15
HALUAN BMT 2020 Argumen dan Penalaran Makroekonomi

argumen makroekonomi awalil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: argumen makroekonomi awalil

HALUAN BMT 2020

Argumen dan Penalaran Makroekonomi

Page 2: argumen makroekonomi awalil

ECONOMIC OUTLOOK 2020

Sebenarnya tak mudah diprediksi

Pemerintah tidak memiliki economic outlook berjangka panjang

Bank Indonesia fokus prakiraan variabel tugasnya sebagai otoritas moneter saja yang berjangka menengah kerap berubah

Bank Dunia/ IMF dll berjangka pendek

Yang terpublikasi luas bersifat tahunan

Page 3: argumen makroekonomi awalil

Economic Outlook yang Populer

Nota Keuangan sebagai pengantar

R/APBN adalah economic outlook

tahunan yang resmi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005 - 2025 yang

berstatus Undang-Undang; ada

prakiraan bersifat umum

Paper IMF/World

Bank, biasanya tinjauan umum

(overview).

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah

Nasional 2010 – 2014; jabaran

visi/misi Presiden

Page 4: argumen makroekonomi awalil

Variabel Utama Analisis Mainstreams

Variabel-variabel

Kondisi eksternal Indonesia

Antara lain: dinamika perdagangan dunia, harga komoditas tertentu, kondisi negara maju dan yang berhubungan penting dengan Indonesia, serta arus modal dan uang di pasar global

Ada tambahan analisis risiko politik di dalam negeri, ataupun oppurtunity terkait tingkat kestabilan yang tinggi

Page 5: argumen makroekonomi awalil

Optimisme yang Tinggi Kebanyakan economic outlook optimistik, khususnya soal pertumbuhan ekonomi • Argumen utama: adanya pemulihan perekonomian global, khususnya di negara-negara

industri maju.

Optimisme itu mulai diberi catatan ketika pemulihan tak selancar yang diduga• Bagaimanapun, perdagangan dunia dianggap akan bisa mendongkrak ekspor

Indonesia. Arus modal dan keuangan internasional lebih stabil, rating Indonesia semakin baik.

Rekomendasi diberikan terkait optimalisasi transaksi internasional, baik dalam soal arus barang maupun arus modal, ditambah ekspor. • Termasuk soal iklim investasi, infrastruktur, regulasi yang baik, anti korupsi,

kesinambungan fiskal, dll

Page 6: argumen makroekonomi awalil

Faktor Domestik sebagai “Bumper”

1. Pengaman, jika keadaan sulit akibat guncangan eksternal, agar tidak sampai hancur.

2. Untuk tumbuh dan menjadi Sejahtera, faktor eksternal dianggap lebih signifikan.

Page 7: argumen makroekonomi awalil

Perekonomian dan Keuangan Dunia dalam era Transisional

1. Ketidakpastian semakin meningkat dalam dinamika Perekonomian dan keuangan dunia.

2. Banyak anomali terjadi, kadang ada turbulensi. 3. Perubahan cepat dan tak terduga sangat mungkin

terjadi; ekstrimnya bisa hancur seketika.4. Namun Pemulihan ekonomi dalam arti perdagangan

sedang terjadi, dan ada upaya untuk lebih win-win5. Tata Ekonomi Dunia Baru? Tata keuangan Baru?

Mungkin saja. Tata politik baru? kecil peluangnya

Page 8: argumen makroekonomi awalil

Hal Baru Terkait Kita

1

• Industri keuangan mikro jadi salah satu perhatian oleh berbagai studi/riset, dianggap teruji di banyak negara, direkomendasikan untuk dikembangkan

2• Ekonomi Syariah semakin tumbuh di dunia; baik

alasan kesadaran, kebutuhan maupun pasar.

3

• Khusus arus modal dan uang ingin ada “regulasi” negara atau antar negara yang lebih kuat dibandingkan kebebasan.

Page 9: argumen makroekonomi awalil

PRAKIRAAN HALUAN BMT 2020

1. Kondisi masih amat bergantung dinamika ekonomi global. Ketidakstabilan menjadi ancaman terus menerus.

2. Pertumbuhan ekonomi masih andalkan konsumsi dari sisi permintaan dan sektor padat modal dari sisi penawaran. Kualitas pertumbuhan ekonomi belum cukup baik.

3. Indonesia akan lebih berperan sebagai pasar bagi barang dan jasa dunia, juga tetap berperan penyedia tenaga kerja murah.

4. Angka pengangguran terbuka bisa diturunkan sedikit, namun angka setengah pengangguran masih sangat besar. Proses informalisasi ketenagakerjaan tetap berlangsung atau bertahan. Mereka yang berusaha sendiri tanpa karyawan tetap atau hanya dibantu keluarga akan semakin tumbuh. Keberadaan sektor usaha mikro dan usaha kecil akan menjadi semakin penting.

5. Masalah kemiskinan masih dihadapi. Meski angka kemiskinan bisa ditekan perlahan. Hanya bersifat sedikit memperbaiki, sebagian besar mereka tetap nyaris miskin dan nyaris sejahtera. Sedikit goncangan ekonomi akan membuat kembali miskin.

6. Pemerintah semakin mengandalkan penerimaan pajak dan dari utang, penerimaan sumber daya alam akan turun. Bisa terjadi crowding out atas investasi sektor swasta, artinya inefisiensi perekonomian dapat terganggu. Peningkatan utang pemerintah, membuat beban semakin berat.

7. Pemerintah akan meningkatkan berbagai pengeluarannya. Ada program-program yang lebih populis dan mengalirnya dana ke masyarakat bawah sampai pedesaan masih berlangsung di tahun-tahun mendatang.

Page 10: argumen makroekonomi awalil

PRAKIRAAN PERBANKAN

1. Masih besarnya ekses likuiditas. Salah satu sebabnya, derasnya aliran masuk modal asing.

2. Asset Bank Umum akan terus tumbuh, dan akan di kisaran Rp9000 T pada tahun 2020.

3. Total simpanan akan tumbuh setara dengan itu, mencapai Rp7000 T pada tahun 2020.

4. Proporsi deposito (45%), giro (25%) dan tabungan (30%) hanya akan sedikit berubah.

5. Kemungkinan rekening simpanan dengan nominal kecil meningkat, meski disparitasnya dengan yang di atas semakin menjauh.

6. Laju peningkatan efisiensi lambat, antara lain rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM) masih tinggi. 2020, BOPO di kisaran 70-80% dan NIM masih di kisaran 5,0%.

7. Selama 10 tahun ini BOPO di atas 80%, dan NIM di kisaran 5,70%. Termasuk paling buruk di Asean

Page 11: argumen makroekonomi awalil

KREDIT MKM PERBANKAN

1. Ada tidaknya pernyataan prioritas pengembangan kredit MKM tak berarti banyak. Kinerja kredit MKM lebih baik jika kondisi memburuk terkena dampak krisis global.

2. Ke depan, kredit mikro akan menjadi tumbuh lebih pesat dibanding kredit lainnya. Sepuluh tahun terakhir, kredit kecil yang menonjol.

3. Pengembangan kredit MKM sebenarnya diharapkan mampu semakin mendorong pemberdayaan UMKM, khususnya usaha mikro.

4. Posisi kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) pada akhir tahun 2011 adalah Rp 1.191,86 triliun, 52,7% dari total kredit perbankan sebesar Rp2.259,87 triliun.

5. Sebelumnya: 44,38% (2002), 48,07% (2003), 49,55% (2004), dan 52,03% (2005), 52,85% (2006), 51,2% (2007), 49,49%(2008), 52,25%(2009), 53,36% (2010).

6. Pertumbuhan kredit MKM: 22,47%(2007), 26,0%(2008), 16,12%(2009), 26,16%(2010), 21,7%(2011). 7. Sedangkan pertumbuhan kredit Perbankan: 26,38%(2007), 30,39%(2008), 9,97%(2009),

23,56%(2010), 24,8%(2011). 8. Menurun kembali karena 2011 ada optimisme korporasi dan perbankan belum terlalu siap.9. Pangsa kredit kecil. mencapai 41,08%, sedangkan kredit mikro dan kredit menengah hampir setara,

yakni 29,52% dan 29,40%.10. Berarti kredit Mikro dan kecil atas perbankan adalah sekitar 37,67%(2010).11. Selama sepuluh tahun terakhir di kisaran 35%.

Page 12: argumen makroekonomi awalil

Mengapa Kita Harus Mewujudkan Visi BMT 2020 ?

1. Kondisi Makro ekonomi dunia sedang mengalami transisi dan turbulensi sehingga memberi kesempatan pelaku dan atau institusi baru melakukan inisiatif.

2. Ekonomi Syariah yang tumbuh pesat di seluruh dunia, baik karena kesadaran, kebutuhan atau alasan pasar.

3. Keuangan Mikro dipercaya sebagai industri dan institusi yang harus diperkuat pada banyak negara.

4. Fundamental ekonomi Indonesia seharusnya dibangun berdasar masyarakat produktif, dimana sebagian besar UMKM.

5. LKM yang kuat dibutuhkan agar industri keuangan nasional tahan atas guncangan eksternal.

6. Pengalaman, kredibilitas, reputasi yang dimiliki BMT telah dapat digunakan untuk menjadi modal bagi inisiatif besar berskala nasional dan internasional

7. Jika BMT tidak mengambil inisiatif justeru berbahaya bagi kelangsungannya

Page 13: argumen makroekonomi awalil

HAL PENTING

1. Dana Rp4000 T untuk dikelola, dan modal Rp400T itu secara makroekonomi/keuangan akan tersedia tahun 2020 dan amat berpeluang “mencari” wadah di LKM, lalu siapkah kita “menerimanya”.

2. Dana yang laksana air itu akan mengalir ke tempat yang mampu menampungnya. Maka kapasitas BMT-BMT lah kunci utamanya

Page 14: argumen makroekonomi awalil

HAL PENTING

3. Selain argumen makroekonomi, ada alasan lain; diantaranya demografis, sosiologis dan politis.

4. Perlu advokasi sosial, ekonomis, politis dan akademis (terkait erat infrastruktur).

5. Faktor eksternal BMT itu diupayakan untuk predictable dan sebagiannya controlable

Page 15: argumen makroekonomi awalil

PENUTUP

Yang meresahkan adalah ILUSIYang mencerahkan adalah MIMPI

Yang bisa membedakannya adalah JATI DIRI