Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
EVALUASI KUALITAS ELEMEN DAN REDESAIN INTERIOR
FASILITAS KAMPUS DI FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS UDAYANA
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti1)
, Gede Windu Laskara2)
1Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
2Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali, 80113
Telp/Fax : (0361) 705678, E-mail : [email protected]
Abstrak
Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan adanya peningkatan dan penyempurnaan pendidikan
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar (PBM). Proses belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan formal dimana dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di kelas
menjadi sangatlah penting.
Saat ini Jurusan Arsitektur Program Reguler mengelola tiga buah gedung (DB, DF, dan DG) di Kampus
Bukit Jimbaran, ruang Studio Tugas Akhir yang berada di Kampus Sudirman Denpasar, serta gedung
Undagi Graha yang digunakan bersama dengan jurusan lain di Fakultas Teknik. Gedung yang dikelola
tersebut terdiri atas empat ruang kuliah, lima studio gambar, ruang dosen dan administrasi, ruang
komputer, laboratorium (bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat)
serta ruang baca. Selama ini, usaha untuk menambah jumlah fasilitas berupa gedung baru di Jurusan
Arsitektur Universitas Udayana masih terus diupayakan. Hal tersebut mengingat tuntutan ruang belajar
yang refresentatif dengan kegiatan belajar mengajar di Jurusan Arsitektur sangat tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan efektivitas elemen ruang dalam atau interior
fasilitas-fasilitas kampus yang ada di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana serta melakukan
redesain. Proses redesain akan mencakup aspek-aspek seperti: 1) Karakteristik bentuk dan dimensi
(elemen lantai, dinding, plafon), 2) Material (bahan, tekstur, warna), 3) Furniture dan perlengkapan, 4)
Pencahayaan, 5) Akses dan bukaan ruang.
Kata Kunci : Post Occupancy Evaluation (POE), Redesain Interior, Fasilitas Kampus
Abstract
Improving the quality of education required an increase and improvement of education related of
teaching and learning process. The process of learning is at the core of the formal education process
where in creating a effective and efficient learning environment in the classroom is becomes very
important.
Currently, the Department of Architecture in regular program manage three buildings (DB, DF, and DG)
at Bukit Jimbaran Campus. Final Studio classroom located in the Campus Sudirman Denpasar, as well
as undagi Graha building which is used in conjunction with other departments in the Faculty of
Engineering. The building that is managed consists of four classrooms, The building that is managed
consists of four classrooms, five classroom of drawing (studio of architecture), lecturers and
administrative space, computer classroom, laboratories (education and teaching, research and
community service) as well as a library. All this time, efforts to increase the number of new building at
the Department of Architecture, University of Udayana are still continued to be efforted. It is considering
the very high demands of refresentatif classrooms with teaching and learning activities at Department of
Architecture.
This study aimed to evaluate the quality and effectiveness of the elements or interior space in campus
facilities in the Faculty of Architecture University of Udayana and perform redesign. Process redesign
will include aspects such as: 1) The characteristics of shape and dimensions (elements of floors, walls,
ceilings), 2) Material (material, texture, color), 3) Furniture and fixtures, 4) Lighting, 5) Access and door
window.
Keywords: Post Occupancy Evaluation (POE), Interior Redesign, Campus Facilities
2
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fasilitas di sebuah institusi pendidikan merupakan salah satu bagian penting yang perlu
diperhatikan. Hal tersebut karena keberadaan sarana dan prasarana ini akan menunjang kegiatan
akademik dan non-akademik mahasiswa serta mendukung terwujudnya proses belajar mengajar
yang kondusif. Visi Jurusan Arsitektur Universitas Udayana adalah menjadi lembaga pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat yang unggul dalam pengembangan pengetahuan arsitektur
dengan fokus arsitektur etnik (tradisional Bali) sebagai implementasi Pola Ilmiah Pokok (PIP)
kebudayaan Universitas Udayana. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi-misi yang direncanakan
salah satunya adalah mengembangkan kemampuan kelembagaan, SDM, sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selama ini, usaha untuk
menambah jumlah fasilitas berupa gedung baru di Jurusan Arsitektur Universitas Udayana masih
terus diupayakan. Hal tersebut mengingat tuntutan ruang belajar yang refresentatif dengan kegiatan
belajar mengajar di Jurusan Arsitektur sangat tinggi. Ketidakefektifan dan kurang hidupnya suasana
kampus akibat kurang nyamannya kondisi fisik menjadi kendala yang harus segera dicarikan solusi.
Proses perancangan arsitektur disebut kreatif, bahkan terkadang harus bersifat inovatif. Oleh karena
proses arsitektur itu adalah proses penjelmaannya dipengaruhi oleh dua jenis faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang pertama adalah faktor yang dibentuk oleh lingkungan pemeran
pembangunan, institusi pengendalian pembangunan serta tipologi dari pembangunan yang saling
terkait di dalam proses perwujudan dari produk arsitektur tersebut. Sedangkan faktor lingkungan
yang kedua dibentuk oleh sub faktor yang mempengaruhi si perancang di dalam pengambilan
keputusan perancangannya. Sub-sub faktor lingkungan tersebut adalah : iklim, budaya, masyarakat,
teknologi dan kebutuhan. Evaluasi pasca huni (Post Occupancy Evaluation/POE) adalah suatu
evaluasi atau langkah diagnostik guna memantau mutu bangunan atau evaluasi terhadap bangunan
dengan cara sistematis dan teliti setelah bangunan selesai dibangun dan telah dipakai untuk
beberapa waktu. Fokus adalah kepada si pemakai dan kebutuhan pemakai, sehingga mereka dapat
memberikan pengetahuan yang mendasar mengenai akibat dari keputusan desain-desain masa lalu
dan dari hasil kinerja bangunan.pengetahuan ini menjadi sebuah dasar yang baik untuk
menciptakan bangunan yang lebih baik di masa mendatang.
Berkembangnya POE memberi dimensi baru di dalam proses perancangan setelah tahap analisis
dan tahap sintesis dengan dimasukkannya tahap ketiga di dalamnya yaitu Tahap Evaluasi. Tahap
evaluasi di dalam proses pembangunan, POE itu sendiri diterapkan sebagai tahap evaluasi di dalam
proses pembangunan yaitu setelah suatu bangunan berdiri dan digunakan. Di dalam proses
perancangan maka pengalaman impiris yang telah dibakukan di dalam suatu pusat informasi,
dimanfaatkan sebagai basis untuk melakukan suatu kajian atas hasil/produk suatu perancangan.
Dengan demikian hasil rancangan tersebut diuji kemampuan/kinerjanya melalui suatu proses
simulasi. Untuk ditentukan apakah hasil rancangan tersebut telah dapat memenuhi berbagai kriteria
perancangan yang telah dirumuskan dalam tahap sebelumnya, hasil kajian kemudian akan
merupakan umpan balik bagi penyempurnaan tahap analisa.
Dengan demikian, penelitian berupa evaluasi kualitas elemen terhadap fasilitas kampus di Fakultas
Teknik Arsitektur Universitas Udayana perlu dilaksanakan dan memberikan kontribusi bagi tahap
redesain interior serta mendukung terwujudnya proses belajar mengajar yang kondusif.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui fasilitas kampus di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana
2. Mengetahui elemen-elemen interior dari fasilitas kampus di Fakultas Teknik Arsitektur
Universitas Udayana
3
3. Mengetahui tahap-tahap dalam melaksanakan Evaluasi Pasca Huni untuk fasilitas kampus
di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana
4. Mengetahui hasil redesain fasilitas kampus di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas
Udayana
2. METODE
Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian yang berjudul “Evaluasi Kualitas Elemen Dan
Redesain Interior Fasilitas Kampus Di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana” ini dalam
pelaksanaannya merupakan penelitian POE dimana menggunakan metode penelitian campuran
(kuantitatif dan kualitatif). Metode Post Occupancy Evaluation (POE) digunakan untuk
menemukan kendala serta melakukan evaluasi kualitas dan efektivitas elemen ruang yang ada.
Teknik pengumpulan data melalui survei, observasi lokasi, wawancara dan analisis lokasi, mencari
solusi konsep desain interior dengan membuat desain. Tahapan-tahapan dalam proses evaluasi
purna huni atau Post Occupancy Evaluation (POE) antara lain :
1. Entry and Initial Data Collection (Tahap Persiapan)
Pada tahap ini yang dikerjakan terutama adalah mencari dukungan dari semua individu yang
terlibat (pemakai dan klien) dalam hal ini semua civitas Fakultas Teknik Arsitektur (baik
mahasiswa, dosen pengajar, pengurus Jurusan, dan pegawai) serta mempelajari garis besar riwayat
proyek yaitu bangunan kampus jurusan Arsitektur Universitas Udayana untuk menemukan hal yang
penting.
2. Designing The Research (Tahap Persiapan)
Pada Tahap ini memantapkan dan berpegangan pada tujuan penelitian, mengembangkan strategi,
penentuan sampel, pemilihan serta pengembangan rancangan dan metode penelitian dan pengetesan
awal. Strategi penelitian yang digunakan yaitu : field experiment, field studies, dan computer
simulation. Dalam POE karena yang diteliti adalah suatu seting yang nyata maka menggunakan
cara field studies.
3. Collecting Data (Tahap Pengumpulan Data)
4. Analyzing Data (Tahap Analisa)
5. Presenting Information (Tahap menyajikan informasi)
Pekerjaan terakhir adalah menyajikan informasi-informasi yang diperoleh dalam penelitian ini
mengenai kualitas elemen interior fasilitas kampus dengan problem yang dicari pemecahannya dan
memberikan kontribusi dalam perancangan/redesain interior. Tahap redesain akan menghasilkan
produk berupa gambar 2d dan 3d (model) sebagai output yang akan berimplikasi langsung pada
perubahan desain interior fasilitas kampus di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas tentang fasilitas-fasilitas kampus, elemen-elemen interior, tahap-tahap
dalam melaksanakan evaluasi pasca huni untuk fasilitas kampus serta hasil redesain fasilitas
kampus di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Udayana
3.1 Identifikasi Pemakai (civitas) dan Aktivitas
1) Pemakai
Pemakai (civitas) pada Jurusan Arsitektur Universitas Udayana secara garis besar
dikelompokkan menjadi:
a) Mahasiswa
Mahasiswa baru Jurusan Arsitektur program reguler pada tahun 2016 saat ini mencapai sekitar 91
orang. Jumlah mahasiswa tersebut cukup proposional dan sesuai dengan kondisi kegiatan belajar
mengajar di Jurusan arsitektur dengan syarat sarana dan prasarana pendidikannya memadai.
b) Dosen
Pada saat ini dosen Jurusan Arsitektur Universitas Udayana berjumlah 47 orang dengan kualifikasi
bidang keahlian berbeda-beda yaitu bidang Kota dan Permukiman, bidang Teknologi Bangunan
dan bidang Perancangan. Satu orang dosen sekaligus sebagai Ketua Jurusan yang bertanggung
jawab dalam kegiatan pendidikan di jurusan dan satu orang sebagai Sekretaris Jurusan.
4
c) Staf Administrasi
Saat ini Jurusan Arsitektur memiliki 7 orang staf administrasi yang bertugas membantu segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan administrasi dalam Jurusan Arsitektur. Staf administrasi ini
terdiri dari pegawai bidang akademik, bidang perlengkapan , petugas ruang baca/perpustakaan dan
bidang kepegawaian.
d) Cleaning Service
Jurusan Arsitektur memiliki 5 orang pegawai khusus cleaning service yang bertugas membantu
menjaga kebersihan dan keamanan di Jurusan Arsitektur Universitas Udayana.
2) Kegiatan
Untuk mempermudah pemetaan maka kegiatan akan dikelompokkan sesuai dengan pengelompokan
pemakai (civitas). Kegiatan akan diuraikan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh civitas
sebagaimana berikut ini.
a) Mahasiswa
Untuk lebih jelas mengenai kegiatan yang berkaitan dengan akademis dan kegiatan kemahasiswaan
terutama kegiatan akademis yang bersifat khusus dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Mengikuti Perkuliahan
2) Praktikum
3) Studio Perancangan Arsitektur
4) Tugas akhir
5) Kegiatan kemahasiswaan .
b) Dosen
1) Pendidikan
Kewajiban dosen adalah memberikan materi kuliah, praktikum dan evaluasi serta tugas mengajar
lainnya kepada mahasiswa. Untuk keperluan tersebut seorang dosen diharuskan membuat persiapan
seperti pembuatan bahan ajar, bahan praktikum, melakukan evaluasi dan sebagainya. Kegiatan
rapat kecil dan bimbingan kepada mahasiswa dilaksanakan di Ruang Jurusan yang menjadi satu
kelompok kegiatan dengan kantor administrasi, ruang kajur dan sekjur, beberapa laboratorium dan
ruang baca.
2) Penelitian dan Pengabdian
Dosen juga melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian. Penelitian yang dilakukan oleh dosen
terutama yang terkait dengan bidang keahlian masing-masing di bidang arsitektur. Secara garis
besar, bidang keahlian di bidang arsitektur.
Isu penting yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah upaya-upaya peningkatan pemanfaatan
ruang dalam kegiatan belajar mengajar serta peningkatan sikap pemakai bangunan melalui
partisipasinya dalam proses evaluasi. Hasil evaluasi ini akan memberikan masukan dalam
rancangan redesain fasilitas kampus jurusan arsitektur selanjutnya.
3.2 Evaluasi Purna Huni Berdasarkan Aspek Fungsional Dan Aspek Teknis
Penelitian Evaluasi Purna Huni dapat dibedakan menjadi tiga aspek yaitu : fungsional, teknis dan
perilaku. Masing-masing mempunyai lingkup dan spesifikasi dalam kegiatannya, meskipun secara
proses garis besarnya sama. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian Evaluasi Purna Huni di kampus
Jurusan Arsitektur Udayana ini akan membahas dua aspek evaluasi yaitu aspek fungsi dan aspek
teknis. Kampus Jurusan Arsitektur ini terbagi menjadi empat pengelompokkan fungsi. Setiap
kelompok fungsi memiliki elemen-elemen pembentuk yang berbeda baik itu berupa bangunan,
ruang terbuka maupun tata hijau. Zona tersebut yaitu: 1) Kelompok Fungsi Utama/Belajar berupa
ruang kuliah gedung DB (lantai 2), gedung DF dan gedung DG, 2) Kelompok Fungsi Pengelola, 3)
Kelompok Fungsi Penunjang, dan 4) Kelompok Fungsi Servis. Sirkulasi yang ada di kampus
jurusan arsitektur baik itu horisontal maupun vertikal adalah berupa tangga, selasar/koridor, jalur
pejalan kaki/pedestrian, serta sirkulasi kendaraan. Jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan dibedakan
karena mempengaruhi kenyamanan ruang-ruang privat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.
5
Gambar 1. Pengelompokkan Fungsi & Sirkulasi Penghuni
di Kampus Jurusan Arsitektur Universitas Udayana
Kelompok Fungsi
Belajar
Kelompok Fungsi
Pengelola
Kelompok Fungsi
Service
Kelompok Fungsi
Penunjang
KETERANGAN :
Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi pejalan kaki
6
Jalur sirkulasi selasar selebar 150-235 cm dimana dibatasi oleh kolom dan dinding luar ruang kelas
bersifat terbuka (tanpa dinding). Sirkulasi vertikal menggunakan tangga dengan lebar 140-180 cm
terletak di ujung bangunan selain untuk memudahkan mengenali juga memudahkan evakuasi ketika
terjadi keadaan darurat.
3.3. Analisis Data
Kontribusi lingkungan kampus yang sukses terhadap sistem pembelajaran dapat meliputi efisiensi
dalam konsumsi energi bangunan, kualitas desain dari bangunan dan lingkungannya dan bagaimana
bangunan kampus mendukung penggunaan oleh penghuninya. Lingkungan kampus yang sukses
adalah mampu memenuhi kebutuhan penghuni dan mendukung efektivitas kegiatan belajar
mengajar dalam hal ini secara fungsional, kenyamanan, keberlanjutan, serta efisiensi. Post
Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH) merupakan jalan untuk
mengevaluasi bangunan dan lingkungannya serta kebutuhan penghuninya. Evaluasi terhadap
bangunan secara keseluruhan terutama tentang sirkulasi /akses vertikal dan horizontal termasuk
jalur pejalan kaki. Feedback dari mahasiswa dan staf pegawai kaitannya kinerja bangunan dengan
melakukan survei tentang aspek suhu udara, pencahayaan, suara, penghawaan ruangan, kebersihan
dan ergonomis/furnitur. Pengumpulan data dalam memperoleh data kinerja bangunan dengan
melakukan survei tentang aspek suhu udara, pencahayaan, suara, penghawaan ruangan, kebersihan
dan ergonomis/furnitur dilakukan melalui kuesioner. Responden yaitu pemakai yang beraktivitas di
kampus Jurusan Arsitektur minimal selama 1 tahun yaitu mahasiswa, pegawai dan dosen
ditentukan dengan metode purposive sampling. Jumlah responden dari mahasiswa yaitu 153 orang.
Sampel mahasiswa terdiri dari 62% laki-laki dan 38% perempuan. Responden adalah mahasiswa
Jurusan Arsitektur yang rata-rata berusia antara 19-20 tahun. Sebagian besar dari responden
beraktivitas lebih dari 4 jam dalam sehari. Sampel dari pegawai Jurusan Arsitektur berjumlah 5
orang. Data responden ditabulasi dan dipersentasikan secara sederhana, sehingga dapat diperoleh
besaran responden. Berikut adalah hasil dan tabulasi data dari tiga gedung yang dievaluasi kinerja
bangunannya dalam kuesioner yaitu gedung DB, gedung DF serta DG. Tabulasi data dari kuesioner
dimana evaluasi terhadap suhu udara di gedung DB, DF dan DG terdiri dari 14 pertanyaan. Hasil
menunjukkan bahwa 79% responden menyatakan bahwa sirkulasi udara di gedung DF tidak
memenuhi standar dibandingkan di gedung DB dan DG. Gedung DB dan DF dirasakan masih
memerlukan alat pengaturan suhu udara (AC). Jumlah jendela/lubang udara di semua gedung
sudah dianggap cukup oleh responden, hanya gedung DF untuk kelas studio beberapa jendela tidak
dapat dibuka. Sebanyak 96% responden menyatakan suhu di gedung DB dan DF membuat tidak
Gambar 2. Hasil Analisis Data Berdasarkan Survei Penghuni (Mahasiswa)
Terhadap Suhu Udara Di Gedung DB,DF, dan DG
nyaman terutama di gedung DF dirasakan panas sehingga responden banyak mengeluarkan
keringat. Berdasarkan analisis terhadap hasil tabulasi diatas bisa dilihat bahwa gedung DG
dirasakan lebih nyaman dan memiliki suhu udara yang memenuhi standar kenyamanan bila
dibandingkan dengan gedung DB dan DF. Tabulasi data dari kuesioner evaluasi terhadap
SUHU UDARA
92% 92%
88%
Anda merasa masih memerlukan alat pengatur suhu udara (AC) di ruangan tempat belajar? (YA)
GEDUNG DB GEDUNG DF GEDUNG DG
SUHU UDARA
88% 96%
58%
Anda merasa udara di tempat belajar anda terasa panas sehingga anda banyak mengeluarkan keringat? (YA)
GEDUNG DB GEDUNG DF GEDUNG DG
7
pencahayaan di gedung DB, DF dan DG terdiri dari delapan pertanyaan. sebanyak 88 % responden
menyatakan bahwa sinar matahari sudah memenuhi syarat kebutuhan ruangan di gedung DF dan
DG, sedangkan di gedung DB sebanyak 67 % responden. Cahaya listrik di semua gedung dirasakan
cukup. Berdasarkan analisis terhadap data tentang kondisi pencahayaan pada gedung DB, DF, dan
DG diperoleh bahwa tidak perlu penambahan penerangan dari listrik untuk gedung DB, DF dan
DG. Semua ruangan di gedung-gedung tersebut sudah cukup terang dan tidak gelap. Sebanyak 88%
responden di gedung DF dan 83% responden untuk gedung DG menyatakan suara AC mengganggu
telinga. Suara-suara dari luar ruangan gedung DG lebih menggangu dibandingkan di gedung DB
dan DF. Berdasarkan hasil tabulasi data terhadap suara dan kebisingan di gedung DB, DF dan DG
didapatkan bahwa sudah nyaman. Tabulasi data dari kuesioner evaluasi terhadap pencahayaan di
gedung DB, DF dan DG terdiri dari lima pertanyaan. Sebanyak 88% responden merasa tidak
nyaman dengan sirkulasi udara di gedung DF. Gedung DB dianggap tidak sesuai dengan jumlah
orang didalamnya. Rata-rata responden menyatakan bahwa gedung DB, DF,dan DG, kondisi
jendelanya tidak terbuka. Hasil survei terhadap responden tentang kebersihan ruangan di gedung
DB,DF dan DG yaitu 50% responden merasa bersih dan tidak berdebu di gedung DB. Lingkungan
kuliah dirasakan cukup bersih dan membuat nyaman dalam belajar. Sebanyak 67% responden
menyatakan kegiatan pembersihan ruangan oleh cleaning service ruang dilakukan 2 kali sehari di
gedung DB, 75% di gedung DF dan 79% di gedung DG. Sebanyak 38% responden menyatakan
bahwa ruang di gedung DB terdapat sampah berserakan, 33% di gedung DF dan 17% di gedung
DG. Kondisi ruangan yang paling kotor dan berdebu ada di gedung DB (38%). Berdasarkan
analisis terhadap data tentang kondisi kebersihan ruangan di gedung DB, DF dan DG dimana masih
memerlukan tambahan tempat sampah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei yaitu 63%
responden di gedung DB, 67% di gedung DF dan 71% di gedung DG. Aspek ergonomis lebih
mengevaluasi kenyamanan mebel yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar seperti kursi
dan meja. Kursi tempat untuk duduk saat belajar sudah sesuai dengan ukuran tubuh dinyatakan oleh
setengah dari responden di gedung DB, 54% responden di gedung DF, dan 63% responden di
gedung DG. Sebanyak 58% responden menyatakan tinggi meja dan kursi di gedung DB sudah
sesuai dengan ukuran tubuh, 63% responden di gedung DF dan 58% responden di gedung DG.
3.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, pengelompokkan fungsi dan hubungan ruang eksisting dapat lebih
dioptimalkan. Pengelompokkan fungsi berkaitan dengan pola aktivitas penghuni dan hubungan
ruang dapat lebih optimal dan efektif dengan pembagian zona berdasarkan sifat ruang yaitu :
1) zona publik terdiri dari area parkir roda 2, area parkir roda 4, ruang ME, taman/tata hijau, area
akses masuk tapak/entrance.
2) zona semi publik terdiri dari fasilitas lobby, area informasi dan resepsionis, area kantor
pengelola, area student center hall, kantin & tempat fotocopy, toilet, gudang, sedangkan zona semi
privat terdiri dari kantor ketua jurusan dan sekretaris jurusan, ruang dosen, ruang rapat,
perpustakaan, toilet, area konsultasi/bimbingan ke dosen, rooftop garden dan area kegiatan
kemahasiswaan.
3) zona privat terdiri dari ruang kelas umum, ruang kelas studio perancangan, toilet, ruang
presentasi/evaluasi dan ruang display product/maket.
Penzoningan ruang dan pengaturan sirkulasi di kampus Jurusan Arsitektur selain mempengaruhi
kegiatan pemakai baik didalam maupun di luar bangunan, juga ‘rasa ruang’. Penataan sirkulasi
tapak dengan konsep yang bersifat dinamis termasuk konsep penataan elemen ruang luar
pembentuknya baik hardscape dan softscape. Hal tersebut mendukung dan sesuai dengan sifat
kegiatan mahasiswa arsitektur yang dinamis dan menuntut kreatifitas tinggi. Jalur pejalan kaki
tapak dengan bentuk asimetris sangat memungkinkan untuk diterapkan dan perpaduan material
hardscape seperti batu alam dan batu tabur. Kondisi pohon eksisting sebisa mungkin dipertahankan
namun disesuaikan jenis dan peletakkannya dengan konsep penataan yang dinamis tersebut.
Adapun tipe kelas yang dapat diterapkan dalam proses redesain interior ruang kelas di Jurusan
Arsitektur ini antara lain :
1) Tipe ruang kuliah/kelas standar dengan furnitur model chair arm tablet.
2) Tipe ruang kuliah/kelas standar dengan furnitur model moveable table and chair.
8
3) Tipe ruang studio perancangan untuk kegiatan latihan dan menyelesaikan tugas menggambar.
4) Tipe kelas laboratorium komputer. Penataan kelas menggunakan tipe kelas face-to-face
Perlu adanya penambahan jumlah ruang kelas yang memadai di Jurusan Arsitektur dan lebih
bersifat fleksibel dari segi sirkulasi ruang, penataan furnitur maupun material furnitur yang
digunakan. Suhu di gedung DB dan DF membuat tidak nyaman terutama di gedung DF dirasakan
panas sehingga mahasiswa banyak mengeluarkan keringat. Solusi yang bisa diambil adalah
merencanakan desain jendela yang memaksimalkan bukaan. Overstek bangunan juga harus optimal
agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam ruangan sehingga dapat mengurangi suhu
ruangan. Peletakan bukaan juga sebaiknya di sisi utara dan selatan. Selain pintu jendela, salah satu
komponen yang tidak kalah penting adalah keberadaan ventilasi. Ventilasi menjadi kebutuhan
utama karena ventilasi merupakan jalur sirkulasi udara atau jalur keluar masuknya udara sehingga
mahasiswa merasa nyaman dalam menerima materi dari dosen. Arah bukaan jendela dan dimensi
sangat menentukan agar bukaan bisa bekerja secara optimal.
4. KESIMPULAN
Evaluasi Purna Huni fasilitas kampus Jurusan Arsitektur Universitas Udayana meliputi aspek
fungsional dan aspek teknis. Evaluasi terhadap elemen pada masing masing fasilitas kampus
berkaitan dengan kenyamanan pengguna. Dari segi pengelompokan fungsi, terdapat beberapa
bangunan yang letaknya tidak sesuai dengan pembagian zona. Kontribusi lingkungan kampus yang
sukses terhadap sistem pembelajaran dipengaruhi oleh kualitas desain dari bangunan dan
lingkungannya serta bagaimana bangunan kampus mendukung penggunaan oleh penghuninya.
Lingkungan kampus yang sukses adalah mampu memenuhi kebutuhan penghuni dan mendukung
efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam hal ini secara fungsional, kenyamanan, keberlanjutan,
serta efisiensi. Upaya redesain interior untuk fasilitas kampus Jurusan Arsitektur dianggap sebagai
langkah yang mampu mengatasi ketidakoptimalan kinerja bangunan terhadap pemakai. Umpan
balik dari mahasiswa dan staf pegawai kaitannya kinerja bangunan dengan melakukan survei
tentang aspek suhu udara, pencahayaan, suara, penghawaan ruangan, kebersihan dan
ergonomis/furnitur serta evaluasi terhadap hasil observasi terhadap fasilitas kampus.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas Teknik Universitas Udayana yang telah
memberikan dana untuk Hibah Penelitian Dosen Muda ini. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana beserta
stafnya yang telah memberikan banyak dukungan guna kelancaran penelitian. Khususnya untuk
Jurusan Arsitektur yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
A. Wicaksono, Andi. (2014). Teori Interior. Jakarta : Griya Kreasi.
Adianto, Alfian. (2011). Pengaruh Desain Interior Pepustakaan Terhadap Tingkat Frekuensi Mengunjungi Perpustakaan. Skripsi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Airlangga
Surabaya : Tidak Diterbitkan.
Ching, Francis D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.
Danisworo, M. (1989). Post Occupancy Evaluation: Pengertian dan Metodologi. Dalam Seminar
Pengembangan Metodologi Post Occupancy Evaluation. Jakarta: Usakti.
Ishak, Rahmi Amin, dkk. (2012). Wujud fisik ruang studio gambar arsitektur:Eksistensi elemen interior
Terhadap kreativitas dan kemandirian mahasiswa Dalam proses pembelajaran. Prosiding Fakultas
Teknik Grup Teknik Arsitektur. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Sudibyo,S., (1996), Evaluasi Pasca Huni, Kuliah Program Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister
Manajemen Rumah Sakit – Kerjasama Depkes RI. Jakarta.
9
Publikasi : SENASTEK III
Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Udayana, 15-16 Desember 2016
Lokasi : Patra Jasa Bali Resort & Villa
10