Geofacts_ Lingkungan Dan Fasies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lingkungan Dan Fasies

Citation preview

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 1/14

    1.09.2011

    Lingkungan dan Fasies

    Source : Sam Boggs Jr :Lingkungan dan Facies

    Lingkungan dan Fasies

    Sifat alami material yang diendapkan dimanapun akan ditentukan oleh proses fisika, kimia dan

    biologi yang terjadi selama pembentukan, transportasi dan pengendapan sedimen. Proses-proses ini

    juga mengartikan lingkungan pengendapan. Di bab selanjutnya, dibahas proses-proses yang terjadi

    di dalam tiap-tiap lingkungan pengendapan yang terdapat di seluruh permukaan bumi dan karakter

    sedimen yang diendapkan. Untuk mengenalkan bab ini, konsep lingkungan pengendapan dan fasies

    sedimen dibahas di bab ini. Metodologi analisis batuan sedimen, perekaman data dan

    menginterpretasikannya ke dalam proses dan lingkungan dibahas di sini secara umum. Contoh

    kutipan yang berhubungan dengan proses dan hasil di dalam lingkungan dibahas dengan lebih detail

    di bab berikutnya.

    5.1 Menginterpretasi Lingkungan Pengendapan Masa Lampau

    Setting dimana sedimen terakumulasi dikenal sebagai kesatuan geomorfologi seperti sungai,

    danau, pantai, laut dangkal, dan lain-lain. Salah satu tujuan geologi sedimen adalah untuk

    menentukan lingkungan dimana rangkaian batuan sedimen tertentu terendapkan. Agar objektif,

    sedimentolog mencoba menentukan kondisi di permukaan bumi pada waktu yang berbeda dan dalam

    tempat yang berbeda, dan dari sini membangun gambaran sejarah planet. Tahap pertama adalah

    penyelidikan batuan sedimen dengan bantuan metodologi ilmiah yang dikenal sebagai analisis fasies

    (Walker 1992a; Reading & Levell 1996).

    5.2 Konsep Fasies

    Alat fundamental dalam deskripsi dan iterpretasi batuan sedimen adalah konsep fasies sedimen.

    Kata fasies diartikan sedikit berbeda oleh penulis-penulis yang berbeda, tapi menurut konsensus

    adalah bahwa fasies dimaksud sebagai penjumlahan atau gabungan karakteristik unit sedimen

    (Middleton 1973). Karakteristik ini mencakup dimensi, struktur sedimen, ukuran butir dan tipenya,

    warna dan kandungan biogenik batuan sedimen. Mengklasifikasikan batuan sedimen dengan cara

    yang adaptif dan tak terbatas. Contoh, cross bedded medium sandstone: batuan yang terutama

    terdiri dari butir-butir pasir berukuran sedang, menampilkan cross bedding sebagai struktur

    sedimen primer. Tidak semua aspek batuan perlu ditunjukkan dalam nama fasies dan di lain hal

    mungkin penting untuk menegaskan karakteristik yang berbeda. Fakta bahwa batuan berwarna

    merah mungkin lebih penting daripada batuan berwarna kelabu karena kemungkinan keterdapatan

    pecahan mika dan membentuk bagian fasies. Di situasi lain nama fasies batuan red micaceous

    sandstone digunakan jika warna dan tipe butir dianggap lebih penting dari daripada ukuran butir

    dan sruktur sedimennya. Banyak karakteristik batuan yang bisa disampaikan dalam deskripsi fasies

    yang akan membentuk bagian dari semua studi batuan sedimen.

    Istilah-istilah berbeda digunakan, dimana beberapa aspek fasies adalah fokus perhatian: deskripsi

    litofasies adalah satu batasan karakteristik batuan yang hanya merupakan hasil dari proses fisika

    dan kimia; deskripsi biofasies adalah pengamatan yang tertuju pada kehadiran fauna dan flora; dan

    deskripsi ichnofasies adalah terfokus pada fosil-fosil jejak (trace fossils) di dalam batuan. Sebagai

    Jenis Batik, cara Membuat Batik,Pengertian Batik

    UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SEBAGAIHUKUM DASAR NEGARA KESATUANREPUBLIK INDONESIA

    Laporan Viskositas

    Praktikum modulus young

    Peradaban Mesopotamia

    Ketidakpastian pengukuran

    PESAWAT ATWOOD (E-1)

    Popular Posts

    There was an error in this gadget

    Join this sitew ith Google Friend Connect

    Members (38) More

    Already a member? Sign in

    Followers

    English Article (9)

    Geologi dasar (3)

    Geomorfologi (4)

    Indonesian Article (31)

    lain-lain (8)

    Microsoft Encarta TM (14)

    Mineralogi (4)

    Opini (3)

    Paleontologi (1)

    Pancasila (2)

    pemetaan (2)

    poetry (8)

    Praktikum Fisika (8)

    sedimentologi (6)

    Stratigrafi (5)

    Labels

    More Next Blog [email protected] Dashboard Sign Out

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 2/14

    contoh, unit tunggal batuan dideskripsikan dalam istilah litofasies sebagai grey bioclastic

    packestone, memiliki biofasies echinoida dan crinoida dan ichnofasies Cruziana: gabungan

    karakteristik ini dan karaktersitik yang lainnya akan menyusun fasies sedimen.

    5.2.1 Analisis Fasies

    Konsep fasies adalah tidak berarti hanya tepat dan sesuai dalam mendeskripsikan batuan dan

    mengelompokkan batuan sedimen yang terlihat di lapangan, konsep ini juga membentuk dasar-

    dasar interpretasi strata. Karaktersitik litofasies dihasilkan dari proses fisika dan kimia yang aktif

    pada waktu pengendapan sedimen, dan biofasies serta ichnofasies menyediakan informasi tentang

    paleoecology selama dan sesudah pengendapan. Dengan pengetahuan kondisi fisika, kimia, dan

    ekologi maka memungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan pada waktu pengendapan. Proses

    analisis fasies ini, interpretasi strata ke dalam istilah lingkungan pengendapan, dapat dianggap

    sebagai pusat objektif utama dari sedimentologi dan stratigrafi yang merekonstruksi masa lampau

    (Gambar 5.1) (Anderton 1985; Reading & Levell 1996).

    Interpretasi lingkungan sedimen dari fasies dapat diperoleh dengan latihan yang sederhana atau

    memerlukan pertimbangan yang kompleks dari banyak faktor sebelum dapat membuat kesimpulan

    sementara. Di beberapa kasus ada karakteristik batuan yang unik untuk lingkungan tertentu.

    Sejauh yang kita ketahui, hermatypic corals hanya tumbuh di dalam air laut yang dangkal, bersih

    dan hangat: kehadiran fosil koral ini dengan posisi ketika masih hidup di dalam batuan sedimen

    dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa sedimen terendapkan di dalam air laut yang dangkal,

    bersih dan hangat. Dimana ada petunjuk-petunjuk langsung suatu kondisi seperti itu, maka dengan

    langsung dapat diinterpretasikan lingkungan masa lampau suatu batuan sedimen. Berbeda dengan

    hal berikut, cross bedded sandstone dapat terbentuk selama pengendapan di gurun, sungai, delta,

    danau, pantai dan laut dangkal: litofasies cross bedded sandstone tidak menyediakan petunjuk

    lingkungan khusus.

    Interpretasi fasies harus objektif dan hanya berdasar pada pengenalan proses yang kemungkinan

    besar membentuk lapisan-lapisan. Dari kehadiran struktur ripples simetris dalam batupasir halus

    dapat disimpulkan bahwa lapisan terbentuk dibawah air dangkal, dengan angin yang melintas di

    atas permukaan air yang menciptakan gelombang yang menggerakkan pasir untuk membentuk

    symmetrical wave ripples. Interpretasi air dangkal dibuat karena wave ripples tidak terbentuk di

    laut dalam (4.4.1), tapi ripples itu sendiri tidak dapat menunjukkan apakah terbentuk di danau,

    laguna atau lingkungan paparan terbuka. Oleh karena itu seharusnya fasiesnya disebut sebagai

    symmetrically rippled sandstone atau mungkin wave rippled sandstone, tapi bukan lacustrine

    sandstone karena diperlukan informasi yang lebih lanjut sebelum membuat interpretasi.

    Gambar 5.1 Diagram alir analisis fasies

    Di kebanyakan kasus, kombinasi litofasies, biofasies dan ichnofasies yang berbeda menyediakan

    informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan lingkungan pengendapan dari strata sedimen.

    Pengamatan pengendapan di dalam channel (a channel-fill facies) dengan mengamati endapan yang

    menunjukkan bukti pengendapan oleh lembaran-lembaran air (sheets of water) yang mengering (an

    overbank facies) akan memperkenankan interpretasi batuan sebagai endapan lingkungan channel

    sungai dan floodplain (fluvial) (9.4.1). Oleh karena itu pengenalan asosiasi fasies adalah bagian

    penting dari analisis fasies karena sangat umum bahwa asosiasi fasies menyediakan petunjuk-

    petunjuk lingkungan pengendapan (Collinson 1969; Reading & Levell 1996).

    5.2.2 Asosiasi Fasies

    Setelah semua perlapisan di dalam suatu rangkaian ditentukan fasiesnya, selanjutnya pola distribusi

    fasies-fasies ini dapat diselidiki. Contoh (Gambar 5.2), apakah perlapisan bioturbated mudstone

    2012 (1)

    2011 (12)

    October (1)

    January (11)

    BIOSTRATIGRAFI

    DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI

    DATA SINGKAPAN DAN DATA SUMUR

    SEISMIK STRATIGRAFI

    KONSEP DAN PRINSIP SEKUENSTRATIGRAFI

    Perlapisan Stratigrafi

    FOLIASI

    TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN

    Van zuidam

    Lingkungan dan Fasies

    Proses Transportasi dan StrukturSedimen

    2010 (4)

    2009 (6)

    2008 (88)

    Blog Archive

    live traffic

    Live Traffic Feed

    A visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "Geofacts:Lingkungan dan Fasies" 0 secsago

    A visitor from Surabaya, JawaTimur viewed "Geofacts:

    Praktikum modulus young" 22mins ago

    A visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "Geofacts:

    PESAWAT ATWOOD (E-1)"55 mins ago

    A visitor from Indonesia viewed

    "Geofacts: Praktikum modulusyoung" 2 hours 1 min ago

    A visitor from Jakarta, Jakarta

    Raya viewed "Geofacts: Sedimen

    Klastik Terrigenous" 2 hours 5mins ago

    A visitor from Jakarta, Jakarta

    Raya viewed "Geofacts: Laporan

    Viskositas" 2 hours 53 mins ago

    A visitor from Bandung, JawaBarat viewed "Geofacts: PANAS

    JENIS ZAT PADAT (F-1)" 3

    hours 20 mins ago

    A visitor from Seattle,Washington viewed "Geofacts:PANAS JENIS ZAT PADAT

    (F-1)" 3 hours 55 mins ago

    A visitor from Jakarta, Jakarta

    Your Comment

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 3/14

    lebih umum terdapat bersamaan dengan (di atas maupun di bawahnya) shelly fine sandstone atau

    medium sandstone with rootlets ? manakah dari tiga di atas yang terdapat dengan fasies

    batubara ? Ketika berusaha menentukan asosiasi fasies, sangat berguna jika mengingat proses

    pembentukannya masing-masing. Dari empat contoh fasies yang dicontohkan, bioturbated

    mudstone dan shelly fine sandstone keduanya mungkin mewakili pengendapan di lingkungan

    subaqueous, kemungkinan laut, sedangkan medium sandstone with rootlets dan coal keduanya

    terbentuk di setting subaerial. Oleh karena itu dua asosiasi fasies dapat ditentukan jika,

    diperkirakan pasangan fasies pengendapan subaqueous cenderung terdapat bersamaan, begitu juga

    pasangan fasies subaerial.

    Fasies yang jelas, dapat diinterpretasikan proses-proses yang mengawali pembentukan sedimennya.

    Sebagaimana dicatat di atas, banyak dari proses-proses ini tidaklah unik pada lingkungan tertentu

    tapi satu cara dalam melihat lingkungan pengendapan adalah dengan memikirkan kombinasi proses-

    proses yang terjadi di dalam lingkungan pengendapan. Contoh, estuaria tidal (12.7), adalah setting

    fisiografi yang jelas dimana ada channel yang menyuplai air tawar memasuki lingkungan laut,

    setting ini dipengaruhi oleh arus tidal dan mudflats yang secara berkala dibanjiri oleh laut: hal ini

    mewakili kombinasi yang sangat jelas mengenai proses fisika, kimia, dan biologi. Hasil dari proses

    ini terlihat sebagai fasies sedimen yang diendapkan di dalam channel dan di atas mudflats. Oleh

    karena itu asosiasi fasies mencerminkan kombinasi proses-proses yang terjadi di dalam lingkungan

    pengendapan.

    Selanjutnya prosedur analisis fasies dapat dibagi dalam dua tahap proses: pengenalan fasies dapat

    diinterpretasikan ke dalam proses-prosesnya; dan menentukan asosiasi fasies yang mencerminkan

    kombinasi proses-proses dan selanjutnya lingkungan pengendapannya (Gambar 5.1). Hubungan

    waktu dan ruang antara fasies pengendapan di saat ini dan di rekaman batuan sedimen telah

    diperkenalkan oleh Walther (1894). Hukum Walther secara sederhana diringkas sebagai pernyataan

    bahwa jika satu fasies ditemukan menindih (superimposed) fasies lain tanpa jeda dalam rangkaian

    stratigrafi maka dua fasies itu telah diendapkan berdekatan satu sama lain pada satu waktu.

    Tidak semua litofasies dikelompokkan ke dalam asosiasi. Suatu fasies tunggal mungkin telah

    dibentuk oleh proses-proses yang jelas berbeda maka tidaklah tepat memasukkannya ke dalam

    asosiasi fasies lain. Sebagai contoh, rangkaian endapan yang terbentuk di dalam daerah kering

    (arid region) (8.1) memiliki fasies kerikilan yang berbeda yang mungkin dikelompokkan ke dalam

    asosiasi endapan kipas aluvial dan asosiasi danau playa (dasar suatu cekungan pengaliran gurun

    pasir) yang terdiri dari fasies evaporit dan batulumpur: fasies batupasir sedang terpilah baik,

    berstruktur cross bedding tidak sesuai ke dalam asosiasi kipas aluvial dan danau playa dan oleh

    karena itu harus dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan yang tersendiri (hasil dari pengendapan

    aeolian dune: 8.2.3).

    5.2.3 Sikuen Fasies

    Sikuen fasies secara sederhana adalah asosiasi fasies dengan kejadian fasies dalam suatu urutan

    tertentu (Reading & Levell 1996). Sikuen fasies terjadi ketika ada pengulangan rangkaian proses

    sebagai respon atau tanggapan dari perubahan reguler suatu kondisi. Contoh, jika fasies bioclastic

    wackestone selalu ditutupi oleh fasies bioclastic packestone dan selanjutnya fasies ini selalu

    ditutupi oleh bioclastic grainstone (Gambar 5.2), tiga fasies ini dapat dianggap menjadi sikuen

    fasies. Pola-pola seperti itu mungkin dihasilkan dari pendangkalan ke atas yang berulang-ulang

    (repeated shallowing upward) berkaitan dengan pengendapan di atas kumpulan pasir dan lumpur

    bioklastik di dalam lingkungan laut dangkal (14.6.2). Pengenalan sikuen fasies dapat didasarkan

    pada peninjauan visual grafik log sedimen atau dengan menggunakan pendekatan statistik untuk

    menentukan urutan kejadian fasies dalam suatu rangkaian, seperti analisis Markov (Till 1974; Swan

    & Sandilands 1995). Teknik ini memerlukan kisi-kisi (grid) transisi untuk ditempatkan dengan

    semua fasies di sepanjang kedua sumbu tabel, vertikal dan horizontal: tiap waktu terjadi transisi

    dari satu fasies ke fasies lain (contoh dari fasies bioclastic wackestone ke bioclastic packestone) di

    dalam rangkaian vertikal, masukkanlah ke grid. Sikuen fasies muncul ketika lebih tinggi dari

    transisi rata-rata dari satu fasies ke fasies lain.

    8 Nov 13, 03:52 PM

    Sheira: Nice Blog! Visitand follow me ?

    4 Mar 13, 05:00 PM

    gana: hatur nuhun gojian yg

    berguna dalam penyusunan TA aing

    hahahah :*

    30 Oct 11, 05:09 AM

    Luise: Like your blog, hope you w ill

    like mine too

    27 Jul 11, 12:05 AM

    Beauty Tips: Surely i w ill add u..

    pls add me friend

    14 Jun 11, 12:45 AM

    Change Mobile Operator: u add

    me and ping me.. i w ill add it

    8 Jun 11, 02:14 PM

    Change Mobile Operator: can

    w e exchange our links? if so add &

    ping me...

    [Get a Cbox] refresh

    name e-mail / url

    message Go

    help smilies cbox

    Contact

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 4/14

    Gambar 5.2 Asosiasi fasies, sikuen fasies dan kode fasies.

    5.2.4 Nama Fasies dan Kode Fasies

    Dalam proses menyelesaikan analisis fasies suatu rangkaian batuan sedimen muncul pertanyaan

    tentang penamaan fasies dan asosiasi fasies. Salah satu pilihan sederhana adalah dengan memberi

    nomor atau huruf sesuai urutan alfanumerik. Kekurangan pendekatan ini adalah bahwa fasies 1,

    fasies 2, asosiasi fasies A dan sebagainya, tidak menyampaikan informasi deskriptif dan

    petunjuk-petunjuk karakter sedimen. Cara yang lebih baik adalah dengan memberi nama deskriptif,

    singkat bagi setiap fasies-contoh, laminated grey siltstone facies, foraminiferal wackestone

    facies atau cross bedded pebbly conglomerate facies. Suatu kompromi harus dicapai sedemikian

    rupa sehingga nama yang ditentukan cukup menguraikan fasies tetapi bukanlah yang terlalu susah.

    Diperlukan kata sifat (adjectives) secukupnya untuk membedakan fasies satu dengan yang lain.

    Contoh, mudstone facies telah cukup sempurna jika hanya terdapat satu fasies batulumpur di

    dalam rangkaian. Di lain hal, perbedaan antara trough cross bedded coarse sandstone facies dan

    planar cross bedded medium sandstone facies mungkin penting dalam analisis rangkaian batupasir

    laut dangkal.

    Nama untuk fasies harus deskriptif dan sungguh bisa diterima serta mengacu pada asosiasi fasies

    dalam kaitannya dengan interpretasi lingkungan pengendapan. Suatu asosiasi fasies seperti

    symmetrically rippled fine sandstone, black laminated mudstone dan grey graded siltstone

    telah diinterpretasikan sebagai endapan di dalam danau berdasarkan karaktersitk fasiesnya, dan

    mungkin beberapa informasi biofasies menunjukkan fauna air tawar. Oleh karena itu asosiasi

    fasies ini dikenal sebagai lacustrine association facies dan telah dibedakan dari asosiasi fasies

    kontinen yang lain yang terendapkan di dalam channel sungai (fluvial channel association facies)

    dan endapan overbank (floodplain facies association).

    Untuk membuat nama fasies yang panjang menjadi lebih mudah, sistem singkatan kode sering

    digunakan ketika meringkas sejumlah besar informasi fasies (Gambar 5.2). Hal ini membantu jika

    kode-kodenya mudah diinterpretasi dan berhubungan dengan nama fasies. Satu ketentuan yang

    digunakan dalam deskripsi fasies dalam sedimen klastik terrigenous adalah sistem yang berdasar

    ukuran butir ditunjukkan oleh huruf pertama diikuti oleh akhiran atau sufiks yang mendeskripsikan

    struktur sedimen (Miall 1978). Berdasarkan skema ini, konglomerat memiliki huruf utama G

    (untuk kerikil), S untuk pasir dan F untuk batulumpur berbutir halus; sufiks atau akhiran

    mungkin menyediakan informasi lebih lanjut mengenai ukuran butir (contoh, Sc menunjukkan

    pasir, kasar), struktur sedimen (Gx untuk cross stratified conglomerates, huruf x adalah

    singkatan umum untuk cross), warna atau karakter-karakter berbeda lainnya. Tidak ada aturan

    untuk huruf kode yang digunakan, dan ada banyak ragam pada tema ini (contoh, beberapa pekerja

    menggunakan huruf Z untuk lanau) termasuk skema serupa untuk batuan karbonat yang

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 5/14

    berdasarkan klasifikasi Dunham (3.1.4). Sebagai garis besar umum, sangat baik jika

    mengembangkan sistem yang memiliki pola konsisten (contoh, semua fasies batupasir diawali

    dengan huruf S) dan menggunakan singkatan yang mudah dipahami.

    5.3 Distribusi Paleoenvironment dalam Waktu dan Ruang

    Setelah paleoenvironment sederetan batuan sedimen telah ditentukan oleh analisis fasies,

    hubungan batuan yang terendapkan pada waktu yang sama di tempat yang berbeda dapat dipikirkan

    seperti halnya perubahan dalam paleoenvironment seiring waktu di tiap tempat. Hal ini hanya dapat

    diselesaikan setelah kerangka kerja waktu telah ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi

    stratigrafi yang diuraikan di bab 18-21. Selanjutnya analisis paleoenvironment dikombinasikan

    dengan stratigrafi ke dalam bidang studi yang dikenal sebagai analisis cekungan, yang dibahas

    singkat di bab 23.

    Satu unsur studi paleoenvironment yang penting dalam analisis cekungan adalah menentukan arah

    aliran sungai, terbentuknya delta, garis pantai, sebaran kipas bawah laut, dan sebagainya. Untuk

    beberapa macam informasi yang bersifat langsung ini adalah sangat berguna dan hal ini dapat

    diperoleh dari batuan sedimen dengan menggunakan petunjuk arus purba (paleocurrent).

    5.4 Arus Purba (Paleocurrent)

    Petunjuk paleocurrent adalah bukti arah aliran pada waktu sedimen diendapkan. Keuntungan dari

    mengetahui arah aliran ini adalah bahwa petunjuk ini membuat kemungkinan untuk memulai

    merekonstruksi paleogeographic. Fasies dan asosiasi fasies yang diendapkan di dalam lingkungan

    pengendapan yang berbeda dapat dihubungkan berdasarkan hubungan yang ditunjukkan oleh data

    paleocurrent (Potter & Pettijohn 1977). Sebagai contoh, pengetahuan tentang arah aliran di dalam

    channel endapan fluvial membuat kemungkinan untuk menghubungkan endapan ini dengan sedimen

    delta atau estuaria, dengan mengetahui arah hilirnya. Interpretasi seperti ini sungguh sangat

    berguna dalam membuat prediksi tentang karakteristik batuan yang tidak dapat terlihat karena

    tertutup oeh strata yang lebih muda. Oleh karena itu analisis paleocurrent merupakan bagian

    penyelesaian analisis fasies untuk mempelajari lebih banyak tentang paleoenvironment.

    5.4.1 Petunjuk-Petunjuk Paleocurrent

    Struktur sedimen tertentu yang terbentuk oleh aliran air atau udara dapat digunakan sebagai

    petunjuk paleocurrent atau aliran purba (paleoflow). Dua kelompok petunjuk paleocurrent dapat

    dibedakan sebagai berikut.

    Petunjuk satu arah (unidirectional indicators) adalah fitur yang memberikan arah aliran.

    1 Cross lamination (4.3.1) dihasilkan oleh ripples yang bermigrasi ke arah aliran arus. Arah

    kemiringan (dip direction) cross laminae pada batuan sedimen diukur.

    2 Cross bedding (4.3.2) terbentuk oleh migrasi aeolian dan subaqueous dunes, dan arah kemiringan

    lee slope adalah kira-kira arah aliran. Dalam batuan sedimen, arah kemiringan cross strata di

    dalam cross bedding diukur.

    3 Cross bedding dan cross stratification berskala besar terbentuk oleh bar besar di dalam channel

    sungai (9.2.1) dan setting laut dangkal (14.4), atau progradasi foreset delta tipe Gilbert (12.3),

    adalah petunjuk arah aliran. Arah kemiringan cross strata diukur. Suatu perkecualian adalah epsilon

    cross stratification yang dihasilkan oleh akumulasi point bar yang berada tegak lurus terhadap arah

    aliran (9.2.2).

    4 Imbrikasi klastik terbentuk ketika klastik kerikil berbentuk cakram (discoid) terorientasi oleh

    aliran yang kuat ke dalam posisi yang stabil, dengan satu dari dua sumbu yang lebih panjang miring

    ke arah hulu ketika dilihat dari samping. Catat bahwa ini berlawanan dengan pengukuran arah

    dalam cross stratification.

    5 Flute casts (4.8.1) adalah gerusan lokal di dalam substrata yang dihasilkan oleh pusaran arus di

    dalam aliran. Setelah pusaran turbulen terbentuk, pusaran ini dibawa oleh aliran dan terangkat ke

    atas menjauh dari permukaan dasar, meninggalkan tanda asimetris di atas lantai aliran dengan tepi

    curam di sisi hulu. Ukurlah arah sepanjang sumbu gerusan yang menjauh dari sisi yang curam.

    Petunjuk sumbu aliran (flow axis indicators) adalah struktur yang menyediakan informasi tentang

    sumbu arus tapi tidak membedakan antara arah hulu dan hilir. Meskipun begitu struktur ini berguna

    jika dikombinasikan dengan petunjuk satu arah-contoh, grooves dan flutes mungkin berasosiasi

    dengan turbidit (4.6.2).

    1 Primary current lineation (4.3.4) pada bidang perlapisan diukur dengan menentukan orientasi

    bentuk atau barisan butir.

    2 Groove casts (4.8.1) adalah gerusan memanjang disebabkan oleh takikan (indentation) partikel

    yang terbawa di dalam aliran yang memberikan sumbu aliran.

    3 Orientasi klastik berbentuk memanjang dapat menyediakan informasi jika mineral seperti jarum

    (needle-like), fosil memanjang seperti belemnite, atau potongan-potongan kayu menunjukkan

    barisan sejajar atau penjajaran dalam aliran.

    4 Batas gerusan dan channel dapat digunakan sebagai petunjuk karena bagian tepi channel berada

    sejajar dengan arah aliran.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 6/14

    5.4.2 Mengukur Paleocurrent dari Cross Stratification

    Pengukuran arah kemiringan (dip) permukaan berlereng (inclined surface) tidak selalu langsung,

    khususnya jika permukaannya berbentuk kurva dalam tiga dimensi, seperti kasus trough cross

    stratification. Normalnya, diperlukan suatu penyingkapan cross bedding yang memiliki dua wajah

    yang menyiku (Gambar 5.3). Dimana permukaan horizontal memotong melewati trough cross

    bedding, menentukan arah paleoflow lebih mudah dan hanya memerlukan permukaan horizontal

    (Gambar 5.4). Menentukan arah paleoflow dari planar cross stratification dapat dilakukan langsung

    karena bidangnya hanya miring ke satu arah. Di semua kasus suatu potongan vertikal tunggal yang

    melewati cross stratification, tidak memberikan hasil yang memuaskan karena hanya memberikan

    kemiringan semu (apparent dip) yang tidak menunjukkan arah aliran sebenarnya.

    Gambar 5.3 Arah dip bidang (contoh planar cross beds)

    tidak dapat ditentukan dari wajah vertikal tunggal (muka

    A atau B): dip sebenarnya dapat dihitung dari pengukuran

    dua apparent dip yang berbeda atau diukur langsung dari

    permukaan horizontal (T)

    Gambar 5.4 Trough cross bedding tersingkap di permukaan

    lapisan batupasir, berumur Kambrium, Sinai Peninsula,

    Mesir. Jejak lekukan atau cekungan lembah di atas

    permukaan lapisan menunjukkan arah aliran yang menjauh

    dari pandangan.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 7/14

    5.4.3 Menampilkan dan Menganalisis Data yang Berhubungan dengan Arah

    Data arah umumnya dikumpulkan dan digunakan dalam geologi. Paleocurrent adalah data yang

    tersering ditemui dalam sedimentologi tetapi data yang serupa juga dikumpulkan dalam analisis

    struktur dan studi paleoecological. Setelah data dikumpulkan akan berguna untuk menentukan

    parameter seperti arah rata-rata dan penyimpangan rata-rata (standard deviation). Dalam

    menghitung rata-rata kumpulan data arah tidak bisa dilakukan secara langsung, contoh,

    menentukan rata-rata pengukuran ketebalan kumpulan perlapisan. Paleocurrent yang diukur

    dimasukkan ke dalam lingkaran 360 derajat. Menentukan rata-rata suatu set dengan menambahkan

    bersama dan kemudian membaginya, tidak memberikan hasil yang berarti : untuk mengilustrasikan

    mengapa begitu, dua posisi (bearing) 010 dan 350 jelas sekali memiliki arti 000/360, tapi

    dengan menambahkan dan kemudian membaginya akan diperoleh jawaban 180, arah yang

    berlawanan. Penghitungan rata-rata sirkuler dan perbedaan atau varian sirkuler suatu set data

    paleocurrent dapat diselesaikan dengan kalkulator atau program komputer. Dasar-dasar

    matematika untuk perhitungan (Till 1974; Swan & Sandilands 1995) ini ditulis di bawah.

    Untuk menangani data arah secara matematika, terlebih dahulu menerjemahkan posisi (bearing) ini

    ke dalam koordinat empat persegi panjang (rectangular) dan menampilkan semua nilai ke dalam

    sumbu x dan y. Untuk tiap posisi , tentukan nilai x dan y dengan cara :

    x = cos

    y = sin

    Kemudian tambahkan semua nilai x dan tentukan rata-ratanya x, kemudian tambahkan semua nilai

    y dan tentukan nilai rata-ratanya y. Hasilnya akan berarti nilai arah rata-rata yang ditampilkan

    dalam koordinat segiempat, dengan nilai x dan y di antara -1 dan +1. Untuk menentukan posisi itu,

    hitung :

    = tan-1 (y/x)

    Nilai akan berada di antara +90 dan -90. Untuk mengoreksi nilai ini menjadi nilai sebenarnya,

    perlu menentukan di kuadran mana nilai rata-rata ini berada. Dapat ditentukan dengan mengambil

    sinus dan cosinus : jika keduanya positif, posisinya adalah 000-090, cosinus negatif maka

    posisinya 090-180, keduanya negatif maka posisinya adalah 180-270 dan jika sinusnya negatif

    adalah 270-360.

    Sebaran data disekitar nilai rata-rata sebanding dengan panjang garis, R. Jika nilai akhirnya berada

    sangat dekat dengan garis keliling lingkaran, dan ketika semua data berada sangat berdekatan, R

    akan memiliki nilai mendekati 1. jika garis R sangat pendek karena data memiliki sebaran yang

    luas: contoh ekstrimnya, rata-rata 000, 090, 180, dan 270 akan menghasilkan suatu garis

    dengan panjang 0 karena nilai rata-rata x da y untuk kelompok ini berada di pusat lingkaran.

    Panjang dari garis R dihitung dengan menggunakan teorema Pythagoras:

    R = (x 2+ y 2)

    Data paleocurrent biasanya diletakkan pada diagram rose (Gambar 5.5). Ini adalah histogram

    sirkuler dimana data arah diplot. Hitungan rata-rata dapat juga ditambahkan. Dasar penggunaannya

    adalah membagi lingkaran menjadi interval 10 atau 20 dan mengandung rangkaian lingkaran

    konsentris. Terlebih dahulu data-data dikelompokkan ke dalam blok-blok 10 atau 20 (000-019,

    020-039, dan lain-lain). dan jumlah yang jatuh di dalam tiap-tiap rentang ditandai oleh gradasi

    semakin ke luar dari pusat histogram lingkaran. Di contoh ini (Gambar 5.5) tiga pembacaan adalah

    di antara 260 dan 269, lima di antara 250 dan 259, dan selanjutnya. Skala dari pusat ke garis

    tepi lingkaran harus ditunjukkan, dan jumlah total, N, ditunjukkan dalam set data.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 8/14

    Gambar 5.5 Diagram rose yang digunakan sebagai satu

    cara menampilkan data paleocurrent (N=33, skala dari

    pusat adalah satu divisi untuk tiap pembacaan).

    Data paleocurrent yang dikumpulkan dari strata yang telah terdeformasi secara tektonik dan miring

    harus diorientasikan kembali ke horizon pengendapan. Manipulasi data arah memerlukan teknik

    stereonet yang umum digunakan dalam geologi struktur.

    5.5 Asal-Usul (Provenance)

    Data paleocurrent menyediakan petunjuk arah transportasi sedimen, yang akhirnya memberikan

    petunjuk darimana detritus klastik berasal. Informasi lanjut tentang sumber sedimen, atau

    provenance material, dapat diperoleh dari pengujian tipe klastik yang ada (Pettijohn 1975). Jika

    klastik yang hadir dalam sedimen dapat dikenali sebagai karakteristik daerah sumber tertentu

    melalui petrologi atau kimianya, maka asal-usulnya dapat ditentukan. Dalam beberapa keadaan, hal

    ini membuat kemungkinan untuk menentukan lokasi paleogeografi daerah sumber dan menyediakan

    informasi tentang waktu dan proses erosi dalam daerah yang terangkat (uplifted areas) (Dickinson

    & Suczex 1979).

    Studi provenance umumnya relatif mudah untuk diselesaikan pada sedimen klastik lebih kasar

    (coarser) karena kerakal dan berangkal mungkin dapat langsung dikenali sebagai hasil erosi dari

    litologi batuan (bedrock) tertentu. Banyak tipe batuan yang memiliki karakteristik tekstur dan

    komposisi yang memperkenankan batuan tersebut dikenali dengan yakin. Lebih sulit untuk

    menentukan provenance jika semua klastiknya berukuran pasir karena banyak butir-butir yang

    mungkin mineral-mineral individu yang dapat berasal dari sumber-sumber yang beragam. Butir-butir

    kuarsa dalam batupasir mungkin berasal dari bedrock granit, sejumlah batuan metamorf yang

    berbeda atau sedimentasi kembali (rework) dari litologi batupasir yang lebih tua, jadi meskipun

    sangat umum, kuarsa sering hanya bernilai kecil dalam menentukan provenance. Mineral-mineral

    berat tertentu (2.4.2) adalah petunjuk yang sangat baik mengenai asal pasir (Tabel 5.1). Oleh

    karena itu studi provenance dalam batupasir sering diselesaikan oleh pemisahan material dari

    sampel besar (bulk) butir-butir dan mengenalinya secara individual (Mange & Maurer 1992).

    Prosedur ini disebut analisis mineral berat, dan dapat menjadi cara efektif untuk menentukan

    sumber sedimen. Analisis mineral lempung juga terkadang digunakan dalam studi provenance

    karena mineral-mineral lempung tertentu terbentuk dari pelapukan tipe bedrock tertentu (Blatt

    1985): contoh, pelapukan batuan basaltis menghasilkan mineral lempung dalam kelompok smectite

    (2.5.3).

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 9/14

    Tabel 5.1 Mineral-mineral berat yang digunakan sebagai petunjuk sumber (provenance) detrital

    sedimen.

    5.6 Grafik Log Sedimen

    Log sedimen adalah metode grafik untuk menampilkan rangkaian perlapisan sedimen atau batuan

    sedimen. Log ini juga merupakan metode efektif mengumpulkan data secara sistematis. Ada

    banyak skema berbeda yang digunakan, tetapi masih satu tema. Format yang ditampilkan di sini

    (Gambar 5.6) dekat sekali dengan skema Tucker (1982, 1996); format lain yang sering digunakan

    diilustrasikan dalam Collinson dan Thompson (1982). Tujuan dari semua grafik log sedimen harus

    menampilkan data sedemikian rupa hingga mudah dikenali dan diinterpretasikan dengan

    menggunakan simbol-simbol sederhana dan singkatan yang dapat dimengerti tanpa kata kunci

    (meskipun kata kunci harus selalu dimasukkan untuk menghindari ambigu). Analisis fasies dan

    analisis paleoenvironment dapat dibuat berdasarkan informasi yang ditampilkan dalam grafik log

    sedimen.

    5.6.1 Menggambar Grafik Log Sedimen

    Skala vertikal yang digunakan ditentukan oleh kedetailan atau ketelitian yang diperlukan. Jika

    informasi pada perlapisan hanya memerlukan beberapa centimeter ketebalan maka skala 1 : 10

    menjadi pilihan. Suatu log yang ditarik melewati puluhan atau ratusan meter dapat digambar pada

    skala 1 : 100 jika lapisan-lapisan dengan tebal kurang dari 10 cm tidak perlu direkam secara

    individu. Log ringkasan yang hanya menyediakan garis besar rangkaian strata dapat digambarkan

    dengan skala 1 : 1000. Skala menengah juga digunakan, dengan menggunakan kelipatan 2 atau 5

    agar konversi skalanya lebih mudah.

    Kebanyakan simbol-simbol litologi yang umum digunakan adalah kurang lebih standar: titik-titik

    (dots) digunakan untuk pasir dan batupasir, susunan kotak-kotak batubata (bricks) untuk

    batugamping, dan sebagainya. Skemanya dapat dimodifikasi agar cocok atau sesuai dengan

    rangkaian yang dideskripsikan, contoh, dengan menumpangtindihkan (superimposition) huruf G

    untuk menunjukkan batupasir glaukonit, penambahan titik-titik pada susunan kotak-kotak batubata

    mewakili batugamping pasiran, dan sebagainya. Dalam kebanyakan skema, litologi ditampilkan

    dalam kolom tunggal. Di sepanjang sisi kolom litologi (kanannya) ada ruang untuk informasi

    tambahan tentang tipe sedimen dan untuk merekam struktur sedimen (lihat di bawah). Skala

    horizontal digunakan untuk menunjukkan ukuran butir dalam sedimen klastik. Klasifikasi Dunham

    untuk batugamping (3.1 4) juga dapat ditampilkan dengan menggunakan tipe skala ini. Skema ini

    memberikan kesan visual yang cepat mengenai semua kecenderungan dalam ukuran butir, lapisan

    bergradasi normal atau terbalik, rangkaian perlapisan yang mengasar ke atas atau menghalus ke

    atas.

    Dengan konvensi, simbol-simbol yang digunakan untuk menampilkan struktur sedimen mirip sekali

    dengan kenampakan fitur itu di lapangan atau di dalam inti bor (core) (Gambar 5.7). Penampilan ini

    agak disesuaikan demi kepentingan kesederhanaan dan untuk menjelaskan interpretasi struktur.

    Sekali lagi, simbol-simbol ini dapat diadaptasi untuk disesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu.

    Jika ruangnya mengizinkan, simbol-simbol diletakkan di dalam lapisan tapi juga dapat digambar di

    sisinya. Batas-batas perlapisan mungkin tajam, erosional, atau transisi/gradasi, perubahan secara

    gradasi antara satu litologi ke litologi lain.

    Detail-detail lain tentang rangkaian perlapisan dapat juga direkam pada grafik log (Gambar 5.8).

    Data paleocurrent mungkin ditampilkan sebagai rangkaian panah berorientasi ke arah paleoflow

    yang diukur atau dapat diringkas menjadi satu unit sebagai diagram rose (5.4.3) di sisi log. Warna

    biasanya direkam dalam kata-kata atau singkatan, dan keterangan atau pengamatan lanjut dapat

    ditulis di sisi log ditempat yang telah tersedia.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 10/14

    Interpretasi informasi berkenaan dengan proses-proses dan lingkungan biasanya diselesaikan

    kembali di dalam laboratorium. Jika semua analisis fasies telah dilakukan, fasies harus

    diidentifikasi dan semua interval atau selingan-selingan pada grafik log ditempatkan pada satu dari

    fasies-fasies ini. Hubungan antara fasies dapat lebih mudah terlihat pada grafik log daripada

    bentuk tampilan data yang lain.

    Tampilan grafik log dengan bantuan komputer telah menjadi terkenal pada tahun-tahun terakhir ini.

    Penggunaan yang luas dari paket menggambar komputer telah menghasilkan kecenderungan untuk

    simbol-simbol pada log menjadi lebih standar dan sesuai. Menggambar log dengan cara biasa juga

    masih digunakan. Kekurangan dari menggambar dengan komputer adalah menghasilkan grafik log

    yang tidak mengandung informasi sebanyak grafik log yang digambar dengan tangan. Variasi yang

    hampir tak kentara dalam bentuk struktur sedimen dapat dimasukkan dalam log yang digambar

    dengan tangan tapi akan hilang jika mengunakan simbol standar (Anderton 1985). Masih ada

    tempat untuk menggambar dengan pena atau pensil pada grafik log, dan log yang digambar di

    lapangan masih harus dianggap sebagai data pokok mentah.

    Gambar 5.6 Suatu contoh bentuk grafik log sedimen.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 11/14

    Gambar 5.7 Simbol-simbol yang umum digunakan pada grafik log sedimen

    Gambar 5.8 Contoh grafik log sedimen

    5.6.2 Tampilan Grafik yang Lain : Sketsa dan Foto

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 12/14

    Grafik log adaah tampilan satu-dimensi perlapisan batuan sedimen yang hanya mungkin

    menampilkan inti bor (drill-core) dan cukup sempurna untuk strata kue lapis (layer-cake)

    (perlapisan yang tidak memiliki ketebalan atau karakter lateral). Jika suatu singkapan perlapisan

    memiliki variasi lateral yang penting-contoh, endapan channel sungai dan overbank dalam

    lingkungan fluvial-suatu log vertikal tunggal tidak cukup mewakili kondisi alami endapan. Tampilan

    dua-dimensi diperlukan dalam bentuk gambar penampang singkapan alami atau buatan di tebing

    (Gambar 5.9).

    Gambar sketsa menampilkan semua fitur sedimen utama (perlapisan, cross stratification, dan lain-

    lain) yang biasanya ditambah dengan foto. Dalam kasus ideal, foto yang diambil dapat digunakan

    sebagai acuan sketsa lapangan. Foto tidak seharusnya menjadi pengganti sketsa lapangan: fitur-

    fitur sedimen tidak pernah terlihat jelas dalam foto sebagaimana di lapangan dan banyak informasi

    dapat hilang jika fitur yang penting dan hubungannya tidak digambar waktu itu. Sketsa geologi yang

    bagus tidak harus berseni. Fitur geologi harus jelas ditonjolkan sedangkan objek lain yang

    kebetulan ada seperti pepohonan dan semak-semak dapat diabaikan. Semua sketsa dan foto harus

    memasukkan skala beberapa bentuk dan orientasi pandangan harus direkam.

    Informasi lebih lanjut mengenai deskripsi lapangan batuan sedimen dapat dilihat di buku Tucker

    (1996).

    Gambar 5.9 Contoh sketsa lapangan. Variasi lateral yang kompleks hadir dalam beberapa fasies,

    seperti endapan fluvial yang disketsakan di sini (bab 9), tidak cukup hanya ditampilkan dengan

    grafik vertikal tunggal.

    5.7 Ringkasan : Fasies dan Lingkungan

    Pendekatan ilmiah dan objektif adalah dasar dari keberhasilan analisis fasies. Suatu rangkaian

    strata sedimen harus dideskripsikan dahulu berkenaan dengan litofasies (dan terkadang biofasies

    dan ichnofasies) yang ada, dimana tahap interpretasi proses-proses pengendapan dapat dibuat.

    Selanjutnya fasies dapat dikelompokkan ke dalam asosiasi litofasies yang dapat diinterpretasikan

    lingkungan pengendapannya berdasarkan kombinasi proses fisika, kimia, dan biologi yang telah

    dikenali melalui analisis fasies. Terdapat asosiasi fasies dan sikuen yang umum terjadi di dalam

    lingkungan tertentu, dan ini diilustrasikan di bab berikutnya sebagai tipikal lingkungan tertentu.

    Namun bagaimanapun, masih mungkin terdapat kesalahan berbahaya yaitu pigeon-holing,

    maksudnya adalah mencoba mencocokkan rangkaian batuan ke model fasies tertentu. Sedangkan

    karakteristik umum biasanya memberikan petunjuk yang baik kepada lingkungan pengendapan,

    detail-detail kecil dapat menjadi hal vital dan jangan diabaikan. Analisis data paleocurrent adalah

    keterangan tambahan yang sangat berguna untuk interpretasi fasies, dan membentuk dasar-dasar

    dalam menentukan lingkungan pengendapan masa lampau. Untuk memperoleh semua analisis ini,

    diperlukan metode efektif dalam menampilkan data dari batuan sedimen : hal ini disediakan oleh

    grafik log sedimen.

    Analisis fasies harus objektif untuk menentukan lingkungan pengendapan suatu rangkaian batuan

    dalam rekaman sedimen. Suatu kesimpulan umum yang telah dibuat adalah bahwa lingkungan

    sedimen yang ada saat ini (Gambar 5.10) telah ada juga di masa lampau. Secara garis besarnya

    seperti itu, tapi ada bukti dari rekaman stratigrafi mengenai kondisi yang ada selama periode

    sejarah bumi yang tidak terdapat pada lingkungan modern. Aspek stratigrafi nonuniformitarian ini

    dipertimbangkan sebagai konteks perubahan dalam pola vegetasi dan iklim global di bab 24.

    karakteristik lingkungan pengendapan kontinen dibahas di bab 6-10, lingkungan laut di bab 11-15,

    dan setting volkanik di bab 16.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 13/14

    Newer Post Older PostHome

    Subscribe to: Post Comments (Atom)

    Posted by ghozian Karami at 5:55 AM

    Labels: sedimentologi

    Gambar 5.10 Lingkungan pengendapan sedimen.

    Sign out

    Notify me

    Enter your comment...

    Comment as: Rahmi Mulyasari (Google)

    Publish

    Preview

    Bagi Yang Mau Memberi Komentar Tinggal Poskan Komentar di Kotak Komentar..

    Yang tak punya url bisa dikosongkan..

    tapi tolong di diisi oke Name-nya

    Komentar anda saya tunggu :d

    Create a Link

    1 comment:

    Vada July 1, 2012 at 4:38 PM

    dafpusnya plis bro...

    Reply

    Links to this post

    Travel template. Powered by Blogger.

  • 28/11/13 Geofacts: Lingkungan dan Fasies

    geofact.blogspot.com/2011/01/lingkungan-dan-fasies.html 14/14