Upload
bravo-aldito
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
1/15
Enron dan Sisi Gelap Kapitalisme
Sejarah, kata Francis Fukuyama, telah berakhir dengan kemenangan demokrasi dan pasar bebas.Kenapa demokrasi Amerika tak bisa mengakhiri sejarah ketamakan manusia akan uang sertakekuasaan?
Enron Corp. adalah pencakar langit dalam dunia bisnis Amerika, sama seperti Gedung World
Trade Center yang menjulang tinggi di kota New York. Mirip Tragedi WTC, tapi minus darahdan kematian, Enron menguap jadi debu saat perusahaan itu menyatakan diri bangkrut pada 2Desember lalu, -kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis Amerika sepanjang masa.
Kali ini, tak ada Usamah bin Ladin atau Al Qaidah yang bisa menjadi kambing hitam. PublikAmerika dipaksa untuk menuding cacat dalam sistemnya sendiri-sistem ekonomi maupunpolitiknya-sebagai teroris yang merontokkan Enron secara mengejutkan itu.
Mengejutkan dan mencengangkan. Belum lama berselang, perusahaan raksasa energi itu masih
bertengger di peringkat ke-7 dalam Fortune 500-daftar perusahaan terkaya dunia versi MajalahFortune. Omsetnya bisnisnya pada tahun 2000 lalu tercatat sekitar US$ 100 milyar, kurang-lebihsama dengan total pendapatan kotor negeri sebesar Indonesia pada tahun yang sama.
Enron dipandang sukses menyulap diri dari sekadar perusahaan pipanisasi gas alam di NegaraBagian Texas pada 1985 menjadi raksasa global dalam beberapa tahun terakhir. Dia membeliperusahaan air minum di Inggris dan membangun pembangkit listrik swasta di India. Konsepbisnisnya yang visioner dan futuristik membuat dia menjadi anak emas di lantai bursa WallStreet. Harga sahamnya terus meroket.
Akhir 1999, Enron meluncurkan EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis
energi masa depan. Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dantenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar. Enronbahkan memperluas wilayah: membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi sertabertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkindia akan jual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya.
Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand-menjual tayangan video kepadapelanggan via sambungan internet kecepatan tinggiharga saham Enron mencapai puncaknya,US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, pertengahan tahun lalu nilai pasar Enron (jumlah lembarsaham dikalikan harganya) masih berkisar US$ 60 milyar, atau dua kali lipat anggaran belanja
Indonesia.
Miliaran dolar menguap hampir seketika. Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di WallStreet dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkankarena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan selama empat tahunberturut-turut melaporkan keuntungan. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron darisekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
2/15
Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidakberes dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebihdahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November mengakui bahwa keuntungannya selama iniadalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukankerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar.
Harga saham Enron makin berkeping. Namun, pada akhir November, Enron sedikit bisa bernafaslega ketika Dynegy Inc, pesaingnya yang jauh lebih kecil, berniat membeli sahamnya dalamsebuah kesepakatan merger. Harapan itu tak berumur lama. Spiral kematian terus berlanjut.Dynegy mundur setelah Enron makin kehilangan kepercayaan investor dan rating kreditnya jatuhke titik terendah-berstatus junk-bond.
Dalam sebuah hari yang paling berdarah, ketika tak kurang seperempat milyar lembar
sahamnya dipertukarkan di lantai bursa, harga Enron meluncur ke dasar jurang. Hanya puluhansen nilainya. Beberapa hari kemudian Enron menyerah: mengajukan petisi bangkrut.
Seperti timbunan besi dan beton bekas bangunan WTC di Manhattan, Enron adalah puingberdebu sekarang. Tapi, cerita tak berakhir di situ.
Lebih Dahsyat dari Bre-X
Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham merekatak lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satuskandal keuangan terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal SahamBre-X di Bursa Kanada beberapa tahun lalu. Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebassetelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang harus gigit jarimeski telah mengucurkan milyaran dolar-JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditorterbesarnya.
Hujan tangis mewarnai dengar pendapat dalam sebuah komite kongres awal Januari ini ketikapara karyawan Enron dan investor kecil-kecilan mengisahkan bagaimana simpanan hari tuamereka musnah hampir seketika. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawanEnron terikat dalam saham yang kini tiada nilai.
Beberapa pekan sebelum bangkrut, Enron juga memecat sekitar 5.000 karyawannya, dari teknisikomputer di Texas hingga pendaur-ulang kertas di New Jersey, menambah beban pengangguran
di Amerika yang sekarang sudah mencapai tingkat terburuk dalam 25 tahun terakhir.
Dengan dampak demikian luas, drama sebenarnya-juga sirkusbahkan baru saja dimulai.Skandal Enron menemukan bentuk barunya di panggung pertempuran hukum yang luas, baikpidana maupun perdata. Implikasi politiknya terbukti telah ikut mengguncang sekaligus GedungPutih dan Capitol Hill (Gedung Kongres).
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
3/15
Departemen Kehakiman kini menyidik kemungkinan adanya aspek pidana dalam kasus itu.Empat komite kongres, semacam panitia khusus (pansus) DPR di sini, giat mengaduk apa yangtersembunyi. Dan Departemen Tenaga Kerja mencoba mencari siapa yang bertanggungjawabatas kerugian besar para karyawan.
Salah satu episode paling menarik akan dipertontonkan 4 Februari mendatang ketika sebuahkomite kongres mengundang aktor utama dalam drama ini: Kenneth L. Lay, presiden komisarissekaligus direktur Enron. Ken Lay akan ditanyai banyak hal.
Salah satunya: bagaimana bisa dia meraup untung ratusan juta dolar dari penjualan saham Enronsementara ribuan karyawan nyaris kiamat hidupnya tanpa perlindungan?
Sejak akhir tahun 2000, ketika harga saham Enron di posisi puncak, para eksekutif menjualsaham yang mereka miliki dengan total nilai US$ 1,1 milyar. Selama empat tahun terakhir, Kensendiri diperkirakan meraup untung US$ 205 juta dari penjualan sahamnya. Dalam kurun yangsama dia membujuk karyawan dan investor untuk membeli saham Enron, antara lain dengan
iming-iming laporan keuangan yang menjanjikan tapi palsu itu.
Bahkan pada 26 September 2001, ketika harga saham jatuh menjadi US$ 25 per lembar, Ken Laymasih mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk merekamembeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada para karyawan yang risau, dia mengatakanperusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan bahwa harga saham Enron luar biasamurah dalam posisi itu. Namun, hanya beberapa pekan kemudian, Enron melaporkan kerugian
yang bermuara pada kebangkrutannya. Para karyawan tak bisa menjual saham mereka sampaisemuanya sudah terlambat: Enron kehilangan nilai sama sekali.
Pertanyaan penting lain akan menyangkut inti dari skandal ini: kenapa Lay membolehkan para
eksekutif Enron membentuk sejumlah perusahaan rekanan rahasia dengan institusi di luar yangtidak jelas reputasinya? Tidakkah dia dan dewan direksi mengeduk keuntungan dari perusahaanrekanan itu, sekaligus menyembunyikan hutang Enron di situ sehingga neraca keuangan Enrontetap nampak manis padahal kenyataannya busuk?
Pertanyaan serupa akan diajukan para penyidik kepada para eksekutif di Arthur Andersen,perusahaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Enron. Bagaimana bisa merekakecolongan selama beberapa tahun tanpa menandai penyimpangan dalam akutansi Enron yangagresif, bahkan kriminal itu? Seberapa banyak Andersen tahu tentang pemusnahan sejumlahdokumen audit Enron oleh salah satu auditornya? Pertanyaan yang lebih kejam: tidakkahAndersen ikut terlibat mempermak laporan keuangan mengingat Enron membayar mahalperusahaan itu-US$ 52 juta pada tahun 2000-tak hanya untuk jasa audit tapi juga jasa konsultasi?
Tapi, soal bisa akan lebih sederhana andai saja hanya Ken Lay, atau Arthur Andersen, yang bisajadi kambing hitam. Skandal Enron tak sesederhana itu.
Jebolnya Pertahanan Berlapis
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
4/15
Majalah Newsweek menulis, skandal ini cukup menakutkan. Yakni kegagalan sistemik, sesuatuyang sebenarnya tercermin jelas dalam Tragedi 11 September. Saat itu, semua perangkat sepertibisu dan tuli tak bisa mencegah teroris membajak empat pesawat, menabrakkannya ke pencakarlangit dan membunuh ribuan orang. Dalam kasus Enron, sistem kontrol berlapis-lapis tidak bisamencegah segelintir orang memuaskan ketamakan di atas penderitaan banyak orang.
Para direktur perusahaan publik punya kewajiban legal dan moral untuk memberikan datakeuangan yang jujur-para direksi Enron tidak melakukannya.
Fungsi auditor independen tak hanya memastikan bahwa laporan keuangan sebuah perusahaansesuai dengan aturan dan standar akutansi, tapi juga memberi investor maupun kreditorgambaran yang fair serta akurat tentang apa yang terjadi. Andersen gagal di dua lapangan itu.
Para analis di Wall Street diharapkan menyiangi secara kritis apa yang tersembunyi di balikangka-angka-tak satupun melakukannya.
Bahkan nyaris tak satu pun para wartawan bisnis-pilar keempat demokrasi-mampu mengenduskeanehan Enron sampai kebusukan telah demikian menusuk hidung.
Skandal Enron tak hanya menyangkut episode ketika perusahaan itu rontok tiba-tiba. Tapi, jugamisteri bagaimana dia mencuat menjadi raksasa yang meteorik. Dan ini merupakan bagian yanglebih menakutkan lagi karena menyangkut aspek politik dan ekonomi lebih luas, tak sekadarsektor keuangan.farid gaban
Reputasi ENRON sungguh mentereng pada tahun-tahun mendekati kebangkrutannya. Perusahaan yang
menggurita di bidang listrik, air, gas, kertas, dan komunikasi ini di tahun 2001, 4 bulan sebelum
kebangkrutannya, meraup keuntungan bersih 101 milyar dollar Amerika. Bahkan, Majalah Fortune pun
mengganjarnya dengan memberikan award Perusahaan Paling Inovatif. Sukses Enron bertambah
lengkap manakala menilik awal mula berdirinya Enron yang hanya dibangun oleh anak petani miskin
bernama Kenneth Lay, yang pada awal mulanya hanyalah perusahaan kampungan menjadi monopolis
gas alam dan listrik dalam waktu kurang dari dua puluh tahun.
ENRON adalah layaknya PLN, PDAM, Percetakan Negara, LPG, Telkom yang menjadi satu. Kalau di
Indonesia lembaga-lembaga itu milik publik, lain halnya dengan Enron. Ia murni bisnis.ENRON dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu lulusan-lulusan
universitas ternama dari seluruh penjuru dunia. Pegawainya mencapai 20.000 orang. Fakta menarik dari
jumlah ini adalah, menjelang kebangkrutannya karena pegawai-pegawainya ini yakin akan performa
ENRON maka mereka mengalihkan tabungan pensiun mereka untuk membeli saham ENRON. Sebuah
keputusan yang kelak mereka sesali karena belakangan diketahui ENRON mengalami kebangkrutan dan
mengakibatkan saham ENRON tak lebih berharga dari sebatang coklat murah.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
5/15
Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi
punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan
terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada dimana
Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang
emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Mereka tertipu karena terbuai oleh cantiknya laporan Keuangan ENRON saat itu. Terbuai? Tentu saja
karena saat itu yang mengaudit laporan keuangan ENRON adalah salah satu The Big Five Kantor Akuntan
Publik di Amerika. Kantor Akuntan Publik itu bernama Arthur Andersen. Tidak ada yang curiga bahwa
mereka bersekongkol untuk mempercantik laporan keuangan, dalam dunia akuntansi dikenal window
dressing, secara tidak sah. Mereka menyembunyikan utang pada pihak ketiga sebanyak 3,9 milyar dollar
Amerika. Bagi perusahaan public, dimana setiap pemegang saham punya hak mengetahui segala
aktivitas perusahaan yang memiliki risiko, hal ini tentulah sebuah kejahatan.
Ada dua dugaan kenapa ENRON sampai gelap mata dan merencanakan penipuan ini
1. Persengkokolan antara Enron-Arthur Andersen.
Dengan bantuan Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi, ENRON mampu
menyembunyikan kewajiban-kewajibannya dan kerugian yang timbul sehingga keuntungan pada
laporan laba rugi akan menggelembung dan pada akhirnya mengangkat harga sahamnya. Hal ini
membuat pundi-pundi petinggi ENRON juga ikut membengkak luar biasa besar dan belakangan setelah
dilakukan koreksi dinyatakan bahwa perusahaan tidak mengalami untung bahkan rugi 62,4 Milyar dollar
Amerika. Ketika ENRON menjadi idola, blue chip di pasar saham saat itu, Arthur Andersen juga
mendapat timbal balik dari meningkatnya reputasi KAP.
2. ENRON-Pemerintah
ENRON menjadi penyumbang terbesar bagi kandidat-kandidat kongres, Gubernur, bahkan Presiden
Amerika terutama dari Partai Republik. Atas jasanya ini, Enron diduga dapat melobi pemerintah
terutama dalam perumusan kebijakan Energi. Dugaan media massa Amerika ini seolah dikuatkan oleh
fakta bahwa ENRON selalu dapat menghindari pengawasan ketat pemerintah dalam hal polusi dan
pelanggaran pajak. Malangnya, ketika krisis melanda ENRON tak satupun koneksi mereka di Capitol Hill
maupun maupun gedung putih menyelamatkan mereka, bahkan sang presiden yaitu Bush dengan tegas
menyatakan bahwa tidak ada bantuan yang bisa Negara berikan. Hal ini diduga karena para anggota
parlemen pernah menerima manisnya kucuran dana dari ENRON maupun Andersen sehingga mereka
enggan turut serta dalam komite penyelidikan. Atas dasar hal itulah ENRON yang terdesak gelap mata
melakukan penipuan.
Pada akhirnya, ENRON yang yang diketahui telah menggelapkan laporan keuangannya selama 4 tahun,
dinyatakan pailit setelah digugat di pengadilan niaga dan mantan petingga ENRON, Clifford Baxter,
menembak kepalanya sendiri akibat tekanan yang bertubi-tubi mendera.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
6/15
KASUS ENRON dan KAP ARTHUR ANDERSEN
Filed under: Uncategorized uwiiii @ 1:56 pm
A. Kasus ini saya kutip dari sebuah blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa)
dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron
bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai
pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain
meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron
mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002
berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga
saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan
hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan
dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi
keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini
konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Kronologis,fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle),
dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan
kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya
transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada
publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total
atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
7/15
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3 Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat
tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4 Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang
dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan
partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan
untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat
hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yangperlu diperhatikan.
5 Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan
itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan
periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan
memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan
biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter
kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6 Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan
memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di
laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di
tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7 Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen
yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan
8 Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu harga
saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9 KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP
Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan
proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
8/15
10 CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi masih
dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan
diri dari dewan direktur perusahaan.
11 Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12 Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen
untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
13 tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-
dokumen yang sedang di selidiki.
14 KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien,
pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai
keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
15 tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan
revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar
manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh
Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
16 tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
17 Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan
dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
18 tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan Chief
Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19 Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan
hambatan terhadap proses peradilan.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi dari masalah ini adalah Bagaimana Kasus Enron dilihat dari Perspektif Etika Bisnis dan
Profesional Akuntan beserta implikasinya.
C. Pembahasan Masalah
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
9/15
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan,
menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan
rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika,
perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan
implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut
dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya
investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar
kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa
efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak
stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal
ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented)
dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP
Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah
hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum.
D. Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE.,
M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun
regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain :
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara
meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu,
dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan publik
Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu
Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional di KAP
Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar professional, peraturan
pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
10/15
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
11/15
menyatakan kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan
yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang KAP untuk
menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit
KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe SEC,mengeluarkan
rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go
Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE), menyerukan bahwa
auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan
mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern
(James : 2003).
B. Adapun dampak lain dari kasus ini yang saya kutip dari sebuah artikel yang berjudul Audit Eksternaldan Hubungannya dengan Komite Audit
(Oleh IKAI ) . Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota Komite Audit PT Bank BII,
Tbk dalam pembahasannya tentang Kriteria Pemilihan Auditor Eksternal menjelaskan bahwa profesi
akuntan publik saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat
terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan WorldCom. Akibat
kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama disebabkan oleh
keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik
tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari
kepentingan bisnis yang sempit.
Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap
profesi akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang
merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri
tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini
tengah membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal
Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan agar tidak sampai
terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor eksternalnya perusahaan harus memiliki
kriteria yang mampu meminimalkan resiko manipulasi audit.
C. Kasus ini juga berdampak di Indonesia, seperti yang saya kutip dari Jumat, 05 April 2002 | 10:27 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta dengan judul Arthur Andersen Indonesia Belum Terpengaruh Enron.
Berikut adalah kutipan dari artikel tersebut :
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
12/15
TEMPO Interaktif, Jakarta:Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur Andersen di Indonesia,
belum mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country Managing Partner Arthur Andersen Indonesia,
Soemarso Slamet Rahardjo, di kantornya, Jumat (5/4), juga mengatakan akan mengikuti kantor pusat
berkaitan dengan soal merger. Kami tetap bekerja seperti biasa tanpa gangguan, dengan dukungan
infrastruktur dan administratif penuh dari jaringan global maupun regional Andersen Worldwide,
katanya.
Arthur Andersen LLPmember di Amerika Serikatdianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron.
Akibatnya, Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol
dengan Deloitte Touche Tohmatsu.
Soemarso mengatakan di Amerika Serikat, sejumlah kliennya tidak lagi menggunakan Andersen sebagaikonsultannya akibat kasus Enron. Kalau Indonesia, seperti saya katakan, secara bisnis masih bisa
dipertahankan, katanya. Belum ada klien yang drop gara-gara kasus Enron.
Ia mengatakan perkembangan terakhir yang terjadi pada Andersen LLP dapat mempengaruhi hubungan
kerjasama perusahaan yang berdiri sejak 1968 itu dengan Andersen. Tapi, katanya, Sampai saat ini kami
masih bekerjasama dengan Andersen.
Tapi jika Andersen di Amerika Serikat kondisinya tidak membaik, katanya, Mau tidak mau kita juga
nantinya terpaksa harus merger.
Ia mengatakan Arthur Andersen Indonesia, yang memiliki lebih dari 1000 eksekutif, akan mengikuti
kebijakan pusat. Dengan siapa *kita merger+, kita ikutin, katanya. Alasannya, jika merger sendiri,
meskipun berhak, nilainya akan dipandang kecil.
Ia juga mengatakan dirinya dan sekitar 40 partner Prasetio Utomo akan terus mengkaji dengan hati-hati
beberapa opsi sambil mencermati perkembangan di AS. Pada waktunya nanti, lanjut dia, Prasetio Utomo
akan membuat keputusan yang sebaik-baiknya untuk melindungi kepentingan karyawan. (Seandainya
merger)Tidak ada pemutusan hubungan kerja. Tidak ada itu, tegasnya.
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
13/15
Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut
Asian Wall Street Journal edisi Jumat (5/4), klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara
lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst
& Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu
berpindah kemana sebanyak 40 persen.
Prasetio, Utomo&Co didirikan tahun 1968. Pada awal pendiriannya, firm ini bekerja sama dengan SGV
Group (Sycip, Gorres, Velayo) yang berbasis di Manila, Filipina. Pada saat itu, SGV Group merupakan KAP
independen yang memiliki jaringan terbesar di Asia Timur. Pada tahun 1985, SGV Group bergabung
menjadi mitra Arthur Andersen & Co., Societe Cooperative, yang diikuti pula oleh Prasetio Utomo. (Ucok
Ritonga-Tempo News Room)
E. Simpulan
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode
etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar.
Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya
dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus
ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena
perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada
karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkanpekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih
sama seperti yang saya simpulkan.
Salah satunya adalah kesimpulan yang saya kutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE.,
M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis yang sehat
melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery) dan keluar dari prinsif good
corporate governance.Akhirnya Enron harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan
hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme
telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun
masyarakat diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya
KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hokum
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
14/15
Runtuhnya Wall Street Sayang
Pada musim gugur tahun 2000, Enron mulai runtuh di bawah beratnya sendiri. CEO Jeffrey Skilling punya
cara menyembunyikan kerugian keuangan usaha perdagangan dan operasi lainnya dari perusahaan, itu
disebut akuntansi mark-to-market. Ini digunakan dalam perdagangan efek, ketika Anda menentukan apa
nilai sebenarnya dari keamanan pada saat ini. Hal ini dapat bekerja dengan baik untuk efek, tetapi dapat
menjadi bencana bagi bisnis lain.
Dalam kasus Enron, perusahaan akan membangun sebuah aset, seperti pembangkit listrik, dan segera
mengklaim keuntungan diproyeksikan dalam pembukuannya, meskipun itu tidak membuat sepeser pun
dari itu. Jika pendapatan dari pembangkit listrik adalah kurang dari jumlah yang diproyeksikan,
bukannya mengambil kerugian, perusahaan kemudian akan mentransfer aset tersebut ke dalam buku-
off-perusahaan, di mana kerugian akan dilaporkan. Jenis akuntansi menciptakan sikap bahwa
perusahaan tidak butuh keuntungan, dan bahwa, dengan menggunakan metode mark-to-market, Enron
bisa dasarnya menulis dari kerugian tanpa menyakiti bottom line perusahaan. (Baca lebih lanjut tentang
implikasi bencana akuntansi mark-to-market di Mayhem Mark-To-Market.)
Baca buku GFT bebas> Forex trading - 10 Tips.
Sebagian alasan perusahaan itu mampu melepas bisnis yang teduh untuk begitu lama, adalah bahwa
Skilling juga berkompetisi dengan bagian atas perusahaan Wall Street untuk lulusan sekolah bisnis
terbaik, dan akan membanjiri mereka dengan kemewahan dan keuntungan perusahaan. Salah satu
rekrutan atas Skilling adalah Andrew Fastow, yang bergabung dengan perusahaan pada tahun 1990.
Fastow adalah CFO Enron sampai SEC mulai menyelidiki perannya dalam skandal itu. (Baca lebih lanjut di
Are Saham Anda Doomed?)
Penipuan: Apa Apakah Skema?
Praktek mark-to-pasar menyebabkan skema yang dirancang untuk menyembunyikan kerugian dan
membuat perusahaan tampak lebih menguntungkan daripada yang sebenarnya. Dalam rangka
mengatasi kerugian pemasangan, Andrew Fastow, bintang terbit yang dipromosikan ke CFO pada tahun
1998, datang dengan rencana licik untuk membuat perusahaan tampaknya dalam kondisi sangat baik,
meskipun fakta bahwa banyak anak perusahaannya kalah uang. Skema yang dicapai melalui penggunaan
entitas bertujuan khusus (SPE). Sebuah SPE dapat digunakan untuk menyembunyikan aset yang
kehilangan uang atau usaha bisnis yang telah pergi di bawah, ini akan menjaga aset gagal off buku
perusahaan. Sebagai imbalannya, perusahaan akan menerbitkan kepada investor dari SPE, saham biasa
Enron, untuk mengimbangi mereka untuk kerugian. Permainan ini tidak bisa berlangsung selamanya,
bagaimanapun, dan pada April 2001, banyak analis mulai mempertanyakan transparansi pendapatan
Enron. (Untuk lebih lanjut, lihat The Stock Penipuan Terbesar Of All Time.)
Syok The Felt sekitar Wall Street
Pada musim panas 2001, Enron berada dalam terjun bebas. CEO Ken Lay telah pensiun pada bulan
Februari, membalik posisi untuk Skilling, dan Agustus, Jeff Skilling mengundurkan diri sebagai CEO
karena "alasan pribadi." Oleh Oct.16, perusahaan melaporkan kerugian kuartalan pertama dan menutup
nya "Raptor" SPE, sehingga tidak harus mendistribusikan 58 juta saham, yang selanjutnya akan
7/22/2019 Enron Dan Sisi Gelap Kapitalisme
15/15
mengurangi pendapatan. Tindakan ini menarik perhatian SEC. (Cari tahu bagaimana tubuh ini peraturan
melindungi hak-hak investor Baca Policing Pasar Efek:.. Suatu Tinjauan Of The SEC)
Beberapa hari kemudian, Enron berubah pensiun administrator, pada dasarnya melarang karyawan dari
menjual saham mereka, setidaknya selama 30 hari. Tak lama setelah itu, SEC mengumumkan pihaknya
sedang menyelidiki Enron dan SPE dibuat oleh Fastow. Fastow dipecat dari perusahaan hari itu. Selain
itu, perusahaan disajikan kembali laba akan kembali ke 1997. Enron memiliki kerugian sebesar $
591.000.000 dan memiliki $ 628.000.000 dalam utang, pada akhir tahun 2000. Pukulan terakhir
ditangani saat Dynegy (NYSE: DYN), sebuah perusahaan yang sebelumnya mengumumkan akan
bergabung dengan Enron, mundur dari penawarannya pada 28 November Dengan 2 Desember 2001,
Enron telah mengajukan kebangkrutan. (Pelajari lebih lanjut tentang menemukan penipuan dalam
Bermain Sleuth The Dalam Stock Scandal.)
Efek Abadi
Enron menunjukkan kepada kita apa perusahaan dan kepemimpinannya mampu, ketika mereka
terobsesi dengan membuat keuntungan dengan biaya apapun. Salah satu efek awet Enron adalah
penciptaan dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 yang memperketat pengungkapan dan meningkatkan
hukuman untuk manipulasi keuangan. Kedua, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) secara
substansial menaikkan tingkat atas perilaku etis. Ketiga, dewan direksi menjadi lebih mandiri, memantau
perusahaan audit dan cepat menggantikan manajer yang buruk. Sementara efek ini bersifat reaktif,
mereka penting untuk menemukan dan menutup celah yang perusahaan telah menggunakan, sebagai
cara untuk menghindari akuntabilitas.
The Bottom Line
Runtuhnya Enron adalah insiden malang, dan penting untuk mengetahui bagaimana dan mengapa hal
itu terjadi, sehingga kita bisa memahami bagaimana untuk menghindari situasi ini di masa depan.
Melihat ke belakang, perusahaan telah mengalami kerugian finansial yang sangat besar sebagai akibat
dari kesombongan, keserakahan dan kebodohan dari manajemen puncak, semua jalan ke bawah.
Banyak kerugian perusahaan mulai runtuhnya yang bisa dihindari, jika seseorang telah memiliki
keberanian dan kejelian untuk menghentikan itu. Enron akan tetap dalam pikiran kita selama bertahun-
tahun yang akan datang, sebagai contoh klasik dari keserakahan beres, dan tindakan yang diambil untuk
membantu mencegah hal itu terjadi lagi. (Untuk membaca lebih lanjut, lihat Pemilik Bisnis: Hindari
Rencana Pensiun Enron-esque