5

3 2,5-5,9

4 5-10

5 11-15

6 15-20

7 20-25

8 25-30

9 30-35

10 >35

Skala data : Rasio

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Page 21: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

21

Hewan percobaan adalah tikus jantan galur wistar yang

diperoleh dari Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang.

3.3.2 Sampel

3.3.2.1 Besar sampel

Penentuan besar sampel berdasarkan ketetapan

WHO yang menyebutkan batas minimal hewan coba yang

digunakan dalam penelitian eksperimental adalah 5 ekor

tiap kelompok penelitian. Penelitian ini dilakukan pada 5

kelompok perlakuan, sehingga total jumlah sampel adalah

25 ekor.

3.3.2.2 Kriteria inklusi

Tikus yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Umur tikus ±3 bulan

2. Berat badan 150-200 gram

3. Sehat yang ditandai dengan banyak gerak, makan dan

minum normal, tidak ada luka dan cacat.

3.3.2.3 Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel secara random dengan sistem

pengundian (simple random sampling) dimaksudkan agar

setiap tikus tersebut mempunyai kesempatan sama untuk

menjadi sampel dalam penelitian (Notoatmojo, 2005).

Sistem pengundian dilakukan dengan cara mengundi

Page 22: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

22

gulungan kertas sejumlah sampel, yang didalamnya

tertuliskan nomor sampel yang akan dipasangkan dengan

gulungan kertas yang didalamnya bertuliskan jenis

kelompok (Praktiknya, 2003).

3.4 Instrumen dan Bahan Penelitian

3.4.1 Instrumen Penelitian

3.4.1.1 Kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan

minumannya.

3.4.1.2 Timbangan tikus

3.4.1.3 Sonde oral

3.4.1.4 Alat untuk mengambil organ ( alat bedah minor )

3.4.1.5 Alat pemotong jaringan (mikrotom)

3.4.1.6 Tabung untuk menampung organ yang akan difiksasi dalam

formalin

3.4.1.7 Oven

3.4.1.8 Label untuk identitas preparat

3.4.1.9 Lampu spirtus

3.4.1.10 Mikrometer digital

3.4.1.11 Jarum Pentul

3.4.2 Bahan penelitian

3.4.2.1 Bahan – Bahan Untuk Pemeliharaan Hewan Coba

Page 23: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

23

3.4.2.1.1 Aquadest

3.4.2.1.2 Pakan pellet

3.4.2.2 Bahan – bahan untuk perlakuan pada tikus

3.4.2.2.1 Propolis

3.4.2.2.2 Timbal

3.4 Cara Penelitian

3.5.1 Persiapan penelitian

3.5.1.1 Menentukan Dosis Propolis

Dosis propolis yang digunakan berdasarkan

penelitian Pillai, dkk, (2010) yaitu 100-300 mg/kgbb tikus.

Kemudian melakukan perhitungan konversi dosis dari

propolis sediaan PT. MNI dengan perhitungan :

1. Berat badan tikus kita konversi 200 gr . Sehingga

dosis propolis sumber referensi menjadi 20-60 mg

per tikus.(1000gr/200gr : 5 ; 100-300/5 : 20-60)

2. Sedangkan dosis propolis dalam 1ml botol PT.

MNI adalah 150 mg/ml.

3. Oleh sebab itu peneliti akan mengambil

pertengahan dan memberikan propolis terhadap

kelompok III sebesar 30 mg, IV sebesar 60 mg,

dan V sebesar 90 mg.(dalam lingkup referensi)

4. Jika data dari miligram propolis dikonversi ke

dalam ml, maka kita dapatkan:

Page 24: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

24

a. Kelompok III : (150mg/30mg=5.

1ml/5= 0,2 ml ) = 0,2 ml/200gr/hari

b. Kelompok IV : 0,4 ml/200gr/hari (2x

lipat dari kelompok III

c. Kelompok V : 0,6 ml/200gr/hari (3x

lipat dari kelompok III)

d. 3.5.1.2 Menentukan Dosis

Timbal

Pemberian dosis timbal berdasarkan 3 sumber

utama:

1. Penelitian Olaleye, dkk, (2007) dengan pemberian

timbal 100 mg/L dan 5000 mg/L dapat merusak

lambung yang diukur dengan skor indeks tukak.

Dapat kita konversi menjadi 0,1 mg/mL dan 5

mg/mL

2. Menurut SNI, LD50 pada tikus yaitu 100-825

mg/kgbb. Dapat kita konversi menjadi 20 – 165

mg/200grbb tikus

3. Penelitian Suprijono, dkk, (2010) membuktikan

tentang efek merukak dalam histopatologi hati yang

di induksi timbal sebesar 10 mg

Oleh sebab itu, peneliti akan memberikan dosis di antara

ketiga sumber tersebut agar mendapatkan hasil maksimal,

Page 25: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

25

yaitu 15 mg/200grbb tikus selama 14 hari yang dilarutkan

dalam 1ml aquadest.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

3.5.2.1 Menyiapkan cairan propolis lebah dan timbal yang

diencerkan dalam 1 ml

3.5.2.2 Menimbang berat badan tikus

3.5.2.3 Memberi perlakuan yang dibagi dalam 5 kelompok selama

14 hari:

Kelompok I : Kelompok kontrol, tikus diberi pakan dan

minum standart selama 14 hari

Kelompok II : Kelompok perlakuan timbal, tikus diberi

pakan, minum standart dan timbal dosis 15 mg/ 200

grBB/oral/hari selama 14 hari

Kelompok III : Kelompok perlakuan pemberian propolis

dosis 1, Tikus di beri pakan, minum, dan timbal dosis 15

mg/ 200grbb/oral/hari, 30 menit kemudian diberi propolis

dosis 0,2 ml/ 200 grbb tikus secara sonde oral selama 14

hari

Kelompok IV : Kelompok perlakuan pemberian propolis

dosis 2, Tikus di beri pakan, minum, dan timbal dosis 15

mg/ 200grbb/oral/hari, 30 menit kemudian diberi propolis

dosis 0,4 ml/ 200 grbb tikus secara sonde oral selama 14

hari

Page 26: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

26

Kelompok V : Kelompok perlakuan pemberian propolis

dosis 3, Tikus di beri pakan, minum, dan timbal dosis 15

mg/ 200grbb/oral/hari, 30 menit kemudian diberi propolis

dosis 0,8 ml/ 200 grbb tikus secara sonde oral selama 14

hari

3.5.2.4 Pada hari ke 15 tikus diterminasi dengan cara di bius,

kemudian di dekapitasi dan bila sudah dipastikan mati,

maka akan dibedah untuk diambil organ lambung.

3.5.2.5 Kemudian pengukuran area luas tukak lambung dan area

corpus lambung dengan mikrometer digital dalam mm2

sesuai dengan cara penilaian indeks tukak lambung. Setelah

itu dimasukan ke dalam rumus dan skor indeks tukak

lambung sesuai pillai, dkk, (2010)

3.6 Tempat dan Waktu

3.6.1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di laboratorium Biologi Universitas Negeri

Semarang.

3.6.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2013.

3.7 Analisis Data

Page 27: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

27

Hasil penelitian berupa rerata indeks tukak lambung berdasarkan presentasi

luas area dan skor indeks tukak. Untuk mengetahui normalitas data

digunakan uji Saphiro Wilk. Untuk uji homogenitas data menggunakan

leuvene’s test. Didapatkan distribusi data tidak normal dan varians data

sama, kemudian dilakukan transformasi data. Hasil tetap tidak berdistribusi

normal, sehingga dilakukan uji alternatif Kruskal-Wallis, dilanjutkan uji

Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan antar 2 kelompok penelitian.

3.8 Alur Kerja

BAB IV

Tikus putih jantan galur wistar 30 ekor

Randomisasi

Kelompok I(5 ekor)

Kelompok II(5 ekor)

Kelompok III(5 ekor)

Kelompok IV(5 ekor)

Kelompok V(5 ekor)

Pakan dan minum standart

Pakan, minum standart,dan

timbal 15mg/200grbb

Propolis 0,2 ml/ 200grbb

Propolis 0,4 ml/ 200grbb

Propolis 0,6 ml/ 200grbb

Bius+dekapitasi leher tikus pada hari ke 15

Pengukuran Indeks tukak lambung

Pakan, minum standart dan timbal 15 mg/200grbb/oral/hari

Page 28: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 25 tikus jantan galur

wistar dengan usia ±3 bulan dengan berat badan tikus 150 – 200 gram yang

dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I diberikan aquadest,

kelompok II diberikan timbal 15 mg, kelompok III diberikan timbal 15 mg

dan propolis 0,2 ml, kelompok IV diberikan timbal 15 mg dan propolis 0,4

mg, dan kelompok V diberikan timbal 15mg dan propolis 0,6 ml. Penelitian

dilakukan selama 14 hari, selanjutnya lambung diperiksa secara makroskopis

sesuai dengan perhitungan indeks tukak lambung dengan menilai rasio luas

tukak lambung dibandingkan dengan luas corpus lambung, kemudian

dimasukkan ke dalam skor indeks tukak lambung (Pillai, dkk, 2010).

Pengukuran luas menggunakan mikrometer digital. Hasil rerata indeks tukak

lambung masing-masing kelompok:

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0.8

7.8

4.4

2.2 1.8Rera

ta In

deks

Tuk

ak La

mbu

ng

Gambar 4.1 Hasil rerata indeks tukak lambung pada masing-masing kelompokGambar 4.1 menunjukan bahwa kelompok I memiliki rerata 0,8±1,08,

Page 29: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

29

kelompok II memiliki rerata terbesar yaitu 7,8±2,16. Rerata kelompok III

adalah 4,4±3,36, rerata kelompok IV adalah 2,2±3,19, sedangkan rerata pada

kelompok V adalah 1,8±1,7 sehingga hasilnya adalah terdapat perbedaan

antara kelima kelompok tersebut.

Hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk didapatkan data pada

kelompok II, kelompok III, dan kelompok V didapatkan nilai p>0,05, dan pada

kelompok I dan kelompok IV didapatkan p<0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal (terlampir) . Untuk uji

homogenitas dengan Leuvene test didapatkan hasil 0,135 (p>0,05) sehingga

syarat homogenitas data terpenuhi (terlampir).

Karena Uji normalitas didapatkan sebaran data tidak normal sehingga

dilakukan transformasi data untuk menormalkan distribusi data. Setelah

dilakukan transformasi data, sebaran data tetap tidak normal sehingga

dilakukan uji alternatif non parametrik dengan Kruskal-Wallis.

Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai p = 0,014 (p<0,05), maka dapat

diambil kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 2 kelompok yang

memiliki rata-rata indeks tukak lambung yang berbeda. Untuk

mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan yang signifikan,

maka dilakukan uji beda 2 kelompok dengan menggunakan Mann

Whitney.

Tabel 4.1. Data hasil Uji Mann-Whitney

Page 30: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

30

Kelompok p Keterangan

Kelompok I >< kelompok II 0,008 Signifikan

Kelompok I >< kelompok III 0,052 tidak signifikan

Kelompok I >< kelompok IV 0,637 tidak signifikan

Kelompok I >< kelompok V 0,309 tidak signifikan

Kelompok II >< kelompok III 0,09 tidak signifikan

Kelompok II >< kelompok IV 0,026 signifikan

Kelompok II >< kelompok V 0,009 signifikan

Kelompok III >< kelompok IV 0,331 tidak signifikan

Kelompok III >< kelompok V 0,167 tidak signifikan

Kelompok IV >< kelompok V 1 tidak signifikan

Dari hasil uji Mann-Whitney, rerata indeks tukak lambung antara

kelompok aquades berbeda signifikan dengan kelompok timbal dan tidak

berbeda signifikan dengan semua kelompok yang diberikan perlakuan timbal

dan propolis. Kemudian rerata antara kelompok timbal dan Kelompok

perlakuan timbal+propolis terdapat perbedaan yang signifikan pada

kelompok IV dan V tetapi tidak berbeda signifikan dengan kelompok III.

Selanjutnya tidak berbeda signifikan antar kelompok III, IV, dan V.

4.2 Pembahasan

Uji analisis yang dilakukan pada kelompok I menunjukkan hasil rerata

indeks tukak lambung paling rendah. Kemudian pada kelompok II

menunjukkan hasil rerata yang paling tinggi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Olaleye, dkk, (2007) yang membuktikan dengan pemberian

Page 31: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

31

timbal 100 mg/L dan 5000 mg/L dapat menimbulkan stress oksidative yang

mengakibatkan tukak lambung.

Kerusakan lambung terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor

offensive (asam, pepsin, ROS, dan H.pylori) dan faktor defensive (musin,

prostaglandin, asam bicarbonat, nitrit oksida dan faktor pertumbuhan).

Kenaikan ROS yang diinduksi timbal dalam sel mukosa lambung akan

menimbulkan proses lipid peroksidasi sebagai faktor offensive dan penurunan

antioksidan yaitu enyzm SOD (Superoxide Dismutase) dan CAT (Catalase)

sebagai faktor defensive (Khan, 2011). Inti dari lipid peroksidasi yaitu ikatan

ganda pada membran lemak tak jenuh (PUFA/polyunsaturated lipid), yaitu

pada membran sel dan intrasel sangat mudah terkena serangan radikal bebas

yang berasal dari oksigen, sehingga dapat menimbulkan stress oxidative pada

sel mukosa lambung yang akan menyebabkan kerusakan lambung dan

berakhir pada tukak lambung (Robbin, dkk, 2007).

Rerata indeks tukak lambung antara kelompok timbal dan semua

kelompok perlakuan terdapat perbedaan. Perbedaan yang signifikan

didapatkan antara kelompok timbal dengan kelompok IV dan V. Rerata

indeks tukak lambung kelompok aquadest tidak berbeda bermakna dengan

kelompok perlakuan propolis. Hasil ini sejalan dengan Pillai, dkk, (2010)

yang membuktikan bahwa tikus yang diinduksi ethanol dan endometasin

kemudian diberikan propolis 100-300 mg/kgbb tikus mempunyai efek

preventif terhadap penurunan derajat skor indeks tukak lambung.

Hal tersebut disebabkan oleh kandungan antioksidan kuat pada propolis

Page 32: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

32

yaitu flavonoid. Flavonoid dalam propolis dapat meningkatkan aktifitas

antioksidan dalam tubuh yaitu enzim superoksida dismutase (SOD) dan

enzim katalase (CAT) yang beguna untuk mengikat radikal bebas. SOD

dengan reaksi 2O2- + 2H 2H2O2+ O2, kemudian diteruskan oleh enzim

(CAT) dengan reaksi 2H2O2 O2 + 2H2O akan menghasilkan oksigen dan air.

Hasil tersebut kemudian dikeluarkan melalui urin dan akhirnya radikal bebas

akan tereduksi, sehingga aktifitas lipid peroksidasi berkurang (Robbin, dkk,

2007). Penelitian ini membuktikan propolis mempunyai efek preventif untuk

mencegah terjadinya kerusakan mukosa lambung pada tikus yang diberi

induksi timbal (ROS).

Uji analisis rerata indeks tukak lambung antara kelompok timbal dan

Kelompok II tidak berbeda signifikan. Tetapi tidak berbeda signifikan antar

ketiga dosis perlakuan propolis yaitu kelompok III, IV, dan V. Hal tersebut

kemungkinan dosis kelompok III yaitu 0,2 ml propolis sudah mampu

meningkatkan antioksidan endogen dan menurunkan ROS, tetapi belum

menjadi dosis yang tepat. Dosis IV dan V sudah cukup untuk efek preventif

pada lambung. Tetapi belum diketahui dosis pasti antara dosis kelompok IV

dan V, kemudian efek samping yang ditimbulkan dari pemberian propolis

jika berlebihan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu yang masih kurang

untuk melihat efek tukak lambung secara makroskopis yang maksimal.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Page 33: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

33

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan

bahwa:

5.1.1. Pemberian propolis berpengaruh terhadap kerusakan mukosa yang

dilihat dari indeks tukak lambung akibat induksi timbal.

5.1.2. Hasil rerata indeks tukak lambung kelompok I yang diberikan aquades

sebagai kontrol: 0,8; kelompok II yang diberikan timbal 15 mg/200grbb

tikus: 7,8; kelompok III yang diberikan timbal + propolis 0,2

ml/200grbb tikus: 4,4; kelompok IV yang diberikan timbal + propolis

0,4 ml/200grbb tikus: 2,2; dan kelompok V yang diberikan timbal +

propolis 0,6 ml/200grbb tikus : 1,8.

5.1.3. Hasil rerata indeks tukak lambung antara kelompok aquades berbeda

signifikan dengan kelompok timbal dan tidak berbeda signifikan

dengan semua kelompok yang diberikan perlakuan timbal dan propolis.

Kemudian rerata antara kelompok timbal dan Kelompok perlakuan

timbal+propolis terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok IV

dan V tetapi tidak berbeda signifikan dengan kelompok III. Selanjutnya

didapatkan hasil tidak berbeda signifikan antar kelompok III, IV, dan

V.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian di atas :

Page 34: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

34

5.2.1 Perlu dilakukan penelitian dengan waktu yang lebih lama atau dengan

meningkatkan dosis timbal agar diketahui efektifitas propolis secara

nyata pada lambung yang dilihat secara makroskopis.

5.2.2 Perlu dilakukan pengamatan secara mikroskopis histopatologis

lambung dan MDA lambung.

5.2.3 Perlu dilakukan penelitian tentang efek samping pada dosis propolis

yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Amira, A.M., Adly, 2010, Oxidative Stres and Disease : An Update Review, Journal of Immunology Res, 3 (2): 129 – 45

Page 35: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

35

BPPK DEPKES RI, 2008, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 : Laporan Nasional 2007, 2008, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 277-83

Chang, R., 2005, General Chemistry, edisi 3, Random house. USA

Coneac, G., Gafitanu, E., Hadaruga, D.I., Hadaruga, N.G., Pinzaru, I.A., Bandur, G., Ursica, L., Paunescu, V., Gruia, A., 2008, Flavonoid Contents of Propolis from the West Side of Romania and Correlation with the Antioxidant Activity, Chem. Bull. POLITEHNICA, 53(67): 56-60

Hadi, S., 2002, Gastroenterologi, edisi 7, Alumni, Bandung: 67-76

Hairudin., Helianti, D., 2009, Efek Protektif Propolis Dalam Mencegah Stress Oksidatif Akibat Aktivitas Fisik Berat, Jurnal Ilmu Dasar, X (2): 207-11

Junqueira, 2007, Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 8, EGC, Jakarta, hal: 317-24

Khan, M.S.A., 2011, Gastroprotective Effext of Tabernaemontana d ivaricata (Linn.) R.Br. Flower Methanolic Extract in Wistar Rats, 1(3): 88-98

Levita, J., Muchtaridi, Kurniawati, D., 2012, Penetapan Kadar Logam Berat Timbal, Kadmium, dan Raksa Pada Es Balok yang Berasal Dari Depot Es Balok di Wilayah Bandung, [Jurnal], Bandung: Universitas Padjajaran

Min, B., Ahn, D.U., 2005, Mechanism of Lipid Peroxidation in Meat and Meat Products, Food Sci. Biotechnol., 14(1): 152-163

Morsys, M.A., Gehan, H.H., Soha, A.A., Remon, R.R., 2012, Protective Effects of Nebivolol Againts Cold Restraint Stress-Induced Gastric Ulcer in Rats: Role of NO, HO-1, and COX-1,2, Elsevier, 27(2): 117-22

Mukherje, M., Bhaskaran, N., Shivaprasad, H.N., Allan, J.J., Shekhar, D., Agarwal, A., 2010, Anti-ulcer and antioxidant activity of GutGard, Indian Journal of Experimental Bio., 48: 269-74

Muntaha, A., 2011, Analisis Kadar Timbal Dalam Lingkungan Kerja Terhadap Kadar Timbal Dalam Darah dan Hubungannya dengan Kejadian Anemia pada Pekerja Industri Elektronik, Jurnal Kesehatan Bina Husada, 7(4): 123-34

NHMRC, 2009, Blood Lead Levels of Australians, Dalam: http://www. nhmrc.gov.au/_files_nhmrc/publications/attachments/gp2-lead-info paper.pdf . Dikutip tanggal 15 Desember 2012

Page 36: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

36

Notoatmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan,Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta

Olaleye, S.B., Adaramoye, O.A., Erigbali, P.P., Adeniyi, O.S., 2007, Lead Exposure Increases Oxidative Stress in the Gastric Mucosa of HCL / Ethanol – Exposed Rats, World Journal of Gastroenterology, 13 (38): 5121-126

Pillai, S.I., Kandaswamy, M., Subramanian, S., 2010, Antiulcerogenic and Ulcer Healing Effects of Indian Propolis in Experimental Rat Ulcer Models, Joournal of ApiProduct and ApiMedical Sci., 2 (1): 21-8

Popova, M.P., Vassya, S.B., Stefan, B., Iva, T., Christo, N., Gian, L.M, Anna, G.S., 2007, Chemical Characteristics of Poplar Type Propolis of Different Geographic Origin, Apidologie, 38: 306-311

Pratiknya, 2003, Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT Raja Grafindo, Jakarta

Ramakrishnan, K., Robert, C.S., 2007, Peptic Ulcer Disease, America Family Phys, 76(7): 1005-12

Redeen, S., 2010, Chronic Gastritis: Diagnosis, Natural History, and Consequences, [ Disertasi ], Swedia: University Linkoping Medical

Robbin, S.I., Kumar, V. Cotran, R.S., 2007, Buku Ajar Patologi I, edisi 7, Alih bahasa, Staff Pengajar Laboratorium Patologi Anatomi, FK Unair, EGC, Surabaya, hal: 625-29

Samanta, A., Gouranga, D., Sanjoy, K.D., 2011, Roles of Flavonoids in Plants, Int. Jou. Pharm. Sci. Tech., 6(1): 12-35

Seven, P.T., Yilmaz, S., Seven, I., Kelestemur, G.T., 2012, The Effects of Propolis in Animals Exposed oxidative stress, Di dalam: Lushchak, V. oxidative stress- enviromental induction and dietary antioxidant, Kroasia: InTech, hal: 268-88

SNI, 2009, Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan, Badan Standardisasi Nasional, 20 : 19

Sudarmaji, Mukono J., Corie, I.P., 2006, Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(2): 129-42

Suherni, 2010, Keracunan Timbal di Indonesia, [Thesis], Australia : Macquarie University

Page 37: File Jadi Propolis Terhadap Tukak Lambung

37

Suprijono, A., Chodidjah, Banun, S., 2010, Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Per Oral Terhadap Gambaran Histologi Hepar, Dalam: http://journal.unissula.ac.id/majalahilmiahsultanagung/articleDikutip Tanggal 1 Februari 2013

Syam, A.F., Mohammad, S., Septelia, I.W., Abdul, A.R., 2009, Molecular Mechanism on Healing Process of Peptic Ulcer, Acta Med Indones-Indones J intern Med, 41(2): 95-98

Thippeswamy, A.H.M., Sajjan, M., Paklar, MB., Koti, BC., Viswanathaswamy, A.H.M., 2010, Comparative Study of Proton Pump Inhibitors on Dexamethasone Plus Pylorus Ligation Induced Ulcer Model in Rats, Indian J. Pharm Sci., 72(3) : 367-71

Vahedian, Z., Fatemeh, N., Mansoor, K., Jalal, V., Fatemeh, M., 2011, Lead Exposure Changes Gastric Acid Secretion in Rat: Role of Nitric Oxide (NO), Acta Medica Iranica, 49(1): 3-8

WHO, 2011a, Indonesia: Peptic Ulcer Disease, Dalam: http://www.worldlifeexpectancy.com/indonesia-peptic-ulcer-disease.htm. Dikutip tanggal 5 Desember 2012

WHO, 2011b, Guidelines for Drinking-water Quality (GDWQ), WHO Press, edisi 4, Geneva : 1-3

Yang, H., Yuqiong, D., Huijing, D., Haiming, S., Yunhua, P., Xiaobo, L., 2011, Antioxidant Compound from Propolis Collected in Anhui, China, Molecules, 16: 3444-55