Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI SDIT INSAN
MULIATANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar SarjanaPendidikan
Oleh
Ufi Lutfiyah
NIM 1110018300066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2014 M
T,EN{BAIT I'BNGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi rnotivasi belajar IPS siswa kelas V di
SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan. Disusun oleh Ufi Lutfiyah NIM 1110018300066,
.Iurusan Pendidikan Ggru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah rnelalui birnbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah
sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 24 November 2014
Yang Mengesahkan
NrP 1983 t2062011 01 1005
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IpS SiswaKelas v di SDIT Insan Mulia Tangerang selatan o'disusun oleh ufi lutfiyah,Nomor Induk Mahasiswa: 111001g300066, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dantelah dinyatakan lulus dalan ujian Munaqasah pada tanggal 12 Desember 2014dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
s1 (s.Pd) dalam bidang pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
J akarta, 24 Desemb er 20 I 4
Panitia Uj ian Munaqasah
Ketua Panitia(Ketua Jurusan/program Studi)
Dr. Fauzan, MA
NrP. 1 9761 t072007011013
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/prodi)
Asep Ediana Latip, M.Pd
NrP. 1 98 1 0 6232009 121003
Penguji I
Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NrP.19700606 199702 I 002
Penguji II
Asep Ediana Latip, M.Pd
NIP. 1 98 1 0 6232009t21003
Tanggal
Mengetahui:
DekanFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Tanda tangan
aaul\\
6'q-16'tr
NurlenaXifa'I, MA. Ph.trNrP. 19591 002 1986032001
SURAT I'ERNYATAAN KARYA SENDIRI
\'ang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIM
.Iurtrsan/Prodi
Judul Skripsi
Ufi Lutfiyah
l r 10018300066
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Faklor-faktor yang Mempengaruiri Motivasi Belajar IPS Siswa kelas V di
SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan.
Dosen Pernbimbing : Takiddin, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
bertanggung jawab secara akaclemik atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah.
Jakarta, 24 Novernber 2014
NIM 1110018300066
Ufi Lutfiyah
i
ABSTRAK
Ufi Lutfiyah (1110018300066) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan. Skripsi.
Jurusan pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPS di SDIT Insan Mulia
Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas V di SDIT Insan
Mulia Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan kepada 20 siswa. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data diperoleh melalui beberapa tahapan yaitu
tahap observasi, tahap pemberian angket kepada siswa,dan tahap wawancara.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman observasi, pedoman
wawancara dan angket siswa.
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V SDIT Insan Mulia
yaitu cita-cita aspirasi siswa sebanyak 40 %, kemampuan siswa sebanyak 40 %,
kondisi siswa sebanyak 40%, kondisi lingkungan belajar siswa sebanyak 40 %,
unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran sebanyak 35 %, dan upaya
guru dalam membelajarkan siswa sebanyak 26 %.
Kata kunci : Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, motivasi belajar.
ii
ABSTRACT
Ufi Lutfiyah (1110018300066) Factors affecting students' motivation to learn
social studies class V in SDIT Insan Mulia South Tangerang. Thesis. Elementary
School Teacher Education Department, Faculty of Science and Teaching
tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.
This study aims to determine the factors that influence student motivation in
learning social studies class V in SDIT Insan Mulia South Tangerang. This
research is a descriptive study. Subjects in this study is a social studies teacher
and fifth grade students in SDIT Insan Mulia South Tangerang. This study was
conducted to 20 students. Techniques used in the collection of data obtained
through several stages of the observation phase, the step of administering a
questionnaire to students,and the interview stage. The research instrument used in
the form of guidelines for observation, interview and questionnaire students.
Based on these results it can be concluded that the factors affecting students'
motivation to learn social studies class V in SDIT Insan Mulia South Tangerang
namely Teacher efforts to influence the motivation of students for social studies
student
Factors affecting students' motivation to learn social studies class V in SDIT
Insan Mulia South Tangerang. Ideals aspirations of students as much as 40 %, the
ability of the student as much as 40 %, the student condition as much as 40 %, the
condition of the student learning environment as much as 40 %, dynamic elements
in teaching and learning as much as 35 %, the efforts of teachers in
teachingstudent as much as 26%.
Key word : Factors affecting students' motivation, motivation in learning
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik
dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah limpah kepada baginda yang mulia
Rasullulloh Muhammad Shallalahu‘alaihiwassallam keluarga serta sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat dengan judul “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V di SDIT Insan
Mulia Tangerang Selatan”.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan, sehingga
dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian maupun penulisannya.
Ketika pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian maupun
penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Fauzan, MA, Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi untuk
melaksanakan penelitian.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekertaris Program Studi PGMI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. .
4. Takiddin, M.Pd, Dosen Pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis, dan banyak memberikan masukan,
nasihat, serta arahan kepada penulis selama menyusun skripsi. Thanks for
everything, Semoga Allah membalas kebaikan dan budi muliamu.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna,
selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Kedua orang tuaku, Ayah tercinta Bpk. H. abdul Latif dan Ibu Hj. Nawiyah
yang aku sayangi, terimakasih selalu mendo’akan dan memberikan dukungan
baik moril, materiil maupun spiritual yang tak terhingga, serta nasihat kepada
penulis untuk selalu semangat menggapai cita-cita dan selalu menjadi sumber
inspirasi dan kekuatan.
iv
7. kakak-kakak tercinta (Sukarto, Ida farida, Nur A’ini S.Ag, Martawi S.Pd, Abdul
Aziz, Nurjannah, Abdul Wadud, Wahyuni, Siti Zubaedah, Romlih, Heni
Marlina, Yusuf) terima kasih atas segala dukungan serta selalu memberikan
semangat kepada penulis.
8. Agus Furqon dan Fahriyah selaku Kepala Sekolah SDIT Insan Mulia Tangerang
Selatan, Yayasan Al-Ikhwaniyah, SDIT Insan Mulia kelas V dan karyawan yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan
telah memfasilitasi serta meluangkan waktunya untuk melayani penulis dalam
mencari dan menghimpun data yang diperlukan selama penulisan skripsi.
9. Akbar Yus Prasetyo yang selalu memberikan semangat kepada penulis dan
selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Leli Nurfazrina yang sangat baik dan sabar dalam membantu dan menemani
penulis dalam segala hal, thanks soo much.
11. Anisa Putri saudara yang paling super berisik yang selalu menghibur di waktu
suka maupun duka, Thanks soo much.
12. Teman-teman seperjuangan PGMI Kelas B angkatan 2010 khususnya Habibah
munawwaroh, Intan Kartika, Laila Munawaroh, Tuty alawiyah, Lina karlina,
Novia Rizikri, lailatul Fazriyah, Rizka Muzayyinatul Jannah, Resty Meidiana
dan Eco Fardiansyah yang sama-sama merasakan suka dan duka semasa kuliah,
terima kasih atas semua kenangan dan kebersamaan yang indah selama ini.
13. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bias disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian semua.
Akhir kata semoga skripsi ini memberi manfaat kepada setiap yang membacanya
dan semoga setiap kesabaran, bantuan, dukungan baik moril maupun materi lyang
telah mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah SWT, amin.
Jakarta, 24 November 2014
Penyusun,
Ufi Lutfiyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah ............................................................................... 1
B. IdentifikasiMasalah ...................................................................................... 7
C. PembatasanMasalah .................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori ............................................................................................ 9
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................................................... 9
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...................................... 9
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................... 11
2. Belajar ................................................................................................. 13
a. Pengertian Belajar .......................................................................... 13
b. Teori Belajar................................................................................... 15
c. Tujuan Belajar ................................................................................ 16
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................. 17
3. Motivasi ............................................................................................... 18
a. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................... 18
b. Teori Motivasi Belajar .................................................................. 22
c. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................ 24
vi
d. Tipe Motivasi ................................................................................. 26
e. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar......................................... 27
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ................... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 32
C. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35
B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40
G. Keabsahan Data ......................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi penelitian .................................................................................... 43
1. Hasil Angket Motivasi Belajar IPS ...................................................... 43
2. Hasil Observasi .................................................................................... 55
3. Hasil wawancara .................................................................................. 61
B. Pembahasan ................................................................................................ 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. Saran ........................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................................................38
Tabel 4.1 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 1 ...........................................45
Tabel 4.2 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 2 ............................................46
Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 3 ...........................................47
Tabel 4.4 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 4 ............................................48
Tabel 4.5 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 5 ............................................49
Tabel 4.6 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 6 ............................................50
Tabel 4.7 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 7 ...........................................51
Tabel 4.8 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 8 ............................................52
Tabel 4.9 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 9 ............................................53
Tabel 4.10 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 10 ........................................54
Tabel 4.11 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 11 ........................................55
Tabel 4.12 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 12 ........................................56
Tabel 4.13 Hasil Angket Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 13 ........................................57
Tabel 4.14 Tabel Observasi Kegiatan Guru Selama Proses Pembelajaran ....................................59
Tabel 4.15 Tabel Observasi Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran .................................... 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 1 ...........................................45
Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 2 ...........................................46
Gambar 4.3 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 3 ..........................................47
Gambar 4.4 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 4 ...........................................48
Gambar 4.5 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 5 ...........................................49
Gambar 4.6 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 6 ...........................................50
Gambar 4.7 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 7 ...........................................51
Gambar 4.8 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 8 ...........................................52
Gambar 4.9 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 9 ...........................................53
Gambar 4.10 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 10 .......................................54
Gambar 4.11 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 11 .......................................55
Gambar 4. 12 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 12 ......................................56
Gambar 4. 13 Histogram Motivasi Belajar IPS Indikator Butir Soal 13 ......................................57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan
perilaku seseorang melalui pelatihan. Dalam bahasa Arab, pendidikan disebut
“tarbiyah”, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan “education”. Dari
kedua bahasa tersebut, kata pendidikan sama-sama berarti proses mengembangkan
kemampuan yang dimiliki melalui kegiatan pelatihan khusus.
Melalui pendidikan juga, seorang individu belajar untuk mengembangkan
kemampuannya pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil dari proses
belajar itu adalah perubahan dan perkembangan individu menuju ke arah yang
lebih baik lagi. Dalam kegiatan belajar yang efektif, peserta didik yang seharusnya
menjadi pusat kegiatan. Karena peran aktif peserta didik sangat menentukan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Proses pendidikan yang dilakukan di dalam kelas, pada umumnya harus
dengan kondisi yang kondusif sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan maksimal. Dalam menciptakan kondisi tersebut harus didukung dengan
keterampilan guru dalam mengelola kelas dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan bagi peserta didik untuk belajar.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 575), Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu isu sosial yang sedang
berkembang. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan masyarakat. Dengan mempelajari IPS siswa akan dibekali
pengetahuan agar dapat berinteraksi dengan kehidupan nyata mereka
dimasyarakat. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai.
2
IPS SD Menurut KTSP (2006: 45) adalah Mata pelajaran yang memiliki
tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki
kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, ditingkat lokal nasional, dan global.
Organisasi materi IPS SD terdiri dari organisasi materi pendidikan IPS
pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu/fusi,
disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih
pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS SD tidak menunjukkan label
dari masing masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik dengan
mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya
tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas
sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema tema ini kemudian semakin meluas pada
lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) wajib dipelajari oleh setiap peserta didik,
karena IPS merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara seseorang
bersosialisasi dan bersikap, baik dengan sesama manusia, hewan, tumbuhan,
lingkungan masyarakat, maupun dengan alam.
Trianto berpendapat dalam bukunya, bahwa “Mata pelajaran IPS
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, dalam Puskur 2006b:
1)”.1
1Trianto.Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007) hal. 121
3
Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting, karena
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan
berperilaku dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang tercantum dalam tujuan
IPS, bahwa “Tujuan utama IPS adalah untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan membuat keputusan reflektif sehingga mereka dapat memecahkan
persoalan-persoalan pribadi dan membuat kebijakan umum dengan berpartisipasi
dalam tindakan sosial secara inteligen”.2
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu dari mata pelajaran
pokok dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Mata pelajaran IPS perlu
diberikan kepada siswa SD karena memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan
terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Mengingat pentingnya mata
pelajaran IPS maka setiap siswa diharapkan memiliki motivasi untuk belajar mata
pelajaran IPS. Akan tetapi, sejauh ini mata pelajaran IPS masih dipersepsikan
sebagai pelajaran yang membosankan, tidak disukai, bahkan sulit.
Setiap siswa mempunyai pandangan yang berbeda tentang mata pelajaran
IPS. Ada siswa yang memandang mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang
menyenangkan dan ada juga yang memandang mata pelajaran IPS sebagai mata
pelajaran yang sulit. Bagi siswa yang menganggap mata pelajaran IPS
menyenangkan maka akan tumbuh motivasi dalam diri siswa tersebut untuk
mempelajari mata pelajaran IPS dan optimis dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang bersifat pengetahuan sejarah. Sebaliknya, bagi siswa yang
menganggap mata pelajaran IPS sebagai pelajaran yang sulit, maka siswa tersebut
akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah dalam pelajaran IPS dan
kurang termotivasi untuk mempelajari IPS. Bisa dikatakan bahwa terdapat
Beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam mempelajari mata pelajaran IPS
yang disampaikan oleh guru mereka, Salah satu faktor penyebabnya yaitu
kurangnya metode mengajar yang tepat dalam proses pembelajaran. Hal ini yang
2Suwarma Al Muchtar, dkk. Pendidikan IPS (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008) hal. 6.7
4
harus diperhatikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi yang kuat untuk
belajar.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek „pendidikan‟ dari pada
transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap,
nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS
juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
pengertian pembelajaran IPS sebagai aktivitas yang sengaja dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar IPS yang
mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan
humaniora siswa agar berlangsung secara optimal
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran IPS, tidak cukup hanya
mengandalkan kesadaran dari siswa itu sendiri melainkan dari guru yang memiliki
keinginan kuat untuk melakukan usaha meningkatkan motivasi belajar. Oleh
karena itu, perlu diterapkan proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa¸ Hal ini bertujuan untuk
membantu siswa dalam belajar untuk mencapai hasil yang memuaskan, karena
motivasi merupakan komponen penting dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 6 februari 2014 dengan salah
satu guru di SDIT Insan Mulia menyatakan bahwa bentuk materi pada mata
pelajaran IPS di kelas V kurang cocok untuk disampaikan kepada siswa karena
menurut guru tersebut materi pelajaran IPS sulit untuk dipahami siswa, sehingga
guru dan siswa merasa jenuh terhadap pelajaran IPS. Namun guru tersebut
mengatakan bahwa ketertarikan siswa dalam pelajaran IPS tergantung dengan
materi yang akan di pelajari, jika materi yang siswa anggap mudah maka siswa
merasa senang dan antusias dengan pelajaran IPS, namun jika materi yang mereka
anggap sulit mereka akan merasa bosan dan jenuh, sehingga siswa kelas V dapat
dikatakan kurang memahami pelajaran IPS dengan baik. Menurut pendapat guru
5
IPS tersebut menyatakan bahwa salah satu rendahnya motivasi belajar IPS di kelas
V SDIT Insan Mulia disebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca buku
pelajaran IPS terutama yang berkaitan dengan sejarah.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 5 maret 2014 dengan beberapa
siswa dapat diperoleh hasil 4,5 % siswa menyukai pelajaran IPS dan 18 % tidak
menyukai pelajaran IPS, karena siswa tersebut menganggap pelajaran IPS
merupakan pelajaran yang tidak menarik dan sulit untuk dipelajari.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
memiliki cara mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran IPS yang akan
disampaikan. Jadi, Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar di kelas yaitu faktor guru yang harus bisa menguasai kelas dan menguasai
materi pelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi dengan
metode yang cocok pada tiap materi.
Untuk membangkitkan motivasi belajar IPS, guru dituntut untuk menjadi
guru yang profesional yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan agar kualitas pembelajaran semakin meningkat. Karena Seiring
dengan pergeseran makna pembelajaran, dari pembelajaran yang berorientasi
kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran IPS mengalami
pergeseran pula, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator dan
kreator.
Orang tua bisa menjadi salah satu motivator yang hebat bagi anak-
anaknya, terkadang di dalam kehidupan nyata banyak anak yang merasa hubungan
antara orang tua dan anak tidak harmonis. Hal inilah yang dapat memicu
terjadinya motivasi yang rendah sehingga dapat membuat hasil belajar siswa yang
menurun. Namun demikian orang tua ikut andil dalam perkembangan pendidikan
anak.
Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk
menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam
6
rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara keduanya harus
dirancang sedemikian rupa. Drs. H. Tayar yusuf dan Drs. Syaiful Anwar
mengemukakan dalam bukunya bahwa dalam psikologi belajar, masalah motivasi
ini selalu mendapat perhatian khusus oleh para ahli. Karena motivasi itu sendiri
merupakan gejala jiwa yang dapat mendorong manusia untuk bertindak atau
berbuat sesuatu keinginan dan kebutuhan atau motif-motif”.3
Dengan motivasi kita merasa mempunyai semangat tambahan dan
dorongan yang akan memaksa kita untuk biasa. Motivasi itu biasa timbul dari diri
sendiri dan dari orang yang mungkin kita harapkan. Ada beberapa ahli
mengemukakan pendapatnya tentang motivasi, Alisuf sabri berpendapat bahwa
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.4
Motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga
pendorong yang berupa desakan, motif, kebutuhan dan keinginan5
. Dalam
kegiatan belajar, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong individu
melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, ada tidaknya
motivasi menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Motivasi belajar
dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri atau berasal dari luar diri pribadi
siswa. Perasaan suka terhadap pelajaran IPS merupakan contoh motivasi yang
berasal dari dalam diri siswa.
Hal inilah yang kemudian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IPS Siswa
Kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan ”.
3Tayar Yusuf dan Drs. Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
( Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1995), h. 97 4M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi umum dan perkembangan, ( Jakarta : Pedoman
Ilmu Jaya, 1991), h. 129 5
Nana Syaodih Sukmadianata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 64.
7
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
dan observasi yang telah penulis lakukan, maka masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya motivasi siswa Kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan
dalam belajar IPS.
2. Siswa cenderung merasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran IPS.
3. Guru merasa kesulitan untuk mengajarkan mata pelajaran IPS pada siswa
kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
penelitian ini di fokuskan pada : Kurangnya motivasi siswa Kelas V di SDIT
Insan Mulia Tangerang Selatan dalam belajar IPS.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di
SDIT Insan Mulia?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia.
F. Manfaat penelitian
Harapan penulis terhadap hasil penulisan ini adalah agar dapat
memberikan manfaat, antara lain :
8
1. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar IPS sehingga mudah memahami
materi yang disampaikan.
3. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru bidang studi IPS khususnya dan
guru-guru bidang studi lain pada umumnya yang dapat menjadi acuan di
dalam proses pembelajaran.
4. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu
pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan
sebagainya.
Salah seorang ahli mengemukakan, bahwa “Istilah Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama
program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social
Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di
negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS
yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil
kesepakatan dari para ahli atau pakar di Indonesia”.6
Dengan pembelajaran IPS ini, peserta didik dapat belajar bagaimana
bersosialisasi dengan orang lain, membina hubungan sosial, dan berperilaku
dalam lingkungan sosial. Pembelajaran ini menekan pada pengembangan sikap
dan psikomotor peserta didik dalam berinterkasi di lingkungan sosial. Sehingga
peserta didik dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. N.
Daldjoeni berpendapat, bahwa “Dalam buku pedoman khusus bidang studi IPS
menurut Kurikulum 1975, IPS didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan
6Sapriya, M.Ed, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS (Bandung: UPI
PRESS, 2006) hal. 3
10
ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan
sebagainya”.7
Etin S. dan Raharjo mengutip dari Martorella ( 1987 ) mengatakan
bahwa pelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada
transfer konsep. Karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilan berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya. Dengan demikian pembelajaran IPS harus
diformulasikan pada aspek kependidikannya8.
Senada dengan itu, Norma Mackenzie berpendapat bahwa “Ilmu
sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam
konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.9 IPS mengajarkan
peserta didik menjadi masyarakat sosial yang dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya. Interaksi sosial diperlukan
untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, karena sejatinya manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya manusia tidak terlepas
dari interaksi dengan manusia lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS
adalah pendidikan yang terkait dengan manusia (masyarakat) secara luas dan
menjadi bahan ajar yang dipelajari di lembaga sekolah formal. Hakikat IPS adalah
telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu
hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini
orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada.
Mata pelajaran IPS yang diajarkan ditingkat dasar dan menengah sangatlah
berbeda, pada tingkat menengah pembelajaran IPS diajarkan secara terpisah yang
7N. Daldjoeni. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Bandung: Penerbit Alumni, 1992)
hal. 7 8Etin S dan Raharjo, Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta :
Bumi Aksara, 1987) hal. 14 9Ischak, dkk. Pendidikan IPS Di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005) hal. 1.21
11
disebut dengan separated. Sedangkan untuk di tingkat sekolah dasar, mata
pelajaran IPS diajarkan dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran IPS yang ada
dalam jenjang pendidikan dasar merupakan pembelajaran IPS terpadu, seperti
yang dikutip dari jurnal pendidikan yang di tulis oleh Aini Indriasih, bahwa
“Pembelajaran IPS di SD dihimbau untuk menggunakan pendekatan terpadu
karena dengan pendekatan terpadu akan menjadikan mutu pembelajaran IPS
semakin bermakna sehingga dapat meningkatkan perolehan prestasi belajar”.10
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan IPS
di sekolah dasar. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 575)
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan sekitarnya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan
sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi
dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Menurut Nu‟man Somantri (2001 : 259) mengemukakan bahwa pada
dasarnya terdapat empat pendapat mengenai tujuan pembelajaran IPS di
tingkat persekolahan, sebagai berikut :
1) Pendapat yang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS di
persekolahan adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi,
politik, hukum, sosiologi, dan pengetahuan sosialnya.
2) Pendapat yang kedua ini sangat berbeda dengan pendapat pertama.
10
Aini Indriasih. Opcit, hal. 14
12
Pendapatnya bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah ialah untuk
menumbuhkan warga negara yang baik.
3) Pendapat ketiga merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua.
Golongan ini mengakui kebenaran masing-masing golongan tersebut.
Oleh karena itu golongan ini berpendapat bahwa bahan pembelajaran IPS
harus dapat menampung para siswa untuk studi lanjutan ke universitas
maupun yang akan terjun langsung pada kehidupan masyarakat.11
Sejalan dengan pendapat di atas N. Daldjoeni (1985 : 23) mengemukakan
bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah :
1) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social sciences jika
ia nantinya masuk ke perguruan tinggi. Untuk itu mata pelajaran seperti :
sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi budaya haruslah diberikan
terlepas (terpisah-pisah), tersendiri, sehingga gurunya pun harus khusus.
2) IPS bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata
pelajaran yang disajikan guru sekaligus harus di tempatkan dalam konteks
budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat.
3) IPS yang hakekatnya merupakan kompromi antara 1 dan 2 di atas,
sehingga IPS didefinisikan sebagai “ suatu penyederhanaan dan
penyaringan terhadap ilmu-ilmu sosial yang penyajiannya di sekolah di
sesuaikan dengan kemampuan guru dan daya tangkap siswa.
4) IPS yang mempelajari “closed areas” yaitu masalah-masalah sosial yang
pantang untuk dibicarakan dimuka umum. Bahannya menyangkut
masalah ekonomi, politik, maupun budaya agar siswa terlatih dengan cara
berpikir yang demokratis.
5) Menurut kurikulum IPS SMP tahun 1975 tujuan bidang studi IPS yakni
dengan bahan-bahan terpilih dan disaring serta disesuaikan dengan
seluruh sasaran pembelajaran. 12
11
Sapriya, M.Ed, dkk.Opcit, hal. (11-12) 12
Sapriya, M.Ed, dkk. Ibid, hal. (11-12)
13
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran
IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan
nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis
dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara
praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap
bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkahlaku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice)
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 13
Perubahan perilaku ini
merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Belajar merupakan proses
manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.
Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah
dipastikan setiap perubahan dalam diri seseorang maupun perubahan dalam arti
belajar. Dari kegiatan belajar itulah individu memperoleh hasil belajar yang
berupa perkembangan sikap, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.14
Belajar dilakukan untuk mengusahakan terjadinya perubahan pada individu
yang bersangkutan menuju kearah yang lebih positif.
Good and brophy dalam bukunya Educational psychology : A realistic
approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu
Learning is the development of new associations as a result of experience.
Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan
13
Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan pengukurannya, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008),
hal.23 14
Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2002) cet.5 hal. 2.
14
bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a purely
internal event). Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan
nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar.15
jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara
internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-
hubungan baru.
Drs. Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan dalam bukunya, bahwa
“Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat.16
Jadi, bagi para pelajar atau mahasiwa kata belajar merupakan
kata yang tidak asing, bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan
formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan.
Entah malam hari, siang hari, sore hari atau pagi hari. Jadi, melalui belajar
seseorang mampu merubah perilaku dari perilaku sebelumnya atau
mempertahankan perilakunya. Untuk menampilkan kemampuannya manusia
selalu belajar menurut keinginan dan kebutuhan yang akan dicapai. Dan karena
belajar seseorang mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 17
Menurut
Witherington yang dikemukakan Ngalim Purwanto, belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian18
. Menurut Muhibbin Syah belajar adalah tahapan perubahan
15
M. Ngalim Purwanto,MP. Psikologi Pendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarta,
2007), hal. 85 16
Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011) hal 12. 17
Slameto, Opcit, , h.2 18
Ngalim Purwanto, Opcit, h.84
15
seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif19
Belajar bisa mulai dari diri sendiri, misalnya belajar menahan hawa
nafsu. Belajar tidak harus disekolah, dimanapun kita berada belajar tetap bisa
dilaksanakan asalkan ada kemauan. Belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. 20
jadi belajar itu akan
lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya
Senada dengan pendapat di atas, Drs. M. Ngalim Purwanto berpendapat
bahwa “Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”.21
Artinya
disini adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan dari proses belajar dapat
mengarah kepada perubahan tingkah laku yang positif dan negatif. Perubahan
disini bergantung kepada penerimaan dari individu itu sendiri selama dalam
proses belajar.
b. Teori-Teori Belajar
Karena prosesnya begitu kompleks, maka timbul beberapa teori tentang
teori belajar. Dalam hal ini,secara global ada tiga teori yakni :
1) Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya.
Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi
fungsinya.
2) Teori belajar menurut Ilmu jiwa gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-
bagian/unsur. Sebab keberadaanya keseluruhan itu juga lebih dulu.
Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet.15, h.90 20
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rajagrafindo
Persada, 2011), hal 20. 21
M. Ngalim Purwanto, MP. Opcit.hal. 85
16
3) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri
dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada
dua teori yang sangat terkenal, yakni : Teori Konektionisme dari
Thorndike dan Teori conditioning dari Pavlop.22
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah membagi teori belajar menjadi lima
macam, yaitu: “1) teori belajar menurut ilmu jiwa daya, 2) teori tanggapan, 3)
teori belajar menurut ilmu jiwa Gestalt, 4) teori belajar dari Gagne, dan 5) teori
belajar menurut ilmu jiwa asosiasi”.23
Berbeda dengan pendapat di atas Ngalim Purwanto mengemukakan
bahwa “ada tiga teori belajar yang terkenal dalam psikologi, yaitu: 1) teori
conditioning, 2) teori connectionism, dan 3) teori menurut psikologi Gestalt”.24
c. Tujuan Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai tujuan yang
harus dicapai begitu pun dengan kegiatan belajar. Tujuan dari belajar adalah
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik agar
lebih terarah dan terasah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hendarman
dalam jurnalnya, bahwa “Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran”.25
Berbeda dengan pendapat di atas, Agus Suprijono membagi tujuan
belajar menjadi dua, yaitu “Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk
dicapai dengan tindakan intruksional, lazim dinamakan instructional effects,
yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar
22
Sardiman, A. M. Opcit, hal. (29-33) 23
Syaiful Bahri Djamarah. Opcit, hal. 17-23 24
Ngalim Purwanto, Opcit. hal 89 25
Hendarman, dkk. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan: Pengetahuan Tentang Penilaian
Hasil Belajar (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013) hal. 227
17
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut
nurturant effects”.26
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan
kecakapan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-
macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan menjadi dua
golongan :
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial . Yang
termasuk ke dalam faktor individual antara lain :
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor
pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang tersedia, dan motivasi sosial. 27
Berbeda dengan pendapat di atas, Muhibbin Syah mengatakan bahwa
“Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa;
2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa;
26
Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2013) hal. 5 27
M. Ngalim Purwanto, MP. Opcit hal 102
18
3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran”.28
Berdasarkan beberapa faktor yang telah dikemukakan di atas, dapat kita
ketahui bahwa keberhasilan proses belajar bukan hanya dipengaruhi oleh diri
siswa tetapi faktor lingkungan disekitar siswa dan sarana-prasarana yang ada
serta peranan guru juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Hamzah B. Uno, motivasi adalah suatu
dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan- rangsangan dari dalam maupun
dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah
laku atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya29
. Menurut
Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong timbulnya suatu
tingkah laku30
. Menurut Muhibbin Syah, motivasi adalah keadaan internal
organism baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu31
. Menurut Sardiman, motivasi adalah serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi- kondosi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu32
. Menurut Nana Syaodih, motivasi adalah suatu kondisi
dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu melakukan
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan33
.
28
Muhibbin Syah, op.cit. hal 129 29
Hamzah B. Uno, Opcit, h.9 30
Alisuf Sabri, PSIKOLOGI PENDIDIKAN Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), Cet.4, h.85 31
Muhibbin Syah, Opcit, h.134 32
SardimanOpcit,, h.75 33
Nana Syaodih Sukmadinata, Opcit,h.61
19
Dalam bahasa agama istilah motif, barangkali tidak jauh artinya dengan
“niatan/niat”, (Innamal a‟amalu binniat artinya seseungguhnya perbuatan itu
tergantung pada niat). Jadi “niat” kira-kira searti dengan motif. Yaitu
kecenderungan hati yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
sesuatu.34
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif
pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.35
Motif, dipakai untuk menunjukkan keadaan dalam diri seseorang yang
berasal dari akibat suatu kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri
sendiri, tetapi saling kait mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang
mempengaruhi motif adalah motivasi. Kalau orang ingin mengetahui mengapa
orang berbuat atau berperilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka
orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi.
Motif yang kadang disebut juga dengan motivasi yang mengaktifkan dan
membangkitkan perilaku yang tertuju pada pemenuhan kebutuhan. Motivasi
merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan.36
Motivasi adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang
yang mendorong yang bersangkutan untuk berbuat atau bertingkah laku dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah sesuatu daya
yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi
menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan .
34
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar. Opcit, hal. 97 35
Sardiman A. M.Opcit, hal. 73 36
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan (Jakarta : Kizi
Brothers‟s, 2008) hal. 41
20
jika sebuah tindakan tidak memiliki suatu tujuan, tertentu seseorang dapat
dikatakan sebagai tidak memiliki motif untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu. Bahkan motif bisa dikatakan sebagai daya penggerak aktif dari sebuah
tindakan, terutama ketika seseorang berada dalam keadaan dimana ia memiliki
kebutuhan yang sangat mendesak.37
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan
luar diri individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut beberapa ahli memberikan
istilah yang berbeda, seperti: desakan atau drive, motif atau motive, kebutuhan
atau need dan keinginan atau wish. Walaupun ada kesamaan dan semuanya
mengarah kemotivasi beberapa ahli memberikan arti khusus terhadap hal-hal
tersebut. Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Motif atau motive adalah
dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah.
Kebutuhan atau need merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan
adanya kekurangan, atau ketidadaan sesuatu yang diperlukannya. Keinginan
atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang
dibutuhkan. 38
Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Sardiman, motivasi mempunyai
tiga unsur penting, yaitu:
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap
individu manusia. Perubahan energy yang dimaksud penulis adalah
adanya tindakan atau perbuatan yang dilakukan.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang. Seseorang yang dalam belajarnya mempunyai motivasi
tinggi
c. Motivasi diransang karena ada tujuan
Berdasarkan pengertian- pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan salah satu aspek psikologi sosial, sebab tanpa
37
Akyas Azhari, psikologi umum dan perkembanganJakarta : Teraju, 2004, h. 65 38
Nana Syaodih Sukmadinata. Opcit, hal. 61
21
motivasi tertentu seseorang sulit berpartisipasi di masyarakat. Sehubungan ini
guru juga mempunyai kewajiban untuk menggali motivasi siswa agar muncul
sehingga mereka dengan senang hati belajar di sekolah.
Menurut Sardiman, ciri- ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar
tinggi,antara lain39
:
a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
c) Menunjukan minat terhadap bermacam- macam masalah
d) Lebih senang bekerja mandiri
e) Cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin (hal- hal yang bersifat
mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu)
g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah
merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan adalah
mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term- term tertentu, antara lain40
:
a) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk
melakukan kegiatan )
b) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
waktu tertentu)
c) Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan
d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan
39
Sardiman, Opcit, h.83 40
Abin syamsydin makmun, psikologi pendidikan perangkat sistem pengajaran modul (bandung: remaja rosdakarya, 2009) h 40
22
e) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan(uang, tenaga, pikiran) untuk
mencapai tujuan
f) Tingkatan aspirasinya(maksud, rencana, cita- cita, sasaran atau target
dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
g) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai
dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan
atau tidak)
h) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau
negative)
b. Teori Motivasi Belajar
Dalam hal ini ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa ragam motivasi itu
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang tersusun secara hierarkis,
tersusun dari bawah keatas, dimana pemenuhan kebutuhan tahap yang paling
rendah menjadi prasyarat bagi tercapainya kebutuhan yang lebih tinggi, antara
lain berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
1) Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini biasanya dijadikan titik tolak teori
motivasi. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kebutuhan yang paling kuat
dan mendasar dalam kehidupan manusia seperti pemenuhan kebutuhan
untuk menghilangkan rasa lapar, haus, dan lain-lain.
2) Kebutuhan akan keselamatan (security). Apabila kebutuhan fisiologis
relatif terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan keselamatan
(keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa
takut, dan lain-lain). Dalam keadaan ini seorang individu dapat disebut
sebagai pencari keselamatan.
3) Kebutuhan akan cinta dan kasih. Apabila kebutuhan fisiologis dan
keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan cinta,
rasa kasih, dan rasa memiliki. Maka kini orang akan merasakan penting-
23
nya kehadiran kawan, kekasih, istri, anak dan sebagainya. Ia akan
berupaya mendapatkan semua itu lebih dari pada yang lain di dunia ini.
4) Kebutuhan akan harga diri. Semua orang dalam masyarakat kita
mempunyai kebutuhan dan keinginan akan penilaian yang mantap dan
penghargaan dari orang lain.
5) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan
pembentukan pribadi.41
Berbeda dengan pendapat diatas, Zikri Neni Iska mengemukakan dalam
bukunya bahwa dalam buku psikologi pendidikan karangan Ngalim Purwanto
menyatakan beberapa teori motivasi sebagai berikut :
1) Teori Hedonisme. Semua orang cenderung menghindari diri dari sesuatu
yang sulit dan yang menyusahkan dan lebih cenderung suka melakukan
sesuatu yang mendatangkan kesenangan.
2) Teori Naluri. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri
pokok, yakni naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri,
dan naluri mempertahankan dan mengembangkan jenis. Kebiasaan-
kebiasaan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya setiap hari,
mendapat dorongan atau digerakkan oleh tiga naluri tersebut, teori ini
menjelaskan tentang perilaku manusia yang memiliki motivasi,
didasarkan oleh naluri.
3) Teori reaksi yang dipelajari. Perilaku manusia berdasarkan pada pola-pola
dari tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan dimana tempat orang
itu hidup.
4) Teori daya pendorong. Teori ini merupakan perpaduan antara naluri
dengan teori reaksi yang dipelajari. Seorang pemimpin yang ingin
41
Akyas Azhari, opcit, h (71-72)
24
memotivasi bawahannya, ia mendasarkannya kepada daya pendorong
naluri dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan dimana dia
berada.
5) Teori Kebutuhan. Tindakan yang dilakukan manusia pada hakekatnya
adalah memenuhi kebutuhannya. Teori kebutuhan ini dapat dijelaskan
dengan teori Abraham Maslow, yakni : kebutuhan psikologis, kebutuhan
rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa memiliki dan cinta,
kebutuhan harga diri, kebutuhan akan aktualisasi diri.42
Menurut dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa para
ahli teori menyajikan penafsiran yang sedikit berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat rumusan yang baku tentang motivasi, dimana terdapat
perbedaan pada faktor yang bervariasi.
c. Fungsi Motivasi Belajar
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar, yang semuanya itu akan
berdampak pada tujuan atau cita- cita yang diinginkan siswa akan tercapai.
Motivasi mempunya tiga fungsi yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di capai.
dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
42
Zikri neni, Opcit, hal 46-47
25
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan. 43
Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha atau kegiatan
seseorang. Motivasi berkaitan dengan tujuan/maksud. Motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan, sehingga ada 3 (tiga) fungsi motivasi yang
dapat diuraikan sebagai berikut
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang
harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. :44
Senada dengan pendapat diatas, Menurut Ngalim Purwanto dalam
bukunya mengemukakan bahwa guna/ fungsi dari motif-motif itu adalah :
1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2) Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni arah perwujudan suatu tujan
atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas
pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
43
S. Nasution, M.A. Didaktik Asas-Asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) hal. (76-
77) 44
Sardiman. Opcit, hal. 85
26
3) Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan
itu. 45
d. Tipe Motivasi
Motivasi belajar siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik). Terdapat
dua tipe motivasi yaitu :
1) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (kegiatan
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri.
Seorang siswa belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan,
nilai atau ketrampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
kostruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Intrinsic motivations are
inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait
dengan aktivitas belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang
ahli dalam bidang studi tertentu.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi intrinsik dapat juga
45
Ngalim Purwanto. Opcit, hal (70-71)
27
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Kemungkinan besar keadaan
siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa,
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. 46
Berdasarkan tipe motivasi di atas maka dikatakan bahwa timbulnya
motivasi yang menyebabkan seseorang menggerakkan tingkah lakunya
dipengaruhi adanya motivasi dari dalam dirinya. Motivasi ini lebih dipengaruhi
oleh upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu juga karena adanya
dorongan dan tuntutan serta pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
e. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut pakar psikologi Donald O. Hebb dalam Aminudin Rasyad
“memotivasi peserta didik adalah satu tugas guru dalam proses belajar- mengajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran”47
. Secara umum dapat dikatakan,
bahwa tujuan memotivasi peserta didik adalah untuk menggerakkan, menggugah,
menimbulkan keinginan yang kuat untuk belajar secara sungguh- sungguh. Maka
bagi guru peranan motivasi ini sangat penting dalam proses belajar mengajar,
karena dapat menimbulkan kemauan, memberi semangat, menimbulkan kesadaran
untuk meningkatkan prestasinya. Berbagai cara yang ditempuh guru untuk
memotivasi peserta didiknya. Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa siswa, yaitu :
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajar siswa.
Banyak siswa belajar, yang utamanya adalah untuk memperoleh nilai
yang baik
46
Sardiman. Opcit, hal. (88-91) 47
Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press, 2003) cet. Ke-3 h.89
28
2) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada awal pembelajaran seharusnya guru terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa. Semakin jelas
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, semakin besar pula motivasi yang
ditimbulkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
3) Penghargaan
Penghargaan yang dimaksud adalah berupa hadiah dan pujian.
Penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi. Hal ini bertujuan
untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar untuk memperoleh sebuah
penghargaan dan pengakuan dari lingkungan sekitar
4) Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan motivasi untuk dapat menjadikan dirinya
maupun kelompoknya menjadi yang paling menonjol diantara yang
lainnya
5) Hukuman
hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasinya untuk belajar
6) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kemauan untuk belajar dalam diri
siswa
7) Menggunakan metode yang bervariasi
8) Menggunakan media pembelajaran yang sesuai
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Proses interaksi antara siswa dan guru, membutuhkan komponen-
komponen pendukung yang tidak dapat dilepaskan dari segi normatif, inilah yang
mendasari proses belajar mengajar. Motivasi itu terbagi dua bagian yaitu motivasi
29
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, maka seorang guru harus mengetahui apa saja
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah kematanagan anak, perhatian, pengetahuan mengenai hasil
motivasi, penghargaan dan hukuman, serta partisipasi. Dengan mengetahui faktor-
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka seorang
guru dapat memolah milih cara yang tepat dalam memberi motivasi terhadap
siswa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan
Mudijono.48
1) Cita-cita aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti
keinginan berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat
membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain sebagainya. Keberhasilan
mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di
kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.Timbulnya cita-cita
dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai
kehidupan.Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan
kepribadian. Setiap manusia yang hidup mempunyai cita-cita atau aspirasi
tertentu di dalam hidupnya termasuk di dalamnya yaitu belajar. Cita-cita
senantiasa dikejar dan diperjuangkan meskipun rintangan yang dihadapi
begitu banyaknya dalam mengejar cita-cita tersebut, seseorang akan tetap
berusaha semaksimal mungkin melalui rintangan tersebut demi cita-cita
yang ingin diraihnya. Dalam hal ini cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab dengan tercapainya
cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Oleh karena itu, cita-cita dan
aspirasi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
2) Kemampuan siswa
Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan
48
Dimyati dan Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Rhineka Cipta, 1999),
cet ke-2, h. 78
30
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Keberhasilan
membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup.
Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya.Secara
perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak yang semula
sukar mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi jasmanidan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah
akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat,
kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit
akan enggan belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan
perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa itu sehat ia
akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa tersebut dengan senang hati
membaca buku-buku pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti
sebelum sakit. Seseorang yang pada masa-masa sebelumnya mempunyai
motivasi belajar yang tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi
jasmani dan rohaninyaterganggu. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan
rohani siswa berpengaru pada motivasi belajar.
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal,
perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar.
Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan
memperkuat motivasi belajar. Oleh karena tu, kondisi lingkungan sekolah
yang sehat, kerukunan hidup ketertiban pergaulan perlu dipertinggi
mutunya.Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
31
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat
tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya
siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin
menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi
belajar. Dengan melihat tayangan televisi tentang pembangunan bidang
perikanan di Indonesia Timur misalnya, maka seorang siswa tertarik
minatnya untuk belajar dan bekerja di bidang perikanan. Pelajar yang
masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik
berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi
pembelajaran. Guru professional diharapkan mampu memanfaatkan surat
kabar, majalah, siaran radio, televise, dan sumber belajar di sekitar sekolah
untuk memotivasi belajar.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari
dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar
lima jam sehari. Rata-rata pergaulan guru dengan siswa di SD misalnya,
berkisar antara 10-20 menit per siswa.Intensitas pergaulan tersebut
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.Dengan kata-
kata yang arif seperti “suaramu membaca sangat merdu” saat siswa kelas
satu SD, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran
membaca.
Guru adalah pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya
mengharuskan dia belajar sepanjang hayat.Belajar sepanjang hayat tersebut
sejalan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga
dibangun. Guru tidak sendirian dalam belajar sepanjang hayat. Lingkungan
sosial guru, lingkungan budaya guru, dan kehidupan guru perlu
diperhatikan oleh guru.Sebagai pendidik, guru dapat memilah dan memilih
32
yang baik.Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut
sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar
sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut :
1) Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
2) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
3) Membina belajar tertib pergaulan
4) Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan
luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga,
lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa
sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat pendidikan tersebut.
Guru professional dituntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-
pusat pendidikan tersebut. Upaya mendidikkan belajar “tertib hidup”
merupakan kerja sama sekolah dan luar sekolah. Sebagai ilustrasi,
pendidikan “tertib hidup” itu meliputi pemeliharaan kebersihan,
pemeliharaan fasilitas umum, tertib lalu lintas, tertib pergaulan, dan tertib
hidup sebagai umat beragama.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Dian Arshinta dengan judul penelitian “Penerapan Strategi Ice
Breaking Sebagai Bentuk Kreativitas Guru Dalam Mengatasi Kebosanan
Siswa dalam Pembelajaran Bahasa China Di SMAN 1 Karanganyar.” Program
diploma III bahasa china, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS. Dari hasil
penelitian ini dapat menunjukkan bahwa dalam proses belajar bahasa china
siswa-siswi SMAN 1 Karang Anyer pernah dilanda rasa bosan. Cara untuk
mengatasi atau bahkan menghindari hal tersebut dibutuhkan kreatifitas guru
dan sarana yang mendukung dalam proses belajar. Salah satu yang bisa
dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan ice breaking dalam proses
33
bahasa china . berangkat dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan strategi ice breaking mampu mengatasi kebosanan siswa dalam
proses pembelajaran bahasa china.
2. Penelitian Wiwi Yuningsih (2007) yang berjudul , “ Hubungan Metode
Pemberian Tugas dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Agama
Islam”. Dari penelitiannya ditemukan peroleh nilai koefisien korelasi sebesar
0, 168. Nilai ini mencerminkan bahwa metode pemberian tugas dengan
motivasi belajar siswa secara kualitatif mempunyai hubungan yang tergolong
sangat lemah atau sangat rendah. Hal ini karena motivasi belajar siswa tidak
hanya dapat ditingkatkan dengan metode pemberian tugas saja tetapi juga ada
faktor lain. Hubungan yang lemah tersebut dapat dilihat dari perhitungan
koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasinya adalah 2, 8224 atau
dalam presentase = 0,03 %hal ini mencerminkan bahwa metode pemberian
tugas hanya dapat memberikan kontribusi atas peningkatan motivasi belajar
siswa sebesar 3%.
3. Hasil Penelitian Muhammad Ikhwanudin dengan judul penelitian “Motivasi
Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP AL_Matiin Ciputat Tangerang
Selatan. dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar Bahasa Indonesia
kelas VII SMP AL-Matiin Ciputat, Tangerang Selatan tergolong sangat tinggi.
Motivasi belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh bebrapa faktor, baik yang
berasal dari dalam diri individu (Intrinsik) yang mendorongnya melakukan
tindakan belajar seperti keinginan, cita-cita, dan minat. Maupun yang berasal
dari luar diri individu (ekstrinsik) seperti hadiah, hukuman dan persaingan.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan kegiatan pokok dari keseluruhan proses
pendidikan. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan yang dicapai tergantung dari
berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Akan
tetapi hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukungnya, yaitu guru, siswa,
strategi pengajaran serta fasilitas penunjang lainnya. Dari beberapa faktor
34
tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati
kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang
lain, guru sebagai subjek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan
itu sendiri. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila
tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas sehingga dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka tidak akan menimbulkan proses
pembelajaran yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran IPS, motivasi berperan penting sebagai daya
penggerak siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar IPS akan
terus rajin belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan, dan selalu berusaha
berprestasi sebaik mungkin. Siswa yang mampu mengembangkan motivasinya
dan mampu mengerahkan segala daya dan upaya untuk menguasai mata pelajaran
IPS niscaya ia akan memperoleh prestasi yang memuaskan dalam pelajaran IPS.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban para guru untuk melakukan usaha yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan berbagai macam usaha dalam
membangkitkan motivasi belajar diharapkan guru dapat menarik minat siswa agar
motivasinya semakin kuat dalam pelajaran IPS, karena hasil pembelajaran akan
memuaskan apabila didasari dengan adanya motivasi.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu sistematis,
terencana, dan terstruktur dengan jelas awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan
mengungkapkan fakta tentang faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS
siswa di kelas V SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa di SDIT
Insan Mulia Tangerang Selatan
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDIT Insan Mulia , yang
beralamatkan di Jl. Panti Asuhan Kp. Ceger, kelurahan jurang mangu barat,
kecamatan pondok Aren, kabupaten Tangerang yang dilakukan selama 3 bulan
dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.1
JADWAL KEGIATAN
No Bulan Minggu ke- Kegiatan
1. Februari 1 Wawancara guru
1. Maret 1 dan 2 Observasi dan wawancara siswa
2. 3 dan 4 Penyusunan instrumen penelitian
3. April 1 - 4 Kegiatan penelitian
4. Mei 1 dan 2 Pengolahan data dan analisis data
5. 3 dan 4 Penyusunan laporan penelitian
36
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan observasi
partisipasi pasif, artinya peneliti hanya mengamati serta melakukan
pencatatan dan tidak terlibat atau berpartisipasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam observasi, peneliti dibantu
oleh seorang teman sejawat agar pengamatan lebih tajam. Observasi ini
dilakukan untuk mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar IPS siswa pada tahap pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengecek data yang didapat melalui
observasi dan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam serta
untuk mengungkapkan data yang sulit dicari/ditemukan dengan cara
observasi. Wawancara dilaksanakan secara kontak langsung (tatap muka)
dengan sebelumnya membuat janji terlebih dahulu dengan guru mata
pelajaran IPS. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tentang faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar IPS dan bentuk usaha yang paling
banyak dilakukan guru dalam membangkitkan motivasi belajar IPS.
Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah
disusun.
3. Angket
Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui
usaha apa saja yang guru lakukan untuk tentang faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS dan bentuk usaha yang paling banyak
dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar IPS dilihat
dari sudut pandang siswa. Angket akan dibagikan diluar jam pelajaran,
sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
37
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang berisi pedoman dalam
melaksanakan pengamatan di dalam kelas, yaitu usaha guru dalam
membangkitkan motivasi belajar IPS siswa. Lembar observasi terdiri dari
beberapa butir pernyataan yang akan diberi tanda cek (√) apabila gejala
yang diamati muncul. Sebaliknya tidak memberi tanda cek apabila gejala
tersebut tidak muncul selama observasi dilakukan.
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek yang Diamati Keterangan
YA TIDAK
1. Pra Pembelajaran
Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media
Memeriksa kesiapan siswa
2. Kegiatan Awal Pembelajaran
Melakukan pengkondisian kelas
Memberikan motivasi
Melakukan apresiasi
Menyampaikan indkiator pencapaian kompetensi
3. Kegiatan Inti
Menjelaskan materi pelajaran
Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan
materi
Melaksanakan pembelajaran aktif
Memberikan penguatan pada peserta didik yang
sudah terampil menggunakan media pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
Memberikan respon terhadap pertanyaan dan
38
jawaban siswa
Memotivasi siswa untuk bertanya
Pemberian tugas
Kesesuaian media dengan materi dan strategi
Kesesuaian metode dalam pembelajaran
4. Kegiatan penutup
Menetapkan ketuntasan belajar
Melakukan konfirmasi
Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
Pemberian tugas rumah
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang Diamati Keterangan
YA TIDAK
1. Pra Pembelajaran
Siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
Kesiapan menerima pelajaran
2. Kegiatan Awal Pembelajaran
Mendengarkan instruksi dari guru
Menerima motivasi dari guru
Menjawab pertanyaan guru
Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang
hendak dicapai
3. Kegiatan Inti
Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran
Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan
materi
Mengerjakan soal yang diberikan dengan benar
4. Kegiatan penutup
Keterlibatan dalam memberi
39
rangkuman/kesimpulan
mencatat tugas rumah
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun sebagai pedoman untuk melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar IPS siswa dan bentuk usaha yang paling banyak dilakukan
oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar IPS siswa. Pedoman
wawancara berbentuk poin-poin pertanyaan yang berkaitan dengan faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa. Jenis wawancara dalam
penelitian ini adalah bebas terstruktur.
3. Angket
Angket digunakan untuk mendapatkan informasi tentang faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa di SDIT Insan Mulia Tangerang
Selatan menurut sudut pandang siswa. Angket berisi tentang faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa yang ditanyakan pada siswa.
Peneliti akan menggunakan angket tertutup, siswa tinggal memilih jawaban
yang telah tersedia. Hal ini karena menggunakan subjek penelitian yang
besar. Lembar angket terdiri dari 13 butir pernyataan yang terbagi menjadi
12 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif. Dalam setiap butir
pernyataan terdiri dari empat alternatif jawaban. Kriteria jawaban setiap
butir pernyataan dikelompokkan sebagai berikut : SL (selalu), SR (sering),
KK (kadang-kadang), TP (tidak pernah).
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
No Indikator Nomor Item
Jumlah Positif Negatif
1. Kesiapan dalam belajar 1, 10
2
40
2. Lingkungan dapat memotivasi siswa
5, 9, 11,
12, 13 5
3. Adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil dalam belajar 8 6 2
4. Adanya pemberian dan penghargaan
dalam proses belajar 2, 3, 4
3
6 Ulet menghadapi kesulitan 7
1
Jumlah pernyataan
13
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data mengacu pada model analisis dari Matthew B. Miles
dan A. Michel Huberman yaitu : 49
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan informasi atau data
yang diperlukan dalam penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian
singkat dan penggolongan data
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang
merupakan penyusunan informasi secara sistematis dari hasil reduksi data.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan upaya makna data, mencatat
keteraturan, dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara
sistematis dan diberi makna.
Berikut analisis data yang akan digunakan :
1. Analisis Hasil Observasi
49
Sugiyono , Metode Penelitian Bisnis (Bandung : Pusat Bahasa Depdiknas, 2003)h. 337
41
Hasil observasi tahap pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Data dari
hasil observasi dianalisis dengan cara mengatur dan mengelompokkan
sesuai dengan aspek yang diamati untuk menggambarkan faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS.
2. Analisis Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan guru dianalisis secara diskriptif untuk
melengkapi data dari hasil angket dan observasi, yaitu dengan cara
mengatur dan mengelompokkannya sesuai dengan aspek yang diamat.
Analisis Hasil Angket Angket terdiri dari pernyataan positif (+) dan
pernyataan negatif (-). Penskoran untuk pernyataan positif :
Skor 4 : untuk setiap jawaban selalu
Skor 3 : untuk setiap jawaban sering
Skor 2 : untuk setiap jawaban kadang-kadang
Skor 1 : untuk setiap jawaban tidak pernah
Penskoran untuk pernyataan negatif :
Skor 1 : untuk setiap jawaban selalu
Skor 2 : untuk setiap jawaban sering
Skor 3 : untuk setiap jawaban kadang-kadang
Skor 4 : untuk setiap jawaban tidak pernah
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara kuantitatif yang
dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa adanya.Hasil persentase
skor tiap butir pernyataan dikualifikasikan menggunakan tabel kualifikasi sebagai
berikut :50
50
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. Abdul Jabar, 2004: hal. 18
42
1. Menghitung persentase tiap butir pernyataan dengan menggunakan software
Spss
2. Membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam
hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P = Jumlah jawaban yang diharapkan
F = Number of cases (jumlah frekuensi/banyak individu)
N = angka preentase51
Kualifikasi hasil persentase skor tiap butir pernyataan
Presentase (%) kualifikasi
80% <persentase ≤ 100% Baik sekali
60% <persentase ≤ 80% Baik
40% <persentase ≤ 60% Cukup
20% <persentase ≤ 40% Kurang
0% ≤ persentase ≤ 20% Kurang sekali
G. Keabsahan Data
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa berukur
benar-benar merupakan variabel yang ingin di ukur, keabsahan ini dapat
dicapai dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperlukan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.52
Untuk menentukan validitas instrumen dilakukan dengan triangualasi sumber
data yaitu menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan
sumber perolehan data.
51
Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada 2012,
h. 43
52
Alsa, Asmadi. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2004.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi penelitian
Penelitian ini dilakukan Pada tanggal 5 maret 2014 di SDIT Insan
Mulia Tangerang selatan dengan melakukan observasi dikelas V dan
wawancara guru IPS kelas V. Berdasarkan hasil observasi langsung yang
dilakukan peneliti kepada guru IPS dalam kegiatan belajar mengajar di
SDIT Insan mulia, maka peneliti melakukan pendokumentasikan agar data
dan informasi yang diperoleh tidak lupa dan hilang, serta melakukan
wawancara langsung kepada guru untuk mendapatkan informasi yang valid
dan tidak ada kekeliruan, kemudian untuk melengkapi data penelitian, maka
penulis melakukan penyebaran angket kepada responden yang telah
ditentukan mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa.
1. Hasil Angket Motivasi Belajar IPS
Hasil angket ini terdiri dari 13 pertanyaan dengan 4 pernyataan
yang diberikan kepada 20 responden di kelas V di SDIT Insan Mulia
Tangerang Selatan. Data hasil angket penelitian ini berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS menurut siswa.
Berikut ini diuraikan perindikator soal
a. Guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran,
hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.1
Tabel 4.1 indikator butir soal 1
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
4
2
10
20
20%
20%
10%
50%
100%
44
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab guru selalu menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi
pelajaran sebanyak 20%, menjawab sering sebanyak 20%, menjawab
kadang-kadang 10%, dan adapula yang menjawab tidak pernah 50% dari
responden siswa yang berjumlah 20 orang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa alat peraga dapat memudahkan sarana belajar siswa agar
lebih memahami pelajaran. hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1
b. Guru memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai di bawah
rata-rata, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 indikator butir soal 2
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
4
1
11
20
20%
20%
5%
55%
100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
selalu sering kadang tidak pernah
45
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab guru yang selalu memberikan pelajaran tambahan jika siswa
mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 20%, yang menjawab sering
20%, kadang-kadang 5%, tidak pernah 55%. Terlihat dari hasil persentasi
diatas dapat dikatakan bahwa guru jarang memberikan pelajaran tambahan
jika siswa mendapat nilai dibawah rata-rata.Hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 4.2
c. Guru mengoreksi pekerjaan rumah maupun tugas IPS serta memberikan
nilai, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3
Tabel 4.3 indikator butir soal 3
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
6
8
6
0
20
30%
40%
30%
0%
100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
selalu sering kadang tidak pernah
46
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab guru mengoreksi pekerjaan rumah maupun tugas IPS serta
memberikan nilai yang menjawab selalu sebanyak 30%, menyatakan sering
40%, menyatakan kadang-kadang 30% dan tidak ada yang menyatakan tidak
pernah. Hal tersebut merupakan salah satu memberikan motivasi agar lebih
giat memahami pelajaran IPS.Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.3
d. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai
tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian
semester, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 indikator butir soal 4
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
2
3
6
9
20
10%
15%
30%
45%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
47
nilai tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian
semester yang menyatakan selalu 10%, menyatakan sering 15%, menyatakan
kadang-kadang 30%, dan yang menyatakan tidak pernah 45%. Dari hasil
diatas Terlihat kurangnya apresiasi guru terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat
dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 4.4
e. Suasana disekitar terasa nyaman, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.5
Tabel 4.5 indikator butir soal 5
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
5
6
8
1
20
25%
30%
40%
5%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab suasana disekitar terasa nyaman yang menyatakan selalu 25%,
menyatakan sering 30%, menyatakan kadang-kadang 40%, dan 5% yang
yang menyatakan tidak pernah. Dari hasil diatas Terlihat bahwa lingkugan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
selalu sering kadang tidak pernah
48
sekitar dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.Hal ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.5
f. Materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami, hal ini dapat dilihat
dalam tabel 4.6
Tabel 4.6 indikator butir soal 6
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
3
3
10
4
20
15%
15%
50%
20%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami yang
menyatakan selalu 15%, menyatakan sering 15%, menyatakan kadang-
kadang 50%, dan yang menyatakan tidak pernah 20%. Dari hasil diatas
Terlihat bahwa materi pelajaran IPS sulit dipahami siswa. Hal ini
dapatdilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.6
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
49
g. Menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab soal IPS sesuai dengan
kemampuan atau pendapat sayadalam pembelajaran hingga saya merasa
puas terhadap hasil yang telah di capai, hal ini dapat dilihat dalam table
4.7
Tabel 4.7 indikator butir soal 7
No Alternatif jawaban Frekuensi prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
5
7
6
2
20
25%
35%
30%
10%
100%
Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat
Siswa merasa puas terhadap hasil yang telah di capai yang menyatakan selalu
25%, menyatakan sering 35%, menyatakan kadang-kadang 30%, dan yang
menyatakan tidak pernah 10%. Hal tersebut sering diselesaikan tugas-tugas
oleh siswa dan menjawab soal IPS sesuai dengan kemampuan. Hal ini dapat
dilihat pada gambar berikut :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
selalu sering kadang tidak pernah
50
Gambar 4.7
h. Rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang
dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran
ini, hal ini dapat dilihat dalam table 4.8
Tabel 4.8 indikator butir soal 8
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
4
8
4
20
20%
20%
40%
20%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang
dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini
yang menyatakan selalu 20%, menyatakan sering 20%, menyatakan kadang-
kadang 40%, dan yang menyatakan tidak pernah 20%. Hal tersebut kadang-
kadang membuat siswa ingin tahu tentang pernyataan yang diberikan guru.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
selalu sering kadang tidak pernah
51
Gambar 4.8
i. Sarana dan prasarana memadai, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.9
Tabel 4.9 indikator butir soal 9
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
4
4
8
20
20%
20%
20%
40%
100%
Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab sarana dan prasarana memadai yang menyatakan selalu 20%,
menyatakan sering 20%, menyatakan kadang-kadang 20%, dan yang
menyatakan tidak pernah sebanyak 40%. Sarana dan prasarana yang
memadai dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Gambar 4.9
0%
10%
20%
30%
40%
50%
selalu sering kadang tidak pernah
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
52
j. Siswa bercanda ketika proses belajar dikelas, hal ini dapat dilihat dalam
tabel 4.10
Tabel 4.10 indikator butir soal 10
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
8
8
0
20
20%
40%
40%
0%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab siswa bercanda ketika proses belajar dikelas yang menyatakan
selalu 20%, menyatakan sering 40%, menyatakan kadang-kadang 40%, dan
tidak ada yang menyatakan tidak pernah. Terlihat dari hasil diatas bahwa
kondisi siswa dalam belajar tidak fokus.
Gambar 4.10
k. Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah, hal ini dapat
dilihat dalam tabel 4.11
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
53
Tabel 4.11 indikator butir soal 11
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
4
4
5
7
20
20%
20%
25%
35%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah yang
menyatakan selalu 20%, menyatakan sering 20%, menyatakan kadang-
kadang 25%, dan yang menyatakan tidak pernah 35%. Dari tabel diatas
bahwa orang tua kadang-kadang memantau kegiatan siswa di sekolah
Gambar 4.11
l. Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah, hal ini dapat dilihat
dalam tabel 4.12
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
selalu sering kadang tidak pernah
54
Tabel 4.12 indikator butir soal 12
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
2
4
8
6
20
10%
20%
40%
30%
100%
Dari tabel diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah yang
menyatakan selalu 10%, menyatakan sering 20%, menyatakan kadang-
kadang 40%, dan yang menyatakan tidak pernah 30%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa orang tua kadang-kadang memantau kegiatan belajar
dirumah
Gambar 4.12
m. Lingkungan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, hal ini dapat
dilihat dalam tabel 4.13
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
55
Tabel 4.13 indikator butir soal 13
No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi
1.
2.
3.
4.
5.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
jumlah
2
2
8
8
20
10%
10%
40%
40%
100%
Dari tabel di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa siswa yang
menjawab lingkungan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar yang
menyatakan selalu 10%, menyatakan sering10%, menyatakan kadang-kadang
40%, dan40 % yang menyatakan tidak pernah.hal ini dapat disimpulkan
bahwa lingkungan dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Gambar 4.13
2. Hasil Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan observasi yang
dilakukan di kelas V, maka diperoleh hasil bahwa ketika memulai
pelajaran IPS guru melakukan pendahuluan yaitu berdo‟a bersama dan
menyiapkan kondisi siswa dikelas. Sebelum menyampaikan materi
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
selalu sering kadang tidak pernah
56
pelajaran, terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaat dari materi yang akan dipelajari, tetapi tidak setiap kali pertemuan
guru menyampaikannya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi
yang dipelajari secara sekilas, dan Sebelum masuk ke dalam subbab baru,
guru tidak menuntun siswa untuk mengingat dan mengaitkan kembali
materi yang telah dipelajari pada materi pelajaran IPS pada pertemuan
sebelumnya, namun guru langsung masuk ke dalam materi pelajaran
menggunakan bahan ajar buku paket. Guru menyampaikan materi dengan
menuliskan di papan tulis dengan menggunakan main map dan
menjelaskan materi pelajaran IPS tentang “Menghargai Jasa dan Peranan
Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia”.
Ketika berlangsung kegiatan pembelajaran terlihat siswa masih
enggan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan hanya ada
beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru. Kurang
humorisnya guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan
berakibat siswa kurang antusias dan ada sebagian siswa yang mengobrol
sendiri. Selama pengamatan kegiatan pembelajaran, tidak didapati guru
yang menggunakan alat peraga dan kurang terlihat guru menggunakan
strategi pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi , kegiatan
pembelajaran hanya diisi dengan pemberian soal-soal dalam LKS.
Selama kegiatan pembelajaran, guru melibatkan siswa untuk aktif
menjawab soal di papan tulis. Setelah itu guru membahasnya bersama
dengan siswa yaitu dengan mengoreksi jawaban dan membenarkan yang
ditulis oleh siswa serta memancing siswa lain untuk menanggapi apabila
terdapat kekeliruan.
Pada saat kegiatan pengamatan terdapat siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Namun,
guru kurang mengawasi siswa dalam menjawab soal dan hanya
memberikan bimbingan secara individu kepada siswa yang bertanya. Guru
tidak memberikan nilai plus, pujian ataupun reward bagi siswa yang aktif
57
mengerjakan soal di papan tulis. Setelah semua siswa selesai menjawab
soal, guru memberikan penguatan namun tidak dalam bentuk pertanyaan
dan hanya menggunakan penjelasan kembali.
Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas
selama pembelajaran berlangsung.Pengamatan yang dilaksanakan secara
langsung oleh observer kepada peneliti dan siswa dari awal sampai akhir
pembelajaran. Hal ini dapat di lihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.14
Tabel Observasi Kegiatan Guru Selama Proses Pembelajaran
No Hal yang di amati Nilai
4 3 2 1
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
manfaat dari materi yang akan
dipelajari
√
2. Menggunakan alat peraga dalam
proses belajar mengajar
√
3. Membuka pelajaran dengan apersepsi
yang menarik
√
4. Menggunakan buku pelajaran yang
menarik.
√
5. Menggunakan lembar kegiatan siswa
(LKS)
√
6. Menggunakan OHP ataupun LCD
dalam menyajikan materi pelajaran
√
7. Menggunakan metode pembelajaran
yang menjadikan siswa aktif dan
tertarik belajar IPS
√
8. Menciptakan suasana humor,
kehangatan, dan menumbuhkan
√
58
keantusiasan
9. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan hasil
pekerjaannya.
√
10. Memberikan soal-soal latihan √
11. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya pada akhir
pembelajaran
√
12. Memberikan tugas kepada siswa √
13. Membimbing diskusi kelompok √
14. Memberikan bimbingan dan bantuan
bagi siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan
√
15. Membimbing siswa dalam membahas
soal latihan.
√
16. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan
memberikan nilai
√
17. Memberikan nilai plus bagi siswa
yang berani mengerjakan di depan
kelas
√
18. Memberikan teguran/sanksi bagi siswa
yang tidak mengerjakan soal latihan,
tugas maupun pekerjaan rumah
√
19. Memberikan pujian, penguatan,
ataupun hadiah bagi siswa
√
20. Memberikan tes dalam bentuk kuis
maupun ulangan harian
√
59
21. Mengajak siswa untuk menyaksikan
film pendidikan
√
22. Mengajak siswa berkaryawisata yang
berhubungan dengan IPS
√
23. Memperlihatkan kemajuan hasil
belajar siswa
√
Jumlah 4+26+27=57
Skor ideal 92
persentase 61,95%
Keterangan:
Nilai: 4 = sangat baik
3 = baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik
Berdasarkan hasil tabel aktivitas mengajar guru selama proses
pembelajaran diatas menunjukkan hasil persentase yaitu 61,95% dapat
dilihat bahwa guru memberikan soal-soal latihan, menjelaskan tujuan
pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari, menggunakan
buku pelajaran yang menarik, menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS),
menggunakan metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dan
tertarik belajar IPS, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil pekerjaannya, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya pada akhir pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa,
mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan memberikan nilai memberikan
teguran/sanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan soal latihan, tugas
maupun pekerjaan rumah termasuk kategori baik, dan Menggunakan alat
peraga dalam proses belajar mengajar, membuka pelajaran dengan
apersepsi yang menarik, menggunakan OHP ataupun LCD dalam
menyajikan materi pelajaran, menciptakan suasana humor, kehangatan,
60
dan menumbuhkan keantusiasan, membimbing diskusi kelompok,
memberikan bimbingan dan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan, membimbing siswa dalam membahas soal
latihan. memberikan nilai plus bagi siswa yang berani mengerjakan di
depan kelas, memberikan pujian, penguatan, ataupun hadiah bagi siswa,
memberikan tes dalam bentuk kuis maupun ulangan harian, mengajak
siswa untuk menyaksikan film pendidikan, mengajak siswa berkaryawisata
yang berhubungan dengan IPS, memperlihatkan kemajuan hasil belajar
siswa termasuk dalam kategori kurang baik.
Selain observer mengamati aktivitas guru, observer juga
mengamati aktivitas belajar siswa. Berikut ini tabel aktivitas belajar siswa,
hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15
Tabel Observasi Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran
No HAL YANG DIAMATI nilai
4 3 2 1
1 Sikap kesiapan siswa sebelum proses
pembelajaran
√
2 Menunjukkan antusias atau minat
dalam belajar
√
3 Menunjukkan strategi dalam
memecahkan masalah
√
4 Menjalin kerjasama kelompok √
5 Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran √
6 Menjawab pertanyaan guru dengan
baik
√
7 Mengerjakan soal yang diberikan
dengan benar
√
61
8 Mendengarkan penjelasan guru dengan
baik
√
9 Siswa tidak tegang dan takut selama
mengikuti pembelajaran
√
10 Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas
√
jumlah 12+ 24 =36
Skor ideal 92
persentase 39,13%
Keterangan:
Nilai: 4 = sangat baik
3 = baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik
Berdasarkan hasil tabel aktivitas belajar siswa diatas dan hasil persentase
yaitu 39,13 % dapat dilihat bahwa Sikap kesiapan siswa sebelum proses
pembelajaran, menunjukkan antusias atau minat dalam belajar,
menunjukkan strategi dalam memecahkan masalah,menjalin kerjasama
kelompok, keaktifan dalam kegiatan pembelajaran,mendengarkan
penjelasan guru dengan baik, Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas termasuk dalam kategori kurang baik, dan Siswa
tidak tegang dan takut selama mengikuti pembelajaran, mengerjakan soal
yang diberikan dengan benar, menjawab pertanyaan guru dengan baik
termasuk dalam kategori kurang baik.
3. Hasil wawancara
Wawancara dilakukan kepada 10 siswa, yang terdiri dari 6 orang
siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Pencatatan dilakukan oleh
62
peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dijadikan sebagai
sampel wawancara. Berikut ini diuraikan data secara garis besar.
a. Wawancara siswa
Dalam wawancara kepada 10 orang siswa, terdapat 7 orang
siswa yang merasa sulit mempelajari mata pelajaran IPS karena
mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPS kurang menarik dan
sulit, sehingga sebagian siswa mengobrol dan bercanda di dalam kelas
ketika kegiatan belajar dimulai. Terdapat 3 orang siswa yang
beranggapan bahwa mata pelajaran IPS akan lebih menarik jika
metode yang digunakan menggunakan permainan.
b. Wawancara guru
Dalam wawancara kepada guru IPS kelas V usaha guru
mempbangkitkan motivasi belajar IPS dalam kegiatan mengarahkan
siswa yaitu dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfat dari materi yang akan dipelajari, menunjukkan hasil ulangan
dan dengan cara membangun komunikasi dengan siswa-siswa, agar
terjadi interaksi dan keaktifan siswa. Usaha guru mempengaruhi
motivasi belajar IPS dalam Mengaktifkan/Meningkatkan Kegiatan
siswa yaitu dengan menggunakan Media, metode, dan alat peraga
tergantung dari materi yang akan disampaikan, serta memberi
kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan dan mengerjakan
soal. Usaha guru mempengaruhi motivasi belajar IPS dalam
memberikan bantuan dan dukungan yaitu dengan cara membimbing
jika siswa mengalami kesulitan memberikan pujian. memberikan
teguran dan sanksi
B. Pembahasan
Pada awal pertemuan, peneliti mengobservasi guru pada saat
menjelaskan materi pembelajaran, kemudian menjelaskan tujuan
pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Dalam
mengajar, guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses belajar
63
mengajar. Guru tidak mengkaitkan pada materi pelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan hanya menggunakan bahan ajar berupa buku paket dan
LKS.
Media yang digunakan guru hanya papan tulis dan sarana yang
ada disekitar kelas. metode pembelajaran yang digunakan guru adalah
metode pembelajaran langsung. guru cukup mampu mengkondisikan siswa
untuk menerima pelajaran. Guru kurang humoris sehingga siswa kurang
antusias dan ada sebagian yang mengobrol sendiri. Dalam setiap kegiatan
belajar, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
hasil pekerjaannya. Guru membangkitkan keaktifan siswa dengan
menawarkan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
Guru memberikan soal latihan yang diambil dari bahan ajar. Di
sela-sela pembelajaran salah satu siswa bertanya mengenai soal yang telah
ia kerjakan dibuku, kemudian pertanyaan dibahas bersama-sama. Guru
tidak membentuk siswa dalam kelompok-kelompok. guru tidak berkeliling
kelas untuk mengontrol dan hanya memberikan bimbingan secara individu
jika ada siswa yang bertanya. Sebagian soal latihan yang diberikan dibahas
dengan cara siswa mengerjakan hasil jawaban di papan tulis, kemudian
guru membahasnya bersama dengan siswa-siswa.
Semua soal-soal latihan Dikoreksi secara individu dengan
berkeliling di setiap meja dan memberikan sedikit penjelasan di papan
tulis. Guru tidak diberikan nilai plus bagi siswa yang telah mengerjakan
soal di papan tulis. Siswa mengerjakan soal latihan, sehingga tidak ada
yang mendapat teguran dari guru . guru memberikan penguatan namun
tidak memberikan apresiasi berupa pujian ataupun hadiah bagi siswa yang
telah mengerjakan soal di papan tulis.
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu cita-cita
aspirasi siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan belajar siswa, unsur-
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Upaya guru dalam
membelajarkan siswa. Salah satu faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh
peran guru disekolah karena peran guru sangat penting bagi siswa untuk
64
meningkatkan motivasi belajar IPS. Untuk itu, guru diharapkan memiliki
cara mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran IPS yang akan
disampaikan. Sehingga, siswa antusias dan memahami mata pelajaran IPS
dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar di kelas yaitu faktor guru yang harus bisa menguasai kelas dan
menguasai materi pelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang
bervariasi dengan metode yang cocok pada tiap materi. Setelah melakukan
observasi penulis memberikan angket kepada siswa
Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa kelas V di
SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan dapat diperoleh hasil jawaban angket
bahwa guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi
pelajaran yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 50%, Guru
memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai di bawah rata-
rata yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 55%, Guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam mata
pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian semester yang menjawab
“tidak pernah” sebanyak 45%, Suasana disekitar terasa nyaman yang
menjawab “kadang-kadang”sebanyak 40%, Materi pembelajaran IPS ini
lebih mudah dipahami yang menjawab “kadang-kadang”sebanyak 50%,
Menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab soal IPS sesuai dengan
kemampuan atau pendapat saya dalam pembelajaran hingga saya merasa
puas terhadap hasil yang telah di capai yang menjawab “sering” sebanyak
35%, Rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang
dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran
ini yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40%, Sarana dan prasarana
memadai yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 40%, Siswa bercanda
ketika proses belajar dikelas yang menjawab “sering” sebanyak 40%,
Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah yang menjawab
“tidak pernah” sebanyak 35%, Orang tua memantau kegiatan belajar siswa
di rumah yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40%, Lingkungan
65
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar yang menjawab “kadang-
kadang” sebanyak 40%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia
Tangerang Selatan yaitu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat
mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V SDIT
Insan Mulia yaitu sebagai berikut:
1. cita-cita aspirasi siswa
Setiap manusia yang hidup mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di
dalam hidupnya termasuk di dalamnya yaitu belajar. Dalam hal ini cita-
cita akan memperkuat motivasi belajar baik secara intrinsik maupun
ekstrinsik. Sebab dengan tercapainya cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar seseorang. Berdasarkan hasil perhitungan
angket pada indikator 1 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase
sebanyak 40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi siswa berada dalam keterangan cukup.
2. Kemampuan siswa
Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya.Keinginan membaca perlu dibarengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan
pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan
hatinya.Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak
yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Berdasarkan hasil
perhitungan angket pada indikator 2 dengan 2 butir soal diperoleh data
persentase sebanyak 40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup
67
3. kondisi siswa
Seseorang yang pada masa-masa sebelumnya mempunyai motivasi
belajar yang tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi
jasmani dan rohaninyaterganggu. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan
rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar Berdasarkan hasil
perhitungan angket pada indikator 3 dengan 2 butir soal diperoleh data
persentase sebanyak 40 %. dari 20 jumlah siswa Maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup
4. kondisi lingkungan belajar siswa.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, anvcaman rekan yang nakal,
perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar.
Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun,
akan memperkuat motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket
pada indikator 4 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase sebanyak
40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
siswa berada dalam keterangan cukup
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan
tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan
budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film
semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket
pada indikator 5 dengan 3 butir soal diperoleh data persentase sebanyak
35 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
siswa berada dalam keterangan kurang
68
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan
puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar lima
jam sehari. Rata-rata pergaulan guru dengan siswa di SD misalnya,
berkisar antara 10-20 menit per siswa. Intensitas pergaulan tersebut
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.Dengan kata-
kata yang arif seperti “suaramu membaca sangat merdu” saat siswa kelas
satu SD, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran
membaca. Oleh karena itu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat
mempengaruhi motivasi siswa. Berdasarkan hasil perhitungan angket
pada indikator 6 dengan 4 butir soal diperoleh data persentase sebanyak
26 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
siswa berada dalam keterangan kurang.
B. Saran
1. Bagi peneliti, hendaknya memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Bagi siswa, hendaknya lebih meningkatkan keaktifan dalam belajar IPS
dan fokus dalam kegiatan belajar.
3. Bagi guru, hendaknya lebih meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam
pembelajaran IPS agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi saat
pembelajaran IPS
4. Bagi sekolah, hendaknya lebih memperhatikan fasilitas yang digunakan
pada pembelajaran IPS dalam rangka memotivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudjono. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. Abdul Jabar, 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka cipta.
Azhari, Akyas, 2004. psikologi umum dan perkembanganJakarta : Teraju.
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Daldjoeni, N. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung :Alumni
Dimyati dan Mudijono, 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rhineka
Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Jakarta : Rineka Cipta.
Hendarman, dkk. 2013. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan: Pengetahuan
Tentang Penilaian Hasil Belajar (Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Indriasih, Aini. 2005 Jurnal Pendidikan: Pembelajaran Terpadu Dalam
Pengajaran IPS Di Kelas III SD Garung Lor Kaliwungu Kabupaten
Kudus Jakarta: Universitas Terbuka.
Ischak, dkk. 2005. Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Iska, Zikri Neni, 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan
(Jakarta : Kizi Brothers’s.
Makmun, Abin Syamsydin. 2009. Psikologi pendidikan perangkat sistem
pengajaran modul bandung: remaja rosdakarya.
Muchtar, Al, Suwarma, dkk 2008. Pendidikan IPS Jakarta: Universitas Terbuka
Muhibbin Syah, 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikoloagi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rasyad, Aminudin. 2003 Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka
Press.
Sabri, M Alisuf . 1991. Pengantar Psikologi umum dan perkembangan, ( Jakarta
: Pedoman Ilmu Jaya.
Sabri, M Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI
PRESS.
Sardiman, A. M, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta :
Rajagrafindo Persada,
S Etin dan Raharjo, 1992. Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran
IPS, Jakarta : Bumi Aksara.
Slameto, 2002. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta.
S. Nasution. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar Jakarta: Bumi Aksara,
Sukmadianata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(Bandung : Remaja Rosdakarya,
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM
(Yogyakarta: Pustaka Belajar,
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung
: Remaja Rosdakarya.
yamsydin makmun, psikologi pendidikan perangkat sistem pengajaran modul
(bandung: remaja rosdakarya, 2009
Trianto. 2007 Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar 1995, Metodologi Pengajaran Agama dan
Bahasa Arab Jakarta : RajaGrafindo Persada
ANGKET
Petunjuk pengisisan :
1. Melalui angket ini, Anda diminta memberikan pendapat Anda terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar IPS
2. Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang telah disediakan, yang menurut pendapat
Anda paling tepat.
Pilihan jawaban :
S L : selalu
SR : sering
KK : kadang-kadang
TP : tidak pernah
3. Anda cukup memberi tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pandangan dan
keadaan Anda.
4. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah.
No Pernyataan SL SR KK TP
1. Guru menggunakan alat peraga dan metode
yang bervariasi dalam menyampaikan
materi pelajaran
2. Guru memberikan pelajaran tambahan jika
siswa mendapat nilai di bawah rata-rata
3. Guru mengoreksi pekerjaan rumah maupun
tugas IPS serta memberikan nilai
4. Guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada
mata pelajaran IPS pada hasil ulangan
ataupun ujian semester
5. Suasana disekitar terasa nyaman
6. Materi pembelajaran IPS ini lebih mudah
dipahami
7. Menyelesaikan tugas-tugas dalam
pembelajaran ini membuat Siswa merasa
puas terhadap hasil yang telah di capai
8. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak
oleh pertanyaan yang dikemukakan dan
masalah yang diberikan guru pada materi
pembelajaran ini.
9. Sarana dan prasarana memadai
10. Siswa bercanda ketika proses belajar
dikelas
11. Orang tua memberikan motivasi belajar
kepada siswa
12. Orang tua memantau kegiatan belajar
siswa di rumah
13. Lingkungan memotivasi siswa untuk lebih
giat belajar
LEMBAR OBSERVASI TAHAP PEMBELAJARAN
Nama Guru : Ahmad .Aji
Kelas : .V (lima
Jumlah Siswa : .22 siswa
Pokok Bahasan : Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia”.
Hari, Tanggal : 6 februari 2014
No Aspek yang Diamati
Nilai Deskripsi
4 3 2 1
1. Menjelaskan tujuan
pembelajaran dan manfaat
dari materi yang akan
dipelajari
√
Langsung menuju
pada latihan soal.
2. Menggunakan alat peraga
dalam proses belajar
mengajar.
√
Tidak
menggunakan alat
peraga.
3. Membuka pelajaran dengan
apersepsi yang menarik.
√
Tidak Mengkaitkan
pada materi
pelajaran pada
pertemuan
sebelumnya
4. Menggunakan buku pelajaran
yang menarik.
√
Menggunakan
bahan ajar buku
paket
5. Menggunakan lembar
kegiatan siswa (LKS)
√
Menggunakan LKS
6. Menggunakan OHP ataupun
LCD dalam menyajikan
√
Menggunakan
papan tulis.
materi pelajaran
7. Menggunakan metode
pembelajaran yang
menjadikan siswa aktif dan
tertarik
√
Menggunakan
metode
pembelajaran
langsung, guru
mampu
mengkondisikan
siswa untuk
menerima pelajaran
8. Menciptakan suasana humor,
kehangatan, dan
menumbuhkan keantusiasan
√
Kurang humor
sehingga siswa
tidak begitu
antusias dan ada
sebagian yang
mengobrol sendiri.
9. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan hasil
pekerjaannya.
√
Dengan
menawarkan
kepada siswa untuk
mengerjakan soal
latihan. Siswa
mengerjakan di
papan tulis.
10. Memberikan soal-soal
latihan.
√
Guru memberikan
soal latihan yang
diambil dari bahan
ajar
11. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
pada akhir pembelajaran
√
salah satu siswa
bertanya mengenai
soal yang telah ia
kerjakan dibuku,
kemudian
pertanyaan dibahas
bersama-sama.
12. Memberikan tugas kepada
siswa
√
Memberikan
pekerjaan tugas
untuk mengerjakan
soal pilihan ganda
yang terdapat
dalam bahan ajar
13. Membimbing diskusi
kelompok
√
Guru tidak
membentuk siswa
dalam kelompok-
kelompok
14. Memberikan bimbingan dan
bantuan bagi siswa yang
kesulitan dalam mengerjakan
soal latihan.
√
Tidak Berkeliling
mengontrol dan
hanya memberikan
bimbingan secara
individu jika ada
siswa yang
bertanya.
15. Membimbing siswa dalam
membahas soal latihan.
√
Sebagian soal
dibahas dan Siswa
mengerjakan hasil
jawaban di papan
tulis, kemudian
guru membahasnya
bersama dengan
siswa-siswa
16. Mengoreksi hasil pekerjaan
siswa dan memberikan nilai.
√
Dikoreksi secara
individu dengan
berkeliling di setiap
meja dan
memberikan sedikit
penjelasan di papan
tulis
17. Memberikan nilai plus bagi
siswa yang berani
mengerjakan di depan kelas
√
Tidak diberikan
nilai plus bagi
siswa yang telah
mengerjakan di
papan tulis.
18. Memberikan teguran/sanksi
bagi siswa yang tidak
mengerjakan soal latihan,
tugas maupun pekerjaan
rumah.
√
Siswa mengerjakan
latihan soal,
sehingga tidak ada
yang mendapat
teguran dari guru
19. Memberikan pujian,
penguatan, ataupun hadiah
bagi siswa.
√
Memberikan
penguatan namun
Tidak ada pujian
ataupun hadiah bagi
siswa yang telah
mengerjakan di
papan tulis.
20. Memberikan tes dalam
bentuk kuis maupun ulangan
harian.
√
Tidak ada kuis
maupun ulangan
harian
21. Mengajak siswa untuk
menyaksikan film pendidikan
√
Pembelajaran
dilaksanakan di
dalam kelas.
22. Mengajak siswa
berkaryawisata yang
berhubungan dengan IPS
√
Pembelajaran
dilaksanakan di
dalam kelas
23. Memperlihatkan kemajuan
hasil belajar siswa
√
Tidak mengevaluasi
hasil dari tugas-
tugas
PEDOMAN WAWANCARA
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar IPS
Bentuk : Wawancara bebas terstruktur
Subjek : Guru mata pelajaran IPS
Nama Guru : .................................................................
Hari, Tanggal : .................................................................
Waktu : .................................................................
Tempat : .................................................................
Pertanyaan Jawaban responden
1. Menurut Bapak/Ibu, pentingkah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaat dari materi yang akan
dipelajari? Apakah Bapak/Ibu
menyampaikannya setiap awal
pembelajaran?
Menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran merupakan hal penting.
Kadang-kadang saja dalam
menyampaikannya
2. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyajikan
materi kepada siswa? Bagaimana
dengan alat peraga, media, metode, dan
sumber belajarnya?
Kalau media, metode, dan alat peraga
tergantung pada materi yang disampaikan.
Ada materi yang bisa dengan media tertentu
dan metode itu juga tergantung dari materi
yang akan disampaikan. Mengenai sumber
belajar, kita menggunakan bahan ajar yang
sudah disiapkan sendiri ditambah dengan
sumber belajar yang lain dari buku-buku
yang lain.
3. Menurut pendapat Bapak/Ibu
bagaimana bila seorang guru mengajak
belajar siswanya dengan menyaksikan
film pendidikan maupun karyawisata
Hal tersebut baik dilakukan, namun
Saya belum pernah menerapkannya kepada
siswa-siswa.
pendidikan? Apakah Bapak/Ibu pernah
menerapkannya kepada siswa-siswa?
4. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk
menciptakan kondisi belajar yang
menyenangkan?
Dengan cara membangun komunikasi dengan
siswa-siswa, agar terjadi interaksi dan
keaktifan siswa.
5. Kesempatan seperti apakah yang
Bapak/Ibu berikan kepada siswa agar
siswa memiliki keberanian untuk
mencoba dan berpartisipasi?
Dengan memberikan pertanyaan, tugas ke
depan. karena Semua siswa mempunyai hak
yang sama.
6. Kapan Bapak/Ibu memberikan ulangan
maupun kuis kepada siswa-siswa?
Kalau kuis itu bisa diawal pelajaran atau
ditengah atau diakhir pelajaran. Kalau
ulangan harian setelah satu bab selesai atau
satu pokok bahasan selesai.
7. Bagaimana frekuensi pemberian soal-
soal latihan, tugas, maupun pekerjaan
rumah yang Bapak/Ibu berikan?
Setiap satu RPP selalu saya berikan soal-soal
latihan. Jadi, boleh dikatakan setiap kali
setelah pertemuan diberikan soal latihan
ataupun pekerjaan rumah
8. Apakah Bapak/Ibu menyampaikan atau
menunjukkan kemajuan pencapaian
seorang siswa dalam prestasi
belajarnya?
Saya tunjukkan dengan hasil dari ulangan
atau mungkin juga dengan aktivitas di dalam
kelas seperti misalnya menanyakan tentang
hasil-hasil pekerjaan yang kemarin
dibandingkan dengan yang berikutnya
9. Kemudahan dan bantuan belajar seperti
Setiap kali ada kesulitan saya memberi
apakah yang Bapak/Ibu berikan kepada
siswa?
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Sesuai dengan permintaan siswa. Saya
menganjurkan kepada siswa untuk bertanya
boleh di kelas, diluar kelas maupun datang ke
rumah jika ada yang mau bertanya.
10. Apakah Bapak/Ibu sering memberikan
pujian, ganjaran, hadiah, penguatan
kepada siswa? Bentuknya apa?
Pujian biasanya dengan mengatakan “bagus”,
“betul”, dan sejenisnya
11. Bilamana Bapak/Ibu memberikan sanksi
ataupun teguran kepada siswa? Bentuk
sanksi dan teguran seperti apa yang
Bapak/Ibu terapkan kepada siswa?
Bagi anak yang tidak rajin tentu saya
nasehati. Saya memberikan sanksi kepada
siswa jika tidak membuat pekerjaan rumah,
sanksi peringatan atau mengerjakan
pekerjaan rumah dilain waktu
12. Dari bentuk-bentuk usaha tersebut,
usaha apa yang paling banyak
Bapak/Ibu lakukan untuk
mempengaruhi motivasi belajar IPS
Bentuk usaha dilakukan yaitu memberikan
motivasi-motivasi agar anak senang terhadap
IPS dan juga memberikan latihan-latihan soal
untuk ketercapaian kemampuannya
13. Bapak/Ibu telah memberikan motivasi,
tetapi belum tentu siswa termotivasi.
Usaha apa yang akan Bapak/Ibu
lakukan selanjutnya?
Biasanya saya panggil anak yang memang
belum termotivasi, kemudian diajak dialog.
dan berusaha menggali kenapa anak tersebut
tidak memiliki motivasi. Kemudian saya
tanya orang tuanya (Bapak Ibunya), setelah
itu saya akan tahu sejauh mana orang tua
memotivasi anak, setelah itu saya
memberikan support terhadap anak agar dia
lebih menyenangi pelajaran atau lebih aktif
dalam hal belajar IPS
14. Dalam menyampaikan pembelajaran
IPS, apakah Bapak/Ibu pernah
mengajak siswa Studi tour terkait
pembelajaran IPS? Jika pernah, kemana
dan alasan apa?
Studi tour pernah namun tidak berkaitan
dengan pembelajaran IPS
15. Motivasi seperti apa yang Bapak/Ibu
gunakan dalam kegiatan belajar IPS ?
Memotivasinya dengan menceritakan
sejarah-sejarah Indonesia dan mrenjelaskan
manfaat mempelajari IPS
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar IPS
Bentuk : Wawancara bebas terstruktur
Subjek : Siswa kelas V
Nama Guru : .................................................................
Hari, Tanggal : .................................................................
Waktu : .................................................................
Tempat : .................................................................
Pertanyaan Jawaban Responden
1. Dalam kegiatan belajar, apakah pembelajaran
yang disampaikan menarik? Apa alasanmu
Kadang-kadang menarik, karena
pelajaran IPS sulit
2. Pembelajaran seperti apa yang menurutmu
menyenangkan?
Pembelajaran yang ada
permainannya
3. Apakah guru memberikan teguran kepada siswa
yang mengobrol ketika belajar?
Iya, dan memarahinya
4. Apakah siswa menyukai pelajaran IPS ? dan apa
alasannya?
Ada beberapa yang suka pelajaran
IPS dan sebagian tidak suka karena
merasa sulit
5. Apakah gurumu menyenangkan dalam kegiatan
belajar IPS ?
Biasa saja
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Kelas : .V (lima
Jumlah Siswa : .22 siswa
Pokok Bahasan : Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia”.
Hari, Tanggal : 6 februari 2014
No HAL YANG DIAMATI nilai
4 3 2 1
1 Sikap kesiapan siswa sebelum proses
pembelajaran
√
2 Menunjukkan antusias atau minat
dalam belajar
√
3 Menunjukkan strategi dalam
memecahkan masalah
√
4 Menjalin kerjasama kelompok √
5 Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran √
6 Menjawab pertanyaan guru dengan
baik
√
7 Mengerjakan soal yang diberikan
dengan benar
√
8 Mendengarkan penjelasan guru dengan
baik
√
9 Siswa tidak tegang dan takut selama
mengikuti pembelajaran
√
10 Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas
√
GET
FILE='G:\spss ufi.sav'.
DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.
CORRELATIONS
/VARIABLES=butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9
butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16
butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir25
butir26 butir27 butir28 butir29 butir30 butir31
butir32 butir33 butir34 butir35 butir36 butir37 butir38 butir39 butir40
butir41 butir42 butir43 butir44 butir45 butir46 butir47
butir48 butir49 butir50 butir51 Butir_Total
/PRINT=ONETAIL NOSIG
/MISSING=LISTWISE.
Correlations
Notes
Output Created 17-Sep-2014 09:44:13
Comments
Input Data G:\spss ufi.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 22
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing data for any variable used.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=butir1 butir2 butir3
butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9
butir10 butir11 butir12 butir13 butir14
butir15 butir16 butir17 butir18 butir19
butir20 butir21 butir22 butir23 butir24
butir25 butir26 butir27 butir28 butir29
butir30 butir31
butir32 butir33 butir34 butir35
butir36 butir37 butir38 butir39 butir40
butir41 butir42 butir43 butir44 butir45
butir46 butir47 butir48 butir49 butir50
butir51 Butir_Total
/PRINT=ONETAIL NOSIG
/MISSING=LISTWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.109
Elapsed Time 00:00:00.094
[DataSet1] G:\spss ufi.sav
Correlationsa
buti
r1
buti
r2
buti
r3
buti
r4
buti
r5
buti
r6
buti
r7
buti
r8
buti
r9
buti
r10
buti
r11
buti
r12
buti
r13
buti
r14
buti
r15
buti
r16
butir
1
Pearson
Correlati
on
1 .27
9
.34
2
-.34
4
.34
5
-.34
2
.04
9
.23
7
.19
8
-.04
9
.17
3
.20
7
.16
8
.11
9
.00
7
.21
9
Sig.
(1-tailed)
.10
4
.06
0
.05
8
.05
8
.05
9
.41
4
.14
4
.18
9
.41
4
.22
1
.17
8
.22
8
.29
8
.48
8
.16
3
butir
2
Pearson
Correlati
on
.27
9 1
-.10
7
-.07
6
.46
0*
-.18
7
-.19
7
.21
1
.14
3
-.01
5
-.06
1
-.08
9
-.31
9
.13
0
.11
8
.19
5
Sig.
(1-tailed)
.10
4
.31
8
.36
8
.01
6
.20
2
.19
0
.17
3
.26
3
.47
3
.39
4
.34
7
.07
4
.28
2
.30
0
.19
3
butir
3
Pearson
Correlati
on
.34
2
-.10
7 1
-.39
3*
.21
2
-.56
4**
-.32
3
.26
7
.20
1
.43
3*
.08
8
-.25
5
.47
4*
-.11
0
.49
0*
-.03
6
Sig.
(1-tailed)
.06
0
.31
8
.03
5
.17
1
.00
3
.07
1
.11
5
.18
5
.02
2
.34
8
.12
6
.01
3
.31
4
.01
0
.43
7
butir
4
Pearson
Correlati
on
-.34
4
-.07
6
-.39
3*
1 -.13
6
.47
8*
.48
1*
-.21
8
-.29
4
-.08
4
.18
2
.04
4
-.18
9
-.11
3
-.17
6
-.41
3*
Sig.
(1-tailed)
.05
8
.36
8
.03
5
.27
3
.01
2
.01
2
.16
5
.09
2
.35
5
.20
8
.42
3
.20
0
.30
8
.21
7
.02
8
butir
5
Pearson
Correlati
on
.34
5
.46
0*
.21
2
-.13
6 1
-.40
7*
-.10
4
.60
0**
.64
1**
.12
3
.05
2
-.05
9
-.25
4
.10
3
.00
0
.25
9
Sig.
(1-tailed)
.05
8
.01
6
.17
1
.27
3
.03
0
.32
2
.00
2
.00
1
.29
3
.41
0
.39
7
.12
7
.32
3
.50
0
.12
2
butir Pearson -.34 -.18 -.56 .47 -.40 1 .38 .00 -.22 -.19 .02 .27 -.09 .30 -.15 .00
6 Correlati
on
2 7 4** 8
* 7
* 2
* 0 8 6 4 1 3 8 6 0
Sig.
(1-tailed)
.05
9
.20
2
.00
3
.01
2
.03
0
.04
0
.50
0
.15
4
.19
1
.45
8
.11
1
.34
0
.08
2
.24
4
.50
0
butir
7
Pearson
Correlati
on
.04
9
-.19
7
-.32
3
.48
1*
-.10
4
.38
2*
1 -.07
2
-.04
9
-.22
5
.10
2
.47
6*
.01
3
.00
4
-.11
7
.05
5
Sig.
(1-tailed)
.41
4
.19
0
.07
1
.01
2
.32
2
.04
0
.37
6
.41
5
.15
7
.32
6
.01
3
.47
7
.49
2
.30
2
.40
3
butir
8
Pearson
Correlati
on
.23
7
.21
1
.26
7
-.21
8
.60
0**
.00
0
-.07
2 1
.50
3**
.27
7
.12
2
.13
4
-.08
0
.34
5
-.00
5
.40
6*
Sig.
(1-tailed)
.14
4
.17
3
.11
5
.16
5
.00
2
.50
0
.37
6
.00
9
.10
6
.29
5
.27
6
.36
2
.05
8
.49
2
.03
0
butir
9
Pearson
Correlati
on
.19
8
.14
3
.20
1
-.29
4
.64
1**
-.22
8
-.04
9
.50
3**
1 .26
1
.08
7
-.00
7
-.16
6
.22
0
.10
0
.34
7
Sig.
(1-tailed)
.18
9
.26
3
.18
5
.09
2
.00
1
.15
4
.41
5
.00
9
.12
1
.34
9
.48
8
.23
0
.16
3
.33
0
.05
7
butir
10
Pearson
Correlati
on
-.04
9
-.01
5
.43
3*
-.08
4
.12
3
-.19
6
-.22
5
.27
7
.26
1 1
-.01
3
.17
2
.15
8
.10
1
.47
8*
.33
8
Sig.
(1-tailed)
.41
4
.47
3
.02
2
.35
5
.29
3
.19
1
.15
7
.10
6
.12
1
.47
7
.22
1
.24
1
.32
7
.01
2
.06
2
butir
11
Pearson
Correlati
on
.17
3
-.06
1
.08
8
.18
2
.05
2
.02
4
.10
2
.12
2
.08
7
-.01
3 1
.14
5
.22
8
-.20
4
.17
6
-.43
8*
Sig.
(1-tailed)
.22
1
.39
4
.34
8
.20
8
.41
0
.45
8
.32
6
.29
5
.34
9
.47
7
.25
9
.15
3
.18
2
.21
7
.02
1
butir
12
Pearson
Correlati
on
.20
7
-.08
9
-.25
5
.04
4
-.05
9
.27
1
.47
6*
.13
4
-.00
7
.17
2
.14
5 1
.21
2
.03
5
.16
6
.30
1
Sig.
(1-tailed)
.17
8
.34
7
.12
6
.42
3
.39
7
.11
1
.01
3
.27
6
.48
8
.22
1
.25
9
.17
2
.43
8
.23
1
.08
7
butir
13
Pearson
Correlati
on
.16
8
-.31
9
.47
4*
-.18
9
-.25
4
-.09
3
.01
3
-.08
0
-.16
6
.15
8
.22
8
.21
2 1
-.05
6
.36
2*
-.04
8
Sig.
(1-tailed)
.22
8
.07
4
.01
3
.20
0
.12
7
.34
0
.47
7
.36
2
.23
0
.24
1
.15
3
.17
2
.40
2
.04
9
.41
5
butir
14
Pearson
Correlati
on
.11
9
.13
0
-.11
0
-.11
3
.10
3
.30
8
.00
4
.34
5
.22
0
.10
1
-.20
4
.03
5
-.05
6 1
-.23
3
.64
6**
Sig.
(1-tailed)
.29
8
.28
2
.31
4
.30
8
.32
3
.08
2
.49
2
.05
8
.16
3
.32
7
.18
2
.43
8
.40
2
.14
8
.00
1
butir
15
Pearson
Correlati
on
.00
7
.11
8
.49
0*
-.17
6
.00
0
-.15
6
-.11
7
-.00
5
.10
0
.47
8*
.17
6
.16
6
.36
2*
-.23
3 1
-.13
4
Sig.
(1-tailed)
.48
8
.30
0
.01
0
.21
7
.50
0
.24
4
.30
2
.49
2
.33
0
.01
2
.21
7
.23
1
.04
9
.14
8
.27
6
butir
16
Pearson
Correlati
on
.21
9
.19
5
-.03
6
-.41
3*
.25
9
.00
0
.05
5
.40
6*
.34
7
.33
8
-.43
8*
.30
1
-.04
8
.64
6**
-.13
4 1
Sig.
(1-tailed)
.16
3
.19
3
.43
7
.02
8
.12
2
.50
0
.40
3
.03
0
.05
7
.06
2
.02
1
.08
7
.41
5
.00
1
.27
6
butir
17
Pearson
Correlati
on
.11
9
.27
2
.00
9
.26
7
.10
3
-.07
1
.34
5
-.04
6
.08
7
.04
4
-.10
7
.03
5
.08
6
.03
7
.17
6
-.01
6
Sig.
(1-tailed)
.29
8
.11
0
.48
4
.11
5
.32
3
.37
7
.05
8
.42
0
.34
9
.42
3
.31
7
.43
8
.35
2
.43
5
.21
7
.47
1
butir
18
Pearson
Correlati
on
.08
2
.23
4
.38
2*
-.31
0
.42
0*
-.60
9**
-.29
9
-.00
7
.23
3
.14
4
.05
6
-.21
1
.19
8
-.13
9
.32
7
-.03
0
Sig.
(1-tailed)
.35
8
.14
7
.04
0
.08
0
.02
6
.00
1
.08
8
.48
8
.14
9
.26
1
.40
2
.17
3
.18
8
.26
8
.06
8
.44
8
butir
19
Pearson
Correlati
on
.05
4
.22
4
-.37
8*
.18
5
-.05
5
.37
5*
.31
8
.02
1
.15
0
.24
4
.15
5
.36
6*
-.26
9
.25
7
.25
1
.09
3
Sig.
(1-tailed)
.40
6
.15
8
.04
1
.20
5
.40
5
.04
3
.07
5
.46
2
.25
3
.13
7
.24
6
.04
7
.11
3
.12
4
.13
0
.34
1
butir
20
Pearson
Correlati
on
-.25
9
-.07
0
-.49
5**
.57
3**
.00
0
.38
6*
.28
8
-.19
5
-.11
8
.05
7
.00
2
.06
7
-.42
5*
-.13
6
-.16
4
-.20
5
Sig.
(1-tailed)
.12
2
.37
8
.01
0
.00
3
.50
0
.03
8
.09
7
.19
3
.30
0
.40
0
.49
6
.38
3
.02
4
.27
3
.23
2
.18
0
butir
21
Pearson
Correlati
on
-.19
7
.28
1
-.47
5*
.11
4
.00
0
.25
7
.26
9
.10
6
.23
4
.01
9
-.06
4
.11
3
-.48
5*
.21
7
-.37
7*
.35
6
Sig.
(1-tailed)
.19
0
.10
2
.01
3
.30
7
.50
0
.12
5
.11
3
.32
0
.14
8
.46
6
.38
9
.30
8
.01
1
.16
6
.04
2
.05
2
butir
22
Pearson
Correlati
on
.24
6
-.08
2
.18
1
-.38
1*
.08
2
-.29
8
.18
1
.06
4
.13
3
.18
8
.00
7
.13
4
.17
0
-.37
2*
.24
7
.08
6
Sig.
(1-tailed)
.13
5
.35
9
.21
0
.04
0
.35
9
.08
9
.21
0
.38
9
.27
8
.20
1
.48
8
.27
6
.22
5
.04
4
.13
4
.35
1
butir
23
Pearson
Correlati
on
.01
9
.29
5
-.37
2*
.20
2
-.10
1
.27
7
.59
5**
-.15
8
.18
8
-.13
2
.07
7
.20
6
-.23
5
-.11
1
.18
5
.02
1
Sig.
(1-tailed)
.46
7
.09
1
.04
4
.18
3
.32
7
.10
6
.00
2
.24
1
.20
1
.28
0
.36
7
.17
9
.14
6
.31
1
.20
4
.46
2
butir
24
Pearson
Correlati
on
.07
0
.29
1
-.47
1*
.13
9
.12
4
.17
1
.09
6
.08
5
.37
7*
.20
0
.22
6
.16
3
-.24
3
.34
2
-.18
9
.22
4
Sig.
(1-tailed)
.37
8
.09
4
.01
3
.26
9
.29
1
.22
4
.33
6
.35
3
.04
2
.18
6
.15
6
.23
5
.13
8
.06
0
.20
0
.15
8
butir
25
Pearson
Correlati
on
.11
3
-.09
7
.31
8
-.21
6
.06
1
-.42
1*
-.00
5
-.07
8
.21
1
.08
3
.41
3*
-.36
9*
-.04
6
-.15
8
.00
7
-.12
3
Sig.
(1-tailed)
.30
9
.33
3
.07
5
.16
7
.39
3
.02
6
.49
1
.36
5
.17
3
.35
7
.02
8
.04
6
.42
0
.24
1
.48
7
.29
2
butir
26
Pearson
Correlati
on
-.60
5**
-.19
0
-.29
3
.15
5
-.35
3
.34
6
-.17
2
-.12
4
-.33
8
-.02
3
-.06
6
-.07
8
-.21
8
-.11
3
-.00
2
-.18
1
Sig.
(1-tailed)
.00
1
.19
9
.09
3
.24
5
.05
4
.05
7
.22
2
.29
2
.06
2
.46
0
.38
5
.36
5
.16
5
.30
8
.49
6
.21
0
butir
27
Pearson
Correlati
on
-.27
1
.16
5
-.24
0
.26
0
.26
0
-.26
1
-.13
8
.02
0
-.05
8
.06
0
.00
2
-.26
2
-.63
6**
-.43
3*
-.30
9
-.21
4
Sig.
(1-tailed)
.11
1
.23
1
.14
1
.12
1
.12
2
.12
0
.27
1
.46
4
.40
0
.39
6
.49
6
.11
9
.00
1
.02
2
.08
1
.16
9
butir
28
Pearson
Correlati
on
.09
0
.10
3
.18
4
.04
0
.41
2*
-.44
8*
-.13
2
.03
0
-.00
3
.24
5
.01
5
-.11
5
.02
1
-.41
6*
.20
8
-.16
9
Sig.
(1-tailed)
.34
6
.32
4
.20
6
.43
0
.02
8
.01
8
.27
9
.44
7
.49
5
.13
5
.47
3
.30
5
.46
2
.02
7
.17
7
.22
6
butir
29
Pearson
Correlati
on
-.46
1*
.15
0
-.25
9
.05
3
.05
3
.26
6
-.06
8
.13
0
.01
5
.02
4
-.12
8
.19
5
-.20
7
-.02
9
.23
4
.00
6
Sig.
(1-tailed)
.01
5
.25
2
.12
2
.40
7
.40
8
.11
6
.38
2
.28
3
.47
3
.45
8
.28
6
.19
2
.17
8
.44
9
.14
7
.49
0
butir
30
Pearson
Correlati
on
.16
6
.46
2*
.19
7
.04
7
.24
4
-.53
6**
-.28
0
-.01
0
-.05
1
.30
9
.30
6
-.24
2
.14
2
-.10
3
.19
9
-.09
8
Sig.
(1-tailed)
.23
1
.01
5
.19
0
.41
7
.13
7
.00
5
.10
4
.48
3
.41
0
.08
1
.08
3
.13
9
.26
4
.32
4
.18
7
.33
2
butir
31
Pearson
Correlati
-.26
4
.05
2
-.24
2
.11
6
-.31
1
.22
8
.08
0
-.22
0
-.05
8
.21
2
-.11
1
-.09
6
-.32
6
-.05
3
.02
5
.06
6
on
Sig.
(1-tailed)
.11
8
.40
9
.13
9
.30
4
.07
9
.15
4
.36
2
.16
3
.39
9
.17
2
.31
2
.33
5
.06
9
.40
8
.45
6
.38
5
butir
32
Pearson
Correlati
on
.18
2
.43
7*
.46
7*
-.07
5
.32
6
-.52
3**
-.30
2
.06
9
.02
2
.46
7*
-.06
2
-.31
1
.14
0
-.11
3
.42
4*
.10
9
Sig.
(1-tailed)
.20
9
.02
1
.01
4
.37
0
.06
9
.00
6
.08
6
.37
9
.46
1
.01
4
.39
2
.07
9
.26
7
.30
9
.02
5
.31
4
butir
33
Pearson
Correlati
on
.16
4
.24
2
-.12
1
-.08
6
.26
4
-.24
1
.09
9
.22
8
.27
0
-.05
8
.00
0
.28
1
-.19
3
-.24
5
.04
6
.12
3
Sig.
(1-tailed)
.23
3
.13
9
.29
6
.35
2
.11
8
.14
0
.33
0
.15
4
.11
2
.39
9
.50
0
.10
3
.19
5
.13
6
.41
9
.29
3
butir
34
Pearson
Correlati
on
.18
3
.05
4
.04
5
.28
9
-.05
9
.05
4
.22
2
-.12
7
-.22
7
.00
0
.21
9
.18
9
.59
4**
-.11
0
.05
2
-.13
7
Sig.
(1-tailed)
.20
7
.40
5
.42
1
.09
6
.39
7
.40
6
.16
1
.28
6
.15
5
.50
0
.16
3
.20
0
.00
2
.31
3
.41
0
.27
1
butir
35
Pearson
Correlati
on
.24
9
.41
5*
-.21
0
.06
1
.37
5*
-.06
4
-.02
4
.34
9
.33
6
.25
1
.12
5
.40
9*
-.16
8
.16
8
.01
3
.36
2*
Sig.
(1-tailed)
.13
2
.02
7
.17
4
.39
4
.04
3
.38
8
.45
8
.05
6
.06
3
.12
9
.29
0
.02
9
.22
8
.22
7
.47
7
.04
9
butir
36
Pearson
Correlati
on
-.07
5
-.41
3*
-.23
6
.29
4
-.09
4
.38
7*
.49
5**
-.18
5
.03
8
-.07
6
-.02
0
.26
5
-.10
2
.02
4
-.17
7
-.03
0
Sig.
(1-tailed)
.36
9
.02
8
.14
6
.09
2
.33
8
.03
7
.01
0
.20
5
.43
3
.36
9
.46
5
.11
7
.32
6
.45
8
.21
6
.44
7
butir
37
Pearson
Correlati
on
-.13
0
-.27
0
-.28
0
.38
5*
-.09
6
.46
4*
.33
4
-.22
2
-.01
4
.08
5
-.06
3
.13
1
-.20
9
.16
1
-.17
1
.05
1
Sig.
(1-tailed)
.28
3
.11
2
.10
3
.03
8
.33
5
.01
5
.06
4
.16
0
.47
5
.35
4
.39
0
.28
1
.17
5
.23
7
.22
3
.41
1
butir
38
Pearson
Correlati
on
.08
7
-.24
9
-.22
6
.37
5*
-.14
2
.41
2*
.44
1*
-.16
3
-.01
9
.06
4
.05
4
.27
1
-.16
6
.14
2
-.11
9
-.04
0
Sig.
(1-tailed)
.35
0
.13
1
.15
6
.04
3
.26
4
.02
8
.02
0
.23
5
.46
6
.38
8
.40
6
.11
1
.23
1
.26
4
.29
9
.43
0
butir
39
Pearson
Correlati
on
.03
7
-.14
7
-.30
9
.35
2
-.04
9
.44
7*
.41
8*
-.20
1
-.01
1
.01
5
-.12
4
.24
2
-.14
2
.19
4
-.19
9
.15
5
Sig. .43 .25 .08 .05 .41 .01 .02 .18 .48 .47 .29 .13 .26 .19 .18 .24
(1-tailed) 5 7 1 4 5 8 7 4 0 4 1 9 4 3 7 5
butir
40
Pearson
Correlati
on
-.07
3
-.14
8
-.29
6
.17
2
-.13
6
.20
7
.34
8
-.22
7
-.02
1
.07
7
-.01
9
.30
3
-.30
5
-.14
6
-.01
1
.02
4
Sig.
(1-tailed)
.37
4
.25
6
.09
1
.22
3
.27
3
.17
7
.05
6
.15
5
.46
3
.36
6
.46
6
.08
5
.08
3
.25
9
.48
1
.45
8
butir
41
Pearson
Correlati
on
-.11
1
-.02
1
-.30
9
.29
8
.04
2
.34
8
.36
5*
-.12
0
.14
3
.16
5
-.21
5
.23
8
-.40
1*
.02
1
-.01
0
.21
9
Sig.
(1-tailed)
.31
1
.46
3
.08
1
.08
9
.42
6
.05
6
.04
7
.29
7
.26
3
.23
1
.16
9
.14
3
.03
2
.46
2
.48
2
.16
3
butir
42
Pearson
Correlati
on
.24
1
.23
4
.37
9*
-.07
0
.08
8
-.22
0
-.17
6
.35
2
-.05
4
.27
5
.35
4
.00
4
.34
3
.02
8
.28
5
-.06
0
Sig.
(1-tailed)
.14
0
.14
7
.04
1
.37
9
.34
9
.16
2
.21
7
.05
4
.40
6
.10
8
.05
3
.49
3
.05
9
.45
1
.09
9
.39
5
butir
43
Pearson
Correlati
on
.36
8*
.53
2**
.22
9
-.27
8
.33
5
-.35
8
-.18
1
.36
7*
-.00
7
.28
6
-.01
9
.04
9
.09
8
.13
7
.20
5
.41
4*
Sig.
(1-tailed)
.04
6
.00
5
.15
3
.10
5
.06
4
.05
1
.21
0
.04
6
.48
9
.09
9
.46
7
.41
5
.33
3
.27
2
.18
0
.02
8
butir
44
Pearson
Correlati
on
.48
4*
.13
8
.11
5
-.00
5
.06
3
-.11
6
.09
2
.14
3
.07
4
.46
4*
.33
3
.32
6
.05
3
-.02
1
.34
4
.10
1
Sig.
(1-tailed)
.01
1
.27
0
.30
6
.49
2
.39
0
.30
4
.34
2
.26
3
.37
2
.01
5
.06
5
.06
9
.40
8
.46
2
.05
8
.32
8
butir
45
Pearson
Correlati
on
.42
6*
.17
3
-.02
7
.08
7
.16
8
.10
2
.23
9
.12
6
.28
0
.40
9*
.08
5
.40
6*
-.05
6
.13
7
.35
2
.21
9
Sig.
(1-tailed)
.02
4
.22
1
.45
2
.35
0
.22
8
.32
5
.14
2
.28
8
.10
4
.02
9
.35
3
.03
0
.40
3
.27
2
.05
4
.16
4
butir
46
Pearson
Correlati
on
.23
8
.35
9
.01
1
.05
2
.05
4
.14
7
.04
6
.04
7
.21
9
.39
9*
.13
6
.25
0
-.13
9
.03
6
.54
9**
.08
0
Sig.
(1-tailed)
.14
3
.05
0
.48
0
.40
9
.40
6
.25
6
.42
0
.41
7
.16
4
.03
3
.27
3
.13
1
.26
9
.43
6
.00
4
.36
2
butir
47
Pearson
Correlati
on
.22
7
.22
7
.25
4
-.02
7
.28
3
-.02
6
-.02
4
.06
7
.39
3*
.32
1
.37
6*
.17
0
-.00
5
-.09
8
.63
1**
-.17
4
Sig.
(1-tailed)
.15
5
.15
4
.12
7
.45
2
.10
1
.45
4
.45
7
.38
4
.03
5
.07
3
.04
2
.22
4
.49
2
.33
2
.00
1
.21
9
butir Pearson -.13 -.12 -.63 .45 -.07 .49 .50 -.09 .21 -.28 -.02 .19 -.41 .12 -.43 .02
48 Correlati
on
9 3 5** 4
* 7 6
** 3
** 9 6 0 0 5 2
* 4 3
* 5
Sig.
(1-tailed)
.26
9
.29
3
.00
1
.01
7
.36
6
.00
9
.00
9
.33
1
.16
7
.10
4
.46
5
.19
2
.02
8
.29
1
.02
2
.45
7
butir
49
Pearson
Correlati
on
.18
4
.35
9
.42
0*
-.56
6**
.10
6
-.67
8**
-.32
1
.00
5
-.00
6
.09
6
-.01
8
-.01
0
.23
8
-.31
4
.47
4*
-.03
9
Sig.
(1-tailed)
.20
6
.05
1
.02
6
.00
3
.32
0
.00
0
.07
2
.49
1
.48
9
.33
6
.46
8
.48
2
.14
3
.07
8
.01
3
.43
1
butir
50
Pearson
Correlati
on
.12
6
.21
1
-.03
0
.35
9
.43
0*
.14
7
.09
6
.56
9**
.15
0
.16
2
.18
6
.30
7
-.08
9
.03
6
-.01
7
-.04
5
Sig.
(1-tailed)
.28
8
.17
3
.44
8
.05
0
.02
3
.25
6
.33
5
.00
3
.25
2
.23
6
.20
3
.08
2
.34
6
.43
6
.47
0
.42
0
butir
51
Pearson
Correlati
on
.21
0
.21
4
-.45
1*
.15
2
-.12
2
.02
8
.04
2
-.23
3
-.23
1
-.02
1
.03
9
.33
1
-.13
7
.09
5
-.13
9
-.01
3
Sig.
(1-tailed)
.17
5
.16
9
.01
8
.25
0
.29
4
.45
1
.42
7
.14
8
.15
1
.46
2
.43
2
.06
6
.27
2
.33
6
.26
9
.47
7
Butir
_Tot
al
Pearson
Correlati
on
.27
0
.37
4*
-.09
8
.26
0
.35
5
.09
0
.35
3
.26
2
.33
2
.50
9**
.25
5
.44
7*
-.14
5
.08
8
.33
0
.23
5
Sig.
(1-tailed)
.11
2
.04
3
.33
3
.12
2
.05
2
.34
4
.05
3
.11
9
.06
6
.00
8
.12
6
.01
8
.26
0
.34
8
.06
7
.14
6
Correlationsa
buti
r17
buti
r18
buti
r19
buti
r20
buti
r21
buti
r22
buti
r23
buti
r24
buti
r25
buti
r26
buti
r27
buti
r28
buti
r29
buti
r30
buti
r31
buti
r32
butir
1
Pearson
Correlati
on
.11
9
.08
2
.05
4
-.25
9
-.19
7
.24
6
.01
9
.07
0
.11
3
-.60
5**
-.27
1
.09
0
-.46
1*
.16
6
-.26
4
.18
2
Sig.
(1-tailed)
.29
8
.35
8
.40
6
.12
2
.19
0
.13
5
.46
7
.37
8
.30
9
.00
1
.11
1
.34
6
.01
5
.23
1
.11
8
.20
9
butir
2
Pearson
Correlati
on
.27
2
.23
4
.22
4
-.07
0
.28
1
-.08
2
.29
5
.29
1
-.09
7
-.19
0
.16
5
.10
3
.15
0
.46
2*
.05
2
.43
7*
Sig.
(1-tailed)
.11
0
.14
7
.15
8
.37
8
.10
2
.35
9
.09
1
.09
4
.33
3
.19
9
.23
1
.32
4
.25
2
.01
5
.40
9
.02
1
butir
3
Pearson
Correlati
on
.00
9
.38
2*
-.37
8*
-.49
5**
-.47
5*
.18
1
-.37
2*
-.47
1*
.31
8
-.29
3
-.24
0
.18
4
-.25
9
.19
7
-.24
2
.46
7*
Sig. .48 .04 .04 .01 .01 .21 .04 .01 .07 .09 .14 .20 .12 .19 .13 .01
(1-tailed) 4 0 1 0 3 0 4 3 5 3 1 6 2 0 9 4
butir
4
Pearson
Correlati
on
.26
7
-.31
0
.18
5
.57
3**
.11
4
-.38
1*
.20
2
.13
9
-.21
6
.15
5
.26
0
.04
0
.05
3
.04
7
.11
6
-.07
5
Sig.
(1-tailed)
.11
5
.08
0
.20
5
.00
3
.30
7
.04
0
.18
3
.26
9
.16
7
.24
5
.12
1
.43
0
.40
7
.41
7
.30
4
.37
0
butir
5
Pearson
Correlati
on
.10
3
.42
0*
-.05
5
.00
0
.00
0
.08
2
-.10
1
.12
4
.06
1
-.35
3
.26
0
.41
2*
.05
3
.24
4
-.31
1
.32
6
Sig.
(1-tailed)
.32
3
.02
6
.40
5
.50
0
.50
0
.35
9
.32
7
.29
1
.39
3
.05
4
.12
2
.02
8
.40
8
.13
7
.07
9
.06
9
butir
6
Pearson
Correlati
on
-.07
1
-.60
9**
.37
5*
.38
6*
.25
7
-.29
8
.27
7
.17
1
-.42
1*
.34
6
-.26
1
-.44
8*
.26
6
-.53
6**
.22
8
-.52
3**
Sig.
(1-tailed)
.37
7
.00
1
.04
3
.03
8
.12
5
.08
9
.10
6
.22
4
.02
6
.05
7
.12
0
.01
8
.11
6
.00
5
.15
4
.00
6
butir
7
Pearson
Correlati
on
.34
5
-.29
9
.31
8
.28
8
.26
9
.18
1
.59
5**
.09
6
-.00
5
-.17
2
-.13
8
-.13
2
-.06
8
-.28
0
.08
0
-.30
2
Sig.
(1-tailed)
.05
8
.08
8
.07
5
.09
7
.11
3
.21
0
.00
2
.33
6
.49
1
.22
2
.27
1
.27
9
.38
2
.10
4
.36
2
.08
6
butir
8
Pearson
Correlati
on
-.04
6
-.00
7
.02
1
-.19
5
.10
6
.06
4
-.15
8
.08
5
-.07
8
-.12
4
.02
0
.03
0
.13
0
-.01
0
-.22
0
.06
9
Sig.
(1-tailed)
.42
0
.48
8
.46
2
.19
3
.32
0
.38
9
.24
1
.35
3
.36
5
.29
2
.46
4
.44
7
.28
3
.48
3
.16
3
.37
9
butir
9
Pearson
Correlati
on
.08
7
.23
3
.15
0
-.11
8
.23
4
.13
3
.18
8
.37
7*
.21
1
-.33
8
-.05
8
-.00
3
.01
5
-.05
1
-.05
8
.02
2
Sig.
(1-tailed)
.34
9
.14
9
.25
3
.30
0
.14
8
.27
8
.20
1
.04
2
.17
3
.06
2
.40
0
.49
5
.47
3
.41
0
.39
9
.46
1
butir
10
Pearson
Correlati
on
.04
4
.14
4
.24
4
.05
7
.01
9
.18
8
-.13
2
.20
0
.08
3
-.02
3
.06
0
.24
5
.02
4
.30
9
.21
2
.46
7*
Sig.
(1-tailed)
.42
3
.26
1
.13
7
.40
0
.46
6
.20
1
.28
0
.18
6
.35
7
.46
0
.39
6
.13
5
.45
8
.08
1
.17
2
.01
4
butir
11
Pearson
Correlati
on
-.10
7
.05
6
.15
5
.00
2
-.06
4
.00
7
.07
7
.22
6
.41
3*
-.06
6
.00
2
.01
5
-.12
8
.30
6
-.11
1
-.06
2
Sig.
(1-tailed)
.31
7
.40
2
.24
6
.49
6
.38
9
.48
8
.36
7
.15
6
.02
8
.38
5
.49
6
.47
3
.28
6
.08
3
.31
2
.39
2
butir Pearson .03 -.21 .36 .06 .11 .13 .20 .16 -.36 -.07 -.26 -.11 .19 -.24 -.09 -.31
12 Correlati
on
5 1 6* 7 3 4 6 3 9
* 8 2 5 5 2 6 1
Sig.
(1-tailed)
.43
8
.17
3
.04
7
.38
3
.30
8
.27
6
.17
9
.23
5
.04
6
.36
5
.11
9
.30
5
.19
2
.13
9
.33
5
.07
9
butir
13
Pearson
Correlati
on
.08
6
.19
8
-.26
9
-.42
5*
-.48
5*
.17
0
-.23
5
-.24
3
-.04
6
-.21
8
-.63
6**
.02
1
-.20
7
.14
2
-.32
6
.14
0
Sig.
(1-tailed)
.35
2
.18
8
.11
3
.02
4
.01
1
.22
5
.14
6
.13
8
.42
0
.16
5
.00
1
.46
2
.17
8
.26
4
.06
9
.26
7
butir
14
Pearson
Correlati
on
.03
7
-.13
9
.25
7
-.13
6
.21
7
-.37
2*
-.11
1
.34
2
-.15
8
-.11
3
-.43
3*
-.41
6*
-.02
9
-.10
3
-.05
3
-.11
3
Sig.
(1-tailed)
.43
5
.26
8
.12
4
.27
3
.16
6
.04
4
.31
1
.06
0
.24
1
.30
8
.02
2
.02
7
.44
9
.32
4
.40
8
.30
9
butir
15
Pearson
Correlati
on
.17
6
.32
7
.25
1
-.16
4
-.37
7*
.24
7
.18
5
-.18
9
.00
7
-.00
2
-.30
9
.20
8
.23
4
.19
9
.02
5
.42
4*
Sig.
(1-tailed)
.21
7
.06
8
.13
0
.23
2
.04
2
.13
4
.20
4
.20
0
.48
7
.49
6
.08
1
.17
7
.14
7
.18
7
.45
6
.02
5
butir
16
Pearson
Correlati
on
-.01
6
-.03
0
.09
3
-.20
5
.35
6
.08
6
.02
1
.22
4
-.12
3
-.18
1
-.21
4
-.16
9
.00
6
-.09
8
.06
6
.10
9
Sig.
(1-tailed)
.47
1
.44
8
.34
1
.18
0
.05
2
.35
1
.46
2
.15
8
.29
2
.21
0
.16
9
.22
6
.49
0
.33
2
.38
5
.31
4
butir
17
Pearson
Correlati
on
1 -.00
9
.35
9
.18
7
.09
7
.08
3
.26
5
.11
1
-.10
1
-.30
1
-.19
1
.15
9
-.22
6
.26
0
-.05
3
.19
1
Sig.
(1-tailed)
.48
4
.05
1
.20
3
.33
4
.35
7
.11
7
.31
2
.32
7
.08
7
.19
7
.24
0
.15
6
.12
1
.40
8
.19
7
butir
18
Pearson
Correlati
on
-.00
9 1
-.26
0
-.23
6
-.43
3*
.25
2
-.11
6
-.11
4
.16
5
-.19
4
.01
5
.49
3**
.13
6
.40
9*
.03
6
.53
9**
Sig.
(1-tailed)
.48
4
.12
1
.14
5
.02
2
.12
9
.30
4
.30
7
.23
1
.19
4
.47
4
.01
0
.27
2
.02
9
.43
7
.00
5
butir
19
Pearson
Correlati
on
.35
9
-.26
0 1
.51
7**
.35
3
.17
5
.56
0**
.66
2**
-.00
3
-.01
6
-.07
2
-.09
4
.06
9
.02
2
.37
8*
-.10
5
Sig.
(1-tailed)
.05
1
.12
1
.00
7
.05
4
.21
8
.00
3
.00
0
.49
5
.47
2
.37
5
.33
8
.38
1
.46
2
.04
1
.32
2
butir
20
Pearson
Correlati
on
.18
7
-.23
6
.51
7**
1 .24
3
.15
9
.23
7
.32
3
-.11
2
.07
6
.44
5*
.19
0
-.07
9
-.06
7
.39
9*
-.09
5
Sig.
(1-tailed)
.20
3
.14
5
.00
7
.13
8
.24
0
.14
4
.07
1
.31
0
.36
9
.01
9
.19
8
.36
3
.38
3
.03
3
.33
7
butir
21
Pearson
Correlati
on
.09
7
-.43
3*
.35
3
.24
3 1
-.08
6
.44
9*
.50
0**
.21
9
-.03
4
.25
5
-.47
1*
-.04
7
-.14
8
.36
9*
-.27
8
Sig.
(1-tailed)
.33
4
.02
2
.05
4
.13
8
.35
1
.01
8
.00
9
.16
4
.44
1
.12
6
.01
4
.41
8
.25
5
.04
6
.10
5
butir
22
Pearson
Correlati
on
.08
3
.25
2
.17
5
.15
9
-.08
6 1
.33
6
.05
8
.26
2
-.34
3
.09
0
.47
4*
-.26
1
.13
7
.21
6
.24
7
Sig.
(1-tailed)
.35
7
.12
9
.21
8
.24
0
.35
1
.06
3
.39
9
.12
0
.05
9
.34
5
.01
3
.12
0
.27
2
.16
8
.13
4
butir
23
Pearson
Correlati
on
.26
5
-.11
6
.56
0**
.23
7
.44
9*
.33
6 1
.42
1*
.13
2
-.15
8
-.03
4
-.14
5
.07
0
-.07
3
.48
3*
-.01
8
Sig.
(1-tailed)
.11
7
.30
4
.00
3
.14
4
.01
8
.06
3
.02
5
.28
0
.24
1
.44
0
.26
0
.37
9
.37
4
.01
1
.46
8
butir
24
Pearson
Correlati
on
.11
1
-.11
4
.66
2**
.32
3
.50
0**
.05
8
.42
1*
1 .14
4
-.19
0
.10
6
-.07
3
-.09
7
.27
8
.32
3
-.00
6
Sig.
(1-tailed)
.31
2
.30
7
.00
0
.07
1
.00
9
.39
9
.02
5
.26
2
.19
9
.32
0
.37
3
.33
4
.10
5
.07
1
.49
0
butir
25
Pearson
Correlati
on
-.10
1
.16
5
-.00
3
-.11
2
.21
9
.26
2
.13
2
.14
4 1
-.20
0
.16
9
-.01
8
-.43
3*
.23
0
.26
8
.19
4
Sig.
(1-tailed)
.32
7
.23
1
.49
5
.31
0
.16
4
.12
0
.28
0
.26
2
.18
6
.22
6
.46
8
.02
2
.15
1
.11
4
.19
4
butir
26
Pearson
Correlati
on
-.30
1
-.19
4
-.01
6
.07
6
-.03
4
-.34
3
-.15
8
-.19
0
-.20
0 1
.26
8
-.10
4
.72
6**
-.22
6
.19
0
-.26
7
Sig.
(1-tailed)
.08
7
.19
4
.47
2
.36
9
.44
1
.05
9
.24
1
.19
9
.18
6
.11
4
.32
2
.00
0
.15
6
.19
9
.11
5
butir
27
Pearson
Correlati
on
-.19
1
.01
5
-.07
2
.44
5*
.25
5
.09
0
-.03
4
.10
6
.16
9
.26
8 1
.39
2*
.11
5
.29
5
.18
5
.15
5
Sig.
(1-tailed)
.19
7
.47
4
.37
5
.01
9
.12
6
.34
5
.44
0
.32
0
.22
6
.11
4
.03
6
.30
6
.09
1
.20
5
.24
6
butir
28
Pearson
Correlati
on
.15
9
.49
3**
-.09
4
.19
0
-.47
1*
.47
4*
-.14
5
-.07
3
-.01
8
-.10
4
.39
2*
1 .01
1
.55
2**
-.15
7
.52
0**
Sig.
(1-tailed)
.24
0
.01
0
.33
8
.19
8
.01
4
.01
3
.26
0
.37
3
.46
8
.32
2
.03
6
.48
0
.00
4
.24
2
.00
7
butir
29
Pearson
Correlati
on
-.22
6
.13
6
.06
9
-.07
9
-.04
7
-.26
1
.07
0
-.09
7
-.43
3*
.72
6**
.11
5
.01
1 1
-.22
8
.03
8
-.18
6
Sig.
(1-tailed)
.15
6
.27
2
.38
1
.36
3
.41
8
.12
0
.37
9
.33
4
.02
2
.00
0
.30
6
.48
0
.15
3
.43
4
.20
4
butir
30
Pearson
Correlati
on
.26
0
.40
9*
.02
2
-.06
7
-.14
8
.13
7
-.07
3
.27
8
.23
0
-.22
6
.29
5
.55
2**
-.22
8 1
-.11
4
.70
5**
Sig.
(1-tailed)
.12
1
.02
9
.46
2
.38
3
.25
5
.27
2
.37
4
.10
5
.15
1
.15
6
.09
1
.00
4
.15
3
.30
6
.00
0
butir
31
Pearson
Correlati
on
-.05
3
.03
6
.37
8*
.39
9*
.36
9*
.21
6
.48
3*
.32
3
.26
8
.19
0
.18
5
-.15
7
.03
8
-.11
4 1
.18
8
Sig.
(1-tailed)
.40
8
.43
7
.04
1
.03
3
.04
6
.16
8
.01
1
.07
1
.11
4
.19
9
.20
5
.24
2
.43
4
.30
6
.20
1
butir
32
Pearson
Correlati
on
.19
1
.53
9**
-.10
5
-.09
5
-.27
8
.24
7
-.01
8
-.00
6
.19
4
-.26
7
.15
5
.52
0**
-.18
6
.70
5**
.18
8 1
Sig.
(1-tailed)
.19
7
.00
5
.32
2
.33
7
.10
5
.13
4
.46
8
.49
0
.19
4
.11
5
.24
6
.00
7
.20
4
.00
0
.20
1
butir
33
Pearson
Correlati
on
.29
4
.26
6
.00
0
-.09
4
.00
0
.15
5
.19
1
.00
0
-.17
5
.04
8
.14
8
.19
5
.25
1
.04
6
.11
8
.10
3
Sig.
(1-tailed)
.09
2
.11
6
.50
0
.33
9
.50
0
.24
6
.19
7
.50
0
.21
9
.41
6
.25
6
.19
2
.13
0
.41
9
.30
0
.32
4
butir
34
Pearson
Correlati
on
.11
0
.00
0
-.05
8
.00
0
-.13
7
.08
6
.10
7
.19
8
-.06
5
-.42
8*
-.22
0
.05
5
-.33
7
.31
1
-.13
2
.28
9
Sig.
(1-tailed)
.31
3
.50
0
.39
9
.50
0
.27
1
.35
1
.31
8
.18
9
.38
7
.02
4
.16
2
.40
5
.06
3
.07
9
.27
9
.09
6
butir
35
Pearson
Correlati
on
.21
2
.19
6
.19
5
.01
0
.11
1
-.03
7
.09
3
.39
6*
-.30
3
-.21
4
.05
4
.24
3
.09
1
.31
5
.02
4
.22
3
Sig.
(1-tailed)
.17
2
.19
1
.19
2
.48
3
.31
2
.43
4
.34
1
.03
4
.08
5
.16
9
.40
6
.13
8
.34
3
.07
7
.45
8
.15
9
butir
36
Pearson
Correlati
on
.02
4
-.55
0**
.28
2
.50
8**
.28
6
.01
3
.14
0
.04
3
-.02
8
-.03
5
.00
4
-.23
4
-.14
3
-.47
8*
-.14
8
-.57
4**
Sig.
(1-tailed)
.45
8
.00
4
.10
2
.00
8
.09
9
.47
8
.26
7
.42
4
.45
0
.43
9
.49
3
.14
7
.26
3
.01
2
.25
5
.00
3
butir
37
Pearson
Correlati
.02
7
-.42
9*
.36
5*
.71
8**
.30
5
-.04
5
.11
2
.14
2
-.08
5
-.00
6
.07
6
-.18
9
-.17
7
-.34
3
.12
8
-.35
0
on
Sig.
(1-tailed)
.45
3
.02
3
.04
8
.00
0
.08
4
.42
1
.31
1
.26
4
.35
4
.48
9
.36
9
.20
0
.21
5
.05
9
.28
6
.05
5
butir
38
Pearson
Correlati
on
.14
2
-.58
9**
.51
0**
.59
0**
.27
9
-.00
6
.18
8
.21
7
-.06
4
-.11
1
-.00
2
-.19
0
-.24
4
-.28
0
-.05
8
-.45
3*
Sig.
(1-tailed)
.26
4
.00
2
.00
8
.00
2
.10
4
.48
9
.20
1
.16
6
.38
8
.31
1
.49
6
.19
9
.13
7
.10
3
.39
9
.01
7
butir
39
Pearson
Correlati
on
.14
9
-.53
2**
.36
3*
.59
1**
.33
8
-.06
5
.16
1
.15
9
-.17
7
-.08
5
-.02
1
-.18
9
-.19
0
-.31
3
-.05
0
-.37
0*
Sig.
(1-tailed)
.25
4
.00
5
.04
9
.00
2
.06
2
.38
7
.23
7
.24
0
.21
6
.35
4
.46
3
.19
9
.19
8
.07
8
.41
3
.04
5
butir
40
Pearson
Correlati
on
-.01
9
-.47
2*
.36
1*
.48
9*
.38
0*
.21
1
.29
9
.09
2
-.02
7
-.03
4
.25
8
-.01
5
-.09
4
-.18
1
-.04
1
-.37
5*
Sig.
(1-tailed)
.46
6
.01
3
.05
0
.01
0
.04
0
.17
3
.08
8
.34
2
.45
2
.44
1
.12
3
.47
3
.33
9
.21
0
.42
7
.04
3
butir
41
Pearson
Correlati
on
.02
1
-.44
1*
.37
8*
.56
9**
.42
1*
.01
1
.35
6
.13
3
-.16
5
.12
2
.24
1
-.13
2
.11
3
-.31
8
.15
1
-.22
6
Sig.
(1-tailed)
.46
2
.02
0
.04
1
.00
3
.02
6
.48
0
.05
2
.27
7
.23
1
.29
4
.14
0
.27
9
.30
8
.07
5
.25
2
.15
6
butir
42
Pearson
Correlati
on
.10
9
.18
8
-.00
6
-.47
5*
-.24
6
-.01
8
-.11
6
.11
1
.20
9
-.07
0
-.16
9
.20
5
-.00
9
.49
4**
-.06
2
.45
8*
Sig.
(1-tailed)
.31
4
.20
1
.49
0
.01
3
.13
5
.46
9
.30
4
.31
1
.17
6
.37
8
.22
6
.18
0
.48
3
.01
0
.39
1
.01
6
butir
43
Pearson
Correlati
on
.03
3
.29
4
.01
5
-.18
6
-.06
7
.20
9
-.00
9
.09
1
.02
2
-.12
4
.11
9
.15
1
-.02
9
.50
9**
.09
7
.69
1**
Sig.
(1-tailed)
.44
2
.09
2
.47
4
.20
4
.38
4
.17
6
.48
4
.34
4
.46
1
.29
1
.29
9
.25
2
.44
9
.00
8
.33
4
.00
0
butir
44
Pearson
Correlati
on
.21
5
-.06
5
.57
9**
.29
8
-.07
6
.42
3*
.22
0
.38
7*
.09
5
-.19
9
.07
5
.23
0
-.27
4
.41
1*
.18
1
.35
0
Sig.
(1-tailed)
.16
9
.38
6
.00
2
.08
9
.36
8
.02
5
.16
3
.03
8
.33
6
.18
8
.36
9
.15
2
.10
8
.02
9
.21
1
.05
5
butir
45
Pearson
Correlati
on
.39
7*
-.05
8
.72
9**
.46
2*
.02
0
.37
2*
.39
7*
.46
6*
-.10
1
-.37
8*
-.14
2
.15
1
-.24
2
.11
6
.28
4
.25
4
Sig. .03 .39 .00 .01 .46 .04 .03 .01 .32 .04 .26 .25 .13 .30 .10 .12
(1-tailed) 4 9 0 5 5 4 4 4 8 2 4 2 9 3 0 7
butir
46
Pearson
Correlati
on
.08
6
-.02
5
.65
8**
.26
1
.04
5
.15
0
.50
5**
.36
6*
-.10
2
.04
4
-.02
7
-.04
1
.20
9
.10
7
.35
5
.24
9
Sig.
(1-tailed)
.35
1
.45
7
.00
0
.12
0
.42
0
.25
2
.00
8
.04
7
.32
5
.42
2
.45
2
.42
9
.17
5
.31
7
.05
2
.13
2
butir
47
Pearson
Correlati
on
.00
7
.19
2
.48
9*
.09
0
-.09
0
.04
5
.29
9
.21
9
.17
9
.00
2
-.11
8
.02
1
.26
7
.01
8
.09
8
.11
8
Sig.
(1-tailed)
.48
7
.19
7
.01
0
.34
6
.34
5
.42
1
.08
8
.16
4
.21
3
.49
6
.30
1
.46
2
.11
5
.46
8
.33
2
.30
0
butir
48
Pearson
Correlati
on
.12
4
-.62
1**
.33
9
.44
6*
.54
6**
-.12
4
.44
7*
.44
1*
-.14
8
-.14
7
.10
5
-.27
4
-.14
1
-.32
2
-.00
8
-.55
1**
Sig.
(1-tailed)
.29
1
.00
1
.06
1
.01
9
.00
4
.29
1
.01
8
.02
0
.25
6
.25
7
.32
1
.10
9
.26
6
.07
2
.48
6
.00
4
butir
49
Pearson
Correlati
on
.03
1
.48
0*
-.14
2
-.50
7**
-.18
7
.27
5
-.00
9
-.21
0
.19
7
-.07
0
.01
4
.09
4
.12
4
.34
3
-.08
6
.39
6*
Sig.
(1-tailed)
.44
5
.01
2
.26
4
.00
8
.20
3
.10
7
.48
5
.17
4
.19
0
.37
9
.47
6
.33
9
.29
2
.05
9
.35
1
.03
4
butir
50
Pearson
Correlati
on
.33
6
-.29
5
.18
3
.11
8
.04
5
-.24
3
-.17
7
.12
6
-.33
9
-.00
4
.12
3
.20
8
.15
8
.10
7
-.42
6*
-.06
7
Sig.
(1-tailed)
.06
3
.09
1
.20
8
.30
1
.42
0
.13
7
.21
5
.28
9
.06
1
.49
2
.29
2
.17
6
.24
1
.31
7
.02
4
.38
4
butir
51
Pearson
Correlati
on
-.07
5
.03
1
.41
2*
.15
6
-.05
8
-.02
4
.17
1
.56
4**
-.18
0
.01
3
.10
6
.11
6
.10
3
.25
8
.18
6
.04
1
Sig.
(1-tailed)
.37
0
.44
5
.02
8
.24
4
.39
9
.45
7
.22
3
.00
3
.21
1
.47
8
.31
9
.30
4
.32
4
.12
3
.20
4
.42
9
Butir
_Tot
al
Pearson
Correlati
on
.36
8*
-.05
8
.74
2**
.46
0*
.28
5
.27
2
.48
4*
.57
1**
.00
0
-.21
7
.12
9
.20
6
.00
8
.30
0
.20
3
.26
5
Sig.
(1-tailed)
.04
6
.40
0
.00
0
.01
6
.09
9
.11
0
.01
1
.00
3
.49
9
.16
6
.28
3
.17
9
.48
5
.08
8
.18
2
.11
7
Correlationsa
buti
r33
buti
r34
buti
r35
buti
r36
buti
r37
buti
r38
buti
r39
buti
r40
buti
r41
buti
r42
buti
r43
buti
r44
buti
r45
buti
r46
buti
r47
buti
r48
butir
1
Pearson
Correlati
.16
4
.18
3
.24
9
-.07
5
-.13
0
.08
7
.03
7
-.07
3
-.11
1
.24
1
.36
8*
.48
4*
.42
6*
.23
8
.22
7
-.13
9
on
Sig.
(1-tailed)
.23
3
.20
7
.13
2
.36
9
.28
3
.35
0
.43
5
.37
4
.31
1
.14
0
.04
6
.01
1
.02
4
.14
3
.15
5
.26
9
butir
2
Pearson
Correlati
on
.24
2
.05
4
.41
5*
-.41
3*
-.27
0
-.24
9
-.14
7
-.14
8
-.02
1
.23
4
.53
2**
.13
8
.17
3
.35
9
.22
7
-.12
3
Sig.
(1-tailed)
.13
9
.40
5
.02
7
.02
8
.11
2
.13
1
.25
7
.25
6
.46
3
.14
7
.00
5
.27
0
.22
1
.05
0
.15
4
.29
3
butir
3
Pearson
Correlati
on
-.12
1
.04
5
-.21
0
-.23
6
-.28
0
-.22
6
-.30
9
-.29
6
-.30
9
.37
9*
.22
9
.11
5
-.02
7
.01
1
.25
4
-.63
5**
Sig.
(1-tailed)
.29
6
.42
1
.17
4
.14
6
.10
3
.15
6
.08
1
.09
1
.08
1
.04
1
.15
3
.30
6
.45
2
.48
0
.12
7
.00
1
butir
4
Pearson
Correlati
on
-.08
6
.28
9
.06
1
.29
4
.38
5*
.37
5*
.35
2
.17
2
.29
8
-.07
0
-.27
8
-.00
5
.08
7
.05
2
-.02
7
.45
4*
Sig.
(1-tailed)
.35
2
.09
6
.39
4
.09
2
.03
8
.04
3
.05
4
.22
3
.08
9
.37
9
.10
5
.49
2
.35
0
.40
9
.45
2
.01
7
butir
5
Pearson
Correlati
on
.26
4
-.05
9
.37
5*
-.09
4
-.09
6
-.14
2
-.04
9
-.13
6
.04
2
.08
8
.33
5
.06
3
.16
8
.05
4
.28
3
-.07
7
Sig.
(1-tailed)
.11
8
.39
7
.04
3
.33
8
.33
5
.26
4
.41
5
.27
3
.42
6
.34
9
.06
4
.39
0
.22
8
.40
6
.10
1
.36
6
butir
6
Pearson
Correlati
on
-.24
1
.05
4
-.06
4
.38
7*
.46
4*
.41
2*
.44
7*
.20
7
.34
8
-.22
0
-.35
8
-.11
6
.10
2
.14
7
-.02
6
.49
6**
Sig.
(1-tailed)
.14
0
.40
6
.38
8
.03
7
.01
5
.02
8
.01
8
.17
7
.05
6
.16
2
.05
1
.30
4
.32
5
.25
6
.45
4
.00
9
butir
7
Pearson
Correlati
on
.09
9
.22
2
-.02
4
.49
5**
.33
4
.44
1*
.41
8*
.34
8
.36
5*
-.17
6
-.18
1
.09
2
.23
9
.04
6
-.02
4
.50
3**
Sig.
(1-tailed)
.33
0
.16
1
.45
8
.01
0
.06
4
.02
0
.02
7
.05
6
.04
7
.21
7
.21
0
.34
2
.14
2
.42
0
.45
7
.00
9
butir
8
Pearson
Correlati
on
.22
8
-.12
7
.34
9
-.18
5
-.22
2
-.16
3
-.20
1
-.22
7
-.12
0
.35
2
.36
7*
.14
3
.12
6
.04
7
.06
7
-.09
9
Sig.
(1-tailed)
.15
4
.28
6
.05
6
.20
5
.16
0
.23
5
.18
4
.15
5
.29
7
.05
4
.04
6
.26
3
.28
8
.41
7
.38
4
.33
1
butir
9
Pearson
Correlati
on
.27
0
-.22
7
.33
6
.03
8
-.01
4
-.01
9
-.01
1
-.02
1
.14
3
-.05
4
-.00
7
.07
4
.28
0
.21
9
.39
3*
.21
6
Sig. .11 .15 .06 .43 .47 .46 .48 .46 .26 .40 .48 .37 .10 .16 .03 .16
(1-tailed) 2 5 3 3 5 6 0 3 3 6 9 2 4 4 5 7
butir
10
Pearson
Correlati
on
-.05
8
.00
0
.25
1
-.07
6
.08
5
.06
4
.01
5
.07
7
.16
5
.27
5
.28
6
.46
4*
.40
9*
.39
9*
.32
1
-.28
0
Sig.
(1-tailed)
.39
9
.50
0
.12
9
.36
9
.35
4
.38
8
.47
4
.36
6
.23
1
.10
8
.09
9
.01
5
.02
9
.03
3
.07
3
.10
4
butir
11
Pearson
Correlati
on
.00
0
.21
9
.12
5
-.02
0
-.06
3
.05
4
-.12
4
-.01
9
-.21
5
.35
4
-.01
9
.33
3
.08
5
.13
6
.37
6*
-.02
0
Sig.
(1-tailed)
.50
0
.16
3
.29
0
.46
5
.39
0
.40
6
.29
1
.46
6
.16
9
.05
3
.46
7
.06
5
.35
3
.27
3
.04
2
.46
5
butir
12
Pearson
Correlati
on
.28
1
.18
9
.40
9*
.26
5
.13
1
.27
1
.24
2
.30
3
.23
8
.00
4
.04
9
.32
6
.40
6*
.25
0
.17
0
.19
5
Sig.
(1-tailed)
.10
3
.20
0
.02
9
.11
7
.28
1
.11
1
.13
9
.08
5
.14
3
.49
3
.41
5
.06
9
.03
0
.13
1
.22
4
.19
2
butir
13
Pearson
Correlati
on
-.19
3
.59
4**
-.16
8
-.10
2
-.20
9
-.16
6
-.14
2
-.30
5
-.40
1*
.34
3
.09
8
.05
3
-.05
6
-.13
9
-.00
5
-.41
2*
Sig.
(1-tailed)
.19
5
.00
2
.22
8
.32
6
.17
5
.23
1
.26
4
.08
3
.03
2
.05
9
.33
3
.40
8
.40
3
.26
9
.49
2
.02
8
butir
14
Pearson
Correlati
on
-.24
5
-.11
0
.16
8
.02
4
.16
1
.14
2
.19
4
-.14
6
.02
1
.02
8
.13
7
-.02
1
.13
7
.03
6
-.09
8
.12
4
Sig.
(1-tailed)
.13
6
.31
3
.22
7
.45
8
.23
7
.26
4
.19
3
.25
9
.46
2
.45
1
.27
2
.46
2
.27
2
.43
6
.33
2
.29
1
butir
15
Pearson
Correlati
on
.04
6
.05
2
.01
3
-.17
7
-.17
1
-.11
9
-.19
9
-.01
1
-.01
0
.28
5
.20
5
.34
4
.35
2
.54
9**
.63
1**
-.43
3*
Sig.
(1-tailed)
.41
9
.41
0
.47
7
.21
6
.22
3
.29
9
.18
7
.48
1
.48
2
.09
9
.18
0
.05
8
.05
4
.00
4
.00
1
.02
2
butir
16
Pearson
Correlati
on
.12
3
-.13
7
.36
2*
-.03
0
.05
1
-.04
0
.15
5
.02
4
.21
9
-.06
0
.41
4*
.10
1
.21
9
.08
0
-.17
4
.02
5
Sig.
(1-tailed)
.29
3
.27
1
.04
9
.44
7
.41
1
.43
0
.24
5
.45
8
.16
3
.39
5
.02
8
.32
8
.16
4
.36
2
.21
9
.45
7
butir
17
Pearson
Correlati
on
.29
4
.11
0
.21
2
.02
4
.02
7
.14
2
.14
9
-.01
9
.02
1
.10
9
.03
3
.21
5
.39
7*
.08
6
.00
7
.12
4
Sig.
(1-tailed)
.09
2
.31
3
.17
2
.45
8
.45
3
.26
4
.25
4
.46
6
.46
2
.31
4
.44
2
.16
9
.03
4
.35
1
.48
7
.29
1
butir Pearson .26 .00 .19 -.55 -.42 -.58 -.53 -.47 -.44 .18 .29 -.06 -.05 -.02 .19 -.62
18 Correlati
on
6 0 6 0** 9
* 9
** 2
** 2
* 1
* 8 4 5 8 5 2 1
**
Sig.
(1-tailed)
.11
6
.50
0
.19
1
.00
4
.02
3
.00
2
.00
5
.01
3
.02
0
.20
1
.09
2
.38
6
.39
9
.45
7
.19
7
.00
1
butir
19
Pearson
Correlati
on
.00
0
-.05
8
.19
5
.28
2
.36
5*
.51
0**
.36
3*
.36
1*
.37
8*
-.00
6
.01
5
.57
9**
.72
9**
.65
8**
.48
9*
.33
9
Sig.
(1-tailed)
.50
0
.39
9
.19
2
.10
2
.04
8
.00
8
.04
9
.05
0
.04
1
.49
0
.47
4
.00
2
.00
0
.00
0
.01
0
.06
1
butir
20
Pearson
Correlati
on
-.09
4
.00
0
.01
0
.50
8**
.71
8**
.59
0**
.59
1**
.48
9*
.56
9**
-.47
5*
-.18
6
.29
8
.46
2*
.26
1
.09
0
.44
6*
Sig.
(1-tailed)
.33
9
.50
0
.48
3
.00
8
.00
0
.00
2
.00
2
.01
0
.00
3
.01
3
.20
4
.08
9
.01
5
.12
0
.34
6
.01
9
butir
21
Pearson
Correlati
on
.00
0
-.13
7
.11
1
.28
6
.30
5
.27
9
.33
8
.38
0*
.42
1*
-.24
6
-.06
7
-.07
6
.02
0
.04
5
-.09
0
.54
6**
Sig.
(1-tailed)
.50
0
.27
1
.31
2
.09
9
.08
4
.10
4
.06
2
.04
0
.02
6
.13
5
.38
4
.36
8
.46
5
.42
0
.34
5
.00
4
butir
22
Pearson
Correlati
on
.15
5
.08
6
-.03
7
.01
3
-.04
5
-.00
6
-.06
5
.21
1
.01
1
-.01
8
.20
9
.42
3*
.37
2*
.15
0
.04
5
-.12
4
Sig.
(1-tailed)
.24
6
.35
1
.43
4
.47
8
.42
1
.48
9
.38
7
.17
3
.48
0
.46
9
.17
6
.02
5
.04
4
.25
2
.42
1
.29
1
butir
23
Pearson
Correlati
on
.19
1
.10
7
.09
3
.14
0
.11
2
.18
8
.16
1
.29
9
.35
6
-.11
6
-.00
9
.22
0
.39
7*
.50
5**
.29
9
.44
7*
Sig.
(1-tailed)
.19
7
.31
8
.34
1
.26
7
.31
1
.20
1
.23
7
.08
8
.05
2
.30
4
.48
4
.16
3
.03
4
.00
8
.08
8
.01
8
butir
24
Pearson
Correlati
on
.00
0
.19
8
.39
6*
.04
3
.14
2
.21
7
.15
9
.09
2
.13
3
.11
1
.09
1
.38
7*
.46
6*
.36
6*
.21
9
.44
1*
Sig.
(1-tailed)
.50
0
.18
9
.03
4
.42
4
.26
4
.16
6
.24
0
.34
2
.27
7
.31
1
.34
4
.03
8
.01
4
.04
7
.16
4
.02
0
butir
25
Pearson
Correlati
on
-.17
5
-.06
5
-.30
3
-.02
8
-.08
5
-.06
4
-.17
7
-.02
7
-.16
5
.20
9
.02
2
.09
5
-.10
1
-.10
2
.17
9
-.14
8
Sig.
(1-tailed)
.21
9
.38
7
.08
5
.45
0
.35
4
.38
8
.21
6
.45
2
.23
1
.17
6
.46
1
.33
6
.32
8
.32
5
.21
3
.25
6
butir
26
Pearson
Correlati
on
.04
8
-.42
8*
-.21
4
-.03
5
-.00
6
-.11
1
-.08
5
-.03
4
.12
2
-.07
0
-.12
4
-.19
9
-.37
8*
.04
4
.00
2
-.14
7
Sig.
(1-tailed)
.41
6
.02
4
.16
9
.43
9
.48
9
.31
1
.35
4
.44
1
.29
4
.37
8
.29
1
.18
8
.04
2
.42
2
.49
6
.25
7
butir
27
Pearson
Correlati
on
.14
8
-.22
0
.05
4
.00
4
.07
6
-.00
2
-.02
1
.25
8
.24
1
-.16
9
.11
9
.07
5
-.14
2
-.02
7
-.11
8
.10
5
Sig.
(1-tailed)
.25
6
.16
2
.40
6
.49
3
.36
9
.49
6
.46
3
.12
3
.14
0
.22
6
.29
9
.36
9
.26
4
.45
2
.30
1
.32
1
butir
28
Pearson
Correlati
on
.19
5
.05
5
.24
3
-.23
4
-.18
9
-.19
0
-.18
9
-.01
5
-.13
2
.20
5
.15
1
.23
0
.15
1
-.04
1
.02
1
-.27
4
Sig.
(1-tailed)
.19
2
.40
5
.13
8
.14
7
.20
0
.19
9
.19
9
.47
3
.27
9
.18
0
.25
2
.15
2
.25
2
.42
9
.46
2
.10
9
butir
29
Pearson
Correlati
on
.25
1
-.33
7
.09
1
-.14
3
-.17
7
-.24
4
-.19
0
-.09
4
.11
3
-.00
9
-.02
9
-.27
4
-.24
2
.20
9
.26
7
-.14
1
Sig.
(1-tailed)
.13
0
.06
3
.34
3
.26
3
.21
5
.13
7
.19
8
.33
9
.30
8
.48
3
.44
9
.10
8
.13
9
.17
5
.11
5
.26
6
butir
30
Pearson
Correlati
on
.04
6
.31
1
.31
5
-.47
8*
-.34
3
-.28
0
-.31
3
-.18
1
-.31
8
.49
4**
.50
9**
.41
1*
.11
6
.10
7
.01
8
-.32
2
Sig.
(1-tailed)
.41
9
.07
9
.07
7
.01
2
.05
9
.10
3
.07
8
.21
0
.07
5
.01
0
.00
8
.02
9
.30
3
.31
7
.46
8
.07
2
butir
31
Pearson
Correlati
on
.11
8
-.13
2
.02
4
-.14
8
.12
8
-.05
8
-.05
0
-.04
1
.15
1
-.06
2
.09
7
.18
1
.28
4
.35
5
.09
8
-.00
8
Sig.
(1-tailed)
.30
0
.27
9
.45
8
.25
5
.28
6
.39
9
.41
3
.42
7
.25
2
.39
1
.33
4
.21
1
.10
0
.05
2
.33
2
.48
6
butir
32
Pearson
Correlati
on
.10
3
.28
9
.22
3
-.57
4**
-.35
0
-.45
3*
-.37
0*
-.37
5*
-.22
6
.45
8*
.69
1**
.35
0
.25
4
.24
9
.11
8
-.55
1**
Sig.
(1-tailed)
.32
4
.09
6
.15
9
.00
3
.05
5
.01
7
.04
5
.04
3
.15
6
.01
6
.00
0
.05
5
.12
7
.13
2
.30
0
.00
4
butir
33
Pearson
Correlati
on
1 -.28
0
.66
7**
-.44
6*
-.45
8*
-.44
9*
-.41
7*
-.25
8
-.16
0
.12
5
.26
5
.18
0
.21
2
.10
2
-.05
4
-.07
3
Sig.
(1-tailed)
.10
4
.00
0
.01
9
.01
6
.01
8
.02
7
.12
3
.23
8
.29
0
.11
7
.21
1
.17
2
.32
6
.40
6
.37
3
butir
34
Pearson
Correlati
on
-.28
0 1
-.05
0
.00
0
-.05
1
.00
0
.05
2
-.19
2
-.17
9
.32
5
.23
7
.13
5
.11
8
.00
0
.00
0
.00
0
Sig.
(1-tailed)
.10
4
.41
3
.50
0
.41
1
.50
0
.40
9
.19
6
.21
2
.07
0
.14
4
.27
5
.30
0
.50
0
.50
0
.50
0
butir
35
Pearson
Correlati
on
.66
7**
-.05
0 1
-.40
8*
-.24
6
-.23
4
-.19
1
-.12
5
-.08
1
.23
7
.29
1
.33
1
.43
2*
.21
0
-.01
5
.10
7
Sig.
(1-tailed)
.00
0
.41
3
.03
0
.13
5
.14
7
.19
7
.29
0
.36
0
.14
4
.09
4
.06
7
.02
2
.17
4
.47
3
.31
8
butir
36
Pearson
Correlati
on
-.44
6*
.00
0
-.40
8*
1 .86
6**
.90
1**
.89
2**
.77
1**
.75
5**
-.65
4**
-.50
7**
.01
5
.15
5
.06
6
.15
7
.62
0**
Sig.
(1-tailed)
.01
9
.50
0
.03
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
8
.47
4
.24
6
.38
5
.24
3
.00
1
butir
37
Pearson
Correlati
on
-.45
8*
-.05
1
-.24
6
.86
6**
1 .88
1**
.93
7**
.71
5**
.81
4**
-.71
4**
-.36
2*
.14
0
.31
7
.22
9
.15
0
.53
2**
Sig.
(1-tailed)
.01
6
.41
1
.13
5
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.04
9
.26
7
.07
5
.15
3
.25
3
.00
5
butir
38
Pearson
Correlati
on
-.44
9*
.00
0
-.23
4
.90
1**
.88
1**
1 .90
5**
.79
0**
.73
7**
-.51
1**
-.41
1*
.29
0
.39
8*
.28
7
.23
5
.61
2**
Sig.
(1-tailed)
.01
8
.50
0
.14
7
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
8
.02
9
.09
5
.03
3
.09
8
.14
6
.00
1
butir
39
Pearson
Correlati
on
-.41
7*
.05
2
-.19
1
.89
2**
.93
7**
.90
5**
1 .73
9**
.83
8**
-.64
8**
-.31
3
.14
7
.32
6
.22
3
.13
1
.59
4**
Sig.
(1-tailed)
.02
7
.40
9
.19
7
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.07
8
.25
7
.06
9
.15
9
.28
0
.00
2
butir
40
Pearson
Correlati
on
-.25
8
-.19
2
-.12
5
.77
1**
.71
5**
.79
0**
.73
9**
1 .79
6**
-.63
0**
-.35
2
.22
1
.24
0
.23
9
.10
5
.59
7**
Sig.
(1-tailed)
.12
3
.19
6
.29
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.05
4
.16
2
.14
1
.14
2
.32
1
.00
2
butir
41
Pearson
Correlati
on
-.16
0
-.17
9
-.08
1
.75
5**
.81
4**
.73
7**
.83
8**
.79
6**
1 -.68
8**
-.15
8
.20
6
.35
1
.46
8*
.27
0
.55
7**
Sig.
(1-tailed)
.23
8
.21
2
.36
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.24
1
.17
9
.05
4
.01
4
.11
2
.00
4
butir
42
Pearson
Correlati
on
.12
5
.32
5
.23
7
-.65
4**
-.71
4**
-.51
1**
-.64
8**
-.63
0**
-.68
8**
1 .40
0*
.20
5
.00
4
-.00
8
.11
6
-.49
9**
Sig.
(1-tailed)
.29
0
.07
0
.14
4
.00
0
.00
0
.00
8
.00
1
.00
1
.00
0
.03
2
.18
1
.49
3
.48
6
.30
4
.00
9
butir
43
Pearson
Correlati
.26
5
.23
7
.29
1
-.50
7**
-.36
2*
-.41
1*
-.31
3
-.35
2
-.15
8
.40
0*
1 .49
8**
.27
0
.34
3
.04
7
-.51
6**
on
Sig.
(1-tailed)
.11
7
.14
4
.09
4
.00
8
.04
9
.02
9
.07
8
.05
4
.24
1
.03
2
.00
9
.11
2
.05
9
.41
8
.00
7
butir
44
Pearson
Correlati
on
.18
0
.13
5
.33
1
.01
5
.14
0
.29
0
.14
7
.22
1
.20
6
.20
5
.49
8**
1 .81
7**
.69
6**
.37
6*
-.05
6
Sig.
(1-tailed)
.21
1
.27
5
.06
7
.47
4
.26
7
.09
5
.25
7
.16
2
.17
9
.18
1
.00
9
.00
0
.00
0
.04
2
.40
2
butir
45
Pearson
Correlati
on
.21
2
.11
8
.43
2*
.15
5
.31
7
.39
8*
.32
6
.24
0
.35
1
.00
4
.27
0
.81
7**
1 .72
1**
.44
5*
.18
4
Sig.
(1-tailed)
.17
2
.30
0
.02
2
.24
6
.07
5
.03
3
.06
9
.14
1
.05
4
.49
3
.11
2
.00
0
.00
0
.01
9
.20
6
butir
46
Pearson
Correlati
on
.10
2
.00
0
.21
0
.06
6
.22
9
.28
7
.22
3
.23
9
.46
8*
-.00
8
.34
3
.69
6**
.72
1**
1 .73
1**
.02
0
Sig.
(1-tailed)
.32
6
.50
0
.17
4
.38
5
.15
3
.09
8
.15
9
.14
2
.01
4
.48
6
.05
9
.00
0
.00
0
.00
0
.46
4
butir
47
Pearson
Correlati
on
-.05
4
.00
0
-.01
5
.15
7
.15
0
.23
5
.13
1
.10
5
.27
0
.11
6
.04
7
.37
6*
.44
5*
.73
1**
1 -.12
9
Sig.
(1-tailed)
.40
6
.50
0
.47
3
.24
3
.25
3
.14
6
.28
0
.32
1
.11
2
.30
4
.41
8
.04
2
.01
9
.00
0
.28
3
butir
48
Pearson
Correlati
on
-.07
3
.00
0
.10
7
.62
0**
.53
2**
.61
2**
.59
4**
.59
7**
.55
7**
-.49
9**
-.51
6**
-.05
6
.18
4
.02
0
-.12
9 1
Sig.
(1-tailed)
.37
3
.50
0
.31
8
.00
1
.00
5
.00
1
.00
2
.00
2
.00
4
.00
9
.00
7
.40
2
.20
6
.46
4
.28
3
butir
49
Pearson
Correlati
on
.25
1
.05
6
-.08
1
-.48
1*
-.61
9**
-.52
5**
-.57
6**
-.29
0
-.39
2*
.33
8
.52
2**
.11
0
-.11
6
.12
1
.20
6
-.63
7**
Sig.
(1-tailed)
.13
0
.40
2
.36
0
.01
2
.00
1
.00
6
.00
3
.09
5
.03
6
.06
2
.00
6
.31
3
.30
3
.29
6
.17
9
.00
1
butir
50
Pearson
Correlati
on
.20
4
.11
4
.39
1*
.06
6
-.05
1
.15
0
.08
2
-.02
4
.01
9
.37
3*
.02
0
.14
5
.18
2
.01
4
.12
9
.17
0
Sig.
(1-tailed)
.18
2
.30
7
.03
6
.38
5
.41
1
.25
3
.35
9
.45
8
.46
7
.04
4
.46
5
.26
0
.20
9
.47
5
.28
3
.22
5
butir
51
Pearson
Correlati
on
.11
6
.25
9
.32
9
-.18
8
-.14
7
.01
7
-.09
7
-.08
1
-.12
2
.23
8
.18
9
.35
4
.31
2
.28
4
.09
9
.06
9
Sig. .30 .12 .06 .20 .25 .47 .33 .36 .29 .14 .19 .05 .07 .10 .33 .37
(1-tailed) 4 3 7 1 7 1 3 0 4 3 9 3 9 0 1 9
Butir
_Tot
al
Pearson
Correlati
on
.15
6
.16
7
.43
4*
.22
6
.33
3
.42
5*
.38
3*
.35
5
.49
5**
.09
0
.34
0
.74
2**
.80
0**
.73
3**
.56
2**
.21
5
Sig.
(1-tailed)
.24
4
.22
9
.02
2
.15
6
.06
5
.02
4
.03
9
.05
3
.01
0
.34
5
.06
1
.00
0
.00
0
.00
0
.00
3
.16
9
Correlationsa
butir49 butir50 butir51 Butir_Total
butir1 Pearson Correlation .184 .126 .210 .270
Sig. (1-tailed) .206 .288 .175 .112
butir2 Pearson Correlation .359 .211 .214 .374*
Sig. (1-tailed) .051 .173 .169 .043
butir3 Pearson Correlation .420* -.030 -.451
* -.098
Sig. (1-tailed) .026 .448 .018 .333
butir4 Pearson Correlation -.566** .359 .152 .260
Sig. (1-tailed) .003 .050 .250 .122
butir5 Pearson Correlation .106 .430* -.122 .355
Sig. (1-tailed) .320 .023 .294 .052
butir6 Pearson Correlation -.678** .147 .028 .090
Sig. (1-tailed) .000 .256 .451 .344
butir7 Pearson Correlation -.321 .096 .042 .353
Sig. (1-tailed) .072 .335 .427 .053
butir8 Pearson Correlation .005 .569** -.233 .262
Sig. (1-tailed) .491 .003 .148 .119
butir9 Pearson Correlation -.006 .150 -.231 .332
Sig. (1-tailed) .489 .252 .151 .066
butir10 Pearson Correlation .096 .162 -.021 .509**
Sig. (1-tailed) .336 .236 .462 .008
butir11 Pearson Correlation -.018 .186 .039 .255
Sig. (1-tailed) .468 .203 .432 .126
butir12 Pearson Correlation -.010 .307 .331 .447*
Sig. (1-tailed) .482 .082 .066 .018
butir13 Pearson Correlation .238 -.089 -.137 -.145
Sig. (1-tailed) .143 .346 .272 .260
butir14 Pearson Correlation -.314 .036 .095 .088
Sig. (1-tailed) .078 .436 .336 .348
butir15 Pearson Correlation .474* -.017 -.139 .330
Sig. (1-tailed) .013 .470 .269 .067
butir16 Pearson Correlation -.039 -.045 -.013 .235
Sig. (1-tailed) .431 .420 .477 .146
butir17 Pearson Correlation .031 .336 -.075 .368*
Sig. (1-tailed) .445 .063 .370 .046
butir18 Pearson Correlation .480* -.295 .031 -.058
Sig. (1-tailed) .012 .091 .445 .400
butir19 Pearson Correlation -.142 .183 .412* .742
**
Sig. (1-tailed) .264 .208 .028 .000
butir20 Pearson Correlation -.507** .118 .156 .460
*
Sig. (1-tailed) .008 .301 .244 .016
butir21 Pearson Correlation -.187 .045 -.058 .285
Sig. (1-tailed) .203 .420 .399 .099
butir22 Pearson Correlation .275 -.243 -.024 .272
Sig. (1-tailed) .107 .137 .457 .110
butir23 Pearson Correlation -.009 -.177 .171 .484*
Sig. (1-tailed) .485 .215 .223 .011
butir24 Pearson Correlation -.210 .126 .564** .571
**
Sig. (1-tailed) .174 .289 .003 .003
butir25 Pearson Correlation .197 -.339 -.180 .000
Sig. (1-tailed) .190 .061 .211 .499
butir26 Pearson Correlation -.070 -.004 .013 -.217
Sig. (1-tailed) .379 .492 .478 .166
butir27 Pearson Correlation .014 .123 .106 .129
Sig. (1-tailed) .476 .292 .319 .283
butir28 Pearson Correlation .094 .208 .116 .206
Sig. (1-tailed) .339 .176 .304 .179
butir29 Pearson Correlation .124 .158 .103 .008
Sig. (1-tailed) .292 .241 .324 .485
butir30 Pearson Correlation .343 .107 .258 .300
Sig. (1-tailed) .059 .317 .123 .088
butir31 Pearson Correlation -.086 -.426* .186 .203
Sig. (1-tailed) .351 .024 .204 .182
butir32 Pearson Correlation .396* -.067 .041 .265
Sig. (1-tailed) .034 .384 .429 .117
butir33 Pearson Correlation .251 .204 .116 .156
Sig. (1-tailed) .130 .182 .304 .244
butir34 Pearson Correlation .056 .114 .259 .167
Sig. (1-tailed) .402 .307 .123 .229
butir35 Pearson Correlation -.081 .391* .329 .434
*
Sig. (1-tailed) .360 .036 .067 .022
butir36 Pearson Correlation -.481* .066 -.188 .226
Sig. (1-tailed) .012 .385 .201 .156
butir37 Pearson Correlation -.619** -.051 -.147 .333
Sig. (1-tailed) .001 .411 .257 .065
butir38 Pearson Correlation -.525** .150 .017 .425
*
Sig. (1-tailed) .006 .253 .471 .024
butir39 Pearson Correlation -.576** .082 -.097 .383
*
Sig. (1-tailed) .003 .359 .333 .039
butir40 Pearson Correlation -.290 -.024 -.081 .355
Sig. (1-tailed) .095 .458 .360 .053
butir41 Pearson Correlation -.392* .019 -.122 .495
**
Sig. (1-tailed) .036 .467 .294 .010
butir42 Pearson Correlation .338 .373* .238 .090
Sig. (1-tailed) .062 .044 .143 .345
butir43 Pearson Correlation .522** .020 .189 .340
Sig. (1-tailed) .006 .465 .199 .061
butir44 Pearson Correlation .110 .145 .354 .742**
Sig. (1-tailed) .313 .260 .053 .000
butir45 Pearson Correlation -.116 .182 .312 .800**
Sig. (1-tailed) .303 .209 .079 .000
butir46 Pearson Correlation .121 .014 .284 .733**
Sig. (1-tailed) .296 .475 .100 .000
butir47 Pearson Correlation .206 .129 .099 .562**
Sig. (1-tailed) .179 .283 .331 .003
butir48 Pearson Correlation -.637** .170 .069 .215
Sig. (1-tailed) .001 .225 .379 .169
butir49 Pearson Correlation 1 -.186 .063 -.068
Sig. (1-tailed) .204 .390 .381
butir50 Pearson Correlation -.186 1 .048 .386*
Sig. (1-tailed) .204 .416 .038
butir51 Pearson Correlation .063 .048 1 .266
Sig. (1-tailed) .390 .416 .115
Butir_Total Pearson Correlation -.068 .386* .266 1
Sig. (1-tailed) .381 .038 .115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
a. Listwise N=22
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGAITUHI MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI SDIT
INSAN MULIA TANGERANG SELATAN"disusun oleh Ufi Lutfiyah, Nomor Indul<
Mahasiswa: 1110018300066, .Iurusan I(ependidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas IlmuTarbiyah dan KeguruanUlN Syarif Hida5ralullah
Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 24 November
2014.
Jakarta, 24 November 2014
Dosen Pembimbing Skripsi
NrP 1983 12062011 01 1005
Nama
NIM
Prodi
Judul
DAF'TAR UJI REF'ERENSI
Ufi Lutfiyah
1110018300066
PGMI
"Fahtor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IPS
Siswa Kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan "
No Bab Pengarang dan Judul Buku Paraf
I
Tlianto. Model Pembelajaran Terpadu DalantTeori Dan Praktek (Jakarta: Plestasi PustakaPublisher, 2007) hal. l2l {
2. Suwarma Al Muchtar, dkk. Pendidikan IPS(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008) hal. 6.7
J. Drs. H. Tayar Yusuf dan Drs. Syaitul Anwar,Metodologi Pengajaran Agama dan BahasaArob, ( Jakalta : Ra.jaCrafindo Persada, 1995), h.97
4. il Drs.Haji M. Alisuf Sabri, PengantarPsikologi wnum dan perkembangan, (Jakafta : Pedoman Ihnu Jaya, 1991),h.129
5. Nana Syaodih Sukmadianata, Landasan PsikologiProses Pendidikan, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2007). h. 64.
6. Dls. H. Sapriya, M.Ed, dkk. Pembelajaran danEyaluasi Hasil Belajar 1PS (Bandung: UPIPRESS, 2006) hal. 3
l. Aini Indriasih. Jurnal Pendidikan:Pembelajaran Terpadu Dalam PengajaranIPS Di Kelas III SD Garung Lor KaliwunguKabupaten Kudus (Jakarla: UniversitasTerbuka,2005) hal. l4
8. Drs. N. Dald.ioeni. Dasar-Dasar ilmuPengetahuan Sosla/ (Bandung: Penerbit Alumni,1992) hal.7
9. Etin S dan Raharjo, Cooperative LearningAnalisis Model Pembelajaran /Pg (JakartaBumi Aksara, 1987) hal. l4
10. Ischak, dkk. Pendidikan IPS Di SD (.lakarta:Universitas Terbuka, 2005) hal. 1.21
ll Drs. N. Daldjoeni. Dasar-Dasar llmuPengelahtLan Soslal (Bandung: Penerbit Alumni,1992) hal.7
12. Aini lndriasih. Jurnol Pendidikan:Pembelajoran Terpadu Dalom PengojaranIPS Di Kelas lll SD Gorung Lor KaliwunguKobupoten Kudus (Jakarta: Universitas
Terbuka,2005) hal. 14
13" . Drs. I-1" Sapriya. M.Ed, dkk. Pembelajaran danEttoluasi Hasil Belajar 1PS (Bandung: UplPRESS, 2006) hal (1 1-12) I
14. Drs. H. Sapriya, M.Ed, dkk. Pembelajaran danEvaluasi Hasil Belajar 1PS (Bandung: UPIPRESS,2006) hal (l l-12) i(
15. Dr Hamzah B. Uno, Teori motiyasi danpengukarannya, ( Jakarta: Bumi Aksara" 2008),ha|.23
16. Slameto, belajar dan faktor-faktor yangnrcmpengaruhinya, ( Jakat'ta : Rineka Cipta,2002) cet.S hal.2.
t7. Dls. M. Ngalim Purwanto,MP. PsikologiPendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarta,2007), hal. 85
18 Drs Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar (
Jakalta: Rineka Cipta,201 1) hal l2 It9 Slanreto. belajar dan .faktor-faktor yang
ntentpengaruhinya, ( Jakarta : Rineka Cipta,2002) cet.5 hal.2. ,l
20 Drs. M. Ngalim Purwanto,MP. PsikologiPendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarta,2007), hal. 8
21. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denganPendekatan Baru, (Bandung: RernaiaRosdakarya, 20 10). Cet. 15. h.90 \
22. Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, ( Jakarta : Rajagrafindo Persada,201 l). hal 20
L-). Dls. M. Ngalim Purwanto,MP. PsikologiPendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarta,2007). hal. 85
24. Sardiman, A. M, Interalcsi dqn Motiyasi BelajarMengajar, ( Jakarta : Rajagrafindo Persada,201 1).hal. (29-33)
25. Drs Syaiful Bahri djarnarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta,20l l)hal 17-23 (
26. Drs. M. Ngalim Purwanto,MP, PsikologiPendidikan ( Bandung : Rema.ja Rosda .lakarta,2007) h.89
27. Ir. Hendarrnan, dkk. Jttrnal Pendidikan DanKebudayaan: Pengetahuan Tentang PenilaianHasil Belajar (Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan Kementrian Pendidikan danKebudayaan, 2013) hal. 227
28. Agus Suprijono. Cooperatitte Learning: Teoridan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: PustakaBelaiar. 2013) hal. 5
29. Drs. M. Ngalim Purwanto,MP. PsikologiPendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarla,2007),hal 102
+
30. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denganPendekatan Bartr, (Bandung: Remaia
Rosdakarya, 20 10), h.1293l Dr Hamzah B. Uno, Teori motiyasi dan
pengukurannya. ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008).hal 9
)2. Alisuf Sabli, PSIKOLOG/ PENDIDIKANBerdasarkan Kurikulum Nasional IAIN FakultasTarbiyah, (.Iakarta: Pedoman llmu .Iaya), Cet.4,h.85
I
{JJ. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Bartt. (Bandung: RemajaRosdakarya, 2010). h I 34
34. Saldiman, A. M, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, ( Jakarta : Rajagrafindo Persada,201 1), hal 7 5
35. Nana Syaodih Sukmadianata, Landasan Psikol ogiProses Pendidikan, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2007), h. 61
36. Drs. H. Tayar Yusuf dan Dr.s. Syaiful Anwar,A.,letodologi Pengajaran Agama dan BahasaArab, ( Jakarta : Rajacrafindo Persada, 1995), h.97
'tl- Sardirnan. A. M. lnteraksi dan Motivasi Belajart\lengajar, ( .Iakarta : Rajagrafindo Persada,201 l). hal 73
38. Zikri Neni lska, Psikologi PengantarPemahaman Diri Dan Lingkungan (Jakarta : KiziBrothers's. 2008) hal. 4l
39. Akyas Azhari, psikologi umum danperkemb anganJakarta : Teraiu, 2004, h. 65
40. Nana Syaodih Sukmadianata, Landasan PsikologiProses Pendidikan, (Bandung : RemajaRosdakalya, 2007). h. 6l
i
!41 Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar, ( Jakarta : Rajaglafindo Persada,2011), hal 83
42. Abin syamsydin makmun, psikologi pendidikanperangkat sistem pengajaran modul (bandung:remaja rosdakarya, 2009) h 40
!
43. Akyas Azhari, psikologi unlum danperkeru bangan Jakafia : Teraju, 2004, h.7 1-7 2 t
44. Zikli Neni Iska, Psikologi PengantarPemahaman Diri Dan Lingkungan (Jakarta : KiziBrothers's, 2008) hal. 46-47 f
45. Plof'. Dr. S. Nasution, M.A. Didaktik Asas-AsasMengajar (Jakarta: Bumi Aksala, 1995) hal. (76-77) i
46. Sardinran, A. M. lnteraksi dan Motivasi BelajarMengajar, ( Jakarta : Rajagrafindo Persada,201 l), hal 85
47. Dls. M. Ngalim Purwanto,MP. PsikologiPendidikan ( Bandung : Remaja Rosda Jakarta,2007),hal 70-71 c
48. Sardiman, A. M, lnteraksi dan Motivasi BelqjarMengqjar, ( Jakarta : Rajagrafindo Persada. t
2011), hal 88-91
Aminudin Rasyad. Teori Belajar danPembelajaran (Jakarta: Uhamka Press, 2003) cet.Ke-3 h.89
Dimyati dan Mudijono, Belaiar danPembelajaran, ( Jakarta : PT. Rhineka Cipta,1999). cet ke-2. h. 78
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safi'udin. Abdul
Jabar, 2004: hal. I 8
Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan.
Jakafta: Raja Grapindo Persada 2012, h.43.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakafia: PT Rineka cipta,
YAYASAI{AL.IKII WAI{IYAHSEKOIAH DASAR ISIAIT{ TERPADU
INSAhI IUULIAAkte Notaris : No. 6 / 2000
Telp. (021 ) 7 344357 5-7331377
Alamat : Jl. PantiAsuhan Kp. Ceger Rt.08/05 No. 73 Jurangmangu Barat PondokAren Kota Tangerang Setatan 15223
SI]RAT KETERANGAIYNomor : 4MISDLIIv{/}0/2014
Yang bertmda tangan di bauilah ini Kepala Sekolah Dasar Islam Insm Mulia KecmtranPondok Aren Kota Tangerang Seldan menerangkan bahwa :
NamaTemp*,ll$l- tnhirNIMPendidikmFakultasJunrsan
IIFI LUTT'IYAHTmgerang 24Mafi.1991I I 10018300066UIN Syarif Hidayatultah JakffiaTarhiyahPGMI
Telah melaksanakan penelidan skripsi di SDI INSAII MULIA terhitung tenggal 08 - 13Agrlstus 2014 dengm sasamn sisqafi kelas Y.
Demikian surat id kami 'buat dengan sebeiiarny4 rmtuk digpnakanmestinya-
Areq O4November2014
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lt. H. JuaMa No 95 Cipulat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082Tgl. Terbit : i l,'iaret 2010No. Revisi: : 01
Hal 111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.11lF.1lKM.01 .31 2463 12014Lamp. : OutlineProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, 04 Juni 2014
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SD|T lnsan MuliaTangerang SelatandiTempat
Assal am u' al aiku m w r. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Ufi Lutfiyah
NIM : 1110018300066
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah
Semester : Vlll
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mgmpengaruhi Motivasi Belajar IPS Siswa
Kelas V di SDIT lnsan Mulia Tangerang Selatan
adalah benar mahasiswaii Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruen UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpi n.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' al ai ku m wr.w b.
Guru Ml
MA.1107 2007A1 1 013
Biodata Penulis
Ufi Lutfiyah Lahir di Tangerang, 24 Maret 1991. Anak ke 7 dari 7
bersaudara dari pasangan H. Abdul Latif dan Hj. Nawiyah. Penulis
beralamat di Jalan Panti Asuhan Al-Ikhwaniyah Kp. Ceger, Rt 008 Rw 05
Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Selatan. Penulis menempuh
pendidikan di MI Al-Ikhwaniyah (1996-2002), Sekolah Madrasah
Tsanawiyah di MTSN 13 Jakarta (2002-2005), dan sekolah Madrasah
Aliyah di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor (2005-2009).
Dan melanjutkan S1 tahun 2010 pada Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi penulis “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan”