47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah Indera yang sangat penting bagi manusia, dengan mata banyak hal secara normal dan wajar dapat dilakukan sehingga mata merupakan syarat penting bagi upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena mata merupakan jalur informasi utama, namun kenyataannya di Indonesia tidak sedikit yang terganggu matanya atau bahkan menderita kebutaan. Angka kebutaan di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) adalah 1,5% dan tertinggi di Asia Tenggara disusul dengan Bangladesh 1%, India 0,7%, dan Thailand 0,3%. Tiap Menit ada 12 orang buta di dunia. Di Indonesia tiap menit ada 1 orang menjadi buta. World Sight Day (WSD) adalah hari peringatan tahunan yang diselenggarakan untuk memfokuskan perhatian dunia pada kebutaan dan penglihatan. Dari fakta yang ada diketahui bahwa masalah kesehata mata di dunia cukup 1

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kti

Citation preview

Page 1: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata adalah Indera yang sangat penting bagi manusia, dengan mata

banyak hal secara normal dan wajar dapat dilakukan sehingga mata merupakan

syarat penting bagi upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

karena mata merupakan jalur informasi utama, namun kenyataannya di Indonesia

tidak sedikit yang terganggu matanya atau bahkan menderita kebutaan. Angka

kebutaan di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) adalah 1,5%

dan tertinggi di Asia Tenggara disusul dengan Bangladesh 1%, India 0,7%, dan

Thailand 0,3%. Tiap Menit ada 12 orang buta di dunia. Di Indonesia tiap menit

ada 1 orang menjadi buta. World Sight Day (WSD) adalah hari peringatan tahunan

yang diselenggarakan untuk memfokuskan perhatian dunia pada kebutaan dan

penglihatan. Dari fakta yang ada diketahui bahwa masalah kesehata mata di dunia

cukup memprihatinkan. Sekitar 314 orang di seluruh dunia hidup dengan

penglihatan rendah dan kebutaan.1

Katarak bukan merupakan penyakit menular namun hingga saat ini belum

ada obat-obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau

menyembuhkan gangguan Katarak. Salah satu upaya yang efektif untuk

memperlambat terjadinya gangguan Katarak adalah dengan melindungi mata dari

sinar matahari berlebihan. Penyebab Katarak yang paling sering adalah proses

degenerasi yang terkait dengan usia (age-related cataract) atau disebut Katarak

senilis. Terdapat 3 tipe utama Katarak senilis berdasarkan letak kekeruhannya

1

Page 2: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

yaitu nuclear, kortikalm dan subkapsularis posterior. Pada beberapa pasien dapat

dijumpai kombinasi dari ketiganya.2

Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak

pada sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50%

untuk mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70%

untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Sperduto dan Hiller menyatakan

bahwa katarak ditemukan lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada penelitian

lain oleh Nishikori dan Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan

dominasi pasien wanita yang berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi

katarak.3

Dengan tingginya angka kebutaan yang diakubatkan oleh katarak, maka

penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor

yang mempengaruhi angka kejadian katarak senilis di klinik Orbita Makassar

tahun 2015”

1.2 Rumusan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian katarak senilis di klinik Orbita

Makassar 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian katarak senilis di

klinik Orbita Makassar 2015.

2

Page 3: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

2. Tujuan Khusus

a. Menilai besarnya resiko umur dengan kejadian katarak senilis di klinik

orbita makassar

b. Menilai besarnya resiko jenis kelamin dengan kejadian katarak senilis di

klinik orbita makassar

c. Membandingkan factor-faktor resiko yang mempengaruhi angka kejadian

katarak senilis di klinik orbita makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peniliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman pengetahuan tentang

proses penelitian khususnya tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi angka

kejadian katarak senilis di klinik Orbita Makassar 2015

2. Bagi Masyarakat

Penilitian ini diharapkan agar masyarakat bisa mengetahui dengan jelas

faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya katarak senilis.

3. Bagi institusi pendidikan

Memberikan sumbangan pustaka dan literatur yang dapat digunakan oleh

mahasiswa Universitas Muslim Indonesia.

4. Bagi Kesehatan

Untuk menurunkan angka kebutaan akibat dari katarak sebagai upaya

optimalisasi peningkatan derajat kesehatan

3

Page 4: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi Mata

2.1.1 Anatomi Mata Secara Umum

Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima

rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-

serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada

otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Adneksa MataMerupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari:

Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk

melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva adalah membran tipis

yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran

4

Page 5: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana

terletak pada pinggir luar dari alis mata. Rongga orbita merupakan

rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang

kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6

(enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata

secara terkoordinasi pada saat melirik.

b. Bola Mata Jika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian

belakang, bola mata terdiri dari: Kornea disebut juga selaput bening

mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan.

Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus

yang berada dibelakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan

pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Sklera yaitu

lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian

dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola

mata. Bilik mata depan merupakan suatu rongga yang berisi cairan

yang memudahkan iris untuk bergerak Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu

iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak

untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan

siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata,

sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung

pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata.

Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata,

dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris. Bila cahaya lemah iris akan

5

Page 6: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih

banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil

mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Lensa mata

adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan

cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan. Lensa

adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya

yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang

jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang

dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium.

Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat

lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-

benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual. Badan Kaca

(Vitreus) bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai

badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat

meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina.

Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah

mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-

ujung nervus optikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap

oleh mata) maka berkas- berkas cahaya benda yang dilihat, menembus

kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang

ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina

bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak,

untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua

6

Page 7: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk. Papil saraf optik

berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina

menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks

oksipital). Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan

bayangan pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan

vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan

yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas

untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian

stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina,

terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel

penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa

lingkaran yang terdapat di antaranya, disebut granula. Ujung proximal

batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis

(penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam retina. Proses

kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua

dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini

merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf

ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah

dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat

visuil khusus dalam lobus oksipitalis otak, di mana penglihatan

ditafsirkan.

7

Page 8: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

2.1.2 Fisiologi mata

Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa

mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai otak

melalui saaf otik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk

melihat suatu benda. Iris bekeja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada

suasana terang pupil akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis,

jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk

lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf

kesadaran. Sistem yang terdiri dari mata dan alur saraf yang mempunyai peranan

penting dalam melihat di subut alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90 %

dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan

peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya

gejala kelelahan umum.

2.2. Tinjauan Umum Tentang Katarak

2.2.1 Pengertian Katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani yaitu Kataarhakies, Inggris Cataract

dan Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular

dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak

adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-

duanya.

8

Page 9: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

Secara umum katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih

dan tembus pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina akibatnya

penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan, sehingga

penglihatan terganggu secara beragam sesuai tingkat kekeruhan lensa. Katarak

senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, biasanya

diatas 50 tahun.

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga

menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan ¹. Katarak menyebabkan

penglihatan  menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan patologik

lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi

protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan

penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang

². Definisi lain katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa

rnenjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa.

Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat

timbul pada berbagai usia tertentu ³.

Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk

menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian

belakang mata, bersifat sensitive terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya

atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa mata, kemudian akan

diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar tadi akan diubah

menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf

penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami. Tetapi

9

Page 10: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

bila jalan cahaya tertutup oleh keadaan lensa yang katarak maka impuls tidak akan

dapat diterima oleh otak dan tidak akan bisa diterjemahkan menjado suatu

gambaran penglihatan yang baik.3

Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika katarak

sudah sangat memburuk lensa yang lebih kuat pun tidak akan mampu

memperbaiki penglihatan. Orang dengan katarak secara khas selalu mencari cara

untuk menghindari silau yang berasal dari cahaya yang salah arah. Misalnya

dengan mengenakan topi berkelapak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan

pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.3

Katarak dapat diklasifikasikan menurut umur penderita:3

1. Katarak Kongenital, sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat

disebabkan oleh infeksi virus yang dialami ibu pada saat usia

kehamilan masih dini 4. Katarak kongenital adalah katarak yang mulai

terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1

tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi

yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh

ibu-ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia, homosisteinuri,

toksoplasmosis, inklusi sitomegalik,dan histoplasmosis, penyakit lain

yang menyertai katarak kongenital biasanya berupa penyakit-penyakt

herediter seperti mikroftlmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris

heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea.

10

Page 11: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

2. Katarak Juvenil, Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda,

yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3

bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak

kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit

sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya.5

3. Katarak Senil, setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senile

biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa

dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai

terjadi pada usia lebih dari 60 tahun .5

4. Katarak Intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa

akibat lensa degenerative yang menyerap air. Masuknya air ke dalam

celah lensa disertai pembengkakan lensa menjadi bengkak dan besar

yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal

dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat

memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi

pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopi

lentikularis. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga akan

mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang meberikan

miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa

disertai peregangan jarak lamel serat lensa. 6

5. Katarak Brunesen. Katarak yang berwarna coklat sampai hitam

(katarak nigra) terutama pada lensa, juga dapat terjadi pada katarak

pasien diabetes militus dan miopia tinggi. Sering tajam penglihatan

11

Page 12: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

lebih baik dari dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada

orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya

katarak kortikal posterior. 6

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya:6

1) Katarak Inti ( Nuclear )

Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada

nukleus atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses

penuaan

2) Katarak Kortikal

Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan

kekeruhan putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga

mengganggu penglihatan. Banyak pada penderita DM

3) Katarak Subkapsular.

Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur

jalan sinar masuk. DM, rhinitis pigmentosa dan pemakaian

kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dapat mencetuskan

kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.

2.2.2 Etiologi Katarak

Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain :6

1. Usia lanjut dan proses penuaan

2. Congenital atau bisa diturunkan.

3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti

merokok atau bahan beracun lainnya.  

12

Page 13: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik

(misalnya diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).  

2.2.3 Patofisiologi 

Metabolisme Lensa Normal

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation

(sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous.

Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior.

Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian

posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi

dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui

pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di

dalam oleh Ca-ATPase Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%)

dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk

biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase

dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa

menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol

dehidrogenase.7

Lensa mengandung 65% air, 35% protein dan sisanya adalah mineral.

Dengan bertambahnya usia, ukuran dan densitasnya bertambah. Penambahan

densitas ini akibat kompresi sentral pada kompresi sentral yang menua. Serat

lensa yang baru dihasilkan di korteks, serat yang tua ditekan ke arah sentral.

Kekeruhan dapat terjadi pada beberapa bagian lensa. Kekeruhan sel selaput

13

Page 14: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

lensa yang terlalu lama menyebabkan kehilangan kejernihan secara progresif,

yang dapat menimbulkan nyeri hebat dan sering terjadi pada kedua mata.7

2.2.4 Manifestasi Klinis

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:7

1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau

serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan

tadi.

2. menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari

Gejala objektif biasanya meliputi:7

Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak

akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya

akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi

bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau

redup.7

1. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan

seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.

2. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar

putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negative.

Gejala umum gangguan katarak meliputi: 7

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

2. Gangguan penglihatan bisa berupa:

a.Peka terhadap sinar atau cahaya.

b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).

14

Page 15: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

c.Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

3. Kesulitan melihat pada malam hari

4. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan

mata

5. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

2.2.5 Penatalaksanaan katarak

         Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat  dibantu

dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,

atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak

diperlukan tindakan operasi.7

Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk

memperbaiki lensa mata,  tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan

tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa

menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga

mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan

untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata

lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga

saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:8

1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam

2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga

mata bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga

mata bisa fokus pada objek jauh

15

Page 16: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot

silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan

yang terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut

koroiditis. Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan

glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah

operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang

mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila

mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya .8

Indikasi dilakukannya operasi katarak :8

1. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam

melakukan rutinitas pekerjaan

2. Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma

3. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari

jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/60

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu: 8

1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)

2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)

3. Manual SICS (Small Incision Cataract Sustruction)

4. Phacoemulsifikasi.

16

Page 17: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

2.3 Tinjauan Tentang katarak senilis dan factor resikonya

2.3.1 Definisi Katarak Senilis

Katarak senilis adalah katarak yang pada umumnya terjadi oleh

karena proses penuaan dan biasanya timbul pada usia diatas 50 tahuh.

Katarak senilis selalu mengenai kedua mata dan pada umumnya

mata yang satu prosesnya lebih lanjut dari mata lainnya. perjalanan katarak

senilis progresif lambat , biasanya mulai timbul kekeruhan sampai menjadi

keruh merata memerlukan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun.

2.3.2 Stadium Katarak Senilis Menurut Tahap Perkembangan

a. Stadium Insipien (Insipient Stage)

Kekeruhan Lensa tampak terutama adanya garis-garis di bagian

perifer korteks menuju ke setral lensa yang menyerupai jeruji sebuah

roda. biasanya pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam

dan masih bisa dikoreksi sehingga mencapai visus 6/6. Refleks fundus

relative cemerlang.

b. Stadium Imatur (Intumescent Stage)

Pada stadium ini lensa menyerap cairan sehingga lensa

mencembung. Iris terdorong ke depan dan kamera okuli anterior

dangkal sehingga dapat menyebabkan glaucoma sekunder. Visus lebih

menurun karena selain kekeruhan yang bertambah juga lensa

mencembung sehingga mata miopisasi. Tampak bayangan iris pada

lensa pada saat pemeriksaan dengan penyinaran samping karena

17

Page 18: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

bagian superficial lensa masih jernih sedang bagian belakangnya sudah

keruh. reflex fundus suram

c. Stadium Mature (Mature Stage)

Lensa kehilangan cairan yang berlebihan. Lensa menipis dan

kekeruhan menjadi lebih jelas dan sudah mengenai seluruh lensa.

Warna menjadi putih keabu-abuan. Tajam penglihatan menurun

tinggal melihat gerakan tangan atau persepsi cahaya. Refleks fundus

negative.

d. Stadium Hipermature

Stadium matur dapat berlangsung lama dan apabila masuk ke

stadium hipermatur permukaan lensa menjadi homogeny atau bercak-

bercak ireguler. Lensa dapat kehilangan air dan mengering, tipis

sehingga kamera akuli anterior lebih dalam. Bagian korteks lensa dapat

pula menjadi lunak, cair seperti susu dan intinya meluncur ke bawah

dan keadaan ini disebut katarak Morgagni, atau lensa akan terus

kehilangan cairan dan keriput disebut Shrunken cataract.

Lensa yang sedang dalam proses pembentukan katarak ditandai adanya

sembab lensa, perubahan protein dan terganggunya kesinambungan normal

serabut-serabut lensa. Pada umumnya terjadinya perubahan lensa sesuai dengan

tahap perkembangan kataraknya.

Secara kimiawi pembentukan katarak ditandai oleh berkurangnya

pengambilan oksigen dan bertambahnya kandungan air yang kemudian diikuti

dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium bertambah sedangkan kandungan

18

Page 19: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

kalium, asam askorbat dan protein berkurang. Lensa yang mengalami katarak

tidak mengandung glutation.

Usaha mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi ini dengan

cara pengobatan belum berhasil dan penyebab belum diketahui.

2.3.3 Tanda-Tanda Katarak Senilis

Tanda-tanda katarak senilis diantaranya adalah :

Menurunnya tajam penglihatan.

Bila Katarak terjadi pada bagian tepi lensa, maka tajam penglihatan

tidak akan mengalami perubahan, tetapi bila letak kekeruhan di tengah

lensa maka penglihatan tidak akan menjadi jernih. bila telah terbentuk

katarak yang menutupi pupil telah sedemikian keruh dan tidak bening

akan dapat mengganggu penyaluran sinar masuk selaput jala lebih

nyata. katarak akan menghalangi sinar masuk kedalam, sehingga terjadi

penurunan tajam penglihatan.

Sering merasa Silau

Penglihatan untuk membaca dirasakan silau bila penerangan terlalu

kuat sehingga sering merasa senang membaca di tempat dengan

penerangan kurang. selain itu penglihatan menjadi lebih terang pada

waktu senja dibandingkan pada siang hari.

Melihatat bintik-bintik hitam pada suatu lapangan pandang dengan

posisi mata tertentu.

keluhan ini bisanya terjadi pada stadium permulaan (insipient).

pasien perlahan-lahan akan mengeluh penglihatan seperti terhalang oleh

19

Page 20: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

bayangan seperti kabut yang makin lama makin tebal. bila katarak

berkembang makan penglihatan akan seperti berasap, berkabut, dan bisa

hanya seperti melihat sinar dibelakang kabut yang tebal.

Mengeluh Diploplia atau Poliopia

Yaitu melihat ganda sebuah benda atau multiple. tanda dini ini

dirasakan melihat lampu atau bulan yang banyak bila melihat dengan

satu mata tertutup. hal ini terjadi karena refraksi (pembiasan) yang

Ireguler dari lensa mata.

Miopia

Akibat proses terjadinya katarak, yakni lensa mengabsorbsi cairan

sehingga lensa menjadi cembung dan daya refraksi mata meningkat,

akibatnya bayangan akan jatuh di muka retina. penderita katarak dini

akan meras senang melihat dekat tidak memerlukan kaca mata lagi.

namun akan mengalami kesukaran melihat jauh karena terjadi

miopisasi pada mata tersebut.

2.3.4 Faktor Resiko Katarak Senilis

Penyebab katarak senilis sampai sekarang belum diketahui dengan

pasti dan bersifat multifactorial. beberapa factor yang mempengaruhi

terjadinya katarak senilis antara lain:

Umur

Proses normal dari usia lanjut mengakibatkan lensa menjadi keras

dan keruh, keadaan ini disebut sebagai katarak senilis, yang sering

ditemukan mulai ujia 40 tahun keatas. dengan meningkatnya umur

20

Page 21: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

makan ukuran lensa akan bertambah dengan timbulnya serat-serat lensa

yang baru. serat-serat yang terbentuk lebih dahulu akan terdorong

kearah tengan membentuk nucleus. nucleus ini akan memadat dan

mengalami dehidrasi sehingga terjadi sclerosis/ sclerosis ini

menyebabkan lensa tidak elastis, menjadi kompak dan kesanggupan

untuk berakomodasi menjadi turun. seiring bertambahnya usia, lensa

berkurang kebeningannya, keadaan ini akan berkembang dengan

bertambah beratnya katarak. pada golongan usia 60 tahun hamper

2/3nya mulai mengalami katarak.

Jenis Kelamin.

Ada indikasi bahwa penderita katarak wanita lebih meningkat

dibanding laki-laki terutama usia di atas 65 tahun, seperti hasil survey

yang dilakukan NHANES, Framingham Eye Study, penilitian di Punjab

semuanya menunjukan bahwa wanita prevalensinya lebih meningkat.

Tetapi belum ada penjelasan yang mendasari. Mungkin karena umur

harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan kaum pria

Penyakit Diabetes Melitus

Katarak, Umumya merupakan masalah bagi orang usia lanjut,

tetapi pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan

baik, katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. diperkirakan

bahwa proses terjadinya katarak pada penderita dibetes mellitus adalah

akibat penumpukan zat-zat sisa metabolism gula oleh sel-sel lensa mata.

dalam keadaan kadar gula normal, penumpukan zat-zat sisa ini tidak

21

Page 22: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

terjadi. bila kadar gula darah meningkat, maka perubahan glukosa oleh

aldose reduktase menjadi sorbitol meningkat. selain itu perubahan

sorbitol dalam lensa mata meningkat. disusun suatu hipotesa bahwa

sorbitol menaikan tekanan osmosis intraseluler dengan akibat

meningkatnya water uptake dan selanjutnya secara langsung maupun

tidak langsung terbentuklah katarak. pengaruh klinis yang lama akan

mengakibatkan terjadinya katarak lebih dini pad pasien diabetes

dibandingan dengan pasien non diabetes.

Sinar Ultraviolet

Sinar ultraviolet dan matahari dapat mempercepat kekeruhan pada

lensa mata. seseorang dengan ekerjaan sehari-hari sering terpapar sinar

ultraviolet meningkatkan factor resiko katarak. Bukti epidemiologi

menunjukan bahwa paparan dengan waktu yang lama radiasi

ultraviolet, dihubungkan dengan peningkatan resiko dari katarak sub

kapsular. berbagai penelitian telah berhasil membuktikan adanya

hubungan antara radiasi ultra violet yang berasal dari sinar matahari dan

kejadian katarak. hasil penelitian ilmu dasar seperti biokimia, fotokimia

dan histologi sangat menunjang konsep bahwa radiasi ultra violet dapat

mempercepat proses terjadinya katarak. sinar ultra violet akan diserap

oleh protein lensa terutama asam amino aromatic, yaitu triptofan, fenil

alanine dan tirosin sehingga menimbulkan reaksi foto kimia dan

menghasilkan fragmen molekul yang disebut radikal bebas, seperti

anion superoksida, hidroksil dan spesies oksigen reaktif seperti

22

Page 23: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

hydrogen proksida yang semuanya bersifat toksis. selanjutnya radikal

bebas ini akan menimbulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan

senyawa toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif pada gugus

sulfhidril protein. reaksi oksidatif akan mengganggu struktur protein

lensa sehingga terjadi cross link antar dan intra protein dan menambah

jumlah high molecular weight protein sehingga terjadi agregasi protein

tersebut, kemudian akan menimbulkan kekeruhan lensa yang disebut

katarak.

Obat-obatan

Obat-obatan jenis tertentu dapat menstimulasi pembentukan katarak,

diantaranya : amiodarone (obat untuk jantung), Chlorpromazine

(sedative), kortikosteroid (penanganan radang akut dan kronik),

Lovastatin (penurun kolesterol), Phenytoin ( antiseizure, pengobatan

epilepsy). Penggunaan obat kortikosteriod sebagai factor perkembangan

katarak sub capsular posterior.

Merokok

Individu yang merokok 20 batang atau lebih jenis sigaret dalam

sehari mempunyai resiko 2 kali lebih banyak mengalami katarak. John

J. Harding dalam penilitiannya bersama Ruth van Heyningen di oxford

berkesimpulan terdapat hubungan antara perokok berat dengan katarak.

23

Page 24: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

Nutrisi

Faktor nutrisi merupakan salah satu resiko untuk terjadinya katarak.

Diet kaya laktosa atau galaktosa dapat menyebabkan katarak. Begitu

juga diet rendah riboflavin, triptopan dan berbagai asamamino lain.

Penyelidikan di Punjab India memprlihatkan hubungan katarak dengan

tingkat gizi dimana katarak lebih umum terjadi pada gizi dan status

ekonomi yang rendah dengan konsumsi makanan rendah protein dapat

terlihat prevalensi kataraknya meningkat. Harding dan Rixon

mengatakan bahwa diare berat dapat meningkatakan resiko katarak.

Beberapa penilitian mengatakan diet tinggi vitamin C, E Karoten yang

berefek antioksidan dapat mengurangi resiko katarak akibat pengaruh

radikal bebas.

Trauma Mata

Trauma pada mata dapat mengakibatkan katarak pada semua umur,

pukulan keras, tembus, sayatan, panas tinggi atau bahan kimia dapat

mengakibatkan kerusakan lensa yang disebut katarak traumatika.

Trauma katarak dapat meliputi sebagian atau seluruh lensa. Pada

bebrapa kasus kapsul lensa pecah oleh kekuatan luka tumpul.

24

Page 25: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

BAB III

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan. Peneliti membatasi pengamatan pada dua faktor instrinsik dan

ekstrinsik. Dari kerangka teori peneliti melakukan modifikasi dengan

memilih beberapa faktor penyebab terjadinya katarak senilis, yaitu Faktor

Demografi yaitu Jenis Kelamin dan umur serta riwayat penyakit Diabetes

Mellitus dan faktor ekstrinsik yaitu faktor pendidikan dan pekerjaan serta

faktor prilaku seperti kebiasaan merokok.

Faktor Instrinsik

1. Demografi

- Umur

- Jenis Kelamin

2. Riwayat Diabetes Mellitus

Faktor Ekstrinsik

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Kebiasaan Merokok

KATARAK

SENILIS

Variabel Independen Variabel Dependen

25

Page 26: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

3.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-

ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar

peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat

variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus

memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan

untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Berikut akan

dijabarkan definisi operasional setiap Variabel :

26

Page 27: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

27

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Katarak

Senilis

Orang yang

menderita katarak

yang tercatat dalam

register klinik Orbita

Makassar

Telaah

Dokumen

Medical

Record

Jumlah

Kejadian

Katarak

Senilis

Nominal

2 Jenis

Kelamin

Ciri-ciri penampilan

fisik seseorang yang

menunjukan

perbedaan antara

laki-laki dan

perempuan

Wawancara Kuesioner 0 = Laki-laki

1 =

Perempuan

Nominal

3 Umur Lama hidup

responden dalam

hitungan tahun

sampai dengan

ulang tahun terakhir

Wawancara Kuesioner 0 = 30-44

tahun

1 = 45-54

tahun

2 = 55-64

tahun

3 = 65+

Nominal

4 Pendidikan Pendidikan formal

yang telah dicapai

responden

wawancara kuesioner 0 = Tinggi

(Akademi &

PT)

1 = sedang

(SMP dan

SMA)

2 = rendah

(tidak

sekolah dan

tamat SD)

Ordinal

5 Pekerjaan Dinyatakan tempat

dimana responden

bekerja

wawancara kuesioner 0 = dalam

gedug

1 = luar

gedung

Nominal

6 Riwayat

Diabetes

Mellitus

Responden yang

mempunyai riwayat

penyakit DM yang

tercatat dalam

status Medical

Record responden

Wawancara

dan telaah

dokumen

Medical

Record dan

Kuesioner

0 = tidak

ada riwayat

DM

1 = ada

riwayat DM

Nominal

Page 28: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

3.3 Hipotesis

a. Ada hubungan antara faktor demografi (umur dan jenis kelamin)

terhadap kejadian katarak senilis pada pasien yang berkunjung di

Klinik Orbita Makassar

b. Ada hubungan antara faktor sosial ekonomi (Pekerjaan dan

Pendidikan) terhadap kejadian katarak Senilis pada pasien yang

berkunjung di Klinik Orbita Makassar

c. Ada hubungan antara Penyakit Diabetes Mellitus terhadap penderita

katarak senilis pada pasien yang berkunjung di Klinik Orbita

Makassar

d. Ada hubungan prilaku merokok terhadap kejadian katarak pada

pasien yang berkunjung di Klinik Orbita Makassar

28

Page 29: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

BAB IV

Metodologi Penilitian

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini berdasarkan dengan penelitian deskripsi dengan

menggunakan pendekatan cross sectional study.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di Klinik Orbita selama Periode Bulan

………. 2015.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah subyek atau objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari atau diteliti

dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini semua

pasien yang menderita Katarak Senilis di klinik orbita makassar pada

bulan ………… hingga ……….. yang berjumlah …. orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi..

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi

kriteria inklusi,. Maka yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah

pasien yang menderita Katarak Senilis di klinik orbita makassar….

4.4. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran, atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang lain. Definisi lain mengatakan

29

Page 30: Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Katarak Sinilis

bahwa variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu. Berdasarkan hubungan fungsional antara

variabel-variabel satu dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi

dua, yaitu variabel tergantung, akibat, terpengaruh atau variabel Dependen

dan variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau variabel Independen.

Disebut variabel tergantung atau dependen karena variabel ini dipengaruhi

oleh variabel bebas atau variabel independen ¹¹.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan optotype dari Snellen

dengan tujuan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

4.6 Prosedur Pengambilan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian, maka peneliti

menggunakan data sekunder. Data Primer diperoleh dari wawancara

dengan menggunakan kuesioner pada responden dan data sekunder

diperoleh dari telaah dokumen yang berasal dari catatatn medis (medical

record.

30