22
Ekosistem Danau Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir saja. Berdasarkan pada proses terjadinya danau dikenal danau tektonik yang terjadi akibat gempa dan danau vulkanik yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi (Barus, 2004). Proses terjadinya danau pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: danau alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan-tujuan tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah (Nybakken, 1992). Sebagai salah satu bentuk ekosistem, perairan danau terdiri dari faktor abiotik (fisika dan kimia) dan faktor biotik (produsen, konsumen dan dekomposer), dimana faktor-faktor tersebut membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir saja (Barus, 2004). Ekosistem danau dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu Benthal merupakan zona substrat dasar yang dibagi menjadi zona litoral dan zona profundal. Litoral merupakan bagian dari zona

Ekosistem Danau

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ekosistem

Citation preview

Page 1: Ekosistem Danau

Ekosistem Danau

Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air

danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir

saja. Berdasarkan pada proses terjadinya danau dikenal danau tektonik yang terjadi akibat gempa

dan danau vulkanik yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi (Barus, 2004).

Proses terjadinya danau pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: danau

alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari

kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan

danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan-

tujuan tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah (Nybakken, 1992).

Sebagai salah satu bentuk ekosistem, perairan danau terdiri dari faktor abiotik (fisika dan

kimia) dan faktor biotik (produsen, konsumen dan dekomposer), dimana faktor-faktor tersebut

membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air tetap, jernih atau

beragam dengan aliran tertentu dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir

saja (Barus, 2004).

Ekosistem danau dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu Benthal merupakan

zona substrat dasar yang dibagi menjadi zona litoral dan zona profundal. Litoral merupakan

bagian dari zona benthal yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari, sedangkan zona

profundal merupakan bagian dari zona benthal di bagian perairan yang dalam dan tidak dapat

ditembus lagi oleh cahaya matahari. Zona perairan bebas sampai ke wilayah tepi merupakan

habitat nekton dan plankton yang disebut zona pelagial. Selanjutnya dikenal zona pleustal, yaitu

zona pada permukaan perairan yang merupakan habitat bagi kelompok neuston dan pleuston.

Berdasarkan pada daya tembus cahaya matahari kedalam lapisan air, dapat dibedakan menjadi

beberapa antara lain zona fotik (photic zone) di bagian atas, yaitu zona yang dapat ditembus

cahaya matahari dan zona afotik (aphotic zone) di bagian bawah, yaitu zona yang tidak dapat

ditembus oleh cahaya matahari (Barus, 2004).

2.2. Produktivitas Primer

Di lingkungan perairan Indonesia produksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan

dan penyimpanan energi dalam ekosistem. Pemasukan energy dalamekosistem yang dimaksud

adalah pemindahan energi cahaya menjadi energi kimiaoleh produsen. Sedangkan penyimpanan

Page 2: Ekosistem Danau

energi yang dimaksudkan adalahpenggunaan energi oleh konsumen dan mikroorganisme. Laju

produksi makhluk hidup dalam ekosistem disebut sebagai produktivitas (Sumawidjaja, 1979).

Produktivitas primer dari suatu ekosistem didefinisikan sebagai jumlah energi cahaya

yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produsen melalui kegiatan

fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu. Cahaya disimpan dalam

bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh organisme

heterotrofik (Sumawidjaja, 1979).

Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya

energi dari senyawa-senyawa organik. Jumlah seluruh bahan organik yang terbentuk dalam

proses produktivitas dinamakan produktivitas perairan kotor atau produktivitas total. Karena

sebagian dari produktivitas total ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses-proses

hidup yang secara kolektif disebut respirasi, tinggalah sebagian dari produktivitas total yang

tersedia bagi pemindahan atau pemanfaatan oleh organisme lain. Produktivitas primer bersih

adalah istilah yang digunakan bagi jumlah sisa produktivitas primer kotor yang sebagian

digunakan oleh tumbuhan. Untuk respirasi, produktivitas primer inilah yang tersedia bagi

tingkatan-tingkatan tropik lain (Nybakken, 1992).

Dalam produktivitas primer terjadi reduksi karbondioksida dengan atom hidrogen dari air

untuk menghasilkan gula sederhana dan selanjutnya membentuk molekul organik yang lebih

kompleks dengan menggunakan energi matahari yang ditangkap klorofil. Laju sintesis bahan

organik dan perubahan produktivitas primer dapat dihitung dengan teknik pengukuran laju

fotosintesis yang didasarkan pada reaksi fotosintesis. Produktivitas primer dapat dilukiskan

misalnya pada laju produksi oksigen, laju penggunaan CO2 atau air maupun perubahan

konsentrasi bahan organik yang terbentuk (Sumawidjaja, 1979).

2.3. Faktor-faktor Produktivitas Primer

Produktivitas primer merupakan mata rantai makanan yang memegang peranan penting

bagi sumberdaya perairan. Melalui produktivitas primer, energi akan mengalir dalam ekosistem

perairan dimulai dengan fiksasi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Suplai zat hara

dan tersedianya zat khususnya nitrogen dan fosfor yang meningkat merupakan faktor kimia

perairan yang dapat mempengaruhi produktivitas primer disamping faktor fisik cahaya matahari

dan temperatur (Wibisono, 2005).

2.3.1. Temperatur Air

Page 3: Ekosistem Danau

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan

dan penyerapan organisme. Pengukuran suhu air dapat dilakukan dengan termometer air raksa

atau tele-termometer. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme. Suhu air

normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan

berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air (Tancung, 2007).

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian daripermukaan laut,

sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman daribadan air. Perubahan suhu

berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologidi badan air. Peningkatan suhu

mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksikimia, evaporasi dan volatilisasi. Selain itu,

peningkatan suhu air juga mengakibatkan penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2,

N2, dan CH4 (Barus, 2004).

2.3.2. pH air

Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogendalam

perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkatkeasaman atau kebasaan

suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalahnetral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan

bersifat asam, sedangkan pH > 7dikatakan kondisi perairan bersifat basa. Adanya

karbonat,bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asam- asam

mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan (Effendi, 2003).

Nilai pH yang terlalu asam atau basa berbahaya bagi kelangsungan hidup plankton karena

akan menyebabkan berbagai gangguan metabolisme termasuk respirasi. Organisme air dapat

hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara

asam lemah sampai basa. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya

berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang sangat asam maupun sangat basa akan

membahayakan kelangsungan hidup organisma karena akan menyebabkan terjadinya berbagai

gangguan seperti gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2004).

2.3.3. Penetrasi Cahaya

Cahaya matahari merupakan salah satu faktor fisika yang memegang peranan penting

dalam perubahan produktivitas primer. Jika kedalaman penetrasi cahaya yang menembus air

sudah diketahui, maka dapat diketahui sampai dimana proses asimilasi tumbuhan terjadi. Energi

cahaya matahari digunakan dalam proses fotosintesis, diserap oleh pigmen klorofil dan diubah

menjadi energi kimia yang digunakan dalam proses reduksi karbonkdioksida sehingga terbentuk

Page 4: Ekosistem Danau

bahan organik sebagai hasil akhit akhit fotosintesis. Cahaya yang tampak kemudian dipantulkan

terutama pada panjang gelombang hijau dan secara keseluruhan radiasi matahari yang aktif

dalam fotosintesisnya 40% (Effendi, 2003).

Kekeruhan sebagai intensitas kegelapan didalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan

yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi

seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme

lainnya.Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air

(Wibisono, 2005).

Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan padatan tersuspensi, zat-zat

terlarut, partikel- partikel dan warna air. Pengaruh kandungan lumpur yang dibawa oleh aliran

sungai dapat mengakibatkan tingkat kecerahan air danau menjadi rendah, sehingga dapat

menurunkan nilai produktivitas perairan (Nybakken, 1992).

2.3.4. Kadar Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut dalam

perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh

dan berkembang biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen yang

terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melaluiair hujan serta aktivitas fotosintesis oleh

tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen atmosfer ke air bisa terjadi secara langsung pada

kondisi air stagnant  (diam) atau terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibatadanya

gelombang atau angin. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan padahakekatnya berlangsung

relatif lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air atau gelombang (Barus, 2004).

Oksigen terlarut (Dssolved Oxigen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk

pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk

pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan

anorganik dalam proses aerobik. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting

dalam ekosistem akuatik, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar

organisme (Salmin, 2005).

Di perairan danau, oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis alga yang banyak

terdapat pada zone epilimnion, sedangkan pada perairan tergenang yang dangkal dan banyak

ditumbuhi tanaman air pada zone litoral, keberadaaan oksigen lebih banyak dihasilkan oleh

Page 5: Ekosistem Danau

aktivitas fotosintesis tumbuhan air. Keberadaan oksigen terlarut di perairan sangat dipengaruhi

oleh suhu, salinitas, turbulensi air,dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan

semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan berkurangnya tekanan atmosfer. Penyebab utama

berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan karena adanya zat pencemar yang

dapat mengkonsumsi oksigen (Salmin, 2005).

………………………………………………………

MIKROBIA LINGKUNGAN PERAIRAN Salah satu cabang mirobiologi lingkungan yang

sekarang berkembang pesat adalah mikrobiologi perairan. Mikrobiologi ini mempelajari

mikroorganisme dan aktivitasnya dalam air tawar, air laut, dan estuaria. Mikrobiologi perairan

mempelajari mikroorganisme air yang habitatnya air. Mikroorganisme ini memang berasal dari

air atau merupakan tempat tinggal sementara dan berasal dan berasal dari limbah domestic atau

pabrik. Aktivitas mikroorganisme dalam air berperan dalam menentukan kesehatan manusia dan

hewan. Populasi mikroorganisme dalam lingkungan perairan tergantung berbagai factor : a. Suhu

Suhu perairan berkisar sekitar 30-40 derajat C di daerah ekuator.Lingkungan air asin mempunyai

suhu di bawah 5 derajat C sehingga banyak ditemukan bakteri psikrofilik.Pada sumber air panas

ditemukan mikroorganisme dengan suhu optimum 70-72 derajat C,seperti Thermophilus

aquaticus. b. Tekanan hidrostatik Tekanan hidrostatik antara air permukaan dengn air lautan

yang sangat dalam. Tekanan ini dipengaruhi oleh keseimbangan kimiawi dan mengakibatkan

penurunan PH air laut, dan kelarutan nutrient seperti bikarbonat, HCO3. Selain tekanan

hidrostatik juga mempengaruhi titik didih air,sehingga tetap mempertahankan air dalam keadaan

terlarut dalam suhu panas dan tekanan tinggi.Bakteri barofilik adalah bakteri yang tumbuh dalam

tekanan hidrostatik tinggi.Mikroorganisme ini pada umumnya bersifat psikofilik. c. Cahaya

Kehidupan mikroorganisme dalam lingkungan air tergantung pada mikroorganisme

fotosintetik.Biasanya primary produsers adalah kelompok algae yang biasanya terdapat pada

bagian permukaan air, karena cahaya dapat menembus lapisan ini. Ke dalam wilayah yang

bercahaya tergantung pada keadan setempat. Musim, dan kekeruhan air. d. Salinitas Air laut

memiliki konsentrasi garam tinggi. Garam utama dalam air adalah klorida, Sulfat, Kalsium,

Kalium, dan magnesium. Konsentrasi ini biasanya lebih rendah dekat permukaan sungai dan

laut. Biasanya mikroorganisme di laut bersifat halofilik dan mampu tumbuh pada konsentrasi

garam 2,5-4% e. Kekeruhan Bahan terlarut yang menyebabkan kekeruhan di antaranya adalah :

Partikel mineral yang berasal dari darat, dedritus seperti selulosa, hemiselulosa, dan

Page 6: Ekosistem Danau

khitin.Mikroorganisme terlarut. Turbiditas mempengaruhi penetrasi cahaya, kemampuan

penetrasi ini nantinya mempengaruhi wilayah fotosintesis. Bahan atau partikel yang berfungsi

sebagai substrat untuk pencantelan atau sebagai substrat yang dimetabolismekan. Bakteri yang

tumbuh sambil melekatkan diri ke permukaan disebut sebagai epibakteri. f. pH Mikroorganisme

akuatik dapat ditumbuhkan pada PH 6,5-8,5. Untuk mikroorg.anisme laut, PH optimum sekitar

7,2-7,6. Mikroorganisme yang hidup di danau atau sungai mempunyai kisaran PH optimum yang

luas. g. Bahan organic dan anorganik Bahan kimia yang terdapat dalam air mempengaruhi jenis

mikroorganisme. Nitrat dan pospat merupakan bahan anorganik yang berperanan dalam

pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa organik diperlukan untuk pertumbuhan bakteri saprofit

dan fungi. 1. Perairan Alamiah Kelembaban bumi berada dalam sirkulasi yang sinambung, yaitu

suatu proses yang dikenal sebagai daur air atau daur hidrologis. Istilah ini mengacu pada

sirkulasi air dari lautan dan air-akar permukaan lain menuju atmosfer melalui evaporasi dan

transpirasi diikuti dengan presipitasi kembali ke bumi sebagai hujan batu es. Perairan alamiah

dapat dikelompokkan sebagai berikut : · Air atmosfer: Air yang terkandung dalam awan dan

dipresipitasikan sebagai hujan,salju, atau hujan batu es. · Air permukaan: Kumpulan air seperti

danau, kali, sungai, dan laut. · Air dibawah permukaan tanah: Air di bawah permukaan tanah di

daerah yang semula pori tanahnya serta ruang di dalam dan di antara batu-batunya jenuh dengan

air. 2. Mikroorganisme di Perairan Alamiah Flora mikrobia perairan di bawah permukaan tanah

dipengaruhi oleh proses penyaringan. Mikroorganisme tertahan oleh bahan partikulat dalam

tanah yang berfungsi sebagai saringan. Dengan demikian besar kemungkinan perairan yang

berada jauh di bawah permukaan tanah bebas dari mikroorganisme.Mata air terdiri dari air tanah

yang mencapai permukaan melalui bagian batuan yang retak atau pori tanah; sumber-sumber air

semacam ini dapat mempunyai kualitas mikrobiologis yang baik. Perairan permukaan, seperti

danau, sungai, muara, dan lautan, merupakan suatu ekosistem mikrobiologis yang rumit. Perairan

demikian kurang lebih rentan terhadap pencemaran berkala oleh mikroorganisme dari air

atmosfer, aliran air pada permukaan tanah dan limbah domestik ataupun industri yang dibuang

kedalamnya. Perairan permukaan amat bervariasi dalam hal kandungan nutrien,yang tersedia

bagi mikrobia, keadaan fisik, dan ciri-ciri biologinya. 3. Penyebaran Mikroorganisme dalam

Lingkungan Akuatik Mikroorganisme dalam suatu lingkungan akuatik mungkin terdapat pada

semua kedalaman, berkisar dari permukaan sampai ke dasar parit-parit yang paling dalam di

dasar lautan. Populasi tersebar mikroorganisme menghuni “ lapisan” teratas dan sedimen dasar,

Page 7: Ekosistem Danau

terutama di perairan dalam. a. Plankton ( Fitoplankton dan Zooplankton ) Kumpulan organism

hidup yang sebagian besar terdiri dari mikroorganisme, yang terapung dan hanyut pada

permukaan ekosistem akuatik, dinamakan plankton. Populasi plankton terdiri dari alga

( fitoplankton ), protozoa, hewan kecil (zooplankton), dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme

fototrofik dianggap sebagai plankton yang paling penting karena merupakan produsen primer

bahan organik; artinya pelaku fotosintesis. Sebagian besar organisme planktonik dapat bergerak,

atau mengandung tetesan minyak, atau memiliki struktur khusus yang memungkinkan mereka

mengapung; ke semua cirri ini membantu organism tersebut untuk mempertahankan lokasinya di

zone fotosintetik yang berada di lapisan air bagian atas. b. Mikroorganisme Bentik

Mikroorganisme yang merupakan penghuni suatu dasar peraira( lumpur tanah ) dinamakan

organism bentik.Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme pada system muara-laut

ialah daerah bentik, yang terbentuk dari pasang naik sampai suatu kedalaman di tempat tanaman

sudah jarang tumbuh. Daerah dasar laut mengandung berjuta-juta bakteri per gram. Keadaan

fisik dan kompoen-komponen kimiawi yang mencirikan daerah perairan di antara zone

planktonik dan bentik sangat bervariasi sehingga tidak ada gunanya untuk mencoba membuat

gambaran umum. 4. Mikrobiologi air buangan dan air limbah Air buangan atau air limbah, baik

air limbah domestik maupun air limbah industri potensial mengandung banyak sekali

mikroorganisme. Untuk menghasilkan yang aman diberi perlakuan sedimentasi, filtrasi, dan

disinfeksi.Ketiga cara tersebut dimaksudkan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme dalam

air buangan atau air limbah yang akan digunakan sebagai bahan baku air minum. Sewaktu

sedimentasi, partikel besar bisa mengendap. Pengendapan dipercepat dengan penambahan alum (

aluminium sulfat ), sehingga akan terbentuk presipitat yang lengket sifatnya. Mikroorganisme

dan partikel kecil lainnya akan ikut mengendap bersamaan dengan presipitat ini. Proses

berikutnya air di alirkan melalui saringan pasir. Pada proses ini 99% dari populasi bakteri ikut

tersaring. Selanjutnya air disinfeksikan untuk memastikan bahwa air aman untuk diminum.

Biasanya pada tahap ini ditambahkan khlor sebagai desinfektan.Dhosis khlor harus

meninggalkan residu khlor yang bebas sebanyak 0,2-2,0 mg/l. Metode disinfeksi lainnya ialah

ozonisasi atau iradiasi dengan ultraviolet. Kadangkala pada proses ini mineral dihilangkan

sehingga menjadi air kelas, mengaur PH bila air asam atau basa. Penyebaran dan pengolahan

yang tidak memadai pada air limbah dapat menyebabkan : 1) Penyebaran mikroorganisme

pathogen. 2) Peningkatan pencemaran pada sumber air alam. 3) Pencemaran pada kerang dan

Page 8: Ekosistem Danau

produk perikanan lainnya dapat membahayakan kesehatan manusia. 4) Dapat menyebabkan

kematian pada unggas air. 5) Penurunan kadar oksigen oleh bahan organic sehingga mematikan

kehidupan akuatik. 6) Dapat menimbulkan terjadinya akumulasi bahan toksik mikroorganisme.

7) Menyebabkan bau yang tidak sedap akibat aktivitas mikroorganisme. Untuk mencegah hal-hal

tersebut maka dapat dilakukan pengolahan air limbah dengan baik.Dalam skala rumah tangga

pengolahan air limbah dilakukan dengan cara membuat septic tank.Fungsi septic tank adala

mengendapkan partikel sehingga menyebabkan terjadinya dekomposisi dari sludge.Sewaktu

limbah memasuki septic tank, maka sedimentasi dimulai bagian atas sehingga cairan yang

mengandung sedikit partikel dikeluarkan. Solid yang disedimentasikan didegradasikan oleh

bakteri anaerob. Septic tank merupakan cara terbaik untuk membuang kotoran dalam jumlah

kecil.Namun cara ini dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri pathogen. Dalam skala besar

terutama di daerah perkotaan, proses perlakuan air dilakukan dengan cara sebagai berikut. a)

Pengolahan primer. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan solid kasar dan mengeluarkan

padatan yang mengendap. b) Pengolahan sekunder. Hal ini dimaksudkan untuk mengadsorpsikan

dan mengoksidasikan bahan organic air limbah dengan mengurangi kadar BOD. c) Pengolahan

berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan lainnya untuk menurunkan

BOD, termasuk nutrien yang mengandung P dan N. d) Pengolahan tahap terakhir. Hal ini

dilakukan dengan cara disenfeksi dan pembuangan efluen cair. e) Pengolahan padatan. Hal ini

dimaksudkan untuk mengeluarkan bahan padat untuk land application, landfill, dan dibakar. 5.

Peranan Mikroorganisme dalam Lingkungan Akuatik Kehidupan akuatik mempertunjukkan

adanya interaksi yang amat rumit di antara mikroorganisme, dan antara mikroorganisme dengan

mikroorganisme, baik tumbuhan maupun hewan. Mikroorganisme, terutama alga memegang

peranan penting dalam rantai makanan lingkungan akuatik. Produsen primer dalam lingkungan

akuatik ialah alga, yang didominasi oleh filoplankton. Dengan fotosintesis, alga mampu

mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi. Protozoa ( spesies Foraminifera dan

Radiolaria, dan juga banyak spesies berflagela dan bersilia ) juga terdapat dalam jumlah banyak

di daerah yang di huni fitoplankton. Jenis-jenis zooplankton ini hidup dari organism fitoplankton,

bakteri, dan zat-zat organik atau anorganik sebagai makanannya menurut penyelidikan,

zooplankton menghindari cahaya dan mempertunjukan migrasi diurnal. Pada malam hari

zooplankton memakan fitoplankton di permukaan; sedangkan siang hari berada di zone fotik.

Plakton, terutama fitoplankton dianggap sebagai “padang rumput”. Ikan, ikan paus, dan cumi-

Page 9: Ekosistem Danau

cumi secara langsung memakan plankton atau hewan yang lebih besar pemakan plankton Istilah

“ kesuburan lautan ’’ dipakai untuk menyatakan kemampun organism-organisme yang terdapat

di dalamnya untuk menghasilkan 1 sampai 10 gram bahan organik kering per meter persegi per

hari, sedangkan daerah-daerah lautan yang dalam menghasilkan 0,5 gram. `Pertumbuhan

organisme fitoplankton bergantung kepada energy cahaya, karbondioksida, air, persenyawaan

nitrogen dan fosfor, dan unsure-unsur mikro dibuat menjadi bentuk tersedia melalui kegiatan

biokimiawi mikroorganisme, terutama bakteri. Kegiatan tersebut meliputi dismilasi substrat

organic dan menghasilkan persenyawaan anorganik, yang dikenal dengan proses mineralisasi.

Alga planktonik, dalam lingkungan tertentu, dapat tumbuh menjadi populasi yang besar sehingga

dapat mengubah warna air. Warna khas Laut Merah disebabkan oleh populasi padat alga hijau-

biru ( sianobakteri ), Oscillatoria erythraea, yang mengandung pigmen fikoeritrin, dan

fikosianin.Disamping itu, ada pula populasi padat mikroorganisme lain yang member warna

coklat, kuning sawo, atau kuning kehijauan pada daerah perairan yang luas.

DAFTAR PUSTAKA · Krisno,Agung.2002.Mikrobiologi Terapan.Malang: UMM Press. ·

Irianto, Koes.2002.Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme.Bandung: Tramaya. ·

Dwijoseputro.1994.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: Djambatan

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

………………………….

Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar Sungai Danau- Indonesia terletak pada garis 6°LU – 11°LS dan

95°BT – 141°BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati

oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang

tinggi. Indonesia pun memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem

air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Ekosistem tersusun atas berbagai komponen dan satuan organisasi yang menyusunnya. Di dalam

ekosistem terjadi interaksi antar komponen yang menjadikan ekosistem memiliki karakteristik

yang berbeda-beda. Oleh karenanya, ekosistem terdiri atas beberapa tipe. Ekosistem terdiri atas

ekosistem darat, ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut. Pada tulisan ini hanya akan di

bahas Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar.

Page 10: Ekosistem Danau

Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya

tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh

iklim dan cuaca. Karateristik ekosistem air tawar lainnya seperti tumbuhan rendah bersel satu

mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk

melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang

hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam

diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara

osmosis. Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik

merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik

memiliki ciri airnya tidak berarus. Contoh perairan lentik adalah danau. Danau memiliki tiga

wilayah horizontal, yaitu zona limnetik, zona litoral, dan zona profundal. Zona limnetik adalah

wilayah perairan yang masih bisa di tembus oleh cahaya matahari. Di zona ini banyak

didominasi oleh zooplankton dan nekton. Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan

sungai. Organisme yang hidup di dalamnya adalah katak, serangga, dan Hydrilla. Adapun zona

profundal adalah daerah dasar pada suatu danau atau kolam. Organisme yang hidup di dalamnya

adalah dekomposer. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.

Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan sebagai berikut.

a.         Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif)

mengikuti gerak aliran air.

b.        Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

c.         Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada

permukaan air, misalnya serangga air.

d.        Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain,

misalnya siput.

e.         Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil

(melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang

meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.

a. Danau

Page 11: Ekosistem Danau

Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.

Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat

daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang

hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau

sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi

4 daerah sebagai berikut.

1) Daerah litoral

Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Komunitas

organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom),

berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-

kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

2) Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar

matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai organisme, di antaranya fitoplankton, termasuk

ganggang dan sianobakteri, zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang.

3) Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Daerah ini dihuni oleh

cacing dan mikroba.

4) Daerah bentik

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme

mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.

1) Danau oligotropik

Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena

fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh

sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

2) Danau eutropik

Page 12: Ekosistem Danau

Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan,

karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-

macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

b. Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta

mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan

memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis

lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras

tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.

Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga

dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak

sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan

gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah

tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus

karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat

pada batu.

Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,

dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,

sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.

Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air

tawar adalah sebagai berikut. Adaptasi tumbuhan Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya

bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke

dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti

teratai(Nymphaea gigantea),mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah

yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau

isotonis.

Adaptasi hewan Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang

bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di

ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan

Page 13: Ekosistem Danau

osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,

insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme

dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1.        Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadiautotrof (tumbuhan), danfagotrof

(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup

pada substrat sisa-sisa organisme.

2.        Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak

pasif) mengikuti gerak aliran air.

b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada

permukaan air, misalnya serangga air.

d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau

benda lain, misalnya keong.

e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat

sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remisadmin ekosistem air tawar

cara memperoleh makanan:

cara makhluk hidup pada ekosistem air tawar memperoleh makanan berbeda-beda, berikut

pembagian makhluk hidup pada air tawar berdasarkan cara memperoleh makanan/energy :

a.         Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau

tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.

b.        Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah

pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.

Bagan rantai makanan:

Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara

beradaptasi sebagai berikut:

- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.

- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif

Page 14: Ekosistem Danau

- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan

saluran pencernaan.