79
STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMAN 1 CEPOGO, BOYOLALI Skripsi ROHMAT SUYANTO K4403049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN

NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI SMAN 1 CEPOGO, BOYOLALI

Skripsi

ROHMAT SUYANTO

K4403049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN

NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI SMAN 1 CEPOGO, BOYOLALI

OLEH :

ROHMAT SUYANTO

K4403049

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat

gelar sarjana pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si NIP. 130 367 766 NIP. 131 973 128

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : ………………

Sekretaris : ………………

Anggota I : ………………

Anggota II : ……………...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 131 658 563

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

ABSTRAK

Rohmat Suyanto. STUDY KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SISWA KELAS XI SMAN 1 CEPOGO, BOYOLALI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Februari: 2009.

Penelitian ini mengambil judul “Studi Komparasi Antara Nilai IQ Dan

Pemahaman Nilai Sejarah Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMAN 1 Cepogo, Boyolali”. Data yang digunakan untuk keperluan analisis merupakan data primer dengan sampel sebanyak 40 responden dari 160 populasi siswa kelas XI SMAN 1 Cepogo Boyolali.

Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara yang memiliki nilai IQ tinggi dan rendah, (2) apakah ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah yang tinggi dan pemahaman nilai sejarah siswa yang rendah, (3) apakah ada interaksi antara nilai IQ tinggi dan rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki nilai IQ tinggi dan rendah, (2) untuk mengetahui perbedaan antara pemahaman nilai sejarah siswa yang tinggi dan pemahaman nilai sejarah siswa yang rendah terhadap prestasi belajar sejarah, (3) untuk mengetahui interaksi antara nilai IQ tinggi dan rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, penelitian ini termasuk metode komparasi atau Ex. post facto, dengan menggunakan teknik analisis varian dua jalan atau ANAVA 2 x 2. Variabel bebas yang pertama adalah nilai IQ, variabel bebas yang kedua adalah Pemahaman Nilai Sejarah dan variabel terikatnya adalah Prestasi Belajar Sejarah.

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali antara siswa dengan nilai IQ tinggi dan siswa dengan nilai IQ rendah. Diketahui F hitung 17,833 dengan probalitas (signifikasi) 0,000 lebih kecil dari probalitas uji 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang memilki pemahaman nilai sejarah rendah. Diketahui F hitung 7,315 dengan probalitas (signifikasi) 0,010 lebih kecil dari probalitas uji 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. (3) Terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali. Diketahui F hitung 11,349 dengan probalitas (signifikasi) 0,002 lebih kecil dari probalitas uji 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima.

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Moto Tidak ada usaha yang sia-sia dalam sebuah perjuangan

(penulis)

Dalam kekuatan yang besar terdapat tanggung jawab yang

besar pula

(Hary Poterr)

Sregep iku biso gawe kamulyan

(Filsafat jawa)

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

· Ibu dan Bapak tercinta

· Kakak tersayang

· Teman-temanku semua

· Teman-teman Sejarah 2003

· Almamater

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang

timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas

permohonan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua dosen Program Pendidikan Sejarah FKIP UNS.

7. SMA Negeri 1 Cepogo yang sudah berkenan mengijinkan penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah

membantu di dalam menyelesaikan skripsi. ini dengan pahala yang setimpal.

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi

ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Desember 2008

Penulis

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………

HALAMAN PENGAJUAN…………………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………......

HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………......

HALAMAN MOTTO……………………………………………………......

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….....

KATA PENGANTAR…………………………………………………….......

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………......

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………..

C. Perumusan Masalah………………………………………………….

D. Tujuan Penelitian……………………………………………………..

E. Manfaat Penelitian……………………………………………………

BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………….

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………

1. IQ (Intelegent Questiont)………………………………………………

2. Pemahaman Nilai Sejarah…………………..............................

3. Prestasi Belajar Sejarah………………………………………..

B. Penelitian yang Relevan …………………………………………..

C. Kerangka Berpikir……………………………………………………

D. Rumusan Hipotesis ………………………………………………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………

B. Metode Penelitian…………………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xi

1

1

6

6

6

7

8

8

8

13

18

25

26

28

29

29

30

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

C. Populasi, sampel, dan Sampling …………………. …………………

1. Populasi………………………………………………………..

2. Sampel ……………………………………………………….

3. Teknik Pengambilan Sampel …………………………………

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………...

1. Teknik Kuisioner …………………………………………….

2. Teknik Dokumentasi …………………………………………

3. Teknik Tes……………………………………………………

E. Teknik Pengukuran Instrumen..………………………………………

1. Uji Validitas …………………………………………………..

2. Uji Reliabelitas ……………………………………………….

F. Teknik Analisis Data…………………………………………….........

G. Hipotesisi Analisis ……………………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………....

A. Diskripsi Data………………………………….... ………………….

1. Nilai IQ.........................................................................................................

2. Pemahaman Nilai Sejarah..............................................................................

3. Prestasi Belajar Sejarah.................................................................................

4. Pengkategorian Data Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah...........

5. Diskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Kategori IQ dan

Pemahaman Nilai Sejarah.........................................................

6. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Tinggi Pemahamaman

Nilai Sejarah Tinggi...................

7. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Tinggi Pemahamaman Nilai

Sejarah Rendah........................................

8. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Rendah Pemahaman

Nilai Sejarah Tinggi...................................................................

9. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Rendah Pemahamanilai

Sejarah Rendah

33

33

34

34

34

34

35

36

36

36

37

39

39

41

41

41

43

45

47

50

50

51

53

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

B. Pengujian Hipotesis............................................................................. 54

1. Uji Prasyarat Analisis.............................................................. 54

2. Analisis Data........................................................................... 56

3. Pengujian Hipotesis................................................................. 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 62

BAB V PENUTUP………………………………………………………….... 63

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 63

B. Implikasi……………………………………………………………… 65

C. Saran…………………………………………………………………. 65

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….... 67

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 69

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Standart Binet Test ................................................... 12 Tabel 2. Data Nilai IQ.................................................................................. 44 Tabel 3. Penggolongan Nilai IQ.................................................................. 45 Tabel 4. Data Pemahaman Nilai Sejarah..................................................... 46 Tabel 5. Penggolongan Nilai sejarah........................................................... 47 Tabel 6. Data Prestasi Belajar Sejarah........................................................ 48 Tabel 7. Penggolongan Prestasi Belajar Sejarah......................................... 49 Tabel 8. Pengkatagorian Data Penelitian.................................................... 50 Tabel 9. Data Penelitian Sesuai Dengan Kategori...................................... 52 Tabel 10. Diskripsi Data Prestasi Belajar Sejarah Penelitian...................... 53 Tabel 11. Ringkasan hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar......................... 58 Tabel 12. Hasil variable penelitian dengan menggunakan teori Lavene..... 59 Tabel 13. Ringkasan Analisis Varian model 2x2........................................ 59 Tabel 14.Pengujian Uji Lanjut Dengan Tukey HSD.................................... 62

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prosentase Penggolomgan Nilai IQ.............................................. 45 Gambar 2.. Prosentase Penggolomgan Pemahaman Nilai Sejarah................. 47 Gambar 3. Prosentase Penggolomgan Prestasi Belajar Sejarah....................... 49 Gambar 4. Nilai Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ tinggi dan P

emahaman Nilai Sejarah Rendah.................................................. 54

Gambar5. Nilai Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ tinggi dan P

emahaman Nilai Sejarah rendah................................................... 55

Gambar6. Nilai Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ rendah dan P

emahaman Nilai Sejarah tinggi..................................................... 56

Gambar7. Nilai Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ rendah dan P

emahaman Nilai Sejarah rendah................................................... 57

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

DAFTAR LAMPIRAN

1.Intsrumen prestasi belajar siswa...................................................................... 72 2.Angket kuisioner pemahaman pemahaman nilai sejarah................................. 80 3.Tabulasi data validitas dan reabilitas............................................................... 84 4. Tabel item soal validitas pemahaman nilai sejarah dengan SPSS.................. 86 5. Tabel reabilitas pemahaman nilai sejarah denagan SPSS................................ 98 5. Tabel item soal validitas prestasi belajar sejarah denagan SPSS................... 101 6. Tabel reabilitas prestasi belajar sejarah denagan SPSS.................................. 113 7. Diskripsi data nilai IQ, Pemahaman nilai sejarah dan prestasi belajar sejarah Siswa.............................................................................................................. 116 8. Tabel analisios varians................................................................................... 119

9 Tabel uji coba dengan tukey HSD.................................................................. 121

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu unsur pelengkap kebutuhan hidup manusia.

Tanpa pendidikan mustahil manusia akan mengalami kemajuan-kemajuan dalam

hidupnya. Kemajuan pendidikan suatu negara didasarkan pada sumber daya manusia

yang tersedia di negara tersebut. Dewasa ini bidang pendidikan mengalami kemajuan

yang sangat pesat, terbukti banyaknya inovasi dalam bidang pendidikan. Di Indonesia,

kebutuhan akan pendidikan dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945, bahkan untuk

mewujudkan peningkatan pendidikan negara harus menyediakan setidaknya 20% dari

APBN.

Bila dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia, maka

tingkat kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini di buktikan antara

lain dengan data UNESCO pada tahun 2000 tentang peringkat Indeks pembangunan

manusia ( Human Development Indeks) yaitu komposisi dari peringkat dari pencapaian

pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala. Data UNESCO tersebut menunjukkan

bahwa Indeks pembangunan manusia Indonesia ( Human Develelopment Indeks) makin

menurun. Di antara 174 negara di dunia Indonesia menempati urutan ke 102 pada tahun

1996, ke 99 pada tahun 1997, ke 105 pada tahun 1998, dan 109 pada tahun 1999

(www.sudarmi_blog.com / 4 Februari 2008).

Berdasarkan permasalahan dan kondisi aktual pendidikan tersebut di atas maka

Pemerintah Pusat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melalui Departemen

Pendidikan, Pemuda Olah Raga pada tahun 2005 telah menetapkan sebuah kebijakan

yang berwujud Kebijakan Umum dan Kebijakan Pelaksanaan Pembangunan. Wuwuh

Setiani (2007 : 1) menjelaskan mengenai Kebijakan Pemerintah tersebut sebagai berikut :

1. Memantapkan sistem dan standar pengelolaan pada semua jenjang pendidikan.

2. Mengembangkan teknologi komunikasi informasi pendidikan dan penyelenggaraan televisi pendidikan nasional (TPN) serta pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan masyarakat pada semua jenjang.

3. Meningkatkan peran strategis dan kontribusi perguruan tinggi.

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

4. Meningkatkan daya tampung serta mutu dan relevansi pendidikan pada semua jenjang pendidikan.

5. Menyempurnakan kurikulum pedidikan nasional. 6. Meningkatkan mutu profesionalisme serta memperbaiki citra, harkat,

martabat serta upaya memenuhi kebutuhan tenaga pendidik pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.

7. Meningkatkan jumlah peserta dan mengembangkan program pendidikan berkelanjutan yang berorientasi pada peningkatan ketrampilan dan kemampuan kewirausahaan (Life Skills).

8. Meningkatkan pelaksanaan peneletian dan pengembangan termasuk yang berwawasan gender.

9. Meningkatkan penyajian data dan informasi pendidikan serta sosialisasi dan desiminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

10. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program pendidikan, pemuda dan olahraga.

11. Meningkatkan dan memberdayakan peran dan fungsi hubungan masyarakat. 12. Menetapkan sistem pengawasan pendidikan, pemuda dan olahraga Untuk itu peningkatan dalam pembangunan pendidikan diperlukan guna

mendongkrak kualitas pendidikan. Pembenahan dalam pendidikan sektor formal dan

nonformal pun semakin digalakkan. Salah satu realisasi pembenahan peningkatan

pembangunan pendidikan dalam sektor formal adalah penekanan dalam proses belajar-

mengajar. Proses ini merupakan salah satu hal terberat, pasalnya proses kegiatan belajar-

mengajar tidak hanya memindahkan informasi pelajaran pada siswa akan tetapi juga

pelaksanaan pembinaan mental terhadap siswa untuk dapat menjadi manusia Indonesia

dengan tujuan pendidikan nasional. Adapun pembenahan dalam sektor non-formal dititik

beratkan pada peningkatan Sumber Daya Manusia guna menghasilkan tenaga pendidik

yang lebih kreatif dan memiliki kualitas yang tinggi.

Kualitas mutu pendidikan tentu tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor

pendidikan itu sendiri, yaitu faktor tujuan pendidikan, pendidik atau guru, siswa, alat-alat

pembelajaran atau media dan lingkungan yang mendukung. Dalam Garis-Garis Besar

Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 (4448) dijelaskan bahwa :

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, serta sehat jasmani dan rohani.

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Guru dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar memiliki peran yang sangat

penting. Kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajar tersebut diharapkan

dapat memberikan motivasi, mengorganisasi kegiatan belajar mengajar serta menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Nasution (1999: 91) menyebutkan bahwa peranan

guru di dalam sekolah ini diidentikan oleh kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik.

Berdasarkan paparan Nasution di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa seorang

guru harus memiliki kemampuan dalam manajerial kelas sehingga mampu untuk

mengendalikan dan mengontrol kelas pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

Sadirman (1990 : 144) menjelaskan mengenai hubungan siswa dengan guru

sebagai berikut :

Disamping itu pula sebaiknya hubungan guru dan murid di dalam proses belajar mengajar merupakan factor yang sanagt menentukan keberhasilan belajar siswa atau prestasi belajar siswa. Sebaik apapun bahan pelajaran yang diberikan, sesempurna apapun bahan pelajaran yang diberikan, sesempurna apapun metode yang dipergunakan, namun jika memang itu berhubungan guru dan murid tidak harmonis atau tidak baik maka tidak akan menghasilkan out put yang kita ingingkan.

Di lain pihak siswa berperan sebagai penerima harus dapat memanfaatkan

kemampuan yang ada baik dari faktor internal maupun eksternal. Harmanto (1976: 12)

mengatakan bahwa hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar akan

berpengaruh pula terhadap prestasi belajar. Pengaruh-pengaruh itu pada garis besarnya

dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun salah

satu faktor internal yang dimaksud adalah intelektual atau IQ.

Djoko (1956 : 81) menjelaskan bahwa kemamampuan intelektual ini merupakan

faktor dasar atau faktor pokok dan merupakan kesanggupan umum yang meliputi seluruh

fungsi pengenalan. IQ menjadikan seorang siswa mampu untuk melakukan pengenalan

terhadap obyek pembelajaran. Pada dasarnya kemampuan seorang siswa dapat dilihat

dari seberapa besar nilai IQ siswa tersebut, akan tetapi antara satu siswa dengan lainnya

tidak sama.

Menurut David Wechsler dikutip www.balitacerdas.com / 3 Februari 2008

menjelaskan bahwa :

Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari

sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi

mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang

secara keseluruhan.

Menurut David Wechsler seperti dikutip dalam www.balitacerdas.com / 3

Februari 2008 menjelaskan bahwa

Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar sejarah siswa, maka nilai IQ bisa

menjadi patokan termudah bagi guru untuk melihat sejauh mana kemampuan seorang

siswa dalam pemahaman sebuah mata pelajaran. Dalam hal ini mengacu pada

pemahaman mata pelajaran sejarah.

Pemahaman nilai-nilai sejarah juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar

anak didik. Pada dasarnya pemahaman ini berkaitan dengan kenyamanan siswa

mempelajari mata pelajaran sejarah itu sendiri. Jika seorang anak didik merasa nyaman

dan memiliki kesukaan terhadap mata pelajaran sejarah, maka hal ini akan berpengaruh

terhadap tingkat prestasi belajar seorang anak (www.wikipedia.com / 15 januari 2008).

Kurangnya kesadaran sejarah siswa, salah satu yang menyebabkan lahirnya

pemahaman nilai sejarah siswa yang negatif terhadap sejarah, terutama yang berkaitan

dengan perjuangan Bangsa Indonesia. Soekarno pernah berpesan bahwa bangsa yang

besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Ini

mengindikasikan bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah sudah selayaknya ditanamkan

pada anak didik (siswa), bahkan sejak dini.

Sejarah merupakan salah satu rumpun ilmu humaniora. Sejarah ditulis oleh orang

dalam semua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya hal ini cukup menjadi bukti

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

bahwa sejarah itu perlu bagi kehidupan bangsa dan manusia. Pada dasarnya sejarah

dibagi menjadi dua yaitu sejarah empiris dan sejarah normatif. Sejarah empiris

dipergunakan untuk tujuan yang bersifat ilmiah akademik, sedangkan sejarah normatif

merupakan kajian sejarah yang menyajikan substansi sejarah disusun menurut criteria

normatif dan sebagai sarana pendidikan.

Sartono Kartodirdjo (1984 : xvii) menjelaskan bahwa pengajaran sejarah

merupakan dasar bagi pendidikan dalam masa pembangunan bangsa, terutama untuk

menggembleng jiwa generasi muda, untuk membangkitkan suatu bangsa. Lebih lanjut

dikatakan bahwa bangsa yang tidak mengenal sejarahnya akan kehilangan identitas atau

kepribadiannya.

Dari uraian Sartono Kartodirjo tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan

mengenai pentingnya pengetahuan sejarah. Pengetahuan sejarah sangat berguna terutama

bagi generasi muda, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi seperti sekarang

ini. Pengetahuan sejarah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung

dalam sejarah perjuangan bangsa. Dalam hal ini nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah

sangat dperlukan siswa untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuan pengajaran

sejarah.

Dari uraian masalah diatas maka peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut

mengenai STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN NILAI

SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 1 CEPOGO, BOYOLALI.

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pembahasan tentang Prestasi Belajar Sejarah

Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali di tinjau dari latar nilai IQ dan Minat

pemahaman nilai sejarah ternyata bersifat komplek. Penelitian ini difokuskan pada

prestasi belajar sejarah siswa SMA 1 Cepogo Boyolali terhadap nilai IQ dan Minat

pemahaman nilai sejarah. Adapun pertanyaannnya berkisar tentang apakah ada perbedaan

nilai IQ tinggi maupun nilai IQ rendah terhadap prestasi belajar sejarah. Demikian juga

apakah ada perbedaan pemahaman nilai sejarah yang rendah dengan pemahaman nilai

sejarah siswa yang tinggi terhadap prestasi belajar sejarah. Selanjutnya adakah interaksi

latar belakang nilai IQ tinggi atau nilai IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi

atau pemahaman nilai sejarah rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Subjek

penelitian ini adalah siswa SMA 1 Cepogo Boyolali.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

penlitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara yang

memiliki nilai IQ tinggi dan rendah?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara siswa yang

memiliki pemahaman nilai sejarah yang tinggi dan pemahaman nilai sejarah

siswa yang rendah?

3. Apakah ada interaksi antara nilai IQ tinggi dan rendah dan pemahaman nilai

sejarah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa?

D. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian dapat dirumuskan tujuan yang hendak dicapai melalui suatu

kegiatan ilmiah. Dari penelitian ini tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki

nilai IQ tinggi dan rendah?

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

2. Untuk mengetahui perbedaan antara pemahaman nilai sejarah siswa yang

tinggi dan pemahaman nilai sejarah siswa yang rendah terhadap prestasi

belajar sejarah?

3. Untuk mengetahui interaksi antara nilai IQ tinggi dan rendah dan pemahaman

nilai sejarah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa?

E. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat baik bagi peneliti,

para guru dan para siswa sendiri :

1. Secara Teoritis :

a) Dapat memberikan gambaran tentang ada dan tidaknya pengaruh antara nilai IQ

dan wawasan kesejarahan dengan prestasi belajar sejarah siswa SMA 1 Cepogo

Boyolali.

b) Dapat memberikan dan menambah serta mengembangkan pemahaman nilai

sejarah yang berkaitan dengan pembelajaran.

2. Secara Praktis :

a) Untuk memberi masukan pada pendidikan. Khususnya lembaga bimbingan dan

penyuluhan di SMA N 1 Cepogo Boyolali, sehingga menjadi bahan pertimbangan

untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut

b) Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan ada tidaknya interaksi

antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi belajar siswa SMA

N 1 Cepogo Boyolali.

c) Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah cakrawala

pengetahuan tentang latar belakang etnis dan pengetahuan kesejarahan.

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis

1. IQ (Intelligence Quotient)

a. Pengertian

Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak cerdas.

Menurut pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis,

berhitung, mengolah kata-kata dan angka. Para ahli menentukan tingkat kecerdasan

seorang anak secara metodik dengan IQ (Intellegent Quotient). Sebagian orang

mengatakan bahwa antara inteligensi dengan IQ adalah sama, namun sebenarnya

keduanya memiliki pengertian yang berbeda.

Menurut David Wechsler seperti dikutip www.balitacerdas.com / 3 Februari 2008

menjelaskan mengenai pengertian intelegensi sebagai berikut :

Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Rachman N (1979 : 83) mengungkapkan bahwa intelegensi adalah daya untuk

menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-

bahan pikiran yang ada menurut pikirannya.

Lebih lanjut Rachman N (1979 : 83) menjelaskan bahwa pengertian lain dari

intelegensi adalah mencakup kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman agar dapat

melakukan penyesuaian kepada situasi-situasi baru.

Sedangkan M. Husaini (1978 : 73-74) menjelaskan pengertian lain dari

intelegensi sebagai berikut :

Intelegensi merupakan kecerdasan melakukan perbuatan disertai dengan pemahaman atau pengertian, perbuatan penyesuaian diri secara mental terhadap situasi dan kondisi. Jadi intelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan untuk persepsi biasa.

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi dari hal-hal yang kita amati.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa intelegensi

adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional dan

kemampuan untuk menggunakan daya pikirnya yang berguna dalam pemahaman

terhadap situasi yang baru.

IQ didefinisikan sebagai “An intelligence quotient or IQ is a score derived from

one of several different standardized tests attempting to measure intelligence”

(Intellegent Quotient atau IQ adalah score atau nilai yang diperoleh dari salah satu dari

beberapa test yang distandarisasikan berbeda untuk mengukur kecerdasan/intelegensi)

(www.wikipedia.com/ 5 Februari 2008).

Sedangkan pengertian lain dari IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes

kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf

kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara

keseluruhan. (www.balitacerdas.com/ 3 Februari 2008).

Menurut M.Husaini (1978 : 73-74) IQ adalah nilai yang diperoleh dari

perbandingan umur sebenarnya dikalikan seratus. Pendapat lain dilontarkan Dewa Ketut

Sukardi (1984 : 33) yang menyatakan bahwa IQ adalah suatu jenis test psikologis yang

khusus dipergunakan untuk mengukur taraf intelegensi/tingkat kecerdasan seseorang.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IQ adalah skor

atau nilai hasil pengukuran intelegensi yang diperoleh dari beberapa tes, yang bertujuan

untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Intelegensi Anak (IQ)

Tinggi rendahnya IQ seorang anak, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara

garis besar faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 3 (www.pikiranrakyat-

online.com/ 5 Februari 2008).

1) Faktor Genetik

Menurut hasil penelitian, kecerdasan dapat diturunkan melalui gen-gen

dalam kromosom. Untuk itu, tidak heran jika ayah-ibu yang cerdas, akan

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

melahirkan anak yang cerdas pula. Bahkan kini di luar negeri, terdapat bank

sperma dari para donor pria-pria jenius

2) Faktor gizi

Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak, terutama

pada saat ibu hamil dan juga pada waktu bayi, yaitu pada saat sel-sel otak

sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi pada saat pertumbuhan, bisa

berakibat berkurangnya jumlah sel-sel otak dari jumlah yang normal. Hal itu

tentu saja akan mempengaruhi kerja otak tersebut di kemudian hari.

3). Faktor Lingkungan

Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan

kebutuhan mental bagi si anak. Kebutuhan mental meliputi kasih sayang, rasa

aman, pengertian, perhatian, penghargaan, serta rangsangan intelektual.

Kekurangan rangsangan intelektual pada masa bayi dan balita, dapat

menyebabkan hambatan pada perkembangan kecerdasannya. Hal itu sering

terjadi pada bayi-bayi yang ditinggal di panti asuhan.

IQ atau tingkat kecerdasan ini dianggap tidak akan berubah sampai seseorang

menjadi dewasa. Namun dalam perkembangannya, ditemukan beberapa penyebab yang

dapat merubah IQ seseorang (www.psikolgi_jurn.com/ 5 Februari 2008).

a). Penyebab Organo - Biologis

Yaitu segala kerusakan yang terjadi pada sel-sel otak, yang bisa

diakibatkan oleh penyakit, tumor otak, kecelakaan ataupun kurang gizi. Makin

berat kerusakan sel-sel otak, makin berat pula gangguannya terhadap fungsi

otak.

b). Penyebab Psiko-Sosial

Yaitu hambatan-hambatan yang disebabkan oleh lingkungan, misalnya

kekurangan rangsangan mental pada bayi dan anak. Hal ini biasanya

disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua, juga oleh faktor kemiskinan. Pada

golongan sosio-ekonomi yang rendah, segala energi dari orang tua dicurahkan

untuk mencukupi kebutuhan sandang dan pangan, sehingga orang tua tidak

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

mempuyai waktu untuk mendidik anak-anak. Kebanyakan anak-anak itu

dibiarkan tumbuh sendiri dan meniru apa yang mereka lihat di lingkungannya.

Hal ini berbeda dengan kalangan menengah keatas yang mempunyai banyak

waktu untuk mengawasi perkembangan ana-anaknya.

c). Penyebab kelainan kromosom

Terjadinya kelainan kromosom dapat menyebabkan anak-anak menjadi

terbelakang mentalnya. Dalam dunia kedokteran anak-anak yang menderita

keterbelakangan mental termasuk dalam golongan "mongoloid". Disebut

"mongoloid" karena memiliki penampilan yang lain dari umumnya, seperti

bentuk tubuhnya pendek gemuk, jari tangannya pendek, matanya sipit dan

ujungnya miring ke atas, hidungnya pesek, mulutnya kecil dengan ujung ke

bawah. Anak-anak ini tentu saja memiliki IQ rendah .

c. Penghitungan IQ

Menurut Apri Sukoco (1986 : 25) mengutip pernyataan Stern, bahwa rumus yang

lazim digunakan untuk mengukur IQ seseorang adalah sebagai berikut :

Keterangan :

MA = Mental Age

CA = Calender Age

Contoh:

Misalnya seorang anak yang masih berusia 3 tahun, tetapi telah mampu berbicara seperti

layaknya anak usia 4 tahun ( Empat tahun inilah yang disebut sebagai usia mental anak).

Maka berdasarkan rumus di atas IQ anak tersebut adalah:

Usia mental (MA)

X 100 % = IQ Usia sesungguhnya (CA)

4 X 100 = 133

3

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Dengan adanya rumus baku pengukuran IQ tersebut, maka memudahkan dalam

menentukan berapa besar IQ seorang anak. Sedangkan untuk menentukan mana yang

tergolong IQ rendah dan tinggi maka dapat dilihat dalam tabel klasifikasi dari standar

Binet Test dibawah ini :

IQ

Intelligence Quotient Golongan

160 - 169

150 - 159

140 - 149

Very Superior

130 – 139

120 – 129

Superior

110 - 119 High Average

100 - 109

90 - 99 Normal or Average

80 - 89 Low Average

70 - 79 Boderline Defective

60 – 69

50 – 59

40 – 49

30 - 39

Mentally Defective

Tabel 1. Tabel Klasifikasi Standar Binet Test

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

2. Pemahaman Nilai Sejarah

a. Pengertian Pemahaman

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 94:714) pemahaman berasal

dari kata ”paham” yang berarti (1) pengertian, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran, haluan,

pandangan, (4) mengerti benar (akan), tahu benar (akan), (5) pandai dan mengerti benar.

Apabila mendapat awalan pe- dan akhiran –an, menjadi pemahaman yang berarti : (1)

proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan.

Jadi pemahaman adalah suatu proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan. Sebagai suatu proses dan perbuatan maka dalam pemahaman ada aktivitas

tertentu (aktivitas mental) yang erat kaitannya dengan apa yang dipahami.

Winkel (1989:246) menyatakan bahwa pemahaman mencakup kemampuan untuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Ia sendiri mengambil dari

taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan

tujuan instruksional. Bloom membaginya ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik. Pemahaman termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif

karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek-aspek pengetahuan, pemahaman,

penerapan analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan

hirarki kesukaran tingkat berfikir dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Selanjutnya Winkel (1989:254) menjelaskan bahwa pemahaman sebenarnya

merupakan proses kognitif yang merupakan gabungan antara mengetahui dan menghayati

yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pemahaman secara utuh. Ranah

kognitif ini merupakan ranah yang paling rendah tingkatannya dan mendasari tingkat

ranah selanjutnya yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan

tipe belajar pengetahuan. Nana Sujana (1992: 24) lebih lanjut menyatakan bahwa

pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) tingkat terendah adalah

pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenar-benarnya,

mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman

penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan

yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi

pemaknaan ektrapolasi.

Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu melihat di

balik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan

kondisi-kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemampuan membuat

kesimpulan yang berhubungan dengan implikasi dan konsekuensinya.

Sejalan dengan pendapat di atas, Suke Silverius (1991; 43 – 44) menyatakan

bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: (1) menerjemahkan/ translation,

pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan/translation, arti dari bahasa

yang satu ke dalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu

model, yaitu model simbolik untuk mepermudah orang mempelajarinya. Pengalihan

konsep yang dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukan ke

dalam kategori menerjemahkan. (2) menginterpretasi/interpretation, kemampuan ini lebih

luas daripada menerjemahkan, yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide

utama suatu komunikasi. (3) mengekstrapolasi/extrapolation, agak lain dari

menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.

Jadi dari beberapa uraian dia atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan pemahaman adalah merupakan suatu proses, perbuatan terhadap bahan-bahan

yang dipelajari. Pemahaman meletakkan pada dasar suatu kegiatan belajar, tanpa hal

tersebut maka suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan tidak akan

bermakna serta proses belajar yang dialami oleh individu tidak membawa hasil yang

maksimal.

Lebih lanjut, Suharsimi Arikunto (1999: 118) menyatakan bahwa dengan

pemahaman, seorang individu diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami

hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Pemahaman dalam arti

terakhir ini tidak hanya menghendaki seseorang mengerti, tetapi menuntut agar kita dapat

menggunakan bahan-bahan yang telah dipahami dengan layak dan efektif.

Selanjutnya Dilthey (1993: 54) menyatakan bahwa pemahaman adalah pengertian

tentang kerja akal pikiran manusia. Akal pikiran membentuk gabungan-gabungan dan

hubungan-hubungan berbagai macam peristiwa dalam bentuk sebuah pola.

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Dari uraian di atas dapat disarikan bahwa pemahaman mencakup kemampuan

untuk menangkap arti dan makna dari bahan yang dipelajari. Di dalam kaitan ini dapat

dijelaskan pemahaman berarti memahami arti dan makna yang terkandung, dan bukan

hanya mengahafal angka tahun dan juga peristiwa saja. Melalui pemahaman akan

termotivasi untuk mengetahui, mempelajari, mengerti serta dapat menginterpretasi

sesuatu obyek peristiwa. Artinya dalam diri seseorang terjadi suatu proses berfikir

mengapa peristiwa itu terjadi dan apa akibat dari peristiwa itu.

b. Pengertian Nilai

Secara umum, lingkup pengertian nilai adalah tidak terbatas. Sebagai suatu yang

ada dalam alam semesta, langsung atau tidak langsung disadari atau tidak disadari

mengandung nilai-nilai tertentu. Hanya nilai macam apa yang terkandung di dalam

sesuatu itu masih harus ditentukan. Multi interpretasi, bermacam interpretasi manusia

tentang nilai ini melahirkan berbeda-beda cara pandang manusia baik dalam menentukan

hidupnya sendiri, bermasyrakat, berbangsa maupun bernegara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud: 690) adalah sifat-sifat, hal-

hal yang dianggap penting dan berguna bagi kemanusiaan. Selanjutnya Sastra Pratedja

(1993; 8) menyebutkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dinilai positif, dihargai,

dipelihara, diagungkan, dihormati, membuat orang gembira, atau puas bersyukur

(kepuasan rohaniah). Sementara Mardiatmadja (1986:54) menjelaskan nilai adalah

hakikat sesuatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan oleh manusia demi

peningkatan kualitas hidup manusia atau pantas dicintai, dihormati, dikagumi atau yang

berguna untuk sesuatu hal.Jadi nilai pada hakikatnya adalah suatu hal yang dianggap

penting atau berguna bagi manusia, yang dinilai positif, dihargai, dipelihara, digunakan,

dihormati dan pantas dikerjakan oleh manusia demi peningkatan kualitas hidupnya.

Menurut pendapat Louis O Kattsoxf sebagaimana dikutip oleh Junaidi (1982: 15)

membagi nilai menjadi empat macam arti yaitu (1) bernilai artinya berguna, (2)

merupakan nilai artinya baik atau benar atau indah, (3) mengandung nilai artinya

merupakan obyek atau keinginan atau sifat yang menimbulkan sikap setuju serta sesuatu

predikat dan (4) memberi nilai artinya memutuskan bahwa sesuatu itu diinginkan atau

menunjukkan nilai.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Berdasarkan penjelasan di atas, maka nilai itu artinya, baik, benar dan indah. Nilai

itu merupakan obyek atau keinginan untuk bersikap serta sesuatu yang mendorong untuk

memutuskan apa yang diinginkan.

Nilai di dapat dibagi menjadi beberapa macam, hal ini sebagaimana dijelaskan

oleh Notonegoro (1978: 51) yang membagi nilai menjadi tiga yaitu:

1. Nilai meterial, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas.

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam yaitu:

a) Nilai kebenaran / kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio, budi,

cipta)

b) Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel, perasaan,

estetis)

c) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan

manusia (will, karsa, etnic)

d) Nilai religius yang merupakan nilai keTuhanan, kerohanian kehendak/ kemauan,

nilai religius ini bersumber pada kepercayaan/keyakinan manusia.

Jadi yang mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda meterial

saja, tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang tidak

berwujud benda material ini dapat mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi

manusia. Nilai material relatif dapat diukur dengan mudah, yaitu dengan menggunakan

alat-alat pengukur, seperti alat pengukur berat (kilogram), alat pengukur panjang (meter),

pengukur isi (liter) dan sebagainya. Sedangkan nilai non material diukur dengan ”budi

nurani manusia” karena itu lebih sulit dilakukan.

Manusia yang mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rohaniah

menggunakan budi nuraninya yang dibantu oleh inderanya. Sampai sejauhmana

kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi manusia yang satu dengan yang lain

berbeda, jadi hal ini tergantung kapada manusia yang mengadakan penilaian.

Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam segala

perbuatannya. Jika orang menyatakan perdamaian merupakan sesuatu yang

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

bernilai,misalnya, maka ia memahami bahwa di dalam hakikat perdamaian itu terdapat

nilai yang mendasari perdamaian itu sendiri(kattsoff, O Louis, 1992: 345).

Sebagai salah satu jenis keyakinan, nilai menempati posisi sentral dalam

keseluruhan sistem keyakinan seseorang, merupakan ideal-ideal abstrak yang tidak terikat

pada obyek sikap atau situasi khusus tertentu, namun menjadi penentu semua jenis

perilaku. Selanjutnya (Rokeach, 1998; 316)juga menyatakan bahwa nilai mempunyai tiga

fungsi utama bagi seseorang yaitu: (1) sebagai ukuran baku yang membantu dan

mengarahkan kegiatan seseorang ; (2) sebagai cara untuk membantu pemecahan konflik

dan mengambil keputusan dan ; (3) berfungsi sebagai motivasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai itu merupakan hasil

pertimbangan terhadap sesuatu. Nilai itu dihargai, dipelihara, digunakan dan dihormati,

sehingga mendorong manusia yang menghayati untuk memilih mana yang penting/tidak

penting, benar/tidak benar, baik/tidak baik, berguna/tidak berguna, dengan demikian nilai

memberi arah untuk bersikap dan bertingkah laku seseorang.

c. Pengertian Sejarah

Kata sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1(Depdikbud:891) berarti

silsilah; asal usul (keturunan), (2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

masa lampau; riwayat; tambo, (3) pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa

dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Menurut Muh. Yamin sebagaimana dikutip oleh Helius Syamsuddin (1996: 6)

menyatakan bahwa: ”Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya, yang

berhubungan dengan ceritera bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam

masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, atau tanda-tanda yang lain.

Selanjutnya Sidi Gazalba (1966; 11) menyatakan bahwa sejarah adalah gambaran

masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara

ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa lalu dengan tafsiran dan penjelasan yang

memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang telah berlalu itu.

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Sejarah tidak hanya mencatat kejadian yang telah terjadi dan fakta peninggalan

atau warisan masa lalu saja, tetapi juga menguraikan hubungan di antara rentetan

peristiwa yang terjadi.

Menurut Sartono Kartodirdjo (1992; 14) sejarah dapat berarti subyektif dan juga

obyektif, sejarah dalam arti subyektif adalah suatu konstruk yang disusun oleh penulis

sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit

yang mencakup fakta-fakta yang terangkai untuk menggambarkan suatu gejala sejarah,

baik proses maupun strukturnya. Selanjutnya juga dijelaskan sejarah dalam arti obyektif

yang berarti menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah

dalam aktualitasnya sehingga kejadian tersebut hanya sekali terjadi dan tidak terulang

kembali. Dari uaraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

sejarah tidak terulang kembali itu ialah sejarah dalam

artian obyektif, sedangkan perlunya mempelajari atau belajar dari sejarah, hal ini

menunjukan sejarah dalam arti subyektif.

Dari dua pengertian tersebut jelas bahwa ada sejarah yang bersifat obyektif yaitu

peristiwa manusia di masa lampau dan hanya sekali terjadi, serta sejarah dalam arti

subyektif yang berarti ceritera atau uraian fakta yang terangkai untuk menggambarkan

gejala sejarah.

Sejalan dengan pendapat Sartono Kartodirdjo, Colling Wood sebagaimana dikutip

oleh Patrik Gardiner (1959; 250) menyatakan bahwa sejarah adalah suatu pengetahuan

pemikiran di masa lalu yang penting dan pokok,maka dalam penulisan sejarah

membutuhkan suatu penelitian mutlak dalam usaha mengetahui pemikiran orang lain

sehingga tugas pokok para sejarawan adalah memikirkan dan menurunkan kembali dalam

pemikiran-pemikiran serta pertimbangan-pertimbangan dari para pelaku sejarah.

Menurut Taufik Abdullah (1985;13), peristiwa yang masuk sebagai peristiwa

sejarah adalah peristiwa-peristiwa penting di masa lalu. Ukuran penting atau tidak

penting baru dapat terbentuk setelah ”pertanyaan pokok” ditentukan oleh sejarawan yang

bersangkutan. Jawaban terhadap pertanyaan apa, siapa, di mana merupakan fakta sejarah

yang memungkinkan adanya sejarah secara obyektif. Jawaban-jawaban pertanyaan

”bagaimana” adalah suatu deskriptif yang disebut sejarah atau ikatan fakta-fakta.

Sedangkan pertanyaan ”mengapa dan apa jadinya” merupakan pertanyaan kausalitas

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

sekaligus sebagai puncak studi sejarah yang sering juga disebut sejarah kritis dan

menunjukkan kualitas ilmiahnya.

Dari berbagai pengertian, penjelasan dan pemahaman akan masa lampau tersebut

di atas dapat dijadikan sabagai cermin untuk masa kini dan dapat memprediksi masa yang

akan datang. Dengan mempelajari sejarah diharapkan seseorang akan dapat menafsirkan

dan memahami sebab akibat suatu peristiwa sejarah.

Berdasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai

sejarah ini berarti kemampuan subyek untuk mempertimbangkan sesuatu, sehingga

mendorong individu yang menghayati untuk memilih mana yang penting/tidak penting,

benar/tidak benar, baik/tidak baik, berguna/tidak berguna, dengan demikian memberikan

arah untuk bersikap dan bertingkah laku. Diharapkan bagi para siswa dengan memahami

nilai-nilai sejarah dapat menumbuhkan rasa kecintaan yang tinggi terhadap sejarah

bangsa Indonesia, sehingga dapat berperan aktif dalam pelestarian tempat-tempat

peninggalan sejarah dan mengetahui jati diri bangsanya.

3. Prestasi Belajar Sejarah

Dalam pengertian secara umum, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan. Winarno Surahman (1986: 67) mengemukakan bahwa “belajar

adalah memahami, berarti menghayati suatu pengalaman aktual yang akan menimbulkan

respon tertentu dari pihak lain”. Sedangkan Skinner sebagaimana dikutip Barlow (1985:

92) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progresif”. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan

ringkas bahwa belajar adalah a process of progresive behavior adaptation. Berdasarkan

berbagai macam definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik secara

potensial maupun secara aktual, dan bersifat permanen.

Nana Sudjana (1995: 22) memberikan batasan “prestasi belajar adalah beragam

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Belajar

yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan

sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal

adalah kondisi atau situasi yang ada di dalam diri siswa, misalnya kesehatan,

ketrampilan, kemampuan, dan sebagainya. Sedangkan kondisi eksternal adalah kondisi

yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnyua ruang belajar yang bersih, sarana dan

prasarana belajar yang memadai.

Dewa Ketut (1993: 30) mendefinisikan prestasi belajar adalah suatu hasil

maksimum yang diperoleh seseorang dalam rangka usaha mengoptimalkan dan

mempotensikan diri lewat belajar”. Sedangkan Noehi Nasution (1992: 4) mendefiniskan

“belajar sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu

tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa

perubahan yang muncul disebabkan oleh kematangan suatu hal”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

merupakan hasil atau proses tingkah laku seseorang dalam belajar dan prestasi adalah

hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.

Suratinah Tirtonegoro (1994: 43) Juga mendefinisikan “Prestasi belajar sebagai

hasil pengukuran dari belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

tertentu”. Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1989: 731)

dijelaskan pengertian dari prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

ketrampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran dan ditunjukan dengan nilai yang

diberikan oleh guru sebagai hasil dari pembelajaran tersebut. Prestasi belajar merupakan

suatu hasil maksimal yang diperoleh seseorang dari usahanya dalam rangka

mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar.

Uraian tersebut di atas memberikan pengertian prestasi belajar yang dihubungkan

dengan pendidikan sebagai hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar sebagai hasil kegiatan belajar-

mengajar merupakan ukuran perubahan tingkah laku belajar yang dinilai dengan standar

atau kreteria tertentu sehingga dapat digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya hasil

yang dicapai. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan cermin hasil kegiatan belajar-

mengajar dengan wujud pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Prestasi yang

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

dimiliki dapat diukur lewat tes hasil belajar. Seperti halnya dijelaskan Winarno Surahmad

(1986: 23) bahwa “prestasi belajar yang baik adalah hasil yang memenuhi dan dapat

mencapai tujuan belajar baik ditinjau dari sudut guru maupun dari sudut siswa”.

Dalam hal proses belajar-mengajar, Sumadi Suryabrata (1989: 7) menjelaskan

bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari luar diri

individu dan faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor dari dalam individu

dibedakan menjadi faktor psikologis dan faktor fisiologis, sedangkan faktor yang berasal

dari luar diri individu dibedakan menjadi faktor sosial dan faktor non sosial.

Proses belajar merupakan hasil belajar-mengajar sebagai hasil kegiatan belajar-

mengajar dan interaksi guru dengan siswa. Oleh karena itu, untuk pencapaian prestasi

belajar yang optimal guru sebagai fasilitator dan inovator pembelajaran harus dan wajib

memilih strategi pembelajaran dan penyajian materi belajar secara tepat.

Slameto (1988: 85) mengamati “beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa adalah faktor intern dan ekstern”. Faktor intern (dalam diri anak) terdiri atas

faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi, dan cara belajar. Faktor ekstern

(lingkungan)yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat”.

Faktor yang mempengaruhi proses belajar serta prestasi anak didik yang berasal dari

dalam diri anak adalah :

a. Kelainan otak. Kelainan dalam sub satrat otak akibat gangguan selama kehamilan,

kesulitan pada proses persalinan dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak

yang menganggu proses impuls syaraf

b. Maturasi kepribadian. Taraf maturasi kepribadian menentukan apakah seseorang

anak sudah siap belum untuk bekajar di sekolah, misalnya anak di bawah 5 tahun

umurnya belum cukup matang dan mampu duduk terus terlalu lama dan dengan

serius melaksanakan tugas pembelajaran yang diberikan secara tuntas dan purna

c. Gangguan pemusatan. Keluhan mengenai tidak mampu anak untuk

memperhatikan dan mengikuti instruksi guru juga dapat disebabkan oleh kelainan

ini. Orang tua dan guru tidak mengerti mengenai kesulitan yang dialami anak

tersebut, sehingga anak dianggap sebagai anak nakal dan menghukum anak

tersebut.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

d. Taraf kecerdasan. Anak berbakat juga dapat menjadi kendala dalam proses

belajar. Metode pengajaran yang diperlukan agak berbeda dengan yang biasa. Hal

ini dilakukan agar anak tidak mudah bosan. Kreativitas anak harus disalurkan,

materi pengajaran harus sedapat mungkin diberikan secara stimulan sehingga

dapat merangsang minat si anak.

Sedangkan faktor Lingkungan sebagai kendala prestasi belajar siswa antara lain (Jan

Prasetyo 1993: 92):

a. Sikap dan cara orang tua mendidik anak dalam keluarga. Jauh sebelum anak

masuk sekolah, orang tua perlu mempersiapkan anaknya melalui pendidikan

dirumah agar anak mencapai kesiapan belajar yang dibutuhkan. Orang tua

hendaknya memberikan contoh-contoh yang baik pada anaknya karena anak

cenderung meniru orangtuanya.

b. Sikap dan cara guru mendidik anak di sekolah. Seringkali guru dalam penilaian

hasil belajar, masih ditujukan untuk mencari kesalahan yang dibuat anak dan tidak

berorientasi pada keberhasilan anak. Cara penilaian semacam ini tidak bersifat

mendidik anak.

c. Sistem pendidikan. Banyak masalah belajar pada anak disebabkan karena dasar-

dasar belajar dikuasai. Kurang tepatnya sistem pengajaran yang dilakukan oleh

kurikulum yang dijalankan oleh penyelenggara pendidikan.

Sejarah merupakan rentetan pristiwa-pritiwa pada masa lampau. Helius

syamsudin (2004: 12) mendefinisikan “sejarah bermula dari bahasa arab syajaratun yang

artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan yang terus menerus dari bumi

dan daun, kembang atau bunga serta buah”. Sejarah yang berarti pohon juga berarti

keturunan asal-usul atau silsilah. Selain hal tersebut pohon di sini mengandung

pengertian suatu percabangan genealogis dari suatu kelompok keluarga. Situasi

masyarakat waktu dulu yang berorientasi atau penonjolan peran penguasa atau raja, maka

kebanyakan asal-usul yang ditulis waktu itu adalah dari kelompok orang-orang besar,

sehingga yang terlihat dari sebuah silsilah tersebut adalah sifat istana sentris.

Sejarah sangat berguna bagi generasi-generasi sekarang maupun mendatang.

Seperti dijelaskan oleh Hill (1956: 25) dengan mempelajari sejarah secara unik dapat

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

memuaskan rasa ingin tahu tentang kehidupan para tokoh atau pahlawan dan juga dapat

membangkitkan rasa keingintahuan tentang kehidupan manusia masa lampau. Sedangkan

Nugroho Notosusanto (1979: 10) mengungkapkan bahwa “dengan mempelajari sejarah

kita akan memiliki wawasan sejarah, dengan memiliki wawasan sejarah akan

mengkonsepkan preses sejarah yang berguna untuk mengantisipasi masa depan”.

Pelajaran sejarah disekolah dapat menopang pertumbuhan wawasan

kebangsaan yang begitu fundamental bagi pembangunan bangsa. Proses belajar sebagai

pemahaman dan penyadaran mampu menjadi sumber inspiratif dan pangkal tumbuhnya

rasa kebangsaan yaitu semangat nasionalisme di kalangan generasi muda, apabila tanpa

idealisme dan aspiratif mengenai terjemahan tanah air dan bangsanya maka generasi

muda akan kehilangan jati dirinya sebagai suatu bangsa (Sartono Kartodirjo.1992: 29).

Dari beberapa uraian tersebut memberikan pengertian prestasi belajar yang

dikaitkan dengan pendidikan sebagai hasil pengukuran terhadap peserta didik yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar sebagai hasil kegiatan

belajar mengajar merupakan ukuran perubahan tingkah laku belajar yang dinilai dengan

standar atau kreteria sehingga dapat digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya hasil

yang dicapai. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan cermin hasil kegiatan belajar

mengajar dengan wujud pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Kecakapan yang

dimiliki dapat diukur lewat tes hasil belajar, seperti halnya dikatakan Winarno Surahmad

(1986: 23) bahwa “prestasi belajar yang baik adalah hasil yang memenuhi dan dapat

mencapai tujuan belajar baik ditinjau dari sudut guru maupun dari sudut siswa”.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang pengaruh IQ terhadap prestasi belajar telah dilakukan oleh

Neisser et al. (1995). Intelligence: Knowns and Unknowns. Board of Scientific Affairs of

the American Psychological Association. California : California University Media.

Dalam penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa anak dengan nilai

tes intelegensi lebih tinggi cenderung mempelajari lebih dari apa yang diajarkan di

sekolah daripada mereka yang memiliki nilai lebih kecil. Lembaga ini menyebutkan

bahwa “However, this means that they explain only 25% of the variance. Successful

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

school learning depends on many personal characteristics other than intelligence, such

as memory, persistence, interest in school, and willingness to study”. Dari penjelasan

tersebut di atas di dapat bahwa IQ setidaknya menyumbang sekitar 25 % dari berbagai

macam kebutuhan siswa. 75 % lainnya ditentukan oleh karateristik yang dimiliki oleh

individu itu sendiri. Jadi IQ mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.

Pajaitan.S juga telah melakukan penelitian tentang pengaruh nilai IQ terhadap

prestasi belajar “Studi komparasi antara nilai IQ dan motifasi belajar terhadap prestasi

belajar. ( Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.1992 ).Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berarti

antara nilai IQ terhadap prestasi belajar pada taraf signifikansinya lima persen (r=0,56 >

r=0,11). Terdapat hubungan yang berarti motifasi belajar terhadap prestasi belajar pada

taraf signifikansi lima persen (r=0,58 > r=0,11). Terdapat hubungan yang berarti antara

nilai IQ dan motifasi belajar secara bersama-sama pada taraf signifikansi lima persen

(r=0,67 > r=0,11). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai IQ mempunyai pengaruh

terhadap prestasi belajar

C. Kerangka Berpikir

1.Perbedaan prestasi belajar sejarah antara siswa siswa yang memiliki nilai IQ

tinggi dan siswa yang memiliki IQ rendah?

Prestasi belajar adalah penguasaan pengatehuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh pelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh

guru. Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh seseorang dari usahanya

dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar.

Sedangkan IQ adalah skor atau nilai hasil pengukuran intelegensi yang diperoleh

dari beberapa tes, yang bertujuan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang .

Harmanto (1976: 12) mengatakan bahwa hal-hal yang berpengaruh terhadap

proses belajar mengajar akan berpengaruh pula terhadap prestasi belajar. Pengaruh-

pengaruh itu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor

internal dan eksternal. Adapun salah satu faktor internal yang dimaksud adalah

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

intelektual atau IQ. Dalam hal ini disebutkan bahwa tingkat kecerdasan sesorang

berpengaruh terhadap prestasi belajar

Berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah

antara siswa yang memiliki IQ tinggi dengan siswa yang memiliki IQ rendah. Karena

diduga siswa dengan IQ tinggi cenderung lebih mudah menyerap mata pelajaran

sejarah, sehingga mempunyai prestasi ynag lebih tinggi pula.

2.Perbedaan prestasi belajar sejarah antara siswa yang memiliki pemahaman nilai

sejarah tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah yang rendah?

Pemahaman nilai sejarah adalah kemampuan subyek untuk memahami nilai –

nilai yang terkandung dalam sejarah, sehingga menimbulkan kecintaan yang tinggi

terhadap sejarah .

Menurut David Wechsler seperti dikutip www.balitacerdas.com / 3 Februari

2008 menjelaskan bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah memiliki pengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Pada dasarnya pemahaman ini berkaitan dengan kenyamanan

siswa mempelajari mata pelajaran sejarah itu sendiri. Jika seorang anak didik merasa

nyaman dan memiliki kesukaan terhadap mata pelajaran sejarah, maka hal ini akan

berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar seorang anak . Kurangnya kesadaran

sejarah siswa, juga menjadi penyebab lahirnya pemahaman nilai sejarah siswa yang

negatif terhadap sejarah.

Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa

antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah yang tinggi dengan siswa yang

memiliki pemahaman nilai sejarah yang rendah. Karena diduga siswa dengan

pemahaman sejarah yang tinggi cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi

tentang kesejarahan dan minat yang tinggi pula terhadap mata pelajaran sejarah

sehingga menunjang dalam pelajaran sejarah.

3.Interaksi antara nilai IQ dan juga pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi

belajar sejarah siswa?

Nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah yang memadai akan berpengaruh terhadap

semakin besarnya prestasi belajar siswa. Jadi dapat dikatakan siswa yang memiliki nilai

IQ semakin tinggi cenderung memiliki prestasi belajar sejarah yang lebih tinggi pula,

demikian juga siswa yang meiliki pemahaman nilai sejarah yang tinggi juga cenderung

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

memiliki prestasi belajar sejarah yang tinggi pula. Apa bila keduanya ada (nilai IQ dan

pemahaman nilai sejarah yang tinggi) pada siswa, hal itu akan mewujudkan

keberhasilan dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, nilai IQ yang tinggi dan

pemahaman nilai sejarah tinggi, kedua-duanya memiliki kaitan dan saling berpengaruh

terhadap prestasi belajar sejarah. Sebaliknya apabila nilai IQ dan pemahaman nilai

sejarah yang rendah akan menghambat proses peningkatan prestasi belajar sejarah

siswa.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir seperti tersebut, dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

1. Ada perbedaan prestasi belajar sejarah antara siswa yang memiliki nilai IQ tinggi

dan siswa yang memilki nilai IQ rendah

2. Ada perbedaan prestasi belajar sejarah antara siswa yang memiliki pemahaman

nilai sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah

3. Terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi

belajar sejarah siswa

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMU Negeri 1 Cepogo, Boyolali yang beralamat di

desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Sekolah tersebut dipilih oleh

peneliti karena mempunyai komponen yang bisa digunakan dalam mempermudah

penelitian ini,antara lain sudah mempunyai data nilai IQ siswa. Selain itu pemilihan

tempat penelitian ini dikarenakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

pengambilan data karena lokasinya dekat dengan tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008, yang meliputi observasi

sampai dengan selesainya penelitian ini. Jadwal Kegiatan Penelitian sebagai berikut ;

Nomor Jenis Kegiatan Bulan

1 Penyusunan Proposal April 2008

2 Pengkajian, Penyusunan, dan

Konsultasi Skripsi

Mei-Juni2008

3 Pengumpulan Data Penelitian Juli- Agustus 2008

4 Pengolahan Data Penelitian Agustus 2008-Februari 2009

5 Pengujian Hasil Penelitian Januari 2009

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat

sekarang. Winarno Surakhmad (1994: 139) mengungkapkan bahwa “Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi, penelitian dengan

tekhnik survey, dengan tekhnik interview, angket, observasi, atau dengan teknik test”.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa

dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan menggunakan angket yang

rnenghasilkan data kualitatif untuk kemudian ditransformasikan ke dalam data kuantitatif.

Dari variable yang diteliti, penelitian ini termasuk metode komparasi Ex. Post

facto. Ibnu Hadjar (1999:124) mengutarakan bahwa “Komparasi adalah suatu

perhitungan statistik yang berusaha membandingkan 2 variabel atau lebih”. Penelitian Ex

post Facto merupakan penelitian menguji pengaruh yang terjadi pada subyek. Hal ini

merupakan pengujian sesudah fakta karena sebab dan akibat sudah terjadi atau sudah

mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

prestasi belajar siswa yang memiliki nilai IQ tinggi dan rendah dan juga mengetahui

perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa

yang memiliki pemahaman nilai sejarah rendah sekaligus mengetahui interaksi antara

nilai IQ tinggi dan rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar sejarah siswa. Penelitian ini akan dilakukan untuk melihat perbadaan

prestasi belajar sejarah siswa yang memliki nilai IQ tinggi dan rendah serta antara siswa

siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang memiliki

pemahaman nilai sejarah rendah.

Untuk itu, rancangan penelitian yang dianggap paling tepat adalah memakai

teknik analisis varian (ANAVA) dua jalan atau ANAVA 2 X 2. Dikarenakan dapat

melihat perbedaan lebih dari dua variasi sekaligus, serta bisa melihat hubungan antar

variasi tersebut, maka digunakan formula table ANAVA 2X2

ANAVA 2 X 2

B Variabel B1 B2

A A1

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

A2

A : Nilai IQ

A1 : Nilai IQ Tinggi

A2 : Nilai IQ Rendah

B : Pemahaman Nilai Sejarah

B1 : Pemahaman Nilai Sejarah Tinggi

B2 : Pemahaman Nilai Sejarah Rendah

2. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:10) “variabel penelitian termasuk penelitian

deskriptif, karena penelitian dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan

variabel masa lalu dan sekarang atau sedang terjadi”.

Dengan uraian variabel-variabelnya sebagai berikut :

a. Variabel bebas 1 (X1) IQ

IQ didefinisikan sebagai “An intelligence quotient or IQ is a score derived from

one of several different standardized tests attempting to measure intelligence”

(Intellegent Quotient atau IQ adalah score atau nilai yang diperoleh dari salah satu dari

beberapa test yang distandarisasikan berbeda untuk mengukur kecerdasan/intelegensi)

(www.wikipedia.com/ 5 Februari 2008).

Dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai sampel akan digunakan dua varian

sampel yaitu nilai IQ tinggi dan nilai IQ rendah. Peneliti mengambil data nilai IQ dengan

metode dokumentasi yaitu dengan mengisi cek list yang sudah disediakan peneliti.

b. Variabel Bebas 2 (X2) Pemahaman Nilai Sejarah

Pemahaman nilai sejarah ini berarti kemampuan subjek untuk mempertimbangkan

sesuatu, sehingga mendorong individu yang menghayati untuk memilih mana yang

penting/tidak penting, benar/tidak benar, baik/tidak baik, berguna/tidak berguna, dengan

demikian memberikan arah untuk bersikap dan bertingkah laku.

Pemahaman nilai sejarah menurut penelitian juga mempengaruhi prestasi siswa

dalam pembelajaran. Walaupun derajat pengaruhnya kecil, namun Pemahaman nilai

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

sejarah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Pengembangan

diri dan juga pengembangan kemampuan siswa bisa diperoleh dari pemahaman nilai

sejarah. Di dalam penelitian ini, pemahaman nilai sejarah akan di klasifikasikan menjadi

dua, yaitu siswa yang mempunyai pemahaman nilai sejarah tinggi dengan siswa yang

memiliki pemahaman nilai sejarah rendah.

c. Variabel Terikat (Y) adalah Prestasi Belajar Sejarah

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar, sedangkan

belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan

Saifudin Azwar (2002: 9) menyatakan ”tes prestasi belajar merupakan tes yang

disusun secara terencana untuk mengungkap performa maksimal subjek dalam menguasi

bahan-bahan atau materi yang diajarkan. Dalam kegiatan formal di kelas, tes prestasi

belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes harian, tes formatif, bahkan ebtanas

dan ujian masuk perguruan tinggi, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan

tes yang peneliti adakan sendiri untuk memperoleh data dari nilai prestasi belajar siswa.

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Moh Nasir (1988: 325) memberikan analisis bahwa “populasi adalah kumpulan

dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Dengan kata lain

populasi adalah individu-individu yang akan dijadikan obyek penelitian. Populasi

menurut Sanford Laboivits yang dikutib Nawawi (1981: 57) populasi dapat

diidentifikasikan sebagai subjek yang akan diteliti, yaitu orang-orang yang ingin

diketahui keadaaanya. Nawawi (1998: 220) mendefiniskan “populasi sebagai keseluruhan

objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, tumbuhan,gejala-gejala, nilai tes

atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karateristik tertentu sebagai sumber

penelitian”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa dari kelas XI SMA N 1

Cepogo, Boyolali. Peneliti mengambil populasi kelas XI dari tiga ring kelas yang ada

dikarenakan kelas XI tidak memiliki beban seperti halnya kelas XII yang menjelang ujian

nasional. Selain itu kelas XI yang baru saja memasuki jenjang SMA, jadi belum

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

terbentuk betul karakter siswa SMA hal ini dikarena masa SMA baru saja dijalani setelah

lulus dari SMP. Populasi yang ada di SMA 1 Cepogo, Boyolali untuk kelas XI sebanyak

4 kelas, baik jurusan IPA ataupun IPS. Tiap kelas terdiri dari 40 siswa maka banyaknya

siswa kelas XI adalah 160 siswa

2. Sampel

Agar penelitian ini efisien, maka tidak semua populasi dijadikan obyek penelitian,

namun hanya pada sebagian populasi yang disebut dengan sampel. Moh Nasir (1988:

328) mendefiniskan “sampel adalah kumpulan dari unit sampling”, sedangkan Cholid

Nurbuka,dkk (2003: 107) mendefiniskan “sampel adalah sebagian individu yang

diselidiki dari keseluruhan individu penelitian”.

Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan ada empat faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menetukan besarnya sampel dalam penelitian, yaitu :

a. Derajat keseragaman (degree of homogeneity) dari populasi.

b. Presesi (ketelitian) yang dikehendaki oleh peneliti, makin tinggi tingkat presisi

yang dikehendaki, makin besar sampel yang diambil.

c. Rencana analisis.

d. Tenaga, biaya dan waktu.

Dengan melihat pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi yang dapat mewakili terhadap seluruh populasi untuk diambil

teknik-teknik tertentu.

Dalam penelitian ini, penentuan sampel menggunakan teknik random sampling

artinya teknik pengambilan sampel dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak.

3. Teknik pengambilan sampel

Sampel yang dipilih dengan mengambil hanya sebagian saja dari populasi yang

diambil secara acak (random). Masri.S (1987 : 111) menyatakan bahwa “sampel yang

diambil tiap-tiap kelas seimbang dengan populasi yang ada. Besarnya sempel tidak boleh

kurang dari 10% dari besarnya populasi, sedangkan peneliti lain ada yang menyatakan

bahwa besarnya sampel minimal 5% dari jumlah satuan elementer populasi”.

Masri S menyatakan dalam pengambilan sampel jika populasinya (N) berjumlah

160 maka jumlah sampling adalah 25 % dari total Populasi (N), maka :

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

n (sampel) : 25% X N (Jumlah Populasi)

: 25% X 160 siswa

: 40 siswa

Maka diperlukan 40 responden atau siswa sebagai sampel dalam penelitian ini

jika menurut teori masri.S dengan titik minimal.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Masri S tersebut. Yaitu dengan

mengambil 25 % dari total populasi. Sampel mengambil 40 siswa yang diambil secara

aca

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik kuisioner atau angket

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang akurat digunakan metode

angket. Digunakan untuk mendapatkan data tentang pemahaman nilai sejarah siswa, yaitu

dengan menyebar angket kepada responden. Adapun variable data yang diambil yaitu

pemahaman nilai sejarah tinggi dan rendah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Jenis angket yang

digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Yaitu berupa angket (kuisioner) yang

daftar pertanyaanya langsung dikirim kepada orang yang ingin dimintai pendapat,

keyakinan atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri. Suharsimi

Arikunto (1993:125) mengungkapkan bahwa “Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup:.. Dalam hal ini responden yang diberi suatu daftar

pernyataan untuk ditanggapi dengan memilih alternative Jawaban yang disediakan.

Sanapiah Faisal (1981: 9) mengungkapkan bahwa “alat pengumpul data berupa angket

atau kuesioner berfungsi mewakili peneliti untuk menanyakan atau merekam Jawaban

responden sehubungan dengan informasi atau keterangan yang hendak dikumpulkan”.

Dalam pengukuran veriabel pemahaman nilai sejarah menggunakan 2 jenis soal

pertanyaan yang bersifat positif dan pertanyaan yang bersifat negatif. Dari jumlah

pertanyaan sebanyak 35 soal, ada pertanyaan yang menggunakan pertanyaan yang

bersifat positif dan ada soal yang bersifat negatif. Adapun skor dalam pertanyaan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk pertanyaan yang bersifat negatif Jawaban (A) Sangat setuju diberi skor 1, (B)

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Setuju diberi skor 2, (C) Ragu-ragu diberi skor 3, (D)Tidak Setuju diberi skor 4, (E)

Sangat Tidak Setuju diberi skor 5

2. Untuk pertanyaan yang bersifat positif Jawaban (A) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi

skor 1, (B) Tidak Setuju diberi skor 2, (C) Ragu-ragu diberi skor 3, (D) Setuju diberi

skor 4, (E) Sangat setuju diberi skor 5

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen atau barang-barang yang ditulis sebagai sumber data. Suharsini Arikunto (1985:

115) mengemukaan bahwa ”metode dokumentasi dapat mengunakan a. Pedoman

dokumentasi yang memuat garis besar kategori yang dicari, b. Cek list yaitu daftar

variabel yang dikumpulkan datanya”. Penggunaan metode dokumentasi diaplikasikan

pada variabel penelitian IQ. Data atau dokumentasi diambil dari nilai tes IQ yang

sebelumnya sudah dilkakukan di sekolah tersebut.

3.Tehnik Tes

Menurut Anastasi (1982:3) tes adalah seperangkat daftar pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui kemampuan atau skill seseorang

Tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar pada mata pelajaran

sejarah. Tes ini menggunakan tes yang dibuat penulis yaitu tes obyektif. Bentuk tes

obyektif ini memberikan nilai berupa angka. Jumlah soal tes yang diberikan berjumlah 35

soal dengan skor nilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah.

E. Teknik Pengukuran Instrumen

Uji coba instrumen dipergunakan untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian yang dibuat sudah memenuhi syarat sebagai alat pengukur yang baik atau

belum. Tujuan uji coba instrumen adalah mengetahui seberapa jauh alat pengukur yang

telah disusun memiliki validitas dan reliabilitas yang sudah di kategorikan baik dan

memenuhi persyaratan kemudian dipersiapkan untuk dibagikan kepada kelompok

responden uji coba

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

1. Uji Validitas

Arikunto (1998: 45) mengemukakan “Uji validitas digunakan untuk mengetahui

valid tidaknya instrumen pengukuran. Dimana instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari

secara tepat”. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi

antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%, item-item yang tidak

berkorelasi secara signifikan dinyatakan gugur. Dalam kaitannya dengan besarnya angka

korelasi ini, Saifuddin Azwar (2000:153) menyebutkan bahwa “koefisien validitas yang

tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar 0,50 sudah dapat diterima dan dianggap

memuaskan. Namun apabila koefisien validitas ini kurang dari 0,30 maka dianggap tidak

memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa item dari suatu variabel dikatakan valid jika

mempunyai koefisien 0,30”.

Untuk mencari validitas alat ukur dengan menggunakan rumus yang dikemukakan

oleh Pearson dan dikenal sebagai rumus product moment, yaitu:

( Suharsimi Arikunto, 1991:138)

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor masing-masing item

Y = Skor total

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X2 = Jumlah kuadrat dari X

Y2 = Jumlah kuadrat dari Y

N = Jumlah subyek

2. Uji realibilitas

Singarimbun (1995: 68) mendefinisikan “reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Untuk

{ }{ }2222 )()()()(

))((

YYNXXN

YXXYNrXY

å-åå-å

åå-å=

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji dengan menggunakan metode

Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang

dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama

dengan 0,6.

Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf reliabilitas tinggi, jika alat tersebut

dikenakan pada kelompok yang sama memberikan hasil yang sama meskipun pada waktu

yang berbeda. Untuk mengetahui reliabillitas digunakan rumus :

Di mana:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Sab2 = jumlah varians butir

at2 = varians total

(Suharsimi Arikunto, 1991:165)

Berdasarkan hasil uji coba terhadap angket yang digunakan untuk mengumpulkan

data tentang pemahaman nilai sejarah, setelah dilakukan uji validitas dan juga reliabelitas

didapatkan dari 32 item soal valid dan reliabel. Angket pemahaman nilai sejarah dari 35

item soal di uji cobakan dan terdapat 3 item soal yang tidak valid yaitu nomor 14, 15 dan

juga nomor 17. Kedua item soal tersebut kemudian dibuang dan jumlah soal yang

digunakan adalah 32 item soal. Hasil perhitungan 32 item valid pada taraf kepercayaan

5% sebesar 0,444 dan n = 32. Uji reliabelitas Pemahaman nilai sejarah dengan

mengunakan ramus Alpha Cronbach didapatkan r hit sebesar 0,845 dengan rtabel : 0,444

dengan taraf kepercayaan 5%. Dengan hasil rhitung lebih besar dari rtabel maka didapatkan

item soal tersebut reliabel untuk menjadi alat pengumpul data.

Berdasarkan hasil uji coba terhadap test yang digunakan untuk mengumpulkan

data tentang prestasi belajar sejarah, setelah dilakukan uji validitas dan juga reliabelitas

didapatkan dari 32 item soal valid dan reliabel. Test prestasi belajar sejarah dari 35 item

soal di uji cobakan dan terdapat 3 item soal yang tidak valid yaitu nomor 27, 29 dan juga

nomor 30. Kedua item soal tersebut kemudian dibuang dan jumlah soal yang digunakan

adalah 32 item soal. Hasil perhitungan 32 item valid pada taraf kepercayaan 5% sebesar

2

2

11 11 t

bk

kr

aaå

--

=

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

0,444 dan n = 32. Uji reliabelitas angket prestasi belajar sejarah dengan mengunakan

ramus Alpha Cronbach didapatkan r hit sebesar 0,843 dengan rtabel: 0,444 dengan taraf

kepercayaan 5%. Dengan hasil r hitung lebih besar dari r tabel maka didapatkan item soal

tersebut reliabel untuk menjadi alat pengumpul data.

Pengambilan data variabel nilai IQ siswa menggunakan metode dokumentasi

dengan menggunakan data sekolah tentang IQ masing-masing siswa. Test IQ yang

dilakukan oleh sekolahan baru dilakukan 2 bulan yang lalu saat peneliti mengambil data.

F. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses pengorganisasian atau pengumpulan data kedalam

pola, kategori, dan satuan sehingga dapat diambil menjadi satu kesatuan dari data yang

telah dikumpulkan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan

tehnik yang telah ditentukan. Perumusan masalah dan juga hipotesisi yang diajukan,

dalam penelitian ini, mengunakana data analisis dengan mempergunakan analisis varians

(ANAVA) dua jalan atau 2x2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jasa

perhitungan SPSS seri 13. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam analisis data.

G. Hipotisis statistik (Uji Statistik)

Berdasarkan dari olahan data, untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan

maka harus dilanjutkan dengan hipotesis statistik apabila terdapat perbedaan yang

signifikan dari data yang didapatkan. Dari 2 variabel penelitian yang diteliti dan rumusan

hipotisis yang diajukan penulis maka ada 3 uji statistik yang harus dirumuskan yaitu ;

1. Hipotisis pertama, rumusan hipotesis statistik adalah:

Ho = 21 mm =

Tidak terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan IQ tinggi dan IQ

rendah siswa

H1 = 21 mm ¹

Terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan IQ tinggi dan IQ

rendah siswa

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Ket.

1m = IQ tinggi

2m = IQ rendah

2 Hipotesis kedua, rumusan hipotesis statistiknya adalah

Ho = 21 mm =

Tidak terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan pemahaman nilai

sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah

H1 = 21 mm ¹

Terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan pemahaman nilai

sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah

Ket.

1m = Pemahaman nilai sejarah tinggi

2m = Pemahaman nilai sejarah rendah

3.Hipotesis ketiga, rumusan hipotesis statistiknya adalah

Ho = A x B = 0

Tidak terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan IQ tinggi dan IQ

rendah siswa serta pemahaman nilai sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah

rendah

H1 = A x B ¥ 0

Terdapat pengaruh antara prestasi belajar sejarah dengan IQ tinggi dan IQ

rendah siswa serta pemahaman nilai sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah

rendah

Ket

A = Nilai IQ

B = Pemahaman nilai sejarah

0 = Prestasi belajar sejarah

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Nilai IQ

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data variabel Nilai IQ siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Nilai IQ

No Nilai IQ No Nilai IQ No Nilai IQ No Nilai IQ

1 124 11 86 21 95 31 120

2 95 12 106 22 118 32 106

3 113 13 110 23 91 33 118

4 112 14 96 24 95 34 106

5 104 15 95 25 100 35 86

6 112 16 103 26 88 36 110

7 95 17 91 27 111 37 95

8 108 18 102 28 120 38 95

9 92 19 122 29 105 39 86

10 98 20 101 30 114 40 120

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai IQ tertinggi yaitu sebesar 124 dan Nilai

IQ terendah sebesar 86 dengan nilai rata-ratanya adalah sebesar 103,6. Berdasarkan

penggolongan IQ dari data nilai IQ siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo didapatkan

data-data seperti tabel penggolongan nilai IQ sebagai berikut:

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Tabel 4.2 Rentang Nilai IQ dan Penggolongannya

No Rentang Nilai IQ Golongan Jumlah Persentase

1 130 – 139

120 – 129 Superior 5 12,50%

2 110 - 119 High Average 9 22,50%

3

100 - 109

90 - 99 Normal or Average 10 25,00%

4 80 - 89 Low Average 16 40,00%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan penggolongan nilai IQ, nilai IQ siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali didapatkan nilai IQ siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo dengan

golongan Low Average sebesar 16 siswa, siswa dengan golongan IQ normal sebanyak 10

siswa atau 25%, siswa dengan golongan IQ High Average adalah sebesar 9 orang atau

22,5% dan siswa dengan golongan IQ superior yaitu sebanyak 5 orang atau 12,4%. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

12,50%

22,50%

25,00%

40,00%Superior

High Average

Normal or Average

Low Average

Grafik 4.1. Prosentase Penggolongan Nilai IQ

Berdasarkan data nilai IQ siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo didapatkan nilai

IQ terbanyak adalah siswa dengan golongan Low Average yaitu sebanyak 16 orang atau

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

40%. Dan yang paling sedikit adalah siswa dengan golongan nilai IQ Superior yaitu

sebanyak 5 siswa atau 12,4%.

2. Pemahaman Nilai Sejarah

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data variabel Pemahaman nilai sejarah

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Pemahaman Nilai Sejarah

No Pemahaman

Nilai Sejarah No

Pemahaman

Nilai Sejarah No

Pemahaman

Nilai Sejarah No

Pemahaman

Nilai Sejarah

1 120 11 108 21 116 31 115

2 115 12 113 22 115 32 105

3 112 13 106 23 115 33 113

4 106 14 110 24 117 34 112

5 112 15 111 25 116 35 113

6 112 16 112 26 110 36 111

7 119 17 110 27 113 37 112

8 112 18 116 28 115 38 116

9 109 19 102 29 119 39 119

10 112 20 104 30 114 40 113

Berdasarkan tabel di atas didapatkan pemahaman nilai sejarah tertinggi yaitu

sebesar 120 dan pemahaman nilai sejarah terendah sebesar 102 dengan nilai rata-ratanya

adalah sebesar 112,5. Berdasarkan data pemahaman nilai sejarah di golongankan menjadi

5 golongan sebagai berikut:

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Tabel 4.4 Penggolongan Pemahaman nilai sejarah

No Rentang Pemahaman

Nilai Sejarah Jumlah Persentase

1 102 – 105 3 7,50%

2 106 – 109 4 10,00%

3 110 – 113 18 45,00%

4 114 – 117 11 27,50%

5 118 - 121 4 10,00%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan penggolongan pemahaman nilai sejarah, pemahaman nilai sejarah

siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali didapatkan pemahaman nilai sejarah

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo dengan rentang antara 102 – 105 sebesar 3 siswa

atau 7,5%, siswa dengan rentang antara 106 – 109 sebanyak 4 siswa atau 10%, siswa

dengan rentang nilai antara 110 – 113 sebesar 18 orang atau 45 %, siswa dengan rentang

nilai antara 114 – 117 sebanyak 11 siswa atau 27,5% dan siswa dengan rentang nilai

antara 118 – 121 sebanyak 4 orang atau 10,00%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik berikut:

7,50%

10,00%

45,00%

27,50%

10,00%

102 – 105

106 – 109

110 – 113

114 – 117

118 - 121

Grafik 4.2. Prosentase Penggolongan Pemahaman Nilai Sejarah

Berdasarkan data pemahaman nilai sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

didapatkan pemahaman nilai sejarah terbanyak adalah siswa dengan rentang nilai antara

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

110 – 113 yaitu sebanyak 18 siswa atau 45%. Dan yang paling sedikit adalah siswa

dengan rentang nilai antara 102 – 105 yaitu sebanyak 3 siswa atau 7,5%.

3. Prestasi Belajar Sejarah

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data variabel Prestasi belajar sejarah

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Prestasi belajar Sejarah

No

Prestasi

belajar

Sejarah

No

Prestasi

belajar

Sejarah

No

Prestasi

belajar

Sejarah

No

Prestasi

belajar

Sejarah

1 27 11 17 21 23 31 22

2 22 12 20 22 22 32 18

3 18 13 19 23 22 33 18

4 19 14 17 24 24 34 20

5 21 15 20 25 19 35 17

6 16 16 18 26 18 36 19

7 24 17 17 27 21 37 17

8 19 18 23 28 22 38 22

9 19 19 18 29 27 39 25

10 18 20 18 30 21 40 20

Berdasarkan tabel di atas didapatkan prestasi belajar sejarah tertinggi yaitu

sebesar 27 dan prestasi belajar sejarah terendah sebesar 16 dengan nilai rata-ratanya

adalah sebesar 20,18. Berdasarkan data prestasi belajar sejarah di golongankan menjadi 4

golongan sebagai berikut:

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Tabel 4.2 Penggolongan Prestasi belajar sejarah

No Rentang Prestasi belajar Sejarah

Jumlah Persentase

1 16 – 18 14 35,00%

2 19 – 21 13 32,50%

3 22 – 24 10 25,00%

4 25 – 27 3 7,50%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan penggolongan prestasi belajar sejarah, prestasi belajar sejarah siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali didapatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Cepogo dengan rentang antara 16 – 18 sebesar 14 siswa atau 35%,

siswa dengan rentang antara 19 – 21 sebanyak 13 siswa atau 32,5%, siswa dengan

rentang nilai antara 22 – 24 sebesar 10 orang atau 25 % dan siswa dengan rentang nilai

antara 25 – 27 sebanyak 3 orang atau 7,5 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik berikut:

35,00%

32,50%

25,00%

7,50%

16 – 18

19 – 21

22 – 24

25 – 27

Grafik 4.3. Prosentase Penggolongan Prestasi belajar Sejarah

Berdasarkan data prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

didapatkan prestasi belajar sejarah terbanyak adalah siswa dengan rentang nilai antara 16

– 18 yaitu sebanyak 14 siswa atau 35%. Dan yang paling sedikit adalah siswa dengan

rentang nilai antara 25 – 27 yaitu sebanyak 3 siswa atau 7,5%.

4. Pengkategorian Data Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Data nilai IQ dan data pemahaman nilai sejarah kemudian dikategorikan menjadi

dua yaitu kategori tinggi dan rendah. Dalam pengkategorian ini diambil nilai tengahnya

yaitu data yang berada di atas rata-rata dikategorikan menjadi data tinggi dan data yang

berada di bawah nilai rata-rata dikategorikan menjadi data rendah.

Setelah data ditulasikan dan dijumlah maka didapatkan nilai dan kategori nilai

seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Pengkategorian Data Penelitian

IQ Pemahaman No

Resp. Nilai Kategori Nilai Kategori Prestasi

1 124 Tinggi 120 Tinggi 27

2 95 Rendah 102 Rendah 18

3 113 Tinggi 115 Tinggi 22

4 112 Tinggi 115 Tinggi 22

5 104 Tinggi 113 Tinggi 20

6 112 Tinggi 115 Tinggi 22

7 95 Rendah 113 Tinggi 18

8 108 Tinggi 114 Tinggi 21

9 92 Rendah 112 Rendah 18

10 98 Rendah 106 Rendah 19

11 86 Rendah 112 Rendah 16

12 106 Tinggi 113 Tinggi 21

13 110 Tinggi 106 Rendah 19

14 96 Rendah 111 Rendah 19

15 95 Rendah 112 Rendah 19

16 103 Rendah 113 Tinggi 20

17 91 Rendah 105 Rendah 18

IQ Pemahaman No

Resp. Nilai Kategori Nilai Kategori Prestasi

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

18 102 Rendah 112 Rendah 20

19 122 Tinggi 119 Tinggi 27

20 101 Rendah 112 Rendah 21

21 95 Rendah 112 Rendah 18

22 118 Tinggi 116 Tinggi 23

23 91 Rendah 104 Rendah 18

24 95 Rendah 116 Tinggi 19

25 100 Rendah 112 Rendah 18

26 88 Rendah 110 Rendah 17

27 111 Tinggi 115 Tinggi 22

28 120 Tinggi 119 Tinggi 24

29 105 Tinggi 111 Rendah 20

30 114 Tinggi 116 Tinggi 23

31 120 Tinggi 117 Tinggi 24

32 106 Tinggi 112 Rendah 17

33 118 Tinggi 116 Tinggi 22

34 106 Tinggi 109 Rendah 19

35 86 Rendah 110 Rendah 17

36 110 Tinggi 115 Tinggi 22

37 95 Rendah 110 Rendah 18

38 95 Rendah 108 Rendah 17

39 86 Rendah 113 Tinggi 17

40 120 Tinggi 119 Tinggi 25

Sumber: Data penelitian

Dari Variabel dan pengkategorian tersebut didapatkan data dengan pembagian sesuai

kategori data sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tabel Data Penelitian sesuai dengan Kategori

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Pembagian Data

No

IQ Tinggi,

Pemahaman

Nilai Sejarah

Tinggi

IQ Tinggi,

Pemahaman

Nilai Sejarah

Rendah

IQ Rendah,

Pemahaman

Nilai Sejarah

Tinggi

IQ Rendah,

Pemahaman

Nilai Sejarah

Rendah

1 27 20 18 18

2 22 17 17 18

3 22 19 19 18

4 20 19 20 17

5 22 18

6 22 18

7 24 17

8 23 18

9 23 18

10 24 19

11 21 16

12 22 20

13 22 19

14 21 21

15 27 17

16 25 19

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

5. Diskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Kategori IQ dan Pemahaman Nilai

Sejarah

Berdasarkan pengkategorian data prestasi belajar sejarah didapatkan data

mengenai mean, medium, modus, dan standart deviasi dari masing-masing kategori

seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Sejarah Penelitian

Kriteria

IQ Tinggi

Pemahaman

Tinggi

IQ Tinggi

Pemahaman

Rendah

IQ Rendah

Pemahaman

Tinggi

IQ Rendah

Pemahaman

Rendah

Jumlah

Responden 16 4 4 16

Mean 23,0000 19,0000 18,5000 18,1875

Median 22,5000 19,0000 18,5000 18,0000

Mode 22,00 19,00 17,00(a) 18,00

Standar Deviasi 2,00000 ,81650 1,29099 1,22304

Minimum 20,00 18,00 17,00 16,00

Maksimum 27,00 20,00 20,00 21,00

Jumlah data 368,00 76,00 74,00 291,00

Sumber: Data Penelitian

6. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Tinggi Pemahaman Nilai Sejarah

Tinggi

Sejumlah 40 sampel yang diteliti ternyata sebanyak 16 orang berasal dari Siswa

dengan IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah tinggi. Skor prestasi belajar sejarah siswa

dengan nilai IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah tinggi didapatkan skor prestasi

belajar sejarah sebagai berikut: rata-rata (x) dari data tersebut adalah 23,00 dengan

simpangan baku (SD) sebesar 2,00 Median (me) sebesar 22,5 dan modus (mo) sebesar

22, minimum 20 dan maksimum 27.

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00

IQ Tinggi Pemahaman Tinggi

0

1

2

3

4

5

Fre

qu

ency

Mean = 23.00Std. Dev. = 2.00N = 16

IQ Tinggi Pemahaman Tinggi

Grafik 4.4. Nilai Prestasi Belajar sejarah berdasarkan Nilai IQ Tinggi dan Pemahaman

Nilai Sejarah Tinggi

7. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Tinggi Pemahaman Nilai Sejarah

Rendah

Sejumlah 40 sampel yang diteliti ternyata sebanyak 4 orang berasal dari Siswa

dengan IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah. Skor prestasi belajar sejarah siswa

dengan nilai IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah didapatkan skor prestasi

belajar sejarah sebagai berikut: rata-rata (x) dari data tersebut adalah 19,00 dengan

simpangan baku (SD) sebesar 0,8165 Median (me) sebesar 19,00 dan modus (mo)

sebesar 19 minimum 18 dan maksimum 20.

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

17.50 18.00 18.50 19.00 19.50 20.00 20.50

IQ Tinggi Pemahaman Rendah

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

Fre

qu

ency

Mean = 19.00Std. Dev. = 0.8165N = 4

IQ Tinggi Pemahaman Rendah

Grafik 4.5. Nilai Prestasi Belajar sejarah berdasarkan Nilai IQ Tinggi dan Pemahaman

Nilai Sejarah Rendah

8. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Rendah Pemahaman Nilai Sejarah

Tinggi

Sejumlah 40 sampel yang diteliti ternyata sebanyak 4 orang berasal dari Siswa

dengan IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi. Skor prestasi belajar sejarah siswa

dengan nilai IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi didapatkan skor prestasi

belajar sejarah sebagai berikut: rata-rata (x) dari data tersebut adalah 18,50 dengan

simpangan baku (SD) sebesar 1,29 Median (me) sebesar 18,5 dan modus (mo) sebesar

17, minimum 17 dan maksimum 20.

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00

IQ Rendah Pemahaman Tinggi

0.00

0.25

0.50

0.75

1.00

1.25

Fre

qu

ency

Mean = 18.50Std. Dev. = 1.29099N = 4

IQ Rendah Pemahaman Tinggi

Grafik 4.6. Nilai Prestasi Belajar sejarah berdasarkan Nilai IQ Rendah dan Pemahaman

Nilai Sejarah Tinggi

9. Prestasi Belajar Sejarah Berdasarkan Nilai IQ Rendah Pemahaman Nilai Sejarah

Rendah

Sejumlah 40 sampel yang diteliti ternyata sebanyak 16 orang berasal dari Siswa

dengan IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah rendah. Skor prestasi belajar sejarah

siswa dengan nilai IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah rendah didapatkan skor

prestasi belajar sejarah sebagai berikut: rata-rata (x) dari data tersebut adalah 18,1875

dengan simpangan baku (SD) sebesar 1,223 Median (me) sebesar 18,0 dan modus (mo)

sebesar 18 minimum 16 dan maksimum 21.

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00

IQ Rendah Pemahaman Rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

Fre

qu

ency

Mean = 18.1875Std. Dev. = 1.22304N = 16

IQ Rendah Pemahaman Rendah

Grafik 4.7. Nilai Prestasi Belajar sejarah berdasarkan Nilai IQ Rendah dan Pemahaman

Nilai Sejarah Rendah

B. Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis statistik parametik yang digunakan adalah uji anava, uji

normalitas persebaran frekuensi skor dengan rumus Kolmogorov Smolnov, serta uji

prasyarat homogenitas. Adapun hasil uji prasyarat dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam hal ini dilakukan dengan cara melakukan tes pada subjek

kelompok sel penelitian. Data skor Prestasi dibagi menjadi empat kolom antara lain :

nilai IQ tinggi dengan pemahaman nilai sejarah tinggi, nilai IQ tinggi dengan

pemahaman nilai sejarah rendah, nilai IQ rendah dengan pemahaman nilai sejarah

tinggi, dan nilai IQ rendah dengan pemahaman nilai sejarah rendah.

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Adapun cara ujinya mengunakan program statistik SPSS. Kriteria

pengujiannya adalah data dikatakan normal apabila c2 hitung mempunyai

probabilitas (signifikansi) lebih dari 5% (0,05).

Dalam uji normalitas diketahui hasil olahan menunjukkan distribusi data yang

normal untuk keempat sel. Adapun hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.10 Ringkasan hasil Uji Normalitas Prestasi belajar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

16 4 4 16

23,0000 18,5000 19,0000 18,1875

2,00000 1,29099 ,81650 1,22304

,191 ,151 ,250 ,248

,191 ,151 ,250 ,248

-,121 -,151 -,250 -,189

,766 ,301 ,500 ,994

,601 1,000 ,964 ,277

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

IQ TinggiPemahaman

Tinggi

IQ RendahPemahaman

Tinggi

IQ TinggiPemahaman

Rendah

IQ RendahPemahaman

Rendah

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Dari hasil perhitungan normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov

didapatkan keempat sel data mempunyai probabilitas diatas 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data keempat sel berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dikenakan terhadap variabel yang dibedakan. Variabel Nilai

IQ yaitu nilai IQ tinggi dengan nilai IQ rendah. Pemahaman nilai sejarah yaitu

pemahaman nilai sejarah tinggi dan pemahaman nilai sejarah rendah. Pengujian

dilakukan dengan tes Levene mengunakan SPSS. Kreteria yang digunakan jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data penelitian adalah homogen, namun jika

nilai signifikansi lebih kecil makan data penelitian tidak homogen.

Tabel 4.11 Hasil perhitungan homogenitas variabel penelitian dengan mengunakan

teori Lavene

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Prestasi Belajar Sejarah

,988 3 36 ,409F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance of thedependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+IQ+Pemahaman+IQ * Pemahamana.

Pada uji Levene diperoleh signifikansi 0,409, hal ini berarti prestasi belajar

mempunyai variansi yang sama atau homogen untuk kelompok nilai IQ dan

pemahaman nilai sejarah karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

2. Analisis Data

Setelah uji prasyarat analisis varians (ANAVA) dua arah yaitu uji normalitas dan

homogenitas data hasil penelitian terpenuhi, maka syarat analisis varians telah terpenuhi,

maka selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians. Ringkasan

perhitungan analisis varians dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12 Ringkasan Analisis Varians model 2 x 2

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Prestasi Belajar Sejarah

200,038a 3 66,679 24,020 ,000 ,667

9843,906 1 9843,906 3546,023 ,000 ,990

49,506 1 49,506 17,833 ,000 ,331

20,306 1 20,306 7,315 ,010 ,169

31,506 1 31,506 11,349 ,002 ,240

99,938 36 2,776

16743,000 40

299,975 39

SourceCorrected Model

Intercept

IQ

Pemahaman

IQ * Pemahaman

Error

Total

Corrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

Partial EtaSquared

R Squared = ,667 (Adjusted R Squared = ,639)a.

a. Perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

yang berasal dari siswa yang ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah

Dari Analisis varians dari perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara

siswa berasal dari siswa yang ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah

memberikan hasil F hitung sebesar 17,833 dengan taraf signifikansi 0,000. Sedangkan

dari lampiran didapat rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan IQ tinggi adalah

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

sebesar 21,000 dan rat-rata nilai prestasi belajar siswa dengan nilai IQ rendah adalah

sebesar 18,219.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari

0,05 (Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis satu yang

menyatakan ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali yang ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah, diterima. Hal ini

menunjukkan adanya perbedaaan pengaruh prestasi belajar sejarah antara siswa

dengan ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah. Rata-rata nilai prestasi belajar

siswa dengan IQ tinggi lebih besar dari rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan IQ

rendah, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dengan IQ

tinggi lebih baik daripada siswa dengan nilai IQ rendah.

b. Perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

yang berasal dari siswa yang pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa dengan

pemahaman nilai sejarah rendah

Dari Analisis varians dari perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara

siswa berasal dari siswa yang pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang

pemahaman nilai sejarah rendah memberikan hasil F hitung sebesar 7,315 dengan

taraf signifikansi 0,010. Sedangkan dari lampiran didapat rata-rata nilai prestasi

belajar siswa dengan pemahaman nilai sejarah tinggi adalah sebesar 20,50 dan rata-

rata nilai prestasi belajar siswa dengan pemahaman nilai sejarah rendah adalah

sebesar 18,719.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari

0,05 (Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis satu yang

menyatakan ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali yang pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang pemahaman

nilai sejarah rendah, diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaaan prestasi

belajar sejarah antara siswa dengan pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa dengan

pemahaman nilai sejarah rendah. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan

pemahaman nilai sejarah tinggi lebih besar dari rata-rata nilai prestasi belajar siswa

dengan pemahaman nilai sejarah rendah, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

belajar sejarah siswa dengan pemahaman nilai sejarah tinggi lebih baik daripada

siswa dengan nilai pemahaman nilai sejarah rendah.

c. Interaksi Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah yang dapat memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

Dari hasil penelitian dalam lampiran diperoleh data prestasi belajar sejarah

dari siswa dengan nilai IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah tinggi diperoleh rata-

rata sebesar 23,00; data prestasi belajar sejarah dari siswa dengan nilai IQ tinggi dan

pemahaman nilai sejarah rendah diperoleh rata-rata sebesar 19,00; data prestasi

belajar sejarah dari siswa dengan nilai IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah tinggi

diperoleh rata-rata sebesar 18,00 serta data prestasi belajar sejarah dari siswa dengan

nilai IQ rendah dan pemahaman nilai sejarah rendah diperoleh rata-rata sebesar

18,438.

Analisis varians dari Interaksi Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah yang

dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Cepogo Boyolali didapatkan F hitung sebesar 11,349 dengan taraf

signifikansi 0,002.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari

0,05 (Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis ketiga yang

menyatakan terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap

prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali diterima. Hal

ini menunjukkan adanya interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah

dengan prestasi belajar sejarah. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan nilai IQ

tinggi dan pemahaman nilai sejarah tinggi paling besar dari keempat sel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dengan nilai IQ tinggi dan

pemahaman nilai sejarah tinggi lebih baik daripada siswa dengan nilai IQ tinggi

dengan pemahaman nilai sejarah rendah; siswa dengan nilai IQ rendah dengan

pemahaman nilai sejarah tinggi serta siswa dengan nilai IQ rendah dengan

pemahaman nilai sejarah rendah.

d. Uji Lanjut dengan Tukey HSD

Dari hasil pengujian lanjut dengan Tukey HSD didapatkan data-data seperti tabel

berikut ini:

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Tabel 3.13 Pengujian Lanjut dengan Tukey HSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Prestasi Nilai Sejarah

Tukey HSD

2,43 ,960 ,072 -,16 5,02

4,76* ,960 ,000 2,18 7,35

4,82* ,526 ,000 3,41 6,24

-2,43 ,960 ,072 -5,02 ,16

2,33 1,252 ,262 -1,04 5,71

2,39 ,960 ,078 -,19 4,98

-4,76* ,960 ,000 -7,35 -2,18

-2,33 1,252 ,262 -5,71 1,04

,06 ,960 1,000 -2,53 2,65

-4,82* ,526 ,000 -6,24 -3,41

-2,39 ,960 ,078 -4,98 ,19

-,06 ,960 1,000 -2,65 2,53

(J) KriteriaNilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Tinggi

(I) KriteriaNilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ TinggiPemahaman NilaiSejarah Rendah

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Tinggi

Nilai IQ RendahPemahaman NilaiSejarah Rendah

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Based on observed means.

The mean difference is significant at the ,05 level.*.

Berdasarkan tabel diatas didapat perbedaan yang signifikan terdapat pada perlakuan

data sebagai berikut:

1. Nilai IQ Tinggi Pemahaman nilai Sejarah tinggi dengan Nilai IQ rendah

Pemahaman nilai Sejarah tinggi dengan nilai perbedaan rata-rata sebesar 4,76

dengan probabilitas sebesar 0,000.

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

2. Nilai IQ Tinggi Pemahaman nilai Sejarah tinggi dengan Nilai IQ rendah

Pemahaman nilai Sejarah rendah dengan perbedaan rata-rata sebesar 4,82 dengan

probabilitas sebesar 0,000.

3. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis nol (Ho) :

Tidak ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali antara siswa yang memiliki nilai IQ tinggi dan siswa yang memilki nilai IQ

rendah

Hipotesis alternatif (H1) :

Ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali antara siswa yang memiliki nilai IQ tinggi dan siswa yang memilki nilai IQ

rendah

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka, Ho diterima

2) Jika probabilitas < 0,05 maka, Ho ditolak

Berdasarkan analisis data didapatkan F sebesar 17,833 dengan probabilitas

(signifikansi) sebesar 0,000. Dengan demikian nilai probabilitas yang didapat (0,000)

kurang dari probabilitas uji (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Cepogo Boyolali antara siswa dengan nilai IQ tinggi dan siswa dengan nilai

IQ rendah.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis nol (Ho) :

Tidak ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang

memilki pemahaman nilai sejarah rendah

Hipotesis alternatif (H1) :

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Ada perbedaan prestasi belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang

memilki pemahaman nilai sejarah rendah

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka, Ho diterima

2) Jika probabilitas < 0,05 maka, Ho ditolak

Berdasarkan analisis data didapatkan F sebesar 7,315 dengan probabilitas

(signifikansi) sebesar 0,010. Dengan demikian nilai probabilitas yang didapat (0,010)

kurang dari probabilitas uji (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMU

Negeri 1 Cepogo Boyolali antara siswa dengan pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa

dengan pemahaman nilai sejarah rendah.

c. Hipotesis Ketiga

Hipotesis nol (Ho) :

Tidak terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi

belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

Hipotesis alternatif (H1) :

Terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi

belajar sejarah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka, Ho diterima

2) Jika probabilitas < 0,05 maka, Ho ditolak

Berdasarkan analisis data didapatkan F sebesar 11,349 dengan probabilitas

(signifikansi) sebesar 0,002. Dengan demikian nilai probabilitas yang didapat (0,002)

kurang dari probabilitas uji (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis pertama, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa antara kelompok siswa yang mempunyai IQ tinggi dengan siswa yang

mempunyai IQ rendah, maka dengan demikian nilai IQ mempunyai pengaruh yang

berbeda terhadap prestasi belajar sejarah siswa.

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Slameto (1988:85) yang mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstern. Dan faktor intern ini

diantaranya adalah taraf kecerdasan atau IQ. Siswa dengan IQ tinggi akan lebih mudah

untuk menerima pelajaran daripada siswa dengan IQ rendah.

Pengujian hipotesis kedua, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa antara kelompok siswa yang mempunyai Pemahaman nilai sejarah tinggi

dengan siswa yang mempunyai pemahaman nilai sejarah rendah, maka dengan demikian

pemahaman nilai sejarah mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar

sejarah siswa.

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa ini sesuai dengan variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan pemahaman nilai sejarah tinggi siswa akan

lebih mudah untuk mengerjakan setiap permasalahan dalam evaluasi belajar. Siswa yang

mempunyai pemahaman nilai sejarah tinggi akan lebih banyak wawasannya dalam

menyikapi dan menjawab semua permasalahan dalam evaluasi belajar.

Pengujian hipotesis ketiga menyatakan terdapat interaksi antara nilai IQ dan

pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali diterima. Maka menunjukkan adanya interaksi antara nilai IQ dan

pemahaman nilai sejarah dengan prestasi belajar sejarah. Siswa dengan nilai IQ tinggi

dan pemahaman nilai sejarah tinggi akan mempunyai prestasi belajar sejarah yang tinggi

pula. Siswa dengan karakteristik ini akan cenderung lebih mudah dalam mengerjakan

evaluasi dan pemahaman dalam pembelajaran sejarah daripada siswa dengan nilai IQ dan

pemahaman nilai sejarah rendah.

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini ingin mengetahui interaksi nilai IQ dan pemahaman

nilai sejarah terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali.

Dengan menggunakan teknik analisis varian diperoleh kesimpulan sebagai berikut

:

1. Perbedaan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

yang memiliki IQ tinggi dengan siswa yang memiliki IQ rendah.

Dari Analisis varians dari perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara siswa

berasal dari siswa yang ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah memberikan hasil

F hitung sebesar 17,833 dengan taraf signifikansi 0,000.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05

(Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis satu yang menyatakan ada

perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali yang

ber-IQ tinggi dan siswa yang ber-IQ rendah, diterima. Hal ini menunjukkan adanya

perbedaaan pengaruh prestasi belajar sejarah antara siswa dengan ber-IQ tinggi dan siswa

yang ber-IQ rendah. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan IQ tinggi lebih besar

dari rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan IQ rendah, maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar sejarah siswa dengan IQ tinggi lebih baik daripada siswa dengan

nilai IQ rendah.

2. Perbedaan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

antara Siswa dengan Pemahaman Nilai Sejarah tinggi dengan siswa dengan pemahaman

nilai sejarah rendah

Dari Analisis varians dari perbedaan prestasi belajar sejarah siswa antara siswa

berasal dari siswa yang pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang pemahaman

nilai sejarah rendah memberikan hasil F hitung sebesar 7,315 dengan taraf signifikansi

0,010. Sedangkan dari lampiran didapat rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan

63

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

pemahaman nilai sejarah tinggi adalah sebesar 20,50 dan rata-rata nilai prestasi belajar

siswa dengan pemahaman nilai sejarah rendah adalah sebesar 18,719.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05

(Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis satu yang menyatakan ada

perbedaan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali yang

pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa yang pemahaman nilai sejarah rendah,

diterima. Hal ini menunjukkan adanya perbedaaan prestasi belajar sejarah antara siswa

dengan pemahaman nilai sejarah tinggi dan siswa dengan pemahaman nilai sejarah

rendah. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan pemahaman nilai sejarah tinggi lebih

besar dari rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan pemahaman nilai sejarah rendah,

maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dengan pemahaman nilai

sejarah tinggi lebih baik daripada siswa dengan nilai pemahaman nilai sejarah rendah.

3. Interaksi Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah yang dapat memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

Analisis varians dari Interaksi Nilai IQ dan Pemahaman Nilai Sejarah yang dapat

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali didapatkan F hitung sebesar 11,349 dengan taraf signifikansi 0,002.

Dari perhitungan analisis varian didapatkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05

(Sig < 0,05) berarti Ho di tolak dan H1 di terima. Hipotesis ketiga yang menyatakan

terdapat interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi belajar

sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali diterima. Hal ini menunjukkan

adanya interaksi antara nilai IQ dan pemahaman nilai sejarah dengan prestasi belajar

sejarah. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa dengan nilai IQ tinggi dan pemahaman nilai

sejarah tinggi paling besar dari keempat sel, sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar sejarah siswa dengan nilai IQ tinggi dan pemahaman nilai sejarah tinggi lebih

baik daripada siswa dengan nilai IQ tinggi dengan pemahaman nilai sejarah rendah; siswa

dengan nilai IQ rendah dengan pemahaman nilai sejarah tinggi serta siswa dengan nilai

IQ rendah dengan pemahaman nilai sejarah rendah.

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

B. Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diperoleh perbedaaan prestasi belajar antara siswa yang

memiliki IQ tinggi dengan siswa yang memiliki IQ rendah dan juga perbedaan prestasi

belajar siswa antara siswa yang memiliki pemahaman nilai sejarah tingggi dengan siswa

yang memiliki pemahaman nilai sejarah rendah.

Nilai IQ yang tinggi akan berjalan seiring dengan prestasi belajar sejarah yang

tinggi pula, dan berlaku sebaliknya jika nilai IQ rendah demikian juga dengan

pemahaman nilai sejarah tinggi prestasi belajar sejarah akan tinggi pula, dan juga berlaku

sebaliknya apabila pemahaman nilai sejarah rendah. Dengan meningkatnya pemahaman

nilai sejarah akan menambah pengetahuan siswa tentang sejarah sehingga secara otomatis

akan meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.

Dari kedua variabael penelitian ini secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap terhadap prestasi belajar sejarah. Dalam analisis kedua hipotesis diterima. Hal

ini berarti ada interaksi antara nilai IQ dengan pemahaman nilai sejarah terhadap prestasi

belajar sejarah siswa

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan lebih ditingkatkan lagi pemberian tugas dan penambahan materi

sendiri di rumah bagi siswa dengan IQ rendah dikarenakan terdapat perbedaan prestasi

belajar sejarah antara siswa dengan IQ tinggi dan rendah,

2. Diharapkan pendidik untuk lebih memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih

meningkatkan pemahaman nilai sejarah mereka melalui media-media yang ada diluar

jam sekolah supaya dapat meningkatkan pemahaman nilai sejarah. Karena terdapat

perbedaan prestasi belajar sejarah antara siswa dengan pemahaman nilai sejarah

tinggi dan siswa dengan pemahaman nilai sejarah rendah.

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

3. Diharapkan siswa lebih meningkatkan lagi pembelajaran di rumah dan mencari

materi pembelajaran di luar sekolah melalui media lain seperti media cetak dan

media elektronik serta media interne

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

DAFTAR PUSTAKA

lmutahar. 1997. Pengukuran perkembangan anak dalam teori dan praktek. Bandung: Eresco

Anas Sudijono.1996 . Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ary, Donald, Dkk. 1982. Pengantar Penelitian dalam pendidikan. Diterjemahkan oleh

Arief Furchan. Surabaya : Usaha Nasional Budiyanto. 1997. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dewa Ketut. 1993. Bimbingan dan penyuluhan belajar di sekolah. Surabaya: Usaha

Nasional Djoko. 1956. Ilmu Medidik. Jakarta : Mutiara Harmanto, BS, Drs. 1976. Psikologi Dalam Praktek Pendidikan Belajar Berkembang.

Surakarta : Stc. Helius Syamsudin. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Depdinas M. Husaini, BA. 1978. Himpunan Istilah Psikologi. Jakarta : Mutiara. Masri Singarimbun. 1995. Metodelogi penelitian survey. Jakarta: LP2ES Mohamad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nana Sudjana. 1995. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja karya Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah. Jakarta:

P.T. Dian rakyat Sevilla, Consuelo G, Dkk. 1993. Pengantar metodologi penelitian. Diterjemahkan oleh

Alimudin Tuwu. Jakarta: UI press Sudjana. 1992. metodologi statistic. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sumadi Suryabrata. 1989. Proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Jakarta:

Depdikbud Widja. IG 1989. Pengantar ilmu Sejarah dalam prespektif pendidikan. Semarang: Satya

wacana

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Studi...Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk ... Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam

Winarno Surahmad. 1998. Pengantar penelitian ilmiah. Bandung: Tarsito Wingkel, W.S. 1991. Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo Artikel Internet : www.pikiranrakyat-online.com artikel dengan judul “Mempersiapkan IQ dan EQ Anak :

Percuma, IQ Tinggi Jika Tak Diimbangi EQ ”. Tanggal Akses : 5 Februari 2008. www.balitacerdas.com artikel dengan judul “Intelegensi dan IQ”. Tanggal Akses 3

Februari 2008 www.sudarmi_blog.com artikel dengan judul “Peningkatan Mutu Pendidikan”. Tanggal

Akses : 4 Februari 2008. www.wikipedia.com artikel dengan judul “Intelligence quotient”. Tanggal Akses : 5

Februari 2008 :