136
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA ANAK (BAWAH LIMA TAHUN) BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIPUTAT TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh Azizatu Zahroh NIM:108104000026 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 M/1433 H

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN

IBU TENTANG GIZI BURUK PADA ANAK (BAWAH LIMA TAHUN)

BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIPUTAT

TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

Azizatu Zahroh

NIM:108104000026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 M/1433 H

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh
Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh
Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh
Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim…

Tiada gading yang tak retak begitu pepatah mengatakan

Tiada kesempurnaan kecuali kesempurnaan milik-Nya.

Berkat rahmat Allah Karya kecil telah kuselesaikan

dan akan kupersembahkan untuk cahaya hidupku

yang senantiasa ada disaat suka maupun duka(bapak dan ibu tercinta)

yang selalu mendoakan putri sulungnya

untuk semua dosen yang telah berjasa,

untuk sahabat-sahabat terindahku dan

terima kasihku tiada terhingga untuk semuanya

Dari semua telah Kau tetapkan hidupku dalam tangan Mu,

Rencana indah yang telah Engkau siapkan bagi masa depanku yang penuh harapan

harapan kesuksesan terpangku dipundak sebagai janji kepada mereka, bapak dan ibu…

Rencana Allah itu lebih baik dari rencanamu

Jadi tetaplah berjuang dan berdoa hingga engkau akan menemukan ternyata memang

allah memberikan yang terbaik untukmu

‘’pendidikan.mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis’’(Aristoteless)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Azizatu Zahroh

Tempat, Tanggal Lahir : Rawabening, 30 Mei 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Ds Serdang Kuring Kec. Bahuga, Kab. Waykanan

Lampung 34763

Tlp/Hp : 085711568847

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. SD N 1 Serdang Kuring (1996-2002)

2. SMP N 1 Buay Bahuga (2002-2005)

3. SMA N 1 Belitang (2005-200)8

4. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2012)

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Pramuka SD N 1 Serdang Kuring

2. Anggota OSIS SMP N1 Buay Bahuga

3. Anggota Pramuka SMP N1 Buay Bahuga

4. Anggota Pramuka SMA N 1 Belitang

5. Anggota ROHIS SMA N 1 Belitang

6. Anggota BEMJ Ilmu Keperawatan

7. Anggota Relawan LK ESQ 165

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu

Tentang Gizi Buruk Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tahun 2012”.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan sehingga penulis tetap

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyelesaian skipsi, penulis

sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. H.M. Djauhari W, AIF., PFK, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

viii

4. Dra. Farida Hamid, Mpd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Waras Budiutomo,S.kep,M.kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Eni, S.Kep, MKep, Sp.Mat, selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

pembimbing akademik penulis selama kuliah.

7. Maulina Handayani S.Kp., M.Sc.. selaku pembimbing I dan Puspita Palupi,

S.kep,M.kep,Ns,Sp.Mat selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan masukan, nasihat, petunjuk

dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis, serta

staff akademik (Bapak Azib Rosyidi S. Psi dan Ibu Syamsiah) atas bantuannya

yang telah memudahkan penulis dalam proses belajar di PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Segenap jajaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN yang telah banyak membantu dalam menyediakan

referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

10. Kepala puskesmas kecamatan Ciputat Timur yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian.

11. Segenap responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi

kuisioner.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

ix

12. Orang tua tercinta (Bapak Zainal abidin dan Ibu Iin Yulistio Wati) yang telah

memberikan kasih sayang tulus dan selalu mendoakan serta memberikan

motivasi tiada hentinya kepada penulis.

13. Kakak – adik penulis (mas lana dan adik tifa) yang selalu memberikan

dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti.

14. Teman-teman angkatan 2008 yang telah bersama-sama dengan penulis

melewati hari-hari baik suka maupun duka dalam menyelesaikan kuliah di

PSIK UIN Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Untuk

itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, September 2012

AZIZATU ZAHROH

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

x

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, September 2012

Azizatu Zahroh, NIM: 108104000026

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Buruk Pada Balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur

xix + 95 halaman +16 tabel+ 3 gambar+ 5 lampiran

ABSTRAK

Gizi buruk merupakan masalah yang masih sering terjadi di Indonesia.

Penanganannya tidak hanya dengan pendekatan medis tetapi juga dengan

pendekatan non medis contohnya promosi kesehatan. Pengetahuan ibu merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh karena itu,

peranan ibu sangat penting dalam proses pencegahan gizi buruk pada balita.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhuungan

dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di wilayah kerja

puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif analitik dengan rancangan cros sectional. Sampel penelitian

yaitu ibu yang memiliki balita sebanyak 79 responden. Pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik acccidental sampling. Data di peroleh melalui

wawancara dengan mengguanakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji

Spearman Ranx. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang memiliki

pengetahuan kurang tentang gizi buruk sebesar 10,1%, cukup sebesar 36,7% dan

baik sebesar 53,2%. Analisa bivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan

dengan pengetahuan ibu yaitu pendidikan (p=0,000), usia (p=0,024), pekerjaan

(p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,004), dan faktor yang tidak berhubungan

dengan pengetahuan adalah pengalaman (p=0,343). Saran bagi puskesmas

diharapkan dapat meningkatkan pfrekuensi penyuluhan tentang gizi buruk bagi

ibu-ibu yang mempunyai balita.

Kata kunci: faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan,

pengetahuan ibu, gizi buruk.

Daftar bacaan : 52 (1996-2011)

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, January 2013

Azizatu Zahroh, NIM: 108104000026

Factors Related To Mother’s Knowledge About Malnutrition Among

Children Under Five Age at Community Health Centers In East Ciputat.

xix + 95 pages + 16 tables + 3 pictures + 5 attachments

ABSTRACT

Malnutrition is a problem that is common in Indonesia. Handling is not only a

medical approach but also approach else for example health promotion. Mother’s

knowledge is one of the factors affecting malnutrition in children under five.

Therefore, the role of mother is very important in the prevention of malnutrition in

children under five age. The purpose of this research is to know the factors related

to the knowledge of mothers about malnutrition among children under five age at

community health center in East Ciputat, South Tangerang City. This research use

method descriptive analytic with cross sectional design. The research sample are

mothers who have children under five age as many as 79 respondents. Sampling is

using acccidental sampling technique. Data was obtained through interviews by

using the questionnaire. Analysis of the data using the Spearman Ranx test. The

showed that mothers who had average knowledge 10.1%, enough 36.7% and good

53.2%. Bivariate analysis obtained factors related to the mother's knowledge were

education (p = 0.000), age (p = 0.024), occupation (p = 0.000), household income

(p = 0.004), and factors that are not related to the mother's knowledge were

experience (p = 0.343). Suggestions for the community health centers expects to

increase the frequency of of malnutrition counseling for mothers who have

children under five age.

Key words: factors related to the knowledge, knowledge of mothers,

malnutrition.

Reference : 52 (1996-2011)

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... v

RIWAYAT HIDUP. ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABTRACT ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

E. Ruang Lingkup .......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 12

A. Pengetahuan ................................................................................ 12

1. Pengertian ............................................................................... 12

2. Proses Adopsi Prilaku ............................................................ 12

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xiii

3. Tingkatan Pengetahuan .......................................................... 13

4. Kategori Pengetahuan ............................................................ 15

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................. 15

B. Konsep Balita .............................................................................. 21

1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita ............................... 21

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita ................. 22

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbang Balita............ 23

4. Tahapan Tumbuh Kembang ................................................... 25

5. Balita ...................................................................................... 25

C. Gizi ............................................................................................. 25

1. Pengertian Gizi ....................................................................... 25

2. Status Gizi .............................................................................. 26

3. Gizi Buruk .............................................................................. 26

a. Klasifikasi Gizi Buruk .................................................... 27

b. Tanda Gejala Umum Balita Menderita Gizi Buruk ........ 27

c. Faktor Penyebab Gizi Buruk Pada Balita ....................... 28

d. Dampak Gizi Buruk Pada Balita ..................................... 30

e. Cara Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita ....................... 34

f. Pencegahan Gizi Buruk Pada Balita ............................... 38

4. Kebutuhan Nutrisi Untuk Balita ............................................ 40

5. Pentingnya Pengetahuan Tentang Gizi .................................. 44

D. Peranan Ibu ................................................................................. 45

E. Penelitian Terkait ........................................................................ 47

F. Kerangka Teori ........................................................................... 49

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xiv

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS .................................................................................... 50

A. Kerangka Kosep .......................................................................... 50

B. Definisi Operasional ................................................................... 51

C. Hipotesisi .................................................................................... 54

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 55

A. Desain Penelitian ........................................................................ 55

B. Identifikasi Variable ................................................................... 55

1. Variable Independen ............................................................ 55

2. Variable dependen ............................................................... 56

C. Lokasi Dan Waktu ...................................................................... 56

D. Populasi, Sample dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 56

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 60

1. Proses Pengumpulan Data ................................................... 60

2. Alat Pengumpul Data ........................................................... 61

F. Teknik Uji Instrument Penelitian ................................................ 63

1. Uji Validitas ......................................................................... 64

2. Uji Reabilitas ....................................................................... 65

G. Etika Penelitian ........................................................................... 65

1. Prinsip-Prinsip Etika Penelitian ........................................... 66

2. Masalah Etika Penelitian ..................................................... 67

H. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................. 68

1. Pengolahan Data .................................................................. 68

2. Analisa data ......................................................................... 69

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xv

BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………. ..... 71

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian…………………………. ... 71

1. Puskesmas Ciputat Timur……………………………….….71

2. Pencapaian Program Kesehatan………………………. ...... 72

B. Analisis Univariat……………………………………………. .. 72

1. Gambaran Distribusi Umur Responden……………… ....... 72

2. Gambaran Distribusi Tingkat Pendidikan responden……...73

3. Gambaran Distribusi Status Pekerjaan Responden…... ....... 73

4. Gambaran Distribusi Status Pendapatan Responden.. ......... 74

5. Gambaran Distribusi Pengalaman Responden……..... ........ 74

6. Gambaran Distribusi Tingkat Pengtahuan Responden... ..... 75

C. Analisis Bivariat……………………………………………... .. 75

1. Hubungan umur dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk pada ballita……………………………………… .... 76

2. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk pada ballita………………………… ..... 77

3. Hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk pada ballita…………………………………….. 78

4. Hubungan pendapatan keluarga dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk pada ballita………………………… ..... 79

5. Hubungan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk pada ballita..…………………………………….80

BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………… ... 82

A Pembahasan Univariat………………………………………… 82

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xvi

1. Gambaran Responden Berdasarkan Umur…………….. ..... 82

2. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan… 83

3. Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan …….84

4. Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga.. 85

5. Gambaran Responden Berdasarkan Pengalaman………… 85

6. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan.. 86

B Pembahasan Bivariat…………………………………………. .. 85

1. Hubungan Umur Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Buruk Pada Balita…………………………………………. 87

2. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu

Tentang Gizi Buruk Pada Balita………………………… .. 88

3. Hubungan Pekerjaan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang

Gizi Buruk Pada Balita…………………………………… 89

4. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Pengetahuan Ibu

Tentang Gizi Buruk Pada Balita………………………….. 91

5. Hubungan Pengalaman Dengan Pengetahuan Ibu Tentang

Gizi Buruk Pada Balita…………………………………. .. 91

C Keterbatasan Penelitian………………………………………... 92

D Implikasi Penelitian……………………………………………. 93

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… .. 95

A Kesimpulan ……………………………………………………. 95

B Saran…………………………………………………………… 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Pola Makan Balita………………………………………….….. 40

Tabel 1.2 Kebutuhan Energi Per Hari……………………………………. 43

Tabel 1.3 Definisi Operasional…………………………………………… 50

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan 2012...................................................... 71

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan................................................................ 72

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Responden Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan.................................................... 72

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Responden Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan..................................................... 73

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan pengalaman Merawat

Balita Gizi Buruk Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur Tangerang Selatan........................................ 73

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang Gizi Buruk Pada Balita Di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan....... 74

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xviii

Tabel 5.7 Proporsi umur menurut pengetahuan tentang gizi buruk balita

di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan.............................................................. 75

Tabel 5.8 Proporsi pendidikan ibu menurut pegetahuan tentang gizi

buruk Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan................................................................ 76

Tabel 5.9 Proporsi pekerjaan menurut pengetahuan pegetahuan ibu

tentang gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan....................... 77

Tabel 5.10 Proporsi pendapatan keluarga menurut pengetahuan ibu

tentang gizi buruk Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur Tangerang Selatan......................................... 78

Tabel 5.11 Proporsi pengalaman ibu menurut tingkat pengetahuan ibu

tentang gizi buruk pada balita Di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan........................ 79

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Diagram Taksonomi Bloom …………………………………. 1

Gambar 2 Kerangka Teori……………………………………………….. 48

Gambar 3 Kerangka Konsep…………………………………………….. 49

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xx

DAFTAR SINGKATAN

AKABA =Angka Kematian Balita

AKB =Angka Kematian Bayi

AKI =Angka Kematian Ibu

BALITA =Bawah Lima Tahun

BB/U =Berat Badan Per Umur

IKM =Indeks Kemiskinan Manusia

IPM =Indeks Pembangunan Manusia

KKAL =Kilokalori

KMS =Kartu Menuju Sehat

MP-ASI =Makanan Pendamping Air Susu Ibu

SPSS =Statistical Package For Social Science

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Pengambilan Data

Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden penelitian (Informed

consent)

Lampiran 4 Kuesioner penelitian

Lampiran 5 Hasil pengolahan data responden

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan dan kualitas pembanguanan suatu negara dilihat dari Indeks

Pembanguan Manusia (IPM) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) (Depkes,

2005). Menurut laporan United Nation Development Programme (UNDP) tahun

2008, Indeks pembangunan dan kemiskinan bangsa Indonesia ditempatkan pada

urutan ke 107 dari 177 negara. Rendahnya Indeks ini dipengaruhi oleh rendahnya

status gizi dan status kesehatan pendudukyang terlihat dari masih tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI),Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) yang merupakan indikator kesehatan penduduk (Depkes, 2005).

Survei Demografi Dan Kesehatan di Indonesia (2007), AKI sebesar 228 per

100.000 kelahiran hidup, sedangkan target yang harus dicapai adalah 102 per

100.000 kelahiran hidup, demikian juga dengan AKB sebesar 34 per 1.000

kelahiran hidup dan AKABA sebesar 58 per 1.000 kelahiran hidup. Target yang

akan dicapai adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih tinggi jika di

bandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015

yang sudah disepakati oleh lebih dari 180 kepala negara termasuk Indonesia

(Depkes, 2010).

Salah satu tantangan untuk menurunkan angka kematian terutama angka

kematian balita yaitu masih terbatasnya upaya perbaikan gizi pada anak, karena

lebih dari separuh kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh buruknya status

gizi (Azwar, 2000). Gizi yang baik perlu ditingkatkan untuk mendukung

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

2

pembanguan manusia guna menjamin kesehatanya. Gizi dibutuhkan dari sejak

dalam kandungan melalui peran ibu hingga lanjut usia. Balita merupakan salah

satu golongan penduduk yang rawan dengan masalah gizi (Azwar, 2002).

Status gizi yang buruk pada bayi dan anak dapat menghambat pertumbuhan

fisik, mental maupun perkembangan dalam berfikir yang gilirannya akan

menurunkan produktivitas kerja (Suhardjo, 2007). Keadaan ini memberikan

petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi buruk atau kurang akan berdampak pada

penurunan kualitas sumber daya manusia yang akan mempengaruhi nilai Indeks

Pembangunan Manusia. Penyebab terjadinya kurang gizi pada balita salah satunya

yaitu kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan pada orang tua, khususnya ibu

(Balawati, 2004).

Sesuai dengan penelitian Sandjaja (2000) menyatakan bahwa sebagian anak

dalam keluarga tertentu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai daya adaptasi

yang tinggi sehingga mampu tumbuh dan berkembang, salah satu faktor yang

mempengaruhinya adalah pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan. Penelitian

serupa oleh Pranadji (2000) di Bogor, Jawa Barat menyatakan bahwa faktor-faktor

yang behubungan dengan gizi buruk dari anak dibawah lima tahun meliputi

tingkat pendapatan keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi.

Pemberian makanan bayi di pedesaan banyak dipengaruhi oleh keadaan

sosial ekonomi dan kebudayaan. Misalnya, terdapat pantangan makan pada balita

misalnya anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan

(Balawati, 2004). Secara kultural di Indonesia, ibu memegang peranan dalam

mengatur tata laksana rumah tangga sehari-hari termasuk hal pengaturan makan

keluarga. Apabila seorang ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang gizi dan

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

3

dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak diharapkan adanya

pencegahan sejak dini terhadap terjadinya gizi buruk pada anak. Gizi merupakan

bagian dari kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenuhan

kebutuhan gizi secara adekuat turut menentukan kualitas tumbuh kembang anak.

Dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangan itu secara signifikan terjadi pada

masa kanak-kanak (Suanadi, 1998). Pertumbuhan dan perkembangan anak

dipengaruhi faktor salah satunya yaitu status gizi (Nursalam,dkk, 2008).

Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya

karena kurang adekuatnya asupan zat gizi (Supartini, 2004). Beberapa penelitian

mengungkapkan ada hubungan mekanisme gizi kurang dengan perkembangan

anak. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa karakteristik perilaku anak-anak

yang gizinya kurang menyebabkan penurunan interaksi dengan lingkungannya

dan keadaan ini selanjutnya akan menimbukan outcome perkembangan yang

buruk (Hartono, 2008). Penelitian lain di Jamaika, dilaporkan bahwa anak-anak

yang bertubuh pendek (stuanted) memperlihatkan pertumbuhan yang lebih

terhambat dalam situasi stress dan menunjukkan kadar kortisol yang meningkat

dalam saliva serta kadar adrenalin yang meningkat dalam urin dengan frekuensi

detak jantung yang lebih lambat jika dibandingkan dengan anak yang bertubuh

normal (Gibney, 2008)

Gizi buruk dapat mengakibatkan pertumbuhan sangat merugikan

performance anak, akibat kondisi Stunting postur tubuh anak menjadi kecil

pendek (Nency, 2005). Keadaan yang memprihatinkan lagi, perkembangan anak

pun akan terganggu. Efek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak

tergantung pada derajat berat, lama dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. Jika

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

4

kondisi gizi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak (0-3

tahun), dapat dibayangkan jika otak tidak dapat berkembang sebagaimana anak

yang sehat, dan kondisi ini akan (irreversible) sulit untuk dapat pulih kembali

(Nency, 2005).

Kurang gizi dimasa kanak-kanak juga menyebabkan tingkat intlektual anak

(IQ) menurun 10-15 poin. Penurunan ini beresiko anak tidak mampu mengadopsi

ilmu pengetahuan dan daya pikirpun melemah (Kasdu, 2004). Dampak jangka

pendek gizi buruk meliputi anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan

perkembangan, sedangkan dampak jangka panjang meliputi penurunan skor IQ,

penurunan perkembangan kognitif, dan penurunan integrasi sensori (Nency,

2007). Seiring dengan kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang

bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kekurangan gizi, akan tetapi

penyebab yang tidak kalah pentingnya sesuai yang terpapar diatas adalah

kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan

kemampuan informasi pangan yang diproduksi dan tersedia (Harper, 1986 dalam

Morani 2008). Sesuatu hal yang meyakinkan bahwa pengetahuan gizi sangat

penting adalah bahwa status gizi yang cukup merupakan hal penting bagi

kesehatan dan kesejahteraan generasi masa depan (Furqan, 2008).

Beberapa penelitian terkait pengetahuan ibu tentang gizi seimbang yakni

penelitian yang dilakukan oleh Purwaningtyas (2008) di desa Sidoardjo Jawa

Timur, data hasil yang didapatkan dari 33 responden berupa 60.6% ibu

mempunyai pengetahuan buruk dan 39.4% ibu mempunyai pegetahuan baik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmaulina (2006) menyatakan bahwa

semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai gizi dan tumbuh kembang anak, serta

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

5

pemberian stimulasi psikososial pada anak maka perkembangan kognitif anak

semakin baik pula. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gizi

buruk pada anak di Ciawi, Bogor oleh Pranadji (2000) bahwa faktor-faktor yang

berhubungan dengan gizi buruk meliputi tingkat pendapatan orang tua sebesar

66,7% dan pengetahuan ibu sebesar 73%.

Penelitian lain yang diakukan oleh Fatimah,dkk (2008) hasil penelitan

menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak

adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat

sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang

kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%)

memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita tidak

berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. Dari berbagai penelitian

mengenai pengetahuan dikemukakan pula beberapa faktor yang berhubungan

dengan pengetahuan, penelitian yang dilakukan oleh Rubiyanto (2002)

menyatakan bahwa factor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang

AIDS meliputi tingkat pendidikan, umur, pekerjaan, tempat tinggal serta

keterpajanan informasi. Penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu dan status gizi memberikan peranan penting dalam tumbuh

kembang anak.

Jika dilihat dalam perspektif agama Islam telah dijelaskan bahwa makanan

bergizi sangat dianjurkan terutama untuk balita maupan anak-anak, begitu banyak

makanan untuk semua manusia di muka bumi yang di sediakan Allah SWT.

Banyak makanan sehat yang berbeda–beda rasa, bentuk maupun warnanya.

Pemberian makanan yang baik dengan kadar gizi cukup dapat membantu

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

6

pertumbuhan anak secara optimal. Apabila terjadi kekurangan makanan yang

berkualitas maka akan berdampak bagi kesehatan anak (Asnawi, 2005).

Sesuai dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 9 yang artinya: “Hendaklah

mereka takut jangan sampai meninggalkan anak keturunan yang lemah di

belakangnya,dikhawatirkan akan sengsara, sebab itu hendaklah mereka patuh

kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.”

(QS. An-Nisa’: 9). Ayat tersebut secara jelas menekankan agar orang tua

memperhatikan anak-anaknya, Salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan

tentang gizi makanan pada anak. Apabila ada orang tua yang mengabaikan

perkembangan anak-anaknya, agama menilainya sebagai dosa. Hal ini secara

tegas di nyatakan oleh Rasulullah yang artinya “cukuplah berdosa bagi seseorang

jika dia mengabaikan orang-orang yang menjadi tanggungannya”.

Penyebab gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia sesuai hasil penelitian

bermula dari krisis ekonomi, politik dan sosial menimbulkan dampak negatif

seperti kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan rendah, kesempatan kerja

kurang, pola makan, ketersediaan bahan pangan pada tingkat rumah tangga

rendah, pola asuh anak yang tidak memadai, pendapatan keluarga yang rendah,

sanitasi dan air bersih serta pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai Unicef

(1999) dalam Khomsan, dkk (2004). Pemerintah Indonesia sendiri telah

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-

2014 di bidang Pembangunan Pangan dan Gizi yang mencakup program yang

meliputi pembangunan pangan, kesehatan dan gizi dengan penanggulangan

kemiskinan, pendidikan pemberdayaan keluarga dan penyelenggaraan urusan

wajib pelayanan masyarakat. Indikator keberhasilannya program meliputi

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

7

penurunan prevalensi gizi kurang dan pendek pada balita dan peningkatan jumlah

penduduk yang mendapat asupan kalori 2000 Kkal/orang/hari pada tahun 2015

(Bappenas, 2011).

Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi ditinjau dari

berat badan menurut umur (BB/U) pada balita dari 18,4 persen tahun 2007

menjadi 17,9 persen tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk

yaitu dari 5,4 persen pada tahun 2007 menjadi 4,9 persen tahun 2010. Tidak

terjadi penurunan pada prevalensi gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. Di provinsi

banten sendiri prevelensi status gizi menurut BB/U kejadian gizi buruk sebesar

4,8% (total nasional) dan gizi kurang sebesar 13,7 % (total nasional) (Riskesdas,

2010).

Data terakhir dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten (2011), persentase

jumlah penderita gizi buruk ini mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen atau

9.378 balita pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebesar 1,04 persen atau

sekitar 8.737 balita gizi buruk dari 839.857 balita terpantau. Kasus gizi buruk ini

merata hampir diseluruh kabupaten atau kota di Provinsi Banten, sedangkan di

Kabupaten Tangerang tercatat 2.166 balita gizi buruk atau 0,95 persen dari

227.343 balita terpantau, Kabupaten Pandeglang sebanyak 1.398 balita atau 1,30

persen dari 107.342 balita terpantau, Kota Cilegon 241 balita atau 0,83 persen dari

28,883 balita terpantau, dan terakhir di Kota Tangerang sebanyak 323 balita gizi

buruk atau 0,41 persen dari 79.593 balita terpantau. Dari jumlah gizi buruk di

Tangerang paling banyak berasal dari puskesmas di wilayah Tangerang Selatan

sebanyak 433 orang (0,14%).

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

8

Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur melalui

observasi dan wawancara pada tanggal 5 mei 2012 di lapangan pada saat

dilakukan pemeriksaan status gizi terdapatnya ibu yang mempunyai balita dengan

status gizi kurang akan tetapi ibu menolak dengan anggapan bahwa ibu tersebut

telah mencukupi semua gizi balitanya. Pada saat wawancara dari 10 responden

terdapat 4 responden ibu yang pengetahuan tentang gizi kurang (40%), 4

responden yang pengetahuan baik (40%), dan 2 responden yang pengetahuan

cukup (20%). Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

tenang fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada

balita.

B. Rumusan Masalah

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber

daya manuasia ( SDM ) yang di lakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan

kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak

sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi

yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat,

cerdas dan produktif.

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya

tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.

Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya

dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut

aspek pengetahuan orang tua dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

9

sehat. Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan pada orang tua, khususnya ibu

merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Anak

yang menderita gizi buruk akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangannya. Dampak yang ditimbulkan anak yang menderita gizi buruk

terjadinya stunting atau tubuh pendek pada pertumbuhan anak dan penurunan

kognitif pada perkembangan anak.

Dari data jumlah gizi buruk di Kabupaten Tangerang paling banyak berasal

dari puskesmas di wilayah Tangerang Selatan sebanyak 433 orang (0,14%).

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan gizi buruk peneliti hanya

menemukan tentang gambaran saja, belum menemukan penelitian yang

mengidenifikasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil

uraian rumusan masalah dan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita

di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Ciputat Timur.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk

b. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

10

c. Diketahuinya hubungan usia dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk.

d. Diketahuinya hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk.

e. Diketahuinya hubungan sosial ekonomi dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk.

f. Diketahuinya hubungan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber rujukan untuk

penelitian selanjutnya

2. Manfaan praktisi

a. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah sumber masukan

untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dalam bidang promosi

kesehatan dan memberikan informasi yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita serta upaya penanganan

terhadap factor-faktor yang mempengaruhiya.

b. Pendidikan profesi keperawatan

Manfaat bagi pendidikan profesi keperawatan sebagai bahan acuan

dalam pengembangan kurikulum pelaksanaan praktik keperawatan

khususnya keperawatan anak dan meningkatkat peran perawat sebagai

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

11

edukator pada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita

dalam upaya pemenuhan gizi seimbang pada anak usia balita.

c. Bagi ibu-ibu

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi yang berhubungan

dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita agar bisa

meingkatkan pegetahuan tentang gizi seimbang pada balita serta dapat

mengidetifikasi anak yang megalami gizi buruk.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita. Penelitian ini dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas kelurahan Ciputat Timur selama bulan September 2012.

Sample penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai anak usia balita (12 bulan sampai

5 tahun). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian secara cross sectional. Sampel diambil dengan menggunakan

accidental sampling.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengnderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Sedangkan, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni:

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang.

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari beberapa penelitian bahwa perilaku yang didasari pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan. Menurut

Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) orang sebelum mengadopsi

prilaku baru akan terjadi proses, yakni:

1) Awareness ; yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus terlebih dahulu.

2) Interest ; orang mulai tertarik kepada stimulus

3) Evaluation; menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus bagi dirinya

4) Trial ; orang telah mulai mencoba prilaku baru

5) Adoption; subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

13

3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai tujuh tingkatan (HL

Bloom dalam Notoatmodjo, 2007), yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007).

c. Aplikasi (Application)

Aplikaasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau pengguanaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

14

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

g. Berkreasi (Created)

Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu

keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam

pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:

a) Generating (Hipotesa)

b) Planning (Perencanaan)

c) Producing ( Penghasil)

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

15

Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom

4. Pengetahuan seseorang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan meliputi

pengetahuan kurang (skor≤55%), cukup (skor 56-75%), baik (skor 76-

100%) (Arikunto, 2006).

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi

(Notoadmojo, 2003)

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses

pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih

dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

16

masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan

terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu

mempertinggi taraf intelegensi individu.

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan

yang akan berpengaruh pada pemilihan bahan makanan dan pemenuhan

kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang yang

berpendidikan rendah biasanya adalah „yang penting menyenangkan‟

sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak

dibanding dengan kelompok bahan makanan lain (Sulistyoningsih,

2011). Kosasih (1996) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan

nilai alfha 0,05 terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan tingkat pengetahuan.

Pendidikan dapat dikategorikan dalam tingkatan yaitu pendidikan

dasar yaitu pendidikan minimum yang diwajibkan bagi semua warga

negara meliputi SD dan SMP, pendidikan menengah yaitu jenjang

pedidikan formal setelah pendidikan dasar yang meliputi SMA/sederjat

dan pendidikan tinggi yaitu jenjang pendidikan formal setelah

pendidikan menengah yang meliputi perguruan tinggi (akademi dan

universitas) (KBBI, 2002), sehingga dalam penelitian ini pendidikan

dibagi dalam tiga kategori yaitu pendidikan rendah meliputi tidak tamat

SD, SD, dan SMP dan pendidikan menengah keatas yang meliputi

SMA dan perguruan tinggi. Pedidikan mempunyai pengaruh terhadap

tingkat pengetahuan seseorang sehingga peneliti ingin mengetahui

hubungan pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

17

2) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan)

juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera

manusia. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman berbanding lurus dengan pengetahuan,

dimana seseorang yang telah berpengalaman maka pengetahuannya

tentang pengalaman itu akan meningkat (Notoadmojo, 2003). Penelitian

ini memasukkan pengalaman dalam faktor pengetahuan yang

dikategorikan dalam dua kategori yaitu pernah dan tidak pernah. Hal ini

dimaksudkan ibu yang pernah merawat bayi diharapkan mempunyai

pengalaman dibandingkan dengan ibu yang belum pernah merawat

bayi.

3) Sumber Informasi

Sumber informasi yang diperoleh baik dari pendidikan fomal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh pada perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang (Sandjaja, 2007).

4) Usia

Secara umum dapat dikatakan bahwa bertambah pengetahuan

seseorang berbanding lurus dengan pertambahan usia. Hal ini

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

18

dikarenakan semakin bertambah usia seseorang maka ia akan semakin

terpajan oleh informasi, sehingga dengan demikian ada kecendrungan

akan semakin bertambah pegetahuannya. selain itu, usia mempengaruhi

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

(Notoadmodjo, 2003). Rubiyanto (2002) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia

dengan tingkat pengetahuan ibu. Dari hasil penelitian terhadap

pengetahuan tentang kusta kepada kepala keluarga dan tokoh

masyarakat didapatkan ada hubungan yang bermakna antara usia

dengan pengetahuan mengenai kusta (Kosasih, 1996).

Menurut Notoatmodjo (2003) pembagian umur pada penelitian ini

didasarkan pada standar WHO yaitu membagi umur menurut tingkat

kedewasaan dan hasilnya dengan mengelompokkan usia responden

dengan batas usia 32 tahun, dimana usia dibawah 32 tahun berada pada

tahap dewasa muda dan usia 32 tahun atau lebih berada pada tahap

dewasa tua. Pembagian umur dalam suatu penelitian dapat

menggunakan umur median (median age) yaitu umur yang membagi

penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang

pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua dari median. Guna

umur median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada

kelompok-kelompok umur tertentu. Berdasarkan teori Erikson masa

dewasa berada pada usia 30-60 tahun dimana individu telah mencapai

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

19

puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pada tahap ini

terdapat masa dimana mempunyai kepedulian terhadap generasi yang

akan datang dibandingkan dewasa awal yaitu 20-30 tahun. Sebagain

besar ibu yang masih muda memiliki sedikit pengetahuan tentang gizi

(Budiyanto, 2002), sehingga dapat diasumsikan bahwa kemampuan

pemilihan makanan pada ibu rumah tangga muda akan berbeda dengan

kemampuan pemilihan makanan pada ibu rumah tangga yang telah

berumur lebih tua karena cenderung didasarkan pada pengalaman orang

tua terdahulu (Herdiansyah, 2007).

5) Sosial Budaya Dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan masyarakat tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. UMR (upah

minimum regional) merupakan batas minimum upah yang menurut

undang-undang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan.

Tujuan dibuat UMR merupakan salah satu upaya pemerataan

pendapatan di daerah masing-masing dimaksudkan bahwa keluarga

yang berpenghasilan sesuai UMR ataupun diatas UMR mampu

mencukupi biaya kehidupan selama sebulan. Menurut BPS untuk UMR

wilayah kota Tangerang Selatan adalah Rp 1.529.150,00/kapita/bulan

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

20

(Disnaker, 2011). Penelitian ini membagi tingkat social ekonomi yaitu

<UMR dan ≥ UMR.

6) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan subyek. Hal ini dikarenakan ibu yang mempunyai

pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangga, cenderung mempunyai

peluang lebih besar untuk terpajan dengan berbagai informsi baik dari

media cetak, elektronik maupun rekan sejawat yang dengan sendirinya

akan menimbulkan pengalamam baru yang lebih luas (Nursalam, 2000).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sugito (1996) memunjukan bahwa

ada hubungan antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja terhadap

tingkat pengetahuan.

Hubungan pekerjaan dengan pengetahuan dilaporkan pula oleh

Wawolumaya (1997) bahwa ibu yang bekerja mempunyai kemungkinan

untuk mempunyai pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan ibu

yang tidak bekerja. Menurut Ali (2003), ibu bekerja adalah ibu-ibu yang

melakukan aktivitas ekonomi mencari penghasilan baik disektor formal

maupun informal, yang dilakukan secara reguler di luar rumah.

Sedangkan ibu tidak bekerja adalah ibu-ibu yang tidak melakukan

pekerjaan mencari penghasilan dan hanya menjalankan fungsi sebagai

ibu rumah tangga saja. Berdasarkan konsep diatas pekerjaan dalam

penelitian ini dibagi dalam dua kategori yaitu ibu yang bekerja dan

tidak bekerja, dimana ibu yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

21

sedang ibu yang bekerja seperti sebagai pegawai, karyawan,wirausaha

dll.

B. Konsep Balita

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Tumbuh kembang sebenarnya dua istiah yang sifatnya berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dari jumlah serta

jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi, dapat kita ukur dengan

mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. Perkembangan ialah

bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari lebih kompleks, jadi

bersifat kuantitatif yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang

pengukurannya jauh lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuhan

(Narendra, 2005).

a. Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan pada anak dilihat dari pertumbuhan berat badan,

tinggi badan, lingkar kepala, gigi, organ penglihatan, organ

pendengran, dan organ seksual.

b. Perkembangan Anak

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik

halus, perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan

perkembangan prilaku (Hidayat, 2009).

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

22

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan menurut Hidayat

(2008) yaitu:

1. Ciri Pertumbuhan

a. Perubahan Ukuran

Pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal

bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan tinggi badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain lain.

b. Perubahan Proporsi

Perubahan proporsi terlihat pada proporsi fisik atau organ

manusia muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

c. Hilangnya Ciri Lama

Pada pertumbuhan terjadi hilangnya cirri-ciri lama yang ada

selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,

lepasnya gigi susu dan laian-lain.

d. Timbulnya Ciri-Ciri Baru

Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan

mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah

ketiak, pubis atau dada.

2. Ciri Perkembangan

a. Perkembangan melibatkan perubahan.

Karena perkembangan terjadinya bersamaan dengan

pertumbuhan maka setiap pertumbuhan disertai dengan peruhan

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

23

fungsi, perkembangan sistim reproduksi misalnya, disertai dengan

perubahan organ kelamin, perkembangan intelegensia menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya.

Perkembangan awal merupakan awal masa kritis karena akan

menetukan perkembangan selanjutnya.

c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang mengatur

dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik.

Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum

membuat gambar kotak berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak

Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang

anak menurut Hidayat (2008), meliputi faktor herediter, factor lingkungan,

status gizi dan faktor hormonal.

1. Faktor herediter

Factor ini dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh

kembang anaak. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras

dan suku bangsa.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu

lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (lingkungan

setelah bayi lahir). Salah satu faktor lingkungan postnatal yaitu

pendidikan atau pengetahuan orang tua. Pengetahuan orang tua

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

24

merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang anak.

Karena dengan pendidikan atau pengetahuan yang baik, maka orang tua

dapat mengasuh anaknya dengan cara yang baik, serta mengetahui

bagaimana menjaga kesehatan anaknya.

3. Status gizi

Bayi yang mendapat asupan gizi yang seimbang baik kualitas

maupun kuantitasnya akan memperoleh energy yang cukup untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan nutrien tertinggi per kg

berat badan dalam siklus daur kehidupan adalah masa bayi dan anak-

anak, dimana kecepatan tertinggi dalam pertumbuhan dan metabolisme

terjadi pada masa ini (Hidayat, 2008). Dukungan gizi sangat berarti,

karena dengan gizi yang sesuai kebutuhan, pertumbuhan fisik dan

perkembangan dini dapat membentuk dasar kehidupan yang sehat dan

produktif. Imaturitas dari organ-organ tubuh dan kemampuan dalam

mencerna dan menyerap nutrient dari ASI serta prilaku makan yang

berkembang tahap demi tahap mengharuskan masukan gizi yang sangat

diperhatikan (Kusharisupeni, 2010 ).

4. Faktor hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak

antara lain hormone somatrotopin, hormone tiroid dan glukotiroid.

Menurut Sediaoetomo (2000) terdapat dua fase pertumbuhan cepat

(growth spurdt) pada pola pertumbuhan seseorang, yaitu periode bayi

dan balita serta periode remaja. Terutama pada fase pertumbuhan cepat,

kebutuhan zat gizi akan meningkat dengan pesat. Sehingga, suatu

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

25

kondisi defisiensi pada fase ini akan sagat berpengaruh pada tumbuh

kembang anak.

4. Tahapan Tumbuh Kembang Balita

Tahapan tumbuh kembang anak dimulai dari bayi (0-11bulan), toddler

(1-3 tahun), usia prasekolah (3-5 tahun),usia sekolah dan remaja (Hidayat,

2008).

5. Balita

Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan melalui

beberapa periode, salah satunya yaitu periode Bawah Lima Tahun

(BALITA) yang merupakan salah satu periode manusia setelah bayi dan

sebelum anak-anak awal. Rentang usia balita dimulai dari 1 sampai 5 tahun.

Periode usia ini disebut juga periode usia prasekolah. Periode ini adalah

periode penting dalam tumbuh kembang anak karena pada masa ini

pertumbuhan dasar yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan

anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya (Djaeni,

2000).

C. Gizi

1. Pengertian Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

peyimpanan, metabolise dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

26

untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

organ-organ, serta menghasilkan energi (Supriasa, 2002).

2. Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bantuk

variable tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentu variable

terrtentu. Contoh: KEP merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan

dan pengeluaran energy dan didalam tubuh seseorang (Supriasa, 2001).

Sedangkan menurut Suhardjo (2003), status gizi adalah keadaan kesehatan

individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat

kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan

dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri.

3. Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan

secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2001). Gizi

buruk adalah keadaan di mana asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan

tubuh. Umumnya gizi buruk ini di derita oleh balita karena pada usia

tersebut terjadi peningkatan energi yang sangat tajam dan peningkatan

kerentanan terhadap infeksi virus atau bakteri (Almatsier, 2003).

Sedangkan Gizi buruk menurut Depkes (2003) adalah keadaan kurang

gizi yag disebabkan karena kurangnya asupan energi dan protein juga

mikronutrien dalam jangka waktu lama.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

27

1. Klasifikasi gizi buruk

Ada empat bentuk malnutrisi menurut Supriasa (2002) yaitu;

1) Under nutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relative

atau absolute untuk periode tertentu.

2) Specific Deficiency: kekurangan zat gizi tertentu. Misalnya:

kekurangan vitamin A, yodium, fe, dan lain-lain.

3) Over nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode

tertentu. Misalnya penyerapan gizi yang buruk atau kehilangan

gizi secara berlebihan.

4) Imbalance : karena disporposi zat gizi, misal: kolestrol terjadi

karena tidak seimbangnya (LDL) low density lipoprotein, (HDL)

high dendity lipoprotein, (VLDL) very low density lipoprotein.

2. Tanda Gejala Umum Balita Menderita Gizi Buruk

Tanda-tanda klinis gizi buruk adalah badan menjadi kurus, jaringan

lemak mulai terasa lunak dan otot-otot tidak kencang dan ini biasanya

tampak bila paha bagian dalam saat diraba. Penyusutan otot mulai terlihat

pada bagian lengan atas serta bahu bagian atas dan belakang. Biasanya

disertai dengan keadaan perut yang membesar (buncit). Bayi menjadi

kurang responsive dan mengarah kepada apatis, serta perkembangan

kepandaian lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang normal

(Muchtadi 2002). Menurut Supriasa (2002) pada balita yang mengalami

malnutrisi pada pemeriksaan fisik terdapat tanda :

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

28

1) Rambut

Rambut kusam, kering, tipis dan jarang, dan mudah

putus/kurang kuat.

2) Wajah

Pucat atau penurunan pigmentasi, moon face (wajah seperti

bulan), pengeringan selaput mata dan flek hitam dibawah mata.

Terdapat jaringan parus sekitar sudut bibir, serta adanya gusi yang

mudah berdarah.

3) Kelenjar

Pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid,

sedangkan menurut Depkes RI 1999, tanda- tanda klinis penderita

malnutrisi yaitu; anak tampak sangat kurus, cengeng, rewel, kadang

apatis, kulit kering, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, rambut

kusam dan mudah putus, pandangan mata anak nampak sayu, dan

sering disertai infeksi anemi dan diare.

3. Faktor Penyebab Gizi Buruk

Factor penyebab gizi buruk menurut menurut Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI), ada tiga faktor penyebab gizi buruk, meliputi

a. Keluarga miskin.

b. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.

c. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC,

HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare (Sudayasa, 2010).

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

29

Menurut UNICEF (1988) dalam Depkes (2005) Ada dua faktor

penyebab gizi buruk meliputi penyebab langsung dan penyebab tidak

langsung,

a. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan

gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan

asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang

mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada

akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak

yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya

akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

b. Penyebab tidak langsung

Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi

kurang yaitu :

1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap

keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan

pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup

baik jumlah maupun mutu gizinya.

2) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan

mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian,

dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang

dengan baik baik fisik, mental dan social.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

30

3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim

pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin

penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar

yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat

pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat

ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka

akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan (Depkes, 2005).

Selain penyebab langsung dan penyebab tidak langsung gizi

buruk terdapat juga penyebab lain yaitu pengetahuan ibu. Sesuai

dengan penelitian Berg 1986 dalam Morani (2008) penelitian

tersebut mengidentifikasi dan menjelaskan kwasihiokor dan

melaporkan bahwa di Afrika barat gizi kurang tidak terjadi karena

kemiskinan harta, tetapi karena kemiskinan pengetahuan tentang

kebutuhan gizi anak.

4. Dampak Gizi Buruk

a. Dampak Gizi Buruk Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan

Keadaan gizi kurang pada anak-anak mempunyai dampak pada

kelambatan pertumbuhan dan perkembangannya yang sulit

disembuhkan, oleh karena itu anak yang bergizi kurang tersebut

kemampuanya untuk belajar dan bekerja serta bersikap akan lebih

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

31

terbatas dibandingkan dengan anak yang normal (Santoso dan Lies,

2007).

Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan

system, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan

defisiensi (kekurangan) asupan mikro atau makro nutrien lain yang

sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan memporak

porandakan system pertahanan tubuh terhadap microorganisme

maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi.

Secara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa

mengancam jiwa karena berberbagai disfungsi yang di alami,

ancaman yang timbul antara lain hipotermi (mudah kedinginan)

karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula dalam

darah yang dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit penting

serta cairan tubuh.

Jika fase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan

baik akibatnya anak tidak dapat 'catch up' dan mengejar

ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak

buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya. Akibat gizi

buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak,

akibat kondisi 'stunting' (postur tubuh kecil pendek) yang

diakibatkannya. Yang lebih memprihatinkan lagi, perkembangan

anak pun terganggu. Efek malnutrisi terhadap perkembangan mental

dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu

pertumbuhan otak itu sendiri. Jika kondisi gizi buruk terjadi pada

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

32

masa golden period perkembangan otak (0-3 tahun), dapat

dibayangkan jika otak tidak dapat berkembang sebagaimana anak

yang sehat, dan kondisi ini akan irreversible (sulit untuk dapat pulih

kembali).

Dampak terhadap pertumbuhan otak ini menjadi vital karena

otak adalah salah satu 'aset' yang vital bagi anak untuk dapat menjadi

manusia yang berkualitas di kemudian hari.

b. Efek Jangka Pendek Dan Jangka Panjang

Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi

buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis,

mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain.

Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ,

penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori,

gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya

diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang

gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya

kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Tidak heran jika

gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan

mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman

hilangnya sebuah generasi penerus bangsa (Nency, 2000).

Tindak lanjutan terhadap balita yang malnutrisi, terus

menunjukan kemampuan yang lebih buruk dalam fungsi kognitif

yang beragam, hal ini lebih buruk jika dibandingkan dengan balita

yang mempunyai gizi baik. Di negara berkembang banyak dilakukan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

33

penelitian lanjutan terhadap malnutrisi. Gangguan perkembangan

ditemukan hingga usia pubertas (Gibney, 2008). Suatu analilisis

terpadu (analilis meta) 8 penelitian dari 5 negara berkembang

(Bangladesh, India, Malawi, Tanzani, dan Papua New Guinea)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara

kurang gizi berat dan kematian anak. Pada anak umur 6 bulan

sampai 5 tahun resiko kematian meningkat dengan lebih besar pada

mereka yang menderita gizi buruk berat yang diukkur degan BB/U

(Soekirman, 2000).

c. Dampak Yang Mungkin Muncul Dalam Pembangunan Bangsa di

masa depan karena masalah gizi antara lain :

a. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan

anak-anak. Hal ini berarti berkurangnya kuantitas sumber daya

manusia di masa depan.

b. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan

menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan

menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas

kesehatan.

c. Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan

anak-anak. Akibatnya diduga tidak dapat diperbaiki bila terjadi

kekurangan gizi semasa anak dikandung sampai umur kira-kira

tiga tahun.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

34

d. Menurunnya kualitas manusia usia muda ini, berarti hilangnya

sebagian besar potensi cerdik pandai yang sangat dibutuhkan

bagi pembangunan bangsa..

e. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia

untuk bekerja, yang berarti menurunnya prestasi dan

produktivitas kerja manusia (Suhardjo, 2003).

Kekurangan gizi pada umumya adalah menurunnya tingkat

kesehatan masyarakat. Masalah gizi masyarakat pada dasarnya adalah

masalah konsumsi makanan rakyat. Karena itulah program

peningkatan gizi memerlukan pendekatan dan penggarapan diberbagai

disiplin, baik teknis kesehatan, teknis produksi, social budaya dan lain

sebagainya (Suhardjo, 2003).

5. Cara Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita

Akhir-akhir ini, banyak balita yang mengalami keadaan gizi buruk

di beberapa tempat. Bahkan, dijumpai ada kasus kematian balita gara-

gara masalah gizi buruk kurang diperhatikan. Kondisi balita yang

kekurangan gizi sungguh sangat disayangkan. Sebab, pertumbuhan dan

perkembangan serta kecerdasannya dipengaruhi oleh gizi. Kondisi gizi

buruk tidak mesti berkaitan dengan kemiskinan dan ketidaksediaan

pangan, meski tidak bisa dipungkiri kemiskinan dan kemalasan

merupakan faktor yang sering menjadi penyebab gizi buruk pada anak.

1) Kartu Menuju Sehat

Sejauh mana dalam mengetahui keadaan pertumbuhan dan

perkembangan anak dan apakah hal tersebut dapat berlangsung

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

35

normal, maka diperlukan parameter atau patokan. Parameter ini

dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju Sehat). Diposyandu (pos

pelayanan terpadu), juga telah disediakan Kartu Menuju Sehat yang

bisa juga digunakan untuk memprediksi status gizi anak

berdasarkan kurva KMS.

Kartu Menuju Sehat adalah alat yang penting untuk

memantau tumbuh kembang anak, dan dapat diartikan sebagai

rapor kesehatan dan gizi balita (Nursalam, 2008). Secara umum,

KMS berisi gambar kurva berat badan trhadap umur untuk anak

berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan, dan catatan yang penting

untuk diperhatikan oleh petugas dan orang tua. Aktifitasnya tidak

hanya menimbang dan mencatat saja, tetapi harus

menginterprestasi tumbuh kembang anak.

Kartu Menuju Sehat (KMS) yang ada di Indonesia pada saat

ini berdasarkan standar (Harvard pada seminar Antropomentri di

Jakarta, 1975), dimana garis titik-titik merupakan batas gizi baik

dan gizi kurang (cut off point) berdasarkan median-2SD.

Sedangkan garis merah merupakan batas gizi kurang dengan gizi

buruk (Medicastore.com diakses pada tgl 29 februari 2012).

2) Tujuan Penggunaan KMS

Tujuan umum penggunaan KMS adalah mewujudkan

tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara

optimal. Adapun tujuan khususnya meliputi

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

36

1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk memantau

tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan

yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang

optimal.

3. Mengatasi malnutrisi dimasyarakat secara efektif dengan

peningkatan pertumbuhan yang memadai (Nursalam, 2008).

3) Dasar Kurva pada KMS

Kurva atau grafik pada KMS dibuat berdasarkan standar

baku WHO-NCHS yang disesuaiakan dengan situasi Indonesia.

Kurva pertumbuhan tersebut dibagi dalam lima kelompok sesuai

dengan skala berat badan dalam kg dan garis datar yang

merupakan skala umur menurut bulan. Kelompok pertama untuk

bayi berusia 0-12 bulan, kelompok kedua untuk bayi berusia 13-

24 bulan, kelompok ketiga untuk usia 25-36 bulan, kelompok

empat untuk usia 37-48 bulan, dan kelompok lima untuk usia 49-

60 bulan. Setiap kelompok kurva terdapt garis melengkungyang

menggambarkan pola pertumbuhan berat badan, berupa garis

berwarna merah dengan pita kuning, hijau muda, dan hijau

tua.masing-masing warna tersebut mempunyai makna sebagai

berikut:

1. Garis merah dibentuk dengan menghubungkn angka yang

dihitung dari 70% median baku WHO-NCHS.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

37

2. Dua pita kuning yang berada di atas garis merah, berturut-

turutmerupakan batas atas 75% dan 85% dari median baku

WHO-NCHS.

3. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning, berturut-

turut merupakan batas atas 85% dan 90% dari median baku

WHO-NCHS.

4. Dua pita warna hijau tua di atas diatas pita hijau meda,

berturut-turut merupakan batas atas 95% dan 100% median

baku WHO-NCHS.

5. Dua pita hijau dan pita kuning paling atas, masing-masing

bernilai 5% dari median baku dimana anak-anak sudah

mengalami kelebihan bert badan.

Dari pengukuran kurva pertumbuhan berat badan

bagaimana status gizi anak dapat di interprestasikan

1. Apabila pada pengukuran arah garis meningkat (mengikuti

arah kurva) berarti pertumbuhn anak baik dengan status gizi

baik.

2. Apabila pada pengukuran arah garis mendatar, berarti

pertumbuhan kurang baik dengan status gizi kurang

sehingga anak memerlukan perhatian khusus.

3. Apabila pada pengukuran arah garis menurun, berada diatas

garis merah berarti anak status gizi buruk dan memerlukan

tindakan segera.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

38

Idealnya berat badan bayi berada di garis normal pada grafik

pertumbuhan. Ini artinya pertambahan berat badannya seimbang

dengan pertambahan tinggi badan dan usia. Untuk itulah orang

tua dianjurkan untuk selalu memantau berat badan bayinya secara

berkala dengan membawa anaknya untuk kontrol ke dokter atau

posyandu sebulan sekali untuk mengontrol berat badan (Rini,

2007).

6. Pencegahan Masalah Gizi Buruk

1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama mencakup promosi kesehatan dan

perlindungan khusus dapat dilakukan dengan cara memberikan

penyuluhan kepada masyarakat terhadap hal-hal yang dapat

mencegah terjadinya kekurangan gizi. Tindakan yang termasuk

dalam pencegahan tingkat pertama :

1. Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai

umur 6 bulan.

2. Memberikan MP-ASI setelah umur 6 bulan.

3. Menyusui diteruskan sampai umur 2 tahun.

4. Menggunakan garam beryodium.

5. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A, tablet Fe)

kepada anak balita.

6. Pemberian imunisasi dasar lengkap.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

39

2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan tingkat kedua lebih ditujukan pada kegiatan

skrining kesehatan dan deteksi dini untuk menemukan kasus gizi

kurang di dalam populasi. Pencegahan tingkat kedua bertujuan untuk

menghentikan perkembangan kasus gizi kurang menuju suatu

perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan. Tindakan

yang termasuk dalam pencegahan tingkat kedua :

1. Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada

balita gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang.

2. Deteksi dini (penemuan kasus baru gizi kurang) melalui bulan

penimbangan balita di posyandu.

3. Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi).

4. Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi

buruk.

5. Pemantauan Status Gizi (PSG)

3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga ditujukan untuk membatasi atau

menghalangi ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga

tidak berkembang ke arah lanjut yang membutuhkan perawatan

intensif. Pencegahan tingkat ketiga juga mencakup pembatasan

terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi

saat masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan.

Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat ketiga :

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

40

1) Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan

pertumbuhan.

2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam

memberikan asuhan gizi kepada anak.

3) Menangani kasus gizi buruk dengan perawatan puskesmas dan

rumah sakit.

4) Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi.

4. Kebutuhan Nutrisi Untuk Balita

Gizi kurang banyak menimpa anak-anak balita sehingga golongan ini

disebut golongan rawan gizi. Masa peralihan antara saat disapih dan mulai

mengikuti pola makanan orang dewasa atau bukan anak merupakan masa

gawat karena ibu atau pengasuh anak mengikuti kebiasaan yang keliru

(Sajogyo et al, 1994). Kebutuhan nutrisi merupakaan kebutuhan yang sangat

penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

dan anak. Periode usia ini mempunyai dorongan pertumbuhan yang

biasanya bertepatan dengan periode peningkatan masukan dan nafsu makan.

Adanya variasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak

harus dipahami oleh orang tua agar dapat memberikan respon yang baik

terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011). Di

bawah ini adalah pola pemberian makanan pada anak menurut umur.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

41

Table 1.1 Pola Makan Balita

Umur (Bulan) Bentuk makanan

0-6

6-9

10-12

12-24

24 -59

ASI Ekslusif

Makanan lumat (MPASI)

Makanan lembek

Makanan keluarga

Makanan keluarga

(Sumber : DepKes RI, 2002)

Suatu makanan campuran dengan pangan pokok sebagai sumber

protein yang baik, beberapa buah dan sayuran serta beberapa lemak atau

minyak akan mengandung komponen pokok makanan seimbang jika

dimakan dalam jumlah yang cukup dan sehat. Pemilihan pangan yang

dimakan sedapat-dapatnya harus beraneka ragam. Suatu ketentuan yang

baik untuk diikuti ialah makan sekurang-kurangnya sepuluh jenis pangan

yang berlainan setiap hari (Suhardjo, 2003). Pengetahuan tentang kadar zat

gizi dalam berbagai bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat

membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal

akan tetapi nilai gizinya tinggi (Sjahmien Moehji, 2002).

Komponen zat gizi yang dibutuhkan balita untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi sebagai sumber tenaga, sumber zat pembangun dan zat

pengatur dalam tubuh meliputi karbohidrat, lemak, protein, dan air, vitamin

dan mineral.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

42

1. Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan oleh anak yang sedang tumbuh terutama

sebagai sumber energy. Tidak ada ketetuan tentang kebutuhan minimal

karbohidrat, oleh karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari

protein dan lemak. Walaupun demikian zat yang mengandung tinggi

protein dan lemak dapat menyebabkan beban bagi ginjal dan sirkulasi.

Masukan yang dianggap optimal berkisar antara 40-60% dari jumlah

total energi, sebagian besar karbohidrat sebaiknya dari jenis

polisakarida seperti yang terdapat dalam beras, gandum, kentang dan

sayuran. Glukosa yang terdapat dalam minuman manis, kue, coklat dan

makanan manis lainnya harus dibatasi dan tidak melebihi 10% dari

jumlah energy. Makanan yang terlalu manis tidak dianjurkan untuk

anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan gigi (Pudjiadi, 2005).

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkutan

vitamin A,D,E, dan K. lemak juga merupakan sumber yang kaya akan

energy, selain itu sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuh darah,

saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh dan dapat membantu rasa

kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen lemak

dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan

lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam

lenoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila konsumsi

lemak dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan berbagai

penyakit pada anak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan jumlah lemak

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

43

yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging,

ikan, keju, kacang-kacangan dam minyak sayur (Pudjiadji, 2001).

3. Protein

Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam

pembentukan sel. Tersedianya protein dalam jumlah yang cukup

penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan. Protein dalam

tubuh anak harus tersedia dalam jumlah yang cukup ,apabila jumlahnya

berlebih dapat memperburuk isufisiensi ginjal demikian juga apabila

jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, kwasiokhor

dan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu,

telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang buncis dan padi-padian

(Pudjiadi, 2001).

4. Air

Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat

kebutuhan air pada anak relative tinggi 75-80% dari berat badan

dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh

dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran sel, sbagai medium

untuk ion, dan pengatur suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari

air dan semua makanan (Pudjiadi, 2005).

5. Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam

kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium yang terdapat di keju, susu,

sayur-sayuran yang berdaun hijau, dan kerang. Klorida termasuk

mineral yang berguna dalam pengaturan tekanan osmotic yang tersedia

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

44

dalam garam, daging, susu dan telur. Flour merupakan mineral yang

berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang yang apabila

tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan karies gigi, sumber

dari flour ini terdapat pada air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.

Yodium merupakan mineral yang terdapat dalam garam, apabila

tersedia dalam jumlah kurang dapat mengakibatkan penyakit gondok

dan dapat menggagngu pertumbuhan.

6. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organic yang digunakan untuk

mengkatalisator metabolism sel yang berguna untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta dapat mempertahankan fungsi organ. Vitamin yang

dibutuhkan meliputi vitamin A, vitamin B, vitamin B komplek, vitamin

C, vitamin B2, vitamin B12, vitamin D, vitamin E dan Vitamn K.

Table 1.2 Kebutuhan Energi Per Hari

Umur Berat badan

(kg)

Tinggi badan

(cm)

Energi

(Kkal)

0-6 bulan

7-12 bulan

1-3 tahun

4-6 tahun

5,5

8,5

12

18

60

71

89

108

560

800

1220

1720

5. Pentingnya Pengetahuan Tentang Gizi

Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi

didasarkan pada tiga kenyataan yaitu:

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

45

1) Status gizi cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan

2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya

mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan

tubuh yang optimal.

3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk

dapat belajar mengguanakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi

(Suhardjo, 2003).

Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seeorang mampu

menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan

gizi seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah

makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi (Sediaoetomo, 2000).

Semakin bertambah pengetahuan ibu maka seorang ibu akan semakin

mengerti jenis dan jumlah makanan untuk dikonsumsi seluruh anggota

keluargnya termasuk pada anak balitanya. Hal ini dapat meningkatkan

kesejahteraan anggota keluarga, sehingga dapat mengurangi atau mencegah

gangguan gizi pada keluarga (Harpper, Deaton dan Driskel ,1986 dalam

Morani, 2008).

D. Peranan Ibu

Peranan ibu dalam keluarga adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,

ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidikk anak-anaknya, pelindung dan dan sebagai salah satu kelompok dari

peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya. Peran ibu dalam mempengaruhi kualitas sumberdaya manusisa dan

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

46

pembanguanan sangat penting, karena besarnya peran ibu dalam melahirkan

kehidupan dan memelihara kehidupan yang dilahirkannya. Pengaruh ibu

terhadap kehidupan seorang anak telah dimulai selama dia hamil, selama masa

bayi, dan berlanjut terus sampai anak itu memasuki usia sekolah (Kusnadi,

2001).

Prilaku ibu seperti cara memelihara kebersihan rumah, hygiene makanan

kebersihan perorangan dan praktik psikososial adalah faktor-fakor penting yang

berpengruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Demikian pula faktor

lingkungan seperti ketersediaan air bersih dalam rumah, bahan pangan yang

tersedia untuk makan sehari-hari, dan pengetahuan ibu. Latar belakang

pendidikan ibu serta keadaan kesehatan fisik dan mental dan kemempuan ibu

mempraktikan pengetahuan yang dipunyai dalam kehidupan sehari-hari

semuanya berakumulasi dalam membentuk kualitas tumbuh kembang anak.

Pengasuhan yang baik sangat penting untuk dapat menjamin tumbang anak

yang optimal. Misalnya pada keluarga miskin yg ketersediaan pangan dirumah

tangga belum mencukupi, namun ibu yang tahu bagaimana mengasuh anaknya,

dapat memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk dapat menjamin

tumbuh kembang anak yang optimal sebagai contoh menyusi anak adalah prktik

memberikan makanan, kesehatan dan pengasuhan yang terjadi bersamaan

(Soetjiningsih, 1995).

Ibu yang dapat membimbing anak dengan cara makan yang sehat dan

makanan yang bergizi akan meningkatkan gizi anak. Banyaknya porsi yang

dapat dihabiskan anak, tergantung pada bagaimana ibu memberi makan kepada

anakanya (Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI, 1985).

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

47

E. Penelitian Terkait

1. Rubiyanto Teguh (2002), peelitiannya yang berjudul “faktor-faktor yang

berhubuungan dengan pengetahuan ibu mengenai AIDS (anallisis data

sekunder SDKI‟97)”. Penelitian ini menggunakan desain analisis data

sekunder dengan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu mengenai AIDS diantaranya umur, tingkat pendidikan,

pekerjaan, tempat tinggal serta keterpajanan informasi. Dimana analisis

bivariatnya terdapat hubungan yang bermakna diantara faktor-faktor tersebut

terhadap pengetahuan.

2. Kosasih (1996), penelitiannya yang berjudul “faktor-faktor yang berhubungan

dengan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dan tokoh masyarakat tentang

kusta di Kabupaten Kuningan”. Hasil penelitian menunjukakan hubungan

bermakna antara faktor umur, pendidikan, dan lingkungan dengan

pengetahuan mengenai kusta.

3. Sandjaja (2000). Penelitianya yang berjudul “Penyimpangan Positif (Positif

Deviance) Status Gizi Anak Balita dan faktor-faktor yang berpengaruh”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yangberhubungan

dengan malnutrisi anak di bawah lima tahun. Studi ini telah dilakukan dari

bulan Juli sampai September 2000 diPagelaran, Ciomas, Kecamatan Bogor,

Jawa Barat. Subyek penelitian adalah 60 anak kekurangan berat badan yang

dipilih dari tiga Posyandu. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa sebagian

anak dalam keluarga tertentu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai daya

adaptasi yang tinggi sehingga mampu tumbuh dan berkembang, salah satu

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

48

faktor yang mempengaruhinya adalah pengetahuan ibu tentang gizi dan

kesehatan

4. Dyah Catur Purwaningtyas (2008), “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 1-3 Tahun (Toodler) di Posyandu

Bobo Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon Ponorogo” penelitian ini merupakan

penelitian deskripif dengan hasil penelitian didapatkan dari 33 responden

berupa 60.6% ibu mempunyai pengetahuan buruk dan 39.4% ibu mempunyai

pegetahuan baik Tentang Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 1-3 Tahun

(Toodler).

5. Rahmaulina (2006), penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan ibu

tentang gizi dan tumbuh kembang anak serta stimulasi psikososial dengan

perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun”. Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan yang nyata dan positif dengan pengetahuan

ibu mengenai gizi dan tumbuh kembang anak serta pemberian stimulasi

psikososial pada anak sehingga dengan semakin tinggi pendapatan perkapita

dan pendidikan orangtua maka pengetahuan ibu mengenai gizi dan tumbuh

kembang anak serta pemberian stimulasi psikososial semakin baik.

Pengetahuan ibu mengenai gizi dan tumbuh kembang anak serta stimulasi

psikososial juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan

perkembangan kognitif anak. Semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai gizi

dan tumbuh kembang anak, serta pemberian stimulasi psikososial pada anak

maka perkembangan kognitif anak semakin baik pula.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

49

F. Kerangka Teori

Gambar 2 Dimodifikasi dari Notoatmodjo (2007),

UNICEF (1988) dalam Depkes (2005)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi

- Usia

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Sosial ekonomi

- Pengalaman

Langsung

- penyakit bawaan

- makanan

Tak langsung

- Ketahanan pangan keluarga

yang kurang memadai.

-Pola pengasuhan anak kurang

memadai

-Pelayanan kesehatan dan

lingkungan kurang memadai.

Penyebab gizi

buruk

- Pengetahuan ibu

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

50

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2009).

Kerangka konsep penelitian ini di buat untuk melihat factor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang status

gizi buruk, serta melihat gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk. Agar

lebih jelas bagaimana penelitian ini dilakukan Maka dibawah ini dijelaskan

kerangka konsep penelitian, yaitu :

s

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian

Faktor- faktor yang

mempengaruhi pengetahuan

1. Pendidikan

2. Usia

3. Pekerjaan

4. Sosial ekonomi/

pendapatan keluarga

5. Pengalaman

Pengetahuan

ibu tentang

gizi buruk

Variable independent Variable dependent

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

51

B. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel sacara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena (Hidayat, 2009).

Table 3.2

Variable Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variable

independent

a. Pendidikan

a. Usia

Proses belajar

mengajar

yang didapat

dari jenjang

pendidikan

terakhir yang

diperoleh

oleh

responden

Lama waktu

hidup atau

Responden

diberi

pertanyaan

tentang

pendidik-

annya

yang

dikelompokk

an menjadi

1.SD

2. SMP

3. SMA

4.

Akademi/PT

Responden

diberi

Kuesioner

Dengan 1

pertanyaan

dengan tiga

kategori 0,

1, dan 2

pada

kuesioner A

data

demografi

responden

Kuesioner

Dengan 1

1. Pendidikan

dasar (SD

/tidak tamat

SD, SMP)

2. Pendidikan

menengah

(SMA)

3. Pendidikan

tinggi

(perguruan

tinggi,

Akademi)

(Depdiknas,

2005)

1. Usia

respoden <32

Ordinal

Ordinal

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

52

b. Pekerjaan

c. Sosial

ekonomi/pen

dapatan

keluarga

ada (sejak

dilahirkan)

sampai ulang

tahun terakhir

atau saat

penelitian

berlangsung

Kegiatan

responden

yang

dilakukan

secara rutin

untuk

menghasilkan

(penghasilan)

uang

Jumlah

pendapatan

tetap dan

sampingan

dari kepala

keluarga,ibu

dan anggota

keluarga lain

dalam 1

bulan.

pertanyaan

tentang

usianya

Respon-den

diberi

pertanyaan

tentang

Pekerjaannya

Menanya-kan

kepada

responden

tentang

penghasil-an

perbulan

keluarga

pertanyaan

pada

kuesioner A

dengan dua

kategori 0,

1, pada

data

demografi

responden

Kuesioner

Dengan 1

pertanyaan

pada

kuesioner A

dengan dua

kategori 0

dan 1 pada

data

demografi

responden

Kuesioner

Dengan 1

pertanyaan

pada

kuesioner A

dengan dua

kategori 0

dan 1 pada

data

demografi

tahun

(dewasa

muda)

2. Usia

responden

≥32 tahun

(dewasa tua)

(Notoatmodo

, 2003)

1. Tidak

bekerja

seperti IRT

2. Bekerja yang

mencakup

Karyawan,

PNS Sipil,

guru, tenaga

kesehatan

Dll

1. Pendapatan /

kapita/bulan

<UMR Rp

1.529.150,00

/kapita/bulan

2. Pendapatan /

kapita/bulan

≥UMR Rp

1.529.150,00

/kapita/bulan

Nominal

Ordinal

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

53

d. Penga-

laman

Riwayat yang

dimiliki

responden

dalam

merawat

balita

Responden

diberi

pertanyaan

tentang

penga-laman

merawat

balita

responden

Kuesioner

Dengan 2

pertanyaan,

1

pertanyaan

terbuka dan

1

pertanyaan

tertutup

dengan

skala

Guttman

pada

kuesioner B

dengan 2

kategori 0

dan 1.

(Disnaker,

2011)

1. Tidak pernah

2. pernah

Nominal

Variabel

dependen

Pengetahuan

Pengetahuan

yang

dimaksud

dalam

penelitian ini

adalah hal-

hal yang

diketahui

oleh ibu yang

mempunyai

balita tentang

gizi buruk

Pertanyaan

kepada

responden

menggunaka

n kuesioner

dengan skala

guttman

tentang

pengertian,

etiologi,

tanda dan

gejala,

Kuesioner

dengan 20

pertanyaan

pada

kuesioner C

1. Kurang(sko

r ≤55%)

2. Cukup (skor

56-75%)

3. Baik (skor

76-100%)

(Arikunto,

2006).

Ordinal

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

54

dampak dan

pencegah-an

gizi buruk

serta

kebutuhan

nutrisi balita

gizi buruk

C. Hipotesis

Hipotesa yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative

(Ha), yaitu

1. Ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur.

2. Ada hubungan usia dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur.

3. Ada hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk

di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur.

4. Ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur.

5. Ada hubungan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

55

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif

analitik, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain

cross sectional. Penelitian kuntitatif adalah penelitian yang menekankan

analisanya pada data-data numerical atau angka yang diolah dengan metode

statistika (Nursalam, 2008). Desain cross sectional merupakan rancangan

penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan

dalam satu waktu (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini peneliti akan

mengajukan pertanyaan berupa kuesioner untuk meneliti faktor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita.

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variable dependen (Hidayat, 2009). Variabel

independen pada penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, pendapatan keluarga

dan pengalaman.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

56

2. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2009). Variabel

dependent pada penelitian ini yaitu pengetahuan ibu tentang gizi buruk.

C. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur,

Tangerang Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2012.

Lokasi penelitian dipilih dengan alasan bahwa dari hasil studi pendahuluan

membuktikan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang gizi buruk sebesar 0,4% dari 10 orang responden serta lokasi ini

belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita dan di

puskesmas.

D. Populasi, Sample dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2011). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak balita

di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur, sedangkan sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,

2011). Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu-ibu yang mempunyai anak balita

yang sesuai dengan kriteria inklusi yang berada di wilayah kerja puskesmas

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

57

Ciputat Timur. Adapun sample yang akan diteliti harus mempunyai kriteria

sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1. Ibu yang mampu membaca dan menulis.

2. Ibu yang kooperatif

b. Kriteria eksklusi

1. Ibu yang tidak mampu membaca dan menulis.

2. Ibu yang menolak dijadikan sampel

c. Besar sampel

Penelitian ini menggunakan variable uniariat dan bivariat maka,

ukuran besar sampel diambil dengan menggunakan rumus cross

sectional untuk uji beda 2 proporsi (Hidayat, 2009), yaitu :

Dengan rumus:

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

Keterangan :

n : Besar sampel minimum

Z1-α/2 : nilai distribusi normal baku table Z pada α tertentu = 95%

= 1,96

Z1-β : nilai distribusi normal baku table Z pada β tertentu =0,84

P1 : 31,4% (pengetahuan ibu yang kurang tentang gizi dengan

balita gizi buruk berdasarkan penelitian wijayanto di Bogor

Utara)

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

58

P2 : 6,2% (proporsi pengetahuan ibu yang baik tentang gizi

dengan balita gizi buruk berdasarkan penelitian wijayanto di

Bogor Utara)

P : P1+P2/2= 0,314+0,062/2=0,188

jadi, jumlah sampel:

√ ( ) √ ( ) ( )

( )

√ ( ) √ ( ) ( )

√ √

( )

Karena menggunakan uji hipotesis maka dikali 2 jadi 36x2=72

Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan

peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal. Cadangan 10% x

72 = 7,2 =7 responden. Jadi total responden pada penelitian kali ini adalah

72+7 = 79 Responden.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

59

d. Teknik Pengambilan Sempel

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sempel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sempel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2009).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental

sampling. Teknik accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel

yang dilakukan dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2009). Teknik

pada penelitian ini dilakukan saat ibu datang ke Posyandu Ciputat

Timur dengan membawa balita dan akan langsung dijadikan sebagai

sampel utama. Sampel dari 42 posyandu di ambil 15 posyandu yang

dijadikan sampel dengan alasan selama penelitian berlangsung 15

posyandu telah mencukupi jumlah sampel yang dibutuhkan. Penelitian

dilaksanakan selama 2 minggu. Posyandu A mendapat 5 reponden dan

yang lain menolak dijadikan responden, Posyandu B dengan 3

responden, posyandu C mendapat 8 responden, rata-rata satu posyandu

mendapat 5-8 responden. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan

responden dan keterbatasan peneliti. Kebanyakan responden

terpengaruh oleh responden lain yang menolak untuk penelitian,

sehingga dibutuhkan beberapa posyandu untuk memenuhi jumlah

sampel yang dibutuhkan.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

60

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2003). Setelah didapatkan subjek penelitian, langsung dilakukan

pengumpulan data dengan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang akan diisi

oleh responden mengenai berupa usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat

pendapatan dan pengalaman serta pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada

balita. Instrument dirancang berdasarkan skala Guttman dimana skala ini

merupakan skala pengukuran dengan jawaban pertanyaan ya/tidak, positif dan

negatif, setuju atau tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2009).

1. Proses pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur dengan proses sebagai berikut:

a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan jurusan PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ditujukan kepada kepala Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan.

b. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan, peneliti

menyerahkan surat permohonan tersebut kepada kepala Puskesmas

Kecamatan Ciputat Timur.

c. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan sampel dengan teknik

accidental sample yaitu ibu yang datang ke puskesmas dengan

membawa balita dijadikan sampel utama.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

61

d. Kemudian peneliti melakukan screening responden berdasarkan

kriteria eksklusi

e. Peneliti mengadakan pendekatan dan penjelasan kepada calon

responden tentang penelitian dan bagi responden yang bersedia

dipersilahkan menandatangani persetujuan penelitian.

f. Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner

tentang data demografi, tingkat pendapatan, dan kuesioner tentang

pengetahuan gizi buruk.

g. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih

ada yang belum jelas.

h. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian

peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.

i. Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada responden atas partisipasinya.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai langsung responden yang diteliti metode ini

memberikan hasil secara langsung (Nursalam, 2003). Dalam metode

wawancara ini, dapat digunakan instrumen berupa pedoman

wawancara kemudian daftar periksa atau check list kepada

responden untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

62

b. Angket /kuesioner

Kuesioner merupakan petanyaan tertulis yang diajukan

kepada responden (Nursalam, 2003). Kuesioner akan diisi oleh

responden untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita. Kuesioner yang

digunakan terdiri dari dua bagian:

1) Kuesioner A

Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai data

demografi responden yang termasuk dalam faktor-faktor

yang akan diteliti meliputi umur, pendidikan terakhir,

pekerjaan, dan tingkat pendapatan keluarga.

2) Kuesioner B

Kuesioner ini berisi pertanyaan yang berhubungan

dengan pengalaman ibu yang pernah atau tidak pernah

merawat balita sebelumnya yang mencakup 2 pertanyaan

yang meliputi 1 pertanyaan terbuka dan 2 pertanyaan

tertutup dengan menggunakan skala Guttman. Penilaian

pengalaman didasarkan pada jumlah jawaban pernah, jika

jawaban pernah lebih dari 2 jawaban maka dinyatakan pernah

mempunyai pengalaman.

3) Kuesioner C

Kuesioner ini terkait dengan pengetahuan responden

mengenai gizi buruk yang mencakup 20 pertanyaan yang

merupakan pertanyaan tertutup (closed form questionare),

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

63

yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya

sehingga memudahkan responden untuk menjawab

(Arikunto, 2006).

Pertanyaan dalam kuesioner C terdiri dari pernyataan positif dan

pernyataan negative. Pernyataan positif atau favorable (positive

statement) adalah jika jawaban benar nilai 1, dan jawaban salah nilai

0 sebanyak 15 pernyataan sedangkan pernyataan negatif atau

unfavorable (negative statement) adalah jika jawaban salah nilai 1, dan

jawaban benar nilai 0 sebanyak 5 pernyataan. Penjabaran materi (kisi-

kisi) yaitu pengertian soal no 1, penyebab soal no 2 dan 19,tanda dan

gejala soal no 3, 4, 8,dan 18, dampak soal no 5, 11, dan 13, penilaian

soal no 9, 10, 15,dan 16, pencegahan soal no 12, konsep balita soal no

7 dan 6, nutrisi balita soal no 14, 17, 18 dan 20. Skor dari pertanyaan

tentang pengetahuan berkisar antara 0 hingga 100% yang ditentukann

dengan rumus :

Hasil dibagi kedalam 3 kategori yaitu kurang=0-55%, cukup=56%-

75%, baik=76%-100% (Arikunto, 2006).

F. Teknik Uji Instrumen Penelitian

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan uji realibilitas data. Uji

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

64

coba instrument dilakukakn pada tanggal 2-10 Agustus tahun 2012 dilakukan

di kelurahan Cempaka Putih dengan jumlah responden 20 orang.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam

hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat

mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan

menghitung korelasi antara masing–masing skor item pertanyaan dari tiap

variabel dengan total skor variabel tersebut (Arikunto, 2006).

Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment.

r hitung = ( ) ( )( )

( ) ( )

r hitung = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total

Uji validitas ini dilakukkan pada tanggal 2 Agustus sampai dengan

4 Agustus 2012 di Kelurahan Cempaka Putih pada 20 responden.

Penghitungan uji validitas skala tingkat pengetahuan tentang gizi buruk

pada balita. uji ini diselesaikan dengan menggunakan SPSS 16.0 for

Windows, dan diperoleh hasil r tabel dengan nilai 0,38. Dari 20 item yang

tersusun ditemukan 3 item pertanyaan pada skala tingkat pengetahuan

tentang gizi buruk yang gugur atau tidak valid, yaitu pertanyaan no

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

65

18,19,dan 20. Beberapa pertanyaan yang tidak valid tersebut didrop atau

dihapuskan dikarenakan tidak mengurangi indikator yang akan diukur dan

telah terwakilkan oleh beberapa pertanyaan yang valid dan pertanyaan

yang valid ditetapkan untuk dipakai (Djalil dan Muljono, 2007).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005). Teknik

pengujian pada penelitian ini menggunakan teknik Alfa Cronbach (α),

dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Ketentuannya apabila r alpha > r

tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Sebaliknya bila r alpha < r tabel

maka pertanyaan tersebut tidak reliable.

Hasil dari uji reliabilitas penelitian menunjukkan nilai Alpha

Crombach(α) dari masing-masing variabel, yaitu pada variable

pengetahuan adalah 0,884. Nilai tersebut menunujukkan bahwa pertanyaan

yang berada dalam kuisioner dapat dikatakan reliabel.

G. Etika Penelitian

1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

66

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus

dipahami menurut Hidayat (2009) antara lain:

a) Prinsip Manfaat (Beneficient)

Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian

yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan

antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang

dilakukan dapat mengalami dilema etik.

b) Prinsip Menghormati Manusia (Human dignity)

Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia

yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan

pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek

penelitian.

c) Prinsip Keadilan (Justice)

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

67

2. Masalah Etika Penelitian

Etika penelitian keperawatan merupakan hal yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan(Hidayat, 2009). Masalah etika yang harus diperhatikan

menurut Hidayat (2009) sebagai berikut:

a. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memeberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, ,mengetahui dampaknya.

Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam

informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan

dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

b. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

68

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalak

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

H. Pengolahan Data dan Analisa Data

a. Pengolahan data

Proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-langkah

pengolahan data (Sugiyono, 2011) diantaranya:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian

kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data

menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat

juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

69

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

variabel.

3. Scoring

Tahap ini meliputi nilai masing-masing pernyataan dan

penjumlahan hasil scoring dari semua pernyataan.

4. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

5. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data

yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

b. Analisa data

Analisa dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Analisis univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dalam tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui proporsi masing-masing

variable yang diteliti. Variable tersebut yaitu: factor pengetahuan

(pendidikan, social ekonomi, sumber informasi, usia pengalaman

dan pekerjaan), pengetahuan tentang gizi buruk.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

70

b) Analisis bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Analisis

bivariat pada penelitian ini mengunakan bantuan penghitungan

komputer dengan analisa uji korelasi spearman yang digunakan

untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara variable

independen dengan variable dependen, yang dilakukan analisis

bivariat yaitu, factor yang mempengaruhi pengetahuan

(pendidikan, social ekonomi, usia pengalaman dan pekerjaan) yang

dihubungkan dengan pengetahuan tentang gizi buruk pada balita.

Adapun rumus Uji Korelasi Spearman Rank menurut Hidayat

(2009) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat hipotesis

2. Membuat table penolong untuk menghitung rangking

3. Menentukan rs hitung dengan rumus rs= 1−

( )

4. Menentukan nilai rs table spearman

5. Menentukan Z hitung dengan rumus Zhitung=

6. Membuat kesimpulan

a. Apabila Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak artinya signifikan

b. Apabila Z hitung < Z tabel maka Ho diterima artinya tidak

signifikan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

71

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan secara lengkap hasil penelitian mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dari

tanggal 10 September Sampai 21 September 2012. Wawancara dan pembagian

kuesioner dilakukan di 15 posyandu yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Timur yang berlangsung saat penelitian dilakukan.

A. Deskripsi Umum lokasi Penelitian

1. Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari 4 puskesmas

yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Letaknya berbatasan

dengan :

Sebelah Utara : DKI Jakarta

Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Rengas Dan DKI Jakarta

Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Puskesmas Ciputat Timur terletak di Jalan Rempoa No 1 Kelurahan

Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Propinsi

Banten. Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan

yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih dengan total

jumlah penduduk sebanyak 60.094 jiwa. Puskesmas Ciputat Timur

membawahi 42 posyandu.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

72

2. Pencapaian Progam Kesehatan

Sesuai dengan peraturan pemerintah program puskesmas meliputi;

program promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi

,pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

pelayanan pengobatan, program lansia, program UKS, dan program

NAPZA.

Program perbaikan gizi di Puskesmas Ciputat Timur dilakukan

dengan cara meningkatkan pemantauan pertumbuhan balita dengan

pelayanan gizi. Indikator keberhasilan pencapaian program perbaikan

gizi dapat dilihat dari pemantauan pertumbuhan bayi dan balita melalui

penimbangan setiap bulan di posyandu. Dari 3995 balita yang ada di

Puskesmas Ciputat Timur, balita yang ditimbang sebanyak 90,00%.

Berat badan yang naik sebanyak 72,2%, balita Bawah Garis Merah

sebanyak 0,2%, dan balita gizi buruk sebanyak 0,35%. Data diperoleh

berdasarkan profil puskesmas tahun 2011.

B. Analisis Univariat

1. Gambaran Distribusi Umur Responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan

2012

Umur n %

<32 tahun 34 43

≥32 tahun 45 57

Jumlah 79 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dari 79 responden dapat

diketahui bahwa responden yang berumur ≥32 tahun lebih banyak

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

73

dibandingkan dengan responden yang berumur <32 yaitu sebanyak

45 responden (57%) sedangkan responden yang berumur <32 tahun

sebanyak 34 responden (43%).

2. Gambaran Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang

Selatan Tahun 2012

Pendidikan N %

Dasar 24 30.4

Menengah 39 49.4

Tinggi 16 20.3

Jumlah 79 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan dari 79 responden yang

mempunyai pendidikan setingkat dasar sebanyak 24 responden

(30,4%) responden yang memiliki tingkat pendidikan setingkat

menengah sebanyak 39 responden (49,4%), sedangkan responden

yang tingkat pendidikan setingkat pendidikan tinggi sebanyak 16

respoden (30,4%).

3. Gambaran Distribusi Status Pekerjaan Responden

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden

Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan

Pekerjaan N %

Tidak Bekerja 56 70.9

Bekerja 23 29.1

Tabel 5.4 diketahui bahwa responden yang tidak bekerja lebih

banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja, yaitu 56

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

74

responden (70,9%), sedangkan responden yang tidak bekerja ada 23

responden (29.1%).

4. Gambaran Distribusi Status Pendapatan Responden

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden

Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan

Pendapatan N %

<UMR 39 49.4

≥UMR 40 50.6

Jumlah 79 100

Tabel 5.4 diketahui bahwa dari 79 responden yang

berpendapatan≥UMRRp 1.529.150,00 /kapita/bulanlebih banyak

dibandingkan dengan responden yang berpendapatan <UMRRp

1.529.150,00 /kapita/bulanyaitu 40 responden (50,6%), sedangkan

responden yang yang berpendapatan < UMR/ kapita/bulan sebanyak

39 responden (49,4%).

5. Gambaran Distribusi Status Pengalaman Merawat Balita Gizi

Buruk

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan pengalaman Merawat Balita

Gizi Buruk Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan

Pengalaman N %

Pernah 7 8,9

Tidak Pernah 72 91,1

Jumlah 79 100

Tabel 5.4 diketahui bahwa hanya sedikit responden yang

pernah merawat balita gizi buruk yaitu sebanyak 7 responden (8,9%),

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

75

sedangkan yang belum pernah merawat balita gizi buruk sebanyak

72 responden (91,1%) dari 79 responden.

6. Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Responden Tentang Gizi Buruk Pada Balita

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang Gizi Buruk Pada Balita Di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan

Pengetahuan N %

Kurang 8 10,1

Cukup 29 36,7

Baik 42 53,2

Jumlah 79 100

Tabel 5.6 diketahui bahwa dari 79 responden yang mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (22,8%), responden

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 61 responden (77,2%).

C. Analisi Bivariat

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat maka analisis

bivariat merupakan analisis data yang menguji ada atau tidaknya hubungan

antara variabel-variabel yang diteliti. Variable dependen (umur,

pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengalaman) dengan variable

independen (pengetahuan). Uji bivariat ini menggunakan uji Chi Square

dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%).

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

76

1. Hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan

Table 5.7

Proporsi umur menurut pengetahuan tentang gizi buruk balita di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang

Selatan

Umur Pengetahuan Total P Value

Koef korelasi Kurang Cukup Baik

N % N % N % N % 0,024 0,254

<32 Th 5 14,7 19 55,9 10 29,4 34 100

≥32 Th 3 6,7 10 22,2 32 71,1 45 100

Total 8 10,1 29 36,7 42 53,2 79 100

Berdasarkan table 5.7 diketahui dari 79 responden ibu yang

berumur <32 tahun diantaranya 5 responden (14,7%) mempunyai

pengetahuan kurang, 19 responden (55,9%) mempunyai pengetahuan

cukup, dan 10 responden (29,4%) mempunyai pengetahuan baik. Ibu

yang beumur ≥32 tahun sebanyak 3 responden (6,7%) mempunyai

pengetahuan kurang, 10 responden (22,2%) mempunyai pengtahuan

cukup dan 32 responden (71,1%) mempunyai pengetahuan baik. Dari

total keseluruhan 79 responden.

Analisis bivariat dengan menggunakan uji Spearman Rank

didapatkan hasil p value (sig 2 tailed) sebesar 0,024 (<α=0,05) dengan

taraf kepercayan 0,05 atau 95% dengan demikian Ho ditolak artinya

ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,254 yang

termasuk kedalam kategori rendah (0,20-0,399) (Sugiyono, 2008).

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

77

2. Hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang

gizi buruk pada balita di kelurahan rempoa kecamatan ciputat

timur

Tabel 5.8

Proporsi pendidikan ibu menurut pegetahuan tentang gizi buruk Di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur Tangerang

Selatan

Pendidika

n

Pengetahuan Total P Value

Koefisien korelasi Kurang Cukup Baik

N % N % N % N % 0,000 0,761

Dasar 8 33,3 16 66,7 0 0 24 100

Menengah 0 0 13 33,3 26 66,7 39 100

Tinggi 0 0 0 0 16 100 16 100

Total 8 10,1 29 36,7 42 53,2 79 100

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui dari 79 responden ibu

yang berpendidikan diantaranya 8 responden (33,3%) mempunyai

pengetahuan kurang, 16 responden (66,7%) mempunyai pengetahuan

cukup, dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan baik

(0%). Ibu yang berpendidikan tingkat menengah tidak ada responden

yang mempunyai pengetahuan kurang, 13 responden (33,3%)

mempunyai pengtahuan cukup dan 26 responden (66,7%) mempunyai

pengetahuan baik. Sedangkan ibu yang berpendidikan tingkat tinggi

tidak ada responden yang pengetahuan kurang (0%), tidak ada

responden yang mempunyai pengetahuan cukup dan 16 responden

(100%) mempunyai pengetahuan baik.

Analisis bivariat dengan menggunakan uji Spearman Rank

didapatkan hasil p value (sig 2 tailed) sebesar 0,000 (<α=0,05) dengan

tingkat kepercayan 0,05 atau 95% dengan demikian Ho ditolak artinya

ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

78

gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,761 yang

termasuk kedalam kategori kuat (0,60-0,799) (Sugiyono, 2008).

3. Hubungan antara pekerjaan dengan pegetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Tabel 5.9

Proporsi pekerjaan menurut pengetahuan pegetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan

Pekeerjaan Pengetahuan Total P Value

Kofisien korelasi Kurang Cukup Baik

N % N % n % N % 0,000 -0,436

Bekerja 0 0 3 13 20 87 23 100

Tdk

bekerja

8 14,3 26 46,4 22 39,3 56 100

Total 8 10,1 29 36,7 42 53,2 79 100

Berdasarkan table 5.9 dari 79 responden dapat diketahui

proporsi ibu yang mempunyai pekerjaan diantaranya tidak ada

responden (0%) mempunyai pegetahuan kurang, 3 responden (13%)

mempunyai pengetahuan cukup, 20 responden (87%) mempunyai

pengetahuan baik. Sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 8

responden (14,3%) mempunyai pengetahuan kurang, 26 responden

(46,4%) mempunyai pengtahuan cukup, dan 22 responden (39,3%)

mempunyai pengetahuan baik.

Dari analisa bivariat dengan menggunakan uji Spearman Rank

didapatkan hasil p value (sig 2 tailed) sebesar 0,000 < α dengan

koefisien korelasien sebesar -0,436 yang berarti bahwa Ho ditolak

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

79

artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk pada balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat

Timur karena hasil koefisien korelasien negatif menandakan

hubungan terbalik artinya, ibu yang tidak bekerja mempunyai

pengetahuan yang baik dari pada ibu yang bekerja.

4. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Tabel 5.10

Proporsi pendapatan keluarga menurut pengetahuan ibu tentang gizi

buruk Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Tangerang Selatan.

Pendapatan

Keluarga

Pengetahuan Total P Value

Koefisien korlasi

Kurang Cukup Baik

N % n % N % N % 0,004 0,323

<UMR 7 17,9 17 43,6 15 38,5 39 100

≥ UMR 1 2,5 12 30 27 67,5 40 100

Total 8 10,1 29 36,7 42 53,2 79 100

Berdasarkan tabel 5.10 dari 79 responden didapatkan proporsi

pendapatan keluarga menurut tingkat pengetahuan yaitu ibu yang

pendapatan keluarga <UMR didapatkan hasil 7 responden (17,9%)

mempunyai pengetahuan kurang, 17 responden (43,6%) mempunyai

pengetahuan cukup, 15 responden (38,5%) mempunyai pengetahuan

baik. Ibu yang pedapatan keluarganya ≥ UMR didapatkan hasil

sebagai berikut 1 responnden (2,5%) mempunyai pengetahuan kurang,

12 responden (30%) mempunyai pengetahun cukup, 27 responden

(67,5%%) mempunyai pengetahuan baik .

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

80

Hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Spearman Rank

menunjukkan bahwa p value (sig 2 tailed) 0,004 < α (0,05) dengan

tingkat kepercayan 0,05 atau 95% dengan demikian Ho ditolak artinya

ada hubungan antara pendapatan dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,323 yang

termasuk kedalam kategori rendah (0,20-0,399) (Sugiyono, 2008).

5. Hubungan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur Tangerang Selatan

Tabel 5.11

Proporsi pengalaman ibu menurut tingkat pengetahuan ibu tentang

gizi buruk pada balita Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur Tangerang Selatan

Pengalaman Pengetahuan Total P Value Kurang Cukup Baik

N % N % n % N % 0,343

Pernah 2 28,6 2 28,6 3 42,9 7 100

Tdk pernah 6 8,3 27 37,5 39 54,2 72 100

Total 8 10,1 29 36,7 42 53,2 79 100

Berdasarkan tabel 5.11 dari 79 responden dapat diketahui

bahwa ibu yang mempunyai ppengalaman dalam merawat balita yang

gizi buruk mempunyai pengetahuan diantaranya 2 responden (28,6%)

mempunyai pengetahuan kurang, 2 responden (28,6%) mempunyai

pengetahuan cukup dan 3 responden (42,9%) mempunyai pengetahuan

baik. Ibu yang tidak mempunyai pengalaman merawat balita gizi

buruk proporsi pengetahuannya yaitu 6 responden (8,3%) mempunyai

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

81

pengetahuan kurang, 27 responden (37,5%) mempunysi pengetahuan

cukup, dan 39 responden (54,2%) mempunyai pengetahuan baik.

Hasil analisis bivariat menusnjukkan p value (sig 2 tailed)

sebesar 0,343 dengan tingkat kepercayan 0,05 atau 95% dengan

demikian Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara pengalaman

dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

82

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Univariat

1. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden

di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui distribusi responden

berdasarkan umur responden sebagian besar berada pada kategori <32

tahun yaitu sebanyak 43 % sedangkan ibu yang berumur ≥32 tahun

yaitu 57%.Hasil penelitian terhadap 79 responden didapatkan data

bahwa ibu yang berumur >32 lebih banyak hal ini terlihat dari

presentase sebesar 57%.

Menurut teori Levinson (1978 dalam Potter & Perry, 2005)

bahwa umur >32 tahun termasuk dewasa awal yaitu masa tenang

dimana ketika seseorang mengalami stabilitas yang lebih besar. Sesuai

dengan tugas perkembangan pada masa dewasa awal dimana seorang

ibu akan lebih bertanggung jawab mengasuh dan merawat anak-

anaknya (Erikson, dalam Potter & Perry, 2005). Pada masa ini pula

seseorang mempunyai kematangan dalam berfikir sesuai dengan

pendapat Notoatmodjo (2003) semakin cukup usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.hal ini dapat

disimpulkan bahwa ibu dapat menerima informasi dengan baik terkait

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

83

gizi buruk dikarenakan usia ibu yang sudah cukup matang dalam

berfikir.

2. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi

proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih

dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau

masyarakat Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan

yang didapat responden secara formal.

Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Timur menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu mayoritas

pendidikan menengahyaitu SMA sebanyak 49,4%,hanya ada 20,3%

ibu yang pendidikan setingkat tinggi yaitu akedemi dan perguruan

tinggi. Namun, dari hasil penelitian ini masih terdapat ibu yang

pendidikannya rendah adalah SD dan SMP sebanyak 30,4%. Menurut

Sulistyoningsih (2011) pendidikan ibu akan berpengaruh pada

pemilihan menu makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi sehingga

akan berdampak pada pertumbuhan balitanya. Sehingga, dalam hal ini

pendidikan sangat penting bagi ibu yang merawat balita.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

84

3. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaaan

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur

Ibu bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktivitas ekonomi

mencari penghasilan baik disektor formal maupun informal, yang

dilakukan secara reguler di luar rumah.Sedangkan ibu tidak bekerja

adalah ibu-ibu yang tidak melakukan pekerjaan mencari penghasilan

dan hanya menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga saja.

Berdasarkan konsep diatas pekerjaan dalam penelitian ini dibagi dalam

dua kategori yaitu ibu yang bekerja dan tidak bekerja, dimana ibu yang

tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga sedang ibu yang bekerja

seperti sebagai pegawai, karyawan,wirausaha dll (Muhammad Ali,

2003). Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 56 responden atau 70,9%

sedangkan yang bekerja sebanyak 23 responden atau 23,1%. Ibu yang

tidak bekerja melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga.

Seorang ibu rumah tangga mempunyai peran yang sangat

penting untuk menciptakan pola hidup sehat khususnya kesehatan

balita. Menurut Gunarsa (2008) menjelaskan bahwa peran ibu dalam

keluarga yaitu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis anak,

merawat, mendidik mengatur dan mengendalikan anak memberi

rangsangan dan pelajaran bagi anak. Ingranurindani (2008) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa dampak negatif ibu yang bekerja

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

85

adalah stress, ketidakpuasan hisup dan ketegangan dalam keluarga, dan

dampak tersebut akan mempengaruhi ibu merawat balita.

4. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkkan Pendapatan

Keluarga Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Ciputat Timur

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 79 responden ibu balita

di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur pendapatan keluarga berada

diatas UMR, yaitu sebanyak 40 responden atau 50,6%. Namun,

sebanyak 49,4% berada dibawah UMR. Hasil ini menunjukkan masih

banyaknya ibu yang mempunyai balita pendapatannya dibawah UMR.

Dengan masih banyaknya ibu yang mempunyai balita yang

pendapatannya kurang maka hal ini akan mempengaruhi pengetahuan

ibu yang akan merawat balita karena status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi ini menjadi salah satu yang

penting.

5. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(KBBI, 2005).Pengalaman juga merupakan kesadaran akan suatu hal

yang tertangkap oleh indera manusia (Notoadmojo, 2003). Hasil

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

86

penelitian dari 79 responden hanya sedikit responden yang mempunyai

pengalaman merawat anak gizi buruk yaitu sebanyak 7 responden atau

8,9%.. Seseorang yang mempunyai pengalaman ia akan mempelajari

apa yang telah dialami. Sehingga, apabila responden pernah merawat

balita gizi buruk diharapkan ia akan selalu memperhatikan kesehatan

anaknya.

6. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat

Timur

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

(Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini didapat hasil dari 79

responden ibu yang mempunyai balita mayoritas mempunyai

pengetahuan yang baik tentang gizi buruk pada balita yaitu sebanyak

42 responden atau sebesar 53,2%. Sedangkan ibu yang mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 29 atau 36,7% dan ibu yang mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 8 responden atau 10,1%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang

mempunyai balita dalam penelitian ini yang berada di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Timur mempunyai pengetahuan yang baik

mengenai gizi buruk, sesuai dengan kategori kuesioner yang mencakup

tentang pengertian, penyebab dampak, tanda dan gejala, penilian anak

gizi buruk, pencegahan, konsep balita dan nutrisi balita. Hal ini sejalan

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

87

dengan penelitian kurniawan (2007) yang menyatakan bahwa dari 63

responden ibu yang mempunyai balita gizi buruk secara keseluruhan

disimpulkan bahwa memiliki tingkat pengetahuan, perilaku dan sikap

yang baik dengan kategori pengetahuan 66,67%, perilaku 100% dan

sikap 77,78%.

B. Pembahasan Hasil Bivariat

1. Hubungan Antara Umur Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur 2012

Hasil analisa bivariat dengan penghitungan Spearman antara

pengetahuan ibu berdasarkan umur di wilayah kerja puskesmas ciputat

timur diperoleh p value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu diWilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Timur dan hubungan itu dtunjukkan oleh nilai

relasi sebesar 0,254 berarti ada hubunganakan tetapi korelasinya

rendah.

Nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin

bertambah umur seseorang semakin mudah seseorang dalam

penyerapan informasi sehingga semakin tinggi tingkat

pengetahuannya.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rubiyanto (2002) yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu.Hal ini juga sesuai

dengan pendapat (Alimadi dalam Mahardani, 2011) yang

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

88

mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya

dipengaruhi oleh umur.

Menurut Kosasih (1997) juga menyatakan bahwa usia dapat

mempengaruhi pengetahuan serta sikap seseorang, di mana semakin

matang usia seseorang maka ia akan semakin bijaksana dalam berfikir

dan bersikap. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur tertentu,

kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu pengetahuan akan

berkurang.

2. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang

Gizi Burukdi Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur 2012

Hasil analisa bivariat dengan menggunakan penghitungan

Spearman rho mengenai hubungan antara pendidikan dengan

pengetahuan ibu tentang gizi buruk diperoleh nilai p value sebesar

0,000.Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu

dengan pengetahuan tentang gizi buruk di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Timur yang ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,761

yang berarti hubungan yang kuat.Maka semakin tinggi pendidikan ibu

semakin baik pengetahuan ibu tentang gizi buruk.Hal ini ditunjukkan

oleh nilai korelasi yang positif.

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan akan mempengaruhi

kognitif seseorang dalam peningkatan pengetahuan. Ibu dengan tingkat

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

89

pendidikan yang semakin tinggi diyakini akan mengalami peningkatan

pengetahuan karena informasi yang diperolehnya baik dalam bidang

pendidikan formal maupun non-formal (Kosasih, 1997). Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh rubiyanto (2002) dan

Mahardani (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

pendidikan dengan pengetahuan ibu.Hal tersebut juga sesuai dengan

Sarwono, yang menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi lebih

besar kepeduliannya terhadap masalah kesehatan dan peningkatan

pengetahuanakan meningkatkan partisipasi ibu dalam menjaga

kesehatan anaknya.

3. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan Ibu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Timur 2012

Hasil Analisa bivariat dengan menggunakan analisa Spearman

Rhomengenai hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk didapatkan hasil p value sebesar 0,000. Nilai ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan akan tetapi hubungannya terbalik. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai -0,436 pada koefisien korelasi yang menyatakan hasilnya

negatif dimana hubungannya terbalik artinya bahwa ibu yang tidak

bekerja mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan

ibu yang bekerja.

Ibu tidak bekerja adalah ibu-ibu yang tidak melakukan

pekerjaan mencari penghasilan dan hanya menjalankan fungsi sebagai

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

90

ibu rumah tangga saja (Muhammad ali, 2003). Ibu yang tidak bekerja

mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan pola makan anaknya,

serta lebih rutin datang keposyandu dari pada ibu yang bekerja

sehingga ibu yang tidak bekerja mendapat banyak kesempatan

mendapat informasi dari tenaga kesehatan saat ada penyuluhan di

posyandu.

Kadangakala orang hanya memandang sebelah mata fungsi

utama ibu rumah tangga akan tetapi funfsi dan peran ibu dalam rumah

tangga penting dalam upaya kesehatan terutama gizi balita, karena

fungsi utama ibu rumah tangga sebagai ibu bagi anaknya secara

otoomatis ibu akan berusaha mengontrol kesehatan anaknya khususnya

tentang gizi.

Menurut Suharyono (dikutip dari Niluh, 2009) pada jaman

sekarang media informasi sudah sedemikian banyaknya sehingga

informasi yang didengar oleh masyarakat lebih banyak melalui media

massa, televisi dan koran yang semuanya bisa didapatkan bahkan jika

responden hanya bekerja di lingkungan rumah.Sesuai dengan

penelitian ini bahwa pengetahuan yang baik terdapat pada ibu yang

tidak bekerja dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

91

4. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Pengetahuan Ibu

Tentang Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

2012

Hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Spearman antara

pendapatan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk

dengan analisa spearman diperoleh sebesar 0,004 nilai ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan

pengetahuan ibu hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar

0,323. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang

(Notoatmodjo, 2003)

Semakin tinggi nilai pendapatan keluarga semakin mudah

fasilitas tersedia semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu.Hal ini

ditunjukkan oleh nilai korelasi yang positif.Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranadji (2000) semakin tinggi

tingkat pendapatan keluarga maka semakin baik pengetahuan ibu

tentang gizi sehingga semakin baik gizi anak-anaknya.

5. Hubungan Pengalaman Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Buruk Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

2012

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan perhitungan

spearman didapatkan hasil 0,343. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

92

ada hubungan antara pengelaman dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk. Pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh

pengalaman akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi salah

satunya pendidikan. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa ibu

yang mempunyai pengelaman merawat balita sekitar 4 responden

mempunyai pendidikan yang redah dan 3 reponden mempunyai

pendidikan menengah sedangkan hanya tidak ada responden yang

mempunyai pendidikan tinggi. Ibu yang mempunyai pengalaman rata-

rata pendidikannya berada pada tingkat pendidikan yang rendah,

sehingga berpengaruh pada tingkat hubungan antara pengalaman

dengan pengetahuan ibu, serta ibu mempunyai pengalaman mungkin

masih belum memahami tentang gizi buruk. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kosasih (1996) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman dengan

pengetahuan dan sikap kepala keluarga dan tokoh masyarakat tentang

kusta di Kabupaten Kuningan.

C. Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian

ini, keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini adalah cross sectional oleh sebab

itu penelitian ini tidak bisa memberikan penjelasan tentang adanya

hubungan sebab akibat.Hubungan yang ada hanya menjawab

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

93

adanya keterkaitan/melihat hubungan saja antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Pengambilan sampel

Houthrone effect ; subjek penelitian mengetahui bahwa

dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban

responden. Selain itu, saat penelitian responden berdiskusi dengan

responden lain hal ini juga akan mempengaruhi jawaban

responden.

3. Instrument

Belum ada instrument penelitian yang baku dalam penelitian

ini, sehingga instrument penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan literatur yang diseuaikan.

D. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahaun keperawatan, khususnya pada nutrisi anak, gizi buruk

dan tumbuh kembang anakserta dijadikan sebagai rujukan tambahan

untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.

2. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan

pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan dalam

melakukan asuhan keperawatan anak, karena dari hasil penelitian

pengetahuan ibu tentang gizi buruk sebagian besar adalah baik, namun

ada beberapa yang berpengetahuan kurang maupun cukup.Promosi

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

94

kesehatan mengenai pentingnya pengetahuan yang mendalam tentang

gizi buruk juga perlu ditingkatkan.

3. Implikasi Terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya

bagi peneliti dan peneliti lainnya.

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

95

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab-bab

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian tentang gambaran karakteristik umum dari 79

responden menunjukkan umur responden mayoraitas >32 tahun

sebanyak 34 responden (43%), pendidikan responden mayoritas tingkat

menengah sebanyak 39 responden (49,4%), pekerjaan responden

mayoritas ibu rumah tangga atau tidak bekerja sebanyak 56 responden

(70,9%), pendapatan responden mayoritas diatas UMR sebanyak 40

responden (50,6%) dan pengalaman responden mayoritas tidak pernah

merawat balita yaitu sebanyak 72 responden (91,1%).

2. Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur dari 79 responden terdapat 42 responden

(53,3%) mempunyai pengetahuan baik, 29 responden (36,3%)

mempunyai pengetahuan kurang. Disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita adalah baik.

3. Hasil analisa data bivariat dengan uji Spearman menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang gizi

buruk adalah pendidikan (p=0,000; r=0,761), umur (p=0,024; r=0,254),

pekerjaan (p=0,000; r= -0,436), pendapatan (p=0,004; r=0,323),

sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan pengetahuan ibu

tentang gizi buruk adalah pengalaman (p=0,343).

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

96

B. Saran

Beberapa saran peneliti terkait penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber acuan untuk

meningkatkan peran instansi terkait keperawatan anak dan

keperawatan komunitas dalam menerapkan pelaksanaan promotif dan

prefentif tentang pengetahun gizi buruk sebagai bagian dari

pengabdian bagi masyarakat.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapakan bagi petugas kesehatan

puskesmas dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk selalu

melakukan pemantauan tentang gizi balita atau memberikan

informasi mengenai kesehatan pada umumnya dan mengenai

pengetahuan tentang gizi buruk pada ibu balita pada khususnya serta

kader-kader posyandu supaya penyuluhan lebih efektif.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Apabila peneliti lain tertarik dengan penelitian ini diharapkan

menggunakan metode penentuan teknik sampling yang lebih tepat,

sehingga lebih dapat mewakili populasi. Disarankan pula untuk

menambah jumlah faktor-faktor yang belum diteliti oleh peneliti.

Selain itu perlu diperhatikan saat responden mengisi kuesioner untuk

tidak berdiskusi dengan responden lain.

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama. 2003.

Arikunto,S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 4. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2006.

Asnawi. Kematian Bayi Antara Takdir dan Kesalahan Pola Asuh. Jakarta:

Pustaka Irfani. 2005.

Azwar, A. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. 2000.

diakses pada tanggal 21 desember 2011dari http://www gizinet. Com

Baliwati, Yayuk K dkk. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.

2004.

Budiyanto, M. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : Universitas Muhamadiyah

Depkes RI. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta : Depkes. 2002.

Depkes RI. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gizi Dan Makanan. Bogor:

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2005.

Depkes RI. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2010

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005

Departemen Ketenagakerjaan. Kabupaten Tangerang Selatan. 2011 di akses pada

tgl 21 mei 2012 dari

http://www.berita8.com/read/2012/01/05/3/51618/Banten-Resmi-

Terbitkan-SK-Revisi-UMK-Tangerang 1/5/2012

Dinas Kesehatan Propinsi Banten. Profil Kesehatan Banten. Banten. 2011

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Djaeni, A. Ilmu Gizi: Untuk Mahasiswa dan Profesi, Jilid ”. Jakarta: CV Dian

Rakyat. 2000.

Fatimah. Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Status Pada Balita Di

Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Lembaga Penelitian Unpad. 2008

Gibney, Michael. Gizi Kesehatan Masyarakat. Alih bahasa oleh Andry Harton

Jakarta : EGC. 2008

Gunarsa. SD. Psikologi Praktis Anak, Remaja Dan Keluarga: Jakarta Gunung

Mulia.2008

Hardiansyah. Review Determinan Keragaman Konsumsi Pangan. Jurnal dan gizi

pangan. Vol 2 juli.2007

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. 2009.

Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar ilmu Kesehatan Anak (untuk pendidikan

kebidanan). Jakarta: Salemba Medika 2009.

Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba

Medika. 2008

Husaini. Peranan Gizi Dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas Tubuh

Kembang Anak. Bulletin Gizi. 2000

Ingranurindani, B. Hubungan Antara Strategi Regulasi Ekonomi Ssecara Kognitif

Dengan Hardiness Pada Ibu Bekerja : Skirpsi Ui F.Psi. 2008

Kasdu, Dini . Anak Cerdas Cet I. Jakarta: Puspa Swara Anggota IKAPI. 2004.

Kusnadi. Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di

Tiga Dua Kecamatan Kosambi Tasikmalaya Tahun 2001. Skripsi: FKM

UI. 2001

Khomsan, dkk. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya . 2006.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Khomsan, dkk. Peranan Pangan Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta :PT.

Grasindo. 2004.

Kosasih,M.A. Factor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap

kepala keluarga dan tokoh masyarakat tentang kusta di Kabupaten

Kuningan. Tesis :FKM UI. 1996

Muchtadi, Deddy. Gizi Untuk Bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1996.

Moehji, Sjahmien. Ilmu Gizi 2 Penenggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar

Sinanti. 2003.

Nursalam, dkk. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan).

Jakarta : Salemba Medika. 2008.

Nursalam, dkk. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika. 2008.

Nursalam, dkk Ilmu Kesehatan Masyarakat. Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta. 2000.

Nency, Y. Gizi Buruk Ancaman Generasi Yang Hilang. 2005 diakses pada

tanggal 21 desember 2011 dari http://io.ppi-

jepang.org/article.php?id=113,

Pudjiadi, S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, edisi ke 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

2005

Purwaningtyas, Dyah C. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi

Seimbang Untuk Anak Usia 1-3 Tahun (Toodler) di Posyandu Bobo Desa

Sidoarjo Kecamatan Jambon Ponorogo. 2008. Tesis dari

http://www.library.usu.ac.id [diakses pada 24 desember 2011].

Pranadji. Analisis Factor Yang Berhubungan Dengan Gizi Buruk Pada Balita di

Ciawi, Bogor. 2000 skripsi diakses pada tgl 23 april 2012 dari

http://journal.ipb.ac.id/index.php/mediagizi/article/view/1199.

Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Rubiyanto, Teguh. Factor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu

mengenai AIDS. Skripsi FKM UI. (Analisis data sekunder SDKI ’97).

2002

Sandjaja. Penyimpangan Positif (Positif Deviance) Status Gizi Anak Balita dan

factorfaktor yang berpengaruh. 2000 Diakses pada tgl 23 april 2012 dari

http://digilib.litbang. depkes.go.id/go.php?Id=jkpkbppk-gdl-grey-2001-

sandjaja-123 gizi&q=sandjaja+2000.

Santoso. S dan Lies. A R. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1999.

Sajogyo dkk. Menuju Gizi Baik Yang Merata Di Pedesaan Dan Di Kota.

Yogyakarta : UGM Press. 1994.

Sediaoetama. A D. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid I. Jakarta : Dian

rakyat. 2000.

Sekartini, Rini. Panduan Tumbuh Kembang Balita. 2007 Diakses pada tgl 23 april

2012 dari http://www.hariannakita.co.id/20 Maret 2007 .

Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

2000.

Suandi. Diit Pada Anak Sakit. Jakarta : EGC. 1998.

Suhardjo. Berbagai Cara Pendidika Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. 2011.

Supariasa, dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2002.

Supartini, Yupi . Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.cet I. Jakarta: EGC.

2004.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

1995.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Ilmu Kesehtan Anak, Jilid 1. Jakarta : UI

Press. 1985.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT

Rineka cipta. 2007.

Notoatmodjo, Soekidjo. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka cipta. 2005.

Notoatmodjo, Soekidjo Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka

cipta. 2003

Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi Untuk Kesahatan Ibu dan Anak. Yogyakarta

:Graha ilmu. 2011.

Sudayasa, Putu. Bahan Seminar Akhir Studi Faktor-faktor Penyebab Kekurangan

Gizi Anak di Kota Kendari, Bappeda dan PM Kota Kendari, tahun 2010.

2010. diakses diakses pada tgl 23 april 2012 dari

http://www.puskel.com/faktor-faktor-penyebab-kekurangan-gizi-pada-

balita/

Sugito. Hubungan Pegetahuan Pada Karakteristik Social Dengan Persepsi

Terhadap Resiko Tertular AIDS. Tesis: FKM UI 1996

Rahmaulina, DN. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan tumbuh kembang

anak serta stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif anak

usia 2-5 tahun. Tesis Bogor: IPB Press. 2008

Wawolumaya. Pengetahuan dan perilaku wanita usia subur mengenai

toksoplasmosis.MKMI XXV no 8. Tesis FKM UI. 1997

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN

IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA (BAWAH LIMA TAHUN) DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CIPUTAT TIMUR TAHUN

2012

Assalamualaikum.Wr. Wb

Salam sejahtera.

Nama : Azizatu Zahroh

NIM : 10810400002

Saya mahasiswa Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas kedokteraan dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir dalam

menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (SKep).

Saya lampirkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.

Untuk itu saya harap dengan kerendahan hati agar sekiranya ibu bersedia

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.

Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.

Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa

yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik

untuk penelitian ini.

Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian

kuesioner ini.

Apakah ibu bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK

Tertanda

Responden

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN

IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA (BAWAH LIMA TAHUN) DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CIPUTAT TIMUR TAHUN

2012.

Tujuan :

Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: ”faktor-faktor yang berhubungan

dengan pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada anak dibawah lima tahun (balita)

diwilayah kerja puskesmas kelurahan ciputat timur tahun 2012”

Petunjuk :

1. Beri tanda silang(X) dalam kurung pertanyaan yang ibu aggap benar.

2. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret jawaban tersebut (#) dan beri tanda

silang pada jawaban yang dianggap benar.

A. Kuesioner A

Data Demografi/Identitas Ibu

1. No responden : (di isi peneliti)

2. Wilayah : Kel.

3. Usia ibu :…..tahun

4. Pendidikan terakhir ibu : ( ) Tidak tamat SD

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Perguruan tinggi (PT)

5. Pekerjaan ibu : ( ) IRT

: ( ) PNS/Karyawan

: ( ) Guru

: ( ) Tenaga kesehatan

6. Pendapatan keluarga : ( ) ≥ Rp 1.529.150/kapita/bulan

( ) < Rp 1.529.150/kapita/bulan

7. Balita anda merupakan anak yang keberapa?

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

B. Kuesioner B

Berialah tanda (X) pada jawaban soal no 2 dan 3 yang menurut anda

jawaban yang sesuai.

1. Apakah sebelumnya anak anda pernah berada dibawah garis merah

pada KMS?

A. Pernah

B. Tidak pernah

2. Apakah sebelumnya ibu pernah merawat balita selain anak ibu yang

menderita gizi buruk?

A. Pernah

B. Tidak

C. Kuesioner C

Pengetahuan gizi buruk

Berilah tanda (√) pada kolom B atau S yang menurut anda jawaban benar

Pertanyaan Benar Salah

1. Gizi buruk merupakan keadaan dimana asupan zat gizi

mencukupi kebutuhan tubuh .

2. Anak yang yang kekurangan zat gizi protein tinggi

dapat menyebabkan gizi buruk.

3. Pertumbuhan berat badan dan tinggi badan merupakan

salah satu aspek penilaian status gizi pada anak .

4. Tubuh kecil pendek dan kurus pada anak merupakan

salah satu tanda anak gizi buruk

5. Gizi buruk pada anak dalam jangka panjang dapat

memperlambat tumbuh kembang yang sulit

disembuhkan.

6. Masa balita merupakan periode penting karena masa ini

akan mempengaruhi dan menentukan tumbuh kembang

anak selanjutnya

7. Perkembangan anak dapat diukur melalui berat badan,

tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas

anak.

8. Keterlambatan pertumbuhan balita merupakan hal yang

wajar pada anak .

9. KMS (kartu menuju sehat) merupakan kartu yang

digunakan untuk memantau status gizi anak balita yang

dilihat dari berat badan dan umur anak.

10. Anak yang Berat Badan dan Tinggi Badan berada di

garis kuning maka anak tersebut dikatakan gizi buruk

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

11. Gizi buruk pada anak yang tidak tertanganai akan

menyebabkan kematian anak

12. Gizi buruk dapat dicegah dengan imunisasi dasar

lengkap dan menu seimbang serta deteksi dini dengan

KMS

13. Gizi buruk dapat menyebabkan keterlambatan

perkembangan otak balita.

14. Zat gizi yang dibutuhkan balita untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, protein,

dan air, vitamin dan mineral.

15. Perut buncit dan rewel bukan merupakan salah satu

tanda balita mengalami gizi buruk.

16. Pengukuran BeratBadan dan TinggiBadan dengan KMS

sebaiknya dilakukan sebulan sekali.

17. Anak yang kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan

berat badan turun serta kelemahan.

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

KISI-KISI KUESIONER

A. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Buruk

No DIMENSI JUMLAH

ITEM

NO ITEM

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pengertian gizi buruk

Penyebab gizi buruk

Tanda dan gejala gizi buruk

Dampak gizi buruk

Penilaian gizi buruk

Pencegahan gizi buruk

Konsep balita

Nutrisi balita

1

1

3

3

4

1

2

3

1

2,

3, 4, 8

5, 11, 13

9, 10, 15,16

12

6, 7

14, 17,

Jumlah 17

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.884 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .90 .308 20

P2 .80 .410 20

P3 .80 .410 20

P4 .75 .444 20

P5 .75 .444 20

P6 .80 .410 20

P7 .70 .470 20

P8 .75 .444 20

P9 .75 .444 20

P10 .75 .444 20

P11 .75 .444 20

P12 .95 .224 20

P13 .80 .410 20

P14 .85 .366 20

P15 .75 .444 20

P16 .70 .470 20

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

P17 .80 .410 20

P18 .80 .410 20

P19 .85 .366 20

P20 .75 .444 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

P1 14.85 19.608 .684 .875

P2 14.95 19.418 .547 .877

P3 14.95 19.418 .547 .877

P4 15.00 19.789 .399 .882

P5 15.00 19.158 .568 .877

P6 14.95 19.103 .640 .875

P7 15.05 18.787 .628 .874

P8 15.00 19.158 .568 .877

P9 15.00 19.053 .597 .876

P10 15.00 19.684 .427 .881

P11 15.00 18.842 .655 .874

P12 14.80 20.379 .563 .880

P13 14.95 19.208 .609 .876

P14 14.90 19.884 .474 .880

P15 15.00 19.158 .568 .877

P16 15.05 18.366 .739 .870

P17 14.95 19.103 .640 .875

P18 14.95 20.261 .308 .885

P19 14.90 21.358 .022 .892

P20 15.00 21.895 -.127 .899

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

15.75 21.566 4.644 20

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <32 34 43.0 43.0 43.0

>32 45 57.0 57.0 100.0

Total 79 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 24 30.4 30.4 30.4

menengah 39 49.4 49.4 79.7

Tinggi 16 20.3 20.3 100.0

Total 79 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bekerja 23 29.1 29.1 29.1

tdk bkrj 56 70.9 70.9 100.0

Total 79 100.0 100.0

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 39 49.4 49.4 49.4

Tinggi 40 50.6 50.6 100.0

Total 79 100.0 100.0

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

pengalaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pernah 7 8.9 8.9 8.9

tdk prnh 72 91.1 91.1 100.0

Total 79 100.0 100.0

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 8 10.1 10.1 10.1

Cukup 29 36.7 36.7 46.8

Baik 42 53.2 53.2 100.0

Total 79 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur * pengetahuan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

umur * pengetahuan Crosstabulation

pengetahuan

Total kurang cukup baik

umur <32 Count 5 19 10 34

% within umur 14.7% 55.9% 29.4% 100.0%

>32 Count 3 10 32 45

% within umur 6.7% 22.2% 71.1% 100.0%

Total Count 8 29 42 79

% within umur 10.1% 36.7% 53.2% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan * pengetahuan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%

pendidikan * pengetahuan Crosstabulation

pengetahuan

Total kurang cukup baik

pendidikan rendah Count 8 16 0 24

% within pendidikan 33.3% 66.7% .0% 100.0%

menengah Count 0 13 26 39

% within pendidikan .0% 33.3% 66.7% 100.0%

tinggi Count 0 0 16 16

% within pendidikan .0% .0% 100.0% 100.0%

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Total Count 8 29 42 79

% within pendidikan 10.1% 36.7% 53.2% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pekerjaan * pengetahuan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%

pekerjaan * pengetahuan Crosstabulation

pengetahuan

Total kurang cukup baik

pekerjaan bekerja Count 0 3 20 23

% within pekerjaan .0% 13.0% 87.0% 100.0%

tdk bkrj Count 8 26 22 56

% within pekerjaan 14.3% 46.4% 39.3% 100.0%

Total Count 8 29 42 79

% within pekerjaan 10.1% 36.7% 53.2% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendapatan * pengetahuan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

pendapatan * pengetahuan Crosstabulation

pengetahuan

Total kurang cukup baik

pendapatan rendah Count 7 17 15 39

% within pendapatan 17.9% 43.6% 38.5% 100.0%

tinggi Count 1 12 27 40

% within pendapatan 2.5% 30.0% 67.5% 100.0%

Total Count 8 29 42 79

% within pendapatan 10.1% 36.7% 53.2% 100.0%

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengalaman * pengetahuan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%

pengalaman * pengetahuan Crosstabulation

pengetahuan

Total kurang cukup baik

pengalaman pernah Count 2 2 3 7

% within pengalaman 28.6% 28.6% 42.9% 100.0%

tdk prnh Count 6 27 39 72

% within pengalaman 8.3% 37.5% 54.2% 100.0%

Total Count 8 29 42 79

% within pengalaman 10.1% 36.7% 53.2% 100.0%

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Nonparametric Correlations

Correlations

umur pengetahuan

Spearman's rho umur Correlation Coefficient 1.000 .396**

Sig. (2-tailed) . .000

N 79 79

pengetahuan Correlation Coefficient .396** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

pendidikan pengetahuan

Spearman's rho pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .761**

Sig. (2-tailed) . .000

N 79 79

pengetahuan Correlation Coefficient .761** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

pekerjaan pengetahuan

Spearman's rho pekerjaan Correlation Coefficient 1.000 -.436**

Sig. (2-tailed) . .000

N 79 79

pengetahuan Correlation Coefficient -.436** 1.000

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25574/1/AZIZATU... · salah satu faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada balita. Oleh

Sig. (2-tailed) .000 .

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

pendapatan pengetahuan

Spearman's rho pendapatan Correlation Coefficient 1.000 .323**

Sig. (2-tailed) . .004

N 79 79

pengetahuan Correlation Coefficient .323** 1.000

Sig. (2-tailed) .004 .

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

pengalaman pengetahuan

Spearman's rho pengalaman Correlation Coefficient 1.000 .108

Sig. (2-tailed) . .343

N 79 79

pengetahuan Correlation Coefficient .108 1.000

Sig. (2-tailed) .343 .

N 79 79