Energi Biomassa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    1/75

    Pengenalan EnergiBiomassaBiomassa adalah produk fotosintesis yang

    menyerap energi surya dan mengubah

    karbon dioksida, dengan air ke campuran

    karbon, hidrogen dan oksigen. Biomassa

    adalah material biologis yang dapat

    digunakan sebagai sumber bahan bakar,

    baik secara langsung maupun setelah

    diproses melalui serangkaian proses

    yang dikenal sebagai konversi biomassa.

    Biomassa juga meliputi sampah bio yang

    dapat diuraikan yang dapat digunakan

    sebagai bahan bakar. Biomassa tidak

    termasuk material organik yang telah

    diubah dengan proses geologis ke dalamzat seperti batubara atau petroleum.

    Bahan Baku BiomassaBahan Baku (feedstock) energi biomassa

    sangat beragam jenisnya yang pada

    dasarnya merupakan hasil produksi dari

    makhluk hidup. Biomassa dapat berasal

    dari tanaman perkebunan atau pertanian,

    hutan, peternakan atau bahkan sampah.

    Bioenergi adalah energi yang berasal dari

    tanaman hidup (biomassa) yang terdapatdi sekitar kita. Energi itu biasa disebut

    sebagai bahan bakar hayati atau biofuel.

    Energi ini tidak akan pernah habis selama

    tersedia tanah, air, dan matahari masih

    memancarkan sinarnya ke muka bumi.

    Selama mau menanam, membudidayakan,

    serta mengolahnya menjadi produk

    bermanfaat seperti bahan bakar.

    Saat ini, Indonesia merupakan negara

    yang paling kaya dengan energi hijau.

    Menurut BPPT Kita memiliki minimal

    4.1. TUJUAN :Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan

    diharapkan dapat:

    Memiliki pemahaman yang baik tentang energi

    biomassa

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    2/75

    Mengenali potensi energi biomassa

    Mampu mendesain dan merencanakan sistem

    pemanfaatan energi biomassa

    Mampu memperkirakan biaya investasi untuk pemanfaatan

    energi biomassa Memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai

    aplikasi energi biomassa

    MODUL

    PELATIHAN

    ENERGIBIOMASSA4.2. PENGENALAN ENERGI BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX127Modul Pelatihan Energi Biomassa

    49 jenis tanaman bahan baku biofuelyang tersebar secara spesifik di seluruh

    pelosok Nusantara. Kelapa sawit tumbuh

    di wilayah basah dengan curah hujan

    tinggi.

    Selain itu, ada tanaman tebu yang

    menghendaki beda musim yang tegas

    antara hujan dan kemarau. Singkong

    mampu berproduksi baik di lingkungan

    sub-optimal dan toleran pada tanah

    dengan tingkat kesuburan rendah. Jarak

    pagar mampu berproduksi optimal didaerah terik dan gersang. Kelapa terdapat

    di pantai-pantai, bahkan di pulau- pulau

    terpencil. Ditambah tanaman lainnya,

    seperti sagu, nipah, nyamplung, bahkan

    limbah-limbah pertanian, seperti sekam

    padi, ampas tebu, tongkol jagung, dan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    3/75

    biji-bijian sangat mudah didapatkan di

    Indonesia.

    Potensi Energi Biomassa diIndonesiaIndonesia, Sebagai negara agraris yang

    beriklim tropis memiliki beberapa sumberenergi terbarukan yang berpotensi besar,

    antara lain : energi hidro dan mikrohidro,

    energi geotermal, energi biomassa,

    energi surya dan energi angin.

    Potensi energi biomassa Indonesia, secara

    teori diperkirakan mencapai sekitar

    49.810 MW. Angka ini diasumsikan dengan

    dasar kadar energi dari produksi tahunan

    sekitar 200 juta ton biomassa dari residu

    pertanian, kehutanan, perkebunan danlimbah padat perkotaan. Jumlah potensi

    yang besar tidak sebanding dengan

    kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW

    atau 0,64 persen yang dimanfaatkan. Bila

    kita maksimalkan potensi yang ada dengan

    menambah jumlah kapasitas terpasang,

    maka akan membantu bahan bakar fosil

    yang selama ini menjadi tumpuan dariSumber: Presentasi KESDM

    Gambar 4.1. Potensi Pengembangan Komoditas Penghasil Bio Energi Indonesia

    128

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    penggunaan energi. (KESDM 2008)

    Total areal hutan di Indonesia adalah

    yang ketiga terbesar setelah mereka di

    Brazil dan Zaire. Meskipun menghasilkan

    sejumlah besar residu hutan, residu

    dari penebangan dan pabrik terlihat

    secara potensial ketersediaan bahan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    4/75

    bakar untuk pembangkit energi. Residu

    dari kayu lapis danpulp / industri kertas

    daur ulang dan produk turunan saat ini

    dapat dimanfaatkan untuk atau sebagai

    sumber energi. Dengan hutan tropis

    Indonesia yang sangat luas, setiap tahundiperkirakan terdapat limbah kayu

    sebanyak 25 juta ton yang terbuang dan

    belum termanfaatkan. Jumlah energi

    yang terdapat pada kayu sangat besar

    yaitu 100 milyar Kkal pertahun.

    Diperkirakan bahwa Indonesia

    memproduksi 146.700.000 ton biomassa

    per tahun, setara dengan sekitar 470 GJ/

    tahun. Sumber utama energi biomassa di

    Indonesia dapat diperoleh dari residu padiyang memberikan potensi energi terbesar

    teknis 150 / tahun GJ, karet kayu dengan

    120 / tahun GJ, gula residu dengan 78 /

    tahun GJ, kelapa minyak residu, 67 GJ /

    tahun, dan beristirahat dengan lebih kecil

    dari 20 GJ / tahun berasal dari residu kayu

    lapis dan veneer, penebangan residu,

    residu kayu gergajian, residu kelapa, dan

    limbah pertanian. (ZREU, 2000). Sumbersumber

    biomassa dapat membantu dalam

    penyediaan baik panas dan listrik untukrumah tangga dan industri pedesaan.

    Indonesia juga memiliki banyak

    perkebunan seperti karet, kelapa sawit,

    kelapa dan tebu. Mereka menghasilkan

    jumlah berlimpah biomassa dan jumlah

    ini meningkat secara bertahap setiap

    tahun khususnya untuk minyak sawit.

    Sumber daya lainnya dari biomassa yang

    memiliki potensi besar sebagai bahan

    baku untuk menghasilkan listrik adalahlimbah pertanian dan sampah kota kota.

    Energi biomassa menjadi penting bila

    dibandingkan dengan energi terbarukan

    karena proses konversi menjadi energi

    listrik memiliki investasi yang lebih murah

    bila di bandingkan dengan jenis sumber

    energi terbarukan lainnya. Hal inilah yang

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    5/75

    menjadi kelebihan biomassa dibandingkan

    dengan energi lainnya. Proses energi

    biomassa sendiri memanfaatkan energi

    matahari untuk merubah energi panas

    menjadi karbohidrat melalui proses

    fotosintesis yang selanjutnya diubahkembali menjadi energi panas.

    Dapat dilihat dari Gambar 1, daerahdaerah

    yang sangat berpotensi

    mengembangkan biomassa penghasil

    bioenergi di Indonesia, selain kelapa sawit

    yaitu jarak pagar, singkong, tebu, kapas

    dan sagu.

    Klasifikasi Biomassa sebagaiBioenergi

    Berdasarkan jenisnya, Bahan BakuBiomassa dikelompokan menjadi

    beberapa jenis yaitu kayu, buah, bijibijian,

    akar dan limbah sisa biomassa.

    Semua jenis bahan tersebut merupakan

    bahan-bahan yang bisa dirubah menjadi

    bahan baku bioenergi.

    Berdasarkan proses pengolahannya

    menjadi bioenergi, pengubahan (konversi)

    biomasa dikelompokkan menjadi :

    4.2. PENGENALAN ENERGI BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX129Modul Pelatihan Energi Biomassa

    konversi termo-kimiapengubahan bentuk biomasa menjadi

    bioenergi yang melibatkan panas dan

    reaksi kimia

    konversi fisika-kimiapengubahan bentuk biomasa menjadi

    bioenergi yang melibatkan proses fisika

    dan reaksi kimia

    konversi biologipengubahan bentuk biomasa menjadi

    bioenergi yang melibatkan proses biologi

    Berdasarkan sifat fisiknya, biomasa sebagai

    bahan baku bioenergi dikelompokkan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    6/75

    menjadi bahan bakar padatan (arang,

    briket, pelet), bahan bakar gas (syngas,

    biogas) dan bahan bakar cair (biodiesel,

    biooil, bioetanol)

    Berdasarkan pemanfaatan biomassa

    sebagai bahan baku bioenergi dibagimenjadi

    pemanfaatan panasPanas yang dihasilkan oleh pembakaran

    biomasa, dimanfaatkan sebagai sumber

    energi seperti memasak dan memanaskan

    boiler.

    pemanfaatan listrikListrik dapat dihasilkan melalui proses

    konversi dari bahan baku menjadi

    bahan bakar pembangkit listrik, listrikdimanfaatkan untuk aktivitas manusia

    pemanfaatan TransesterifikasiBiodiesel yang dihasilkan secara

    transesterifikasi dimanfaatkan sebagai

    bahan bakar penggerak mesin seperti

    kendaraan dan mesin diesel.

    Sumber: PNPM Database 2010

    Gambar 4.2. Pohon Energi Biomassa

    130

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Pengenalan Biogas

    Biogas merupakan sebuah prosesproduksi gas bio dari material organik

    dengan bantuan bakteri. Proses degradasi

    material organik ini tanpa melibatkan

    oksigen disebut anaerobik digestion Gas

    yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50

    % ) berupa metana. material organik yang

    terkumpul pada digester (reaktor) akan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    7/75

    diuraiakan menjadi dua tahap dengan

    bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama

    material orgranik akan didegradasi

    menjadi asam asam lemah dengan

    bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri

    ini akan menguraikan sampah padatingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis

    yaitu penguraian senyawa kompleks atau

    senyawa rantai panjang seperti lemak,

    protein, karbohidrat menjadi senyawa

    yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi

    yaitu pembentukan asam dari senyawa

    sederhana.

    Setelah material organik berubah

    menjadi asam asam, maka tahap kedua

    dari proses anaerobik digestion adalahpembentukan gas metana dengan

    bantuan bakteri pembentuk metana

    seperti methanococus, methanosarcina,

    methano bacterium. Kandungan utama

    dalam biogas adalah kombinasi methane

    (CH4), karbon dioksida (CO2), Air dalam

    bentuk uap (H20), dan beberapa gas

    lain seperti hidrogen sulfida (H2S), gas

    nitrogen (N2), gas hidrogen (H2) dan jenis

    gas lainnya dalam jumlah kecil.

    Tabel 4.1.Komposisi Biogas

    Substansi Simbol Persen

    Metane CH4 50-70

    Karbon Dioksida CO2 30-40

    Hidrogen H2 5-10

    Nitrogen N2 1-2

    Uap Air H2O 0.3

    Hidrogen Sulfida H2S trace

    Sumber: Yadav and Hesse 1981

    Bahan Baku BiogasBerdasarkan definisi diatas, yang dapat

    dijadikan bahan baku biogas adalah

    bahan-bahan material organik seperti

    kotoran ternak, sampah organik, limbahlimbah

    biomassa.

    Tabel 4.2:

    Potensi Produksi Gas dari Kotoran

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    8/75

    Kotoran Produksi Gas / kg

    (m3)

    Sapi, Kerbau 0.023 - 0.040

    Babi 0.040 - 0.059

    Unggas 0.065 - 0.116

    Manusia 0.020 - 0.028sumber: Guidebook of Biogas

    Development 1984

    Selain hewan dan kotoran manusia, bahan

    tanaman juga dapat digunakan untuk

    menghasilkan biogas dan biomanure.

    Sebagai contoh, satu kg limbah tanaman

    mentah dan eceng gondok memiliki

    potensi dapat memproduksi masingmasing

    0,037 dan 0,045 m3 biogas.

    Bahan organik yang berbeda memiliki

    4.3.BIOGAS4.3. BIOGASPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX131Modul Pelatihan Energi Biomassa

    karakteristik bio-kimia yang berbeda,

    potensi mereka untuk produksi gas juga

    bervariasi. Dua atau lebih dari bahan

    tersebut dapat digunakan bersama

    dengan ketentuan bahwa beberapa

    persyaratan dasar untuk produksi gas atau

    untuk pertumbuhan normal methanogen

    terpenuhi.

    Beberapa karakteristik masukan-masukan

    yang memiliki dampak signifikan pada

    tingkat produksi gas yang dijelaskan di

    bawah ini.

    Rasio C/N: Hubungan antara kandunganjumlah karbon dan nitrogen dalam

    bahan organik yang dinyatakan dalam

    Rasio Carbon / Nitrogen (C/N) . Rasio C/

    N berkisar dari 20 sampai 30 dianggap

    optimum untuk pencernaan anaerobik.

    Jika rasio C/N sangat tinggi, nitrogen

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    9/75

    akan dikonsumsi secara cepat oleh

    methanogen untuk memenuhi kebutuhan

    protein mereka dan tidak akan lagi

    bereaksi menyisakan konten karbon dari

    bahan tersebut. Akibatnya, produksi gas

    akan rendah. Di sisi lain, jika rasio C/Nsangat rendah, nitrogen akan dibebaskan

    dan terakumulasi dalam bentuk amonia

    (NH4), NH4 akan meningkatkan nilai pH

    konten dalam digester. pH lebih tinggi

    dari 8,5 akan mulai menunjukkan efek

    toksik pada populasi metanogen. Kotoran

    hewan, terutama kotoran sapi, memiliki

    rata-rata rasio C/N sekitar 24. Bahan

    tanaman yang seperti jerami dan serbuk

    gergaji mengandung persentase yanglebih tinggi dari karbon. kotoran manusia

    memiliki rasio C/N serendahnya 8. Rasio

    C/N dari beberapa bahan yang biasa

    digunakan disajikan pada Tabel berikut.

    Tabel 4.3 :

    Rasio C/N (karbon/nitrogen)

    No Bahan Baku Rasio C/N

    1 Kotoran Bebek 8

    2 Kotoran Manusia 8

    3 Kotoran Ayam 10

    4 Kotoran Kambing 125 Kotoran Babi 18

    6 Kotoran Domba 19

    7 Kotoran Sapi/kerbau 24

    8 Enceng Gondok 25

    9 Kotoran Gajah 43

    10 Batang Jagung 60

    11 Jerami Padi 70

    12 Batang Gandum 90

    13 Serbuk Gergaji diatas 200

    Sumber : Karki dan Dixit, 1984Pengenceran dan Konsistensi Umpan:

    Sebelum pengumpanan digester,

    kotoran, terutama kotoran sapi segar,

    harus dicampur dengan air pada rasio 1:1

    berdasarkan satuan volume (volume yang

    sama yaitu air untuk volume kotoran).

    Namun, jika kotoran tersebut dalam bentuk

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    10/75

    kering, jumlah air harus ditingkatkan

    sesuai untuk mencapai konsistensi yang

    diinginkan dari input (misalnya rasio

    bisa bervariasi dari 1:1.25 bahkan 1:2).

    pengenceran yang harus dilakukan untuk

    mempertahankan padatan total dari 7sampai 10 persen. Jika kotoran tersebut

    terlalu encer, partikel-partikel padat

    akan tenang masuk ke digester dan jika

    terlalu tebal, partikel menghalangi aliran

    gas yang terbentuk di bagian bawah dari

    digester. Dalam kedua kasus, produksi gas

    akan kurang dari optimal.

    132

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Volatile Solids: Berat padatan organik

    yang terbakar bila dipanaskan sampai

    sekitar 538 oC didefinisikan sebagaivolatile solids. Potensi produksi biogas

    dari bahan organik yang berbeda, yang

    diberikan dalam Tabel 4.1, juga dapat

    dihitung berdasarkan kandungan volatile

    solid mereka.. Semakin tinggi kandungan

    volatile padat dalam satuan volume

    kotoran segar, semakin tinggi produksi

    gas. Misalnya, kg padatan volatile dalam

    kotoran sapi akan menghasilkan sekitar

    0,25 m3 biogas (Sathianathan. 1975).

    Tahapan Pembentukan BiogasTahapan yang terjadi selama proses

    pembentukan bahan baku menjadi biogas

    adalah :

    Tahap 1 Hidrolisis

    Limbah yang berasal dari tumbuhan dan

    hewan terdiri dari karbohidrat, lipid,

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    11/75

    protein dan bahan anorganik. Besarnya

    molekul zat kompleks dilarutkan ke dalam

    pelarut sederhana dengan bantuan

    enzim ekstraseluler yang dikeluarkan oleh

    bakteri. Tahap ini juga dikenal sebagai

    tahap pemecahan polimer. Misalnya,selulosa yang terdiri dari polimerisasi

    glukosa dipecah menjadi dimerik, dan

    kemudian berubah menjadi molekul

    monomer gula (glukosa) oleh bakteri

    selulolitik.

    Tahap 2 Pengasaman

    Monomer seperti glukosa yang diproduksi

    di Tahap 1 adalah fermentasi dalam

    kondisi anaerob menjadi berbagai asam

    dengan bantuan enzim yang dihasilkan

    oleh bakteri pembentuk asam. Pada tahap

    ini, bakteri pembentuk asam memecah

    molekul dari enam atom karbon (glukosa)

    menjadi molekul dengan atom karbon

    lebih kecil (asam). Asam utama yang

    dihasilkan dalam proses ini adalah asam

    asetat, asam propionat, asam butirat dan

    etanol.

    Tahap 3 Metanisasi

    Prinsipnya asam yang dihasilkan dalam

    Tahap 2 diproses oleh bakteri metanogenuntuk menghasilkan metana. Reaksi yang

    terjadi dalam proses produksi metana

    disebut Metanisasi dan dinyatakan

    oleh persamaan berikut (Karki dan Dixit

    1984.).

    Proses Pembuatan BiogasProses pembuatan biogas dengan langkah

    langkah sebagai berikut:

    1. Mencampur kotoran sapi dengan air

    sampai terbentuk lumpur denganperbandingan 1:1 pada bak penampung

    sementara. Bentuk lumpur akan

    mempermudah pemasukan kedalam

    digester

    2. Mengalirkan lumpur kedalam digester

    melalui lubang pemasukan. Pada

    pengisian pertama kran gas yang ada

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    12/75

    diatas digester dibuka agar pemasukan

    lebih mudah dan udara yang ada

    didalam digester terdesak keluar. Pada

    CH3COOH CH4 + CO2

    Asam Asetat Metane Karbon Dioksida

    2CH3CH2OH + CO2CH4 + 2CH3COOHEtanol C.Dioksida Metane Asam Asetat

    CO2 + 4H2CH4 + 2H2O

    Karbon Dioksida Hidrogen Metane Air

    4.3. BIOGASPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX133Modul Pelatihan Energi Biomassa

    pengisian pertama ini dibutuhkan

    lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang

    banyak sampai digester penuh.

    3. Melakukan penambahan starter (banyak

    dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan

    isi rumen segar dari rumah potong

    hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk

    kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah

    digester penuh, kran gas ditutup supaya

    terjadi proses fermentasi.

    4. Membuang gas yang pertama dihasilkan

    pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang

    terbentuk adalah gas CO2. Sedangkanpada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru

    terbentuk gas metan (CH4) dan CO2

    mulai menurun. Pada komposisi CH4

    54% dan CO2 27% maka biogas akan

    menyala.

    5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk

    dapat digunakan untuk menyalakan

    api pada kompor gas atau kebutuhan

    lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah

    bisa menghasilkan energi biogas yangselalu terbarukan. Biogas ini tidak

    Gambar 4.3. Alur Proses Biogas

    134

    MODUL

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    13/75

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    berbau seperti bau kotoran sapi.

    Selanjutnya, digester terus diisi lumpur

    kotoran sapi secara kontinu sehingga

    dihasilkan biogas yang optimal

    Peralatan Produksi BiogasSebagaimana telah diterangkan diatas,

    membuat biogas dengan kotoran sapi

    cukup mudah. Hanya dengan memasukkan

    kotoran sapi kedalam digester anaerob,dan mendiamkannya beberapa lama,

    Biogas akan terbentuk. Hal ini bisa terjadi

    karena sebenarnya dalam kotoran sapi

    yang masih segar terdapat bakteri yang

    akan men-fermentasi kotoran tersebut.

    Tanpa dimasukkan ke dalam digester pun

    biogas sebanarkan akan terbentuk pada

    proses dekomposisi kotoran sapi, namun

    prosesnya berlangsung lama dan tentu

    saja biogas yang dihasilkan tidak dapatkita gunakan.

    Ada tiga jenis digester yang telah

    dikembangkan selama ini, yaitu:

    1. Fixed dome plant, yang dikembangkan

    di china,

    2. Floating d rum plant, yang lebih banyak

    dipakai di India dengan varian plastic

    cover biogas plant, dan

    3. Plug-flow p lant atau bal loon plant yang

    banyak digunakan di Taiwan, Etiopia,

    Kolombia, Vietnam dan Kamboja. Jenis

    ini juga yang banyak digunakkan oleh

    petani kita di daerah Lembang dan

    Cisarua.

    Bagian-bagian pokok digester gas bio

    adalah:

    1. Bak penampung kotoran ternak,

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    14/75

    2. Digester,

    3. Bak slurry,

    4. Penampung gas,

    5. Pipa gas keluar,

    6. Pipa keluar slurry,

    7. Pipa masuk kotoran ternak.Fixed dome plant

    Pada fixed dome plant, digesternya tetap.

    Penampung gas ada pada bagian atas

    digester. Ketika gas mulai timbul, gas

    tersebut menekan slurry ke bak slurry. Jika

    pasokan kotoran ternak terus menerus,

    gas yang timbul akan terus menekan slurry

    hingga meluap keluar dari bak slurry.

    Gambar 4.4.Fix Dome Plant

    4.3. BIOGASPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX135Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Gas yang timbul digunakan/dikeluarkan

    lewat pipa gas yang diberi katup/kran.

    Reaktor ini disebut juga reaktor china.

    Dinamakan demikian karena reaktor ini

    dibuat pertama kali di china sekitar tahun

    1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor

    ini berkembang dengan berbagai model.

    Pada reaktor ini memiliki dua bagian

    yaitu digester sebagai tempat pencerna

    material biogas dan sebagai rumah bagi

    bakteri,baik bakteri pembentuk asam

    ataupun bakteri pembentu gas metana.

    bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman

    tertentu menggunakan batu, batu bata

    atau beton. Strukturnya harus kuat karna

    menahan gas aga tidak terjadi kebocoran.

    Bagian yang kedua adalah kubah tetap(fixed-dome). Dinamakan kubah tetap

    karena bentunknya menyerupai kubah

    dan bagian ini merupakan pengumpul

    gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang

    dihasilkan dari material organik pada

    digester akan mengalir dan disimpan di

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    15/75

    bagian kubah.

    Keuntungan: tidak ada bagian yang

    bergerak, awet (berumur panjang), dibuat

    di dalam tanah sehingga terlindung

    dari berbagai cuaca atau gangguan

    lain dan tidak membutuhkan ruangan(diatas tanah). Biaya konstruksi lebih

    murah daripada menggunaka reaktor

    terapung, karena tidak memiliki bagian

    yang bergerak menggunakan besi yang

    tentunya harganya relatif lebih mahal dan

    perawatannya lebih mudah

    Kerugian: Kadang-kadang timbul

    kebocoran, karena porositas dan retakretak,

    tekanan gasnya berubah-ubah

    karena tidak ada katup tekanan.Floating drum plant

    Floating drum plant terdiri dari satu

    digester dan penampung gas yang bisa

    bergerak. Penampung gas ini akan

    bergerak keatas ketika gas bertambah

    dan turun lagi ketika gas berkurang,

    seiring dengan penggunaan dan produksi

    gasnya. Reaktor jenis terapung pertama

    kali dikembangkan di india pada tahun

    1937 sehingga dinamakan dengan reaktor

    India. Memiliki bagian digester yang samadengan reaktor kubah, perbedaannya

    terletak pada bagian penampung gas

    Gambar 4.5. Floating Drum Plant

    136

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukanmenggunakan peralatan bergerak

    menggunakan drum. Drum ini dapat

    bergerak naik turun yang berfungsi untuk

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    16/75

    menyimpan gas hasil fermentasi dalam

    digester. Pergerakan drum mengapung

    pada cairan dan tergantung dari jumlah

    gas yang dihasilkan.

    Keuntungan: Tekanan gasnya konstan

    karena penampung gas yang bergerakmengikuti jumlah gas. Jumlah gas bisa

    dengan mudah diketahui dengan melihat

    naik turunya drum.

    Kerugian: Konstruksi pada drum agak

    rumit. Biasanya drum terbuat dari logam

    (besi), sehingga mudah berkarat, akibatnya

    pada bagian ini tidak begitu awet (sering

    diganti). Bahkan jika digesternya juga

    terbuat dari drum logam (besi), digeseter

    tipe ini tidak begitu awet. Biaya materialkonstruksi dari drum lebih mahal. faktor

    korosi pada drum juga menjadi masalah

    sehingga bagian pengumpul gas pada

    reaktor ini memiliki umur yang lebih

    pendek dibandingkan menggunakan tipe

    kubah tetap.

    Balloon plant

    Konstruksi balloon plant lebih sederhana,

    terbuat dari plastik yang pada ujungujungnya

    dipasang pipa masuk untuk

    kotoran ternak dan pipa keluar peluapanslurry. Sedangkan pada bagian atas

    dipasang pipa keluar gas. Reaktor balon

    merupakan jenis reaktor yang banyak

    digunakan pada skala rumah tangga yang

    menggunakan bahan plastik sehingga

    lebih efisien dalam penanganan dan

    perubahan tempat biogas. reaktor ini

    terdiri dari satu bagian yang berfungsi

    sebagai digester dan penyimpan gas

    masing masing bercampur dalam saturuangan tanpa sekat. Material organik

    terletak dibagian bawah karena memiliki

    berat yang lebih besar dibandingkan gas

    yang akan mengisi pada rongga atas.

    Keuntungan: biayanya murah, mudah

    diangkut, konstruksinya sederhana, mudah

    pemeliharaan dan pengoperasiannya.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    17/75

    Gambar 4.6.Balloon Plant

    Gambar 4.7. DigesterSumber foto: DEPTAN 2010

    4.3. BIOGASPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX137Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Kerugian: tidak awet, mudah rusak, cara

    pembuatan harus sangat teliti dan hatihati

    (karena bahan mudah rusak), bahan

    yang memenuhi syarat sulit diperoleh.

    Estimasi Penentuan KapasitasGas methan yang dihasil kan oleh kotoran

    sapi dapat diketahui dari :(Arinal Hamni,

    2005)1. Satu ekor sapi menghasilkan rata-rata

    23.59 kg kotoran per hari

    2. Tabung gas yang digunakan adalah

    tabung gas berukuran 25 liter

    3. Volume tabung gas adalah : O.032153

    M kubik

    4. Tekanan gas dalam tabung berkisar

    0.40 Kg/ Cm2

    5. Tekanan gas dalam satuan pascal

    menjadi : P = 140500 pascal

    6. Hitung nilai = P/ RT = 0.903769 Kg/m

    kubik

    7. Massa Gas Methan diperoleh dengan

    menggunakan rumus : 0,03 K

    8. Massa gas methane ini diperoleh

    setelah proses pengumpulan

    berlangsung selama 7Jam, sehingga

    laju aliran masanya dapat dihitung

    dengan menggunakan rumus : 0.00428

    kg/jam

    9. Selama satu hari gas methan campurandidapat sebesar : 0.10285 kg

    10. Gas methan murni dapat dikumpulkan

    setiap hari dengan asumsi 60% dari

    gas total, maka diperoleh : 0.061714

    Kg.

    11. Gas methane yang dihasilkan dari

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    18/75

    satu ekor sapi per hari 23.5 kilogram

    kotoran sapi di atas dapat digunakan

    untuk memanaskan kompor selama 3

    jam.

    Biaya Investasi, Operasional dan

    PerawatanBeberapa pilihan biaya Investasi Instalasi

    Biogas dapat dilihat pada tabel 4.4.

    Tabel 4.4. Harga Digester

    Jumlah sapi Digester Harga (Rp)

    1-2 ekor Plastik 6

    meter

    1.500.000

    2-3 ekor Plastik 8

    meter

    2.000.0001-2 ekor Pipa PVC

    portabel 6

    meter

    3.500.000

    2-3 ekor Pipa PVC

    portabel 8

    meter

    4.000.000

    kotoran 1

    rit truk/

    minggu

    Fix Dome 5

    meter kubik

    11.250.000

    (Sumber Ir.Sri Sumarsih, UPNVY, 2010)

    untuk contoh rincian biayanya dapat

    dilihat di tabel 4.5.

    Tabel 4.5. Rincian Biaya Peralatan

    Kebutuhan Harga (Rp)

    Bak Mixer 57.500

    Digester 81.250Outlet gas 6.000

    Peneduh 378.000

    Outlet slurry 100.000

    Bak Penampung gas 275.000

    Upah 200.000

    TOTAL 1.000.750

    (Sumber: PNPM-LMP kendari 2009)

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    19/75

    138

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Sedangkan untuk biaya perawatan dan

    operasional sangat lah kecil, dengan

    asumsi perawatan dan operasional

    hanya dikerjakan sendiri. Perawatan dan

    operasional yang harus dilakukan adalah

    1. Hindarkan digester biogas dari gangguan

    anak-anak, tangan jahil, ataupun dari

    ternak yang dapat merusak digester

    dengan cara memagar dan memberi atap

    supaya air tidak dapat masuk ke dalam

    galian digester.

    2. Pada sistem pengolahan biogas yang

    menggunakan digester dan penampung

    gas dari plastik, isilah selalu pengaman gas

    dengan air sampai penuh. Jangan biarkan

    sampai kosong karena gas yang dihasilkanakan terbuang melalui pengaman gas.

    Apabila digester keras tetapi gasnya tidak

    mengisi penampung gas, maka luruskan

    selang dari pengaman gas sampai reaktor,

    karena uap air yang ada di dalam selang

    dapat menghambat gas mengalir ke

    penampung gas. Lakukan hal tersebut

    sebagai pengecekan rutin.

    3. Pada digester skala rumah tangga,

    digester biogas dapat digoyang-goyang

    sehingga terjadi penguraian yang

    sempurna dan gas yang terbentuk di

    bagian bawah naik ke atas. Lakukan setiap

    pengisian bahan biogas.

    4. Cegah air masuk ke dalam digester

    dengan menutup lubang pengisian disaat

    tidak ada pengisian digester.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    20/75

    5. Pada sistem yang menggunakan

    penampung gas dari plastik, berikan

    pemberat di atas penampung gas

    (misalnya dengan karung-karung bekas)

    supaya mendapatkan tekanan di saat

    pemakaian.6. Selalu bersihkan kompor biogas dari

    kotoran atau minyak.

    Contoh Aplikasi Biogas diIndonesiaPemanfaatan Biogas didesa Cisurupan-

    Garut. (KHARISTYA, 2004)

    Sapi perah merupakan hewan yang umum

    dipelihara sebagai salah satu sumber mata

    pencaharian di Kecamatan Cisurupan

    Kabupaten Garut. Menurut data populasiKUD Mandiri Cisurupan tahun 2003,

    jumlah sapi perah mencapai 5800 ekor

    dari 1400 peternak. Dengan asumsi setiap

    sapi mengeluarkan 22 kg kotoran/hari

    total kotoran yang dikeluarkan sapi adalah

    127 ton. Kotoran sapi dengan jumlah ini

    dapat menghasilkan gas bio 1.7195.670

    m3/hari.

    Keterangan teknis dibawah ini untuk

    kebutuhan memasak 1 KK dengan 4

    anggota keluarga, dengan kapasitas sapi

    3-5 sapi.

    1. Biodigester yang dibuat memiliki

    konstruksi yang sederhana. Biaya

    pembangunan biodigester plastik

    polyethilene dapat dikatakan murah

    bila dibandingkan dengan biodigester

    yang berkonstruksi beton.

    2. Produksi gas bio mencapai 1,44 m3/

    hari atau dapat digunakan memasak

    34 jam. Dapat mencukupi kebutuhanmemasak nasi sejumlah 1,5 kg dan

    memasak air minum 12 liter.

    3. Model ini memiliki laju produksi gas bio

    sebesar 0,16 m3/ kg VS.

    4.3. BIOGAS

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    21/75

    PENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX139Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Gambar 4.8.Digester dan penampung Biogas, desa Cisurupan,

    Garut4. Investasi pembangunan

    biodigester sebesar Rp 720.000.

    5. Model biodigester yang dibangun

    memiliki spesifikasi sebagai

    berikut:

    a. Volume total biodigester 11 m3

    b. Volume efektif 8,8 m3

    c. Waktu proses 40 hari

    d. Jumlah sapi 5 ekor

    e. Isian /hari 220 literf. Volume penyimpan gas 2.5 m3

    g. Tekanan yang digunakan untuk

    memasak adalah 0,8 cm air

    Lesson learned

    Kondisi geografis penempatan

    Biodigester sangat berpengaruh

    terhadap kecepatan pembentukan

    gas. Temperatur lingkungan

    mempengaruhi kecepatan reaksi

    biokimiawi sehingga pengaruh

    lingkungan perlu diperhitungkan140

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Pengenalan BioetanolBioetanol adalah etanol (C2H5OH) yang

    dibuat dari biomassa yang mengandung

    komponen pati atau selulosa, seperti

    singkong, talas dan tetes tebu. Etanol

    bentuknya berupa cairan yang tidak

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    22/75

    berwarna dan mempunyai bau yang khas.

    Berat jenis pada 15 oC adalah 0,7937 dan

    titik didihnya 78,32 oC pada tekanan 76

    mmHg. Sifatnya yang lain adalah larut

    dalam air dan eter, serta mempunyai

    panas pembakaran 328 kkal.Ketika harga BBM merangkak semakin

    tinggi, bioetanol diharapkan dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan bakar

    pensubstitusi BBM untuk motor bensin.

    Sebagai bahan pensubstitusi bensin,

    bioetanol dapat diaplikasikan dalam

    bentuk bauran dengan minyak bensin,

    misalnya 10 % etanol dicampur dengan 90

    % bensin (gasohol E10) atau digunakan 100

    % (E100) sebagai bahan bakar (Hambalidkk., 2007). Etanol absolut memiliki angka

    oktan (ON) 117, sedangkan Premium

    hanya 8788. Gasohol E10 secara

    proporsional memiliki Oktan Number 92

    atau setara Pertamax (lihat tabel 2). Pada

    komposisi ini bioetanol dikenal sebagai

    octan enhancer (aditif) yang paling ramah

    lingkungan dan di negara-negara maju

    telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl

    Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl

    Ether (MTBE). Pencampuran sampaidengan 24 % masih dapat menggunakan

    mobil bensin konvensional. Di atas itu,

    diperlukan mobil khusus yang telah

    banyak diproduksi di AS maupun Brazil

    (Chemiawan, 2007).

    Etanol (C2H5OH) merupakan suatu

    senyawa kimia berbentuk cair, jernih

    tak berwarna, beraroma khas, berfase

    cair pada temperatur kamar, dan mudah

    terbakar. Etanol memiliki karakteristikyang menyerupai bensin karena tersusun

    atas molekul hidrokarbon rantai lurus.

    Dalam dunia industri, etanol umumnya

    digunakan sebagai pelarut, pembuatan

    asetaldehid, serta bahan baku farmasi dan

    kosmetik. Berdasarkan kadar alkoholnya,

    etanol dibagi menjadi tiga grade sebagai

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    23/75

    berikut.

    a. Grade industri dengan kadar alkohol

    9094 %

    b. Netral dengan kadar alkohol 9699,5%,

    umumnya digunakan untuk minuman

    keras atau bahan baku farmasi.c. Grade bahan bakar dengan kadar

    alkohol di atas 99,5 %.

    Tabel 4.6

    Perbandingan Kandungan Energi

    Bahan

    Bakar

    Nilai Kalor Angka

    MJ/L MJ/Kg Oktan

    Etanol 23.5 31.1 129

    Metanol 17.9 19.9 123Bensin 34.8 44.4 Min 91

    Biomassa 15-19

    Batu Bara 25-35

    4.4.BIOETANOLSumber: KESDM 2008

    4.4. BIOETANOLPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSA

    MIKROHIDRO APPENDIX141Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Bahan Baku BioetanolBio-ethanol dikenal sebagai bahan bakar

    yang ramah lingkungan, karena bersih

    dari emisi bahan pencemar. Bio-ethanol

    dapat dibuat dari bahan baku tanaman

    yang mengandung Nira bergula (sukrosa)

    seperti nira tebu, nira nipah, nira sorgum

    manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan,

    sari-buah mete. Bahan-bahan berpatiantara lain tepung-tepung sorgum biji

    (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek,

    ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.

    Bahan-bahan berselulosa (lignoselulosa)

    seperti kayu, jerami, batang pisang,

    bagas, dll juga bisa dimanfaatkan sebagai

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    24/75

    sumber ethanol meskipun bahan tersebut

    sekarang belum ekonomis, namun

    teknologi proses yang efektif diperkirakan

    akan komersial pada dekade ini

    Selain tetes atau mollase, tanaman lain

    yang dapat dipergunakan sebagai bahanbaku produksi ethanol (bio-ethanol)

    adalah ubi kayu, ubi jalar, dan jagung.

    Dari semua jenis bahan baku tersebut,

    di Indonesia ubi kayu mempunyai

    potensi lebih besar sebagai bahan baku

    pembuatan ethanol. Hal ini disebabkan

    ubi kayu dapat ditanam hampir di semua

    jenis tanah mulai dari lahan yang subur

    sampai ke lahan kering, bahkan lahan

    kritis sekalipun. Disamping itu intensitasproduksi ubi kayu per hektar dalam satu

    tahun relative cukup tinggi yaitu antara

    15 sampai 27 ton per hektar.

    Secara umum, semua wilayah di

    Indonesia dapat ditanami ubi kayu,

    walaupun Pulau Sumatra dan Jawa

    mempunyai perkembangan produksi ubi

    kayu yang sangat baik. Mengingat semua

    wilayah Indonesia dapat ditanami ubi

    kayu, sehingga bio-ethanol plant yang

    berbahan baku ubi kayu berpotensiuntuk dikembangkan di Indonesia. Ratarata

    untuk produksi 1 liter bio-ethanol

    diperlukan 6,5 kg ubi kayu.

    Tabel 4.7.

    Perolehan Alkohol dari karbohidrat

    Sumber

    Karbohidrat

    Hasil Panen

    Ton/ha/th

    Perolehan AlkoholLiter/ton Liter/ha/th

    Singkong 25 (236) 180 (155) 4500 (3658)

    Tetes 3,6 270 973

    Sorgum Bici 6 333,4 2000

    Ubi Jalar 62,5* 125 7812

    Sagu 6,8$ 608 4133

    Tebu 75 67 5025

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    25/75

    Nipah 27 93 2500

    Sorgum Manis 80** 75 6000

    *) Panen 2 kali/th; $ sagu kering;

    ** panen 2 kali/th.

    Sumber: Villanueva (1981); kecuali sagu, dari Colmes dan

    Newcombe (1980); sorgum manis, dari Raveendram; danDeptan (2006) untuk singkong; tetes dan sorgum biji (tulisan

    baru) [DJHPP, Kementan]

    Singkong

    Tebu Ubi-Ubian

    Sorgum

    Gambar 4.9. Bahan Baku Bioetanol

    142

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Berdasarkan jenisnya bahan baku

    bioetanol dikelompokkan menjadi :

    1. Zat tepung

    Zat tepung (berupa bubur) oleh enzimdiatase dari mount (kecambah) dapat

    dirubah menjadi maltosa (golongan gula)

    melalui tingkatan dekstrin. Temperatur

    optimumnya 50-60 oC, kemudian diberi

    ragi yang juga dapat mengeluarkan enzim

    maltase. Enzim ini merubah maltosa

    menjadi glukosa. Glukosa oleh enzim

    dirubah menjadi etanol dan CO2

    Reaksi

    (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11

    Amylum Maltase dari ragi

    C12H22O11 + H2O 2C6H12O6

    Maltosa Glukosa

    C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

    Konsentrasi etanol yang terjadi tidak

    boleh melewati 15%. Dari hasil destilasi

    diperoleh etanol 96% (R.Soepomo, 1998)

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    26/75

    2. Molase

    Molase merupakan hasil samping proses

    pembuatan gula. Molase mengandung

    sejumlah besar gula baik sukrosa maupun

    gula pereduksi. Spesies ragi yang telah

    dikenal mempunyai daya konversi gulamenjadi etanol yang sangat tinggi adalah

    saccharomyces cerevisiae

    Reaksinya

    C12H22O11 + H2O C6H12O6

    Sukrosa Glukosa

    C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

    Dalam pembuatan etanol tersebut, molase

    dimurnikan terlebih dahulu dengan

    menyaringnya kemudian diencerkan

    dengan air sehingga molase menjadi 12

    oBrix untuk mendapatkan kadar gula yang

    optimum. Jika kadar gula terlalu tinggi,

    maka waktu fermentasinya lebih lama

    dengan sebagian gula tidak terkonversi,

    sehingga tidak ekonomis (Judoamidjojo,

    1992)

    3. Cairan Buah-buahan yang manis

    Cairan buah-buahan yang manis

    mengandung glukosa dan fruktosa

    sehingga mengalami peragian etanol.

    C6H12O6 2C2H5OH + H2ODengan proses ini, cairan buah-buahan

    berubah menjadi minimum yang seharihari

    disebut dengan anggur, dengan

    kadar etanol yang relatif lebih rendah.

    (R.Soepomo, 1998)

    Proses Pembuatan BioetanolGlukosa dapat dibuat dari pati-patian,

    proses pembuatannya dapat dibedakan

    berdasarkan zat pembantu yang

    dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam danHydrolisa enzyme. Berdasarkan kedua

    jenis hydrolisa tersebut, saat ini hydrolisa

    enzyme lebih banyak dikembangkan,

    sedangkan hydrolisa asam (misalnya

    dengan asam sulfat) kurang dapat

    berkembang, sehingga proses pembuatan

    glukosa dari pati-patian sekarang ini

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    27/75

    dipergunakan dengan hydrolisa enzyme.

    Dalam proses konversi karbohidrat

    menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan

    dengan penambahan air dan enzyme;

    kemudian dilakukan proses peragian atau

    fermentasi gula menjadi ethanol denganmenambahkan yeast atau ragi.

    4.4. BIOETANOLPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX143Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Secara singkat teknologi proses produksi

    ethanol/bio-ethanol tersebut dapat

    dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

    A. Persiapan Bahan BakuBahan baku untuk produksi biethanol

    bisa didapatkan dari berbagai tanaman,

    baik yang secara langsung menghasilkan

    gula sederhana semisal Tebu (sugarcane),

    gandum manis (sweet sorghum) atau

    yang menghasilkan tepung seperti jagung

    (corn), singkong (cassava) dan gandum

    (grain sorghum) disamping bahan

    lainnya.

    Persiapan bahan baku beragam

    bergantung pada bahan bakunya, tetapi

    secara umum terbagi menjadi beberapa

    proses, yaitu:

    Tebu dan Gandum manis harus

    digiling untuk mengektrak gula

    Tepung dan material selulosa harus

    dihancurkan untuk memecahkan

    susunan tepungnya agar bisa

    berinteraksi dengan air secara baik

    Pemasakan, Tepung dikonversi

    menjadi gula melalui prosespemecahan menjadi gula kompleks

    (liquefaction) dan sakarifikasi

    (Saccharification) dengan

    penambahan air, enzyme serta

    panas (enzim hidrolisis). Pemilihan

    jenis enzim sangat bergantung

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    28/75

    terhadap supplier untuk menentukan

    pengontrolan proses pemasakan.

    Tahap Liquefaction memerlukan

    penanganan sebagai berikut:

    Pencampuran dengan air secara

    merata hingga menjadi bubur Pengaturan pH agar sesuai dengan

    kondisi kerja enzim

    Penambahan enzim (alpha-amilase)

    dengan perbandingan yang tepat

    Pemanasan bubur hingga kisaran 80

    sd 90 C, dimana tepung-tepung yang

    bebas akan mengalami gelatinasi

    (mengental seperti Jelly) seiring

    dengan kenaikan suhu, sampai

    suhu optimum enzim bekerjamemecahkan struktur tepung secara

    kimiawi menjadi gula komplek

    (dextrin). Proses Liquefaction selesai

    ditandai dengan parameter dimana

    bubur yang diproses menjadi lebih

    cair seperti sup.

    Tahap sakarifikasi (pemecahan gula

    kompleks menjadi gula sederhana)

    melibatkan proses sebagai berikut:

    Pendinginan bubur sampai suhu

    optimum enzim sakarifikasi bekerja Pengaturan pH optimum enzim

    Penambahan enzim (glukoamilase)

    secara tepat

    Mempertahankan pH dan

    temperature pada rentang 50 sd 60

    C sampai proses sakarifikasi selesai

    (dilakukan dengan pengetesan gula

    sederhana yang dihasilkan)

    B. Fermentasi

    Proses fermentasi dimaksudkan untukmengubah glukosa menjadi ethanol/bioethanol

    (alkohol) dengan menggunakan

    yeast.

    Pada tahap ini, tepung telah sampai

    pada titik telah berubah menjadi gula

    144

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    29/75

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa)

    dimana proses selanjutnya melibatkan

    penambahan enzim yang diletakkan pada

    ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu

    optimum. Proses fermentasi ini akan

    menghasilkan etanol dan CO2.

    Bubur kemudian dialirkan kedalam

    tangki fermentasi dan didinginkan pada

    suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan

    membutuhkan ketelitian agar tidak

    terkontaminasi oleh mikroba lainnya.

    Karena itu keseluruhan rangkaian

    proses dari liquefaction, sakarifikasi dan

    fermentasi haruslah dilakukan pada

    kondisi bebas kontaminan.

    Selanjutnya ragi akan menghasilkan

    ethanol sampai kandungan etanol dalamtangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut

    dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi

    tersebut akan menjadi tidak aktif, karena

    kelebihan etanol akan berakibat racun

    bagi ragi.

    C. Distilasi

    Distilasi dilakukan untuk memisahkan

    etanol dari beer (sebagian besar adalah

    air dan etanol). Titik didih etanol murni

    adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C

    (Kondisi standar). Dengan memanaskan

    larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan

    mengakibatkan sebagian besar etanol

    menguap.

    Peralatan Produksi BioetanolAdapun rangkaian peralatan proses

    adalah sebagai berikut:

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    30/75

    1 Peralatan penggilingan

    untuk menggiling bahan baku agar

    menjadi tepung sehingga mudah

    diproses

    2 Pemasak, termasuk support, pengaduk

    dan motor, steam line dan insulasiuntuk proses persiapan bahan baku dan

    proses liquifikasi pada suhu 80-90oC.

    dimana tepung-tepung yang bebas

    akan mengalami gelatinasi (mengental

    seperti Jelly) seiring dengan kenaikan

    suhu, sampai suhu optimum enzim

    bekerja memecahkan struktur tepung

    secara kimiawi menjadi gula komplek

    (dextrin). Proses Liquefaction selesai

    ditandai dengan parameter dimanabubur yang diproses menjadi lebih cair

    seperti sup.

    3 External Heat Exchanger

    sebagai penukar panas untuk pendukung

    peralatan pemasak.

    4 Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid

    Separators)

    memisahkan padatan dengan cairan

    5 Tangki Penampung Bubur

    tempat terjadinya proses sakarifikasi

    bertujuan mempertahankan pH dantemperature pada rentang 50 sd 60

    oC sampai proses sakarifikasi selesai

    (dilakukan dengan pengetesan gula

    sederhana yang dihasilkan)

    6 Unit Fermentasi (Fermentor) dengan

    pengaduk serta motor

    didalam alat ini, tepung telah sampai

    pada titik telah berubah menjadi gula

    sederhana (glukosa dan sebagian

    fruktosa) dimana proses selanjutnyamelibatkan penambahan enzim yang

    diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat

    bekerja pada suhu optimum. Proses

    fermentasi ini akan menghasilkan etanol

    dan CO2.

    4.4. BIOETANOL

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    31/75

    PENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX145Modul Pelatihan Energi Biomassa

    7 Unit Distilasi, termasuk pompa, heat

    exchanger dan alat kontroldigunakan untuk memisahkan etanol

    dari cairan berdasarkan titik didihnya

    8 Boiler, termasuk system feed water dan

    softener

    sebagai sarana pendukung unit destilasi,

    penghasil panas yang digunakan untuk

    penguapan etanol.

    9 Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting

    untuk menyimpan sisa bahan baku yang

    telah didestilasi Estimasi Kapasitas ProduksiFermentasi etanol adalah proses

    perombakan gula oleh mikroba (bisa

    yast/khamir atau bakteri) menjadi etanol

    (Isroi, 2010).

    Persamaan reaksinya adalah sebagai

    berikut:

    C6H12O6> CH3CH2OH + CO2

    Persamaan reaksi yang telah disetarakan

    adalah:

    C6H12O6> 2CH3CH2OH + 2CO2

    Jadi setiap 1 mol glukosa akan dihasilkan

    2 mol etanol. Berat molekul (BM)

    Glukosa adalah 180,16 gr/mol, BM etanol

    adalah 46,07 gr/mol, Jadi kalau kita

    memfermentasi 1 gr glukosa, etanol yang

    dihasilkan kurang lebih adalah

    = (2 x 46,07)/180,16

    = 0,511gr (etanol absolute)

    Atau bisa disimpukan faktor konversinya

    adalah 51%.Berat jenis etanol pada kondisi standard

    adalah 0,789 gr/cm3 , sehingga volumenya

    adalah

    = 0,511 gr x 0,789 gr/cm3

    = 0,403 cm3

    Kadar gula = 10%

    Volume = 100 liter

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    32/75

    maka total etanol teoritis yang bisa

    diperoleh adalah:

    = 10% x 100 liter x 0,511

    = 5,11 kg

    Volume etanolnya adalah

    = 5,1 kg x 0,789= 4,03 liter.

    Karena efisiensi distilasi tidak pernah

    100%, maka perlu dikoreksi dengan

    efisiensi hidrolisisnya. Misalkan saja 95%.

    Jadi volume etahnol absolute yang bisa

    didapat adalah:

    = 4,03 liter x 95%

    = 3,83 liter

    Kalau kadar etanolnya 95%, maka

    volumenya adalah:= (100%/95%) x 3,83 liter

    = 4,03 liter

    Kalau kadar etanolnya 60%, bisa dihitung

    dengan cara yang sama:

    = (100%/60%) x 3,83 litere

    = 6,38 liter

    Agar lebih mudah kita pakai contoh lagi.

    Misalkan saja di sebuah kebun pepaya.

    Potensi buah afkir yang bisa diolah

    menjadi etanol adalah:

    = 0.25 ton buah per minggu per ha atau= 2 ton buah per ha per bulan

    Sari buah yang bisa kita peroleh sekitar

    80% dari beratnya, jadi volumenya:

    = 2000 kg x 80% = 1600 liter

    146

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Andaikan kadar gulanya 10%, efisiensi

    hidrolisisnya 95%, dan kadar etanol yang

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    33/75

    dihasilkan 95%, maka volume etanol yang

    dihasilkan adalah

    = 10% x 1600 liter x 0,511 x 0.789 x 95% x

    (100%/95%)

    = 64,408 liter per ha per bulan

    Biaya Investasi, Operasional danPerawatanUntuk memproduksi bio-ethanol plant

    berkapasitas 60 kl/hari dari ubi kayu

    diperlukan biaya investasi sebesar

    7.380.000 US $ (Rp. 66.420.000,-)(B2TPBPPT),

    dengan catatan 1 US$ = Rp 9000,

    sehingga dengan harga minyak mentah

    sebesar 55 US$/barel diasumsikan bioethanol

    dapat bersaing dengan BBM. Biaya

    tersebut sudah termasuk biaya investasipengolahan limbah dan pembangkit

    listrik. Untuk memperoleh biaya produksi

    ethanol selain biaya investasi juga

    harus diperhitungkan biaya operasi dan

    perawatan termasuk biaya bahan baku.

    Parameter lain yang diperhitungkan ialah

    umur dari bioethanol plant adalah 25

    tahun, dengan lamanya operasi dalam

    satu tahun sebesar 350 hari,bunga bank

    12% per tahun.

    Dengan harga Ethanol di tingkat pabrik

    sebesar Rp. 2612 per liter adalah layak

    secara ekonomi, tetapi harga diatas belum

    memperhitungkan pajak alcohol yang

    cukup tinggi dan penggunaannya sebagai

    bahan bakar belum diatur dalam undangundang

    atau peraturan dibawahnya.

    Selain itu ada beberapa parameter yang

    perlu diperhitungkan yaitu pertama, harga

    ubi kayu yang dapat berubah setiap saat,

    terutama bila bersaing dengan pabriktepung, atau pada saat musim kemarau

    yang berkepanjangan sehingga produksi

    menurun sedangkan ubi kayu yang ada

    menjadi makanan pokok masyarakat.

    Kedua, proses pembuatan bio-ethanol

    membutuhkan jenis energy lain seperti

    solar, kayu bakar dan lain-lain, sehingga

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    34/75

    perlu dilakukan perhitungan neraca

    energi secara cermat untuk melihat

    potensi substitusi yang sebenarnya

    terhadap BBM, serta perlu dicari jenis

    energi terbarukan lainnya yang dapat

    menggantikan penggunaan BBM di pabrikethanol.

    Tabel 4.8. menunjukkan rincian biaya

    investasi Pabrik bio-ethanol yang

    berkapasitas 60 kl/hari menggunakan

    Bahan Baku Ubi Kayu.

    Tabel 4.8. Rincian Biaya Investasi Pabrik

    Bio-Ethanol Anhydrous dengan Kapasitas

    60 KL/HariNo Parameter Nilai (US$)

    1 Total Biaya Investasi

    Peralatan UtamaPeralatan Pengumpanan

    Unit Pengolah Limbah

    Tanah (min 30 Ha)

    Power Plant

    Bangunan Pabrik dan Kantor

    7.380.000

    5.580.000

    690.000

    400.000

    60.000

    450.000

    200.0002. Umur Hidup

    Hari Produks

    Bunga / Interest

    25 Tahun

    365 hari

    12% per

    Tahun

    (sumber : B2TP,BPPT 2005)

    4.4. BIOETANOLPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSA

    MIKROHIDRO APPENDIX147Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Tabel 4.9.Perhitungan Biaya total

    Parameter Biaya

    Rp/liter

    Biaya Modal

    - Bahan Baku Ubi Kayu 1625.00

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    35/75

    Bahan Pembantu

    -Alpha Amylase, Kg

    -Gluko Amylase,Kg

    -Asam Sulfat, L

    -Na OH, L

    -Urea, Kg-NPK

    - Antifoam, ml

    36.00

    78.00

    0.13

    12.50

    4.80

    4.50

    8.75

    Utilitas-Air, L

    -Uap Air, Kg

    -Listrik, kwh

    15.00

    867.00

    195.00

    Biaya :

    a. Bahan Baku dan Utilitas

    b. Operasi dan Perawatan

    c. Investasi (straight line)

    2846.6862.03

    106.87

    A. Produksi (a + b + c)

    B. Penyimpanan 2,5%

    C. Keuntungan 15% Prod.

    D. Lain-lain 2,5%

    3015.58

    54.41

    326.49

    54.41Total Harga Ethanol Pabrik 3450.89

    Contoh aplikasi Bioetanol diIndonesiaKoperasi Serba Usaha (KSU) Agro Makmur

    yang berkedudukan di desa Doplang,

    Kecamatan Karangpandan, Kabupaten

    Karanganyar, Jawa Tengah KSU. Agro

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    36/75

    makmur disamping memproduksi dan

    menjual bioethanol juga memproduksi

    peralatan produksi bioethanol (untuk

    kapasitas UMKM dan rumah tangga ) dan

    kompor- kompor bioethanol berbagai

    tipe. Kegiatan lain yang dilakukan terkaitdengan produksi bioethanol adalah

    pendidikan dan pelatihan membuat

    bioethanol, jasa konsultasi, dan alih

    teknologi ke masyarakat.

    Gambar 4.10. Alat Suling Bioetanol KSU

    Agromakmur

    Lesson Learned

    Pembuatan bioetanol yang dilakukan

    oleh KSU Agro Makmur berasal dari

    limbah pasar tradisional, tetes tebu dan

    singkong. Mampu menghasilkan Bioetanol

    hingga kadar 95% dengan peralatan yang

    sederhana.

    (sumber : B2TP,BPPT 2005)

    148

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    A. Briket ArangBriket bioarang adalah gumpalangumpalan

    atau batangan-batangan arang

    yang terbuat dari bioarang (bahan lunak).

    Bioarang yang sebenarnya termasuk

    bahan lunak yang dengan proses tertentudiolah menjadi bahan arang keras dengan

    bentuk tertentu. Kualitas dari bioarang ini

    tidak kalah dengan batubara atau bahan

    bakar jenis arang lainnya. Briquetting

    terhadap sesuatu material merupakan

    cara mendapatkan bentuk dan ukuran

    yang dikehendaki agar dipergunakan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    37/75

    untuk keperluan tertentu.

    Bahan Baku BriketBioarang adalah arang (salah satu jenis

    bahan bakar) yang terbuat dari aneka

    macam bahan hayati atau biomassa seperti

    kayu, ranting, dedaunan, rumput, jeramidan limbah pertanian lainnya. Pembuatan

    briket arang dengan menggunakan limbah

    dari arang aktif juga merupakan salah

    satu upaya menggali sumber energi yang

    potensial.

    Beberapa sumber bahan baku yang dapat

    dipergunakan dalam pembuatan bioarang

    ini antara lain :

    Sampah : sampah adalah barang-barang

    atau benda-benda yang sudah tidakberguna lagi dan harus dibuang. Sampah

    kadang-kadang harus dimusnahkan

    (dibakar) karena dianggap mengotori dan

    sarang penyakit. Sampah dapat bersifat

    benda-benda alami dan benda-benda

    yang tidak alami. Sampah yang dapat

    dijadikan bahan baku bioarang adalah

    sampah yang bersifat alami, yakni bendabenda

    hayati atau biomassa

    Kayu: kayu termasuk benda hayati atau

    biomassa, tetapi kayu umumnya memiliki

    nilai ekonomis cukup tinggi. Selain dapat

    dijadikan arang, kayu dapat dijadikan

    barang-barang konsumsi lain yang memiliki

    nilai ekonomis lebih tinggi. Oleh karena

    itu, meskipun dapat dijadikan bioarang,

    penggunaannya tidak disarankan, kecuali

    kalau kayu tersebut sudah tidak dapat

    digunakan untuk keperluan yang lebih

    penting.

    Remukan arang : remukan arang atau arangkayu dapat langsung diolah menjadi briket

    bioarang. Karena wujudnya sudah arang,

    maka pengolahannya tidak memerlukan

    proses pembakaran, bahan dari remukan

    arang hanya disarankan bagi orang-orang

    yang hendak membuat briket dan menguji

    efektifitas atau efisiensi pembakarannya.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    38/75

    4.5.BRIKET DAN

    KOMPOR BIOMASSA4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX149Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Proses pembuatan briketbioaranga. Karbonisasi

    Adalah proses pengkarbonan/

    pengarangan/pembakaran bahan baku(umpan) didalam tungku pembakaran

    (incenerator). Selama proses karbonisasi

    perlu diperhatikan asap yang ditimbulkan

    selama proses tersebut :

    - Jika asap tebal dan putih berarti bahan

    sedang mengering

    - Jika asap tebal dan kuning, berarti

    pengkarbonan sedang berlangsung.

    Pada fase ini sebaiknya tungku ditutup

    dengan maksud agar oksigen pada ruangpengarangan serendah-rendahnya.

    - Jika asap semakin menipis dan berwarna

    biru berarti pengarangan hampir selesai

    kemudian drum dibalik dan proses

    pembakaran selesai.

    b. Penghalusan

    Penghalusan bertujuan mengecilkan

    ukuran partikel arang agar lebih seragam,

    agar lebih mudah dicampur dengan

    material lain dan agar lebih mudah

    dibentuk sesuai dengan cetakan.c. Penyaringan

    Bertujuan untuk memisahkan arang yang

    sudah halus dengan padatan yang masih

    besar.

    d. Pencampuran dengan perekat

    Proses ini dilakukan untuk mencampurkan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    39/75

    material biomasa lain dengan

    tujuan meningkatkan nilai kalor dan

    menambahkan perekat alami yang

    digunakan untuk membentuk gumpalan

    atau padatan yang lebih besar.

    e. PencetakanSetelah material arang tercampur merata

    dengan perekatnya, lalu diisikan kedalam

    cetakan-cetakan briket untuk kemudian

    dipadatkan/dimampatkan dengan cara

    menekannya dengan bantuan alat press/

    dongkrak.

    Gambar 4.11. Proses Pembuatan Briket Arang

    Gambar 4.12. Hasil Cetak Briket

    150

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Peralatan Produksi Briket Arang

    Peralatan yang digunakan untukpembuatan briket bioarang adalah:

    a. Incenerator : tungku yang digunakan

    untuk proses karbonisasi atau

    pembakaran bahan baku, bisa berupa

    drum pembakaran

    b. Grinder : alat untuk mengecilkan atau

    menghaluskan ukuran partikel arang,

    bisa menggunakan mesin penghalus

    atau mengunakan alu dengan

    menumbuk secara manual.c. Saringan : saringan digunakan untuk

    memisahkan padatan kasar dengan

    padatan yang telah halus.

    d. Mixer : pengaduk yang digunakan untuk

    mencampur bahan-bahan baku lainnya

    dengan perekatnya.

    e. Alat cetak-tekan: digunakan untuk

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    40/75

    membentuk padatan besar dengan

    mencetak hasil campuran bahan

    baku dengan perekat dengan cara

    memasukannya kedalam cetakancetakan

    yang kemudian dimampatkan

    dengan cara ditekan/press.B. Kompor Biomassa Prinsip pembuatan Kompor

    BiomassaAda 10 prinsip dalam pembuatan

    kompor biomassa secara umum (Dr. Larry

    Winiarskis 1982)

    1. Jika dimungkinkan, insulasi sekitar ruang

    api dengan bahan yang ringan dan tahan

    panas. Usahakan tidak menggunakan

    bahan yang berat seperti pasir dan tanahliat, insulasi sebaiknya ringan dan penuh

    dengan pori2 udara. Contoh insulasi alami

    adalah batu apung dan abu kayu.

    2. Buat ruang pembakaran tepat diatas

    ruang apinya. Tinggi ruang pembakaran

    sebaiknya tiga kali lebih besar dari

    diameter ruang api. Tinggi ruang

    pembakaran lebih dari tiga kali diameter

    ruang api akan menghilangkan jumlah

    asap yang keluar, tetapi terlalu tinggi jugamenyebabkan terlalu banyaknya udara

    dingin yang masuk sehingga menurunkan

    panas. Ruang pembakaran yang lebih

    rendah memiliki keuntungan tingginya

    jumlah panas yang dipindahkan namun

    jumlah asap yang dikeluarkan juga terlalu

    banyak.

    3. Ruang Api hanya membakar biomassa

    yang masuk kedalamnya saja. Usahakan

    biomassa yang berada diluar ruang api

    Sumber foto: PT.TRIJAYA SANTIKA BHAKTI

    4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX151Modul Pelatihan Energi Biomassa

    tidak terbakar.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    41/75

    T u j u a n n y a

    memaksimalkan

    api dari dalam

    ruang api saja

    agar lebih efektif

    dan tidak telalubanyak asap.

    4. Tinggi

    rendahnya panas

    dirancang hanya

    tergantung kepada jumlah biomasa yang

    masuk saja.

    5. Atur jumlah udara yang masuk kedalam

    ruang api. Jumlah lubang udara yang cukup

    akan menjaga kesetabilan temperatur

    yang tinggi didalam kompor.6. Jumlah udara masuk yang terlalu

    kecil menyebabkan timbulnya asap dan

    sisa arang. Tetapi terlalu banyak udara

    yang masuk juga mendinginkan api.

    Perancangan lubang udara yang baik

    merupakan suatu faktor yang penting

    untuk efisiensi pembakaran.

    7. Ruang masuk udara melalui pintu

    bahan bakar harus memiliki ukuran yang

    sama dengan ukuran ruang pembakaran.

    Agar ada keseimbangan antara udarayang terbakar dengan udara yang masuk.

    Udara yang masuk hanya udara yang

    dibutuhkan untuk pembakaran saja.

    8. Gunakan tatakan dibawah api.

    Jangan meletakan bahan bakar dilantai,

    dibutuhkan aliran udara melalui bawah api

    yang naik keatas arang menuju api. Udara

    yang berasal dari bawah telah mengalami

    pemanasan sebelumnya ketika melewati

    bahan bakar, menyebabkan udara mudahterbakar.

    9. Lindungi insulator dengan selubung

    agar panas insulator terjaga oleh udara

    luar. Jika insulator ruang bakar terjaga

    temperaturnya maka proses penyalaan

    api akan lebih mudah.

    10. Maksimalkan perpindahan panas

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    42/75

    dari api menuju panci masakan dengan

    menyesuaikan ukuran jarak antara

    kompor dan panci. Jarak antara kompor

    dan panci yang kecil menyebabkan panas

    yang dipindahkan semakin tinggi, tetapi

    jika terlalu kecil maka aliran udara yangkeatas juga semakin kecil sehingga hanya

    sedikit panas yang naik keatas. Tetapi jika

    jarak terlalu besar maka udara panas akan

    melewati tengah-tengah ruang antara.

    152

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Membuat Kompor SekamAlat yang dibutuhkan dalam membuat kompor sekam antara lain, seng (zn), besi, tang,

    palu, gunting, gergaji besi, alat las, klamp.(PhilRice 1995)

    Pembuatan kompor sekam:

    A. Membuat wadah, cerobong dan ruang bakar

    1. Buat Mal/gambar pola wadah, cerobong dan ruang bakar pada permukaan lembaranseng. Seperti gambar berikut

    2. Potong ketiga pola tersebut

    3. Lalu lubangi gambar lubang dengan menggunakan bor

    4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX153Modul Pelatihan Energi Biomassa

    4. Tekuk dan bentuk kerucut dengan

    mempertemukan kedua tepi plat5. Sambung kedua tepi plat dengan

    dengan cara dilas

    B. Membuat penyangga dudukan panci/wajan

    1. Potong bahan berikut

    a. 3 besi bundar, @ 7 cm

    b. 1 besi bundar, 35 cm

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    43/75

    c. 1 besi bundar, 60 cm

    2. Bengkokkan besi (a) 95o seperti pada

    gambar

    3. Bentuk besi (b dan c) menjadi lingkaran,

    kemudian sambung ujungnya dengan

    pengelasan4. Ambil cerobong lalu las besi (b) pada

    lingkaran bagian atas

    5. Pasang bantalan kayu setebal 5 cm,

    letakkan diatas cerobong, lalu letakkan

    besi (c) diatasnya

    6. Lakukan penyambungan besi (c) dan

    besi (b) dengan menggunakan besi (a),

    atur jarak antara besi (a) agar seimbang

    154

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    C. Membuat penyangga kompor

    1. Potong besi sebagai berikut:d. 3 besi bundar, @ 19 cm

    e. 1 besi bundar, 78 cm

    2. Tekuk besi (d) seperti pada gambar

    3. Bentuk besi (e) menjadi lingkaran

    kemudian sambung ujungnya dengan

    menggunakan las

    4. Sambungkan ketiga besi (d) pada besi

    (e) dengan jarak yang sama.

    D. Membuat tatakan abu

    1. Buat pola lingkaran (f) diameter 13cm

    pada lembaran seng

    2. Potong pipa besi diameter 2 cm

    sepanjang 4 cm

    3. Potong 2 batang plat (h) masing-masing

    lebar 2 cm dengan panjang 7 cm, lalu

    tekuk salah satu ujungnya seperti pada

    gambar

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    44/75

    4. Lubangi plat (f) pada pusat lingkaran

    sesuai dengan diameter pipa besi, lalu

    sambung pipa besi pada plat (f) tepat

    ditengah lingkaran

    4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX155Modul Pelatihan Energi Biomassa

    5. Sambung dengan las plat batang (h)

    diplat (f) secara berseberangan.

    6. Ambil wadah, balikkan kemudian

    sambungkan plat batang (h) tatakan abu

    diatasnya. Jarak antara wadah dan tatakan

    abu adalah 2.5 cm.

    E. Membuat penyangga pendukung1. Potong bahan berikut:

    i. 3 batang plat, @ 5 cm

    j. 3 batang plat, @ 8 cm

    k. 3 besi bundar, @ 12 cm

    2. Tekuk seperti gambar berikut

    3. Ambil dudukan kompor dan letakkan

    wadah diatasnya

    4. Las plat (i) pada wadah dengan jarak

    yang seimbang

    5. Ambil plat ruang bakar kemudian

    sambungkan plat (j) pada bibir plat ruang

    bakar dengan jarak yang seimbang satu

    dengan yang lain.

    156

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan6. Sambung ruang bakar dengan wadah

    seperti gambar, jarak antara ruang bakar

    dan wadah adalah 3-4 cm.

    7. Ambil plat cerobong yang telah

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    45/75

    disambung dengan dudukan panci, lalu

    balik. Sambukan besi (k) pada cerobong

    dengan jarak yang sama.

    F. Merakit Kompor Sekam

    1. L e t a k k a n

    dudukan kompordibagian bawah

    2. Letakkan wadah

    diatas dudukan

    kompor

    3. L e t a k k a n

    cerobong diatas

    wadah dan ruang

    bakar

    G. Cara menggunakan kompor sekam

    1. Lepaskan cerobong dari atas wadah,

    kemudian tuangkan sekam padi secara

    merata pada wadah, setelah itu pasang

    cerobong kembali ketempatnya.

    2. Bakar kertas lalu masukkan ketengahtengah

    cerobong, pastikan api kontak

    dengan sekam.

    4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX

    157Modul Pelatihan Energi Biomassa3. Ketika kompor mulai menyala, letakkan

    teko (alat memasak) pada dudukannya.

    4. Jika api mulai redup dan abu mulai

    penuh pada bagian bawah, bersihkan

    tatakan abu dan dorong sekam kebawah

    dengan batang kayu.

    5. Setelah memasak pastikan tidak ada

    sisa abu dan bara pada kompor, simpan

    kembali sisa sekam.

    Gambar 4.13. KOMEK (KomporEkonomis) Pengrajin JEPARA, JATENG

    158

    MODUL

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    46/75

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    C. Biaya Investasi, Operasional danPerawatan Briket Arang(sumber: Balitbang DEPTAN)Investasi

    Peralatan yang dibutuhkan adalah

    a. Incenerator : bisa menggunakan DRUM

    besi bekas minyak, kapasitas 200 Liter

    seharga Rp.40.000,-

    b. Grinder : Material Plat MS, Penggerak :

    Elektromotor 1 HP, Kapasitas : 5070

    Kg/jam, Harga : 9.800.000,-(ASAKA

    Mesin)

    c. Saringan, kawat ayakan halus 70 mesh,

    Rp.10.000/meter

    d. Mixer, Kapasitas: 20 kg/batch, Material

    Mild Steel, Pengerak Elektromotor

    1,5 Hp, Harga :Rp. 7.000.000,- (ASAKA

    Mesin)e. Alat cetak-tekan; alat pencetak otomatis,

    mampu menghasilkan bermacam2

    bentuk briket, harga Rp.16.000.000,-

    Tabel 4.10. Biaya Operasional

    Perawatan

    Perawatan terhadap mesin perlu dilakukan

    dengan cara selalu memberika oli/pelumas

    pada mesin-mesin bergerak.

    Kompor sekam

    Investasi peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk pembuatan

    kompor sekam adalah tang, palu,

    gunting, gergaji besi, alat las, klamp.

    Operasional

    Material yang dibutuhkan untuk pembuatan

    kompor adalah plat seng, dan besi.

    serta bahan bakar berupa sekam kering.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    47/75

    (Kompor sekam ini dijual dengan harga

    Rp.50.000 untuk berbahan seng, dan

    Rp.150.000 untuk yang berbahan plat

    baja oleh pengrajin Jepara, Jawa tengah)

    Perawatan

    tindakan perawatan berupa pembersihandan pemisahan antara sekam segar dengan

    abu sekam.

    D. Contoh aplikasi Briket Arangdan Kompor Sekam di Indonesia. Aplikasi Briket ArangNovi Setiawan, perajin briket tempurung

    kelapa di Jurug, Bangunharjo, Sewon,

    Bantul, Yogyakarta. Briket yang diproduksi

    nya adalah briket dengan kualitas ekspor.

    Briket tempurung kelapa ini berkaloritinggi, dan diminati konsumen dari Arab

    Saudi yang digunakan pada pembakaran

    shisa atau rokok arab. Melalui eksportir,

    secara periodik satu container di ekspor

    ke Arab Saudi. Briket tempurung kelapa

    A Pembuatan arang sekam Biaya

    (Rp.)

    1 Harga sekam kering (Rp/kg) 500

    2 Rendemen arang sekam (70%) (70 kg)

    3 Upah tenaga kerja (Rp/proses) 10.000

    4 Biaya Produksi (Rp/kg) 142.86

    5 Harga arang sekam (belum termasuk keuntungan)

    (Rp/kg)

    147,86

    B Pembuatan Briket Arang Sekam

    1 Harga 1 kg arang sekam 147.86

    2 Kapasitas mencetak briket (kg/hari) (50 kg)

    3 Upah kerja (Rp/hari/org) 20.000

    4 Upah pembuatan briket arang sekam (Rp/kg) 1.333

    5 Harga briket arang sekam (belum termasuk keuntungan)

    (Rp/kg)1.480

    Sumber: Balitbang Pertanian, DEPTAN 2005

    4.5. BRIKET DAN KOMPOR BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX159

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    48/75

    Modul Pelatihan Energi Biomassa

    yang diproduksi berkualitas baik dan dikemas

    secara eksklusif sehingga harganya

    lebih mahal

    Briket yang dijual ke pasar lokal lebih fleksibel

    dari segi ukuran maupun kualitas.Untuk briket yang dijual ke pasar luar

    negri, ukuran yang diminati yaitu 2,3 x 2,3

    x 2,3 cm dengan standar kualitas terbaik.

    Sedangkan untuk pasar lokal, umumnya

    briket berukuran 3 x 3 x 2,5 cm. Hal tersebut

    mempermudah proses produksi untuk

    briket untuk segmen lokal.

    Lesson learned

    Industri Briket biomassa memiliki prospek

    yang baik, selain ketersediaan bahan baku

    yang mudah didapat, dengan penanganan

    dan kemasan yang baik mampu menembus

    pasar luar negeri.

    Aplikasi kompor sekamPrototipe Kompor Sekam Segar Karawang

    (KOMSEKAR) merupakan hasil penelitian

    Instalasi Penelitian Karawang yang mulai

    dikembangkan pada tahun 1990. Kompor

    sekam tersebut pernah disosialisasikan

    kepada para petani didaerah pengrajin

    makanan tradisional (Opak) di Desa CibuayaKabupaten Karawang dan bahkan

    telah dikirim satu unit ke IRRI Los Banos

    Gambar 4.14. Kompor Sekam

    Lesson learned

    Kompor sekam dapat diaplikasikan untuk

    daerah-daerah yang dekat dengan Huller

    atau UPTD pengggilingan padi, dimana

    terdapat sisa sekam yang sangat berlimpah.

    jika terlalu jauh maka biaya yang

    dikeluarkan untuk bahan bakar menjaditinggi.Sumber foto : LITBANG DEPTAN 2006

    Sumber foto : HARIAN JOGJA 2010

    160

    MODUL

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    49/75

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    4.6.GASIFIKASI

    BIOMASSA Pengenalan Gasifikasi BiomassaGasifikasi adalah proses pengubahan

    materi yang mengandung karbon sepertibatubara, minyak bumi, maupun biomassa

    kedalam bentuk karbon monoksida (CO)

    dan hidrogen (H2) dengan mereaksikan

    bahan baku yang digunakan pada

    temperatur tinggi dengan jumlah oksigen

    yang diatur. Tujuan proses gasifikasi

    adalah mengubah unsur-unsur pokok

    dari bahan bakar yang digunakan kedalam

    bentuk gas yang lebih mudah dibakar,

    sehingga hanya menyisakan abu dan sisasisamaterial yang tidak terbakar (inert).

    Gasifikasi berbeda dengan pirolisis

    dan pembakaran. Ketiga dibedakan

    berdasarkan kebutuhan udara yang

    diperlukan selama proses. Jika jumlah

    udara/bahan bakar (AFR, air fuel ratio)

    sama dengan 0, maka proses disebut

    pirolisis. Jika AFR yang diperlukan selama

    proses kurang dari 1.5, maka proses

    disebut gasifikasi. Jika AFR yang perlukan

    selama proses lebih dari 1.5, maka prosesdisebut pembakaran.

    Mesin gasifikasi dapat dibedakan

    berdasar:

    a. Berdasar mode fluidisasi.

    b. Berdasar arah aliran.

    c. Berdasar gas yang perlukan untuk

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    50/75

    proses gasifikasi.

    Berdasar mode fluidisasi, mesin gasifikasi

    dapat dibedakan menjadi gasifikasi

    unggun tetap (fixed bed gasification),

    gasifikasi unggun bergerak (moving bed

    gasification), gasifikasi unggun terfluidisasi(fluidized bed gasification), dan entrained

    bed. Jenis gasifikasi tersebut dapat

    digambarkan sebagai berikut.

    Berdasar arah aliran, mesin gasifikasi dapat

    dibedakan menjadi gasifikasi aliran searah

    (downdraft gasification) dan gasifikasi

    aliran berlawanan (updraft gasification).

    Pada gasifikasi downdraft, arah aliran gas

    dan arah aliran padatan adalah samasama

    ke bawah. Pada gasifikasi updraft,arah aliran padatan ke bawah sedangkan

    arah aliran gas ke atas.

    Gambar. 4.15. Perbedaan pirolisis, gasifikasi dan pembakaran.

    Gambar 4.16. Perbedaan pirolisis, gasifikasi

    dan pembakaran.

    4.6. GASIFIKASI BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX161

    Modul Pelatihan Energi BiomassaBerdasar gas yang perlukan untuk proses

    gasifikasi, terdapat gasifikasi udara dan

    gasifikasi uap. Gafisikasi udara, dimana

    gas yang digunakan untuk proses

    gasifikasi adalah udara. Gasifikasi uap, gas

    digunakan untuk proses adalah uap.

    Bahan Bakar GasifikasiBahan bakar yang cocok untuk gasifikasi

    biomassa adalah bahan biomassa kering

    seperti kayu kering, daun kering, sekam

    padi, arang, ampas tebu, bongkol jagung

    dan batok kelapa. Perbedaan mendasar

    antara gasifikasi biomassa dan produksi

    biogas adalah bahwa dalam bahan baku

    produksi biogas adalah bahan organic

    basah seperti kotoran hewan yang

    bekerja oleh mikroba untuk menghasilkan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    51/75

    gas metana.

    Nilai kalor rendah (LHV) biomass (15-20

    MJ/kg) lebih rendah dibanding nilai kalor

    batubara (25-33 kJ/kg) dan bahan bakar

    minyak (gasoline, 42,5 MJ/kg). Artinya

    untuk setiap kg biomas hanya mampumenghasilkan energi 2/3 dari energi 1 kg

    batubara dan dari energi 1 kg gasoline.

    Nilai kalor berhubungan langsung dengan

    Gambar 4.17. Perbandingan Mode Fluidisasi

    Gambar 4.18. Perbandingan Arah Aliran

    162

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    kadar C dan H yang dikandung oleh

    bahan bakar padat. Semakin besar kadar

    keduanya akan semakin besar nilai kalor

    yang dikandung. Menariknya dengan

    proses charing (pembuatan arang), nilaikalor arang yang dihasilkan akan meningkat

    cukup tajam. Sebagai gambaran, dari hasil

    proses pembuatan arang batok kelapa

    pada temperatur 750oC dapat dihasilkan

    arang dengan nilai kalor atas (HHV) 31

    MJ/kg. Nilai ini setara dengan nilai kalor

    batubara kelas menengah ke atas. Coba

    bandingkan dengan arang batubara yang

    mempunyai nilai kalor atas 35 MJ/kg.

    Nilai kalor rendah (LHV, lower heating

    value) adalah jumlah energi yang

    dilepaskan dari proses pembakaran suatu

    bahan bakar dimana kalor laten dari uap

    air tidak diperhitungkan, atau setelah

    terbakar, temperatur gas pembakaran

    dibuat 150oC. Pada temperatur ini, air

    berada dalam kondisi fasa uap.

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    52/75

    Jika jumlah kalor laten uap air

    diperhitungkan atau setelah terbakar,

    temperatur gas pembakaran dibuat 25oC,

    maka akan diperoleh nilai kalor atas (HHV,

    higher heating value). Pada temperatur

    ini, air akan berada dalam kondisi fasacair.

    Karena biomas mempunyai kadar volatil

    yang tinggi (sekitar 60-80%) dibanding

    kadar volatile pada batubara, maka

    biomas lebih reaktif dibanding batubara.

    Perbandingan bahan bakar (fuel ratio,

    FR) dinyatakan sebagai perbandingan

    kadar karbon dengan kadar volatil. Untuk

    batubara, FR ~ 1 - 10. Untuk gambut, FR

    ~ 0.3. Untuk biomass, FR ~ 0.1. UntukGambar 4.20. Definisi analisis ultimat dan

    proximat

    4.6. GASIFIKASI BIOMASSAGambar.4.19. Analisis proximat untuk beberapa jenis bahan bakar padat.

    PENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX163Modul Pelatihan Energi Biomassa

    plastik, FR ~ 0. Analisis proximat untuk

    beberapa jenis bahan bakar padat dapatdilihat pada gambar berikut.

    Diluar analisis proximat, biomass juga

    mengandung abu dan air (lihat Gambar

    di bawah). Perlu ditekankan disini bahwa

    umumnya hasil analisis ultimat dan

    proximat akan diberi tambahan keterangan

    daf. Arti dari daf (dry ash free) adalah hasil

    analsisnya tidak mengikutkan abu dan air.

    Masa biomass awal umumnya diistilahkan

    sebagai as received (mengandung air,

    abu, volatil, dan karbon). Kadar abu daribiomass berkisar dari 1% sampai 12%

    untuk kebanyakan jerami-jeramian dan

    bagas. Abu dari biomass lebih ramah

    dibandingkan abu dari batubara karena

    banyak mengandung mineral seperti fosfat

    dan potassium. Pada saat pembakaran

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    53/75

    maupun gasifikasi, abu dari biomas

    juga lebih aman dibandingkan abu dari

    batubara. Dengan temperature operasi

    tidak lebih dari 950oC atau 1000oC, abu

    dari biomassa tidak menimbulkan terak.

    Abu biomasa mempunyai jumlah oxidakeras (silica dan alumina) yang lebih

    rendah.

    Proses GasifikasiProses gasifikasi biomassa dilakukan

    dengan cara melakukan pembakaran secara

    tidak sempurna didalam sebuah ruangan

    yang mampu menahan temperatur tinggi

    yang disebut dengan reaktor gasifikasi.

    Agar pembakaran tidak sempurna dapat

    terjadi, maka udara dengan jumlah yanglebih sedikit dari kebutuhan stokiometrik

    pembakaran dialirkan kedalam reaktor

    untuk mensuplai kebutuhan oksigen

    menggunakn fan/blower. Proses

    pembakaran yang terjadi menyebabkan

    reaksi termo-kimia yang menghasilkan

    CO, H2, dan gas metan (CH4). Selain itu,

    dalam proses ini juga dihasilkan uap air

    (H2O) dan karbon dioksida (CO2) yang

    tidak terbakar.

    Proses gasifikasi biomassa terdiri dari

    beberapa tahapan. Tahapan pertama

    adalah pyrolysis yang terjadi ketika

    biomassa mulai mengalami kenaikan

    temperatur. Pada tahap ini volatil yang

    terkandung pada biomassa terlepas dan

    menghasilkan arang (char).

    Gambar 4.21. Struktur Gasifikasi

    164

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSA

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    54/75

    Modul Pelatihan Energi Terbarukan

    Tahapan kedua adalah terjadinya proses

    pembakaran (combustion). Pada tahapan

    ini volatil dan sebagian arang yang memiliki

    kandungan karbon (C) bereaksi dengan

    oksigen membentuk CO2 dan CO sertamenghasilkan panas yang digunakan pada

    tahap selanjutnya yaitu tahap gasifikasi,

    reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:

    Reaksi pembakaran C + O2 = CO

    Reaksi Boudouard C + CO2 = 2 CO

    Tahap berikutnya adalah tahap reduksi.

    Tahapan ini terjadi ketika arang bereaksi

    dengan CO2 dan uap air yang menghasilkan

    CO dan H2 yang merupakan produk

    yang diinginkan dari keseluruhan proses

    gasifikasi. Reaksi kimia yang terjadi pada

    tahap ini adalah:

    Reaksi water gas C + H2O = CO + H2

    Tahapan tambahan dalam proses ini

    adalah tahap water shift reaction.

    Melalui tahapan ini, reaksi termo-kimia

    yang terjadi didalam reaktor gasifikasi

    mencapai keseimbangan. Sebagian CO

    yang terbentuk dalam reaktor bereaksi

    dengan uap air dan membentuk CO2 dan

    H2. Reaksi kimia yang terjadi pada tahapini adalah:

    Reaksi water shift reaction

    CO + H2O = CO2 + H2

    Jika proses gasifikasi dapat dikendalikan

    sehingga temperatur reaksi terjadi

    dibawah 1000oC, maka akan terjadi reaksi

    pembentukan CH4. Hal ini terjadi ketika

    C bereaksi dengan H2, sesuai dengan

    reaksi:

    Reaksi metana C + 2 H2 = CH4 Peralatan GasifikasiPeralatan yang digunakan dalam sistem

    gasifikasi adalah

    1. Peralatan sistem transportasi bahanbaku

    Bahan baku memerlukan sistem

    transportasi untuk mengangkut bahan

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    55/75

    dari gudang menuju sistem pengumpanan

    (misal dilengkapi unit dosing, sistem

    pembersih kotoran, unit pengering dan

    lain-lain). Sistem bisa berjenis konveyor

    ataupun manual seperti lori.

    Sumber: Gasification Guide 2007 (www.gasification-guide.eu)Gambar 4.22. Peralatan Proses Gasifikasi

    4.6. GASIFIKASI BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX165Modul Pelatihan Energi Biomassa

    2. Peralatan sistem pengumpanan bahanbaku

    Sistem pengumpanan bahan baku

    kedalam reaktor biasanya berjalan melaluipengaturan sistem keseluruhan. Bahan

    baku dimasukkan saluran yang sangat

    rapat, untuk mencegah kebocoran gas

    dan masuknya udara berlebih kedalam

    reaktor. Sistem dapat berupa konveyor

    yang dilengkapi sistem katup buka-tutup.

    3. Reaktor gasifikasi

    Reaktor ini tempat terjadinya proses

    konversi thermo-kimia dari biomassa

    padat menjadi gas producer. Secara

    umum biomassa terkonversi melaluibeberapa tahap pengeringan, pirolisis,

    oksidasi parsial dan reduksi, mengubah

    aliran umpan biomassa menjadi aliran gas

    dengan produk yang diinginkan adalah

    gas (H2,CO,CxHy, CO2,N2) dan produk yang

    tidak diingikan seperti material partikulat,

    debu, jelaga, polutan inorganik dan

    polutan organik (tar) juga sisa abu.

    4. Peralatan sistem pembersih gas

    Tujuan sistem pembersih gas adalahuntuk menjaga kekonstanan kualitas gas

    producer terhadap perubahan-perubahan

    yang disebabkan karena proses yang

    tidak berkesinambungan dan proses

    pengumpanan. Pembersih gas berfungsi

    untuk menghilangkan debu dan tar yang

    terbawa oleh gas. Sistem pembersih gas

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    56/75

    bisa berupa rangkaian siklon (penangkap

    debu) atau filter.

    5. Peralatan sistem pendinginan gas

    Tujuan dari pendinginan gas adalah untuk

    menurunkan temperatur gas producer

    untuk memenuhi kebutuhan prosesberikutnya. Tujuan lain dari pendinginan

    gas adalah untuk mencairkan tar yang

    terbentuk dan uap air yang terbawa oleh

    gas sehingga gas dingin yang dikeluarkan

    lebih bersih dan lebih kering. Sistem

    pendingin gas bisa berupa scruber atau

    unit kondensor.

    Estimasi Penghitungan KapasitasGasifier

    Contoh 1 :Perancangan gasifier berbahan sekam

    padi untuk thermal kapasitas setara 5 ltr

    minyak tanah per jam (Industri makanan

    minuman, pengeringan dll).

    Energy 5 ltr minyak tanah setara

    dengan 15 sd 17,5 kg sekam padi.

    Volume 17,5 kg sekam padi kurang

    lebih 160 liter ( bd +/ 0.11 kg/ltr).

    Laju pirolisa / pembakaran sekam padi

    1 mtr/jam (tiap material berbeda).

    Penampang reaktor untuk membakar

    160 ltr/jam = 160/10 = 16 dm2

    Apabila di rencanakan bentuk persegi

    ukurannya 4 dm2 ( 40 cm x 40 cm),

    Kebutuhan udara theoritis 30 sd 40%

    stochiometry (bisa didapat dengan uji

    coba).

    Blower udara yang diperlukan model

    centrifugal 40 sd 60 watt.

    Contoh 2

    Perancangan gasifier untuk thermalterapan untuk ketel kecil kap uap 100 kg/

    jam bahan cangkang sawit. (Indutri tahu,

    krupuk dll)

    Untuk menghasilkan 100 kg uap perjam

    diperlukan 7 liter minyak bakar.

    Energy 7 liter minyak bakar setara

    dengan energy 17,5 kg energy cangkang

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    57/75

    sawit.

    Volume 17,5 kg cangkang sawi kurang

    lebih 35 liter ( bd +/ 0.5 kg/ltr).

    Laju pirolisa / pembakaran cangkang

    sawi 0,25 mtr/jam (tiap material

    berbeda). Penampang reaktor untuk membakar

    35 ltr/jam = 35/2,5 = 14 dm2

    Apabila di rencanakan bentuk persegi

    ukurannya 3,75 dm2 ( bulatkan 40 cm

    x 40 cm),

    166

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan

    Tabel 4.12. Investasi peralatan gasifikasi

    Model

    UPDRAFT DOWNDRAFT MODELS

    RG-200 DG-100 DG-200 DG-400 DG-500*Gasifier OutputKW

    th

    360 150 360 1000 2000Gasifier Output Kcal 3,10,000 1,30,000 3,10,000 8,60,000 17,00,000Fuel Oil Equivalent lph 32 12 32 85 170Price of Gasifer Rs(INR) 6,00,000 6,00,000 13,50,000 19,50,000 37,50,000

    Wood consumption-Max (

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    58/75

    4 Total units weight (T) 22 28 32 40 50 61

    5 Syngas production rate (Nm3/h) 1,400 2,800 3,500 5,300 7,000 10,500

    6 Raw material (biomass)

    consumption (kg/h) 800 1,600 2,000 3,000 4,000 6,000

    7 Acceptable material moisture

    content (%) 16 16 16 16 16 16

    8 Gasifying efficiency (%) 65 65 65 65 65 659 Self consumption (kW) 22 40 48 60 80 97

    10 Gasifier dimensions (m) 1.4,

    H=7.5

    2.0,

    H=10.0

    2.2,

    H=12.0

    3.0,

    H=12.0

    3.7,

    H=14.0

    3.7,H=14.0

    11 Ash discharging type Dry Dry Dry Dry Dry Dry

    Sumber : PT. Indo Asia Energy Developments 2009

    4.6. GASIFIKASI BIOMASSAPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX167Modul Pelatihan Energi Biomassa

    Kebutuhan udara theoritis 30 sd 40%

    stochiometry (bisa didapat dengan uji

    coba). Blower udara yang diperlukan model

    centrifugal 40 sd 60 watt.

    Biaya Investasi, Operasional danPerawatanBiaya investasi yang dibutuhkan pada unit

    gasifikasi terdiri dari biaya pembuatan

    gasifier dan unit-unit pendukungnya.

    Besarnya presentasi perbandingan unitunit

    peralatan dapat dilihat dari tabel

    berikut.Peralatan

    Gasifikasi

    Atmosferik Bertekanan

    % total biaya

    Unit Penampungan dan

    penanganan bahan baku

    15.4 11.1

  • 5/27/2018 Energi Biomassa

    59/75

    Unit Pencacahan dan penyaringan

    7.7 5.6

    Unit Pengeringan 19.2 13.9

    Unit Gasifier 38.5 55.5

    Unit Pembersih gas 19.2 13.9

    Total 100 100Tabel 4.11. Komponen biaya investasi pada peralatan

    gasifier adalah (GIRRALD, 2007)

    168

    MODUL

    4ENERGI BIOMASSAModul Pelatihan Energi Terbarukan Contoh Aplikasi Gasifikasi BiomasaGasifikasi yang dibuat oleh Bapak Slamet Sulaiman (Surabaya Jawa Timur) dapat dilihat

    pada gambar berikut ini:

    4.7. RINGKASANPENDAHULUAN PENGANTAR ET SURYA ANGIN BIIOMASSAMIKROHIDRO APPENDIX

    169Modul Pelatihan Energi BiomassaBiomassa adalah produk fotosintesis yang

    menyerap energi surya dan mengubah

    karbon dioksida, dengan air ke campuran

    karbon, hidrogen dan oksigen. Biomassa

    adalah material biologis yang dapat digunakan

    sebagai sumber bahan bakar, baik

    secara langsung maupun setelah diproses

    melalui serangkaian proses yang dikenal

    sebagai konversi biomassa.

    Potensi energi biomassa Indonesia, secarateori diperkirakan mencapai sekitar

    49.810 MW. Angka ini diasumsikan dengan

    dasar kadar energi dari produksi tahunan