Upload
lamtu
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Awalil Rizky
PT Permodalan BMT Ventura, Chief Economist
Pokja Kesinambungan Fiskal, Komite Ekonomi dan Industri
Nasional (KEIN), Anggota
Dewan Pakar Tim Sinkronsasi Anies-Sandi 2017, Wakil Ketua
Pokja Ekonomi, Rumah Transisi Jokowi-JK 2014, Anggota
Penulis buku: Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia, Utang
pemerintah Mencekik Rakyat, Bank Bersubsidi yang membebani,
BMT : fakta dan Prospek, Keuangan Inklusif: Peluang atau
Ancaman bagi BMT?
awalilrizky.blogspot.com
08158740497 (HP dan WA)
FUNDAMENTAL EKONOMI?1. APA saja barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian tersebut?
Apakah produksi barang industri manufaktur meningkat (menunjukan proses produksi yang makin tak bergantung alam); Apakah produktifitas pertanianpangan meningkat?; Apakah jasa-jasa yang berkembang menunjang industri?; Apakah yang diproduksi cukup variatif dan ada beberapa yang menjadiandalan (ciri) perekonomian?
2. BAGAIMANA cara memproduksinya? Apakah penggunaan tenaga kerja sudahoptimal?; penggunaan modal efisien?; teknologi produksi berkembang denganbaik? Apakah proses produksi bergantung pada pihak lain?; Apakah produksisangat bergantung pada satu atau sedikit input?
3. UNTUK SIAPA saja barang dan jasa dibagikan? Bagaimana kondisi distribusipendapatan; apakah kemiskinan tertangani; apakah bisa diperdagangkansecara mengutungkan dengan pihak luar (ekspor); apakah surplus ekonomibanyak yang dibawa pergi ke luar negeri?
INDIKASI FUNDAMENTAL EKONOMI TAK KUAT
1. Struktur produksi (PDB) belum kokoh – APA
2. Produksi Pangan makin tidak mencukupi - APA
3. Separuh Pekerja dalam kondisi rentan – BAGAIMANA
4. Ketergantungan eksternal terlampau besar – BAGAIMANA
5. Kondisi keuangan Pemerintah sulit - BAGAIMANA
6. Kemiskinan masih masalah besar – UNTUK SIAPA
7. Oligarki mendominasi ekonomi – UNTUK SIAPA
1,2 Struktur PDB tak kuat, Produksi Pangan tak mencukupi
• Transformasi sektor pertanian ke industri pengolahan tak berjalan baik
• Sektor pertanian hanya tumbuh perlahan, tanaman pangan tidakmencukupi kebutuhan negeri, variasi tanaman pangan tak terjadi
• Pertumbuhan industri pengolahan melambat, produktifitas menurun.
• Pertumbuhan tinggi hanya pada sektor nontradeable, seperti sektorinformasi, komunikasi dan jasa keuangan.
• Pertumbuhan jasa sosial dan kemasyakaratan lebih sebagai dampakindustrialisasi yang kurang berjalan secara baik dan terencana; hanyasektor darurat ekonomi rakyat, bukan sektor penunjang industri bagiperkembangannya suatu perekonomian
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, 13.45%
Pertambangan dan Penggalian, 9.64%
Industri Pengolahan, 21.13%
Konstruksi, 9.74%Perdagangan, 13.30%
Informasi dan Komunikasi, 3.62%
Jasa Keuangan dan Asuransi, 3.85%
Lainnya, 25.27%
STRUKTUR PDB RATA-RATA 2010-2017
Sumber data: BPS. Porsi nilai tambah produksi pertanian kecil, dan industri pengolahan tidak cukup besar
27.75 29.05 28.72 28.25 28.07 27.41 27.54 27.05 27.81 26.36 24.80 24.34 23.96 23.69 23.71
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Porsi Industri Pengolahan dalam PDB (%)cenderung menurun
Sumber data: BPS; PDB atas dasar harga berlaku seri tahun 2000
Sumber data: BPS, diolah. PDB data seri 2010, ketenagakerjaan kondisi Agustus
PRODUKTIFITAS TERINDIKASI MENURUN
• Produktivitas adalah output yang dihasilkan masing-masing unit input dariseluruh faktor produksi yang dipergunakan, suatu perbandingan antarakeluaran (output) dan masukan (input).
• Pertumbuhan total produktivitas faktor produksi (TPF) salah satu penentuutama pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
• Begitu pula dengan ICOR dan produktifitas tenaga kerja
• TPF, ICOR dan produktifitas tenaga kerja cenderung stagnan dan menurun.
3. BANYAK PEKERJA DALAM KONDISI RENTAN
Pekerja tidak penuh, yakni yang bekerja kurang dari 35 jama seminggu, mencapai40 juta orang pada februari 2018.
Jika pekerja tidak penuh dijumlahkan dengan penganggur 46,86 juta (35%)
Sektor pertanian masih menampung sekitar 40 juta pekerja, mayoritas berusia di atas 45 tahun, berproduktifitas rendah
Lebih dari separuh pekerja (58,22%) tergolong pekerja informal
Mayoritas pekerja berpendidikan rendah
Upah pekerja buruh tani, buruh bangunan, dan sektor lainnya jauh di bawah UMP
Mayoritas pekerja belum terlindungi oleh jaminan sosial
35.77
39.99
43.01
46.86
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PENGANGGUR DAN PEKERJA TIDAK PENUHmeski penganggur sedikit turun, jumlah pekerja tidak penuh meningkat
Pengangguran Terbuka Pekerja Tidak Penuh Jumlah Penganggur dan Pekerja Tidak Penuh % dari Angkatan Kerja
Sumber data: BPS; 2010-2017 adalah kondisi Agustus, 2018 adalah kondisi Februari
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000
50,000,000
Feb
ruar
i
No
vem
ber
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
1986198719881989199019911992199319941995***)199619971998199920002001200220032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
PEKERJA SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA KEMASYARAKATAN
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Industri Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
Sumber data: BPS; Yang penyerapan tenaga kerjanya terus meningkat pesat adalah jasa kemasyarakatan
0
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
Feb
ruar
i
No
vem
ber
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN
Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar
Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di Non Pertanian
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar
Sumber data: BPS; porsi pekerja informal bertahan besar, pada Februari 2018 sebesar 58,22%
20,486,560 23,615,379
19,275,556
20,938,152
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000
50,000,000
Feb
ruar
i
No
vem
ber
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
Agu
stu
s
Feb
ruar
i
198619871988198919901991199219931994199619971998199920002001200220032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
INDIKASI JUMLAH PENGUSAHA SKALA MIKRO DAN SKALA KECIL
Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar
Sumber data: BPS; jumlah mereka yang berusaha sendiri dan yang dibantu buruh tidak tetap meningkat
100.1699.86
101.77
104.58
105.24104.92
102.03101.59 101.65
101.27
102.07
97.00
98.00
99.00
100.00
101.00
102.00
103.00
104.00
105.00
106.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nilai Tukar Petani
Sumber data: BPS; tahun 2018 rata-rata bulan jan-juli
Nilai tukar petani tidak bisa membaik signifikan. Beberapa subsektor bahkan dibawah 100
Sumber data: BPS
4. Ketergantungan Eksternal makin menguat
• Transaksi Berjalan telah mengalami defisit sejak tahun 2012
• Neraca Pembayaran Indonesia hanya bisa surplus jika ada arus masuk bersih dalamtransaksi finansial; mulai terancam defisit pada tahun 2018
• Struktur ekspor amat lemah: bergantung pada komoditas primer, produk olahan yang terbatas, negara tujuan yang amat terbatas
• Ketergantungan kepada impor cukup tinggi, terutama dalam bahan baku produksi
• Neraca pendapatan primer (keuntungan investasi, bunga utang, dll) makin menekanperekonomian; dengan kecenderungan meningkat
• Ketergantungan pada arus masuk investor asing dalam investasi portofolio makinbesar; dan kepada makin sedikit pihak
• Amat sensitif atas kondisi dan kebijakan negara maju, serta rawan atas sudden reversal
REMITANSI TKI SALAH SATU PENYUMBANG DEVISAPekerja Migran Indonesia (PMI/TKI) yang tercatat 3,5 juta orang2014-2017 rata-rata USD 9 miliar/tahun. Akan mencapai USD12 miliar tahun 2018
Gambar disalin dari publikasi Bank Indonesia tentang Neraca Pembayaran Indonesia Tw II-2018
4408.61 4189.27 4277.19
5566.64
1764.25
10335.91
13201.98
3806.37
9206.43
10872.61
26066.63
16182.68
18995.58
20648.01
-1098.22
-5000
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 J U L - 1 8
KETERGANTUNGAN PADA ARUS INVESTASI PORTOFOLIO
Sumber data: Bank Indonesia, publikasi NPI
141,273
172,870
293,328
353,327 358,732
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Mar-18
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA (Juta US Dolar)
Pemerintah BI Swasta Total ULN
Sumber data: Bank Indonesia, publikasi Statistik Utang Luar Negeri
ARUS BALIK MENDADAK (SUDDEN REVERSAL)?
Catatan tentang nilai investasi asing dalam instrumen surat berharga yang digolongkan investasi portofolio dicatat pada Posisi Investasi Internasional (PII) dari Bank Indonesia. Disebut sebagai kewajiban investasi portofolio.
Posisi akhir triwulan II 2018 sebesar 249,3 miliar USD. Berupa kepemilikan atassurat utang negara, surat utang korporasi, dan saham korporasi.
Nyaris mustahil akan mendadak balik ke luar negeri sejumlah itu, namun nilainyabersifat potensial. Pembalikan arus sekitar 10% nya atau USD25 miliar dalam satutriwulan dapat disebut sudden reversal.
Selama ini, secara tahunan selalu arus masuk (surplus) dan hanya defisitbeberapa kali secara triwulanan. Harusnya tidak mungkin terjadi jika memangfundamental ekonomi kita kuat, penilaian rating internasional sesuai, danpenjelasan otoritas ekonomi adalah benar.
5. KETERBATASAN KEUANGAN PEMERINTAH
Posisi utang meningkat pesat
Beban utang (pembayaran bunga dan cicilan) makin besar
Utang tidak terencana baik (melebihi yang direncanakan)
Masalah utang BUMN meningkat dan bisa berbalik ke APBN
Ruang fiskal menyempit (untuk mendorong perekonomian)
Kemampuan meningkatkan pelayanan publik makin terbatas
-1.05%
-0.21%
-0.87%
-1.26%
-0.08%
-1.58%
-0.68%
-1.08%
-1.78%
-2.22%-2.14%
-2.59%-2.49% -2.51%
-2.12%
-1.84%
-3.00%
-2.50%
-2.00%
-1.50%
-1.00%
-0.50%
0.00%
-400
-350
-300
-250
-200
-150
-100
-50
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
DEFISIT APBN
Defisit %Defisit atas PDB
2004-2017: realisasi; 2018: outlook APBN; 2019: RAPBN
62.49 65.179 79.8
88.4 93.8 88.3 93.2100.5
113.04
133.44
156.01
182.76
216.57
249.41
275.42
2.6113.9
0.88.6 5.4
-5.5
4.9 7.3 12.5420.4 22.57 26.75
33.81 32.8426.01
-50
0
50
100
150
200
250
300
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PEMBAYARAN BUNGA UTANG
Pembayaran Bunga Utang Kenaikan
2004-2017: realisasi; 2018: outlook APBN; 2019: RAPBN
Posisi Utang per akhir September 2018 sebesar Rp4.416,37 T (30,47%); padaakhir tahun akan mencapai Rp4.510,65 T (31,12%); jika RAPBN 2019 sesuaitarget akan menjadi Rp4.910,65 T (33,13%) pada akhir 2019
4510.65
4910.65
31.12%33.13%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Posisi Utang Persentasi dari PDB
2004-2017: realisasi; 2018-2019: prakiraanku berdasar realisasi APBN KITA edisi Oktober dan RAPBN
Perkembangan Utang Sektor Publik
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pemerintah Pusat Lembaga Keuangan Publik BUMN NonLembaga Keuangan Utang Sektor Publik
Sumber data: Bank Indonesia, statistik utang sektor publik
RASIO UTANG PEMERINTAH/PDB dan UTANG SEKTOR PUBLIK/PDB
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Utang Pemerintah/PDB Utang Sektor Publik/PDB
Sumber data: Bank Indonesia, statistik utang sektor publik
6. Kemiskinan masih masalah besar
• Angka kemiskinan turun makin pelan
• Jumlah penduduk miskin masih besar, sebanyak 25,95 juta (Maret 2018)
• Jumlah penduduk hampir miskin dan rentan miskin sekitar 67 juta; sehingga total terkait kemiskinan (ukuran <1,6 GK) adalah hampir mencapai 92 juta orang
• Jumlah penduduk SANGAT MISKIN masih lebih dari 9 juta
• PDB per kapita naik pesat, garis kemiskinan naik lebih landau, namun pendudukmiskin masih banyak, indikasi ketimpangan meningkat
• Gini rasio belum membaik signifikan dan lebih buruk dari 10-20 tahun lalu
KEMISKINAN hanya sedikit membaik
Sekitar 92 juta penduduk masih
berstatus Miskin, Hampir Miskin, dan
Rentan Miskin Lainnya (<1,6 GK)
Penduduk sangat miskin: 10 juta orang
Kedalamankemiskinandi perdesaanmeningkat2014-2018 (2,26 – 2,37)
2,37
Gambar disalin dariPublikasi BPS, Des 2017Data 2018 diambil dariPublikasi BPS Juli 2018
1,71
1,17
2018
Keparahankemiskinandi perdesaanmeningkat2014-2018 (0,55-0,63)
0,63
0,44
0,29
2018
Gambar disalin dariPublikasi BPS, Des 2017Data 2018 diambil dariPublikasi BPS Juli 2018
Indeks Gini Rasio tidak turun signifikan
0.34 0.340.32 0.32
0.344 0.351
0.374 0.367 0.3720.382
0.406 0.4080.397 0.393 0.389
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
1976 1980 1990 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber data: BPS, diolah. Tahun 2009 – 2018 kondisi bulan Maret
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
Jan Mar Mei Jul Sep Nop Feb Apr Jun Agt Okt Des Jan Mar Mei Jul Sep Nop Feb Apr Jun Agt Okt Des Jan Mar Mei
UPAH BURUH TANI SECARA RIIL TURUN
Nominal Riil
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber data: BPS
27.225.9
22.5
34
49.547.97
38.3937.44
36.1535.1
39.3
37.17
34.96
32.5331.02
30.1229.25
28.17 28.28 28.59 28.01 27.7725.95
15.10%
13.70%
11.30%
17.47%
24.20%23.43%
18.20%17.42%
16.66%15.97%
17.75%16.58%
15.42%
14.15%13.33%
12.49%11.96%
11.36%11.25%11.22%10.86%10.64%9.82%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
0
10
20
30
40
50
60
1990 1993 1996 1997 1998 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
KEMISKINAN DI INDONESIA RENTAN KRISIS
Jumlah Penduduk Miskin Angka kemiskinan 2019-2020 jika krisis?Dampak krisis
Sumber data: BPS, diolah. 2006-2018, kondisi Maret
7. Oligarki mendominasi ekonomi
• Indonesia menempati urutan ketujuh dalam indeks Kapitalisme Kroni 2017 versiThe Economist. Ada lonjakan kekayaan para miliarder yang mempunyaihubungan erat dengan penguasa (politik)
• Beberapa industri besar cenderung mengandalkan rente.
• Praktik kartel, monopoli dan lobi-lobi bisnis menjadi cara umum yang seringdilakukan pengusaha dengan melibatkan aparat negara.
• Sektor bisnis yang rentan terjadinya kartel antara lain di sektor telekomunikasi, industri berbasis sumber daya alam, real estate, konstruksi dan pertahanan.
• Kesempatan orang atau kelompok baru untuk kaya secara fair makin berkurang
BEBERAPA INFO PERBANKAN
Jumlah Rekening DPK per 1.000 Penduduk Dewasa: 1.456
Jumlah Rekening Kredit per 1.000 Penduduk Dewasa: 225
Jumlah Rekening Kredit UMKM per 1.000 Penduduk Dewasa: 76
Baki Debet Kredit UMKM: Rp 972,88 Triliun
Kredit UMKM terhadap Total Kredit Perbankan: 19,13%
Kredit Usaha Menengah terhadap Total Kredit UMKM: 44,51%
Jumlah Rekening Kredit UMKM: 14,70 juta; total perbankan 43,77 juta
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Rp498,38 triliun (51,23%)
KESIMPULAN• Perekonomian kita memang masih tampak tumbuh dan berkembang, namun tidak
memiliki fundamental yang kuat
• Pertumbuhan ekonomi tanpa fundamental kuat, cenderung tidak berkualitas
• Amat mudah menjadi melambat, stagnan dan rawan krisis
• Ketergantungan eksternal meninggi, kita “small open economy”; terbuka dan rentan.
• Rencana dan Kebijakan ekonomi Otoritas (Pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan DPR) memiliki perspektif jangka pendek, kurang memperhitungakan masa depan.
• Pemerintah cenderung melemah kekuatannya dalam mempengaruhi perekonomian
• Perlu perubahan yang mendasar dalam kebijakan ekonomi yang berorientasimemperkuat fundamental ekonomi dan berhorison jangka panjang.
• Kita tampaknya makin menjauh dari amanat konstitusi dan tujuan kemerdekaan dalamhal kehidupan ekonomi; bukan sistem ekonomi berdasar kekeluargaan (Pancasila)
DAMPAK BAGI BMT?
• Likuiditas dari Bank ke BMT akan makin sulit
• Inflasi berpotensi akan meningkat kembali, apalahi jika pelemahanrupiah terus berlanjut;
• Perekonomian akan lebih lesu, setidaknya stagnan. Berpengaruh padasumber penghimpunan dana, serta kualitas pembiayaan
• Program kemiskinan akan meningkat sebagai antisipasi kondisi olehPemerintah, apalagi seiring tahun politik. Padahal, sering menyulitkankoperasi, seperti: KUR, UMi, Wakaf Mikro, dll
• Jika ada BMT berdekatan mengalami masalah, penularan akan cepat
• NAMUN PELUANG BAGI BMT YANG FUNDAMENTALNYA KUAT
BMT BERFUNDAMENTAL KUAT?
• Sumber pendanaan dari anggota berporsi terbesar
• Anggota mayoritas sudah menjadi bagian komunitas BMT
• Porsi Pembiayaan terbesar adalah kepada usaha mikro dengan nilai di bawah Rp50 juta, tersebar cukup luas
• Sumber Daya Insani sudah menjadi bagian keluarga BMT dengan nilaikeislaman yang kuat; memiliki integritas dan komitmen
• Fungsi Maal berjalan baik, sehingga memiliki kredibilitas tinggi di masyarakat, yang menjadi benteng dari rush dan semacamnya
ANCAMAN MENJADI PELUANG, KARENA BANK AKAN MENAHAN DIRI; BMT BERFUNDAMENTAL KUAT DAPAT TUMBUH DENGAN BAIK
APA YANG PERLU DILAKUKAN BMT
• Bagi yang berfundamental kuat, bisa ekspansi dengan hati-hati
• Bagi yang fundamentalnya belum kuat, perkuat lebih dahulu. Takperlu lagi mengacu pada pertumbuhan aset, apalagi laba (SHU).
• Bagi yang fundamentalnya lemah, perlu ada “sense of crisis”
• Perkuat kesadaran SDI agar tak minta kenaikan imbalan dalam kondisisulit ini. Dimulai dari jajaran pengurus dan manajer
• Perkuat kebersamaan antar gerakan BMT, terutama komunitas PBMT
• Jika tak jadi krisis, tetap akan menguntungkan BMT masa mendatang
• PERBANYAK DOA, DAN TINGKATKAN AMAL KEBAIKAN