54
YESI ASTRI Departemen Farmakologi dan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang 2015 Farmakotera pi Hipertensi, Aritmia dan Angina

FARMAKOTERAPI GANGGUAN JANTUNG

  • Upload
    ridoblg

  • View
    253

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuliah Kedokteran, FarmakoTerapi Penyakit Jantung

Citation preview

PRESENTATION NAME

YESI ASTRIDepartemen Farmakologi dan FarmasiFakultas KedokteranUniversitas Muhammadiyah Palembang2015 Farmakoterapi Hipertensi, Aritmia dan Angina

Farmakoterapi HipertensiDefinisi HipertensiDipiro : kelainan heterogen diakibatkan faktor spesifik (hipertensi sekunder) atau penyebabnya belum diketahui (essensial hipertensi) Fink, 1998 kenaikan tekanan darah diatas batasan nilai normal. Kaplan, 1998 tingkat tekanan darah tertentu bila diberikan pengobatan akan memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan tanpa pengobatan EtiologiHipertensi Primer (Essensial) penyebab belum diketahui diduga genetikHipertensi Sekunder penyebab diketahui

Faktor Genetik (perubahan pada ginjal)

Disfungsi Sistem Endotelial/Vascular Remodelling

Prinsip Terapi HipertensiBerdasarkan penyebab hipertensi. Jika penyebabnya tidak diketahui (hipertensi essensial) tujuan terapiMelindungi organ-organ tubuh seperti otak, ginjal, jantung, dll, dari kerusakan akibat tekanan darah yang tinggi, sehingga kualitas hidup penderita tidak terganggu. Intervensi Farmakologi Pada Hipertensi

Diuretic

Efek Samping Diuretik

Beta Blocker (Penghambat adrenoreseptor)

Beta Blockers

Efek Samping

ACE INHIBITORS

Farmakoterapi AritmiaTAHAP-TAHAP POTENSIAL AKSI

(Sumber : Ten Eick et al, Prog Cardiovasc Dis 24.157, 1981, with permission in Josephson&Zimetbaum, 2005)

Fase 4 : resting state Fase 0 : threshold potential fast sodium channel terbuka depolarisasi cepat. Fase 1 : saluran K+ terbuka (efluks)Fase 2 : plateau (keseimbangan efluks K+ & influks Ca2+)Fase 3 : efluks K >> kembali ke fase 4ANTIARRHYTHMIC DRUGSClass I

Drugs that reduce maximal velocity of phase of depolarization (Vmax) due to block of inward Na+ current in tissue with fast response action potentials

A Vmax at all heart rates and action potential duration, e.g., quinidine, procainamide, disopyramide

B Little effect at slow rates on Vmax in normal tissue; Vmax in partially depolarized cells with fast response action potentials

Effects increased at faster rates

No change or in action potential duration, e.g., lidocaine, phenytoin, tocainide, mexiletine

C Vmax at normal rates in normal tissue

Minimal effect on action potential duration, e.g., flecainide, propafenone, moricizine

Class II

Antisympathetic agents, e.g., propranolol and other b-adrenergic blockers: SA nodal automaticity, AV nodal refractoriness, and AV nodal conduction velocity

Class III

Agents that prolong action potential duration in tissue with fast-response action potentials, e.g., bretylium, amiodarone, sotalol

Class IV

Calcium (slow) channel blocking agents: conduction velocity and refractoriness in tissue with slow-response action potentials, e.g., verapamil, diltiazem

(Source : Fischbach&Lucchesi, 2004; Josephson&Zimetbaum, 2005)

Anti Aritmia Kelas 1 (Vaughan Williams Classification)Obat kelas 1 : membrane stabilizers, sebab menghambat Na+-channels sehingga memperlambat fase 0.kelas 1a (disopyramide & procainamide) memperpanjang repolarisasi dan durasi action potential. Kelas 1b (lidocaine, phenytoin) hanya bekerja pada jaringan yang iskemik, dan tidak memblok K+ channels dan tidak mempunyai efek pada repolarisasi. Kelas 1c (flecainide, propafenone) mempunyai efek minimal pada durasi action potential.

Anti Aritmia Kelas 2Beta-bloker (sotalol, atenolol, propranolol) : memblok aksi catecholamine pada jantung.Mengurangi depolarisasi spontan dari SA Node dan AV Node dan juga mengurangi konduksi melalui AV Node.Menghambat depolarisasi spontan dalam fase 4 pada ectopic pacemaker dengan cara blokade terhadap adrenoceptor-activated Ca-channels.

Anti Aritmia Kelas 3 Amiodarone , sotalol, bretyliumMemperpanjang action potential, sehingga memperpanjang durasi action potential dan meningkatkan periode refrakter. Ini dicapai dengan hambatan terhadap K+-channels yang berperan dalam repolarisasi.Amiodarone menghambat beberapa K-channels dan menunjukkan sifat use-dependent. Anti Aritmia Kelas 4L-type CCB (Kalsium antagonis) seperti Verapamil, diltiazem.Menstabilkan fase 4 action potential terutama pada AV Node dan memperlambat depolarisasi.

Farmakoterapi AnginaObat-obat Anti AnginaNitrat organik (gliseriltrinitrat, isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat) Kalsium antagonis (diltiazem, verapamil) Beta-bloker (atenolol, bisoprorol, metoprolol, propranolol)Metabolism modifiers (eg.trimetazidine)Nitrat OrganikVenodilatasi & arteriodilatasi.dilatasi koroner mengobati angina variantKonsumsi O2 dikurangi dengan penurunan beban pre-load dan after-load jantung. Dalam percobaan, gliseriltrinitrat bisa mengalihkan darah ketempat yang sakit dengan cara mendilatasi arteri koroner kolateral.

Mekanisme Kerja Nitrat OrganikPengurangan konsumsi O2 dg penurunan pre-load dan after-load jantung.Redistribusi aliran darah koroner ke daerah iskemik melalui kolateralMenghilangkan spasme koronerBeta-blokerProfilaksis angina dengan mengurangi konsumsi O2 jantung.Dihindarkan pada angina variant karena meningkatkan spasme koroner.Kontraindikasi : asma bronkhiale, penyakit vaskuler perifer, gagal jantung kongestif.

Kalsium AntagonisMemblokade masuknya Ca++ dengan mencegah pembukaan Ca++-channels pada membran otot polos vaskuler dan otot jantung.Verapamil, diltiazem, amlodipineVerapamil bersifat kardioselektif, amlodipine selektif pada otot polos vaskuler dan diltiazem bersifat diantara keduanya.terima kasih

Daftar pustakaGrahame-Smith & Aronson(2002).Oxford Textbook of Clincal Pharmacology and Drug Therapy,3rd Edition, Oxford University press.Goodman & Gilmans The Pharmacolgical Basis of Therapeutics (2006), 11th Edition, McGraw-Hill Medical Publishing Devision, New York.Rang,H.P; Dale,M.M.; Ritter,J.M.;& Moore,P.K.(2003). Pharmacology, 5th edition, 2003, Churchill Living-stone, Bath Press, UK.Walter,D.G., Renwick,A,G. Hillier,K.(2010). Medical Pharmacology and Therapeutics, 3rd Ed., Elsevier Saunders, Edinburgh.