Upload
doannguyet
View
245
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADAMATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAUDARI KEMAMPUAN KOGNITIF
(Skripsi)
Oleh
NADIA YOLANDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2017
ABSTRAK
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADAMATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAUDARI KEMAMPUAN KOGNITIF
Oleh
Nadia Yolanda
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pen-
dekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau
dari kemampuan kognitif. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 4 dan
kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Metode penelitian yang
digunakan adalah Quasi Experiment dengan The Matching Only Pretest and
Postest Control Group Design. Hasil penelitian menyimpulkan LKS berbasis
pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi efektif untuk meningkatkan
KPS ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa (1) Pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan KPS tidak
dipengaruhi oleh kemampuan kognitif (2) LKS berbasis pendekatan saintifik
efektif untuk meningkatkan KPS siswa tidak hanya siswa kemampuan kognitif
tinggi tetapi juga siswa kemampuan kognitif rendah.
Kata kunci : kemampuan kognitif, konsep laju reaksi KPS, LKS berbasis
pendekatan saintifik
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADAMATERI KONSEP LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAUDARI KEMAMPUAN KOGNITIF
Oleh
NADIA YOLANDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan pada 20 Januari
1996. Putri kedua dari empat bersaudara buah hati dari Bapak Rusdi (Alm) dan
Ibu Emi Roliana. Saudara Perempuan bernama Amellia Sagita dan Chelsy Soraya
serta Saudara Laki-laki bernama Patih Akbar Triwijaya.
Pendidikan formalnya dimulai di TK Aisyah Bustanul Althfal yang diselesaikan
pada tahun 2001. Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 9 Prabumulih yang diselesai-
kan pula pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1
Prabumulih tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3
Prabumulih tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur tes
SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa, pernah menjadi Asisten Praktikum pada
mata kuliah Kimia Organik I pada tahun 2014 dan Asisten Praktikum pada mata
kuliah Biokimia I pada tahun 2015. Terdaftar pula dalam organisasi internal
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (HIMASAKTA) sebagai anggota
Divisi Kerohanian pada tahun 2013 dan sebagai anggota Divisi Kaderisasi pada
tahun 2014 serta aktif sebagai sekretasris bidang pendidikan di forum silaturahmi
mahasiswa pendidikan kimia (FOSMAKI) pada tahun 2015.
Penulis juga mendapatkan Beasiswa PPA pada tahun 2014, Beasiswa BPPPA
pada tahun 2015, dan Beasiswa Bidikmisi pada tahun 2016-2017. Pada akhir
semester lima, mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Semarang–
Malang – Jogjakarta – Bandung – Jakarta, kemudian pada akhir semester enam
mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Anak Tuha
dan juga Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa
Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah
Untuk Bapak dan Mamak yang memberikan cinta, dukungan dan memori.
MOTTO
Jangan Bersedih Allah bersama Kita
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karu-
nia-Nya, sehingga terselesaikannya skripsi yang berjudul “Efektivitas LKS ber-
basis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan
keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan kognitif”. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah pada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Pada kesempat-
an ini disampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA..
3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia
4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M. Si. selaku pembimbing I dan Pembimbing
Akademik, terima kasih atas perhatian dan kesediaannya memberikan
motivasi, bimbingan, dan saran, selama perkuliahan dan dalam proses
penyusunan skripsi
5. Ibu Emmawaty Sofya, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II, terima kasih atas
kesediaannya memberi bimbingan, kritik, dan saran
6. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan
saran untuk perbaikan skripsi.
xi
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik
Jurusan Pendidikan MIPA, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
8. Bapak Triatmojo, S.Pd. selaku Kepala Sekolah, Ibu Umiyati, S.Pd. dan siswa
SMAN 13 Bandar Lampung, terima kasih atas bantuannya selama penelitian.
9. Ibunda dan Ayahanda (Alm) yang dimuliakan Allah SWT, atas cinta dan
kasih sayang yang tercurah dalam doanya yang tak terputus serta kenangan
yang tersimpan untuk kelancaran dan keberhasilan mengenyam studi ini
10. Kak Amellia Sagita, Kak Wisky Jaya, Patih Akbar T, Chelsy Soraya, serta
Zakiya Afifah yang selalu jadi penyemangat dan motivasi
11. Para Saudara atas ukhwah persahabatan yang tercipta, Indra Muntari, Antika
Atsna R, Fitri Ardiani, Roza Citra P, dan Rido Yusuf A
12. Para Saudara keluarga pinus atas Ukhuwah persaudaraan yang tercipta,
Mutya Nivitha, Riandini P, Nia N, Anggita L, S Suroyalmilah, dan Nessia K
13. Rekan seperjuangan skripsi Galuh Oktriana. Para sahabat pendidikan kimia
dan semua rekan pendidikan kimia angkatan 2013 atas kerjasamanya.
14. Keluarga KKN Desa Negara Bumi Ilir Amel, Apsari, Dilla, Sella, Ibro, Arum,
Eka, Adam, dan Alam
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan berupa rah-
mat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini berguna bagi
pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Aamiin.
Bandarlampung, 06 Juli 2017Penulis,
Nadia Yolanda
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran............................................................................. 9
B. Lembar Kerja Siswa............................................................................. 10
C. Pendekatan Saintifik ............................................................................ 11
D. Keterampilan Proses Sains................................................................... 14
E. Kemampuan Kognitif........................................................................... 18
F. Penelitian yang Relevan....................................................................... 19
G. Kerangka Pemikiran............................................................................. 22
H. Anggapan Dasar................................................................................... 24
I. Hipotesis .............................................................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 26
B. Jenis dan Sumber Data......................................................................... 27
C. Desain dan Metode Penelitian ............................................................. 27
D. Variabel Penelitian............................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 29
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian .......................................... 29
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................................ 31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 40
1. Data pretes dan postes................................................................ 402. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretes ..................................... 413. Perhitungan n-gain siswa........................................................... 42
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 43
1. Uji varians dua jalur (two ways ANOVA ) n-gain ...................... 452. Hasil uji perbedaan dua rata-rata ............................................... 46
C. Data Sikap Ilmiah Siswa..................................................................` 47
D. Pembahasan...................................................................................... 50
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
xiii
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD ............................................................................ 642. Analisis Konsep .................................................................................... 733. Silabus................................................................................................... 764. RPP ....................................................................................................... 825. Data penskoran jawaban ....................................................................... 916. Penentuan kemampuan kognitif............................................................ 997. Perhitungan nilai pretes, postes, dan n-Gain siswa............................... 1028. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ......................................................... 1069. Uji varians dua jalur.............................................................................. 11210. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif tinggi .......... 11911. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif rendah......... 12612. Uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan kognitif tinggi dan
kemampuan kognitif rendah kelas eksperimen..................................... 13313. Penilaian sikap XI.IPA.1 kelas kontrol ................................................ 13614. Penilaian sikap XI.IPA.4 kelas eksperimen .......................................... 13715. Surat Melaksanakan Penelitian ............................................................. 138
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Langkah pembelajaran pendekatan saintifik.................................................. 12
2. KPS dasar dan terpadu ................................................................................... 15
3. Indikator dan subindikator KPS..................................................................... 17
4. Jenjang ranah kognitif ...................................................................................19
5. Desain faktorial 2x2.......................................................................................28
6. Pengelompokkan kemampuan kognitif siswa................................................32
7. Hasil uji normalitas pretes .............................................................................41
8. Hasil uji homogenitas ....................................................................................41
9. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretes .........................................................42
10. Hasil uji normalitas n-gain.............................................................................44
11. Hasil uji homogenitas n-gain homogenitas....................................................44
12. Hasil Uji varians dua jalur n-Gain hipotesis 1 dan hipotesis 2......................45
13. Hasil Uji perbedaan dua rata-rata n-gain ......................................................46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian .................................................. 31
2. Nilai rata-rata pretes dan nilai postes KPS di kelas kontrol dan esperimen ..40
3. n-gain rata-rata KPS siswa di kelas kontrol dan eksperimen ..................... 42
4. n-gain rata-rata KPS berdasarkan kemampuan kognitif di kelas kontrol daneksperimen .................................................................................................. 43
5. Interaksi pembelajaran menggunkan LKS berbasis pendekatan saintifikdengan Kemampuan Kognitif terhadap KPS siswa. ................................... 45
6. Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa di kelas kontrol dan eksperimen............ 48
7. Nilai Rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif tinggi di kelas kontroldan eksperimen ........................................................................................... 48
8. Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif rendah di kelas kontroldan eksperimen ........................................................................................... 49
9. Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa kemampuan kognitif tinggi dan rendah dikelas eksperimen ......................................................................................... 49
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia sebagai cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkenaan
dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat
dialami materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi
(Fadiawati, 2011). Fenomena dan aktivitas eksperimen serta pengetahuan di
dalam ilmu kimia bermanfaat untuk memahami alam (Upahi dan Olorundae,
2012). Para ahli kimia (kimiawan) mempelajari gejala alam melalui proses dan
sikap ilmiah tertentu. Kimiawan memperoleh penemuan-penemuan yang yang
disebut produk kimia menggunakan proses dan sikap ilmiah itu (Tim Penyusun,
2014). Oleh sebab itu, karakteristik kimia adalah kimia sebagai produk, kimia
sebagai proses, dan kimia sebagai sikap (Chang dan Gilbert, 2009; Tim Penyusun,
2014; Fathurohman, 2015).
Ilmu kimia sendiri sangat sesuai dalam mewadahi pelaksanaan dari kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran (Lukitasari dan Yonata, 2016), sehingga ilmu
kimia harus memenuhi orientasi kurikulum 2013. Orientasi kurikulum 2013
menghendaki peningkatan dan keseimbangan bukan hanya aspek pengetahuan
tetapi juga sikap dan keterampilan (Hidayat, 2013).
2
Keterampilan yang dapat ditingkatkan dalam ilmu kimia adalah keterampilan
yang sesuai karakteristik ilmu kimia. Salah satu keterampilan yang sesuai
karakteristik ilmu kimia yaitu keterampilan proses sains atau KPS (Anitah, 2007;
Zeidan dan Jayosi, 2015). KPS adalah keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang terkait dengan kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri siswa
(Dimyati dan Mudjiono, 2006). Kemampuan-kemampuan yang bisa dikembang-
kan dalam KPS yaitu mengamati, mengelompokkan, menginterpretasi, meramal-
kan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (Walters dan Soyibu, 2001;
Rustaman, 2005; Akinbobola dan Afolabi, 2010; Subali, 2010; Ozdemir dan
Dikici, 2017). KPS sendiri perlu dilatihkan karena dapat mengembangkan cara
siswa untuk membangun konsep sendiri, dan diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia dan dapat menarik minat siswa
pada pembelajaran kimia (Kadaritna ddk., 2002; Abungu dkk., 2013).
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) kelas XI semester ganjil adalah 3.7 Men-
jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan dan KD 4.7 Merancang, melakukan, dan me-
nyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mem-pengaruhi
laju reaksi dan orde reaksi. Materi dalam KD tersebut adalah laju reaksi. Laju
reaksi merupakan salah satu materi kimia yang dapat dilatihkan KPS (Rofi’ah dan
Azizah, 2014).
Pada dasarnya belajar laju reaksi harus sesuai karakteristiknya, siswa akan mulai
dari mengamati masalah yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari siswa
(Herawati, 2013; Roestiyah, 1985). Salah satu masalah dalam kehidupan sehari-
3
hari siswa yang berkaitan dengan laju reaksi adalah reaksi kimia yang berlang-
sung cepat dan lambat seperti pembakaran kertas dan pengkaratan besi
(Roestiyah, 1985). Setelah mengamati masalah yang berlangsung dalam
kehidupan sehari-hari, siswa akan menganalisis masalah tersebut. Kemudian
siswa akan menarik kesimpulan sehingga diperoleh konsep-konsep yang lebih
bermakna (Ifada, 2012; Bell dkk., 2013). Hal ini dikarenakan siswa membangun
konsep sendiri melalui bimbingan guru (Herawati, 2011). Namun dalam proses
pembelajaran, guru akan menemui siswa dengan kemampuan kognitif yang
berbeda-beda (Moeslichatoen, 1989; Widianingtyas dkk., 2015).
Kemampuan kognitif siswa dibedakan menjadi kemampuan kognitif tinggi dan
rendah. Kemampuan kognitif siswa mempengaruhi peningkatan KPS siswa
(Pratomo, 2012). Pada proses memperoleh pengetahuan, kemampuan kognitif
siswa dapat diamati (Lailiyah, 2007). Agar pembelajaran pada materi laju reaksi
dapat melatih KPS siswa baik pada siswa kemampuan kognitif tinggi maupun
siswa kemampuan kognitif rendah maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang
sistematis.
Pembelajaran yang memiliki langkah sistematis adalah pembelajaran mengguna-
kan lembar kerja siswa atau LKS (Herawati, 2011). LKS yang memiliki langkah
kerja sistematis akan membuat siswa belajar secara mandiri dan dapat melatih
KPS pada materi laju reaksi (Susanti dan Poedjiastuti, 2015). LKS merupakan
panduan bagi siswa dalam melatih keterampilan proses dan memahami konsep-
konsep materi yang sedang dipelajari (Astuti dan Setiawan, 2013). Namun tidak
semua LKS dapat melatih keterampilan siswa (Darmodjo dan Kaligis, 1992).
4
Pada faktanya, banyak guru menggunakan LKS yang tidak dapat meningkatkan
KPS. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 13
Bandar Lampung, guru kimia menggunakan LKS yang umumnya beredar di
sekolah-sekolah atau LKS konvensional. LKS konvensional adalah LKS yang
hanya memuat ringkasan materi dan soal-soal dari bahan ajar setiap topik
bahasan. LKS seperti ini tidak memiliki susunan indikator yang sesuai dan tidak
terdapat fakta-fakta yang menuntun siswa menemukan konsep (Santika, 2015).
Hal ini yang menyebabkan, banyak guru hanya mentransfer ilmu dengan tanpa
mengembangkan KPS (Devi, 2008) atau hanya menekankan penguasaan konsep
tanpa melatih KPS (Sukarno dkk., 2013). Untuk itu diperlukan pembelajaran
menggunakan LKS yang dapat meningkatkan KPS siswa.
LKS yang dapat meningkatkan KPS siswa pada materi laju reaksi adalah LKS
yang sesuai karakteristik KD laju reaksi. Karakteristik KD laju reaksi sesuai
dengan pendekatan saintifik sehingga LKS berbasis pendekatan saintifik sesuai
untuk meningkatkan KPS siswa. LKS berbasis pendekatan saintifik telah
dikembangkan pada materi laju reaksi oleh salah satu mahasiswa pendidikan
kimia Universitas Lampung yaitu Ariyanti (2015). LKS berbasis pendekatan
saintifik menerapkan lima langkah-langkah pembelajaran sesuai pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan (Tim Penyusun, 2013; Aktamis dan Yenice, 2010; Chan dan
Morales, 2017; Zakiah dan Andajani, 2015). Pendekatan saintifik sendiri
bermanfaat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi keterampilan
(Sudrajat, 2013) dan meningkatkan pemahaman konseptual siswa (Gerde dkk.,
2013). Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian yang
5
berjudul efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju
reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan kognitif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan adalah bagaimana efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada
materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau dari kemampuan
kognitif?
Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian
berupa :
1. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif siswa terhadap KPS siswa pada
materi konsep laju reaksi?
2. Bagaimana efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan
KPS siswa pada materi konsep laju reaksi?
3. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran yang
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran meng-
gunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi?
4. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran yang
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran meng-
gunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi?
5. Bagaimana KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa kemampuan
kognitif rendah dalam pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pen-
dekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi untuk meningkatkan KPS ditinjau
dari kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa:
1. Mendeskripsikan interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi
konsep laju reaksi
2. Mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mening-
katkan KPS pada materi konsep laju reaksi
3. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran meng-
gunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.
4. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran
yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dan pembelajaran
menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.
5. Mendeskripsikan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan
kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
saintifik pada materi konsep laju reaksi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi siswa
Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik meningkatkan
keterampilan khususnya KPS siswa pada materi konsep laju reaksi atau materi
7
dengan karakteristik yang sama.
2. Bagi guru dan calon guru
Penelitian ini memberi inspirasi kepada guru dalam pembelajaran kimia untuk
menggunakan LKS berbasis saintifik sebagai media pembelajaran yang baik pada
materi konsep laju reaksi atau materi lain yang memiliki karakteristik yang sama.
3. Bagi Sekolah
Dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju
reaksi di sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia
bukan hanya pada materi konsep laju reaksi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah
1. Efektivitas pembelajaran dapat diketahui melalui hasil tes keterampilan proses
sains siswa menunjukkan perbedaan nilai n-gain yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol (Bao, 2006).
2. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik adalah salah satu
media pembelajaran dengan langkah-langkah ilmiah seperti mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
LKS yang digunakan adalah LKS hasil pengembangan oleh Arianti (2015).
3. Materi pokok penelitian ini adalah konsep laju reaksi yang meliputi pengertian
laju reaksi, laju rata-rata, laju sesaat, persamaan umum laju reaksi, orde reaksi,
dan konstanta laju reaksi.
4. KPS yang dilatihkan dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati,
memprediksi, menginterpretasi, mengkomunikasikan, dan menerapkan konsep
8
5. Kemampuan kognitif pada penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori
kemampuan kognitif tinggi dan kemampuan kognitif rendah. Penentuan
kategori kemampuan kognitif berdasarkan nilai rata-rata gabungan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Lailiyah, 2007).
6. LKS konvensional adalah LKS yang tidak berbasis pendekatan saintifik, tidak
memenuhi persyarat penyusunan LKS, dan umumnya beredar di sekolah
(Santika, 2015)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Kata media secara umum merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. Istilah media berlaku untuk berbagai kegiatan, seperti
media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bi-
dang teknik. Kata media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendi-
dikan sehinga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran
(Suyanti, 2010).
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan,
media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi
belajar kepada siswa (Suryani dan Agung, 2012).
Menurut Arsyad (2011) fungsi utama media pembelajaran adalah
Sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, danlingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan menurutHamalik dalam (Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran dalamproses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yangbaru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkanmembawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
10
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, fungsi media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu guru dalam pembelajaran yang digunakan untuk membangkitkan
keinginan, minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa
pengaruh psikologis siswa. Salah satu media pembelajaran yang berupa cetakan
yang digunakan saat proses pembelajaran di sekolah adalah Lembar Kerja Siswa
(LKS).
B. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pem-
bentukkan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh (Trianto, 2009). Sementara menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah
satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan
berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga
mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain (2010) fungsi LKS adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yangefektif.
b. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebihmenarik perhatian siswa.
c. Mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam me-nangkap pengertian yang diberikan guru.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.f. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang
dicapai siswa akan tahan lama sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi
11
Terdapat beberapa jenis LKS menurut fungsinya, diantaranya yaitu :
a) LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep
b) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan suatu konsep
yang telah ditemukan
c) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
d) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum (Rohman dan Sofyan, 2013).
C. Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran merupakan cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan mem-
bantu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendekatan
saintifik merupakan pendekatan yang pada dasar gaya berpikirnya mengadopsi
dari metode ilmiah. Upaya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pem-
belajaran bukan hal yang aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang se-
harusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran
itu sendiri adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan). Banyak para ahli yang me-
yakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat men-
dorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari
suatu fenomena atau kejadian (Sudrajat, 2013).
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik
(ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau obervasi yang
dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Metode ilmiah
pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui
12
pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti
dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber (Sani, 2014).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 103 tahun 2014, tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada lima pengalaman belajar
dengan pendekatan saintifk yaitu mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan
(communicating) sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Langkah pembelajaran pendekatan saintifik (Tim Penyusun, 2014)
LangkahPembelajaran
(1)
Deskripsi Kegiatan (2) Bentuk Hasil Belajar(3)
Mengamati(observing)
Mengamati dengan indra(membaca, mendengar,menyimak, melihat, menonton,dan sebagainya) dengan atautanpa alat
Perhatian pada waktu mengamatisuatu objek/ membaca suatutulisan/ mendengar suatupenjelasan, catatan yang dibuattentang yang diamati, kesabaran,waktu (on task) yang digunakanuntuk mengamati.
Menanya(questioning)
Membuat dan mengajukanpertanyaan, tanya jawab,berdikusi tentang informasiyang belum dipahami,informasi tambahan yang ingindiketahui, atau sebagaiklarifikasi
Jenis, kualitas dan jumlahpertanyaan yang diajukan pesertadidik (pertanyaan faktual,konseptual, prosedural, danhipotetik
Mengumpulkaninformasi/mencoba(experimenting)
mengeksplorasi, mencoba,berdiskusi, mendemonstrasi-kan, meniru bentuk/gerak,melakukan eksperimen,membaca sumber lain selainbuku teks, mengumpulkandata dari nara sumber melaluiangket, wawancara, danmemodifikasi/ menam-bahi/mengembangkan
jumlah dan kualitas sumber yangdikaji/digunakan, kelengkapaninformasi, validitas informasiyang dikumpulkan, daninstrumen/alat yang digunakanuntuk mengumpulkan data.
Menalar/Mengasosiasi(associating)
mengolah informasi yangsudah dikumpulkan,menganalisis data dalam
mengembangkan interpretasi,argumentasi dan kesimpulanmengenai keterkaitan informasidari
13
Tabel 1 (Lanjutan)
(1) (2) (3)Menalar/Mengasosiasi (associating)
bentuk membuat kategori,mengasosiasi ataumenghubungkanfenomena/informasi yangterkait dalam rangkamenemukan suatu pola,dan menyimpulkan
dua fakta/konsep, interpretasiargumentasi dan kesimpulanmengenai keterkaitan lebih dari duafakta/konsep/teori, menyintesis danargumentasi serta kesimpulanketerkaitan antarberbagai jenisfakta/konsep/teori/ pendapat;mengembangkan interpretasi,struktur baru, argumentasi, dankesimpulan yang menunjukkanhubungan fakta/konsep/teori dari duasumber atau lebih yang tidakbertentangan; mengembangkaninterpretasi, struktur baru,argumentasi dan kesimpulan darikonsep/teori/penda-pat yang berbedadari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan(communicating)
menyajikan laporan dalambentuk bagan, diagram,atau grafik; menyusunlaporan tertulis; danmenyajikan laporanmeliputi proses, hasil, dankesimpulan secara lisan
menyajikan hasil kajian (darimengamati sampai menalar) dalambentuk tulisan, grafis, mediaelektronik, multi media dan lain-lain
Kegiatan inti yang merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan inti dapat menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Berdasarkan Permendikbud No 59
tahun 2014, pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sain-
tifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat meng-
gunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengatur-
an, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
14
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus
dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan me-
ngamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung,
yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-
langkah metode ilmiah yaitu : melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,
merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis
dan merevisis hipotesis atau membuat kesimpulan. Proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pen-
dekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah
sikap bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan
bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan
bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah penguasaan
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang seimbang.
D. Keterampilan Proses Sains
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006), keterampilan proses sains (KPS) dapat
diartikan sebagai keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri
siswa. Sementara menurut Indrawati (dalam trianto, 2008) KPS merupakan
keseluruhan keterampilan yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan
15
suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap adanya penemuan.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam pendekatan pem-
belajaran. Pembelajaran kimia lebih menekankan pada penerapan keterampilan
proses. Aspek-aspek pada pendekatan ilmiah (scientific approach) terintegrasi
pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. KPS merupakan
seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah. Keterampilan yang dilatihkan ini dikenal dengan keteram-
pilan proses IPA. American Association for the Advancement of Science (1970)
mengklasifikasikannya menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan
proses terpadu. Indikator kedua keterampilan proses tersebut dapat dilihat pada
tabel (Tim Penyusun, 2014).
Tabel 2. KPS Dasar dan Terpadu (Tim Penyusun, 2014)
Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan Proses Sains TerpaduPengamatan Pengontrolan VariabelPengukuran Interpretasi DataMenyimpulkan Perumusan HipotesaMeramalkan Pendefinisikan variabel secara operasionalMenggolongkanMengkomunikan Merancang Eksperimen
Menurut Djamarah (2010) keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui
pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang
sedang dilakukan.
Kegiatan keterampilan proses dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentukberikut :1. Mengamati
16
Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui prosesa. Melihatb. Mendengarc. Merasad. Mencium/ membaue. Mengukurf. Mengumpulkan informasi
2. MengklasifikasiAnak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses yaitua. Mencari persamaan atau menyamakanb. Mencari perbedaan atau membedakanc. Membandingkand. Mengkontraskane. Menggolongkan atau mengelompokkan
3. MenginterpretasikanAnak didik dapat pula melakukan kegiatan belajar melaluia. Menaksirb. Memberi arti/ mengaitkanc. Membuat kesimpuland. Membuat inferensi,e. Menggeneralisasi,f. Mencari hubungan antara dua hal,4. Meramalkan (Memprediksi)Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses meng-antisipasi (berdasarkan kecenderungan/pola/hubungan antar data/hubunganinformasi)
5. MenerapkanAnak didik dapat melakukan kegiatan proses sepertia. Menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai,
atau keterampilan dalam situasi baru)b. Menghitungc. Mendeteksid. Menghubungkan konsepe. Memfokuskan pertanyaan penelitianf. Menyusun hipotesisg. Membuat model
6. Merencanakan penelitianAnak didik dapat melakukan suatu kegiatan melalui prosesa. Menentukan masalah/objek yang akan ditelitib. Menentukan tujuan penelitianc. Menetukan ruang lingkup penelitiand. Menentukan cara analisise. Menentukan langkah-langkah untuk memperoleh informasif. Menentukan alat
17
g. Menentukan bahanh. Menentukan sumber kepustakaani. Menentukan cara melakukan penelitian
7. MengkomunikasikanAnak didik melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses :a. Berdiskusib. Mendeklamsikanc. Mendramakan dan mengarangd. Mengekspresikane. Melaporkan dalam bentuk lisan, tulisna, gambar, atau penampilan.
Permendikbud No 59 tahun 2014 lampiran III, indikator KPS dibedakan menjadi
sepuluh indikator yaitu mengamati, mengelompokkan, menginterpretasikan,
meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencakan pe-
rcobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan mengkomunikasi-
kan. Indikator dan subindikator KPS adalah
Tabel 3. Indikator dan SubIndikator KPS (Tim Penyusun, 2014)
No(1)
Indikator(2)
Sub Indikator KPS(3)
1 Mengamati 1. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera2. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2 Mengelompok-kan/Mengklasifikasikan
1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah2. Mencari perbedaan, persamaan3. Mengontraskan ciri-ciri4. Membandingkan
3 Menginterpretasikan
1. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan2. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan3. Menyimpulkan
4 Meramalkan 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan2. Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi
5 MengajukanPertanyaan
1. Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana2. Bertanya untuk meminta penjelasan
6 MerumuskanHipotesis
1. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinanpenjelasan dari suatu kejadian
2. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diujikebenarannya.
7 MerencanakanPercobaan
1. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan2. Menentukan variabel/ faktor penentu3. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat4. Menentukan langkah kerja
18
Tabel 3 (Lanjutan)
(1) (2) (3)
8 Menggunakanalat/bahan
1. Memakai alat/bahan2. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9 MenerapkanKonsep
1. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasibaru
2. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untukmenjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Berkomunikasikan 1. Mengubah bentuk penyajian2. Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram3. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis4. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian5. Membaca grafik atau tabel atau diagram6. Mendiskusikan hasil kegiatan
E. Kemampuan Kognitif
Penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan.
Kognitif berhubungan dengan melibatkan kognisi. Sedangkan kognisi adalah
kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (Tim Penyusun, 1989). Menurut
Lailiyah (2007) kemampuan kognitif adalah penampilan yang dapat diamati dari
aktivitas mental (otak) untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
sendiri.
Menurut Sudijono (1996) segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencangkup
kegiatan otak. Artinya segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk
dalam ranah kognitif (Sudaryono, 2012). Anderson dan Krathwol merumuskan
jenjang ranah kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom seperti pada
Tabel 4.
19
Tabel 4. Jenjang Ranah Kognitif
RanahKognitif
Berpikir Uraian Rincian
C1 Mengingat Memunculkan pengetahuanjangka panjang
1. Mengenali2. Mengingat
C2 Mengerti Membentuk arti daripembelajaran (isi) : lisan,tulisan, grafis, dan gambar
1. Memahami2. Membuat contoh3. Mengelompok-
kanC3 Menerapkan Melaksanakan atau
menggunakan prosedurdalam situasi tertentu
1. Melaksanakan2. Mengembang-
kanC4 Menganalisis Menjabarkan komponen atau
struktur dengan membedakandari bentuk dan fungsi tujuandan seterusnya
1. Membedakan2. Menyusun
kembali3. Menandai
C5 Mengevaluasi Menyusun pertimbanganberdasarkan kriteriapersyaratan khusus
1. Mengecek2. Mengkritik
C6 Mencipta Menyusun suatu hal baru,memodifikasi suatu modellama menjadi sesuatu yangberbeda
1. Menghasilkan2. Merencanakan3. Membentuk
F. Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Poedjiastoeti (2015) bertujuan
untuk mendeskripsikan kelayakan LKS yang dikembangkan, mendeskripsikan
hasil belajar siswa, melatihkan KPS, dan mendeskripsikan respon siswa. LKS
yang dikembangkan adalah LKS berorientasi Guided Inquiry pada materi laju
reaksi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Research
and Development (R&D). Instrumen penelitian terdiri atas adalah lembar
telaah, lembar validasi, lembar tes pemahaman konsep, lembar tes KPS, dan
lembar angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS layak
20
digunakan sebagai media pembelajaran dengan presentase kelayakan 66,7 % -
100%. LKS dapat melatih KPS yaitu merancang penelitian, melakukan
penelitian, melakukan pengumpulan data, membuat kesimpulan dengan sangat
baik, dan keterampilan menganalisis data dengan baik. Rata-rata nilai postes
siswa pada materi laju reaksi telah melampaui nilai KKM yaitu 77,4. Hasil
respon siswa menunjukkan bahwa LKS mendapatkan respon yang positif
karena memperoleh presentase 75% - 100%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hairunnisa (2015) bertujuan untuk meningkat-
kan KPS siswa dengan pendekatan scientific. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik tes untuk hasil pemahaman belajar siswa, observasi untuk
keterampilan proses sains dan aktivitas guru, serta ngket untuk respon siswa.
Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan KPS pada pendekatan scientific pada siklus I
yaitu 2,54 meningkat menjadi 3,34 pada siklus II. Pemahaman hasil belajar
siswa pada siklus I yaitu 65% meningkat menjadi 90% pada siklus II.
Keterlaksanaan tahapan pembelajaran guru pada siklus I yaitu 2,58 meningkat
menjadi 3,38 pada siklus II. Respon siswa yang didapat yaitu siswa yang
menjawab positif sebesar 86% dan yang menjawab negatif sebesar 14%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012) yang bertujuan untuk
mengetahui: (1) Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan
model pembelajaran langsung, (2) Interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan kognitif awal siswa, (3) Perbedaan kemampuan berpikir kritis
pada siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dalam proses pembelajaran
21
fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajar-
an langsung, dan (4) Perbedaan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan
kemampuan kognitif rendah dalam proses pembelajaran fisika dengan
penerapan model pembelajaran generatif dan model pembelajaran langsung,
yang diterapkan di SMA N 5 Bandar Lampung. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Hasil dari
penelitian ini yaitu (1) Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif
dan model pembelajaran langsung, (2) Tidak ada interaksi antara model pem-
belajaran dengan kemampuan kognitif awal siswa, (3) Ada perbedaan ke-
mampuan berpikir kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dalam
proses pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif
dan model pembelajaran langsung, dan (4) Ada perbedaan kemampuan berpikir
kritis pada siswa dengan kemampuan kognitif rendah dalam proses pembelajar-
an fisika dengan penerapan model pembelajaran generatif dan model pem-
belajaran langsung.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Marjan dkk (2014) bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pembelajaran pendekatan saintifik terhadap hasil belajar biologi dan
KPS siswa, yang diterapkan di MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian yang digunakan
yaituQuasi Eksperimen dengan desain penelitian yaitu Post Test Only Control
Group Design dan instrumen penelitian yang diguna-kan yaitu soal pretes dan
postes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
22
menggunakan pendekatan saintifik lebih baik daripada pembelajaran langsung
dalam meningkatkan hasil belajar dan KPS siswa.
G. Kerangka Pemikiran
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) kelas XI semester ganjil adalah 3.7 Men-
jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan dan KD 4.7 Merancang, melakukan, dan me-
nyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mem-pengaruhi
laju reaksi dan orde reaksi. Materi dalam KD tersebut adalah laju reaksi. Laju
reaksi merupakan salah satu materi kimia yang dapat dilatihkan KPS. Pem-
belajaran yang dapat mencapai KD tersebut dan meningkatkan KPS adalah pem-
belajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
Pada pembelajaran laju reaksi, siswa akan mempelajari konsep laju reaksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Salah satu materi pada konsep laju
reaksi adalah pengertian laju reaksi. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang sistematik dengan lima langkah
pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pada setiap tahapan tersebut dapat
melatihkan KPS siswa, sehingga diharapkan siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
Pada proses pembelajaran siswa dikelompokkan secara heterogen berdasarkan
kemampuan kognitif. Siswa dituntut dapat bekerjasama antar kelompok.
23
Sehingga siswa kemampuan kognitif berbeda dapat bekerja sama dan berdiskusi.
Berdasarkan hal tersebut diharapkan siswa kemampuan kognitif tinggi dengan
siswa kemampuan kognitif rendah yang keduanya diterapkan pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik mengalami peningkatan KPS
yang tidak berbeda secara signifkan.
Langkah awal pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah
mengamati, siswa diberi fenomena seperti gambar reaksi kima yang berlangsung
cepat dan lambat lalu siswa diminta mengurutkan reaksi kimia dari yang lambat
sampai yang cepat. Pada tahap ini, siswa akan terpacu berpikir dan mengaitkan
fenomena dengan fenomena lain yang akan menimbulkan gagasan. Selanjutnya
tahap menanya, siswa akan menemukan hal-hal yang kurang dipahami. Siswa
dapat mengemukakan pertanyaan pada tahap ini.
Tahap selanjutnya adalah tahap mengumpulkan data. Siswa melakukan pengum-
pulan data dengan memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti atau data yang
terdapat di LKS. Setalah mengumpulkan informasi, siswa melakukan pemrosesan
data. Pada tahap menalar atau mengasosiasi siswa mengaitan informasi dengan
informasi yang lainnya. Siswa mengambilkan berbagai kesimpulan dari
keterkaitan informasi tersebut. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam
mengolah data yang telah dikumpulkan tadi. Siswa berdiskusi dengan kelompok-
nya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS. Tahap
selanjutnya adalah tahap mengkomunikasikan, siswa dari perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil jawaban diskusi pada setiap pertemuan di depan kelas.
Siswa dari perwakilan kelompok lain menanggapi hasil dari diskusi kelompok
24
yang mempresentasikan. Selanjutnya siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang berlangsung. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah diatas, pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan
KPS pada materi konsep laju reaksi ditinjau dari kemampuan kognitif.
H. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Perbedaan n-Gain KPS siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 13
Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 pada materi konsep laju reaksi
semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor lain diluar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan KPS
siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa perempuan pada kedua kelas
penelitian diabaikan.
I. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah LKS berbasis pendekatan saintifik efektif
untuk meningkatkan KPS siswa pada materi konsep laju reaksi ditinjau dari
kemampuan kognitif yang dijabarkan berupa:
1. Tidak ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada
materi konsep laju reaksi.
2. LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS pada
materi konsep laju reaksi.
3. KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dalam pembelajaran menggunakan
25
LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan
kognitif tinggi dalam pembelajaran menggunakan konvensional pada materi
konsep laju reaksi.
4. KPS siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran menggunakan
LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa kemampuan
kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan konvensional pada materi
konsep laju reaksi.
5. Peningkatan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi tidak berbeda secara
signifikan dengan siswa kemampuan kognitif rendah
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13 Bandar
lampung tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 146
siswa. Kelas XI IPA SMA Negeri 13 Bandar Lampung terdiri dari 4 kelas yaitu
XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Dari populasi penelitian ini dipilih
dua kelas sebagai sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu
kelas lainnya sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling purposif (purposive
sampling). Teknik sampling purposif (purposive sampling), teknik pengambilan
sampel berdasarkan pengetahuan sebelumnya tentang populasi dan tujuan khusus
dari penelitian, investigator menggunakan pertimbangan personal untuk me-
nyeleksi suatu sampel (Fraenkel dkk., 2013). Peneliti dengan bantuan guru mata
pelajaran kimia kelas XI IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung menentukan
sampel penelitian. Guru mata pelajaran kimia memberikan informasi tentang
karakteristik siswa sebagai pertimbangan menentukan sampel penelitian sehingga
diperoleh siswa yang memiliki tingkat kognitif yang sama baik siswa di kelas
eksperimen maupun siswa di kelas kontrol. Sampel yang ditentukan adalah kelas
XI IPA 1 dan kelas XI IPA 4 yang berjumlah 67 siswa.
27
Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari sampel penelitian dilakukan
dengan cara undian. Hasil undian diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eks-
perimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data pen-
dukung. Data utama pada penelitian ini adalah data hasil pretes dan postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data pendukung pada penelitian ini adalah data
sikap ilmiah siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan ulangan harian
sebelum penelitian. Kedua jenis data bersumber dari seluruh siswa kelas eks-
perimen dan kelas kontrol.
C. Desain dan Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan The Matching Only
Pretest and Postest Control Group Design, dengan tipe faktorial 2 x 2 karena
digunakan varibel tambahan (Fraenkel dkk.,2012). Pada penelitian ini, sampel
penelitian dilakukan pencocokan statistik (Statistic Matching). Pen-cocokan
bertujuan agar sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang sama.
Pencocokan dilakukan menggunakan nilai pretes siswa pada sampel penelitian.
Nilai pretes yang diperoleh diuji normalitas baik nilai pretes siswa pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua
rata-rata.
Pada penelitian ini terdapat dua faktor yang terlibat dalam desain penelitian
faktorial 2x2 ini, yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
28
saintifik dan kemampuan kognitif siswa. Faktor pembelajaran dengan mengguna-
kan LKS terdiri dari dua kategori yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan menggunakan LKS konvensional, sedangkan faktor
kemampuan kognitif siswa yaitu siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dan
siswa dengan kemampuan kognitif rendah. Desain faktorial 2x2 pada penelitian
ini seperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Desain faktorial 2x2 (Frankel dkk, 2012)
Variabel Bebas (A)
Variabel Moderat (B)
PembelajaranMenggunakan LKSberbasis pendekatan
saintifik(A1)
Menggunakan LKSkonvensional
(A2)
Kemampuankognitif
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan :A1B1 = KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan
LKS berbasis pendekatan saintifik.A1B2 = KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran mengguna-
kan LKS berbasis pendekatan saintifik.A2B1 = KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan
LKS konvensional.A2B2 = KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran mengguna-
kan LKS konvensional.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderat
serta variabel kontrol. Variabel bebas adalah perlakuan pada kelas ekperimen dan
kelas kontrol. Pada kelas ekperimen pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan pada kelas kontrol, pembelajaran menggunakan LKS
konvensional. Variabel terikat adalah KPS sampel penelitian berupa nilai pretes
29
dan postes pada materi konsep laju reaksi. Variabel moderat pada penelitian ini
adalah kemampuan kognitif siswa. Variabel kontrol adalah materi pembelajaran,
guru , dan kurikulum
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah Analisis KI-KD,
analisis konsep, silabus, RPP, LKS berbasis pendekatan saintifik, soal pretes, dan
soal postes, serta lembar observari sikap siswa. Instrumen penelitian ini divalidasi
menggunakan validitas isi. Pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara
judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama
kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir
pertanyaannya. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan
keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini
dilakukan oleh salah satu Dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1. Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian, dilakukan observasi sebagai berikut :
a. Peneliti meminta izin kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum untuk
melaksanakan penelitian
b. Peneliti meminta izin kepada Guru Mata Pelajaran Kimia kelas XI IPA SMA
Negeri 13 Bandar lampung untuk mendapatkan informasi mengenai siswa,
30
jadwal, dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan seba-
gai sarana pendukung pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Menentukan populasi dan sampel penelitian
b. Menyiapkan instrumen penelitian seperti soal pretes dan soal postes serta lem-
bar observasi
c. Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d. Melakukan pencocokan kemampuan awal siswa pada sampel penelitian
berdasarkan hasil nilai pretes siswa. Nilai pretes siswa dianalisis menggunakan
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata.
e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi konsep laju reaksi sesuai
dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas. Pada
kelas ekperimen diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis pen-
dekatan saintifik sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran
menggunakan LKS konvensional
f. Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
g. Mentabulasi dan analisis data hasil pretes dan postes serta sikap siswa
Langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian seperti
ditunjukkan gambar berikut ini :
31
Gambar 1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis data KPS
Data yang diperoleh pada penelitian akan dianalisis dengan tujuan untuk membuat
kesimpulan yang berkaitan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
hipotesis yang telah dibuat..
a. Perhitungan nilai siswa
Nilai pretes dan postes pada penelitian ini secara operasional dirumuskan sebagai
berikut:
Nilai Siswa=Jumlah skor jawaban yang benar
Jumlah skor maksimalx 100 ..............................................(1)
a. 1. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah.b. 2. Melakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah.
Pra
pene
litia
n
pene
litia
n
1. Menentukan populasi dan sampelpenelitian.
2. Menyusun instrumen penelitian.
PretesKelas kontrol(Pembelajaranmenggunakan LKSkonvensional)
Kelas eksperimen(Pembelajaranmenggunakan LKSberbasis pendekatansaintifikPostes
Analisis data
Pembahasan dan simpulan
Pen
elit
ian
Ana
lisis
dan
pela
pora
n ha
sil
pene
litia
n
32
b. Penentuan kategori kemampuan kognitif
Kategori kemampuan kognitif dibedakan menjadi kemampuan kognitif tinggi dan
kemampuan kognitif rendah. Penentuan kategori kemampuan kognitif berdasar-
kan nilai rata-rata ulangan harian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Siswa yang memiliki nilai lebih besar sama dengan dari nilai rata-rata termasuk
kategori tinggi, sedangkan siswa yang memiliki nilai lebih kurang dari nilai rata-
rata termasuk kategori rendah (Lailiyah, 2007). Pada penelitian ini menggunakan
nilai rata-rata ulangan harian (UH) II. Pengelompokkan siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengelompokkan kemampuan kognitif siswa
No Kemampuan Kognitif Kelas kontrol Kelas eksperimen
1 Tinggi 20 siswa 21 siswa2 Rendah 13 siswa 13 siswaJumlah 33 siswa 34 siswa
c. Perhitugan n-gain siswa
Peningkatan KPS siswa ditunjukkan oleh skor yang di-peroleh siswa dalam tes.
Nilai pretes dan postes akan dihitung nilai n-gain. Rumus n-gain (<g>) adalah
sebagai berikut
<g>= (%<Sf>-%<Si>)
(100-%<Si>)....................................................................................................(2)
Dimana <Sf> dan <Si> adalah rata-rata postes dan pretes dengan kriteria <g> ≥
0,7 kategori tinggi; 0,3 ≤ <g> ≤ 0,7 kategori sedang; <g> ≤ 0,3 kategori rendah
(Hake, 1998).
33
Hasil perhitungan n-gain kemudian diuji normalitas dan uji homogenitasnya.
Setelah menghitung n-gain masing-masing siswa, dilakukan perhitungan n-gain
rata-rata kelas baik kelas ekperimen dan kelas kontrol. Rumus nilai n-gain rata-
rata kelas adalah
n-gain rata-rata (x)= (Jumlah n-gain siswa dalam satu kelas)
(Jumlah siswa dalam satu kelas).............................................(3)
d. Penentuan nilai sikap
Nilai sikap siswa mencangkup aspek komunikatif, rasa ingin tahu, dan teliti.
Penentuan nilai sikap siswa ditentukan menggunakan rumus
Nilai sikap=(Jumlah skor per aspek )
(jumlah skor maksimum).............................................................................(4)
Dilakukan pula perhitungan nilai sikap rata-rata kelas setiap pertemuan setelah
menghitung nilai sikap siswa. Rumus nilai sikap rata-rata kelas adalah
Nilai sikap rata-rata (x)= (Jumlah nilai sikap siswa dalam satu kelas)
(Jumlah siswa dalam satu kelas)..................(5)
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis untuk uji normalitas adalah
H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Rumus untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
= ∑ (Oi-Ei)2
Eiki=1 ...........................................................................................(6)
Keterangan :
34
= Uji Chi-kuadratEi = Frekuensi observasiOi = Frekuensi harapanData berasal dari populasi yang normal jika hitung < tabeldengan signifikan 5%dan derajat kebebasan dk = k-3 (Sudjana, 2005).
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian memiliki varians
homogen atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut :
H0 : = (sampel penelitian mempunyai varians yang homogen)
H1 : ≠ (sampel penelitian mempunyai varians yang tidak homogen)
Uji Homogenitas dapat menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
F=varians terbesar
Varians terkecilatau s2=
∑ (x-x)2
n-1............................................................................(7)
Keterangan :F = Kesamaan dua variansS = Simpangan bakux = n-Gain siswa̅ = rata-rata n-Gainn = jumlah siswaData memiliki varians yang homogen jika F < F1/2α(V1,V2) atau Fhitung ≥ Ftabel
dengan F1/2α(V1,V2) peluang 1/2α, derajat kebebasan v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 – 1. αadalah taraf nyata (Sudjana, 2005).
c. Uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal
siswa dalam KPS siswa di kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan
dengan kemampuan awal siswa dalam KPS siswa di kelas kontrol. Uji kesamaan
dua rata-rata menggunakan nilai pretes siswa pada sampel penelitian. Uji kesama-
an dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t (Sudjana, 2005).
35
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
H0 : Rata-rata nilai pretes KPS siswa di kelas eksperimen sama dengan rata-rata
nilai pretes KPS siswa di kelas kontrol pada materi konsep laju reaksi.
H0 : µ1x = µ2x
H1 : Rata-rata nilai pretes KPS siswa di kelas eksperimen tidak sama dengan rata-
rata nilai pretes KPS di kelas kontrol pada materi konsep laju reaksi.
H1 : µ1x ≠ µ2x
Keterangan:µ1 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi konsep laju reaksi di kelas eksperimen.µ2 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi konsep laju reaksi di kelas kontrol.x = KPS.
Rumus uji kesamaan dua rata-rata adalah
thitung=x1- x2
sg1
n1+
1n2
dengan sg2= n1-1 s12+ n2-1 s22n1+ n2 -2 ....................................................(8)
Keterangan:thitung = koefisien t
1X = rata-rata nilai pretes kelas eksperimen
2X = rata-rata nilai postes kelas kontrols2 = variansn1 = jumlah siswa kelas eksperimenn2 = jumlah siswa kelas kontrol
21s = varians kelas eksperimen22s = varians kelas kontrol
Data terima H0 jika thitung < ttabel dengan derajat kebebasan d(k) = n1 + n2 – 2 dan
tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5%
peluang (1 – ½α).
36
3. Pengujian hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan taraf signifikan diterima atau ditolak-
nya hipotesis yang telah dirumuskan pada bab dua. Pengujian hipotesis penelitian
ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji varians dua jalur dan uji
perbedaan dua rata-rata.
Uji varians dua jalur digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan hipotesis 2.
Kriteria uji hipotesis 1, terima H0 jika pada kategori Kelas*kognitif nilai
sig hitung> 0,05. Kriteria uji hipotesis 2, terima H0 jika pada kategori kelas nilai
sig hitung >0,05. Uji varians dua jalur menggunakan uji ANOVA.
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis 3 sampai hipotesis
5. Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t. Jika kedua kelas sampel
berasal dari populasi berdistribuai normal dan memiliki varians yang homogen,
maka uji yang dilakukan menggunakan rumus yang mengacu pada Sudjana (2005)
sebagai berikut :
thitung=X1-X2
s1
n1+
1n2
dengan s2= n1-1 S12+ n2-1 S22n1+n2-2 ………………….............…................... (9)
Keterangan:
t hitung = Koefisien t
1x = Mean kelas eksperimen
2x = Mean kelas kontrol21s = Varians kelas eksperimen22s = Varians kelas kontrol2s = Varians kedua kelas
1n = Jumlah sampel kelas eksperimen
2n = Jumlah sampel kelas kontrol
37
Kriteria pengujian : tolak Ho jika thitung> ttabel.Mencari harga t tabel pada tabeldistribusi t dengan level signifikan 5% dan 2-nndk 21
untuk 22
21 , kemudian membandingkan harga t hitung
dengan t tabel dan menarik kesimpulan.
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan setelah melakukan uji persyaratan analisis
berupa uji normalitas dan uji homogenitas data. Hipotesis statistik berdasarkan
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 1
H0 : Tidak ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pen-
dekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi
konsep laju reaksi.
H0 : A * B = 0
H1 : Ada interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada materi konsep
laju reaksi
H1 : A * B ≠ 0KeteranganA = LKS berbasis pendekatan saintifikB = kemampuan kognitif siswa .
Hipotesis 2
H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS ber-
basis pendekatan saintifik lebih rendah dari sama dengan siswa pada pem-
belajaran menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS
38
berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa pada pembelajaran
menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi
H1 : µ1 ˃µ2
Keteranganµ1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS
berbasis pendekatan saintifik.µ2 = Rata- rata n-Gain KPS siswa pada pembelajaran menggunakan LKS
konvensional
Hipotesis 3
H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah dari sama
dengan siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan
LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.
H0 : µA1B1 ≤ µA2B1
H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi daripada siswa
kemampuan kognitif tinggi pada pembelajaran menggunakan LKS konven-
sional pada materi konsep laju reaksi
H1 : µA1B1 ˃µA2B1
KeteranganµA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada
pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada
pembelajaran menggunakan LKS konvensional.
Hipotesis 4
H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pem-
belajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih rendah
39
sama dengan siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran
menggunakan LKS. konvensional pada materi konsep laju reaksi.
H0 : µA1B1 ≤ µA2B1
H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada pem-
belajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi
daripada siswa kemampuan kognitif rendah dalam pembelajaran
menggunakan LKS konvensional pada materi konsep laju reaksi.
H1 : µA1B1 ˃µA2B1
KeteranganµA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada
pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada
pembelajaran menggunakan LKS konvensional
Hipotesis 5
H0 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi lebih rendah sama
dengan siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran menggunakan
LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.
H0 : µA1B1 ≤ µA2B1
H1 : Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi lebih tinggi
daripada siswa kemampuan kognitif rendah pada pembelajaran meng-
gunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.
H1 : µA1B1 ˃µA2B1
KeteranganµA1B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif tinggi pada
pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.µA2B1 = Rata- rata n-Gain KPS siswa kemampuan kognitif rendah pada
pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa LKS berbasis
pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan KPS siswa pada materi konsep
laju reaksi ditinjau dari kemampuan kognitif yang dijabarkan:
1. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik dan kemampuan kognitif terhadap KPS siswa pada
materi konsep laju reaksi.
2. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan
KPS pada materi konsep laju reaksi.
3. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif meningkatkan KPS
siswa kemampuan kognitif tinggi pada materi konsep laju reaksi.
4. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik efektif meningkatkan KPS
siswa kemampuan kognitif rendah pada materi konsep laju reaksi.
5. Peningkatan KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan siswa kemampuan
kognitif rendah tidak berbeda secara signifikan menggunakan LKS berbasis
pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
58
1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan
LKS berbasis pendekatan saintifik perlu memperhatikan kemampuannya.dalam
mengelola waktu pembelajaran dan suasana belajar di kelas agar proses
pembelajaran yang dilaksanakan optimal.
2. LKS berbasis pendekatan saintifik dianjurkan sebagai alternatif media
pembelajaran bagi guru untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia pada
materi konsep laju reaksi atau materi dengan karakteristik yang sejenis.
3. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik memerlukan
media tambahan seperti LCD projector agar pembelajaran lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Abungu, H,E., Okere, M.I.O., dan Wachanga, S.M. 2014. The Effect of ScienceProcess Skills Teaching Approach on Secondary School Students’Achievement in Chemistry in Nyando District, Kenya. Journal ofEducational and Social Research, 4(6): 359-372.
Akinbobola, A. O. dan F. Afolabi. 2010. Analysis of science process skills inWest African senior secondary school certificate physics practicalexaminations in Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific Research.5(4): 234- 240.
Aktamıs, H. dan Yenice, N. 2010. Determination of The Science Process Skillsand Critical Thinking Skill Levels. World Conference on EducationalSciences. 2(2): 3282-3288.
Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka. Jakarta.
Arianti, M. 2015. Pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik pada MateriKonsep Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 3(3):365-377
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asabe, M.B., dan Yusuf, S. D. 2016. Effects Of Science Process Skills Approach AndLecture Method On Academic Achievement Of PreService Chemistry TeachersIn Kaduna State Nigeria. ATBU, Journal of Science, Technology & Education.4 (2): 68-72.
Astuti dan Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) BerbasisPendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif PadaMateri Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (1): 88-92
Bao, L. 2006. Theoretical Comparisons of Average Normalized GainCalculations.American Journal of Physics. 74(10): 917-922.
Bell, T., Urhahne, D., Schanza, S., dan Ploetzner, R. (2013). Collaborative InquiryLearning: Models, Tools, and Challenges. International Journal of ScienceEducation. 32(3): 349-377.
60
Chan, J. R. dan Morales, M. P. E. 2017. Investigating The Effects Of CustomizedCognitive Fitness Classroom On Students’ Physics Achievement AndIntegrated Science Process Skills. International Journal of Research Studiesin Education. 6(3): 81-95.
Chang, M. dan Gilbert, J.K. 2009. Towards a Better Utilization of Diagram inResearc Into the Us of Representative Levels in Chemical Education. Modeland Modeling in Science Education., Multiple Representations in ChemicalEducations. Springer Science Business Media B. V. 55-73.
Darmodjo, H dan Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Depdikbud. Jakarta.
Devi, P. K. 2008. D.A.R.TS Using Work Sheets for Developing Process Skillsand Critical Thinking with Pencil and Paper Tasks an Experiment Study inChemistry Senior High School at “Colligative Properties Concept”.[online]. Diakses pada 10 Februari 2017. Tersedia :http://ojs.voctech.org/index.php/seavern/article/view/128/121.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta.Jakarta.
Djamarah, S. B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Cetakanketiga. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, S. B., dan Ahmad Z. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT. RinekaCipta. Jakarta.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang StrukturAtom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung.
Fathurrohman, M. 2015. Paradigma pembelajaran Kurikulum 2013. Kalimedia.Yogyakarta.
Fraenkel, J. R., N. E.Wallen dan H. H. Hyun. 2012. How to Design andEvalute Researche in Education. Eight Edition. McGraw-Hill Inc. NewYork.
Gerde, H.K., Scachter, R.E.,dan Wasik, B.A. 2013. Using the Scientific Methodto Guide Learning: An Integrated Approach to Early Childhood Curriculum.Early Childhood Education Journal. 4 (1) : 315-323.
Hairunnisa. 2015. Penggunaan Pendekatan Scientific untuk MeningkatkanKeterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Interaksi Makhluk Hidup.Jurnal Pendidikan Hayati 1(4): 50-55
Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, IndianaUniversity. Woodland Hills.
61
Herawati, R. F., 2013. Pembelajaran Kimia berbasis Multiple Repre-sentasiditinjau dari Kemampuan awal terhadap Prestasi Belajar Laju Reaksi SiswaSMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal PendidikanKimia. 2(2): 38-43
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.
Ifada, F. 2012. Studi Komparasi Pembelajaran Metode TAI yang didukungKegiatan Laboratorium dan VBL terhadap Prestasi Belajar Siswa padaMateri Subpokok Bahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksikelas XI semester ganjil SMA Negeri 2 Kudus. Jurnal Pendidikan Kimia1(1): 44-50.
Janbuala, S., Dhirapongse, S., Issaranmanorose, N., dan Lembua, M. 2013. AStudy of Using Instructional Media to Enhance Scientific Process Skild forYoung Children in Child Development centers in Northeastern Area. JurnalInternational Forum of Teaching and Studies. 9(2):41-48
Kadaritna, N., Sunyono, Sungkowo, dan Mulyati, H.E.S,. 2002. PenggunaanPendekatan Keterampilan Proses dalam Upaya Meningkatkan PemahamanKonsep Kimia pada Siswa kelas II SMU YP Unila Bandar Lampung TahunPelajaran 1999/2000. Jurnal Pendidikan MIPA 2(1): 45-51.
Lailiyah, S. 2007. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Inquiry terhadapKemampuan Psikomotorik Ditinjau dari Kemampuan Kognitif MahasiswaJurusan PMIPA UNS Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. UNS. Surakarta.
Lukitasari, N. dan Berta Y. 2016. Keterampilan Berpikir Menganalisis,Mengevaluasi, dan Mencipta siswa pada materi Faktor-faktor yang mem-pengaruhi Laju Reaksi Kelas XI SMAN 1 Gondang Tulungagung. Journalof Chemical Education 4 (1): 27-32
Marjan, J., Arnyana, I., dan Setiawan, I. 2014. Pengaruh Pembelajaran PendekatanSaintifik terhadap hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains SiswaMA Mu’alimat W Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa TenggaraBarat. Jurnal Program Studi IPA. 4(1): 1-12.
Moeslichaton, R. 1989. Interaksi Belajar Mengajar. FIP IKIP. Malang.
Ozdemir G. dan Dikici, A. 2017. Relationship Between Science Process Skills andScientific Creativity : Mediating Role of Nature of Science Knowledge.Journal of Education in Science, Environment and Health. 3(1): 51-68.
Pratomo, Yanustiana Nur. 2012. Efektifitas Pendekatan Inkuiri Terbimbingterhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif C1-C3 SiswaSMP dalam Pembelajaran IPA Materi Pemanasan Global. Skripsi. UNY .Yogyakarta.
62
Roestiyah 1985. Strategi Belajar Mengajar Salah Satu Unsur Pelaksanaan StrategiBelajar Mengajar Teknik Penyajian. Rineka Cipta. Jakarta
Rofiah, F. dan Azizah. 2014. Pengembangan LKS Berorientasi Learning Cycle7E pada materi pokok Laju Reaksi untuk Melatihkan KPS. Journal ofChemical Education 3(2):99-105.
Rohman, M., dan Ahmad S. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan sistempembelajaran. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Upi Press. Bandung
Sani, A. R. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Bumi Aksara.Jakarta.
Santika, N. Pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik pada Materi TeoriTumbukan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 3(3):1-12
Setiawan, C. A. 2012. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melaluiPenerapan Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Ditinjaudari Kemampuan Kognitif Siswa. Skripsi. Unila. Bandar Lampung
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.
Subali, B. 2010. Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen danModifikasinya sebagai Tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pen-didikan. 2(1): 309-334.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sudrajat, A. 2013. Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Pembelajaran. [online]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/. Diakses pukul 10.00amtanggal 12 Desember 2016.
Sukarno, Permanasari, A., dan Hamidah, I. (2013). The Profile of Science ProcessSkill (SPS) Student at Secondary High School (Case Study in Jambi).International Journal of Scientific Enginering and Research. 1(1): 79-83.
Suryani, N. dan Agung L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak.Yogyakarta.
63
Susanti, L. B dan Poedjiastuti,S. 2015. Pengembangan LKS berorientasi GuidedInquiry untuk Melatih KPS pada materi Laju Reaksi kelas XI SMA.Journal of Chemical Education 4(2): 249-255.
Suyanti, R. D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Tarhan, S. 2009. Calibration of Comprehension and Performance in L2 Reading.International Electronic Jurnal of Elementary School 2(1):167-169.
Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
______. 2013. Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar ProsesPendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud. Jakarta.
______. 2014. Permendikbud No 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Kemendikbud. Jakarta.
______, a. 2014. Permendikbud No 103 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Kemendikbud. Jakarta.
Trianto. 2008. Mendesaian Pembelajaran Kontekstual (Contextual TeachingLearning) di kelas. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif (Konsep,Landasan, dan Implementasinya dalam KTSP). Kencana. Jakarta.
Upahi,J.E. dan A.S.Olorundae. 2012. Difficulties Faced by Nigerian Senior HighSchool Chemistry Students in Solving Stoichiometric Problems. Journal ofEducation and Practice. 3(12),181-189.
Walters. Y. B., Soyibu, K. 2001. An Analysis of High School Students’Performance on Five Integrated Science Process Skills. Research in Science& Technological Education. 19(2): 133-145.
Widyaningtyas, L., Siswoyo, dan Bakri. 2015. Pengaruh PendekatanMultirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika terhadap KemampuanKognitif Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan PendidikanFisika. 1(1): 31-37.
Zakiah, Z dan Andajani S. J. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik TerhadapHasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada Anak Tunanetra Kelas I.Jurnal Pendidikan Khusus. 3 (1) : 5-10
Zeidan, A. H. dan M. R. Jayosi. 2015. Science process skills and attitudes towardscience among palestinian secondary school students. World journal ofEducation. 5(1): 13-24.