Upload
trantuong
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS
SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT
(SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA
SUMBER ENERGI ALTERNATIF
TERBARUKAN
Skripsi
Skripsi
Oleh :
Oni Arlitasari
K 2308006
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS
SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT
(SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA
SUMBER ENERGI ALTERNATIF
TERBARUKAN
Oleh :
Oni Arlitasari
K 2308006
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Oni Arlitasari
NIM : K2308006
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika
Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR IPA TERPADU BERBASIS SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-
MASYARAKAT (SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA
SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini adalah hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Oni Arlitasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 27 Desember 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Pujayanto, M.Si Dra. Rini Budiharti, M.Pd NIP. 19650614 199203 1003 NIP. 19582708 198403 2 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 30 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi
Ketua : Drs. Supurwoko, M. Si ........................
Sekretaris : Drs. Surantoro, M. Si ........................
Anggota I : Drs. Pujayanto, M. Si ........................
Anggota II : Dra. Rini Budiharti, M. Pd ......................
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Oni Arlitasari. K2308006. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini meliputi: (1).Penelitian dan megumpulkan informasi, (2).Perencanaan, (3).Pengembangan draft produk, (4).Uji coba lapangan awal, (5).Merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6).Uji coba lapangan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan observasi. Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang terdiri atas 3 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 3 peer reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa dari dua SMP yaitu SMP Negeri 3 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo dan 30 siswa yang berasal dari lima SMP yaitu SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penilaian skor standar dari Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori.Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model interaktif dari Miles dan Huberman yang melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan secara umum sudah baik dengan kesesuaian hasil validasi dari ahli, peer reviewer dan reviewer dalam komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian, dan kegrafisan. (2) Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal dan utama dengan hasil yang sangat baik. (3) Produk akhir penelitian pengembangan ini berupa berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Total halaman sebanyak 124 lembar dengan panjang 20 cm dan lebar 14 cm, yang terdiri atas pendahuluan, pembelajaran dan penutup. Pendahuluan berupa deskripsi pembelajaran, prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta kompetensi, peta konsep dan tes awal. Bagian pembelajaran terdiri atas rencana belajar siswa dan kegiatan belajar. Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi, rangkuman, tes formatif, umpan balik. Bagian penutup terdiri atas evaluasi akhir, kunci jawaban dan glosarium.
Kata kunci: bahan ajar, IPA terpadu, SALINGTEMAS, biomassa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Oni Arlitasari. K2308006. THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED NATURAL SCIENCE’S TEACHING MATERIALS BASE ON SCIENCE-TECHNOLOGY-SOCIETY AND ENVIRONMENTAL (STSE) WHICH THEME BIOMASS RENEWABLE ALTERNATIVE ENERGY SOURCES. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Januari 2013
The purpose of research are to develop the integrated natural science’s teaching materials based on STS and Environmental which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources that have good criteria.
The research which use qualitative approximation and supported data’s quantitative is development research base on Borg and Gall’s model. Procedure of this research are : (1).Research and information collecting, (2) Planning, (3) Develop preliminary form of product, (4) Preliminary field testing, (5) Main product revision, and (6) Main field testing. Techniques of collecting data were obtained by questionnaire and observation. Data which have gotten were obtained by subject of research are validate that consist of 3 experts, 2 teachers as reviewer and 3 peer reviewer, and also respondent that consist of 10 students from two Junior High School (State Junior High School 3 Purworejo and State Junior High School 16 Purworejo) and 30 student from five Junior High School in Purworejo (State Junior High School 3 Purworejo, State Junior High School 5 Purworejo, State Junior High School 12 Purworejo, State Junior High School 13 Purworejo and State Junior High School 16 Purworejo). Technique of analyzing quantitative data used is standard assessment from Saifudin Azwar which done by divided into five category. Technique of analyzing qualitative data which used is interactive model from Miles and Huberman which done by the stage of data reduction, display data and drawing conclusion.
Based on the data analysis and discussion, in this study can be concluded that: (1) The development of the integrated natural science’s teaching materials based on STSE that produce is module which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources that have good criteria is good which agree with validation of expert, peer reviewer and reviewer in material’s component, language and picture’s component, appearance’s component and graphic’s component. (2) The development of the integrated natural science’s module based on STSE which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources have been testing field in preliminary and main ‘stage which excellently result. (3) Final product of the research’s is module which title Biomass Renewable Alternative Energy Source. Total of page are 124 sheet which length 20 cm and wide 14 cm, consist of preface chapter, learning chapter, and closing chapter. Preface chap ter consist of description of learning, prerequisite learning module, instruction used of model, the finally goal, concept’s map and pre-test. Learning chapter consist of material, summary, formative’s test and feedback. Closing chapter consist of finally evaluation, answers and glossaries.
Key word : teaching materials, integrated natural science’s, STSE, biomass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.S. Al-Baqarah : 286)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirah : 5)
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajadnya), jika kamu orang-orang
beriman (Q.S. Ali Imron : 139)
Memerlukan semangat dan keberanian untuk tumbuh dewasa dan menjadi dirimu
yang seutuhnya (R. Suryo Bakir, 2003:32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapakku yang telah memberikan doa
dan dukungan yang tidak akan bisa dibalas
dengan apapun.
2. Mas Indra dan Mas Ade yang selalu
memberikan doa dan dukungan.
3. Adikku tya yang selalu memberi semangat dan
dukungan.
4. Teman-teman Pendidikan Fisika 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat
dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, PhD., Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.
3. Bapak Supurwoko,M.Si., Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Pujayanto, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, nasehat dan masukan dalam penyusunan
Skripsi ini.
6. Bapak Prof.Dr.H Widha Sunarno, M.Pd., Selaku ahli materi dari ilmu Fisika
yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
7. Bapak Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., Selaku ahli materi dari ilmu Kimia
yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Bapak Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D., Selaku ahli materi dari ilmu
Biologi yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
9. Bapaj Suharto, S.Pd., Selaku guru Fisika SMP Negeri 3 Purworejo yang telah
memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang dikembangkan dalam
penelitian ini.
10. Ibu Susilaningsih, S.Si, M.Eng., Selaku guru Biologi SMP Negeri 3 Purworejo
yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
11. Dian Wahyu N.I, Ayu Karina Sulistyorini dan Tutut Widowati , Selaku peer
reviewer yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
12. Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo,
SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16
Purworejo terima kasih atas bantuan dan penilaiannya.
13. Ibu, Bapak, Dek Tya, Mas Indra, Mas Ade, Nurul, Rea, Aya, Anggar, Monik,
Vicky, Rani, Nopek, Cenung, Dwi S serta semua keluargaku yang telah
memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi yang telah dikerjakan ini
masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
HALAMAN ABSTRAK .........................................................................................
HALAMAN ABSTRACT.......................................................................................
HALAMAN MOTTO .............................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Identifikasi Masalah..............................................................................
C. Pembatasan Masalah .............................................................................
D. Rumusan Masalah.................................................................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
F. Spesifikasi Produk ................................................................................
G. Manfaat Pengembangan ................................................................
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .............................................
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
1. Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis SALINGTEMAS ...................
a. Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................
b. IPA Terpadu ..............................................................................
c. Pembelajaran IPA Terpadu ........................................................
d. Berbasis SALINGTEMAS ........................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xvi
xvii
xviii
1
1
7
7
7
8
8
8
8
10
10
10
10
11
13
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul dengan
Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan ...................
a. Pengertian Bahan Ajar ...............................................................
b. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul ...........................
c. Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan ................................................................................
B. Penelitian yang Relevan ................................................................
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………................
B. Model Pengembangan ...........................................................................
C. Prosedur Pengembangan ................................................................
1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................
2. Tahap Perencanaan ................................................................
3. Tahap Pengmbangan Draft Produk .................................................
4. Tahap Validasi Draf Produk ...........................................................
5. Uji Coba Lapangan Awal ..............................................................
6. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal ...........................................
7. Uji Coba Lapangan Utama ............................................................
D. Uji Coba Produk ...................................................................................
1. Desain Uji Coba .............................................................................
2. Subjek Penelitian ...........................................................................
3. Jenis Data ......................................................................................
4. Instrument Pengumpulan Data .......................................................
5. Teknik Analisis Data................................................................
a. Teknik Analisis Data Pengembangan.........................................
b. Teknik Analisis Data Uji Coba ..................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................................
A. Pengembangan Modul IPA Terpadu .....................................................
1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................
22
22
24
28
31
34
35
37
37
37
38
39
40
40
40
40
41
41
41
41
42
43
43
44
44
48
51
51
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Tahap Perencanaan ................................................................
3. Tahap Pengmbangan Draft Modul ..................................................
4. Uji Coba Lapangan Awal ...............................................................
5. Revisi Uji Coba Lapangan Awal ....................................................
6. Uji Lapangan Utama ................................................................
B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................
1. Data Hasil Pengembangan ............................................................
a. Komponen Materi ................................................................
b. Komponen Bahasa dan Lampiran .............................................
c. Komponen Penyajian ................................................................
d. Kegrafisan .................................................................................
2. Data Hasil Uji Coba ................................................................
a. Uji Coba Lapangan Awal ..........................................................
b. Uji Coba Lapangan Utama ........................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................
1. Pengembangan Draf Produk ...........................................................
a. Dosen Ahli 1 ..............................................................................
b. Dosen Ahli 2 .............................................................................
2. Revisi Tahap Pertama ................................................................
a. Ahli ...........................................................................................
b. Reviewer ...................................................................................
c. Peer Reviewer ...........................................................................
3. Revisi Tahap Kedua ................................................................
a. Uji Coba Lapangan Awal ..........................................................
b. Uji Coba Lapangan Utama ........................................................
D. Kajian Produk Akhir ..............................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................
A. Simpulan Produk ..................................................................................
B. Saran Pemanfaatan Produk ................................................................
C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut .....................................................
51
60
61
61
61
61
62
62
63
64
66
66
67
67
69
69
70
71
73
73
75
75
76
77
78
79
82
82
82
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................
84
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Model Connected .......................................................................................
Model Webbed ...........................................................................................
Model Integrated .......................................................................................
Alur Penyusun Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu…...
Desain Prosedur Penelitian Pengembangan ................................
Desain Penilaian Produk ................................................................
Hubungan KD dan Tema Pemersatu ...........................................................
Tampilan Awal Membuka Corel Draw X4………………....
Menentukan Ukuran Kertas………………………………...
Mengimport Gambar………………………………………..
14
14
15
17
39
42
52
59
59
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 4.1
Kriteria Penilaian .......................................................................................
Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul……………...
Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu……………….
Kriteria Komponen Materi………………………………….
Kriteria Bahasa dan Gambar……………………………….
Kriteria Penyajian………………………………………….
Kriteria Kegrafisan…………………………………………
Kriteria Penilaian Uji Coba………………………………..
Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul dalam Uji
Coba……………………………………………………….
Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu dalam Uji
Coba……………………………………………………….
Indikator Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan…………………………………………………
45
45
46
46
47
47
47
49
49
50
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Angket Penilaian Produk untuk Validator ................................
Kisi-Kisi Agket Penilaian Produk oleh Validator ................................
Rubrik Penskoran Angket Penilaian Produk ................................
Data Validator………………. ................................................................
Angket Penilaian Produk untuk Siswa ..............................................................
Kisi-Kisi Angket Penilaian Produk untuk Siswa ................................
Deskripsi Data Hasil Evaluasi Modul oleh Validator ................................
Deskripsi Data Uji Coba Awal pada Siswa SMP
Negeri 3 Purworejo ................................................................
Deskripsi Data Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 16
Purworejo…………………………………………………….
Deskripsi Total Data Uji Coba Awal pada Siswa di Dua
SMP di Purworejo…………………………………………...
Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 3
Purworejo………… ................................................................
Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 5
Purworejo………… ................................................................
Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 12
Purworejo………… ................................................................
Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 13
Purworejo………… ................................................................
Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 16
Purworejo………… ................................................................
Deskripsi Total Data Uji Coba Utama pada Siswa di Lima
SMP di Purworejo…………………………………………...
Data Hasil Evaluasi oleh Validator…………………………..
Data Total Hasil Evaluasi dari Semua Komponen pada
Setiap Validator……………………………………………...
Rangkuman Kriteria Hasil Evaluasi Total Modul IPA
Terpadu……………………………………………………..
87
91
95
109
110
113
117
120
122
124
126
128
130
132
134
136
138
145
146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Evaluasi Modul IPA
Terpadu…………………………………………………….
Data Hasil Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 3
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Awal pada Siswa SMP Negeri 3 Purworejo……………….
Data Hasil Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 16
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Awal pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo………………
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Awal pada dua SMP di Purworejo………………………
Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 3
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Utama pada Siswa SMP Negeri 3 Purworejo………………
Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 5
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Utama pada Siswa SMP Negeri 5 Purworejo………………
Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 12
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Utama pada Siswa SMP Negeri 12 Purworejo……………
Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 13
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Utama pada Siswa SMP Negeri 13 Purworejo……………
Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 16
Purworejo…………………………………………………..
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
147
151
153
154
156
157
158
160
161
163
164
166
167
169
170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 36
Lampiran 37
Lampiran 38
Lampiran 39
Lampiran 40
Utama pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo……………
Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Utama………………………………………………………
Angket Hasil Penilaian Produk untuk Validator…………...
Angket Hasil Penilaian Produk untuk Siswa Uji Coba
Tahap Awal………………………………………………..
Angket Hasil Penilaian Produk untuk Siswa Uji Coba
Tahap Akhir………………………………………………..
Produk Akhir……………………………………………..
172
173
174
206
221
236
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu bangsa dalam meningkatkan pendidikan berfungsi
sebagai barometer untuk mengukur tingkat kemajuan negara tersebut. Indonesia
harus mengindahkan fakta ini karena masih tertinggal jauh di belakang negara-
negara lainnnya, bahkan dalam ASEAN. Keterbelakangan sektor pendidikan
tercemin dari laporan Human Development Index 2007 ( Indeks Pembangunan
Manusia 2007). Peringkat Indonesia nomor 111 dengan skor 0, 734. Hal ini jauh
di bawah negara-negara tetangga : Singapura peringkat 23 dengan skor 0,944,
Malaysia peringkat 66 dengan skor 0,829, Thailand peringkat 87 dengan skor
0,783 ( Human Development Report 2009 : 11) . Indeks Pembangunan Manusia
merupakan indikator yang dirancang untuk mengukur kualitas hidup bangsa,
akses pendidikan yang layak, harapan hidup dan standar hidup
Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan.
Untuk mengenali keadaan kualitas tersebut diantaranya digunakan hasil ujian atau
studi-studi tentang kemampuan siswa, baik secara nasional maupun internasional,
Ali (2009) menyatakan :
Dilihat dari hasil ujian, kualitas pendidikan masih menghadapi masalah, yakni masih rendahnya kualitas hasil belajar yang ditandai oleh standar kelulusan yang ditetapkan, yaitu pada 4,25 dari skala 10 pada tahun 2008. Dengan standar kelulusan yang rendah pun masih banyak siswa yang tidak lulus Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008. Nilai kelulusan Ujian Nasional ini ternyata masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Kondisi ini menunjukkan peserta didik kurang dapat bersaing dengan negara-negara tetangga. Walaupun angka kelulusan Ujian Nasional setiap tahun mengalami kenaikan, tetapi masih di bawah negara-negara Asia lain yang telah mematok angka di atas enam (hlm.252).
Kualitas hasil belajar berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
melalui Programme for International Student Assesment (PISA) 2003
menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, untuk IPA, Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
menempati peringkat ke-38, Matematika dan kemampuan membaca menempati
peringkat ke-39. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang menduduki
peringkat ke-8 pada IPA, peringkat ke-7 pada membaca dan peringkat ke-3 pada
Matematika (Ali, 2009:253). Sehingga dapat disimpulkan dari peringkat
penilaian tersebut kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah berupaya meningkatkan
kualitas pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Trianto (2011) menyatakan :
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolahan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan (hlm.4).
Adanya pedoman Standar Nasional Pendidikan, khususnya Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan, maka kurikulum dikembangkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan kurikulum yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan
prinsip-prinsip berikut : (1) berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) beragam dan terpadu; (3)
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (4)
relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) menyeluruh dan berkesinambungan; (6)
belajar sepanjang hayat (Trianto,2011:4).
Kurikulum KTSP mempunyai prinsip utama yaitu pemberian atribusi
secara penuh kepada instansi sekolah untuk merancang dan merencanakan sendiri
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah. Menurut
Trianto (2011) “ Prinsip utama pada kurikulum KTSP memungkinkan untuk
memandirikan sekolah sebagai institusi yang dianggap tahu betul tentang kondisi
dan karakteristik peserta didik, manajemen sekolah, serta sarana dan prasarana
pembelajaran” (hlm.5). Dengan demikian, analisis kebutuhan dan daya dukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
serta kemampuan sekolah dengan sendirinya menjadi acuan dan pertimbangan
dalam penyusunan, perancangan dan perencanaan pembelajaran.
Selain mengembangkan kurikulum untuk meningkatkan kulitas
pendidikan, pendayagunaan buku pelajaran yang merupakan sumber belajar
utama bagi siswa harus ditingkatkan kualitasnya. Dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 maka bahan ajar
yang merupakan sumber belajar siswa yang beredar harus memenuhi Standar Isi
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan Permendiknas tersebut,
pada sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) penyajian
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan secara terpadu.
Pembelajaran IPA Terpadu akan memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA Terpadu siswa
akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Secara umum IPA di SMP/MTs, meliputi bidang kajian
energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan
dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu
peserta didik untuk memahami fenomena alam. IPA merupakan pengetahuan
ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode
ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal dan tentatif. IPA
merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Pengembangan Pusat Kurikulum
(BPPPK,2006:4)).
Banyak ahli setuju dengan penerapan IPA Terpadu. Palmer (1995)
menyatakan bahwa”….that making connections between and among disciplines
provides the setting for increased understanding, retention, and application”
(Erekson dan Shumway, 2006:29) yang intinya bahwa penyajian pembelajaran
secara terpadu dapat meningkatkan pemahaman, ingatan dan aplikasi. Menurut
Fogorty (1991) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran
terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang
sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (BPPPK,2006:8).
Pembelajaran IPA yang disajikan secara disiplin keilmuan dianggap terlalu dini
bagi anak usia 7-14 tahun, karena anak pada usia ini masih dalam transisi dari
tingkat berpikir operasional konkret ke berpikir abstrak. Selain itu, peserta didik
melihat dunia sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA
hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial (BPPPK,2006:7).
Berdasarkan observasi, sampai saat ini pembelajaran IPA di sekolah-
sekolah masih disajikan terpisah, tidak dikaitkan dengan permasalahan yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, jarang menciptakan suasana siswa
aktif langsung dalam kegiatan pembelajaran atau masih berpusat pada guru.
Pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial.
Di samping itu pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah memungkinkan adanya
tumpang tindih (overlapping) dan pengulangan sehingga membutuhkan waktu
yang lebih banyak, serta membosankan bagi siswa. Bila konsep yang tumpang
tindih dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bahan ajar IPA Terpadu
sebagai rujukan yang baik dan benar, baik bagi guru maupun siswa.
Namun kenyataan di lapangan, bahan ajar yang telah beredar di lapangan
masih bervariasi ditinjau dari jenis maupun kualitasnya. Bahan ajar yang sesuai
dengan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah yaitu IPA Terpadu yang
beredar di lapangan belum dikemas ke dalam tema/topik tertentu meskipun sudah
berlabel IPA Terpadu. Penyajian materi pada bahan ajar masih terpisah-pisah
berdasarkan bidang-bidang kajiannya meskipun sudah disatukan dalam sebuah
buku. Guru IPA di SMP juga masih kesulitan dalam menentukan bahan ajar IPA
terpadu yang dipakai. Hal tersebut dikarenakan banyak bahan ajar yang berlabel
IPA Terpadu, namun belum sesuai dengan konsep IPA Terpadu.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas, 2006)
menyatakan bahwa di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (SALINGTEMAS) secara terpadu
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
Hasil penelitian Kim dan Wolf menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan mengaitkan ilmu pengetahuan, teknologi, lingkungan dan
masyarakat akan membuat siswa lebih peduli terhadap lingkungan (2008:516-
528). Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Frank dan Barzilai menunjukkan
bahwa 95% siswa berpendapat jika konsep SALINGTEMAS dimasukkan ke
dalam proses pembelajaran, maka memberi kesempatan kepada mereka untuk
memperoleh pengetahuan dan mempertinggi pemahaman mereka antar cabang
ilmu pengetahuan sehingga diharapkan melalui kegiatan pembelajaran yang
berwawasan SALINGTEMAS akan diperoleh pemikiran tentang hasil teknologi
dari transformasi sains, tanpa harus merusak atau merugikan lingkungan dan
masyarakat (2006:39-53).
Dalam IPA Terpadu, bidang kajian yang memiliki keterkaitan dapat
dipadukan menjadi satu tema atau topik. Dipilihnya suatu tema atau topik dengan
pertimbangan bahwa permasalahan energi akhir-akhir ini menjadi masalah di
Indonesia. Sampai saat ini, minyak bumi masih merupakan sumber energi yang
utama dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Peranan minyak bumi yang
besar tersebut terus berlanjut, sedangkan cadangan semakin menipis. Sehingga
pemerintah berusaha mencari sumber-sumber energi alternatif terbarukan
pengganti minyak bumi.
Menurut Soegiranto (2010) bahan ajar adalah bahan atau materi yang
disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) dalam
pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan
dapat bersifat visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik
dapat berbentuk modul (hlm.1).
Menurut Donnelly dan Fitzmaurice (2005) menyatakan bahwa” In the
process of devising a module. The key is to forge educationally sound and logical
links between learner needs, aims, learning outcomes, resources, learning and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
teaching strategies assessment criteria and evaluation “ (hlm.100) yang intinya
dalam pembuatan modul harus memperhatikan hubungan logis antara kebutuhan
dalam proses belajar, tujuan,hasil belajar,sumber belajar, strategi kegiatan belajar
dan mengajar, kriteria penilaian dan evalusi. Sedangkan menurut Santyasa (2009)
keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah
sebagai berikut :
Meningkatkan motivasi siswa karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan, setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil, siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya, bahan pelajaran terbagi lebih merata, pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik (hlm.11).
Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhadiyanto, Wagiran dan
Mujiyono menyimpulkan bahwa dengan bantuan modul dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran serta dapat mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran
(2004:1).
Penggunaan modul IPA Terpadu dapat membantu siswa untuk berpikir
secara utuh dan sistematis tentang IPA sehingga bisa dipelajari oleh siswa secara
mandiri. Sedangkan bagi guru, akan mempermudah guru untuk merancang dan
melakukan pembelajara IPA karena modul memuat tujuan pembelajaran, bahan
dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta evaluasi terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran berkualitas yang memenuhi standar kualitas mutu buku pelajaran
yang ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa
perlu untuk menulis skripsi yang berjudul ” Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Berbasis Sains – Lingkungan – Teknologi - Masyarakat
(SALINGTEMAS) dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah, yakni:
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan
bahwa pada SMP/MTs penyajian pembelajaran IPA dilakukan secara terpadu.
2. Pembelajaran IPA Terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi
siswa karena dapat meningkatkan pemahaman, ingatan dan aplikasi
3. Pembelajaran IPA Terpadu masih diajarkan secara terpisah-pisah dalam bidang
Biologi, Fisika dan Kimia.
4. Bahan ajar yang telah beredar di lapangan berlabel IPA Terpadu namun
penyajian materi masih terpisah-pisah dan belum dikemas ke dalam tema/topik
tertentu.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
SMP/MTs mata pelajaran IPA diharapkan ada penekanan pembelajaran sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat (SALINGTEMAS).
6. Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis
yang digunakan peserta didik (siswa) dalam pembelajaran.
7. Proses pembelajaran dengan bantuan bahan ajar berupa modul dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat mereduksi miskonsepsi.
8. Permasalahan tentang energi dimana pemerintah berusaha mencari sumber
energi alternatif terbarukan pengganti minyak bumi
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, yang akan dikaji
dalam penelitian pengembangan ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar IPA
Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa
Sumber Energi Alternatif Terbarukan untuk SMP kelas VIII
D. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: bagaimanakah mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan yang memenuhi kriteria baik?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu
berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik.
F. Spesifikasi Produk
Beberapa Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Materi yang disajikan dalam modul dengan masalah di sekitar kehidupan siswa
yang berbasis SALINGTEMAS sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari
lebih dalam.
2. Materi ditujukan untuk siswa kelas VIII SMP
3. Materi yang disajikan merupakan gabungan antara KD 2.2 Mendiskripsikan
proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau. KD 3.2
Mengkorelasikan konsep atom, ion, molekul dengan produk kimia sehari-hari.
5.3 Mengkorelasikan prinsip energi, bentuk energi dan perubahan bentuk
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Manfaat Pengembangan
Manfaat yang diharapkan dari pengembangan bahan ajar tersebut yakni
sebagi berikut:
1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai masukan dalam menyusun suatu bahan ajar
yang mengacu pada KTSP.
2. Bagi siswa, memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan mandiri.
3. Bagi peneliti lainnya, hasil pengembangan ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya, baik untuk tema yang
sama atau berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi pengembangan dari penelitian pengembangan berupa modul IPA
Terpadu adalah sebagai berikut:
1. Modul IPA Terpadu disusun berdasarkan alur penelitian pengembangan.
2. Ahli IPA Terpadu berupa dosen ahli yang menguasi ilmu Fisika, Kimia dan
Biologi, memiliki pengetahuan di bidang IPA Terpadu serta memahami
standar mutu modul yang baik.
3. Modul IPA Terpadu dinilai oleh guru IPA SMP sebagai reviewer yang
memiliki pemahaman terkait dengan kualitas buku dan materi.
4. Penilai sejawat (peer reviewer) adalah teman yang memahami standar mutu
modul IPA Terpadu yang baik.
5. Modul IPA Terpadu berisi materi tentang Biomassa sebagai Energi Alternatif
Terbarukan
Keterbatasan pengembangan dari penelitian pengembangan berupa
modul IPA Terpadu adalah sebagai berikut:
a. Modul IPA Terpadu menyajikan materi tentang Biomassa sebagai Energi
Alternatif Terbarukan yang terdiri dari pendahuluan,kegiatan belajar dan
evaluasi.
b. Ahli, reviewer dan peer reviewer dalam penelitian ini memberi penilaian dan
masukan tentang komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen
penyajian dan kegrafisan untuk mendapatkan data kuantitatif dan data
kualitatif.
c. Peneliti melakukan uji lapangan tahap awal dan tahap utama dengan memberi
angket msaing-masing setiap tahap ke 10 siswa dan 30 siswa. Hal-hal yang
dinilai dalam angket yakni tentang materi, bahasa dan gambar, penyajian dan
tampilan modul. Jadi, peneliti tidak mengajar di kelas dengan kelompok kecil
maupun besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan
Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum IPA.
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan
Nasional. (2006). Buram Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA
Terpadu. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Erekson, T & Shumway, S. (2006). Integrating the Study of technology into the
Curriculum : A Consulting Teacher Model.Vol 18 No 1, 27-38.
Donnelly, R & Fitzmaurice, M. (2005). Designing Modules for Learning. Dublin
:AISHE
Santyasa, I W. (2009).Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan bagi para
Guru TK, SD, SMP, SMA danSMK tanggal 12-14 Januari 2009 di
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung
UNDP. (2009). Human Development Report 2009. USA
Nurhadiyanto,D.,Wagiran,&Mujiyono. (2004). Laporan Penelitian : Reduksi
Miskonsepsi dalam Perkuliahan Fisika melalui penerapan Modul dengan
Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik. Yogyakarta:UNY
Ali, M. (2009) .Pendidikan untuk Pembangunan Nasional.Bandung:IMTIMA
Trianto. (2011) . Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:Bumi Aksara
Soegiranto, M.A. (2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul.
Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah
Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur
Permendiknas.(2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
Kim, M., & Wolf, M.R. (2008). Rethinking the Etics of Scientific Knowledge: A
Case Study of Teaching the Enviroment in Science Classroom. Education
Research Institute, 9(4), 516-528
Frank, M., & Barzilai, A. (2006). Project-Based Technology: Instructional
Strategy for Developing Technological Literacy. Journal of Technology
Education, 18 (1). 39-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis SALINGTEMAS
a. Ilmu Pengetahuan Alam
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah
sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti ”saya
tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang berarti
”pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi Social Science yang
dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan
Natural Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
Menurut Ledoux (2002) berpendapat bahwa: “Natural Sciences as
disciplines that deal only with natural events (i.e., independent and dependent
variables in nature) using scientific methods” (hlm.34). Artinya bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang hanya berhubungan
dengan kejadian alam baik bergantung maupun tidak dalam kejadiannya di alam
yang menggunakan metode pendekatan secara ilmiah.
Menurut pernyataan Holton dan Roller (1958) mendefinisikan Sains
sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama
lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksprementasi dan observasi, serta berguna
untuk diamati dan di ekperimentasikan lebih lanjut (Sumaji, 1998:31).
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (BPPPK,2006:4). Menurut White
& Frederikson (2000) IPA dipandang sebagai proses untuk membentuk hukum,
model dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan dan
mengendalikan tingkah laku alam (Darliana, 2007:3). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BPPPK, 2006:3).
Konsep-konsep IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai konsep
sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan itu menuntut ke arah mencari
prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui
percobaan (Darliana,2007:3).
Hakikat IPA menurut BPPPK (2006) meliputi empat unsur utama yaitu:
sikap, proses, produk dan aplikasi. Unsur sikap dimulai dari rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar (open ended). Proses adalah prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah dari penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran sampai penarikan kesimpulan. Produk terdiri dari fakta, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan unsur aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari (hlm.4)
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. IPA di SMP/MTs meliputi mata pelajaran Fisika, Bumi
Antariksa, Biologi dan Kimia yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu
anak untuk memahami fenomena alam (BPPPK, 2006: 4). Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari karena saat ini banyak kerja
dilakukan dalam IPA yang dapat dikaji dari berbagai bidang Fisika, Bumi
Antariksa, Biologi dan Kimia tidak dapat dipisahkan.
b. IPA Terpadu
Konsep-konsep IPA dibentuk dari hasil mengkaji bagian-bagian yang
sangat kecil dari alam. Karena sangat luasnya alam yang dipelajari, konsep-
konsep IPA dibagi dalam 3 (tiga) ilmu dasar, yaitu Fisika, Kimia dan Biologi
(Darliana,2007:6). Pada kenyataannya, IPA di SMP masih diajarkan secara
terpisah antara Fisika, Biologi dan Kimia. Namun, sesuai dengan Standar Isi maka
IPA di SMP disajikan dalam satu mata pelajaran yaitu IPA terpadu. IPA Terpadu
merupakan gabungan antar bidang kajian IPA, yaitu Fisika, Bumi Antariksa,
Kimia dan Biologi yang disajikan secara utuh. Materi yang dipadukan minimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
mencakup dua bidang, misalnya Biologi-Fisika, Fisika-Kimia atau Kimia-Biologi
atau mencakup materi dari ketiga bidang yaitu Fisika-Biologi-Kimia menjadi satu
materi yang terpadu utuh atau keempat bidang kajian IPA tersebut berdasaarkan
tema yang telah diitentukan. Hal ini sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
IPA di SMP menurut BPPPK (2006), yaitu IPA merupakan gabungan dari unsur-
unsur Fisika, Kimia, Biologi serta Bumi dan Antariksa (hlm.5). Oleh karena itu,
Kompetensi Dasar IPA dari struktur keilmuan Fisika, Kimia, Biologi serta Bumi
dan Antariksa yang dikemas dalam pokok bahasan dan topik (tema) tertentu.
Kompetensi Dasar IPA juga menyangkut berbagai masalah yang dirumuskan
dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
Menurut Darliana (2007) dalam IPA Terpadu akan menunjukkan
keterpaduan antara konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi yang merupakan
keterpaduan terpusat pada suatu objek (hlm.8). Keterpaduan terpusat adalah
keterpaduan konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi dalam menjelaskan suatu
objek berdasarkan sudut pandang dari konsep-konsep tersebut. Konsep-konsep
tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan objek tersebut tanpa harus mengikuti
urutan tertentu. Disamping keterpaduan terpusat dikenal pula keterpaduan
berantai, yaitu keterpaduan konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi dalam
menjelaskan interaksi atau proses yang bersambungan. Sehingga setiap konsep
dari Fisika, Kimia dan Biologi digunakan secara berurutan mengikuti urutan
proses tersebut.
IPA Terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu
wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang
mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Suatu konsep atau tema dibahas dari
berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Dengan demikian melalui
pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema
tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga
penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan
pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
c. Pembelajaran IPA Terpadu
Hal yang dipelajari dalam IPA terpadu adalah sebab-akibat, hubungan
kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Melalui pembelajaran IPA
terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat
menambah kekuatan untuk menerima dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna dan aktif. Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar
yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses
belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif,
sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan
keutuhan belajar IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata
dan fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Menurut Fogarty (1991:xiii) pembelajaran terpadu dalam arti luas
meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antarmata
pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik (BPPPK, 2006:6).
Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta
didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-
konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty tiga di
antaranya seseuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA ditingkat
pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model
keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed) dan model
keterpaduan (integrated) (BPPPK,2006:6). Perbandingan dari ketiga model
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
1) Connected
Model connected memiliki karakteristik menghubungkan satu konsep
dengan konsep lain, topik satu dengan yang lain, satu ketrampilan dengan
ketrampilan yang lain, ide yang satu dengan yang lain tetapi masih dalam
lingkup satu bidang studi. Kelebihan model ini peserta didik akan lebih mudah
menemukan keterkaitan karena masih dalam satu lingkup studi. Sedangkan
keterbatasannya adalah kurang menampakkan keterkaitan interdisiplin. Model
connected diilustrasikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Model Connected
2) Webbed
Ciri-ciri model webbed adalah dimulai dengan menetukan tema yang
kemudian dikembangkan subtemanya dengan memperhatikan kaitannya
dengan disiplin ilmu atau bidang studi lain. Model ini memiliki kelebihan jika
tema familiar maka membuat motivasi belajar meningkat dan memberikan
pengalaman berpikir serta kerja interdisipliner. Namun, masih banyak guru
yang kesulitan menentukan tema. Hal itu menjadi salah satu kelemahan model
webbed. Gambar 2.2 menunjukkan model webbed.
Gambar 2.2 Model Webbed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
3) Integrated
Model integrated mempunyai ciri-ciri dimulai dengan identifikasi
konsep, ketrampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu atau
beberapa bidang studi. Tema berfungsi sebagai konteks pembelajaran.
Kelebihan model ini adalah hubungan antarbidang studi jelas terlihat melalui
kegiatan belajar. Adapun keterbatasan model ini fokus terhadap kegiatan
belajar, kadang mengabaikan target penguasaan konsep dan menuntut wawasan
luas dari guru. Model integrated bisa diperlihatkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Model Integrated
IPA Terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu
wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang
mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Suatu konsep atau tema dibahas dari
berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Misalnya tema lingkungan
dapat dibahas dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan
perubahannya dan materi dan sifatnya. Pembahasan tema juga dimungkinkan
hanya dari aspek makhluk hidup dan proses kehidupan dan energi dan
perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan,
atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya saja. Dengan demikian
melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan
tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda,
sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian
tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Model Pembelajaran IPA Terpadu yang akan dikembangkan pada
penelitian ini adalam model webbed. Langkah pertama yang dilakukan dalam
model pembelajaran IPA Terpadu tipe webbed adalah menentukan tema yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
kemudian dikembangkan subtemanya dengan memperhatikan kaitan disiplin ilmu
atau bidang studi lain.
BPPPK (2006) menyatakan bahwa manfaat yang dapat dipetik melalui
pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
1) Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena ketiga bidang kajian tersebut (Energi dan perubahannya, Materi dan sifatnya danMakhluk hidup dan proses kehidupan) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2) Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep energi dan perubahannya, materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan.
3) Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4) Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.
5) Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan. 6) Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang
dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam danmemudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.
7) Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata dandalam konteks yang lebih bermakna (hlm.7).
Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika perencanaan
mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan
dan kemampuan). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki
peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran IPA.
BPPPK (2006:12) telah memberikan panduan alur penyusunan
perencanaan pembelajaran IPA Terpadu yang digambarkan pada Gambar 2.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
Gambar 2.4 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu
Langkah pertama yang dilakukan yakni menetapkan bidang kajian yang
akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian yang akan
dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan
dengan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
kebermaknaan belajar. Langkah berikutnya dalam pengembangan model
pembelajaran terpadu adalah mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada
semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPA per kelas
yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh dan utuh. Beberapa ketentuan dalam pemetaan
Kompetensi Dasar dalam pengembangan model pembelajaran IPA terpadu
menurtu BPPPK (2006) adalah :
1) Mengidentifikasi beberapa kompetensi dasar dalam berbagai standar komptensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.
2) Beberapa kompetensi dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan
Menetapkan bidang kajian yang
akan dipadukan
Mempelajari Standar
Komptensi dan Kompetensi
dasar bidang kajian
Menetapkan
tema atau topik pemersatu
Menetapkan KD dan tema pemersatu
Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar
dam tema atau topik pemersatu
Merumuskanan indikator
pembelajaran terpadu
Menyusun silabus pembelajaran terpadu
Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi dasar yang tidak diientegrasikan disajikan secara tersendiri.
3) Kompetensi dasar yang dipetakan tidak harus berasal dari semua standar
kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPA pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga komptensi dasar saja.
4) Kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik atau tema masih bisa dipetakan dengan topik atau tema yang lain juga (hlm.15).
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya
dilakukan penentuan tema pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah
dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini contohnya
seperti tentang Biomassa sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada
pembelajaran IPA Terpadu sesuai BPPPK (2006) antara lain meliputi hal-hal
berikut:
1) Tema, dalam pembelajaran IPA Terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian IPA.
2) Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3) Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan (hlm.15).
Tema dan KD yang telah ditentukan kemudian dibuat matrik
keterhubungan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema dengan
KD yang dapat dipadukan. Setelah membuat matrik keterhubungan KD dan tema
pemersatu, maka KD tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus. Penyusunan silabus
pembelajaran IPA Terpadu, dikembangkan dari indikator bidang kajian IPA
menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan menyatu
antara beberapa bidang kajian IPA. Komponen penyusunan silabus terdiri dari
Standar Kompetensi, KD, indikator, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu,
penilaian dan sumber belajar. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
pelaksanaan pembelajaran yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar
siswa yang telah ditentukan dalam silabus IPA Terpadu.
Pembelajaran IPA terpadu yang direncanakan memberikan implikasi
khusus terhadap guru dan bahan ajar. Pada umumnya guru-guru yang tersedia di
sekolah-sekolah terdiri atas guru-guru disiplin ilmu seperti Fisika, Kimia dan
Biologi. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke
dalam pengintegrasian bidang kajian IPA, karena mereka yang memilki latar
belakang Fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan
Biologi, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, pembelajaran akan membuat
berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke
dalam bidang kajian IPA, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban
atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap. Untuk itu, dalam
pembelajaran IPA terpadu dapat dilakukan dengan dua cara yakni team teaching
dan guru tunggal.
1) Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team
teaching; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu orang guru.
Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan
kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a) pencapaian KD pada
setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa guru yang ahli
dalam masing-masing bidang kajian (Fisika dan Biologi), b) pengalaman dan
pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh satu orang guru
karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan
pengalaman dan c) peserta didik akan lebih cepat memahami karena
diStandar Kompetensiusi akan berjalan dengan nara sumber dari berbagai
disiplin ilmu.Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak ada
koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan sehingga
pencapaian KD tidak akan terpenuhi. Selanjutnya, jika kurang persiapan,
penampilan di kelas akan tersendat-sendat karena Skenario tidak berjalan
dengan semestinya, sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di
dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
2) Guru Tunggal
Pembelajaran IPA dengan satu orang guru merupakan hal yang
ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: a) IPA merupakan satu mata pelajaran, b)
guru dapat merancang Skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia
kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain dan c)
oleh karena tanggung jawab dipikul seorang diri, maka potensi untuk saling
mengandalkan tidak akan muncul. Namun demikian, terdapat beberapa
kelemahan dalam pembelajaran IPA terpadu yang dilakukan oleh guru
tunggal, yakni: a) oleh karena mata pelajaran IPA terpadu merupakan hal
yang baru, sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi
sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai
bidang studi tersebut, b) seorang guru bidang studi Fisika tidak menguasai
secara mendalam tentang Kimia dan Biologi sehingga dalam pembelajaran
IPA terpadu akan didominasi oleh bidang studi yang selama ini diajarkannya
(sesuai dengan latar belakangnya), serta c) jika Skenario pembelajaran tidak
menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi
yang kering tanpa makna.
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil
masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal pelajaran. Secara teknis,
pengaturannya dapat dilakukan sejak awal semester atau awal tahun
pelajaran. Selain itu, guru tunggal juga dapat melakukan persiapan
pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target pencapaian
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan topik yang
dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan. Modul IPA Terpadu berbasis
SALINGTEMAS yang bertemakan Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan ini menjadi salah satu literatur yang digunakan dalam
mempermudah guru tunggal untuk mengajarakan IPA secara terpadu.
d. Berbasis SALINGTEMAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa pembelajaran adalah
proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Saputra dan
Atmojo:2011). Salah satu pendekatan pembelajaran yang dibangun dengan
prinsip-prinsip dan concern terhadap upaya-upaya implementasi dalam kehidupan
nyata adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis sains, lingkungan, teknologi
dan masyarakat (SALINGTEMAS) (Yamtinah, Hastuti, Haryono & Sari, 2011).
Menurut Binadja (1999) pendekatan SALINGTEMAS diharapkan dapat
membuka wawasan peserta didik untuk memahami hakekat pendidikan sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat secara utuh. Maksudnya adalah bahwa
pendekatan SALINGTEMAS ditujukan untuk membantu peserta didik
mengetahui sains dan bagaimana perkembangannya sains dapat mempengaruhi
lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik (Nuryanto dan Binadja,
2010:553).
Kementrian Pendidikan dan Pelatihan Kanada (1999) menyatakan bahwa
“the newer aspect of the science curriculum-especially those that focus on
science, technology, society, and environment (STSE) call for students to deal
with the impacts of science on society, and this requirement brings in issues that
relate to human values” (Pedretti, Bencze, Hewitt, Romkey, & Jivraj, 2006:3).
Artinya bahwa akibat kurikulum IPA khususnya yang berbasis sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat adalah siswa-siswa diajarkan adanya hubungan antara
IPA di dalam masyarakat yang berhubungan dengan isu nilai-nilai kemanusiaan.
Sejumlah ciri atau karakteristik pendekatan SALINGTEMAS menurut
Nuryanto dan Binadja (2010) sebagai berikut:
Bertujuan memberi pembelajaran secara konstektual, siswa dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses transfer sains tersebut ke bentuk teknologi, menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang diperbincangkan dengan unsure-unsur lain dalam SALINGTEMAS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut (hlm.553).
Sedangkan menurut Yamtinah, dkk (2011) ciri dari pendekatan SALINGTEMAS
yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
1) Difokuskaan pada isu sosial yang terkait dengan sains dan teknologi 2) Diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam
membuat keputusan berdasarkan informasi ilmiah 3) Tanggap terhadap karir masa depan dengan mengingat bahwa kita hidup
dalam masyarakat yang bergantung pada sains dan teknologi (hlm.75)
Pendekatan SALINGTEMAS harus memberikan kepada siswa
pengetahuan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Isi pendidikan
SALINGTEMAS diberikan sesuai dengan hasil pendidikan yang ditargetkan.
Hubungan yang tepat antara SALINGTEMAS dalam pembahasannya adalah
keterkaitan antara topik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa
bahasan yang berkaitan dengan kehidupan siswa harus lebih diutamakan.
Sasaran pengajaran SALINGTEMAS adalah cara membuat siswa agar
dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan
dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang berkaitan. Dengan kata
lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa
sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah
mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan
akan timbul disekitar kehidupannya.
2. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul dengan
Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara
sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) di dalam pembelajaran. Bahan
ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual
auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar Pendidik
dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS dapat juga dikemas dalam
bentuk lainnya (Soegiranto,2010:1)
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran
penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati (2003:1.4-1.9) meliputi peran bagi
guru, siswa, dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, maupun
pembelajaran kelompok (Sungkono:2003). Agar diperoleh pemahaman yang lebih
jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
Bagi guru memiliki peran yaitu :
1) Menghemat waktu dalam mengajar
Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik
atau materi yang akan dipelajarinya sehingga guru tidak perlu menjelaskan
secara rinci lagi
2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator
Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat
memfasilitasi siswa dari pada menyampaikan materi pelajaran.
3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru
memiliki banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam memahami suatu
topik pembelajaran danjuga metode yang digunakannya lebih variatif dan
interaktif karena guru tidak cenderung berceramah.
Bagi siswa memiliki peran yaitu:
1) Siswa dapat belajar tanpa kehadiran /harus ada guru
2) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja dikehendaki
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri
4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
5) Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri
Dalam pembelajaran klasikal memiliki peran yaitu :
1) Dapat dijadikan sebagai bahan yang tidak terpisahkan dari buku utama
2) Dapat dijadikn pelengkap buku utama
3) Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
4) Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang
bagaimana penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik lainnya
Dalam pembelajaran individual memiliki peran yaitu :
1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
2) Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa
memperoleh informasi
3) Penunjang media pembelajaran lainnya
Dalam pembelajaran kelompok memiliki peran yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
1) Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok
2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama
b. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul
1) Pengertian Modul
“Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media
untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar
sendiri” (Depdikans,2008:3). Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai
tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran,
materi/substansi belajar dan evaluasi. (Depdiknas, 2008:4).
2) Karakteristik Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasa dancara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya (Depdiknas, 2008:3). Menurut Depdiknas (2008:3) sebuah
modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai
berikut:
a) Self Instruction
Modul tersebut mampu membuat seseorang atau peserta belajar
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus:
(1) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas
(2) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas
(3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran
(4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat
penguasaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
(5) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana
atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya
(6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
(7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran
(8) Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan
penggunaan diklat melakukan self assesment
(9) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau
mengevaluasi tingkat penguasaan materi
(10) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya
mengetahui tingkat penguasaan materi
(11) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran dimaksud
b) Self Contained
Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub
kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-
hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
c) Stand Alone (berdiri sendiri)
Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak tergantung dan harus
menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan
tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada
media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak
dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
d) Adaptive
Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan
ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up
to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat
digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
e) User Friendly
Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi
dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan
merupakan salah satu bentuk user friendly.
3) Prosedur Penulisan Modul
Penulisan modul merupakan penyusunan materi pembelajaran yang
dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh siswa untuk mencapai
kompetensi atau sub kompetensi. Penulisan modul yang disarikan melalui tahapan
sebagai berikut:
a) Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk
mencapai kompetensi. Analisis kebutuhan modul menurut Depdiknas (2008)
sebagai berikut:
(1) Tetapkan kompetensi yang terdapat didalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan disusun modulnya
(2) Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut (3) Identifikasi dan tentukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan (4) Tentukan judul modul yang akan ditulis (5) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan modul (hlm.12)
b) Penyusunan Draft
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
menjadi satu kesatuan yang sistematis. Kegiatan penyusunan draft modul menurut
Depdiknas (2008) sekurang-kurangnya mencakup:
(1) Judul Modul; menggambarka materi yang akan ditungkan didalam modul
(2) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul
(3) Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul
(4) Materi pelajaran yang berisi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik
(5) Prosedur atau kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul
(6) Soal-soal, latihan, dan tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik
(7) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul
(8) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian (hlm.13)
Adapun struktur modul yang disarikan dari Depdiknas (2008:21-26) yakni
memuat komponen-komponen sebagai berikut :
1) Bagian Pembuka
Bagian pembuka ini terdiri dari judul, daftar isi, daftar gambar dan daftar
tabel.
2) Bagian Inti
Bagian inti ini terdiri atas :
a) Pendahuluan atau tinjauan umum materi yang meliputi deskripsi
pembelajaran, prasayarat menggunakan modul, petunjuk
menggunakan modul, tujuan akhir, standar kompetensi dan
kompetensi dasar dan tes awal.
b) Hubungan dengan meteri yang lain atau peta konsep,
c) Uraian materi yang sistematikanya sebagi berikut:
(1) Kegiatan Belajar I: Judul
(a) Tujuan Kompetensi
(b) Uraian Materi
(c) Tes Formatif
(d) Tugas
(e) Rangkuman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
(f) Umpan Balik atas penilaian
(2) Kegiatan Belajar 2 : Judul, struktur seperti Kegiatan Belajar I.
3) Bagian Penutup
Penutup dalam modul bisa terdiri atas glosasary atau daftar istilah, tes
akhir dan indeks.
Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan dicapai merupakan hal yang
penting. Tujuan yang akan dicapai secara garis besar tergambar dalam KTSP,
tetapi tujuan secara instruksional telah diwakili dengan SK dan KD yang
dijabarkan menjadi indikator yang telah dipadukan ke dalam tema. Tema ini yang
akan menjadi materi utama yang dipelajari oleh siswa. Tema Biomassa sebagai
Energi Alternatif Terbarukan telah mencakup berbagai macam sisi yakni sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat atau sering disingkat SALINGTEMAS.
c. Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
1) Pengertian Biomassa
Wright (2008) berpendapat bahwa : “Biomass energy means energy
derived from present-day photosynthesis” (hlm.369). Artinya bahwa sumber
energi biomassa berasal dari proses fotosintesis. Lorenzini, Biserni dan Flacco
(2010) berpendapat: “ everything that has an organic matrix is a biomass”
(hlm.133). Artinya segala sesuatu yang tersusun oleh bahan organik disebut
dengan biomassa. Sehingga Kandi & Winduono (2009) menyimpulkan bahwa:
biomassa adalah bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Energi yang tersimpan dalam biomassa berasal dari matahari. Energi matahari diserap oleh matahari dalam proses fotosintesis. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbarukan’ (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable) (hlm.58).
2) Konversi Biomassa
a) Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Menurut
Lorenzini, Biserni dan Flacco (2010) bioetanol bersumber dari gula sederhana,
pati dan selulosa, setelah melalui proses fermentasi dihasilkan etanol
(hlm.159). Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan senyawa hidrokarbon yang
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat
cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat
bercampur dalam air dengan segala perbandingan.
Secara singkat proses produksi bioetanol tersebut dapat dibagi dalam
tiga tahap, yaitu:
(1) Gelatanisasi
Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau
jagung dihancurkan dan dicampur air sehingga menjadi bubur, yang
diperkirakan mengandung pati 27-30%.
(2) Fermentasi
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi
etanol/bioetanol (alkohol) dengan menggunakan yeast (ragi) . Alkohol yang
diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan kadar 8-10%.
(3) Distilasi
Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang
mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati proses destilasi
untuk memisahkan alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan
titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali.
b) Biodiesel
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar yang
terbuat dari minyak tumbuhan (nabati) dan memiliki sifat menyerupai
minyak diesel/solar. Komoditas perkebunan penghasil minyak nabati di
Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel cukup
banyak, di antaranya minyak kelapa sawit (CPO), minyak kelapa (Coconut
Oil) dan minyak jarak pagar (Jatropha Oil) . Menurut Wright (2008) proses
pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak tanaman
dengan alkohol dan zat basa sebagai katalis pada suhu dan komposisi tertentu.
Proses reaksi Kimia tersebut disebut dengan proses transesterifikasi (hlm.157).
Pembuatan biodiesel terdiri dari beberapa proses antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
(1) Pre-Treatment (optional)
Pada proses ini, bahan baku minyak dibersihkan dari kotoran -
kotoran atau zat-zat yang tidak diinginkan seperti getah. Proses ini
memiliki sifat optional yang berarti tergantung dari jenis bahan baku
minyak yang akan digunakan dan apabila bahan baku minyak tersebut
telah bersih maka dapat langsung diproses pada tahap selanjutnya.
(2) Trans-esterifikasi
Proses ini merupakan proses mereaksikan bahan baku minyak
yang telah bersih dengan alkohol dan katalis. Pada proses
transesterifikasi, selain menghasilkan metil ester (biodiesel), juga
dihasilkan produk sampingan yaitu gliserin. Gliserin dapat dimanfaatkan
dalam pembuatan sabun. Bahan baku sabun ini berperan sebagai
pelembab (moistouriser).
(3) Purifikasi
Proses ini bertujuan memurnikan biodiesel yang dihasilkan. Pada
proses ini dilakukan proses pemisahan biodiesel dengan kotoran dan air.
Sehingga setelah purifikasi biodiesel dapat langsung digunakan sebagai
bahan bakar untuk mesin diesel.
c) Biogas
Prinsip biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) untuk menghasilkan
campuran dari beberapa gas, seperti metan dan CO2 . Biogas dihasilkan dengan
bantuan bakteri metagonen. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah
yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik
(Wahyuni, 2011:17).
Berikut proses pembentukan biogas secara umum
SHNHHCOCHOrganikBahan 23224anaerobik ismeMikroorgan
Penguraian materi organik dalam melalui tiga tahapan, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
(1) Tahap Hidrolisis
Tahap hidrolisis dimulai dengan penguraian bahan-bahan organik
kompleks yang mudah larut atau senyawa rantai panjang seperti
lemak,protein dankarbohidrat menjadi senyawa lebih sederhana.
(2) Tahap Pengasaman (Asidifikasi)
Senyawa sederhana yang terbentuk dari tahap hidrolisis dijadikan
sumber energy bagi bakteri pembentuk asam. Bakteri tersebut
menghasilkan senyawa asam, seperti asam asetat, asam propionate, asam
butirat danasam laktat, serta produk sampingan berupa alcohol, CO2,
hidrogen dan amonia.
(3) Tahap Metanogenesis
Bakteri metanogen seperti methanococus, methanosarcina
danmethano bactpakaerium mengubah produk lanjutan dari tahap
pengasaman menjadi metan, karbondioksida danair yang merupakan
komponen penyusun biogas.
Hasil akhir proses pembuatan biogas berupa gas metana (CH4). Gas
tersebut langsung bisa diaplikasikan untuk menyalakan kompor, generator,
lampu dan peralatan listrik lainnya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan pengembangan
bahan ajar IPA Terapdu antara lain sebagai berikut:
1. Anis F Futihat. (2010) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Perubahan Partikel dan Wujud Zat
oleh Kalor untuk SMP/MTs kelas VII”. Bahan ajar hasil pengembangan dalam
bentuk buku teks 75 halaman yang terdiri dari bagian pendahuluan dan bagian
isi. bagian pendahuluan meliputi halaman muka (cover), kata pengantar, daftar
isi, daftar gambar, daftar tabel, SK, KD, indikator dan peta konsep. Bagian isi
meliputi peta konsep untuk materi yang dibahas uraian materi, rangkuman per
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
subbab, contoh soal, latihan mandiri, tugas individu, tugas kelompok, panduan
kegiatan eksperimen, latihan, rangkuman,glosarium, evaluasi, kunci jawaban
dan daftar pustaka. Hasil uji kelayakan bahan ajar yan dikembangkan
mempunyi skor total rerata sebesar 3,16 dan termasuk dalam kriteria layak. Hal
ini berarti bahwa bahan ajar hasil pengembangan dapat ditindaklanjuti melalui
kegiatan uji coba di lapangan.
2. Oky Setyorini (2009) dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA
Terpadu Model Direct Instruction melalui Teknik Quest (Questions that
Stimulate Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik”.
Pengembangan modul ini mengikuti tahapan pengembangan model 4-D, yaitu:
1) Define (penentuan masalah), 2) Design (pemilihan media), 3) Develop
(Pengembangan produk) dan4) Disseminate (Penyebarluasan Produk).
Pengembangan modul IPA terpadu ini hanya dilakukan sampai tahapan ketiga,
yakni hingga tahap Develop. Validasi dilakukan oleh tiga subyek yaitu ahli
materi, ahli media dan guru. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam pengembangan modul ini berupa angket. Data yang diperoleh berupa
data kuantitatif dan data kualitatif.
Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan guru
memperoleh nilai 78,14349%; 60,7153%; dan 88,93%. Data menunjukkan
bahwa modul yang dikembangkan bersifat valid dan tidak perlu direvisi. Uji
terapan dengan responden siswa kelas IX MTs Hidayatul Mubtadi’in Malang
mendapatkan nilai 85,46%. Produk yang dihasilkan adalah modul dengan
model Direct Instruction dan teknik Quest (Questions that Stimulate Thinking)
dengan tema benda optik untuk pembelajaran SMP/MTs kelas VIII Hasil
pengembangan menunjukkan bahwa modul ini mampu menyajikan materi
secara terstruktur dan bersifat tematik. Modul ini dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa.
3. Nina Khusnah (2010) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
dengan Tema Pencemaran Air Sungai untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII”.
Hasil pengembangan terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pendahuluan dan
bagian isi. Bagian pendahuluan mencakup halaman muka (cover), kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang digunakan serta peta konsep.
Bagian isi mencakup materi pencemaran air sungai, kegiatan praktikum,
kegiatan diStandar Kompetensiusi, latihan soal, rangkuman materi, glosarium,
evaluasi, kunci jawaban dandaftar pustaka. Berdasarkan hasil uji validitas,
bahan ajar yang dikembangkan memperoleh nilai total rerata 3,35 atau sebesar
83,75% yang berarti memenuhi kriteria valid. Produk hasil pengembangan
mengalami satu kali revisi yang berkaitan dengan penyusunan peta konsep,
perbaikan indikator hasil belajar danpembatasan pada materi tertentu yang
dianggap terlalu rinci untuk siswa SMP/MTs kelas VII. Hasil dari revisi
tersebut merupakan produk akhir dari pengembangan bahan ajar IPA Terpadu.
4. Dwi Aryanti (2011) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Global Warming untuk SMP/MTS
Kelas IX. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA Terpadu
berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS untuk SMP kelas IX dengan
tema Global Warming yang memenuhi kriteria baik.Penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini
merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan
oleh Borg dan Gall sampai tahap keenam yakni uji coba lapangan utama.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan observasi.
Instrumen yang digunakan untuk mengambil data telah divalidasi oleh dosen
pembimbing sebagai expert judgment. Data-data yang diperoleh berasal dari
validator yang terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 2 peer
reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa dari SMP Negeri 12
Surakarta dan 30 siswa SSCi Surakarta yang berasal dari lima SMP di
Surakarta. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model
interaktif dari Miles dan Huberman, sedangkan data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan penilaian skor standar dari Saifudin Azwar yang
kemudian dibagi menjadi lima kategori. Hasil validasi data yang dilakukan
dengan triangulasi melalui proses iterasi menunjukkan bahwa pengembangan
produk penelitian ini sangat baik dengan karakteristik sebagai berikut: (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
bahan ajar yang dihasilkan berupa modul dengan judul Global Warming, (2).
total halaman sebanyak 96 lembar dengan panjang 21 cm dan lebar 16 cm, (3).
bagian modul berupa: (a). pendahuluan yang terdiri atas deskripsi
pembelajaran, prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul,
tujuan akhir, peta konsep dan tes awal, (b). pembelajaran yang terdiri atas
rencana belajar siswa, materi, rangkuman, tes formatif dan umpan balik, serta
(c). penutup yang teridri atas evaluasi akhir, kunci jawaban dan glosarium
C. Kerangka Berpikir
Dalam struktur kurikulum SMP substansi mata pelajaran IPA merupakan
IPA terpadu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
peserta didik masih dalam ruang lingkup bidang kajian energi dan perubahannya,
materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan. Bila konsep yang
tumpang tindih dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bahan ajar IPA
terpadu sebagai rujukan yang baik dan benar.
Namun, pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu belum bisa
direalisasikan. Hal ini dikerenakan banyak kendala yang dialami di lapangan.
Kendala yang dialami antara lain belum ada guru lulusan IPA, guru kesulitan
untuk menentukan tema dan belum ada bahan ajar yang benar-benar disajikan
secara terpadu. Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan bahan ajar IPA
terpadu berupa modul berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa sebagai
Energi Alternatif Terbarukan . Model pengembangan yang digunakan yakni Borg
and Gall.
Untuk mengetahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah
memenuhi kriteria baik, maka dilakukan validasi. Dalam penelitian
pengembangan ini dilakukan validasi dalam tiga aspek. Aspek-aspek yang
divalidasi yakni tentang komponen materi,komponen bahasa dan gambar,
komponen penyajian dan kegrafisan. Gambar 2.5 mengilustrasikan tentang
kerangka berpikir yang dibangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan
beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan bahan ajar IPA
“IPA disajikan secara terpadu”
“SMP belum menerapkan pembelajaran terpadu”
Penyebab
bahan ajar belum
disajikan secara terpadu
belum ada guru
SMP lulusan IPA
guru kesulitan
menentukan tema
KTSP
Masalah
Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu
Modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa sebagai Energi
Alternatif Terbarukan
Model Pengembangan R& D
(Borg and Gall)
Validasi 1.Materi 2.Penyajian 3.Bahasa dan Gambar 4. Kegrafisan
Efektif dan Efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
terpadu berupa modul berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan , sebagai berikut:
1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada
komponen materi ?
2. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada
komponen bahasa dan gambar?
3. Apakah bahan ajar dikembangkan memenuhi kriteria baik pada komponen
penyajian?
4. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada
komponen kegrafisan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
DAFTAR PUSTAKA
Ledoux, S.F. (2002). Defining Natural Science. Behaviorology Today _
Volume 5, Number 1, Spring
Darliana. (2007). IPA Terpadu. Bandung: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Kandi & Winduono, Y. (2009). Bentuk-Bentuk Energi dan Perubahannya.
Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Pedretti, EG., Bencze,L., Hewitt,J., Romkey,L., & Jivraj,A. (2006). Promoting
Issues-based STSE Perspectives in Science Teacher Education: Problems
of Identify and Ideology. Kanada : University of Toronto
Nuryanto dan Binadja, A. (2010 .Efektifitas Pembelajaran Kimia dengan
Pendekatan SALINGTEMAS ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa.Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.4, No.1,2010 hlm552-556
Pusat Kurikulum Depdiknas.(2006). Panduan Pengembangan
Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:Pusat Kurikulim, Balitbang
Wahyuni, S.(2011). Menghasilkan Biogas dari Aneka
Limbah.Jakarta:Agro Media Pustaka
Sumanji dkk.1998. Pendidikan Sains yang Humanitis.
Yogyakarta:Kanisius
Soegiranto, M.A. 2010.Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk
Modul. Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah
Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Depdiknas. (2008) .Teknik Penyusunan Modul. Jakarta:Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
Sungkono. (2003). Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta:UNY
Setyorini, O. (2009). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu
Model Direct Instruction melalui Teknik Quest (Questions that Stimulate
Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik. Standar
Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang : Universitas Negeri Malang
Futihat, A. F.(2010). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
SALINGTEMAS dengan Tema Perubahan Partikel dan Wujud Zat oelh Kalor
untuk SMP/MTs kelas VII. Standar Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Negeri Malang
Khusnah, N. 2010. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu dengan Tema
Pencemaran Air Sungai untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. Standar
Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Aryanti, D. (2011).Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
SALINGTEMAS dengan Tema Global Warming untuk SMP/MTS Kelas IX.
Standar Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret
Yamtinah, S., Hastuti, B., Haryono, Sari, D.K. (2011). Implementasi Pendekatan
SALINGTEMAS Dilengkapi Modul untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Asam Basa Garam Siswa SMP Kristen 3 Margoyudan Surakarta.
Semarang:Swadaya Manunggal
Saputra, H.J. dan Atmojo, S.E. (2011). Pembelajaran IPA Berpendekatan
Etnosains Bervisi SETS untuk meningkatkan Ketrampilan Proses Siswa.
Semarang:Swadaya Manunggal
Wright, R.T.(2008).Enviroment Toward Sustainable Future. United States of
America:Pearson Education
Lorenzini, G., Biserni, & Flacco, G.(2010). Solar Thermal and Biomass Energy.
United States of America: WIT Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan sebagai tempat untuk memperoleh data
yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat yang dipilih untuk
penelitian ini adalah lima SMP Negeri di Purworejo yaitu SMP Negeri 3
Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP
Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini, dilaksanakan secara bertahap. Adapun langkah-
langkah yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan-kegiatan
permohonan pembimbing, pengajuan proposal penelitian, penyusunan
modul dan ijin penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan selama
bulan Desember 201-September 2012.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan pengambilan data.
Waktu yang dibutuhkan yaitu pada bulan September-Oktober 2012.
c. Tahap Penyusunan modul, Pengolahan Data, dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penyusunan modul,
analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan
hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Kegiatan ini
dilakukan selama bulan Maret-November 2012.
B. Model Pengembangan
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development/R&D). Adapun yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pernyataan Borg dan Gall (1988) penelitian dan pengembangan (research and
development/R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono,2012:9). Sehingga model penelitian yang
digunakan untuk dasar pengembangan bahan ajar berbentuk modul IPA Terpadu
adalah mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall.
C. Prosedur Penelitian Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh oleh peneliti dalam membuat produk. Menurut Borg dan Gall (1983)
ada sepuluh tahapan dalam pelaksanaan strategi penelitian pengembangan, yaitu:
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan.
2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran).
3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan dan perangkat evaluasi.
4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner dan dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subjek.
6. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner.
9. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. (Puslitjaknov,2008:10-11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Menurut Puslitjaknov (2008) prosedur penelitian pengembangan menurut
Borg dan Gall dapat dilakukan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama yaitu:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan. 2. Mengembangkan produk awal. 3. Validasi ahli dan revisi. 4. Uji coba lapangan awal dan revisi produk. 5. Uji coba lapangan utama dan produk akhir (hlm.11)
Prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Desain Prosedur Penelitian Pengembangan
1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Tahap penelitian dan pengumpulan informasi yaitu tahap untuk
mengidentifikasi dan mendapatkan data mengenai kebutuhan apa saja yang
Analisis Kebutuhan Pengumpulan Referensi Materi
Analisis Kurikulum
Rancangan Modul
Pembuatan Modul
Validasi
Revisi
Uji Coba Awal dan Revisi
Uji Coba Utama
Produk Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan draf produk serta pemikiran
untuk perancangan selanjutnya.
2. Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap melakukan pemikiran untuk mendapatkan
cara efektif dan efisien mengembangkan draf produk dengan bantuan data yang
didapatkan dari tahap penelitian dan pengumpulan data. Ada 4 langkah yang
dilakukan dalam tahap perencanan pembuatan modul IPA Terpadu, yakni
menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan, memetakan SK dan KD bidang
kajian, menetapkana tema pemersatu dan membuat bagan hubungan KD dengan
tema pemersatu. Di dalam perencanaan akan diperoleh sebuah kerangka untuk
mengembangkan draf produk.
3. Tahap Pengembangan Draf Produk
Pengembangan draf produk merupakan hasil terjemahan dari tahapan
perencanaan. Dalam pengembangan modul disini diperlukan orang yang ahli
dalam penulisan modul. Dalam penelitian ini orang yang ahli dalam penulisan
modul yaitu dosen pembimbing. Tugas dari orang ahli disini untuk membantu
dan mempertimbangkan logika dari pengembangan produk dari segi komponen
materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.
4. Tahap Validasi Draf Produk
Draft produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 3 dosen ahli, 2
reviewer dan 3 peer reviewer. Tugas dari dosen ahli, reviewer dan peer reviewer
adalah mengevaluasi produk dari segi komponen materi, komponen bahasa dan
gambar, komponen penyajian dan kegrafisan Draft produk yang sudah divalidasi
kepada dosen ahli, reviewer dan peer reviewer akan memperoleh penilaian dan
masukan untuk dapat dijadikan perbaikan modul sebelum dilakukan uji coba ke
lapangan awal.
5. Uji Coba Lapangan Awal
Uji coba ini dilakukan setelah mendapat masukan dan penyempurnaan
dari ahli berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan dapat digunakan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
lapangan secara valid. Uji coba lapangan awal dilakukan kepada 10 siswa yaitu 5
siswa dari SMP Negeri 3 Purworejo dan 5 siswa dari SMP Negeri 16 Purworejo.
6. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal
Revisi ini dilakukan setelah uji coba lapangan awal dilakukan. Hal ini
dilakukan pada saat peneliti menemui kesalahan atau kekurangan dengan produk
saat uji coba awal dilakukan.
7. Uji Coba Lapangan Utama
Langkah terakhir dilakukan uji lapangan utama. Uji lapangan utama
dilakukan pada 3-5 sekolah dengan 30-80 subjek. Uji coba lapangan utama
dilakukan pada 5 sekolah dengan 30 siswa yaitu dari SMP Negeri 3 Purworejo,
SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo
dan SMP Negeri 16 Purworejo.
D. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba yang digunakan adalah desain deskriptif. Tahapan awal
yang dilakukan oleh peneliti yaitu terlebih dahulu menganalisis kebutuhan,
kurikulum, menentukan materi, mengumpulkan referensi yang dibutuhkan terkait
materi yang kemudian dilanjutkan membuat rancangan. Tahapan kedua yang
dilakukan peneliti adalah melaksanakan rancangan pembuatan modul. Selama
pembuatan modul peneliti berkonsultasi kepada dosen pembimbing. Hasil
rancangan modul IPA Terpadu ini kemudian dinilai oleh validator pada aspek
komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan
kegrafisan.
Produk dari tahapan kedua direvisi dan diujicobakan ke siswa. Kegiatan
uji coba ini ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterbacaan modul
IPA Terpadu pada komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen
penyajian dan kegrafisan. Dari hasil uji coba lapangan awal tersebut akan
diperoleh data yang kemudian dapat dianalisis oleh peneliti sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dilakukan revisi kembali sebelum akhirnya dihasilkan produk akhir berupa modul
IPA Terpadu. Gambar 3.2 menunjukkan bagan desain penilaian produk.
Gambar 3.2 Desain Penilaian Produk
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini terdiri dari validator dan 40 siswa SMP Kelas VIII
yang berasal dari SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP
Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo.
Adapun kriteria masing-masing validator adalah:
Analisis Kebutuhan Analisis Kurikulum
Perencanaan Modul
Draf Modul (Modul I)
Evaluasi oleh Ahli
Evaluasi oleh Peer Reivewer
Evaluasi oleh Reivewer
Draf Terevisi (Modul II)
Uji Coba Awal
Draf Terevisi (Modul III)
Uji Coba Utama
10 Siswa
30 Siswa
Produk Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a. Ahli
1) Dosen FKIP UNS
2) Memiliki keahlian dan pengalaman dalam penulisan bahan ajar.
3) Telah menempuh jenjang pendidikan S-2 sesuai dengan jenjang keahlian
pada bidangnya.
b. Peer Reivewer
1) Mahasiswa FKIP Fisika UNS
2) Telah menempuh mata kuliah IPA Terpadu
c. Reviewer
1) Guru IPA yang sudah berpengalaman mengajar materi IPA
2) Pendidikan minimal S-I untuk program studi pendidikan Fisika dan Biologi
3) Sudah tersertifikasi
3. Jenis Data
Data yang diperoleh dari penelitian pengembangan adalah data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata angket
dalam uji evaluasi dari aspek komponen materi, komponen bahasa dan gambar,
komponen penyajian dan kegrafisan. Data ini menggunakan skala Likert yang
berupa angka-angka yaitu 5, 4, 3, 2 dan 1. Deskripsi angka-angka tersebut
terdapat pada lampiran 1. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasikan
sehingga dapat disimpulkan tingkat kevalidan modul. Sedangkan untuk data
kualitatif diperoleh saran dan komentar sebagai pertimbangan dalam melakukan
revisi terhadap modul. Data yang juga diharapkan terkumpul adalah respon siswa
tentang keterbacaan modul dari komponen materi, komponen bahasa dan gambar,
komponen penyajian dan kegrafisan. Data dari siswa ini berupa angket check list
“Ya/Tidak” dan saran serta komentar.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian berupa angket, yaitu suatu daftar pernyataan
yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban
yang sudah ada. Instrumen angket evaluasi produk ditujukan kepada dosen ahli,
reviewer, peer reviewer dan siswa. Instrumen angket ini untuk mengetahui
evaluasi produk dapat dilihat dari komponen materi, komponen bahasa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Penjabaran dari aspek-aspek
tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing sebelum digunakan
dalam penelitian. Kelengkapan instrumen disajikan pada lampiran 1,2,3,5 dan 6
yang masing-masing terdapat di halaman 87,91,95,110 dan 113.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian evaluasi ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai
data dari masing–masing variabel yang dievaluasi baik data kuantitatif maupun
kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data adalah:
a. Teknik Analisis Data Pengembangan
Data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data evaluasi produk.
Variabel evaluasi Modul IPA Terpadu yang telah disusun berdasarkan kriteria
komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan
kegrafisan. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari angket
selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data
yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Teknik
analisis kualitatif menggunakan model interaktif dari Miles dan Hubertman
(1984). Dalam melakukan analisis data ada tiga aktivitas yang dilakukan, yaitu
data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion
drawning (penarikan kesimpulan). Ketiga kegiatan ini dilakukan selama dan
setelah proses pengumpulan data (Sugiyono, 2012:337).
Kuantisasi data dilakukan dengan menjumlah skor setiap aspek dan
keseluruhan yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif. Skor tersebut
dikategorikan ke dalam lima kriteria, dengan rumusan seperti yang digunakan
pada Tabel 3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik
Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik
Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup
Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang
X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang
Keterangan: X = Skor responden, Mi = Mean ideal, Sbi = Simpangan baku ideal
Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal), Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
(Sumber: Azwar,2007:163) Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor
minimum ideal, skor mean ideal dan simpangan baku ideal pada setiap aspek.
Skor maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila validator memilih semua
kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai apabila
validator memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk setiap
aspek tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam tingkat kecenderungan yang
dipakai sebagai kriteria dalam evaluasi atau penilaian. Distribusi komponen aspek
evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul
Aspek Jumlah Butir
Jumlah Pilihan
Skor Max. Ideal
Skor Min. Ideal
Mi Sbi
Materi 10 5 50 10 30 6,67 Bahasa dan Gambar
11 5 55 11 33 7,3
Penyajian 15 5 75 15 45 10 Kegrafisan 5 5 25 5 15 3,3 Jumlah 41 20 205 41 123 27,27
Evaluasi total modul IPA Terpadu oleh setiap validator menggunakan kriteria
yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan aspek. Skor tertinggi ideal
yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 205, skor minimum ideal yang
dicapai adalah 41 dengan mean ideal (Mi) 123 dan simpangan baku ideal (Sbi)
27,27. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 3.3 Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu
Kategori Kelompok Skor Kriteria 5 X>163,9 Sangat Baik 4 136,64 X 163,9 Baik 3 109,37 X 136,64 Cukup 2 82,1 X 109,37 Kurang 1 X 82,1 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor validator
Setiap aspek yang mendukung penelitian ini memiliki kategori komponen
sendiri yang disesuaikan dengan masing-masing indikator yang akan diukurnya.
Secara lebih terperinci, berikut ini akan dibahas komponen penilaian untuk setiap
komponen :
1) Komponen Materi
Data kuantitatif tentang kelayakan isi modul IPA Terpadu, dikumpulkan
melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor
tertinggi ideal 50 dan skor minimum ideal 10, dengan mean ideal (Mi) 30 dan
simpangan baku ideal (Sbi) 6,67. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya
modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Materi
Kelompok Skor Kategori
X > 40 Sangat baik
33,335 X 40 Baik
26,65 X 33,335 Cukup
20 X 26,65 Kurang
X 20 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor validator
2) Komponen Bahasa dan Gambar
Data kuantitatif tentang bahasa dan gambar modul IPA Terpadu,
dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan
memiliki skor tertinggi ideal 55 dan skor minimum ideal 11, dengan mean ideal
(Mi) 33 dan simpangan baku ideal (Sbi) 7,3. Berdasarkan data ini, kriteria baik
atau tidaknya modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 3.5 Kriteria Bahasa dan Gambar
Kelompok Skor Kategori X > 44 Sangat baik
36,65 X 44 Baik
29,35 X 36,65 Cukup
22 X 29,35 Kurang
X 22 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor validator
3) Komponen Penyajian
Data kuantitatif tentang penyajian modul IPA Terpadu, dikumpulkan
melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor
tertinggi ideal 75 dan skor minimum ideal 15, dengan mean ideal (Mi) 45 dan
simpangan baku ideal (Sbi) 10. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya
modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Penyajian
Kelompok Skor Kategori X > 60 Sangat baik
50 X 60 Baik
40 X 50 Cukup
30 X 40 Kurang
X 30 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor validator
4) Kegrafisan
Data kuantitatif tentang kegrafisan modul IPA Terpadu, dikumpulkan
melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor
tertinggi ideal 25 dan skor minimum ideal 5, dengan mean ideal (Mi) 15 dan
simpangan baku ideal (Sbi) 3,3. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya
modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Kegrafisan
Kelompok Skor Kategori X > 19,95 Sangat baik
16,65 X 19,95 Baik
13,35 X 16,65 Cukup
10,05 X 13,35 Kurang
X 10,05 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor validator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Selanjutnya data kevalidan modul untuk setiap validator berdasarkan
skor total keseluruhan aspek tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif. Sugiyono (2009) berpendapat “Statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya” (hlm.29). Statistik
deskriptif yang digunakan pada penelitian ini hanya dibatasi pada penentuan
frekuensi dan persen karena data yang diperolah berupa data ordinal yang tidak
bisa disajikan dalam bentuk pecahan. Apabila data evaluasi yang masuk ke dalam
kategori baik lebih dari 50% maka dinyatakan pengembangan modul IPA
Terpadu berhasil. Hasil analisis ini akan menjadi referensi sebagai masukan
perbaikan modul sebelum diujicobakan ke lapangan.
b. Teknik Analisis Data Uji Coba
Data yang terkumpul dikategorisasikan sesuai dengan aspek yang dinilai.
Data hasil uji coba kepada siswa dianalisis untuk menggambarkan kekurangan
modul dari sisi keterbacaan dalam aspek komponen materi, komponen bahasa dan
gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Data yang berupa saran dan
komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Teknik analisis kualitatif yang
digunakan adalah model interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis data hasil
uji coba mula-mula dilakukakan kuantisasi. Jika responden atau siswa menjawab
“Ya” diberi nilai 1 dan jika menjawab “Tidak” diberi nilai 0. Setelah didapatkan
skor setiap item dalam uji coba, maka akan dianalisis terlebih dahulu dengan
menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan dibatasi pada
penentuan frekuensi, persen dan skor total.
Skor total yang didapat digunakan dalam menentukan tingkat kevalidan
modul. Penentuan tingkat kevalidan dilakukan dengan mengkategorikannya ke
dalam lima kriteria seperti tahap sebelumnya, dengan rumusan seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 3.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Uji Coba
Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik
Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik
Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup
Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang
X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang
Keterangan: X = Skor responden, Mi = Mean ideal, Sbi = Simpangan baku ideal Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal), Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
(Sumber: Azwar,2007:163) Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor
minimum ideal, skor ideal dan simpangan baku ideal pada setiap aspek. Skor
maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila responden atau siswa memilih
semua kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai
apabila siswa memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk
setiap aspek tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam tingkat kecenderungan
yang dipakai sebagai kriteria dalam evaluasi atau penilaian. Distribusi komponen
aspek evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul dalam Uji Coba
Aspek Jumlah Butir
Jumlah Pilihan
Skor Max. Ideal
Skor Min. Ideal
Mi Sbi
Kelayakan Isi 3 2 3 0 1,5 0,5 Bahasa dan Gambar
6 2 6 0 3 1
Penyajian 13 2 13 0 6,5 2,17 Kegrafisan 6 2 6 0 3 1 Jumlah 28 8 28 0 14 4,67
Untuk mengetahui evaluasi modul IPA Terpadu dalam uji coba dibutuhkan
kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan aspek. Skor
tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 28, skor minimum
ideal yang dicapai adalah 0 dengan mean ideal (Mi) 14 dan simpangan baku ideal
(Sbi) 4,67. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 3.10 Kriteria Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba
Kategori Kelompok Skor Kriteria 5 X > 21 Sangat Baik 4 16,36 X 21 Baik 3 11,67 X 16,36 Cukup 2 7 X 11,67 Kurang 1 X 7 Sangat kurang
Keterangan: X = Skor responden atau siswa
Selanjutnya data kevalidan dari uji coba modul untuk setiap responden
atau siswa berdasarkan skor total keseluruhan aspek tersebut dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan hanya
dibatasi pada penentuan frekuensi dan persen. Apabila data uji coba kevalidan
yang masuk ke dalam kategori baik lebih dari 75% maka dinyatakan
pengembangan modul pembelajaran IPA Terpadu berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Azwar, M.A.S.( 2007). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tim Puslitjaknov.(2008).Metode Penelitian Pengembangan.Jakarta:Depdiknas
Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfa Beta
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengembangan Modul IPA Terpadu
Penelitian modul pembelajaran IPA Terpadu yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi: tahap penelitian dan mencari informasi, tahap
perencanaan, tahap pengembangan draf modul, revisi, uji coba lapangan awal,
revisi hasil uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama.
1. Tahap Penelitian dan Mencari Informasi
Tahap ini dilakukan dengan survei lapangan yang bertujuan
mengumpulkan informasi. Pengumpulan informasi diperoleh dari hasil
pengamatan tentang pembelajaran IPA tingkat SMP di Purworejo. Berdasarkan
hasil pengamatan, pembelajaran IPA di SMP masih diajarkan secara terpisah
antara Fisika, Kimia dan Biologi. Salah satu penyebab belum diterapkannya
pembelajaran IPA Terpadu karena belum adanya bahan ajar IPA yang benar-benar
terpadu. Bahan ajar yang ada di lapangan hanya sampul yang bertuliskan IPA
Terpadu, tetapi penyajian bahan ajar IPA masih terpisah.
2. Tahap Perencanaan
Perencanaan diawali dengan menetapkan bidang kajian berdasarkan
analisis terhadap kurikulum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran IPA untuk Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Bidang kajian yang dipadukan adalah Materi dan
Sifatnya, Energi dan Perubahannya serta Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan.
Analisis materi dilakukan dengan cara memetakan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) bidang kajian IPA yang dapat dipadukan. SK dan KD
yang dipadukan adalah sebagai berikut :
(1) SK 2. Menganalisis sistem dalam kehidupan tumbuhani. SK ini dijabarkan ke
dalam KD 2.2. Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi
energi pada tumbuhan hijau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(2) SK 3. Menganalisis konsep partikel pada materi. SK ini dijabarkan ke dalam
KD 3.1. Mengkorelasikan konsep atom, ion dan molekul dengan produk
kimia sehari-hari.
(3) SK 5. Mengkorelasikan peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan
sehari-hari. SK ini dijabarkan ke dalam KD 5.3. Mengkorelasikan prinsip
energi, bentuk energi dan perubahan energi serta penerapan dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Tema modul IPA Terpadu dalam penelitian ini adalah Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan
Berdasarkan bidang kajian, SK dan KD yang telah diajukan maka dipilih
tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan sebagai tema pemersatu
dalam modul IPA Terpadu yang akan disusun. Setelah mendapatkan tema
Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan, maka dibuat bagan hubungan
KD dan tema pemersatu. Hubungan antara KD dan tema pemersatu dsajikan pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hubungan Antara KD dan Tema Pemersatu
Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan
Biologi: Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau.
Fisika: Mengkorelasikan prinsip energi,
bentuk energi dan perubahan
energi serta penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kimia: Mengkorelasikan konsep atom,
ion dan molekul dengan produk
kimia sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.1 Indikator Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
Indikator sebelum konsultasi Indikator setelah Konsultasi Kelompok Indikator 1
5.3.1 Menjelaskan pengertian energi 5.3.2 Menjelaskan bentuk-bentuk
energi 5.3.3 Menjelaskan sumber-sumber
energi Kelompok Indikator 2
2.2.1 Menjelaskan proses perolehan energi tumbuhan pada proses fotosintesis
5.3.4 Menjelaskan biomassa sebagai sumber energi alternatif terbarukan
3.1.1 Menjelaskan konsep atom,ion dan molekul
3.1.2 Menjelaskan molekul penyusun pada proses pembuatan biodiesel
3.1.3 Menjelaskan molekul penyusun pada proses pembuatan bioetanol
3.1.4 Menjelaskan molekul penyusun pada proses biogas Kelompok Indikator 3
5.3.5 Menjelaskan perubahan bentuk-bentuk energi pada proses konversi biomassa
5.3.6 Menjelaskan dampak biomassa terhadap lingkungan
5.3.7 Menjelaskan tentang bentuk-bentuk penghematan energi
Kelompok Indikator 1 5.3.1 Menjelaskan pengertian energi
dan sifatnya 5.3.2 Menjelaskan bentuk-bentuk
energi 5.3.3 Menjelaskan sumber-sumber
energi Kelompok Indikator 2
2.2.1 Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau sebagai sumber energi biomassa
2.2.2 Menyebutkan hasil proses fotosintesis pada tumbuhan hijau
3.1.1 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa bioetanol
3.1.2 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa biodiesel
3.1.3 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa biogas Kelompok Indikator 3
5.3.4 Menunjukkan perubahan bentuk-bentuk energi dari penggunaan biomassa sebagai sumber energi
5.3.5 Menjelaskan dampak biomassa sebagai sumber energi untuk mengurangu penyebab global warming
5.3.6 Menjelaskan dampak biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan
5.3.7 Menyimpulkan biomassa sebagai sumber energi alternatif terbarukan
Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan dipilih karena
permasalahan energi akhir-akhir ini menjadi masalah di Indonesia. Sampai saat
ini, minyak bumi masih merupakan sumber energi yang utama dalam memenuhi
kebutuhan di dalam negeri. Peranan minyak bumi yang besar tersebut terus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
berlanjut, sedangkan cadangan semakin menipis. Pemerintah berusaha mencari
sumber-sumber energi alternatif terbarukan pengganti minyak bumi. Kemudian
ditentukan indikator yang akan dimunculkan dari tema yang telah dipilih. Dalam
menentukan indikator perlu dikonsultasikan dengan pembimbing agar didapat
indikator yang tepat untuk nantinya dikembangkan sebagai konten-konten di
dalam modul IPA Terpadu. Secara lebih rinci indikator ditunjukkan pada Tabel
4.1.
b. Perangkat Pembuatan Modul IPA Terpadu
Setelah ditetapkan tema yang akan dikemas dalam pembelajaran IPA
Terpadu, tahap selanjutnya adalah pengkajian perangkat pembuatan produk
berupa modul IPA Terpadu. Dalam pembuatan modul IPA Terpadu digunakan
perangkat keras dan perangkat lunak berikut :
a) Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan untuk membuat modul IPA Terpadu ini
adalah satu unit laptop, dengan spesifikasi:
- Processor 1,4 GHz
- 2 GB RAM
- Spase Harddisk 250 GB
- Resolusi 1024 x 600
- Printer Warna
b) Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat modul IPA Terpadu ini
dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
- Perangkat lunak untuk sistem operasi:Microsoft Windows 7 Ultimate
- Perangkat lunak utama pembuat artikel : Microsoft Word 2007
- Perangkat lunak pembuat layout atau grafis: Corel Draw X4
c) Pengkajian Penggunaan Modul
Modul IPA Terpadu ini dibuat dalam bentuk media cetak sehingga tidak
memerlukan peralatan khusus dalam penggunaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Pembuatan Modul IPA Terpadu
Dalam tahap ini dilakukan penentuan konsep dari modul IPA Terpadu..
Hasil dari tahap ini adalah desain modul berupa konten yang akan dimuat dalam
modul IPA Terpadu. Hasil rancangan sistematika modul dalam pembelajaran IPA
Terpadu ini adalah sebagai berikut:
a) Tema yang dipilih adalah Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
dengan subtema Energi, Biomassa dan Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan
b) Modul pembelajaran IPA Terpadu yang dikembangkan terbagi dalam tiga
kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar: (1) membahas tentang energi dan
sifatnya, bentuk-bentuk energi dan sumber energi (2) proses fotosintesis
sebagai sumber energi biomassa, konsep atom dan molekul dari proses
konversi biomassa (3) membahas tentang perubahan bentuk energi dari
penggunaan biomassa sebagai sumber energi, dampak penggunaan sumber
energi biomassa untuk mengurangi penyebab global warming, dampak
biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan dan Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan. Ketiga kegiatan belajar tersebut terdiri dari
komponen sebagai berikut:
(1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah
mempelajari materi dari setiap aktivitas belajar. Tujuan pembelajaran ini
berfungsi agar pembelajaran dari setiap aktivitas belajar itu terarah.
(2) Materi Pokok
Materi pokok terdiri atas subbab-subbab yang akan dipelajari pada setiap
subtema (kegiatan belajar). Materi pokok berfungsi memberi gambaran
secara umum subbab-subbab pada setiap kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(3) Advance Organizer
Advance Organizer berisi gambar atau kalimat pembuka. Advance
Organizer ini berfungsi untuk menambah motivasi dan daya tarik untuk
mempelajari materi yang terdapat pada subtema (kegiatan belajar).
(4) Gambar dan ilustrasi
Gambar dan ilustrasi berfungsi sebagai sarana untuk membantu pemahaman
materi. Gambar dan ilustrasi yang jelas akan mempermudah siswa untuk
paham dalam mempelajari materi tersebut.
(5) Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja berisi pertanyaan yang harus dikerjakan siswa yang berfungsi
untuk menguji pemahaman pada suatu konsep materi terkait. Hal ini
ditujukan agar guru juga bisa mengetahui bagian dari materi diajarkan yang
belum jelas menurut siswa.
(6) Kerja Ilmiah Sains
Kerja ilimiah berfungsi sebagai sarana untuk menguji dan menerapkan
konsep IPA yang dipelajari, selain itu juga berfungsi untuk mengembangkan
keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.
(7) Rangkuman
Rangkuman berisi konsep-konsep yang harus dipahami oleh siswa.
Rangkuman ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa agar dapat memahami
garis besar materi dalam satu subtema (kegiatan belajar).
(8) Tes Formatif
Tes formatif berisi soal-soal latihan dalam bentuk pilihan ganda. Tes
formatif ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk berlatih mengerjakan
soal-soal setelah materi dalam subtema yang dipelajari. Pada bagian ini
sekaligus juga berfungsi untuki mengetahui tingkat pemahaman siswa
dalam mempelajari dalam subtema (kegiatan belajar) yang dipelajari.
(9) Umpan Balik Siswa
Umpan balik berisi pedoman penilaian dan standar nilai yang harus dicapai
siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar pada subtema berikutnya. Umpan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
balik ditujukan untuk mengetahui nilai siswa dalam penguasaan subtema
tersebut.
Bagian-bagian lain yang melengkapi bagian modul yaitu deskripsi
pembelajaran, petunjuk penggunaan modul bagi siswa dan guru, tujuan akhir,peta
kompetensi, peta konsep, tes awal, evaluasi, kunci jawaban, glosarium dan daftar
pustaka. Berikut penjelasannya
(1) Deskripsi Pembelajaran
Deskripsi pembelajaran berfungsi untuk memberikan gambaran materi yang
akan dipelajari pada tema yang dibahas dalam modul tersebut.
(2) Petunjuk penggunaan bagi siswa dan guru
Petunjuk penggunaan bagi siswa dan guru berisi perihal ketentuan/peraturan
yang harus diketahui, dipahami dan diikuti siswa dan guru selama belajar
menggunakan modul.
(3) Tujuan Akhir
Tujuan akhir berisi kinerja yang diharapkan, variabel dan kriteria
keberhasilan siswa dalam mempelajari subtema atau tema. Tujuan akhir
berfungsi agar siswa dapat belajar secara maksimal dan tidak hanya nilai
kognitif yang didapat oleh siswa, melainkan afektif dan psikomotoriknya
juga.
(4) Peta Kompetensi
Peta kompetensi berisi tema, Kumpulan Standar Komptensi (KSK),
Kumpulan Kompetensi Dasar (KKD), Kumpulan Indikator (KI) dan entry
behaviour. Ada tiga KI yakni KI 1 yang merupakan indikator pada subtema
Energi, KI 2 yang merupakan indikator pada subtema Biomassa, KI 3 yang
merupakan indikator pada subtema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan.
(5) Peta Konsep
Peta konsep berisi skema tentang materi pada modul. Peta konsep berfungsi
untuk memberikan gambaran secara umum pada siswa terkait materi yang
akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(6) Tes Awal
Tes awal berisi pertanyaan dalam bentuk essai, berfungsi untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa terkait materi yang akan dibahas.
(7) Evaluasi
Evaluasi berisi soal-soal bentuk pilihan ganda dan berfungsi sebagai sarana
bagi siswa untuk menguji penguasaan materi yang dipelajari dalam satu tema.
(8) Kunci Jawaban
Kunci jawaban berisi jawaban dari tes formatif dan evaluasi yang berfungsi
sebagai sarana bagi siswa untuk mengetahui ketepatan jawaban dari tugas
dalam menguji pemahaman mereka.
(9) Glosarium
Glosarium berisi penjelasan dari kosa kata yang ada di dalam modul yang
masih asing bagi siswa.
(10) Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi rujukan tentang materi yang disajikan. Dengan adanya
daftar pustaka , siswa dapat mencari lebih tentang informasi terkait materi
pada buku yang dijadikan acuan pembuatan modul.
Pembuatan modul IPA Terpadu adalah pengembangan sistematika modul
yang sudah dibuat. Tahap pembuatan ini dibagi menjadi tiga tahap meliputi
penulisan artikel, pembuatan layout,dan penyelesaian.
a) Tahap Penulisan Materi
Pada proses ini semua materi yang akan ditampilkan dalam modul diketik dan
disimpan dalam format Ms.Word. Selanjutnya dimasukan ke dalam layout
dengan cara dikopi ke lembar kerja Corel Draw X4 dan disusun sesuai dengan
runtutan yang telah dibuat di dalam rancangan sistematika modul IPA Terpadu.
b) Pembuatan Layout
Pada proses pembuatan layout secara umum dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Membuka program Corel Draw X4 seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 4.2 Tampilan Awal Membuka Corel Draw X4
2) Atur ukuran kertas yaitu A4 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Menentukan Ukuran Kertas
3) Mengimport gambar ke dalam lembar kerja dengan cara klik import pilih
gambar dari folder lalu klik import. Dapat dilihat pada Gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 4.4 Mengimport Gambar
4) Membuat disain layout modul dengan menggunakan tool-tool yang ada
pada Corel Draw X4.
c) Penyelesaian
Pada proses ini dilakukan editing untuk melakukan pengecekan, kekontrasan
warna layout, kesatuann antara layout dan isi sehingga tampilan menjadi
menarik. Tahap terakhir adalah modul IPA Terpadu dapat dicetak.
3. Tahap Pengembangan Draf Produk
Tahap pengembangan draf produk merupakan hasil terjemahan dari
tahapan perencanaan. Dalam pengembangan modul disini diperlukan orang yang
ahli dalam penulisan modul. Dalam penelitian ini orang yang ahli dalam penulisan
modul yaitu dosen pembimbing. Tugas dari orang ahli disini untuk membantu
dan mempertimbangkan logika dari pengembangan produk dari segi komponen
materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.
Selama proses pembuatan draf modul peneliti melakukan konsultasi kepada
dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan komentar sebelum draf modul
jadi siap divalidasi.
Draf produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 3 dosen ahli, 2
reviewer dan 3 peer reviewer. Hasil validasi dari dosen ahli, reviewer dan peer
reviewer akan memperoleh komentar dan saran. Komentar dan saran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menjadi revisi untuk perbaikan modul. Sebelum komentar dan saran dapat
digunakan untuk revisi modul maka dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen
pembimbing. Setelah direvisi, maka produk akan mendapatkan hasil yang layak
untuk digunakan pada uji coba lapangan awal dan utama. Hasil penelitian draf
produk selengkapnya bisa dilihat di lampiran 17-20 (halaman 138-150).
4. Uji Coba Tahap Awal
Uji coba ini dilakukan setelah mendapat masukan dan penyempurnaan
dari validator berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
pada siswa kelas VIII yang berjumlah 10 siswa yang berasal dari dua sekolah di
Purworejo dalam uji coba tahap awal. Uji coba ini diperoleh data respon siswa
terhadap keterbacaan modul dari aspek komponen materi, komponen penyajian,
komponen bahasa dan gambar serta kegrafisan. Hasil uji coba awal dapat dilihat
di lampiran 21-25 (halaman151-157).
5. Revisi Hasil Uji Coba Tahap Awal
Revisi ini dilakukan setelah uji coba lapangan tahap awal telah selesai
dilakukan. Revisi ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari respon siswa
terhadap modul keterbacaan modul dari aspek komponen materi, komponen
bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.
6. Uji Coba Lapangan Utama
Uji coba ini dilakukan setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil evaluasi
yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri di
Purworejo yang berjumlah 30 siswa yang berasal dari lima sekolah. Uji coba ini
diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan modul dari aspek komponen
materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Hasil
uji coba lapangan utama dapat dilihat di lampiran 26-36 (halaman 158-173).
B. Deskripsi Data Penelitian
Data yang diperoleh terdiri data hasil evaluasi produk oleh validator dan
data hasil uji coba ke siswa dalam hal validasi komponen materi, komponen
bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Berikut ini akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
disajikan secara umum data hasil evaluasi modul IPA Terpadu yang diambil dari
ahli, reviewer dan peer reviewer. Data hasil uji coba juga akan disajikan secara
umum yang diambil dari 10 siswa SMP kelas VIII di Purworejo yang berasal dari
dua SMP pada tahap uji coba awal dan 30 siswa SMP kelas VIII di Purworejo
yang berasal dari lima SMP pada tahap uji coba utama.
1. Data Hasil Pengembangan
Hasil analisis data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor
keseluruhan untuk setiap validator yakni sebagai berikut: skor total tertinggi
diberikan oleh ahli I yaitu 197. Ahli II dan III masing-masing memberi skor total
187 dan 168. Reviewer I dan II masing-masing memberi skor total 170 dan 160,
sedangkan peer reviewer I, II dan III masing-masing memberi skor total 190, 163
dan 192. Hal ini menunjukkan bahwa modul IPA terpadu yang telah
dikembangkan mendapat penilaian yang berbeda dari setiap validator. Ahli I,II
dan III, reviewer I, peer reviewer I dan III memberi nilai sangat baik, sedangkan
reviewer II dan peer reviewer II memberi nilai baik. Kriteria penilaian tersebut
dapat dilihat dalam lampiran 19 (halaman 146) tentang rangkuman kriteria hasil
evaluasi total modul IPA Terpadu.
Rangkuman tersebut memberikan gambaran bahwa modul IPA terpadu
yang telah dikembangkan sudah sangat baik. Sebanyak 75% validator menilai
sangat baik tentang modul IPA Terpadu yang telah dikembangkan dan 25%
validator dalam penelitian ini menilai baik. Hal ini berarti lebih dari 50% validator
menyetujui bahwa modul IPA Terpadu ini telah siap untuk digunakan dalam tahap
uji coba awal dengan saran dan komentar yang menjadi referensi.
Hasil penilaian modul oleh validator didukung oleh data yang diperoleh
dari masing-masing komponen yang diuraikan sebagai berikut:
a. Komponen Materi
Hasil validasi modul IPA Terpadu dalam aspek komponen materi
termasuk dalam kriteria beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli II, ahli III
dan reviewer I memberi skor yang sama sebesar 43. Peer reviewer I dan II
memberi skor masing-masing sebesar 45 dan 39.. Skor tertinggi diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
ahli I dan peer reviewer III sebesar 47 sedangkan skor terendah diperoleh dari
reviewer II sebesar 37.
Distribusi frekuensi komponen materi dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam lampiran 20a (halaman 147). Berdasarkan lampiran tersebut sebanyak 75%
validator yang menilai sangat baik untuk komponen materi modul IPA Terpadu
yang dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, ahli
III, reviewer I, peer reviewer I dan peer reviewer III. Adapun 25% validator yaitu
reviewer II dan peer reviewer II menilai baik.
Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut
menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen materi
pada setiap indikator. Setiap indikator memiliki presentase yang berbeda-beda.
Indikator tentang kesuaian materi dengan tujuan pembelajaran mendapatkan nilai
3 (12,5%), 4 (25%) dan 5 (62,5%). Indikator kebenaran konsep materi mendapat
nilai 3 (37,5%) dan 5 (62,5%). Indikator untuk kesesuaian contoh yang digunakan
mendapat nilai 4 (62,5%) dan 5 (37,5%). Indikator kontekstualitas materi yang
disajikan mendapat presentase yang sama untuk nilai 4 dan 5 sebesar 50%.
Indikator materi mudah dipahami mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (37,5%) dan 5
(50%). Indikator materi dapat merangsang siswa berpikir kritis mendapat nilai 3
(12,5%), 4 (75%) dan 5 (12,5%). Indikator materi dapat merangsang siswa
berpikir inovatif mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (50%) dan 5 (37,5%). Presentase
tertinggi untuk indikator pemberian motivasi yang sesaui dengan materi mendapat
nilai 4 (87,5%). Ada dua indikator yang memiliki presentase yang sama untuk
nilai 4 (75%) dan 5 (25%) yaitu indikator penggunaan fakta yang akurat dalam
materi dan materi dapat merangsang siswa berpikir kreatif. Data-data tersebut
menunjukkan bahwa indikator dalam setiap komponen materi sebagian besar
memiliki nilai baik (4) dan sangat baik (5).
b. Komponen Bahasa dan Gambar
Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam komponen bahasa dan gambar
termasuk dalam kriteria yang beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli II,
reviewer I, peer reviewer I,dan peer reviewer III memberi skor masing-masing 49,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
47, 52 dan 51. Ahli III dan peer reviewer II memberi nilai yang sama sebesar 43.
Skor tertinggi diperoleh dari ahli I yakni sebesar 53 sedangkan skor terendah
diperoleh dari reviewer II sebesar 42.
Distribusi frekuensi untuk komponen bahasa dan gambar dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 20b (halaman 148). Sebanyak 62,5%
validator menilai sangat baik untuk komponen bahasa dan gambar modul IPA
Terpadu yang dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli
II, reviewer I, peer reviewer I dan peer reviewer III. Adapun 37,5% validator
yaitu ahli III, reviewer II dan peer reviewer II menilai baik.
Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut
menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen bahasa
dan gambar pada setiap indikator. Indikator tentang kesesuaian bahasa dengan
kemampuan kognisi siswa SMP mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (75%) dan 5
(12,5%). Indikator penggunaan bahasa secara efisien mendapat nilai 4 (62,5%)
dan 5 (37,5%). Indikator kebenaran menggunakan istilah mendapat nilai 4
(37,5%) dan 5 (62,5%). Indikator penggunaan struktur kalimat yang tepat
mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (37,5%) dan 5 (50%). Indikator kesesuaian gambar
dengan teks mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (12,5%) dan 5 (75%). Indikator kejelasan
tampilan gambar mendapat nilai 3 (37,5%), 4 (25%) dan 5 (37,5%). Indikator
konsistensi penggunaan istilah, symbol, nama ilmiah/bahasa asing mendapat
presentase nilai 4 dan 5 sama sebesar 50%. Indikator penggunaan bahasa secara
efektif, penggunaan ejaan secara benar, kesesuaian penggunaan bahasa dan
gambar dengan perkembangan kemampuan kognitif siswa dan kelengkapan
keterangan mendapat presentase yang sama untuk masing-masing nilai 4 dan 5
yaitu 75% dan 25%. Data-data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator
dalam komponen bahasa dan gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan
sangat baik (5).
c. Komponen Penyajian
Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam komponen penyajian termasuk
dalam kriteria yang beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli I dan ahli III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
masing-masing memberi skor 72 dan 63. Ahli II dan peer reviewer II memberi
skor sama yaitu 70. Demikian pula dengan reviewer II dan peer reviewer II
memberi skor sama yaitu 61. Skor tertinggi diperoleh dari peer reviewer sebesar
73 sedangkan skor terendah diperoleh dari reviewer I sebesar 60.
Distribusi frekuensi untuk komponen penyajian dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam lampiran 20c (halaman 149). Sebanyak 87,5% validator
menilai sangat baik untuk komponen penyajian modul IPA Terpadu yang
dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, ahli III,
reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II dan peer reviewer III. Adapun
12,5% validator yaitu reviewer I menilai baik.
Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut
menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen penyajian
pada setiap indikator. Indikator tentang penyajian materi secara sistematis
mendapat nilai 4 (25%) dan 5 (75%). Indikator penyajian isi materi dilengkapi
dengan gambar mendapat nilai 4 (12,5%) dan 5 (87,5%). Indikator penyajian
dapat menuntun siswa untuk mengambil keputusan mendapat nilai 3 (12,5%), 4
(62,5%) dan 5 (25%). Indikator penyajian gambar mendapat nilai 3 (12,5%), 4
(50%) dan 5 (37,5%). Indikator penyajian kunci jawaban mendapat nilai 3
(12,5%), 4 (37,5%) dan 5 (50%). Indikator penyajian glosarium mendapat nilai 3
(25%), 4 (25%) dan 5 (50%). Indikator penyajian daftar pustaka mendapat nilai 3
(12,5%), 4 (25%) dan 5 (62,5%). Indikator penyajian materi secara logis,
penyajian dapat menuntun kecakapan siswa dalam memecahkan masalah dan
penyajian tes formatif masing-masing mendapat presentase nilai 4 dan 5 sama,
masing-masing yaitu 62,5% dan 37,5%. Indikator penyajian isi materi familiar
dengan siswa dan penyajian isi materi menimbulkan suasana yang menyenangkan
mendapat presentase nilai 4 dan 5 sama, masing-masing yaitu 37,5% dan 62,5%.
Indikator penyajian rangkuman materi dan penyajian tes formatif mendapat
presentase nilai 4 dan 5 sama sebesar 50%. Indikator penyajian dapat menuntun
siswa untuk menggali informasi mendapat presentase terbanyak untuk nilai 4
yaitu sebesar 87,5%. Data-data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
dalam komponen bahasa dan gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan
sangat baik (5).
d. Kegrafisan
Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam aspek kegrafisan termasuk
dalam kriteria beraneka ragam. Peer reviewer I dan III masing-masing memberi
skor 23 dan 21. Reviewer I, reviewer II dan peer reviewer III memberi skor sama
yaitu 20. Skor teringgi diperoleh dari ahli I dan II sebesar 25, sedangkan skor
terendah diperoleh dari ahli III sebesar 19.
Distribusi frekuensi untuk komponen kegrafisan dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam lampiran 20d (halaman 150). Sebanyak 87,5% validator
menilai sangat baik untuk komponen kegrafisan modul IPA Terpadu yang
dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, reviewer I,
reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II dan peer reviewer III. Adapun
12,5% validator yaitu ahli III menilai baik.
Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut
menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang kegrafisan pada
setiap indikator. Indikator tentang proporsi gambar mendapat nilai 3 (12,5%), 4
(50%) dan 5 (37,5%). Indikator kesesuaian warna gambar mendapat nilai 3
(12,5%), 4 (62,5%) dan 5 (25%). Indikator keterbacaan teks/tulisan dan
sampul/cover mendapat nilai 4 dan 5 yang sama yaitu 50%. Indikator kesesuaian
bentuk gambar mendapat presentase tertinggi untuk nilai 4 sebesar 75%. Data-
data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator dalam komponen bahasa dan
gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan sangat baik (5).
2. Data Hasil Uji Coba
Hasil uji coba pada siswa berupa skor dikonversikan menjadi skor 1 untuk
jawaban “Ya” dan nilai 0 untuk jawaban “Tidak”. Hasil skor ini kemudian ditotal
untuk setiap siswa dan dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba menunjukkan
bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap siswa yakni sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Uji Coba Lapangan Awal
Hasil uji coba lapangan awal dapat diketahui dari angket yang disebarkan
kepada 10 siswa yang terdiri dari siswa dari SMP Negeri 3 Purworejo dan 5
siswa dari SMP Negeri 16 Purworejo. Hasil analisis uji coba lapangan awal
menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan maksimal memberi skor 28 (siswa
ke-10) dan minimal memberi skor 20 (siswa ke-5). Data hasil angket dari 10 siswa
yang meliputi aspek materi, aspek keterbacaan bahasa dan gambar, aspek
penyajian dan aspek tampilan secara total disajikan dalam lampiran 21-25
(halaman 153-159). Data tersebut memberikan gambaran bahwa 20% siswa
menilai baik dan 80% siswa menilai sangat baik.
Deskripsi data hasil uji coba awal diringkas dalam lampiran 10 (halaman
124-125) yang menunjukkan tentang sebaran penilaian modul IPA Terpadu.
Uraian indikator dalam uji coba tersebut ada 28 item. Secara keseluruhan sebaran
untuk nilai 1 sebanyak 88,214% dengan skor total 249, sedangkan sebaran untuk
nilai 0 hanya sebayak 11,786%. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut
berbeda-beda. Ada 9 uraian indikator yang mendapatkan sebaran 100% untuk
nilai 1 yaitu pada item ke-16, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 26 dan 28. Uraian indikator
yang mendapatkan sebaran 90% untuk nilai 1 ada lima yakni pada item ke-2, 5, 8,
22 dan 24. Uraian indikator yang mendapat sebaran 80% untuk nilai 1 ada 14
yakni pada item ke-1, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 23 dan 27. Jadi sebaran
nilai 1 pada sebagian besar uraian indikator sangat dominan dibanding sebaran
nilai 0. Oleh karena itu, penilain pada uji coba awal bisa dikatakan berhasil.
Adapun saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan
dalam pembahasan.
b. Uji Coba Lapangan Utama
Hasil uji coba lapangan utama dapat diketahui dari angket yang
disebarkan kepada 30 siswa dari 5 sekolah di Purworejo. Lima sekolah tersebut
adalah SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12
Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo. Ada enam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
siswa yang dijadikan responsen dari setiap SMP sehingga total seluruh responden
ada 30 siswa.
Adapun hasil analisis uji coba II menunjukkan bahwa jumlah skor
keseluruhan maksimal memberi skor 28 (siswa ke-1, 3, 5, 8, 10, 11, 14, 15, 17,
18, 19 , 20 dan 23) dan minimal memberi skor 21 (siswa ke-4). Data secara total
hasil uji coba II dari komponen materi, bahasa dan gambar, penyajian dan
kegrafisan dalam lampiran 26-36 (halaman 158-173). Berdasarkan data tersebut,
ternyata distribusi nilai yang didapat berada pada kategori sangat baik dan baik.
Sebanyak 96,67% siswa menilai sangat baik. Siswa yang menilai sangat baik ini
berasal dari semua siswa kecuali satu orang anak. Adapun yang menilai baik ada
seorang siswa.
Deskripsi data hasil uji coba awal diringkas dalam lampiran 16 (halaman
136-137) yang menunjukkan tentang sebaran penilaian modul IPA Terpadu
Uraian indikator dalam uji coba tersebut ada 28 item. Secara keseluruhan sebaran
untuk nilai 1 sebanyak 91,07% dengan skor total 765, sedangkan sebaran untuk
nilai 0 hanya sebayak 8,93%. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut
berbeda-beda. Ada 15 uraian indikator yang mendapatkan sebaran 100% untuk
nilai 1. Indikator-indikator itu bisa dilihat pada lampiran 4 di atas item ke-1, 2, 4,
5, 9, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, dan 28. Uraian indikator yang
mendapatkan sebaran 91,66% untuk nilai 1 dimiliki oleh lima indikator yakni
pada item ke-6, 7, 8, 10 dan 13. Ada juga sebaran 83,33% pada nilai 1 pada lima
indikator yaitu item ke-11, 12, 24,25 dan 27. Tiga indikator memupnyai sebaran
75% untuk nilai 1 yaitu pada item indikator ke-3, 14 dan 15. Jadi sebaran nilai 1
pada sebagian besar uraian indikator sangat dominan dibanding sebaran nilai 0.
Oleh karena itu, penilain pada uji coba utama bisa dikatakan berhasil. Adapun
saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam
pembahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar
IPA Terpadu yang berbasis SALINGTEMAS yang memenuhi kriteria baik. Enam
tahapan penelitian yang dilalui yaitu: (1) tahap penelitian dan mencari informasi,
(2) tahap perencanaan, (3) tahap pengembangan draf produk, (4) tahap validasi
draf produk dan revisi, (5) uji coba lapangan awal dan revisi dan (6) tahap uji
coba lapangan utama. Hasil akhir produk penelitian ini adalah modul IPA Terpadu
dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan.
Penelitian pengembangan yang dilakukan mengacu model yang
dikembangkan oleh Borg dan Gall. Proses penelitian produk ini dibantu oleh dua
dosen ahli selama penyusunan modul yaitu Drs. Pujayanto, M.Si dan Dra Rini
Budiharti, M.Pd, proses validasi oleh 3 dosen ahli yaitu Prof.Dr.H Widha
Sunarno, M.Pd selaku ahli materi dari ilmu Fisika, Puguh Karyanto, S.Si., M.Si,
Ph.D selaku ahli materi dari ilmu Biologi dan Dr. Mohammad Masykuri, M.Si
selaku ahli materi dari ilmu Kimia. Dua orang guru sebagai reviewer yaitu
Suharto, S.Pd selaku guru Fisika SMP dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng selaku guru
Biologi SMP serta tiga peer reviewer yaitu Dian Wahyu N.I, Ayu Karina
Sulistyorini dan Tutut Widowati (lampiran 4 di halaman 111 ). Uji coba lapangan
awal ini dilakukan pada tanggal 17 September 2012 dengan jumlah siswa 10 yang
berasal dari dua SMP Negeri di Purworejo. Dua sekolah tersebut yakni SMP
Negeri 3 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo. Setiap SMP diambil lima
siswa sebagai responden. Uji lapangan utama dilakukan pada tanggal 21 Oktober
2012 dengan jumlah siswa 30 anak yang berasal dari lima SMP di Purworejo.
Lima sekolah tersebut yakni SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo,
SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP Negeri 16
Purworejo. Setiap SMP diambil enam siswa sebagai responden.
1. Pengembangan Draf Produk
Selama proses pembuatan draf modul peneliti dibantu dengan dosen ahli
dalam penulisan modul yaitu kedua dosen pembimbing. Tugas dari dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pembimbing sebagai ahli dalam penulisan modul untuk membantu dan
mempertimbangkan logika dari pembuatan modul dari segi komponen materi,
komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Berikut saran
dan komentar kedua pembimbing selama proses pembuatan draf modul :
a. Dosen Ahli 1
Dosen ahli 1 selaku Dosen Pembimbing 1 yaitu Drs. Pujayanto, M.Si.
Tahap perencanaan diawali dengan peneliti mengonsultasikan peta kompetensi
modul IPA Terpadu. Peta kompetensi berisi tema, Kumpulan Standar Komptensi
(KSK), Kumpulan Kompetensi Dasar (KKD), Kumpulan Indikator (KI) dan entry
behavior. Peta kompetensi berfungsi untuk melihat gambaran secara umum
keterkaitan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari modul IPA
Terpadu. Dosen ahli 1 memberi saran untuk memperbaiki kata kerja operasional
dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan kata kerja
ranah kognitif. Tahap selanjutnya adalah mengonsultasikan sistematika penulisan
isi modul berisi 3 bab yaitu, bab 1 pendahuluan, bab 2 pemebelajaran dan bab 3
evaluasi. Namun peneliti langsung berkonsultasi ke bab 2 terlebih dahulu karena
pada bab 2 ini berisi kegiatan belajar. Tahap selanjutnya mengonsultasikan bab 2
tentang kegiatan belajar 1. Kegiatan belajar 1 berisi tentang energi. Dosen ahli 1
memberi saran untuk menambahkan indikator pada awal kegiatan belajar 1, letak
gambar sebaiknya terletak di tengah-tengah dan menambahkan sumber gambar
apabila diambil dari sumber lain, bagian yang ada rumus fisika sebaiknya diberi
urutan nomor, pada bagian energi listrik lebih disederhanakan kembali bahasanya
supaya lebih dimengerti, diberi contoh soal bagian yang ada rumus fisikanya,
revisi untuk energi potensial ditambah dengan energi potensial gravitasi,
mengubah gambar matahari agar terlihat jelas bentuk dari matahari, pada energi
kimia ditambahkan daftar kalori makanan, pada energi nuklir ditambah dengan
penjelasan reaksi fusi dan fisi dan menambah gambar tentang dahsyatnya energi
nuklir, kekonsistensian penggunaan istilah terbarukan, pada bagian kerja ilmiah
sains diusahakan untuk mencoba secara langsung untuk membuktikannya, revisi
data tulis untuk kerja ilmiah sains pada bagian langkah kerja dan kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
diberi kata-kata bantu untuk membantu siswa mengisinya, rangkuman diberi
penomoran supaya lebih jelas, tes formatif disesuaikan dengan indikator. Tahap
selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 2 berisi tentang biomassa. Dosen
ahli 1 memberi saran pada lembar kerja untuk berhati-hati dalam pemilihan kata-
kata agar dalam satu kalimat tidak terjadi pengulangan kata, kerja ilmiah sains
dipraktekan, rangkuman lebih dipersingkat dan diberi penomoran. Tahap
selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 3 berisi Biomassa Sumber Energi
Alternatif Terbarukan. Komentar dari dosen ahli 1 sama dengan sebelumnya pada
bagian kerja ilmiah sains dipraktekan secara langsung, rangkuman diberi
penomoran. Pada bab 1 pendahuluan pada saat dikonsultasikan berisi mengenai
deskripsi pembelajaran, syarat penggunaan modul, petunjuk penggunaan modul,
tujuan akhir, peta kompetensi, peta konsep Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan dan tes awal. Dosen ahli 1 memberi saran untuk memperbaiki struktur
penulisan agar lebih rapi, syarat penggunaan modul dihilangkan, tujuan akhir
diberi tambahan standar kompetensi apa saja yang harus dicapai. Tahap
selanjutnya mengonsultasikan bab 3 berisi tentang evaluasi, kunci jawaban dan
glosarium. Komentar dari dosen ahli sudah cukup bagus, ditambahkan daftar
pustaka sesuai dengan aturan penulisan terbaru yaitu mengikuti penulisan daftar
pustaka dari skripsi. Tahap terakhir yaitu finishing, draf modul jadi sudah
dilengkapi dengan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
Komentar dari dosen draf modul sudah boleh divalidasi oleh validator.
b. Dosen Ahli 2
Dosen ahli 2 selaku Dosen Pembimbing 2 yaitu Dra Rini Budiharti,
M.Pd. Tahap perencanaan diawali dengan peneliti mengonsultasikan peta
kompetensi. Komentar dari dosen ahli 2 untuk lebih dikembangkan bagian
indikator sesuai dengan kompetensi dasar. Tahap selanjutnya konsultasi mengenai
sistematika penulisan isi modul yaitu pada bab 2 pembelajaran terlebih dahulu
tentang kegiatan belajar 1 energi. Dosen ahli 2 memberikan komentar untuk
bagian usaha di hilangkan karena tidak ada keterkaitan dengan kegiatan belajar
berikutnya, subtema dari energi tentang energi diganti menjadi energi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
sifatnya, revisi data tulis dari lembar kerja pada subtema energi dan sifatnya, pada
pembahasan energi kinetik sebelum Gambar 1.4 diberi penjelasan, revisi kata dari
elpiji seharusnya LPG, kekonsistensian penulisan istilah. Tahap selanjutnya
mengonsultasikan kegiatan belajar 2 biomassa. Dosen ahli memberi komentar
untuk tujuan pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kelompok indakator
pada peta kompetensi, revisi beberapa kata yang salah tulis, menghapus bagian
mengenai senyawa ionik karena tidak berhubungan langsung dengan pembahasan
materi selanjunya. Tahap selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 3
Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Komentar dosen untuk
memperbaiki beberapa kesalahan tulis. Tahap selanjutnya mengonsultasikan
kelengkapan modul bab 1 pendahuluan, bab 3 evaluasi, kunci jawaban, glosarium,
daftar pustaka. Komentar dari dosen ahli, untuk bab 1 pendahuluan pada tes awal
revisi beberapa kata dan kalimat dan menambah satu pertanyaan, untuk kunci
jawaban, glosarium dan daftar pustaka sudah baik. Tahap terakhir yaitu finishing
yaitu mengonsultasikan draf modul jadi beserta covernya. Komentar dari dosen,
modul sudah siap untuk divalidasi.
Saran dan komentar dari kedua dosen ahli kemudian dikolaborasi karena
saran dan komentar dari kedua dosen ahli saling melengkapi dan sangat
membantu peneliti untuk mempertimbangkan logika dari draf modul dari segi
komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan
kegrafisan.
Proses selanjutnya setelah draf modul jadi adalah penelitian draf produk,
dilakukan oleh ahli, reviewer dan peer reviewer. Dalam proses validasi tersebut
akan terdapat komentar dan saran dari ketiganya. Hal ini dapat dijadikan revisi
oleh peneliti. Revisi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari para pakar,
reviewer dan peer reviewer, selain itu juga berdasarkan temuan di lapangan yaitu
pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Dengan demikian revisi dilaksanakan
dua kali, revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari ahli,
reviewer dan peer reviewer, selanjutnya revisi yang kedua dilakukan setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal dan utama. Kedua tahap revisi
tersebut adalah sebagai berikut:
2. Revisi tahap pertama
Revisi tahap pertama dilakukan setelah produk awal/draf produk
divalidasikan ke ahli, reviewer dan peer reviewer. Hasil validasi berupa penilaian,
saran dan komentar yang dijadikan pedoman dalam merevisi produk awal (draf
modul I). Penilaian kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi
dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai
penelitian kualitatif sebagai referensi revisi tahap pertama draf modul I. Revisi
tahap pertama dari masing-masing validator akan diuaraikan sebagai berikut:
a. Ahli
Komentar dan saran tentang modul IPA Terpadu yang diperoleh dari ahli
Prof.Dr.H Widha Sunarno, M.Pd (ahli I) selaku ahli materi dari ilmu Fisika,
Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D (ahli II) selaku ahli materi dari ilmu Biologi
dan Dr. Mohammad Masykuri, M.Si (ahli III) selaku ahli materi dari ilmu Kimia.
Ahli 1 memberikan komentar dan saran diantaranya adalah lembar kerja
siswa disesuaikan dengan indikator, lembar kerja siswa dimasukkan setiap sub
tema, lembar kerja siswa ditambahkan sesuai kebutuhan dan tes formatif
disesuaikan dengan indikator. Peneliti kemudian merevisi mengenai lembar kerja
siswa disesuaikan dengan indikator dan ditambahkan sesuai kebutuhan. Lembar
kerja siswa pada kegiatan belajar 1 siswa pada materi pokok energi kemudian
disesuaikan dengan indikator karena belum sesuai dengan indikator demikian pula
pada kegiatan belajar 2 biomassa pada materi pokok proses fotosintesis sebagai
sumber energi biomassa, pada kegiatan belajar 2 biomassa pada materi pokok
konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa, pada kegiatan belajar 3
Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan pada materi poko kperubahan
bentuk energi dari penggunaan biomassa sebagai sumber energi dan
menambahkan lembar kerja siswa pada kegiatan belajar 3 pada materi dampak
penggunaan sumber energi biomassa untuk mengurangi penyebab global warming
dan dampak biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan. Kesesuaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
lembar kerja siswa dengan indikator didasari pada penjelasan mengenai lembar
kerja siswa berisi pertanyaan yang harus dikerjakan siswa yang berfungsi untuk
menguji pemahaman pada suatu konsep materi terkait. Untuk komentar mengenai
lembar kerja dimasukkan setiap subtema peneliti sudah melakukan karena pada
setiap materi pokok pada kegiatan belajar sudah disertai dengan lembar kerja. Tes
formatif disesuaikan dengan indikator peneliti memebuat rubrik dari setiap tes
formatif, namun tidak dilampirkan di dalam modul, hanya sebagai kelengkapan
untuk guru.
Ahli II memberikan komentar modul IPA Terpadu merupakan sumber
belajar yang sangat baik dan siap digunakan. Selain memeberikan komentar
secara tertulis ahli II juga memberikan komentar secara langsung kepada peneliti
bahwa modul tersebut sudah layak untuk diperbanyak dan dicetak.
Ahli III memberikan komentar dam saran revisi kalimat pada halaman 17
: batu yang terletak di ketinggian mempunyai energi potensial gravitasi, hati-hati
dalam memilih kata/kalimat dan perhatikan halaman 28 pada lembar kerja siswa,
kualitas cetakan supaya lebih baik (colour), revisi data tulis halaman 38, tes
formatif dilengkapi dengan rubrik untuk kelengkapan guru dan memperjelas
gambar, contoh pada halaman 71. Peneliti kemudian merevisi kalimat pada
halaman 17 sesuai dengan saran dari ahli III. Lembar kerja siswa pada halaman 38
peneliti mengubah beberapa kalimat supaya lebih baik. Peneliti juga merevisi data
tulis pada halaman 38 karena kesalahan ketik pada saat pembuatan. Untuk kualitas
hasil cetakan memang kurang karena peneliti menyadari pada saat mencetak
modul IPA Terpadu menggunakan printer dengan catride print sedang bermasalah
seningga menjadikan kualitas cetakan tidak bagus, sehingga untuk draf modul
untuk uji coba awal dan utama akan menggunakan printer dengan kualitas catride
yang baik supaya hasil cetakan lebih bagus. Saran supaya tes formatif dilengkapi
dengan rubrik untuk guru peneliti lakukan dengan membuat rubrik, namun tidak
dilampirkan di dalam modul hanya sebagai tambahan saja sebagai pelengkap
untuk guru. Saran untuk memperjelas gambar contoh pada halaman 17 peneliti
lakukan, sebenarnya gambar sudah cukup jelas namun karena pengaruh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
printer yang digunakan pada saat mencetak mengakibatkan gambar terlihat kurang
begitu jelas.
b. Reviewer
Guru IPA atau reviewer dalam penelitian ini mengajar di SMP Negeri 3
Purworejo. Ada dua reviewer yang menilai modul IPA Terpadu ini yakni Suharto,
S.Pd (reviewer I) dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng (reviewer II). Suharto S.Pd
merupakan guru mata pelajaran Fisika dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng guru mata
pelajaran Biologi.
Reviewer I memberikan saran tulisan pada peta kompetensi terlalu kecil
sehingga sulit dibaca, definisi-definisi sebaiknya ditulis berbeda dengan yang lain
supaya pembaca cepat memahami dan warna tulisan pada sub judul seperti energi
kinetik, energi potensial kurang jelas. Saran pada peta kompetensi yang terlalu
kecil peneliti menyadari karena keterbatasan pada kertas dimana pada modul IPA
Terpadu menggunakan kertas A4 yang dibagi menjadi dua bagian untuk satu
halaman, namun masih bisa dibaca sehingga tidak perlu direvisi. Saran mengenai
definisi-definisi ditulis berbeda dengan yang lain supaya pembaca dapat cepat
memahami peneliti melakukan revisi pada modul untuk bagian definisi dicetak
dengan huruf tebal. Saran warna tulisan pada sub judul seperti energi kinetik,
energi potensial kurang jelas kemudian peneliti revisi dengan mengubah warna
agar terlihat jelas, kekurang jelasan tersebut disebabkan karena catride printer
bermasalah sehingga menyebabkan kualitas cetakan menjadi kurang baik.
Reviewer II memberi komentar dan saran modul IPA Terpadu untuk
SMP/MTs sudah cukup baik, bahasanya mudah dipahami dan diperjelas dengan
gambar dan kualitas gambar diperbagus lagi. Saran mengenai kualitas gambar
diperbagus lagi untuk cetakan modul IPA Terpadu selanjutnya menggunakan
printer dengan kualitas yang baik supaya hasil cetakan lebih baik dan gambar-
gambar di dalam modul akan lebih bagus.
c. Peer Reviewer
Peneliti meminta bantuan peer reviewer atau teman sejawat untuk
memberi penilaian, saran dan komentar berkaitan dengan modul IPA Terpadu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
yang telah dibuat dalam bentuk draf modul (modul I). Peer reviewer yang diminta
bantuan tersebut adalah Dian Wahyu N.I (peer reviewer I), Ayu Karina
Sulistyorini (peer reviewer II) dan Tutut Widowati (peer reviewer III).
Pertimbangan peneliti meminta penilaian mereka karena pernah ketiga peer
reviewer tersebut telah menempuh mata kuliah pilihan IPA Terpadu.
Peer reviewer I memberi komentar dan saran perbaikan bahwa dari segi
materi sudah cukup baik, namun masing-masing bidang ilmu (Fisika, Kimia dan
Biologi) kurang begitu mendalam. Saran mengenai bidang ilmu (Fisika, Kimia
dan Biologi) kurang mendalam karena menyesuaikan kemampuan siswa SMP,
namun sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Peer Reviewer II memberi komentar sudah cukup bagus, dilihat dari
cover sudah cukup terlihat menarik, sangat menarik serta mudah dipelajari karena
bahasanya cukup mudah dicerna dan sajian tampilan yang berwarna-warni dan
dalam penyetakan isi bagian gambar-gambar kualitas cetakan kurang bagus, ada
garis-garis dicetakan/hasil. Komentar mengenai penyetakan isi bagian gambar-
gambar, kualitas cetakan kurang bagus, ada garis-garis dicetakan/hasil peneliti
menyadarai disebabkan karena catride printer bermasalah sehingga menyebabkan
kualitas cetakan menjadi kurang baik. Untuk cetakan modul IPA Terpadu
selanjutnya menggunakan printer dengan kualitas catride yang lebih baik supaya
hasil cetakan lebih baik dan gambar-gambar di dalam modul akan lebih jelas.
Peer Reviewer III memberi komentar dan saran diharapkan gambar yang
kurang proposional dapat diubah menjadi lebih proposional dan pada halaman 17,
terdapat penulisan satuan dari energi potensial yang kurang sesuai. Dari komentar
tersebut kemudian peneliti merevisi gambar yang kurang proposional menjadi
lebih proposional dan merevisi penulisan satuan pada halaman 17.
2. Revisi tahap kedua
Revisi tahap kedua dilakukan setelah draf modul sebelumnya terevisi.
Dengan kata lain, draf modul yang digunakan dalam uji lapangan awal adalah draf
modul II dan draf modul yang digunakan dalam uji coba utama adalah draf III. Uji
coba lapangan ini tidak berupa kegiatan pembelajaran terpadu, tetapi berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
penilaian dari siswa tentang modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian bukan untuk
mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran tepadu, tetapi cukup menghasilkan
produk berupa modul IPA Terpadu yang memenuhi kriteria baik. Penilaian
kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini
lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penelitian kualitatif sebagai
referensi revisi tahap pertama draf modul II dan III. Revisi tahap kedua dari
masing-masing uji coba akan diuraikan sebagai berikut:
a. Uji Coba Lapangan Awal
Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012.
Setiap siswa mendapatkan modul IPA Terpadu untuk dibaca, diteliti dan dinilai.
Secara umum siswa-siswa menilai modul sudah baik, tetapi tetap ada saran dan
komentar yang bisa dijadikan masukan untuk revisi. Penilaian yang berupa saran
10 siswa dalam uji coba lapangan awal yang sering muncul yakni mengenai
kualitas gambar berupa kejelasan gambar dan ukuran gambar diperbesar.
Berkaitan dengan saran dan tersebut, disebabkan karena kualitas printer
yang kurang baik sehingga menyebabkan kualitas cetakan menjadi kurang baik.
Untuk cetakan modul IPA Terpadu selanjutnya menggunakan printer dengan
kualitas baik supaya hasil cetakan lebih baik dan gambar-gambar di dalam modul
akan lebih jelas. Untuk ukuran gambar tidak semua gambar dapat diperbesar
karena ukuran kertas yang terbatas sehingga ukuran gambar menyesuaikan dengan
kertas.
Ada juga yang berkomentar mengenai modul sebaiknya tidak dilengkapi
dengan kunci jawaban, karena jika ada kunci jawabannya siswa yang akan
mengerjakan menjadi tahu jawabannya. Mengenai hal tersebut bahwa
karakteristik modul yang baik sesuai dengan Depdiknas terdapat instrument
penilaian yang memungkinkan pengguna modul dapat menilai sendiri sehingga
harus ada kunci jawabannya. Untuk modul selanjutnya tetap menggunakan kunci
jawaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Uji Coba Lapangan Utama
Uji lapangan utama dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012 di
Purworejo dengan jumlah siswa 30 anak yang berasal dari lima SMP di
Purworejo. Lima sekolah itu yakni SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5
Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP
Negeri 16 Purworejo. Secara umum siswa-siswa tersebut menilai modul sudah
baik, tetapi tetap ada saran dan pendapat yang bisa dijadikan masukan untuk revisi
sebelum menghasilkan produk akhir. Berdasarkan saran dan pendapat tersebut,
ternyata hampir sebagian besar menyatakan bahwa modul sudah hampir
sempurna baik dari materi dan penyajian. Beberapa orang berpendapat bahwa
modul yang terlalu kaku karena penjilidannya yang tidak pas sehingga sulit dalam
membukanya bisa menjadi masukan bagi peneliti untuk melaksanakan revisi.
Masalah penjilidan tersebut dapat dijadikan revisi untuk produk akhir modul
menggunakan jilid spiral, sehingga akan lebih mudah untuk membuka modul .
Karakteristik dari modul pembelajaran IPA Terpadu tema Biomassa
Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang berbasis SALINGTEMAS hasil
pengembangan ini mempunyai beberapa keunggulan yang dimiliki. Keunggulan
tersebut antara lain modul ini disusun dengan menggunakan kaidah-kaidah
penulisan modul pembelajaran dimana didalamnya terdapat pendahuluan yang
terdiri atas deskripsi pembelajaran, petunjuk menggunakan modul, tujuan
akhir,peta kompetensi, peta konsep dan tes awal sehingga dapat melatih siswa
untuk belajar mandiri dan dapat mempermudah siswa untuk memahami isi materi
modul. Pada bab pembelajaran terdapat rencana belajar siswa yang dapat
membantu siswa untuk menjadwal dan mengevaluasi ketercapaian kompetensi
hasil belajar setiap subbab dengan meminta tanda tangan ke guru IPA. Selain itu,
di dalam pembelajaran juga disajikan materi yang disertai dengan banyak gambar
berwarna-warni yang sesuai dengan penjelasan dan sangat menarik sehingga dapat
membuat siswa senang untuk belajar. Rangkuman juga disajikan dalam setiap
subbab sehingga siswa dapat mengetahui gambaran total dari setiap subbab.
Adanya lembar keja, kerja ilmiah, tes formatif dan evaluasi ditujukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
memberikan penilaian dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Di akhir
setiap subbab terdapat umpan balik dan kunci jawaban dapat melatih siswa untuk
belajar dan menilai secara mandiri. Selain memiliki keunggulan, modul yang
dikembangkan juga memiliki kelemahan, yaitu terdapat beberapa istilah yang
asing bagi siswa. Oleh karena itu, pada bagian akhir buku dilengkapai dengan
glossarium.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dari validator maupun siswa ternyata
ada beberapa saran dan penadapat yang bisa menjadi referensi revisi dan ada pula
tidak. Meskipun secara keseluruhan dari sisi kuantitatif dan kualitatif
menunjukkan penilaian yang sangat baik tentang modul yang telah dibuat, tetapi
revisi tentang saran dan komentar yang diperhatikan tetap dilakukan oelh peneliti.
Saran dan pendapat yang diperhatikan penulis untuk melakukan revisi ini akan
menambah kualitas modul IPA Terpadu yang dibuat sehingga produk hasil akhir
bisa memenuhi kriteria lebih baik.
D. Kajian Produk Akhir
Telah dikemukakan di atas bahwa penelitian pengembangan yang
dikembangkan oleh Borg dan Gall bertujuan menghasilkan produk berupa bahan
ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang memenuhi kriteria baik. Produk
yang dihasilkan telah melalui prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang
memperhatikan saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil akhir
produk penelitian ini adalah modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa Sumber
Energi Alternatif Terbarukan.
Hasil akhir produl tersebut telah mengalami penilaian secara kuantitatif
dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para
validator dan siswa. Hasil kuantitatif menujukkan bahwa ahli II dan ahli III
memberi skor masing-masing 187 dan 168 (kriteria sangat baik). Reviewer I
memberi skor 170 (kriteria sangat baik). Peer reviewer I dan peer reviewer II
memberi skor masing-masing 190 dan 192 (kriteria sangat baik). Skor tertinggi
diperoleh dari ahli I sebesar 197 (kriteria sangat baik). Peer reviewer II memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
skor 163 (kriteria baik). Skor terendah diperoleh dari reviewer II dengan skor 160
(kriteria baik). Jadi 75% validator menilai sangat baik modul IPA Terpadu
tersebut, sehingga dapat disumpulkan bahwa 50% lebih validator menilai baik
modul IPA Terpadu. Penilaian uji coba dari siswa pun hampir sama. Hasil uji
coba awal 80% menilai sangat baik dan 20% menilai baik. Hasil uji coba utama
sebanyak 96,67% siswa menilai sangat baik dan 3,33% siswa menilai baik modul
IPA Terpadu ini. Adapun hasil penilaian kualitatif yang berupa saran dan
komentar telah dianalisis sebagai referensi revisi sehingga menghasilkan produk
akhir. Secara garis besar validator dan siswa memberi komentar bahwa modul
IPA terpadu yang dikembangkan sudah baik. Jadi, setelah dilaksanakan revisi
maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa modul IPA Terpadu berbasis
SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
telah memeneuhi kriteria baik. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini
secara umum berhasil.
Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan berupa modul IPA
Terpadu tersebut terdiri atas 115 halaman utama, 9 halaman untuk awalan modul
dan 2 halaman cover. Cover awal produk akhir ini berupa gambar berbagai
tumbuhan yang merupakan sumber energi biomassa, hasil konversi biomassa
berupa biodiesel, bioetanol dan lampu dengan bahan bakar biogas, judul modul
dan keterangan kelas.. Cover akhir berupa simbol green energy dari biomassa
yang disertai dengan sebuah pengantar tentang isi modul ini secara singkat. Secara
garis besar cover ini berwarna hijau. Awalan modul ini terdiri atas halaman judul,
kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel yang disusun secara urut.
Struktur bagian utama modul IPA masih tetap seperti draf awal yang
terdiri atas pendahuluan, pembelajaran dan penutup serta daftar pustaka.
Pendahuluan terdiri dari 8 halaman dengan rincian berupa deskripsi pembelajaran,
prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta
kompetensi, peta konsep Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan dan tes
awal. Bagian pembelajaran ada dua item yakni rencana belajar siswa dan kegiatan
belajar yang terdiri atas tiga subbab. Rencana belajar siswa berupa tabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi, rangkuman, tes formatif, umpan balik
ada pada halaman 10 sampai 103 dengan rincian subbab energi (halaman 10-45),
biomassa (halaman 46-80) dan Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
(halaman 81-103). Bagian penutup yang ada pada halaman 104 sampai 115 terdiri
atas evaluasi akhir (halaman 104-107), kunci jawaban (halaman 108-110) dan
glosarium (halaman 111-112). Halaman terakhir dalam bagian utama modul ini
berupa daftar pustaka terletak pada halaman 113 sampai 115.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 82
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Produk
Dari hasil análisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang
berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
untuk SMP/MTs kelas VIII secara umum sudah baik dengan kesesuaian hasil
validasi ke ahli, peer reviewer dan reviewer dalam komponen materi, bahasa
dan gambar, penyajian, dan kegrafisan.
2. Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS dengan tema
Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan untuk SMP/MTs kelas VIII
telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal dan utama dengan hasil
yang sangat baik.
3. Produk akhir penelitian pengembangan ini berupa modul IPA Terpadu berbasis
SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan
untuk SMP/MTs kelas VIII. Total halaman modul sebanyak 124 dengan
panjang 20 cm dan lebar 14 cm yang terdiri atas pendahuluan, pembelajaran
dan penutup. Pendahuluan berupa deskripsi pembelajaran, prasayarat
mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta
kompetensi, peta konsep dan tes awal. Bagian pembelajaran terdiri atas rencana
belajar siswa dan kegiatan belajar. Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi,
rangkuman, tes formatif, umpan balik. Bagian penutup terdiri atas evaluasi
akhir, kunci jawaban dan glosarium.
B. Saran Pemanfaatan Produk
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
1. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat menjadikan modul
IPA Terpadu ini sebagai sebagai bahan rujukan dalam pengembangan bahan
ajar selanjutnya, baik untuk tema yang sama atau berbeda.
2. Guru sebaiknya dapat melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu dengan modul
Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang telah dikembangkan oleh
peneliti.
3. Siswa sebaiknya dapat menggunakan modul IPA Terpadu ini sebagai rujukan
belajar sehingga memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan
mandiri.
C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Pengembangan produk lebih lanjut dapat dilakukan bentuk bahan ajar
yang lain. Adapun tema bisa disajikan dalam hal yang sama atau berbeda.