Evaluasi Tahun 2012 & 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Evaluasi PDAM TA 2013

Citation preview

3.1.1. Hasil Evaluasi Kegiatan Tahun 2012A. Kesesuaian Dengan KAKDalam KAK kegiatan Advisory Investasi Tahun 2012 terdapat beberapa hal yang termasuk dalam uraian kegiatan yakni sebagai berikut :1. Pengumpulan data dan identifikasi PDAM-PDAM di wilayahnya yang belum mengajukan permohonan restrukturisasi utang2. Pengumpulan data dan identifikasi realisasi investasi pengembangan SPAM di masing-masing Kabupaten/Kota dari berbagai sumber pembiayaan yang ada (APBN, APBD I, APBD II, Pinjaman Perbankan, Swasta dll)3. Mengidentifikasi PDAM yang eligible untuk melakukan pinjaman perbankan, KPS, maupun melakukan pengembangan SPAM melalui sumber pendanaan lainnya.4. Menyusun peta investasi PDAM-PDAM dalam pengembangan SPAM untuk 3 (tiga) tahun terakhir.Secara umum, sebanyak 32 laporan Advisory Investasi Tahun Anggaran 2012 sudah sesuai dengan KAK. Namun kesesuaian tersebut memiliki variasi dalam kelengkapan dan kedalaman substansinya. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil evaluasi laporan 2012.Tabel 2 : Hasil Evaluasi laporan advisory investasi tahun 2012Aspek yang dinilaiSKORINGJumlah

123

Fisik1701532

Demografi1701532

Ekonomi221932

Produksi1002232

Distribusi1102132

Pelayanan1211932

Asset1931032

Hutang1711432

Modal205732

Penyertaan_pem2201032

RL_lalu241732

Modal240832

RL1511632

Pendapatan1511632

Biaya1511632

Pel_adm261532

RIspam252532

SOP310132

air_baku232732

Bisnis_plan290332

Idle_capacity2101132

NRW1711432

Gap_MDGs1801432

Rentabilitas271432

Likuiditas251632

Solvabilitas261532

SDM235432

Diklat233632

Biaya_dikllat271432

FCR194932

Restrukturisasi213832

An_kinerja1731232

Kap_fiskal_daerah310132

Kemampuan_keu_daerah260632

PIP222832

KPS185932

CSR216532

Jumlah777583551190

Sumber : Analisis konsultan 2014

Hasil evaluasi seperti tampak pada tabel di atas menggambarkan bahwa sajian laporan advisory tahun 2012 sangat bervariasi sekali, hal ini disebabkan karena belum ada panduan dalam penyusunan laporan advisory. Masih lemahnya sajian data dan fakta dalam kondisi eksisting berakibat lemahnya pula kemampuan untuk menghasilkan hasil analisa seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dari sebagian besar hasil evaluasi untuk semua indikator penilaian masih berada pada skor 1 dengan nilai indeks sama dengan (1 x 777) + (2 x 58) + (3 x 355) = 1958. Jika angka tersebut dikonfiemasikan dengan interval kategori seperti tabel di bawah ini : Skor terendah = 1 x 37 indikator x 32 pengamatan = 1184 Skor tertinggi = 3 x 37 indikator x 32 pengamatan = 3552 Jarak terendah dan tertinggi = 3552 1194 = 2368 Interval kelas = 2368 : 3 = 592

Dengan demikian kategori sebagai pembanding adalah : Skor 1 , jika nilai indeks berada dalam range 1184 sd 1776 Skor 2 , jika nilai indeks berada dalam range 1777 sd 2369 Skor 3 , jika nilai indeks berada dalam range 2369 sd 3552Kesimpulannya hasil evaluasi laporan advisory tahun 2012 masih lemah, karena berada pada skor 1 (satu) yaitu skor paling rendah. Beberapa hal dapat diuraikan sebagai berikut :1. Kelengkapan data dan analisa mengenai PDAM yang telah melakukan restrukturisasi atau belum, bervariasi pada setiap laporan. Frekwensi nilai data yang ada dapat dilihat pada grafik di samping. Untuk pembahasan mengenai restrukturisasi, paling dominan kondisi data kurang lengkap yakni sebanyak 22 laporan (69%), data lengkap 10 laporan (31%).

2. Kelengkapan data dan analisa mengenai Peta Investasi PDAM, bervariasi pada setiap laporan.Analisis Pola Pembiayaan yang dominan bersifat Normatif dan justifikasi yakni sebanyak 30 laporan (94%) dan yang lengkap 2 laporan (6%)

3. Kelengkapan data dan analisa mengenai realisasi investasi dan dukungan pemerintah daerah, bervariasi pada setiap laporan. Frekwensi nilai data yang ada dapat dilihat pada grafik di samping. Untuk pembahasan mengenai realisasi investasi, paling dominan kondisi data lemah yakni sebanyak 21 laporan (66%), dan yang lengkap 11 laporan (34%).4. Untuk pembahasan mengenai FCR, paling dominan kondisi tidak menganalisa FCR yakni sebanyak 23 laporan (72%), dan yang lengkap 9 laporan (28%).

5. Untuk pembahasan mengenai Analisis keuangan PDAM, paling dominan kondisi tidak menganalisa kinerja yakni sebanyak 28 laporan (88%), dan yang menganalisis 4 laporan (12%).

6. Prosentase jumlah PDAM yang dikaji terhadap total jumlah PDAm di wilayahnya, bervariasi dalam setiap laporan. Ada yang sudah mengkaji seluruh PDAM (100%), dan yang menkaji sebagian kecil saja. Prosentase kajian tersebut, paling dominan adalah > 66% yakni sebanyak 26 laporan (81%). Paling rendah yang mengkaji < 33% yakni sebanyak 2 laporan (6%) di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Aceh.

B. Struktur PelaporanStruktur dan Substansi laporan setiap provinsi sangat bervariasi, dimana ada yang menempatkan fakta dan data didalam bab pembahasan dan analisa. Sehingga hasil penganalisaan kurang tajam dan lengkap karena isinya berupa fakta dan data.

C. Kelengkapan Data dan Metode Analisis Penyajian data dalam gambaran umum dan kondisi eksisting sangat bervariasi. Beberapa provinsi dapat dengan lengkap mendeskripsikan aspek teknis. Namun ada beberapa provinsi yang kurang dalam penyajian. Sedangkan pada data keuangan banyak yang tidak lengkap. Padahal substansi ini sangat penting dalam melakukan analisa data.. Dengan kondisi data dasar yang mayoritas kurang lengkap, menjadikan analisis kurang tajam untuk menggambarkan kondisi PDAM yang diharapkan sehingga belum terarah kedalam pola pembiayaan investasi. Peta InvestasiSebagian besar laporan sudah memberikan menggambarkan pola pembiayaan dari berbagai sumber baik dari sumber pebankan komersial, kerjasama pihak swasta (KPS/ Be to Be), CSR dan Pembiayaan dari sumber hutang daerah (Program Investasi Pemerintah / PIP), meskipun dengan dasar analisis yang bervariasi. Sebagian besar merekomendasikan sumber dana dari Hibah baik APBN, APBD maupun dari MBR.Belum ada provinsi yang merekomendasikan sumber pendanaan hibah wali amanah. Penilaian LaporanDari evaluasi tersebut dilakukan perhitungan nilai terhadap kelengkapan data yang terdapat didalam laporan.Hasil akhir perhitungan kelayakan laporan dikelompokkan dalam 2 kategori yakni laporan dengan kategori Baik , Cukup Baik dan Kurang. Dari laporan investasi 32 provinsi, sebanyak 19 provinsi (59%) memiliki kategori baik dan sebanyak 13 provinsi memiliki kategori Cukup Baik (41%).Tidak ada yang termasuk kategori kurang.Hasil perhitungan penilaian laporan tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.No.ProvinsiTotal NilaiKategoriKeterangan hasil evaluasi

Kesesuaian dengan KAKPeta Investasi RestrukturisasiKelengkapan Data dan Metode Analisa

1Jawa Timur102BaikSesuai dengan KAKAdaAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Sudah mengkaji seluruh PDAM di wilayahnya (100%)

2Sulawesi Tengah100BaikSesuai dengan KAKAdaAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Data perencanaan dan SDM.

3Yogyakarta97BaikSesuai dengan KAKAdaAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang data keuangan (Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas), SDM.

4Kep. Babel94BaikSesuai dengan KAKAdaTidak AdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Namun data rispam, SOP, idle capacity, kebocoran, keuangan, FCR, Restrukturisasi dan peta investasi masih lemah.

5NTT94BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : histori hutang, Keuangan (RLS), data perencanaan (RISPAM, SOP, Bisnis plan), Diklat.

6Sumatera Barat91BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : data perencanaan (RISPAM, SOP, Bisnis plan), idle capacity, Keuangan (RLS), Diklat, FCR, kinerja.

7Kep. Riau91BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran umum wilayah, penyertaan pemda, data perencanaan (RISPAM, SOP, Bisnis plan), Keuangan (RLS), FCR, Restrukturisasi.

8Lampung90BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Modal, Rugi laba, SOP, BP, Keuangan )RLS), diklat, FCR, Restrukturisasi, kinerja.

9Jawa Tengah90BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran umum wilayah, data perencanaan (SOP, Bisnis plan), diklat, FCR.

10Kal. Timur90BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Modal, Rugi laba, perencanaan, keuangan RLS, FCR, SDM dan Diklat.

11Sulawesi Tenggara90BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Modal, perencanaan, keuangan, SDM, keuangan pemerintah daerah..

12Sulawesi Utara89BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Penyertaan Pemda, Rugi Laba, Perencanaan, keuangan (RLS), Diklat.

13Sulawesi Selatan88BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : asset, histori hutang, penyertaan pemda, keuangan daerah, keuangan PDAM (RLS), SDM, diklat, FCR, kinerja.

14Bali87BaikSesuai dengan KAKAdaTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Data gambaran Umum, aset, hutang, modal, rugi laba, pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku), idle capacity, kebocoran masih lemah.

15Riau86BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran ekonomi wilayah, perencanaan (ada air baku), idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), Diklat, FCR, kinerja.

16Kalimantan Barat85BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Ekonomi wilayah, aset dan hutang, penyertaan pemda, perencanaan, idle capacity, keuangan (RLS), diklat, FCR.

17Papua Barat85BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : ekonomi wilayah, perencanaan, idle capacity, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

18Sumatera Utara84BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Modal, penyertaan pemda, rugi laba, perencanaan, keuangan (RLS), diklat, kinerja.

19Banten84BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, lengkap . Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran ekonomi, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, , idle capacity, kebocoran, FCR, kinerja.

20Sumatera Selatan83Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Ekonomi wilayah, aset dan hutang, penyertaan pemda, perencanaan (ada air baku), idle capacity, keuangan (RLS), diklat

21Bengkulu 81Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, modal, penyertaan pemda, perencanaan (ada air baku), idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

22Jambi80Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja

23NTB80Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja

24Kal. Tengah80Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

25Maluku Utara80Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun cukup lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Modal, Rugi laba, SOP, BP, Keuangan )RLS), diklat, FCR, Restrukturisasi, kinerja.

26Jawa Barat77Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

27Kal. Selatan77Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

28Gorontalo77Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifAdaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

29Maluku77Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, kurang lengkap. Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran ekonomi daerah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

30Aceh75Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, selama 3 tahun kurang lengkap. Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja masih lemah.

31Sulawesi Barat73Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja.

32Papua73Kurang BaikSesuai dengan KAKAda, normatifTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, keuangan, cukup lengkap.Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran wilayah, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, perencanaan (ada air baku) , idle capacity, kebocoran, keuangan (RLS), diklat, FCR, kinerja

Rata-rata85,3

3.1.2. Hasil Evaluasi Kegiatan Tahun 20133.1.3. Hasil Evaluasi Kegiatan Tahun 2013A. Kesesuaian Dengan KAKDalam KAK kegiatan Advisory Investasi Tahun 2013 terdapat beberapa hal yang termasuk dalam uraian kegiatan yakni sebagai berikut :1. Mendata kondisi eksisting PDAM dari aspek keuangan PDAM, serta aspek teknis (skema sistem SPAM masing-masing PDAM)2. Mengidentifikasi iddle capacity di tiap provinsi3. Evaluasi kemampuan keuangan PDAM untuk mengembangkan cakupan pelayanan dengan memanfaatkan berbagai alternatif pembiayaan4. Mengidentifikasi berbagai aklternatif pembiayaan yang sesuai untuk masing-masing PDAM berdasarkan hasil evaluasi kemampuan keuangan PDAMSecara umum, seluruh laporan Advisory Investasi Tahun Anggaran 2013 sudah sesuai dengan KAK.Namun kesesuaian tersebut memiliki variasi dalam kelengkapan dan kedalaman substansinya. Berikut beberapa tabel yang menunjukkan hasil evaluasi laporan 2013, terkait kesesuaiannya dengan KAK.Tabel 3 : Hasil Evaluasi laporan advisory investasi tahun 2013Aspek yang dinilaiSKORINGJumlah

123

Fisik561632

Demografi391532

Ekonomi135932

Produksi3141032

Distribusi315932

Pelayanan414932

Asset5101232

Hutang4111232

Modall691232

Penyertaan_pem711932

RL_lalu5111132

Modal614732

RL961232

Pendapatan671432

Biaya661532

Pel_adm165632

RIspam213332

SOP204332

air_baku148532

Bisnis_plan214232

Idle_capacity815432

NRW1112432

Gap_MDGs204232

Rentabilitas561632

Likuiditas561632

Solvabilitas581432

SDM145832

Diklat176432

Biaya_dikllat185432

FCR147632

Restrukturisasi204332

An_kinerja144932

Kap_fiskal_daerah212432

Kemampuan_keu_daerah166532

PIP155732

KPS146732

CSR164732

355 277 367 2,010

Sumber : Analisis konsultan 2014

Hasil evaluasi seperti tampak pada tabel di atas menggambarkan bahwa sajian laporan advisory tahun 2013 masih sangat bervariasi sekali, hal ini disebabkan karena belum ada panduan dalam penyusunan laporan advisory. Masih lemahnya sajian data dan fakta dalam kondisi eksisting berakibat lemahnya pula kemampuan untuk menghasilkan hasil analisa seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dari sebagian besar hasil evaluasi untuk semua indikator penilaian masih berada pada skor 1 dengan nilai indeks sama dengan (1 x 255) + (2 x 277) + (3 x 367) = 2.010. Jika angka tersebut dikonfiemasikan dengan interval kategori seperti tabel di bawah ini : Skor terendah = 1 x 37 indikator x 32 pengamatan = 1184 Skor tertinggi = 3 x 37 indikator x 32 pengamatan = 3552 Jarak terendah dan tertinggi = 3552 1194 = 2368 Interval kelas = 2368 : 3 = 592

Dengan demikian kategori sebagai pembanding adalah : Skor 1 , jika nilai indeks berada dalam range 1184 sd 1776 Skor 2 , jika nilai indeks berada dalam range 1777 sd 2369 Skor 3 , jika nilai indeks berada dalam range 2369 sd 3552Kesimpulannya hasil evaluasi laporan advisory tahun 2012 cukup baik , karena berada pada skor 2 (dua). Beberapa hal dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kelengkapan data dasar bervariasi pada setiap laporan.Frekwensi nilai data yang ada dapat dilihat pada grafik di samping. Untuk pembahasan mengenai kelengkapan data dasar sebagian besar sudah relevan (72%),Cukup relevan 22% dan kurang relevan 6% karena dalam ruang lingkup berbeda dari KAK pusat.

2. Analisis keuangan daerah sangat penting dalam penentuan alternative pola pembiayaan, khususnya berkaitan dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Hasil Evaluasi 32 provinsi Tahun 2013 menunjukkan hanya 5 Provinsi (16%) walau analisisnya hanya satu kabupaten saja seperti Provinsi Jawa Timur, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah. Sementara sebesar 84% tidak menyajikan laporan analisis keuangan daerah.Konsekwensi dari hal ini berakibat penentuan alternative pembiyaan PIP hanya menggunakan justifikasi atau bersifat normative saja.

3. Faktor kedua dalam pemetaan investasi SPAM adalah identifikasi terkait dengan keuangan PDAM. Berdasarkan indicator yang digunakan yakni Rentabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas serta Full Cost Recovery (FCR) dilengkapi dengan restrukturisasi, secara rata-rata kecenderungan laporan seperti tampak pada gambardiatas. Terlihat bahwa sebagian besar sudah dinyatakan sudah lengkap (81%). Kondisi ini dapat tercapai sebagai akibat dari perbaikan kegiatan kegiatan tahun 2012 walau masih ada yang tidak lengkap 13% karena hanya menganalisa beberapa indicator. Dan ada 2 provinsi yang berbeda didalam ruang lingkup KAK.

4. Berdasarkan 2 faktor penting dalam melakukan identifikasi pemetaan pola pembiayaan yaitu identifikasi pada PDAM dan identifikasi keuangan Pemerintah Daerah, selanjutnya dapat dilakukan alternative pola pembiayaan.Berdasarkan hasil evaluasi, belum semua provinsi memberikan pelaporan tentang hal tersebut.Terlihat hanya 7 provinsi (22%) yang telah menganalisa dengan metodologi yang baik. Sementara 20 provinsi (62% ) menganalisa pola pembiayaan menggunakan justifikasi dan normative. 2 provinsi (16%) tidak menentukan pola pembiyaaan alternative karena berbeda dalam KAK.

B. Struktur PelaporanStruktur dan Substansi laporan setiap provinsi sangat bervariasi, dimana ada yang menempatkan fakta dan data didalam bab pembahasan dan analisa. Sehingga hasil penganalisaan kurang tajam dan lengkap karena isinya berupa fakta dan data.

C. Kelengkapan Data dan Metode Analisis Penyajian data dalam gambaran umum dan kondisi eksisting sangat bervariasi. Beberapa provinsi dapat dengan lengkap mendeskripsikan aspek teknis. Namun ada beberapa provinsi yang kurang dalam penyajian. Sedangkan pada data keuangan banyak yang tidak lengkap. Padahal substansi ini sangat penting dalam melakukan analisa data.. Dengan kondisi data dasar yang mayoritas kurang lengkap, menjadikan analisis kurang tajam untuk menggambarkan kondisi PDAM yang diharapkan sehingga belum terarah kedalam pola pembiayaan investasi.D. Peta InvestasiSebagian besar laporan sudah memberikan menggambarkan pola pembiayaan dari berbagai sumber baik dari sumber pebankan komersial, kerjasama pihak swasta (KPS/ Be to Be), CSR dan Pembiayaan dari sumber hutang daerah (Program Investasi Pemerintah / PIP), meskipun dengan dasar analisis yang bervariasi. Sebagian besar merekomendasikan sumber dana dari Hibah baik APBN, APBD maupun dari MBR. Belum ada provinsi yang merekomendasikan sumber pendanaan hibah wali amanah.E. Penilaian LaporanDari evaluasi tersebut dilakukan perhitungan nilai terhadap kelengkapan data yang terdapat didalam laporan.Hasil akhir perhitungan kelayakan laporan dikelompokkan dalam 3 kategori yakni laporan dengan kategori Baik , Cukup Baik dan Kurang. Dari laporan investasi 32 provinsi, sebanyak 22 provinsi (69%) memiliki kategori baik dan sebanyak 10 provinsi memiliki kategori Cukup Baik (31%). Tidak ada yang termasuk kategori kurang.

Hasil perhitungan penilaian laporan tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.TABEL 3.1. Hasil Penilaian Laporan Advisory Investasi 2013No.ProvinsiTotal NilaiKategoriKeterangan hasil evaluasi

RankingKesesuaian dengan KAKPeta InvestasiAnalisis kapasitas investasiKelengkapan Data dan Metode Analisa

1Aceh79kurang baik19Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelaskanKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan, lengkap . Data yang kurang atau sifatnya normatif : Gambaran ekonomi, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, , idle capacity, kebocoran, FCR, kinerja.

2Bali77kurang baik22Sesuai dengan KAKAda, normatifAda kurang dalam menjelaskanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

3Banten72kurang baik25Sesuai dengan KAKTidak adaTidak adaKelengkapan penyajian data dasar : aspek teknis, pelayanan tidal lengkap. Gambaran ekonomi, aset, hutang, modal, penyertaan pemda, rugi laba,pendapatan, biaya, , idle capacity, kebocoran, FCR, kinerja juga tidak lengkap.

4Bengkulu 85baik14Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda cukup baik menjelaskanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

5Gorontalo

6Jambi86baik10Sesuai dengan KAKAda, normatifAda cukup baik menjelaskanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

7Jawa Barat

8Jawa Tengah91baik6Sesuai dengan KAKAda, normatifAda cukup baik menjelaskanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

9Jawa Timur103baik1Sesuai dengan KAKAda dan baikAda cukup menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

10Kal. Selatan

11Kal. Tengah103baik3Sesuai dengan KAKAda, normatifAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

12Kal. Timur93baik5Sesuai dengan KAKAda cukup baikAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

13Kalimantan Barat86baik12Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

14Kep. Babel

15Kep. Riau82kurang baik18Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

16Lampung74kurang baik26Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

17Maluku97baik4Sesuai dengan KAKAda dan baikAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

18Maluku Utara84baik17Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

19NTB78kurang baik21Sesuai dengan KAKAda, normatifAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

20NTT86baik11Sesuai dengan KAKAda, normatifAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

21Papua75kurang baik25Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

22Papua Barat74kurang baik27Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

23Riau74kurang baik27Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

24Sulawesi Barat79kurang baik20Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

25Sulawesi Selatan79kurang baik20Sesuai dengan KAKAda cukup baikAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

26Sulawesi Tengah87baik8Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

27Sulawesi Tenggara86baik13Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

28Sulawesi Utara76kurang baik23Sesuai dengan KAKAda cukup baikAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

29Sumatera Barat107baik1Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda cukup baik menjelaskanData lengkap besaran angkanya, berseries, seluruh PDAM, analisa bedasarkan data kuat

30Sumatera Selatan84baik16Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

31Sumatera Utara86baik9Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

32Yogyakarta89baik7Sesuai dengan KAKAda tapi kurangAda kurang dalam menjelasakanData kurang lengkap besaran angkanya , analisa belum bedasarkan data yang kuat

Sumber : Analisa Konsultan, 2014

3.1.4. Kesimpulan dan Rekomendasi1. Kelengkapan data dan metode analisis laporan setiap provinsi sangat bervariasi. Sehubungan hal tersebut guna mempermudah penilaian diperlukan instrumen untuk mengarahkan kelengkapan data dan analisa laporan. Direkomendasikan adanya panduan advisory investasi dan penyusunan database advisory investasi. 2. Peta alternative pembiayaan investasi sebagian besar hanya melakukan justifikasi walau sudah berdasarkan fakta dan data, namun belum ada rating sesuai dengan kapasitas investasi PDAM dan Pemerintah Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut direkomendasikan penyusunan rating kapasitas investasi dalam bentuk matriks melalui skala interval yang bisa digunakan oleh semua stakeholder investasi SPAM.3. Guna mendapatkan hasil laporan advisory investasi yang sesuai dengan KAK, maka selain panduan diperlukan monitoring dan evaluasi melalui kunjungan langsung di setiap Provinsi yang distudi.