108
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN DI INSTALASI FARMASI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Aditya Lela Novitasari NIM : 128114153 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

  • Upload
    lyhanh

  • View
    239

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN DI INSTALASI

FARMASI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Aditya Lela Novitasari

NIM : 128114153

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

i

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN DI INSTALASI

FARMASI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Aditya Lela Novitasari

NIM : 128114153

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

iv

Halaman Persembahan

“Be who you want to be, not what others want to see” ~unknown.

“Follow your passion, believe in yourself, and never ever give up”

~unknown.

Ku persembahkan karyaku ini untuk:

Ibu-Bapakku,

sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adikku tersayang dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyertaan

dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien di Instalasi Farmasi

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta” dengan baik. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarja Strata Satu

Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak

yang selalu mendukung pada proses penyusunan skripsi ini. Maka dalam

kesempatan ini dengan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam

penyusunan skripsi.

2. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo,

M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik

dan saran dalam perbaikan penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si.,Apt. selaku Kaprodi Fakultas

Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan

kemudahan dalam proses ujian skripsi terbuka.

4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., PhD selaku Dekan Fakultas Farmasi

Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Ke-enam responden yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk

melakukan wawancara, dan saran dalam penyusunan skirpsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

viii

6. Kedua orang tua bapak Sudiyono dan ibu Peni Sulistyowati atas

segala dukungannya baik secara moral dan material.

7. Adik penulis, Adinda Puspa Agita yang selalu memberikan semangat,

keceriaan, serta dukungan.

8. Teman-teman seperjuangan Nanda Tiasari dan Monalisa Mangkoan

atas kebersamaan baik suka dan duka, semangat serta motivasi,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Dedi Lolan yang selalu meluangkan waktu untuk menemani penulis

agar tidak merasa kesepian, memberikan arti kebersamaan dan

kekeluargaan, serta memberikan motivasi dan dukungan dalam

menyelesaikan studi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam

proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga segala bentuk masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap kiranya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... iv

PRAKATA.................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xix

INTISARI..................................................................................................... xxi

ABSTRACT.................................................................................................. xxii

BAB I PENGANTAR................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Permasalahan......................................................................................... 2

C. Keaslian penelitian................................................................................. 2

D. Manfaat penelitian................................................................................. 3

E. Tujuan Penelitian................................................................................... 4

1. Tujuan umum.................................................................................... 4

2. Tujuan khusus................................................................................... 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

x

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 5

A. Apoteker................................................................................................. 5

B. Pharmaceutical Care............................................................................. 6

C. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit................................ 7

1. Pengelolaan sumber daya.................................................................. 7

a. Sumber daya manusia................................................................... 7

b. Sarana prasarana........................................................................... 8

2. Pelayanan kefarmasian...................................................................... 9

a. Informasi obat............................................................................... 9

D. Pelayanan Informasi Obat...................................................................... 9

E. Pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit............................ 11

F. Teknis Pelayanan Informasi Obat…………………………………….. 12

1. Metode pelayanan informasi obat………………………………... 12

2. Kegiatan pelayanan informasi obat………………………………. 13

3. Sumber informasi yang digunakan……………………………….. 14

4. Evaluasi sumber informasi yang digunakan……………………... 15

a. Evaluasi pustaka primer………………………………....... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xi

b. Evaluasi pustaka sekunder………………………………… 15

c. Evaluasi pustaka tersier……………………………………. 16

5. Dokumentasi……………………………………………………… 16

G. Pasien Hamil dan Menyusui………………………………………... 17

H. Pasien Pediatri (Anak)……………………………………………… 17

I. Pasien dengan Gangguan Fungsi Ginjal……………………………… 18

J. Pasien dengan Gangguan Fungsi Hati……………………………… 19

K. Keterangan Empiris............................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................. 21

B. Variabel Penelitian................................................................................. 21

C. Definisi Operasional.............................................................................. 21

D. Bahan atau Materi Penelitian................................................................. 23

E. Alat atau Instrumen Penelitian............................................................... 24

F. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 24

1. Tempat penelitian.............................................................................. 24

2. Waktu penelitian............................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xii

G. Tata Cara Penelitian............................................................................... 24

1. Tahap pra persiapan.......................................................................... 24

2. Tahap pengumpulan data…………….............................................. 27

3. Tahap pengolahan data..................................................................... 28

4. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 29

A. Sumber Daya Manusia……………....................................................... 29

1. Karakteristik Demografi Responden…………………..................... 29

a. Karakteristik demografi responden berdasarkan usia………

b. Karakteristik demografi responden berdasarkan jenis

kelamin………………………………………………………..

29

30

c. Karakteristik demografi responden berdasarkan pendidikan

terakhir......................................................................................

31

d. Karakteristik demografi responden berdasarkan lama masa

kerja…………………………………………………………...

32

2. Pembagian kerja di IFRS………………………………………….. 32

a. Responden A…………………………………………………. 34

b. Responden B………………………………………………… 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xiii

c. Responden C…………………………………………………. 35

d. Responden D…………………………………………………. 36

e. Responden E………………………………………………… 36

f. Responden F………………………………………………….. 36

B. Teknis PIO ……………………………………………........................ 38

1. Teknis PIO di instalasi farmasi rawat jalan …................................. 38

a. Penyerahan obat……………………………...…………… 39

b. Konsultasi obat…………………………………...………. 40

2. Teknis PIO di instalasi farmasi rawat inap….…………………….. 41

a. Waktu PIO…………………………………......................... 43

b. Kegiatan PIO……………………………………………… 43

c. Sumber informasi yang digunakan………………………… 44

d. Dokumentasi yang dilakukan……………………………… 46

e. Sarana dan prasarana yang disediakan…………………… 46

C. Jenis PIO yang Diberikan……….………............................................. 47

1. Jenis informasi yang diberikan di instalasi farmasi rawat jalan....... 47

a. Ruang konsultasi obat………....................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xiv

b. Penyerahan obat………………………………............................ 48

2. Informasi yang disampaikan di instalasi farmasi rawat inap…........ 49

a. Jenis informasi yang diberikan…………………………………. 49

1) Pasien hamil dan menyusui……………………….......... 50

2) Pasien pediati (anak)......................................................... 50

3) Pasien dengan gangguan fungsi ginjal............................. 51

4) Pasien dengan gangguan fungsi hati................................. 51

b. Hasil evaluasi informasi obat yang disampaikan responden

berdasarkan standar………………...…………………………...

52

1) Hasil evaluasi informasi terkait dosis………………….. 52

2) Hasil evaluasi informasi terkait interaksi obat………… 52

3) Hasil evaluasi informasi terkait obat-obatan yang

mengganggu pemeriksaan laboratorium……………...

53

4) Hasil evaluasi informasi terkait ketercampuran secara

in vitro…………………………………………………

54

5) Hasil evaluasi informasi terkait stabilitas obat………… 54

6) Hasil evaluasi informasi terkait terapi obat……………. 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xv

7) Hasil evaluasi informasi terkait identifikasi obat……… 55

8) Hasil evaluasi informasi terkait farmakokinetik………. 55

c. Komponen informasi obat yang diberikan pada pasien............... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 57

1. KESIMPULAN............................................................................... 57

2. SARAN........................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 59

LAMPIRAN.................................................................................................. 61

BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden...................................... 29

Tabel 2. Pembagian Kerja Responden di IFRS…..………………... 34

Tabel 3. Teknis PIO di Instalasi Farmasi Rawat Jalan………………. 41

Tabel 4. Teknis PIO di Instalasi Farmasi Rawat Inap.………………. 42

Tabel 5. Komponen Informasi Obat yang Disampaikan Responden

di Bagian Penyerahan Obat…………………………………

49

Tabel 6. Komponen Informasi Obat yang Disampaikan Responden... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur Penelitian........................................................................ 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Sekretariat Daerah DIY.............. 62

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Bappeda Bantul........................... 63

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati..... 64

Lampiran 4. Proses Uji Validitas………………………………………. 65

Lampiran 5. Surat Permohonan Menjadi Responden.............................. 66

Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden............................ 67

Lampiran 7. Daftar Panduan Wawancara................................................ 68

Lampiran 8. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Dosis............................... 70

Lampiran 9. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Interaksi Obat................. 71

Lampiran 10. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Obat-Obat yang

Mengganggu Pemeriksaan Laboratorium............................

73

Lampiran 11. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Ketercampuran Secara In

Vitro................................................................................

74

Lampiran 12. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Stabilitas Obat................ 75

Lampiran 13. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Terapi Obat……………. 76

Lampiran 14. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Identifikasi Obat………. 77

Lampiran 15. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Farmakokinetik………... 78

Lampiran 16. Tabel Hasil Penelitian…………………………………….. 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xix

INTISARI

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi di rumah

sakit, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kelengkapan informasi yang

diberikan apoteker kepada pasien yang mengacu pada standar yang telah

ditetapkan.

Jenis penelitian observasional dengan rancangan deskriptif pendekatan

kualitatif. Pengambilan data menggunakan metode wawancara mendalam. Data

merupakan informasi yang diberikan oleh 6 responden. Data disajikan secara

deskriptif dibandingkan dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil penelitian, rincian informasi obat yang disampaikan

adalah nama obat, cara pemberian, indikasi, terapi yang diterima, aturan pakai (6

responden), bentuk sediaan (5 responden), kondisi penyimpanan (4 responden),

lama penggunaan obat dan dosis (3 responden). Teknis PIO dilakukan pada jam

kerja, berupa menjawab pertanyaan, melakukan penyuluhan dan visite. Sumber

informasi yang digunakan berupa pustaka primer dan tersier. Evaluasi sumber

informasi dokumentasi yang dilakukan belum sesuai dengan standar.

Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian,

pelayanan informasi obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

xx

ABSTRACT

To support a high-quality health service, the government announced

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.58 Tahun 2014 concerning

on standard of pharmaceutical service in a hospital. The purpose of this research

is to acknowledge the information completeness given by pharmacists to the

patients according to the established standards.

This is an observational research with qualitative arrangement. The data

gathered by in-depth interview method. The data here are in form of information

given by 6 respondents. The data are set descriptively and compared to the

established standard of pharmaceutical service in a hospital.

Based on the research, the specification of medicine information which

was stated were the name of medicine, application method, indication, received

therapy, usage regulations (6 respondents), storage condition (4 respondents),

period of usage, and dose (3 respondents). PIO technique was applied in working

time, in form of answering questions, consultation, and visiting. The used sources

of information were primary and tertiary literature. The evaluation of documented

source of information does not suit the standard yet.

Keywords: pharmacy department, the standard of pharmaceutical service, drug

information service.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

farmasi rumah sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan

kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien.

Sebagai upaya untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang

berorientasi pada keselamatan pasien dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 58 Tahun 2014 (Permenkes No. 58, 2014).

Pelayanan kefarmasian adalah syarat dari pengobatan untuk tujuan

keberhasilan terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.Tujuan terapi

yaitu (1) mengobati penyakit, (2) menguragi gejala yang dialami oleh pasien, (3)

mencegah atau memperlambat penyebaran penyakit, atau (4) mencegah penyakit

ataupun gejalanya. Pelayanan kefarmasian melibatkan proses co-operatif seorang

farmasis dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam merancang,

menerapkan, dan monitoring rencana pengobatan yang akan menghasilkan

outcome terapi spesifik untuk pasien (EDQM, 2012).

Belum semua pasien tahu dan sadar akan apa yang harus dilakukan

tentang obat-obatnya, oleh sebab itu untuk mencegah kesalahgunaan,

penyalahgunaan, dan adanya interaksi obat yang tidak dikehendaki, pelayanan

informasi obat dirasa sangat diperlukan. Farmasis dapat berkontribusi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

2

meningkatkan hasil dari farmakoterapi dengan cara memberikan edukasi dan

konseling pada pasien untuk menyiapkan dan memotivasi pasien agar menaati

aturan farmakoterapi dan kegiatan monitoring. Edukasi dan konseling

merupakan hal yang paling efektif ketika diselenggarakan di dalam ruangan atau

tempat yang menjamin privasi dan memiliki kesempatan untuk menjaga rahasia

komunikasi (Yamada and Nabeshima, 2015).

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah kelengkapan rincian informasi obat yang diberikan pada pasien di

instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati saat pelayanan informasi obat

telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58

Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit?

b. Apakah permasalahan yang ditemukan dalam teknis pelayanan informasi

obat yang diberikan pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan

Senopati berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian

mengenai Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien di Instalasi Farmasi

RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta, belum pernah dilakukan.

Penelitian terkait pelayanan informasi obat sebelumnya, yaitu: Evaluasi

Implementasi Pelayanan Informasi Obat Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

3

Yogyakarta (Baroroh, 2011). Penelitian tersebut menitikberatkan pada evaluasi

implementasi pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan di instalasi

farmasi rumah sakit Yogyakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Menurut penelitian Kisworo (2010) tentang Evaluasi Mutu Pelayanan

Obat di Unit Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta, menitikberatkan pada pengaruh manajemen obat dan kefarmasian

terhadap terhadap tingkat kepercayaan masyarakat (pasien) terhadap mutu

pelayanan kefarmasian khususnya di instalasi farmasi rumah sakit.

Penelitian lainnya berupa Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PIO di Unit

PIO RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan (Mustarim,

2011). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi pelaksanaan

pelayanan informasi obat di Unit PIO RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan di unit PIO, sumber daya manusia dan

struktur organisasi, sarana dan prasarana yang terdapat di unit PIO, anggaran,

serta kegiatan dan kualitas unit PIO.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam

beberapa hal, yaitu waktu penelitian, tempat penelitian, populasi penelitian,

metode pengumpulan data, dan teknik analisa data.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat Praktis

Informasi ini dapat digunakan apoteker agar dapat mengerti cakupan dalam

memberikan informasi obat minimal yang harus diberikan di instalasi farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

4

rumah sakit pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati,

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun

2014, untuk mendapatkan informasi tentang: (1) kelengkapan informasi yang

diberikan sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian menurut Peraturan

Menteri kesehatan, (2) teknis pelayanan informasi obat yang sesuai dengan

Permenkes.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apakah pelayanan

informasi obat pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati

Bantul, Yogyakarta dengan mengacu pada standar pelayanan kefarmasian di

Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kelengkapan informasi yang diberikan Apoteker pada

pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul,

Yogyakarta dengan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dalam teknis pelayanan

informasi obat yang diberikan pada pasien di instalasi farmasi RSUD

Panem bahan Senopati Bantul, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

5

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Apoteker

Apoteker menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 889 Tahun 2011

adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan

sumpah jabatan Apoteker (Permenkes No.889, 2011). Apoteker sebagai pelaku

utama pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana kesehatan diberi

wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga

terkait erat dengan hak dan kewajibannya (Standar Kompetensi Apoteker

Indonesia, 2011).

Berdasarkan PP No. 51 tahun 2009 pasal 21 ayat 1 tentang pekerjaan

kefarmasian, dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian. Ayat 2

menjelaskan jika penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter

dilaksanakan oleh Apoteker. Menurut pasal 19, yang dimaksud dengan Fasilitas

Pelayanan Kefarmasian berupa: (1)apotek, (2)instalasi farmasi rumah sakit,

(3)puskesmas, (4)klinik, (5)toko obat, atau (6)praktek bersama.

Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah bukti tertulis yang

diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Surat Izin Praktik

Apoteker (SIPA) adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat

melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian. Setiap

tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki

surat tanda registrasi berupa STRA bagi Apoteker (Permenkes No. 889, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

6

B. Pharmaceutical Care

Pharmaceutical care adalah praktek kefarmasian yang diberikan secara

langsung (directly provided) dan bertanggung jawab (responsibility) oleh

apoteker kepada pasien terkait dengan pengobatan (medication related), yang

mengahasilkan outcome sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien

(quality of life) (Cipolle, Strand, dan Morley, 2004).

Medication related pada pharmaceutical care tidak hanya menyediakan

terapi obat namun juga mengambil keputusan mengenai penggunaan obat pada

pasien. Sedangkan yang dimaksud dengan care yaitu, apoteker tidak hanya

melayani jual beli obat, namun juga harus peduli pada pasiennya seperti menggali

informasi tentang kebiasaan pasien dalam menjaga kesehatan serta cara

penggunaan obat (Cipolle, Strand, dan Morley, 2004).

Apoteker harus memiliki komitmen dan tanggung jawab berupa

pelayanan kefarmasian yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi klinis pasien,

dengan cara menjamin semua terapi yang diterima oleh pasien adalah terapi yang

aman, paling efektif, paling sesuai dan praktis. Selain itu, Apoteker harus

memberikan pelayanan secara berkesinambungan, artinya Apoteker selalu siap

dalam mengidentifikasi, mencegah dan memecahkan permasalahan terkait terapi

yang diberikan pada pasien (Cipolle, Strand, dan Morley, 2004).

Pharmaceutical care terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: penyusunan

informasi dasar terkait pasien atau database pasien, evaluasi (assessment),

penyusunan Rencana Pelayanan Kefarmasian (RPK), implementasi RPK,

monitoring RPK dan melakukan follow up atau tindak lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

7

Seluruh tahap pelayanan kefarmasian ini dilakukan melalui suatu proses

konseling dan penyuluhan pada pasien terkait penyakit yang sedang diderita.

Pharmaceutical care dapat menurunkan kejadian yang merugikan pasien dalam

penggunaan obat, terutama pada pengobatan jangka panjang dan dapat

meningkatkan kesadaran pasien akan efek yang merugikan dari obat (Cipolle,

Strand, dan Morley, 2004).

C. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus

didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang

berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional.

Sumber daya kefarmasian yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dan

sarana prasarana.

1. Pengelolaan Sumber Daya

a. Sumber daya manusia

Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, rumah sakit harus

memiliki tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga

kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga nonkesehatan.

Tenaga kefarmasian khususnya Apoteker harus memiliki kompetensi

sebagai berikut:

1) Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik.

2) Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan

farmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

8

3) Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan.

4) Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat

kesehatan sesuai standar yang berlaku.

5) Mempunyai keterampilan dalam pemberian informasi sediaan

farmasi dan alat kesehatan.

6) Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif

kesehatan masyarakat.

7) Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai

dengan standar yang berlaku.

8) Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu membangun

hubungan interpersonal dalam melakukan praktek kefarmasian.

9) Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang berhubungan dengan kefarmasian (Standar Kompetensi

Apoteker, 2011).

b. Sarana Prasarana

Penyelenggaraan pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus

didiukung oleh sarana dan prasarana yang memenuhi ketentuan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar

dapat menunjang fungsi dan proses Pelayanan Kefarmasian, menjamin

lingkungan kerja yang aman untuk petugas, dan memudahkan system

komunikasi rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

9

2. Pelayanan Kefarmasian

a. Informasi obat

Rumah Sakit harus memenuhui persyaratan lokasi, bangunan,

prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan

kefarmasian yang dimaksud harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan

alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau (UU No. 44,

2009). Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, meliputi standar:

(a)pengelolaan sedian farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;

dan (b)pelayanan farmasi klinik (Permenkes No.58, 2014).

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang

diberikan apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi

dan meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan

keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of

life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi: (1)pengkajian

dan pelayanan resep; (2)penelusuran riwayat penggunaan obat; (3)rekonsiliasi

obat; (4)pelayanan informasi obat; (5)konseling; (6)visite; (7)pemantauan

terapi obat; (8)monitoring efek samping obat; (9)evaluasi penggunaan obat;

(10)dispensing sediaan steril; (11)pemantauan kadar obat dalam darah

(Permenkes No.58, 2014).

D. Pelayanan informasi obat

Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan

pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

10

terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,

perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.

PIO bertujuan untuk: (a)menyediakan informasi mengenai obat kepada

pasien dan tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar

rumah sakit; (b)menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang

berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai, terutama bagi tim farmasi dan terapi; (c)menunjang penggunaan obat yang

rasional (Permenkes No.58, 2014).

Undang-undang (UU) Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

kefarmasian (UU No.44, 2009).

Standar pelayanan kefarmasian meliputi pelayanan farmasi klinik.

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan apoteker

kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan

resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien

(patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin.

Kegiatan pelayanan informasi obat berupa penyediaan dan pemberian

informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila

apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak

menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat,

misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

11

bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi

obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima.

Indikator keberhasilan pelayanan informasi obat mengarah kepada

pencapaian penggunaan obat secara rasional di rumah sakit itu sendiri. Indikator

dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan pelayanan

informasi obat antara lain:

1. Meningkatnya jumlah pertanyaan yang diajukan.

2. Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.

3. Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.

4. Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leaflet, buletin,

ceramah).

5. Meningkatnya pertanyaan berdasar jenis pertanyaan dan tingkat

kesulitan.

6. Menurunnya keluhan atas pelayanan (Depkes RI, 2006)

E. Pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit

Pelayanan informasi obat merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Tujuan umum dari

pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit yaitu tersedianya pedoman

untuk pelayanan informasi obat yang bermutu dan berkesinambungan dalam

rangka mendukung upaya penggunaan obat yang rasional di rumah sakit.

Tujuan khusus dari pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit,

antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

12

1) Tersedianya acuan dalam rangka pelayanan informasi obat di rumah

sakit.

2) Tersedianya landasan hukum dan operasional penyediaan dan pelayanan

informasi obat di rumah sakit.

3) Terlaksananya penyediaan dan pelayanan informasi obat di rumah sakit.

4) Terlaksananya pemenuhan kompetensi apoteker Indonesia dalam hal

pelayanan kefarmasian.

Pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit dimaksudkan untuk

dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan terkait provider, pasien dan

keluarganya, masyarakat umum, serta institusi yang memerlukan (Depkes RI,

2006).

F. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit

1. Metode Pelayanan Informasi Obat

Menurut Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006),

terdapat 5 metode yang dapat digunakan untuk melakukan pelayanan informasi

obat yaitu:

a. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker selama 24 jam atau on

call.

b. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, sedang

diluar jam kerja dilayani oleh apoteker instalasi farmasi yang sedang

tugas jaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

13

c. Pelayanan infromasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, dan

tidak ada pelayanan informasi obat diluar jam kerja.

d. Tidak ada petugas khusus pelayanan informasi obat, dilayani oleh semua

apoteker instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.

e. Tidak ada apoteker khusus, pelayanan informasi obat dilayani oleh

semua apoteker instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada pelayanan

informasi obat diluar jam kerja.

2. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Menurut Permenkes No. 58 Tahun 2014, kegiatan pelayanan informasi

obat meliputi:

a. menjawab pertanyaan.

b. menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter.

c. menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan

dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit.

d. bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.

e. melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan

tenaga kesehatan lainnya.

f. melakukan penelitian.

Berdasarkan Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006),

pertanyaan dari pasien atau tenaga medis lain dapat diterima secara lisan, tulisan

ataupun via telpon. Tenggang waktu untuk menyampaikan jawaban dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

14

dilakukan segera dalam 24 jam atau lebih dari 24 jam, baik secara lisan, tulisan

maupun via telpon.

3. Sumber Informasi yang Digunakan

Menurut Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006),

semua sumber informasi yang digunakan diusahakan terbaru dan disesuaikan

dengan tingkat dan tipe pelayanan. Pustaka digolongkan ke dalam 3 kategori,

yaitu:

a. Pustaka primer adalah artikel asli yang dipublikasikan penulis atau

peneliti, informasi yang terdapat didalamnya berupa hasil penelitian

yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Contoh pustaka primer, antara lain

laporan hasil penelitian, laporan kasus, studi evaluatif, serta laporan

deskriptif.

b. Pustaka sekunder yaitu berupa sistem indeks yang umumnya berisi

kumpulan abstrak dari berbagai macam artikel jurnal. Sumber informasi

sekunder sangat membantu dalam proses pencarian informasi yang

terdapat dalam sumber informasi primer. Sumber informasi ini dibuat

dalam berbagai database, contoh: medline yang berisi abstrak-abstrak

tentang terapi obat, International Pharmaceutical Abstract yang berisi

abstrak penelitian kefarmasian.

c. Pustaka tersier yaitu berupa buku teks atau database, kajian artikel,

kompendia dan pedoman praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku

referensi yang berisi materi yang umum, lengkap dan mudah dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

15

4. Evaluasi Sumber Informasi yang Digunakan

Menurut Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006),

evaluasi sumber informasi dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Evaluasi pustaka primer

Untuk mengevaluasi pustaka primer tidak mudah meskipun hasil suatu

studi atau makalah penelitian sudah absah dan telah dipublikasikan. Hal yang

harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi terhadap pustaka primer adalah

sebagai berikut:

1) Bagian bahan dan metode (bagian dari suatu artikel yang menguraikan

cara peneliti melakukan studi tersebut).

2) Sampel (mewakili populasi yang hasilnya akan dapat diterapkan).

3) Desain studi (atau bagian yang memerlukan penelitian yang seksama).

b. Evaluasi pustaka sekunder

Pustaka sekunder terdiri dari pustaka sekunder berisi pengindeksan

(kepustakaan) dan pustaka sekunder berisi abstrak yang berguna sebagai

pemandu ke pustaka primer. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih

pustaka sekunder, antara lain:

1) Waktu (jarak waktu artikel itu diterbitkan dalam majalah ilmiah dan

dibuat abstrak atau indeks)

2) Jurnal pustaka cakupan (jurnal pustaka ilmiah yang mendukung tiap

pustaka sekunder)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

16

3) Selektivitas pengindeksan/pengabstrakan (bentuk dari sistem: cetak

standar, mikrofis, terkomputerisasi. Dikaitkan dengan keperluan dan

kebutuhan pengguna)

4) Harga (perbedaan harga terjadi untuk sumber yang tersedia dalam

bentuk yang berbeda)

c. Evaluasi pustaka tersier

Pustaka tersier banyak tersedia sebagai sumber informasi medik dan

obat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sumber pustaka tersier,

antara lain:

1) Penulis dan editor harus mempunyai keahlian dan kualifikasi menulis

tentang suatu judul atau bab tertentu dari suatu buku.

2) Tanggal publikasi dan edisi dari pustaka tersier terutama buku teks harus

tahun terbaru.

3) Penerbit mempunyai reputasi yang tinggi.

4) Daftar pustaka berisi daftar rujukan pendukung sesuai judul buku.

5) Format pustaka tersier harus didesain untuk mempermudah penggunaan.

6) Membaca kritik tertulis.

5. Dokumentasi

Menurut Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006),

fungsi dari dokumentasi, antara lain:

a. Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan

dalam menjawab pertanyaan dengan lengkap.

b. Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

17

c. Catatan yang mungkin diperlukan kembali oleh penanya.

d. Media pelatihan tenaga farmasi.

e. Basis data penelitian analisis, evaluasi dan perencanaan layanan.

f. Bahan audit dalam melaksanakan Quality Assurance dari pelayanan

informasi obat.

G. Pasien Hamil dan Menyusui

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan obat

pada ibu hamil dan menyusui, perlu pemahaman yang baik mengenai obat apa

saja yang relatif tidak aman sehingga harus dihindari selama kehamilan ataupun

menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung ataupun bayinya.

Karena perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat berpengaruh

terhadap kinetika obat pada ibu hamil dan menyusui yang kemungkinan

berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat yang diminum.

Direktorat Bina Farmasi Klinik dan Komunitas (2006) menyatakan,

yang harus ditekankan dalam pemberian informasi tentang penggunaan obat pada

wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar

daripada resiko jika tidak diberikan pengobatan. Selain itu juga harus diberikan

informasi mengenai bahaya penggunaan beberapa obat selama menyusui.

H. Pasien Pediatri (Anak)

Menurut The British Paediatric Association (BPA), anak adalah

seseorang yang berusia 2 sampai 12 tahun. Sedangkan menurut Direktorat Bina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

18

Farmasi Komunitas dan Klinik (2009), pediatri adalah anak yang berusia lebih

muda dari 18 tahun. Masa bayi dan anak merupakan periode pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat, sehingga penggunaan obat untuk anak

merupakan hal khusus yang terkait dengan perbedaan laju perkembangan organ.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2009) menyatakan

bahwa terapi obat pada pediatri berbeda dengan terapi obat pada orang dewasa

karena perbedaan karakteristik. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi

farmakokinetika-farmakodinamika obat yang pada akhirnya akan mempengaruhi

efikasi dan toksisitas obat. Masalah terkait obat pada pasien pediatri yaitu: rute

pemakaian obat, permintaan dosis, interaksi obat dan reaksi obat yang tidak

dikehendaki.

I. Pasien dengan Gangguan Fungsi Ginjal

Penggunaan obat pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal dapat

memperburuk kondisi penyakit karena beberapa alasan:

1. Kegagalan untuk mengeksresikan obat atau metabolitnya dapat menimbulkan

toksisitas.

2. Sensitivitas terhadap beberapa obat meningkat, meskipun eliminasinya tidak

terganggu.

3. Banyak efek samping yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien gagal ginjal.

4. Beberapa obat tidak lagi efektif jika fungsi ginjal menurun.

Ketika fungsi ginjal berkurang, dosis obat yang bergantung pada

ekskresi ginjal harus disesuaikan dan obat nefrotoksik harus dihindari. Salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

19

indikator penting untuk tercapainya terapi yang diperlukan dalam pengobatan

terutama bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah ketepatan dalam

pemberian dosis (Munar dan Singh, 2007).

J. Pasien dengan Gangguan Fungsi Hati

Menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2007),

penyakit hati termasuk penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat

Indonesia, jenisnya beragam dan membutuhkan penanganan yang berbeda.

Apoteker dapat berperan serta dalam memberikan informasi dan edukasi kepada

pasien untuk mempercepat proses penyembuhan, mencegah bertambah parah atau

mencegah kambuhnya penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola

hidup yang harus dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum

minuman beralkohol, istirahat yang cukup); menjelaskan obat-obat yang harus

digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya; serta

melakukan konseling kepada pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan

memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat.

K. Keterangan Empiris

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian penting dari sistem pelayanan

kesehatan yang tidak terpisahkan. Salah satu aspek pelayanan kefarmasian adalah

pelayanan informasi obat yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien dan pihak-

pihak terkait lainnya. Dengan pelaksanaan pelayanan informasi obat di rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

20

sakit, diharapkan akan mendukung upaya penggunaan obat yang rasional di

rumah sakit.

Apoteker harus berkomitmen dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan kefarmasian pada pasien. Pelayanan yang diberikan berupa pemberian

informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini, dan

komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat,

profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.

Penggunaan obat yang tepat, aman dan efektif selain ditentukan oleh

kualitas obat juga dipengaruhi oleh informasi yang diberikan pada saat

penyerahan obat. Dalam penelitian ini, diiharapkan diperoleh rincian informasi

yang diberikan oleh Apoteker saat penyerahan obat pada pasien telah sesuai

dengan Permenkes No.58 Tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

21

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional. Rancangan

penelitian ini bersifat kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau

observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian observasional, observasi

yang dilakukan tanpa ada manipulasi maupun intervensi dari peneliti terhadap

subyek uji, subyek uji diobservasi menurut keadaan apa adanya (in nature)

(Pratiknya, 2001).

Penelitian non-eksperimental deskriptif ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan di dalam masyarakat

ataupun komunitas. Oleh karena itu, penelitian deskriptif sering disebut sebagai

penelitian penjelajahan (exploratory study) (Notoatmodjo, 2005).

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah informasi-informasi saat konseling

yang disampaikan apoteker di instalasi farmasi rawat inap Rumah Sakit

Panembahan Senopati, Bantul.

C. Definisi Operasional

1. Informasi yang disampaikan Apoteker mengacu pada Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No.58 Tahun 2014, yaitu berupa informasi

yang independen, akurat, tidak bias, terkini, dan komprehensif. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

22

ditunjukan dengan kemapuan Apoteker dalam menyusun informasi dari

berbagai sumber dan menghasilkan kesimpulan yang jelas dan logis, mampu

menyeimbangkan antara evidence dengan kondisi lingkungan, serta mampu

menjelaskan informasi medis dan farmakologis yang berkaitan dengan situasi

khusus, permintaan pasien atau informasi yang relevan.

2. Informasi yang independen adalah informasi yang disampaikan oleh apoteker

tidak dipengaruhi oleh pihak manapun.

3. Informasi yang akurat adalah informasi yang disampaikan oleh apoteker

sesuai dengan fakta yang ada.

4. Informasi yang tidak bias berarti tidak ada kesalahan informasi yang

disampaikan oleh apoteker.

5. Informasi yang komprehensif adalah informasi yang disampaikan apoteker

berisi informasi yang cukup luas terkait pengobatan.

6. Jenis informasi yang diberikan terkait pelayanan informasi obat yang

mengacu pada PERMENKES No. 58 tahun 2014, meliputi:

No. Jenis Informasi Dimensi yang digali

1 Kehamilan dan

menyusui

Nama dan lama penggunaan obat, dosis serta

cara pemberian, usia janin, usia bayi/frekuensi

menyusui perhari, riwayat pengobatan tekait,

riwayat penyakit pasien.

2 Dosis Diagnosa atau indikasi obat, usia, jenis kelamin,

dan berat badan pasien, riwayat penyakit, fungsi

hati dan fungsi ginjal pasien, terapi yang

diterima, riwayat alergi, ADR, bentuk sediaan

serta cara pemberian.

3 Interaksi obat Nama obat yang diduga memiliki interaksi,

dosis, lama terapi, lamanya pemberian secara

bersamaan, aturan pakai, status pasien,

penanganan yang dilakukan, pengobatan terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

23

4 Obat yang

mengganggu

pemeriksaan

laboratorium

Rincian gangguan, rincian riwayat pengobatan

(obat, dosis, lama pengobatan, aturan pakai),

rincian test laboratorium, serta waktu

pemberian.

5 Ketercampuran

secara in vitro

Spesifikasi obat (nama obat, aturan pakai dan

lama pengobatan, cara pemberian kadar).

6 Stabilitas obat Nama obat, nomor bacth tanggal kadaluarsa,

serta kondisi penyimpanan.

7 Terapi obat Cara pemberian dan efek samping obat.

8 Identifikasi obat Nama obat, indikasi dan bentuk sediaan.

9 Farmakokinetik Nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian, dan

aturan pakai.

10 Pasien anak

(paediatrics)

Usia, jenis kelamin dan berat badan pasien,

riwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat

alergi/ADR, serta hasil laboratorium terkait.

11 Pasien dengan

gangguan fungsi

ginjal

Demografi pasien, indikasi, tipe dan penyebab

gangguan fungsi ginjal, perkiraan fungsi ginjal,

penanganan termasuk tipe, frekuensi dan lama

dialisa, riwayat penyakit.

12 Pasien dengan

gangguan fungsi

hati

Demografi pasien, tipe dan penyabab gangguan

fungsi hati, hasil tes fungsi hati, riwayat

penyakit.

D. Bahan atau Materi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Apoteker yang bertugas di instalasi

farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta yang bersedia

diwawancara dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek penelitian

selanjutnya disebut responden. Kriteria inklusi adalah apoteker di instalasi

farmasi rawat inap dan rawat jalan Rumah sakit Panembahan Senopati, Bantul

yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani inform consent.

Kriteria eksklusi adalah Apoteker yang tidak bersedia menjawab pertanyaan atau

tidak menjawab semua pertanyaan yang diajukan berdasarkan panduan

wawancara. Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah 6 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

24

E. Alat atau Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data berupa daftar panduan wawancara yang disusun

berdasarkan pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit dengan mengacu

pada Permenkes No. 58 tahun 2014. Panduan wawancara terdiri dari: 5

pertanyaan mengenai identitas responden, 3 pertanyaan mengenai profesi

Apoteker, 18 pertanyaan mengenai pelayanan informasi obat yang diberikan oleh

responden. Daftar panduan wawancara telah melewati uji pemahaman bahasa dan

uji validitas. Daftar panduan wawancara terlampir pada lampiran 7.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi farmasi RSUD Panembahan

Senopati Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2016.

G. Tata Cara Penelitian

1. Tahap pra penelitian

Tahap pra penelitian adalah tahap awal jalannya penelitian yang

meliputi:

a. Persiapan, penentuan lokasi penelitian dan pengajuan ijin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

25

Persiapan yang dilakukan adalah dengan membuat proposal penelitian

yang akan dilakukan. Penentuan lokasi penelitian bertujuan untuk menetapkan

lokasi yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Setelah itu melakukan

perijinan.

Perijinan dilakukan dengan mengajukan proposal penelitian ke

Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilampiri dengan surat pengantar

dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Surat ijin dari

Sekretariat Daerah di tujukan ke Bappeda Kabupaten Bantul yang dilampiri

dengan surat pengantar dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, untuk mendapatkan surat pengantar ijin penelitian ke RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Selanjutnya dilakukan perijinan ke RSUD

Panembahan Senopati Bantul dengan surat rekomendasi dari Kepala Bappeda dan

surat pengantar dari Sekretariat Daerah serta Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta untuk perijinan tempat pengambilan data.

b. Pembuatan daftar panduan wawancara

Daftar panduan wawancara memuat pokok-pokok pertanyaan yang akan

diajukan pada responden terkait tujuan penelitian. Pokok-pokok pertanyaan

memuat tentang pelayanan kefarmasian mengenai pelayanan informasi obat yang

diberikan oleh Apoteker kepada pasien berdasarkan Pedoman Pelayanan

Informasi Obat di Rumah Sakit yang mengacu pada Permenkes RI No. 58 tahun

2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jenis informasi

yang dimuat dalam daftar panduan wawancara, antara lain pasien dengan kondisi

hamil dan menyusui, dosis, interaksi obat, obat yang mengganggu pemeriksaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

26

laboratorium, ketercampuran secara in vitro, stabilitas obat, terapi obat,

identifikasi obat, farmakokinetik, pasien anak (paediatrics), penetapan dosis

pada pasien dengan penyakit ginjal, serta penetapan dosis pada pasien dengan

penyakit hati.

c. Pengujian daftar panduan wawancara

1) Uji pemahaman bahasa

Fungsi uji pemahaman bahasa adalah untuk mengetahui sejauh

mana bahasa penyusun pertanyaan yang tercantum dalam daftar panduaan

wawancara dapat dipahami oleh peneliti. Uji pemahaman bahasa dilakukan

dengan meminta seorang editor untuk memahami cara peneliti membacakan

daftar pertanyaan yang telah disusun.

2) Uji validitas

Uji validitas daftar panduan wawancara perlu dilakukan untuk

mengetahui kejelasan dari tujuan dan lingkup informasi yang ingin

diketahui, yaitu sejauh mana pertanyaaan-pertanyaan yang tercantum dalam

daftar panduan wawancara dapat mencakup seluruh isi obyek yang hendak

diukur. Jenis uji validitas yang digunakan adalah validitas konten yaitu

memastikan jika instrumen yang dipakai telah mencakup semua hal yang

perlu diukur. Uji validitas isi kuesioner dilakukan berdasarkan analisis

rasional oleh professional judgment. Professional judgement yaitu

mengkonsultasikan validitas dengan seorang apoteker sekaligus dosen

pengampu mata kuliah pelayanan informasi obat dan dosen pembimbing.

Proses uji validitas terlampir pada lampiran 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

27

2. Tahap pengumpulan data

Metode yang dilakukan untuk pengumpulan data adalah wawancara,

observasi dan dokumentasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

mendalam (in-depth interview) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disusun, serta melakukan pengamatan langsung dalam bentuk rekaman

suara dan mencatat pada saat apoteker memberikan pelayanan informasi obat

pada pasien. Hal-hal penting yang didapat saat wawancara dilakukan

dokumentasi oleh peneliti. Untuk menjamin kebenaran mengenai hasil

wawancara, peneliti membuat surat pernyataan kebenaran hasil wawancara yang

ditandatangani oleh responden. Pada saat peneliti meminta izin untuk melakukan

wawancara dengan apoteker, 1dari 7 apoteker menolak untuk melakukan

wawancara.

3. Tahap pengolahan data

Pengolahan data meliputi: editing, coding, dan tabulating. Editing yang

dilakukan meliputi pengeditan cuplikan wawancara menyesuaikan dengan ejaan

yang disempurnakan. Coding merupakan pemberian kode penamaan dari

responden untuk memudahkan pembahasan. Sedangkan tabulating yang

dilakukan meliputi pembuatan tabel dari hasil pengamatan untuk memudahkan

pembahasan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara tematik dengan

membaca tabel-tabel, grafik atau angka yang tersedia lalu dilakukan penguraian.

Gambar dan grafik menggambarkan tingkat kehadiran responden, ketersediaan,

dan kelengkapan pelayanan informasi obat berdasarkan Permenkes No. 58 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

28

2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Alur jalan

penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Jalan Penelitian

4. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti adalah keterbatasan waktu dalam

wawancara dengan responden. Hal ini dikarenakan responden memiliki pekerjaan

yang harus segera dikerjakan.

Studi Literatur

Merumuskan

Masalah

Menentukan

Lokasi Penelitian

Alat Ukur

Mendesain Penelitian

Kesimpulan dan

Saran

Mengolah Data

Mengajukan Perijinan Mengumpulkan

Data

Merumuskan

Keterangan Empiris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

29

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teknik analisis tematik yang digunakan untuk menganalisis,

maka hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: sumber daya manusia,

teknis pelayanan informasi obat dan hasil evaluasi informasi obat pada pasien di

instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

A. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam pembahasan ini untuk menggambarkan

secara deskriptif Apoteker di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta dari karakteristik demografi responden dan kehadiran

responden di instalasi farmasi rumah sakit.

1. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik yang diamati pada penelitian ini, yaitu: usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan lama masa kerja. Berikut adalah tabel yang berisi

karakteristik demografi responden.

Tabel I. Karakteristik Demografi Responden

No. Nama

Apoteker

Usia

(Tahun)

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Terakhir

Lama Masa

kerja

1 A 24 P Profesi Apoteker 1,2 tahun

2 B 26 P Profesi Apoteker 1 tahun

3 C 30 P Strata-2 6 tahun

4 D 33 P Profesi Apoteker 7 tahun

5 E 52 P Strata-2 27 tahun

6 F 30 P Profesi Apoteker 6 tahun

Penjelasan mengenai karakteristik demografi responden secara lengkap

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Karakteristik berdasarkan usia

Berdasarkan tabel I. diketahui jika usia responden berkisar antara 24-52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

30

tahun. Terdapat 2 responden yang berusia kurang dari 27 tahun, dan 3 responden

berusia kurang dari 34 tahun. Hal ini menunjukan jika responden masih cukup

muda dan masih memungkinkan untuk mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan pola pikir, sehingga mampu berpikir kritis dalam menghadapi

masalah mengenai pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit.

Sedangkan terdapat 1 responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Pada

umumnya, responden yang telah berusia matang lebih mampu menangani dan

mengelola permasalahan yang ada, terutama masalah mengenai pelayanan

informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit. Hal ini dikarenakan responden

telah mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan pola pikir. Secara

teoritis, semua responden masih berada di usia produktif. Menurut Widjajanta dan

Widyaningsih (2012) usia produktif adalah usia antara 15-64 tahun, pada rentang

usia ini seseorang masih memiliki semangat yang tinggi dan mudah menerima

hal-hal baru. Di usia yang masih produktif, diharapkan responden dapat

memberikan pelayanan informasi obat yang baik pada pasien di instalasi farmasi

rumah sakit.

b. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Tabel I. menunjukan jika semua responden yang bekerja di instalasi

farmasi RSUD Panembahan Senopati adalah perempuan. Pada umumnya

kekuatan fisik dari perempuan tidaklah sekuat kekuatan fisik dari laki-laki.

Perempuan juga cenderung menggunakan perasaan atau emosional saat

melakukan pekerjaan. Namun di sisi lain, perempuan cenderung lebih sabar, teliti

dan cermat dalam melakukan pekerjaannya. Perkembangan kesetaraan gender

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

31

membuat banyak pekerja wanita yang memasuki lapangan kerja di berbagai

profesi dalam hal ini profesi apoteker, baik pada lini bawah, menengah, maupun

atas.

c. Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir

Menurut Soekidjo (2009), tingkat pendidikan yang tinggi dari seorang

pegawai akan mempengaruhi kemampuannya dalam mencapai kinerja secara

optimal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan sumber daya

manusianya semakin tinggi. Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh kuat

terhadap kinerja para pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

yang telah ditetapkan dengan baik, karena dengan pendidikan yang memadai

pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut akan lebih luas dan mampu

untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Berdasarkan tabel I. semua responden telah memenuhi dasar pendidikan

yaitu profesi apoteker. Dari ke-6 responden, terdapat 2 responden yang memiliki

pendidikan terakhir Strata-2. Meskipun terdapat perbedaan tingkat pendidikan,

kinerja responden dalam melaksanakan dan menyelesaikan pelayanan informasi

obat di instalasi farmasi rumah sakit tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan

setiap responden mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan.

Meskipun demikian, seorang apoteker harus memiliki semangat belajar sepanjang

waktu, karena ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi)

berkembang dengan pesat. Sehingga, seorang apoteker perlu meng-update

pengetahuan dan kemampuannya (Thamby and Subramani, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

32

d. Karakteristik berdasarkan lama masa kerja

Berdasarkan tabel I. 1 responden memiliki pengalaman yang memadai

dalam dunia kefarmasian, hal ini ditunjukan dengan masa kerja selama 27 tahun.

Terdapat 3 responden yang cukup berpengalaman dalam melakukan pekerjaan

kefarmasian dengan lama masa kerja 6-7 tahun. Sedangkan 2 responden lainnya,

tergolong masih baru dalam dunia kerja kefarmasian dengan lama masa kerja

kurang dari 1,5 tahun. Responden yang memiliki pengalam kerja yang cukup

lama biasanya memiliki pengetahun yang lebih dibandingkan dengan responden

yang baru saja berkecimpung di dunia kefarmasian. Lama masa kerja menjadi

salah satu tolak ukur kemampuan responden dalam mengelola dan melakukan

pekerjaan kefarmasian (Notoadmojo, 2003).

Lama masa kerja umumnya mempengaruhi tingkat keterampilan dan

kemampuan seseorang dalam berkerja. Semakin lama seorang apoteker bekerja

pada suatu rumah sakit maka akan semakin banyak pengalaman serta pengetahun

yang didapat. Selain itu, semakin lama masa kerja, responden dapat lebih

memahami pekerjaan yang digelutinya dan dapat memudahkan responden untuk

mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan kefarmasiannya.

2. Pembagian Kerja Responden di IFRS

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat responden yang bertugas di

instalasi farmasi rawat inap dan si instalasi farmasi rawat jalan. Namun, semua

responden bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien rawat inap

dalam bentuk visite. Jam kehadiran responden dibagi menjadi 2 shift, yaitu: shift

pagi dan shift sore. Shift pagi dimulai pukul 08.00-14.00, sedangkan shift sore

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

33

dimulai pukul 14.00-20.00, dengan rata-rata kehadiran responden di

instalasi farmasi rumah sakit adalah 6-7 jam. Setiap responden hanya mendaptkan

1 shift kerja perharinya.

Semakin lama responden berada di instalasi farmasi rumah sakit maka

kebutuhan pasien akan pelayanan kefarmasian pun diharapkan akan semakin

terpenuhi. Selain itu, apoteker juga dituntut untuk selalu hadir pada setiap jam

kerja untuk bertanggung jawab dan mengawasi setiap pelayanan kefarmasian

yang berlangsung di instalasi farmasi rumah sakit.

Terdapat 15 bangsal rawat inap dengan Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar

75.79%. BOR adalah angka penggunaan tempat tidur indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai

parameter BOR yang ideal antara 60-85%. Berikut adalah tabel yang berisi

pembagian kerja responden di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

34

Tabel II. Pembagian Kerja Responden di IFRS

Responden Bagian kerja Lama waktu

kehadiran

Nama Bangsal Kapasitas

Bed

Jumlah pasien

per 1x visite

Waktu yang

diperlukan

per pasien

A Rawat inap 6-7 jam Alamanda-2 (ibu hamil dan menyusui)

Alamanda-3 (ibu hamil dan menyusui)

20

26

4-5 pasien Hingga

paham

B Rawat inap 6-7 jam Melati (bedah) 29 4-5 pasien 10-15 menit

C Rawat inap 6-7 jam Bougenvil (bedah)

Pasien kemoterapi

Pasien hemodialisa

24 5-6 pasien 5-10 menit

D Rawat inap 6-7 jam Anggrek (anak) 30 5 pasien 5 menit

E Rawat jalan 7 jam Pav. Wijayakusuma (VIP)

ICU

3

7

5 pasien Hingga

paham

F Rawat jalan 7 jam Pav. Mawar-1 (VIP)

Pav. Mawar-2 (VIP)

Pav. Nusa Indah

11

10

10

5-7 pasien 10-15 menit

Penjelasan mengenai pembagian kerja responden di IFRS yang diamati pada penelitian ini akan dibahas berdasarkan

masing-masing responden, berikut penjelasannya:

a. Responden A

Responden A bertugas di bagian instalasi farmasi rawat inap dan bertugas memberikan pelayanan informasi obat di bangsal

alamanda. Bangsal alamanda adalah bangsal ibu hamil dan menyusui dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 46 buah, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

35

rincian 20 tempat tidur di alamanda-2 dan 26 tempat tidur di alamanda-3.

Responden A dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 4-5 pasien setiap

kali melakukan kegiatan visite. Waktu yang diperlukan responden A dalam

melakukan pelayanan informasi obat tergantung dari tingkat pemahaman pasien

akan informasi yang diberikan.

b. Responden B

Responden B bertugas di bagian instalasi farmasi rawat inap dan

bertugas memberikan pelayanan informasi obat di bangsal melati. Bangsal melati

adalah bangsal bedah dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 29 buah.

Responden B dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 4-5 pasien

setiap 1 kali melakukan kegiatan visite. Waktu yang diperlukan responden B

dalam melakukan pelayanan informasi obat adalah 10-15 menit per pasien.

c. Responden C

Responden C bertugas di bagian instalasi farmasi rawat inap dan

bertugas memberikan pelayanan informasi obat di bangsal bougenvil. Bangsal

bougenvil adalah bangsal bedah dengan kapasitas 24 tempat tidur. Selain itu,

responden C juga bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien

hemodialiasa dan pasien kemoterapi. Responden C dapat memberikan pelayanan

informasi obat untuk 5-6 pasien setiap 1 kali melakukan kegiatan visite. Waktu

yang diperlukan responden C dalam melakukan pelayanan informasi obat adalah

5-10 menit per pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

36

d. Responden D

Responden D bertugas di bagian instalasi farmasi rawat inap dan

bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien anak di bangsal

anggrek dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 30 buah. Responden D dapat

memberikan pelayanan informasi obat untuk 5 pasien setiap 1 kali melakukan

kegiatan visite. Waktu yang diperlukan responden D dalam melakukan pelayanan

informasi obat adalah 5 menit per pasien.

e. Responden E

Responden E bertugas di instalasi farmasi rawat jalan bagian skrining

resep dan memberikan koseling tentang obat di ruang konsultasi obat. Selain

bertugas di instalasi farmasi rawat jalan, responden E juga bertugas memberikan

memberikan pelayanan informasi obat pada pasien di paviliun wijaya kusuma dan

ICU. Pav. Wijaya kusuma adalah bangsal VIP dengan kapasitas tempat tidur

berjumlah 3 buah, sedangkan kapasitas tempat tidur di ruang ICU berjumlah 7

buah. Pada umumnya pasien di ruang ICU adalah pasien jantung. Responden E

dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 5 pasien setiap kali melakukan

kegiatan visite. Waktu yang diperlukan responden E dalam melakukan pelayanan

informasi obat tergantung dari kondisi dan tingkat pemahaman pasien.

f. Responden F

Responden F bertugas di instalasi farmasi rawat jalan bagian penyerahan

obat untuk pasien di instalasi rawat jalan dan bertugas melakukan pelayanan

informasi obat di paviliun mawar dan nusa indah yang merupakan bangsal VIP.

Kapasitas tempat tidur di paviliun mawar berjumlah 21 buah, dengan rincian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

37

paviliun mawar-1 11 buah, dan 10 buah di paviliun mawar-2. Sedangkan bangsal

nusa indah memiliki kapasitas tempat tidur berjumlah 10 buah. Responden F

dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 5-7 pasien setiap 1 kali

melakukan kegiatan visite. Waktu yang diperlukan responden F dalam

memberikan pelayanan informasi obat adalah 10-15 untuk setiap pasien.

Tingkat pemahaman pasien dalam memahami informasi yang diberikan

oleh responden adalah salah satu faktor yang mementukan lamanya waktu yang

dibutuhkan responden dalam menyampaikan informasi obat. Untuk mengetahui

tingkat pemahaman dari pasien, responden meminta pasien untuk mengulangi

informasi yang telah disampaikan. Semakin cepat pasien memahami informasi

yang diberikan oleh responden, maka waktu yang dibutuhkan responden untuk

memberikan pelayanan informasi obat juga semakin cepat. Oleh karena itu,

responden dituntut untuk dapat menyampaikan informasi yang mudah diterima

dan dipahami oleh pasien.

Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan pelayanan informasi obat

bervariasi tergantung pada kesibukan responden di jam kerja, waktu yang

diperlukan untuk melakukan pelayanan informasi obat tergantung dari kebijakan

masing-masing responden. Rata-rata setiap responden mampu memberikan

pelayanan informasi obat untuk 4-7 pasien setiap 1 kali visite.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden C:

“Saya tidak setiap hari memberikan pelayanan informasi pada pasien di bangsal.

Hal ini tergantung dari banyak atau sedikitnya resep yang harus saya kerjakan.

Terkadang sekali visite saya memberikan pelayanan informasi obat untuk semua

pasien di bangsal bedah, jadi saat keesokan harinya mungkin hanya ada dua atau

tiga pasien baru datang dan belum mendapatkan pelayanan informasi obat. Edukasi ataupun pelayanan informasi obat untuk pasien hanya di berikan di pagi hari.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

38

Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden D:

“Saya tidak memberikan pelayanan informasi obat dalam bentuk visite setiap

hari, dikarenakan saya memiliki laporan atau pekerjaan lain yang harus segera

dikerjakan. Terkadang jika awal bulan terdapat laporan yang harus dikerjakan,

jadi tidak bisa sepenuhnya memberikan pelayanan informasi obat. Minimal satu

pasien mendapatkan satu kali edukasi selama di rawat di bangsal anak.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa,

pelayanan informasi obat yang diberikan untuk pasien rawat inap dilakukan di

pagi hari. Hal ini menunjukan jika responden yang mendapatkan jadwal shift pagi

dapat memberikan pelayanan informasi obat. Semua responden tidak dapat

memberikan pelayanan informasi obat pada pasien rawat inap setiap hari

dikarenakan adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan ataupun kerana adanya

pergantian shift. Setiap pasien rawat inap minimal mendapatkan 1 kali pelayanan

informasi obat oleh responden selama di rawat di instalasi rawat inap.

B. Teknis Pelayanan Informasi Obat

Teknis pelayanan informasi obat yang diteliti dibedakan menjadi dua

bagian, yaitu: teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dan

teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat inap.

1. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

Pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dilayani oleh

dua responden dan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian penyerahan obat

dan konsultasi obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

39

a. Penyerahan Obat

Pelayanan informasi obat dibagian penyerahan obat dilayani oleh

responden F hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi mengenai obat,

responden F juga memberikan leaflet yang telah diterbitkan pada pasien. Namun,

tidak semua pasien mendapatkan leaflet tersebut dikarenakan jumlah leaflet yang

terbatas, sedangkan jumlah pasien yang berkunjung cukup banyak. Hanya pasien

dengan kondisi penyakit yang sesuai dengan isi leaflet yang biasanya

mendapatkan leaflet tersebut. Leaflet biasanya menganai obat-obatan dengan

penggunaan khusus. Selain itu frekuensi terbit dari leaflet masih belum menentu.

Sumber informasi yang digunakan responden dalam memberikan

pelayanan informasi obat antara lain ISO, MIMS dan Medscape. Evaluasi sumber

informasi yang digunakan dalam memberikan pelayanan informasi obat oleh

responden, masih sebatas meng-upgrade aplikasi medscape secara berkala, serta

memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan MIMS. Pada bagian

informasi penyerahan obat tidak dimungkinkan melakukan dokumentasi. Hal ini

dikarenakan jumlah pasien yang cukup banyak dan waktu yang tersedia sangat

terbatas.

Hasil wawancara peneliti dengan responden F terkait dokumentasi

pelayanan informasi obat di bagian penyerahan obat:

“Untuk di bagian penyerahan obat tidak memungkinkan untuk dilakukan

dokumentasi pelayanan informasi obat, karena jumlah pasien yang menunggu

untuk mengambil obat itu sangat banyak, lalu waktu yang tersedia juga terbatas.

Tetapi ada data rekam medis yang mencatat obat-obatan yang diterima oleh

pasien.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

40

b. Konsultasi Obat

Pelayanan konsultasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dilayani oleh

responden E hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi obat, responden

E juga memberikan leaflet pada pasien yang datang berkunjung. Namun tidak

semua pasien mendapatkan leaflet, hanya pasien tertentu yang mendapatkannya,

misalnya pasien yang mendapatkan obat dengan penggunaan khusus. Dalam

memberikan informasi responden E menggunakan Farmakope Indonesia, ISO

ataupun Medscape sebagai sumber informasi. . Evaluasi sumber informasi yang

digunakan dalam memberikan pelayanan informasi obat oleh responden, masih

sebatas meng-upgrade aplikasi medscape secara berkala, serta memperbaharui

edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan Farmakope Indonesia. Dokumentasi

yang dilakukan di ruang konsultasi obat masih secara manual dan masih

tersimpan hingga saat ini. Dokumentasi yang dilakukan telah sesuai berdasarkan

pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit (yang mengacu pada Peraturan

Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014) yang memuat tanggal waktu pertanyaan

dimasukan, tanggal dan waktu jawaban diberikan, metode penyampaian jawaban,

pertanyaan yang diajukan, orang yang meminta jawaban, orang yang menjawab,

kontak personal untuk informasi tambahan informasi, lama penelusuran

informasi, referensi atau sumber informasi yang digunakan. Sarana fisik yang

disedikan untuk melakukan konsultasi obat antara lain ruang konsultasi obat serta

beberapa buku referensi. Sedangkan teknologi informasi yang digunakan untuk

mengakses informasi via internet masih menggunakan milik pribadi responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

41

Berikut adalah tabel yang berisi teknis pelayanan informasi obat di

instalasi farmasi rawat jalan.

Tabel III. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Rawat Jalan

Teknis PIO Waktu PIO Kegiatan

lain

Sumber

informasi

Evaluasi

sumber

informasi

Dokumentasi

Responden

E

Dilayani

pada jam

kerja

Memberikan

leaflet

FI

ISO

medscape

Dilakukan Dilakukan

Responden

F

Dilayani

pada jam

kerja

Memberikan

leaflet

ISO

MIMS

medscape

Dilakukan Tidak

dilakukan

2. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap

Teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat inap yang

diamati pada penelitian ini, antara lain: waktu pelayanan informasi obat yang

disediakan oleh responden, kegiatan lain yang dilakukan di instalasi farmasi

rawat inap selain memberikan informasi dan edukasi pada pasien, sumber

informasi yang digunakan dalam memberikan pelayanan infromasi obat, serta

dokumentasi setelah pelayanan informasi obat.

Berikut adalah tabel yang berisi mengenai teknis pelayanan informasi

obat di instalasi farmasi rawat inap.

`

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

42

Tabel IV. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap

Responden Waktu

PIO

Kegiatan Lain Sumber

Informasi

Evaluasi

Sumber

Informasi

Dokumentasi

Menerima & Menjawab Pertanyaan

Metode Lamanya

Menjawab

Jenis

Pertanyaan

Penanya

A Dilayani

pada jam

kerja

- Langsung

- Tak langsung

< 24 jam - Antibiotik - Perawat

- Pasien

Tersier Dilakukan Dilakukan

B Dilayani

pada jam

kerja

- Tak langsung

< 24 jam - Identifikasi

obat

- Perawat

- Pasien

Tersier Dilakukan Dilakukan

C Dilayani

pada jam

kerja

- Langsung < 24 jam - ESO - Perawat

- Pasien

Primer

Tersier

Dilakukan Dilakukan

D Dilayani

pada jam

kerja

- Langsung

< 24 jam - ESO - Perawat

- Pasien

Tersier Dilakukan Dilakukan

E Dilayani

pada jam

kerja

- Langsung

< 24 jam - Cara

pemakaian

- Aturan pakai

- Tenaga medis

lain

Tersier Dilakukan Dilakukan

F Dilayani

pada jam

kerja

- Langsung

- Tak langsung

< 24 jam - Ketersediaan

obat

- Tenaga medis

lain

Tersier Dilakukan Dilakukan

Penjelasan mengenai teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat inap akan diuraikan secara lengkap sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

43

a. Waktu pelayanan Informasi Obat

Semua responden memberikan pelayanan informasi obat pada jam kerja,

dan tidak memberikan pelayanan informasi obat diluar jam kerja. Berdasarkan

pedoman teknis pelayanan informasi obat di rumah sakit yang mengacu pada

Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah

sakit, salah satu metode yang dapat digunakan dalam memberikan pelayanan

informasi obat adalah pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam

kerja dan tidak ada pelayanan informasi obat diluar jam kerja. Metode tersebut

yang digunakan oleh responden dalam memberikan pelayanan informasi obat.

Berdasarkan Permenkes No. 58 tahun 2014 Bab IV mengenai sumber

daya kefarmasian, diperlukan 1 orang apoteker untuk kegiatan pelayanan

kefarmasian pada pelayanan informasi obat.

b. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Selain memberikan informasi dan edukasi pada pasien, kegiatan lain dari

pelayanan informasi obat yang dilakukan oleh responden yaitu menjawab

pertanyaan yang diterima dari pasien maupun dari tenaga medis lainnya.

Pertanyaan dan jawaban biasa diterima secara langsung (tatap muka) dan tak

langsung (melalui media komunikasi). Jenis pertanyaan umumnya berhubungan

dengan penyakit atau keadaan dari bangsal tempat pasien di rawat, contohnya

jenis pertanyaan yang di terima oleh responden A di bangsal Alamanda berkaitang

dengan antibiotik, karena dibangsal tersebut mayoritas pasien yang dirawat adalah

wanita pasca melahirkan. Pertanyaan umumnya datang dari pasien, perawat

maupun tenaga teknis yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

44

Kegiatan lain dari responden dalam melakukan pelayanan informasi obat

antara lain memberikan penyuluhan dan menjadi narasumber. Instalasi farmasi

rumah sakit pernah memberikan penyuluhan kepada perawat di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

c. Sumber Informasi yang Digunakan

Sumber informasi yang digunakan responden untuk melakukan

pelayanan informasi obat adalah pustaka primer dan pustaka tersier. Berdasarkan

hasil pengamatan sumber informasi yang digunakan responden sebagai acuan

untuk memberikan pelayanan informasi obat dikelompokan menjadi 2 bagian,

yaitu:

1) Sumber informasi primer, seperti: jurnal penelitian.

2) Sumber informasi tersier, seperti: Medscape, ISO, MIMS, dan Farmakope

Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan, umumnya responden menggunakan

pustaka tersier sebagai sumber informasi dalam memberikan pelayanan informasi

obat. Pustaka tersier yang umumnya digunakan oleh responden, antara lain: ISO,

MIMS, Farmakope Indonesia dan medscape. Sumber informasi yang digunakan

bertujuan agar informasi yang diberikan oleh responden adalah informasi yang

independen, akurat, tidak bias, dan terkini.

Evaluasi sumber informasi yang digunakan dalam memberikan

pelayanan informasi obat oleh responden, masih sebatas meng-upgrade aplikasi

medscape secara berkala, serta memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti

ISO, MIMS dan Farmakope Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

45

Menurut pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit yang

mengacu pada PMK No. 58 tahun 2014, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam

mengevaluasi pustaka primer antara lain:

1) Bagian bahan dan metode (bagian dari suatu artikel yang menguraikan

cara peneliti melakukan studi tersebut)

2) Sampel (mewakili populasi yang hasilnya akan dapat diterapkan)

3) Desain studi (atau bagian yang memerlukan penelitian yang seksama).

Sedangkan untuk evaluasi pustaka tersier hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain:

7) Penulis dan editor harus mempunyai keahlian dan kualifikasi menulis

tentang suatu judul atau bab tertentu dari suatu buku.

8) Tanggal publikasi dan edisi dari pustaka tersier terutama buku teks harus

tahun terbaru.

9) Penerbit mempunyai reputasi yang tinggi.

10) Daftar pustaka berisi daftar rujukan pendukung sesuai judul buku.

11) Format pustaka tersier harus didesain untuk mempermudah penggunaan.

12) Membaca kritik tertulis.

Menurut Kurniawan dan Chabib (2010), keterampilan mengevaluasi

pustaka diperlukan bagi seorang apoteker untuk dapat memilih sumber yang

paling berguna dan bermutu dalam layanan informasi obat. Evaluasi pustaka

mendekatkan studi, survei dan pengkajian yang dipublikasikan, apa yang telah

dicapai penelitian atau pengkajian, dan menyimpulkan bagaimana pustaka yang

digunakan berkaitan dengan terapi yang diterima pasien. Evaluasi sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

46

informasi perlu dilakukan untuk memastikan jika informasi yang sampaikan

adalah informasi ilmiah.

d. Dokumentasi yang Dilakukan

Berdasarkan hasil pengamatan, semua responden melakukan

dokumentasi setelah memberikan pelayanan informasi obat untuk pasien rawat

inap dalam bentuk rekam medis. Dokumentasi rekam medis dilakukan secara

manual dan komputerisasi. Data rekam medis tersebut masih tersimpan hingga

saat ini. Tetapi, dokumentasi yang dimaksudkan dalam pedoman pelayanan

informasi obat di rumah sakit (yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan

No. 58 tahun 2014) berbeda dengan data rekam medis. Dokumentasi yang

dimaksudkan dalam standar memuat: tanggal waktu pertanyaan dimasukan,

tanggal dan waktu jawaban diberikan, metode penyampaian jawaban, pertanyaan

yang diajukan, orang yang meminta jawaban, orang yang menjawab, kontak

personal untuk informasi tambahan informasi, lama penelusuran informasi,

referensi atau sumber informasi yang digunakan.

Pendokumentasian dilakukan untuk membantu menelusuri kembali data

informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Pendokumentasian tersebut juga memperjelas beban kerja dari Apoteker.

e. Sarana dan Prasarana yang Disediakan

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus didukung

oleh sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang-undangan

kefarmasian yang berlaku. Berdasarkan hasil pengamatan, sarana fisik yang

disediakan, antara lain: beberapa buku referensi. Sedangkan, teknologi informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

47

yang digunakan untuk mengakses informasi via internet menerima atau menjawab

pertanyaan masih menggunakan milik pribadi dari masing-masing responden.

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.58 tahun 2014, pelayanan informasi obat

dilakukan di ruang tersendiri dengan dilengkapi sumber informasi dan teknologi

komunikasi, berupa bahan pustaka dan telepon.

C. Jenis Pelayanan Informasi Obat yang Diberikan

Jenis pelayanan informasi obat yang di teliti pada penelitian ini adalah

pelayanan yang diberikan pada pasien di instalasi farmasi rawat jalan dan di

instalasi rawat inap. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Jenis informasi yang diberikan di instalasi farmasi rawat jalan

Pada instalasi farmasi rawat jalan, pelayanan informasi obat dilayani

dibagian penyerahan obat dan di ruang konsultasi obat.

a) Ruang konsultasi obat

Informasi yang disampaikan di ruang konsultasi obabt umumnya adalah

informasi tambahan yang tidak sempat diberikan dibagian penyerahan obat.

Seperti informasi yang lebih lengkap dan rinci mengenai obat-obatan yang

diterima oleh pasien.

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan responden E:

“Jika tidak terlalu banyak pekerjaan, terkadang saya membawa pasien rawat jalan

untuk datang ke ruang konsultasi obat untuk memberikan informasi terkait obat-

obat yang diterimanya. Pasien yang saya bawa umumnya pasien yang telah

menerima obat di bagian penyerahan obat, umumnya pasien yang telah lanjut usia

atau pasien yang terlihat memerlukan konseling.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

48

b) Penyerahan Obat

Komponen informasi yang disampaikan oleh responden F dibagian

penyerahan obat sedikit berbeda pada saat melakukan visite untuk pasien rawat

inap. Hal ini dikarenakan jumlah pasien di instalasi farmasi rawat jalan sangat

banyak dan waktu yang tersedia cukup terbatas.

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan responden F:

“Karena saya seorang diri dan jumlah pasien antara 300-500 orang perharinya,

jadi untuk memberikan informasi obat secara lengkap tidak memungkinkan, maka

informasi yang disampaikan hanya informasi tertentu saja. Pasien yang menerima

obat dengan penggunaan khusus seperti insulin atau inhaler, lalu pasien

polifarmasi dan pasien yang mendapat obat-obat tertentu seperti antibiotik lebih di

prioritaskan. Informasi yang umum disampaikan antara lain aturan pakai, sebelum

atau setelah makan, fungsi atau indikasi dari obat. Efek samping obat hanya

disampaikan untuk obat-obat tertentu, seperti pemakaian warfarin.”

Dari cuplikan wawancara dapat disimpulkan, komponen informasi yang

disampaikan oleh responden F pada pasien rawat jalan hanya aturan pakai dan

indikasi obat. Efek samping obat hanya diberikan untuk obat-obat tertentu.

Responden F juga hanya menyampaikan cara pemberian pada pasien yang

menerima obat-obatan dengan penggunaan khusus.

Berikut adalah tabel yang berisi komponen informasi obat yang

disampaikan responden di bagian penyerahan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

49

Tabel V. Komponen Informasi Obat yang Disampaikan Responden di Bagian

Penyerahan Obat

No. Komponen informasi obat Selalu

disampaikan

Hanya disampaikan

untuk obat-obat tertentu

1. Nama obat √ 2. Lama penggunaan obat √ 3. Dosis √ 4. Cara pemberian √ 5. Indikasi √ 6. Terapi yang diterima √ 7. Bentuk sediaan √ 8. Interaksi obat √ 9. Aturan pakai √ 10. Kondisi penyimpanan √ 11. Efek samping obat √

Berdasarkan hasil pengamatan, komponen informasi obat yang diberikan

dibagian penyerahan obat belum sesuai dengan standar yang ada. Hal ini dapat

disebabkan karena jumlah pasien yang harus dilayani tidak sebanding dengan

apoteker yang bertugas dibagian penyerahan obat.

2. Informasi yang diberikan di instalasi farmasi rawat inap

Informasi obat yang diberikan di instalasi farmasi rawat inap yang

diamati pada penelitian ini, antara lain: jenis informasi yang diberikan, evaluasi

informasi obat yang disampaikan responden berdasarkan standar, dan komponen

informasi obat yang disampaikan pada pasien.

a. Jenis informasi yang diberikan

Pelayanan informasi obat yang diberikan kepada pasien rawat inap dalam

bentuk visite. Visite merupakan kegiatan kunjungan pada pasien rawat inap yang

dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk

mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait

obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

50

terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien

serta profesional kesehatan lainnya. Jenis informasi yang diteliti adalah jenis

informasi yang diberikan untuk pasien dengan kondisi hamil dan menyusui,

pasien pediatri (anak), pasien dengan gangguan fungsi ginjal serta pasien dengan

gangguan fungsi hati. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Pasien hamil dan menyusui

Berdasarkan hasil penelitian, dari ke-6 responden hanya responden A

yang bertugas menyampaikan informasi obat pada pasien hamil dan menyusui di

instalasi rawat inap. Informasi yang disampaikan oleh responden yaitu informasi

terkait nama obat, lama penggunaan obat, cara pemberian serta efek samping yang

mungkin muncul, sedangkan untuk informasi terkait riwayat pengobatan, riwayat

penyakit pasien, serta informasi terkait usia janin/usia bayi diketahui dari data

rekam medis.

2) Pasien pediatri (anak)

Berdasarkan hasil penelitian dari ke-6 responden hanya responden D

yang bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien pediatri (anak)

di instalasi rawat inap. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan pasien,

riwayat penyakit dan riwayat pengobatan, serta riwayat alergi diketahui dari data

rekam medis. Responden juga tidak memberikan informasi terkait hasil

pemeriksaan laboratorium. Peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk

pasien pediatri adalah mendeteksi dan mencegah timbulnya masalah terkait obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

51

3) Pasien dengan gangguan fungsi ginjal

Berdasarkan hasil penelitian dari ke-6 responden hanya responden C

yang bertugas memberikan pelayanan informasi obat kepada pasien dengan

gangguan fungsi ginjal di instalasi rawat inap. Informasi demografi pasien, tipe

dan penyebab gangguan fungsi ginjal serta penanganannya, dan riwayat penyakit

pasien dilakukan rekonsiliasi dengan mencocokan data rekam medis dengan

informasi yang diterima dari pasien. Selain itu, responden juga memberikan

edukasi pada pasien terkait perubahan gaya hidup.

Berikut cuplikan wawancara dengan responden C:

“Yang ditekankan untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang pertama

adalah penggunaan obat yang aman. Hal ini ditekankan untuk mencegah

bertambahnya kerusakan fungsi ginjal dari pasien. Lalu yang kedua adalah

menekankan makanan atau minuman apa saja yang sebaiknya dihindari, termasuk

perubahan pola hidup.”

4) Pasien dengan gangguan fungsi hati

Berdasarkan hasil penelitian ini, dari ke-6 responden hanya responden E

yang pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit gangguan fungsi hati di

instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan responpden E:

“Informasi yang saya berikan umumnya sama dengan pasien lainnya. Selain itu,

saya juga menanyakan informasi terkait riwayat penyakit pasien sebelum

memberikan edukasi mengenai pengobatan. Untuk demografi, tipe dan penyebab

gangguan fungsi hati saya lakukan rekonsiliasi.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

52

b. Hasil evaluasi informasi obat yang disampaikan responden

berdasarkan standar

Berdasarkan pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit yang

mengacu pada PMK No. 58 tahun 2014, informasi minimal yang diberikan, yaitu

informasi terkait dosis, interaksi obat, obat-obatan yang mengganggu pemeriksaan

laboratorium, ketercampuran secara in vitro, stabilitas obat, terapi obat identifikasi

obat dan farmakokinetik obat. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Hasil evaluasi informasi terkait dosis

Berdasarkan hasil pengamatan, responden A, C, D, E dan F

menyampaikan kriteria informasi minimal, yaitu: indikasi obat, terapi yang

diterima, bentuk sediaan, dan cara pemberian. Responden B tidak menyampaikan

informasi mengenai bentuk sediaan, responden B merasa jika pasien sudah

memahami bentuk sediaan.

Berikut cuplikan wawancara dengan responden B:

“Saya rasa pasien sudah mengetahui bentuk sediaan dari obat, karena pasien dapat

langsung melihat bentuk obatnya seperti apa, jadi tidak perlu di jelaskan kembali.”

2) Hasil evaluasi informasi terkait interaksi obat

Berdasarkan hasil pengamatan, responden A tidak memberikan informasi

mengenai nama obat yang diduga memiliki interaksi, menurut responden apabila

terdapat obat yang memiliki interaksi sudah dipisahkan pada saat pemberian obat.

Berikut cuplikan wawancara dengan responden A:

“Karena yang memberikan obat di bangsal adalah perawat, apabila terdapat

interaksi obat diresepnya akan diberi catatan. Apabila penggunaan dapat

diberikkan jeda maka diberi catatan untuk memberikan jeda. Misalnya pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

53

obat valsartan dengan klopidogrel atau aspilet diberi catatan penggunaan pagi dan

sore.

Responden B dan D merasa tidak perlu menyampaikan informasi

mengenai dosis, karena responden B merasa pasien sukar menerima informasi

mengenai dosis. Selain itu, responden B dan D tidak memberikan informasi

mengenai penangan apabila terjadi interaksi.

Berikut cuplikan wawancara dengan responden B:

“Mungkin pasien mendengarkan saat diberikan informasi mengenai dosis, namun

terkadang pasien terlihat bingung maksud dari dosis yang diberikan itu seperti

apa. Misalnya 500 mg dosis standar, namun pasien beranggapan itu terlalu besar.

Dan terlihat bingung, jadi untuk dosis tidak saya sampaikan.”

Responden C hanya memberikan informasi mengenai interaksi obat

dengan makanan atau minuman, dikarenakan pasien sukar paham apabila

dijelaskan mengenai informasi obat dengan obat. Responden E tidak

menyampaikan informasi terkait interaksi obat pada pasien, tetapi menyampaikan

informasi tersebut kepada dokter. Sedangkan responden F tidak memberikan

informasi obat mengenai interaksi obat, hal ini dikarenakan saat responden

melakukan visite, obat yang diberikan telah diminum oleh pasien.

3) Hasil evaluasi informasi terkait obat-obatan yang mengganggu

pemeriksaan laboratorium

Berdasarkan hasil pengamatan, semua responden tidak menyampaikan

informasi mengenai obat-obatan yang mengganggu pemeriksaan laboratorium.

Hal ini dikarenakan responden A dan D kekurangan informasi mengenai rincian

test laboratorium, responden B hanya menjelaskan informasi mengenai rincian tes

laboratorium kepada perawat. Sedangakan responden C tidak memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

54

informasi terkait obat-obatan yang mengganggu pemeriksaan tes laboratorium

dengan anggapan jika hal tersebut sudah dilakukan oleh petugas pemantauan

terapi obat (PTO). Responden E tidak menyampaikan informasi tersebut karena

menurut responden, pasien yang datang langsung menjalani tes laboratorium,

maka dari itu informasi yang disampaikan disesuaikan dengan resep hasil tes

laboratorium.

4) Hasil evaluasi informasi terkait ketercampuran secara in vitro

Berdasarkan hasil pengamatan, responden A menyampaikan semua

kriteria tersebut. Responden B, C, dan D tidak menyampaikan cara pemberian

kadar kepada pasien, namun informasi ini di sampaikan kepada perawat yang

betugas, hal ini dikarenakan cara pemberian kadar dilakukan oleh perawat.

Sedangkan responden E dan F hanya menyampaikan cara pemberian kadar kepada

pasien yang baru pertama menerimanya, pasien yang telah rutin menerima

dianggap sudah memahami cara melakukannya.

5) Hasil evaluasi informasi terkait stabilitas obat

Berdasarkan hasil penelitian, responden A, B, C, dan D menyampaikan

kriteria informasi minimal, yaitu nama obat, kondisi penyimpanan dan tanggal

kadaluarsa. Sedangkan responden E dan F tidak menyampaikan kondisi

penyimpanan dikarenakan obat yang diberikan langsung dikonsumsi oleh pasien.

6) Hasil evaluasi informasi terkait terapi obat

Berdasarkan hasil pengamatan, semua responden menyampaikan kriteria

informasi minimal, yaitu: cara pemberian dan efek samping obat kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

55

7) Hasil evaluasi informasi terkait identifikasi obat

Berdasarkan hasil pengamatan, responden A, C, D, E dan F

menyampaikan nama obat, indikasi, dan bentuk sediaan kepada pasien.

Sedangkan responden B hanya memberikan informasi mengenai nama obat dan

indikasi, dan tidak memberikan informasi mengenai bentuk sediaan obat. Hal ini

dikarenakan responden B merasa pasien sudah mengetahui bentuk sediaan obat

maka responden B tidak perlu menjelaskan kembali.

8) Hasil evaluasi informasi terkait farmakokinetik

Berdasarkan hasil pengamatan, responden A, C, D, E dan F

menyampaikan nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian dan aturan pakai

kepada pasien. Sedangkan responden B hanya memberikan informasi mengenai

nama obat, cara pemberian serta aturan pakai, dan tidak memberikan informasi

mengenai bentuk sediaan kepada pasien, hal ini dikarenakan responden B merasa

pasien sudah mengetahui bentuk sediaan obat maka responden B tidak perlu

menjelaskan kembali.

c. Komponen informasi yang diberikan pada pasien di instalasi rawat

inap

Komponen informasi yang disampaikan adalah rangkuman dari berbagai

kriteria jenis informasi yang disampaikan oleh responden. Komponen informasi

yang disampaikan oleh responden dapat dilihat pada tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

56

Tabel VI. Komponen Informasi Obat yang Disampaikan Responden

No. Komponen Informasi Obat Responden

1. Nama obat A, B, C, D, E, F

2. Lama penggunaan obat A, E, F

3. Dosis A, E, F

4. Cara pemberian A, B, C, D, E, F

5. Indikasi A, B, C, D, E, F

6. Terapi yang diterima A, B, C, D, E, F

7. Bentuk sediaan A, C, D, E, F

8. Interaksi obat A, B, C, D

9. Aturan pakai A, B, C, D, E, F

10. Kondisi penyimpanan A, B, D, E, F

11. Efek samping obat A, B, C, D, E, F

Berdasarkan tabel VII. komponen informasi obat yang paling sedikit

disampaikan oleh responden adalah lama penggunaan obat dan juga dosis.

Sedangkan komponen informasi obat yang selalu disampaikan oleh responden

adalah nama obat, cara pemberian, indikasi, terapi yang diterima, aturan dan efek

samping obat. Komponen obat yang disampaikan antara responden satu dengan

responden yang lain berbeda dikarenakan perbedaan kondisi pasien yang di rawat

di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Meskipun

demikian, komponen informasi yang diberikan tetap sama kerena telah diatur oleh

standar. Diharapkan responden selalu meningkatkan pengetahuan yang dimiliki

agar komponen informasi yang harus disampaikan dapat selalu diingat dan

disampaikan kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian kelengkapan rincian informasi yang diberikan

pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati saat pelayanan

informasi obat belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit.

2. Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan teknis pelayanan informasi obat

yang ditemukan adalah dokumentasi yang belum sesuai, evaluasi sumber

informasi yang digunakan sebagai acuan dalam pelayanan informasi obat

belum dilakukan, serta sarana fisik seperti ruang pelayanan informasi obat

yang dilengkapai dengan sumber informasi dan teknologi komunikasi belum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

58

B. Saran

1. Perlu dilakukan pemahaman dan sosialisasi kepada apoteker mengenai

kelengkapan rincian informasi obat yang diberikan pada pasien yang sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 tahun 2014

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

2. Perlu dilakukan penerapan terkait teknis pelayanan informasi obat yang

sesuai dengan Permenkes No. 58 tahun 2014, seperti pengadaan ruang

pelayanan informasi obat yang dilengkapai dengan sumber informasi dan

teknologi komunikasi. Melakukan evaluasi sumber informasi dan

dokumentasi sesuai dengan standar Permenkes No. 58 tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

59

Daftar Pustaka

Azwar, 2004, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka pelajar, Yogyakarta, hal 6-7.

Baroroh, F., 2011, Evaluasi Implementasi Pelayanan Informasi Obat Pasien

Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Yogyakarta, hal.71-77.

Cipolle, dkk, 2004, Pharmaceutical Care Practice: The Clinical’s Guide, 2nd

ed,

Mc Graw Hill Companies, USA, pp. 2, 69-76, 252-256.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana

Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan

Menyusui, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2007, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati, Departemen

Kesehatan RI, Jakarta.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2009, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien

Pediatri, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006, Pedoman

Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Peraturan pemerintah Republik

Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta.

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin

Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan

Perizinan Rumah Sakit, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.

http://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-3-gagal-ginjal, diakses tanggal 14 Mei 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

60

http://rsudps.bantulkab.go.id/infobed diakses tanggal 21 juli 2016

EDQM, 2012, Pharmaceutical Care – Policies and Practices for a Safer, More

Responsible and Cost – effective Health System , Directorate for the

Quality of Medicines & HealthCare of the Council of Europe (EDQM),

France, p. 7.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, Standar Kompetensi Appoteker Indonesia,

Jakarta.

Kisworo, H., 2010, Evaluasi Mutu Pelayanan Obat di Unit Rawat Jalan Instalasi

Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Kurniawan, D.W., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori Dan

Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.49.

Munar, M.Y., and Singh, H., 2007, Drug Dosing Adjustments in Patients with

Chronic Kidney Disease, American Family Physician, p. 1487.

Mustarim, R., 2011, Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PIO di Unit PIO RS. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan.

Notoadmodjo, S., 2003, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan, edisi II, PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Jakarta.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 10-13.

Soekidjo, N., 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rieneka Cipta,

Jakarta, hal. 114.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, Alfabeta,

Bandung, hal. 218.

Thamby, S. A., and Subramani, P., 2014, Seven-Star Pharmacist Concept by World

Health Organization, vol 6th

, Journal of Young Pharmacist (JYP), p. 2.

Widjajanta, B. Dan Widyaningsih, A., 2012, Mengasah kemampuan Ekonomi,

Citra Praya, Bandung, hal. 3.

Yamada, K., Nabeshima, T., 2015, Pharmacist-managed clinics for patient

education and counselilng in Japan: current status and future perspective,

Journal of Pharmaceutical Health Care and Sciences (JPHCS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

61

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

62

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Sekretarian Daerah DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

63

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Bappeda Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

64

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

65

Lampiran 4. Proses Uji Validitas Daftar Panduan Wawancara

Validitas Konten

Reviewer II

Penambahan Konten

dan Perbaikan

Bahasa

Reviewer I

Perbaikan Konten

dan Perbaikan

Bahasa

Reviewer I

Rancangan Daftar

Panduan Wawancara

Daftar Panduan

Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

66

Lampiran 5. Surat Permohonan Menjadi Responden

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Aditya Lela Novitasari

NIM : 128114153

Alamat: Jl. Kantil No.8, Timbulrejo, Maguwoharjo, Depok, Sleman

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang akan

melakukan penelitian untuk (skripsi) dengan judul “Evaluasi Pelayanan Informasi

Obat pada Pasien di Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak bagi responden, semua

informasi akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian. Apabila selama penelitian Evaluasi Pelayanan Informasi

Obat pada Pasien di Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta terdapat hal-hal yang tidak diinginkan maka Anda berhak untuk

mengundurkan diri.

Apabila Anda menyetujui maka saya mohon untuk menandatangani

lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan

bersama surat ini.

Demikian permohonan ini, atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya

untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima

kasih.

Yogyakarta,………………2016

Peneliti

( Aditya Lela Novitasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

67

Lampiran 6. Lembar Persetujuan menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama,

saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien

di Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak bersifat negatif dan

merugikan bagi diri saya. Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,………………2016

Responden

(……………………………..)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

68

Lampiran 7. Daftar Panduan Wawancara

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir : Profesi Apoteker/ S-2/ S-3

Lama Bekerja (di rumah sakit ini) :…………………….tahun

I. Profesi Apoteker

1. Berapa lama waktu kehadiran di rumah sakit?

2. Berapa lama waktu yang disediakan dalam pelayanan informasi obat?

3. Apakah anda selalu terlibat aktif dalam memberikan pelayanan informasi

obat?

II. Pelayanan Informasi Obat yang Diberikan Oleh Responden

1. Seperti apa metode pelayanan informasi obat dilakukan?

2. Apa sarana fisik yang disediakan untuk mendukung pelayanan informasi

obat?

3. Apa saja kegiatan pelayanan informasi obat yang dilakukan di rumah sakit,

sebutkan?

4. Apakah sumber informasi yang digunakan dalam pelayanan informasi obat?

5. Bila menggunakan pustaka primer, bagaimana evaluasi yang dilakukan?

6. Apakah setelah selesai melakukan pelayanan informasi obat dilakukan

dokumentasi?

7. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan kondisi hamil dan

menyusui?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

69

8. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait dosis?

9. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait interaksi obat?

10. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait obat-obatan yang

menggangu pemeriksaan laboratorium?

11. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait ketercampuran

secara in vitro?

12. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait stabilitas obat?

13. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait terapi obat?

14. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait identifikasi obat?

15. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait farmakokinetik?

16. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien anak (pediatrics)?

17. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan gangguan ginjal?

18. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan gangguan hati?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

70

Lampiran 8. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Dosis pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Ada Responden merasa bahwa pasien sudah paham mengenai

bentuk sediaan obat, maka tidak perlu menjelaskan

kembali.

3 C a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

4 D a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

5 E a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

6 F a. Indikasi obat

b. Terapi yang diterima

c. Bentuk sediaan

d. Cara pemberian

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

71

Lampiran 9. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Interaksi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

Selalu

disampaikan

Ada Responden tidak memberikan informasi terkait nama obat

yang diduga memiliki interaksi, menurut responden obat

yang memiliki interaksi sudah dipisahkan saat pemberian

obat.

2 B a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

Selalu

disampaikan

Ada a. Responden merasa tidak perlu menyampaikan informasi

dosis, karena pasien sukar mengerti saat diberikan

informasi mengenai dosis.

b. Responden tidak memberika informasi terkait

penanganan yang harus dilakukan saat terjadi interaksi.

3 C a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

Selalu

disampaikan

Ada Responden hanya memberikan informs terkait interaksiobat

dengan makanan, dikarenakan pasien sukar paham

mengenai informasi interaksi obat dengan obat.

4 D a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

Selalu

disampaikan

Ada a. Responden merasa tidak perlu menyampaikan dosis,

karena pasien sukar mengertisaat diberikan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

72

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

mengenai dosis.

b. Responden tidak memberikan informasi terkait

penanganan yang harus dilakukan saat terjadi interaksi.

5 E a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

Selalu

disampaikan

Ada Responden merasa tidak perlu menyampaikan informasi

terkait interaksi obat pada pasien, namun responden

menyampaikan informasi mengenai interaksi obat pada

dokter yang membuat resep.

6 F a. Nama obat yang diduga

berinteraksi

b. Dosis

c. Lama terapi

d. Lama pemberian secara

bersamaan

e. Penanganan apabila terjadi

interaksi

Selalu

disampaikan

Ada Pada saat responden melakukan visite, obat yang diberikan

sudah diminum oleh pasien, maka dari itu responden

merasa tidak perlu menyampaikan informasi terkait

interaksi obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

73

Lampiran 10. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Obat-Obatan yang Mengganggu Pemeriksaan Laboratorium pada Pasien di IF

Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Responden masih kekurangan informasi mengenai rincian

test laboratorium.

2 B a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Responden hamya menjelaskan rincian test laboratorium

kepada perawat.

3 C a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Responden merasa rincian test laboratorium telah

dijelaskan oleh petugas Pemantauan Terapi Obat.

4 D a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Responden masih kekurangan informasi mengenai rincian

test laboratorium.

5 E a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Menurut responden, pasien yang datang langsung

menjalani test laboratorium, maka dari itu informasi yang

disampaikan disesuaikan dengan resep hasil tes

laboratorium.

6 F a. Rincian gangguan

b. Rincian test laboratorium

Tidak

disampaikan

Ada Responden masih kekkurangan rincian test laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

74

Lampiran 11. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Ketercampuran Secara In Vitro pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Ada Cara pemberian kadar dilakukan oleh perawat.

3 C a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Ada Cara pemberian kadar dilakukan oleh perawat.

4 D a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Ada Cara pemberian kadar dilakukan oleh perawat.

5 E a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Ada Cara pemberian kadar disampaikan kepada pasien

yangbaru pertama menerimanya, pasien yang telah rutin

menerima dianggap sudah memahami cara melakukannya.

6 F a. Nama obat

b. Aturan pakai

c. Lama pengobatan

d. Cara pemberian kadar

Selalu

disampaikan

Ada Cara pemberian kadar disampaikan kepada pasien

yangbaru pertama menerimanya, pasien yang telah rutin

menerima dianggap sudah memahami cara melakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

75

Lampiran 12. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Stabilitas obat pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

3 C a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

4 D a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

5 E a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Ada Responden tidak memberikan informasi mengenai kondisi

penyimpanan, dikarenakan obat yang diberikan langsung

dikonsumsi oleh pasien. Kondisi penyimpanan disampaikan saat

pasien akan pulang.

6 F a. Nama obat

b. Formulasi pabrik

c. Tanggal kadaluarsa

Selalu

disampaikan

Ada Responden tidak memberikan informasi mengenai kondisi

penyimpanan, dikarenakan obat yang diberikan langsung

dikonsumsi oleh pasien. Kondisi penyimpanan disampaikan saat

pasien akan pulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

76

Lampiran 13. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Terapi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

3 C a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

4 D a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

5 E a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

6 F a. Cara pemberian

b. Efek samping obat

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

77

Lampiran 14. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Identifikasi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Ada Responden merasa bahwa pasien sudah paham mengenai

bentuk sediaan obat, maka tidak perlu menjelaskan

kembali.

3 C a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

4 D a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

5 E a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

6 F a. Nama obat

b. Indikasi

c. Bentuk sediaan

Selalu

disampaikan

Tidak ada -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

78

Lampiran 15. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Farmakokinetik pada Pasien di IF Rawat Inap

No. Nama

Responden

Kriteria Informasi yang

Disampaikan

Realita Ada/Tidaknya

Penyimpangan

Penyebab

1 A a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

2 B a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Ada Responden merasa bahwa pasien sudah paham mengenai bentuk

sediaan obat, maka tidak perlu menjelaskan kembali.

3 C a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

4 D a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

5 E a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

6 F a. Nama obat

b. Bentuk sediaan

c. Cara pemberian

d. Aturan pakai

Selalu

Disampaikan

Tidak ada -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

79

Lampiran 16. Tabel Hasil Penelitian

Responden A Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 6-7 jam

2 2 Dalam satu kali visite, responden dapat melakukan PIO untuk 4-5 pasien. Waktu yang diperlukan tergantung dari tingkat pemahaman pasien.

3 3 Responden merupakan Apoteker yang bertugas dibagian instalasi rawat inap. Adanya pergantian shift dan pekerjaan lain yang lebih mendesak membuat responden tidak selalu terlibat aktif dalam memberikan PIO. Responden bertugas memberikan PIO dibangsal Alamanda (ibu hamil dan menyusui).

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 PIO dilayani pada jam kerja.

2 2 Sarana fisik yang disediakan untuk melakukan PIO adalah beberapa buku referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi, serta R. Konseling dibagian RJ.

3 3 Selain memberikan edukasi untuk pasien, responden biasa menjawab pertanyaan seputar penggunaan antibiotik dari tenaga medis lain. Pertanyaan umumnya diterima melalui telepon dan dijawab melalui telpon juga kurang dari 24 jam.

4 4 Sumber informasi yang biasa digunakan responden sebagai acuan untuk memberikan informasi yaitu medscape.

5 5 Evaluasi sumber informasi yang digunakan baru sebatas meng-up grade aplikasi dari medscape.

6 6 Dokumentasi yang dilakukan setelah PIO berupa data RM yang dilakukan secara manual. Data yang masuk masih tersimpan hingga saat ini.

7 7 Informasi yang disampaikan yaitu, nama obat, lama penggunaan obat, cara pemberian dan ESO. Sedangkan untuk informasi mengenai riwayat pengobatan, riwayat penyakit, usia janin/ bayi didapatkan dari data RM tanpa dilakukan rekonsiliasi.

8 8 Informasi yang disampaikan yaitu, indikasi, terapi yang diterima, dan cara pemberian. Untuk informasi mengenai riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat fungsi ginjal dan fungsi hati, serta usia, jenis kelamin, dan BB pasien didapat dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.

9 9 Informasi yang disampaikan yaitu, dosis, lama terapi, lama pemberian secara bersamaan, aturan pakai, serta penanganan jika terjadi interaksi. Status pasien dan riwayat pengobatan didapat dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.

10 10 Informasi mengenai obat-obat yang mengganggu hasil tes lab. belum disampaikan kepada pasien dikarenakan terbtasnya informasi mengenai tes lab.

11 11 Informasi yang disampaikan yaitu, aturan pakai, lama pengobatan dan cara pemberian kadar.

12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan kondisi penyimpanan.

13 13 Informasi yang disampaikan yaitu cara pemberian dan ESO. Riwayat sensitivitas antibiotika dilakukan rekonsiliasi kepada pasien. Riwayat alergi, riwayat fungsi hati dan fungsi ginjal didapat dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.

14 14 Informasi yang diberikan yaitu nama obat, indikasi, dan bentuk sediaan obat.

15 15 Informasi yang diberikan yaitu, nama obat bentuk sediaan, cara pemberian serta aturan pakai obat. Riwayat penyakit pasien didapat dari data RM dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

80

tidak dilakukan rekonsiliasi.

16 16 Responden tidak memberikan PIO pada pasien anak, hal ini dikarenakan bangsal untuk anak adalah bangsal anggrek.

17 17 Responden tidak melakukan edukasi untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, hal ini dikarenakan sudah ada petugas tersendiri yang bertugas untuk melakukan edukasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

18 18 Selama bertugas di instalasi ranap, responden belum menemukan pasien dengan gangguan fungsi hati.

Responden B Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 6-7 jam

2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar antara 10-15 menit, tergantung dari tingkat pemahaman pasien. Dalam satu hari kerja mampu melayani informasi obat untuk 4-5 pasien.

3 3 Adanya pergantian shift dan kesibukan kerja membuat tidak selalu terlibat aktif dalam pelayanan informasi obat.

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.

2 2 Sarana fisik yang disediakan berupa ruang konsultasi obat serta beberapa buku referensi.

3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima melalui telpon dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam melalui telepon. Pertanyaan yang biasa diterima seputar identifikasi obat. Leaflet yang diterbitkan baru diberikan pada pasein rawat jalan.

4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan obat yaitu medscape.

5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.

6 6 Belum dilakukan dokumentasi setelah memberikan pelayanan informasi obat.

7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien penyakit dalam.

8 8 Informasi yang diberikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara pemberian. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat penyakit, riwayat alergi informasi fungsi ginjal dan hati didapat dari data rekam medis.

9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat yang memiliki interaksi, lama terapi, lama pemberian secara bersamaan, aturan pakai, penangan bila terjadi interaksi. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis.

10 10 Belum memberikan informasi terkait obat-obat yang menggangu pemeriksaan laboratoruim.

11 11 Informasi yang disampaikan yaitu aturan pakai, lama pengobatan.

12 12 Informasi yang diberikan yaitu nama serta kondisi penyimpanan.

13 13 Informasi yang disampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat. Informasi terkait hali test sensitivitas terhadap antibiotika, riwayat alergi dilakukan rekonsiliasi. Informasi terkait riwayat penyakit fungsi ginjal dan fungsi hati didapat dari rekam medis.

14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta indikasi.

15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, cara pemberian serta aturan pakai. Informasi terkait riwayat pasien didapat dari data rekam medis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

81

16 16 Tidak melakukan PIO pada pasien anak dikarenakan tidak bertugas di bangsal anak.

17 17 Tidak melakukan PIO pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dikarenakan bertugas untuk pasien penyakit dalam.

18 18 Selama bekerja di rawat inap belum menemui pasien dengan gangguan fungsi hati.

Responden C Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 6-7 jam

2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar 5-10 menit untuk seorang pasien. Dalam satu hari kerja mampu melayani informasi obat untuk 5-6 pasien.

3 3 Banyaknya pekerjaan dan banyaknya jumlah resep terkadang membuat tidak selalu aktif dalam melakukan pelayanan informasi obat.

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.

2 2 Belum ada sarana fisik yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan informasi obat.

3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima secara lisan dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam secara lisan. Pertanyaan yang biasa diterima seputar efek sampinig obat. Leaflet yang diterbitkan baru diberikan pada pasein rawat jalan.

4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan informasi obat yaitu jurnal penelitian, buku-buku, serta medscape.

5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.

6 6 Dilakukan dokumentasi setelah melakukan pelayanan informasi obat. Dokumentasi dilakukan secara manual.

7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien kemoterapi, pasien bedah, dan pasien hemodialisa.

8 8 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara pemberian. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat bdan pasien didapat dari data rekam medis. Informasi terkait riwayat penyakit, riwayat alergi pasien dilakukan rekonsiliasi.

9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta interkasi obat dengan makanan. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis

10 10 Tidak dilakukan, karena informasi terkait test lab dilakukan oleh PTO.

11 11 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta aturan pakai.

12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat.

13 13 Informasi yang sampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat. Informasi terkait riwayat penyakit fungsi hati, fungsi ginjal, riwayat pengobatan dilakukan rekonsiliasi.

14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan bentuk sediaan obat.

15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, bentuk sedian dan aturan pakai. Informasi terkait riwayat pasien dilakukan rekonsiliasi.

16 16 Tidak melakukan PIO pada pasien anak dikarenakan tidak bertugas di bangsal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

82

anak.

17 17 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat. Informasi terkait demografi pasien, tipe dan penyebab gangguan fungsi ginjal serta penanganannya, riwayat penyakit pasien dilakukan rekonsiliasi.

18 18 Selama bekerja di rawat inap belum menemui pasien dengan gangguan fungsi hati.

Responden D Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 6-7 jam

2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar 5 menit untuk seorang pasien. Dalam satu hari kerja mampu melayani informasi obat untuk 5 pasien.

3 3 Adanya kesibukan kerja membuat tidak selalu terlibat aktif dalam melakukan pelayanan informasi obat.

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.

2 2 Belum ada sarana fisik yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan informasi obat.

3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima secara lisan dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam secara lisan. Pertanyaan yang biasa diterima seputar efek sampinig obat. Leaflet yang diterbitkan baru diberikan pada pasein rawat jalan

4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan informasi obat yaitu buku, medscape.

5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.

6 6 Belum dilakukan dokumentasi setelah memberikan pelayanan informasi obat.

7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien anak.

8 8 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara pemberian. Informasi terkait riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat gangguan fungsi ginjal dan hati, serta usia, jenis kelamin dan berat badan pasien didapat dari data rekam medis.

9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat yang memiliki interaksi, lama pemberian secara bersamaan, aturan pakai. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis

10 10 Belum memberikan informasi terkait obat-obat yang menggangu pemeriksaan laboratoruim.

11 11 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan aturan pakai.

12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan kondisi penyimpanan.

13 13 Informasi yang sampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat. Informasi terkait riwayat penyakit fungsi hati, fungsi ginjal, riwayat pengobatan dilakukan rekonsiliasi.

14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan bentuk sediaan obat.

15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian dan aturan pakai. Informasi terkait riwayat pasien didapat dari data rekam medis.

16 16 Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan pasien, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat alergi serta hasil laboratorium didapat dari data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

83

rekam medis. Informasi yang diberikan disampaikan kepada keluarga pasien.

17 17 Tidak melakukan PIO pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dikarenakan bertugas untuk pasien anak.

18 18 Selama bekerja di rawat inap belum menemui pasien dengan gangguan fungsi hati.

Responden E Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 7 jam

2 2 PIO dapat dilakukan untuk lebih dari 5 pasien per hari. Sedang waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO tergantung dari keadaan pasien.

3 3 Tidak selalu dapat memberikan PIO disebabkan pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Melakukan PIO untuk pasien ranap, saat visite di bangsal ICU, mawar & wijaya kusuma, serta nusa indah. Tidak melakukan PIO untuk pasien RJ dikarenakan bertugas melakukan skrining resep di RJ, namun melayani konsultasi obat untuk pasien yang membutuhkan. Untuk pasien ranap minimal mendapatkan 1x PIO selama di ranap.

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 PIO hanya dilakukan pada jam kerja.

2 2 Sarana fisik yang disediakan berupa ruang konsultasi obat serta beberapa buku referensi.

3 3 Selain memberikan edukasi untuk pasien, reponden juga melakukan penyuluhan untuk tenaga medis lain serta menjadi narasumber untuk beberapa kegiatan. Selain itu, di RJ menerbitkan leaflet yang dibagikan untuk pasien RJ. Leaflet yang diterbitkan berisi informasi mengenai obat-obatan dengan cara penggunaan khusus, dengan frekuensi terbit yang belum menentu. Responden juga menjawab pertanyaan yang diterima baik dari tenaga medis maupun pasien secara lisan dan telepon, dan dijawab secara lisan dan telepon segera dalam 24 jam, pertanyaan yang masuk seputar cara pemakaian serta aturan pakai obat.

4 4 Sumber informasi yang dipakai seperti ISO, FI, dan medscape.

5 5 Evaluasi yang dilakukan untuk sumber informasi yang dipakai baru berupa memperhatikan edisi dari buku-buku teks, serta meng-up grade medscape secara berkala.

6 6 Setelah melakukan PIO responden melakukan dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan untuk pasien ranap berupa data RM yang dilakukan secara komputerisasi. Sedangkan untuk pelayanan konseling yang diberikan pada pasien dilakukan secara manual. Dokumentasi yang dilakukan tsb belum dihilangkan sampai saat ini.

7 7 Responden jarang menemukan pasien dengan kondisi hamil dan menyusui, hal ini dikarenakan bangsal untuk pasien hamil dan menyusui adalah bangsal alamanda, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan visite dibangsal tersebut.

8 8 Informasi yang disampaikan responden terkait dosis antara lain indikasi obat, terapi yang diterima, bentuk sediaan serta cara pemberian. Sedangkan untuk riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat fungsi hati dan ginjal, serta usia, berat badan dan jenis kelamin pasien dilakukan rekonsiliasi.

9 9 Responden hanya melakukan rekonsiliasi tentang pengobatan terakhir serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

84

status pasien. Informasi terkait interaksi obat seperti nama obat yang memliki interaksi, lama pemberian obat yang memiliki interaksi secara bersamaan, serta penanganan apabila terjadi interaksi hanya di sampaikan pada dokter.

10 10 Informasi terkait obat-obatan yang mengganggu hasil pemeriksaan tes lab. tidak disampaikan. Hal ini dikarenakan pasien yang datang langsung menjalani tes lab, jadi informasi yang disampaikan disesuaikan dengan resep hasil dari tes lab.

11 11 Informasi yang disampaikan terkait ketercampuran secara in vitro yaitu nama obat, serta lama pengobatan. Sedangkan untuk cara pemberian kadar hanya dilakukan pada pasien yang baru menerima obat yang diberikan secara in vitro .

12 12 Informasi yang disampaikan terkait stabilitas obat antara lain, nama obat serta kondisi penyimpanan. Sedangkan untuk tanggal kadaluarsa tidak disampaikan kepada pasien ranap, dikarenaka obat-obatan terdapat diruang perawat. Untuk pasien rawat jalan tanggal kadaluarsa juga tidak disampaikan dengan asumsi sudah tertera di kemasan yang dapat dilihat secara langsung oleh pasien.

13 13 Informasi yang disampaikan terkait terapi obat yaitu, ESO dan cara pemberian. Sedangkan untuk riwayat fungsi ginjal dan hati, riwayat alergi, riwayat pengobatan, serta riwayat sensitivitas terhadap antibiotika dilakukan rekonsiliasi.

14 14 Informasi yang disampaikan terkait identifikasi obat yaitu nama, indikasi serta bentuk sediaan obat.

15 15 Informasi yang disampaikan terkait farmakokinetik yaitu nama obat, cara pemberian, serta bentuk sediaan. Sedangkan riawayat penyakit pasien dilakukan rekonsiliasi untuk dicocokan dengan data rekam medis.

16 16 Responden jarang menemukan pasien anak, hal ini dikarenakan bangsal untuk anak adalah bangsal anggrek, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan visite dibangsal tersebut.

17 17 Responden tidak melakukan edukasi untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, hal ini dikarenakan sudah ada petugas tersendiri yang bertugas untuk melakukan edukasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

18 18 Pasien dengan gangguan fungsi hati dilakukan rekonsiliasi terkait demografi, tipe dan penyebab gangguan funsi hati, serta riwayat penyakit pasien sebelum diberikan edukasi terkait pengobatan yang akan diterima.

Responden F Bagian I:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 7 jam

2 2 Responden dapat melakukan PIO untuk 5-7 pasien pada jam kerja. Setiap pasien disediakan waktu 10-15 menit dalam meberikan PIO.

3 3 Responden memberikan PIO pada pasien ranap saat melakukan visite ke bangsal. Responden bertugas di bangsal mawar dan nusa indah yang merupakan bangsal VIP. Responden bertugas di instalasi farmasi rawat jalan dibagian penyerahan obat, maka responden juga memberikan PIO untuk pasien RJ. Responden tidak setiap hari memberikan PIO pada pasien ranap dikarenakan adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Untuk pasien ranap minimal mendapatkan 1x PIO selama di rawat di ranap. Tidak semua pasien RJ mendapatkan PIO secara lengkap, hal ini dikarenakan jumlah pasien yang terlalu banyak serta waktu yang terbatas. Hanya pasien yang mendapatkan obat-obatan dengan penggunaan khusus, pasien yang menerima polifarmasi, serta pasien yang mendapatkan obat antibiotik yang diberikan PIO secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

85

lengkap. Pasien yang mendapatkan obat standar hanya diberikan informasi terkait aturan pakai serta indikasi obat. Informasi mengenai ESO hanya disampaikan untuk obat-obatan tertentu.

Bagian II:

No. Kode Pertanyaan

Jawaban

1 1 Hanya dilakukan pada jam kerja

2 2 Sarana fisik yang disediakan berupa ruang konsultasi obat serta beberapa buku referensi.

3 3 Selain memberikan informasi dan edukasi untuk pasien, responden juga menerima pertanyaan dari tenaga medis lainnya. Pertanyaan biasa diterima secara lisan maupun telepon,dan dijawab secara lisanmaupun telepon dalam waktu kurang dari 24 jam. Pertanyaan yang biasa diterima seputar ketersediaan obat.

4 4 Sumber informasi yang digunakan responden antara lain ISO, MIMS serta medscape.

5 5 Evaluasi yang dilakukan untuk sumber informasi yang dipakai baru berupa memperhatikan edisi dari buku-buku teks, serta meng-up grade medscape secara berkala.

6 6 Dokumentasi baru dilakukan untuk PIO pada pasien ranap dalam bentuk RM yang dilakukan secara manual. Data yang masuk masih tersimpan sampai saat ini. Sedangkan untuk pasien RJ tidak memungkinkan untuk dilakukan dokumentasi dikarenakan jumlah pasien yang sangat banyak dengan waktu yang terbatas.

7 7 Responden jarang menemukan pasien dengan kondisi hamil dan menyusui, hal ini dikarenakan bangsal untuk pasien hamil dan menyusui adalah bangsal alamanda, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan visite dibangsal tersebut.

8 8 Informasi yang disampaikan terkait dosis antara lain, indikasi, terapi yang diterima, bentuk sediaan serta cara pemberian. Riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat fungsi ginjal dan fungsi hati serta usia, jenis kelamin dan berat badan pasien dilakukan rekonsiliasi untuk dicocokan dengan data rekam medis.

9 9 Responden tidak menyampaikan informasi terkait interakasi obat ppada pasien ranap, hal ini dikarenakan saat melakukan visite obat sudah diminum oleh pasien. Apabila obat yang diterima oleh pasien RJ memiliki interaksi maka akan disampaikan informasi terkait cara penggunaan obat yang memiliki interaksi, serta cara untuk meminimalisir terjadinya interaksi obat.

10 10 Obat-obatan yang mengganggu pemeriksaan lab belum disampaikan oleh responden.

11 11 Informasi yang disampaikan mengenai ketercampuran secara in vitro antara lain, nama obat, aturan pakai, serta lama pengobatan. Untuk cara pemberian kadar hanya disampaikan pada pasien yang baru menerima atau pertama kali menerimanya.

12 12 Informasi yang disampaika terkait stabilitas obat antara lain, nama obat dan kondisi penyimpanan.

13 13 Informasi yang disampaikan mengenai terapi obat antara lain, cara pemberian dan ESO. Riwayat alergi, riwayat fungsi ginjal dan fungsi hati, riwayat sensitivitas antibiotika, serta riwayat pengobatan dilakukan rekoonsiliasi.

14 14 Informasi yang disampaikan terkait stabilitas obat antara lain, nama obat, indikasi dan bentuk sediaan obat.

15 15 Informasi yang disampaikan mengenai farmakokinetik antara lain nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian dan aturan pakai. Riwayat pengobatan pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

86

dilakukan rekonsiliasi.

16 16 Responden jarang menemukan pasien anak, hal ini dikarenakan bangsal untuk anak adalah bangsal anggrek, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan visite dibangsal tersebut.

17 17 Responden tidak melakukan edukasi untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, hal ini dikarenakan sudah ada petugas tersendiri yang bertugas untuk melakukan edukasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

18 18 Responden jarang menemukan pasien dengan gangguan fungsi hati baik dibangsal maupun di rawat jalan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA · PDF fileMengganggu Pemeriksaan Laboratorium ... Kata kunci: instalasi farmasi rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian, pelayanan informasi

87

BIOGFRAFI PENULIS

Aditya Lela Novitasari, penulis skripsi berjudul

Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien di Instalasi

Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak

Sudiyono dan Ibu Peni Sulistyowati, lahir di Kota Metro,

Lampung pada tanggal 18 November 1994.

Pendidikan formal yang pernah di tempuh, yakni di

TK Pertiwi Handayani (1998-2000), di lanjutkan di SD Negeri

1 Nunggal Rejo (2000-2006), SMP Negeri 6 Metro (2006-

2009), SMA Negeri 3 Metro (2009-2012), dan pada tahun 2012

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi antara

lain, Staf Penelitian dan Pengembangan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa natas (UKPM

natas) periode (2012-2013); Kepala Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia

Unit Kegiatan Pers Mahasiswa natas (UKPM natas) periode (2013-2014); Sie

Dekorasi Dokumentasi Komisi Pemilihan Umum Gubernur Badan Eksekutif

Mahasiswa dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi periode

(2012-2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI