39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pengendalian daya telah ada sejak lama. Sebelum ditemukan thyristor, pengendalian daya listrik menggunakan generator induksi, tetapi alat ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain efisiensi yang rendah, harga yang mahal, ukurannya besar dan perawatan yang tidak mudah. Saat ini pengendalian daya menggunakan penyearah thyristor fasa terkendali yang merupakan penyearah sederhana dan lebih murah. Efisiensi dari penyearah ini umumnya berada diatas 95%. Penyearah ini dikenal sebagai converter AC DC yang mengkonversi dari tegangan AC ke DC dan digunakan secara intensif pada aplikasi-aplikasi industri. Konverter dengan fasa terkendali, dapat diklasifikasikan pada dua tipe, sesuai dengan suplai masukannya yaitu konverter satu fasa dan konverter tiga fasa. Dari kedua tipe tersebut dapat dibagi lagi menjadi semi konverter, converter penuh dan dual konverter. Semi konverter merupakan konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu polaritas tegangan dan arus keluaran. Sedangkan konverter penuh merupakan 1

Elday Jadi Pisan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyearah terkendali

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebutuhan pengendalian daya telah ada sejak lama. Sebelum ditemukan thyristor, pengendalian daya listrik menggunakan generator induksi, tetapi alat ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain efisiensi yang rendah, harga yang mahal, ukurannya besar dan perawatan yang tidak mudah. Saat ini pengendalian daya menggunakan penyearah thyristor fasa terkendali yang merupakan penyearah sederhana dan lebih murah. Efisiensi dari penyearah ini umumnya berada diatas 95%. Penyearah ini dikenal sebagai converter AC DC yang mengkonversi dari tegangan AC ke DC dan digunakan secara intensif pada aplikasi-aplikasi industri.Konverter dengan fasa terkendali, dapat diklasifikasikan pada dua tipe, sesuai dengan suplai masukannya yaitu konverter satu fasa dan konverter tiga fasa. Dari kedua tipe tersebut dapat dibagi lagi menjadi semi konverter, converter penuh dan dual konverter.Semi konverter merupakan konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu polaritas tegangan dan arus keluaran. Sedangkan konverter penuh merupakan konverter dua kuadran yang dapat memiliki tegangan keluaran baik positif dan negatif. Akan tetapi keluaran arus dari konverter hanya dapat berharga positif. Untuk dual konverter, beroperasi pada empat kuadran yangdapat menghasilkan tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.Semi konverter satu fasa merupakan salah satu jenis konverter yang banyak digunakan dalam industri skala kecil, industri rumah tangga, peralatan kantor dan sebagainya, seperti pada motor induksi satu fasa, pengontrol heater, pengontrol pencahayaan lampu, pengontrol putaran motor kipas angin dan lain-lain. Sedangkan untuk konverter tiga fasa banyak digunakan pada industri skala besar seperti motor induksi tiga fasa, variable speed drivers dengan daya.Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Converter digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu. Thyristor sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian penyearah terkendali dengan menggunakan thyristor, diantaranya : penyearah terkendali satu fasa setengah gelombang (Half-Wave Converter), penyearah terkendali satu fasa gelombang penuh (Full-Wave Converter), penyearah terkendali tiga fasa setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah terkendali tiga fasa gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlunya dilakukan peercobaan guna mengetahui dan memahami semua rangkaian penyearah terkendali dengan menggunakan thyristor. Praktikan perlu mengerti prinsip kerja dari penyearah terkendali dengan menggunakan thyristor. Untuk itu, kami mengangkat modul praktikum ini dengan judul Penyearah Terkendali.

1.2 Tujuan PraktikumTujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan praktikum ini adalah :1. Mempelajari prinsip kerja thyristor dalam rangkaian penyearah terkendali2. Mempelajari arus masukan, arus dan tegangan keluaran yang dihasilkan penyearah terkendali.3. Menentukan karakteristik dan pengaruh arus gate thyristor pada penyearah terkendali dengan menggunakan parameter parameternya.

1.3 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang kami ajukan adalah 1. Bagaimana mempelajari prinsip kerja Penyearah terkendali dengan menggunakan thyristor ?2. Bagaimana mengetahui tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan dan arus keluaran dari rangkaian penyearah terkendali ?3. Bagaimana mengetahui karakteristik dan parameter dari penyearah terkendali dengan menggunakan thyristor?

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan DataDalam penyusunan laporan percobaan praktikum ini kami menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah1. Metoda pustaka dan studi literaturStudi literatur adalah metoda yang dilakukan dengan membaca, obervasi lapangan dan mempelajari sumber-sumber kepustakaan yang erat hubungannya dengan topik yang penulis sajikan.2. Metoda PengujianPengujian di Laboratorium Teknik Energi Elektrik Institut Teknologi Nasional Bandung.

1.5 Sistematika PenulisanBAB I: PENDAHULUANBab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, teknik pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.BAB II : TEORI DASARBab ini menguraikan teori tentang Penyearah Terkendali.BAB III : LANDASAN PRAKTIKUMBab ini membahas alat-alat yang digunakan dalam praktikum, prosedur percobaan, data hasil praktikum, dan pengolahan data.BAB IV : ANALISA DAN TUGAS AKHIRBab ini menguraikan proses pengambilan data hingga didapat hasil yang ingin dicapai. Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan pengolahan data yang dilakukan..BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IITEORI DASAR

2.1 PendahuluanPenyearah terkendali biasa juga disebut dengan converter ac-dc terkendali dan digunakan secara luas untuk keperluan industri.Terdapat dua jenis penyearah terkendali, yaitu:1. Penyearah terkendali 1 fasa (Single phase converters)2. Penyearah terkendali 3 fasa (Three-phase converters)Setiap jenis converter ac-dc terkendali dapat dikategorikan menjadi:1. Konverter ac-dc semi terkendali (semiconverter)2. Konverter ac-dc terkendali penuh (full converter)3. Konverter ac-dc ganda (dual ac-dc converter)Konverter semi terkendali merupakan converter ac-dc 1 kuadran, dan hanya mempunyai 1 polaritas positif untuk tegangan dan arus keluaran.Konverter terkendali penuh sistem jembatan merupakan converter 2 kuadran, yang memungkinkan tegangan mempunyai polaritas positif (+) atau negative (-), sementara arus keluaran hanya mempunyai polritas positif (+).Konverter ganda (dual converter) merupakan converter 4 kuadran, yang memungkinkan tegangan dan arus keluaran mempunyai polaritas positif, ataupun negative.

2.2 Definisi ThyristorThyristor adalah komponen semi konduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada struktur PNPN. Komponen ini memiliki kestabilan dalam dua keadaan yaitu on dan off serta memiliki umpan-balik regenerasi internal.Thyristor memiliki kemampuan untuk mensaklar arus searah (DC) yaitu jenis SCR, maupun arus bolak-balik (AC), jenis TRIAC.

2.3 Struktur ThyristorCiri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor.

Gambar-1 : Struktur ThyristorStruktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada gambar-1a.Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada masing-masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka struktur thyristor ini dapat diperlihatkan seperti pada gambar-2 yang berikut ini.

Gambar-2 :Visualisasi Dengan TransistorTerlihat di sini kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1. Rangkaian transistor yang demikian menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa Ic= Ib, yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base.Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian todak lain adalah struktur dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.

Gambar-3 :Thyristor Diberi TeganganBagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar 3.Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang ada ditengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat ini disebut thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau sangat kecil sekali.Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-biastertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang.Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya.Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover Vbo.

2.4 Jenis-Jenis ThyristorThyristor terbagi kedalam 3 jenis, diantaranya adalah sebagai berikut :1. Thyristor SCRSCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua, komponen ini tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan amper, serta rating tegangan hingga 5000 volt. Struktur dan simbol dari SCR dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah :.

Gambar-4.Struktur Dan Simbol Dari SCR

2. Thyristor TriacTriac dapat dianggap sebagai dua buah SCR dalam struktur kristal tunggal, dengan demikian maka Triac dapat digunakan untuk melakukan pensaklaran dalam dua arah (arus bolak balik, AC). Simbol dan struktur Triac adalah seperti ditunjukan dalam gamabr dibawah :

Gambar-5. Simbol Dan Struktur Triac.Karena secara prinsip adalah ekivalen dengan dua buah SCR yang disusun secara paralel dengan salah SCR dibalik maka Triac memiliki sifat-sifat yang mirip dengan SCR.

3. Thyristor DiacKalau dilihat strukturnya seperti gambar-8a, DIAC bukanlah termasuk keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini.Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk menembusnya.Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.

Gambar-6 : Struktur Dan Simbol DIACSukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan ini.Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus.Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama

seperti TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan breakdown-nya.Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar-8b. DIAC umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi. Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar-9.

Gambar-7 : Rangkaian Dimmer

2.5 Penyearah Jembatan 3 Fasa Terkendali Penuha. Prinsip KerjaPenyearah terkendali dikontrol dengan menggunakan thyristor, thyristor akan menjadi konduksi jika tegangan Vt adalah positif dan menerima arus gate ig.Penyearah terkendali penuh tiga fasa (Three Phase Converter) akan dapat bekerja apabila thyristor-thyristor sebagai penyearah jembatan tiga fasa terkendali penuh dinyalakan, yaitu dengan cara memberikan pulsa-pulsa penyalaan pada masing-masing gerbangnya. Gambar 1 adalah sebuah rangkaian penyearah jembatan tiga fasa terkendali penuh, dimana diasumsikan tegangan masukan adalah seimbang, beban pada sisi keluaran adalah induktif tak hingga dan 1a(t) = Ia adalah arus DC murni yang mengalir dari satu grup thyristor bagian atas (thyristor 1, 3, dan 5) dan satu grup thyristor bagian bawah (thyristor 4, 6, dan 2).

Gambar-8 Rangkaian Penyearah Jembatan Terkendali 3 Fasa Gelombang Penuh

Pada t = /6 + , thyristor T6 sudah konduksi dan thyristor T1 akan dinyalakan (on). Selang interval selanjutnya yaitu pada interval /6 + t (/2 + ), thyristor T1 dan T6 akan sama-sama konduksi, sehingga muncul tegangan fasa-fasa pada beban. Pada /2 + , thyristor T2 nyala dan thyristor T6 dibias mundur dan padam secara tiba-tiba. Hal ini dikarenakan berubahnya polaritas potensial (Natural Commutation).Selang interval /2 + t (5/6 + ), thyristor T1 dan T2 sama-sama konduksi dan tegangan fasa-fasa Vac muncul pada beban. Untuk t = 5/6 + , T3 nyala dan thyristor T1 padam (Natural Commulation). Selang interval (3/2 + ) t (11/6 + ), thyristor T3 dan T4 sama-sama konduksi dan tegangan fasa-fasa V ba muncul pada beban. Untuk t = 11/6 + , T5 nyala dan thyristor T3 padam (Natural Commutation). Selang waktu 11/6 + 13/6 + , thyristor T4 dan T5 sama-sama konduksi dan tegangan fasa-fasa Vca muncul pada beban. untuk t = 13/6 + pada periode berikutnya, T6 nyala kembali dan thyristor T4 padam. Selang interval 13/6 + 5/2 + , thyristor T5 dan T6 sama-sama konduksi dan tegangan Vcb muncul pada beban. Jika thyristor-thyristor tersebut diberi urutan angka untuk masing-masing pasangan thyristor yang konduksi secara bersamaan, maka urutan penyalaan thyristor-thyristor tersebut adalah 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-6, 6-1. prosedur ini diulang terus, selama masih ada pulsa-pulsa penyalaan diberikan pada thyristor, dimana dihasilkan sebanyak 6 gelombang kerut untuk setiap perioda penuh jala-jala AC dengan frekuensi fd = 6 x 50 Hz = 300 Hz pada keluaran penyearah jembatan 3 fasa terkendali penuh.b. Parameter-parameterAdapun parameter-parameter pada penyearah terkendali penuh 3 fasa biasanya digunakan sebagai acuan dalam menentukan karakteristik penyearah. Parameter-parameter tersebut antara lain adalah:1) Tegangan keluaran rata-rata (Vd) untuk half wave.

2) Arus keluaran rata-rata (Id)3) Daya keluaran dc, Pd = Vd.Id.4) Arus keluaran efektif (Irms).5) Daya keluaran AC, Ph = Vrms.Irms.6) Efisiensi penyearah, didefenisikan sebagai:

.(1)7) Tegangan keluaran dari komponen AC efektif didefenisikan sebagai:

..(2)8) Factor riak (Ripple Factor):

..(3)9) Factor daya (PF):

.(4)

c. Tegangan KeluaranBentuk gelombang tegangan keluaran terdiri dari komponen searah Vd seperti pada persamaaan (5), (6), (7) dan komponen harmonisa tegangan keluaran ke-n seperti pada persamaan (8).1) Tegangan keluaran DC rata-rata (Vd) untuk penyearah tiga fasa half wave.

2) Tegangan keluaran efektif (rms) adalah:

Adapun frekuensi komponen pada tegangan keluaran adalah kelipatan enam dari frekuensi sumber. Dengan analisa Fourier, persamaan komponen harmonisa tegangan keluaran efektif dibanding tegangan keluaran rata-rata maksimum untuk besar r = 6 k (k = 1, 2, 3,) adalah sebagai berikut:

Dan Vdn adalah kandungan harmonisa keluaran ke-n dan Vn tegangan keluaran rata-rata maksimum.

d. Arus Masukan Ia, Ib, Ic.Arus-arus masukan ia, ib, ic mempunyai bentuk gelombang persegi dengan amplitude Ia. Bentuk gelombang dari arus ia, merupakan fasa yang digeser oleh sudut penyalaan .Arus-arus saluran ini dapat diekspresikan ke dalam bentuk Fourier (dengan t didefenisikan menjadi nol tegangan Van) untuk h = 1, 5, 7, yaitu sebagai berikut:

Dimana 1 adalah sudut perlambatan yang besarnya dan h adalah sudut perlambatan (delay angel) dari komponen-komponen harmonisa orde ke-h yang besarnya adalah:

Dan harga efektif dari arus fundamental adalah:

Arus masukan saluran efektif adalah:

= Dan harga efektif dari komponen harmonisa dengan orde-h (h komponen harmonisa bukan kelipatan tiga) adalah:

; dimana h = 6k 1Dan bentuk gelombang i dari gambar, maka harga efaktif total dari harmonisa arus fasa i dapat dihitung, yaitu:

Dan dalam Ish distorsi harmonisa total adalah:

Sehingga didapat : THD = 31,08%

e. Faktor Daya MasukanFaktor daya akibat pergeseran konduksi (Displacement Power Factor) ditentukan oleh besarnya sudut penyalaan .DPF = Cos 1 = Cos .Faktor daya masukan penyearah jembatan tiga fasa terkendali penuh diperoleh dari hasil bagi daya aktif yang diserap beban dengan daya masukan penyearah, dimana setelah diuraikan diperoleh persamaan sebagai berikut:

Dengan Po daya aktif yang diserap beban dan Si daya masukan penyearah.

BAB IIILANDASAN PRAKTIKUM3.1. Alat-AlatAlat-Alat yang digunakan pada saat Percobaan Praktikum :

1. Kit Praktikum.2. Voltmeter.3. Amperemeter.4. Trafo Isolasi.5. Konverter.6. Oscilloscope.7. Beban (lampu).8. Jumper secukupnya.

3.2. Prosedur Percobaan

1. Rangkaian praktikum sesuai gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 unit penyearah terkendali 2. Periksakan rangkaian percobaan pada asisten.3. On-kan sumber tegangan dan mengatur auto trafo sebesar tegangan yang diinginkan.4. Baca dan catat besaran-besaran listrik tersebut dan isikan pada tabel-tabel yang tersedia untuk tegangan masukan konstan (V = 60 Volt rms).5. Gunakan osciloscope untuk melihat bentuk gelombang.6. Amati dan gambarkan bentuk gelombang-gelombang tersebut (diharapkan praktikan membawa kertasw grafik).3.3. Data dan hasil pengamatan

Tabel 3.1 Data Pengamatan Tanpa kapasitorVaVbVcIaIbIcVoIoKet

300195,6211,5221,60,210,290,1523,50,28Lebih redup

600194,5212,9220,40,350,450,3152,952,9Redup

900195,6211,3222,50,580,650,5892,564,3Terang

Dengan kapasitor

900195,2211,6220,00,112,080,181,2801,04Lebihterang

3.4 Pengolahan data a. Tegangan Keluaran Rata-RataVdc = (1 + cos); R = 484b. Arus Keluaran Rata-rataIdc = c. Daya Keluaran DCPdc = Vdc x Idcd. Tegangan KeluaranEfektifVrms = ) + ))e. Arus Keluaran EfektifIrms = f. Daya Keluaran EfektifPac = Vac x Iacg. Effisiensi = x 100%h. Faktor DayaPF = i. Tegangan Keluaran ACVh = j. Faktor Riak ( ripple factor)RF =

A. Penyearah Terkendali 3 Fasa Tanpa Kapasitor1. Pada Sudut Penyalaan 300Vin = = = 362.98 Volt = VacIac = = = 0.41 Amperea. Tegangan Keluaran Rata-RataVdc = (1 + cos 30) = 304.90 Voltb. Arus Keluaran Rata-rataIdc = = 0.629 Ampere; R = 484c. Daya Keluaran DCPdc = 304.90 x 0.629 = 191.78 Wattd. Tegangan Keluaran EfektifVrms = 30) + )) = 331.76 Volte. Arus Keluaran EfektifIrms = = 0.68 Amperef. Daya Keluaran EfektifPac = 362.98 x 0.41 = 148.82 Wattg. Effisiensi = x 100% = 91.90 %h. Faktor DayaPF = = 0.578i. Tegangan Keluaran ACVh = =130.76Voltj. Faktor Riak ( ripple factor)RF = = 0.428

2. Pada Sudut Penyalaan 600Vin = = = 362.46 VoltIac = = = 0.641 Amperea. Tegangan Keluaran Rata-RataVdc = (1 + cos 60) = 244.74 Voltb. Arus Keluaran Rata-rataIdc = = 0.50 Ampere; R = 484c. Daya Keluaran DCPdc = 244.74 x 0.50 = 122.37 Wattd. Tegangan Keluaran EfektifVrms = 60) + )) = 296.5 Volte. Arus Keluaran EfektifIrms = = 0.612 Amperef. Daya Keluaran EfektifPac = 362.46 x 0.641 = 232.34 Wattg. Effisiensi = x 100% = 67.43 %

h. Faktor DayaPF = = 0.412i. Tegangan Keluaran ACVh = = 167.37 Voltj. Faktor Riak ( ripple factor)RF = = 0.683

3. Pada Sudut Penyalaan 900Vin = = = 363.38 VoltIac = = = 1.016 Amperea. Tegangan Keluaran Rata-RataVdc = (1 + cos 90)= 163.57 Voltb. Arus Keluaran Rata-rataIdc = = 0.338 Ampere; R = 484c. Daya Keluaran DCPdc = 163.57 x 0.338 = 55.28 Wattd. Tegangan Keluaran EfektifVrms = 90) + )) = 256.91 Volte. Arus Keluaran EfektifIrms = = 0.530 Amperef. Daya Keluaran EfektifPac = 363.38 x 1.016 = 369.24 Wattg. Effisiensi = x 100% = 63.66 %h. Faktor DayaPF = = 0.215 i. Tegangan Keluaran ACVh = = 198.11 Voltj. FaktorRiak ( ripple factor)RF = = 1.211

B. Penyearah Terkendali 3 Fasa Dengan Kapasitor1. Pada Sudut Penyalaan 900Vin = = = 361.88 VoltIac = = = 2.04 Ampere

a. Tegangan Keluaran Rata-RataVdc = (1 + cos 90) = 162.90 Voltb. Arus Keluaran Rata-rataIdc = = 0.336 Ampere; R = 484c. Daya Keluaran DCPdc = 162.90 x 0.336 = 54.734 Wattd. Tegangan Keluaran EfektifVrms = 90) + )) = 255.84 Volte. Arus Keluaran EfektifIrms = = 0.528 Amperef. Daya Keluaran EfektifPac = 361.88 x 2.04 = 738.23 Wattg. Effisiensi = x 100% = 63.67 %h. Faktor DayaPF = = 0.214

i. Tegangan Keluaran ACVh = = 197.27 Voltj. Faktor Riak ( ripple factor)RF = = 1.211

3.5 wiring diagrama. Wiring tanpa Kapasitor

Gambar 3.2 unit penyearah terkendali

b. Wiring dengan Kapasitor

Gambar 3.3 unit penyearah terkendali

3.6 Gambar gelombang outputTabel 3.2 Gelombang OutputPenyearah Terkendali Jembatan Tiga Fasa Gelombang Penuh

Penyearah Terkendali 3 Fasa Gel. PenuhSudut PenyalaanGelombang Output

Tanpa Kapasitor900

600

300

Menggunakan Kapasitor900

BAB IVTUGAS AKHIR DAN ANALISA

4.1 Tugas akhir 1. Parameter parameter input dan output pada percobaan?Jawab :Sudah ada pada pengolahan data2. Gambar gelomang output dan input beserta sudut penyalaannya pada rangkaian percobaan dan berikan analisis berdasarkan parameter parameter yang telah dicari sebelumnya? Jawab :Penyearah Terkendali Jembatan Tiga Fasa Gelombang Penuh

Penyearah Terkendali 3 Fasa Gel. PenuhSudut PenyalaanGelombang Output

Tanpa Kapasitor900

600

300

Menggunakan Kapasitor900

3. Apa yang saudara dapat simpulkan dari hasil percobaan penyearah terkendali ?Jawab :Pada setiap sudut penyalaan di naikan maka tegangan output dan arus output semakin besar, dan daya yg di hasilkan semakin besar karena disebabkan arus gate yg besar.

4.2 Analisa Percobaan menggunakan kapasitor : ketika sudut penyalaan di 900, Tegangan output terbaca, Arus output terbaca tetapi kecil dan kondisi lampu akan sangat terang. Hal itu disebabkan adanya penambahan muatan yaitu Kapasitor. Percobaan tanpa kapasitor : Tegangan output, Arus output akan semakin besar dan kondisi lampu akan semakin terang ketika sudut penyalaan dinaikan dari 00 s/d 900. Ditinjau dari gelombang output pada saat percobaan nilai Vdc tidak sama dengan nol. Hal ini dikarenakan sudut penyalaan. Jika ditinjau pada saat praktikum semakin besar sudut penyalaan gelombang output akan semakin membentuk gelombang sinyal sinusoida.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan percobaan praktikum, kami dapat menyimpulkan bahwa Penyearah terkendali biasa juga disebut dengan converter ac-dc terkendali dan digunakan secara luas untuk keperluan industri.Terdapat dua jenis penyearah terkendali, yaitu:a. Penyearah terkendali 1 fasa (Single phase converters)b. Penyearah terkendali 3 fasa (Three-phase converters)Setiap jenis converter ac-dc terkendali dapat dikategorikan menjadi:4. Konverter ac-dc semi terkendali (semiconverter)5. Konverter ac-dc terkendali penuh (full converter)6. Konverter ac-dc ganda (dual ac-dc converter) Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada struktur PNPN. Komponen ini memiliki kestabilan dalam dua keadaan yaitu on dan off serta memiliki umpan-balik regenerasi internal. Thyristor memiliki kemampuan untuk mensaklar arus searah (DC) yaitu jenis SCR, maupun arus bolak-balik (AC), jenis TRIAC. Penyearah terkendali dikontrol dengan menggunakan thyristor, thyristor akan menjadi konduksi jika tegangan Vt adalah positif dan menerima arus gate ig. Penyearah terkendali penuh tiga fasa (Three Phase Converter) akan dapat bekerja apabila thyristor-thyristor sebagai penyearah jembatan tiga fasa terkendali penuh dinyalakan, yaitu dengan cara memberikan pulsa-pulsa penyalaan pada masing-masing gerbangnya. Kondisi lampu dapat diatur nyala terangnya dengan sudut penyalaan, semakin besar sudut penyalaan maka lampu semakin terang. Hal ini disebabkan karena Igate yang besar, semakin besar Igate maka arus dan daya lampu akan semakin besar, sehingga nyala lampu akan semakin terang dibandingkan yang tidak memakai kapasitor5.2 SaranPada saat praktikum jumper yang akan digunakan haruslah benar-benar dalam keadaan layak pakai, karena jika jampernya kurang bagus atau longgar arus tidak mengalir.

1

29

OSILOSKOP

+

-

CONTROLLER

SUMBER TEGANGAN

N R S T

+ -

+-

KONVERTER

INDUKTOR

OUTPUT

KAPASITOR

BEBAN

10A

WATT

V

COM

Ampere meter

SAKLARPUTAR

10A

WATT

V

COM

Ampere meter

10A

WATT

V

COM

Ampere meter

10A

WATT

V

COM

Ampere meter