8
Teorema Rybczynki dan Immiserizing Growth, contoh negara, dan relevansinya terhadap Indonesia *untuk memenuhi tugas ekonomika internasional 1 Muhammad Wintar 10/297160/EK/17901 M Zaenuddin 10/299068/EK/17982

Ek Internas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ek

Citation preview

2

Teorema Rybczynki dan Immiserizing Growth, contoh negara, dan relevansinya terhadap Indonesia

*untuk memenuhi tugas ekonomika internasional 1

Muhammad Wintar

10/297160/EK/17901M Zaenuddin

10/299068/EK/17982

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Rybczynki ? Berikan contoh kasus negaranya! Bagaimana relevansinya dengan Indonesia?Jawab :Teori Rybczynki (Pengaruh Perubahan Pasokan Faktor pada Output Komoditi)Teori ini memperlihatkan bahwa suatu harga komoditi yang konstan, kenaikan salah satu pasokan faktor akan meningkatkan output dari komoditi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan output komoditi selainnya.

Misalnya jika di negara 1 terjadi pertambahan faktor produksi L (sementara itu faktor produksi K tetap ataupun bertambah sedikit saja), maka output komoditi X yang padat L itu akan meningkat dan melampaui output komoditi Y yang padat K. Bisa saja output komoditi Y yang padat K akan menurun pada saat Px/Py yang konstan.

Penjelasan gambar diatas :Kurva AB adalah batas kemungkinan produksi (PPF)Kurva MH adalah presentasikan garis harga dengan kemiringan p1/p2.

Titik E adalah titik produksi

Ketika faktor produksi modal meningkat sementara faktor produksi tenaga kerja tetap, kurva PPF akan bergerak ke CD. Titik produksi akan mengalami persinggungan di antara kurva CD dan garis harga PQ dengan kemiringan sebesar p1/p2 (dititik F)

Menurut teori Rybczynki sendiri, komoditi 2 yang padat modal meningkat ketika komoditi padat tenaga kerja menurun.Aplikasi Teori Rybczynki dalam pembuktian Teori Hecksher-OhlinTeori Rybczynki bisa digunakan untuk membuktikan teori Hecksher-Ohlin. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar dibawah.

PPF kedua negara identik yang digambarkan oleh kurva AA

Sebelum perdagangan :

Ekuilibrium berada di titik P, titik persinggungan AA dengan kurva indiferen, dengan kemiringan garis singgung kurva AA pada P = harga relatif komoditi 1

Jika ada negara, katakanlah negara G berlebih dalam modal, dengan harga relatif komoditi tetap, maka menurut teori Rybczynki :

Titik produksi akan berpindah ke Q. PP digambarkan dalam kurva BB di negara G :

Excess Demand untuk komoditi 1 ; Excess Supply untuk komoditi 2

Untuk itu sebelum perdagangan harga relatif komoditi 1 lebih tinggi di H atau harga relatif komoditi 2 lebih tinggi di negara F. Maka F akan mengekspor komoditi 1 dan H akan mengekspor komoditi 2.

Kesimpulannya : terbukti bahwa suatu negara akan mengekspor komoditi yang produksinya lebih banyak menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah dan murah dinegara itu, dan dalam waktu yang bersamaan pula akan mengimpor komoditi yang produksinya lebih banyak menggunakan faktor produksi yang relatif langka dan mahal di negara tersebut.Contoh negara yang masuk dalam teori RybczynkiNegara Nigeria yang mempunyai penduduk sekitar 128.771.988 jiwa (nomor 9 didunia). Nigeria merupakan penghasil komoditi kakao terbesar keempat di dunia, dan negara tersebut masuk dalam salah satu negara penghasil minyak dan gas terbesar di dunia.

Di Nigeria terjadi pertambahan faktor produksi tenaga kerja / L (sementara itu faktor produksi K tetap ataupun bertambah sedikit saja), maka output komoditi kakao yang padat tenaga kerja/ L itu akan meningkat dan melampaui output komoditi migas yang padat K. Bisa saja output komoditi Y yang padat K akan menurun pada saat Px/Py yang konstan.Relevansinya terhadap Indonesia :

Komoditas kakao menempati peringkat ke tiga ekspor sektor perkebunan dalam menyumbang devisa negara, setelah komoditas karet dan CPO. Indonesia merupakan pemasok ketiga terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan market share 13,6% dari total produksi dunia. Didalamnya produksi Kakao terjadi L (labour-intensive) dan sama seperti Nigeria, Indonesia juga salah satu negara penghasil migas terbesar (kapital-intensive)Menurut teori Rybczynki sendiri, komoditi yang padat modal meningkat ketika komoditi padat tenaga kerja menurun. (Komoditi migas akan meningkat ketika komoditi padat tenaga kerja (kakao) menurun) 2. Apa yang dimaksud dengan Immiserizing Growth? Berikan contoh kasus negaranya! Bagaimana relevansinya dengan Indonesia?

Jawab :

Immiserizing Growth adalah kondisi atau situasi dimana pertumbuhan ekonomi bisa mengakibatkan pertumbuhan sebuah negara menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. Misalnya, pada negara pengekspor, pertumbuhan ekspornya sangat berat sebelah sehingga akan menyebabkan penurunan dalam hal perdagangan untuk negara pengekspor tersebut. Dalam keadaan tertentu, masa jangka waktu penurunan perdagangan akan begitu besar melebihi keuntungan dari pertumbuhan negara itu pada awalnya. Situasi ini akan menyebabkan pertumbuhan negara tersebut menjadi lebih buruk dari pada pertumbuhan sebelumnya.

Contoh kasus negara : Dalam kasus di negara yang pernah terkena Immisirizing Growth, kami mengambil contoh kasus di negara Thailand pada tahun 1997. Pada tahun itu, perekonomian thailand sedang dalam masa yang bagus, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekspor thailand yang tinggi sekali. Tetapi, pada saat itu juga, thailand terkena efek bola salju dari Jepang dan juga serangan spekulasi yang besar, yang mengakibatkan turunnya nilai tukar baht, dan perusahaan mulai tidak bisa membayar hutangnya. Dan pada saat itu mulailah terjadi kebangkrutan perusahaan-perusahaan di Thailand, yang memulai krisis financial serta Immisirizing di Thailand. Sebab ekspor yang menjadi tulang punggung perekonomian thailand pada saat itu mulai mengalami ketidakseimbangan yang mengakibatkan pertumbuhan yang menjurus kepada penurunan, dalam hal ini tidak meningkatkan. Relevansinya di Indonesia adalah bahwasanya pada pada zaman orde baru (1970-1996), tidak terdapat adanya immiserizing groth pada Indonesia, karena pertumbuhan berkelanjutan yang terjadi pada saat itu tidak membuat orang menjadi miskin atau menjadi tidak sejahtera. Sebab pada saat itu, pemerintah Indonesia dapat mengurangi kemiskinan absolut dengan cara yang pada saat itu menjadi komitmen pemerintah Indonesia, yaitu strategi pembangunan berbasis pedesaan yang berjalan dengan lancar. Karena pada saat itu, masyarakat Indonesia yang mayoritas miskin tinggal pada area pedesaan yang juga merupakan tempat tinggal dan bekerja mereka. Sedangkan pada saat sekarang, menurut pendapat kami, ada tanda-tanda dari akan munculnya immiserizing growth di Indonesia, sebab tidak berimbangnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja dengan jumlah modal yang ada mengakibatkan banyaknya pengangguran dan kemiskinan pada saat ini. Selain itu, meski pertumbuhan Indonesia meningkat karena hal tadi, tetapi efek negatifnya menjadi semakin besar pula. Tentu saja hal ini harus di antisipasi oleh pemerintah Indonesia agar tidak terjadi Immiserizing Growth di Indonesia.