Upload
meilana-sapta-d
View
237
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ekosistem
Citation preview
Ekosistem Danau
Perairan disebut danau apabila perairan itu dalam dengan tepi yang umumnya curam. Air
danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir
saja. Berdasarkan pada proses terjadinya danau dikenal danau tektonik yang terjadi akibat gempa
dan danau vulkanik yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi (Barus, 2004).
Proses terjadinya danau pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: danau
alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari
kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan
danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan-
tujuan tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah (Nybakken, 1992).
Sebagai salah satu bentuk ekosistem, perairan danau terdiri dari faktor abiotik (fisika dan
kimia) dan faktor biotik (produsen, konsumen dan dekomposer), dimana faktor-faktor tersebut
membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air tetap, jernih atau
beragam dengan aliran tertentu dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada daerah pinggir
saja (Barus, 2004).
Ekosistem danau dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu Benthal merupakan
zona substrat dasar yang dibagi menjadi zona litoral dan zona profundal. Litoral merupakan
bagian dari zona benthal yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari, sedangkan zona
profundal merupakan bagian dari zona benthal di bagian perairan yang dalam dan tidak dapat
ditembus lagi oleh cahaya matahari. Zona perairan bebas sampai ke wilayah tepi merupakan
habitat nekton dan plankton yang disebut zona pelagial. Selanjutnya dikenal zona pleustal, yaitu
zona pada permukaan perairan yang merupakan habitat bagi kelompok neuston dan pleuston.
Berdasarkan pada daya tembus cahaya matahari kedalam lapisan air, dapat dibedakan menjadi
beberapa antara lain zona fotik (photic zone) di bagian atas, yaitu zona yang dapat ditembus
cahaya matahari dan zona afotik (aphotic zone) di bagian bawah, yaitu zona yang tidak dapat
ditembus oleh cahaya matahari (Barus, 2004).
2.2. Produktivitas Primer
Di lingkungan perairan Indonesia produksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan
dan penyimpanan energi dalam ekosistem. Pemasukan energy dalamekosistem yang dimaksud
adalah pemindahan energi cahaya menjadi energi kimiaoleh produsen. Sedangkan penyimpanan
energi yang dimaksudkan adalahpenggunaan energi oleh konsumen dan mikroorganisme. Laju
produksi makhluk hidup dalam ekosistem disebut sebagai produktivitas (Sumawidjaja, 1979).
Produktivitas primer dari suatu ekosistem didefinisikan sebagai jumlah energi cahaya
yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produsen melalui kegiatan
fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu. Cahaya disimpan dalam
bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh organisme
heterotrofik (Sumawidjaja, 1979).
Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya
energi dari senyawa-senyawa organik. Jumlah seluruh bahan organik yang terbentuk dalam
proses produktivitas dinamakan produktivitas perairan kotor atau produktivitas total. Karena
sebagian dari produktivitas total ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses-proses
hidup yang secara kolektif disebut respirasi, tinggalah sebagian dari produktivitas total yang
tersedia bagi pemindahan atau pemanfaatan oleh organisme lain. Produktivitas primer bersih
adalah istilah yang digunakan bagi jumlah sisa produktivitas primer kotor yang sebagian
digunakan oleh tumbuhan. Untuk respirasi, produktivitas primer inilah yang tersedia bagi
tingkatan-tingkatan tropik lain (Nybakken, 1992).
Dalam produktivitas primer terjadi reduksi karbondioksida dengan atom hidrogen dari air
untuk menghasilkan gula sederhana dan selanjutnya membentuk molekul organik yang lebih
kompleks dengan menggunakan energi matahari yang ditangkap klorofil. Laju sintesis bahan
organik dan perubahan produktivitas primer dapat dihitung dengan teknik pengukuran laju
fotosintesis yang didasarkan pada reaksi fotosintesis. Produktivitas primer dapat dilukiskan
misalnya pada laju produksi oksigen, laju penggunaan CO2 atau air maupun perubahan
konsentrasi bahan organik yang terbentuk (Sumawidjaja, 1979).
2.3. Faktor-faktor Produktivitas Primer
Produktivitas primer merupakan mata rantai makanan yang memegang peranan penting
bagi sumberdaya perairan. Melalui produktivitas primer, energi akan mengalir dalam ekosistem
perairan dimulai dengan fiksasi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Suplai zat hara
dan tersedianya zat khususnya nitrogen dan fosfor yang meningkat merupakan faktor kimia
perairan yang dapat mempengaruhi produktivitas primer disamping faktor fisik cahaya matahari
dan temperatur (Wibisono, 2005).
2.3.1. Temperatur Air
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan
dan penyerapan organisme. Pengukuran suhu air dapat dilakukan dengan termometer air raksa
atau tele-termometer. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme. Suhu air
normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan
berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air (Tancung, 2007).
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian daripermukaan laut,
sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman daribadan air. Perubahan suhu
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologidi badan air. Peningkatan suhu
mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksikimia, evaporasi dan volatilisasi. Selain itu,
peningkatan suhu air juga mengakibatkan penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2,
N2, dan CH4 (Barus, 2004).
2.3.2. pH air
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogendalam
perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkatkeasaman atau kebasaan
suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalahnetral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan
bersifat asam, sedangkan pH > 7dikatakan kondisi perairan bersifat basa. Adanya
karbonat,bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asam- asam
mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan (Effendi, 2003).
Nilai pH yang terlalu asam atau basa berbahaya bagi kelangsungan hidup plankton karena
akan menyebabkan berbagai gangguan metabolisme termasuk respirasi. Organisme air dapat
hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara
asam lemah sampai basa. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya
berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang sangat asam maupun sangat basa akan
membahayakan kelangsungan hidup organisma karena akan menyebabkan terjadinya berbagai
gangguan seperti gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2004).
2.3.3. Penetrasi Cahaya
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor fisika yang memegang peranan penting
dalam perubahan produktivitas primer. Jika kedalaman penetrasi cahaya yang menembus air
sudah diketahui, maka dapat diketahui sampai dimana proses asimilasi tumbuhan terjadi. Energi
cahaya matahari digunakan dalam proses fotosintesis, diserap oleh pigmen klorofil dan diubah
menjadi energi kimia yang digunakan dalam proses reduksi karbonkdioksida sehingga terbentuk
bahan organik sebagai hasil akhit akhit fotosintesis. Cahaya yang tampak kemudian dipantulkan
terutama pada panjang gelombang hijau dan secara keseluruhan radiasi matahari yang aktif
dalam fotosintesisnya 40% (Effendi, 2003).
Kekeruhan sebagai intensitas kegelapan didalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan
yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi
seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme
lainnya.Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air
(Wibisono, 2005).
Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan padatan tersuspensi, zat-zat
terlarut, partikel- partikel dan warna air. Pengaruh kandungan lumpur yang dibawa oleh aliran
sungai dapat mengakibatkan tingkat kecerahan air danau menjadi rendah, sehingga dapat
menurunkan nilai produktivitas perairan (Nybakken, 1992).
2.3.4. Kadar Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut dalam
perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh
dan berkembang biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen yang
terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melaluiair hujan serta aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen atmosfer ke air bisa terjadi secara langsung pada
kondisi air stagnant (diam) atau terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibatadanya
gelombang atau angin. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan padahakekatnya berlangsung
relatif lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air atau gelombang (Barus, 2004).
Oksigen terlarut (Dssolved Oxigen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan
anorganik dalam proses aerobik. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam ekosistem akuatik, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar
organisme (Salmin, 2005).
Di perairan danau, oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis alga yang banyak
terdapat pada zone epilimnion, sedangkan pada perairan tergenang yang dangkal dan banyak
ditumbuhi tanaman air pada zone litoral, keberadaaan oksigen lebih banyak dihasilkan oleh
aktivitas fotosintesis tumbuhan air. Keberadaan oksigen terlarut di perairan sangat dipengaruhi
oleh suhu, salinitas, turbulensi air,dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan
semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan berkurangnya tekanan atmosfer. Penyebab utama
berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan karena adanya zat pencemar yang
dapat mengkonsumsi oksigen (Salmin, 2005).
………………………………………………………
MIKROBIA LINGKUNGAN PERAIRAN Salah satu cabang mirobiologi lingkungan yang
sekarang berkembang pesat adalah mikrobiologi perairan. Mikrobiologi ini mempelajari
mikroorganisme dan aktivitasnya dalam air tawar, air laut, dan estuaria. Mikrobiologi perairan
mempelajari mikroorganisme air yang habitatnya air. Mikroorganisme ini memang berasal dari
air atau merupakan tempat tinggal sementara dan berasal dan berasal dari limbah domestic atau
pabrik. Aktivitas mikroorganisme dalam air berperan dalam menentukan kesehatan manusia dan
hewan. Populasi mikroorganisme dalam lingkungan perairan tergantung berbagai factor : a. Suhu
Suhu perairan berkisar sekitar 30-40 derajat C di daerah ekuator.Lingkungan air asin mempunyai
suhu di bawah 5 derajat C sehingga banyak ditemukan bakteri psikrofilik.Pada sumber air panas
ditemukan mikroorganisme dengan suhu optimum 70-72 derajat C,seperti Thermophilus
aquaticus. b. Tekanan hidrostatik Tekanan hidrostatik antara air permukaan dengn air lautan
yang sangat dalam. Tekanan ini dipengaruhi oleh keseimbangan kimiawi dan mengakibatkan
penurunan PH air laut, dan kelarutan nutrient seperti bikarbonat, HCO3. Selain tekanan
hidrostatik juga mempengaruhi titik didih air,sehingga tetap mempertahankan air dalam keadaan
terlarut dalam suhu panas dan tekanan tinggi.Bakteri barofilik adalah bakteri yang tumbuh dalam
tekanan hidrostatik tinggi.Mikroorganisme ini pada umumnya bersifat psikofilik. c. Cahaya
Kehidupan mikroorganisme dalam lingkungan air tergantung pada mikroorganisme
fotosintetik.Biasanya primary produsers adalah kelompok algae yang biasanya terdapat pada
bagian permukaan air, karena cahaya dapat menembus lapisan ini. Ke dalam wilayah yang
bercahaya tergantung pada keadan setempat. Musim, dan kekeruhan air. d. Salinitas Air laut
memiliki konsentrasi garam tinggi. Garam utama dalam air adalah klorida, Sulfat, Kalsium,
Kalium, dan magnesium. Konsentrasi ini biasanya lebih rendah dekat permukaan sungai dan
laut. Biasanya mikroorganisme di laut bersifat halofilik dan mampu tumbuh pada konsentrasi
garam 2,5-4% e. Kekeruhan Bahan terlarut yang menyebabkan kekeruhan di antaranya adalah :
Partikel mineral yang berasal dari darat, dedritus seperti selulosa, hemiselulosa, dan
khitin.Mikroorganisme terlarut. Turbiditas mempengaruhi penetrasi cahaya, kemampuan
penetrasi ini nantinya mempengaruhi wilayah fotosintesis. Bahan atau partikel yang berfungsi
sebagai substrat untuk pencantelan atau sebagai substrat yang dimetabolismekan. Bakteri yang
tumbuh sambil melekatkan diri ke permukaan disebut sebagai epibakteri. f. pH Mikroorganisme
akuatik dapat ditumbuhkan pada PH 6,5-8,5. Untuk mikroorg.anisme laut, PH optimum sekitar
7,2-7,6. Mikroorganisme yang hidup di danau atau sungai mempunyai kisaran PH optimum yang
luas. g. Bahan organic dan anorganik Bahan kimia yang terdapat dalam air mempengaruhi jenis
mikroorganisme. Nitrat dan pospat merupakan bahan anorganik yang berperanan dalam
pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa organik diperlukan untuk pertumbuhan bakteri saprofit
dan fungi. 1. Perairan Alamiah Kelembaban bumi berada dalam sirkulasi yang sinambung, yaitu
suatu proses yang dikenal sebagai daur air atau daur hidrologis. Istilah ini mengacu pada
sirkulasi air dari lautan dan air-akar permukaan lain menuju atmosfer melalui evaporasi dan
transpirasi diikuti dengan presipitasi kembali ke bumi sebagai hujan batu es. Perairan alamiah
dapat dikelompokkan sebagai berikut : · Air atmosfer: Air yang terkandung dalam awan dan
dipresipitasikan sebagai hujan,salju, atau hujan batu es. · Air permukaan: Kumpulan air seperti
danau, kali, sungai, dan laut. · Air dibawah permukaan tanah: Air di bawah permukaan tanah di
daerah yang semula pori tanahnya serta ruang di dalam dan di antara batu-batunya jenuh dengan
air. 2. Mikroorganisme di Perairan Alamiah Flora mikrobia perairan di bawah permukaan tanah
dipengaruhi oleh proses penyaringan. Mikroorganisme tertahan oleh bahan partikulat dalam
tanah yang berfungsi sebagai saringan. Dengan demikian besar kemungkinan perairan yang
berada jauh di bawah permukaan tanah bebas dari mikroorganisme.Mata air terdiri dari air tanah
yang mencapai permukaan melalui bagian batuan yang retak atau pori tanah; sumber-sumber air
semacam ini dapat mempunyai kualitas mikrobiologis yang baik. Perairan permukaan, seperti
danau, sungai, muara, dan lautan, merupakan suatu ekosistem mikrobiologis yang rumit. Perairan
demikian kurang lebih rentan terhadap pencemaran berkala oleh mikroorganisme dari air
atmosfer, aliran air pada permukaan tanah dan limbah domestik ataupun industri yang dibuang
kedalamnya. Perairan permukaan amat bervariasi dalam hal kandungan nutrien,yang tersedia
bagi mikrobia, keadaan fisik, dan ciri-ciri biologinya. 3. Penyebaran Mikroorganisme dalam
Lingkungan Akuatik Mikroorganisme dalam suatu lingkungan akuatik mungkin terdapat pada
semua kedalaman, berkisar dari permukaan sampai ke dasar parit-parit yang paling dalam di
dasar lautan. Populasi tersebar mikroorganisme menghuni “ lapisan” teratas dan sedimen dasar,
terutama di perairan dalam. a. Plankton ( Fitoplankton dan Zooplankton ) Kumpulan organism
hidup yang sebagian besar terdiri dari mikroorganisme, yang terapung dan hanyut pada
permukaan ekosistem akuatik, dinamakan plankton. Populasi plankton terdiri dari alga
( fitoplankton ), protozoa, hewan kecil (zooplankton), dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme
fototrofik dianggap sebagai plankton yang paling penting karena merupakan produsen primer
bahan organik; artinya pelaku fotosintesis. Sebagian besar organisme planktonik dapat bergerak,
atau mengandung tetesan minyak, atau memiliki struktur khusus yang memungkinkan mereka
mengapung; ke semua cirri ini membantu organism tersebut untuk mempertahankan lokasinya di
zone fotosintetik yang berada di lapisan air bagian atas. b. Mikroorganisme Bentik
Mikroorganisme yang merupakan penghuni suatu dasar peraira( lumpur tanah ) dinamakan
organism bentik.Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme pada system muara-laut
ialah daerah bentik, yang terbentuk dari pasang naik sampai suatu kedalaman di tempat tanaman
sudah jarang tumbuh. Daerah dasar laut mengandung berjuta-juta bakteri per gram. Keadaan
fisik dan kompoen-komponen kimiawi yang mencirikan daerah perairan di antara zone
planktonik dan bentik sangat bervariasi sehingga tidak ada gunanya untuk mencoba membuat
gambaran umum. 4. Mikrobiologi air buangan dan air limbah Air buangan atau air limbah, baik
air limbah domestik maupun air limbah industri potensial mengandung banyak sekali
mikroorganisme. Untuk menghasilkan yang aman diberi perlakuan sedimentasi, filtrasi, dan
disinfeksi.Ketiga cara tersebut dimaksudkan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme dalam
air buangan atau air limbah yang akan digunakan sebagai bahan baku air minum. Sewaktu
sedimentasi, partikel besar bisa mengendap. Pengendapan dipercepat dengan penambahan alum (
aluminium sulfat ), sehingga akan terbentuk presipitat yang lengket sifatnya. Mikroorganisme
dan partikel kecil lainnya akan ikut mengendap bersamaan dengan presipitat ini. Proses
berikutnya air di alirkan melalui saringan pasir. Pada proses ini 99% dari populasi bakteri ikut
tersaring. Selanjutnya air disinfeksikan untuk memastikan bahwa air aman untuk diminum.
Biasanya pada tahap ini ditambahkan khlor sebagai desinfektan.Dhosis khlor harus
meninggalkan residu khlor yang bebas sebanyak 0,2-2,0 mg/l. Metode disinfeksi lainnya ialah
ozonisasi atau iradiasi dengan ultraviolet. Kadangkala pada proses ini mineral dihilangkan
sehingga menjadi air kelas, mengaur PH bila air asam atau basa. Penyebaran dan pengolahan
yang tidak memadai pada air limbah dapat menyebabkan : 1) Penyebaran mikroorganisme
pathogen. 2) Peningkatan pencemaran pada sumber air alam. 3) Pencemaran pada kerang dan
produk perikanan lainnya dapat membahayakan kesehatan manusia. 4) Dapat menyebabkan
kematian pada unggas air. 5) Penurunan kadar oksigen oleh bahan organic sehingga mematikan
kehidupan akuatik. 6) Dapat menimbulkan terjadinya akumulasi bahan toksik mikroorganisme.
7) Menyebabkan bau yang tidak sedap akibat aktivitas mikroorganisme. Untuk mencegah hal-hal
tersebut maka dapat dilakukan pengolahan air limbah dengan baik.Dalam skala rumah tangga
pengolahan air limbah dilakukan dengan cara membuat septic tank.Fungsi septic tank adala
mengendapkan partikel sehingga menyebabkan terjadinya dekomposisi dari sludge.Sewaktu
limbah memasuki septic tank, maka sedimentasi dimulai bagian atas sehingga cairan yang
mengandung sedikit partikel dikeluarkan. Solid yang disedimentasikan didegradasikan oleh
bakteri anaerob. Septic tank merupakan cara terbaik untuk membuang kotoran dalam jumlah
kecil.Namun cara ini dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri pathogen. Dalam skala besar
terutama di daerah perkotaan, proses perlakuan air dilakukan dengan cara sebagai berikut. a)
Pengolahan primer. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan solid kasar dan mengeluarkan
padatan yang mengendap. b) Pengolahan sekunder. Hal ini dimaksudkan untuk mengadsorpsikan
dan mengoksidasikan bahan organic air limbah dengan mengurangi kadar BOD. c) Pengolahan
berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan lainnya untuk menurunkan
BOD, termasuk nutrien yang mengandung P dan N. d) Pengolahan tahap terakhir. Hal ini
dilakukan dengan cara disenfeksi dan pembuangan efluen cair. e) Pengolahan padatan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan bahan padat untuk land application, landfill, dan dibakar. 5.
Peranan Mikroorganisme dalam Lingkungan Akuatik Kehidupan akuatik mempertunjukkan
adanya interaksi yang amat rumit di antara mikroorganisme, dan antara mikroorganisme dengan
mikroorganisme, baik tumbuhan maupun hewan. Mikroorganisme, terutama alga memegang
peranan penting dalam rantai makanan lingkungan akuatik. Produsen primer dalam lingkungan
akuatik ialah alga, yang didominasi oleh filoplankton. Dengan fotosintesis, alga mampu
mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi. Protozoa ( spesies Foraminifera dan
Radiolaria, dan juga banyak spesies berflagela dan bersilia ) juga terdapat dalam jumlah banyak
di daerah yang di huni fitoplankton. Jenis-jenis zooplankton ini hidup dari organism fitoplankton,
bakteri, dan zat-zat organik atau anorganik sebagai makanannya menurut penyelidikan,
zooplankton menghindari cahaya dan mempertunjukan migrasi diurnal. Pada malam hari
zooplankton memakan fitoplankton di permukaan; sedangkan siang hari berada di zone fotik.
Plakton, terutama fitoplankton dianggap sebagai “padang rumput”. Ikan, ikan paus, dan cumi-
cumi secara langsung memakan plankton atau hewan yang lebih besar pemakan plankton Istilah
“ kesuburan lautan ’’ dipakai untuk menyatakan kemampun organism-organisme yang terdapat
di dalamnya untuk menghasilkan 1 sampai 10 gram bahan organik kering per meter persegi per
hari, sedangkan daerah-daerah lautan yang dalam menghasilkan 0,5 gram. `Pertumbuhan
organisme fitoplankton bergantung kepada energy cahaya, karbondioksida, air, persenyawaan
nitrogen dan fosfor, dan unsure-unsur mikro dibuat menjadi bentuk tersedia melalui kegiatan
biokimiawi mikroorganisme, terutama bakteri. Kegiatan tersebut meliputi dismilasi substrat
organic dan menghasilkan persenyawaan anorganik, yang dikenal dengan proses mineralisasi.
Alga planktonik, dalam lingkungan tertentu, dapat tumbuh menjadi populasi yang besar sehingga
dapat mengubah warna air. Warna khas Laut Merah disebabkan oleh populasi padat alga hijau-
biru ( sianobakteri ), Oscillatoria erythraea, yang mengandung pigmen fikoeritrin, dan
fikosianin.Disamping itu, ada pula populasi padat mikroorganisme lain yang member warna
coklat, kuning sawo, atau kuning kehijauan pada daerah perairan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA · Krisno,Agung.2002.Mikrobiologi Terapan.Malang: UMM Press. ·
Irianto, Koes.2002.Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme.Bandung: Tramaya. ·
Dwijoseputro.1994.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: Djambatan
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
………………………….
Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar Sungai Danau- Indonesia terletak pada garis 6°LU – 11°LS dan
95°BT – 141°BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati
oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi. Indonesia pun memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem
air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.
Ekosistem tersusun atas berbagai komponen dan satuan organisasi yang menyusunnya. Di dalam
ekosistem terjadi interaksi antar komponen yang menjadikan ekosistem memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh karenanya, ekosistem terdiri atas beberapa tipe. Ekosistem terdiri atas
ekosistem darat, ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut. Pada tulisan ini hanya akan di
bahas Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar.
Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya
tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh
iklim dan cuaca. Karateristik ekosistem air tawar lainnya seperti tumbuhan rendah bersel satu
mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk
melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang
hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam
diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara
osmosis. Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik
merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik
memiliki ciri airnya tidak berarus. Contoh perairan lentik adalah danau. Danau memiliki tiga
wilayah horizontal, yaitu zona limnetik, zona litoral, dan zona profundal. Zona limnetik adalah
wilayah perairan yang masih bisa di tembus oleh cahaya matahari. Di zona ini banyak
didominasi oleh zooplankton dan nekton. Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan
sungai. Organisme yang hidup di dalamnya adalah katak, serangga, dan Hydrilla. Adapun zona
profundal adalah daerah dasar pada suatu danau atau kolam. Organisme yang hidup di dalamnya
adalah dekomposer. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif)
mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya siput.
e. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil
(melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang
meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.
a. Danau
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat
daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau
sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi
4 daerah sebagai berikut.
1) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom),
berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-
kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai organisme, di antaranya fitoplankton, termasuk
ganggang dan sianobakteri, zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang.
3) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
4) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.
1) Danau oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
2) Danau eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan,
karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-
macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
b. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis
lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.
Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak
sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan
gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus
karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat
pada batu.
Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air
tawar adalah sebagai berikut. Adaptasi tumbuhan Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya
bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti
teratai(Nymphaea gigantea),mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah
yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau
isotonis.
Adaptasi hewan Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,
insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadiautotrof (tumbuhan), danfagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup
pada substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak
pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau
benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat
sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remisadmin ekosistem air tawar
cara memperoleh makanan:
cara makhluk hidup pada ekosistem air tawar memperoleh makanan berbeda-beda, berikut
pembagian makhluk hidup pada air tawar berdasarkan cara memperoleh makanan/energy :
a. Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau
tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.
b. Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah
pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.
Bagan rantai makanan:
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara
beradaptasi sebagai berikut:
- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan
saluran pencernaan.