157
EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Dewi Pristiana Anggraini NIM : 068114007 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN

RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI

INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA

DAMPAK TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009

(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)

SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Dewi Pristiana Anggraini

NIM : 068114007

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

ii

EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI

RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK

TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009

(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Dewi Pristiana Anggraini

NIM : 068114007

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …
Page 4: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …
Page 5: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

v

LiFE is Too ShOrt

To WaKe Up WitH rEgRetS.

LoVE tHe pEoPLe wHo treat you right &

ForGet the Ones who don’t!

BelieVe that everything happens for reason.

If you get a Chance – Take it

iF it cHanges your life –let it

Nobody said life would be easy

They just promised

It Would be WortH it

kUPersEmbahKan untuk

Bapak Ibu TercinTA

aDek tia dan Yang uTi terSayang

kELuargAku

aLmaMaterku

Page 6: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …
Page 7: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, karena dengan rahmat

serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi

Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara

Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan serta

Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat

Hipertensi)” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dukungan, dan waktu selama proses penelitian dan

penyusunan skripsi.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, waktu, kritik, dan saran selama

proses penelitian dan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus

memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.

Page 8: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

viii

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji

sekaligus memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.

6. Mbak Betty Husadani, S.Si, Apt. selaku apoteker Rumah Sakit Panti Rini dan

pembimbing lapangan yang banyak membantu penulis, memberikan pengarahan

dan bimbingan selama penelitian berlangsung di Rumah Sakit Panti Rini.

7. Bapak Hari Budiarto selaku Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti

Rini Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama proses pengambilan data di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, cinta,

doa, dan dukungan moril maupun materiil.

9. Adekku tersayang, Janestia Putri Maharani yang selalu memberikan doa, cinta,

kasih sayang, keceriaan dan membuat hidupku menjadi lebih indah dan berwarna.

10. Nenekku tersayang, yang senantiasa memberikan doa, wejangan, dukungan,

perhatian, kasih sayang, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat berarti.

11. Kakekku, Om Anto, Tante Lita, Adek Aisyah yang senantiasa memberikan

dukungan dan keceriaannya padaku.

12. Widya Kristiyanto, yang selama ini selalu menemani, membantu, memberikan

cinta, dukungan, kasih sayang dan perhatiannya kepadaku.

13. Sahabat-sahabat mungilku, Uut, Yola, Shinta yang telah memberikan keceriaan

dalam hidupku, kebersamaan, kekompakkan, dukungan, doa dan persahabatan

yang indah padaku.

Page 9: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …
Page 10: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …
Page 11: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xi

INTISARI

Ketaatan terhadap penggunaan golongan obat antihipertensi sangat penting.Penggunaan obat antihipertensi yang tidak taat dapat berdampak negatif yaitumengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angkamortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain. Peran farmasis dalam pemberianinformasi sangat menentukan ketaatan penggunaan obat pasien. Pemberian informasibelum cukup membantu pasien, perlu adanya inovasi alat bantu untuk meningkatkanpemahaman dan akhirnya meningkatkan ketaatan penggunaan obat.

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ketaatan pasienrawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vsinformasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi). Penelitian ini merupakan jenispenelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik. Data dianalisis denganstatistik parametrik menggunakan uji T-test dan bila non parametrik menggunakanMann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%.

Seluruh pasien yang menerima golongan obat antihipertensi adalah 59 pasien,29 pasien perlakuan dan 30 pasien kontrol. Perbedaan ketaatan antara kelompokperlakuan dan kontrol berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminumdiperoleh nilai p=0,02. Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik dandiastolik pada awal dan akhir terapi pada kelompok perlakuan masing-masingditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,43 dan 0,46; sedangkan pada kelompok kontrolditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,08 dan 0,25. Dari penelitian ini, dapatdisimpulkan bahwa adanya pemberian informasi plus alat bantu ketaatan dapatmeningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat antihipertensi.

Kata kunci (keyword) : ketaatan, alat bantu, obat antihipertensi

Page 12: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xii

ABSTRACT

The compliance on using sort of antihypertensive medicine is crucial. Thedisobedient use of antihypertensive medicine can cause negative effects such ascausing uncontrolled blood pressure, as well both raising mortality and the risk ofother cardiovascular disease. The role of pharmacist in delivering information ismostly determining the compliance of patient’s medicines usage. Giving informationis not sufficient yet to help patients. There is needs of tool assistance innovation toraise understanding and at the end the compliance of medicines usage, as well.

The main goal of this research is to know Outpatient’s Compliance DifferenceAt Panti Rini Hospital Yogyakarta Among Outpatient Given Information vsInformation plus Compliance Tool Asistance And Its Outcome Within Juny-July2009 Period (Study of Antihypertensive Medicine Usage). This is a falseexperimental sort of research with analytic design. Data is analyzed by parametricstatistic using T test and, if it is non-parametric, Mann Whitney with 90% ofconfidence interval.

The whole patients who receive medicine from antihypertensives are 59patients. It consists of 29 patients of treatment and 30 patients of control. Thecompliance difference between treatment group and control, based on the number ofantihypertensive medicine consumed, obtains score P=0,02. The outcome based onthe gap between systolic and diastolic blood pressure on the beginning and ending oftherapy on treatment group is shown by mark p as 0,43 and 0,46; while control groupis shown by mark p as 0,08 and 0,25. From this research, it can be concluded that theexistence of delivering information plus compliance tool assistance can raise patients’compliance in taking antihypertensive medicine.

Keyword: compliance, asistance tool, antyhipertensive medicine

Page 13: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v

PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ x

INTISARI .......................................................................................... xi

ABSTRACT ........................................................................................ xii

DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

1. Permasalahan .......................................................................... 3

2. Keaslian penelitian .................................................................. 4

3. Manfaat penelitian .................................................................. 4

B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

1. Tujuan umum .......................................................................... 5

Page 14: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xiv

2. Tujuan khusus ......................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA....................................................... 6

A. Drug Therapy Problems ................................................................ 6

B. Ketaatan Penggunaan Obat ........................................................... 8

1. Definisi .................................................................................... 8

2. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat ................................. 9

3. Akibat Ketidaktaatan ............................................................... 11

4. Upaya Meningkatkan Kepatuhan Penggunaan Obat ............... 11

C. Hipertensi ...................................................................................... 12

1. Definisi .................................................................................... 12

2. Epidemiologi ........................................................................... 15

3. Patofisiologi ............................................................................ 16

4. Manifestasi Klinik ................................................................... 18

5. Penatalaksanaan Terapi............................................................ 18

6. Kegagalan Terapi ..................................................................... 22

D. Obat Antihipertensi ....................................................................... 23

E. Landasan Teori .............................................................................. 28

F. Hipotesis ....................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 30

B. Definisi Operasional ..................................................................... 31

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 33

D. Bahan Penelitian ........................................................................... 34

Page 15: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xv

E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 34

F. Lokasi Penelitian ........................................................................... 34

G. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 35

1. Analisis situasi ........................................................................ 35

2. Pembuatan alat bantu ketaatan ................................................ 35

3. Pembuatan wawancara terstruktur .......................................... 35

4. Pengumpulan data ................................................................... 36

5. Wawancara .............................................................................. 37

6. Tahap penyelesaian data ......................................................... 37

H. Tahap Cara Analisis Hasil ............................................................ 37

I. Kesulitan Penelitian ....................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 43

A. Profil Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

yang Menerima Golongan Obat Antihipertensi ........................... 43

B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta yang Menggunakan Golongan Obat Antihipertensi.. .. 45

1. Profil obat secara umum ....................................................... 45

2. Profil obat antihipertensi....................................................... 52

C. Evaluasi Drug Related Problem ................................................... 53

D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien dan Dampak Terapi Pasien

Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol Serta Pengaruh Alat

Bantu Ketaatan pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini periode

Juni-Juli 2009 .............................................................................. 60

Page 16: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xvi

1. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Berdasarkan Jumlah

Obat Antihipertensi yang Diminum dan Aturan Pakai ............ 60

2. Evaluasi Perbedaan Dampak Terapi Pasien Antara Kelompok

Perlakuan dan Kontrol ............................................................. 65

E. Rangkuman Pembahasan ............................................................... 67

BAB V KESIMPULAN ..................................................................... 72

A. Kesimpulan ................................................................................... 72

B. Saran ............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 75

LAMPIRAN ........................................................................................ 77

Page 17: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Penyebab-Penyebab drug therapy problems (DTPS) .................. 6

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 ................................ 15

Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO................................. 15

Tabel IV. Terapi hipertensi berdasarkan JNC VII ...................................... 21

Tabel V. Terapi hipertensi pada keadaan khusus berdasarkan JNC VII.... 22

Tabel VI. Baseline Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan

dan Kontrol yang Menerima Obat Antihipertensi di RS Panti

Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ..................................... 44

Tabel VII. Baseline Profil Obat Pasien Rawat Jalan di RS Panti Rini

Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 yang Menerima Obat

Antihipertensi.............................................................................. 45

Tabel VIII.Profil Jumlah Obat yang Diterima Pasien Rawat Jalan di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ...... 45

Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Selain Obat Antihipertensi yang

Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009............................................. 46

Tabel X. Distribusi Jenis Obat Antihipertensi Yang Diterima Pasien

Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Juni-Juli 2009 Berdasarkan Kelas Terapinya.............................. 50

Tabel XI. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang

Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini

Page 18: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xviii

Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Perlakuan

Berdasarkan Kelas Terapinya ..................................................... 51

Tabel XII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang

Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Kontrol

Berdasarkan Kelas Terapinya ..................................................... 51

Tabel XIII. Profil Jumlah Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ...... 52

Tabel XIV. Pengelompokan Kejadian DTP Obat Antihipertensi pada

Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juni-Juli 2009................................................................. 53

Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Efek Obat

Yang Merugikan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009............................ 54

Tabel XVI. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan

Ketidaktaatan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti

Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ..................................... 55

Tabel XVII. Persentase Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini

Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi

plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan

Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum ............................... 61

Tabel XVIII. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti

Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs

Page 19: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xix

Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009

Berdasarkan Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum .......... 62

Tabel XIX. Persentase Ketaatan antara Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini

Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi

plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan

Aturan Pakai Obat....................................................................... 63

Tabel XX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Akhir

Terapi pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta

Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009....................................... 65

Tabel XXI. Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien

Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta pada Masing-Masing

Kelompok Yang Diberi Informasi dan Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 ...................................... 66

Page 20: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik ....................................... 14

Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkan

tekanan darah ........................................................................... 17

Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII ................. 19

Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan ................................................................ 34

Page 21: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Informed-consent .................................................................. 77

Lampiran 2. Panduan wawancara.............................................................. 79

Lampiran 3. Kuisioner............................................................................... 81

Lampiran 4. Data Pasien Kelompok Perlakuan......................................... 82

Lampiran 5. Data Pasien Kelompok Kontrol ............................................ 93

Lampiran 6. Output Uji Jenis Kelamin...................................................... 106

Lampiran 7. Output Uji Umur .................................................................. 107

Lampiran 8. Output Uji Tingkat Pendidikan ............................................ 110

Lampiran 9. Output Uji Sistolik awal....................................................... 111

Lampiran10. Output Uji Diastolik awal........................................................ 114

Lampiran 11. Output Uji Jumlah Obat ........................................................ 117

Lampiran 12. Output Uji Jumlah Obat Antihipertensi ............................... 120

Lampiran 13. Output Uji Ketaatan berdasarkan obat antihipertensi yang

digunakan .............................................................................. 123

Lampiran14. Output Uji Ketaatan berdasarkan aturan pakai obat

antihipertensi......................................................................... 126

Lampiran15. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah

sistolik ................................................................................... 129

Lampiran 16. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah

diastolik................................................................................. 134

Page 22: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular yang

sangat penting. Hal tersebut terlihat, baik di negara-negara yang telah maju maupun

negara yang sedang berkembang. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

melaporkan sekitar 16,2 juta kematian, terutama di negara berkembang disebabkan

oleh penyakit kardiovaskular dengan salah satu faktor resikonya adalah hipertensi

(Anonim, 2008). Hipertensi umumnya bersifat asimtomatik, segera dapat dideteksi

dan dapat diatasi sebelum mengakibatkan komplikasi pada organ tubuh. Orang yang

menderita penyakit tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan

secara terus menerus seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas

sebelum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat

memicu berbagai penyakit lain yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan

jantung koroner (Graham-Clarke, 1999).

Data Global Burden of Hypertension pada tahun 2000 menunjukkan bahwa

lebih dari setengah populasi orang dewasa di dunia (sekitar 1 milyar orang) yang

mengalami hipertensi dan kemungkinan akan bertambah sekitar 60% (1,56% milyar)

pada 2025, terutama pada negara yang berkembang (Ahmed, Khaliq, Shah, Anwar,

2008). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 oleh Departemen

1

Page 23: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

2

Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%

(Anonim, 2009a).

Pengobatan hipertensi sering menjadi masalah, tidak saja dalam hal pemilihan

obat, penentuan dosis dan lamanya pemberian, tetapi juga menyangkut keterlibatan

pasien secara berkelanjutan dalam proses terapi. Hal ini karena pengobatannya

umumnya jangka panjang, sehingga ketaatan dalam minum obat sangat menentukan

keberhasilan suatu terapi (Anonim,2008).

Ketidaktaatan terhadap obat antihipertensi pada pasien yang menderita

hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta

meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain (Albert dan

Thomas, 2006).

Untuk mengatasi masalah tersebut, tugas seorang Farmasis yang menjalankan

Pharmaceutical Care yaitu dengan cara memberikan pelayanan informasi dan

edukasi mengenai penggunaan obat yang tepat, sehingga dapat mencegah dan

meminimalkan terjadinya Drug Related Problems. Pemberian informasi tersebut

dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan mendemonstrasikan

menggunakan alat visual, multimedia,verbal dan form kepatuhan.

Dari uraian di atas muncul pertanyaan bagaimana ketaatan pasien dalam

minum obat jika pasien diberi informasi vs informasi plus alat bantu sehingga

dilakukan penelitian tentang “Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

1

Page 24: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

3

Bantu Kataatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap

Penggunaan Obat Antihipertensi)”. Penelitian ini merupakan kerjasama antara

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan pihak Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Rini merupakan Rumah Sakit tipe D. Lokasi Rumah

Sakit Panti Rini yang terletak di daerah Kalasan diharapkan mempermudah penelitian

ini, pasien yang berobat ke Rumah Sakit tersebut sebagian besar bertempat tinggal di

daerah setempat sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan home visit

terhadap pasien. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Panti Rini, selama 5 tahun

terakhir penyakit hipertensi termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar di Rumah

Sakit Panti Rini.

1. Permasalahan

a. Seperti apakah profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009

yang menerima obat antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat

pendidikan antara kelompok kontrol dan perlakuan?

b. Seperti apakah profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli

2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan, dan

jenis obat antara kelompok kontrol dan perlakuan?

c. Apakah terjadi Drug Therapy Problems pada pasien rawat jalan RS Panti Rini

Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok

kontrol maupun perlakuan?

Page 25: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

4

d. Apakah terdapat perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat

jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli yang menerima obat antihipertensi

antara kelompok kontrol dan perlakuan?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni – Juli 2009 (Kajian terhadap

Penggunaan Obat antihipertensi) belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait

dengan masalah ketaatan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi telah diteliti

oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut ini:

a. The Association between compliance with antihypertensive drugs and

modification of antihypertensive drug regimen (Wijk, 2004).

b. High Adherence To Antihypertensive Therapy Lowers Cardiovascular Risk

(Lowry, 2009).

3. Manfaat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan

keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care, secara khusus

di RS Panti Rini Yogyakarta dan secara umum di RS di Indonesia. Pada akhirnya

akan meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.

Page 26: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

5

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan mengamati perbedaan ketaatan penggunaan obat

antihipertensi pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009

antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. mengetahui profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode

Juni-Juli 2009 pada kelompok kontrol dan perlakuan yang menerima obat

antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

b. mengetahui profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli

2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan,

dan jenis obat pada kelompok kontrol dan perlakuan.

c. mengevaluasi kerasionalan pengobatan yang terkait dengan Drug Therapy

Problems pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-

Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok kontrol

maupun perlakuan.

d. mengetahui perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat

jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 yang menerima

obat antihipertensi antara kelompok kontrol dan perlakuan.

Page 27: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems

Drug therapy problems adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang

dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang akan

mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Drug therapy problems

termasuk dalam ruang lingkup praktek asuhan kefarmasian (pharmaceutical care).

Tujuan mengidentifikasi drug therapy problems adalah untuk membantu pasien

mendapatkan outcome dan tujuan terapi yang diinginkan (Strand, Morley, Cipolle,

2004).

Seperti permasalahan klinik pada umumnya, drug therapy problems tidak dapat

dipecahkan ataupun dicegah kecuali penyebab dari masalah tersebut telah diketahui

secara jelas. Tidak hanya perlu untuk mengenal dan mengorganisir drug therapy

problems, namun juga penyebab utamanya (Strand, Morley, Cipolle, 2004).

Tabel I. Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) (Strand, L.M.,Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004)

No Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

1 Ada obat tanpaindikasi( unnecessarydrug therapy )

Tidak ada indikasi obat yang tepat untuk terapi obat saat itu Polifarmasi yang seharusnya cukup terapi tunggal Kondisi medis lebih baik jika diterapi tanpa obat (non

farmakologi) Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat

digantikan obat lain yang lebih aman Penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, atau merokok

menimbulkan masalah

6

Page 28: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

7

Lanjutan tabel INo Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

2 Ada indikasitanpa obat( need foradditionaltherapy )

Kondisi medis yang memerlukan obat tertentu Terapi pencegahan dengan obat diperlukan untuk

mengurangi resiko timbul kondisi medis baru Perlu tambahan obat untuk mencapai efek sinergis atau

tambahan

3 Obat tidakefektif(ineffectivedrug)

Obat bukan yang paling efektif Kondisi medis sukar disembuhkan dengan obat tersebut Bentuk sediaan obat tidak tepat Obat tidak efektif untuk indikasi yang sedang ditangani

4 Dosis terlalurendah(dosage too low)

Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan efek yangdiharapkan

Interval dosis terlalu panjang untuk menghasilkan efek Interaksi obat mengurangi jumlah zat aktif obat Durasi terapi obat terlalu pendek untuk menghasilkan

efek yang diharapkan

5 Efek obatmerugikan(adverse drugreaction)

Obat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan yangtidak berhubungan dengan obat yang diberikan

Pelindung produk obat dibutuhkan untuk mencegahfaktor resiko.

Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidakdiinginkan

Obat diberikan atau diubah terlalu cepat Obat menimbulkan alergi Obat kontraindikasi

6 Dosis terlalutinggi (dose toohigh )

Dosis terlalu tinggi Frekuensi obat terlalu cepat Durasi obat terlalu panjang Interaksi obat menyebabkan reaksi toksik pada produk

obat Obat diberikan terlalu cepat

7 Ketidaktaatan(noncompliance)

Pasien tidak mengerti instruksi yang diberikan Pasien memilih tidak mengkonsumsi obat Pasien lupa minum obat Harga obat terlalu mahal Pasien tidak dapat menelan atau meminum obat sendiri

dengan benar Obat yang diresepkan tidak tersedia

Page 29: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

8

B. Ketaatan penggunaan obat ( Patient Compliance )

1. Definisi

Ketaatan terhadap aturan pengobatan dinamakan "Patient Compliance" (PC),

merupakan suatu kemampuan pasien dalam meminum obat sesuai dengan dosis yang

sudah diresepkan dokter yang sesuai dengan indikasi, efikasi yang cukup, dan dapat

menghasilkan outcome yang diinginkan tanpa memberikan efek yang merugikan.

Kepatuhan yang dimaksud, digunakan untuk kepatuhan terhadap obat yang

diresepkan, bukan kepatuhan terhadap perintah yang mengharuskan atau yang

bersifat otoriter (Strand, Morley, Cipolle, 2004).

Ketaatan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang

individu dengan nasihat medis atau kesehatan. Istilah “ketidaktaatan pasien” memberi

kesan bahwa pasien bersalah karena penggunaan obat yang tidak tepat. Walaupun hal

ini merupakan kasus yang sering dalam banyak situasi, dokter dan apoteker tidak

melengkapi pasien dengan instruksi yang memadai atau memberikan instruksi dengan

cara yang tidak dimengerti pasien (Siregar, 2006).

Ketaatan tersebut tidak hanya terbatas mengenai jenis obat yang dikonsumsi

saja, namun termasuk diantaranya: perlakuan khusus, misalnya harus istirahat, diet;

berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi; bagaimana cara menggunakannya;

kapan waktu penggunaan yang tepat; kapan obat harus dihentikan; kapan harus

mengunjungi dokter lagi dan lain-lain. Ketidaktaatan dikhawatirkan akan

menimbulkan hal yang tidak diinginkan, merugikan, bahkan fatal (Anonim,1999).

Page 30: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

9

2. Alasan ketidaktaatan penggunaan obat

a. Regimen terapi

Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) terapi multi obat,

pada umumnya makin banyak jenis obat yang digunakan pasien, semakin tinggi

resiko ketidaktaatan, 2) frekuensi pemberian, pemberian obat pada jangka waktu yang

sering, meningkatkan ketidaktaatan sebab pasien merasa kegiatan normal pasien

terganggu, pasien lupa dan tidak mau susah, 3) durasi dari terapi, berbagai studi

menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan menjadi lebih besar apabila periode

pengobatan lama, 4) efek merugikan, perkembangan dari efek suatu obat tidak

menyenangkan, memungkinkan menghindari dari ketaatan, 5) pasien asimtomatik

yaitu tidak ada gejala atau gejala sudah reda. Pada kondisi tertentu, pasien dapat

merasa lebih baik setelah menggunakan obat dan merasa bahwa ia tidak perlu lagi

menggunakan obat lebih lama, 6) harga obat, pasien cenderung tidak taat dalam

menggunakan obat yang harganya mahal, 7) pemberian atau konsumsi obat,

meskipun pasien sudah berusaha patuh terhadap instruksi, mungkin pasien menerima

kuantitas obat yang salah disebabkan pengukuran obat yang tidak benar atau

penggunaan alat ukur yang tidak tepat, 8) rasa obat, masalah rasa obat-obatan adalah

yang paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak-anak (Siregar,

2006).

Page 31: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

10

b. Pasien

Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien tidak

memahami instruksi yang diberikan, 2) pasien lebih memilih untuk tidak

mengkonsumsi obat, 3) pasien lupa minum obat, 4) pasien tidak dapat menelan atau

meminum sendiri obat yang diresepkan dengan tepat (Strand, Morley, Cipolle, 2004).

c. Penyakit

Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien merasa

kondisnya lebih baik sehingga menghentikan pengobatan, 2) pasien merasa tidak ada

perkembangan yang lebih baik pada kondisi kesehatannya sehingga pengobatan

dihentikan, 3) pasien dengan penyakit kronis biasanya mendapatkan pengobatan

dalam waktu yang cukup lama, sehingga pasien menjadi bosan dan menghentikan

pengobatan (Siregar, 2006).

d. Interaksi pasien dengan profesional kesehatan

Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) Menunggu dokter

atau apoteker, jika pasien menunggu terlalu lama, pasien menjadi jengkel, hal ini

berkontribusi terhadap ketidaktaatan, 2) sikap dan ketrampilan komunikasi

professional kesehatan, sikap yang dingin, tidak tertarik, tidak sopan, agresif, kasar

dan otoriter dapat meningkatkan ketidaktaatan pasien, 3) gagal mengerti pentingnya

terapi, alasan utama untuk tidak taat adalah bahwa pasien tidak mengerti pentingnya

terapi obat dan akibat yang mungkin terjadi jika obat tidak digunakan sesuai dengan

instruksi, 4) pengertian yang buruk pada instruksi, akibat yang mungkin dari salah

Page 32: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

11

pengertian dapat serius, 5) pasien takut bertanya, pasien sering ragu bertanya kepada

pelaku pelayan kesehatan untuk menjelaskan kondisi kesehatan mereka atau

pengobatan yang diajukan, 6) kurangnya waktu konsultasi, professional pelayan

kesehatan kebanyakan bersifat kurang berinteraksi dengan pasien karena tekanan

pekerjaan, 7) ketersediaan informasi tercetak, ketaatan pada pengobatan mungkin

meningkat, dengan tersedianya informasi tercetak dalam bahasa yang sederhana

(Siregar, 2006).

3. Akibat ketidaktaatan

Ketidaktaatan akan mengakibatkan kegagalan terapi, mengalami efek toksis

(keracunan) obat, penyakit menjadi kambuhan (sering kambuh), biaya / pengeluaran

menjadi besar untuk obat, dokter, transportasi, lebih-lebih bila harus dirawat di rumah

sakit (Albert dan Thomas, 2006).

4. Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaatan pasien minum

obat, misalnya: memberikan informasi yang jelas kepada pasien, berbagai

pengalaman menunjukkan bahwa pasien akan lebih taat apabila pasien merasa ikut

terlibat dalam proses penyembuhan. Hal ini dapat diupayakan dengan komunikasi

yang baik antara dokter dan pasien, membuat petunjuk pemakaian obat yang

sesederhana mungkin, mengatur waktu minum obat yang paling enak dan sesuai

dengan aktivitas pasien, terangkan kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, dan

selalu tanyakan apakah ada keluhan/gejala yang mengarah ke efek samping pada saat

Page 33: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

12

pasien kontrol, pada pasien bayi/anak, pasien lanjut usia, pasien yang sulit bergerak

karena penyakitnya atau pasien-pasien yang tidak kooperatif, pastikan bahwa ada

anggota keluarga/orang lain yang akan selalu menjaga agar pasien taat minum obat,

memonitoring keadaan pasien secara teratur, dan meminta pasien untuk membeli atau

menggunakan kontainer obat (Albert dan Thomas, 2006).

C. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah arterial yang persisten (DiPiro, 2005). Hipertensi merupakan faktor resiko

utama untuk kematian maupun kesakitan dari penyakit kardiovaskular. Hipertensi

yang tidak ditanggulangi merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung koroner,

stroke dan gagal ginjal (Massie, 2002).

Hipertensi bukanlah suatu penyakit, biasanya tidak memiliki simptom (tanda)

dan pasien tidak dapat langsung mati karenanya. Orang yang menderita penyakit

tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan secara terus menerus

seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas sebelum terjadi komplikasi

pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat memicu berbagai penyakit lain

yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan jantung koroner (Graham-Clarke,

1999).

Lebih dari 95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Apabila tidak

diketahui penyebabnya, maka disebut sebagai hipertensi esensial. Hipertensi esensial

Page 34: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

13

dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti usia, genetik, lingkungan, berat badan

ataupun ras. Hipertensi ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol. Apabila

penyebab langsung hipertensi dapat diidentifikasi, maka kondisi ini dinyatakan

sebagai hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder ditemukan pada sekitar 5% dari

populasi hipertensi. Penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan ginjal, endokrin,

dan abnormalitas vaskuler (Walker,1999).

Secara umum bila dalam satu keluarga ada yang menderita hipertensi, maka

kemungkinan terjadinya kejadian hipertensi pada anggota keluarga yang lain akan

meningkat. Biasanya laki-laki akan lebih dulu mendapatkan hipertensi daripada

wanita. Faktor-faktor metabolisme seperti obesitas, resistensi insulin dan intoleransi

glukosa dapat menyebabkan regulasi yang abnormal, baik terhadap volume vaskuler

maupun resistensi perifer yang akhirnya juga dapat meningkatkan tekanan darah

(Walker,1999).

Tekanan darah arterial merupakan ukuran tekanan pada dinding arteri dalam

mmHg. Dua nilai tekanan darah arterial yang diukur adalah tekanan darah sistolik

dan tekanan darah diastolik. Sistolik terjadi saat kontraksi ventrikel kiri yang akan

mendorong darah ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan kenaikan tekanan

darah yang menggambarkan titik tertinggi. Diastolik terjadi setelah kontraksi, saat

ventrikel kiri berelaksasi sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan

menggambarkan titik terendah. Perbedaan antara sistolik dan diastolik disebut

tekanan nadi dan menyatakan tekanan dinding arteri.

Page 35: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

14

Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik (Anonim,2008)

Tekanan darah dapat memperkirakan irama diurnal yang berfluktuasi

sepanjang hari. Tekanan darah mencapai nilai terendah selama malam hari, mulai

meningkat pada pagi hari dan mencapai puncak pada siang hari. Mean tekanan darah

arterial (MAP) kadang-kadang digunakan untuk merepresentasikan tekanan darah.

Secara matematis, MAP berkaitan dengan tekanan darah sistolik (SBP) dan tekanan

darah diastolik (DBP) (Kimble,2005).

MAP = (SBP - DBP)/3 + DBP

Tekanan darah arterial dihasilkan dari pengaruh aliran darah dan resistensi

aliran darah. Secara matematis sebagai produk dari cardiac output (CO) dan total

perifer resistance (TPR) (Kimble, 2005).

BP = CO x TPR

Page 36: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

15

Tabel II. klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (Chobanian, et al., 2003)Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120 – 139 80-89

Stage 1 140 – 159 90-99

Stage 2 >160 >100

Tabel III. klasifikasi tekanan darah menurut WHO (Khatib, 2005)Tekanan Darah Grade 1 Grade 2 Grade 3

Sistolik (mmHg) 140-159 160-179 >180

Diastolik (mmHg) 90-99 100-109 >110

2. Epidemiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi antara lain:

a. umur : penyakit hipertensi umumnya bermula pada usia muda, sekitar 5-10% pada

umur 20-30 tahun. Bagi pasien yang berusia 40-70 tahun, setiap peningkatan tekanan

sistolik sebesar 20 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 10 mmHg akan

meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Seiring dengan bertambahnya usia,

maka cenderung akan meningkatkan tekanan darah. Prevalensi penyakit hipertensi

paling dominan terjadi pada kelompok umur 31-55tahun (Anonim,2009b)

b. jenis kelamin : kejadian hipertensi pada wanita cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki. Pertambahan usia pada wanita akan menurunkan

produksi hormonnya, karena wanita akan memasuki masa menopause. Saat wanita

berada pada masa premenopause maka tekanan darahnya cenderung lebih tinggi

daripada laki-laki, karena dengan adanya hormon estrogen dapat melindungi wanita

dari penyakit kardiovaskular. Namun saat wanita berada pada masa menopause akan

terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berakibat pada berkurangnya proteksi

Page 37: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

16

pada wanita dari penyakit kardiovaskular sehingga tekanan darah wanita lebih tinggi

daripada laki-laki (Anonim,2009b).

3. Patofisiologi

Berbagai faktor humoral dan neural diketahui dapat mempengaruhi tekanan

darah. Faktor-faktor tersebut, antara lain : sistem saraf adrenergik yang berperan

dalam mengontrol reseptor dan , sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang

bertugas dalam pengaturan sistemik dan aliran darah ke ginjal, fungsi ginjal dan

aliran darah ke ginjal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,

beberapa faktor hormonal (insulin, hormon tiroid, vasopressin, hormon adrenal

korteks), dan endotelium vaskular yang memiliki peranan dalam mengatur pelepasan

bradikinin, nitrit oksida, prostasiklin, endotelial (Kimble,2005).

Ginjal memiliki peranan yang penting dalam pengaturan tekanan darah

arterial, khususnya melalui system renin-angiotensin-aldosteron (RAA). Penurunan

tekanan darah dan aliran darah ke ginjal, penurunan volume konsentrasi sodium dan

aktivasi sistem saraf simpatetik dapat memicu bertambahnya sekresi enzim renin dari

sel juxtaglomerular di ginjal. Renin merupakan suatu enzim proteolitik yang berperan

dalam sejumlah stimuli, seperti pengurangan tekanan perfusi ginjal, pengurangan

volume intravascular, sirkulasi katekolamin, peningkatan kekuatan arteriolar, dan

hipokalemia (Massie, 2002).

Renin mengkatalisasi konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I di

darah. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin

Page 38: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

17

converting enzym (ACE). Setelah berikatan dengan reseptor yang spesifik (AT1 dan

AT2), angiotensin II menghasilkan efek biologis terhadap berbagai jaringan. Sirkulasi

dari angiotensin II dapat meningkatkan tekanan darah, termasuk vasokonstriksi secara

langsung. Angiotensin II juga menstimulasi sintesis aldosteron dari korteks adrenal,

menyebabkan terjadinya reabsorbsi sodium dan air yang akan meningkatkan volume

plasma dan tekanan darah. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pelepasan renin,

khususnya perubahan perfusi ginjal. Kenaikan tekanan darah merupakan suatu

feedback negatif dari adanya pelepasan renin (Massie, 2002).

Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkantekanan darah (Roach, 2004)

Page 39: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

18

4. Manifestasi Klinik

Peningkatan tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada

hipertensi esensial. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa adanya gejala

dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada

mata, jantung, otak, dan ginjal. Gejala-gejala yang biasa muncul pada penyakit

hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan

kelelahan, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, susah tidur, rasa berat di

tengkuk. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

sebagai berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah.

Sedangkan pada anak, gejalanya anak mudah gelisah, cepat lelah, sesak napas, susah

minum dan biru di tangan dan bibir (Anonim,2009b).

5. Penatalaksanaan Terapi

Tujuan umum dari terapi hipertensi adalah untuk mengurangi hipertensi yang

berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Sedangkan tujuan tambahannya

adalah untuk perawatan penderita hipertensi dalam mencapai target tekanan darah

yang dituju. Target tekanan darah yang dituju oleh JNC 7 :

a. pada kebanyakan pasien < 140/90 mmHg.

b. pasien dengan diabetes < 130/80 mmHg.

c. pasien dengan penyakit ginjal kronik < 130/80 mmHg (dengan perkiraan GFR

< 60 mL/menit, serum kreatinin > 1,3 mg/dL pada wanita atau > 1.5 mg/dL

pada pria atau albuminemia > 300 mg/ hari atau > 200 mg/g kreatinin).

Page 40: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

19

Algoritma dari penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC VII :

Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII(Chobanian, et al., 2003)

Modifikasi Gaya Hidup

Tidak mencapai sasaran terapi tekanan darah

Terapi Farmakologi

Hipertensi tanpa penyakit tambahan Hipertensi dengan penyakittambahan

Hipertensi tingkat 1Umumnya menggunakanDiuretik jenis thiazideDapat dianjurkanmenggunakan ACEinhibitor, ARB, CCB, -bloker, atau kombinasi

Obat-obatan untukhipertensi denganpenyakit tambahan

Hipertensi tingkat 2Umumnya kombinasi 2 jenisobat (biasanya diuretic jenistiazid dan ACE inhibitor, atauARB, -bloker, CCB)

Tidak tercapai sasaran

Optimasi dosis atau tambah obat sampai sasaran tekanandarah tercapai selama dikonsultasikan dengan ahli

hipertensi

Page 41: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

20

1) Terapi nonfarmakologi

Joint National Comittee 7 (JNC 7) merekomendasikan perubahan gaya hidup

pada pasien dengan prehipertensi dan hipertensi, antara lain :

a) mengurangi berat badan. Mempertahankan berat badan normal (BMI :

18,5- 24,9 kg/m2) dapat menurunkan tekanan darah sistolik 5-20 mmHg

setiap penurunan 10 kg berat badan.

b) pembatasan konsumsi sodium. Pengurangan sodium dapat mengurangi

tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.

c) mengatur pola makan. Mengkonsumsi banyak buah, sayuran, makanan

rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.

Pengatur makanan untuk menghentikan terjadinya hipertensi tercantum

dalam Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) eating plan. Diet

yang disarankan DASH adalah mengkonsumsi banyak buah, sayur, dan

makanan rendah lemak termasuk butir padi utuh, unggas, ikan dan kacang,

mengurangi lemak, daging, makanan dan minuman manis. Selain itu juga

mengurangi jumlah lemak total, lemak jenuh, serta kolesterol, dan

meningkatkan jumlah kalium, kalsium, magnesium, makanan yang

mengandung serat dan protein. Buah dan sayur, termasuk kacang,

bertanggung jawab paling tidak setengah dari efek total yang dapat

diperoleh dari anjuran diet DASH (Khatib & El-Guindy, 2005).

Page 42: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

21

d) membatasi konsumsi alkohol. Batasi alkohol 30 ml untuk pria dan 15 ml

untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 2-4 mmHg.

e) aktivitas fisik. Berolah raga 30 menit/hari dapat mengurangi tekanan darah

sistolik sebesar 4-9 mmHg.

2) Terapi Farmakologis

Penggunaan obat antihipertensi, ada beberapa tipe kelas antihipertensi,

diantaranya : diuretik, β blocker, ACE Inhibitor, angiotensin II receptor blocker

(ARB) dan calsium channel blocker (CCB). Agen-agen ini digunakan dalam terapi

hipertensi, baik sendiri maupun kombinasi.

Tabel IV. Terapi hipertensi berdasarkan JNC VII (Chobanian, et al., 2003)Permulaan terapi obatKlasifikasi

tekanandarah

Sistolik*(mmHg)

Diastolik*(mmHg) Tanpa keadaan

KhususKeadaanKhusus

Normal < 120 < 80Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Tidak adaantihipertensi

dianjurkan

Obat untukkeadaan khusus±

Stage 1 140 -159 90 – 99 Diuretik tipethiazid

kebanyakan.Dapat mem

pertimbangkanACEI, ARB, BB,

CCB atauKombinasi

Stage 2 >160 >100 obat ●(biasanyadiuretik tipe

thiaziddan ACEI atauARB, BB atau

CCB

Obat untukkeadaan khusus

±. Obatantihipertensi lain

(diuretik, ACEI,ARB, BB,

CCB)seperti yangdibutuhkan

Keterangan :

* = terapi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tertinggi

Page 43: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

22

• = terapi kombinasi awal digunakan pada mereka yang mempunyai resiko hipotensi

ortostatik

± = terapi pasien dengan penyakit ginjal kronik atau diabetes, tujuan tekanan darah <

130/80 mmHg

ACEI = angiotensin converting enzim inhibitor; ARB = angiotensin II reseptor

blocker ; BB = beta blocker ; CCB = calsium channel blocker

Tabel V. Terapi hipertensi pada keadaan khusus berdasarkan JNC VII(Chobanian, et al., 2003)

Rekomendasi obat antihipertensiKeadaanKhusus Diuretik -bloker ACEI ARB CCB Antagonis

AldosteronGagaljantung

● ● ● ● ●

Post InfarkMiokardia ● ● ●

Resikotinggipenyakitkoroner

● ● ● ●

Diabetes● ● ● ● ●

Penyakitginjalkronis

● ●

PrevensiStroke

● ●

6. Kegagalan terapi

Kegagalan terapi dapat ditinjau secara medis, klinis, dan edukasional.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi ditinjau secara medis

antara lain: 1) pemilihan obat yang salah, 2) dosis obat terlalu rendah, 3) pemberian

obat yang tidak tepat, sehingga pasien tidak mendapatkan efek terapi yang optimal.

Faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi ditinjau secara klinis yaitu keadaan

Page 44: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

23

patofisiologi masing-masing pasien. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kegagalan terapi ditinjau secara edukasional antara lain: 1) informasi obat yang

kurang jelas, 2) penjelasan dari apoteker yang keliru, 3) pengetahuan pasien yang

kurang mengenai suatu penyakit dan obat sehingga meningkatkan ketidaktaatan

pasien dalam minum obat.

Ketidaktaatan terhadap obat antihipertensi pada pasien yang menderita

hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta

meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain (Albert dan

Thomas, 2006).

D. Obat Antihipertensi

a) Diuretik

Diuretik terutama tipe thiazid merupakan agen lini pertama dalam terapi hipertensi.

Empat subkelas diuretik dalam terapi hipertensi adalah : tiazid, loop, potassium

sparing dan antagonis aldosteron. Potasium-sparing diuretic merupakan agen

antihipertensi lemah saat digunakan sendiri. Diuretik menyebabkan pengurangan

volume plasma dan stoke volume, yang akan mengurangi cardiac output dan tekanan

darah.

(1) Diuretik thiazid

Diuretik thiazid merupakan tipe diuretik lemah sampai menengah. Diuretik ini

menghambat reabsorpsi sodium. Salah satu contoh diuretik thiazid adalah

hidroklorothiazid. Hidroklorothiazid memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi

ringan sampai sedang, mengatasi edema pada congestive heart failure dan sindrom

Page 45: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

24

nefrotik. Mekanisme aksinya yaitu dengan menghambat reabsorpsi natrium pada

tubulus ginjal, yang akan meningkatkan ekskresi natrium dan air. Efek samping

hidroklorothiazid dapat menyebabkan terjadinya ortostatik hipotensi, hipotensi,

hipokalemia, anoreksia, reaksi alergi. Dosis hidroklorothiazid untuk mengatasi edema

yaitu sebesar 25-100 mg/ hari yang terbagi dalam 1-2 dosis dengan batas maksimal

200 mg/hari; dosis hidroklorothiazid untuk mengatasi hipertensi pada orang dewasa

yaitu sebesar 12,5 – 50 mg/ hari dan bila dosis ditingkatkan lebih dari 50 mg/ hari

hanya akan meningkatkan sedikit respon serta mengakibatkan terjadinya gangguan

elektrolit (Lacy, 2006).

Contoh diuretik thiazid yang lain yaitu klortalidon, bendrofluometazid,

indapamid, siklopenthiazid, metolazon, xipamida (Anonim,2006).

(2) Diuretik loop

Loop diuretik merupakan kelas diuretik kuat yang digunakan untuk edema

pulmonari, juga untuk pasien gagal jantung kronis dan digunakan untuk mengurangi

tekanan darah. Contoh dari diuretik loop adalah furosemid, bumetanid, torasemid.

Furosemid memiliki indikasi untuk mengatasi edema dikarenakan congestive

heart failure dan penyakit ginjal atau hati, terapi hipertensi. Mekanisme aksinya yaitu

dengan menghambat reabsorpsi sodium dan klorida pada loop henle dan tubulus

distal, sehingga meningkatkan ekskresi sodium dan air. Efek samping yang mungkin

terjadi yaitu ortostatik hipotensi, hipotensi, vertigo, dizziness, dermatitis,

hipokalemia, nausea, vomiting, iskemik hepatitis. Dosis oral furosemid yaitu sebesar

Page 46: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

25

20-80 mg/dosis dan dapat ditingkatkan 20-40 mg/dosis dalam interval 6-8 jam, untuk

mengatasi edema yang parah dapat digunakan dosis hingga 600 mg/ hari. Pada kasus

hipertensi, dosis oral furosemid yang digunakan sebesar 20-80 mg/hari yang terbagi

dalam 2 dosis; dosis furosemid pada injeksi intravena yaitu 20-40 mg/dosis, dan

dapat diulang 1-2 jam bila diperlukan serta dapat meningkatkan dosis sebesar

20mg/dosis hingga mencapai efek yang diinginkan. Interval dosis furosemid selama

6-12 jam untuk mengatasi edema pulmonary dengan dosis sebesar 40mg-80mg

(Lacy, 2006).

(3) Diuretik antagonis aldosteron

Spironolakton merupakan salah satu contoh diuretik antagonis aldosteron

yang digunakan untuk mengatasi edema, hipertensi, congestive heart failure,

hipokalemia, sirosis hati yang disertai edema dan ascites. Mekanisme aksinya yaitu

dengan berkompetisi dengan aldosteron pada tubulus ginjal, meningkatkan ekskresi

air, sodium, klorida, dan menghemat keluaran potasium, dan memblok efek

aldosteron pada otot polos arteriolar. Efek samping spironolakton yang mungkin

terjadi yaitu demam, fatigue, edema, urticaria, diare, vomiting, dan hiperkalemia.

Dosis spironolakton yang digunakan untuk mengatasi edema yaitu sebesar 25-200

mg/ hari yang terbagi dalam 1-2 dosis dan dosis sebesar 25-50 mg/hari yang terbagi

dalam 1-2 dosis digunakan untuk mengatasi hipertensi.

Page 47: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

26

b) Angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI)

Mekanisme aksi dari ACE inhibitor belum sepenuhnya diketahui. Namun

dipercaya bahwa ACEI menghambat aktivitas dari angiotensin converting enzyme

(ACE), yang merubah angiotensin I menjadi angiotensin II, sebuah vasokonstriktor

kuat. Baik angiotensin I maupun ACE secara normal diproduksi oleh tubuh, dan

disebut sebagai substansi endogen. Aktivitas vasokonstriksi dari angiotensin II adalah

menstimulasi sekresi dari hormon endogen aldosteron oleh korteks adrenal.

Aldosteron meningkatkan retensi air dan sodium, yang akan menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Dengan mencegah konversi dari angiotensin I menjadi

angiotensin II, maka air dan sodium tidak lagi tertahan, dan akan menurunkan

tekanan darah (Roach, 2004). Berbagai macam contoh ACEI adalah kaptopril,

lisinopril, lamipril, imidapril, enalapril, quinapril, dan perindopril.

Kaptopril memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi, congestive heart

failure, disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardia, dan diabetes nefropati. Efek

samping yang mungkin timbul pada pemakaian kaptopril yaitu terjadinya hipotensi,

takikardi, nyeri dada, palpitasi, hiperkalemia, batuk, pruritus, dan demam. Interaksi

kaptopril dengan adanya makanan akan menurunkan absorpsi kaptopril sebesar 30-

40%, adanya suplemen potasium dan diuretik antagonis aldosteron akan

meningkatkan efek hiperkalemia, dan efek kaptopril akan berkurang dengan adanya

penggunaan Non Steroid Antiinflamation Drug (NSAID) secara besamaan. Dosis

Page 48: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

27

awal kaptopril sebesar 12,5 mg-25mg/hari yang terbagi dalam 2-3 dosis dan 25-100

mg/ hari yang terbagi dalam 2 dosis (Lacy, 2006).

c) Angiotensin II receptor blocker (ARB)

Angiotensin II Receptor Blocker memiliki mekanisme aksi yaitu dengan

memblok reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1) yang diketahui menyebabkan

terjadinya vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, pelepasan anti diuretik hormon

(ADH), namun tidak memblok reseptor AT2, yang memiliki efek vasodilatasi,

perbaikan jaringan dan menghambat pertumbuhan sel. Tidak seperti ACEI, ARB

tidak memblok pelepasan bradikinin. Contoh ARB yaitu irbesartan, valsartan,

losartan, kandesartan, telmisartan (DiPiro, 2005).

Losartan merupakan salah satu contoh ARB yang memiliki indikasi untuk

mengatasi hipertensi, diabetes nefropati tipe 2, dan hipertrofi ventrikel kiri. Efek

samping losartan yang mungkin terjadi yaitu menyebabkan nyeri dada, fatigue, batuk,

diare, hiperkalemia, ortostatik hipotensi, hipotensi, dan nyeri abdominal. Bila losartan

berinteraksi dengan NSAID maka akan mengurangi efek losartan dan saat losartan

berinteraksi dengan simetidin maka akan meningkatkan absorpsi losartan. Dosis

losartan yang digunakan yaitu sebesar 25-100mg / hari (Lacy, 2006).

d) Calsium channel blocker (CCB) atau antagonis kalsium

Ada dua macam subkelas CCB, yaitu dihidropiridin dan nondihidropiridin.

Nondihidropiridin (verapamil dan diltiazem) mengurangi kecepatan jantung dan

konduksi slow atrioventricular nodal. Semua CCB kecuali amlodipin, mempunyai

Page 49: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

28

efek inotropik negatif. Dihidropiridin merupakan agen vasodilator perifer yang poten.

Contoh CCB yaitu nifedipin, amlodipin, verapamil, diltiazem (DiPiro,2005).

Amlodipin memiliki indikasi untuk mengatasi hipertensi, terapi angina, dan

prevensi angina. Mekanisme aksinya yaitu dengan menghambat masukan ion

kalsium, meningkatkan relaksasi otot polos koroner dan vasodilatasi, serta

meningkatkan pengangkutan oksigen miokardium pada pasien dengan angina. Efek

samping amlodipin yang mungkin terjadi yaitu edema perifer, palpitasi, pusing,

somnolence, dan fatigue. Dosis amlodipin untuk mengatasi hipertensi yaitu sebesar

2,5-10 mg dan digunakan sekali sehari; sedangkan dosis amlodipin untuk mengatasi

angina yaitu sebesar 5-10 mg/ hari (Lacy, 2006).

E. Landasan teori

Perilaku pasien dalam penggunaan obat sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan suatu terapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi, informasi dan

edukasi yang diterima oleh pasien, oleh karena itu diperlukan interaksi antara pasien dan

lingkungan. Penggunaan obat oleh pasien bergantung dari informasi yang diperoleh,

terkadang pasien tidak menggunakan obat secara tepat karena kurangnya informasi

referensi tertulis maupun dari tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dengan

pemahamannya akan penggunaan obat yang benar.

Farmasis merupakan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan

informasi obat kepada pasien. Sesuai dengan tujuan yaitu patient oriented. Pemberian

informasi oleh farmasis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu informasi

verbal, demonstrasi dengan alat visual, multimedia, maupun dengan form kepatuhan.

Page 50: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

29

Pemberian informasi disertai alat bantu ketaatan berupa kotak obat dan label

kepatuhan akan lebih mempermudah pemberian informasi dan meningkatkan

pemahaman pasien tentang penggunaan obat yang tepat sebab lebih melibatkan

banyak indera sehingga pasien lebih mudah mengingat informasi yang diberikan.

Dengan label kepatuhan, pasien akan lebih mudah mengingat penggunaan obat yang

teratur dan benar, alat bantu akan membantu pasien untuk lebih taat dalam

menggunakan obat. Dengan demikian alat bantu akan meningkatkan ketaatan dan

dampak terapi selain itu akan mengurangi biaya terapi serta meningkatkan kualitas

hidup pasien.

F. Hipotesis

Ada perbedaan ketaatan penggunaan obat pada pasien yang mendapat

informasi versus pasien yang mendapat informasi plus alat bantu ketaatan.

Page 51: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi versus Informasi plus

Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian

terhadap Penggunaan Obat antihipertensi) merupakan jenis penelitian eksperimental

semu dengan rancangan penelitian analitik dengan pola searah. Penelitian

eksperimental semu ialah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar,

sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan

(Pratiknya 1986).

Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen yang belum atau tidak memiliki

ciri- ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang

seharusnya dikontrol atau dimanipulasi. Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi

kurang cukup untuk disebut eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan setting tempat penelitian ini termasuk penelitian lapangan (di

komunitas). Dan berdasarkan bidang ilmu penelitian ini merupakan penelitian klinis

komunitas, mata kuliah yang terkait meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Sosial,

Farmakoterapi, serta Komunikasi dan Konseling. Metode pengumpulan data yang

dilakukan yaitu dengan pemberian alat bantu/alat peraga yang dibandingkan dengan

30

Page 52: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

31

kontrol, dan observasi pasien dilakukan dengan mengunjungi pasien di rumah (home

visit) serta wawancara dengan pasien.

B. Definisi operasional

1. Ketaatan penggunaan obat yang dimaksud disini dapat dilihat dari jumlah obat

yang digunakan dan aturan pakai obat yang dibandingkan antara perlakuan dan

kontrol.

2. Ketaatan dapat dinilai dari jumlah obat yang diminum, pasien dikatakan taat

jika seluruh obat dihabiskan sehingga ketaatannya sebesar 100%.

3. Penentuan golongan obat antihipertensi, dilakukan berdasarkan diagnosis

penyakit hipertensi yang dilakukan oleh dokter dan berdasarkan jenis obat yang

tertulis di dalam resep yang masuk ke dalam golongan obat antihipertensi.

4. Alat bantu ketaatan berupa kotak obat yang dirancang sedemikian rupa,untuk

mempermudah pasien setiap mengkonsumsi obat, dan dilengkapi dengan tabel

ketaatan yang dicentang setiap pasien meminum obat agar pasien menjadi lebih

taat dalam mengkonsumsi obat yang diresepkan.

5. Perlakuan ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini dan diberi alat bantu

ketaatan yang dirancang sedemikian rupa, selanjutnya pasien di home visit

minimal dua kali. Jumlah perlakuan sebanyak 29 pasien.

6. Kontrol ialah pasien yang setuju mengikuti penelitian ini, namun tidak diberi

alat bantu ketaatan. Pasien di home visit satu kali saat obat habis dan digunakan

sebagai pembanding kelompok perlakuan. Jumlah kontrol sebanyak 30 orang.

Page 53: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

32

7. Profil pasien meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

8. Profil obat meliputi jumlah obat yang diresepkan, jumlah obat antihipertensi

yang diresepkan, golongan dan jenis obat antihipertensi, serta golongan dan

jenis obat selain obat antihipertensi.

9. Dalam evaluasi obat, digunakan nama generik sehingga nama paten tidak

disebutkan satu per satu.

10. Evaluasi dosis, dan interaksi obat berdasarkan sumber referensi dari buku Drug

Information Handbook (Lacy, 2006), Drug Interaction Fact (Tatro,2006) dan

MIMS (Anonim, 2008).

11. Dampak terapi (outcome) dalam penelitian ini dievaluasi berdasarkan selisih

tekanan darah sebelum dan sesudah terapi yang dibandingkan antara kontrol

dan perlakuan.

12. Drug Therapy Problems yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah setiap

masalah yang berhubungan dengan penggunaan obat antihipertensi, yang

meliputi butuh tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, efek

samping obat yang berbahaya dan interaksi obat, dan ketidakpatuhan pasien.

13. Periode Juni-Juli 2009 yang dimaksud pada penelitian ini yaitu tanggal 8 Juni

2009 – 28 Juli 2009.

14. Pasien home visit merupakan subyek penelitian yang bertempat tinggal di

Daerah Kalasan dan sekitarnya yang telah menerima dan menyetujui informed-

consent.

Page 54: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

33

C. Subyek penelitian

Subyek penelitian meliputi pasien dewasa (berumur minimal 17 tahun)

menjalani rawat jalan di RS Panti Rini Yogyakarta. Kriteria inklusi subyek adalah

pasien yang menjalani rawat jalan di RS Panti Rini periode Juni-Juli 2009; menerima

salah satu atau lebih obat antihipertensi; pasien menggunakan obat yang memerlukan

ketaatan atau aturan pakai berdurasi lama (30 hari) atau penggunaan terus-menerus

untuk mencapai tingkat keberhasilan terapi; pasien yang bersedia bekerja sama

berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Kriteria eksklusi adalah pasien

yang telah mengikuti program edukasi atau mendapat informasi ini sebelumnya atau

pernah mengikuti penelitian lain yang serupa, subyek yang tidak menggunakan obat

antihipertensi dan tidak bersedia bekerjasama dan memberikan informasi selama

penelitian berlangsung. Metode sampling dengan metode purposive sampling.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang terdiri atas

8 subjudul yaitu 6 kajian golongan obat dan 2 penelitian sosial, sehingga

pengumpulan data dilakukan secara bersama-sama dan dibagi berdasarkan kajian

masing-masing, satu pasien bisa menjadi pasien beberapa peneliti. Home visit juga

dilakukan secara bersama-sama sehingga tiap peneliti dapat melakukan home visit

tidak hanya pasiennya saja tapi dapat melakukan home visit terhadap pasien dengan

kajian lain. Jumlah keseluruhan pasien yang diperoleh sebanyak 156 pasien yaitu 78

pasien kontrol dan 78 pasien perlakuan. Untuk kajian golongan obat antihipertensi

sendiri berjumlah 59 pasien yaitu 30 pasien kontrol dan 29 pasien perlakuan.

Page 55: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

34

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien rawat

jalan yang menerima obat antihipertensi dan dilayani oleh farmasis klinis Rumah

Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009 yang ditulis oleh dokter, perawat, dan

apoteker mengenai data klinis pasien. Hasil home visit pasien yang dilakukan

minimal dua kali untuk perlakuan dan sekali untuk kontrol digunakan untuk

membantu menggambarkan ketaataan pasien dalam menggunakan obat serta dampak

terapinya.

E.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan (1). alat-alat sederhana yang akan dirancang

untuk membantu ketaatan pasien dalam penggunaan obat berupa pil despenser, dan

tabel ketaatan, (2). Alat pengukur tekanan darah pasien, yaitu tensimeter, (3).

panduan wawancara terstruktur.

Gambar 5. Alat Bantu Ketaatan

F. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Instalasi Farmasi dan ruang tunggu pasien RS Panti

Rini Yogyakarta dan dilanjutkan di rumah pasien untuk kegiatan pemantauan.

Page 56: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

35

G. Tata Cara Penelitian

1. Analisis Situasi

a. Analisis situasi meliputi diskusi dengan pihak manajemen RS Panti Rini

mengenai ketidaktaatan pasien yang sering muncul dan studi pustaka. Menyusun

teknis pelaksanaan dengan unit Farmasi.

b. Penetapan kajian penelitian dan penetapan kriteria inklusi serta ekslusi sebagai

dasar untuk menentukaan subyek penelitian secara prospektif selama bulan Juni-Juli

2009.

2. Pembuatan Alat Bantu Ketaatan

a. Perancangan alat bantu ketaatan berdasarkan studi pustaka dan wawancara

dengan beberapa ahli. Alat bantu yang dirancang adalah pil dispenser berupa kotak

bersekat. Kotak dibagi menjadi 21 bagian agar dapat digunakan untuk pengobatan

sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari. Alat ini dilengkapi dengan tabel ketaatan

bergambar ayam berkokok (pagi hari), matahari (siang hari), dan bulan (malam hari).

Tabel ini harus diberi tanda (√) setelah pasien minum obat.

b. Sebelum digunakan, alat bantu diuji cobakan pada beberapa orang yang

memiliki beberapa kriteria menyerupai subyek uji.

3. Pembuatan Wawancara Terstruktur

a. Pembuatan wawancara terstruktur menggunakan bahasa sederhana yang

mudah dipahami. Wawancara terstruktur dilakukan pada akhir homevisit untuk

mengevaluasi pemahaman dan kepuasan pasien terhadap alat bantú ketaatan.

Page 57: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

36

b. Sebelum digunakan, wawancara terstruktur diuji cobakan pada beberapa

orang yang memiliki kriteria menyerupai subyek uji.

4. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pasien dan

medical record pasien. Bila diperlukan data dapat dikonfirmasi dengan wawancara

dengan pasien/keluarga dan/atau tenaga kesehatan. Sebelum memilih subjek uji,

dibuat suatu aturan main untuk menentukan subjek uji yang menjadi kontrol dan

subjek uji yang menjadi perlakuan.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan subyek adalah non random, dimana

pasien yang ditemui pada minggu pertama digunakan sebagai perlakuan dan pasien

yang ditemui pada minggu berikutnya sebagai kontrol begitu seterusnya secara

berselang-seling.

b. Pasien yang terpilih sebagai subjek uji, sebelumnya diminta mengisi

informed-consent sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian. Informed- consent

ditanda tangani oleh subjek uji dan saksi (keluarga/kerabat dekat, namun jika tidak

ada saat itu, peneliti bisa menjadi saksi).

c. Pasien yang telah setuju mengikuti penelitian, selanjutnya diberi alat bantu

ketaatan berupa kotak tempat obat yang disertai tabel ketaatan bagi subyek uji

perlakuan kemudian peneliti membantu pasien menyiapkan obat yang telah

diresepkan kedalam kotak obat dan meminta pasien untuk memberi tanda centang

pada tabel ketaatan setiap kali pasien meminum obat. Sedangkan untuk kontrol tidak

Page 58: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

37

diberi alat bantú, cukup informasi verbal mengenai ketaatan penggunaan obat.

Ketaatan pasien dapat dilihat dari jumlah obat yang digunakan, apakah sesuai dengan

aturan yang seharusnya atau tidak.

5. Wawancara

Wawancara terstruktur dilakukan terhadap pasien kelompok perlakuan maupun

kontrol tentang pemahaman dan kepuasan pasien terhadap informasi penggunaan

obat. Wawancara mengenai pemahaman pasien tentang penggunaan obat diberikan di

awal, sedangkan wawancara kepuasan pasien terhadap informasi dan alat bantu,

diberikan di akhir pengambilan data.

6. Tahap Penyelesaian Data

a. Pengolahan data

Semua data yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu selanjutnya

dikelompokkan lagi untuk memperoleh data dengan kajian golongan obat

antihipertensi. Data tersebut memuat data rekam medis pasien yaitu keluhan,

diagnosa , identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan, nomor RM, alamat, hasil wawancara pasien mengenai perkembangan

kondisi pasien dan kepuasan pasien terhadap alat bantu, dicatat pula obat yang

diresepkan, dosis obat , aturan pakai, serta hasil pengukuran tekanan darah dan untuk

melihat ketaatan pasien dihitung dari jumlah yang obat yang dikonsumsi. Data

tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan.

Page 59: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

38

b. Evaluasi Data

Statistik yang digunakan parametrik atau non parametrik ditentukan oleh sebaran

data, bila parametrik menggunakan uji T-test dan bila non parametrik menggunakan

Mann Whitney (Pratiknya, 1986).

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ketaatan penggunaan obat karena informasi plus alat

bantu, pada penggunaan obat golongan antihipertensi berdasarkan uji statistik dengan

taraf kepercayaan 90%.

H. Tata Cara Analisis Hasil

Pembahasan data dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembahasan mengenai

profil pasien, profil obat pasien dan permasalahan dalam penggunaan obat, data-data

tersebut kemudian dibahas secara deskriptif dengan bantuan tabel atau gambar.

1. Pembahasan profil pasien

a. Persentase umur pasien, perhitungan presentase dengan cara menghitung

jumlah pasien pada tiap kelompok uji dan dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien

setiap kelompok uji, kemudian dikalikan 100%. Uji statistik dilakukan untuk

mengetahui apakah umur antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda

bermakna atau tidak, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Bila sebaran

data normal digunakan uji parametrik T-test sedangkan jika sebaran data tidak normal

digunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Jika P>0,1 artinya berbeda tidak

bermakna, sedangkan jika P<0,1 artinya berbeda bermakna.

Page 60: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

39

b. Persentase jenis kelamin pasien dikelompokkan menjadi jenis kelamin laki-laki

dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien pada masing-masing

kelompok uji dibagi jumlah keseluruhan pasien kelompok uji, kemudian dikalikan

100%. Uji statistik dilakukan untuk mengetahui apakah jenis kelamin antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak, taraf

kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Uji yang digunakan adalah uji

nonparametrik Chi-Square, bila P<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila

P>0,1 artinya tidak berbeda bermakna.

c. Persentase pasien berdasarkan tingkat pendidikan dihitung dengan cara

menghitung jumlah pasien pada tiap tingkat pendidikan, baik kelompok perlakuan

maupun kelompok kontrol dibagi jumlah keseluruhan pasien, kemudian dikalikan

100%. Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol

dilakukan uji statistik non parametrik Kolmorgorof–Smirnov, taraf kepercayaan yang

digunakan 90%, bila P<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila P>0,1 artinya

tidak berbeda bermakna.

2. Pembahasan profil obat kasus

a. Profil obat secara umum

1) Persentase jumlah obat yang digunakan oleh pasien baik pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol dihitung berdasarkan jumlah seluruh obat

yang diterima pasien dibagi jumlah pasien dikali 100%.

Page 61: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

40

2) Persentase jenis obat (selain golongan obat antihipertensi) yang digunakan oleh

pasien dihitung berdasarkan jumlah penggunaan suatu jenis obat dibagi jumlah

pasien dikali 100%, dilakukan pada masing-masing kelompok uji.

b. Profil obat secara khusus (terapi obat antihipertensi)

1) Persentase golongan dan jenis obat antihipertensi yang digunakan oleh pasien

dihitung berdasarkan jumlah penggunaan golongan dan jenis obat antihipertensi

tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%, dilakukan pada masing-masing

kelompok uji.

2) Persentase jumlah dan jenis obat antihipertensi yang digunakan pasien dihitung

berdasarkan jumlah kasus pasien yang menggunakan jumlah dan jenis obat

antihipertensi tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%, dilakukan pada

masing-masing kelompok uji.

3. Evaluasi kerasionalan obat yang terkait dengan Drug Therapy Problems

a.Persentase jumlah kejadian DTP dihitung berdasarkan jumlah pasien yang

mengalami DTP dibagi jumlah seluruh pasien kemudian dikalikan 100%, dilakukan

pada masing-masing kelompok uji.

b.Evaluasi masalah utama kejadian DTP dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian

DTP yang terjadi, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.

4. Evaluasi ketaatan serta dampak terapi yang dirasakan pasien

a.Persentase ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum

dengan mencari persentase ketaatan pada masing-masing pasien yaitu:

Page 62: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

41

Jumlah obat antihipertensi yang diminum

Jumlah obat antihipertensi yang diresepkan

Selanjutnya perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol dihitung

dengan membandingkan persentase ketaatan antara kedua kelompok tersebut

menggunakan uji statistik. Jika sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test

namun, jika sebaran data tidak normal digunakan uji statistik non parametrik Mann-

Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak

bermakna dan jika P<0,1 berarti berbeda bermakna.

b. Evaluasi ketaatan berdasarkan aturan pakai dibandingkan antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji statistik yaitu chi-square.

Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak bermakna

dan jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.

c. Evaluasi dampak terapi pasien dihitung dengan mencari selisih tekanan darah awal

terapi dan akhir terapi, baik itu tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik

pada masing-masing pasien

I. Kesulitan Penelitian

Selama penelitian terdapat beberapa kesulitan antara lain bahan untuk

merancang alat bantu sulit diperoleh karena jumlahnya yang terbatas, hal ini diatasi

dengan melakukan pemesanan barang terlebih dahulu. Pada tahap pengambilan data,

beberapa pasien tidak bersedia mengikuti penelitian dengan berbagai alasan. Untuk

x 100%

Page 63: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

42

mengatasi kesulitan ini, peneliti menggunakan bahasa yang menarik serta pemberian

souvenir.

Pada saat home visit, kesulitan yang sering ditemui adalah pencarian alamat

pasien dan pengaturan penggunaan alat yang akan digunakan untuk memonitoring

tanda vital. Keterbatasan bahasa menjadi kendala dalam melakukan wawancara.

Kesulitan yang menjadi kelemahan penelitian ini ialah ketidakjujuran pasien dan

untuk mengatasi hal tersebut, sejak awal peneliti telah memberi informasi kepada

pasien agar bila lupa minum obat tidak perlu takut, atau berusaha menutupi, justru

obat yang lupa diminum tetap diletakkan di kotak obat yang telah disiapkan tersebut.

Kesulitan lain yang sering dijumpai yaitu pasien gugur dikarenakan pasien

meninggal, menjalani rawat inap, maupun alamat yang tidak dapat ditemukan. Oleh

karena itu peneliti berusaha memperoleh data pasien selengkap-lengkapnya agar

pasien mudah dihubungi dan ditemukan.

Page 64: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS

Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya (Kajian terhadap Penggunaan Obat

Antihipertensi) dilakukan selama periode Juni-Juli 2009 dengan membandingkan

ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Profil pasien dan profil

obat pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat mempengaruhi perbedaan ketaatan,

oleh karena itu diharapkan kriteria awal subyek uji pada kedua kelompok tidak

berbeda bermakna, sehingga penelitian ini benar-benar mampu membandingkan

perbedaan ketaatan antara pasien yang diberi alat bantu dengan pasien yang hanya

memperoleh informasi saja.

A. Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol yangMenerima Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juni-Juli 2009

Profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang menerima

obat antihipertensi periode Juni-Juli 2009 meliputi profil pasien berdasarkan

kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan

tekanan darah diastolik awal. Berdasarkan jenis kelamin dikelompokkan menjadi

laki-laki dan perempuan, berdasarkan umur pasien adalah pasien dengan umur ≥ 17

tahun, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan dikelompokkan dari tingkat SD,

SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

45

Page 65: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

44

Tabel VI. Baseline Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan danKontrol yang Menerima Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Baseline Profil PasienKriteria Perlakuan Kontrol p

n = 29 n = 30Laki-laki : 31% Laki-laki : 30%Jenis kelaminPerempuan : 69% Perempuan : 70%

0,93***

Umur (tahun) 63,86±10,130 60±(25-87) 0,38*Tingkatpendidikan

Tidak Berpendidikan : 6,9%SD : 13,8%SMP : 13,8%SMA : 48,3%Perguruan tinggi: 17,2%

Tidak Berpendidikan: 16,7%SD : 16,7%SMP : 20%SMA : 23,3%Perguruan tinggi: 23,3%

0,67***

Sistolik awal(mmHg)

147,79±24,76 146,80±26,04 0,73**

Diastolik awal(mmHg)

90 (60-126) 81,50 (60-150) 0,15**

Keterangan :n = jumlah subjek penelitian*) uji statistik Independent T-Test**) uji statistik Mann Whitney***) uji statistik Chi-squarex ± SD digunakan jika data terdistribusi normalmedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan tabel VI, menunjukkan nilai p=0,93 untuk jenis kelamin, nilai

p=0,38 untuk umur, nilai p=0,67 untuk tingkat pendidikan, nilai p=0,73 untuk

tekanan darah sistolik awal, dan nilai p=0,15 untuk tekanan darah diastolik awal.

Berdasarkan nilai p yang diperoleh pada masing-masing pengelompokan berdasar

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan

darah diastolik awal menunjukkan bahwa antara pasien kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Kondisi awal pasien diharapkan berbeda

tidak bermakna agar perbedaan ketaatan benar-benar dipengaruhi oleh perbedaan

perlakuan yang kita berikan selama penelitian. Hasil ini sesuai dengan yang

Page 66: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

45

diharapkan yaitu kondisi awal pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda

tidak bermakna sehingga penelitian ini benar-benar mampu membandingkan ketaatan

antara kedua kelompok tersebut.

B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini YogyakartaPeriode Juni-Juli 2009 pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Tabel VII. Baseline Profil Obat Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini YogyakartaPeriode Juni-Juli 2009

Baseline Profil ObatKriteria Perlakuan Kontrol p*

Jumlah Obat 5 (2-7) 4 (1-10) 0,65Jumlah ObatAntihipertensi

1 (1-3) 1 (1-4) 0,53

Keterangan :*) uji statistik Mann Whitneymedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normal

1. Profil obat secara umum

Tabel VIII. Profil Jumlah Obat Pasien Rawat Jalan di RS Panti RiniYogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Perlakuan KontrolJumlah obat

Jumlah pasien Persentase(%)

Jumlah pasien Persentase(%)

1 - - 1 3,32 2 6,9 2 6,73 2 6,9 3 104 10 34,5 10 33,335 7 24,1 7 23,336 6 20,7 4 13,37 2 6,7 1 3,38 - - 1 3,39 - - - -

10 - - 1 3,3

Profil obat secara umum ini menggambarkan jumlah keseluruhan obat yang

diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kontrol serta jenis obat yang diterima

pasien selain obat antihipertensi. Berdasarkan tabel VII, jumlah obat keseluruhan

Page 67: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

46

yang diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh nilai

p=0,65 yang berarti jumlah obat yang diterima antara pasien kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol berbeda tidak bermakna.

Berdasarkan tabel VIII, pada kelompok perlakuan jumlah obat yang diterima

pasien yaitu minimal 2 macam obat dan maksimal 7 macam obat. Sedangkan pada

kelompok kontrol jumlah obat yang diterima pasien yaitu minimal 1 macam obat dan

maksimal 10 macam obat. Jumlah obat yang paling banyak diterima pasien baik

kelompok perlakuan maupun kontrol yaitu 4 macam obat dengan persentase 34,5%

untuk kelompok perlakuan dan 33,33% untuk kelompok kontrol. Banyaknya obat

yang diterima oleh pasien dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

ketaatan pasien dalam meminum obat. Semakin banyak obat yang diterima maka

cenderung akan menurunkan minat pasien untuk minum obat, hal ini dapat

disebabkan karena pasien merasa malas dan sering merasa terganggu aktivitasnya

saat pasien harus minum obat dalam jumlah yang banyak.

Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Selain Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Jenis Obat Perlakuan Kontrol

Nama Generik Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase

(%)Obat Saluran PencernaanActivated dimetilpolysiloksan - - 1 3,33Al(OH)3 2 6,90 - -Attapulgit - - 1 3,33Ca carbonate - - 2 6,67

Page 68: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

47

Lanjutan Tabel IXJenis Obat Perlakuan Kontrol

Nama Generik Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase(%)

Chlordiazepoxide - - 2 6,67Choline Bitartate 1 3,45 - -Clonidium Bromida - - 1 3,33Lanzoprazole 3 10,34 4 13,33Methionin 1 3,45 - -Metronidazole - - 1 3,33Mg(OH)2 2 6,90 - -Omeprazole - - 1 3,33Otilonium Br - - 1 3,33Pancreatin - - 1 3,33Pectin - - 1 3,33Phenil-propil-ethylamine - - 1 3,33Ranitidine 2 6,90 - -Simeticone 2 6,90 - -Sucralfate - - 1 3,33Obat Saluran PernafasanAminofilin 1 3,45 - -Codein - - 3 10Dextrometrophan 1 3,45 2 6,67Fenoterol 1 3,33GG tab 1 3,45 - -Guafenesin - - 1 3,45Phenyltaoxamine - - 1 3,45Salbutamol 2 6,90 - -Teofilin 2 6,90 1 3,33Obat AntiinfeksiCiprofloxacin 2 6,67Obat EndokrinAcarbose 2 6,90 1 3,33Glibenklamid 3 10,34 2 6,67Glicazide 4 13,79 5 16,67Glimepiride 1 3,45 3 10Gliquidon 1 3,45 4 13,33Humalog 1 3,45 - -Humulin 1 3,45 1 3,33Metformin 6 20,69 8 26,67Vidalgliptin 1 3,45 - -

Page 69: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

48

Lanjutan Tabel IXJenis Obat Perlakuan Kontrol

Nama Generik Jumlah Persentase(%)

Jumlah Persentase(%)

Obat NeuromuskularAllopurinol 3 10,34 1 3,33Alprazolam 1 3,45 1 3,33Amitriptilin 1 3,45 - -Asam mefenamat 2 6,90 2 6,67Asam asetilsalisilat 1 3,45 - -Betahistine mesylate 1 3,45 - -Diazepam 1 3,45 - -Iodem 1 3,45 - -Ketoprofen - - 1 3,33Metamizole 1 3,45 - -Na-diklofenak 1 3,45 - -Parasetamol 1 3,45 1 3,33Vitamin & SuplemenAsam amino 1 3,45 1 3,33Asam folat - - 1 3,33Asam lipoat - - 2 6,67K-aspartat 1 3,45 1 3,33KCl 10 34,48 1 3,33Mg-aspartat 1 3,45 1 3,33Vitamin B1 15 51,72 8 26,67Vitamin B6 14 48,27 8 26,67Vitamin B12 14 48,27 8 26,67KortikosteroidMeloxicam 3 10,34 1 3,33Metil Prednisolon - - 1 3,33Antiplatelet & AntikoagulanAsam asetilsalisilat - - 1 3,33Cilostazol - - 2 6,67AntihistaminMebhydrolin napodisylate - - 1 3,33AntihiperlipidemiaFenofibrate 1 3,45 - -Pravastatin 1 3,45 - -Simvastatin 2 6,90 1 3,33

Page 70: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

49

Lanjutan Tabel IX

Tabel IX menunjukkan golongan dan jenis obat kecuali obat antihipertensi

yang diterima pasien pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Berdasarkan tabel

IX dapat diketahui bahwa obat yang paling banyak diterima pasien pada kelompok

perlakuan adalah vitamin B1 yaitu sebesar 51,72%, sedangkan pada kelompok

kontrol adalah vitamin B1, B6, B12 dengan persentase masing-masing sebesar

26,67%.

2. Profil obat antihipertensi

a. Berdasarkan kelas terapi, golongan, dan jenis obat antihipertensi

Berdasarkan tabel VII, profil obat pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi

yang diterima pasien diperoleh nilai p=0,53 yang berarti jumlah obat antihipertensi yang

diterima pasien pada kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tidak bermakna.

Obat antihipertensi digunakan untuk terapi pasien dengan keadaan tekanan

darah yang tinggi (prehipertensi maupun hipertensi). Obat antihipertensi yang banyak

digunakan dalam kasus, yaitu golongan diuretik , Angiotensin Cornverting Enzym

(ACE) Inhibitor, Angiotensin II Receptor Antagonist (AIIRA), -blocker, Calcium

Channel Blocker (CCB) dan antihipertensi sentral. Berikut ini disajikan tabel X, yang

Jenis Obat Perlakuan KontrolNama Generik Jumlah Persentase

(%)Jumlah Persentase

(%)Obat kardiovaskular selain obat antihipertensiAsam disodium adenosin 1 3.45 - -Digoxin 4 13,79 4 13,33Flinarizin 1 3,45 1 3,33ISDN 1 3,45 1 3,33Pyridoxin 2 6,90 - -

Page 71: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

50

memuat golongan dan jenis obat antihipertensi yang digunakan pada pasien rawat

jalan di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.

Tabel X. Distribusi Jenis Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Kelas

TerapinyaPerlakuan KontrolKelas Terapi Nama

Generik JumlahPasien

Persentase(%)

JumlahPasien

Persentase(%)

Furosemid 11 37,93 12 40Diuretik

HCT 3 10,34 3 10Kaptopril - - 4 13,33Lisinopril 1 3,45 2 6,67

ACE inhibitor

Ramipril 1 3,45 1 3,33Amlodipin 1 3,45 3 10

Diltiazem 16 55,17 10 33,34

CCB

Nifedipin 4 13,79 9 30

AIIRA Valsartan 2 6,67 2 6,67

Bisoprolol 1 3,45 - -

Atenolol 1 3,45 1 3,33

-blocker

Carvedilol 1 3,45 1 3,33

Central 2-blocker Clonidine 1 3,45 5 16,67

Dari keseluruhan terapi antihipertensi, yang paling banyak digunakan pada

kelompok perlakuan adalah golongan CCB, sedangkan pada kelompok kontrol paling

banyak menggunakan golongan diuretik. Penggunaan CCB terbanyak adalah

diltiazem yaitu sebanyak 16 penggunaan pada kelompok perlakuan. Diuretik yang

digunakan pada keseluruhan kasus antara lain golongan diuretik kuat dan diuretik

thiazid. Diuretik biasanya digunakan untuk pasien dengan keadaan edema dan dapat

juga digunakan untuk terapi hipertensi. Diuretik yang paling banyak digunakan pada

kelompok kontrol adalah furosemid yaitu sebanyak 12 penggunaan.

Page 72: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

51

Tabel XI. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada

Kelompok Perlakuan Berdasarkan Kelas TerapinyaNo Kelas Terapi Golongan Jenis

ObatJumlahPasien

Persentase(%), n= 29

Diuretik Kuat Furosemid 11 37,931. DiuretikDiuretik Thiazide HCT 3 10,34

Lisinopril 1 3,452. ACE inhibitorRamipril 1 3,45

Amlodipin 1 3,45DihydropyridineNifedipin 4 13,79

3. CCB

Non-Dihydropyridine Diltiazem 16 55,174. AIIRA Valsartan 1 3,45

Atenolol 1 3,45CardioselectiveBisoprolol 1 3,45

5. -blocker

Mixed & -blocker Carvedilol 1 3,45

6. Obatantihipertensi lain

Central 2-blocker Clonidine 1 3,45

Tabel XII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Pasien RawatJalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada

Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelas TerapinyaNo Kelas Terapi Golongan Jenis

ObatJumlahPasien

Persentase(%), n= 30

Diuretik Kuat Furosemid 12 401. DiuretikDiuretik Thiazide HCT 3 10

Kaptopril 4 13,33Lisinopril 2 6,67

2. ACE inhibitor

Ramipril 1 3,33Amlodipin 3 10DihydropyridineNifedipin 9 30

3. CCB

Non-Dihydropyridine Diltiazem 10 33,334. AIIRA Valsartan 2 6,67

Cardioselective Atenolol 1 3,335. -blockerMixed & -blocker Carvedilol 1 3,45

6. Obatantihipertensi lain

Central 2-blocker Clonidine 1 3,33

Page 73: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

52

Berdasarkan tabel XI dan XII terlihat bahwa obat antihipertensi yang paling

banyak diterima pasien kelompok perlakuan adalah diltiazem yang merupakan kelas

terapi CCB dengan persentase sebesar 55,17%. Pada pasien kelompok kontrol, obat

antihipertensi yang paling banyak diterima adalah furosemid yang merupakan kelas

terapi diuretik dan termasuk diuretik kuat dengan persentase sebesar 40%.

b. Berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diterima

Pasien yang menerima obat golongan antihipertensi dikelompokkan menjadi

lima yaitu pasien yang menerima satu, dua, tiga empat, dan lima jenis obat.

Tabel XIII. Profil Jumlah Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Perlakuan KontrolJumlah obat

Jumlah pasien Persentase Jumlah pasien Persentase1 18 62,1% 16 53,33%

2 8 27,58% 8 26,67%

3 3 10,34% 3 10%

4 - - 2 6,67%

5 - - 1 3,33%

Tabel XII menunjukan persentase jumlah obat antihipertensi yang diterima

pasien. Berdasarkan tabel VII, profil obat pasien berdasarkan jumlah obat

antihipertensi yang diterima menunjukkan bahwa nilai p=0,534. Dapat disimpulkan

bahwa jumlah obat antihipertensi yang diterima pasien antara kelompok perlakuan

dan kontrol berbeda tidak bermakna. Jumlah obat antihipertensi yang diterima pasien

Page 74: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

53

dapat mempengaruhi ketaatan, semakin banyak obat antihipertensi yang diterima

pasien maka cenderung akan menurunkan ketaatan pasien.

Berdasarkan tabel XII, pada kelompok perlakuan dan kontrol paling banyak

menerima obat antihipertensi sebanyak 1 macam dengan persentase masing-masing

sebesar 62,1% pada 18 pasien dan 53,33% pada 16 pasien.

C. Evaluasi Drug Related Problem

Drug therapy problem (DTP) yang ditemukan pada penelitian ini baik pada

kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol antara lain efek obat merugikan

(adverse drug reaction) dan ketidaktaatan (noncompliance ). Evaluasi DTP pada

penelitian ini berdasarkan literatur yang telah dijelaskan dalam definisi operasional.

DTP yang dievaluasi dilihat dari sisi obat yang diteliti yaitu obat antihipertensi.

Tabel XIV. Pengelompokan Kejadian DTP Obat Antihipertensi pada PasienRawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009

Perlakuann = 29

Kontroln = 30

No. Jenis DTP

JumlahDTP

Persentase(%)

JumlahDTP

Persentase(%)

1. Efek obat merugikan(adverse drugreaction)

9 31,03 12 40

2. Ketidaktaatan(noncompliance)

7 24,14 17 56,67

1. Efek obat merugikan (adverse drug reaction)

Pada penelitian ini, ditemukan kejadian DTP efek obat merugikan

(adverse drug reaction) pada kelompok perlakuan yaitu sebesar 31,03% sedangkan

pada kelompok kontrol yaitu sebesar 12%.

Page 75: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

54

Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Efek Obat YangMerugikan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Juni-Juli 2009Pasien Jenis obat Penilaian Rekomendasi

K9, K10,K48, K73,P6, P11,P19, P21,P56, P74

Penggunaan furosemid yangmerupakan diuretik kuatbersama dengan obat-obatantihipertensi, seperti golonganACEI, CCB, ataupun -blocker dapat meningkatkanefek hipotensif danmeningkatkan resikoterjadinya hipotensi.

Diperlukan monitoringfungsi ginjal, denganmelakukan tes fungsiginjal sebelum dansesudah terapi.

K27, P36 Obat antihipertensi golonganACEI seperti kaptopril danlisinopril akan berinteraksidengan furosemid, akanmenurunkan efek furosemid,dan meningkatkan efekhipotensi kaptopril danlisinopril.

Melakukan monitoringterhadap berat badanpasien dan status cairan,apabila pemberianfurosemid dan kaptoprilataupun lisinoprildiberikan pada waktuyang bersamaan.

K70

Furosemid

Penggunaan furosemid

bersama AINS dapat

meningkatkan resiko

nefrotoksisitas AINS dan

terjadinya hiperkalemia.

Melakukan monitoring

terhadap fungsi ginjal,

sebelum dan sesudah

terapi.

K15, K23 Clonidin Penggunaan clonidinbersamaan dengan obatantihipertensi golongan CCB(pada kasus : nifedipin) dapatmeningkatkan resiko aritmiaventricular dan efek hipotensif.

Memerlukan monitoringterhadap fungsi ginjal,status cairan, maupunberat badan pasien yangdilakukan sebelum dansesudah terapi.

K15, K41,K81, P12,P47, P70

HidrokloroThiazid(HCT)

Penggunaan HCT bersamadengan makanan akanmenurunkan absorbsi dariHCT. Secara klinis : berefeknegatif.

Sebaiknya penggunaanHCT ½ - 1 jam sebelummakan.

K17,K27 Kaptopril Penggunaan kaptopril tidakbersamaan dengan makanankarena dapat menurunkanabsorbsinya.

Penggunaan kaptoprilsebaiknya 1 jam sebelummakan atau 2 jam setelahmakan.

Page 76: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

55

Lanjutan tabel XVPasien Jenis obat Penilaian Rekomendasi

K15, K41 Penggunaan kaptopril bersamadengan obat antihipertensiyang lain, seperti -blockerdan CCB dapat meningkatkanefek hipotensif.

Diperlukan monitoringfungsi ginjal, denganmelakukan tes fungsiginjal sebelum dansesudah terapi

K15

Kaptopril

Penggunaan kaptopril bersamadengan obat antidiabetikadapat meningkatkan efekhipoglikemia.

Memerlukan monitoringkadar glukosa darah danasupan cairan ke dalamtubuh.

Interaksi terjadi antara sesama golongan obat antihipertensi, yaitu antara

furosemid, kaptopril,lisinopril, golongan CCB, ataupun -blocker. Interaksi antara

furosemid dengan sesama obat antihipertensi seperti golongan CCB (diltiazem,

nifedipin) dan -blocker (bisoprolol, atenolol) dapat meningkatkan efek hipotensif

dan meningkatkan resiko terjadinya hipotensi. Sementara itu saat furosemid

berinteraksi dengan obat antihipertensi golongan ACEI, seperti kaptopril maupun

lisinopril akan menurunkan efek furosemid, dengan tingkat signifikasi 3 dan

meningkatkan efek hipotensi kaptopril dan lisinopril. Tingkat signifikansi 3 artinya

efek yang ditimbulkan biasanya ringan, tidak mempunyai pengaruh signifikan

terhadap outcome terapetik, dan biasanya tidak dibutuhkan perlakuan tambahan.

Hasil interaksi kemungkinan merupakan efek yang diharapkan dalam menjaga

tekanan darah pasien agar berada pada batas normal. Furosemid saat berinteraksi

dengan AINS dapat meningkatkan resiko nefrotoksisitas AINS dan terjadinya

hiperkalemia. Pemberian elektrolit seperti KSR pada pasien yang menerima obat

antihipertensi golongan diuretik kuat bertujuan untuk membantu mencegah dan

Page 77: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

56

mengurangi resiko terjadinya hipokalemia. Pada pasien yang menerima KSR bersama

dengan diuretik kuat, seperti furosemid perlu dilakukan monitoring terhadap fungsi

ginjal, berat badan maupun asupan cairan tubuh.

Penggunaan secara bersamaan beberapa obat antihipertensi, selain furosemid,

juga memberikan efek yang merugikan. Seperti pada clonidin yang digunakan

bersamaan dengan obat antihipertensi golongan CCB (pada kasus : nifedipin) dapat

meningkatkan resiko aritmia ventricular dan efek hipotensif. Selain itu penggunaan

furosemid bersamaan dengan obat antihipertensi lain, seperti golongan CCB maupun

ACEI juga dapat meningkatkan efek hipotensif.

Interaksi obat dan makanan yang terjadi pada kasus akan memberikan efek

negatif dengan mengurangi absorbsi obat sehingga menurunkan keoptimalan hasil

terapi. Interaksi obat dengan makanan terjadi pada HCT dan kaptopril, dengan

memberi jeda waktu selama 2 jam setelah makan atau ½-1 jam sebelum makan dapat

membantu meningkatkan kemampuan absorbsi obat

Dari setiap DTP interaksi obat yang ditemukan, dapat diketahui bahwa

interaksi obat yang terjadi dapat meningkatkan maupun menurunkan efektifitas dari

obat yang saling berinteraksi. Hal ini akan berdampak negatif pada terapi yaitu dapat

menurunkan efek terapetik dan meningkatkan toksisitas dari obat tersebut. Efek

positif secara klinis adalah efek potensiasi yang terjadi pada penggunaan furosemid

dan kaptopril.

Page 78: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

57

2. Ketidaktaatan (noncompliance)

Tabel XVI. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi Dengan Ketidaktaatanpada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-

Juli 2009Jenis obat

PasienPerlakuan Kontrol

Penilaian Rekomendasi

Amlodipin- K66, K73 Pasien diresepkan amlodipin,

masing-masing sebanyak 30tablet dan diminum seharisekali. Pasien kadang-kadang lupa minum obat,terutama saat pasienberpergian dan lupa tidakmembawa obat.

Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Bisoprolol

P49 - Pasien diresepkan bisoprololsebanyak 15 tablet, diminum1xsehari ½ tablet pada pagihari setelah sarapan pagi.Pasien tidak taat minumobat, pasien merasa kondisisudah lebik baik.

Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Clonidine- K15, K23,

K41, K48,K81

Pasien diresepkan clonidin,namun karena pasien seringlupa sudah minum obat ataubelum sehingga terdapat sisaobat pada home visit yangterakhir.

Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

DiltiazemP5, P20,P33,

K1, K10,K48, K73

Pasien diresepkan diltiazem,pasien kadang-kadang salahminum obat karena merasakondisinya sudah membaiksehingga terdapat sisa obatpada home visit yangterakhir.

Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Page 79: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

58

Lanjutan Tabel XVIJenis obat

Pasien

Perlakuan Kontrol

Penilaian Rekomendasi

FurosemideP2, P19,P63

K9, K10,K18, K27,K60, K63,K73

Pasien diresepkan furosemiddan pasien mengeluh seringbuang air kecil dan cukupmenganggu terutama saatmalam hari. Pasien merasasudah membaik sehinggamenghentikan minumfurosemid. Pada akhirkunjungan, terdapat sisa obatyang belum diminum pasien.

Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.Furosemid merupakansuatu diuretik,pemakaiannya dapatmeningkatkan frekuensibuang air kecil yangmembuat pasien merasatidak nyaman. Pemberianfurosemid dapatdisesuaikan untuk pagiatau malam hari yangmembuat pasien merasalebih nyaman.

Kaptopril- K15, K17,

K27Pasien diresepkan kaptoprildan pasien sering lupa minumobat, alasan pasien karenausianya yang sudah lanjut dantidak ada yang membantumenyiapkan obat.

Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Lisinopril- K59, K66 Pasien diresepkan lisinopril

dan dengan rutinitasnya yangcukup sibuk sehingga kadang-kadang lupa minum obat.

Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Page 80: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

59

Lanjutan tabel XVIJenis obat

Pasien

Perlakuan Kontrol

Penilaian Rekomendasi

HCTK15, K41,K81

Pasien diresepkan HCTdan pasien sering lupasudah minum obat ataubelum sehingga terdapatsisa obat pada home visityang terakhir.

Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuai denganaturan pakai yang sudahditentukan untuk menjagaagar tekanan darah pasiennormal. HCT merupakansuatu diuretik,pemakaiannya dapatmeningkatkan frekuensibuang air kecil yangmembuat pasien merasatidak nyaman. Oleh karenaitu, pemberian HCT dapatdisesuaikan dengan pasien,diberikan pagi atau malamhari yang membuat pasienmerasa lebih nyaman.

NifedipinP5 K15, K23,

K37, K41,K48

Pasien diresepkan nifedipindan pasien sering lupaminum obat sehingga padaakhir kunjungan masihteerdapat sisa obat.

Sebaiknya obat digunakansecara teratur sesuaidengan aturan pakai yangsudah ditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Valsartan- K37 Pasien diresepkan valsartan

sebanyak 30 tablet dandiminum sehari 1 kalisesudah makan malam.Pasien tidak taat minum obat,sering lupa minum obat. Sisaobat sebanyak 28 tablet.

Sebaiknya obatdigunakan secara teratursesuai dengan aturanpakai yang sudahditentukan untukmenjaga agar tekanandarah pasien normal.

Page 81: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

60

Terdapat 34 kasus DTP ketidaktaatan (noncompliance) terhadap obat-obat

antihipertensi dengan menghitung sisa obat pada kunjungan akhir ke rumah pasien.

Pada DTP ketidaktaatan, pasien tidak minum obat secara teratur sehingga obat tidak

habis sesuai waktu yang sudah ditentukan. Ketidaktaatan ini akan mempengaruhi

efek terapi obat sehingga hasil terapi menjadi kurang optimal.

Penggunaan obat antihipertensi yang tidak taat dapat mengakibatkan tekanan

darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angka mortalitas dan resiko

penyakit kardiovaskular lain.

D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan dan Dampak Terapi Pasien dengan ObatAntihipertensi Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pasien Rawat

Jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009

Perbedaan ketaatan pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol dapat di

evaluasi berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum dan aturan pakainya.

Dalam definisi operasional telah disebutkan bahwa perlakuan ialah pasien yang telah

setuju mengikuti penelitian dan diberikan alat bantu ketaaan sedangkan kontrol ialah

pasien yang hanya menerima informasi saja tanpa diberikan alat bantu ketaatan. Dari

definisi tersebut kita dapat mengevaluasi bagaimana pengaruh alat bantu terhadap

ketaatan pasien, apakah perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol

bermakna atau tidak.

a. Evaluasi perbedaan ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensiyang diminum dan aturan pakai

1) Berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum

Ketaatan pasien terhadap obat antihipertensi dapat dilihat dari jumlah obat

antihipertensi yang diminum pasien. Berdasarkan definisi operasional, pasien

Page 82: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

61

dianggap taat 100% bila obat diminum sampai habis. Maka untuk menilai ketaatan

pasien berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum dapat diasumsikam

jumlah obat antihipertensi yang diminum dibagi jumlah obat antihipertensi yang

diresepkan dikali 100%.

% Ketaatan : jumlah obat antihipertensi yang diminum

jumlah obat antihipertensi yang diresepkan

Tabel XVII. Persentase Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti RiniYogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah ObatAntihipertensi yang DiminumPerlakuan KontrolPersen

Ketaatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

100% 22 75,86% 13 43,33%

< 100% 7 24,14% 17 56,67%

Berdasarkan tabel XVII menunjukkan bahwa persentase pasien dengan

ketaatan 100% pada kelompok perlakuan sebesar 75,86% dan persentase pasien

dengan ketaatan < 100% sebesar 24,14%. Pada kelompok kontrol pasien yang

memiliki ketaatan 100% adalah 43,33% sedangkan untuk pasien yang memiliki

ketaatan <100% adalah 56,67%. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa kelompok

perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.

x 100%

Page 83: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

62

Tabel XVIII. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS PantiRini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plusAlat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah Obat

Antihipertensi yang DiminumKriteria Perlakuan Kontrol p

Persenketaatanberdasarkanjumlah obatantihipertensiyangdigunakan

94,42% (40%-100%) 93,34% (43,33%-100%) 0,02

Perbedaan ketaatan diuji dengan uji statistik untuk mengetahui apakah

perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol bermakna atau

tidak. Uji statistik yang digunakan ialah uji nonparametrik Mann Whitney sebab tidak

memenuhi syarat uji parametrik. Data yang diperoleh tidak terdistribusi secara

normal sehingga disajikan dengan median (minimal-maksimal).

Berdasarkan tabel XVIII terlihat bahwa persentase ketaatan dalam

menggunakan obat antihipertensi pada kelompok perlakuan sebesar 94,42% dan

kelompok kontrol sebesar 93,34% dengan nilai p= 0,02. Berdasarkan perhitungan

statistik, pada taraf kepercayaan 90% bila p<0,1 menunjukkan bahwa antara

kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna, dalam hal ini berarti terdapat

perbedaan persentase ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasien yang diberikan informasi dan alat

bantu ketaatan lebih taat daripada pasien yang hanya diberikan informasi saja. Alat

Page 84: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

63

bantu ketaatan yang digunakan pada kelompok perlakuan dapat membantu

meningkatkan ketaatan.

2) Berdasarkan aturan pakai

Tabel XIX. Persentase Ketaatan pada Pasien Rawat Jalan RS Panti RiniYogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus AlatBantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Aturan Pakai Obat

Perlakuan KontrolPersen

Ketaatan

Aturan

pakai Jml Persen Jml Persen

p*

100% 1x1/2 2 4,65% 2 3,85% 0,84

1x1 30 69,77% 12 23,08% 0,00

2x1/2 1 2,32% - - -

3x1 1 2,32% 1 1,92% 1,00

< 100% 1x1/2 2 4,65% 3 42,31% 0,51

1x1 5 11,63% 22 46,67% 0,00

2x1 - - 5 9,61% -

3x1 2 4,65% 7 13,46% 0,04

Keterangan:*) Uji statistik one sample kolmogrof smirnov

Berdasarkan tabel XIX, pasien dengan ketaatan 100% pada kelompok

perlakuan dan kontrol sebagian besar memiliki aturan pakai obat 1x1. Persentase

ketaatan 100% dengan aturan pakai obat 1x1 pada kelompok perlakuan lebih besar

daripada kelompok kontrol, yaitu dengan persentase sebesar 69,77% pada kelompok

perlakuan dan 23,08% pada kelompok kontrol. Sedangkan untuk persen ketaatan

<100% pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagian besar juga memiliki aturan

Page 85: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

64

pakai obat 1x1. Persentase ketaatan < 100% dengan aturan pakai obat 1x1 pada

kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok perlakuan, yaitu dengan persentase

sebesar 46,67% pada kelompok kontrol dan 11,63% pada kelompok perlakuan.

Berdasarkan tabel XIX diketahui bahwa pada ketaatan 100% dengan aturan

pakai 1x1/2 dan 3x1 masing-masing memiliki nilai p sebesar 0,84 dan 1,00. Hal ini

berarti untuk aturan pakai obat 1x1/2 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai p sebesar 0,00 untuk aturan pakai

obat 1x1, hal ini berarti untuk aturan pakai obat 1x1 antara kelompok perlakuan

dengan kelompok kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa untuk aturan

pakai obat 1x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol. Hal ini

dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada pasien

sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat. Perbedaan yang bermakna antara

kelompok perlakuan dan kontrol terdapat pada aturan pakai obat 1x1. Hal ini dapat

disebabkan karena sebagian besar obat antihipertensi yang digunakan oleh kelompok

perlakuan dan kontrol memiliki aturan pakai 1x1.

Berdasarkan tabel XIX diketahui bahwa pada ketaatan <100% dengan aturan

pakai 1x1/2 memiliki nilai p sebesar 0,51. Hal ini berarti untuk aturan pakai 1x1/2

antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai

p untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 masing-masing sebesar 0,00 dan 0,04. Hal ini

berarti untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok

kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pada ketaatan <100% dengan

Page 86: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

65

aturan pakai 1x1 dan 3x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.

Hal ini dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada

pasien sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat.

b. Evaluasi Perbedaan Dampak Terapi Pasien pada Kelompok Perlakuan danKontrol

Untuk mengetahui apakah dampak terapi pasien antara kelompok perlakuan

dan kontrol berbeda bermakna atau tidak, perlu dilakukan uji statistik. Taraf

kepercayaan yang dipakai adalah 90%. Jika P>0,1 maka kelompok perlakuan dan

kontrol berbeda tidak bermakna, sedangkan bila P<0,1 menunjukkan antara

kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna.

Tabel XX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik AkhirTerapi pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien

Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009

Kriteria Perlakuan Kontrol p

Tekanandarahsistolikakhirterapi(mmHg)

144,48±18,74 154,27±15,71 0,34*

Tekanandarahdiastolikakhirterapi(mmHg)

89,34±13,43 92,07±13,08 0,61**

Keterangan :*) Uji statistik Independent T-test**) Uji statistik Mann Whitneyx ± SD digunakan jika data terdistribusi normal

Page 87: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

66

Berdasarkan tabel XX, untuk tekanan darah sistolik dan diastolik pada akhir

terapi antara kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing memiliki nilai p

sebesar 0,34 dan 0,61. Hal ini berarti bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada

akhir terapi antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tidak bermakna.

Tabel XXI. Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien RawatJalan RS Panti Rini Yogyakarta pada Masing-Masing Kelompok Yang

Diberi Informasi dan Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli2009

Kriteria Perlakuan p* Kontrol p*

Selisihtekanandarah sistolikawal danakhir terapi(mmHg)

3,31±22,08 0,43 -7,47±22,93 0,08

Selisihtekanandarahdiastolik awaldan akhirterapi(mmHg)

1,45±10,44 0,46 -4 (-40 - 65) 0,25

Keterangan :*) Uji statistik Independent T –testx ± SD digunakan jika data terdistribusi normalmedian (minimal-maksimal) digunakan jika data tidak terdistribusi normaltanda negatif menunjukkan terjadi kenaikan (nilai akhir lebih tinggi daripada awal)

Berdasarkan tabel XXI diketahui bahwa pada kelompok perlakuan memiliki

nilai p masing-masing sebesar 0,43 dan 0,46 untuk selisih tekanan darah sistolik dan

diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan

darah sistolik dan diastolik kelompok perlakuan pada awal dan akhir terapi berbeda

tidak bermakna. Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan tekanan darah sistolik

Page 88: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

67

dan diastolik pada akhir terapi yaitu masing-masing sebesar 3,31 mmHg dan 1,45

mmHg meskipun berdasarkan perhitungan statistik penurunan tersebut berbeda tidak

bermakna.

Berdasarkan tabel XXI diketahui bahwa pada kelompok kontrol memiliki

nilai p masing-masing sebesar 0,08 dan 0,25 untuk selisih tekanan darah sistolik dan

diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan

darah sistolik kelompok kontrol pada awal dan akhir terapi berbeda bermakna,

sedangkan selisih tekanan darah diastolik kelompok kontrol pada awal dan akhir

terapi berbeda tidak bermakna. Pada akhir terapi terjadi peningkatan tekanan darah

sistolik sebesar 7,47 mmHg dan secara statistik peningkatan ini bermakna.

Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada akhir terapi juga terjadi peningkatan

sebesar 4 mmHg meskipun secara statistik peningkatan tersebut tidak bermakna.

Kesimpulannya yaitu kelompok perlakuan memiliki dampak terapi yang lebih

baik setelah dilakukan terapi, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat

dikarenakan adanya alat bantu ketaatan yang diberikan pada kelompok perlakuan

sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat.

E. Rangkuman Pembahasan

Profil pasien rawat jalan yang menerima obat antihipertensi di Rumah Sakit

Panti Rini Juni-Juli 2009 dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Berdasarkan baseline profil pasien yang meliputi jenis kelamin,

umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan darah diastolik

awal pasien diperoleh nilai P>0,1. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

Page 89: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

68

profil pasien antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang meliputi jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, tekanan darah sistolik awal, dan tekanan darah

diastolik awal pasien. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, kriteria awal subyek

uji tidak berbeda sehingga benar-benar dapat melihat perbedaan ketaatan antara

pasien yang mendapat informasi versus informasi plus alat bantu.

Berdasarkan baseline profil obat meliputi jumlah obat antihipertensi dan

jumlah obat yang diterima pasien diperoleh nilai P>0,1. Dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan jumlah obat antihipertensi dan jumlah obat yang diterima pasien

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada golongan dan jenis obat selain

obat antihipertensi, jenis obat yang paling banyak diterima pada kelompok perlakuan

adalah vitamin B1 yaitu sebesar 51,72%. Pada kelompok kontrol jenis obat yang

paling banyak diterima pasien adalah vitamin B1, B6, B12 dengan persentase

masing-masing sebesar 26,67%. Berdasarkan distribusi golongan dan jenis obat

antihipertensi terlihat bahwa obat antihipertensi yang paling banyak diterima pasien

kelompok perlakuan adalah diltiazem yang merupakan kelas terapi CCB dengan

persentase sebesar 55,17%. Pada pasien kelompok kontrol, obat antihipertensi yang

paling banyak diterima adalah furosemid yang merupakan kelas terapi diuretik dan

termasuk diuretik kuat dengan persentase sebesar 40%. Pada kedua kelompok paling

banyak menerima obat antihipertensi sebanyak 1 macam dengan persentase masing-

masing sebesar 62,1% pada 18 pasien untuk kelompok perlakuan dan 53,33% pada

16 pasien untuk kelompok kontrol.

Page 90: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

69

Evaluasi DTP pada kasus pasien yang menggunakan obat antihipertensi,

diperoleh data untuk DTP efek obat merugikan (adverse drug reaction ) ditemukan 9

kasus pada kelompok perlakuan dan 12 kasus pada kelompok kontrol. DTP

ketidaktaatan (noncompliance) ditemukan 7 kasus pada kelompok perlakuan dan 17

kasus pada kelompok kontrol.

Evaluasi perbedaan ketaatan dan dampak terapi pasien antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Jumlah obat antihipertensi yang diminum dapat

digunakan untuk menghitung persen ketaatan pasien. Dari hasil uji statistik diperoleh

nilai p=0,02, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ketaatan antara kelompok

perlakuan dan kontrol. Pasien yang mendapat informasi plus alat bantu lebih taat

daripada pasien yang hanya mendapat informasi saja. Berdasarkan aturan pakai,

diketahui bahwa pada ketaatan 100% dengan aturan pakai 1x1/2 dan 3x1 masing-

masing memiliki nilai p sebesar 0,84 dan 1,00. Hal ini berarti untuk aturan pakai obat

1x1/2 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak

bermakna. Nilai p sebesar 0,00 untuk aturan pakai obat 1x1, hal ini berarti untuk

aturan pakai obat 1x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda

bermakna. Dapat disimpulkan bahwa untuk aturan pakai obat 1x1, kelompok

perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol. Pada ketaatan <100% dengan aturan

pakai 1x1/2 memiliki nilai p sebesar 0,51. Hal ini berarti untuk aturan pakai 1x1/2

antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Nilai

p untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 masing-masing sebesar 0,00 dan 0,04. Hal ini

berarti untuk aturan pakai 1x1 dan 3x1 antara kelompok perlakuan dengan kelompok

Page 91: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

70

kontrol berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pada ketaatan <100% dengan

aturan pakai 1x1 dan 3x1, kelompok perlakuan lebih taat daripada kelompok kontrol.

Hal ini dapat disebabkan karena adanya alat bantu ketaatan yang diberikan kepada

pasien sehingga pasien lebih mudah mengkonsumsi obat.

Dampak terapi dapat dilihat dari selisih tekanan darah sistolik dan diastolik

pada awal dan akhir terapi pada masing-masing kelompok. Dari hasil uji statistik

pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p masing-masing sebesar 0,43 dan 0,46

untuk selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini

menunjukkan bahwa selisih tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok perlakuan

pada awal dan akhir terapi berbeda tidak bermakna. Pada kelompok perlakuan terjadi

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada akhir terapi yaitu masing-masing

sebesar 3,31 mmHg dan 1,45 mmHg meskipun berdasarkan perhitungan statistik

penurunan tersebut berbeda tidak bermakna. Pada kelompok kontrol memiliki nilai p

masing-masing sebesar 0,08 dan 0,25 untuk selisih tekanan darah sistolik dan

diastolik pada awal dan akhir terapi. Hal ini menunjukkan bahwa selisih tekanan

darah sistolik kelompok kontrol pada awal dan akhir terapi berbeda bermakna,

sedangkan selisih tekanan darah diastolik kelompok kontrol pada awal dan akhir

terapi berbeda tidak bermakna. Pada akhir terapi terjadi peningkatan tekanan darah

sistolik sebesar 7,47 mmHg dan secara statistik peningkatan ini bermakna.

Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada akhir terapi juga terjadi peningkatan

sebesar 4 mmHg meskipun secara statistik peningkatan tersebut tidak bermakna.

Page 92: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

71

Kesimpulannya yaitu kelompok perlakuan memiliki dampak terapi yang lebih

baik setelah dilakukan terapi, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat

dikarenakan adanya alat bantu ketaatan yang diberikan pada kelompok perlakuan

sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat.

Page 93: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi perbedaan ketaatan pasien rawat jalan

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi versus

informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009

(kajian terhadap penggunaan obat antihipertensi), dapat ditarik beberapa kesimpulan

yaitu:

1. Profil pasien yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan nilai

tekanan darah sistolik dan diastolik awal pada kelompok perlakuan maupun

kontrol mempunyai nilai p>0,1 yang berarti profil pasien pada kedua kelompok

tersebut berbeda tidak bermakna.

2. Jumlah obat keseluruhan dan jumlah obat antihipertensi pada kelompok

perlakuan dan kontrol memiliki nilai p>0,1 yang berarti profil obat pada kedua

kelompok tersebut berbeda tidak bermakna. Golongan obat antihipertensi yang

paling banyak digunakan pada kelompok perlakuan yaitu golongan Calcium

Channel Blocker (CCB) sedangkan pada kelompok kontrol yaitu golongan

diuretik. Jenis obat antihipertensi yang paling banyak digunakan pada kelompok

perlakuan yaitu diltiazem dengan persentase sebesar 55,17% sedangkan

kelompok kontrol yaitu furosemid dengan persentase sebesar 40%.

3. Terdapat kejadian DTP pada profil terapi pasien kelompok perlakuan yang

meliputi efek obat yang merugikan sebesar 31,03%, dan ketidaktaatan sebesar

72

Page 94: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

73

24,14% sedangkan pada kelompok kontrol efek obat yang merugikan sebesar

40%, dan ketidaktaatan sebesar 56,67%.

4. Ketaatan berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum antara pasien

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,02 yang berarti

terdapat perbedaan ketaatan penggunaan obat yang bermakna antara kedua

kelompok tersebut. Pasien yang diberi informasi plus alat bantu lebih taat

dibandingkan dengan pasien yang hanya diberi informasi saja.

5. Ketaatan dengan persen ketaatan 100% berdasarkan aturan pakai obat antara

pasien kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,84 untuk

aturan pakai obat 1x1/2 dan nilai p=1,00 untuk aturan pakai obat 3x1, yang

berarti bahwa untuk aturan pakai obat 1x1/2 dan 3x1 antara kedua kelompok

berbeda tidak bermakna. Aturan pakai obat 1x1 memiliki nilai p=0,00 yang

berarti bahwa antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda bermakna. Pada

aturan pakai obat 1x1, pasien yang diberi informasi plus alat bantu lebih taat

dibandingkan dengan pasien yang hanya diberi informasi saja. Ketaatan dengan

persen ketaatan <100% berdasarkan aturan pakai obat antara pasien kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol memiliki nilai p=0,51 untuk aturan pakai obat

1x1/2 yang berarti bahwa untuk aturan pakai obat 1x1/2 antara kedua kelompok

berbeda tidak bermakna, sedangkan nilai p=0,00 untuk aturan pakai obat 1x1 dan

p=0,04 untuk aturan pakai obat 3x1, yang berarti bahwa pada aturan pakai 1x1

dan 3x1 antara kedua kelompok berbeda bermakna.

Page 95: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

74

6. Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pada awal

dan akhir terapi pada kelompok perlakuan masing-masing ditunjukkan dengan

nilai p sebesar 0,43 dan 0,46; sedangkan pada kelompok kontrol ditunjukkan

dengan nilai p sebesar 0,08 dan 0,25.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini:

1. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta dalam memberikan informasi sehubungan

dengan perilaku ketaatan penggunaan obat yang diberikan kepada pasien.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap alat bantu ketaatan supaya diperoleh

alat bantu yang lebih efektif dan inovatif.

3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di rumah sakit yang berbeda atau periode

yang berbeda sebagai perbandingan.

Page 96: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

75

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, N., Khaliq, M.A., Shah, S.H., Anwar, W., 2008, Compliance toAntihypertensive Drugs, Salt Restriction, Exercise and Control of SystemicHypertension in Hypertensive Patints at Abbottabad,http://www.ayubmed.edu.pk/coll abbottabad/Nazir.pdf, diakses tanggal 28september 2009

Albert,W., and Thomas, M. S., Medication Compliance Research: Still So Far to G,http://jrnlappliedresearch.com/articles/Vol3Iss3/Wertheimer.htm, diakses padatanggal 15 Oktober 2009

Anonim, 1999, Patient Compliance (Ketaatan Pasien),http://home.pacific.net.id/piko/artikel04.html, diakses tanggal 15 Mei 2009

Anonim, 2008a, Cardiovascular Diseases, http://www.who.int/topics/cardiovascular

disease/en/, diakses tanggal 10 mei 2009

Anonim, 2008b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi , Edisi 7, PT.Info Master,Jakarta

Anonim, 2009a, Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh per Hari,http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3458, diakses tanggal 8 Oktober 2009

Anonim, 2009b, Hipertensi dan faktor resikonya dalam kajian epidemiologi,http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/, diakses tanggal 10 september 2009

Benowitz, N.L., 1995, Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G.(ed), FarmakologiDasar dan Klinik, edisi IV, 125-126, 140, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Chusman, W.C., Green, L.A., Joseph, L.I., 2003, JNC7 Express the Sevent Report of Joint National Comittee on Prevention, Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/express.pdf, diakses tanggal 19september 2009

DiPiro, J, 2009, Pharmacotherapy : Patophysiologic Approach, 7th edition, 110-114,McGraw-Hill, New York

75

Page 97: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

76

Graham-Clarke, E.M., and Hebron, B.S., Clinical Therapeutics, dalam Walker, R.,2nd edition, Cardiovascular Disorders, 247-250, Harcourd publisher limited,London

Khatib, O., El-Guindy, M., 2005, Clinical Guidelines for the Management ofHypertension, http://www.emro.who.int/dsaf/dsa234.pdf, diakses tanggal 19september 2009

Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J., Alldredge, B.K.,Corelli, R.L., 2005, Applied Theraupetics : The Clinical Use of Drugs, 14-2 – 14-19, Lippincott William & Wilkins, New York

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug InformationHandbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio.McGraw-Hill Co., New York

Massie, B,M., 2002, Systemic Hypertension, dalam Tierney, L.M., Current Medical& Medical Diagnosis & Treatment 2002, 41st edition, McGraw-Hills, New York,

Notoatmodjo, S., 2006, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CVRajawali, Jakarta

Osterberg L., Blaschke B., 2005, Adherence to Medication, www.nejm.org, diaksespada tanggal 15 Oktober 2009

Pratiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, CV Rajawali, Jakarta

Roach, S., S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, 7th edition, 393, 396-397,Lipincot williams and wilkins, philadelphia

Rovers, J.P., Currie,J.D.,Hagel,H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, APractical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd Ed., American PharmaceuticalAssociation, Washington

Sanjoyo,Raden, 2005, Sistem Kardiovaskular, http://www.google.com/farmakologipdf/, diakses tanggal 10 mei 2009

Siregar, J.P, 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta

Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice : ThiClinical’s Guide,2nd edition, 178-188, McGraw-Hill Companies, USA

Suhardjono, 2003, Hipertensi pada Usia Lanjut,http://www.papdi.or.id./new/new4.htm, diakses tanggal 22 september 2009

Page 98: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

77

Lampiran 1 : Informed-consent

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA DENGAN RS

PANTI RINI YOGYAKARTA

Penjelasan Mengenai Penelitian Perbandingan Pemberian Informasi VersusInformasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat

Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009

Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Sanata Dharma bekerja sama dengan RS Panti Rini

Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana perbandingan respon pasien pada

Pemberian Informasi Versus Informasi plus Alat Bantu terhadap Ketaatan Penggunaan Obat Pasien

Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009.

Anda merupakan pasien RS Panti Rini periode Juni 2009, oleh karena itu diminta ikut serta

dalam penelitian ini.

Bila bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada anda seputar penggunaan

obat yang anda terima melalui kunjungan ke rumah anda. Pada saat kunjungan akan dilakukan

wawancara dan pengukuran tanda vital dan beberapa tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital

yang dilakukan antara lain tekanan darah, kadar gula darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu

tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses tersebut akan digunakan sebagai data penelitian.

Anda bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila anda telah memutuskan untuk ikut, anda

juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan

orang lain menghubungkannya dengan anda.

Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat mempengaruhi

pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini akan segera disampaikan kepada

anda.

Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh para peneliti, anda dapat dikeluarkan

setiap saat dari penelitian ini.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan

penelitian ini kepada tim peneliti.

Page 99: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

78

Surat pernyataan kesediaan sebagai Responden penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul

"PERBANDINGAN PEMBERIAN INFORMASI VERSUS INFORMASI plus ALAT BANTU

TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI

RINI YOGYAKARTA PERIODE JUNI – JULI 2009".Semua penjelasan diatas telah

disampaikan kepada saya. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan

mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian ini.

Yogyakarta,Mengetahui

Saksi Responden/pasien

( ) ( )

Pengukuran yang dilakukan*:

( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah

( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi

( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas

*Tandai yang diperlukan

Page 100: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

79

Lampiran 2 : Panduan wawancara

Anda dimohon untuk enjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi atau memberi tanda silang

(X) pada jawaban yang sesuai

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan terakhir :

a. Tidak adab. SDc. SLTPd. SMAe. Perguruan tinggi

6. Pekerjaan :

a. Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta/Pedagang

d. Petani/Buruh

e. Lainnya (sebutkan) ........................

7. Penghasilan :

a. ≤ Rp 500.000

b. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000

c. > Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

d. > Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000

e. > Rp 5.000.000

f.

Page 101: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

80

Pretest:

1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!

2. Apakah pernah salah minum obat?

Ceritakan kapan dan bagaimana?

Penyebabnya?

Pengatasannya?

3. Paling sering tahu cara pakai obat dari siapa? Dokter/Petugas Apotek?

Selanjutnya, bagi kelompok perlakuan, dijelaskan:

Kita ingin memberikan alat bantu ketaatan, jelaskan cara pakai alatnya!

Postest:

1. Jelaskan kembali cara pakai obat anda!

2. Khusus kelompok perlakuan:

Bagaimana tanggapan anda tentang alat bantu ketaatan?

Apakah bermanfaat/tidak?

Page 102: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

81

Lampiran 3. Kuisisoner

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan anda

sebenarnya.

Keterangan: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban

1.Saya yakin jika saya minum obat sesuaidengan aturan maka manfaat obat lebihbesar

SS S TS STS

2.Menurut saya membaca informasi padalabel/etiket hanya membuang0buang waktusaja

SS S TS STS

3.Sakit saya akan cepat sembuh jika sayaminum obat dua kali lebih banyak dariaturan pakai

SS S TS STS

4.Saya akan minum obat sesuai perintah,meskipun saya mengantuk saya tetapminum obat

SS S TS STS

5.Saya mengubah aturan minum obat sesuaidengan dosis yang saya butuhkan tanpabertanya dengan Dokter atau Apoteker

SS S TS STS

6.Saya membaca aturan pakai sebelum minumobat

SS S TS STS

7. Saya berusaha tidak lupa minum obat SS S TS STS

8.Antibiotik tidak perlu diminum sampaihabis

SS S TS STS

9.Semua jenis obat harus diminum sampaihabis

SS S TS STS

10.Obat yang diresepkan oleh Dokter, jikatidak diminum sesuai aturan pakai akanmenimbulkan dampak yang merugikan

SS S TS STS

11.Obat yang aturan minumnya sebelummakan berarti obat tersebut harus diminumsesaat sebelum makan

SS S TS STS

12.Saya berhak bertanya sejeas-jelasnya padapetugas tentang obat saya

SS S TS STS

Page 103: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

82

P1

Nama : SMD Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 69 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009

Keluhan : kontrolDiagnosis : Diabetes melitus dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 8 juli 2009 KetaatanTekanan DarahGula DarahKolesterol

120 / 80 mmHg552 mg/dL208 mg/dL

167 / 96 mmHg295 mg/dL176 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Adalat OrosSimvastatinHumologGlucobayNeurodex

1x1 sehari p.c.1x1 sehari p.c.3x1 sehari3x1 sehari (saat makan)1x1 sehari p.c.

3030229030

3030229030

Taat Taat

1.

Outcomes : TD meningkat, GD dan kolesterol menurun. alat: cukup membantu namun bingung memberikan tanda centang

2. P2Nama : SKT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 43 th Tgl periksa: 8 Juni 2009Keluhan : nyeri pinggang, susah buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 8 Juni 2009 homevisit akhir : 13 Juni 2009 KetaatanSuhuTD

36,50C130/80

36,00C114/90

Cara pakai Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemideasam mefenamatsefadroksil

1x1/2 p.c3x1 p.c2x1 a.c

51010

268

tidak taat tidak taat

Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label

P5

Nama : SMR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : tidak berpendidikan Umur : 75 th Tanggal Periksa : 8 Juni 2009

Keluhan : Kontrol, Riwayat asmaDiagnosis : Hipertensi, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 1- 2009 KetaatanTekanan darah 198 / 126 mmHg 149 / 131 mmHg Aturanpakai Obat yang

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

3..

Herbesser CD 100Adalat OrosRacikan ( Aminofilin, CTM, metilprednisolon)Ventolin nebulizer

1x1 sehari p.c.1x1 sehari p.c.3x1 sehari p.c.

30309010

23867

Tidak Taat Tidak Taat

Page 104: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

83

Outcomes : membaik dan TD normal alat: sangat membantu, pasien malas mencontreng label

P6

Nama : SSY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 64 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009

Keluhan : Pusing bila jalan agak jauh, badan sakit semuaDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 20 Juni 2009 KetaatanTekanan Darah 220 / 110 mmHg 155 / 90 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Herbesser CD 100ValsartanFurosemidKSR

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c

30303030

1313137

Tidak Taat Tidak Taat

4.

Outcomes : membaik, TD lebih rendah dibandingkan pengukuran awal alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label

P11

Nama : SPI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa : 8 juni 2009

Keluhan : kedua kaki kesemutanDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 8 juni 2009 homevisit akhir : 05-07-09 KetaatanTekanan Darah 140 / 80 mmHg 141 / 96 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

FurosemideKSRHerbesser CD 100Neurodex

1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c

30303030

30303030

Taat Taat

5..

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermafaat, namun pasien sering mencontreng label

P12Nama : FXS Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 74 th Tanggal Periksa : 08-06-09Keluhan : Nyeri pada tulang, sering pusing Diagnosis : Hipertensi, Osteoartritis

6.

Tanda Vital Tgl periksa: 08-06-09 homevisit akhir : 05-07-09 Ketaatan

Page 105: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

84

TD 125 / 70 mmHg 144 / 82 mmHg Atrn Pakai Obt dgunaknNama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHerbesser CD 100HCTNeurodexDekstrometorfanMeloksikam

1x1 p.c.1x 1/2 p.c.1x1 p.c.3x1 p.c.1x1 p.c.

303030206

303030206

Taat Taat

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup bermanfaat bagi pasienP19

Nama : MMS Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa : 08-06-09Keluhan : Kontrol TensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 08-06-09 homevisit akhir : 09-07-09 KetaatanTD 130 / 90 mmHg 127/ 82 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanNeurodexFurosemidKSRAdalat OrosVastigoHerbesser CD 100

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 p.c.

303030301530

272029301530

Taat Tidak Taat

7.

Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: bermanfaat dan praktis

P20Nama : YSG Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak sekolah Umur : 78th Tanggal Periksa : 12-06-09

Keluhan : Kontrol TensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 24-06-09 KetaatanTD 190 / 110 mmHg 187 / 92 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanDigoksinHerbesser CD 100

1x ½ p.c.1x1 p.c.

2030

2025

Tidak taat Tidak taat

8.

Outcomes : membaik dan TD menurun alat: cukup membuat ribet, pasien malas minum obat dari kotak dan mencontreng label

P21Nama : SWT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 66 th Tanggal Periksa : 12-06-09Keluhan : kontrol HTDiagnosis : Hipertensi

Tanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 21-06-09 Ketaatan

9.

TD 170/90 mmHg 158/98 mmHgAturan Obat yang

Page 106: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

85

pakai digunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanKSRFurosemideHerbesser CD 100VarbionProneuron

1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c3x1 p.c.

1010101015

1010101015

Taat Taat

Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: sangat merespon alat yang diberikan dan mau langsung menggunakan alat tersebut.

P28

Nama : SDL Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 44 th Tanggal Periksa : 12-06-09

Keluhan : kontrol DMDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 12-06-09 homevisit akhir : 16-07-09 KetaatanTDGD

151/102 mmHg159 mg/dL

164/102 mmHg190 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

GlukodexNeurodexHerbesser CD 100Asam mefenamatLanzoprazoleGludepathix

2x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c1x1 a.c.2x1 sewaktu

603030153060

603030153060

Taat Taat

10.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: sangat bermanfaat untuk membantu minum obat teratur

P33Nama : SMT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 50 th Tanggal Periksa : 22-06-09

Keluhan : kontrol DM, pusing saat bangun pagi dan saat berdiriDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 13-07-09 KetaatanTDGD

160/90 mmHg114 mg/dL

146/83 mmHg124 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanMetforminDiltiazemNifedipinVitamin B1

1x1 p.c.3x1 p.c.3x1 p.c.1x1 p.c.

15454515

15444515

Taat Taat

11.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membuat membantu, pasien malas mencontreng labelP3612.

Nama : SRW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 66 th Tanggal Periksa : 22-06-09

Page 107: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

86

Keluhan : kontrol HTDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 22-07-09 KetaatanTD 100/60 mmHg 95/66 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemideKSRNopertenAspiletISDN

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

3030303030

3030303030

Taat Taat

Outcomes : membaik dan TD normal alat: cukup membuat bermanfaat

P38Nama : SGI Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 65 th Tanggal Periksa : 22-06-09Keluhan : kontrol DM, HipertensiDiagnosis : DM, HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 21-07-09 KetaatanTDGD

130/80 mmHg217 mg/dL

137/66 mmHg324 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

ClonidinGludepathicMeloxiam

2x ½ p.c3x1 sewaktu1x1 p.c.

30906

29 ½906

Taat Tidak taat

13.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat karena obat sudah disiapkan

P39Nama : NGR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PerguruanTtinggi Umur : 75 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrol HipertensiDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 01-07-09 KetaatanTDAsam urat

148/93 mmHg6,7 mg/dL

153/91 mmHg5,3 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

14.

FurosemideKSRAmarylAllopurinolDigoxinMyoviton

1x1 p.c.1x1 p.c.1x ½ a.c1x1 p.c1x ½ p.c1x1 p.c

10105101010

10105101010

Taat Taat

Page 108: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

87

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: sangat membantu dalam memudahkan ketaatan minum obat.

P40Nama : EHT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 51 th Tanggal Periksa : 22-06-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 22-06-09 homevisit akhir : 22-07-09 KetaatanTDGDKolesterol

140/90 mmHg400 mg/dL303 mg/dL

118/79 mmHg147 mg/dL168 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucovanceSimvastatinEvotylDiltiazem

3x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.3x1 p.c.

90303090

90303090

Taat Taat

15.

Outcomes : membaik dan TD normal alat: cukup membuat ribet, pasien malas mencontreng label

P47Nama : HSM Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 72 th Tanggal Periksa : 23-06-09Keluhan : lemas, sesakDiagnosis : Hipertensi dan asthmaTanda Vital Tgl periksa: 23-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 120/80 mmHg 130/84 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

RetaphylGGHCTNeurodex

1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

30603030

30583028

Taat Tidak taat

16.

Outcomes : membaik sehingga obat tidak diminum lagi alat: sangat membantu karena memudahkan pasien dalam minum obat

P49Nama : ENR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 59 th Tanggal Periksa : 24-06-09Keluhan : kontrolDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa:31-7-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 140/80 mmHg 133/88 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanBisoprololNeurodex

1x ½ p.c.1x1 p.c.

1530

12 ½26

Taat Tidak taat

17.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: Bermanfaat, Bisa membantu mengingatkan kapan obat harus diminum

Page 109: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

88

P50Nama : SZH Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 67 th Tanggal Periksa : 24-06-09Keluhan : kontrol Diagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 24-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTDGD

160/80 mmHg133 mg/dL

152/88 mmHg161 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodexRamixalAmitriptilinNeurodex

1x1 a.c.1x1 p.c.1x ½ p.c.1x1 p.c.

30301530

30301530

Taat Tidak taat

18.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat dan memudahkan pasien dalam minum obat

P56Nama : WKJ Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 69 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrol Diagnosis : Hipertensi

Tanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 19-07-09 KetaatanTD 136/91 mmHg 130/81 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

FarsixKSRNeurodexIntervasRenadinac

1x1 p.c.1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c2x1 p.c.

3030303015

3030303015

Taat Taat

19.

Outcomes : membaik dan TD normal alat: bermanfaat karena dapat memudahkan pasien dalam minum obat

P63Nama : SPM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 62 th Tanggal Periksa : 26-06-09

Keluhan : sesak dan kontrol DC, riwayat HipertensiDiagnosis : Hipertensi dan asthmaTanda Vital Tgl periksa: 26-06-09 homevisit akhir : 24-07-09 KetaatanTD 150/90 mmHg 160/94 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

20.

FurosemideKSRDigoxinInterphylRetaphylNeurodexVentolin Inhaler

1x1 p.c.1x1 p.c.2x ½ p.c.2x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 puff

3030303030301

202227142822

Taat Tidak taat

Page 110: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

89

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat dan praktis

P69Nama : SDR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 68 th Tanggal Periksa : 06-07-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 06-07-09 homevisit akhir : 07-08-09 KetaatanTDGD

167/90 mmHg146 mg/dL

138/83 mmHg171 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHumulinAminovalGlucobayHerbesser CD 100Hytrin

3x1 10 unit3x1 p.c.3x1 saat makan1x1 p.c.1x1 p.c.

60903030

60903030

Taat Tidak taat

21.

Outcomes : membaik dan TD normal alat: bermanfaat tapi kadang-kadang lupa memberikan centang pada label

P70

Nama : PRN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 67 th Tanggal Periksa : 06-07-09

Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 06-07-09 homevisit akhir : 08-08-09 KetaatanTDGD

148/91 mmHg112 mg/Dl

148/90 mmHg180 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Herbesser CD 100HCTV-blockGlibenclamideNeurodexParasetamol

1x1 p.c.1x ½ p.c1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.3x1 p.c. Kp

301530303010

301530303010

Taat Taat

22.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membuat, obat sudah disiapkan sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi

P72Nama : BJO Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : Perguruan Tinggi Umur : 67 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis :HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 31-07-09 Ketaatan

23.

TD 126/72 mmHg 141/61 mmhg Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Page 111: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

90

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanHerbesser CD 100ISDNLanzoprazoleNeurodexCefrizine HCT

1x1 p.c.2x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

309153010

309153010

Taat Taat

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat karena pasien dapat mengingat sudah minum obat atau belum dari jumlah sisa obat

P74Nama : CMT Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 60 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 31-07-09 KetaatanTDGD

149/91 mmHg252 mg/dL

154/95 mmHg198 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

UnaliumKSRFurosemideLanzoprazoleDigoxinHerbesserGlucodex

2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.2x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.

10303030303030

10303030303030

Taat Taat

24.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: bermanfaat tetapi pasien malas mencontreng label

P76Nama : SKR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 64 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : DM, Hipertensi, goutTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 19-07-09 KetaatanTDGDAsam urat

134/90 mmHg211 mg/dL9 mg/dL

142/87 mmHg204 mg/dL9,3 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

GlucodexGludepathicHerbesserKSRAllopurinol

1x1 a.c.1x1 sewaktu1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.

1530141430

1530141430

Taat Taat

25.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: cukup membantu dan praktis dibawa kemana saja

Page 112: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

91

P77Nama : SNJ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 55 th Tanggal Periksa :

Keluhan : kontrolDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : KetaatanTDGD

157/106 mmHg346 mg/dL

128/91 mmHg286 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanNeurodexNopertenIodemGludepathic

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

30303030

30303030

Taat Taat

26.

Outcomes : membaik dan TD normal alat: sangat bermanfaat dalam meningkatkan ketaatan untuk minum obat

P78Nama : TRS Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 55 th Tanggal Periksa : 07-07-09Keluhan : pusing dan riwayat DM dan hipertensiDiagnosis : DM dan HipertensiTanda Vital Tgl periksa: 07-07-09 homevisit akhir : 08-08-09 KetaatanTDGD

152/98 mmHg183 mg/dL

162/106 mmHg160 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidonHerbesser CD 100RanitidineMethioson

1x ½ p.c.1x1 p.c.1x1 p.c. Kp1x1 p.c.

30303030

16301129

Taat Tidak taat

27.

Outcomes : membaik dan tidak ada keluhan alat: kotak obat bermanfaat karena sudah ada aturan pakainya dan tabelnya tidak rumit

P86Nama : SPR Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 90 th Tanggal Periksa :Keluhan : kontrolDiagnosis : HipertensiTanda Vital Tgl periksa: homevisit akhir : 02-8-09 KetaatanTDAsam urat

141/124 mmHg4,6 mg/dL

171/108 mmHg5,5 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFarsixDexanta syrupMeloxiamAllopurinolAlganaxRenapar

1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

303030302030

303030302030

Taat Taat

28.

Outcomes : membaik namun kadang-kadang mengeluh pusing alat: bingung menggunakan kotak obatnya

Page 113: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 4 : Data pasien perlakuan

92

P91Nama : LSS Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 57 th Tanggal Periksa : 23-07-09Keluhan : kontrolDiagnosis : DM, Hipertensi, DislipidemiaTanda Vital Tgl periksa: 23-07-09 Homevisit akhir : KetaatanTDGDKolesterol

154/98 mmHg230 mg/dL277 mg/dL

146/91 mmHg252 mg/dl245 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucovanceGalvusNormotenColespar

2x1 sewaktu2x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

60603030

60603030

Taat Taat

29.

Outcomes : membaik dan TD lebih rendah dibandingkan TD awal terapi alat: praktis dan bermanfaat

Page 114: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

93

K1

Nama : MRN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMP Umur : 52 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : Diabetes melitus dan hipertensiTanda Vital Tgl periksa: 15 juni 2009 homevisit akhir : 15 juli 2009 KetaatanTekanan DarahGula Darah

136 / 89 mmHg209 mg/dL

148 / 88 mmHg186 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

GlibenklamidDiltiazem

2x1/2 sehari (saatmakan)3x1 sehari p.c.

30

90

25

76

taat

taat

tidak taat

tidak taat

1.

Outcomes : membaik

K9

Nama : RML Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 80 th

Keluhan : pusing, belum bisa berjalanDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 KetaatanTekanan DarahAsam Urat

155/82 mmHg9,9 mg/dl

147/84 mmHg7,3 mg/dl

Cara pakai Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAsam MefenamatFurosemidAsam Folat

CaCO3Adalat OrosAmdixalAllopurinolNeurodexInterhistinLanzoprazole

2x1 p.c1x1 p.c3x1 p.c3x1 p.c1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 a.c.

15309090303030303030

15259090303025252019

taattaattaattaattaattaattaattaattaattaat

taattidak taattaattaattaattaattidak taattidak taattidak taattidak taat

2.

Outcomes : membaikK10

Nama : JYM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidakberpendidikan

Umur : 80 th

Keluhan : kontrol rutin, batuk, pusing, magDiagnosis : HT

3.

Tanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 Ketaatan

Page 115: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

94

Tekanan Darah 130/70 mmHg 126/76 mmHg Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

FurosemidKSRHerbesser CDNeurodexLanzoprazoleInterhistin

1x1 p.c1x1 p.c1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 a.c.1x1 saat mkn

303030303030

272527272827

taattaattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik, mag berkurang.

4.K11

Nama : UMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 72 th

Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanTD 170/106 148/99 Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat OrosBerotec InhalerNeurodexLanzoprazolAsam Mefenamat

1x12x1 puff1x11x12x1

301303015

0017305

taattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattaattidak taat

Outcomes : membaik

5.K15

Nama : PYM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 60 th

Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 15 Juni 2009 homevisit akhir : 15 Juli 2009 KetaatanTDGD

230/130 mmHg197 mg/dL

183/111 mmHg181 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidonMetforminClonidone 0,5

2x1 a.c.3x1 a.c.3x1 p.c.

609090

609087

taattaattaat

taattaattidak taat

Page 116: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

95

Nifedipine 10HCT

Captopril 25

3x1p.c.1x1 p.c.3x1 a.c.

903090

852989

taattaat

tidak taattidak taat

Outcomes : membaik6.

K17

Nama : SMY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 50 thKeluhan : kontrol dan perut terasa sakitDiagnosis : HT, magTanda Vital Tgl periksa:16 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juni 2009 KetaatanTD 128/80 mmHg 145/78 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanCaptopril 12,5Inpepsa Syr

OmeprazoleUnalium

2x1p.c.3x1 p.c. 2cth1x1a.c.2x1 p.c.

30146

26146

taattaattaattaat

tidak taattaattaattaat

Outcomes : membaik

7.K18

Nama : PRD Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Tidak bependidikan Umur : 80 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir :16 Juli 2009 KetaatanTD 140/80 mmHg 155/76 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFarsix

NormotenDigoxin

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

303030

293030

taattaattaat

tidak taattaattaat

Outcomes : membaik

8.K23

Nama : JWR Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 44 thKeluhan : tangan nyeri, sesakDiagnosis : hipertensi, hipokalemiTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir : 25 Juni 2009 Ketaatan

Page 117: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

96

TD 150/80 149/105 Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanRenaparNifedipinKlonidinMeloxicam

2x1 p.c3x1 p.c2x11x1 pc

14302010

12191010

taatTidak taatTidak taatTidak taatTaat

Outcomes : membaik

9.K26

Nama : SMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 53 th

Keluhan : KontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir : 25 Juni 2009 KetaatanTD 110/70 mmHg 157/91 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemid 1x1/2 a.c. 10 10 taat taat

Outcomes : membaik

10.K27

Nama : JMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 80 th

Keluhan : kontrol HT, 3 hari ulu hati sakit, mbesesek, nafas terasa sesak,Diagnosis : HT, ISCTanda Vital Tgl periksa: 16 Juni 2009 homevisit akhir :16 Juli 2009 KetaatanTD 180/100 mmHg 147/87 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemidCaptoprilBraxidin

Tripanzym

1x1 p.c.2x1 a.c.2x1 a.c.3x1 p.c.

3092120

2732120

taattaattaattaat

tidak taattidak taattaattaat

Outcomes : membaik

11.K37

Nama : VSM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 52 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : Hipertensi, Diabetes Melitus

Page 118: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

97

Tanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

180/100 mmHg180 mg/dL

158/105 mmHg174mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodexGludepatic

Adalat orosValsartan

Neurodex

2x1 saat mkn2x1 saat mkn1x1 p.c.1x1p.c.1x1 p.c.

6060303030

4857242230

taattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taattaat

Outcomes : membaik

12.K39

Nama : ITM Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 71 th

Keluhan : -Diagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGDKolesterol

140/80 mmHg153 mg/dL124 mg/dL

160/75 mmHg134 mg/dL142mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAlista 50 mgHerbesserSimvastatinISDNLanzoprazoleGliquidoneNeurodex

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.2x1a.c.1x1 a.c.2x1 a.c.1x1 p.c.

30303020153030

30303020153030

taattaattaattaattaattaattaat

taattaattaattaattaattaattaat

Outcomes : membaik13.

K40

Nama : HWB Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : PT Umur : 50 th

Keluhan : kontrol HT, diare, demam, nyeri, pusingDiagnosis : HT dan ISCTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanSuhuTD

36,40C150/90

36,20C169/116

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Page 119: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

98

herbesserarcapecPCT 500Metronidazol

1x1 p.c3x2 a.c3x1 p.c3x1 p.c

30171015

30171015

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcomes : membaik14.

K41

Nama : PRW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 72 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

150/90 mmHg215 mg/dL

160/80mmHg461 mg/Dl

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat orosHCTClonidineCaptoprilV BlockGlibenclamidMetforminGlucobay

1x1 p.c.1x1/2 p.c.3x1 p.c.3x1a.c.1x1 p.c.1x1 a.c.3x1 a.c.3x1 suapan pertama

3015909030609090

2313599030562686

taattaattaattaattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattaattaattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

15.K48

Nama : BGA Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 42 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 19 Juni 2009 homevisit akhir : 20 Juli 2009 KetaatanTD 190/100 mmHg 180/120 mmHg Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAdalat OrosHerbesser CD XXXClonidinFurosemidDigoxinAlprazolam

1x1 p.c.1x1p.c.3x1p.c.1x1/2 p.c.1x1/2 p.c.1x1 p.c.

303090151530

222981151530

taattaattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattaattaattaat

Page 120: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

99

Outcomes : membaik

16.K59

Nama : NTW Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 58 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juli 2009 KetaatanTDGDKolesterol

105/82 mmHg150 mg/dLmg/dL

114/76 mmHg148 mg/dLmg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlucodex

MetforminNopertenSimvastatin

2x1/2 a.c.2x1 saat mkn1x1 p.c.1x1p.c.

30603030

28542724

taattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

17.K60

Nama : WRY Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : tidak berpendidikan Umur : 70 th

Keluhan : kontrol HT dan batukDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 29 Juli 2009TD 120/80 mmHg 174/100 mmHg Ketaatan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan Aturanpakai

Obat yangdigunakan

FarsikDigoxinFarmasal

Codein 10

1x1 p.c.2x1/2 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.

30303030

27262729

taattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

18.K62

Nama : MJY Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Umur : 47 th

Keluhan : batukDiagnosis : ISPA, DM, HTTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 Ketaatan

Page 121: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

100

TDGDSuhu

140/150 mmHg173 mg/dL36,40C

165/85 mmHg165 mg/dL35,30C

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanhumulinvalsartansiprofloksasinkodein

2x1 p.c1x1 p.c2x1 a.c3x1 p.c

-301020

-301020

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcomes : membaik19.

K63

Nama : SMR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTP Umur : 69 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

150/80 mmHg139 mg/dL

146/93 mmHg146 mg/dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Gluvas XXX S1dd1Mecola XXX S1dd1Farsix xxx s1dd1

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

303030

262626

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

20.K66

Nama : TMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 51 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juli 2009 KetaatanTDGD

150/90 mmHg279 mg/dL

155/88 mmHg155 mg.dL

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanglucodexnopertenintervaskneurodex

1x1/21x1 p.c.1x1 p.c.1x1 p.c.

15303030

11242630

taattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattaat

Page 122: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

101

Outcomes : membaik

21.K70

Nama : JYS Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 87 th

Keluhan : kontrol rutin, kadang-kadang pusingDiagnosis :HT, asmaTanda Vital Tgl periksa: 2 Juli 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009 KetaatanTD 148.89 151/93 Aturan

pakaiObat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

FurosemidKSRRetaphilMethyl prednisolonAsam mefenamat

1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c1x1 p.c

3030303010

3030303010

Taat Taat

Outcomes : membaik

22.K71

Nama :WKM

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : PT Umur : 59 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 30 Juni 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009TDGD

120/8097

137/8664 Ketaatan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Ramixal 2,5Metformin 500

1x1 p.c.1x1 a.c.

3030

3030

TaatTaat

Taattaat

Outcomes : membaik

23.K72

Page 123: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

102

Nama :WND

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 65 th

Keluhan : kontrol HT, batukDiagnosis : HTTanda Vital Tgl periksa: 2 Juli 2009 homevisit akhir : 31 Juli 2009TD 130/80 148/99

Ketaatan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanAturanpakai

Obat yangdigunakan

R/ Herbesser CD 100R/ Simvastatin 10R/ Codipront Cum Expect

1x1 p.c.1x1 p.c.2x1 p.c.

303010

303010

taattaattaat

tidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

24.K73

Nama : RJN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Umur : 70 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, AsmaTanda Vital Tgl periksa: 30Juni 2009 homevisit akhir : 30 Juli 2009 KetaatanTDGD

120/80187

147/74212

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanFurosemide

KSRHerbesser CDIntervaskGlucodexMetformin

1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1 p.c.2x1 a.c.2x1 a.c.

303030306060

252929255253

taattaattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik25.

K79

Nama : MW Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 25 th

Keluhan : nyeri saat buang air kecilDiagnosis : ISKTanda Vital Tgl periksa: 3 Juli 2009 homevisit akhir : 8 Juli 2009 KetaatanSuhuTD

360C140/90

360C135/85

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakan

Page 124: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

103

Siprofloksasinpronalges 100spasmiumfurosemid

2x1 a.c2x1 p.c2x1 p.c1x1 p.c

10665

10665

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcomes : membaik

26.K81

Nama : NGM Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD Umur : 53 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

153/81205

152/90207

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanClonidinHCTSIMVASTATINAMARYL

2x11x1/2 p.c.1x1 p.c.1x1

54142030

47111514

taattaattaattaattaat

tidak taattidak taattidak taattidak taattidak taat

Outcomes : membaik

27.K83

Nama : JMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 71 th

Keluhan : kontrol, batukDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 14 Juli 2009 homevisit akhir : 14 agustus

2009Ketaatan

TDGD

130/80162

169/100189

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanR/ Herbesser CD100R/ GlucodexR/ MetforminR/ NeurodexR/ Dextrometrophan

1x1 p.c.2x1 a.c.3x1 sewaktu mkn1x1 p.c.3x1 p.c.

3060903020

3040612020

taattaattaattaattaat

taattidak taattidak taattidak taattaat

Outcomes : membaik

Page 125: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

104

28.K94

Nama : SDR Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Umur : 69 th

Keluhan : kontrolDiagnosis : HT,DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

180/60176

170/100140

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGlikuidonFurosemidCaco3Aminoval

2x11x1/23x13x1

30102570

30102570

taattaattaattaat

taattaattaattaat

Outcomes : membaik

29.K95

Nama : NGJ Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SLTP Umur : 70 thKeluhan : kontrolDiagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 24 Juni 2009 homevisit akhir : 6 Juli 2009 KetaatanTD 139/87

170144/91134

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakantaattaattaattaattaat

taattaattaattaattaat

R/ GliquidoneR/ GludepaticR/ Adalat OrosR/ HerbesserR/ Neurodex

1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1p.c.

3030303030

3030303030

Outcomes : membaik

30.K98

Nama : SMN Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : PT Umur : 53 th

Keluhan : Kontrol

Page 126: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

Lampiran 5 : Data pasien kontrol

105

Diagnosis : HT, DMTanda Vital Tgl periksa: 17 Juni 2009 homevisit akhir : 17 Juli 2009 KetaatanTDGD

140/80152

182/118237

Aturanpakai

Obat yangdigunakan

Nama Obat Aturan Pakai Jumlah obat Obat yang digunakanGliquidoneGludepaticAdalat orosHerbesser CD 100Neurodex

1x1 a.c.1x1 p.c.1x1 p.c.1x1p.c.1x1p.c.

3030303030

3030303030

taattaattaattaattaat

taattaattaattaattaat

Outcomes : memburuk, TD dan DM meningkat

Page 127: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

106

Lampiran 6 : Uji Jenis Kelamin

JenisKelamin * KlmpkUji Crosstabulation

Count

KlmpkUji

Kontrol Perlakuan Total

Laki-laki 9 9 18JenisKelamin

Perempuan 21 20 41

Total 30 29 59

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .007a

1 .931

Continuity Correctionb

.000 1 1.000

Likelihood Ratio .007 1 .931

Fisher's Exact Test 1.000 .577

Linear-by-Linear Association .007 1 .932

N of Valid Casesb

59

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.85.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 128: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

107

Lampiran 7 : Uji umur

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Umur .099 29 .200*

.977 29 .746

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 63.86 1.881

Lower Bound 60.0195% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 67.72

5% Trimmed Mean 63.76

Median 65.00

Variance 102.623

Std. Deviation 10.130

Minimum 43

Maximum 90

Range 47

Interquartile Range 11

Skewness .065 .434

Umur

Kurtosis .767 .845

Page 129: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

108

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Umur .152 30 .075 .962 30 .340

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 61.10 2.492

Lower Bound 56.0095% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 66.20

5% Trimmed Mean 61.48

Median 60.00

Variance 186.231

Std. Deviation 13.647

Minimum 25

Maximum 87

Range 62

Interquartile Range 18

Skewness -.349 .427

Umur

Kurtosis .238 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Umur .076 59 .200*

.982 59 .513

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 130: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

109

Uji T-test umur

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

90% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Equal variances

assumed3.949 .052 -.880 57 .382 -2.762 3.138 -8.008 2.484

Umu

r

Equal variances

not assumed-.885 53.486 .380 -2.762 3.122 -7.988 2.464

Page 131: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

110

Lampiran 8 : Uji tingkat pendidikan

Persentase kelompok perlakuan

TingkatPendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Ada 2 6.9 6.9 6.9

SD 4 13.8 13.8 20.7

SMP 4 13.8 13.8 34.5

SMA 14 48.3 48.3 82.8

PT 5 17.2 17.2 100.0

Valid

Total 29 100.0 100.0

Persentase kelompok kontrol

TingkatPendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Ada 5 16.7 16.7 16.7

SD 5 16.7 16.7 33.3

SMP 6 20.0 20.0 53.3

SMA 7 23.3 23.3 76.7

PT 7 23.3 23.3 100.0

Valid

Total 30 100.0 100.0

Uji kolmogrov-smirnov

Test Statisticsa

TingkatPendidikan

Absolute .189

Positive .189

Most Extreme Differences

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .724

Asymp. Sig. (2-tailed) .671

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 132: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

111

Lampiran 9 : Uji Sistolik awal

Normalitas perlakuan

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 147.79 4.598

Lower Bound 138.3895% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 157.21

5% Trimmed Mean 146.47

Median 148.00

Variance 613.027

Std. Deviation 24.759

Minimum 100

Maximum 220

Range 120

Interquartile Range 28

Skewness 1.021 .434

SistolikAwal

Kurtosis 1.881 .845

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAwal .139 29 .163 .932 29 .062

a. Lilliefors Significance Correction

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAwal .184 30 .011 .913 30 .017

a. Lilliefors Significance Correction

Page 133: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

112

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 146.80 4.753

Lower Bound 137.0895% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 156.52

5% Trimmed Mean 145.15

Median 140.00

Variance 677.821

Std. Deviation 26.035

Minimum 105

Maximum 230

Range 125

Interquartile Range 24

Skewness 1.204 .427

SistolikAwal

Kurtosis 2.403 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAwal .143 59 .004 .927 59 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Page 134: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

113

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 147.29 3.281

Lower Bound 140.7295% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 153.86

5% Trimmed Mean 145.81

Median 141.00

Variance 635.105

Std. Deviation 25.201

Minimum 100

Maximum 230

Range 130

Interquartile Range 25

Skewness 1.088 .311

SistolikAwal

Kurtosis 1.879 .613

Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

SistolikAwal

Mann-Whitney U 412.000

Wilcoxon W 877.000

Z -.350

Asymp. Sig. (2-tailed) .727

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 135: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

114

Lampiran 10 : Uji Diastolik awal

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diastolikawal .184 29 .013 .938 29 .091

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 90.79 2.732

Lower Bound 85.2095% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 96.39

5% Trimmed Mean 90.41

Median 90.00

Variance 216.527

Std. Deviation 14.715

Minimum 60

Maximum 126

Range 66

Interquartile Range 18

Skewness .572 .434

Diastolikawal

Kurtosis .785 .845

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diastolikawal .251 30 .000 .777 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 136: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

115

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 87.87 3.151

Lower Bound 81.4295% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 94.31

5% Trimmed Mean 86.15

Median 81.50

Variance 297.913

Std. Deviation 17.260

Minimum 60

Maximum 150

Range 90

Interquartile Range 10

Skewness 2.061 .427

Diastolikawal

Kurtosis 5.783 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diastolikawal .204 59 .000 .872 59 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 137: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

116

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 89.31 2.082

Lower Bound 85.1495% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 93.47

5% Trimmed Mean 88.19

Median 89.00

Variance 255.664

Std. Deviation 15.989

Minimum 60

Maximum 150

Range 90

Interquartile Range 13

Skewness 1.415 .311

Diastolikawal

Kurtosis 3.357 .613

Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

Diastolikawal

Mann-Whitney U 340.500

Wilcoxon W 805.500

Z -1.459

Asymp. Sig. (2-tailed) .145

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 138: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

117

Lampiran 11 : Uji Jumlah obat

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

JmLObt .177 29 .021 .933 29 .067

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 4.66 .239

Lower Bound 4.1695% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 5.15

5% Trimmed Mean 4.67

Median 5.00

Variance 1.663

Std. Deviation 1.289

Minimum 2

Maximum 7

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness -.155 .434

JmLObt

Kurtosis -.205 .845

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

JmlObt .178 30 .016 .928 30 .043

a. Lilliefors Significance Correction

Page 139: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

118

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 4.60 .327

Lower Bound 3.9395% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 5.27

5% Trimmed Mean 4.52

Median 4.00

Variance 3.214

Std. Deviation 1.793

Minimum 1

Maximum 10

Range 9

Interquartile Range 1

Skewness .806 .427

JmlObt

Kurtosis 2.055 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

JmlObt .174 59 .000 .935 59 .004

a. Lilliefors Significance Correction

Page 140: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

119

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 4.63 .202

Lower Bound 4.2295% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 5.03

5% Trimmed Mean 4.58

Median 4.00

Variance 2.410

Std. Deviation 1.553

Minimum 1

Maximum 10

Range 9

Interquartile Range 2

Skewness .541 .311

JmlObt

Kurtosis 1.760 .613

Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

JmlObt

Mann-Whitney U 405.500

Wilcoxon W 870.500

Z -.461

Asymp. Sig. (2-tailed) .645

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 141: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

120

Lampiran 12 : Uji Jumlah obat antihipertensi

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ObtHT .363 29 .000 .710 29 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.48 .118

Lower Bound 1.2495% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 1.72

5% Trimmed Mean 1.43

Median 1.00

Variance .401

Std. Deviation .634

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness .974 .434

ObtHT

Kurtosis .010 .845

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ObatHT .306 30 .000 .733 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 142: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

121

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.73 .179

Lower Bound 1.3795% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 2.10

5% Trimmed Mean 1.65

Median 1.00

Variance .961

Std. Deviation .980

Minimum 1

Maximum 4

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness 1.289 .427

ObatHT

Kurtosis .752 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ObtHT .342 59 .000 .699 59 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 143: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

122

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.61 .118

Lower Bound 1.3795% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 1.85

5% Trimmed Mean 1.49

Median 1.00

Variance .828

Std. Deviation .910

Minimum 1

Maximum 5

Range 4

Interquartile Range 1

Skewness 1.721 .311

ObtHT

Kurtosis 3.004 .613

Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

ObtHT

Mann-Whitney U 399.000

Wilcoxon W 834.000

Z -.622

Asymp. Sig. (2-tailed) .534

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 144: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

123

Lampiran 13 : Uji Ketaatan berdasarkan obat antihipertensi yang digunakan

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

persenTaat .410 29 .000 .455 29 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 94.4155 2.66369

Lower Bound 88.959295% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 99.8718

5% Trimmed Mean 96.9271

Median 1.0000E2

Variance 205.762

Std. Deviation 1.43444E1

Minimum 40.00

Maximum 100.00

Range 60.00

Interquartile Range 1.25

Skewness -3.097 .434

persenTaat

Kurtosis 9.361 .845

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

persenTaat .235 30 .000 .721 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 145: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

124

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 90.5087 2.39480

Lower Bound 85.610795% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 95.4066

5% Trimmed Mean 92.3307

Median 93.3350

Variance 172.053

Std. Deviation 1.31169E1

Minimum 43.33

Maximum 100.00

Range 56.67

Interquartile Range 14.92

Skewness -2.152 .427

persenTaat

Kurtosis 5.585 .833

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PerSEntAAt .302 59 .000 .607 59 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 146: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

125

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 92.4290 1.79094

Lower Bound 88.844095% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 96.0139

5% Trimmed Mean 94.6496

Median 1.0000E2

Variance 189.240

Std. Deviation 1.37565E1

Minimum 40.00

Maximum 100.00

Range 60.00

Interquartile Range 12.22

Skewness -2.496 .311

PerSEntAAt

Kurtosis 6.315 .613

Uji Mann-Whitney

Test Statisticsa

PerSEntAAt

Mann-Whitney U 302.000

Wilcoxon W 767.000

Z -2.267

Asymp. Sig. (2-tailed) .023

a. Grouping Variable: KlmpkUji

Page 147: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

126

Lampiran 14 : Uji Ketaatan berdasarkan aturan pakai obat antihipertensi

1. Ketaatan 100%

a) Aturan pakai obat 1x1/2

Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 4

Mean 1.50Normal Parametersa

Std. Deviation .577

Absolute .307

Positive .307

Most Extreme Differences

Negative -.307

Kolmogorov-Smirnov Z .614

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Test distribution is Normal.

b) Aturan pakai obat 1x1

Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 42

Mean 1.29Normal Parametersa

Std. Deviation .457

Absolute .448

Positive .448

Most Extreme Differences

Negative -.266

Kolmogorov-Smirnov Z 2.905

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Page 148: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

127

c) Aturan pakai obat 3x1

Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 2

Mean 1.50Normal Parametersa

Std. Deviation .707

Absolute .260

Positive .260

Most Extreme Differences

Negative -.260

Kolmogorov-Smirnov Z .368

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

a. Test distribution is Normal.

2. Ketaatan <100%

a) Aturan Pakai obat 1x1/2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 5

Mean 1.60Normal Parametersa

Std. Deviation .548

Absolute .367

Positive .263

Most Extreme Differences

Negative -.367

Kolmogorov-Smirnov Z .822

Asymp. Sig. (2-tailed) .510

a. Test distribution is Normal.

Page 149: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

128

b) Aturan Pakai obat 1x1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 27

Mean 1.81Normal Parametersa

Std. Deviation .396

Absolute .495

Positive .320

Most Extreme Differences

Negative -.495

Kolmogorov-Smirnov Z 2.571

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

c) Aturan Pakai obat 3x1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

N 9

Mean 1.78Normal Parametersa

Std. Deviation .441

Absolute .471

Positive .307

Most Extreme Differences

Negative -.471

Kolmogorov-Smirnov Z 1.412

Asymp. Sig. (2-tailed) .037

a. Test distribution is Normal.

Page 150: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

129

Lampiran 15 : Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik

a) Tekanan Darah Sistolik akhir terapi

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAkhir .081 29 .200*

.986 29 .958

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 144.48 3.480

Lower Bound 138.5690% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 150.40

5% Trimmed Mean 144.82

Median 146.00

Variance 351.187

Std. Deviation 18.740

Minimum 95

Maximum 187

Range 92

Interquartile Range 25

Skewness -.333 .434

SistolikAkhir

Kurtosis .959 .845

Page 151: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

130

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAkhir .123 30 .200*

.967 30 .464

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 154.27 2.869

Lower Bound 149.3990% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 159.14

5% Trimmed Mean 154.70

Median 153.50

Variance 246.961

Std. Deviation 15.715

Minimum 114

Maximum 183

Range 69

Interquartile Range 19

Skewness -.216 .427

SistolikAkhir

Kurtosis .533 .833

Normalitas Keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SistolikAkhir .092 59 .200*

.981 59 .471

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 152: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

131

Uji Independent T-test

b) Selisih Tekanan darah sistolik awal dan akhir terapi

Normalitas Perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SelisihSistolik .140 29 .153 .950 29 .186

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Independent T-test Kelompok Perlakuan

One-Sample Test

Test Value = 0

90% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

SelisihSistolik .807 28 .426 3.310 -3.67 10.29

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

90% ConfidenceInterval of theDifference

F Sig. t DfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std.ErrorDifference Lower Upper

Equal variancesassumed

.611 .437 2.176 57 .034 9.784 4.497 2.265 17.302SistolikAkhir

Equal variancesnot assumed

2.16954.632

.034 9.784 4.510 2.237 17.331

Page 153: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

132

Uji Independent T-test Kelompok Kontrol

One-Sample Test

Test Value = 0

90% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

SelisihSistolik -1.783 29 .085 -7.467 -14.58 -.35

Lampiran 16 : Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah diastolik

Normalitas perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SelisihDiastolik .147 29 .108 .957 29 .280

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 1.45 1.938

Lower Bound -2.5295% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 5.42

5% Trimmed Mean 1.42

Median 1.00

Variance 108.970

SelisihDiastolik

Std. Deviation 10.439

Page 154: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

133

Minimum -16

Maximum 20

Range 36

Interquartile Range 18

Skewness .096 .434

Kurtosis -1.106 .845

Normalitas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SelisihDiastolik .150 30 .085 .895 30 .006

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean -4.20 3.561

Lower Bound -11.4895% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 3.08

5% Trimmed Mean -5.24

Median -4.00

Variance 380.510

Std. Deviation 19.507

Minimum -40

Maximum 65

Range 105

Interquartile Range 25

Skewness 1.177 .427

SelisihDiastolik

Kurtosis 4.587 .833

Page 155: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

134

Normalitas data keseluruhan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SelisihDiastolik .085 59 .200*

.924 59 .001

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean -4.20 3.561

Lower Bound -11.4895% Confidence Interval for

MeanUpper Bound 3.08

5% Trimmed Mean -5.24

Median -4.00

Variance 380.510

Std. Deviation 19.507

Minimum -40

Maximum 65

Range 105

Interquartile Range 25

Skewness 1.177 .427

SelisihDiastolik

Kurtosis 4.587 .833

Uji T-test

Page 156: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

135

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

90% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e Lower Upper

Equal variances

assumed2.736 .104 -1.380 57 .173 -5.648 4.094 -12.493 1.197

SelisihDia

stolik

Equal variances

not assumed-1.393

44.66

8.171 -5.648 4.055 -12.459 1.163

Page 157: EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN …

136

BIOGRAFI PENULIS

Dewi Pristiana Anggraini merupakan anak pertama

dari pasangan Bambang Wirumboyo Ayat Susanto

dan Agnes Yeni Haryuni, lahir di Salatiga pada

tanggal 25 Januari 1989. Pendidikan pertama

dimulai di Taman Kanak-Kanak Virgo Maria 1

Ambarawa pada tahun 1994-1995.

Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar Virgo Maria 1 Ambarawa pada

tahun 1995-2000. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Pangudi Luhur Ambarawa pada 2000-2003. Kemudian naik ke jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Salatiga pada tahun 2003-2006. Selanjutnya

pada tahun 2006 melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2010.