View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Family folder OA
1/17
1
BAB I
KASUS
Nama Penderita : Umi Kalsum
Umur : 67 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Dokter Muda Pembina : Rikardo Ladesman, S.Ked
A. Anamnesis
(Autoanamnesis pada tanggal 20 Agustus 2013 pukul 10.30 WIB)
Keluhan Utama
Nyeri pada lutut kanan.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Keluhan nyeri ini terasa terutama pada saat berjalan danmenaiki tangga. Nyeri juga bertambah hebat dengan perubahan posisi. Nyeri tidak
bertambah hebat bila cuaca dingin, namun nyeri berkurang bila pasien
beristirahat. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Pasien juga mengeluh sering terjadi
kekakuan selama beberapa menit pada sendi lutut setelah bangun tidur dan duduk
terlalu lama. Nyeri di tempat lain disangkal. Riwayat jatuh disangkal.
Sejak 2 hari yang lalu, muncul bengkak di lutut kanan pasien yang sewarna
dengan kulit. Bengkak tersebut menyebabkan pasien sulit menggerakkan kakinya
sehingga aktivitas sehari-harinya terhambat. Pasien masih bisa berjalan namun
harus pelan-pelan. Bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air
dingin maupun setelah pasien beristirahat. Pasien lalu berobat ke Puskesmas
Talang Ratu.
7/30/2019 Family folder OA
2/17
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga pasien menderita penyakit dengan keluhan yang sama
disangkal.
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,80C
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Indeks massa tubuh : 27,06
Status Gizi : Gizi lebih
Keadaan spesifik
Kepala
Kulit kepala : tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva palpebra anemis tidak ada,
sklera ikterik tidak ada
Hidung : tidak ada kelainanTelinga : tidak ada kelainan
Tenggorokan : tidak ada kelainan
Mulut dan mukosa : dalam batas normal
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : Inspeksi : simetris, retraksi tidak ada.
Palpasi : Batas jantung : d.b.n, Paru: d.b.n
7/30/2019 Family folder OA
3/17
3
Auskultasi: Jantung: bunyi jantung I-II
reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Paru: suara napas vesikuler, ronkhi tidak
ada, wheezing tidak ada
Abdomen : Inspeksi: Datar, simetris, lemas.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba.
Auskultasi: bising usus normal
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : lihat status lokalis
KGB : tidak ada pembesaran pada KGB regio
coli, aksila dan inguinal.
Status Lokalis
Regio artikulasio genu dextra:
Inspeksi : edema (+), merah (-), jaringan parut (-)
Palpasi : Panas (-), penonjolan tulang (-), penebalan
membran sinovial (+), spasme otot (+), nyeri
lokal (+)
Pergerakan : Fleksi terbatas (N=120-1450), ektensi dalam
batas normal (N=00), nyeri bila digerakkan
(+), krepitasi (+)
Kekuatan otot (dengan tahanan pemeriksa): fleksi dalam batas normal,
ektensi dalam batas normal, cara berjalan
antalgik.
C. Diagnosis Banding
Osteoarthritis
Gout arthritis
Rheumatoid arthritis
7/30/2019 Family folder OA
4/17
4
D. Diagnosis Kerja
Osteoarthritis
E. Terapi
- Umum :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan
oleh faktor penuaan.
Menjelaskan kepada pasien untuk meminum obat secara teratur
untuk menghilangkan nyeri.
Mengurangi berat badan pasien untuk mengurangi beban tubuh
terhadap lutut.
- Khusus :
Paracetamol tablet 500 mg tiga kali sehari
Piroksikam tablet 20 mg sekali sehari
Kalk tablet 500 mg sekali sehari
F. Komplikasi
Piroksikam dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti
stomatitis, anoreksia, epigastric distress, mual, konstipasi, rasa tidak nyaman pada
abdomen, kembung, diare, dan nyeri abdomen. Efek samping lain adalah edema,
pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolen, penurunan hemoglobin dan
hematokrit.
G. Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
7/30/2019 Family folder OA
5/17
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Osteoartritis merupakan kumpulan gejala nyeri sendi yang disertai dengan
berbagai derajat keterbatasan fungsi dan berkurangnya kualitas hidup. Penyakit ini
bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya deteorisasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru
pada permukaan persendian. Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri
sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban. Nyeri tumpul ini
berkurang bila sendi tidak digerakkan atau bila tidak sedang memikul beban
tubuh. Dapat pula terjadi kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan
beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah digerakkan.
Kekakuan pada pagi hari, jika terjadi, biasanya hanya bertahan selama beberapa
menit, bila dibandingkan dengan kekakuan sendi di pagi hari yang disebabkan
oleh artritis reumatoid yang terjadi lebih lama.1
B. Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak mengenai
orang-orang di atas usia 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun memiliki
gambaran osteoartritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% yang
mengalami gejala. Osteoartritis pada umur di bawah 45 tahun lebih banyak terjadipada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada
beberapa penelitian ditemukan bahwa terjadi peningkatan terjadinya osteoartritis
sendi penahan tubuh pada pasien dengan obesitas.1,2
Progresivitas dari osteoartritis ini biasanya berjalan perlahan-lahan, terjadi
dalam beberapa tahun atau bahkan dekade. Nyeri yang timbul biasanya menjadi
sumber morbiditas awal dan utama pada pasien dengan osteoartritis. Pasien dapat
secara progresif menjadi semakin tidak aktif beraktivitas, membawa kepada
7/30/2019 Family folder OA
6/17
6
morbiditas karena berkurangnya aktivitas fisik (termasuk penurunan berat yang
bermakna). Prevalensi osteoartritis berbeda-beda pada berbagai ras. Osteoartritis
lutut lebih banyak terjadi pada wanita Afrika-Amerika dibandingkan dengan ras
lainnya. Terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan risiko osteoartritis
seiring bertambahnya usia. Penyakit ini biasanya sebanding jumlah kejadiannya
pada pria dan wanita pada usia 45-55 tahun. Setelah usia 55 tahun, cenderung
lebih banyak terjadi pada wanita. Sendi distal interfalangeal dan proksimal
interfalangeal seringkali terserang sehingga tampak gambaran Heberden dan
Bouchard nodes yang banyak ditemui pada wanita.3
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis osteoartritis biasanya terjadi secara perlahan-lahan.
Awalnya persendian akan terasa nyeri, nyeri tersebut kemudian akan menjadi
persisten atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat
pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang lama.3,4
Tanda kardinal dari osteoartritis adalah kekakuan persendian setelah
bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, pembengkakan pada satu
atau lebih persendian, terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian
digerakkan.3
Pada kasus-kasus yang lanjut terdapat pengurangan massa otot.
Terdapatnya luka mencerminkan kelainan sebelumnya. Perlunakan sering
ditemukan, dan dalam cairan sendi superfisial, penebalan sinovial atau osteofit
dapat teraba.3,4
Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak
tertentu. Hal ini mungkin disertai dengan krepitasi. Beberapa gerakan lebih
terbatas dari yang lainnya oleh karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan
rotasi interna biasanya merupakan gerakan yang paling terbatas. Pada stadium
lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan tiga alasan, yakni
berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan
otot.4
7/30/2019 Family folder OA
7/17
7
Seperti pada penyakit rematik umumnya, diagnosis tak dapat didasarkan
hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan
reumatologi ringkas berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan
memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda antara lain nyeri sendi, kekakuan
pada pagi hari (morning stiffness), hambatan pergerakan sendi, krepitasi,
perubahan bentuk sendi, dan perubahan gaya berjalan.3,4
D. Terapi
Tujuan pengobatan pasien dengan osteoartritis adalah:5,6
1. Meredakan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi sendi
3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas
hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi
Non farmakologis
- Modifikasi pola hidup
- Edukasi
- Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi beban pada sendi
- Modifikasi aktivitas
- Menurunkan berat badan
- Rehabilitasi medik/fisioterapi
Latihan statis dan memperkuat otot-otot
Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan
otot dan menambah luas pergerakan sendi
- Penggunaan alat bantu
7/30/2019 Family folder OA
8/17
8
Farmakologis
1. Sistemik
a. Analgetik
- Non narkotik : parasetamol
- Opioid : kodein, tramadol
b. Anti inflamasi non steroid
- Oral
- Injeksi
- Suppositoria
c. DMOADs (Disease modifying OA drugs)
2. Topikal
a. Krim rubefacients dan capsaicin
b. Krim NSAIDs
3. Injeksi intraartikular/intralesi
a. Steroid
b. Hyaluronan
4. Pembedahan
a. Realignment osteotomi
b. Arthroplasty
E. Komplikasi5,6
a. Deep vein thrombosis
b. Infeksi
c. Loosening
d. Masalah patella: subluksasi/dislokasi rekuren, loosening prostetic
component, fraktur, catching soft tissue.
e. Tibial tray wear
f. Peroneal palsy
g. Fraktur supracondyl femur
7/30/2019 Family folder OA
9/17
9
F. Prognosis7
Prognosis osteoartritis pada umumnya baik namun jika penyakit sendinya
terdapat pada ekstremitas bawah prognosis relatif lebih buruk karena sendi ini
sering digunakan untuk berjalan.
7/30/2019 Family folder OA
10/17
10
BAB III
PENCEGAHAN/PEMBINAAN
A. Genogram Keluarga Hurairo
HA Koedir Hj. Zainur
Hurairo/ Umi Kalsum/ Ade Kurniawan/
71 tahun 67 tahun 28 tahun
B. Home Visite (9 Fungsi Keluarga)
1. Fungsi Holistik, merupakan fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis,
fungsi psikologis, dan fungsi sosial ekonomis.
Fungsi biologis: didalam keluarga ini tidak terdapat penyakit keturunan,
penyakit menular, maupun penyakit kronis.
Fungsi psikologis: keluarga ini memiliki fungsi psikologis yang baik, tidak
terdapat kesulitan dalam menghadapi setiap masalah yang ada pada
keluarga, hubungan antara anggota keluarga terjalin harmonis.
Fungsi sosial ekonomi: kondisi ekonomi keluarga ini dapat dikatakan
cukup, pasien dan kakak pasien bekerja sebagai pedagang. Keluarga ini
7/30/2019 Family folder OA
11/17
11
juga berperan aktif dalam setiap kegiatan dan kehidupan sosial di
masyarakat.
2. Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan
anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:
Adaptation : keluarga ini sudah mampu beradaptasi antar sesama anggota
keluarga, saling mendukung, saling menerima dan memberikan saran satu
dengan yang lainnya.
Partnership : Komunikasi dalam keluarga ini sudah baik, mereka saling
berbagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam setiap masalah yang
dialami oleh keluarga tersebut.
Growth: Keluarga ini juga saling memberikan dukungan antar anggota
keluarga akan hal-hal yang baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
Affection: interaksi dan hubungan kasih sayang antar anggota keluarga ini
sudah terjalin dengan cukup baik.
Resolve: keluarga ini memiliki rasa kebersamaan yang cukup tinggi dan
kadang-kadang menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga
lainnya.
Adapun skor APGAR keluarga ini adalah 7,6, dengan interpretasi Cukup.
(data terlampir).
3. Fungsi Patologis dinilai dengan SCREEM score.
Social, interaksi keluarga ini dengan tetangga sekitar sudah cukup baik.
Culture, keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup
terhadap budaya, tata karma, dan perhatian terhadap sopan santun.
Religious, keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
Economic, status ekonomi keluarga ini menengah ke bawah.
7/30/2019 Family folder OA
12/17
12
Educational, tingkat pendidikan keluarga ini cukup, dimana pasien dan
kakak pasien tamatan SMA sementara keponakannya tamatan sarjana.
Medical, keluarga ini sudah mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
4. Fungsi hubungan antarmanusia
Hubungan interaksi antar anggota keluarga sudah terjalin dengan baik.
5. Fungsi Keturunan (genogram)
Fungsi genogram dalam keadaaan baik (sudah dijelaskan diatas)
6. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)
Pengetahuan tentang kesehatan keluarga ini sudah cukup baik, sikap sadar
akan kesehatan dan beberapa tindakan yang mencerminkan pola hidup
sehat sudah dilakukan dengan baik.
7. Fungsi nonperilaku (lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)
Lingkungan cukup sehat dan para tetangga juga menjalin kerjasama dengan
baik, keluarga ini juga aktif memeriksakan diri ke tempat pelayanan
kesehatan, jarak rumah dengan puskesmas/rumah sakit tidak jauh.
8. Fungsi indoor
Gambaran lingkungan dalam rumah sudah memenuhi syarat-syarat
kesehatan, lantai dan dinding dalam keadaan bersih, ventilasi, sirkulasi
udara dan pencahayaan baik, sumber air bersih terjamin, jamban ada di
dalam rumah, pengelolaan sampah dan limbah sudah cukup baik.
9. Fungsi outdoor
Gambaran lingkungan luar rumah sudah cukup baik, jarak rumah dengan
jalan raya cukup jauh, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah
dengan sungai juga cukup jauh, dan tempat pembuangan umum jauh dari
lokasi rumah.
7/30/2019 Family folder OA
13/17
13
DAFTAR PUSTAKA
1. S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279 :
Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195-
1202
2. B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis.
ORTHO Supersite Februari 1 2005.
3. DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16 th edition. Chapter
312: Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005. 2036-20454. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiology of
Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 3342 (2011)
5. Subcommittee on Osteoarthritis Guidelines. Recommendations for the
Medical Management of Osteoarthrits of the Hip and Knee. American
College of Rheumatology January 29, 2000
6. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Dalam. Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FK UNUD/Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar. 2002.
7. Rasjad, Chaeruddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar:
Bintang Lamumpatue.
8. Phillips WR, Haynes DG. The domain of family practice: scope, role, and
function. Fam Med. 2001 Apr;33(4):273-7.
9. Nitra N, Rifki. Panduan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga. Sub bagian
Kedokteran Keluarga, Ilmu Kedokteran Komunitas, FK UI. 2000
10. The red book: Specific Standards for Family Medicine Residency Programs
Accredited by the College of Family Physicians of Canada. Canada: The
college of family physicians of Canada. 2013
11. Azrul Azwar. 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, edisi 2. Ikatan
Dokter Indonesia, Jakarta.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Phillips%20WR%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11322520http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Haynes%20DG%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11322520http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11322520http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Phillips%20WR%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11322520http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Haynes%20DG%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=11322520http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/113225207/30/2019 Family folder OA
14/17
14
Lampiran 1
Kondisi Rumah
Peta
dapur kamar
R
WC
Puskesmas TalangRatu
Utara
kamar
7/30/2019 Family folder OA
15/17
15
Lampiran 2
APGAR Score
0 : jarang/tidak sama sekali
1 : kadang-kadang
2 : sering/selalu
Interpretasi : 5 : kurang, 6-7 (cukup), dan 8-10 (baik).
Rata-rata Apgar Score: 7,6 (cukup)
Variabe Penilaian APGAR
kakak
APGAR
pasien
APGAR
keponakanAdaptation 2 2 2
Partnership 1 1 2
Growth 1 2 1
Affection 2 1 1
Resolve 1 2 2
Total 7 8 8
7/30/2019 Family folder OA
16/17
16
7/30/2019 Family folder OA
17/17
17
Lampiran 3
SCREEM Score.
Variabel Penilaian Penilaian
Social interaksi keluarga ini dengan tetangga sekitar sudah
cukup baik.
Culture keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan
yang cukup terhadap budaya, tata karma, dan
perhatian terhadap sopan santun.
Religious keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.
Economic status ekonomi keluarga ini berkecukupan.
Educational tingkat pendidikan keluarga ini cukup dimana kakak
dan pasien tamatan SMA dan keponakan tamatan
sarjana.
Medical keluarga ini sudah mampu mendapat pelayanan
kesehatan yang memadai