25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim adalah golongan protein yang disintesis oleh sel hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator dalam setiap reaksi metabolisme yang terjadi pada organisasi hidup. Enzim juga merupakan biokatalisator yang menunjang berbagai proses industri. Hal ini disebabkan enzim mempunyai efisiensi dan efektifitas yang tinggi, reaksinya tidak menimbulkan produk samping, serta dapat digunakan berulangkali dengan teknik amobilisasi (Lehninger, 1995). Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dalam pertumbuhan bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim ini memiliki sifat khusus dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu, lipase mempunyai kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam media berair maupun dalam media non air (Sumarsih, 2004). Enzim lipase sangat berperan dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan noda minyak pada alat industri agar minyak dapat dilarutkan dalam air. Beberapa reaksi yang dikatalisis oleh enzim lipase diantaranya adalah reaksi hidrolisis, alkoholisis, esterifikasi dan interesterifikasi (Dosanjh dan Kaur, 2002). B. Rumusan Masalah 1

Enzim lipase

  • Upload
    tuti-tzu

  • View
    1.080

  • Download
    108

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah enzim lipase

Citation preview

Page 1: Enzim lipase

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Enzim adalah golongan protein yang disintesis oleh sel hidup dan

mempunyai fungsi penting sebagai katalisator dalam setiap reaksi metabolisme

yang terjadi pada organisasi hidup. Enzim juga merupakan biokatalisator yang

menunjang berbagai proses industri. Hal ini disebabkan enzim mempunyai

efisiensi dan efektifitas yang tinggi, reaksinya tidak menimbulkan produk

samping, serta dapat digunakan berulangkali dengan teknik amobilisasi

(Lehninger, 1995).

Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dalam

pertumbuhan bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim ini memiliki sifat khusus

dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu, lipase

mempunyai kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam media berair

maupun dalam media non air (Sumarsih, 2004). Enzim lipase sangat berperan

dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan noda minyak pada alat industri agar

minyak dapat dilarutkan dalam air. Beberapa reaksi yang dikatalisis oleh enzim

lipase diantaranya adalah reaksi hidrolisis, alkoholisis, esterifikasi dan

interesterifikasi (Dosanjh dan Kaur, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah enzim dan peranannya, enzim

lipase, sisi aktif enzim lipase, mekanisme hidrolisis triasilgliserol,

mikroorganisme penghasil enzim lipase, aplikasi enzim lipase dan pengaruh

berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh manusia.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk

mengetahui tentang enzim dan peranannya, enzim lipase, sisi aktif enzim lipase,

mekanisme hidrolisis triasilgliserol, mikroorganisme penghasil enzim lipase,

aplikasi enzim lipase dan pengaruh berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh

manusia.

1

Page 2: Enzim lipase

BAB II

PEMBAHASAN

A. Enzim

Reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup bekerja

secara optimal pada suhu 30°C (suhu ruang), misalnya pada suhu tubuh

tumbuhan. Sedangkan di dalam tubuh hewan homoitermis berlangsung pada

suhu 37°C. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar

reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat

yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut bereaksi. Dalam sel

makhluk hidup, reaksi- reaksi kimia dapat berlangsung dengan cepat karena

adanya katalisator hidup atau biokatalisator, yaitu enzim. Enzim merupakan

pengatur suatu reaksi. Bahan tempat enzim bekerja disebut substrat.

1. Susunan Enzim

Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian,

yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein. Bagian protein disebut

apoenzim, bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu

dan keasaman. Bagian yang bukan proteindisebut gugus prostetik (aktif),

terdiri atas kofaktor atau koenzim. Kofaktor berasal dari molekul anorganik,

yaitu logam, misalnya besi, tembaga, dan seng. Sedangkan koenzim

merupakan gugus prostetik terdiri atas senyawa organik kompleks, misalnya

NADH, FADH, koenzim A, dan vitamin B.

2. Ciri-ciri Enzim

Enzim merupakan suatu protein yang bekerja secara khusus, dapat

digunakan berulangkali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh oleh pH,

diperlukan dalam jumlah sedikit, dan dapat bekerja secara bolak-balik.

a. Protein

Sebagian besar enzim (kecuali ribozime), adalah protein. Dengan

demikian sifat-sifat yang dimilikinya sama dengan sifat sifat protein,

yaitu: menggumpal pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.

b. Bekerja secara khusus

Enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, dan tidak

dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di dalam usus rayap

2

Page 3: Enzim lipase

terdapat protozoa yang menghasilkan enzim selulase sehingga rayap

dapat hidup dengan makan kayu karena dapt mencerna selulosa (salah

satu jenis karbohidrat/polisakarida). Sebaliknya manusia tidak dapat

mencerna kayu, meskipun mempunyai enzim amilase, yaitu enzim yang

dapat mencerna amilum/pati (yang juga merupakan jenis polisakarida).

Enzim amilase dan selulase masing-masing bekerja secara khusus.

c. Dapat digunakan berulang kali

Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada

saat terjadi reaksi. Meskipun dalam jumlah sedikit, adanya enzim dalam

suatu reaksi yang dikatalisirnya akan mempercepat reaksi, karena enzim

yang telah bekerja dalam reaksi tersebut dapat digunakan kembali.

d. Rusak oleh panas

Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut

denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50°C. Reaksi

kimia akan meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu sebesar 10oC.

Kenaikan suhu di atas suhu 50°C tidak dapat meningkatkan reaksi yang

dikatalisir oleh enzim, tetapi justru menurunkan atau menghentikan

reaksi tersebut. Hal ini disebabkan enzimnya rusak sehingga enzim

tersebut tidak dapat bekerja. Demikian juga apabila kita memesan enzim-

enzim dari perjalanan, dan enzim tersebut disimpan dalam lemari es.

Suhu rendah tidak merusak enzim tetapi hanya menonaktifkannya saja.

e. Diperlukan dalam jumlah sedikit

Oleh karena enzim berfungsi sebagai mempercepat reaksi, tetapi tidak

ikut bereaksi, maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu

banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama molekul

tersebut tidak rusak.

f. Dapat bekerja bolak-balik

Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu enzim

dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa

lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu

menjadi senyawa semula. Pada tumbuhan, proses fotosintesis

menghasilkan glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan dalam jumlah

3

Page 4: Enzim lipase

banyak, maka glukosa tersebut diubah dan disimpan dalam bentuk pati.

Pada saat diperlukan, misalnya untuk pertumbuhan, pati yang disimpan

sebagai cadangan makanan tersebut diubah kembali menjadi glukosa.

g. Kerja enzim dipengaruhi lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh pada kerja enzim adalah suhu, pH, hasil

akhir, dan zat penghambat.

1) Suhu

Enzim bekerja optimal pada suhu 30°C atau pada suhu tubuh dan

akan rusak pada suhu tinggi. Biasanya enzim bersifat nonaktif pada

suhu rendah (0°C atau di bawahnya), tetapi tidak rusak. Jika suhunya

kembali normal enzim mampu bekerja kembali. Sementara pada suhu

tinggi, enzim rusak dan tidak dapat berfungsi kembali.

2) pH

Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH netral.

Pada kondisi asam atau basa, kerja enzim terhambat. Agar enzim

dapat bekerja secara maksimal, pada penelitian/percobaan yang

menggunakan enzim, kondisi pH larutan dijaga agar tidak berubah,

yaitu dengan menggunakan larutan penyangga (buffer).

3) Hasil akhir

Kerja enzim dipengaruhi hasil akhir. Hasil akhir yang menumpuk

menyebabkan enzim sulit “bertemu’ dengan substrat. Semakin

menumpuk hasil akhir, semakin lambat kerja enzim.

4) Zat penghambat

Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut zat penghambat atau

inhibitor. Zat tersebut memiliki struktur seperti enzim yang dapat

masuk ke substrat, atau ada yang memiliki struktur seperti substrat

sehingga enzim salah masuk ke penghambat tersebut.

3. Cara Kerja Enzim

Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suatu molekul

substrat menumbuk molekul enzim yang tepat, maka akan menempel pada

enzim.Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut sisi aktif.

4

Page 5: Enzim lipase

Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk. Ada 2 teori

mengenai kerja enzim, yaitu:

a. Teori gembok anak kunci (key-lock)

Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu

jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti

gembok kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim

bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena

panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.

Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

b. Teori cocok terinduksi (induced fit)

Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat.

Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan

substrat.

4. Inhibitor

Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan

irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan

nonkompetitif

a. Inhibitor kompetitif

Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor

ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim.

Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan

dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.

b. Inhibitor nonkompetitif

Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan

substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini

menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak

sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin

menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini

bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan

konsentrasi substrat.

5

Page 6: Enzim lipase

c. Inhibitor irreversibel

Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak

dapat terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat kembali seperti

semula (irreversible). Contohnya, diisopropilfluorofosfat yang

menghambat kerja asetilkolin-esterase.

B. Enzim Lipase

Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi dalam

hidrolisis lemak, mono-, di-, dan trigliserida untuk menghasilkan asam lemak

bebas dan gliserol. Enzim ini juga digunakan untuk hidrolisis triasilgliserol

menjadi diasilgliserol dan asam lemak bebas. Diasilgliserol adalah ester gliserol

digunakan sebagai bahan pengemulsi dan penstabil produk makanan, kosmetika

dan farmasetika. (Seniwati Dali:2009)

Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai

panjang trigliserida. Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan memproduksi

asam lemak, yang merupakan prekursor berbagai industri kimia. Lipase

diklasifikasikan sebagai enzim hidrolase yang menghidrolisis trigliserida

menjadi asam lemak bebas, gliserida parsial (monogliserida), digliserida dan

gliserida seperti pada gambar berikut.

Enzim lipase telah banyak dikenal memiliki cakupan aplikasi yang amat

luas dalam bidang bioteknologi, seperti biomedikal, pestisida, pengolahan

limbah, industri makanan, biosensor, detergen, untuk industri kulit dan industri

oleokimia (memproduksi asam lemak dan turunannya).

6

Page 7: Enzim lipase

Enzim lipase pada tubuh dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan

kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga

dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim

lipase yaitu Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan

molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut

oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul

yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan

gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan

gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan

getah bening ( limfe ).

Lipase sebagai katalis untuk reaksi esterifikasi dapat diperoleh dari

species mikrobia ataupun tanaman. Nelson dkk. (1996) melakukan ”screening”

lipase dari banyak spesies mikroba dalam kemampuannya melakukan

transesterifikasi trigleserida dengan alkohol rantai pendek menjadi alkil ester.

Lipase Mucor miehei ternyata paling efisien mengubah trigliserida menjadi alkil

ester dengan alkohol primer, sedangkan lipase dari Candida antartica paling

efisien untuk transesterifikasi trigliserida dengan alkohol sekunder menghasilkan

alkohol ester bercabang. Lipase ini juga terbukti efektif untuk transesterifikasi

minyak nabati dan bahan baku lain yang mengandung asam lemak tinggi

menjadi derivat alkil ester.

C. Sisi aktif enzim lipase

Lipase juga disebut dengan serin hidrolase yang bekerja pada urutan G-

X1-S-X2-G, dimana G-glycine, S-serine, X1-histidin dan X2-asam glutamat atau

aspartat. Fungsi biologis dari lipase adalah mengkatalisis proses hidrolisis dari

triacylglycerols menjadi asam lemak bebas. Gambar beikut dapat dilihat

struktur 3 dimensi dari enzim lipase.

7

Page 8: Enzim lipase

Dari gambar diatas dapat dilihat komponen sisi aktiv dari enzim lipase yang

teridiri dari Serin-77, Aspartat-133 dan Histidin-156. Berikut adalah struktur dari

asam amino serin, aspartat dan histidin.

Interaksi residu Asp atau Glu bermuatan negatif memungkinkan residu

tersebut untuk bertindak sebagai basis umum yang dapat menangkap sebuah

proton dari gugus hidroksil situs aktif Serin. Sehingga dihasilkan ion alkoksida

yang nukleofilik terhadap residu Serin untuk menyerang gugus karbonil substrat

ester membentuk perantara asil-enzim. Komponen penting lainnya untuk

mekanisme katalitik adalah oxyanion-hole yang terdiri dari donor ikatan H

(kebanyakan ikatan kelompok N-H). Lubang oxyanion membantu untuk

menstabilkan reaksi antara selama katalisis ketika oksigen karbonil membawa

muatan parsial negatif. Proses aktivasi serin oleh histidin dan asp/glu lipase

dapat digambarkan seperti dibawah ini.

8

Page 9: Enzim lipase

D. Mekanisme Hidrolisis Triasilgliserol

Secara umum proses pemutusan ikatan ester oleh lipase dapat

digambarkan seperti berikut ini.

Dari gambar di atas maka dapat kami tuliskan mekanisme reaksi dari hidrolisis

triasilgliserol secara umum seperti berikut ini.

9

Page 10: Enzim lipase

E. Mikroorganisme penghasil enzim lipase

10

Page 11: Enzim lipase

Kelompok yeast yang dapat manghasilkan lipase adalah dari Candida

rugosa dan dari kelompok jamur adalah Aspergillus niger dan Penicillium

aurantiogriseum. Adapun pada kelompok bakteri, lipase yang dihasilkan adalah

dari genera Bacillus, Aeromonas, Pseudomonas, Alcaligenes, Arthrobacter,

Chromobacterium, Serratia, Vibrio, Aeromonas, dan Staphyloccus.

Di antara sumber lipase baik berasal dari tumbuhan, hewan dan

mikroba, ternyata lipase mikroba yang paling banyak digunakan. Hal ini

disebabkan karena mikroba dapat dengan mudah dibudidayakan dan lipase dapat

mengkatalis berbagai reaksi hidrolisis dan sintetis. Lipase digunakan dalam

berbagai bidang bioteknologi, seperti pengolahan makanan dan susu (keju

pematangan, pengembangan rasa, EMC teknologi), deterjen, farmasi (naproxen,

ibuprofen), agrokimia (insektisida, pestisida) dan oleokimia (hidrolisis lemak

dan minyak, sintesis biosurfaktan ) industri. Lipase dapat lebih dimanfaatkan di

daerah baru di mana mereka dapat berfungsi sebagai biocatalysts potensial.

F. Aplikasi enzim lipase

1. Lipase dalam industri susu

Lipase digunakan secara ekstensif dalam industri susu untuk hidrolisis

lemak susu. Aplikasi saat ini meliputi peningkatan rasa keju, percepatan

pematangan keju, pembuatan produk keju-suka, dan lipolisis lemak

mentega, dan cream. Sedangkan penambahan lipase terutama lisis rantai

pendek (C4 dan C6) asam lemak yang mengarah ke pengembangan rasa,

aroma tajam, pelepasan rantai menengah (C12 dan C14) asam lemak

cenderung memberikan rasa sabun untuk produk. Selain itu, asam lemak

bebas mengambil bagian dalam reaksi kimia sederhana di mana mereka

memulai sintesis bahan rasa lain seperti aceto-asetat, ß-keto asam, metil

keton, ester rasa, dan lactones.

2. Lipase dalam deterjen

Penggunaan enzim dalam sabun bubuk masih tetap menjadi pemasaran

terbesar untuk industri enzyme. Tren di seluruh dunia terhadap suhu

pencucian yang lebih rendah telah menyebabkan permintaan jauh lebih

tinggi untuk formulasi deterjen rumah tangga. program skrining terakhir

intensif, diikuti oleh manipulasi genetik, telah menghasilkan pengenalan

11

Page 12: Enzim lipase

beberapa persiapan yang cocok, misalnya, Novo Nordisk's Lipolase (lipase

Humicola disajikan dalam Aspergillus oryzae).

3. Lipase di industri oleokimia

Ruang lingkup penerapan lipase pada industri oleokimia sangat besar karena

menghemat energi dan meminimalkan degradasi termal selama hidrolisis,

glycerolysis, dan alcoholysis. Miyoshi Minyak dan Lemak.Co Jepang,

melaporkan penggunaan komersial cylindracea lipase Candida dalam

produksi sabun. Pengenalan generasi baru enzim murah dan sangat

termostabil dapat mengubah keseimbangan ekonomi yang mendukung

penggunaan lipase.

Kecenderungan saat ini di industri oleokimia adalah suatu gerakan menjauh

dari menggunakan pelarut organik dan emulsifiers. Berbagai reaksi yang

melibatkan hidrolisis, alkoholisis, dan glycerolysis telah dilakukan langsung

dalam campuran substrat menggunakan berbagai lipase amobil. Ini telah

menghasilkan produktivitas yang tinggi serta terus menerus menjalankan

proses. Hidrolisis enzimatis mungkin menawarkan harapan terbesar untuk

membelah lemak tanpa investasi yang besar dalam peralatan mahal serta

pengeluaran dalam jumlah besar energy termal.

4. Lipase dalam sintesis trigliserida

Nilai komersial lemak tergantung pada komposisi asam lemak dalam

struktur mereka. Sebuah contoh khas dari campuran trigliserida tinggi nilai-

asimetris adalah mentega kakao. Potensi lipase 1,3-regiospecific untuk

pembuatan pengganti mentega, coklat diakui oleh Unilever dan Fuji Oil.

Ulasan komprehensif pada teknologi ini, termasuk analisis komposisi

produk yang ditemukan. Pada prinsipnya, pendekatan yang sama berlaku

untuk sintesis banyak lainnya terstruktur triglycerides properti memiliki

dietic atau nutrisi yang berharga, lemak misalnya, susu manusia. Ini

trigliserida dan lemak fungsional serupa mudah diperoleh dengan acidolysis

dari fraksi minyak kelapa sawit yang kaya 2-palmitoil gliserol dengan asam

lemak tak jenuh (s). Acidolysis, dikatalisis oleh lipase 1,3-spesifik,

digunakan dalam penyusunan produk nutrisi penting yang umumnya

mengandung lemak rantai asam menengah. Lipase sedang diselidiki secara

12

Page 13: Enzim lipase

ekstensif sehubungan dengan modifikasi minyak bernilai tinggi asam lemak

tak jenuh ganda seperti asam arakidonat, asam eicosapentaenoic, dan asam

docosahexaenoic. Pengayaan substansial di kandungan asam lemak tak

jenuh ganda fraksi mono-gliserida telah dicapai oleh alkoholisis lipase-

katalis atau hydrolysis.

5. Lipase dalam sintesis surfaktan

Poligliserol dan karbohidrat ester asam lemak banyak digunakan sebagai

detergen industri dan sebagai pengemulsi dalam berbagai besar formulasi

makanan (spread yang rendah lemak, saus, es krim, mayonnaises). Enzymic

sintesis surfaktan fungsional yang sama telah dilakukan pada suhu sedang

(60-80 ° C) dengan regioselectivity sangat baik. Adelhorst et al telah

melakukan esterifikasi pelarut-bebas dari sederhana alkil-glikosida

menggunakan asam lemak cair dan lipase amobil antarctica Candida.

Fregapane et al diperoleh mono-dan di-esters dari monosakarida dalam hasil

tinggi, menggunakan asetal gula sebagai bahan awal. Lipase dari A. terreus

mensintesis biosurfaktan oleh transesterifikasi antara minyak alami dan gula

alcohol. Lipase juga dapat mengganti phospholipases dalam produksi

lysophospholipids. Lipase Miehei Mucor telah digunakan untuk

transesterifikasi fosfolipid dalam berbagai alcohol primer dan sekunder.

Lipase juga mungkin berguna dalam sintesis berbagai macam surfaktan bio-

degradable amfoter, ester asam amino yaitu berbasis, dan amides.

6. Lipase dalam sintesis bahan-bahan untuk produk perawatan pribadi

Unichem Internasional baru-baru ini meluncurkan produksi palmitat

isopropyl miristat, isopropil, dan 2-ethylhexyl palmitate untuk digunakan

sebagai emolien dalam produk perawatan pribadi seperti minyak kulit dan

krim anti sinar matahari, dan sabun mandi. Ester Wax memiliki aplikasi

serupa dalam produk perawatan pribadi dan sedang diproduksi secara

enzimatis, menggunakan lipase C. cylindracea, dalam sebuah batch

bioreactor.

7. Lipase di farmasi dan bahan kimia pertanian

13

Page 14: Enzim lipase

Utilitas lipase dalam penyusunan synthons kiral baik diakui dan

didokumentasikan. Beberapa proses baru saja dikomersialkan yang telah

dijelaskan oleh Sainz-Diaz et al., dan Davis et al. Resolusi asam 2-

halopropionic, bahan awal untuk sintesis herbisida phenoxypropionate,

adalah proses berdasarkan esterifikasi selektif (S)-isomer dengan butanol,

yang dikatalisis oleh lipase pankreas babi dalam hexane anhidrat. Contoh

lain yang mengesankan dari aplikasi komersial lipase dalam resolusi

campuran rasemat adalah hidrolisis epoxyester alcohol. Produk reaksi, ester

(R)-glisidil dan (R)-glycidol dapat segera dikonversi ke (R) - dan (S)-

glycidyltosylates yang intermediet menarik bagi penyusunan optik blocker ß

aktif-dan berbagai macam produk lainnya. Sebuah teknologi yang sama

telah dikomersialisasikan untuk menghasilkan 2 (R), glycidate 3 (S)-

methylmethoxyphenyl, yang intermediate kunci dalam pembuatan obat

kardiovaskular optik Diltiazem murni.

Lipase memiliki aplikasi sebagai katalis industri untuk resolusi alkohol

rasemat dalam penyusunan beberapa prostaglandin, steroid, dan analog

nukleosida carbocyclic. Regioselective modifikasi senyawa organik

polifungsional daerah lain belum berkembang pesat aplikasi lipase,

khususnya di bidang AIDS treatment. Lipase dari A. carneus dan A. terreus

menunjukkan kemo-dan regiospecificity di hidrolisis peracetates dari

farmasi penting polifenolik compounds. Lipase juga berguna dalam sintesis

dari sucralose sweetner buatan oleh hidrolisis regioselective dari Octa-

acetylsucrose.

8. Lipase dalam sintesis polimer

Stereoselektivitas lipase berguna untuk sintesis polymer optik aktif. Polimer

ini adalah reagen asimetris, dan digunakan sebagai pernyerap. Di bidang

kristal cair, monomer yang sesuai dapat dibuat dengan transesterifikasi

lipase-katalis dari alcohol, yang dengan alkohol rasemat bisa disertai dengan

resolution. Penggunaan glycidyltosylates kiral untuk persiapan crystal

feroelektrik cair juga telah dilaporkan. Dengan demikian, enzim ini telah

melakukan diversifikasi penggunaan komersial, baik dalam hal skala dan

proses. Lipase telah bekerja dengan sukses di industri makanan serta

14

Page 15: Enzim lipase

teknologi tingkat tinggi dalam produksi bahan kimia dan farmasi.

Selanjutnya, enzim ini memiliki potensi di bidang baru, untuk lipase

misalnya telah berhasil telah digunakan dalam pembuatan kertas - ternyata,

perlakuan pulp dengan lipase menghasilkan produk yang berkualitas tinggi

dan kebutuhan pembersihan berkurang. Demikian pula, enzim juga telah

digunakan dalam hubungan dengan koktail mikroba untuk pengobatan

limbah lemak yang kaya dari pabrik es krim.

G. Pengaruh berkurangnya Enzim Lipase dalam tubuh manusia

Karena enzim lipase mencerna lemak dan vitamin lemak terlarut. Orang

yang kekurangan enzim lipase akan memiliki kecenderungan kolesterol tinggi,

trigliserida tinggi, kesulitan kehilangan berat dan diabetes atau kecenderungan

glukosuria (gula dalam urin tanpa gejala diabetes). Hasil penelitian dari beberapa

kecenderungan ini adalah penyakit jantung.

Karena enzim lipase memerlukan koenzim, klorida, orang yang

kekurangan lipase memiliki kecenderungan terhadap hipoklorida (klorida rendah

dalam kesetimbangan elektrolit kita). Kondisi ini bisa dengan mudah diatasi

dengan lipase. Akan tetapi sering kali ahli nutrisi merekomendasikan

menggunakan HCl betaine yang mungkin menempatkan stres asam pada darah

yang menyebabkan ketidakmampuan menyediakan alkalinitas yang diperlukan

untuk mengaktifkan enzim pankreas tubuh. Enzim lipase membutuhkan pH

tinggi untuk aktif diantara enzim-enzim makanan. Itulah sebabnya mengapa

lemak paling sulit dari semua makanan untuk dicerna tubuh.

Orang gemuk dapat dibantu dengan mengambil suplemen lipase. Akan

tetapi masalah lemak masih ada, yaitu mengambil kombinasi makanan yang

mengandung enzim lipase yang secara bertahap akan mengurangi ukuran batu

empedu sehingga mengurangi gejala tetapi tidak menyembuhkan intolerasi

lemak seperti operasi tidak menyembuhkan penyakit. Enzim lipase akan

membantu mencegah suatu kondisi apabila orang yang tidak toleran terhadap

lemak mengurangi konsumsi lemak.

15

Page 16: Enzim lipase

BAB III

P E N U T U P

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan lipase merupakan kelompok

enzim yang secara umum berfungsi dalam hidrolisis lemak untuk menghasilkan asam

lemak bebas dan gliserol. sumber lipase berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroba.

Lipase mikroba yang paling banyak digunakan disebabkan mikroba dapat dengan

mudah dibudidayakan dan lipase dapat mengkatalis berbagai reaksi hidrolisis dan

sintetis. Lipase digunakan dalam berbagai bidang bioteknologi, seperti pengolahan

makanan dan susu (keju pematangan, pengembangan rasa, EMC teknologi), deterjen,

farmasi (naproxen, ibuprofen), agrokimia (insektisida, pestisida) dan oleokimia

(hidrolisis lemak dan minyak, sintesis biosurfaktan ) industri.

1.

16

Page 17: Enzim lipase

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Enzim dan Peranannya. http://www.chem-is-try.org. (Akses 13

September 2012)

Dosanjh, N.S., dan Kaur, J. 2002. Immobilization, Stability and esterification Studies

of A Lipase From Bacillus sp. Journal Biotechnology and Applied

Biochemistry. Vol. 36. Hlm 7-12. Punjab University. Chandigarh

Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar Biokimia I. Erlangga. Jakarta

Mutiara Indah. 2004. Enzim. USU digital library. http://usu.ac.id. (Akses 12

September 2012)

Seniwati Dali, dkk. 2009. Pengaruh Substrat dan Ion Logam Terhadap Aktivitas

Enzim Lipase dari Aspergillus oryzae pada Kopra Berjamur. Majalah

Farmasi dan Farmakologi Vol. 13 No.3. Universitas Hasanuddin Makassar

Sumarsih, S. 2002. Uji Aktivitas Lipolitik Beberapa Bakteri Hasil Isolasi dari

Pelabuhan Tanjung Perak dan Produksi Lipase dari Strain Terpilih.

JIPTUNAIR. Surabaya

17