9
FASIES DELTA Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh sungai, muara sungai, dimana timbunan sediment tersebut mengakibatkan propagradasi yang tidak teratur pada garis pantai (Coleman, 1968; Scott & Fischer, 1969). Syarat – syarat untuk terbentuknya suatu delta, antara lain : a) Ada sungai yang menuju ke laut atau danau b) Lautnya dangkal c) Gelombang atau arus laut yang ada sangat kecil d) Tidak ada gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut atau danau di tempat muara sungai tersebut e) Arus pasang surut tidak kuat f) Dari waktu ke waktu material batuan yang diendapkan di laut atau danau cukup besar. LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada

Fasies Delta

  • Upload
    yordan

  • View
    24

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

Page 1: Fasies Delta

FASIES DELTA

Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas

dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan aspek fasies yang

berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya

Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh sungai, muara sungai,

dimana timbunan sediment tersebut mengakibatkan propagradasi yang tidak teratur pada garis

pantai (Coleman, 1968; Scott & Fischer, 1969).

Syarat – syarat untuk terbentuknya suatu delta, antara lain :

a)      Ada sungai yang menuju ke laut atau danau

b)      Lautnya dangkal

c)      Gelombang atau arus laut yang ada sangat kecil

d)     Tidak ada gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut atau danau di tempat muara sungai tersebut

e)      Arus pasang surut tidak kuat

f)       Dari waktu ke waktu material batuan yang diendapkan di laut atau danau cukup besar.

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA

Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi

sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada

kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot,

1986 dalam Allen, 1997). Menurut Boggs (1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang

terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta

menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas didominasi oleh

proses sungai dan dapat dibedakan dengan dataran delta bagian bawah didominasi oleh pengaruh

laut, terutama penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi

dari sistem fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut,

perubahan arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan yang

cepat terhadap material sedimen dari sungai mengakibatkan terbentuknya delta. Bersamaan

dengan pembentukan delta tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali

Page 2: Fasies Delta

pada setiap sistem yang ada. Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga, yaitu : delta plain,

delta front dan prodelta.

Delta Plain

Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel yang

sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan daratan dari delta dan terdiri atas endapan

sungai yang lebih dominan daripada endapan laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang

didominasi oleh material sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara.Pada

kondisi iklim yang cenderung kering (semi-arid),sedimen yang terbentuk didominasi oleh

lempung dan evaporit. Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel pensuplai material

sedimen yang disebut fluvial distributaries dan membentuk suatu percabangan. Gerusan-gerusan

tersebut biasanya mencapai kedalaman 5-10 meter dan menggerussampai pada sedimen delta

front. Sedimen pada channel tersebut disebut sandy channel dan membentuk distributary channel

yang dicirikan oleh batupasir lempungan. Sublingkungan delta plain dibagi menjadi :

Upper Delta Plain

Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan endapannya secara umum terdiri dari :

a) Endapan distributary channel

Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided dan meandering, levee dan

endapan point bar. Endapan distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada

bagian dasar urutan fasies dan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen

yang umumnya dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and fill dan

Page 3: Fasies Delta

lensa-lensa lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-ya. Sedangkan

levee alami berasosiasi dengan distributary channel sebagai tanggul alam yang memisahkan

dengan interdistributary channel. Sedimen pada bagian iniberupa pasir halus dan rombakan

material organik serta lempung yang terbentuk sebagai hasil luapan material selama terjadi

banjir.

b) Lacustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain

Endapan interdistributary channel merupakan endapan yang terdapat diantara distributary

channel. Lingkungan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidak berelief dan

proses akumulasi sedimen lambat. Pada interdistributary channel dan flood plain area terbentuk

suatu endapan yang berukuran lanau sampai lempung yang sangat dominan. Struktur sedimennya

adalah laminasi yang sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis dan

kadang hadir sebagai pengaruh gelombang.

Lower Delta Plain

Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi antara sungai dengan laut,

yaitu dari low tidemark sampai batas kehadiran yang dipengaruhi pasang-surut. Pada lingkungan

ini endapannya meliputi endapan pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi interdistributary bay,

tanggul alam, rawa dan crevasse slay, serta endapan pengisi distributary yang ditinggalkan.

Delta Front

Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi dan sedimen secara

tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus laut sepanjang pantai dan aksi

gelombang. Delta front terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan akumulasi sedimennya

berasal dari distributary channel. Batupasir yang diendapkan dari distributary channel tersebut

membentuk endapan bar yang berdekatan dengan teluk atau mulut distributary channel tersebut.

Pada penampang stratigrafi, endapan bar tersebut memperlihatkan distribusi butiran mengkasar

ke atas dalam skala yang besar dan menunjukkan perubahan fasies secara vertikal ke atas, mulai

dari endapan lepas pantai atau prodelta yang berukuran butir halus ke fasies garis pantai yang

didominasi batupasir. Endapan tersebut dapat menjadi reservoir hidrokarbon yang baik. Diantara

bar pada mulut distributary channel akan terakumulasi lempung lanauan atau lempung pasiran

dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut.

Page 4: Fasies Delta

Menurut Coleman (1969) dan Fisher (1969) dalam Galloway (1990), lingkungan pengendapan

delta front dapat dibagi menjadi beberapa sublingkungan dengan karakteristik asosiasi fasies

yang berbeda, yaitu :

a) Subaqueous Levees

Merupakan kenampakan fasies endapan delta front yang berasosiasi dengan active channel

mouth bar. Fasies ini sulit diidentifikasi dan dibedakan dengan fasies lainnya pada endapan delta

masa lampau.

b) Channel

Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan fasies dan menghalus ke

atas. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification,

scoure and fill.

c) Distributary Mouth Bar

Pada lingkungan ini terjadi pengendapan dengan kecepatan yang paling tinggi dalam sistem

pengendapan delta. Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melalui proses

fluvial. Strukur sedimen yang dapat dijumpai antara lain : current ripple, cross bedding dan

massive graded bedding.

d) Distal Bar

Page 5: Fasies Delta

Pada distal bar, urutan fasies cenderung menghalus ke atas, umumnya ersusun atas pasir halus.

Struktur sedimen yang umumnya dijumpai antara lain : laminasi, perlapisan silang siur tipe

through.

Prodelta

Prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta front dan endapan normal marine shelf

yang berada di luar delta front. Prodelta merupakan kelanjutan delta front ke arah laut dengan

perubahan litologi dari batupasir bar ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona

lempungan tanpa pasir. Daerah ini merupakan bagian distal dari delta, dimana hanya terdiri dari

akumulasi lanau dan lempung dan biasanya sendiri serta fasies mengkasar ke atas

memperlihatkan transisi dari lempungan prodelta ke fasies yang lebih batupasir dari delta front.

Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang merupakan karakteristik endapan

laut. Struktur sedimen bioturbasi bermacam-macam sesuai dengan ukuran sedimen dan

kecepatan sedimennya. Struktur deformasi sedimen dapat dijumpai pada lingkungan ini,

sedangkan struktur sedimen akibat aktivitas gelombang jarang dijumpai. Prodelta ini kadang-

kadang sulit dibedakan dengan endapan paparan (shelf), tetapi pada prodelta ini sedimennya

lebih tipis dan memperlihatkan pengaruh proses endapan laut yang tegas.

Klasifikasi Delta

Klasifikasi merupakan suatu usaha pengelompokkan berdasarkan kesamaan sifat, fisik

yang dapat teramati. Dalam hal klasifikasi delta, ada beberapa klasifikasi yang sering digunakan.

Klasifikasi delta yang sering digunakan adalah klasifikasi menurut Galloway, 1975  dan

klasifikasi menurut Fisher, 1969

Dalam klasifikasi Galloway (1975) ditampilkan beberapa contoh delta di dunia yang

mewakili tipikal proses yang relatif dominan bekerja membentuk setiap tipikal delta, sebagai

contoh fluvial dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk elongate contohnya adalah

Delta Missisipi, kemudian tide dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk estuarine

contohnya Delta Gangga- Brahmaputra, selanjutnya wave dominated delta akan menghasilkan

delta yang  berbentuk cuspate contohnya Delta San Fransisco. Namun, pada dasarnya setiap

delta yang terdapat di dunia tidaklah murni dihasilkan oleh dominasi salah satu faktor pengontrol

di atas, namun lebih merupakan hasil interaksi antara dua atau bahkan tiga faktor pengontrol,

Page 6: Fasies Delta

sebagai contoh Delta Mahakam dan Delta Ebro yang berbentuk lobate yang dihasilkan utamanya

dari proses fluvial dan tidal dengan sedikit pengaruh gelombang (wave),

Selain klasifikasi menurut Galloway, juga terdapat klasifikasi menurut Fisher (1969).

Dalam klasifikasi ini, Fisher menyimpulkan bahwa proses pembentukan delta dipengaruhi oleh

dua faktor pengontrol utama yaitu proses fluvial dan pasokan sedimen, serta proses asal laut

(marine processes). Berdasarkan dominasi salah satu faktor tersebut, Fisher dalam klasifikasinya

membagi delta menjadi dua kelompok yaitu delta yang bersifat high constructive, apabila proses

fluvial dan pasokan sedimen yang dominan mengontrol pembentukan delta dan delta yang

bersifat high desctructive apabila proses asal laut yang lebih dominan. Pada gambar klasifikasi

Fisher dapat dilihat beberapa geometri delta berdasarkan proses dominan yang

mengontrolnya menurut Fisher et al., (1969)

Klasifikasi Delta menurut Fisher et Al., 1969 Vide Elliot (1982).