Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
109
EVALUASI KONDISI FISIK DOMINAN ATLET BULUTANGKIS PB
MALAKA ACEH BESAR TAHUN 2018
Fitri Addyanti, Alfian Rinaldy, Yeni Marlina
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Corresponding Email: fitriaddyanti19gmail.com
ABSTRAK
Bulutangkis merupakan permainan yang menuntut beberapa kemampuan fisik. Kemampuan fisik ada yang bersifat umum dan khusus. Kemampuan fisik yang bersifat khusus disebut juga dengan kemampuan fisik dominan. Kemampuan kondisi fisik dominan sangat berperan dalam bermain bulutangkis. Penelitian ini berupaya mengungkapkan kemampuan kondisi fisik dominan atlet PB Malaka Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kondisi fisik dominan atlet PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif. Populasi penelitian ini adalah 18 orang atlet PB Malaka Aceh Besar. Sampel dalam penelitian ini 11 orang atlet putra PB Malaka Aceh Besar. Pengambilan sampel penelitian berdasarkan usia atlet yaitu berkisar antara 12-16 tahun. Beberapa orang atlet yang usianya masih di bawah 11 tahun tidak dijadikan sebagai sampel dikarenakan masih tergolong atlet pemula. pengambilan sampel memakai teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara: tes power otot lengan (medicine ball push), tes power otot tungkai (vertical jump), tes kelincahan ( agility t-test), tes daya tahan jantungparu (lari 15 menit). Analisis data penelitian ini menggunakan tabulasi persentase.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata power otot lengan atlet sebesar 4,68 meter (katagori sedang), dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 5 orang atlet (45,45%) berada pada katagori sedang, (2) sebanyak 1 orang atlet (9,09%) berada pada katagori baik sekali, (3) sebanyak 3 orang atlet (27,27%) berada pada katagori baik, dan (4) sebanyak 2 orang atlet (18,18%) berada pada katagori kurang. Rata-rata power otot tungkai atlet sebesar 53,72 centi meter (katagori baik), dengan rincian sebagai berikut: sebanyak 5 orang atlet (45,45%) berada pada katagori baik, (2) sebanyak 2 orang atlet (18,18%) berada pada katagori baik sekali, dan (3) sebanyak 4 orang atlet (36,36) berada pada katagori cukup. Rata-rata kelincahan atlet sebesar 9,83 detik (katagori baik) dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 6 orang atlet (54,54%) berada pada katagori baik, (2) sebanyak 4 orang atlet (36,36) berada pada katagori baik sekali, dan (3) sebanyak 1 orang atlet (9,09%) berada pada katagori cukup. Rata-rata daya tahan jantungparu sebesar 46,37 m.l/kg.bb/menit (katagori kurang sekali), dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 4 orang atlet (36,36%) berada pada katagori kurang sekali, (2) sebanyak 3 orang atlet (27,27%) berada pada katagori sedang, (3) sebanyak 3 orang atlet (27,27%) berada pada katagori sedang, dan (4) sebayak 1 orang atlet (9,09%) berada pada katagori baik.
Kesimpulan penelitian ini adalah: kemampuan power otot tungkai dan kemampuan kelincahan berada pada kategori baik, kemampuan power otot lengan berada pada kategori sedang, dan kemampuan daya tahan jantungparu berada pada kategori kurang sekali.
Kata kunci: evaluasi, kondisi fisik dominan, bulutangkis
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
110
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik menyenangkan yang dapat dilakukan oleh
semua orang. Dikatakan aktivitas menyenangkan karena setiap orang bisa memilih
olahraga jenis apa yang mau dilakukan. Bahkan saat ini kegiatan olahraga tidak hanya
dijadikan sebagai aktivitas fisik saja namun juga menjadi ajang untuk bersosialisasi dan
bersilaturrahmi. Selain itu masyarakat yang sangat peduli dengan kesehatannya sudah
menjadikan kegiatan olahraga sebagai agenda rutin yang wajib dilakukan. Seiring dengan
perkembangannya masyarakat semakin sadar dengan manfaat berolahraga yang mampu
memberikan kesehatan dan menyehatkan jiwa raga, membentuk kepribadian yang sehat
sehingga dapat menghadapi persaingan dan perubahan serta semakin kreatif dalam
berbagai bidang.
Perkembangan olahraga di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup
baik tiap tahunnya yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya melakukan aktivitas olahraga. Masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga
tersebut memiliki tujuan yang beragam diantaranya meningkatkan kebugaran jasmani,
untuk bersosialisasi, maupun untuk mendapatkan prestasi di cabang olahraga tertentu.
Prestasi dibidang olahraga tidak hanya mampu memberikan dampak positif bagi pelaku
olahraga namun juga memberikan pengaruh besar bagi suatu negara. Giriwijoyo (1992:48)
menyatakan bahwa, “sehat meliputi tiga aspek yang saling berkaitan, yakni jasmani, rohani
dan sosial”.
Aspek-aspek yang saling berkaitan antar satu sama lain tersebut menjadi tolak ukur
bagi suatu aktivitas fisik sudah berjalan dengan baik. Sebagaimana pernyataan di atas
bahwa seseorang dapat dikatakan sehat tidak hanya dilihat dari kemampuan dia melakukan
aktivitas fisik saja, akan tetapi seseorang dapat dinyatakan sehat apabila dia mampu
bersosialisasi dengan baik atau memiliki hubungan kekerabatan yang selalu dijaga, dan
yang paling penting seseorang yang dinyatakan sehat itu mampu melakukan aktivitas tanpa
mengalami lelah yang berlebihan.
Kondisi fisik berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi dua katagori, yang
pertama adalah komponen fisik dasar dan kedua komponen fisik dominan. Komponen fisik
dasar adalah komponen kondisi fisik yang berperan sebagai landasan utama dari suatu
cabang olahraga. Sedangkan komponen fisik dominan adalah unsur kondisi fisik yang
memberikan pengaruh besar terhadap pencapaian prestasi dalam suatu cabang olahraga.
Griwijoyo (1992: 233) menyebutkan “lima komponen kondisi fisik dasar dalam cabang
olahraga bulutangkis yaitu daya tahan, kekuatan, power, kecepatan dan fleksibilitas”.
Unsur kondisi fisik dominan dalam cabang olahraga bulutangkis menurut Perdana (tanpa
tahun:1) diantaranya “kelincahan, daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan,
kecepatan,”. Pendapat ini diambil berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada atlet
bulutangkis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ke
enam unsur kondisi fisik memiliki pengaruh yang besar dalam penetuan prestasi cabang
olahraga bulutangkis.
Olahraga bulutangkis juga tidak terlepas dari sepuluh komponen kondisi fisik
tersebut. Tentunya seluruh komponen kondisi fisik tersebut dapat ditingkat dengan
melakukan latihan rutin peningkatan kondisi fisik. Namun setiap cabang olahraga memiliki
beberapa komponen kondisi fisik yang sangat berpengaruh dan memberikan kontribusi
besar dalam cabang olahraga tertentu yang disebut dengan kondisi fisik dominan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
111
Seiring dengan perkembangan dalam dunia olahraga, maka setiap cabang olahraga
juga ikut melakukan berbagai perkembangan dan kemajuan dalam berbagai hal. Salah satu
contohnya ialah cabang olahraga bulutangkis yang semakin berkembang dalam segi teknik
dan taktik bermain, jika dalam pertandingan partai tunggal putra beberapa tahun lalu masih
menggunakan model permainan dengan pukulan-pukulan melambung ke atas atau lob dan
pukulan drop shot namun saat ini permainan lebih cendrung cepat dengan pukulan-pukulan
yang menggunakan power seperti pukulan smash dan drive. Dengan adanya perkembangan
ini maka juga berpengaruh pada bebrapa komponen kondisi fisik yang dominan dalam
cabang olahraga bulutangkis.
Beberapa pakar olahraga mengatakan bahwa komponen kondisi fisik dominan
dalam cabang olahraga bulutangkis saat ini adalah: daya tahan, power, dan kelincahan.
Sedangkan kekuatan dan kecepatan merupakan dua komponen kondisi fisik yang saling
berkaitan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Widiastuti (2011:16) “daya ledak merupakan
kombinasi antara daya otot maksimum (kekuatan) dengan kecepatan maksimum”.
Sehingga secara otomatis kedua komponen kondisi fisik ini dapat diukur kualitasnya
dengan melihat tingkat daya ledak atau power dari seorang atlet bulutangkis.
Komponen kondisi fisik ini menjadi tolak ukur atau dasar seorang atlet dapat
mencapai prestasi. Lebih lanjutnya kelima kondisi fisik dominan dalam cabang olaharag
bulutangkis dapat diukur dengan serangkaian tes sebagai beriku: 1) tes lari 12 menit untuk
mengukur daya tahan umum, 2) push up test untuk mengukur daya tahan otot lengan, 3)
squat jump untuk mengukur daya tahan otot tungkai, 4) hand dynamometer untuk
mengukur kekuatan otot lengan, 5) leg dynamometer untuk mengukur kekuatan otot
tungkai, 6) vertical jump untuk mengukur power otot tungkai, 7) lari 50 meter untuk
mengukur kecepatan, 8) sit and reach test untuk mengukur kelentukan togok.
Persatuan bulutangkis (PB) Malaka sebagai salah satu wadah atau tempat para atlet
melakukan latihan dan pengembangan keterampilan bermain bulutangkis. PB Malaka yang
terletak di Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar mulai berdiri sejak 14 Maret 2015 yang
diketuai oleh Januar dan juga dilatih oleh Januar yang merupakan alumni dari Penjaskesrek
Unsyiah. PB Malaka sebagai salah satu PB yang berada di Aceh Besar memiliki tujuan
sebagai tempat refresing para anggotanya melalui olahraga, meningkatkan derajat
kesehatan bagi anggotanya, memasyarakatkan olahraga bulutangkis, sebagai ajang
silaturahmi dan mencari sahabat sebanyak mungkin, mendidik anak-anak mulai usia dini di
bidang bulutangkis.
Prestasi yang dicapai oleh setiap atlet PB Malaka tidak lepas dari program latihan
yang dilakukan. Program latihan yang digunakan di PB Malaka ini meliputi latihan fisik,
teknik, prakompetisi dan kompetisi. Meskipun PB Malaka masih tergolong baru terbentuk
namun atlet hasil binaan dari PB malaka sudah mampu meraih berbagai macam prestasi
diberbagai pertandingan seperti juara umum Sulaiman Cup tahun 2017 dan juara umum
Gala Desa Dispora tahun 2017.
Saat ini ada beberapa atlet yang masih tergolong baru bergabung dengan PB
Malaka, sehingga kondisi fisik dari para atlet yang baru bergabung ini sangat perlu
diperhatikan sebagai pondasi mereka meraih prestasi kedepannya. Dengan demikian
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian pada seluruh atlet PB Malaka guna
mengetahui tingkat kondisi fisik dominan atlet bulutangkis Aceh Besar sebagai salah satu
upaya peningkatan prestasi atlet daerah khsusunya bulutangkis. Uraian di atas yang melatar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
112
belakangi judul penelitian “Evaluasi Kondisi Fisik Dominan Atlet Bulutangkis PB Malaka
Aceh Besar Tahun 2018”.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Noor (2011:34) menjelaskan “bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaah menjelaskan dan memaparkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi
saat sekarang”. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes fisik dengan berpedoman
pada norma yang sudah ditentukan sehingga hasil penelitian berupa angka-angka yang
sesuai dengan ketentuan dan norma tesnya. Arikunto (2006:12) mengatakan bahwa
“Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya”.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian baik itu manusia, tumbuhan,
data, gejala-gejala, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.
Arikunto (2010:173) mengatakan “Populasi adalah keseluruhan subjekp enelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018
berjumlah 18 orang atlet.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik (purposive
sampling) yaitu pegambilan sampel dalam suatu populasi dengan tujuan dan pertimbangan
tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sebelas orang atlet putra yang umurnya
berkisar antara 12-16 tahun dari keseluruhan populasi yang berjumlah 11 orang.
Pengambilan sampel ini dilakukan agar sifat dari sampel lebih homogen sehingga norma tes yang digunakan dalam penelitian tidak ada perbedaan.
Tabel 1. Sampel Penelitian
No Nama Umur Jenis Kelamin
1 Aidirul Shahlan 13 Tahun Laki-Laki
2 Zacky Mubaraq 12 Tahun Laki-Laki
3 M. Ridho Alyasa 13 Tahun Laki-Laki
4 M. Adrian Zulfitra 12 Tahun Laki-Laki
5 M. Ramadhan 12 Tahun Laki-Laki
7 Fairusul Mufid 12 Tahun Laki-Laki
8 Khairul Rijal 13 Tahun Laki-Laki
9 Munadi 15 Tahun Laki-Laki
10 Haikal 16 Tahun Laki-Laki
11 Yaqi Maskur 16 tahun Laki-Laki
(Sumber: Pelatih PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
113
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran
secara langsung, item tes yang digunakan antara lain: (1) medicine ball push test untuk
mengukur power otot lengan, (2) vertical jump untuk mengukur powr otot tungkai, (3)
agility t test untuk mengukur kelincahan, dan (4) lari 15 menit untuk mengukur daya tahan
jantung paru.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu : Maret 2018
b. Tempat: GOR PB Malaka Aceh Besar
HASIL PENELITIAN
Tabel 2. Data Mentah Hasil Tes Kondisi Fisik Dominan Atlet Bulutangkis PB Malaka
Aceh Besar Tahun 2018
No Nama
Data Mentah Hasil Tes Kondisi Fisik Dominan
Power Otot
Lengan
(meter)
Power Otot
Tungkai
(centi meter)
Kelincahan
(detik)
Daya Tahan
Jantung Paru
(meter)
1 Aidirul Shahlan 4,5 50 10,2 3.230
2 Zacky Mubaraq 4,54 46 10,6 2.250
3 M. Ridho Alyasa 3,65 53 9,4 2.530
4 M. Adrian 5,27 50 9,3 2.740
5 M. Ramadhan 6,01 54 9,1 3.260
6 Fairusul Mufid 4,52 50 9,9 3.534
7 Khairul Rijal 4,36 55 9,3 3.660
8 Munadi 3,66 54 10,2 3.785
9 Haikal 4,35 64 10,4 4.225
10 Yaqi Maskur 5,28 65 10,3 2.263
11 Mujibul Abrar 5,3 50 9,4 3.010
Hasil Tes Power Otot Lengan (Medicine Ball Push)
Data hasil penelitian seperti yang terdapat pada tabel 2, kemudian dianalisa
menggunakan rujukan yang sesuai, sehingga data dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
katagori dengan tingkatan nilai masing-masing.
a. Pengelompokan Data Tes Power Otot Lengan
Tabel 3. Hasil Tes Power Otot Lengan (Medicine Ball Push)
No Nama Hasil Tes Power Otot Lengan
Medicine Ball Push (M) Katagori
1 Aidirul Shahlan 4,50 Sedang
2 Zacky Mubaraq 4,54 Sedang
3 M. Ridho Alyasa 3,65 Kurang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
114
No Nama Hasil Tes Power Otot Lengan
Medicine Ball Push (M) Katagori
4 M. Adrian Zulfitra 5,27 Baik
5 M. Ramadhan 6,01 Baik sekali
6 Fairusul Mufid 4,52 Sedang
7 Khairul Rijal 4,36 Sedang
8 Munadi 3,66 Kurang
9 Haikal 4,35 Sedang
10 Yaqi Maskur 5,28 Baik
11 Mujibul Abrar 5,30 Baik
Jumlah 51,44 -
b. Rata-Rata Hasil Tes Power Otot Lengan
Data yang sudah dikelompokkan berdasarkan katagori masing-masing, selanjutnya
akan analisis kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata dari tes power otot lengan atlet
bulu tangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018.
n
Xx
11
51,44
4,68
Berdasarkan hasil analisis rata-rata untuk tes power otot lengan atlet bulutangkis
PB Malaka Aceh Besar tahun 2018, maka didapati hasil sebesar 4,68 meter.
c. Persentase Tes Power Otot Lengan
%100XN
FP
Baik Sekali % 9,09%10011
1X
Baik
% 27,27%10011
3X
Sedang % 45,45%10011
5X
Kurang % 18,18%10011
2X
Kurang Sekali % 00,00%10011
0X
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
115
Tabel 4. Hasil Persentase Power Otot Lengan Atlet Bulutangkis PB Malaka Aceh Besar
Tahun 2018
No Katagori Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 1 9,09%
2 Baik 3 27,27 %
3 Sedang 5 45,45%
4 Kurang 2 18,18%
5 Kurang Sekali 0 0,00%
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa persentase hasil tes power otot lengan
atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar tahun 2018 adalah sebagai berikut: katagori baik
sekali dicapai oleh satu orang atlet dengan persentase sebesar 9,09%, katagori baik dicapai
oleh tiga orang atlet dengan persentase sebesar 27,27%, katagori sedang dicapai oleh lima
orang atlet dengan persentase sebesar 45,45%, katagori kurang dua orang atlet dengan
persentase sebesar 18,18%, dan pada katagori kurang sekali tidak ada yang diraih oleh atlet
bulutangkis PB Malaka pada item tes medicine ball push. Dari hasil analisis data di atas
dapat disimpulkan bahwa katagori sedang untuk power otot lengan di capai oleh lima
orang atlet dengan persentase sebesar 45,45%. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Hasil Tes Power Otot Tungkai (Vertical Jump)
a. Pengelompokan Data Tes Power Otot Lengan
Pengelompokan data penelitian harus menggunakan rujukan dari sumber yang relevan.
Berikut ini adalah rujukan yang digunakan untuk mengkatagorikan hasil penelitian
terhadap power otot tungkai.
Tabel 5. Hasil Tes Power Otot Tungkai
No Nama Hasil Tes Power Otot Tungkai
Vertical Jump(Cm) Katagori
1 Aidirul Shahlan 50 Cukup
2 Zacky Mubaraq 46 Cukup
3 M. Ridho Alyasa 53 Baik
4 M. Adrian Zulfitra 50 Cukup
5 M. Ramadhan 54 Baik
6 Fairusul Mufid 50 Baik
7 Khairul Rijal 55 Baik
8 Munadi 54 Baik
9 Haikal 64 Baik sekali
10 Yaqi Maskur 65 Baik sekali
11 Mujibul Abrar 50 Cukup
Jumlah 591 -
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
116
b. Rata-Rata Hasil Tes Power Otot Tungkai
Data yang sudah dikelompokkan berdasarkan katagori masing-masing, selanjutnya
akan analisis kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata dari tes power otot tungkai atlet
bulu tangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018.
n
Xx
11
591
72,53
Berdasarkan hasil analisis rata-rata untu tes power otot tungkai atlet bulutangkis PB
Malaka Aceh Besar tahun 2018, maka didapati hasil sebesar 53,72 centi meter.
c. Persentase Tes Power Otot Tungkai
%100XN
FP
Sempurna % 0,00%10011
0X
Baik Sekali
% 18,18%10011
2X
Baik % 45,45%10011
5X
Cukup % 36,36%10011
4X
Kurang % 00,00%10011
0X
Tabel 6. Hasil Persentase Power Otot Tungkai
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Sempurna 0 0,00%
2 Baik Sekali 2 18,18%
3 Baik 5 45,45%
4 Cukup 4 36,36%
5 Kurang 0 00,00%
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa persentase kemampuan power otot
tungkai atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 adalah sebagai berikut; pada
katagori sempurna belum dapat dicapai oleh para atlet dengan pesentase nol, pada
tingkatan kedua untuk katagori baik sekali frekuensi dua orang atlet dengan besar
persentase 18,18%, pada tingkatan ketiga untuk katagori baik dapat dicapai oleh lima
orang atlet dengan besar persentase 45,45%, selanjutnya pada katagori baik sekali dicapai
oleh empat orang atlet dengan persentase sebesar 36,36%, dan yang terakhir pada katagori
kurang dengan persentase 0%.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
117
2.1 Hasil Tes Keincahan (Agility T Test)
a. Pengelompokan Data Tes Kelincahan
Pengelompokan data penelitian harus menggunakan rujukan dari sumber yang
relevan. Berikut ini adalah rujukan yang digunakan untuk mengkatagorikan hasil penelitian
terhadap kelincahan.
Tabel 7. Hasil Tes Kelincahan (Agility T- Test)
No Nama Hasil Tes Kelincahan
T-Test (Detik) Katagori
1 Aidirul Shahlan 10,2 Baik
2 Zacky Mubaraq 10,6 Cukup
3 M. Ridho Alyasa 9,4 Baik sekali
4 M. Adrian Zulfitra 9,3 Baik sekali
5 M. Ramadhan 9,1 Baik
6 Fairusul Mufid 9,9 Baik
7 Khairul Rijal 9,3 Baik sekali
8 Munadi 10,2 Baik
9 Haikal 10,4 Baik
10 Yaqi Maskur 10,3 Baik
11 Mujibul Abrar 9,4 Baik sekali
Jumlah 108,1 -
b. Rata-Rata Hasil Kelincahan
Data yang sudah dikelompokkan berdasarkan katagori masing-masing, selanjutnya
akan analisis kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata dari tes kelincahan atlet bulu
tangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018.
n
Xx
11
108,1
83,9
c. Persentase Tes Kelincahan
Data yang sudah dikatagorikan seperti yang terdapat dalam tabel 4.11 selanjutnya
dihitung jumlah frekuensinya guna mempermudah proses perhitungan persentase untuk
setiap katagori.
%100XN
FP
Baik Sekali % 36,36%10011
4X
Baik
% 54,54%10011
6X
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
118
Cukup % 9,09%10011
1X
Kurang % 0,00%10011
0X
Tabel 8. Persentase Kelincahan Hasil Tes Kelincahan
No Katagori Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 4 36,36%
2 Baik 6 54,54%
3 Cukup 1 9,09%
4 Kurang 0 0,00%
Jumlah 11 100%
Sesuai dengan data yang terdapat dalam tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa
kelincahan atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 adalah sebagai berikut;
untuk katagori baik sekali persentase sebesar 36,36% dengan frekuensi empat orang atlet,
katagori baik dengan persentase sebesar 54,54% frekuensi enam orang atlet, kemudian
untuk katagori cukup dengan besar persentase 9,09% frekuensi satu atlet, dan kategori
kurang dengan persentase 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelincahan atlet
bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 adalah baik dengan persentase sebesar
45,45%.
2.2 Hasil Tes Daya Tahan Jantungparu (Lari 15 Menit)
Data hasil tes kelincahan seperti yang terdapat pada tabel 4.1, kemudian dianalisa
menggunakan rujukan yang sesuai, sehingga data dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
katagori dengan tingkatan nilai masing-masing.
a. Pengelompokan Data Tes Daya Tahan Jantungparu (Lari 15 Menit) Tabel 9. Hasil Tes Daya Tahan Jantung Paru (Lari 15 Menit)
No Nama
Hasil Tes Daya Tahan Jantung Paru
Lari 15 Menit Katagori
Jarak (M) Vo2max
(M.L/KG.BB/Menit)
1 Aidirul Shahlan 3.230 47,46 Kurang
2 Zacky Mubaraq 2.250 36,22 Kurang Sekali
3 M. Ridho Alyasa 2.530 39,44 Kurang Sekali
4 M. Adrian Zulfitra 2.740 41,84 Kurang Sekali
5 M. Ramadhan 3.260 47,80 Kurang
6 Fairusul Mufid 3.534 50,95 Sedang
7 Khairul Rijal 3.660 52,39 Sedang
8 Munadi 3.785 53,82 Sedang
9 Haikal 4.225 58,87 Baik
10 Yaqi Maskur 2.263 36,37 Kurang Sekali
11 Mujibul Abrar 3.010 44,94 Kurang
Jumlah 34.487 510,10 -
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
119
b. Rata-Rata Hasil Tes Power Otot Tungkai
Data yang sudah dikelompokkan berdasarkan katagori masing-masing, selanjutnya
akan analisis kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata dari tes daya tahan jantungparu
atlet bulu tangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018.
n
Xx
11
510,10
46,37 c. Persentase Tes Daya Tahan Jantungparu
%100XN
FP
Baik Sekali % 0,00%10011
0X
Baik
% 9,09%10011
1X
Sedang % 27,27%10011
3X
Kurang % 27,27%10011
3X
Kurang Sekali % 36,36%10011
4X
Tabel 10. Hasil Persentase Daya Tahan Jantungparu
No Katagori Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 0 0,00%
2 Baik 1 9,09%
3 Sedang 3 27,27%
4 Kurang 3 27,27%
5 Kurang Sekali 4 36,36%
Jumlah 11 100%
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa
daya tahan jantung paru atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 sebagai
berikut; untuk katagori baik sekali nol atau tidak ada atlet yang dapat mencapai, dengan
persentase 0,00%, katagori baik di capai oleh satu orang atlet dengan persentase sebesar
9,09%, untuk katagori sedang dan kurang dicapai oleh tiga orang atlet dengan masing-
masing persentase sebesar 27,27%, sedangkan untuk katagori kurang sekali dengan besar
persentase yaitu 36,36%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daya tahan jantung
paru atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 adalah kurang sekali dengan
persentase sebesar 36,36%.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
120
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data, maka kemampuan kondisi fisik
atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar Tahun 2018 adalah sebagai berikut: 1)
kemampuan power otot lengan (medicine ball push) berada pada katagori sedang,
diperoleh oleh 5 orang dari jumlah keseluruhan 11 atlet, dengan persentase sebesar
45,45%, 2) kemampuan power otot tungkai (vertical jump) berada pada katagori baik,
diperoleh oleh 5 orang dari jumlah keseluruhan 11 orang atlet, dengan persentase sebesar
45,45%, 3) tingkat kemampuan kelincahan (T-Test) berada katagori baik, diperoleh oleh 6
orang dari jumlah keseluruhan 11 orang atlet, dengan persentase sebesar 54,54%, 4)
tingkat kemampuan daya tahan jantung paru atau kapasitas vital paru (V02Max) berada
pada katagori kurang sekali, diperoleh oleh 4 orang dari jumlah keseluruhan 11 orang atlet,
dengan persentase sebesar 36,36%.
Unsur kondisi fisik adalah persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap atlet
dalam usaha pencapaian prestasi, dengan memiliki kondisi fisik yang baik tentunya atlet
dapat lebih mudah mengembangankan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Sajoto (1988:57) “Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan
dalam setiap usaha peningkatan prestasi”. Memiliki kondisi fisik yang bagus bagi atlet
khusunya pada cabang olahraga bulutangkis merupakan suatu keharusan, sebagaimana
yang kita ketahui bersama bahwa bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang
tergolong kedalam olahraga aerobic, maksudnya cabang olahraga ini dilakukan dalam
waktu yang lama membutuhkan banyak energi dan asupan oksigen kedalam tubuh.
Gerakan-gerakan dan setiap pukulan dalam cabang olahraga bulutangkis juga
membutuhkan power dan kecepatan, sehingga dengan adanya kondisi fisik yang mempuni
maka atlet akan dapat mengoptimalkan setiap pukulan dan gerakan yang akan dilakukan.
Selain itu lamanya waktu pertandingan juga menjadi faktor yang sangat perlu diperhatikan,
dalam satu kali bertanding atlet dapat menghabiskan waktu 40 menit bahkan lebih, dengan
kata lain untuk dapat terus prima dan bugar selama bertanding dalam waktu yang cukup
lama sangat dibutuhkan kemampuan daya tahan jantung paru yang baik, sehingga atlet
dapat melaksanakan pertandingan dalam kondisi alat vital yang bagus dan tidak akan
mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti cedera pada saat bertanding.
Kondisi fisik dominan atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar masih harus terus
dilatih terutama pada peningkatan daya tahan jantung paru atau kapasital vital paru yang
belum baik, termasuk juga daya atau power otot lengan harus diperbaiki dengan maksimal.
Sedangkan pada power otot tungkai dan kelincahan sudah baik, namun juga harus terus
dilatihkan untuk mempertahankannya agar tetap bugar kondisi tersebut.
Atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar, belum dapat bersaing dengan atlet dari
klub lainnya, karena diakibatkan dan diyakini kondisi daya tahan jantung paru dan power
otot lengan belum baik. Maka komponen kondisi fisik dominan ini dipriotaskan dan harus
lebih ditingkatkan, sehingga berada pada katagori baik sekali bahkan sempurna, tetapi
dengan tidak meninggalkan latihan teknik dalam bermain. Peningkatan kondisi fisik
tentunya dapat dilakukan dengan meningkatkan kedisiplinan, intensitas latihan, latihan
yang terprogram dengan baik, bahkan secara mandiri atlet juga harus memperhatikan
kebiasaan dan makanan yang mereka konsumsi sendiri. Seperti salah satu contoh kebiasaan
yang sangat tidak baik ialah merokok, kebiasaan merokok pada atlet akan berdampak pada
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
121
kesehatan jantung dan paru-paru mereka, sehingga usaha-usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kondisi fisik khususnya kemampuan jantung paru tidak akan memberi
pengaruh atau peningkatan yang berarti.
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan tadi ada hal penting yang juga harus
dikuasai oleh atlet sebagai yaitu kemahiran dalam penguasaan setiap teknik dan taktik
dalam pertandingan, namun untuk dapat mengoptimalkan setiap teknik pukulan dalam
pertandingan tentunya harus dilandasi terlebih dahulu oleh kemampuan kondisi fisik yang
baik.
Berdasarkan beberapa uraian yang telah dijelaskan maka harus dipahami bahwa
setiap unsur-unsur kondisi fisik memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya dan tidak
datat dipisah-pisahkan. Selain itu faktor-faktor lain juga memberikan kontribusi yang besar
dalam upaya peningkatan kondisi fisik atlet dan juga dalam upaya pencapaian prestasi
sehingga beberapa faktor tadi juga harus betul-betul dipertimbangkan.
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kemampuan fisik dominan atlet bulutangkis PB
Malaka Aceh Besar Tahun 2018 sebagai berikut: 1) Kemampuan power otot lengan berada
pada katagori Sedang, 2) Kemampuan power otot tungkai berada pada katagori Baik, 3)
Kemampuan kelincahan berada pada katagori baik, 4) Kemampuan daya tahan jantung
paru berada pada katagori kurang sekali.
2. Saran
Berdasarkan dari simpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Bagi pelatih bulutangkis PB Malaka Aceh Besar untuk lebih memperhatikan dan
melatih power otot lengan dengan cara melakukan tolakan bola medicine dan otot
tungkai dengan cara memberikan latihan beban dipundak sambil meloncat, selanjutnya
melatih kelincahan dengan cara memberikan latihan lari bolak-balik atau shuttle run,
illinois agility run. Kemudian melatih daya tahan jantung paru dengan cara
memberikan latihan lari jarak jauh 2,4 kilometer, latihan lari 12 menit, dan latihan lari
15 menit.
2. Bagi para atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar yang memiliki kemampuan fisik
dominan baik dalam bermain bulutangkis agar dapat mempertahankannya dengan
selalu melakukan latihan yang terprogram, sedangkan bagi pemain yang masih kurang
maksimal agar dapat meningkatkannya melalui latihan yang dipanduh oleh pelatih.
3. Bagi pihak pengurus bulutangkis PB Malaka Aceh Besar agar dapat memberikan
dukungan kepada pelatih dalam meningkatkan kemampuan fisik dominan dalam
bermain bulutangkis dengan memberikan fasilitas yang maksimal yang bisa digunakan
dalam melakukan latihan fisik dan latihan ternik dasar bermain bulutangkis.
4. Bagi peneliti berikutnya agar dapat mengadakan penelitian lanjutan yang belum
dijangkau dalam penelitian ini yaitu mengenai kedisiplinan waktu latihan. Sehingga
kedepan atlet bulutangkis PB Malaka Aceh Besar akan lebih berkualitas baik disegi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 5, Nomor 2 : Hal 109 – 122
Mei 2019
122
fisik, teknik, mental dalam bertanding dan kedisiplinan waktu yang telah ditetapkan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
--------------. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
--------------. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Bompa, Tudor, O. 1994. Power Training For Sport. Canada: Mocal e Press.
Dapartemen Pendidikan Nasional. 2002. Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda.
Jakarta: Depdiknas.
Giriwijoyo. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.
Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.