113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Di Tempat Kost Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Oleh: SRI HANUNING D 0306058 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

KONSUMTIF MAHASISWA

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Di Tempat Kost Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi

Oleh:

SRI HANUNING

D 0306058

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini bukan hanya untukku seorang, karena mereka juga yang

merupakan motivasiku untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua

kupersembahkan bagi :

v Bapak (alm) dan Ibu tercinta terima kasih

atas doa disetiap sujud, untuk kasih sayang,

pengorbanan yang ikhlas, pelajaran untuk

tegar dalam menghadapi kehidupan, dan

untuk semua yang tak pernah sanggup

terbalas.

v Almamaterku.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar)

apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.”

( Q.S. Ath-Thalaaq : 7 )

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

( Q.S Al Baqarah : 155)

“Hidup adalah perjuangan dan pilihan, maka bawalah hidupmu ke dalam

sesuatu yang bermanfaat”

(Sri Hanuning)

“Berusaha selalu ikhlas dan tegar dalam menghadapi tajamnya kerikil

kehidupan, meski harus ada air mata dan berpeluh keringat”

(Sri Hanuning)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala

berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Di Tempat Kost Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo)”

yang semua ini dipersiapkan dan diajukan sebagi prasyarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Penulis menyadari bahwa, keberhasilan dalam menyelesaikan tulisan

ini tentu saja tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Bagus Haryono, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Bambang Wiratsasongko, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi. Terima

kasih banyak atas bimbingan, bantuan dan pengetahuannya.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti serta

seluruh staff Fakultas FISIP UNS yang telah membantu.

5. Teman-teman Sosiologi semua angkatan (Fita, Tiwuk, Yesica, Berlin)

terimakasih atas bantuan kalian selama ini.

6. Seluruh informan, mahasiswa Sosiologi FISIP UNS angkatan 2010, serta

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Terima

kasih banyak atas semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala kritik

maupun saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan laporan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan

bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Surakarta, Juli 2011

Sri Hanuning

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

KATA PENGANTAR................................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR MATRIKS ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

ABSTRACT………………………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8

C. Tujuan .............................................................................................. 9

D. Manfaat ............................................................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10

1. Batasan Konsep........................................................................... 10

2. Landasan Teori............................................................................ 11

3. Penelitian Terdahulu .................................................................. 22

F. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 27

G. Metode Penelitian ............................................................................. 29

1. Jenis Penelitian............................................................................ 29

2. Lokasi Penelitian......................................................................... 30

3. Sumber Data................................................................................ 31

4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 31

5. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 33

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

6. Validitas Data.............................................................................. 34

7. Teknik Analisa Data.................................................................... 35

BAB II DESKRIPSI LOKASI .................................................................. 38

A. Gambaran Umum Kota Surakarta..................................................... 38

B. Gambaran Umum Kelurahan jebres ................................................. 41

C. Gambaran Umum Mahasiswa Kost FISIP Angkatan 2010 .............. 42

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 47

A. Profil Informan .............................................................................. 47

B. Perilaku Konsumtif Mahasiswa ........................................................ 51

1. Perilaku Konsumtif Sandang........................................................ 51

2. Perilaku Konsumtif Pangan.......................................................... 57

3. Perilaku Konsumtif Papan............................................................ 61

C. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif................. 67

1. Faktor Keinginan .......................................................................... 67

2. Faktor Ekonomi ........................................................................... 68

3. Faktor Gaya Hidup (Kebiasaan) ................................................... 71

4. Faktor Media Informasi (Iklan) .................................................... 73

D. Pembahasan …………………………………………...................... 79

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 93

A. Kesimpulan...................................................................................... 93

B. Implikasi .......................................................................................... 93

C. Saran ............................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 1.1 Profil Informan .................................................................... 34

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Surakarta .............................................. 40

Tabel 2.2 Jumlah Mahasiswa Sosiologi Angakatan 2010 Berdasarkan

Tempat Tinggal .................................................................... 43

Tabel 2.3 Alamat Kost Mahasiswa Sosiologi ...................................... 46

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR MATRIKS

MATRIKS HALAMAN

Matriks 3. 1 Pofil Informan ..................................................................... 50

Matriks 3. 2 Biaya untuk Konsumsi Sandang Bulan April ...................... 56

Matriks 3. 3 Intensitas Makan Mahasiswa Kost....................................... 59

Matriks 3.4 Biaya Konsumsi Pangan Mahasiswa dalam satu bulan ....... 60

Matriks 3.5 Sewa Kost Informan dalam Satu Tahun............................... 65

Matriks 3.6 Hasil Temuan Lapangan ...................................................... 65

Matriks 3.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Mahasiswa Kost................................................................... 91

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Berfikir ....................................................... 28

2. Gambar 2. Model Analisis Interaktif ............................................ 36

3. Gambar 3. Kost Wr (Informan) .................................................... 44

4. Gambar 4. Kost F (Informan)........................................................ 44

5. Gambar 5 Kost Y (informan) ........................................................ 45

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. SURAT KETERANGAN PRA SURVEY

2. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

3. SURAT PEMBERIAN IJIN PENELITIAN

4. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

5. INTERVIEW GUIDE

6. MATRIKS HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN

7. DAFTAR NAMA MAHASISWA JURUSAN SOSIOLOGI

ANGKATAN 2010

8. PETA WILAYAH KECAMATAN JEBRES

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Sri Hanuning, Nim. D 0306058. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Di Tempat Kost Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres. Kota Solo). Skripsi, Surakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat konsumsi mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi masyarakat. Mahasiswa Sosiologi yang tinggal dengan kost mengalami perubahan lingkungan dari lingkungan keluarga menjadi lingkungan kost sehingga cenderung menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif mahasiswa yang hidup di tempat kost menurut pandangan paradigma perilaku sosial, yaitu terletak pada proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. sehingga perilaku mahasiswa berubah menjadi konsumtif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan pedoman wawancara yaitu interview guide. Informan ditentukan berdasarkan purpossive sampling atau sample bertujuan, yaitu berdasarkan asal daerah dan uang saku informan. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan penyelidik.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost adalah keinginan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan media informasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya kontrol orang tua dalam mengawasi keuangan anak (mahasiswa kost) sehingga mereka melakukan konsumsi dengan perhitungannya sendiri yang lebih mengarah pada kesenangan. Mahasiswa lebih memprioritaskan tampil modis daripada konsumsi makan mereka. Memilih tempat kost juga bukan berdasarkan manfaat tetapi rata rata mencari kost yang bagus meski dengan harga yang relatif mahal. Hal tersebut juga didorong karena gaya hidup mahasiswa yang ingin selalu tampil menarik, modis, dan berbeda dari yang lain sehingga untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengkonsumsi barang bukan berdasarkan manfaat lagi melainkan simbol yang ditimbulkan dari konsumsi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori konsumsi J.Baudrillard tentang berubahnya budaya konsumsi masyarakat yang pada dasarnya adalah mengkonsumsi simbol demi sebuah citra diri.

Kata kunci: Perilaku konsumtif, Mahasiswa, Kost

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT

Sri Hanuning, Nim. D 0306058. The Factors Affecting Student Consuming Behavior (A Descriptive Qualitative Study on the Factors Affecting Student Consuming Behavior of Students in Sociology Department of Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret in Boarding Houses of Kelurahan Jebres, Jebres Subdistrict, Solo City). Thesis, Surakarta: Sociology Department of Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret, 2011.

The shift from production culture to consumption society results in the change of society consuming behavior. The Sociology students living in boarding houses experience the environment change from family one into boarding house one so that they tend to be consumptive. The consuming behavior of the student living in boarding houses, according to the social behavior paradigm perspective, lies in the interaction process between individual and its environment, so that the student behavior changes into consumptive one. The objective of research is to find out the factors affecting the consuming behavior of Sociology Department’s students.

The method employed in this research was a descriptive qualitative one with observation the writer conducted in the research location and interview done using interview guide. The informant was determined using purposive sampling, the based was home town and pocket money. The data validity was tested using source and researcher triangulation.

Based on the result of research, it can be concluded that the factors affecting the consuming behavior of students in Sociology Department of Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret in the boarding house are want, economic condition, lifestyle, and information media. These are affected by parents’ lack of control in overseeing their children’s finance (the students who live in boarding house) so that they make consumption with their own calculation focusing more on pleasure. The students prioritize more in stylish appearance than their meal consumption. They also choose the boarding house not based on the benefit but goodness despite relatively expensive cost. It is because of the students’ lifestyle that always wants to be good looking, stylish, and different from other so that to realize that, they consume goods no longer based on the benefit but on the symbol generated by the consumption. It is consistent with J. Baudrillard’s consumption theory about the change of society consuming culture that is basically consuming symbol for the sake of a self-image.

_________________________________________________________________ Keywords: Consuming Behavior, Student, Boarding House.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola

konsumtif masyarakat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola atau gaya

hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan

yang semakin tinggi, juga menjadi faktor pemicu terjadinya faktor-faktor yang

mempengaruhi pola konsumtif. Misalnya, orang-orang sekarang ini semakin

sibuk dengan jam kerjanya yang lebih panjang, sehingga mendorong mereka

untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis. Selain itu, di saat

turunnya daya beli masyarakat seperti sekarang ini, makanan instan kini banyak

dikonsumtif oleh masyarakat sebagai pengganti lauk dan nasi. Produk mie instan

sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang

semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam

hal penyajiannya.

Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen

maupun luar konsumen. Proses pengambilan keputusan seseorang untuk membeli

suatu produk biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kotler,

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya

adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Salah satu dari faktor

tersebut dapat memberikan pengaruh lebih besar dari faktor yang lain.

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Mengetahui faktor mana saja yang berpengaruh dan bentuk pengaruh yang

diberikan, akan sangat membantu manajemen dalam melakukan evaluasi

terhadap strategi pemasaran terutama strategi promosi yang sudah dijalankan,

dan kemudian dapat menyusun strategi pemasaran atau strategi promosi yang

lebih efektif dari sebelumnya (Kotler, 2002: 183)

Terdapat empat premis esensial yang dapat mempengaruhi perilaku

konsumen, yaitu: (1) Konsumen adalah raja. Ia memiliki kemampuan penuh

untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua

yang dilakukan oleh perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi dan

perilaku konsumen; (2) Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti

melalui penelitian. Prediksi yang sempurna tidak dimungkinkan, tetapi hasil

strategis sangat meningkat melalui penelitian yang dijalankan dan dimanfaatkan

dengan benar; (3) Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan

persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa

dan dengan maksud tertentu; dan (4) Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki

hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan

moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi (Engel, et.al.,

2010: 26).

Prinsip-prinsip ekonomi dalam hal ini berlaku. masyarakat ingin

mencukupi segala kebutuhannya, seperti pangan, papan, kesehatan, komunikasi,

pakaian, dan lain-lain. Padahal keberadaan sumber daya produktif di alam ini

terbatas, sehingga untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Karena

terbatasnya sumber daya, mengharuskan setiap pelaku ekonomi untuk

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memanfaatkan dan mengalokasikannya secara efisien sehingga dapat

memberikan kemakmuran setinggi-tingginya. Cara yang ditempuh adalah dengan

melakukan pilihan dari berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh. Pilihan

yang diambil adalah menetapkan satu pilihan dari berbagai kemungkinan pilihan

yang ada (Sunarto dan Setiono, 2007:6-7). Thee Kian Wie mendifinisikan

kebutuhan pokok sebagai suatu paket barang dan jasa yang oleh masyarakat

dianggap perlu tersedia bagi setiap orang, Kebutuhan ini merupakan tingkat

minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini berarti bahwa kebutuhan

pokok berbeda-beda dari suatu daerah ke daerah lain, dari satu negeri ke negeri

lain. Jadi suatu kebutuhan pokok itu adalah spesifik (Sumardi dan Everest: 2-3).

Kebutuhan pokok mahasiswa kost akan berbeda tingkatannya

dibandingakan saat mereka masih menjadi siswa dan tinggal dengan oran tua.

Perubahan lingkungan hidup menuntut mahasiswa kost memenuhi kebutuhan-

kebutuhan mereka sendiri misalnya sandang, pangan dan papan. Misalnya,

karena jauh dari orang rumah maka menyewa kost adalah suatu kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa. Jenjang pendidikan yang semakin tinggi

mempengaruhi perubahan kebutuhan hidup semakin meningkat.

Perubahan perilaku mahasiswa yang hidup di tempat kost menurut

pandangan paradigma perilaku sosial, yaitu terletak pada proses interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Dulu ketika masih tinggal dalam lingkungan

keluarga semasa masih menjadi siswa, berubah ketika dibandingkan menjadi

mahasiswa yang hidup di tempat kost.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Menurut Soe’oed, individu dapat menjadi makhluk sosial dipengaruhi

oleh faktor keturunan (heredity)/alam (nature) dan faktor lingkungan

(environment) atau asuhan (nurture). Faktor keturunan adalah faktor yang dibawa

sejak lahir dan merupakan transmisi unsur-unsur dari orang tuanya melalui

proses genetika, jadi sudah ada sejak awal kehidupan (Soe’oed, 1999: 30-31).

Delgedo menganalogikan faktor keturunan ini sebagai “blue print” sebuah

bangunan (Ahmadi, 1999: 79). Faktor lingkungan sangat dominan yaitu faktor

luar yang mempengaruhi organism yang membuat kehidupan bertahan. Misalnya,

pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain, yang dapat berubah-ubah dalam kehidupan

individu serta tergantung pada usahanya (achievement). Faktor lingkungan

menimbulkan perubahan tingkah laku yang ditentukan oleh norma-norma, nilai-

nilai, serta struktur sosial yang berbeda (Ritzer,2010 :72). Diantaranya perubahan

lingkungan antara di rumah dan di tempat kost. perubahan sosial, masyarakat di

tempat mahasiswa dibesarkan di dalam keluarga dimana orang tua sering

menggunakan pengalaman masa kecilnya sebagai patokan dan petunjuk, tetapi

banyak diantaranya sudah tidak sesuai, dan standar-standarnya sudah tidak

berlaku lagi jika dibandingkan dengan lingkungan sosial di tempat kost.

Masyarakat kost adalah masyarakat yang komplek, masyarakat yang mengalami

perubahan yang cepat. Mahasiswa mengalami problem/masalah di tempat kost,

yaitu lebih banyak norma-norma yang berbeda dengan lingkungan di rumah,

terutama pola konsumtif (Goodge, 1983: 160-161).

Manusia, dalam kehidupan sehari-hari tidak akan pernah lepas dari

kegiatan konsumtif yaitu belanja. Kegiatan konsumtif tersebut pada dasarnya

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

untuk memenuhi kebutuhan individu baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder

maupun kegiatan tersier. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman telah

membawa implikasi pada perilaku membeli seseorang. Membeli barang atau jasa

tidak lagi didasari oleh kebutuhan pokok, melainkan karena tuntutan gengsi, dan

kebutuhan untuk diakui oleh kelompok.

Mahasiswa yang tinggal di lingkungan kost, kehidupan sosialnya lebih

banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya, merasa lebih dekat

dengan teman sebayanya dan adanya pemisahan diri dari orangtua. Sehingga

dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari orang tua tidak lagi memiliki kendali

atas kebutuhan mahasiswa kost. Kecenderungan perilaku mahasiswa kost yang

jauh dari orang tua adalah berperilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang banyak melanda

kehidupan masyarakat. Fenomena ini menarik untuk diteliti mengingat perilaku

konsumtif juga banyak melanda kehidupan mahasiswa yang sebenarnya belum

memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhannya. Mahasiswa

memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, antara lain

karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga

akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang

tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi dilakukan karena produk tersebut

memang tidak dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain

seperti sekedar mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk baru, ingin

memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Sekarang ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai

kemanfaatannya namun karena gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan

dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi, tayangan sinetron, acara

intertainment, ajang kompetisi calon bintang, gaya hidup selebriti, dsb. Ketika

gaya menjadi segala-galanya dan segalanya adalah gaya, maka perburuhan

penampilan dan citra diri juga masuk dalam permainan konsumtif (Chaney, 2009

: 17).

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-

kanak menuju masa dewasa. Masa dimana seorang manusia sedang mengalami

perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis dan sosial. Remaja

juga memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu

membuat keputusan sendiri. Seperti halnya mahasiswa kost yang jauh dari orang

tua ini meningkatkan kemandirian, termasuk memiliki pilihan mandiri mengenai

apa yang hendak dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa

yang ingin ia beli. Jadi, belanja bagi mahasiswa semester satu bisa dianggap

sebagai sebuah perayaan kemandirian dan kebebasan untuk memilih apa yang

dikehendakinya.

Remaja dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, tingkah laku,

perilaku konsumen, kesenangan terhadap hal-hal tertentu mempunyai ciri khas

sendiri. Kaum remaja merupakan pembeli potensial untuk produk-produk seperti

pakaian, sepatu, kosmetik bahkan sampai makanan (Monks, dkk, 2001:234).

Mahasiswa sebagai remaja berusaha menempilkan sesuatu yang mencakup

tentang panampilan dan memperhatikan penilaian orang lain terhadap mereka,

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sehingga mahasiswa berusaha mengkonsumtif produk-produk bermerk. Seperti

halanya dengan mahasiswa kost yang jauh dari orang tua dan berusaha

beradaptasi dengan lingkungan baru mereka yaitu dunia pendidikan di kampus

akan sangat mudah terpengaruh dengan media informasi yang ada.

Berkembangnya Mall yang mulai bermunculan dikota-kota besar di

Indonesia, salah satunya adalah kota Solo. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa

respon yang diberikan masyarakat sangat besar terhadap keberadaan Mall-mall

besar seperti Matahari dan Solo grand Mall. Yaitu, ketika sebagian masyarakat

khususnya remaja juga mulai beralih ke Mall untuk memenuhi kebutuhan

terutama dalam hal fashion. Mall-mall besar mampu berdiri dan berkembang

ditengah masyarakat kota Solo pada khususnya. Seperti kita ketahui, Mall

semakin berkembang dari waktu ke waktu. Sampai saat ini di Solo sudah banyak

berdiri Mall seperti Matahari Depertement Store, Solo Grand Mall, Luwes-luwes,

Butik, Fashion village, Stock Well dan lain-lain.

Maraknya pendirian Mall di Solo ini tidak terlepas dari keberadaan kota

Solo sebagai salah satu kota dimana kegiatan pendidikan di Indonesia

berlangsung. Hal ini berimplikasi pada banyaknya pelajar dari sekolah dasar

sampai sekolah menengah umum terutama mahasiswa yang datang ke Solo ini

dalam rangka menuntut ilmu. Banyaknya para pelajar maupun mahasiswa

tersebut merupakan pangsa pasar tersendiri yang cukup menjanjikan.

Perkembangan budaya konsumsi masyarakat yang selalu berusaha

melakukan konsumsi demi sebuah citra yang mengakibatkan seseorang

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

berperilaku konsumtif. Seperti halnya yang terjadi pada mahasiswa yang baru

memasuki Perguruan Tinggi, yang masih mencoba beradaptasi dengan

lingkungan sehingga masih banyak terpengaruh dengan perkembangan yang

menjurus ke gaya hidup konsumtif. Mahasiswa mencoba mengikuti arus gaya

hidup tersebut meski harus cenderung berperilaku konsumtif.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas maka dalam penelitian ini ingin

mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di Kelurahan Jebres,

Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres, Kota Solo.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas

Maret Surakarta di tempat kost di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota

Surakarta?”

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian

dalam studi ini adalah untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di

Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa berdasarkan teori perilaku

sosial (behavioral sociology) dari George Ritzer dan teori konsumsi dari Jean

Baudrillard.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan di dunia pendidikan dan ekonomi Negara dalam rangka

mengurangi perilaku konsumtif.

b. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dan orang tua dalam

pembinaan perilaku yang baik terutama berhubungan dengan pembelian

suatu produk agar dapat lebih mengutamakan kebutuhan yang menjadi

prioritas utama bukan berdasarkan keinginan atau gengsi semata,

sehingga para mahasiswa tidak berperilaku konsumtif.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Batasan Konsep

a. Perilaku

Menurut Kartono, perilaku merupakan suatu reaksi yang dapat diamati

secara umum atau obyektif, sehinga hal-hal yang diperbuat akan tampak

hasilnya dari perbuatan tersebut (Kartono, 1980 : 53). Berdasarkan kamus

Umum bahasa Indonesia, perilaku berasal dari kata “laku” yang berarti

perbuatan, kelakuan, cara menjalankan dan berbuat (Poerwodarminto, 1989:

966). Definisi lain menurut Soekanto, perilaku adalah cara bertingkah laku

dalam situasi tertentu. Perilaku merupakan perbuatan yang dapat diamati

atau diobservasi secara obyektif dalam kehidupan manusia. Perilaku

biasanya disamakan dengan tingkah laku (Chaplin, 1989: 53).

b. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi

barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk

mencapai kepuasan maksimal (Tambunan, 2001:1).

c. Mahasiswa

Arti kata mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di

Perguruan Tinggi atau Universitas (Poerwodarminto, 1989). Universitas

adalah perguruan tinggi (jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah)

yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam

sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi

syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Kata universitas berasal

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dari bahasa Latin yang artinya adalah umum dan menyeluruh. Dengan

demikian yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah semua

mahasiswa yang terdaftar di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di

Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Solo yang bertempat tinggal

dengan cara kost.

d. Tempat Kost

Kost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat

untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode

tertentu (umumnya pembayaran per bulan atau tahunan). Kata "kost"

sebenarnya adalah turunan dari frase bahasa Belanda "In de kost". Definisi

"In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut

dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam

rumah tempat menumpang tinggal (http://id.wikipedia.org/wiki/Indekost).

2. Landasan Teori

a. Paradigama Perilaku Sosial

Melihat permasalah penelitian ini peneliti menggunakan

paradigma perilaku sosial. Paradigma ini memusatkan perhatian pada

hubungan antara individu dengan lingkungan. Lingkungan terdiri atas

bermacam-macam obyek sosial dan obyek non sosial, menurut penganut

paradigma perilaku sosial (BF. Skinner) obyek sosiologi yang kongkrit

realitis adalah perilaku manusia yang nampak serta kemungkinan

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perulangannya (Behavior Man and contingencies of reinforcement)

(Ritzer, 2010 :70).

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil

hubungan antara stimulus (perangsang) dan respon. Oleh karena perilaku ini

terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon,

maka teori ini disebut juga teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon, di

mana respon tersebut dibedakan menjadi 2 respon yaitu:

a. Respondent respons/reflexive adalah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut

eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang

relatif tetap, misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan

untuk makan.

b. Operant respon/instrumental respons adalah respon yang timbul dan

berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini

disebut reinforcing stimulation atau reinforce (Notoatmodjo, 2003:

118-119).

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organism

dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum

dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkunan merupakan penentu dari

perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Heriditas atau faktor

keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan

perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah

merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam

rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process)

(Notoatmojo, 2003 : 118).

lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya

perilaku tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang,

sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan

sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor

lingkungan.

Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatian pada interaksi

antara individu dan lingkungannya, yaitu lingkungan yang terdiri atas

bermacam-macam obyek sosial dan obyek non sosial dengan prinsip

yang sama. Terdapat hubungan yang fungsional antara tingkah laku

dengan perbuatan yang terjadi dalam lingkungan aktor. Paradigama

perilaku sosial terdapat dua teori, yaitu behavioral sociology dan theory

exchange (Ritzer, 2010 :73).

Masalah dalam penelitian ini yaitu tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa, dilakukan dengan

pendekatan menggunakan teori behavioral sociology. Teori ini

memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah

laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor.

Teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui

akibat-akibat yang mengikutinya kemudian. Dimana akibat dari tingkah

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

laku masa lalu mempengaruhi tingkah laku di masa sekarang. Faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku yang terjadi pada diri individu

disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar individu (

Ritzer, 2010 : 73 ).

Mahasiswa kost yang mengalami perubahan tempat tinggal dari

rumah ke kehidupan kost tentu saja akan mengalami perubahan dalam

hal konsumsinya. Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat

mendapatkan, mengkonsumtif dan membuang barang atau jasa

(Blackwell, Miniard, dan Engel : 2010). Dengan demikian perilaku

mahasiswa kost sebagai konsumen yang meliputi mendapatkan dan

membuang barang atau jasa juga berubah. Mahasiswa kost yang

cenderung berperilaku konsumtif, merupakan akibat dari perubahan

lingkungan yang terjadi. Faktor-faktor yang lain yang mengakibatkan

mahasiswa kost cenderung bersifat konsumtif adalah adanya gaya hidup,

keadaan ekonomi, keinginan (selera), media informasi yang berkembang

di masyarakat.

Sosiologi membahas berbagai perilaku dalam spektrum yang luas,

sehingga dalam sosiologi dipelajari faktor – faktor non ekonomi yang

termasuk dalam aspek non rasional. Menurut Weber, gambaran gaya

hidup tertentu dari kelompok status tertentu adalah konsumsi. Konsumsi

dipandang dalam sosiologi bukan sekedar pemenuhan kebutuhan yang

bersifat fisik dan biologis manusia tetapi terkait kepada aspek-aspek

sosial budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas,

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

atau gaya hidup yang dapat berubah, dan tergantung pada persepsi

tentang selera dari orang lain (Damsar, 2002:119).

Menurut pendapat Coleman tentang perilaku konsumtif,

menyatakan bahwa di dunia nyata orang tidak selalu bertindak rasional,

dan ia menyatakan bahwa sikap tersebut dapat membawa banyak faktor-

faktor yang mempengaruhi pada perilaku individu dalam konsumtif

(Ritzer dan Goodman, 2009: 482-483). Menurut Chaney konsumsi

adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat di

pakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan)

apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney menambahkan,

gagasan bahwa konsumsi telah menjadi (atau sedang menjadi) fokus

utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih

umum dari budaya konsumen (Chaney, 2009:54).

Sekarang ini adalah era di mana orang membeli barang bukan

karena nilai kemanfaatannya namun karena gaya hidup, demi sebuah

citra yang diarahkan dan dibentuk oleh iklan dan mode lewat televisi,

tayangan sinetron, acara infotainment, ajang kompetisi para calon

bintang, gaya hidup selebriti, dsb. Baudrillard mengemukakan bahwa

analisis sebenarnya tentang logika sosial konsumtif tidak akan terfokus

pada pemanfaatan nilai guna barang dan jasa oleh individu, namun

terfokus pada produksi dan manipulasi sejumlah penanda sosial. Ketika

dilihat dari perspektif struktural, yang kita konsumtif adalah tanda

(pesan, citra) ketimbang komoditas. Komoditas tidak lagi didefinisikan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berdasarkan kegunaannya, namun berdasarkan atas apa yang mereka

maknai (Baudrillard, 2009). Apa yang dikemukakan oleh Baudrillard

dapat diasumsikan bahwa dalam konsumtif mahasiswa sehari-hari ada

yang tidak murni, maksudnya tujuan dari melakukan konsumtif lebih

menekankan kepada untuk mendapatkan tanda (pesan, citra).

Perilaku mahasiswa yang cenderung konsumtif adalah merupakan

suatu akibat dari perubahan atau bergesernya sistem yang ada di

masyarakat, bergesernya sistem produksi menuju masyarakat konsumsi.

Seperti yang dikemukakan oleh J.Baudrillard masyarakat sekarang

adalah masyarakat yang berada dalam konsumsi pencapaian tanda bukan

lagi karena semata-mata demi kebutuhan. Hal tersebut sama dengan apa

yang terjadi pada mahasiswa kost yang berusaha menunjukan citra diri

mereka sehingga dapat memiliki nilai yang lebih di mata orang lain.

Mahasiswa kost lebih cenderung berperilaku konsumtif karena merasa

memiliki tujuan, dan harus menyesuaikan dengan lingkungan kampus

yang serba up to date dengan model-model baru.

Lebih lanjut akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumtif mahasiswa, diantaranya adalah sebagai berikut.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal

dan eksternal:

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1. Faktor Eksternal/Lingkungan

Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia

dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor

eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas

sosial, kelompok sosial, dan keluarga.

a). Kebudayaan

Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari

satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk

perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat

(Mangkunegara, 2002:39). Manusia dengan kemampuan akal budaya telah

mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi keperluan

hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang paling fundamental dari

keinginan dan perilaku seseorang (Kotler, 2002:224).

b). Kelas sosial

Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokkan dalam tiga

golongan (Mangkunegara, 2002:42) yaitu: golongan atas, golongan

menengah, dan golongan bawah. Perilaku konsumtif antara kelompok

sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam hubungannya dengan

perilaku konsumtif. Menurut Engel, et.al., (2010: 47), kelas sosial adalah

pembagian di dalam masyarakat di dalam masyarakat yang terdiri dari

individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

Mereka dibedakan status sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah

hingga yang tinggi. Status sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

perilaku konsumen yang berbeda (misalnya, merek dan model mobil yang

dikendarai dan model pakaian yang disukai). Beberapa kontribusi yang

paling awal terhadap studi perilaku konsumen menggunakan perbedaan

kelas sosial sebagai variabel utama dalam menjelaskan perbedaan

konsumen.

Keadaan ekonomi sosial keluarga yang cukup, lingkungan

material yang dihadapi anak di dalam keluarga itu lebih luas, dan

mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan keccakapan

yang tidak dapat dikembangkan bila tidak ada prasarananya. Orang tua

dapat mencurahkan perhatian yang lebih bendalam pada pendidikan anak-

anaknya apabila tidak dibebani dengan masalah-masalah kebutuhan primer

kehidupan manusia (Gerungan, W.A., 2004: 78 )

c). Keluarga

Sangat penting dalam perilaku membeli karena keluarga adalah

pengaruh konsumsi untuk banyak produk. Selain itu keluarga dapat

didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya

sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan

membeli (Mangkunegara, 2002:44). Peranan setiap anggota keluarga

dalam membeli berbeda-beda menurut barang yang dibelinya. Menurut

Engel, et.al., (2010: 47), keluarga kerap merupakan unit pengambilan

keputusan utama, tentu saja dengan pola peranan dan fungsi yang

kompleks dan bervariasi.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Faktor Internal

Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis

dan faktor pribadi.

a). Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya

hidup konsumtif (Kotler, 2002:238), diantaranya:

i. Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk

membeli suatu produk, barang / jasa maka mereka cenderung akan

membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.

ii. Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik

maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang

tersebut bertindak secara rasional.

iii. Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang

akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan

pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil

dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.

b). Faktor Pribadi, menurut Kotler (2002:232) keputusan untuk membeli

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu :

i. Usia, pada usia remaja kecenderungan seseorang untuk berperilaku

konsumtif lebih besar daripada orang dewasa. Tambunan (2001:1)

menambahkan bahwa remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan,

suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam

menggunakan uangnya.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

ii. Pekerjaan, mempengaruhi pola konsumsinya. Seseorang dengan

pekerjaan yang berbeda tentunya akan mempunyai kebutuhan yang

berbeda pula. Dan hal ini dapat menyebabkan seseorang berperilaku

konsumtif untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

iii. Keadaan Ekonomi. Orang yang mempunyai uang yang cukup akan

cenderung lebih senang membelanjakan uangnya untuk membeli

barang-barang, sedangkan orang dengan ekonomi rendah akan

cenderung hemat.

iv. Kepribadian. Kepribadian dapat menentukan pola hidup seseorang,

demikian juga perilaku konsumtif pada seseorang dapat dilihat dari

tipe kepribadian tersebut.

v. Jenis kelamin. Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan membeli,

karena remaja putri cenderung lebih konsumtif dibandingkan dengan

pria (Tambunan, 2001: 3).

c. Karakteristik perilaku konsumtif

Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-

barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai

kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam perilaku

konsumtif, berpendapat ada dua aspek mendasar, yaitu Tambunan (2001:1) :

1). Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini akan

menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisiensi biaya, apalagi bagi

remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Pemborosan

Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar

dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi

kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada keinginan

untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang

diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang

maksimal.

b. Inefisiensi Biaya

Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang

biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak

realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya sehingga

menimbulkan inefisiensi biaya.

2). Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan

semata.

Kebutuhan yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang

utama melainkan kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti

arus mode, ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan

sosial tanpa memperdulikan apakah memang dibutuhkan atau tidak.

Padahal hal ini justru akan menimbulkan kecemasan. Rasa cemas di

sini timbul karena merasa harus tetap mengikuti perkembangan dan

tidak ingin dibilang ketinggalan.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a. Mengikuti Mode

Di kalangan remaja mode dipandang sangat penting untuk

menunjang penampilan mereka. Sehingga mereka ingin

menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang

sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga

para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

b. Memperoleh Pengakuan Sosial

Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila

melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari

identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan

dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu.

3. Penelitian Terdahulu

Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini, maka akan dipaparkan

beberapa jurnal peneltian terdahulu tentang perilaku konsumtif, sebagai

berikut:

a. Jurnal Penelitian dengan judul “Financial Behavior And Problems Among

University Students: Need For Financial Education”. Oleh Masud Jariah,

University Putra Malaysia; A.R. Husniyah. University Putra Malaysia; P.

Laily, University Putra Malaysia; Sonya Britt, Kansas State University.

Journal of Personal Finance, Volume 3, Issue 1. ©2004, IARFC.

Many students rely on loans to get them through college. Yet,

sometimes students borrow too much money while in school. Excess loan

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

money leads to debt that students must pay back after graduation delaying

other financial goals. With the proper educational support about living

independently, students can reduce their chance of obtaining unnecessary

debt from educational loans. Young adults generally learn their skills from

parents and teachers as children. However, parents often overlook

teaching financial skills, such as budgeting and investing, while their

children are still living at home. Instead, children are forced to learn how

to handle their money when entering college and sometimes they make

mistakes that will cost them several years of repayment of loans. This

study examines what kinds of financial problems students face. By knowing

what problems students encounter, it is possible for educators to offer a

course that teaches the financial skills necessary to overcome these

problems. The participants were asked to indicate what financial

education they would be interested in if offered. Nearly all of the students

expressed an interest in learning about financial management.

(Banyak mahasiswa yang mengandalkan pinjaman saat mereka

kuliah. Namun, kadang-kadang mahasiswa meminjam uang terlalu banyak

ketika di sekolah. Kelebihan pinjaman uang tersebut menyebabkan

mahasiswa harus membayar kembali hutang setelah lulus dan menunda

kebutuhan lainnya. Dengan dukungan pendidikan yang tepat tentang hidup

secara mandiri, mahasiswa dapat mengurangi hutang mereka dengan

memperoleh kesempatan utang tetapi tidak dari pinjaman pendidikan.

Dewasa muda umumnya belajar ketrampilan mereka dari orang tua dan

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

guru. Namun, orang tua sering mengabaikan mengajarkan keterampilan

keuangan, seperti anggaran dan investasi, ketika anak-anak mereka masih

hidup di rumah. Sebaliknya, anak dipaksa untuk belajar bagaimana

menangani uang mereka ketika memasuki perguruan tinggi dan kadang-

kadang mereka membuat kesalahan memakai biaya pendidikan mereka

dan begitu juga untuk tahun-tahun pembayaran kedepan. Penelitian ini

meneliti apakah masalah keuangan yang dihadapi mahasiswa. Dengan

mengetahui masalah apa yang dihadapi mahasiswa, adalah dengan

menawarkan kursus yang mengajarkan keterampilan keuangan yang

diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Para peserta diminta untuk

menunjukkan kesulitan keuangan mereka dan mereka tertarik mengikuti

pogram yang ditawarkan. Hampir semua mahasiswa menyatakan minat

dalam belajar tentang manajemen keuangan).

b. Penelitian yang diakukan oleh Valérie-Inés de La Ville, dalam jurnalnya

yang berjudul “The consequences and contradictions of child and teen

consumption in contemporary practice”. Society and Business Review.

Bradford: 2007. Vol. 2, Iss. 1; p. 7. Jurnal tersebut berisi tentang:

This reseach seeks to conceptualize the field of child and teen

consumption as a system of social practices at the cross roads of six

strongly intermingled subsystems covering social, institutional,

technological, narrative, economic, and political stakes. Children's and

teens' consumption is shaped and transformed by a mix of managerial

action, public policy, cycles of technological change, the evolution of

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

related institutions like parenthood and schooling, changing cultural

references, values, modes of socialization as well as by the actions of

children and teens themselves. Within such a framework, child and teen

consumption appears as a complex arena of competing moral and

ideological perspectives. In such a volatile context, forms of resistance to

ideologies of unending consumption emerge, continuously calling into

question the responsibility of business for unwanted long-term effects. The

five papers included in this special issue shed light on the complexities of

marketing to children by successively exploring the contradictions within

the individual, managerial, professional, corporate, and institutional

levels. As a direct consequence, the notions of "corporate social

responsibility" and "corporate social responsiveness" towards childhood

are also constantly evolving concepts which are quite difficult to

understand.

(Penelitian ini berusaha untuk mengetahui konsep konsumtif pada

anak dan remaja sebagai sistem praktek-praktek sosial di antara enam

subsistem yang meliputi sosial, kelembagaan, teknologi, narasi, ekonomi,

dan saham politik. Anak dan remaja yang konsumtif dibentuk dan diubah

oleh adanya campuran tindakan manajerial, kebijakan publik, siklus

faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi, evolusi lembaga terkait

seperti orang tua dan sekolah, mengubah referensi budaya, nilai-nilai,

mode sosialisasi maupun karena tindakan anak-anak dan remaja itu

sendiri. Dalam kerangka seperti ini, anak dan remaja yang konsumtif

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

muncul sebagai arena kompleks perspektif moral dan ideologi bersaing.

Dalam konteksnya seperti bergejolak, berbentuk perlawanan terhadap

ideologi konsumtif yang tak berujung, muncul terus menerus

mempertanyakan tanggung jawab bisnis dan yang tidak diinginkan adalah

efek jangka panjang. Kompleksitas pemasaran kepada anak-anak dengan

sukses menjelajahi kontradiksi dalam individu, manajerial, tingkat

profesional, perusahaan, dan kelembagaan. Sebagai konsekuensi langsung,

tentang sebuah konsep "tanggung jawab sosial perusahaan" dan

"perusahaan yang tidak memiliki tanggung jawab sosial" terhadap anak

terus berkembang konsep dan cukup sulit untuk dipahami).

c. Penelitian oleh Tiyas Purbaningrum Tahun 2008, berjudul: Pola Konsumtif

Produks Fasion dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumtif

Produk Fashion di Kalangan Pelajar Putri SMA Negeri 7 Surakarta.

Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Tujuan penelelitin ini adalah untuk mengetahui pola konsumtif

produks fasion dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumtif

produk fashion di kalangan pelajar putrid SMA Negeri 7 Surakarta. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Behavior Sosiology yang

memusatkan perhatian pada hubungan antara akibat tingkah laku yang

terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku actor serta teori

postmodern Jean Baudrilland.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumtif pelajar putri

cenderung tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari persepsi mereka tentang

fashion, interaksi membeli produk fashion, dan frekuensi pergi ke mall.

Pelajar putri yang menanggap fashion penting dalam hidupnya cenderung

lebih konsumtif karena mereka akan berusaha untuk mengikuti

perkembangan fashion. Mereka membeli produk fashion agar tidak

dikatakan ketinggalan jaman. Mall tempat mereka pergi berbelanja produk

fashion. Pola konsumtif pada pelajar putri dipengaruhi faktor lingkungan,

faktor psikologis, kondisi ekonomi, media informasi. Faktor lingkungan

terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

sepermainan. Faktor psikologis lebih dikarenakan kondisi jiwa pelajar yang

masih labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Kondisi

ekonomi terkait dengan kondisi ekonomi keluarga, semakin besar pendapat

orang tua, maka uang saku yang diberikan semakin besar dan pola

konsumtifnya semakin tinggi. Media informasi mengarah pada iklan. Iklan

mendorong pelajar untuk bersikap agresif dalam mengkonsumtif produk

fashion.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Mahasiswa yang baru memasuki lingkungan Perguruan tinggi berusaha

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, namun karena beberapa faktor

mahasiswa cenderung berperilaku konsumtif dalam pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Mahasiswa cenderung berperilaku konsumtif karena menganggap bahwa

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan mengkonsumsi sesuai dengan perkembangan yang ada akan membuat

mereka dinilai lebih oleh lingnkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi di tempat kost, antara lain karena:

keinginan, gaya hidup/mode, besar pendapatan/uang kiriman dari orang tua,

pengetahuan dan sikap dalam mengelola keuangan untuk mencukupi kebutuhan

hidup, dan di tunjang dengan kemajuan teknologi informasi. Pengetahuan dan

sikap mahasiswa terhadap suatu produk dan jasa juga mempengaruhi perilaku

konsumtif mahasiswa, dengan pengetahuan atau derajat kepercayaan yang tinggi

akan suatu produk yang mahal (bermerk) adalah salah satu penyebab perilaku

konsumtif mahasiswa. Berikut ini adalah gambaran kerangka pemikiran terjadinya

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi di

tempat kost.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan: tanda panah ( ) berarti mempengaruhi.

Faktor yang paling utama diduga penyebab faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi di tempat kost adalah

PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PERILAKU:

1. Faktor Keinginan

2. Faktor Ekonomi

3. Faktor Gaya Hidup

4. Faktor Media Informasi

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

besarnya uang kiriman dari orang tua untuk biaya hidup di tempat kost. Apabila

jumlah uang kiriman melebihi jumlah kebutuhan yang harus dikeluarkan maka

lingkungan akan membantu merubah perilaku mahasiswa menjadi konsumtif,

disamping kurangnya pengawasan langsung dari orang tua.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa di tempat

kost, seperti keinginan, ekonomi, gaya hidup, dan media informasi pada dasarnya

saling terkait satu dengan yang lainnya. Faktor yang satu dapat mempengaruhi

perilaku konsumtif bila ditunjang dengan faktor yang lain. Misalnya, faktor

keinginan tidak dapat menjadi pengaruh perilaku menjadi konsumtif bila tidak

ditunjang dengan adanya faktor ekonomi.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan

cara menggambarkan apa yang sudah diteliti oleh peneliti untuk memperoleh

hasil penelitiannya. Gambaran seperti apa yang didapat dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Jurusan

Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta di tempat Kost di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, kota Solo.

Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan

mendeskrepsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. Kualitatif adalah

tata cara penelitian yang menghasilkan data deskreptif analisis, yaitu apa

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

yang dinyatakan secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, teliti

dan dipelajari sebagai suasana yang utuh. Jadi penelitian deskriptif kualitatif,

studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara terinci dan mendalam

mengenai protet kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa

adanya di lapangan studinya (Sutopo, 2002: 110-112).

Metode deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan cara

menggambarkan apa yang sudah diteliti oleh peneliti untuk memperoleh hasil

penelitiannya. Gambaran seperti apa yang didapat dalam penelitian ini

adalah, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa

sosiologi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di Kelurahan Jebres Kecamatan

Jebres Kota Solo

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota

Solo. Ada dua alasan dipilihnya lokasi penelitian, yang pertama adalah

dengan melihat kenyataan bahwa Universitas Sebelas Maret Surakarta

terletak di Kelurahan Jebres sehingga banyak terdapat jasa yang menyewakan

kost bagi mahasiswa. Kedua karena lokasi penelitian dekat dengan peneliti,

sehingga memudahkan pengambilan data sehingga peneliti dapat

berkomunikasi dengan intesif dengan sumber informasi (informan).

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh ada dua, yaitu

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari informan

melalui observasi maupun wawancara. Informan adalah orang yang

dianggap mengetahui permasalahan yang dihadapi dan bersedia

memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun yang akan dijadikan

informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sosiologi di tempat kost

di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Solo, dan sedang menjalani

proses pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang tinggal di tempat kost.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

atau arsip-arsip yang dapat mendukung data primer ataupun berupa data

pendukung penelitian yang bersumber dari literature, jurnal ilmiah, dan

catatan yang menunjang pemecahan masalah dalam penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Wawancara merupakan salah satu teknik penelitian kualitatif yang

memungkinkan adanya diskusi antar pribadi. Sedangkan wawancara

mendalam merupakan interaksi antara dua orang. Dari wawancara

mendalam ini dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, baik verbal

maupun non verbal, mengenai sikap, pengetahuan, tindakan yang menjadi

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

target penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumtif mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di Kelurahan

Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Wawancara jenis ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat

“open ended”, dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan

dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan

subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk

menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara jauh dan mendalam

(Sutopo, 2002 : 59).

b. Observasi (participant observation as observer)

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat

segala informasi serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian,

sehingga diperoleh katerangan mengenai gejala nyata dari obyek yang

diteliti. Mengenai perilaku dan kondisi lingkungan penelitian bisa

dilakukan observasi baik secara formal ataupun informal. Observasi ini

sering disebut sebagai “observasi berperan pasif” (Spradley dalam Sutopo,

2002: 66).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dan

pencatatan data secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam

suatu gejala pada objek penelitian dengan melihat pedoman sebagai

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

instrumen pengamatan yang ditujukan kepada mahasiswa terkait kepada

metode wawancara.

5. Teknik Pengambilan Sampel

a. Purposive Sampling

Pemilihan sampel pada purposive sampling diarahkan pada

sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan

dengan permasalahan yang sedang diteliti (Sutopo, 2002 : 36). Informan

dalam penelitian ini diambil atas dasar asal daerah informan dan uang

saku yang diterima informan. Asal daerah informan dibagi menjadi tiga

yaitu, yang berasal dari sekitar Solo (Wonogiri dan Purworejo), yang

berasal dari luar Solo tetapi masih Provinsi Jawa Tengah (Purbalingga,

Ngawi, dan Pemalang), yang berasal dari luar Solo tetapi di luar Provinsi

Jawa Tengah (Jakarta dan Banten). Berdasarkan uang saku juga dibagi

menjadi tiga kategori yaitu, rendah (Rp 200.00-Rp 500.000,00), sedang

(Rp 600.000,00-Rp 900.000,00), dan tinggi (Rp 1.000.000,00 ke atas).

Bila disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 1.1

Profil Informan

Uang saku

Asal Daerah

Rendah Sedang Tinggi

Sekitar Solo A I Y

Luar Solo (masih Provinsi Jawa Tengah)

D O F

Luar Solo (luar Provinsi Jawa Tengah)

Wr W G

Sumber: data primer

Penelitian ini dengan teknik snowball yaitu melalui beberapa tahap,

yang pertama menentukan seseorang yang kita angkat sebagai responden

yang memenuhi syarat sebagai tujuan penelitian yaitu mahasiswa kost yang

dikenal peneliti yang kemudian dipakai sebagai responden pertama. Dengan

demikian langkah kedua adalah mewawancarai orang-orang yang telah

disebut oleh informan pertama, kemudian yang ketiga kita dapat menarik

responden yang semakin lama semakin banyak (Y. Slamet, 2006: 29 - 30).

6. Validitas Dan Reliabilitas Data

Validitas data yang dimaksudkan adalah sebagai pembuktian bahwa data

yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Untuk

menguji data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan teknik

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data atau sebagai

pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini ada dua triangulasi yaitu:

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Triangulasi penyelidik, yaitu dengan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekkan kembali derajat

kepercayaan data. Cara lainnya adalah dengan membandingkan hasil

pekerjaan seorang analis dengan analis lain.

b. Triangulasi sumber, yaitu dimana data tidak hanya diambil dari satu

sumber saja tetapi dari beberapa sumber. Triangulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal

tersebut dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

dengan informan.

2. Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi di depan peneliti.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan (Moleong, 2002:178).

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

7. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini secara kualitatif dengan model

analisa interaktif. Menurut Sugiyono (2005: 92), tahap analisis data adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya

sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

b. Reduksi Data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus peneliti. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data-data yang di reduksi memberikan gambaran

yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti

untuk mencari sewaktu-waktu diperlukan.

c. Penyajian Data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk

matrik, network, cart atau grafis sehingga peneliti dapat menguasai data.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Peneliti berusaha mencari pola, model, tema, hubungan,

persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya, jadi

dari data tersebut peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Verifikasi

dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan

penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat

dalam penelitian. Keempatnya dapat digambarkan dalam bagan berikut

Gambar 3. Model Analisis Interaktif (Sugiyono, 2005: 92)

Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling

mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di

lapangan dengan mengadakan wawancara atau observasi yang disebut tahap

pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak maka diadakan

reduksi data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian

data. Apabila ketiga hal tersebut dilakukan, maka diambil suatu keputusan

atau verifikasi.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian

Data

Penarikan Kesimpulan:

Verifikasi

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo” secara

umum memang dataran rendah dan berada diantara pertemuan Sungai Pepe,

Sungai Anyar, Sungai Jenes yang kesemuanya bermuara di Sungai Bengawan

Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih 92 meter di atas permukaan air

laut dan terletak antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur, 70°36’00”-

70°56’00” Lintang Selatan. Kota Surakarta terletak di Propinsi Daerah Tingkat

1 Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan daerah perhubungan antara

propinsi Jawa Tengah – Jawa Timur dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

dengan keadaan mobilitas masyarakat yang tinggi.

Berbicara tentang letak daerah Surakarta, sebenarnya kota ini sangat

strategis. Hal ini dikarenakan kota Surakarta sendiri merupakan jalur utama

transportasi ke beberapa kota besar di Pulau Jawa. Kota – kota tersebut antara

lain adalah Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Karena kota Surakarta yang

strategis maka perkembangan kota ini memicu kegiatan ekonomi di berbagai

sudut kota kecil disekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sragen,

Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri. Kotamadya Surakarta dibatasi oleh :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar

Dengan 51 Kelurahan, 595 RW dan 2.669 RT yang bergabung dalam 5

Kecamatan yaitu : Kecamatan Banjarsari 33% dari luas wilayah secara

keseluruhan, Kecamatan Jebres 29%, Kecamatan Laweyan 20%, Kecamatan

Pasar Kliwon 11% dan Kecamatan Serengan 7%. Kelima Kecamatan dan 51

Kelurahan tersebut adalah :

a. Kecamatan Laweyan : Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan, Penumping,

Sriwedari, Purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar dan Karangasem.

b. Kecamatan Serengan : Danukusuman, Serengan, Tipes, Kratonan,

Jayengan dan Kemlayan.

c. Kecamatan Pasar Kliwon : Joyontakan, Semanggi, Pasar Kliwon, Gajahan,

Baluwarti, Kampung Baru, KedungLumbu, Sangkrah, dan Kauman.

d. Kecamatan Jebres : Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan,

Gandekan, Kampung Sewu, Pucang Sawit, Jagalan, Purwodiningratan,

Tegalharjo, Jebres, Mojosongo.

e. Kecamatan Banjarsari : Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestalan,

Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan,

Sumber dan Banyuanyar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah

ini

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Surakarta

No Kecamatan Luas Wilayah (km2)

1 Laweyan 8,64

2 Serengan 3,19

3 Pasar Kliwon 4,82

4 Jebres 12,58

5 Banjarsari 14,81

TOTAL 44,04

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2007

Data kependudukan menurut catatan Surakarta dalam angka tahun 2007

adalah ; berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 penduduk

kota Surakarta mencapai 515.372 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata

12.827 jiwa/km2. Dari luasan wilayah kota Surakarta yang hanya 44,04 km2

menunjukkan bahwa kota ini merupakan kota yang padat penduduk.

B. Kelurahan Jebres

Kelurahan Jebres merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan

Jebres, berada di bagian tenggara kota Surakarta. Kelurahan ini terdiri dari 36

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

RW dan 128 RT dengan luas wilayah 317 Ha. Batas wilayah kelurahan Jebres

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Purwodiningratan

d. Sebelah Barat : Kelurahan Tegalharjo

Jumlah penduduk di Kelurahan Jebres dalam angka tahun 2011 adalah

sebanyak 31.149 jiwa yang terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 15.439 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak

15.710 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga di Kelurahan Jebres adalah

sebanyak 8.864 Kepala Keluarga. Untuk usia 0 – 19 tahun yang terdapat di

kelurahan ini sebanyak 5.968 jiwa.

Pendidikan di Kelurahan Jebres usia 5 tahun ke atas yang tidak atau

belum sekolah sebanyak 3.308 jiwa, belum tamat SD sebanyak 1.621 jiwa, tidak

tamat SD 2.408 jiwa, tamat SD 5.763, SLTP/Sederajat sebanyak 5.255 jiwa,

SLTA/sederajat sejumlah 8.774 jiwa, Diploma III 1.135 jiwa, Diploma IV/S1

1.870 jiwa. Strata 2 sebanyak 157 jiwa serta Strata 3 sebanyak 10 jiwa.

Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk usia 17 tahun ke atas di

Kelurahan Jebres yang belum atau tidak bekerja sebanyak 1.999 jiwa, sebagai

buruh sejumlah 1.705 jiwa, Guru / Dosen 265 jiwa, Karyawan 8.263 jiwa,

Mengurus Rumah tangga 3.706 jiwa, Pelajar / Mahasiswa :2.625 jiwa, Pegawai

Negeri Sipil ( PNS) sejumlah 585 jiwa, TNI 60 jiwa, POLRI 39, Pensiunan/

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Purnawirawan sebanyak 587 jiwa, wiraswasta 2.019 jiwa dan lain – lain

sebanyak 1.825 jiwa.

Penduduk Kelurahan Jebres mayoritas beragama Islam dengan jumlah

23. 286 jiwa, kemudian Kristen 5.430 jiwa, Katholik 2.338 jiwa, Hindu 54

jiwa, Budha 32 jiwa dan Konghucu 9 jiwa.

Yang menarik dari Kelurahan ini adalah satu-satunya Kelurahan yang

terdapat Universitas negeri di Kota Solo, sehingga berdampak pada banyaknya

usaha kost dan kontrakan bagi mahasiswa,

C. Gambaran Umum Mahasiswa Kost Jurusan Sosiologi FISIP UNS

Universitas Sebelas Maret Surakarta juga terletak di Kelurahan Jebres,

sehingga banyak jasa kost yang disediakan di Kelurahan Jebres ini. Hampir

80% semua lahan digunakan untuk jasa penyewaan kost sehingga kost

mahasiswa juga tersebar di daerah Kelurahan Jebres.

Mahasiswa Jurusan Sosiologi angkatan 2010 berjumlah 67 mahasiswa,

yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A berjumlah 34 untuk mahasiswa

yang memiliki nim ganjil dan kelas B berjumlah 33 untuk mahasiswa yang

memiliki nim genap. Mahasiswa Sosiologi angkatan 2010 berasal dari berbagai

daerah yang berbeda, umumnya bagi yang berasal dari daerah luar Solo mereka

tinggal dengan cara kost. Berikut ini tabel jumlah mahasiswa berdasarkan

tempat tinggalnya:

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 2.2

Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal

Keterangan Jumlah

Tinggal di kost 35

Tinggal di rumah 28

Tidak aktif 4

Jumlah 67

Sumber: Data Primer

Tabel di atas menunjukan bahwa persentase mahasiswa Sosiologi

angkatan 2010 yang kost cukup tinggi dibandingkan yang tidak. Pada

umumnya mahasiswa menempati kost yang berada disekitar kampus Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, seperti pada

9 informan dalam penelitian ini yang masing-masing informan memiliki kost

yang berbeda-beda. Persebaran tempat kost yang ditempati oleh para informan

adalah di sekitar kampus, yaitu masih di daerah Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Kota Solo.

Berikut adalah beberapa gambar kost yang ditempati oleh informan dalam

penelitian ini. Berikut adalah gambar kost Informan Wr yang terlatak di Jalan

Mendung:

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar. 3

Di bawah ini merupakan gambar salah satu kost yang di tempati

informan F, yang terletak di Pucang Sawit.

Gambar. 4

Berikut gambar kost yang di tempati Informan Y yang terletak di Jalan

Surya:

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 5

Tabel di bawah ini merupakan alamat kost semua informan yang

tersebar di daerah Kelurahan Jebres.

Tabel 2.3 Alamat Kost Mahasiswa Sosiologi

Nama Informan Alamat Kost

Y Jl. Surya

A Pucang Sawit

Wr Jl. Mendung

I Jl. Kabut

O Kartika

F Pucang Sawit

D Ngoresan

W Jl. Mendung

G Fajar Indah

Sumber: Data Primer

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Informan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumtif mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta di tempat kost di Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Kota Solo. Berikut ini adalah gambaran umum karakteristik informan pada

penelitian yang di ambil dengan purposive sampling yaitu di ambil berdasarkan asal

daerah yang berbeda-beda dan uang saku yang diterima informan. Informan diambil

adalah yang dianggap mengetahui informasi yang dibutuhakan dalam penelitian ini.

Semua informan ini adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tinggal dengan kost di daerah

Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Informan terdiri dari sembilan

informan, yaitu:

1. Informan Y, laki-laki berumur 20 tahun, beragama Islam, berasal dari Kabupaten

Wonogiri, anak kedua dari dua bersaudara dan satu kakaknya laki-laki sudah

bekerja sebagai guru di salah satu SD Negeri di Wonogiri. Ayah dan ibunya bekerja

sebagai guru SD. Y tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Jl. Surya, Surakarta,

Dengan Uang saku rata-rata Rp 1.000.000,00 setiap bulannya.

2. Informan A, wanita berumur 19 tahun, beragama Islam, berasal ari Kabupaten

Wonogiri. Anak nomor tujuh dari sembilan bersaudara, masih mempunyai dua

orang adik yang masih sekolah di SMA dan SMP. Ayahnya seorang petani dan

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

ibunya seorang pedagang. A tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Pucang

Sawit, Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata Rp 500.000,00 setiap bulannya.

3. Informan Wr, Wanita berumur 18 tahun, beragama Islam, kuliah naik sepeda motor.

Lahir di Serang Banten, tuanya pensiun dari PT Telkom. Anak nomor dua dari tiga

bersaudara, adiknya masih SD kakaknya sudah bekerja. Wr tinggal di Surakarta

dengan alamat kost di Jl. Mendung, Surakarta. Dengan Unag saku rata-rata Rp

500,00 setiap bulannya.

4. Informan I, wanita berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Purworejo, dan

anak tunggal. Berasal dari keluarga wiraswasta, dulu sekolah di SMA Negeri 1

Purworejo. Organisasi yang diikuti adalah HIMASOS, BEM dan KAMMI. I tinggal

di Surakarta dengan alamat kost Jl. Kabut, Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata

Rp 900.000,00 setiap bulannya.

5. Informan O, Laki-laki berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Ngawi, ayah

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), organisasi yang diikuti BEM FISIP

UNS dan HIMASOS, dan merupakan anak yang cukup aktif dalam berbicara. Kuliah

dengan kendaraan bermotor. Anak pertama dari dua bersaudara, adiknya laki-laki

duduk di kelas 2 SMA. O tinggal di Surakarta dengan alamat kostt di Jl. Kartika,

Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata Rp 600.000,00 setiap bulannya.

6. Informan F, laki-laki berusia 20 tahun, beragama Islam, berasal dari Kabupaten

Pemalang. Ayahnya adalah mantan DPRD Kabupaten. Anak keempat dari empat

bersaudara dan semua kakaknya perempuan sudah berkeluarga. Di kampus aktif

mengikuti organisasi BEM dan juga ikut di salah satu partai di FISIP yaitu Partai

Jembatan. F tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Pucangsawit, Surakarta.

Dengan Uang saku rata-rata Rp 1.000.000,00 setiap bulannya.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

7. Informan D, wanita berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Kabupaten

Purbalingga, ayahnya bekerja sebagai konsultan proyek di Kalimantan. Anak

pertama dari delapan bersaudara dan enam adiknya semua masih sekolah, adiknya

yang paling kecil umur dua tahun. Di kampus aktif mengikuti organisasi BEM,

HIMASOS, KSR. Dani tinggal di Surakarta dengan alamat kost di Ngoresan,

Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata Rp 300.000,00 setiap bulannya.

8. Informan W, wanita berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari keluarga Polisi

di Komplek Selapa, Jakarta Selatan. Anak nomor dua dari dua bersaudara,

kakaknya cowok sudah bekerja tetapi belum menikah. Sekarang organisasi yang

diikuti di BEM FISIP UNS dan HIMASOS. W tinggal di Surakarta dengan alamat

kost di Jl. Mendung, Surakarta. Dengan Uang saku rata-rata Rp 600.000,00 setiap

bulannya.

9. Informan W, laki-laki berusia 19 tahun, beragama Islam, berasal dari Jakarta. anak

nomor dua dari dua bersaudara, aktif di organisasi HIMASOS. G tinggal di

Surakarta dengan alamat kost di Perum Fajar Indah. Dengan Uang saku rata-rata

Rp 1.000.000,00 setiap bulannya.

Data profil informan di atas bila dibuat ke dalam bentuk matriks akan tampak

seperti yang terlihat di bawah ini:

Matriks 3.1

Profil Informan

Nama

Informan

Jenis

Kelamin

Uang saku Asal Alamat Kost

Y Laki-laki Rp 1.000.000,00 Wonogiri Jl. Surya

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

A Perempuan Rp 500.000,00 Wonogiri Pucang Sawit

Wr Perempuan Rp 500.000,00 Banten Jl.Mendung

I Perempuan Rp 900.000,00 Purworejo Jl. Kabut

O Laki-laki Rp 600.000,00 Ngawi Ngoresan

F Laki-laki Rp 1.000.000,00 Pemalang Pucang Sawit

D Perempuan Rp 300.000,00 Purbalingga Ngoresan

W Perempuan Rp 600.000,00 Jakarta Jl.Mendung

G Laki-laki Rp 1.000.000,00 Jakarta Fajar Indah

Sumber: Data Primer

B. Perilaku Konsumtif Mahasiswa

1. Perilaku Konsumtif Sandang Mahasiswa

Periaku mahasiswa kost yang baru memasuki Perguruan tinggi dalam

konsumsi sandang tentu saja berbeda dengan saat masih SMA, hal itu karena

dipengaruhi oleh adanya perbedaan lingkungan pendidikan, teman, dan tempat

tinggal. Karena kost sekarang mahasiswa jauh dari orang tua dan harus bisa

adaptasi dengan lingkungan baru, hidup jauh dari orang tua dan harus mengurus

diri sendiri.

Rata rata dari setiap informan mengkonsumtif sandang (pakaian) dengan

cara membelinya sendiri atau bersama teman tidak lagi dengan oran tua mereka.

Uang yang diberikan untuk membeli pakaian ada yang diberikan bersamaan

dengan uang saku dan ada juga yang diberikan jatah tersendiri dalam setiap

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

bulannya.. Hal tersebut merupakan bentuk kepercayaan orang tua kepada anak,

karena saat mahasiswa sudah dianggap cukup dewasa dan harus belajar mandiri

sehingga orang tua memberikan kepercayaan penuh baik dari segi keuangan atau

pergaulannya.

Besarnya uang saku yang diberikan orang tua sangat berpengaruh terhadap

perilaku konsumtif mahasiswa dalam membeli pakaian, ketika uang saku masih

mencukupi dan kebutuhan kuliah tidak banyak saat itu lah mahasiswa dapat

berbelanja pakaian. Namun pada kenyataannya uang jatah untuk membeli pakaian

tidak mencukupi sehingga kebanyakan dari informan mengambil jatah uang saku

mereka yang seharusnya untuk keperluan lain. Hal tersebut seperti yang

disampaikan oleh Y:

” aku dikasih jatah buat beli pakaian dari ortu itu tiap bulan sekitar Rp 250.000,00 tapi seringnya masih kurang jadi aku ambil uang saku buat belanja”(Wawancara tanggal 12 Mei 2011).

Dari hasil wawancara di atas menunjukan bahwa kebutuhan akan pakaian

saat mahasiswa begitu tinggi sehingga uang yang diberikan orang tua mereka tidak

mencukupi. Terkadang mahasiswa melakukan hal-hal yang seharusnya tidak

dilakukan, misalnya hanya demi keinginan untuk berbelanja pakaian mereka

berbohong dengan orang tua, seperti wawancara di bawah ini dengan Informan Wr:

” Kalo sekarang misal beli baju ambil dari duit saku yang dikasih nyokap tiap bulan, kalo duitnya habis ya nanti tinggal minta nyokap lagi. Kadang kalau lagi gak pegang uang terus pengen banget minta ortu tapi bilangnya buat bayar apa gitu di kampus hehe...biar dikasih mbak” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Hal lain yang dilakukan untuk dapat berbelanja pakaian adalah

menggunakan uang makan untuk berbelanja, berikut wawancara dengan informan O:

” ada, pokoknya dalam satu bulan aku nyimpen uang Rp 100.000,00 dari uang kaget istilahnya hehe. Kadang juga pakai uang saku kalau kepengen benget entar jatah makan dikurangin mbak” (wawancara tanggal 2 Mei 2011).

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui, begitu pentingnya suatu mode

fashion bagi para mahasiswa sehingga mereka melakukan yang seharusnya tidak

dilakukan. Lingkungan yang berubah juga mempengaruhi perilaku konsumsi,

mahasiswa yang berasal dari kota kecil misalnya Ngawai an Wonogiri tidak terdapat

mall satu pun dan dengan berpindahnya tempat tinggal sekranag dikota Solo mereka

dapat menikmati pergi ke Solo Grand Mall. Begitu juga mahasiswa yang dulunya

berasal dari kota metropolitan seperti Jakarta bisa menyalurkan hobbynya untuk

berkunjung ke mall tanpa ada yang membatasi karena jauh dari orang tua.

Ada beberapa alasan lain mengapa kebutuhan pakaian mahasiswa

meninggkat dibandingkan dengan saat di bangku sekolah, misalnya peraturan

Perguruan tingi untuk memakai baju bebas dalam setiap kuliah. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dari yang dulu memakai seragam sekarang bebas tentu saja akan

menimbulkan perilaku yang konsumtif terhadap pakaian kerena itu merupakan

tuntutan.

Mahasiswa baru adalah mahasiswa yang masih berada disemester awal, di

mana tugas dan kuliah belum begitu sulit. Jam untuk belajar juga semakin

menurun, yang dulu harus belajar dari Senin-Sabtu dan dari jam 07.00-13.30

bahkan sampai sore sekarang berubah jam kuliah sehari paling mencapai empat

sampai lima jam saja dan hanya sampai hari Jum’at ini menimbulkan banyaknya

waktu luang yang dimiliki oleh mahasiswa dalam kesehariannya. Waktu luang

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sering dihabiskan oleh mahasiswa untuk bersantai, misalnya maen di kost teman

yang lain, ngrumpi atau pergi berbelanja. Ketika jalan-jalan apalagi ke pusat

perbelanjaan tidak menutup kemungkinan akan terpengaruh dengan promosi model

terbaru dan diskon pakaian yang ditawarkan toko tersebut. Mahasiswa yang

tadinya tidak membutuhkan pakaian tersebut berubah menjadi membelinya dan

tidak berorientasi pada manfaat akan pakaian yang dibelinya lagi apakah

dibutuhkan atau tidak. Ini membuktikan bahwa ketersediaan waktu yang lebih

banyak akan memperngaruhi intensitas perilaku mahasiswa dalam konsumtif

pakaian. Seperti yang disampaikan oleh W berikut ini:

”pas waktu luang aku sering gunain untuk nonton tv, maen kost teman, terus jalan jalan sama Wr ke mall. Liat-liat ada barang diskon atau gak sama ada model baru gak kalau tertarik terus beli”. (Wawancara tanggal 13 Mei 2010)

Peralihan jenjang pendidikan dari Sekolah Menegah Atas ke Perguruang

tinggi juga mengakibatkan bertambahnya pengetahuan mahasiswa, karena

lingkungan Perguruan tinggi informasi berjalan begitu cepat sehingga mahasiswa

dapat beradaptasi dengan cepat pula. Mahasiswa harus melakukan berbagai adaptasi

misalnya dari segi sistem pendidikan yang berbeda, teman dan dari segi lingkungan.

Dengan adanya laju informasi yang cepat maka mahasiswa merupakan sasaran bagi

suatu produk yang setiap produknya menyajikan model-model terbaru misalnya

baju. Pada usia mahasiswa masih bisa disebut remaja namun kepribadiannya lebih

mantang, sehingga jiwa untuk tampil berbeda dari yang lain, tampil cantik, modis

dan menarik masih melekat dalam diri mahasiswa. Adanya informasi yang begitu

capat dan didorong oleh kahidupan mahasiswa yang ingin tampil cantik merupakan

suatu alasan mahasiswa untuk berperilaku konsumtif dalam hal pakaian. Satu hal

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

lain yang mendukung adalah peraturan Perguruan tinggi yang memperbolehkan

mahasiswa untuk berpakain bebas ini mengakibatkan mahasiswa lebih bisa untuk

mengekspresikan diri mereka sesuai dengan keinginan mereka. Mahasiswa yang kost

tentu lebih bisa bergerak lebih leluasa dan bebas karena jauh dari orang tua, sehingga

untuk berpenampilan seperti apa terserah pada keinginan mahasiswa sendiri.

Kebanyakan dari informan ingin tampil menarik dalam berpakaian tidak ingin

ketinggalan jaman dan selalu mengikuti mode yang berkembang. Seperti halnya

yang disampaikan oleh salah satu informan F:

” sekarang kuliah harus punya stok baju banyak secara tiap hari pakenya baju bebas, terus kalau masalah merk jelas cari yang bermerk belinya di matahari mbak”. (Wawancara tanggal 20 Mei 2010).

Perilaku konsumtif mahasiswa juga sangat tergantung dari besarnya

pendapatan keluarga, karena sebagai mahasiswa yang belum memiliki pendapatan

sendiri masih tergantung dari uang saku. Hal ini akan mempengaruhi perilaku

konsumtif mahasiswa kost dalam perilaku konsumtif sandangnya, seperti yang

digunakan oleh Informan Wr berikut ini:

” sekarang malahan lebih jarang, paling beli kalo baju-baju udah jadi rombengan. Sama misal pas lagi jalan-jalan ke matahari lagi ada diskonan dan aku suka sama bajunya, nah kalo ada duit lebih aku baru beli mbak. Dibanding dulu pas SMA banyakan dulu mbak karena dulu bapak belum pensiun sih jadi beda sama sekarang”(wawancara tanggal 13 Mei 2011).

Tetapi ada juga yang berlaku hemat akibat dari kondisi ekonomi keluarga.

Intensitas membeli pakaian juga sering dilakukan mahasiswa kost, berikut

wawancara dengan Informan I:

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

”sekarang kalau beli baju setiap satu bulan bisa tiga sampai empat kali mbak, dan itu juga belanja ngajak temen gitu” (wawancara tanggal 14 Mei 2011).

Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat intensitas mahasiswa kost untuk

berbelanja pakaian dapat dikatakan sering, dalam satu bulan bisa mencapai tiga

sampai empat kali. Bila dilihat berdasarkan uang yang dikeluarkan maka dapat

dilihat seperti matriks di bawah ini:

Matriks 3.2

Besarnya Biaya Untuk Konsumsi Sandang

Bulan April 2011

No Nama Informan Besar Biaya Keterangan

1. Informan F Rp. 400.000,00 Ambil dari uang bulanan

2. Informan Y Rp. 350.000,00 Dijatah setiap bulan

3. Informan Irin Rp. 300.000,00 Dijatah setiap bulan

4. Informan W Rp. 250.000,00 Ambil dari uang bulanan

5. Informan G Rp. 250.000,00 Jatah bulanan dan menyisihkan

uang saku

6. Informan O Rp. 200.000,00 Menyisihkan uang saku

7. Informan D Rp. 100.000,00 Menyisihkan uang saku

8. Informan A Rp.200.000,00 Jatah bulanan dan menyisihkan

uang saku

9. Informan Wr Rp. 80.000,00 Menyisihkan uang saku

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Rata-rata

perbulan

Rp. 237.000,00

Sumber: Data Primer

Rata-rata perbulan dari semua informan adalah sebesar Rp 237.000,00 dalam

setiap bulannya. Informan F merupakan yang paling besar yaitu Rp 400.000,00 dan

Informan Wr yang paling kecil sebesar Rp 80.000,00. Angka tersebut termasuk besar

bila dibandingkan dengan uang saku yang mereka terima setiap bulannya, yaitu dari

sembilan informan rata-rata sebesar Rp 440.000,00 setiap bulannya. Bila

dibandingkan dengan rata-rata belanja pakaian maka untuk konsumsi pakaian lebih

dari setengah rata-rata uang saku.

Dari apa yang disampaikan di atas menunjukan bahwa mahasiwa dalam

membeli pakaian untuk sekarang lebih cenderung bersifat konsumtif. Di sini berarti

bahwa mahasiswa berperilaku konsumtif dalam hal sandangnya di karenakan

keinginan dari dalam diri untuk tampil modis dan diperkuat dengan adanya faktor

pendukung, misalnya tersedianya uang, waktu luang dan tuntutan.

2. Perilaku Konsumtif Pangan Mahasiswa

Makan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam prioritas

mahasiswa yang kost, setiap hari mahasiswa harus memenuhi sendiri kebutuhan

makannya. Uang saku yang diberikan oleh orang tua sebagian besar juga untuk

memenuhi kebutuhan makan, mahasiswa memenuhinya dengan cara membeli di

warung atau memasak sendiri. Dari 9 orang informan hanya satu yang memasak

makannanya sendiri itu pun hanya memasak nasi yang lainnya lebih memilih dengan

cara membeli. Dengan alasan lebih praktis tidak membutuhkan waktu yang banyak

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dan biasanya di tempat kost juga tidak terdapat alat alat untuk memasak. Berikut

wawancara dengan Informan D:

” Aku belinya di depan SD Bulukantil itu ada ibi-ibu jualan pake gerobak, buka tiap pagi sampai sore. Beli disitu murah mbak sama deket ma kost aku kan gak bawa sepeda motor” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).

Mahasiswa kost cebderung memilih makanan dengan cara membeli dan

mencari harga yang murah seperti yang terlihat dalam wawancara di atas. Namun

tidak semua mahasiswa kost mencari makanan yang murah, biasanya karena faktor

keterbatasan uang aku saja. Bagi mahasiswa yang memiliki uang saku banyak akan

lebih cenderung makan makanan yang mahal. Seperti wawancara dengan informan F

di bawah ini:

” Sekarang masih hoby maka bakso, tapi ditambah sama hotplat di SGM mbak enak banget aku pernah nyobain. Hoka-hoka bento aku juga suka” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).

Penelitian ini juga menemukan perilaku yang unik yang di lakukan

mahasiswa saat di kost, yaitu memasak mie instan dengan cara memakai alat hiter.

Alat ini ada dua bentuk yang berbentuk teko di dalamnya terdapat gumpalan besi

untuk menghantarkan panas dari listrik dan ada yang berbentuk besi saja caranya

adalah mamasukan alat ini ke dalam gelas yang berisi air. Perilaku memasak mie

seperti ini sebenarnya aneh dan kurang sehat tapi demi menghemat uang maka hal

tersebut sering dilakukan oleh mahasiswa yang kostt.Seperti yang disampaikan oleh

A berikut ini:

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

” aku biasanya kalau di kost beli mbak, tapi kalau Cuma pengen mi aku masak sendiri pake hiter mbk tau kan hehe..daripada beli mahal mending masak sendiri” (Wawancara tanggal 2 Mei 2010).

Bukan suatu rahasia lagi bila mahasiswa kost sering bermasalah dengan

konsumtif makan, mengingat terbatasnya uang saku sedangkan semua makanan

harus di dapat dengan membeli bahkan air minum. Bahkan ada mahasiswa yang

tergoda untuk membeli pakaian setelah itu baru kekurangan uang, mahasiswa yang

kost biasanya mengambil langkah dengan mengubah pola perilaku makannya yaitu

dengan mengurangi frekuensi makan agar dapat berhemat dan menurunkan level

yang dimakan misalnya, yang biasa makan daging sekarang makan telor. Hidup

sehat dan terpenuhinya sebuah kandungan gizi tidak lagi diperhatikan karena yang

terpenting adalah semboyan murah, enak dan banyak. pada umumnya sehari makan

dalah tiga kali tapi tidak untuk mahasiswa kost yang pada umumnya dua kali dalam

sehari. Berikut hasil wawancara yang dibentuk ke dalam matriks.

Tabel 3.3

Intensitas Makan Mahasiswa Kost

Nama Informan

Intenistas Makan

Informan W Makan dua kali, siang sama malam (2 kali)

Informan F Makan siang, malam, dan jajan saat nongkrong (3 kali)

Informan I Siang dan malam (2 kali)

Informan Y Siang dan malam (2 kali)

Informan Wr Dua kali siang dan sore (2 kali)

Informan G Makan siang dan makan malam (2 kali)

Informan D Makan siang dan makan malam (2 kali)

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Informan O Sarapan dan makan malam (2 kali)

Informan A Sarapan dan makan malam (2 kali)

Rata-rata Dua kali makan

Sumber: Data Primer setelah diolah

Lebih lanjut akan dilihat besarnya biaya untuk makan mahasiswa sosiologi

di tempat kost dalam satu bulan. Berikut seperti yang terlihat dalam matrik di bawah

ini:

Matrik 3.4

Besarnya Biaya untuk Konsumsi Pangan Mahasiswa Kost

dalam satu bulan

Nama Informan

Besar Biaya

Informan W Rp. 420.000,00

Informan F Rp. 840.000,00

Informan I Rp. 400.000,00

Informan Y Rp. 600.000,00

Informan Wr Rp. 240.000,00

Informan G Rp. 600.000,00

Informan D Rp. 240.000,00

Informan O Rp. 200.000,00

Informan A Rp. 320.000,00

Rata-rata Rp. 429.000,00

Sumbe: Data Primer

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari data di atas dapat dilihat besarnya rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan

oleh mahasiswa jurusan sosiologi di tempat kost dalam satu bulan adalah sebesar Rp

429.000,00. Besarnya alokasi dana untuk makan yang paling banyak adalah

informan O sebesar Rp 200.000,00.

Meski intensitas makan mahasiswa Sosiologi di tempat kost cenderung rendah

bila dibandingkan dengan standar normal orang makan namun mahasiswa cenderung

konsumtif dengan makan makanan fast food seperti steak, hoka-hoka bento, dan

pizza hut. Berikut wawancara dengan informan F:

” Sekarang masih sering juga, seminggu mesti ke mall. Biasanya pas weekend di ajakin temen gitu. Aku hobi makan di foodcourt soalnya” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).

Kebiasaan mahasiswa kost yang lebih suka makan di tempat-tempat berkelas

merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan perilaku konsumtif. Dari apa yang

dipaparkan di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa kost pada dasarnya cenderung

berperilaku konsumtif dalam konsumsi makan. Kebiasaan yang malas memasak dan

tidak biasa dengan kemandirian juga merupakan salah satu faktor.

3. Perilaku Konsumtif Papan Mahasiswa

Seseorang yang ingin mengapai ilmu tentu saja tidak mengenal tempat di

mana dia harus menggali ilmu tersebut, seperti jaman sekarang ini di mana untuk

mendapatkan pendidikan perguruan tinggi seseorang harus berpindah tempat tinggal.

Karena tempat yang dituju untuk menimba ilmu tersebut memang jauh dari tempat

tinggal. Perguruam tinggi negeri untuk sekarang ini masih menjadi favorit bagi para

calon mahasiswa, salah satunya Universitas Sebelas Maret masih menjadi incaran

calon mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Ada yang luar kota, luar jawa

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

bahkan ada mahasiswa yang berasal dari luar negeri. Tempat tinggal yang jauh dari

kampus tersebut yang membuat mahasiswa untuk mencari tempat tinggal sementara

selama menjalani masa studi di Universitas Sebelas Maret ini. Kost adalah jalan

yang paling banyak ditempuh oleh mahasiswa, dengan menyewa sebuah kost

mahasiswa dapat menempati tempat tinggal yang kebanyakan dekat dengan kampus.

Kost didapatkan dengan cara menyewa ada yang sistem membayarnya perbulan ada

yang pertahun tergantung perjanjian dengan pemilik kost.

Kehidupan di dalam kost dengan beberapa penghuni kostt yang lain tentu

saja sering menimbulkan masalah, karena mahasiswa dengan karakteristik yang

berbeda-beda hidup dalam satu rumah. Bukan hanya karakteristik namun juga

jurusan pendidikan yang berbeda, hal ini menuntut mahasiswa yang kostt harus bisa

beradaptasi dengan yang lainnya. Untuk mengantisipasi saling berbenturnya

kepentingan antara mahasiswa kost maka rata-rata dibuat sebuah aturan yang harus

ditaati oleh setiap penghuni kost dan aturan itu juga sebagai kontrol perilaku.

Peraturan setiap kost ternyata berbeda-beda tergantung pemilik, penghuni

dan lingkungnya. Dari hasil penelitian ternyata ada beberapa tingkatan peraturan

kostt mulai dari yang sangat ketat, biasa dan bebas. Kost yang memiliki peraturan

ketat biasanya yang berbau agama dan penghuninya juga rata-rata aktivis organisasi

keagamaan, dengan latar belakang penghuni yang memiliki agama kuat tentu saja

peraturan dalam kostt harus benar-benar ditaati dan tidak boleh dilanggar. Hal

tersebut seperti yang disampaikan oleh Y:

” Kost ku sekarang lebih banyak aturan mbak, pulang aja maksimal jam 21.00, lebih dari itu gak dapet pintu. Selain itu setiap habis maghrib wajib ikut kajian, sebenernya gak papa ya demi kebaikan tapi kan kadang ada rasa sedikit terpaksa apalagi kalau ada tugas apa acara gitu kan jadinya

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

bingung. Aku nggak betah mbak, tahun depan rencana mau pindah aja kontrak rumah ma temen-temen”.(Wawancara tanggal 12 Mei 2010).

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa aturan kost tergantung

dari penghuninya, sedangkan penghuni kostt yang tidak terbiasa dengan aturan yang

ketat dan tidak dapat beradaptasi maka tidak dapat menerima dan kemudian tidak

betah untuk tinggal. Namun juga terdapat beberapa kostt lain yang sebaliknya yaitu

tidak ada aturan hal tersebut dikarenakan tidak adanya pemilik yang menunggu kostt

kadang membuat penghuni melanggar aturan yang telah dibuat, misalnya yang

seharusnya jam malam sampai jam 21.00 tetapi sering dilanggar mahasiswa sering

pulang malam

Sembilan dari informan, ada delapan mahasiswa yang kost dan satu yang

menempati rumah kerabatnya. Informan G salah satu informan menempati rumah

kerabatnya di daerah Fajar Indah, dia tinggal dengan satu saudaranya saja dan

pemilik rumah tidak berada di rumah tersebut. Mungkin G memang tidak kost tetapi

pada dasarnya sama yang berbeda hanya informan G tidak mengeluarkan uang sewa

untuk tempat tersebut.

Sewa untuk setiap kost besarnya biayanya berbeda-beda, biasanya

besarnya biaya tergantung dari fasilitas yang terdapat di kost tersebut. Misalnya

kost informan F yang termasuk mewah dengan kamar yang luas dan bangunan

yang bagus tentu saja sewanya akan mahal dibandingkan dengan kost informan A

yang begitu sederhana dan kamar kamarnya juga kecil sangat sederhana. Dalam

pemilihan kost setiap informan memiliki alasan tersendiri mengapa meilih kost

yang sekatang mereka tempati, mulai dari fasilitas yang disediakan, aturan kost,

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

jumlah penghuni dan harga. Seperti apa yang diutarakan oleh informan F berikut

ini:

”Ya dulu aku sempat nyari-nyari ke belakang kampus, tak pikir sepi mbak. Ya udah dech pilih di depan kampus aja. Lahian kalo mudik kan gampang transportnya. Terus yang sekarang aku tempati kostnya gede banget, fasilitas lengkap free juga hehehe meski harga mahal gak masalah mbak” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).

Pemilihan kost yang tanpa mementingkan harga tentu saja salah satu

yang dapat menimbulkan konsumerisme, karena tidak sesuai dengan kebutuhan.

Seharusnya dalam pemilihan tempat kost dilihar dari manfaat yang akan didapat

dari menempati kost tersebut. Misalnya kost yang sederhana namun dekat dengan

kampus sehingga menghemat biaya transportasi.

Alasan pemilihan kost agar bisa berkumpul dengan teman atau saudara

yang dikenalnya juga salah satu faktor pemilihan kost, seperti yang diutarakan oleh

Informan Wr berikut ini:

”Soale ada sepupuku yang kuliah di UNS juga, nah dia kosan nya di Pravithasari. Kebetulan masih ada yang kosong, jadi enak. Aku ngikut kost sini gitu, lagian kalau ada temen yang kenal kan enak mbak bias nyambung gitu apa maen bareng” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).

Dari sembilan informan, ada enam yang memilih kost dengan alasan

tidak jauh seperti yang diungkapkan oleh informan.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 3. 5

Biaya sewa kost Informan dalam satu tahun

Nama Informan Besarnya sewa Alasan pemilihan kost

Informan F Rp. 3.420.000,00 Transportasi mudah dijangkau, fasilitas lengkap, besar dan bebas

Informan I Rp. 3.000.000,00 Rekomendasi kakak kelas, kamar besar, fasilitas lengkap

Informan D Rp. 2.384.000,00 Rekomendasi orang tua teman, kamar besar dan nyaman

Informan Y Rp. 2.300.000,00 Fasilias lengkap dan kamar besar

Informan A Rp. 2.240.000,00 Rekomendasi kakak kelas dan fasilitas lengkap

Informan O Rp. 2.160.000,00 Bisa tinggal bersama teman yang berasal dari daerah yang sama.

Informan Wr Rp. 2.000.000,00 Bisa tinggal satu kost dengan saudara.

Informan W Rp. 1.800.000,00 Bisa dekat dengan kost informan Wr.

Informan G Rp. 1.140.000,00 Bisa tinggal dengan sudara

Rata-rata

perbulan

Rp. 189.000,00

Sumber: data primer

Berikut ini hasil dari penelitian bila diwujudkan ke dalam sebuah matriks:

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Matriks 3.6

Hasil Temuan Lapangan

No Perilaku Konsumtif

Mahasiswa

Hasil Temuan

1. Perilaku Konsumtif

Sandang

Ø Mahasiswa kost cenderung berperilaku

konsumtif dalam konsumsi sandang karena

memiliki pandangan bahwa mengikuti

trend mode pakaian adalah sesuatu yang

harus dilakukan agar tidak dikatakan

ketinggalan jaman dan merupakan tuntutan.

Ø Ada sebagian mahasiswa kost yang

cenderung berhemat karena kondisi

keuangan keluarga yang terbatas. Namun,

saat-saat tertentu pada saat memiliki uang

mahasiswa kost ini juga cenderung

berperilaku konsumtif.

2. Perilaku Konsumtif Pangan Ø Intensitas pola perilaku konsumsi makan

mahasiswa kost cenderung pada tingkat

yang rendah bila dibandingkan dengan

normalnya orang makan, hal tersebut

dikarenakan kemalasan mahasiswa kost

saat harus mencari makan sendiri.

Ø Namun, ada mahasiswa kost yang

berperilaku konsumtif, hal tersebut karena

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mahasiswa kost tersebut memiliki gaya

hidup yaitu cenderung konsumtif. Mereka

hobby makan makanan fast food di Mall-

mall.

3. Perilaku konsumtif papan Ø Mahasiswa cenderung berperilaku

konsumtif dalam konsumsi papan karena

mengeluarkan biaya untuk sewa kost.

Ø Pemilihan kost yang cendeung memilih

fasilitas yang bagus membuat pengeluaran

sewa semakin bertambah.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif

1. Faktor Keinginan

Keinginan merupakan salah satu faktor penyebab yang mendasari lahirnya

perilaku seseorang, dalam hal ini keinginan mahasiswa kost untuk mengkonsumsi.

Keinginan berbeda dengan kebutuhan, keinginan pada dasarnya tidak dilandasi atas

dasar adanya suatu kebutuhan tetapi mengarah pada rasa ingin memiliki atau

mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Keinginan sering kali muncul ketika seseorang

mendapat pengaruh dari luar individu sehingga yang tadinya tidak berkeinginan

berbelanja menjadi berbelanja. Hal tersebut mengakibatkan adanya perilaku konsumtif

mahasiswa. Keinginan yang paling kuat pada saat tertentu akan menjadi pendorong atau

motivator yang mengerakkan seseorang untuk berperilaku kearah tercapainya tujuan.

Tujuan yang ingin memiliki sesuatu tanpa adanya dasar kebutuhan akan sangat besar

sekali pengaruhnya terhadap perilaku konsumtif.

Seperti yang terlihat dalam wawancara dengan informan W:

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

”Pas waktu luang aku sering gunain untuk nonton v, maen kost teman, terus

jalan-jalan sama Wr ke Mall. Lia-liat ada barang diskon atau gak sama ada

model baru gak kalau tertarik terus beli” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).

Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa ketik pertama kali seseorang

bertujuan mengisi waktu luang tetapi karena fakor-faktor dari luar misalnya

model baju yang baru mengakibatkan timbulnya keinginan untuk membeli.

Keinginan mahasiswa kost untuk mencapai apa yang diinginkan di sini juga

dipengaruhi oelh faktor-faktor lain misalnya faktor ekonomi. Seseorang harus

didukung dengan ekonomi yang mencukupi untuk dapat mencapai apa yang

diinginkan tersebut. Jadi faktor keinginan tidak dapat berdiri sendiri.

2. Faktor Ekonomi

a. Uang Saku

Uang saku yang diterima mahasiswa kost sangat mempengaruhi perilaku

konsumtif mereka, saat masih SMA uang saku diberikan secara harian karena dekat

dengan orang tua sehingga semua keuangan mereka mulai dari makan sampai biaya

pendidikan yang mengatur orang tua. Berbeda dengan sekarang mahasiswa kost

diberikan hak sepenuhnya dalam mengatur keuangan mereka dengan memberikan uang

saku secara mingguan/bulanan. Padahal mahasiswa cenderung mealokasikan uang saku

mereka demi kesenangan misalnya belanja pakaian, makan direstoran dan jalan-jalan.

Berikut wawancara dengan informan

”kalo sekarang misal beli baju ambil dari duit saku yang dikasih nyokap tiap bulan, kalo duitnya habis ya nanti tinggal minta nyokap lagi. Kadang kalo lagi gak pegang uang terus pengen banget minta ortu tapi bilangnya buat bayar apa gitu di kampus hehe..biar dikasih mbak” (wawancara tanggal 13 Mei 2011).

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa mahasiswa kurang dapat

mengendalikan diri dalam hal mengatur keuangan, sehingga bila mendesak mereka

terpaksa berbohong kepada orang tua.

Uang saku yang di terima oleh para mahasiswa kost dipengaruhi oleh

pendapatan orang tua mereka, dan karena sebagai mahasiswa kosr rata-rata belum bekerja,

maka pendapatan yang diperoleh berasal dari kiriman orang tua. Besar sedikitnya uang

kiriman tergantung income orang tua di rumah. Berikut wawancara dengan Informan I:

“pendapatan orang tua ku dalam satu bulan mencapai Rp 10.000.000,00 mbak kerjanya wiraswasta” (wawancara tanggal 14 mei 2011).

Pendapatan orang tua Informan I sebagai seorang wiraswasta merupakan

pendapatan terbesar diantara informan yang lain yaitu sebesar Rp. 10.000.000,00 dan

kemudian diikuti oleh pendapatan orang tua informan F sebesar Rp 4.000.000,00 sebagai

wiraswasta dan mantan DPRD. Karena pendapatan orang tua kedua informan termasuk

besar maka uang saku yang diterima anak juga terbesar dari informan lain yaitu sekitar Rp

1.000.000,00 setiap bulannya.

Besar tanggungan keluarga mempengaruhi besar kecilnya uang saku yang

diterima mahasiswa kost. Semakin banyak tanggungan keluarga maka akan semakin

banyak biaya hidup yang harus dikeluarkan. Berikut wawancara dengan Informan D:

”aku setiap bulan mendapat jatah sekita Rp 300.000,00 itu pun ortu ngasihnya gak tentu maklum mbak aku anak nomor pertama dari sembilan bersaudara” (wawancara tanggal Mei 2011).

Besar kecilnya tanggungan anak dalam keluarga mempengaruhi besar

kecilnya uang saku mahasiswa. Informan F adalah anak bungsu yang hanya satu-

satunya tanggungan keluarga sedangkan D adalah anak sulung dengan tanggungan

keluarga sebanyak delapan anak. Besar kecilnya uang saku yang diterima anak

mempengaruhi perubahan perilaku konsumtif mahasiswa kost, semakin besar uang

saku yang diterima mahasiswa kost maka tingkat peubahan konsumtifnya juga

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tinggi. Karena mahasiswa menerima uang saku secara mingguan/bulanan sehingga

mahasiswa kost harus mengatur keuangan mereka sendiri. Hal tersebut berbeda

dengan saat masih SMA. Rata-rata uang saku diberikan per hari antara Rp.

15.000,00 hingga Rp. 20.000,00. Karena informan tinggal bersama keluarga (tidak

kostt), sehingga uang saku diberikan harian.

b. Bea Siswa

Pendapatan dari sumber lain dari informan, dapat berupa beasiswa bagi

mahasiswa yang berprestasi dan kerja sambilan (sambil kuliah) untuk mencukupi

kebutuhan hidup di temapat kost. Informan yang mendapat beasiswa adalah sebesar

Rp. 6.000.000,00 setahun adalah Wr berikut adalah hasil wawancara dengan Wr:

“ Tiap bulan saya mendapat beasiswa Bidikmisi dari kampus setahun dapat Rp 6.000.000,00 dipotong Rp 2.400.000,00 buat bayar SPP setahun, sisanya Rp 3.600.000,00 diberikan tiga bulan sekali, setiap menerima uang kadang tak berikan sama ortu tapi seringnya juga buat belanja-belanja lah mbak kan kesempatan pas dapet uang gak tiap hari”. (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011)

Bea siswa merupakan pemasukan tersendiri yang diterima mahasiswa diluar

uang saku yang diberikan orang tua mereka. Saat uang bea siswa cair hal tersebut

merupakan kesempatan bagi mahasiswa kost untuk berbelanja. Ha senada juga

disampaikan infoman lain, berikut hasil wawancara dengan Informan O:

“ Tiap bulan mendapat beasiswa Bidikmisi dari kampus setahun dapat Rp 6.000.000,00 dipotong Rp 2.400.000,00 buat bayar SPP setahun, sisanya Rp 3.600.000,00 diberikan tiga bulan sekali, setiap menerima uang ditabung kalau pas lagi pengen belanja baru diambil”. (Wawancara pada tanggal 2 Mei 2011)

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Uang yang didapat ari bea siswa yang tidak digunakan sebagaimana

mestinya ternyaa juga mengakibatkan mahasiswa untuk berperilaku konsumtif. Faktor

ekonomi adalah merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dibanding dengan

faktor lain. Karena pada dasarnya semua kebutuhan dan apa yang diinginkan harus

dimulai dengan ketersediaannya uang.

3. Faktor Gaya Hidup

Masyarakat kelas atas mengekspresikan identitas mereka dengan mengkonsumsi

barang atau jasa yang dapat membedakan mereka dengan masyarakat kelas bawah.

Seperti halnya dengan mahasiswa, sebagai mahasiswa mereka mengutamakan

penampilan yang dapat memperlihatkan citra diri mereka. Mereka mengkonsumsi

sesuatu yang mempunyai merek tertentu. Pernyataan ini didukung pernyataan Informan

F:

”Sampai sekarang aku juga masih suka beli bajunya di matahari, nggak suka sama distro mbak. Soale menurutku distro itu Cuma bagus modelnya saja, tapi gampang luntur (mbladus gitu mbak bahasa jawanya). Sekarang kuliah harus harus punya stok baju banyak secara tiap hari pakenya baju bebas, terus kalau masalah merk jelas cari yang bermerk belinya di Matahari” (wawancara tanggal 20 Mei 2011).

Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa informan tersebut

mengkonsumsi merk terkenal karena memang sudah percaya pada kualitas

merek tersebut. Ini juga dapat menunjukan statusnya sebagai seorang kelas atas.

Kebangkitan budaya konsumen dicirikan dengan yaga hidup (life style). Gaya

hidup yang menunjuk pada kepekaan konsumen baru diidentifikasi sebagai

karakter konsumtif modern. Melalui gaya hidup, para konsumen dianggap

membawa kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi terhadap konsumtif. Gaya

hidup menjadi suatu pengaruh yang besar bagi perubahan perilaku konsumtif

mahasiswa kost, gaya hidup seorang mahasiswa berbeda dengan gaya hidup saat

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mereka masih SMA. Di mana lingkungan perguruan tinggi adalah suatu

lingkungan yang kompleks yang kebanyakan mahasiswa berusaha menampilkan

citra diri mereka dan berusaha mengikuti mode.

Gaya hidup yang berbeda juga terlihat dari cara seseorang mengisi

waktu luangnya. Seperti dikatakan Informan Y:

” Dulu (SMA) waktu longgar tak pake tidur mbak hehe...pulang sekolah kan capek. Sekarang (kuliah) nggak mesti, kadang tiduran di kost kadang tak pake maen ma temen-temen makan atau ke SGM” (wawancara tanggal 12 Mei 2011).

Mahasiswa dalam mengisi waktu luang antara di rumah dengan di kost

mengalami perubahan, ini karena lingkungan rumah dengan kost sangatlah jauh

berbeda. Kehidupan di rumah harus mengikuti aturan-aturan orang tua

sedangkan di kost mahasiswa melakukan sesuatu berdasarkan keinginan mereka

sendiri. Waktu luang saat Informan Y masih SMA digunakan untuk tidur

sekarang saat menginjak kuliah gaya hidupnya juga berubah yaitu jalan-jalan ke

mall. Gaya hidup mahasiswa yang menghabiskan waktu luangnya di mall dan

jalan-jalan mengakibatkan tingkat konsumtif mereka juga meningkat.

Dunia kost-kostan memang dunia kebebasan dan dunianya para

mahasiswa, tak akan ada yang menetapkan pereturan yang berarti bila sang

pemilik kost tidak menerapkannya. Gaya hidup anak kost-kostan memang

kurang sehat, makan tidak teratur, kandang tidur juga semaunya, dan malah

tidak tidur semalaman dengan berbagai alasan yang baik maupun buruk, yaitu

begadang karena mengerjakan tugas yang ditumpuk, menonton film favoritnya,

bermain game, ngobrol dengan teman, main kartu dan lain-lain. Mahasiswa kost

memiliki kebebasan dalam melakukan sesuatu, mungkin ada batasan namun

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

tidak seperti di rumah. Kebebasan ini menimbulkan gaya hdup mahasiswa kost

yang tidak teratur, sehingga menimbulkan perilaku konsumtif.

4. Faktor Media Informasi

Media informasi untuk sekarang ini berkembang sangat pesat karena

kemajuan teknologi misalnya melalui internet (shopping online lewat fb) dan

iklan-iklan di tv. Melalui beberapa media iklan dapat mempengaruhi seseorang

untuk membeli produk yang sebetulnya tidak perlu untuk di beli keputusan

pembelian yang paling besar karena dipengaruhi oleh iklan. Semakin cepatnya

perkembangan tekhnologi maka informasi yang didapat seseorang konsumen

juga akan cepat mengikuti produk-produk baru. Satu tahun yang lalu ketika

mahasiswa masih dibangku sekolah tentu saja untuk mendapatkan informasi

tidak secepat sekarang saat menjadi mahasiswa apalagi yang berasal dari kota

kecil misalnya Wonogiri dan Ngawi yang di mana juga tidak terdapat mall.

Seperti yang diungkapkan Informan A berikut ini”

”Gak mikir iklan mbak, yang penting sekolah aja, mall aja juga gak ada yang penting makan dan kebutuhan tercukupi oleh ortu ya udah” (wawancara tanggal 2 Mei 2011).

Informan A yang berasal dari wonogiri yang merupakan kota kecil dan

tidak terdapat satu mall pun merasa biasa dengan kehadiran iklan-iklan, ini

dikarenakan terbatasnya media informasi yang memadai sehingga

perkembangan produk-produk terbatas. Hal senada juga diungkapkan oleh

Informan Y:

“…Biasa mbak dengan iklan-iklan itu. Tidak ada pengaruh...”(Wawancara pada tanggal 12 Mei 2011).

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Hal yang telah dijelaskan di atas adalah ketika mahasiswa msih

dibangku SMA, tentunya berbeda dengan sekarang saat mahasiswa kost hidup di

lingkungan kampus yang serba cepat informasi tentang produk-produk yang

baru sehingga menimbulkan perubahan perilaku konsumtif mahasiswa kost.

Pada penelitian ini sebagian informan terpengaruh iklan produk pakaian (model

pakaian terbaru), seperti pada hasil wawancara dengan informan W berikut ini:

“ dulu biasa tuh lihat iklan. sekarang kadang tertariknya sama model baju baru gitu. Tapi kalu pas ngak punya uang kepengennya ya makan ati deh… Pengen tapi tak bisa beli”. (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).

Begitu juga dengan informan F, terpengaruh iklan pakaian (fashion),

seperti pada hasil wawancara dengan informan F berikut ini:

‘ .. kalu ada iklan model baju (kemeja) yang keren aku juga kadang kepengen.. Sedangkan pada waktu dulu di SMA tidak terpengaruh sama iklan.” (Wawancara pada tanggal 20 Mei 2011).

Bagi seseorang yang dapat memanfaatkan peluang, trend mode dapat

dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan. Berikut ini hasil wawancara dengan

Informan O tentang trend model Hp dan peluang bisnis yang digelutinya:

“ Sekarang sering tertarik sama model Hp, aku juga bisnis Hp jual-beli selain menghasilkan uang juga bisa gonta-ganti Hp…” (Wawancara pada tanggal 2 Mei 2011).

Sedangkan Wr yang rumahnya dekat dengan Mall walaupun tidak

terpengaruh dengan iklan tetapi terpengaruh dengan promosi/diskon dan lainnya,

sebab lingkungannya mempengaruhi untuk rutin berpergian ke Mall walaupun

hanya untuk jalan-jalan saja. Berikut tanggapan Wr:

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

“Biasa saja mbak tergantung iklannya… suka ke Mall lihat -lihat ada diskonan…”(Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).

Iklan dapat mempengaruhi costumer jika iklan/promosi tersebut berbau

diskon/cuci gudang, sebab mahasiswa menanti saat-saat dimana harga barang

lebih murah dari pada hari-hari biasa menyesuaikan kantong, terutama untuk

pakaian. Berikut hasil wawancara dengan W:

” Dulu ketika SMA, boleh ambil baju pas belanja, tetapi dibatesin harga nya. Sekarang di Solo kan jauh darti nyokap, kalau bisa ber Merk tapi cari yang lagi diskon, sekali ambil ya sekitar Rp. 150.000,00 .....” (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).

Senada dengan Informan W, Informan O dalam membeli pakaian

juga mencari ber-merk agar kelihatan berkelas (kelas sosialnya biar tambah

tinggi), berikut hasil wawancaranya:

” Sekarang kalau beli pengennya agak berkelas kan di solo banyak Mall jadi beli di Matahari gitu. Kan pengen barang bermerk jadi carinya di matahari kan mbak..” (Wawancara pada tanggal 2 Mei 2011).

Karena adanya media informasi yang memadai tentang informasi produk

seperti yang telah dijelaskan di atas maka media informasi mengakibatkan

perilaku konsumtif mahasiswa kota. Faktor media informasi selalu gencar

menawarkan suatu produk sehingga menimblkan pengaruh terhadpa mahasiswa,

namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh adanya faktor lainyang mendukung

misalnya, ketersediaan uang, gaya hidup mahasiswa yang glamour dan

keinginan-keinginan mahasiswa untuk slalu menikmati barang-barang dan jasa

guna memenuhi kepuasan dalam konsumsi. Jadi antara faktor yang satu dengan

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

yang lainnya selalu saling terkait sehingga menimbulkan pengaruh terhadap

perilaku konsumtif mahasiswa kost.

Pada umumnya konsumtif merupakan kegiatan rutin, yang dilakukan oleh

setiap anggota masyarakat dalam suatu perekonomian di suatu tempat.

Pengeluaran konsumtif seseorang tidak sama antara satu dengan yang lainnya,

karena konsumtif tergantung pada pendapatan yang diterima oleh masing-

masing individu. Banyaknya barang-barang dan jasa yang dikonsumtif inilah

yang dipergunakan untuk mengatur kemakmuran. Karena kemakmuran

masyarakat juga tergantung pada banyaknya barang-barang yang dikonsumtif

masyarakat, dengan tingkat pendapatan yang mereka peroleh. Apabila

pendapatan sesorang bertambah maka mereka akan keluarkan untuk menambah

konsumtif dan untuk menambah tabungan. Sehingga ratio antara pertambahan

pengeluaran untuk konsumtif dan pertambahan pendapatan, akan berkisar antara

nol dan satu (Soemantyo, 1990: 39-43 ).

Pengeluaran konsumtif untuk kebutuhan yang tidak perlu/tidak

mendesak dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah suatu cara terpola

dalam penggunaan, pemahaman, atau penghargaan artefak-artefak budaya

material untuk menegosiasikan permainan kreteria status dalam konteks sosial

yang tidak diketahui namanya (Chaney, 2009: 91). Gaya hidup mahasiswa yang

suka mengikuti trend baik pakaian ataupun handphone cenderung membuat

boros pengeluaran karena membeli barang dengan sifat barang yang bukan

mendesak Akibatnya terjadi pemborosan dan konsumtif. Masyarakat konsumtif

tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan yang cepat atas pengeluaran pribadi,

tetapi juga dibarengi oleh pertumbuhan pengeluaran yang dimainkan oleh pihak

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

ketiga (terutama oleh administrasi) demi keuntungan pribadi (Baudrillard, 2009:

21).

Matriks 3.7

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Perilaku Konsumtif Mahasiswa Kost

No Faktor-faktor yang mempengaruhi

Alasan

1. Faktor keinginan Ø Mahasiswa kost melakukan konsumsi bukan

berdasarkan kebutuhan tetapi bertujuan mengikuti

tresnd yang berkembang, perngaruh teman, dan demi

menunjukan citra diri dari apa yang dikonsumsinya.

2. Faktor keadaan ekonomi Ø Income keluarga, uang saku, bea siswa dan bekerja

mempengaruhi perilaku konsumtif. Semakin besar

pendapatan orang tua maka semakin besar uang saku

yang didapat sehingga menimbulkan perilaku

konsumtif mahasiswa.

Ø Mahasiswa kost mengatur keuangan sendiri sehingga

dalam mealokasikan uang saku cenderung engarah

pada kesenagnan semata hal tersebut mengakibtkan

perilaku konsumtif.

Ø Mahasiswa yang berasal dari keluarga berpendapatan

rendah, lebih berusaha untuk tidak berperilaku

konsumtif, namun saat-saat tertentu di mana mereka

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

memiliki uang mereka juga cenderung berperilaku

konsumtif.

Ø Kecenderungan mahasiswa untuk berperilaku

konsumtif membuat mereka melakukan perilaku

menyimbpang dengan berbohong pada orang tua, yaitu

eminta uang dengan alasan untuk biaya pendidikan

tetapi pada kenyataannya dipergunakan untuk belanja,

jalan-jalan dan lain-lain.

3. Faktor gaya hidup Ø Perubahan lingkungan menjadikan gaya hidup

)kebiasaan hidup) mahasiswa kost juga berubah

menajdi lebig bebas dan berusaha menampilkan diri,

sehingga memilih pakaian ber-merk, restoran/makanan

cepat saji, dan memilih kost yang mewah.

Ø Kebiasaan hidup mahasiswa kost yang tidak teratur,

membuat mereka tidk bisa mengatur waktu dengan

baik sehingga menimbulkan kemalasan.

4. Faktor Media Informasi Ø Segaian informan menyatakan terpengaruh terhadap

iklan yang ditawarkan. Karena apa yang ditawarkan

merupakan model-model yang sedang popular di

kalangan mahasiswa sehingga mahasiswa merasa

harus mengikuti model-model tersebut.

Ø Bagi mereka yang menyebutkan tidak terpengaruh

karena yang paling utama adalah desain dan trendnya.

Tapi ada yang menyebutkan bahwa jika sebelum

membeli suatu produk baru mereka menjadikankan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pegangan adalah iklan.

Ø Jadi di sini iklan juga mempengaruhi konsumen untuk

membeli suatu produk.

Ø Semakin capatnya arus inorasi dan majunya teknologi

di lingkungan kampus merupakan salah satu fasilitas

yang mendukung informasi cepat diresap oleh

mahasiswa Sosiologi di temapt kost, sehingga

mengaibaktkab mahasiswa kost terpengaruh dengan

iklan yang ditawarkan. Akibatnya mahasiswa

cenderung berperilaku konsumtif.

Sumber: data primer

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa adanya beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa sosiologi di tempat kost . Hal

tersebut dipengaruhi oleh kurangnya kontrol orang tua dalam mengawasi keuangan

anak (mahasiswa kost) sehingga mereka melakukan konsumtif dengan

perhitungannya sendiri yang lebih mengarah pada kesenangan.

Menurut pendapat Coleman tentang perilaku konsumtif, menyatakan bahwa

di dunia nyata orang tidak selalu bertindak rasional, dan ia menyatakan bahwa sikap

tersebut dapat membawa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pada perilaku

individu dalam konsumsi (Ritzer dan Goodmann, 2009: 482-483). Diperlukan

kontrol orang tua terhadap anaknya yang tinggal di kost, sehingga mahasiswa dapat

mengelola keuangannya dengan baik dan berhasil dalam studinya.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Mahasiswa lebih memprioritaskan tampil modis daripada konsumsi makan

mereka. Perilaku mahasiswa yang semakin konsumtif dipengaruhi oleh banyak hal,

tetapi yang paling berpengaruh adalah adanya faktor kebebasan dalam melakukan

konsumsi pakaian karena mahasiswa kost mengatur keuangan sendiri.

Menurut Thomas C O’Guinn dalam Chaney (2009: 7-8), masyarakat abad ke-

21 segalanya mengenai selebriti. Masyarakat konsumen Indonesia mutakhir

tampaknya tumbuh beriringan dengan globalisasi ekonomi dan trasformasi

kapitalisme konsumtif yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan dan

bergaya semacam Shopping Mall, industri waktu luang, fashion, berdirinya sekolah

mahal dengan label (plus), dll.

Perilaku yang terjadi dalam hal konsumsi pangan mahasiswa menunjukan

bahwa perilaku saat kuliah intenitasnya lebih sedikit atau rendah. Mahasiswa

cenderung mencari kemudahan dalam memilih makanan dan tidak lagi memntingkan

unsure gizi yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu untuk mendapatkan makanan mereka harus mencari sendiri ini

menimbulkan kemalasan mahasiswa, semakin banyaknya kebutuhan sehingga harus

menekan pengeluaran untuk makan, dan tidak tersedianya peralatan masak di kost.

Makanan cepat saji sering menjadi alternatif mahasiswa kost, seperti steak,

pizza hut dan burger. Menurut Thomas C O’Guinn dalam Chaney (2009: 7-8),

Masyarakat konsumen Indonesia tumbuh beriringan dengan makanan serba instan

(fast food) dan industri kuliner adalah serbuan gaya hidup lewat industri iklan telah

sampai ke ruang-ruang kita yang paling pribadi dan mungkin ke relung-relung jiwa

kita yang paling dalam.

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Memilih tempat kost juga bukan berdasarkan manfaat tetapi rata-rata mencari

kost yang bagus meskipun dengan harga yang relatif mahal. Perilaku yang terjadi

dalam hal konsumsi papan mahasiswa kost menunjukan bahwa perilaku saat kuliah

lebih konsumtif. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan untuk menyewa kost

sedangkan dulu kebutuhan papan tidak membutuhkan sewa karena menempati

rumah sendiri.

Kost berarti tinggal ditempat orang lain dengan atau tanpa makan dengan

membayar setiap bulannya. Bila dilihat dari karakteristik tempat kost maka kost

merupakan usaha jasa. Tempat kost saat ini dipilih sebagai usaha yang mampu

memberikan keuntungan secara financial, sehingga saat ini dapat dilihat

perkembangan tempat kost yang cukup pesat. Keberadaan tempat kost didaerah

Universitas ini pada awalnya karena permintaan dari mahasiswa yang berasal dari

luar pulau atau kota dan tidak memiliki tempat tinggal sehingga memutuskan untuk

kost agar mempermudah kegiatan sekolah. Dalam memilih tempat kost mahasiswa

bergantung pada penghasilan orang tua. Jika orang tuanya kaya maka pemilihan

lokasi kost harus strategis, fasilitas lengkap dan dapat meningkatkan prestise di

kampus (Novianti dan Narulita, 2004).

Perilaku konsumtif mahasiswa selain diakibatkan karena dorongan keinginan

ternyata juga didorong karena gaya hidup mahasiswa yang ingin selalu tampil

menarik, modis, dan berbeda dari yang lain sehingga untuk mewujudkan hal tersebut

mereka mengkonsumtif barang bukan berdasarkan manfaat lagi melainkan simbol

yang ditimbulkan dari konsumtif tersebut.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Giddens dalam Chaney (2009: 14), yang

menyatakan bahwa gaya hidup dianggap merupakan proyek yang lebih penting

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

daripada aktivitas waktu luang yang khas dan gaya hidup telah dikorupsi oleh

konsumerisme, meskipun pasar telah menjadi tema ideologis dalam politik

neoliberal, sepertinya menawarkan kebebasan memilih dan dengan demikian

bermaksud mempromosikan individualisme.

Tujuan mahasiswa kost selain memenuhi kebutuhan pokoknya juga bertujuan

untuk mendapatkan sesuatu dari lingkungannya yaitu dapat tampil modis dan dapat

menunjukan kelas sosialnya dilingkungan barunya. Sehingga perubahan perilaku

mahasiswa kost akan diulang kembali selama tujuan dari konsumtif yang mereka

lakukan tercapai meski harus cenderung berperilaku konsumtif sekalipun.

Perilaku konsumtif mahasiswa di tempat kost dipengaruhi oleh bebrapa

faktor diantaranya adalah keinginan, ekonomi, gaya hidup dan media informasi

(iklan suatu produk).

1. Fakor Keinginan

Keinginan merupakan faktor penyebab yang menadasari lahirnya perilaku

seseorang, dalam hal ini mahasiswa kost. Keinginan yang paling kuat pada saat

tertentu akan menjadi pendorong atau motivator yang mengerakkan seseorang untuk

berperilaku kearah tercapainya tujuan. Saa halnya dengan individu pada umumnya,

sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan mahasiswa kost yang paling

utama. Pemenuhan kebutuhan individu umumnya dilaksanakan berdasarkan tingkat

prioritasnya. Jika kebutuhan pokok pertama telah terpenuhi, maka individu akan

berusaha unuk memenuhi kebutuhan pokok selanjutnya. Namun kadang dalam

pemenuhan kebutuhan pokok mahasiswa berperilaku berlebih-lebihan sehingga apa

yang dikonsumsi tidak berdasarkan kebutuhan lagi namun keinginan dari diri.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

NAmun tidak menutup kemungkinan terdapat kasus di mana seorang

mahasiswa ingin sama dengan mahasiswa lain. Tetapi muaranya adalah keinginan

menciptakan komunitas tertentu yang nantinya bias saja diikuti oleh teman lain,

sehingga kesamaan itu juga muncul. Oleh Karen itu, lingkungan pergaulan tean

sebaya efektif pula dalam menentukan perilaku konsumen. Jika salah satu seorang

remaja berpenampilan keren, maka tidak teman yang lainnya juga akan ikut

terpengaruh untuk berperilaku seperti temannya, konsumsi di sini diibaratkan

budaya yang telah melembaga.

Keinginan sering timbul dari diri sendiri mahasiswa kost karena mahasiswa

yang baru beradaptasi masih labil dalam memutuskan sesuatu termasuk mudah

terpengaruh oleh lingkungan.

Media adalah pesan. Menurut McLuhan dalam Baudrilland (2009: 152), ini

berarti bahwa kebenaran pesan yang disampaikan TV dan Radio yang didengar

dan dikonsumtif secara tidak sadar dan mendalam, ini bukanlah makna yang

terungkap dari suara dan gambar-gambar, ini adalah skema yang harus

dilaksanakan, dihubungkan dengan esensi teknik media itu sendiri. Makin dalam

penyempurnaan teknik (tehnologi periklanan) di media, realitas dunia makin

hilang.

2. Faktor Ekonomi

Besarnya uang yang diberikan oleh orang tua mereka, karena sebagai

mahasiswa belum memiliki pendapatan tersendiri. Besar kecilnya uang saku

yang diberikan oleh orang tua dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan orang

tua. Semakin besar tingkat pendapatan orang tua maka semakin besar uang saku

yang diberikan kepada anaknya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

diungkapkan ileh Sudiana, ada empat faktor yang menentukan tingkat

konsumtif, yaitu: (1) Pendapatan rumah tangga (Household Income). Pendapatan

rumah makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumtif makin tinggi. Karena

ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli

aneka kebutuhan konsumtif menjadi semakin besar atau mungkin juga pola

hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas

yang baik; (2). Kekayaan rumah tangga (Household Wealth). Tercakup dalam

pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan

mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga).

Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumtif, karena menambah

pendapatan disposable.(3). Tingkat bunga (Interest Rate). Tingkat bunga yang

tinggi dapat mengurangi keinginan konsumtif. Dengan tingkat bunga yang

tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumtif akan

semakin mahal. Bagi mereka yang ingin mengkonsumtif dengan berutang

dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit,

biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi

konsumtif.(4). Perkiraan tentang masa depan (Household Expectation About The

Future).

Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek

masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang

menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-

faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestik

dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan

pemerintah (Sudiana, 2011).

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Keluarga yang memiliki pendapatan besar akan diikuti dengan

pengeluaran yang besar pula, karena pada dasarnya kebutuhan manusia itu tidak

terbatas sehingga selalu dan selalu berusaha memnuhi kebutuhan mereka. Faktor

ekonomi keluarga merupakan faktor yang paling besar terhadap perilaku

konsumtif mahasiswa. Uang saku yang diberikan oleh orang tua tergantung dari

penghasilan orang tua itu sendiri. Pemberian uang saku yang berlebihan dan tiak

adanya kontrol ini yang sering mengaibatkan mahasiswa berperilaku konsumtif.

Dari hasil penelitian juga ditemukan, bahwa porsi untuk pakaian

mahasiswa kost termasuk tinggi, karena tingginya mahasiswa kost tidak dapat

memnuhi kebutuhannya dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua, yaitu

meminta uang pendidikan tetapi digunakan untuk belanja. Perilaku konsumtif di

sini dapat dikatakn menimbulkan kerugian. Karena sifat rasionalisme seorang

akan hilang karena, sebuah citra, gaya hidup yang dianut dan penilaian orang

terhadap diri.

3. Faktor Gaya hidup

Pada umumnya konsumsi merupakan kegiatan rutin, yang dilakukan oleh

setiap anggota masyarakat dalam suatu perekonomian di suatu tempat.

Pengeluaran konsumsi seseorang tidak sama antara satu dengan yang lainnya,

karena konsumsi tergantung pada pendapatan yang diterima oleh masing-masing

individu. Banyaknya barang-barang dan jasa yang dikonsumsi inilah yang

dipergunakan untuk mengatur kemakmuran. Karena kemakmuran masyarakat

juga tergantung pada banyaknya barang-barang yang dikonsumsi masyarakat,

dengan tingkat pendapatan yang mereka peroleh. Apabila pendapatan sesorang

bertambah maka mereka akan keluarkan untuk menambah konsumsi dan untuk

menambah tabungan. Sehingga ratio antara pertambahan pengeluaran untuk

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

konsumsi dan pertambahan pendapatan, akan berkisar antara nol dan satu

(http://id.sumantyo.blogspot.org/ekonomi rumah tangga).

Pengeluaran konsumsi untuk kebutuhan yang tidak perlu/tidak

mendesak dipengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup adalah suatu cara terpola

dalam penggunaan, pemahaman, atau penghargaan artefak-artefak budaya

material untuk menegosiasikan permainan kreteria status dalam konteks sosial

yang tidak diketahui namanya (Chaney, 2009: 91).

Dalam teori gaya hidup tidak ada suatu konsep yang gamblang yang

menjelaskan tantang apa itu teori gaya hidup, tapi lebih pada interpretasi kita

untuk memahami tentang suatu fenomena. Pada teori gaya hidup dicirikan

dengan penggunaan tanda - tanda (sign), simbol - simbol (symbols), penanda -

penanda (signifiers) dan petanda - petanda (signifieds). Seperti yang

dikemukakan dan dipahami oleh Chaney, gaya hidup adalah sebagai proyek

reflektif dan penggunaan fasilitas konsumen secara sangat kreatif. Dalam

pengertian bahwa gaya hidup perlu keterbukaan yang tidak terbatas terhadap

makna - makna gaya hidup dalam konteks apapun.

Gaya hidup mahasiswa yang suka mengikuti trend baik pakaian ataupun

handphone cenderung membuat boros pengeluaran karena membeli barang

dengan sifat barang yang bukan mendesak Akibatnya terjadi pemborosan dan

konsumtif.

Mahasiswa kost hidup di lingkungan kost yang setiap kegiatannya mereka

berdasarkan kesenangan saja. Waktu luang yang banyak dimiliki juga

dipergunakan untuk jalan-jalan atau berbelanja. Gaya hidup mahasiswa

seharusnya lebbih mandiri tetapi kebnyakan berbanding terbalik, misalnya gaya

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

hidup (kebiasaan), mahasiswa yang melaundry pakaiannya hanya karena alasan

malas saja padahal waktu luang yang dimiliki sangat banyak.

Masyarakat konsumtif tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan yang cepat

atas pengeluaran pribadi, tetapi juga dibarengi oleh pertumbuhan pengeluaran

yang dimainkan oleh pihak ketiga (terutama oleh administrasi) demi keuntungan

pribadi (Baudrillard, 2009: 21).

4. Faktor Media Informasi

Biasanya jika kita bisa meilhat suatu trend yang sedang baru, bisa dilihat

dari penampilan produk atau dari iklan-iklan disitu akan kita lihat mana yang

trend terbaru dan biasanya iklan akan menarik konsumen untuk mebeli suatu

produk yang dipamerkan. Jadi ari situ produsen akan bisa menarik konsumen

lewat iklan tersebut. Tapi ada konsumen yang tertarik tapi ada juga yang tidak

tertarik lewat iklan. Media dapat berbentuk media cetak atau media elektronik.

Namun, untuk promosi, produl-produk mall pada umumnya lebih memakain

media cetak seperti flier, catalog, majalah, maupun poster-poster. Konstruksi

bahwa sangat penting saat ini bagi setiap orang menyatakan dirinya melalui apa

yang dikonsumsinya. Dipercepat oleh hadirnya media sebagai perantara,

sekaligus penyampai pesan yang efektif. Media ini mampu membentuk persepsi

seseorang mengenai sesuatu. Setiap bahasa dalam media mengandung makna

yang menentukan interpretasi seseorang terhadap apa yang diterimannya melalui

media tersebut. Informasi yang dikirim tersusun dalam kode-kode sosial yang

dapat dipahami oleh penerimannya. Selama ini iklan memang diyakini memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam membujuk para konsumen untuk membeli

suatu produk yang diiklankan. Iklan bahkan sering dianggap sebagai ujung

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

tombak penjaulan suatu produk. Melalui iklan tidak hanya sekedar

menghubungkan antara produsen dengan konsumen. Iklan tidak hanya sekedar

menghubungkan dan mempertemukan kepentingan produsen dan konsumen

melalui informasi penawaran yang disampaiakn, akan tetapi juga mengungatkan,

mempengaruhi, dan membujuk konsumen gara menggunakan produk yang

ditawarkan. Namun tujuan dari sebuah iklan tidak selalu tercapai. Sebuah Iklan

seringkali tidak sukses dalam membujuk para konsumen untuk membeli suatu

produk.

Dalam konsteks sebagian para informan dalam penelitian ini, misalnya

mengemukakan iklan hanya berepran sebagai media pemberi informasi tentang

prouk-produk baru yang sedang ditawarkan didalam sebuah distro. Namun,

bujuk rayu dan gempuran iklan mengharapkan para konsumen untuk berbelanja

tidak selalu terwujud.

Mesin adalah lambang masyarakat industri. Gadget adalah lambang

masyarakat post-industri. Tidak ada definisi yang ketat tentang gadget, akan

tetapi menerima dengan mendefinisikan benda konsumtif melalui hilangnya

secara relatif fungsi obyek (alat rumah tangga) demi fungsi, tandanya bila kita

menerimabila benda konsumtif diberi ciri khas melalui semacam kesia-siaan

fungsional (apa yang dipakai, lebih tepatnya sesuatu lain yang berguna), lalu

gadget adalah benar-benar kenyataan obyek dalam masyarakat konsumtif

(Baudrillard, 2009: 137). Handphone, modem internet, kamera terpasang dalam

satu alat seperti Blackbarry, Notebook, Laptop, dan lain-lain. Media adalah

pesan.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para

politisi, individu-individu, semua terobsesi dengan citra. Di dalam era

globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam

membentuk budaya citra (image culture) dan budaya citra rasa (taste culture)

adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang

memesona dan memabukkan. Iklan mempresentasikan gaya hidup dengan

menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di

muka publik. Iklan juga perlahan tetapi pasti mempengaruhi pilihan citra rasa

yang kita buat. Tentu saja tidak semua orang atau konsumen bisa terpengaruh

begitu saja oleh bujuk rayu iklan. Tidak setisap orang akan membeli setiap

barang yang diiklankan dengan menawan sekalipun. Paling banter orang akan

terkagum-kagum dengan wacana iklan yang dibangkitkan atau terpesona dengan

bintang iklannya yang aduhai. Tapi, jelas unsur repetesi, trik, dan manipulasi

dalam periklanan, tidak bisa diabaikan dalam perembesan gaya hidup, terutama

dikalangan anak-anak muda. Iklan demikian menjadi saluran hasrat manusia

sekaligus saluran wacana mengenai konsumtif dan gaya hidup (Baudrillard,

2009: 19).

Remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman,

tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya (Tambunan,

2001 : 102). Mahasiswa yang jauh dari kota penyerapan informasi juga berbeda

dengan mahasiswa yang berasal dari kota seperti Jakarta. Keterbatasan fasilitas

mengakibatkan terhambatnya sebuah sistem informasi dari luar untuk masuk.

Misalnya facebook, jejaring sosial ini telah menjangkit masyarakat dari segala

lapisan dan umur. Namun, pada kenyataannya perkembangannya setiap daerah

berbeda, yang dari kota metropolitan apa yang disampaikan lewat fb akan cepat

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

beredar karena pergaulan yang luas dan adanya fasilitas yang menunjang

sedangkan yang berasal dari daerah terpencil perkembangan informasi akan

berjalan lambat.

Secara umum dari hasil penelitian ini perilaku konsumtif mahasiswa karena

faktor-faktor dari dalam dan luar dari diri individu. Faktor-faktor yang tersebut

tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait sehingga menimbulkan

pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.

Dengan berperilaku konsumtif mahasiswa bertujuan agar mendapatkan

suatu citra atau prestise sebagai mahasiswa yang modis, sehingga perulanggan

perilaku untuk mengkonsumsi secara konsumtif besar kemungkinannya untuk

diulang kembali. Selama apa yang dilakukan mahasiswa tersebut mendapatkan

tanggapan yang positif terhadap lingkungan maka perilaku konsumtif akan

diulang kembali, hal tersebut sesuai dengan teori perilaku social dari G. Ritzer

yang menyatakan obyek sosiologi yang kongkrit realitas adalah perilaku manusia

yang tampak serta perulangannya (Behavior Man and contingencies of

reinforcement) (Ritzer, 2010 : 70).

Dari hasil pembahasan di atas dapat disedehanakan dalam matriks berikut:

Matriks 3.8

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Kost

Faktor-faktor yang mempengaruhi Informan

Keinginan Ekonomi Gaya Hidup Media Informasi

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Y Keinginan untuk lebih modis dari teman-temannya dengan pemilihan baju bermerk dan kost yang mewah.

Uang saku tercukupi setiap bulannya.

Waktu luang untuk jalan-jalan, makan di Mall.

Tidak terpengaruh dengan iklan.

A Keinginan untuk

lebih modis

Kadang-kadang uang saku kurang dengan keperluan yang ada.

Waktu luang ntuk ngrumpi dan jalan-jalan di Mall karena terpengaruh dengan ajakan teman.

Terta.rik dengan model-model bar

Wr Keinginan untuk

lebih modis dan

cantik.

Uang beasiswa menjadi alternatif bila ingin berbelanja.

Waktu luang digunakan untuk jalan-jalan ke Mall karena terbiasa dengan kebiasaan di Jakarata.

Tertarik dengan model baru dan diskon pada pakaian.

I Agar kebutuhannya terpenuhi

Uang saku tercukupi setiap bulannya.

Waktu luang untuk kegiatan organisasi dan hidup di kost dengan teratur karena terbiasa saat di rumah.

Tidak menganggap iklan itu penting.

O Keinginan agar tidak ketinggalan jaman terhadap produk baru.

Harus menyisihkan uang saku dan uang beasiswa bila ingin belanja.

Banyaknya waktu luang yang dimiliki seingga banyak untuk nongkrong dan jalan-jalan ke mall.

Tertarik dengan barang-barang yang up to date pada Hp dan pakaian.

F Agar selalu modis dan berbeda dengan teman-temannya dengan baju produk bermerk.

Uang saku sudah cukup banyak namun, sering kurang karena sering mengkonsumsi diluar kebutuhan.

Banyaknya waktu luang sehingga digunakan untuk jalan-jalan dan selalu berbelanja barang bermerk.

Tertarik dengan iklan di tv dan pada model yang terbaru.

D Ada keinginan untuk modis namun

Uang saku sangat pas-pasan

Hidup dengan biasa (pas-pasan) karena

Tidak menganggap iklan itu penting

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

keadaan ekonomi terbatas

keterbatasan ekonomi

W Keinginan untuk memakai produk-produknyang bermerk

Uang saku pas-pasan, sehingga berbohong kepada orang tua untuk mendapatkan uang tambahan untuk bersenang-senang

Waktu luang untuk jalan-jalan ke mall an masih terpengaruh dengan kehidupan di Jakarta

Tertarik saat ada model pakaian terbaru dan ada diskonan di Mall

G Keinginan untuk memakai barang yang berkualitas meski dengan harga mahal

Uang saku untuk jatah setiap bulannya tercukupi

Terbiasa dengan kehidupan saat masih di Jakarta yaitu hobby ke mall

Pada saat jalan-jalan tertarik dengan barang-barang yang ditawarkan di mall

Sumber: Data Primer

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Di tempat

kost di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo dipengaruhi oleh kurangnya

kontrol orang tua dalam mengawasi keuangan anak (mahasiswa kost) sehingga mereka

melakukan konsumsi dengan perhitungannya sendiri yang lebih mengarah pada

kesenangan. Mahasiswa lebih memprioritaskan tampil modis dari pada konsumtif makan

mereka. Memilih tempat kost juga bukan berdasarkan manfaat tetapi rata-rata mencari

kost yang bagus meski dengan harga yang relatif mahal. Hal tersebut juga didorong

karena gaya hidup mahasiswa yang ingin selalu tampil menarik, modis, dan berbeda dari

yang lain sehingga untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengkonsumsi barang bukan

berdasarkan manfaat lagi melainkan simbol yang ditimbulkan dari konsumsi tersebut.

B. Implikasi

1. Teoritis

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori perilaku sosial dimana teori

ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang

mengikutinya kemudian. Dimana akibat dari tingkah laku masa lalu mempengaruhi

tingkah laku di masa sekarang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

terjadi pada diri individu disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar

individu. Mahasiswa kost yang mengalami perubahan tempat tinggal dari rumah ke

kehidupan kost tentu saja akan mengalami faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

hal konsumsinya.

Mahasiswa cenderung berperilaku konsumtif, faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa kost dalam penelitian ini dikaji

dengan teori Baudrillard, yang pada intinya mengkaji konsumtif sekarang ini adalah

era di mana orang membeli barang bukan karena nilai kemanfaatannya namun

karena gaya hidup, demi sebuah citra yang diarahkan dan dibentuk oleh iklan dan

mode lewat televisi, tayangan sinetron, acara infotainment, ajang kompetisi para

calon bintang, gaya hidup selebriti, dsb. Baudrillard mengemukakan bahwa analisis

sebenarnya tentang logika sosial konsumsi tidak akan terfokus pada pemanfaatan

nilai guna barang dan jasa oleh individu, namun terfokus pada produksi dan

manipulasi sejumlah penanda sosial. Ketika dilihat dari perspektif struktural, yang

kita konsumtif adalah tanda (pesan, citra) ketimbang komoditas. Komoditas tidak

lagi didefinisikan berdasarkan kegunaannya, namun berdasarkan atas apa yang

nereka maknai. Apa yang dikemukakan oleh Baudrillard dapat diasumsikan bahwa

dalam konsumsi mahasiswa sehari-hari ada yang tidak murni, maksudnya tujuan dari

melakukan konsumtif lebih menekankan kepada untuk mendapatkan tanda (pesan,

citra).

Penelitian di lapangan ditemukan bahwa faktor-faktor yang mendasari

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa adalah gaya hidup.

Seseorang mengkonsumsi sesuatu atas dasar keinginan, gaya hidup, terpengaruh

media informasi, dan faktor ekonomi.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Perilaku konsumsi yang didasari nilai, tanda, dan citra tampak pada

mahasiswa kost yang mengkonsumsi suatu barang dengan melihat merk (brand)

terlebih dahulu. Ia merasa lebih berkelas dan telah percaya pada merk tersebut.

2. Metodologis

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Adapun

fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Faktor-faktor yang

mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa Sosiologi Di tempat Kost. Sesuai

dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen dalam

mencari dan mengumpulkan data lengkap, peneliti mencoba berinteraksi dengan

mahasiswa Sosiologi angkatan 2010 yang bertempat tinggal dengan cara kost dan

mengamati secara intensif pada subyek yang diteliti.

Informan dipilih berdasarkan purposive sampling menurut tehnik

snowball sampling. Dengan menggunakan tehnik ini, peneliti menggunakan

pertimbangan bahwa informan yang diambil adalah yang memenuhi

persyaratan untuk tujuan penelitian, yaitu mahasiswa yang dianggap paling

mengetahui yang kemudian dipakai sebagai informan. Dengan demikian

langkah kedua adalah mewawancarai orang – orang yang telah disebut oleh

informan pertama, kemudian yang ketiga kita dapat menarik informan yang

semakin lama semakin banyak.

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan analisa interaktif.

Proses ini diawali dengan pengumpulan data dengan wawancara mendalam

observasi. Karena data yang diperoleh penulis berkembang dalam sajian data

yang naratif.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Setelah pengumpulan data berakhir, tindakan peneliti selanjutnya

adalah mencari kesimpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang

terdapat dalam pemilihan reduksi data dan sajian data. Secara metodologis,

hasil penelitian akan mengungkap realitas secara mendalam sehingga

memungkinkan memberi gambaran realitas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi di tempat kost

sebagaimana adanya.

3. Empirik

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa Sosiologi di

tempat kost. Di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo, dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantarannya adalah:

a. Faktor keinginan, yang timbul karena didasari rasa ketertarikan terhadap suatu

barang atau jasa saja tiak berdasar atas kebutuhan.

b. Faktor ekonomi, pendapatan orang tua mempengaruhi uang saku yang diterima

mahasiswa kost. Sehingga mahasiswa yang menerima uang saku lebih juga

cenderung berperilaku konsumtif.

c. Gaya hidup, lingkungan kost dan lingkungan kampus yang serba bebas

membuat mahasiswa kost selalu mencoba hidup dengan glamour, berusaha

menampilkan diri sebaik mungkin demi citra dan prestise yang didapat dari

lingkungan sekitar.

d. Media informasi (iklan atau promosi suatu produk tertentu). Iklan yang terus

menerus mamasuki dan mempengaruhi dunia mahasiswa melalui teknologi

yang semakin maju membuat mahasiswa tidak dapat membendung arus

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

informasi tersebut tetapi menjadi sasaran atau target dari pangsa pasar sehingga

mengakibatkan mahasiswa kost berperilaku konsumtif.

C. Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian ini disarankan sebagai berikut:

1. Untuk mahasiswa yang kost

Diharapkan mahasiswa dapat menanamkan nilai-nilai ekonomi sehingga tidak

berperilaku konsumtif. Hal itu dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup

hemat dan sederhana seperti dengan tidak memaksakan tinggal di kost mewah atau

kompleks perumahan mewah, tidak terlalu sering makan di restaurant mewah, tidak

memaksakan diri untuk selalu membeli barang-barang mewah dan sedang trend apabila

uang yang dimiliki tidak mencukupi dan membuat rencana pengeluaran dari setiap uang

saku yang diterima. Berusaha lebih mandiri dengan memanfaatkan waktu luang dengan

baik dan menghindari mencuci pakaian dengan laundry sehingga dapat menghemat

pengeluaran.

2. Untuk orang tua

Diharapkan orang tua mendidik anak untuk dapat mengatur keuangan dan

merencanakan pengeluaran keuangan anaknya, meski jauh dari orang tua sehingga

walaupun mahasiswa tinggal di kos masih dapat dikontrol perilakunya seperti saat masih

di bangku sekolah.

3. Untuk para peneliti

Diharap bagi peneliti yang lain, untuk meneliti faktor-faktor lain yang

mempengaruhi prilaku komsumsi yang belum diteliti pada penelitian ini, agar lebih

diperoleh hasil yang lebih baik dan berguna bagi mahasiswa pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Rineka Cipta Indonesia. Baudrillard, J.P., 2009. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Chaney, D., 2009. Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif. Jalasutra: Yogyakarta.

Chaplin, C. P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Raja Gafindo Persada. Jakarta. Damsar. 2003. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jakarta. Engel, J.F.; Blackwell, R.D.; dan Miniard, P.W., 2010. Perilaku Konsumen: Jilid 1.

Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Evers, HD. dan Sumardi, Mulyanto. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali Press.

Gerungan, W.A., 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Reflika Aditama

Goodge, W.J., 1983. Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Bina Aksara.

Kartono, K., 1980. Patologi Sosial 3: Kenakalan Remaja. Jakarta: CV Rajawali.

Kotler,P., 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaa,Implementasi dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta.

Lury, C., 1998. Budaya Konsumen.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mangkunegara, P A.,2002. Perilaku Konsumen. PT : Eresco. Bandung.

Moleong, L.J., 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Monks, dkk. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Purbaningrum, T., 2008. Pola Konsumsi Produks Fasion dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Produk Fashion di Kalangan Pelajar Putri di SMA Negeri 7 Surakarta. Surakarta: Jurusan Soiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Purwodarminto, 1989. Kamus Lengkap bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Erlangga. Ritzer, G. dan Goodman, D.J., 2009. Teori Sosiologi: dari teori Sosiologi klasik

sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial post Modern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Ritzer, G. 2010. Sosiologi Ilmu Sosial Berparadigma Ganda. Jakarta: Penerbit CV

Rajawali. Slamet, Y. 2006. Metode Penelitian Sosial. UNS Press. Soe’oed, R.D.F., 1999. Proses Sosialisas. dalam Ihromi, T.O., 1999. Bunga Rampai

Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV ALFABETA Sudiana dan Setiono, 2011. Ekonomi Mikro. Bogor: Pusat Pendidikan dan

Pengawasan Pendidikan - Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunan. Sutopo, H.B., 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar teori dan

Penerapannya dalam Peneltian). Surakarta: Sebelas Maret University Press

Website:

Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. On Line. Http: WWW.e-Psikologi.Com Remaja / 191101 Htm. [ Akses: 27 Maret 2011].

Wikipedia.org, 2011. Indekost. http://id.wikipedia.org/wiki/Indekost [Akses: 21

Maret 2011]. http://id.sumantyo.blogspot.org/ekonomi rumah tangga. [ Akses: 21 Maret 2011].

Jurnal:

Novianty dan Narulita, V., 2004. Jurnal Penelitian (Jurnal Petra): Studi komparasi variabel harga, lokasi, dan fasilitas dalam memilih tempat kost. S1 - Skripsi

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU …/Faktor... · membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam ... Pergeseran budaya produksi menjadi masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

(Program Studi Manajemen) Jurnal Petra, 2004. http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_6195.html

Valérie-Inés de La Ville, dalam jurnalnya yang berjudul “The consequences and,contradictions of child and teen consumption in contemporary practice”. Society and Business Review. Bradford: 2007. Vol. 2, Iss. 1; p. 7.

Jariah, M., Husniyah, A.R. ; Laily, P.; Britt, S., “Financial Behavior And Problems Among University Students: Need For Financial Education”. Journal of Personal Finance, Volume 3, Issue 1. ©2004, IARFC