Upload
aswin-rizky-wardhana
View
77
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MATA KULIAH BIOLOGI
EKOSISTEM PERBUKITAN
Disusun oleh:
Aswin Rizky Wardhana (125100100111036)
Alifa Rahma Safitri (125100100111034)
Lisna Almar Atus Sholiha (125100101111063)
Risa Sarnes (125100100111008)
Melani (125100101111042)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
EKOSISTEM PERBUKITAN
Pada ekosistem perbukitan ini terdapat cukup banyak interaksi, baik itu antar komponen
biotik, antar komponen abiotik, dan antar komponen bitik dan abiotik. Interaksi-interaksi ini
mempengaruhi keseimbangan hayati di suatu ekosistem tersebut. Berikut penjelasan tentang
ekosistem perbukitan:
Pada gambar ini, terlihat banyak tanaman
yang diantaranya pisang, rerumputan, dan
pepohonan. Tanaman-tanaman tersebut
tumbuh dengan cukup subur. Tanaman-
tanaman tersebut mendapatkan nutrisi dan air
dari dalam tanah. Tumbuh suburnya masing-
asing tanaman tersebut bisa dikaitkan dengan
tercukupinya nutrisi masing-masing tumbuhan
tersebut. Dengan tumbuh suburnya tanaman
pada gambar tersebut, maka dapat dihubungkan bahwa siklus atom seperti siklus oksigen, carbon,
dan nitrogen yang ada pada ekosistem tersebut berjalan dengan cukup baik. Ekosistem ini masih
terlihat alami karena belum ada gangguan dari manusia. Pepohonan dan rerumputan yang ada di
ekosistem ini berada di tingkat produsen, yang berada di piramida makanan yang paling rendah.
Pada gambar tersebut terlihat ada seekor capung
yang sedang bertengger di sebuah ranting yang
tertancap di dalam tanah.capung di dalam
ekosistem erbukitan ini bertindak sebagai
konsumen tingkat 1. Capung memakan produsen
langsung, seperti dedaunan. Peristiwa dedaunan
dimakan capung dinamakan predasi. Karena
berperan sebagai konsumen pertama, maka letak
capung dalam piramida makanan adalah di
tempat kedua dari bawah.
Dari hasil pengamatan yang didapatkan, dapat
diketahui bahwa di alam yang terbuka banyak sekali
terjadi interaksi atau hubungan yang saling berkaitan
antara makhluk satu dengan makhluk yang lain,atau
dapat pula dikatakan hubungan biotik dengan biotik,
serta abiotik dengan biotik. Dilihat dari gambar di
atas ,tentunya di alam terbuka(hutan )terjadi interaksi antara tumbuhan dengan hewan atau
peristiwa makan dan dimakan. Dimana tumbuhan(komponen autrotof)dan hewan (komponen
heterotrof). Hijaunya alam,dengan banyaknya dedaunan menjadi kurang atraktif karena adanya ulat
yang mengerogoti daun untuk sumber energy (pangan)mereka. Interaksi yang terjadi pada alam
merupakan siklus yang secara terus menerus akan terjadi untuk keseimbangan alam. Dengan adanya
tumbuhan dan hewan kecil (ulat) akan terjadi suatu siklus kehidupan dari daun/tumbuhan sebagai
produsen akan di makan oleh ulat ,ulat dapat dimakan oleh hewan karnivora (konsumen II) dan
seterusnya (konsumen III) yang pada akhirnya akan menurun aktivitasnya menjadi menjadi
detritivor(pengurai) ,pengurai ini sangat membantu tumbuhan untuk masa suburnya,zat pengurai
tersebut berperan menyuburkan tanah sehingga tumbuhan mendapatkan nutrisi yang cukup dari
tanah yang sudah menjadi humus akibat dari zat pengurai dan mikroba-mikroba tanah yang lainnya.
Dari interaksi yang terjadi dapat dikategorikan adanya hubungan simbiosis parasitisme,yang mana
ulat memakan daun sehingga tanaman menjadi terhambat proses pertumbuhannya.
Dari gambar yang kedua, menunjukkan
hubungan keterkaitan antara hewan
(semut) komponen abiotik (bukan
makhluk hidup) dan biotik (dedaunan).
Diantara ketiganya terjadi interaksi semut
yang biasanya membuat sarang pada
dedaunan dan tanah. Semut yang
berukuran kecil tingkat kekompakkan dan
kerjasamanya sangat tinggi. Mereka
semua bekerjasama membuat sarang
sebagai tempat tinggal mereka sebagai tempat melindungi diri dari musuh maupun dari sensitifitas
lingkungan.Pada daun semut membuat sarang dengan cara mengulungkan daunnya, dan dapat
dikategorikan sebagai simbiosis parasitisme,karena pertumbuhan daun terhambat ,sedangkan semut
mendapatkan tempat perlindungan yang cukup untuk melindungi diri. Dan pada tanahnya biasanya
semut membuat gundukan tanah (lubang) yang tujuannya sebagai sarang juga sebagai tempat
perlindungan diri dari musuh dan sensitifitas lingkungan,sperti hujan,panas dan suasana dingin.
Pada gambar diatas dapat dapat dijelaskan
bahwa terdapat dua unsur yang saling
bersinambungan yaitu komponen abiotik
dan komponen biotik. Komponen abiotik
adalah komponen penyusun ekosistem yang
terdiri dari benda-benda tak hidup. Komponen abiotik dalam gambar diatas antara lain
tanah, udara, dan cahaya matahari. Selain komponen abiotik, terdapat komponen biotik
pada gambar diatas. Komponen biotik adalah komponen penyusun ekosistem yang terdiri
dari benda-benda hidup. Komponen biotik pada gambar diatas adalah kerbau, rumput, dan
serangga. Dalam suatu ekosistem selalu terdapat peran produsen, konsumen maupun
pengurai. Produsen dalam gambar diatas adalah rumput dan konsumennya adalah kerbau
dan serangga.
Gambar diatas menunjukkan sebuah kupu-
kupu yang hinggap pada tumpukan daun-
daun tebu. Disekitar tumpukan daun tebu
tersebut terdapat tanaman tebu yang
masih kokoh berdiri dan terdapat bunga
dibagian atasnya. Seperti yang kita ketahui
bahwa kupu-kupu hidup dengan
menghisap nektar bunga namun ada
beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan
membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Kupu-kupu pada gambar
diatas merupakan kupu-kupu jenis kedua. Komponen biotik pada gambar diatas adalah
kupu-kupu dan komponen abiotiknya adalah daun-daun tebu, tanah, udara dan cahaya
matahari.
Hubungan capung terhadap dedaunan hijau
seperti gambar diatas merupakan hubungan yang
disebut predasi dimana capung berperan sebagai
predator sedangkan dedaunan sebagai mangsa. .
Sebagai predator, capung berperan penting dalam
keseimbangan ekosistem terutama dalam dunia
pertanian karena ia memakan hama yang kadang
mengganggu tanaman seperti kutu daun dan wereng. Keberadaan capung terhadap dedaunan
menandakan dedaunan segar dan layak
dibuat pakan.
Belalang menduduki posisi
konsumen tingkat satu pada ekosistem
sawah karena belalang memakan tanaman padi. Habitatnya adalah di sawah dan relungnya
adalah di tanaman padi dan rumput. Selain sebagai konsumen tingkat satu belalang juga
menjadi sumber energi bagi predatornya, misalnya katak. Oleh karena itu belalang juga
membantu dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di sawah sehingga tidak
terjadi ledakan populasi.
Hubungan antara belalang terhadap tanaman padi adalah predasi. Dimana belalang
sebagai predator dan tanaman padi sebagai mangsanya. Namun keberadaan belalang pada
padi mengindikasikan kelayakan padi untuk dikonsumsi.
Pada gambar disamping terdapat laba-
laba yang membuat rumah pada tumbuhan.
Hal ini menunjukan adanya keterkaitan
antara biotik dan biotik (laba-laba dan
tumbuhan) dimana hubungan tersebut
disebut simbiosis. Dalam hal ini hubungan
tersebut disebut simbiosis Komensalisme,
yaitu dimana pihak yang satu diuntungkan
dan yang satunya tidak dirugikan ataupun
diuntungkan. Laba-laba membuat rumah
(sarang) pada tumbuhan sehingga dapat terlindungi dan melakukan aktivitas hidupnya,
sedangkan pada pohon atau tumbuhan yang ditinggali tidak dirugikan ataupun diuntungkan
karena tumbuhan tersebut masih dapat melakukan fotosintesis seperti biasa dan tidak
terganggu aktivitas hidupnya.