178
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : LISKA PURNAMASARI 6661091973 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG AGUSTUS 2016 EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA KECAMATAN WARUNGGUNUNG

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

LISKA PURNAMASARI

6661091973

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG – AGUSTUS 2016

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA

KECAMATAN WARUNGGUNUNG

Page 2: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 3: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 4: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 5: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

Aku adalah musuh terbesar ku

Bersiap-siaplah untuk ku taklukan!!!

Dengan

mengucap“Alamdullilahhirobbil’alamin

” kupersembahkan SKRIPSI ini

untuk.....

Mamah dan Bapak, terimakasih untuk

cinta dan kasih sayang, nasihat, dan

hakekat akan arti hidup serta untuk

seluruh pengorbanan yang teruntuk

bagiku

Kakak dan Adik ku, Kikih Apriagi dan

Yobby Permana, dukungan, doa, atas

cinta kasih, dan arti penting

persaudaraan.

Page 6: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

Serta sahabat dan Seseorang yang

selalu mendukung dan memberikan

semangat, terima kasih untuk kalian

semua, serta terimakasih untuk

almamater UNTIRTA.

LISKA

PURNAMASARI

Page 7: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

i

ABSTRAK Liska Purnamasari. NIM 6661091973. SKRIPSI. Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Ipah Ema Jumiati S.IP, M.Si dan dosen pembimbing II Ima Maisaroh, S.Ag. M.SI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) ketidakjelasan waktu pengawasan dan penagihan cicilan pembayaran , 2) sering terjadi keterlambatan pembayaran, 3) kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan survey lapangan, 4) tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan pembayaran.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Untuk mengukur pengawasan program simpan pinjam perempuan (SPP) ini menggunakan karakteristik pengawasan menurut Handoko : 1) Akurat, 2) Tepat Waktu, 3) Objektif dan Menyeluruh, 4) Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara Ekonomis, 6) Realistis Secara Organisasional, 7) Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi, 8) Fleksibel, 9) Bersifat sebagai Petunjuk Operasional, 10) Diterima para Anggota Kelompok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan observasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 105 responden. Hasil dari penelitian ini mencapai 57,26%, dan nilai Uji T sebesar t=0,397 sedangkan standar deviasi pengawasan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri dalam program simpan pinjam perempuan sebesar 5149. Saran dalam penelitian ini adalah : 1) perlu adanya kerjasama yang baik antara petugas dan pemerintah dan anggota kelompok yaitu antara pemberi dana, kelompok pengelola dana dan pengguna dana. 2) Petugas unit pengelola kegiatan lebih tegas dalam mengawasi jalannya program simpan pinjam perempuan.

Kata Kunci : Pengawasan, PNPM Mandiri, Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

Page 8: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

ii

ABSTRACT

Liska Purnamasari. 6661091973. The Effectiveness of Controlling of Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri in Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) activities in the village of Selaraja Sub-district

Warunggunung. Departement of Public Administration, Faculty of Social and

Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I Ipah Ema

Jumiati, S.IP.,M.Si and advisor II Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si.

The problems in this research is : 1) uncertainty supervision time billing and payment installment 2) happen often delayed payment 3) less optimalnya Management Unit officers activities in the survey field, 4) no sanction for the group to do delayed payment. The purpose of this research is to know how big the contolling of Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat in Simpan Pinjam Perempuan activities in the village of Selaraja Warunggunung Sub-district. To measure controlling this research uses characteristics of Handoko : 1) Accurat, 2) On Time, 3) Objective and thorough, 4) Centered at points of strategic oversight, 5) Economically Realistic, 6) Realistic organizationally, 7) Coordinated with the organization work flow, 8) Flexible, 9) Indicative Operations, 10) Received the group members. This research uses the quantitative method with a descriptive approach. Data collection used in this research is the questionnaires, interview, studies documentation and observations. Samples in this research as much as 105 respondents. The results of this study reach 57,26%, and T Test value of t= 0,397 while Standard deviation supervision of PNPM in SPP activities of 5149. Suggestions in this research is : 1) need a good cooperation between the officers and the government and the members of the group are between the donors, fund management group and fund users. 2) Officers activities management unit more firmly in controlling the savings and loans program women.

Key Words : Controlling, PNPM Mandiri, Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

Page 9: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

iii

KATA PENGANTAR

Asssalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur seluruhnya hanyalah milik Allah SWT, yang selalu dan

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat

serta salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kita semua. Ucapan terima kasih

yang sebesar besarnya kepada kedua orang tua yang selalu sabar dan senantiasa

mencintai saya.

Hasil penelitan yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu sosial pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)

dengan judul ”Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung”. Peneliti menyampaikan rasa

terima kasih tak terhingga kepada pihak-pihak berikut:

1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

3. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

Page 10: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

iv

4. Yth. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fisip Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Yth. Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

FISIP Untirta

8. Yth. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi

9. Yth. Ibu Ima Maisaroh S.Ag., M.Si., Dosen pembimbing II Skripsi

10. Yth. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si. Dosen Pembimbing akademik

11. Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan

pernah memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses

belajar mengajar

12. Terutama sekali untuk Bapak tercinta Kosasih dan Mamah Tersayang

Sarinah, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada

peneliti, karena dengan doa dan dukungan yang mereka berikan, penulis

dapat terdorong dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

13. Untuk Kakakku Kikih Apriagi dan Adiku Yobby Permana yang selalu

memberikan dorongan dan semangat tanpa henti.

Page 11: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

v

14. Yth. Seluruh petugas Kantor Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan

Warunggunung, dalam membantu dalam proses pengumpulan data dalam

penelitian ini.

15. Yth. Seluruh anggota peminjam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di

Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Terimakasih atas informasi

yang telah diberikan untuk penelitian ini.

16. Teruntuk Aa Isaf Safrudin, terimakasih atas semangat, bantuan, dan

motivasi selama melakukan penelitian ini.

17. Kepada sahabatku Isla, Kiki, Devvy, Vera, yang selalu memberikan

semangat, dan membantu peneliti dalam penelitian ini.

18. Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2009 Ilmu

Administrasi Negara, yang telah menjadi sahabat dan menemani peneliti

selama penelitian ini.

19. Kepada kawan-kawan GK, Obos (Rena), Imet, Bento, Kevin, Hani, Nienk,

Zico, Vega, Anggi, Yanto, The Wina, Lusi, Dini, yang selalu memberikan

semangat dan motivasi,

20. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu,

terimakasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik yang diberikan kepada Peneliti mendapat limpahan

yang setimpal dari Allah SWT dan senantiasa skripsi ini dapat bermamfaat

Page 12: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

vi

khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi semua pihak. Akhir kata Peneliti

berharap agar skripsi ini dapat membawa kemaslahatan bagi semua umat. Amiin

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Serang, Agustus 2016

Liska Purnamasari

Page 13: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 17

1.3. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 18

1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 18

1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 18

1.6. Sistematika Penulisan .................................................................. 19

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori ............................................................................ 25

2.1.1 Efektivitas ........................................................................... 25

2.1.2 Teori Pembangunan Masyarakat ........................................ 27

2.1.3 Teori Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 28

2.1.4 Manajemen ......................................................................... 36

2.1.5 Teori Pengawasan ............................................................... 37

2.1.6 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif ...................................... 41

Page 14: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

viii

2.1.7 Tujuan Pengawasan ............................................................ 42

2.1.8 Jenis-jenis Pengawasan....................................................... 46

2.1.9 Sifat dan Waktu Pengawasan ............................................. 48

2.1.10 Tekhnik-tekhnik Pengawasan ........................................... 50

2.1.11 Mekanisme Pengawasan dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan .. 51

2.1.12 Pengertian dan Tujuan PNPM Mandiri ............................ 54

2.1.13 Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) ........................ 56

2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 62

2.3. Kerangka Berfikir ........................................................................ 64

2.4. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ........................................................................ 71

3.2. Fokus Penelitian .......................................................................... 73

3.3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 73

3.4. Instrumen Penelitian .................................................................... 73

3.5. Populasi dan Sampel .................................................................... 77

3.6. Analisis Data ................................................................................ 80

3.6.1. Uji Validitas ....................................................................... 83

3.6.2. Uji Realiabilitas ................................................................. 84

3.7. Lokasi penelitian .......................................................................... 85

3.8. Jadwal Penelitian ......................................................................... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 86

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................. 86

4.1.2 Sejarah UPK Kecamatan Warunggunung .......................... 87

4.1.3 Visi dan Misi UPK Kecamatan Warunggunung ................. 88

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Kecamatan Warunggunung ................................................ 89

Page 15: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

ix

4.1.5 Struktur Organisasi Kecamatan Warunggunung ................ 93

4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Warunggunung ........ 94

4.2. Deskripsi Data ............................................................................. 95

4.2.1 Identitas Responden ............................................................ 95

4.3. Pengujian Persyaratan Statistik ................................................... 98

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ...................................................... 98

4.3.2 Uji Realiabilitas Instrumen ............................................... 100

4.3.3 Normalitas Data ................................................................ 101

4.4. Analisis Data .............................................................................. 103

4.5 Uji Hipotesis ............................................................................... 116

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 119

4.7 Pembahasan ................................................................................ 131

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 132

5.2. Saran .......................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Bagan Tujuan Pengendalian .............................................................. 44

2.2. Kerangka Berfikir .............................................................................. 68

Page 17: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Instrumen Penelitian ............................................................................ 74

3.2 Skor Item-item Instrumen .................................................................. 77

3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 85

4.1 Responden Menurut Tingkat Usia ...................................................... 95

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir .. 96

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden..... 97

4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian.............................................. 99

4.5 Reliability Statistics ............................................................................. 101

4.6 Uji Normalitas ...................................................................................... 102

Page 18: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman 4.1. Dimensi Akurat .................................................................................. 105

4.2. Dimensi Tepat Waktu ........................................................................ 106

4.3 Dimensi Objektif dan Menyeluruh .................................................... 107

4.4 Dimensi Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis .................. 108

4.5 Dimensi Realistik Secara Ekonomis .................................................. 109

4.6 Dimensi Realistik Secara Organisasional .......................................... 110

4.7 Dimensi Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi ................... 111

4.8 Dimensi Fleksibel .............................................................................. 112

4.9 Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional ............................... 113

4.9 Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional ............................... 114

4.10 Dimensi Karakteristik Pengawasan yang Efektif .............................. 115

Page 19: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara kesatuan yang berdaulat. Indonesia

mempunyai tujuan pokok yang tertera dalam Undang-undang 1945 yaitu untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan ini dilaksanakan

pembangunan nasional dalam berbagai aspek antara lain pembangunan dalam

aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

Pada pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan perubahan-

perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan tersebut

dilakukan melalui pembangunan. Tujuan pembangunan masyarakat ialah

perbaikan kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat, sehingga

kemiskinan dan lingkungan hidup masyarakat mengalami perubahan dasarnya.

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yang terencana

terhadap kondisi sosial budaya dan lingkungan. Pembangunan diterapkan guna

menjangkau keseimbangan pengetahuan yang ada pada seluruh anggota

masyarakat yang hidup dalam satu lingkungan hidup yang sama, sehingga dengan

demikian dapat tercipta suatu pengetahuan yang sama atau mirip terhadap masing-

masingnya dan juga terhadap lingkungan hidupnya.

Page 20: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

2

Pembangunan wilayah dianggap mampu apabila sarana dan prasarana

dasar tersedia dan masyarakatnya memiliki kemampuan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan dalam kehidupan mereka, baik fisik maupun nonfisik.

Masyarakatnya secara umum memiliki tingkat pendapatan yang mencukupi untuk

memenuhi berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan ekonomi, kesempatan dan gizi,

pendidikan, perumahan dan lingkungan hidup. Namun pembangunan dapat

menjadi sebuah dilema bagi pemerintah daerah, terutama bagi daerah yang masih

tergolong dalam status ekonomi lemah. Banyaknya kepentingan masyarakat yang

terlibat, maka tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi karena benturan

berbagai kepentingan. Solusi yang paling sering di tempuh untuk menyelesaikan

benturan kepentingan tersebut adalah mengambil keputusan yang menguntungkan

lebih banyak pihak dan tidak ada pihak yang menjadi korban. Perencanaan

dilakukan pada masalah-masalah yang menjadi pioritas dan disusun kedalam skala

utama dengan jangka waktu dan biaya yang realistis.

Harus diakui banyak sekali yang dirasakan oleh pembangunan misalnya

saja pembangunan fisik dan non fisik. Contoh pembangunan fisik yaitu

infrastruktur seperti listrik, jalan, jembatan, irigasi, fasilitas umum dan

sebagainya. Dan contoh non fisik yaitu salah satunya dengan adanya program

Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Suatu skema baru otonomi daerah yang

didalamnya termuat semangat melibatkan masyarakat, dengan menekankan bahwa

kualitas otonomi daerah akan ditentukan oleh sejauh mana keterlibatan

masyarakat, maka dengan sendirinya harus adanya seluruh aspirasi masyarakat

semenjak dini. Lahirnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Page 21: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

3

Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah,

melalui otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan

partisipasi aktif masyarakat dan menumbuhkan kemandirian pemerintah daerah.

Dalam pelaksanaan pembangunan di daerah menghadapi hambatan dan

kendala yang tidak ringan dilihat dari aspek geografis, topografis, demografis,

ketersedian prasarana dan sarana, kelemahan dalam akses terhadap modal

informasi pasar, kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yang lemah, partisipasi

masyarakat yang belum secara proaktif, kemampuan kelembagaan daerah masih

lemah, dan banyak kelemahan operasional dan fungsional lainnya.

Memperhatikan berbagai hambatan, kenadala dan kelemahan-kelemahan diatas

salah satu upaya yang dianggap sangat penting yaitu mendorong, meningkatkan,

mengembangkan dan mengaktualisasikan kekuatan dan kemampuan yang

bersumber di dalam masyarakat itu sendiri yaitu yang disebut partisipasi

masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah juga harus ada,

sebab masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah membayar pajak

dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan. Selain itu, program-program

yang di rumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan

kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang

menyangkut kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil

program yang dicapai. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan

salah satu elemen proses pembangunan desa/kelurahan, oleh karena itu partisipasi

masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak

Page 22: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

4

lain seperti pemerintah desa/kelurahan, sehingga dengan adanya keterlibatan

pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau

kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan

partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan

desa/kelurahan itu sendiri.

Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena

langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini perlu ikut

masyarakat dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi

kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu kondisi

lingkungannya. Dimana dominasi Negara berubah menjadi institusi lokal, untuk

itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan terus diperkuat dan

diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika

semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan

pengambilan kebijakan pembangunan.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa

adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat

sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak

memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan yang ada.

Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga

masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan,

pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan, terlebih apabila kita

akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat kualitas.

Page 23: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

5

Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa

keikut sertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang

sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun

pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Namun demikian ragam dan

kadar partisipasi seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya

individu yang dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan

berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini

partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga

khsususnya dalam pembuatan keputusan.Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih

terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan program program atau kegiatan

pemerintah, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat

pelaksanaan tapi juga mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan.

Krisis ekonomi yang diawali dari gejolak krisis moneter yang melanda

Asia Tenggara, telah menjadi krisis yang bersifat multi dimensi. Pemulihan

ekonomi yang terus dilakukan pemerintah hingga saat ini merupakan upaya

pemerintah untuk meredam dampak dari krisis tersebut. Pemulihan ini dilakukan

di semua sektor melalui masing-masing kebijakan untuk tiap-tiap sektor dengan

menilik masalah-masalah yang sedang menjadi isu sentral saat ini. Salah satu isu

sentral permasalahan di Indonesia hingga saat ini ialah masalah kemiskinan.

Pembangunan sektor industri yang dilakukan di Indonesia adalah

pengembangan industri-industri yang berspektrum luas (broad based indusrty)

yaitu strategi yang lebih menekankan pengembangan industri industri berbasis

impor (footlose industry). Industri itu bersumber dari relokasi industri dan

Page 24: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

6

perluasan pasar industri negara lain (seperti industri elektronik, tekstil, otomotif

dan lain-lain) dengan industri berteknologi canggih berbasis impor (hi-tech

industry), seperti industri pesawat terbang, persenjataan, kapal, dan industri

lainnya. Artinya, industri yang dikembangkan di Indonesia adalah industri padat

modal dan berbahan baku kebanyakan dari luar negeri.

Strategi pembangunan sektor industri macam yang diambil, berakibat

kepada sektor pertanian dan pedesaan, dan menjamurlah sektor informal. Kredit

dari perbankan yang dialokasikan untuk sektor industri demikian besar, sementara

untuk sektor pertanian sangatlah minim. Belum lagi, ini perlu dicatat secara

khusus, alokasi kredit untuk sektor industri sarat dengan budaya KKN (Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme). Akibatnya banyak usaha yang mengalami kemacetan

ketika krisis ekonomi dan keuangan.

Pada mulanya banyak negara berkembang mengidentikan bagaimana

upaya meningkatan pembangunan ekonomi, adalah dengan cara meningkatkan

pendapatan perkapita rakyatnya. Usaha tersebut dapat memberikan dampak pada

pertumbuhan ekonomi negaranya. Keberhasilan ekonomi suatu negara semata-

mata tiodak dapat diukur dari sisi tingkat pertumbuhan ekonominya saja, karena

pembangunan ekonomi memiliki dimensi yang lebih luas dari sekedar

pertumbuhan ekonomi, yang lebih berorientasi pada peningkatan produksi barang

dan jasa secara nasional.Indikator keberhasilan negara dalam hal pembanguna

perekonomiannya juga perlu diukurdari bagaimana negara menangani

permasalahan-permasalahan sosial secara komperhensif. Dalam upaya

meningkatkan pembangunan ekonomi, sekaligus mengurus permasalahan sosial

Page 25: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

7

tersebut, maka diperlukan suatu strategi yang dapat membantu negara untuk

mengupayakan terwujudnya pembangunan perekonomian yang disertai dengan

penyesuaian sosial secara tepat.

Strategi pembangunan ekonomi merupakan strategi yang dipandang tepat

dalam menyikapi kondisi tersebut. Karena lebih memikirkan tidak hanya pada

bagaimana negara dalam upaya meningkatkan perkapita yang diarahkan kepada

bagaimana upaya negara dalam mengatasi persoalan pembangunan. Strategi

pembangunan ekonomi meliputi: pertama, strategi pertumbuhan dengan distribusi.

Kedua, strategi kebutuhan pokok. Ketiga strategi pembangunan mandiri.

Keempat, strategi pembangunan berkelanjutan dan kelima strategi berdimensi

etnik.

Strategi yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi suatu negara

adalah strategi kebutuhan pokok.Karena strategi tersebut dipandang sebagai dasar

utama dalam strategi pembangunan ekonomi dan sosial. Pemenuhan kebutuhan

pokok lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan minimum konsumsi

(sandang, pangan, papan) dan jasa umum (kesehatan, transportasi umum, air, dan

fasilitas pendidikan). Kebutuhan dasar manusia tidak terlepas dari adanya

pemenuhan kebutuhan pokok yang lebih menekankan pada keberlangsungan

hidup dan proses regenerasi kehidupan manusia di dunia.

Miskin menurut kamus besar bahasa indonesia, berarti tidak berharta,

serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Kata miskin telah berkembang

menjadi dapat diterapkan dalam berbagai aspek , yang penting syarat keadaan

serba kekurangan. Keadaan serba kekurangan ini disebut dengan kemiskinan.

Page 26: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

8

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah-tengah

masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa

menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi.

Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk

mengatasi masalah kemiskinan ini. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah

kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji

secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak

lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan

bahkan kini gejala semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional

yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Dalam program penanganan kemiskinan, ada beberapa program yang di

lakukan oleh pemerintah. Salah satu program yang dianggap perlu untuk

dilakukan kajian di dalamnya adalah Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut sudah sejak lama memiliki

banyak hambatan. Semakin meningkatanya jumlah penduduk miskin di

Kecamatan Warunggunung merupakan persoalan yang tidak mudah diatasi.

Pemerintah selaku penyelenggara pembangunan diharapkan dapat menciptakan

kebijakan kebijakan yang tepat guna mengatasi permasalahan kemiskinan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang

digunakan dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan

kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Kegiatan pembangunan masyarakat yang

didanai oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Page 27: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

9

Perdesaan meliputi kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana dasar,

peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, peningkatan kapasitas

atau keterampilan kelompok usaha ekonomi, serta penambahan permodalan

kegiatan kelompok simpan pinjam khusus perempuan.

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dapat dilakukan dalam

meningkatkan kualitas kehidupan dan mengangkat harkat martabat keluarga

miskin adalah dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya pemerintah untuk mendorong penurunan angka kemiskinan.

Yang di harapkan dapat menciptakan proses penguatan social yang dapat

mengantar masyarakat miskin menuju masyarakat yang madani, sejahtera,

berkeadilan serta berlandaskan iman dan takwa, Sumodiningrat (2002) dalam

Apriyanti (2009).

Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah

program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar

masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan dan kelompok

terabaikan lainnya. Dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai

budaya setempat, memerhatikan dampak lingkungan tidak menciptakan

ketergantungan, berbagai pihak terkait, serta berkelanjutan.

Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan merupakan salah

satu alternatif pemecahan permasalahan kemiskinan di perdesaan yaitu

memberikan permodalan bagi kelompok perempuan yang menjalankan kegiatan

simpan pinjam dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah daripada Bank

Page 28: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

10

diharapkan dapat membantu masyarakat, terutama kaum perempuan untuk dapat

meningkatkan tarap hidup dengan mengembangkan usaha yang dikelola.

Berdasarkan namanya, kegiatan kelompok Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) ini di khususkan memang bagi kaum perempuan. Program

simpan pinjam khusus perempuan di adopsi dari Bangladesh, dimana kaum

perempuan sangat berperan dalam system pengelolaan keuangan, mereka

menjalankan Grameen Bank (GB) yaitu semacam bank yang memberikan

pinjaman tanpa jaminan barang. Pinjaman diberikan dalam kelompok-kelompok

kecil, bila satu anggota mendapat kredit, anggota yang lain memberikan jaminan

bahwa orang itu dapat membayar kembali.

Kelompok-kelompok kecil yang mendapat pinjaman adalah kaum

perempuan. Grameen Bank (GB) ini didirikan pada tahun 1976, sengaja

menggerakan kelopok-kelompok perempuan di Bangladesh, karena mereka

merasa kebiasaan arisan yang ada dalam kalangan perempuan disana dapat

dijadikan patokan sebagai kekuatan untuk menggerakan simpan dan pinjam yang

bernilai kebersamaan. Grameen Bank (GB) merupakan contoh keberhasilan

pinjaman tanpa jaminan barang dan memberikan peluang serta kesempatan usaha

bagi kaum perempuan.

Selain untuk mengakomodir usulan kegiatan ekonomi dari kaum

perempuan, SPP diharapkan menjadi penunjang peningkatan perekonomian

rumah tangga miskin yang digerakan kaum perempuan dilokasi program yang

dalam penelitian ini bertemnpat di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung.

Selain karena prosedur peminjaman yang tidak mudah bagi warga desa, proses

Page 29: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

11

pendanaan usaha ini juga dikelola sendiri oleh masyarakat setempat. Setiap kaum

perempuan (secara berkelompok) dari desa-desa dilokasi program memiliki

kesempatan untuk memperoleh modal. Berikut skema cara kelompok Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) untuk memperoleh modal.

Sumber : Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan, 2014

Dari skema di atas, menunjukan bahwa awalnya kelompok hanya perlu

mengajukan proposal yang telah disusun dari musyawarah khusus perempuan

kepada masyarakat melalui Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) yang ada disetiap

kecamatan lokasi program. Musyawarah khusus perempuan membahas tentang

penyusunan proposal, usaha-usaha yang dijalankan anggota kelompok, jumlah

pinjaman yang akan diajukan dan anggaran penyususnan proposal. Musyawarah

khusus perempuan diwajibkan bagi kelompok baru yang ingin mengajukan

proposal pinjaman dan tidak diwajibkan bagi kelompok yang sudah pernah

memperoleh pinjaman. Petugas kecamatan kemudian akan melakukan verifikasi

dan bermusyawarah untuk menilai kelayakan proposal-proposal.

Kelompok

Perempuan

MAD

Perguliran

SPP

(Simpan Pinjam

Perempuan)

Verifikasi Proposal

Musyawarah

Khusus

Perempuan

MAD

Prioritas

Usulan

Page 30: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

12

Proposal yang layak akan disetujui untuk mendapatkan pendanaan. Untuk

mengakses dana SPP yang bersumber dari BLM dikhususkan bagi kelompok yang

baru pertama kali mengajukan proposal pinjaman, proposal yang diajukan

menjadi bagian dari usulan dan di tetapkan melalui jalur Musyawarah Khusus

Perempuan (MKP) sebagai usulan desa, kemudian diputuskan dalam Musyawarah

Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan. Sedangkan untuk mengakses dana SPP yang

bersumber dari dana perguliran (dikelola UPK) dikhususkan bagi kelompok yang

sudah pernah memperoleh pinjaman, akan diputuskan melalui MAD perguliran.

Melalui dana tersebut, anggota kelompok SPP dapat menggunakannya untuk

kegiatan ekonomi produktif, yaitu membuka usaha maupun menambah modal

usaha yang telah ada dan bukan untuk konsumtif. Karena dana yang diperoleh

tidak diberkan begitu saja, tetapi harus dikembalikan dengan 2%.

Lokasi untuk penelitian ini adalah di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung. Dimana semua kegiatan program Desa, berpacu atau berpusat di

Kantor Desa ini. Termasuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

khusus pada Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).Terdapat beberapa faktor

pada pelaksanaan program ini, program belum mampu untuk menyelesaikan

persoalan kemiskinan. Sarman M dan Sajogyo (2000) menyatakan bahwa suatu

program akan berjalan dengan baik jika diberikan pendampingan yang intensif.

Beberapa faktor tersebut dapat berasal dari individu mapun dari luar individu.

Salah satu penerima program SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di

Kecamatan Warunggunung adalah Desa Selaraja.Kelompok yang terbentuk dan

Page 31: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

13

masih aktif berjumlah 14 kelompok, yang masing-masing kelompok memiliki

usaha sendiri. Uang yang dipinjam tersebut seharus digunakan unruk kepentingan

yang bermanfat bagi dirinya dan orang lain. Seperti berdagang atau wirausaha

lainnya. SPP (Simpan Pinjam Perempuan) ini bertujuan untuk menjadikan warga

semakin mandiri dalam mengurus keperluan hidup seperti bertanggungjawab

dalam berwirausaha.

Dalam memperguanakan hasil pinjaman dari program tersebut, harus

dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu, seluruh anggota kelompok harus meliliki

jiwa berwirausaha agar usaha yang mereka jalankan berjalan dengan baik. Selain

itu setiap anggota kelompok juga harus memiliki kejujuran, keterbukaan,

keuletan, dan kekompakan. Perubahan yang dapat dirasakan oleh anggota

kelompok yang memanfaatkan program simpan pinjam pinjam perempuan yaitu

ibu-ibu atau wanita yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini memiliki

pekerjaan pokok sebagai penjahit, dan ada juga yang mulai berdagang, dan kini

mereka sedikit-sedikit bisa membiayai kehidupan sehari-hari. Pada mata

pencaharian yang memiliki waktu luang dapat membuka usaha dagang kecil-

kecilan setelah mengikuti program simpan pinjam perempuan ini. Tetapi ada saja

kelompok yang menyalah gunakan uang pinjaman tersebut, contohnya uang yang

mereka peroleh dari program tersebut tidak dipergunakan untuk berwirausaha,

melainkan untuk di pergunakan kepentingan pribadi. Dan karena hal tersebut,

sering terjadi keterlambatan pembayaran. Banyak anggota kelompok SPP (Simpan

Pinjam Perempuan) yang dengan sengaja melakukan keterlambatan pembayaran

yang seharusnya cicilan dibayar perbulan.

Page 32: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

14

Ketidakjelasan waktu pengawasan dan penagihan dari petugas UPK (Unit

Pengelola Kegiatan), itu yang membuat warga santai dalam melakukan

pembayaran. Padahal dana atau pinjaman dari UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

tersebut merupakan dana bergulir yang setiap tahunnya akan diadakan tutup buku

tahunan. Pengawasan kegiatan dana bergulir pada prinsipnya dilakukan oleh

masyarakat itu sendiri, sebagai pemilik dana. Anggota kelompok seharusnya dapat

membentuk Tim Pemantau Kegiatan Dana Bergulir. Tetapi kesadaran dari

anggota kelompoknya itu sendiri seringkali tidak menjalankannya. Kurang

optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan Survey

lapangan. Penyelesaian pinjaman bermasalah saat ini masih mengandalkan pada

penagihan yang kurang efektif, karena membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Permasalahan yang timbul disebabkan terutama oleh tidak berfungsinya

kelembagaan kelompok, dan terbatasnya pendanaan operasional. Tidak adanya

sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan pembayaran, itu membuat

anggota kelompok tidak merasa takut jika melakukan keterlambatan pembayaran.

Padahal, dana bergulir tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan agar tetap

memberikan manfaat kepada masyarakat. Khususnya masyarakat miskin yang

membutuhkan permodalan usaha.

Kurang berfungsinya kelembagan-kelembagaan yang dibangun oleh

program yang sebagaimana mestinya yaitu seperti permasalahan kelembagaan

pada kelompok peminjam yang disebabkan oleh bubarnya kelompok, pengurus

tidak aktif, aktifitas kelompok tidak ada. Kurang kuatnya aturan atau sanksi pada

kelompok dan kelembagaan kelompok. Seperti pengurus kempok tidak

Page 33: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

15

mengembalikan angsuran kelompok pada UPK (Unit Pengelola Kegiatan).

Pemanfaatan dari kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak membayar

angsuran pada kelompok. Tim verifikasi dan Badan Pengawas UPK yang tidak

berfungsi dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif, kelompok tidak ada

usaha, dan sebagainya.

Jumlah pinjaman dari Program SPP (Simpan Pinjam Perempuan ) di Desa

Selaraja ini adalah Rp. 10.000.000,-/Kelompok. Yang di angsur selama satu (1)

tahun. Yang setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Dari uang pinjaman tersebut,

warga mempergunakannya untuk berwirausaha. Contohnya membuka warung

kecil yang di kelola oleh kelompok, berjualan baju dengan sistem kredit, dan ada

juga yang membuka tempat jahit. Namun tidak semua usaha kelompok berjalan

dengan baik, ada sebagian usaha mereka yang mengalami hambatan. Contohnya

dalam usaha berjualan baju, yang sistem pembayarannya kredit. Banyak warga

yang membeli baju tersebut, namun tidak membayar cicilan. Ini sangat

disayangkan, karena kelompok usaha tersebut juga harus membayar cicilan

kepada Unit Pengelola Keuangan (UPK).

Semua anggota kelompok memiliki atau mendapatkan jumlah pinjaman

modal yang sama. Itu salah satu hambatan bagi anggota kelompok Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja ini, karena lebih besar usaha yang mereka

usulkan , akan lebih besar pula modal yang mereka butuhkan. Namun jumlah

pinjaman tersebut sudah tidak bisa di ganggu gugat. Hal itu yang sering menjadi

permasalahan. Contohnya usaha menjahit, untuk membeli mesin jahitnya itu

Page 34: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

16

butuh uang yang lumayan besar, belum lagi untuk membeli benang, kain, dan

peralatan lainnya. Tetapi respondem menyiasatinya dengan membeli mesin jahit

bekas, yang harganya jauh lebih murah disbanding dengan mesin jahit baru.

Tujuan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah untuk

mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan, kemudahan akses

pendanaan usaha dan mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan

memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong

pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Tetapi di Desa

Selaraja ini jumlah dana yang diterima , masih kurang sesuai dengan keinginan

responden hal ini disebabkan karena dana yang sedikit. Menurut mereka hanya

memenuhi sebagian penambahan modal usaha yang seharusnya dapat digunakan

untuk penambahan jumlah modal.

Pada dasarnya sosialisasi itu sangat penting, sosialisasi baik di desa

maupun di antar desa yang memiliki tujuan agar pelaku-pelaku di tingkat desa

maupun di kecamatan memahami tentang adanya program Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) ini agar masyarakat tahu dan paham tujuan dan fungsi dari

Program tersebut. Di desa Selaraja ini sendiri, masih banyak warga yang tidak

mengetahui dengan adanya program SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Dan ini

membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi pemerintah Desa tentang Program

tersebut. Sedangkan banyak warga yang mempunyai jiwa usaha tetapi tidak

memiliki modal, dalam hal ini khususnya Ibu-ibu rumah tangga yang hanya

mengandalkan gaji serabutan dari Suami mereka.

Page 35: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

17

Berdasarkaan penelitian yang telah dilakukan di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung, ditemukan bahwa anggota kelompok Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) mempunyai usia 32-68 tahun. Anggota kelompok Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) mempunyai pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan ada

1 orang yang mempunyai gelar S1. Keseluruhan anggota kelompok Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) Memiliki mata pencaharian atau mata pencaharian

pokok bekerja di bidang Pertanian, Pedagang kecil kecilan, Ibu Rumah Tangga,

dan sebagian lagi merupakan Buruh.

Masih terdapatnya permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kelompok

Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang terdapat di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung, khususnya kaum perempuan, menjadi suatu ketertarikan peneliti

untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan pelaksanaan PNPM (Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perdesaan khususnya program Simpan

Pinjam Perempuan (SPP). Maka penelitian ini dituangkan dengan judul

“Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

Di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis

mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut :

1. Ketidakjelasan Penagihan cicilan pembayaran

2. Sering terjadi keterlambatan pembayaran

Page 36: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

18

3. Kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam

melakukan survey lapangan

4. Tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan

pembayaran

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengambil pokok

masalah yang di rumuskan sebagai berikut :

Seberapa Besar Efektifitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam mengadakan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Seberapa Besar Efektivitas Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam kegiatan Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung dan juga untuk

menggambarkan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang berarti bagi

peneliti maupun pembaca. Manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

Page 37: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

19

1. Secara teoritis, diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan pengetahuan

yang dapat digunakan dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan yang

berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis, dari Hasil Penelitian diharapkan bermanfaat bagi :

a. Bagi Peneliti, yakni sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah di pelajari semasa kuliah dengan kenyataan yang ada di dalam

kenyataan dan juga menambah pengetahuian dan pengalaman penulis,

serta untuk menerapkan teori-teori yang di dapat selama perkuliahan.

b. Bagi Kelompok SPP Desa Selaraja dalam pemanfaatan Program secara

maksimal dam rangka meningkatkan pendapatan usaha ekonomi

produktif yang mereka lakukan.

c. Bagi Pihak lain/Pembaca

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang

menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu

masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk

uraian paparan, atau poin-poinnya saja.

1.2 Identifikasi Masalah

Page 38: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

20

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang

muncul dari berkaitan dengan variabel yang akan diteliti, identifikasi

masalah dapat dijadikan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara

tepat atau aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar

belakang masalah dan perbatasan masalah diatas.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan

yang sudah dirumuskan sebelumnya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini akan menjelaskan manfaat secara teoritis dan

praktis dari di laksanakannya penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sismtematika penulisan menjelaskan tentang isi bab perbab.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa didalamnya terdapat opini-

opini dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan

pendapat para ahli mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya

secara teratur dan rapih yang digunakan untuk merumuskan hipotesa.

Page 39: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

21

Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita telah memiliki konsep

penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk

penyelidikan, serta dapat menemukan hubungan antara variabel yang

diteliti. Hasil penelitian lainnya dari kajian teori adalah didapatkan

kerangka konseptual menurut kita, yang didalamnya tergambar

konstruk dari variabel yang akan diukur, selain itu dari kajian teori

akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran sebagai kelanjutan

dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,

mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan

dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti

kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang

menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang

diteliti. Bagan tesebut juga dengan nama paradigma atau model

penelitian.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas

permasalahan yang ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya.

Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir.

Rumusan hipotesis yang mendeskripsikan kaitan antar dua variabel

atau lebih.

2.4 Penelitian Terdahulu

Page 40: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

22

Penelitian Terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber

ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi, atau Jurnal Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.2 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan

jenis alat pengumpulan data yang digunakan. Sedangkan teknik

pengumpulan data menjelaskan teknik pengumpulan data yang

digunakan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal penelitian,

penempatan besar sampel, dan teknik pengambilan sampel serta

realisasinya. Ide dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa

dengan mengambil bagian-bagian dari populasi, kesimpulan tentang

keseluruhan populasi dapat diperoleh. Teknik sampling yang ada

dilapangan atau objek penelitian.

3.4 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Page 41: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

23

Instrumen penelitian yang baik tentu saja instrument penelitian yang

valid, sehingga dapat digunakan dalam pengukuran dalam rangka

pengumpulan data.

3.5 Uji Koefisien Determinasi

Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X terhadap

variabel Y.

3.6 Uji Regresi Linier Sederhana

Menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama

untuk menelusuri pola hubungan yang belum diketahui dengan

sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variabel independen

mempengaruhi terhadap variabel dependen dalam suatu fenomena

yang kompleks

3.7 Teknis Analisis Data

Menjelaskan bagaimana peneliti melakukan suatu analisis dari dua

data yang telah diperoleh tadi dan untuk selanjutnya diolah kembali

menjadi data yang benar.

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi dan jadwal penelitian berisikan mengenai tempat dan waktu

penelitian yang dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian berisikan tentang lokasi penelitian yang

dilaksanakan

Page 42: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

24

4.2 Deskripsi Data

Deskripsi data berisikan tentang penjabaran dari data-data yang

sudah didapat

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berisikan pengujian atas hipotesis pertama

dengan data yang ada

4.4 Pembahasan

Pembahasan berisikan penjabaran lebih lanjut dari hasil penelitian

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian yang sudah

diperoleh

5.2 Saran

Diamana berisikan intisari dari penelitian ini dan saran yang

berisikan masukan-masukan bagi pihak yang berkaitan terhadap

penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 43: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

25

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa

istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini, peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya teori pengawasan, teori

kemiskinan, teori pembangunan masyarakat dan teori pemberdayaan masyarakat.

Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa di dalamnya terdapat opini-opini dari

berbagai sumber, yang kemudian disesuaikan dengan pendapat para ahli mengenai

teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapih di gunakan untuk merumuskan hipotesa.

Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita telah memiliki konsep penelitian yang

jelas.

2.1.1 Efektivitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas identik dengan

teknologi prestasi yang secara hasil dari suatu yang dilakukan gramatikal

didefinisikan sebagai hasil yang telah diraih, sesuatu yang dicapai dengan baik,

hasil dari suatu pekerjaan. Selain itu menurut Handoko (2000:7), mengutarakan

pengertian efektivitas sebagai berikut :

“Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuanh yang telah ditetapkan”

Menurut F. Drucker sebagai berikut :

Page 44: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

26

“Efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses, dan efesiensi merupakan sumber daya minimal yang digunakan mencapai kesuksesan itu. Efesiensi berkenaan dengan cara mengerjakan sesuatu yang betul, sedangkan efektivitas dengan pekerjaan yang betul dikerjakan”

Hal ini sejalan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit yaitu

seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan itu tercapai.

Efektivitas juga dap[at diartikan sebagai berikut :

“Kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan setiap pekerjaan yang efisien tentu efektif, karena dilihat dari hasil tujuan atau akibat yang dikehendaki dari perbuatan dengan perbuatan ini telah tercapai bahkan secara maksimal setiap pekerjaan yang efektif belum tentu efisien, karena hasil dapat dicapai tapi mungkin dengan penghamburan pikiran, tenaga, biaya dan waktu”.

Menurut Stoner (1982) yang dikutip oleh Hessel Nogi S. Tangkilisan

(2005:138), menekankan pentingnya efektivitas organisasi, dan efektivitas adalah

kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Sedangkan menurut Miller dalam

Tangkilisasn (2005:138) mengemukakan bahwa :

“Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem social mencapai tujuan. Efektivitas ini harus dibedakan dengan efesiensi. Efesiensi terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil. Sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan”.

Berdasarkan uraian diatas pengertian efektivitas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas merupakan keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi

melalui penyusunan program yang tepan dan pembagian kerja yang jelas dengan

menggunakan sumber daya manusia dan sarana dan prasarana yang tersedia.

Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas individu dalam organisasi

atau efektivitas dari anggota organisasi itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya

dengan kedudukan dan peran mereka masing-masing dalam organisasi.

Page 45: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

27

2.1.2 Teori Pembangunan Masyarakat

Pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan dan

kehidupan setiap orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk

membangun masyarakat. Karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan

sendiri yang disebut community power. Pembangunan Masyarakat adalah suatu

gerakan untuk menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga

masyarakat dengan melibatkan peran serta nyata dari mereka (Haryoto:3-4). Dari

batasan pengertian tersebut diatas terlihat bahwa dalam pembangunan masyarakat

terkandung 3 hal, yaitu :

1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat

2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkat kehidupan

yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya

3. Kegiatan tersebut doiperlukan adanya peran serta nyata dari seluruh

anggota masyarakat

- Peran serta yang dimaksud adalah keterlibatan langsung dari warga

tanpa adanya dorongan yang kuat dari pihak luar

- Dalam hal ini peran serta yang diharapkan tumbuh dan berkembang

dari seluruh warga masyarakat hendaknya meliputi :

a. Peran serta dalam pemikiran

b. Peran serta dalam penghimpunan dana

c. Peran serta dalam penyelesaian tenaga

d. Peran serta menikmati hasil pembangunan

Page 46: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

28

Pembangunan masyarakat itu identik dengan perubahan sosial, artinya

bahwa perubahan sosial terjadi untuk pembangunan masyarakat, dan

pembangunan masyarakat mendorong terjadi perubahan sosial. Pembangunan

(development) itu mengandung 3 (tiga) unsur penting, yaitu : to take

growth(pertumbuhan) harus ada intervensi (campur tangan manusia harus ada

perencanaan pembangunan (planner, implementator, evaluator, benificiaris).

Improving (Memperbaiki) dengan tujuan untuk lebih baik. To change(perubahan)

misalnya perubaahan kelembagaan yang harus diikuti oleh perubahan sikap.

Dasar dari pembangunan masyarakat, menurut Jim Ifi (1995) adalah

sebagai berikut :

a. A social justice perspective (perspektif keadilan sosial)

b. Approachces to disadvantage (Pendekatan yang tidak merugikan)

c. Empowerment (pemberdayaan)

d. Need (Kebutuhan)

e. Right (Hak kebenaran)

2.1.3 Teori Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan menurut arti secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan

membuat berdaya, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan

bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003). Masyarakat

adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat

istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas

bersama (Koentjaraningrat, 2009). Dalam beberapa kajian mengenai

Page 47: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

29

pembangunan komunitas, pemberdayaan masyarakat sering dimaknai sebagai

upaya untuk memberikan kekuasaan agar suara mereka didengar guna

memberikan kontribusi kepada perencanaan dan keputusan yang mempengaruhi

komunitasnya (Foy, 1994). Pemberdayaan adalah proses transisi dari keadaan

ketidakberdayaan ke keadaan kontrol relatif atas kehidupan seseorang, takdir, dan

lingkungan (sadan,1997).

Menurut Mubarak (2010) pemberdayaan masyarakat dapat diartikan

sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu

komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka

dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota

masyarakat.

Pada Pemberdayaan pendekatan proses lebih memungkinkan pelaksanaan

pembangunan yang memanusiakan manusia. Dalam pandangan ini pelibatan

masyarakat dalam pembangunan lebih mengarah kepada bentuk partisipasi, bukan

dalam bentuk mobilisasi. Partisipasi masyarakat dalam perumusan program

membuat masyarakat tidak semata-mata berkedudukan sebagai konsumen

program, tetapi juga sebagai produsen karena telah ikut serta terlibat dalam

proses pembuatan dan perumusannya, sehingga masyarakat merasa ikut memiliki

program tersebut dan mempunyai tanggung jawab bagi keberhasilannya serta

memiliki motivasi yang lebih bagi partisipasi pada tahaptahap berikutnya

(Soetomo, 2006).

2.1.3.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Page 48: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

30

Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu

yang dipahami. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran

mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau symbol. Secara konseptual,

pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata

power yang berarti kekuasaan atau keberdayaan. Konsep pemberdayaan

berawal dari penguatan modal sosisl di masyarakat (kelompok) yang

meliputi penguatan (penguatan modal social). Apabila kita sudah mem

Kepercayaan (trusts), Patuh Aturan (role), dan Jaringan (networking).

Memiliki modal sosial yang kuat maka kita akan mudah mengarahkan dan

mengatur (direct) masyarakat serta mudah mentransfer knowledge kepada

masyarakat. Dengan memiliki modal sosial yang kuat maka kita akan

dapat menguatkan Knowledge, modal (money), dan people. Konsep ini

mengandung arti bahwa konsep pemberdayaan masyarakat adalah Transfer

kekuasaan melalui penguatan modal social kelompok untuk menjadikan

kelompok produktif untuk mencapai kesejahteraan social. Modal sosial

yang kuat akan menjamin suistainable didalam membangun rasa

kepercayaan di dalam masyarakat khususnya anggota kelompok (how to

build thr trust).

Oleh karena itu, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

konsep mengenai modal soaial dan kekuasaan. Kekuasaan seringkali

dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan individu untuk membuat

individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan

minat mereka. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan

Page 49: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

31

tingkat individu dan social (Sipahelut, 2010). Pemberdayaan merujuk pada

kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga

mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),

dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari

kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-

barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam

proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi

mereka (Suharto 2005).

Menurut Jimmu (Sjafari, 2014) menyatakan bahwa pengembangan

masyarakat tidak hanya sebatas teori tentang bagaimana mengembangkan

daerah pedesaan tetapi memiliki arti yang kemungkinan perkembangan di

tingkat masyarakat. Pembangunan masyarakat seharusnya mencerminkan

tindakan masyarakat dan kesadaran atas identitas diri. Oleh karena itu,

komitmen untuk pengembangan masyarakat harus mengenali keterkaitan

antara individu dan masyarakat dimana mereka berada. Masyarakat adalah

sebuah fenomena struktural dan bahwa sifat struktural dari kelompok atau

masyarakat memiliki efek pada cara orang bertindak, merasa dan berpikir.

Tapi ketika kita melihat struktur tersebut, mereka jelas tidak seperti

kualitas fisik dari dunia luar. Mereka bergantung pada keteraturan

reproduksi sosial, masyarakat yang hanya memiliki efek pada orang-orang

Page 50: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

32

sejauh struktur diproduksi dan direproduksi dalam apa yang orang

lakukan. Oleh karena itu pengembangan masyarakat memiliki

epistemologis logis dan yang dasar dalam kewajiban sosial yang individu

memiliki terhadap masyarakat yang mengembangkan bakat mereka.

Jimu (Sjafari, 2014) menunjukkan bahwa pengembangan

masyarakat tidak khususnya masalah ekonomi, teknis atau infrastruktur.

Ini adalah masalah pencocokan dukungan eksternal yang ditawarkan oleh

agen pembangunan pedesaan dengan karakteristik internal sistem

pedesaan itu sendiri. Oleh karena itu, agen pembangunan pedesaan harus

belajar untuk „menempatkan terakhir terlebih dahulu‟ (Chambers, 1983

dalam jimu,2008). Secara teori, peran pemerintah pusat dan agen luar

lainnya harus menginspirasi inisiatif lokal bahwa hal itu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Passmore 1972 dalam jimu,2008). Dalam

prakteknya, top-down perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek

pembangunan harus memberi jalan kepada bottom-up atau partisipasi

aktif masyarakat untuk mencapai apa yang disebut „pembangunan melalui

negosiasi‟. Hal ini sesuai Menurut Talcot Parsons (dalam Prijono,

1996:64-65) power merupakan sirkulasi dalam subsistem suatu

masyarakat, sedangkan power dalam empowerment adalah daya sehingga

empowerment dimaksudkan sebagai kekuatan yang berasal dari bawah

(Bottom-Up).

Page 51: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

33

Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat maka konsep

pemberdayaan adalah suatu proses yang diupayakan untuk melakukan

perubahan. Pemberdayaan masyarakat memiliki makna memberi kekuatan/

daya kepada kumpulan masyarakat yang berada pada kondisi

ketidakberdayaan agar menjadi berdaya dan mandiri serta memiliki

kekuatan melalui proses dan tahapan yang sinergis.

Pembangunan yang dilaksanakan di pedesaan atau tingkat

Kelurahan merupakan realisasi pembangunan nasional. Untuk menunjang

pembangunan di pedesaan atau tingkat Kelurahan peran serta pemerintah

serta partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan.

Menurut penjelasan di atas dapat dapat disimpulkan bahwa dalam

merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam harus

digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, demikian pula

halnya sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan sehingga dapat

mengembangkan potensi alam secara maksimal agar tujuan pembangunan

dapat tercapai.

Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan merupakan

kesadaran yang tidak bisa muncul dengan sendirinya. Kesadaran tersebut

harus dibimbing dan diarahkan sampai mereka bisa mencapai

kemandiriannya sendiri. Dengan adanya keterlibatan secara mental dan

emosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan, pelaksanaan,

tanggung jawab sampai pemanfaatan pembangunan akan bisa dirasakan

secara merata oleh pihak-pihak tertentu.

Page 52: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

34

Sasaran pembangunan nasional adalah pembangunan manusia

secara utuh lahir dan batin serta merata.Sasaran tersebut mengandung

makna bahwa tujuan akhir pembangunan adalah terwujudnya masyarakat

yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun non

material secara merata.

Untuk mencapai sasaran etrsebut di atas diperlukan proses yang

terus-menerus, dan melalui proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan

kualitas agar proses ini dapat berjalan secara teratur dan terarah, maka

perlu perencanaan. Perencanaan merupakan syarat bagi terlaksananya

proses pembangunan yang baik. Akan tetapi walaupun demikian

perencanaan tidaklah berarti sebagai jaminan penuh bagi keberhasilan

pencapaian tujuan, walaupun pelaksanaan kegiatan telah diawali dengan

perencanaan yang matang, namun sering timbul hal-hal yang dapat

menghambat pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut.Hambatan-

hambatan tersebut harus benar-benar diperhatikan dalam perencanaan

pembangunan tingkat Desa maupun Kelurahan. Olehnya ketetapan

perencanaan dalam pelaksanaan pembangunan adalah mutlak harus

disertai dengan kesadaran yang penuh kesungguhan serta kemauan baik

dari setiap unsur yang tidak terlibat langsung di dalam pembangunan

tersebut.

Desa dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana

perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 memiliki arti

bahwa:

Page 53: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

35

“Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnnya disebut desa, adalah kesatuan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Untuk menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya terhadap

pembangunan, diperlukan adanya tenaga/unsur penggerak yang mampu

menggerakkan dan mengarahkan kemampuan masyarakat untuk dapat

mewujudkan cita-cita pembangunan dalam hubungan ini, maka Lurah

sebagai Kepala Kelurahan memegang peranan yang menentukan. Sebagai

pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan pemerintahan dan

pembangunan, ia harus mampu mengemban tugas yang dibebankan

kepadanya yang saling kait-mengkait termasuk tugas pembangunan yang

multi dimensional.

PNPM Mandiri Perdesaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-

Perdesaan atau Rural PNPM), merupakan salah satu mekanisme program

pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya

mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja

di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya

mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang

telah dilaksanakan sejak 1998. Program pemberdayaan masyarakat ini

dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di

Page 54: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

36

tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi

masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan.

2.1.4 Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan

melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Menurut Frederick W. Taylor

(Handoko:23) fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-

tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-

tujuan itu. Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi

dari penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metode, sistem dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Perencanaan adalah penentuan sumber daya sumber daya dan kegiatan-

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan

dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat

membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan. Fungsi ini menciptakan struktur

formal dimana pekerjaan ditetapka, dibagi dan dikoordinasikan.

3. Penyusunan Personalia (Staffing)

Penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment), latihan dan

pengembangan serta penetapan dan pemberian orientasi para karyawan

Page 55: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

37

dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Fungsi ini

mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan sistem penggajian untuk

pelaksanaan kerja yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi.

4. Pengarahan (Leading)

Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin, serta

kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan

disiplin. Fungsi ini sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara

lain leading, directing, motivating, actuating, atau lainnya

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa

rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan

2.1.5 Teori Pengawasan

Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen

diantaranya adalah fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian

(Organizing), fungsi pelaksanaan (Actuating) dan fungsi pengawasan

(Controlling).

Definisi Pengawasan menurut Mockler dalam Handoko (1995:360) yang

mengemukakan bahwa :

“Pengawasan dalam manajemen merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”

Page 56: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

38

Menurut Siagian dalam Makmur (2011:176), mendefinisikan pengawasan

sebagai berikut:

“pengawasan merupakan sebagai proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”.

Dalam hal ini pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

menetapkan yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu

dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Dengan begitu proses pengawasan bertujuan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana dan

berdasarkan kelemahan dan kesulitan yang telah diketahui tersebut diambil

tindakan untuk memperbaiki pada waktu itu atau waktu-waktu yang akan datang.

Menurut Situmorang dalam Makmur (2011:176), mendefinisikan

pengawasan sebagai berikut:

“Pengawasan adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai”.

Berdasarkan definisi diatas, dalam hal ini pengawasan bisa menjadi fungsi

pengendali bagi manajemen untuk memastikan bahwa rencana-rencana yang telah

mereka tetapkan dapat berjalan secara mulus dan lancar sehingga organisasi bisa

mencapai setiap sasaran yang telah ditetapkannya.

Sedangkan menurut Makmur (2011:176), mendefinisikan pengawasan :

“pengawasan adalah suatu bentuk pola pikir dan pola petindakan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seseorang atau beberapa

Page 57: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

39

orang yang diberikan tugas untuk dilaksanakan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia secara baik dan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan yang sesungguhnya dapat menciptakan kerugian oleh lembaga atau organisasi yang bersangkutan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa pengawasan memiliki

perbedaan tergantung tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh sebab itu

pengawasan yang dilakukan sebelumnya harus memahami dan mengerti kegiatan

apa yang diawasi dan kegiatan apa yang dilakukannya.

Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2001:242) mengemukakan

pengawasan sebagai berikut:

“Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar”.

Dengan demikian dalam hal ini setiap aktivitas atau pekerjaan yang

dilakukan mendapat pengawasan setiap kali adanya kemajuan yang signifikan,

dimana pengawasan tersebut setiap pekerjaan yang terdapat masalah atau

hambatan langsung dilakukan langkah pengkoreksian atau evaluasi oleh atasan

dan bantuan dari bawahan itu sendiri, sehingga terjadi saling tukar pikiran untuk

menyelesaikan masalah tersebut agar sesuai dengan rencana dan selesai dengan

sempurna.

Menurut Fayol dalam Harahap (2001:10) mengartikan pengawasan sebagai

berikut:

“Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip

Page 58: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

40

yang dianut.Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.”

Sedangkan, Menurut Siagian (2003:30), mendefinisikan pengawasan

sebagai berikut:

“Pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan.Pengawasan secara umum berarti pengendalian terhadap perencanaan apakah sudah dilaksanakan sesuai tujuan atau penyimpangan dari tujuan yang diinginkan.Jika terjadi penyimpangan, pihak manajemen yang terkait dalam pengawasan harus memberikan petunjuk untuk melakukan perbaikan kerja, agar standar perencanaan tidak jauh menyimpang dari hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan”.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan

kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana

yang ditetapkan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan

untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada sebelumnya. Pengawasan yang

efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan

baik.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen.

Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas

perusahaan agar target perusahaan tercapai. Dengan kata lain fungsi pengawasan

menilai apakah rencana yang ditetapkan pada fungsi perencanaan telah tercapai.

Page 59: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

41

2.1.6 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif

Dalam melakukan pengawasan sangatlah perlu untuk dilakukan

secaraefektif sehingga dapat tercipta efektifitas pengawasan yang baik, menurut

Handoko (2000:373) untuk menjadi efektif, maka sistem dalam pengawasan harus

memenuhi beberapa karakteristik sebagaimana pengawasan yang efektif, dan

kriteria pengawasan yang efektif tersebut ialah sebagai berikut :

1. Akurat

Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat.Data yang tidak

akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan organisasi

mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan

masalah yang sebenarnya tidak ada.

2. Tepat waktu

Informasi harus dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya

bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.

3. Objektif dan menyeluruh.

Informasi harus mudah dipahami dan bersifat objektif serta lengkap.

4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis

Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang

dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi

atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.

5. Realistis secara ekonomis.

Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling

sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.

Page 60: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

42

6. Realistis secara organisasional.

Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan kenyataan-

kenyataan organisasi.

7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja

organisasi, karena setiap tahap dari proses pekerjaan dapat

mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, dan

informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang

diperlukannya.

8. Fleksibel

Pengawasan harus mempunyai fleksibelitas untuk memberikan

tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari

lingkungan.

9. Bersifat sebagai petunjuk operasional

Sistem pengawasan efektif harus menunjukan baik deteksi atau deviasi

dari standar tindakan koreksi apa yang harus diambil.

10. Diterima para anggota organisasi

Sistem pengawasan harus mampu mendorong perasaan otonomi,

tanggung jawab dan berprestasi.

2.1.7 Tujuan Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

memerlukan pengawasan agar perencanaan yang telah disusun dapat terlaksana

Page 61: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

43

dengan baik.Pengawasan dikatakan sangat penting karena pada dasarnya manusia

sebagai objek pengawasan mempunyai sifat salah dan khilaf.Oleh karena itu

manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan mencari kesalahannya kemudian

menghukumnya, tetapi mendidik dan membimbingnya. Menurut Husaini (2001:

400), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

2. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, pemborosan, dan

hambatan.

3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.

4. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan dalam

pencapaian kerja yang baik.

Page 62: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

44

Bagan Tujuan Pengendalian:

Gambar 2.2

Tujuan Pengendalian

Sumber : Griffin (2004: 163)

Keterangan Gambar 2.2 Tujuan Pengendalian :

1. Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan

Organisasi akan menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis yang tidak

stabil dan bergejolak. Dalam rentang waktu antara penetapan tujuan dan

pencapaian tujuan, banyak kejadian dalam organisasi dan lingkungannya

yang dapat menuntun pergerakan kearah tujuan atau menyimpangkan tujuan

itu sendiri.Sistempengawasan yang baik dapat membantu para manajer

mengantisipasi, memantau, dan merespon perubahan.

2. Membatasi Akumulasi Kesalahan

Beradaptasi denganperubahan lingkungan

Membatasi akumulasi kesalahan

Pengendalian Membantu organisasi

Mengatasi

kompleksitas

Meminimalisir biaya

Page 63: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

45

Kesalahan-kesalahan kecil umumnya tidak menimbulkan kerusakan serius

pada kinerja organisasi.Namun dari waktu ke waktu, kesalahan-kesalahan

kecil dapat terakumulasi dan berdampak serius.Oleh karena itu pengawasan

diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang

dapat berulang-ulang.Dengan adanya pengawasan, manajer dapat melihat

penyebab terjadinya kesalahan dan dapat mengambil keputusan untuk bekerja

lebih cermat.

3. Mengatasi Kompleksitas organisasi

Perusahaan jika hanya menggunakan satu jenis bahan baku atau sumber daya,

membuat satu jenis produk atau jasa, memiliki desain organisasi yang

sederhana, dan mengalami permintaan produk yang konstan, maka para

manajernya dapat membuat sistem pengawasan yang minim dan sederhana.

Tetapi apabila perusahaan yang memproduksi produk dan jasa dengan

memakai beragam bahan baku dan sumber daya dan memiliki area pasar yang

luas, desain organisasi yang rumit, serta memiliki banyak pesaing

memerlukan sistem yang canggih untuk membuat pengawasan yang

memadai.

4. Meminimalisir Biaya

Pengawasan juga dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan

output apabila dipraktekkan secara efektif. Secara filosofis dikatakan bahwa

pengawasan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat

salah atau khilaf, sehingga manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan

Page 64: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

46

untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya tetapi untuk mendidik

dan membimbingnya.

Definisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi

mencakup dan melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi

sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh

seorang manajer. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam

kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya

penyimpangan–penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap

penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan sebelumnya.

Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan

sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat

mencegah (prefentive control). Dibandingkan dengan tindakan-tindakan

pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah

menjaga hasil pelaksanaa kegiatan sesuai dengan rencana.Ketentuan-ketentuan

dan infrastruktur yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan. Sebab

pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

2.1.8 Jenis-Jenis Pengawasan

Menurut Maringan (2004: 62), Pengawasan terbagi 4 yaitu:

1. Pengawasan dari dalam perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh atasan

untuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk

menilai kemajuan dan kemunduran perusahaan.

Page 65: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

47

2. Pengawasan dari luar peJrusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar

perusahaan . Ini untuk kepentingan tertentu.

3. Pengawasan Preventif. Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu

dilaksakaan. Dengan tujuan untuk mengacah terjadinya kesalahan/kekeliruan

dalam pelaksanaan kerja.

4. Pengawasan Represif. Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan

pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.

Dari jenis-jenis pengawasan diatas maka dapat diketahui bahwa pengawasan

merupakan tindakan yang dilakukan oleh para instansi/badan dalam pelaksanaan

kegiatan untuk meminimalisir kesalahan atau penyimpangan.Dengan begitu dapat

diketahui apakah pelaksanaan kegiatan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau malah justru menyimpang dari

ketentuan tersebut.

Menurut Ernie dan Saefullah (2005: 327), jenis pengawasan terbagi atas 3

yaitu:

1. Pengawasan Awal. Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya

pelaksanaan pekerjaan. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

penyimpangan dalam pelaksanaan perkerjaan.

2. Pengawasan Proses. Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan

tengah berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung

untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan.

Page 66: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

48

3. Pengawasan Akhir. Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses

pengerjaan pekerjaan.

Berdasarkan jenis pengawasan diatas dapat diketahui bahwa pengawasan

merupakan pemandu bagi jalannya suatu kegiatan agar sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya, kegiatan akan berjalan dengan sempurna bila

pengawasan yang dilakukan dari awal kegiatan, hingga proses kegiatan sampai

akhir kegiatan tersebut dilakukan.

2.1.9 Sifat dan Waktu Pengawasan

Menurut Hasibuan (2001 : 247), sifat dan waktu pengawasan terdiri dari :

1. Preventive controll,adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan

dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan

dalam pelaksanaannya. Preventive controll ini dilakukan dengan cara :

a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan.

c. Menjelaskan dan atau mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan

itu.

d. Mengorganisasi segala macam kegiatan.

e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility

bagi setiap individu karyawan.

f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.

g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan.

Preventive controll adalah pengendalian terbaik karena dilakukan sebelum

terjadi kesalahan.

Page 67: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

49

2. Repressive Controll, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi

kesalahan dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi

pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Repressive controll ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Membandingkan hasil dengan rencana.

b. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari

tindakan perbaikannya.

c. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika perlu dikenakan

sanksi hukuman kepadanya.

d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada.

e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana.

f. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan

pelaksanamelalui training dan education.

3. Pengawasan saat proses dilaksanakan yaitu jika terjadi kesalahan langsung

diperbaiki.

4. Pengawasan berkala, adalah pengendalian yang dilakukan secara berkala,

misalnya per bulan, per semeter, dan lain-lain.

5. Pengawasan mendadak, adalah pengawasan yang dilakukan secara

mendadak untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau peraturan-peraturan

yang ada telah dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik.

Pengawasan mendadak ini sekali-sekali perlu dilakukan, supaya

kedisiplinan karyawan tetatp terjaga dengan baik.

Page 68: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

50

6. Pengawasan melekat (waskat) adalah pengawasan yang dilakukan secara

integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan operasional

dilakukan.

Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Hasibuan diatas, dapat diketahui

bahwa pengawasan yang baik harus memiliki atau melalui tahapan-tahapan

tertentu sebagai bentuk dari suatu proses kegiatan pengawasan, serta memiliki

waktu-waktu tertentu dalam proses pengawasan agar kegiatan berjalan sesuai

dengan rencana.

2.1.10 Tekhnik-tekhnik Pengawasan

Menurut Siagian (2003:112) Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan

dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu:

1. Pengawasan Langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh

pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa

kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan. Pengawasan langsung

dapat berbentuk:

a. Inspeksi langsung

Kunjungan langsung dalam melakukan pengawasan atau

pemeriksaan pada sebuah kegiatan yang sedang dilakukan.

b. On-the-Spot observation

Melakukan pengamatan atau peninjauan langsung di lapangan

secara cermat, mencatat fenomena yang muncul dalam sebuah

kegiatan yang dilakukan.

c. On-the-spot report

Page 69: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

51

Memberikan laporan langsung dilapangan mengenai temuan-

temuan masalah yang terjadi dalam sebuah kegiatan yang

dilakukan di lapangan.

2. Pengawasan tidak langsung, Pengawasan yang dilakukan dari jarak

jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh

para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.

2.1.11 Mekanisme Pengawasan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

Fakor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut akan dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut. Menurut Mulyadi (2007: 770), mengemukakan

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah:

1. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam

organisasi.

2. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena

adanya desentralisasi kekuasaan.

3. Kesalahan/Penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi.

MacRae (2003:28) menjelaskan bahwa pemantauan (monitoring)

menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang akiat dari

kebijakan yang di ambil sebelumnya.Ini membantu pengambil kebijakan pada

tahap implementasi kebijakan.Banyak badan secara teratur memantau hasil dan

dampak kebijakan dengan menggunakan beberapa indikator kebijakan dibidang

kesehatan, pendidikan, perumahan, kesejahteraan, kriminalitas dan ilmu dan

teknologi.

Page 70: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

52

Pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-

akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi

hambatan dan rintangan implementasi dan menemukan letak pihak-pihak yang

beranggung jawab pada setiap kebijakan. Strategi pemantauan menurut Widodo

(2011:94-96) sama dengan implementasi yaitu;

“menetapkan siapa yang melakukan, bagaimana SOP untuk melakukan kontrol, berapa besar anggaran, peralatan yang diperlukan, dan jadwal pelaksanaan pengawasan”.

1. Pelaku Kontrol Pelaksanaan Kebijakan

Pelaku kontrol pelaksanaan kebijakan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kontrol eksternal dan kontrol internal.Pelaku kontrol internal (internal

control) dapat dilakukan oleh unit atau bagian monitoring dan pengendalian,

dan badan pengawas daerah.Pelaku kontrol eksternal (external control) dapat

dilakukan oleh DPRD, LSM dan komponen masyarakat.

2. Strandar Operasional Pemantauan

SOP kontrol atas pelaksanaan kebijakan dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Organisasi harus menetapkan serangkaian tujuan yang dapat diukur dari

aktivitas yang telah direncanakan.

b. Alat monitoring harus disusun untuk mengukur kinerja individu, program,

atau system secara keseluruhan

c. Pengukuran diperoleh melalui penerapan berbagai alat monitoring untuk

mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.

Page 71: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

53

d. Tindakan korektif dapat mencakup usaha-usaha yang mengarah pada

kinerja yang ditetapkan dalam rencana atau modifikasi rencana kearah

mendekati kinerja.

3. Sumber Daya Keuangan dan Peralatan

Untuk melakukan kontrol atas pelaksanaan suatu kebijakan, disamping

memerlukan dana yang cukup juga diperlukan peralatan yang memadai.

Besarnya anggaran dan jenis peralatan untuk melakukan kontrol sangat

tergantung pada variasi dan kompleksitas pelaksanaan suatu kebijakan.Sumber

anggaran dapat berasal dari anggaran pendapatan belanja Negara (APBN),

anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), lembaga swadaya masyarakat

(LSM), dan swadaya masyarakat.

4. Jadwal Pelaksanaan Kontrol

Dalam kontrol internal, pelaksanaan dapat dilakukan setiap bulan, setiap

triwulan, atau setiap semester sekali.Namun dalam kontrol eksternal berada

diluar organisasi dan bukan menjadi kewenangan organisasi yang menjadi

pelaku kontrol untuk melakukan penjadwalan.Selain itu kontrol eksternal sulit

dilakukan intervensi.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pengawasan merupakan

aspek yang sangat penting dari suatu kebijakan yang sudah

diimplementasikan.Dengan adanya pengawasan, kita dapat menilai sejauh mana

kinerja para pegawai dalam melaksanakan tugasnya.Selain itu, pengawasan juga

dapat dijadikan bahan evaluasi dari suatu kebijakan yang dikeluarkan, apakah

Page 72: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

54

sudah berjalan secara efektif atau belum.Sehingga, menjadi masukan kedepannya

dalam pencapaian suatu kebijakan tersebut.

2.1.12 Pengertian dan Tujuan PNPM Mandiri

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah

satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM

Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan

kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi

sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK)

yang telah dilaksanakan sejak 1998. PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara

resmi oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak

terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses

perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan

danasesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan

kegiatan dan pelestariannya.

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat

Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementerian Dalam

Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman/hibah luar negeri dari sejumlah

lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

Page 73: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

55

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,

merupakan program penanggulangan kemiskinan, terutama yang berbasis

pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri

(Pedoman umum PNPM Mandiri, 2007:11).

1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta

mekanisme dan prosedur program, penyedian pendamping dan pendanaan

stimulan dan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam

upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau

meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun secara

berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan, terkait upaya

peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan. Pemberdayaan

masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar, dari perangkat

pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan

dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan PNPM Mandiri,

yang tujuan umumnya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan

kerja masyarakat miskin secara mandiri, sedangkan tujuan khusus yang ingin

dicapai dalam PNPM Mandiri (Pedoman umum PNPM Mandiri, 2007:12), yaitu

sebagai berikut :

Page 74: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

56

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,

kelompok perempuan, komunitas kelompok adat terpencil dan kelompok

masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan kedalam proses

pengambilan keputusan dalam pengelolaan pembangunan.

2. Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif model PNPM MPd dan

program sejenis ke dalam sistem pembangunan reguler.

3. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam lokal dengan

mempertimbangkan kelestariannya.

4. Mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat, pemerintahan

khususnya pemerintahan desa dalam pasilitasi pengelolaan pembangunan

partisipatif yang berwawasan lingkungan.

5. Menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang

diproritaskan oleh masyarakat.

6. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

7. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa.

8. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya

penanggulangann kemiskinan perdesaan dan perbaikan lingkungan hidup.

2.1.13 Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Berdasarkan bahan bacaan Petunjuk Tekhis Operasional (PTO) Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, dijelaskan

bahwa Kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP) merupakan

Page 75: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

57

kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai

kegiatan simpan pinjam.

1. Tujuan dan Ketentuan

a. Tujuan Umum, secara umum kegiatan ini bertujuan untuk

mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudian

akses pedesaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan perdesaan

sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan

serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan

lapangan kerja.

b. Tujuan Khusus, mempercepat proses pemenuhan kebutuhan perdesaan

usaha ataupun sosial dasar, memberikan kesempatan kaum perempuan

meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha

dan Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum

perempuan.

2. Ketentuan Dasar

Ketentuan dasar dalam Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan untuk Kelompok

Perempuan (SPP) adalah sebagai berikut :

a) Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat

mendapatkan pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat apapun.

b) Terlembagakan, artinya dana kegiatan SPP disalurkan melalui kelompok

yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam

pengelolaan simpanan dan pengelolaan pinjaman.

Page 76: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

58

c) Keberdayaan, artinya proses pengelolaan didasari oleh keputusan yang

profesional oleh kaum perempuan dengan mempertimbangkan

pelestarian dan pengembangan dana bergulir guna meningkatkan

kesejahteraan.

d) Pengembangan , artinya setiap keputusan pendanaan harus berorientasi

pada peningkatan pendapatan, sehingga meningkatkan pertumbuhan

aktivitas ekonomi masyarakat perdesaan.

e) Akuntabilitas, artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Ketentuan Pendanaan BLM

Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana yang disediakan

untuk menandai kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) perkecamatan

maksimal 25% dari alokasi BLM.

4. Sasaran dan Bentuk Kegiatan

a) Sasaran Program adalah rumah tangga miskin yang produktif yang

memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar

melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di

masyarakat.

b) Bentuk kegiatan SPP adalah memberikan ddana pinjaman sebagai

tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai

pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman.

5. Ketentuan Kelompok SPP, yaitu :

Page 77: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

59

a) Kelompok dikelola dan anggotanya perempuan, yang satu sama lain saling

mengenal, memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah

berjalan sekurang-kurangnya satu Tahun.

b) Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dan

pinjaman dan dana pinjaman yang telah disepakati.

c) Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana

pinjaman yang diberikan kepada anggota.

d) Kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung dengan baik.

e) Mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perdesaan pada kegiatan

Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung. Yaitu sebagai berikut :

1. Jaringan yang Terlibat

Menurut Thomas R.Dye (2012:39) dalam (Adipurnawidagdo, halaman 6),

dalam sebuah kebijakan publik terdapat 3 sub sistem yang saling

berinteraksi dalam satu kesatuan tindakan. Salah satunya sub sistem

stakeholder (pelaku kebijakan) berinteraksi dengan lingkungan kebijakan

(policy environment) dan dengan kebijakan publik (publik policy).

Interaksi berlangsung secara timbal balik dalam pengertian

stakeholderyang berperan terhadap lingkungannya dan sebaliknya,

lingkungan memiliki peran terhadap para pelaku kebijakan.

Page 78: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

60

Dalam PNPM Mandiri perdesaan di bidang Simpan Pinjam

Perempuan ini, pelaku-pelaku kebijakan yang terlibat diklasifikasikan

menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam. Bagian dalam yaitu

pemerintah Pemerintah Kabupaten Lebak, Peelaksana pemerintahan di

kabupaten Lebak, pelaku dikecamatan Warunggunung, pelaku di Desa

Selaraja, dan pelaku-pelaku lainnya yang telah dibentuk, seperti Unit

Pengelola Kegiatan (UPK).

Yang terlibat dalam pelaksanaan Program kegiatan Simpan Pinjam

khusus Perempuan adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat adalah pelaku utama, yaitu sebagai pelaku atau anggota

kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Sedangkan pelaku-pelaku

lainnya di desa, kecamatan, kabupaten itu sebagai pelaksana,

fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan,

prosedur PNPM Mandiri Perdesaan tercapai dan dilaksanakan secara

benar.

b. Kepala Desa, peran kepala desa adalah sebagai pembina dan

pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri

Perdesaan di Desa

c. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD)

KPMD adalah warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu

masyarakat dalam melaksanakan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di

desa dan kelompok nmasyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

maupun pemeliharaan.

Page 79: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

61

d. Tim Verifikasi (TV)

TV adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang memiliki

pengalaman dan keahlian khusus, dibidang tekhnik prasarana, simpan

pinjam, pendidikan, kesehatan atau pelatihan keterampilan masyarakat.

Peran TV adalah melakukan pemeriksaan serta penilaian usulan

kegiatan semua desa peserta PNPM Mandiri Perdesaan dan selanjutnya

membuat rekomendasi kepada musyawarah antar desa sebagai

pertimbangan pengambilan keputusan. TV menjalankan tugas ini

berdasarkan penugasan yang diperoleh dari BKAD.

e. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan

kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya terdiri dari

ketua, sekertaris, dan bendahara.

f. Pendamping Lokal (PL)

Pendamping Lokal adalah tenaga pendamping dari masyarakat yyang

membantu masyarakat dalam melaksanakan tahapan dan kegiatan

PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pelestarian.

2. Kebijakan Publik yang mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri

atau masih melibatkan pemerintah di level bawah. Secara Teknis, pada

bidang Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) masih melibatkan

pemerintah desa Selaraja, namun pelakuu utamanya adalah pada

masyarakat. Peran kepala desa dalam pengelolaan dan bergulir sebagai

Page 80: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

62

penanggungjawab dan juga menandatangani proposal yang ingin diajukan

ke UPK. Sehingga kepala desa tahu betul bagaimana kondisi kelompok

yang ingin mengajukan bantuan tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, senantiasa peneliti mengacu ke beberapa sumber

sebagai referensi. Berikut adalah sumber tersebut :

Dikemukakan oleh Haryanto (2013) dari Universitas Hasanuddin, dengan

judul ”Evaluasi Program PNPM Mandiri dalam Peningkatan Prasarana

Kehidupan di Kelurahan Taroda Kabupaten Maros” dengan menggunakan

metode penelitian kualitatif dan menggunakan teori Efektifitas. Permasalahan di

dalam penelitian tersebut adalah program PNPM Mandiri di Kelurahan Taroda

sempat mengalami kemogokan karena musim yang tidaak mau bersahabat. Seperti

kita ketahui bersama, membangun dengan keadaan hujan itu sangat tidak efisien.

Maka oleh sebab itu, program ini sempat terhambat selama sebulan, dikarenakan

hujan. Kemudian faktor dana, di kelurahan Taroda sangat minim dana nya, ini

yang menyulitkan program ini selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Peneliti mengungkapkan bahwa untuk menyelenggarakan program PNPM

selanjutnya perlu perhatian yang lebih dari pemerintah, dimana proses pengaliran

dananya tersalurkan dengan benar dan tepat waktu. Meningkatkan kapasitas

kelembagaan masyarakat dan pemerintah, memberi kemudahan kepada

masyarakat dalam proses pengangkutan hasil produksi pertanian melaui salah satu

program kerja PNPM Mandiri yakni perbaikan infrastruktur jalan tani (fisik).

Page 81: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

63

Serta, memperbaiki kesejahteraan masyarakat (kesehatan masyarakat) melalui

program kerja PNPM Mandiri yakni jamban sehat bagi masyarakat yang kurang

mampu.

Dikemukakan oleh Suryanti Fabanyo (2011) dalam skripsinya yang

berjudul “Pelaksanaan Fungsi Pengawasan di Inspektorat Daerah Kota Tidore

Kepulauan”.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan

menggunakan teori pengawasan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah

pelaksanaan fungsi pengawasan kinerja pemerintah daerah yang dilakukan oleh

inspektorat Daerah Kabupaten Tidore kepulauan telah dilakukan secara efisien

dan efektif., dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan

fungsi kinerja pemerintahan daerah kabupaten Tidore Kepulauan. Tujuan

diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan

fungsi pengawasan kinerja pemerintah daerah pada inspektorat daerah kota tidore.

Berdasarkan hasil analisis mengenai pelaksanaan fungsi pengawasaan khususnya

pada kantor Inspektorat Daerah Tidore, ternyata dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pengawasan, baik dilihat dari pemeriksaan, pengujuan hingga

penyelidikan, ternyata belum efektif, hal ini disebabkan karena adanya

ketidaktepatan waktu dalam melakukan pengawasan. Belum akuratnya data

penyimpangan yang ditemukan untuk aparatur pengawaas di kantor inspektorat.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah perlu diterapkannya fungsi

perencanaan program pengawasan.Hal ini bertujuan untuk dapat menunjang

kecepatan dalam memperoleh data. Dan selain itu penyajian data/informasi yang

akurat selama ini akan menunjang pelaporan terhadap penyimpangan yang terjadi

Page 82: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

64

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Dan disarankan pula, agar

terselenggaranya aparatur pengawas yang bersih dan memiliki rasa tanggung

jawab dalam menangani setiap pekerjaan yang berhubungan dengan fungsi

pengawasan penyelenggaraan pemeriksaan daerah di Kota Tidore.

Demikian pula di kemukakan oleh Hetty Fitria Rahmawati (2007)

dalam Skripsinya yang berjudul ”Peranan Pengawasan dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Kerja Pegawai di Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten

Karanganyar”.Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriftif, dan menggunakan teori pengawasan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah, pengawaan yang dilakukan oleh Kepala

Kantor Informasi dan komunikasi Karanganyar terhadap pegawainya belum

cukup baik, dan masih banyak hambatan-hambatan. Tetapi dapat disimpulkan

bahwa penelitian ini dapat membawa pengaruh positif bagi kantor informasi dan

komunikasi Kabupaten Karang Anyar untuk lebih mengoptimalkan dan

meningkatkan pelaksanaan pengawasan terhadap pegawainya.

Dari hasil penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan secara mayoritas

bahwasannya suatu program pemerintah harus ada interaksi antara anggota

pemerintah dan masyarakat agar pengawasan bisa berjalan dengan baik.

2.3 Kerangka Berfikir

Penelitian ini akan meneliti tentang efektivitas pengawasan program

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri dalam kegiatan simpan

pinjam khusus perempuan (SPP) di desa Selaraja Kecamatan Warunggunung.

Page 83: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

65

Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) adalah kegiatan peminjaman

dana bergulir dari pemerintah, yang dikhususkan untuk perempuan. Dimana

Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung ini masih banyak permasalahn, diantaranya ketidakjelasan

penagihan cicilan pembayaran, sering terjadi keterlambatan pembayaran, kurang

optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan survey

lapangan, tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan

pembayaran.

Untuk mengukur apakah efektivitas pengawasan program simpan pinjam

perempuan ini berjalan dengan efektif, maka ditentukan dengan mengetahui

bagaimana pengawasan menggunakan karakteristik yang nantinya akan

menciptakan efektifitas pengawasan yang tinggi menurut Handoko (200:373)

yaitu :

1. Akurat

Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat.Data yang tidak

akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan organisasi

mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan

masalah yang sebenarnya tidak ada.

2. Tepat waktu

Informasi harus dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya

bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.

3. Objektif dan menyeluruh.

Informasi harus mudah dipahami dan bersifat objektif serta lengkap.

Page 84: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

66

4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis

Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang

dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi

atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.

5. Realistis secara ekonomis.

Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling

sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.

6. Realistis secara organisasional.

Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan kenyataan-

kenyataan organisasi.

7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja

organisasi, karena setiap tahap dari proses pekerjaan dapat

mempengaruhi sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, dan

informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang

diperlukannya.

8. Fleksibel

Pengawasan harus mempunyai fleksibelitas untuk memberikan

tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari

lingkungan.

9. Bersifat sebagai petunjuk operasional

Sistem pengawasan efektif harus menunjukan baik deteksi atau deviasi

dari standar tindakan koreksi apa yang harus diambil.

Page 85: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

67

10. Diterima para anggota organisasi

Sistem pengawasan harus mampu mendorong perasaan otonomi,

tanggung jawab dan berprestasi.

Dengan karakteristik-karakteristik dalah hal-hal tesebut, akan mampu

untuk menciptakan pengawasan yang efektif. Adaapun kerangka berfikirnya

seperti gambar berikut ini :

Page 86: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

68

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berfikir peneliti dalam penelitian ini adalah :

(Peneliti, 2016)

1. Ketidakjelasan Penagihan cicilan pembayaran 2. Sering terjadi keterlambatan pembayaran 3. Kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam

melakukan survey lapangan 4. Tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan

keterlambatan pembayaran 5. Tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan

pembayaran

Indikator Karakteristik Pengawasan yang Efektif menurut Handoko (2000:373) :

1. Akurat 2. Tepat Waktu 3. Objektif dan Menyeluruh 4. Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis 5. Realistik Secara Ekonomis 6. Realistik Secara Organisasional 7. Terkoordinasi Dengan Aliran Kerja Organisasi 8. Fleksibel 9. Bersifat Sebagai Petunjuk dan Operasional 10. Diterima Para anggota Organisasi

Seberapa besar Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung

Page 87: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

69

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti dan dibuktikan kebenaranya. Hipotesis merupakan hasil refleksi peneliti

berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakannya sebagai dasar

argumentasi. Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah

deskriftif yaitu jawaban sementara terhadap nilai satu variabel secara mandiri.

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

H0 : µ0 ≤ 60%

Ho : “Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Kegian Program Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, Ho

kurang dari atau sama dengan dari 60%”

Page 88: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian oleh Sugiyono (2007:1) dapat diartikan sebagai metode

yang digunakan untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang

sesuai dan tepat dalam penelitiannya. Kesesuaian dan ketetapan data sangat di

pengaruhi oleh metode yang dipakai oleh penelitinya.Tujuan metode penelitian

adalah dapat membantu peneliti dalam menghasilkan penelitian yang objektif dan

dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan atas data yang diperoleh. Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk tujuan dan kegunaan

tertentu.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif lebih banyak menggunakan instrumen dalam mengumpulkan data.

Proses penelitian kuantitatif adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan

generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan

teori untuk pelaksanaan penelitian. Selain itu, penelitian secara kuantitaif

digunakan untuk menjaga nilai keobjektifan hasil penelitian nantinya. Pendekatan

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Bungin (2009:36) menjelaskan

penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, berbagai variable yang timbul di

masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

Page 89: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

72

Kemudian mengangkut kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi,

situasi, atau pun variable tersebut.

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh dari lapangan melalui wawancara secara

terstruktur (penyebaran kuesoner) kepada responden.

a. Kuesoner/angket

Pengumpulan data dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis mengenai variabel yang diteliti kepada

responden untuk menjawabnya.

b. Observasi non-partisipatoris

Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara tidak

langsung dalam penelitian ini

2. Sumber Data Skunder

Sumber data sekunder diperoleh dari hasil kepustakaan melalui

penelusuran pustaka yang berkaitan dengan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan khusus pada

kegiatan Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Page 90: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

73

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah tentang pengawasan program

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri dalam kegiatan simpan

pinjam perempuan (SPP) di Desa Selaraja kecamatan Warunggunung.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dini adalah di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung.

yang berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Desa Cempaka, Kecamatan Warunggunung

- Sebelah Selatan : Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur

- Sebelah Timur : Desa Warunggunung, Kecamatan Warunggunung

- Sebelah Barat : Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung

3.4 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008:102) menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Intrumen penelitian dugunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan

diteliti sekaligus menguji reabilitasnya dan validitasnya. Intrumen yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk angket atau kuesioner, dengan jumlah varibel

sebanyak 1 (satu/tunggal) variabel yaitu Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung dengan indikator-

indikator sebagai berikut : (teori yang yang ingin digunakan).

Page 91: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

74

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO.

ITEM

Pengawasan

Program

Nasional

Pemberdayaan

Masyarakat

(PNPM) Mandiri

dalam Kegiatan

Simpan Pinjam

Perempuan

(SPP) di Desa

Selaraja

Kecamatan

Warunggunung

1. Akurat

Tepat sasaran

dalam

memberdayakan

masyarakat

1, 2

2. Tepat Waktu

Tepat waktu dalam

memberikan

pelayanan

3, 4

3. Objektif dan

Menyeluruh

Calon anggota

kelompok dari

setiap dari

golongan

masyarakat

5, 6

4. Terpusat pada

titik-titik

pengawasan

strategis

Anggota

kelompok SPP

(Simpan Pinjam

Perempuan)

diawasi langsung

oleh Pengawas

Unit Pelayanan

Kegiatan

7, 8

5. Realistik secara

ekonomis

Pengawasan

pengelolaan dana

simpan pinjam

9, 10

6. Realistik secara

Organisasional

Sosialisasi SPP

(Simpan Pinjam 11, 12

Page 92: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

75

Perempuan)

kepada masyarakat

7. Terkoordinasi

dengan aliran

kerja organisasi

Unit Pengelola

Kegiatan SPP

(Simpan Pinjam

Perempuan)

berkoordinasi

dengan pemerintah

daerah

13, 14

8. Fleksibel

Anggota

kelompok dapat

meminjam sesuai

dengan

kemampuan

15, 16

9. Bersifat sebagai

petunjuk dan

Operasional

Anggota

kelompok di

arahkan untuk

pengembangan

ekonomi keluarga

17, 18

10. Diterima para

anggota

Organisasi

Pengawasan

anggota kelompok

oleh UPK (Unit

Pengelola

Kegiatan)

19, 20

Sumber : Peneliti, 2016

Adapun untuk teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di

antaranya:

Page 93: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

76

1. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

2. Wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas atau bersifat insidental. Peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

3. Studi dokumentasi. Pengumpulan data diperoleh melalui pengumpulan

peraturan, Undang-Undang, laporan-laporan, catatan serta dokumen-

dokumen yang relevan mengenai masalah penelitian ini.

4. Studi literatur atau studi kepustakaan. Pengumpulan data diperoleh dari

berbagai referensi yang relevan mengenai penelitian ini berdasarkan teks

books maupun jurnal ilmiah.

5. Pengamatan/observasi. Dalam penelitian ini pengamatan/observasi yang

dilakukan adalah nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dengan

jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri.Sedangkan skala

pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Page 94: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

77

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Indikator variabel yang disusun

melalui item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan diberikan

jawaban setiap item instrumennya. Jawaban setiap item diberi skor, seperti yang

dijelaskan pada tabel skor item instrumen di bawah ini:

Tabel 3.2

Skor Item-Item Instrumen

Skor Keterangan

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak

Setuju

Sumber: Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

3.5 Populasi dan Sampel

Sebelum peneliti mengemukakan bagaimana peneliti menentukan subjek

penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan mengupas secara sederhana tentang

istilah Populasi dan Sampel yang umum dipergunakan untuk menyebut subjek

dalam sebuah penelitian.

Page 95: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

78

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).

Oleh karenanya, apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi.Polulasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat (penduduk) Desa

Selaraja Kecamatan Warunggunung yang menerima dana simpan pinjam

perempuan tahun 2014 sejumlah 142 orang (Data rekapitulasi kependudukan

kecamatan Warunggunung)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan mewakili keseluruhan

populasi tersebut. Oleh karenanya peneliti yang hanya meneliti sebagian saja dari

populasi untuk pada akhirnya digunakan untuk menggeneralisir seluruh populasi,

dinamakan penelitian sampel.

Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu teknik

untuk menentukan jumlah sampel dari populasi berstrata tetapi kurang

proporsional, dan pengambilan sampelnya dilakukan secara acak tiap stratanya

dengan cara undian (Sugiyono, 2008:83).

Untuk mendapatkan sampel yang representatif, peneliti menggunakan

rumus untuk mencari data yang lebih akurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan

rumus slovin yang dikutip oleh husein (2004:107) yaitu :

Page 96: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

79

n = N

1 + N.e2

142

1 + (142).(0,05)2

142

1 + (142) (0,0025)

142

1+ 0,355

142

1,355

= 104, 79 105 Responden

Dengan jumlah keseluruhan besaran sempel sebanyak 105 orang.Maka

pada penetuan teknik sampling yang digunakan adalah. Simpel Random

Sampling. Dikatakan Simpel Random Sampling karena pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada

dalam populasi itu.Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogen.

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

N.e2= Tingkat Kesalahan yang ditetapkan yaitu 5% atau 0,05

N n = 1 + N.e2

Page 97: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

80

Jenis pekerjaan responden anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, sangat beragam. Dalam

program SPP tidak diwajibkan harus memiliki pekerjaan tetap, karena kriteria

dasar suatu kelompok dapat memperoleh alokasi dana SPP dilihat dari latar

belakang administrasi kelompok dan usaha yang akan dijalankan atau

dikembangkan.

3.6 Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Data yang diperoleh selanjutnya ditulis secara sistematis, kemudian

diklasifikasikan menurut kategori masing-masing indikator dan variabel yang

bersangkutan, selanjutnya untuk mempermudah dan menganalisa data yang ditulis

secara sistematis disimpulkan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut

Bungin (2009:36) menjelaskan penelitian kuantitatif dengan format deskriptif

bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,

berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu

berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkut kepermukaan karakter atau

gambar

Page 98: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

81

an tentang kondisi, situasi, atau pun variable tersebut. guna mendukung

hasil penelitian sehingga dapat menjadi jelas dan mempermudah untuk penarikan

kesimpulan umum dari hasil penelitian ini. Data yang ditulis secara sistematis

tersebut selanjutnya dianalisa untuk mencari hubungan dengan permasalahan

tersebut membuktikan kebenarannya.

Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data.

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap ini

data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran

yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam

penelitian. Teknik pengolahan data dalam Bungin (2009:165-168) tersebut

menggunakan cara sebagai berikut :

1. Editing Data. Adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data dilapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini. Proses editing dimulai dengan memebri

identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian

memeriksa satu per satu lembaran instrumen dan poin yang janggal

tersebut.

2. Coding data. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya

adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap koding.

Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga

Page 99: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

82

memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. kemudidan diberikan skor

dengan menggunakan skala Likert.

3. Tabulating data. Adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya. Penyusunan data dalam

tabel-tabel yang mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk

dianalisis.

Setelah pengolahan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis data.

Dimana analisis itu dilakukan untuk membahas masalah yang terdapat dalam

rumusan masalah. Analisis data dilakukan dalam usaha untuk menyederhanakan

data yang didapat agar mudah dipahami oleh pembaca. Metode analisis yang

digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif. Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan. Berikut merupakan rumus pengujian hipotesis deskripsi yang diajukan

dalam penelitian ini menggunakan rumus T-Test (Uji T) sebagai berikut :

t = -

Page 100: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

83

Keterangan :

X = Keterangan rata-rata

µo = Nilai yang dihipotesiskan

s = Simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

3.6.1 Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti.Instrument yang valid beraarti alat ukur yang digunakan untuk data

mengukur itu valid. Sugiyono (2007:137) mendefinisikan Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya

diukur. Maka dari itu untuk menguji instrumen penelitian ini agar data yang

didapat valid, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment

dengan bantuan piranti lunak Statistic Program For Social Science (SPSS).

Keterangan :

Koefisien Korelasi Product Moment

Jumlah Skor Dalam Sebaran X

Jumlah Skor Dalam Sebaran Y

Jumlah Hasil Kali Skor X dan Y yang Berpasangan

Page 101: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

84

)1)(( 2

2

11 StSi

nnnr

Jumlah Skor yang Dikuadratkan dalam Sebaran X

Jumlah Skor yang Dikuadratkan dalam Sebaran Y

Jumlah Sampel

3.6.2 Uji Realiabilitas

Tahap selanjutnya adalah uji reliabelitas, dimana hasil penelitian yang

reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sugiyono

(2007:137) mendefinisikan Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang

bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama. Pendekatan yang

digunakan untuk uji reliabelitas adalah pendekatan reliabelitas konsistensi

internal. Adapun teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal

adalah Cronbach’s Alpha. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih

dari 0,30. Dengan dilakukannya uji relibelitas maka akan menghasilkan suatu

instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Pengujian Reliabilitas

kuesioner pada penelitian ini menggunakan bantuan piranti lunak Statistic

Program For Social Science (SPSS). Rumus Cronbach’s Alpha.

Keterangan :

n = jumlah butir

Si 2 = variabel butir

St 2 = variabel total

Page 102: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

85

3.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis di Kantor UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

kecamatan Warunggunung, yang beralamat di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung Kabupaten Lebak.

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

WAKTU

Mei November

Desember

Januari

Februari

Maret April Mei Juni Agust

us 2014 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016

1 Menentukan Judul

2 Observasi Awal

3 Pengajuan Bab I – III

5 Seminar Ujian Proposal

6 Revisi Proposal

7

Pengolahan, Analisis Data, Pembuatan Hasil Penelitian

8 Sidang Skripsi

Sumber : Peneliti. 2016

Page 103: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

86

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi

lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum wilayah

Kecamatan Warunggunung, profil Kecamatan Warunggunung, Struktur

Organisasi Kecamatan Warunggunung. Hal tersebut akan di paparkan di bawah

ini.

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Warunggunung

Luas Wilayah 5.497 Ha, dengan ketinggian 250 Meter di atas

permukaan laut. Jarak ke Ibukota Kabupaten Lebak (Rangkasbitung) 9

Km, dan ke Ibu Kota Provinsi Banten (Serang) 11 Km, yang terdiri dari :

- Lahan Darat seluas 3.704,05 Ha

- Lahan Sawah seluas 1.793 Ha

Berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kabupaten Serang

- Sebelah Timur : Kecamatan Cibadak

- Sebelah Barat : Kabupaten Pandeglang

- Sebelah Selatan : Kecamatan Cikulur

Secara Administrasi Kecamatan Warunggunung terdiri dari : 12

Desa, 58 Rukun Warga (RW) dan 240 Rukun Tetangga. Jumlah sekertaris

Page 104: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

87

Desa sebanyak 12 orang yang baru di angkat menjadi PNS sebanyak 8

orang.

Berdasarkan dokumen yang diterbitkan oleh BPS Tahun 2010,

jumlah penduduk Kecamatan Warunggunung tercatat berjumlah 52.905

jiwa yang terdiri Laki-laki berjumlah 28.005 jiwa dan perempuan

berjumlah 25.900 jiwa dengan sex Rasio 106, sedangkan menurut hasil

coklit tahun 2010, jumlah penduduk Kecamatan Warunggunung tercatat

56.130 jiwa yang terdiri dari laki-laki 29.029 jiwa dan perempuan

berjumlah 27.101 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 13.784

KK.

Proporsi Penduduk Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang masih

menunjukan angka yang tinggi yaitu tercatat sebanyak 6.286 KK

(51,88%). Berdasarkan kategori Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai

berikut : Hampir Miskin Sebanyak 4.072 KK, Miskin sebanyak 1.750 KK

dan Sangat Miskin sebanyak 464 KK. Dimana Program Keluarga Harapan

(PKH) sebanyak 464 KK tersebar di 12 Desa se-Kecamatan

Warunggunung

4.1.2 Sejarah UPK Kecamatan Warunggunung

UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Kecamatan Warunggunung berdiri

pada tahun 2010 ditetapkan pada pelaksanaan Musyawarah Antar Desa

Sosialisasi UPK-MP. Sebelumnya melalui surat penetapan Camat,

ditetapkan UPKS (Unit Pengelola Kegiatan Sementara). Pada saat itu

terpilih kepengurusan UPKS yaitu:

Page 105: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

88

Pada tanggal 29 Juni 2015 telah dilaksanakan Musyawarah Antar

Desa Laporan Pertanggung Jawaban Unit Pengelola Kegiatan (MAD LPJ

UPK), untuk melaporkan kegiatan selama tahun Anggaran 2014. Pada

kesempatan kali ini juga sekaligus melaksanakan pergantian ketua UPK,

dikarenakan ketua UPK sebelumnya sudah meninggal dunia. Hasil

pemilihan ketua UPK yang terjaring dari 3 (tiga) calon diantaranya adalah

1.Sukmawati 2.Anto dan 3. M. Ramdan. Setelah dilakukan pemilihan

secara demokratis terpilihlah saudari Sukmawati sebagai ketua UPK dan

langsung ditetapkan sebagai pengurus baru Unit Pengelola Kegiatan.

Berikut kepengurusan UPK Kecamatan Warunggunung adalah:

Ketua : Sukmawati

Sekretaris : Ida Adhelia

Bendahara : M. Ramdhan

4.1.3 Visi dan Misi UPK Kecamatan Warunggunung

a) Visi

Sebagai lembaga kegiatan masyarakat di kecamatan

Warunggunung dalam upaya meningkatkan bidang ekonomi

khususnya dan kesejahteraan masyarakat umumnya

b) Misi

1. Mengembangkan profesionalisme sumberdaya manusia

dalam pengelolaan kegiatan bagi kepentingan

pemberdayaan masyarakat

Page 106: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

89

2. Mengembangkan demokratiasasi melalui penerapan

prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, desentraliasasi,

keberpihakan kepada orang miskin dan kompetisi.

3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dan

peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemberian

manfaat nyata terutama bagi kelompok miskin dan

perempuan

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Secara umum kelembagaan UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

mempunyai tugas tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelola dana PNPM

(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri

Perdesaan di Kecamatan

b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi dan

pelaporan seluruh transaksi kegiatan PNPM (Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perdesaan.

c. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dokumen PNPM

Mandiri Perdesaan baik yang bersifat keuangan maupun non

keuangan.

d. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana bergulir

e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam

f. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip PNPM

Mandiri Perdesaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan

Page 107: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

90

pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan bersama dengan pelaku

lainnya.

g. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap transaksi baik

keuangan ataupun non-keuangan yang sesuai dengan kebutuhan

dan ketentuan program.

h. Membuat perencanaan keuangan (angguran) dan rencana kerja

sesuai dengan kepentingan program yang disampaikan pada

BKAD/MAD

i. Membuat pertanggung jawaban keuangan dan realisasi rencana

kerja pada BKAD/MAD sesuai dengan kebutuhan. Bahan laporan

pertanggung jawaban disampaikan kepada seluruh pelaku desa

yang terkait langsung satu minggu sebelum pelaksanaan

j. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan langsung Rencana

Penggunan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD)

Yang dibuat oleh deaa dalamsetiap tahapan proses PNPM

Mandiri Perdesaan dan sesuai dengan ketentuan

k. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan secara langsung

administrasi dan pelaporan pelaku desa.

Dalam pelaksanaan tugas harian khususnyaa terkait dengan

pengelolaan keuangan, setiap pengurus UPK mempunyai tugas dan

fungsi sebagai berikut :

Page 108: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

91

1. Ketua UPK

a. Memastikan terjadinya pengendalian biaya operasional

sesuai anggaran

b. Memastikan dilaksanakannya mekanisme dan prosedur

pengelolaan keuangan dan kegiatan

c. Memastikan pelaksanaan fungsi pembukuan/pencatatan

transaksi keuangan

d. Melakukan otoritasi terhadap penerimaan dan pengeluaran

keuangan di UPK

e. Melakukan verifikasi terhadap anggaran yang dibuat oleh

bendahara

f. Melakukan verifikasi dan validasi atas laporan keuangan

g. Menyetujui rencana pengadaan/pembelian inventaris dan

administrasi kantor

2. Bendahara UPK

a. Melaksanakan fungsi penerimaan danpenyaluran dana

LBM PNPM Mandiri Perdesaan dan Dana Bergulir

b. Melakukan pencatatan transaksi keuangan khususnya

transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas maupun bank

c. Melakukan perhitungan terhadap saldo kas dan bank pada

setiap penutupan transaksi

Page 109: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

92

d. Membuat rekonsiliasi bank pada setiap penutupan

transaksi/tutup buku bulanan

e. Pada akhir bulan, membuat Laporan Keuangan (UPK)

terkait LBM Dana Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dan

dana Bergulir

f. Mengelola dokumen dan arsip terkait pengelolaan

keuangan

g. Melakukan pembinaan terkait pembukuan dan pelaporan

keuangan terhadap TPK

h. Membuat perencanaan keuangan dan anggaran

3. Sekretaris UPK

a. Merencanakan dan melakukan pembelian/pengadaan

administrasi kantor

b. Mengelola dokumen dan arsip keuangan (selain buku kas,

buku bank dan buku rekening) serta dokumen non

keuangan seperti surat-surat, berita acara dan notulen

musyawarah

c. Mengelola inventaris dan asset kantor lainnya (selain kas,

bank, dan piutang)

d. Membantu bendahara dalam membuat laporan keuangan

dengan melakukan input transaksi keuangan kedalam

aplikasi/program dari catatan transaksi pada buku kas dan

buku bank yang sudah dibuat oleh bendahara

Page 110: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

93

4.1.5 Struktur Organisasi Kecamatan Warunggunung

Menurut Perda No. 15 Tahun 2007

CAMAT

Cece Sahroni, S.Ip

NIP. 19620515 198311 1 001

Kelompok Jabatan

Fungsional

Sekmat

Mohamad Dedi S.sos

NIP. 19630413 198503 1 009

Kasubag Umum

Hj. Nur Rossylawati

NIP. 19690720 1989032 003

Kasubag Kepegawaian

Saiful Anwar S.pd

NIP. 19701207200502 1 001

Kasubag Keuangan

Hj. Mardiah SE

NIP. 196304061996012 001

Kasi Ketentraman &

ketertiban Umum

Maksudi S.pd

NIP. 195707051984021001

Kasi Kesejahteraan Sosial

Sukmawati

NIP. 196104241986032 009

Kasi Ekonomi &

Pembangunan

Supratman S.pd

NIP. 196403111985031 012

Page 111: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

94

4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Warunggunung

1. Tugas Pokok

Kecamatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang di limpahkan

oleh Bupati sesuai karakteristik wilayah dan Kebutuhan

daerah serta tugas pemerintahan lainnya berdasarkan

perundang-undangan.

2. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

tersebut di atas , kecamatan mempunyai fungsi :

a. Koordinasi terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan

oleh perangkat Kecamatan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah yang terpadu

b. Pelaksanaan pembinaan terhadap kegiatan di bidang

kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat

c. Pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Kesejahteraan

Sosial

d. Pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan ekonomi dan

Pembangunan

e. Pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Pembangunan

Desa/Kelurahan

Page 112: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

95

f. Pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Administrasi

serta memberikan Pelayanan Tekhnis Administrtif kepada

seluruh perangkat Kecamatan

g. Pelaksanaan Pembinaan Administrasi, ketatausahaan dan

rumah tangga

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Identitas Responden

Dalam kegiatan Program Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) ini faktor umur sangat berpengaruh terhadap

produktivitas dalam melaksanakan program. Dalam melakukan

aktivitas kerja, pada umumnya usia produktif seseorang adalah

berkisar antara 15-60 tahun. Semakin bertambah umur seseorang,

maka produktivitas juga bertambah. Berikut ini merupakan tabel

umur Responden

Tabel 4.1

Responden Menurut Tingkat Usia

No. Umur Jumlah Presentase (%)

1 22-37 Tahun 35 33%

2 38-43 Tahun 25 24%

3 44-49 Tahun 18 17%

4 50-55 Tahun 20 19%

5 56-60 Tahun 7 7%

Total 105 100%

sumber : Peneliti, 2016

Page 113: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

96

Tabel diatas menunjukan jumlah responden berdasarkan

tingkat usia dari 105 responden, hasil pengumpulan data

menyatakan pada golongan usia 22-37 tahun sebanyak 35

responden, usia 38-43 tahun sebanyak 25 responden, usia 44-49

sebanyak 18 responden, usia 50-55 tahun sebanyak 20 responden,

dan usia 56-60 tahun sebanyak 7 responden.

Tabel. 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Terakhir

No. Tingkat

Pendidikan Jumlah

Presentase

(%)

1 SD 15 14%

2 SMP 35 33%

3 SMA/SMK 50 48%

4 S1 5 5%

Total 105 100%

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel diatas menunjukan komposisi jumlah responden

berdasarkan pendidikan terakhir dari 105 responden. Hasil

mengumpulkan data menyatakan bahwa golongan SD/sederajat

sebanyak 15 responden, golongan SMP/Sederajat sebanyak 35

responden, golongan SMA/SMK sebanyak 50 responden, dan

untuk golongan S1 sebanyak 5 responden.

Page 114: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

97

Jenis pekerjaan responden anggota kelompok Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung, sangat beragam. Dalam program SPP tidak

diwajibkan harus memiliki pekerjaan tetap, karena kriteria dasar

suatu kelompok dapat memperoleh alokasi dana SPP dilihat dari

latar belakang administrasi kelompok dan usaha yang akan

dijalankan atau dikembangkan.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Responden

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase

(%)

1 Ibu Rumah Tangga 39 37%

2 Pedagang 25 24%

3 Petani 15 14%

4 Buruh 26 25%

Total 105 100%

Sumber : Peneliti, 2016

Tabel diatas menunjukan komposisi jumlah responden

berdasarkan jenis pekerjaan dari 105 responden. Untuk ibu rumah

tangga sebanyak 39 responden, untuk pedagang sebanyak 25

responden, untuk petani sebanyak 15 responden, dan untuk buruh

sebanyak 16 responden.

Page 115: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

98

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah

melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan

hasil pengukuran.

Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item,

yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor butir. Adapun jumlah sampel yang diuji validitas ialah

sebanyak 105 responden, hal ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan suatu

data sebelum data tersebut diolah secara keseluruhan. Untuk menguji

validitas instrumen digunakan rumus person product moment dengan

bantuan SPSS Statisticsversi 16.

Page 116: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

99

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No. Item Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,271 0,195 Valid

2 0,262 0,195 Valid

3 0,245 0,195 Valid

4 0,247 0,195 Valid

5 0,377 0,195 Valid

6 0,295 0,195 Valid

7 0,265 0,195 Valid

8 0,351 0,195 Valid

9 0,379 0,195 Valid

10 0,333 0,195 Valid

11 0,292 0,195 Valid

12 0,394 0,195 Valid

13 0,403 0,195 Valid

14 0,350 0,195 Valid

15 0,300 0,195 Valid

16 0,222 0,195 Valid

17 0,245 0,195 Valid

Kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah apabila r

hitung ≥ r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan valid. Jika r hitung

≤ r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan tidak valid. Perolehan niai

Page 117: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

100

rhitung diperoleh dari perhitungan statistik Korelasi Product Moment

dengan bantuan SPSS statistik versi 16. Perolehan nilai 0,195 dari rtabel

merupakan perolehan dari Korelasi Product Moment dengan tingkat

kesalahan 5% Tingkat signifikasi untuk uji satu arah. Berdasarkan tabel di

atas, dapat diketahui bahwa 17 item/butir instrumen dinyatakan valid dan 3

item/butir instrumen dinyatakan tidak valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi

dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Cronbach Alpha yaitu

penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkolerasi di

antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, adapun hasil dari uji

reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Cronbach

Alpha sebesar 0,474. Suatu variabel di katakan reliabel jika nilai alphanya

lebih dari 0,17. Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,474> dari 0,17

sehingga instrumen yang diuji bisa reliabel. Pengujian reliabilitas dibantu

dengan perangkat lunak Statistic Product and Service Solutions (SPSS)

versi 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 118: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

101

Tabel 4.5

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.474 17

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 16.

4.3.3 Normalitas Data

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil

penelitian ini maka peneliti mencoba untu kmelakukan menghitung mean,

median dan modus dan normalitas data guna menjaga ketepatan metode

statistic yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal

maka statistic yang digunakan adalah statistik nonparametric sedangkan

apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistic yang digunakan

adalah statistic parametric. Pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS 16.0. Lebih jelasnya bias dilihat pada tabel

dibawah ini.

Page 119: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

102

Tabel 4.6

Uji Normalitas

Statistics

Uji Normalitas

N Valid 105

Missing 0

Mean 38.94

Std. Error of Mean .503

Median 40.00

Mode 40

Std. Deviation 5.149

Variance 26.516

Skewness -.150

Std. Error of Skewness .236

Kurtosis -.131

Std. Error of Kurtosis .467

Range 26

Minimum 26

Maximum 52

Sum 4089

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari nilai

Efektifitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

diketahui sebesar 38.94 dengan standar error of mean 503. Dengan demikian

Page 120: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

103

rata-rata Efektifitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) yang merupakan sampel penelitian adalah berkisaran

antara mean 38.94. Standar deviasi Efektifitas Pengawasan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program

Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) sebesar 5.149 artinya sebaran data

berkisar antara 5.149.

4.4 Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel. Jenis dan analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif, maka data yang

diperoleh tidak hanya berbentuk pernyataan dari hasil kuisioner, melainkan

ditampilkan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah.

Skala yang dipakai dalam kuisioner adalah skala likert, dimana pilihan jawaban

terdiri dari 4 item, antara lain 4 = (Sangat Setuju), 3 = (Setuju), 2 = (Tidak

Setuju), 1 = (Sangat Tidak Setuju). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

indikator pengawasan, yang terdiri dari, Akurat, Tepat Waktu, Objektif dan

menyeluruh, Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis, Realistik secara

ekonomis, Realistik secara Organisasional, Terkoordinasi dengan aliran kerja

organisasi, Fleksibel, Bersifat sebagai petunjuk dan Operasional, dan Diterima

para anggota Organisasi. Untuk Jumlah Kuisioner yang disebar yaitu sebanyak

105 kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert, pilihan jawaban dari

Page 121: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

104

kuesioner terdiri dari 4 (empat) item yang memiliki pilihan berbeda tetapi poin

yang digunakan sama antara pernyataan 1 (satu) sampai 17 (Tujuh Belas), yaitu :

1. Jawaban SS (Sangat Setuju) bernilai 4

2. Jawaban S ( Setuju) bernilai 3

3. Jawaban TS (Tidak Setuju) bernilai 2

4. Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) bernilai 1

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai bagaimana efektivitas

pengawasan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri dalam

kegiatan simpan pinjam khusus perempuan (SPP) di desa Selaraja kecamatan

Warunggunung, lebih lengkapnya peneliti akan menguraikan dalam bentuk

grafik disertai penjelasan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang

diajukan kepada para responden melalui penyebaran kuisioner yaitu sebagai

berikut:

Page 122: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

105

Grafik 4.1

Dimensi Akurat

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi akurat menunjukan nilai dari pernyataan dalam memberdayakan

Perempuan dalam program Simpan Pinjam khusus Perempuan dengan skor

sebesar 2,26, sedangkan dari pernyataan program simpan pinjam khusus

perempuan tepat sasaran dalam menanggulangi kemiskinan dengan skor sebesar

2,33. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program simpan pinjam khusus perempuan

di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung sudah berjalan dengan baik atau

sudah tepat sasaran.

2.20 2.22 2.24 2.26 2.28 2.30 2.32 2.34

Tepat Sasaran

Memberdayakan

2.33

2.26

Dimensi Akurat

Page 123: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

106

Grafik 4.2

Dimensi Tepat Waktu

Berdasarkan dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Tepat Waktu menunjukan nilai dari pernyataan dalam pengawasan sudah

sesuai jadwal dengan skor sebesar 2,30, sedangkan dari pernyataan bahwa

anggota kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan mendapatkan pengawasan

langsung di lapangan dengan sebesar 2,32. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

program simpan pinjam khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung sudah mendapatkan pengawasan langsung ke tempat usaha.

2.30 2.31 2.31 2.32

Sesuai Jdwl

Pengawasan Lapangan

2.30

2.31

Dimensi Tepat Waktu

Page 124: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

107

Grafik 4.3

Dimensi Objektif dan Menyeluruh

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Objektif dan Menyeluruh, menunjukan nilai dari pernyataan dana

pinjaman anggota kelompok sudah sesuai dengan ketentuan dengan skor sebesar

2,30, sedangkan dari pernyataan bahwa program simpan pinjam khusus

perempuan ini sudah menyeluruh kepada berbagai kalangan masyarakat, yaitu

dengan skor sebesar 2,40. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program simpan

pinjam khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung sudah

berjalan dengan baik atau sudah menyeluruh.

2.20 2.25 2.30 2.35 2.40

Menyeluruh

Sesuai Ketentuan

2.40

2.30

Dimensi Obyektif dan Menyeluruh

Page 125: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

108

Grafik 4.4

Dimensi Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis

Berdasarkan dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis menunjukan nilai dari

pernyataan petugas UPK langsung mengawasi ke tempat usaha tiap anggota

Simpan Pinjam khusus Perempuan dengan skor sebesar 2,12, sedangkan dari

pernyataan pengawasan oleh pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dengan skor

sebesar 2,14. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program simpan pinjam khusus

perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung sudah mendapatkan

pengawasan dari pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dengan baik.

2.11 2.12 2.12 2.13 2.13 2.14 2.14 2.15

pengwasan oleh pihak upk

mengawasi ke tempat usaha

2.14

2.12

Dimensi Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis

Page 126: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

109

Grafik 4.5

Dimensi Realistik Secara Ekonomis

Berdasarkan dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Realistik Secara Ekonomis menunjukan nilai dari pernyataan bahwa

jumlah dana pinjaman sudah sesuai kebutuhan dengan skor sebesar 2,22, dan dari

pernyataan bahwa program simpan pinjam khusus perempuan sudah membantu

meningkatkan ekonomi Rumah Tangga Miskin, yaitu dengan skor sebesar 2,22.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa program simpan pinjam khusus perempuan di

Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung sudah bisa memenuhi kebutuhan

Rumah tangga miskin dan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

meningkatkan Ekonomi RumahTangga Mislkin

sesuai kebutuhan

2.22

2.22

Dimensi Realistik Secara Ekonomis

Page 127: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

110

Gambar 4.6

Dimensi Secara Organisasional

Berdasarkan dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Realistik Secara Organisasional menunjukan nilai dari pernyataan

anggota Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) mendapatkan sosialisasi dari

UPK dengan skor sebesar 2,17, sedangkan dari pernyataan petugas UPK langsung

menyurvey ke tempat usaha dengan skor sebesar 2,25. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa program simpan pinjam khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung sudah berjalan dengan baik dengan adanya tugas UPK menyurvey

langsung ke tempat usaha.

2.12 2.14 2.16 2.18 2.20 2.22 2.24 2.26

survey ke Lapangan

Sosialisasi dari UPK

2.25

2.17

Dimensi Realistik Secara Organisasional

Page 128: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

111

Grafik 4.7

Dimensi Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi menunjukan nilai dari

pernyataan sosialisasi program SPP pada masyarakat dengan skor sebesar 2,21,

sedangkan dari pernyataan koordinasi pihak UPK dengan kecamatan juga dengan

sebesar 2,21. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sosialisasi program simpan pinjam

khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung sudah sangat

menyeluruh, dan koordinasi dari pihak UPK dan kecamatan juga sudah sangat

baik

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

koordinasi Pihak UPK denganKecamatan

sosialisasi pada masyarakat

2.21

2.21

Dimensi Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi

Page 129: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

112

Grafik 4.8

Dimensi Fleksibel

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Fleksibel menunjukan nilai dari pernyataan bahwa anggota kelompok

dapat meminjam sesuai dengan keinginan dengan skor sebesar 2,21, sedangkan

dari pernyataan banyaknya hambatan dalam kegiatan simpan pinjam khusus

perempuan (SPP) dengan skor sebesar 2,34. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

program simpan pinjam khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung masih banyak hambatan, salah satunya kesadaran dari para

anggota kelompok dalam melakukan pembayaran cicilan.

2.10 2.15 2.20 2.25 2.30 2.35

Hambatan Program SPP

Meminjam sesuai dengan Keinginan

2.34

2.21

Dimensi Fleksibel

Page 130: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

113

Grafik 4.9

Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk dan Operasional

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Bersifat Sebagai petunjuk dan operasional menunjukan nilai dari

pernyataan bahwa anggota kelompok mempergunakan dan apinjaman desuai

dengan peraturan skor sebesar 2,35, sedangkan dari pernyataan adanya sanksi

administratif yang ditetapkan oleh pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dengan

sebesar 2,52. Hal ini dapat disimpulkan bahwa para anggota program simpan

pinjam khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung setuju

dengan diadakannya sanksi administratif, agar kegiatan dana bergulir ini tetap

berjalan dari tahun ketahunnya.

2.25 2.30 2.35 2.40 2.45 2.50 2.55

Mempergunakan Dana Pinjaman Sesuaiperaturan

Sanksi Administratif

2.35

2.52

Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional

Page 131: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

114

Grafik 4.10

Dimensi Diterima Para Anggota Organisasi

Berdasarkan dari Grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan dari

dimensi Diterima Para Anggota Organisasi menunjukan nilai dari pernyataan

bahwa pengawasan dilakukan oleh anggota UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

dengan skor sebesar 2,38, sedangkan dari pernyataan bahwa petugas UPK (Unit

Pengelola Kegiatan) memberikan tanggung jawab kepada anggota kelompok

dengan sebesar 2,43. Hal ini dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok Simpan

pinjam khusus perempuan setuju dengan adanya Petugas UPK (Unit Pengelola

Kegiatan) memberikan tanggung jawab langsung kepada program simpan pinjam

khusus perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Agar setiap

kelompok simpan pinjam khusus perempuan ini ada yang mengatur.

2.34 2.36 2.38 2.40 2.42 2.44

Pengawasan anggota UPK

Tanggung jawab anggota kelompok

2.38

2.43

Dimensi Diterima Para Anggota Organisasi

Page 132: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

115

Grafik 4.11

Karakteristik Pengawasan yang Efektif

Skor Interpretasi Hasil Penelitian

1. 1 = Tidak Baik

2. 2 = Kurang Baik

3. 3 = Baik

4. 4 = Sangat Baik

Berdasarkan grafik dan pedoman skor interpretasi hasil penelitian diatas,

dapat dilihat bahwa berdasarkan dari Karakteristik pengawasan yang Efektif. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa Dimensi Akurat sebesar 2,30 dan berarti kurang

baik. Dimensi Tepat Waktu sebesar 2,31 dan artinya Kurang baik. Dimensi

Objektif dan Menyeluruh sebesar 2,35 dan berarti kurang baik. Dimensi Terpusat

1.80 2.00 2.20 2.40 2.60

Akurat

Tepat Waktu

Obyektif dan Menyekuruh

Terpusat Pada Titik-titik…

Realistik Secara Ekonomis

Realistik Secara Organisasional

Terkoordinasi dengan Aliran…

Fleksibel

Bersifat Sebagai Petunjuk dan…

Diterima Para Anggota Organisasi

2.30

2.31

2.35

2.13

2.22

2.21

2.21

2.28

2.28

2.40

Karakteristik Pengawasan yang Efektif

Page 133: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

116

pada titik-titik pengawasan strategis sebesar 2,18 dan artinya kurang baik.

Dimensi Realistik secara ekonomi desngan skor sebesar 2,22 dan artinya kurang

baik. Dimensi realistic secara organisasional dengann skor sebesar 2,21 dan

artinya kurang baik. Dimensi Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi dengan

skor sebesar2,21 artinya kurang baik. Dimensi Fleksibel dengan skor sebesar 2,28

dan artinya adalah kurang baik. Dimensi Bersifat sebagai Petunjuk dan

operasional sebesar 2,28 dan artinya adalah kurang baik. Dan dimensi Diterima

para naggota organisasi sebesar 2,40 dan artinyya adalah Kurang baik.

4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan hasil refleksi peneliti

berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakannya sebagai dasar

argumentasi. Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah

hipotesis deskriptif yaitu dugaan sementara terhadap nilai satu variabel secara

mandiri. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka hipotesis yang

dipakai adalah :

H0 : µ0 ≤ 60%

Ho : “Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Kegian Program Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung,

kurang dari atau sama dengan dari 60%”

Page 134: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

117

Ha : µa ≥ 60%

Ha : “Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Kegian Program Simpan Pinjam khusus

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, lebih

dari 60%”

Skor ideal Efektifitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP) 4 x 105 x 17 = 7140. Dimana 4 adalah skor tertinggi tiap item. 17 adalah

jumlah pertanyaan yang valid dan 105 adalah jumlah responden. Rata-rata dari

sub variabel tersebut adalah 7140, sedangkan rata-rata 7140 : 105 = 68

Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) sudah

berjalan efektif dengan tingkat persentase satu atau sama dengan dari 60 % dari

nilai ideal, hal ini berarti bahwa 0,60 x 105 = 63. Sedangkan untuk perhitungan

hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Ho untuk memprediksi µ lebih kecil

atau sama dengan 60 % dari skor ideal.

Ho = µ ≤ 60% ≤ 0,60 x 7140 : 105 = 40,8

Ha = µ > 60% > 0,60 x 7140 : 105 = 40,8

Pengujian Hopotesis menggunakan rumus t- test satu sempel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut :

Page 135: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

118

Diketahui :

X = 4089 = 240,52

17

µo = 40,8

S = 5149 ( Dilihat dari std. Deviation di SPSS)

n = 105

Ditanya : t ?

Jawab :

t = 240,52 – 40,8

5.149

t = 199,72

502,5

t = 0,397

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) - n – 1 = (105 – 1 = 104) dan taraf kesalahan α = 5%,

untuk uji satu pihak, berdasarkan dk = 104 dan α = 5% ternyata harga ttabel untuk

uji satu pihak = 1,658 karena thitung lebih kecil dari ttabel atau jumlah penolakan Ho

(0,397 <1,658 ) aka hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis kerja (Ha) ditolak.

Berdasarkan perhitungan populasi, ditemukan bahwa Efektivitas

Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) yaitu :

105

Page 136: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

119

Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

4089 X 100% = 0,5726 atau 57,26 %

7140

Jadi telah diketahui bahwa, Efektivitas Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam

khusus Perempuan (SPP) adalah sebesar 57,26 %

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian

Interpretasi dari penelitian yang berjudul Efektivitas Pengawasan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan

Pinjam khusus Perempuan (SPP) memiliki hal yang sangat utama yaitu menjawab

rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada awal penelitian sebagai

hipotesis penelitian. Rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada awal

penelitian adalah “Seberapa besar Efektivitas Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam

khusus Perempuan (SPP)”?

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut,

berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus t-test satu sempel dengan

uji satu pihak ( one tell test ) bahwa harga thitung lebih besar dari harga ttabel maka

Hal itu diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena mencapai angka

57,26%.

Page 137: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

120

Kemudian mengenai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian yaitu

seberapa besar Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP) adalah sebesar 57,26 %. Kemudian analisis berikutnya dilihat dari unsur

Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

untuk yang pertama yaitu akurat adalah 4 x 2 x 105 = 840 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 = jumlah pertanyaan yang

diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 482 dengan demikian nilai

Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

dalam Akurat adalah sebesar 482 : 840 = 0,573 x 100 = 57,3%. Kemudian untuk

mengkatagorikan dimensi dihitung berdasarkan nilai varian yang digunakan

dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai varian penelitian sebagai berikut :

Page 138: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

121

1) 210-367 = Tidak Baik

2) 368-525 = Kurang Baik

3) 526-683 = Baik

4) 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 526 684

482

Nilai 482 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk unsur Tepat Waktu adalah 4 x 1 x 105 = 420 (4 = nilai

dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 1 = jumlah pertanyaan

yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan

responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 242 dengan

demikian nilai Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) dalam Tepat Waktu adalah sebesar 242 : 420 = 0,576 x 100

= 57,6 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dimensi dihitung berdasarkan nilai

varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai varian penelitian

sebagai berikut :

Page 139: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

122

1 105-183 = Tidak Baik

2 184-262 = Kurang Baik

3 263-341 = Baik

4 342-420 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

105 184 263 342

242

Nilai 242 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Objektif dan Menyeluruh adalah 4 x 2 x 105 = 840 (4 =

nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 = jumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan

responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 493 dengan

demikian nilai Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) dalam Objektif dan Menyeluruh adalah sebesar 493 : 840 =

0,586 x 100 = 58,6 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dihitung berdasarkan

nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai varian

penelitian yaitu sebagai berikut :

Page 140: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

123

1) 210-367 = Tidak Baik

2) 368-525 = Kurang Baik

3) 526-683 = Baik

4) 684-840 = Sangat Baik

Tidak Baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 526 684

493

Nilai 493 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis adalah 4 x

2 x 105 = 840 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden,

2 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel

yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 448

dengan demikian nilai Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) dalam Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis adalah

sebesar 448 : 840 = 0,533 x 100 = 53,3 %. Kemudian untuk mengkatagorikan

dihitung berdasarkan nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat

pada nilai varian penelitian yaitu sebagai berikut :

Page 141: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

124

1. 210-367 = Tidak Baik

2. 368-525 = Kurang Baik

3. 526-683 = Baik

4. 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 526 684

448

Nilai 448 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Realistik Secara Ekonomis adalah 4 x 1 x 105 = 420 (4 =

nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 = jumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan

responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 233 dengan

demikian nilai Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) dalam Realistik Secara Ekonomis adalah sebesar 233 : 420 =

0,554 x 100 = 55,4 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dimensi dihitung

berdasarkan nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai

varian penelitian sebagai berikut :

Page 142: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

125

1 105-183 = Tidak Baik

2 184-262 = Kurang Baik

3 263-341 = Baik

4 342-420 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

105 184 263 342

233

Nilai 233 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Realistik Secara Organisasional adalah 4 x 2 x 105 = 840

(4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 = jumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan

responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 464 dengan

demikian nilai Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) dalam Realistik Secara Organisasional adalah sebesar 464 : 840 = 0,552

x 100 = 55,2 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dihitung berdasarkan nilai

varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai varian penelitian

yaitu sebagai berikut :

Page 143: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

126

1. 210-367 = Tidak Baik

2. 368-525 = Kurang Baik

3. 526-683 = Baik

4. 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 525 684

464

Nilai 464 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi adalah 4 x

1 x 105 = 420 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden,

2 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel

yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 232

dengan demikian nilai Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) dalam Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi adalah sebesar 232

: 420 = 0,552 x 100 = 55,2 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dimensi

dihitung berdasarkan nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat

pada nilai varian penelitian sebagai berikut :

Page 144: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

127

1. 105-183 = Tidak Baik

2. 184-262 = Kurang Baik

3. 263-341 = Baik

4. 342-420 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

105 184 263 342

232

Nilai 232 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Fleksibel adalah 4 x 2 x 105 = 840 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 = jumlah pertanyaan yang

diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 478 dengan demikian nilai

Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dalam

Fleksibel adalah sebesar 478 : 840 = 0,569 x 100 = 56,9 %. Kemudian untuk

mengkatagorikan dihitung berdasarkan nilai varian yang digunakan dalam

penelitian, dapat dilihat pada nilai varian penelitian yaitu sebagai berikut :

Page 145: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

128

1. 210-367 = Tidak Baik

2. 368-525 = Kurang Baik

3. 526-683 = Baik

4. 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 526 684

478

Nilai 478 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Bersifat Sebagai Petunjuk dan Operasional adalah 4 x 2 x

105 = 840 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 =

jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang

dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 512

dengan demikian nilai Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM)dalam Bersifat Sebagai Petunjuk dan Operasional adalah sebesar 512 :

840 = 0,609 x 100 = 60,9 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dihitung

berdasarkan nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai

varian penelitian yaitu sebagai berikut :

Page 146: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

129

1. 210-367 = Tidak Baik

2. 368-525 = Kurang Baik

3. 526-683 = Baik

4. 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 367 526 684

512

Nilai 512 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Kemudian untuk Diterima Para anggota Organisasi adalah 4 x 2 x 105 =

840 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 2 =

jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 105 = jumlah sampel yang

dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 505

dengan demikian nilai Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) dalam Diterima Para anggota Organisasi adalah sebesar 505 : 840 =

0,601 x 100 = 60,1 %. Kemudian untuk mengkatagorikan dihitung berdasarkan

nilai varian yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada nilai varian

penelitian yaitu sebagai berikut :

Page 147: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

130

1. 210-367 = Tidak Baik

2. 368-525 = Kurang Baik

3. 526-683 = Baik

4. 684-840 = Sangat Baik

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

210 368 526 684

505

Nilai 505 termasuk dalam interval “kurang baik dan baik”, tetapi lebih

mendekati Kurang baik.

Jadi secara umum dari hasil perhitungan diatas rata-rata persentase

Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa

Selaraja Kecamatan Warunggunung belum sesuai dengan yang diharapkan,

dengan hasil 57,26 % merupakan tolak ukur yang kurang berhasilnya Pengawasan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program

Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan

Warunggunung

Page 148: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

131

4.7 Pembahasan

Sebelumnya peneliti akan membahas mengenai perhitungan uji hipotesis

dimana dalam pengujian tersebut didapat hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

kerja (Ha) ditolak. Hasil ini memberikan arti bahwa Efektivitas Pengawasan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program

Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) telah mencapai 57,26 %. Hal ini

menandakan bahwa ternyata Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP) belum berjalan dengan baik.

Hasil perolehan nilai tersebut didapat berdasarkan perhitungan yang telah

dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh oleh peneliti. Skor ideal

instrumen adalah 4 x 105 x 17 = 7140 ( 4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban

yang dinyatakan pada responden). (105 = jumlah anggota sampel yang dijadikan

responden). (17 = jumlah pertanyaan yang dinyatakan valid). Hasil kuisioner pada

tahap pengumpulan data adalah sebesar 4089 :7140 = 0,5726 x 100 = 57,26%

Page 149: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

132

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneliti tentang Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, maka peneliti

mengambil kesimpulan, sebagai berikut : Berdasarkan perhitungan uji hipotesis

dimana dalam pengujian tersebut didapat hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

kerja (Ha) ditolak. Hasil ini memberikan arti bahwa Efektivitas Pengawasan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program

Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) telah mencapai 57, 26%. Hal ini

menandakan bahwa ternyata Efektivitas Pengawasan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Program Simpan Pinjam

khusus Perempuan (SPP) belum berjalan dengan baik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, saran bagi perbaikan program ke

depannya, yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu :

a. Perlunya pemahaman akan tugas dan fungsi serta rasa memiliki

terhadap kegiatan oleh fasilitator Kecamatan, Pendamping Lokal, atau

pihak-pihak yang terlibat didalam program kegiatan

Page 150: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

133

b. Perlu adanya perbaikan dalam program dengan menambahkan proses

pengawasan dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) yang dapat dilakukan oleh fasilitator Kabupaten, pemerintah

Desa, sehingga para pendamping dapat menjalankan tugas

c. Hendaknya petugas Unit Pengelola Kegiatan (UPK) lebih tegas dalam

mengawasi jalannya program Program Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) ini.

d. Untuk pengelolaan keaktifan program Simpan Pinjam yang lebih

baik, perlu adanya kerjasama yang baik antara petugas atau

pemerintah dan anggota kelompok yang terlibat. Yaitu antara pihak

pemberi dana (PNPM/UPK), Kelompok pengelola dana, dan

pengguna dana. Dimana akan lebih baik ketika semuapihak yang

terlibat memiliki rasa saling memiliki, sehingga timbul keinginan

untuk saling mensejahterakan.

e. Persoalan penunggakan yang terjadi bisa diatasi ketika adanya

kesadaran dari masing-masing pihak untuk menjalankan perannya

dengan baik, sehingga kelemahan yang ada, berubah menjadi

kekuatan yang akan saling menguatkan satu sama lain. Disamping itu,

setiap peran yang ada harapnya tidak lagi sekedar formalitas, namun

pada peningkatan dan keberlan jutan program.

Page 151: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

DAFTAR PUSTAKA Edi, Suharto, 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung.:

Reflika Aditama Harahap. Sofyan Syafri. 2000. Sistem Pengawasan Manajemen. Jakarta:

PustakaQuantum Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen. Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE Handoko, T.Hani. 1995. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE Najilah, Naqiyah. 2005. Otonomi Perempuan. Bayu Media Publishing: Malang Prasetyo, Bambang, dkk, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Siagian, Sondang P. Administrasi Pembangunan. 2001. PT. Bumi Aksara: Jakarta Sjafari, Agus. 2014. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta:

Graha Ilmu Sjafari, Agus, dkk. Pembangunan Msyarakat. 2007. CDI Press: Bogor Soetomo, 2013. Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Suharto, ph. D. Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.

Bandung. PT. Raflika Aditama Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman

Nasional. Jakarta(ID): PT. Gramedia Pustaka Utama Theresia, Aprilia, 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat, Bandung: Alfabeta Terry, George R. 1986. Asas-asas Manajemen. Alih Bahasa: Winardi. Bandung:

Penerbit Alimni

Page 152: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

Ukas, Maman. 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Alimni

Winardi. 2000. Manajer dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti Dokumen : Petunjuk Tekhnis Operasional (PTO) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

Page 153: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

KUESIONER PENELITIAN

PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA KECAMATAN

WARUNGGUNUNG KABUPATEN LEBAK

Identitas Peneliti :

Nama/NIM : Liska Purnamasari / 6661091973

Universitas : Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Fak/Jurusan : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik / Ilmu Administrasi Negara

Pengantar :

Kuesioner ini semata-mata bertujuan untuk keperluan penyusunan skripsi. Untuk

itu kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi setiap pertanyaan

yang diajukan. Bacalah petunjuk pengisian kuesioner sebelum mengerjakan.

Jawaban yang Bapak/Ibu berikan pada kuesioner ini akan penulis jamin

kerahasiaannya. Atas partisipasi dan kerjasamanya penulis ucapkan terimakasih.

Petunjuk :

1. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawaban yang ada.

2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih dan yang paling sesuai

menurut anda.

Keterangan : SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Page 154: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

IDENTITAS RESPONDEN

1. No Responden : …………………… (diisi oleh peneliti)

2. Nama : ……………………

3. Usia : ………… Tahun

4. Pendidikan Terakhir : Sarjana SMA

Diploma Lain-lain…

5. Pekerjaan/Jabatan : ……………………

PERNYATAAN RESPONDEN

Kualitas Pelayanan

1. Akurat

NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Program SPP (Simpan Pinjam Perempuan) sudah

tepat sasaran dalam menanggulangi kemiskinan

di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung

2 Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sudah

dapat memberdayakan perempuan di Desa

Selaraja Kecamatan Warunggunung

Page 155: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

2. Tepat Waktu

NO PERTANYAAN SS S TS STS 3 Anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) mendapatkan pengawasan sesuai dengan

jadwal yang ditentukan

4 Anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) mendapatkan pengawasan di tempat usaha

sesuai dengan jadwal yang ditentukan

3. Objektif dan Menyeluruh

NO PERTANYAAN SS S TS STS 5 Anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) merupakan warga dari berbagai kalangan

masyarakat

6 Persyaratan pinjaman anggota kelompok Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) sesuai dengan

ketentuan

4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategis

NO PERTANYAAN SS S TS STS 7 Pengawasan dilakukan oleh pihak UPK (Unit

Pengelola Kegiatan)

8 Petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

langsung mengawasi ke tempat usaha tiap

anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Page 156: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

5. Realistk secara ekonomis

NO PERTANYAAN SS S TS STS 9 Bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sudah

membantu meningkatkan ekonomi Rumah

Tangga Miskin (RTM)

10 Jumlah dana pinjaman sudah sesuai kebutuhan

yang diajukan oleh anggota SPP (Simpan Pinjam

Perempuan)

6. Realistic secara organisasional

NO PERTANYAAN SS S TS STS 11 Petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

langsung mensurvey ke tempat usaha

12 Anggota SPP( Simpan Pinjam Perempuan)

mendapatkan Sosialisasi dari UPK (Unit

Pengelola Kegiatan)

7. Terkoordinsasi dengan aliran kerja organisasi

NO PERTANYAAN SS S TS STS 13 Koordinasi pihak UPK (Unit Pengelola

Kegiatan) dengan kecamatan

14 Sosialisasi program SPP (Simpan Pinjam

Perempuan) pada masyarakat

Page 157: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

8. Fleksibel

NO PERTANYAAN SS S TS STS 15 Banyak hambatan dalam kegiatan program SPP

(Simpan Pinjam Perempuan)

16 Anggota kelompok dapat meminjam sesuai

dengan keinginan

9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional

NO PERTANYAAN SS S TS STS 17 Anggota kelompok mempergunakan dana

pinjaman sesuai dengan peraturan

18 Adanya sanksi administratif yang ditetapkan oleh

Pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

10. Diterima para anggota organisasi

NO PERTANYAAN SS S TS STS 19 Pengawasan dilakukan oleh anggota UPK (Unit

Pengelola Kegiatan)

20 Petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan)

memberikan tanggung jawab kepada anggota

kelompok

Page 158: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 159: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 160: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 161: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 162: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 163: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 164: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 165: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 166: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 167: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 168: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 169: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 170: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 171: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 172: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 173: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 174: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 175: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 176: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 177: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara
Page 178: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/709/1/EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM... · Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Mahasiswa

Nama : Liska Purnamasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal Lahir : Rangkasbitung, 18 Juli 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jln. Raya Pandeglang KM.10 Desa

Selaraja Kecamatan Warunggunung

Rt/Rw 007/003 Kabupaten Lebak

Banten 42352

No. Hp : 0819 0646 6618 / 0896 8321 2018

Email : [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

1) 1997-2003 : SDN 2 Selaraja

2) 2003-2006 : SMPN 1 Warunggunung

3) 2006-2009 : SMAN 3 Rangkasbitung

4) 2009-2016 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa