15
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 2019 1 EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN KOMBINASI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU DENGAN SECTION CAESAREA Oleh : Grasiana Florida 1 , Irna Nursanti 2 , Giri Widakdo 3 Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Produksi ASI yang sedikit atau tidak lancar pada hari-hari pertama melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI pada ibu dengan post sectio caesarea. Pijat oksitosin dan pijat punggung merupakan solusi alternatif untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Dengan prinsip kerja memaksimalkan mekanisme reseptor prolactin dan oksitosin, serta meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan efektivitas pijat punggung, pijat oksitosin, dan kombinasi dalam meningkatkan produksi ASI. Desain penelitian ini menggunakan Quasi exsperiment Pre post-test design dengan besar sampel 33 responden menggunakan uji anova. Adapun hasil penelitian ini adalah perbedaan antara rata-rata peningkatan produksi ASI pijat oksitosin, pijat punggung, dan kombinasi pijat oksitosin & punggung. Rata-rata (mean) untuk pijat oksitosin adalah 2762.91, untuk pijat punggung adalah 3057.64 dan kombinasi pijat oksitosin & punggung adalah 3456.18, artinya bahwa rata-rata peningkatan produksi ASI paling tinggi adalah kombinasi pijat oksitosin & punggung. Simpulan : Kombinasi Pijat oksitosin & punggung efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu dengan section caesarea. Oleh karena itu, pemberian intervensi kombinasi pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri oleh seorang perawat guna meningkatkan produksi ASI pada ibu post caesarea. Kata Kunci : Produksi ASI, Pijat Oksitosin, Pijat Punggung, Kombinasi Pijat Oksitosin dan punggung.

EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20191

EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DANKOMBINASI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU

DENGAN SECTION CAESAREA

Oleh : Grasiana Florida1, Irna Nursanti2 , Giri Widakdo3

Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah JakartaDosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah JakartaDosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Produksi ASI yang sedikit atau tidak lancar pada hari-hari pertama melahirkan menjadikendala dalam pemberian ASI pada ibu dengan post sectio caesarea. Pijat oksitosin danpijat punggung merupakan solusi alternatif untuk mengatasi ketidaklancaran produksiASI. Dengan prinsip kerja memaksimalkan mekanisme reseptor prolactin dan oksitosin,serta meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui. Tujuan penelitianini adalah membuktikan efektivitas pijat punggung, pijat oksitosin, dan kombinasi dalammeningkatkan produksi ASI. Desain penelitian ini menggunakan Quasi exsperiment Prepost-test design dengan besar sampel 33 responden menggunakan uji anova. Adapunhasil penelitian ini adalah perbedaan antara rata-rata peningkatan produksi ASI pijatoksitosin, pijat punggung, dan kombinasi pijat oksitosin & punggung. Rata-rata (mean)untuk pijat oksitosin adalah 2762.91, untuk pijat punggung adalah 3057.64 dankombinasi pijat oksitosin & punggung adalah 3456.18, artinya bahwa rata-ratapeningkatan produksi ASI paling tinggi adalah kombinasi pijat oksitosin & punggung.Simpulan : Kombinasi Pijat oksitosin & punggung efektif dalam meningkatkan produksiASI pada ibu dengan section caesarea. Oleh karena itu, pemberian intervensi kombinasipijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri oleh seorangperawat guna meningkatkan produksi ASI pada ibu post caesarea.

Kata Kunci : Produksi ASI, Pijat Oksitosin, Pijat Punggung, Kombinasi Pijat Oksitosindan punggung.

Page 2: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20192

EFFECTIVENESS OF BACKGROUND MASSAGE, MASSAGE OFOXYTOCIN AND COMBINATION ON ASI PRODUCTION IN MOM

WITH SECTION CAESAREA

Abstract

Production of ASI that is small or not smooth during the first days becomes breast milk inthe mother by post sectio caesarea. Oxytocin massage and back massage are analternative solution to overcome the problem of ASI production. In it is the essence ofprolactin and oxytocin, as well as the side effects of delayed breastfeeding. The aim ofthis study is to prove the usefulness, oxytocin massage, and combination in increasingASI production. This research design uses Quasi Exsperiment Pre post-test design with asample size of 33 respondents using ANOVA test. The results of this study were theaverage number of ASI oxytocin massage production, back massage, and a combinationof oxytocin & back massage. The average (average) for oxytocin massage is 2762.91, forback massage is 3057.64 and the combination of oxytocin & back massage is 3456.18,meaning that the average measurement of the highest breast milk production is acombination of oxytocin & back massage . Conclusion: Combination of oxytocin massage& effective in increasing milk production in mothers with caesarean section. Therefore, acombination of massage can be used as an independent boost by nurses to increase milkproduction in post caesarean mothers.

Keywords: ASI Production, Oxytocin Massage, Back Massage, Combination ofOxytocin Massage and Back

PENDAHULUAN

Program pembangunankesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada upaya peningkatanderajat kesehatan ibu dan anak. Programtersebut merujuk pada tujuan dariSustainable Development Goals (SDG’s)yaitu menjamin kehidupan yang sehatserta mendorong kesejahteraan bagisemua orang di segala usia. Ada 17tujuan dengan 169 target SDGs, tujuan ke3 merupakan sektor kesehatan, terdapat 4Goals 19 target dan 31 indikator. Goals ke3 fokus mengurangi Angka Kematian Ibu( AKI ) hingga dibawah 70 per 100.000Kelahiran Hidup ( KH ) dan mengakhiriAngka Kematian Bayi ( AKB ) 25 per1.000 KH (Kemenkes RI, 2014).

AKI di Indonesia tahun 2015mencapai 305 per 100.000 KH , meskisudah ada penurunan setelah dijalankan

program kebijakan pembangunanberkelanjutan, namun penurunan tersebuttidak terlalu signifikan dengan jumlahAKI pada tahun 2012 sebanyak 307 orangper 100.000 KH Survey DemografiKesehatan Indonesia ( SDKI ). AKB diIndonesia tahun 2015 mencapai 24 per1.000 KH (Kemenkes RI,2017).

Penyebab kematian ibu diIndonesia adalah 32 % perdarahan dan26% keracunan kehamilan yang disertaikejang-kejang, aborsi dan infeksi(Kemenkes, 2016). Perdarahan PostPartum dapat ditekan dengan caramenyusui karena dengan menyusui rahimberkontraksi secara normal serta dapatmengurangi jumlah perdarahan yanghilang (Newman, 2008; Lowdermilk,2013). Wanita yang melakukan InisiasiMenyusui Dini (IMD) serta menyusui

Page 3: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20193

secara terus menerus bisa mencegahterjadinya perdarahan setelah melahirkan(Thompson et al, 2010). Menunda untukmenyusui segera setelah bayi lahir dapatmeningkatkan angka kematian neonatus.16% kematian Bayi Baru Lahir ( BBL )dapat diselamatkan di hari pertamakelahiran, 22% pada jam pertamamenyusui (Edmond, 2006, Novita, 2011,Nuraeni, 2015) Hal ini dibuktikan denganpenelitian di Kilimanjaro Tanzaniadengan hasil BBL yang diberikan ASIeksklusif dapat mencegah kematian bayimencapai 13%-15% (Mgongo et al,2013).

Menyusui dapat melindungikesehatan ibu sehingga bisa memberikankeuntungan pada seluruh keluarga baiksecara emosional maupun ekonomi.Adapun manfaat ASI yang diberikan padabayi adalah dapat meningkatkan kualitashidup bayi, mampu mencegah terjadinyakematian, meningkatkan daya tahan tubuhbayi, meningkatkan perkembanganmotorik dan kognitif bayi sertamempererat jalinan kasih sayang antaraibu dan bayi (Kemenkes RI, 2009) ASImempunyai kandungan kadar zat anti-infeksi yang tinggi serta probiotik (bakteribaik) yang dapat menurunkan angkaterjadinya necrotizing enterocolitis, diare,infeksi pernafasan dan alergi. ASI lebihmudah dicerna oleh bayi dari pada susuformula karena ASI memiliki renal soluteload yang rendah (Henderson et al, 2007 ;Maria Pollard, 2016).

ASI merupakan nutrisi alamiyang terbaik bagi bayi karena memilikikandungan gizi yang sesuai denganpertumbuhan optimal bayi (Hegar, 2008).WHO merekomendasikan agar BBLmendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.Bayi yang tidak disusui berpeluang 14kali lebih besar mengalami kematiandalam usia 6 bulan pertama dibandingkandengan bayi yang mendapat ASI eksklusif(UNICEF, 2012). Kemenkes RI tahun2012 adanya Peraturan Pemerintah No 36tentang pemberian ASI Eksklusif

menjelaskan bahwa ASI Eksklusif adalahASI yang diberikan kepada bayi sejakdilahirkan selama 6 bulan pertamakelahiran hidup sampai dengan anakberusia 2 tahun atau lebih denganpemberian makanan tambahan yangsesuai.

Pemberian ASI selama 6 bulanpenuh dapat menurunkan angka kematianBBL. Bagi seorang ibu memberikan ASIkepada BBL adalah peristiwa alamiah danbutuh dukungan untuk melalui prosestersebut. Namun kenyataannya banyakwanita yang mengalami kesulitan dalammenyusui, karena banyaknya hambatanuntuk menyusui yang ditemui oleh ibupostpartum diantaranya depresipostpartum, keterbatasan fisik, kelainankongenital pada bayi dan kelainan putingsusu (Walker, 2006, Lowdermilk 2013).Tanpa adanya dukungan, tidak mudahbagi ibu postpartum untuk mendapatkankeberhasilan dalam menyusui, terutamaibu dengan status bekerja. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentangketenagaan kerja menjelaskan bahwapekerja/buruh perempuan berhakmemperoleh istirahat selama 1,5 bulansebelum saatnya melahirkan dan 1,5bulan sesudah melahirkan menurutperhitungan tenaga kesehatan. Salah satufaktor yang dapat menyebabkanrendahnya angka pemberian ASI eksklusifdi Indonesia adalah ibu dengan statusbekerja.

Hisapan bayi diawal pascakelahiran mampu merangsang hipofiseanterior untuk melepaskan prolaktin danhipofise posterior melepaskan hormonoksitosin (Simkin, 2008). Namun pada ibupost sectio caesarea cenderung mengalamipenundaan pengeluaran ASI (Arifah,2009). Penundaan ini bisa terjadi akibatefek anestesi dan nyeri yangmengakibatkan pengeluaran ASI lebihlama dibandingkan persalinan spontan.Ibu yang melahirkan dengan sectiocaesarea pada hari pertama post partumakan mempunyai kadar oksitosin dan

Page 4: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20194

proklatin yang rendah (Novita, 2011).Produksi ASI yang sedikit atau tidaklancar dapat membuat bayi mendapatkannutrisi yang kurang optimal. Penurunanproduksi ASI pada hari-hari pertamasetelah melahirkan dapat disebabkan olehkurangnya rangsangan hormon prolaktindan oksitosin. Penelitian yang dilakukanoleh Blair (2003) menunjukkan bahwapada 95 ibu post partum yang menyusuibayinya ditemukan produksi ASI menurunjika rangsangan hisapan bayi menurunatau berkurang, demikian pula penelitianyang dilakukan oleh Pace (2001)menunjukkan bahwa penurunan hisapanbayi juga menurunkan stimulasi hormonprolaktin dan oksitosin.

Peran perawat maternitasmempunyai posisi yang sangat pentingdan mandiri oleh karena itu berbagaiupaya metode dapat dilakukan olehperawat pada ibu post partum untukmemenuhi kebutuhan nutrisi bayi akibatpenurunan hormon laktasi yangmenghambat produksi ASI, melalui terapinonfarmakologis seperti penggunaanherbal, akupuntur, imagery, pijat danpenggunaan daun kol (Ayers, 2014).Terapi pijat dapat dilakukan dengansederhana yang diperlukan ibu postpartumyaitu pijat oksitosin, pijat punggung, pijatrelaksasi oketani dan pijat laktasi karenamemiliki manfaat untuk meningkatkanproduksi ASI (Machmudah et al, 2013).

Maternal Role Attaimentmerupakan model konseptualkeperawatan yang dikemukakan olehRamona T. Mercer. Model ini terciptasetelah Mercer melakukan berbagai risetyang berkenaan dengan faktor-faktor yangmempengaruhi parental attachment padaibu post partum dan salah satu faktor yangmencapai peran tersebut adalah emosionalbayi baru lahir. Mercer mengidentifikasibahwa komponen emosional bayi yangmempengaruhi peran ibu tersebut adalahtemperamen bayi, kemampuan bayimemberikan isyarat, penampilan,

karakteristik umum, responsiveness, dankesehatan umum (Alligood, 2014).

Mercer menjelaskan bahwaterdapat banyak faktor yangmempengaruhi secara langsung maupuntidak langsung dalam pembentukan peransebagai ibu. Adapun faktor yang dapatmempengaruhi produksi ASI antara lainusia ibu, paritas, pendidikan, jenispersalinan. Dalam penelitian ini penelitimembahas tentang penatalaksaanpeningkatan produksi ASI secaranonfarmakologis salah satu teknik yangdilakukan adalah dengan pijat punggungdan pijat oksitosin.

Pijat punggung merupakan suatutindakan pemijatan dengan menggunakangerakan efleurage, thumb walking danthumb dance dari bawah otot gluteussampai ke punggung bagian atas (areatulang belakang dan skapula) gunanyauntuk merilekskan otot yang tegang,menghilangkan stress dan pengeluaranhormon oksitosin, sehingga mempercepatkerja saraf parasimpatis untukmenyampaikan perintah ke otak bagianbelakang. Oksitosin akan merangsang seltersebut sehingga kantung alveolustertekan, tekanan akan meningkat danduktus memendek dan melebar, kemudianakan terjadi proses ejeksi ASI dari putingsusu (Guyton & Hall, 2007).

Pijat oksitosin tujuannya adalahuntuk merangsang refleks oksitosin ataurefleks let down. Pijat oksitosinmerupakan salah satu solusi untukmengatasi ketidaklancaran produksi ASIselain pijat punggung. Pijat oksitosin inidilakukan dengan cara memijat sepanjangtulang belakang (vertebrae) sampai tulangkosta ke 5 dan 6, sehingga denganmelakukan pemijatan ini ibu akan merasalebih rileks dan kelelahan setelahmelahirkan akan hilang. Apabila ibumerasakan rileks maka akan membantumerangsang pengeluaran hormonoksitosin yang dapat mempengaruhiproduksi ASI dan meningkatkankenyamanan ibu, mengurangi bengkak

Page 5: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20195

(engorgement), mengurangi sumbatanASI, mempertahankan produksi ASI

ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI,2007) .

METODE

Jenis penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif dan desain yangdigunakan adalah Quasi experiment Pre-post test perlakuan yang diberikan adalahpijat punggung, pijat oksitosin, serta pijatpunggung dan pijat oksitosin

Populasi adalah seluruh subjekatau objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti (Hidayat dalam Sari,2009), atau subyek yang memenuhikriteria yang telah ditetapkan(Nursalam,2008). Populasi penelitian iniadalah seluruh pasien post sectio caesaredi ruang post partum RSUD Waikabubaksebanyak 33 orang.

HASIL

1. Univariat

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu dengan SectionCaesarea di Ruang Post Partum RSUD Waikabubak Tahun 2018 (n=11)

Berdasarkan Tabel 5.1 di dapatkanbahwa pada kelompok intervensi pijatoksitosin, pijat punggung dan pijatoksitosin dan punggung dari 33 (100%)Ibu dengan sectio caesarea diketahuibahwa responden dengan usia respondenyang terbanyak adalah kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 24 orang (72.7%)

dengan nilai mean 29 tahun dan usiaminimum 17 tahun dan maksimum 41tahun. Pendidikan terbanyak adalah SMAdengan frekuensi 15 orang (45.5%). Paritasterbanyak adalah multipara denganfrekuensi 21 orang (63.3%) dan sebagianbesar responden yang adalah tidak bekerjadengan frekuensi 29 orang (87,9%). Data

Variabel KategorikFrekuensi Total

Oksi % Punggung % Kombinasi % n %

Usia

< 20 atau> 35tahun

3 27.3 2 18.2 4 36.4 9 27.3

20-35 tahun 8 72.7 9 81.8 7 63.6 24 72.7

Pendidikan

SD 2 18.2 2 18.2 1 9.1 5 15.2

SMP 1 9.1 2 18.2 4 36.4 7 21.2

SMA 7 63.6 4 36.4 4 36.4 15 45.5

PT 1 9.1 3 27.3 2 18.2 6 18.2

ParitasPrimipara 5 45.5 4 36.4 3 27.3 12 36.4

Multipara 6 54.5 7 63.6 8 72.7 21 63.6

PekerjaanBekerja 1 9.1 1 9.1 2 18.2 4 12.1

Tidak bekerja 10 90.9 10 90.9 9 81.82 9 87.9

Page 6: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20196

karakteristik ini tidak dianalisis lebih lanjutkarena hanya melihat distribusi datademografi.

Pada penelitian ini variable yangdiuji homogenitas yaitu karakteristikpendidikan dengan nilai signifikan sebesar0.528, paritas dengan nilai signifikan

sebesar 0.296 dan pekerjaan dengan nilaisignifikan sebesar 0.509. berdasarkandengan hasil tersebut dapat disimpulkanbahwa nilai signifikan > 0.05 berartikelompok data mempunyai varian yangsama atau homogen.

2. Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untukmengetahui adanya efektivitas intervensipijat punggung dan pijat oksitosinterhadap produksi ASI pada ibu dengansectio caesarea di ruang post partum

Rumah sakit Umum Daerah Waikabubak.Pada penelitian ini menggunakan ujipaired t test atau dependent sample T-testdan uji One Way Anova.

a. Uji T Dependen Paired T Test

Tabel 5.5Analisis Perubahan Produksi ASI Sebelum dan Setelah Terapi Pijat Oksitosin, PijatPunggung, Pijat Oksitosin dan Punggung pada Ibu dengan Sectio Caesarea di Ruang

Post Partum RSUD Waikabubak Tahun 2018 (n=11)

Jenis Kelompok

Produksi ASI

Mean SD SE P ValueSebelum Sesudah

Pijat Oksitosin 3001.91 3049.27 59.783 54.922 18.025 0.017

Pijat Punggung 3050.36 3122.82 72.455 74.448 22.447 0.009

Pijat Oksitosin &

Punggung

2923.18 3015.64 92.455 68.211 20.566 0.001

Berdasarkan Tabel 5.5memperlihatkan perbedaan hasil produksiASI setelah mendapatkan intervensi PijatOksitosin pada Ibu post sectio caesareaterjadi peningkatan produksi ASI padaresponden yang mendapatkan pijatoksitosin meningkat secara bermaknasebesar 59.783 dengan p value < 0.05.Untuk produksi ASI setelah mendapatkanintervensi Pijat Punggung pada Ibu postsectio caesarea terjadi peningkatan

produksi ASI pada responden yangmendapatkan pijat oksitosin meningkatsecara bermakna sebesar 72.455 dengan pvalue < 0.05. Sedangkan hasil analisisproduksi ASI setelah mendapatkanintervensi Pijat Oksitosin dan Punggungpada Ibu post sectio caesarea terjadipeningkatan produksi ASI pada respondenyang mendapatkan pijat oksitosinmeningkat secara bermakna sebesar92.455 dengan p value < 0.05.

Page 7: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20197

b. Uji AnovaTabel 5.6

Analisis Perbedaan Peningkatan Produksi ASI antara Terapi Pijat Oksitosin, PijatPunggung, Pijat Oksitosin & Punggung pada Ibu dengan sectio caesarea di ruang

post partum RSUD Waikabubak Tahun 2018 (n=11)

Jenis Kelompok Mean SD 95% CI Sig.

Pijat Oksitosin 2762.91 159.404 2655.82 – 2870.00

0.000Pijat Punggung 3057.64 262.771 2881.10 – 3234.17

Pijat Oksitosin +Punggung

3456.18 296.639 3256.90 – 3655.47

Hasil analisis table 5.6 dapatdisimpulkan bahwa ada perbedaan antararata-rata peningkatan produksi ASI pijatoksitosin, pijat punggung, dengan pijatoksitosin dan punggung. Pada tableterlihat bahwa rata-rata (mean) untuk pijat

oksitosin adalah 2762.91, untuk pijatpunggung adalah 3057.64 dan pijatoksitosin dan punggung adalah 3456.18,artinya bahwa rata-rata peningkatanproduksi ASI paling tinggi adalah pijatoksitosin dan punggung.

PEMBAHASAN

Karakteristik responden

Dalam penelitian inimenunjukkan umur responden pada Ibupost caesare yang mendapatkan terapipijat oksitosin, pijat punggung dan pijatoksitoin + punggung yang terbanyakberada pada rentang 20 sampai 35 denganrata-rata 29 tahun. Hasil penelitianYunitasari et al (2015) juga menyebutkanbahwa rata-rata ibu post caesare yangmendapatkan pijat oksitosin berada padarentang usia dibawah 30 tahun.

Usia merupakan salah satu factorfisiologis yang secara langsung dapatmempengaruhi proses pengeluaran ASI,ibu yang usianya lebih muda akan lebihbanyak memproduksi ASI dibandingkandengan ibu yang usianya lebih tua(Biancuzzo, 2003). Menurut Siregar(2004), ibu yang melahirkan dengan usia30 tahun ke atas cenderung memiliki ASIlebih sedikit dibandingkan dengan usialebih muda. Hal ini dikarenakan wanitausia 25-30 tahun sangat berinisiatifmelakukan kegiatan menyususidibandingkan wanita usia 40 tahun. Selainitu pada usia 25-30 tahun juga merupakan

masa reproduksi yang sangat baik dalampemberian ASI (roesli, 2005).

Pendidikan merupakan salah satufactor yang secara tidak langsungmempengaruhi laktasi terkait dengan latarbelakang sosial budaya. Hal ini berkaitandengan kemampuan ibu untuk menerimainformasi yang nantinya berpengaruhsecara langsung dalam proses pengeluaranASI. Faktor langsung yang terkaitpsikologis ibu meliputi persepsi ibumengenai keuntungan dan kerugianmenyusui dan pengetahuan tentangmenyusui (Biancuzzo, 2003).

Berdasarkan karakteristikpendidikan, sebagian besar respondenatau sekitar 15 orang (45.5%) memilikipendidikan SMA. Pendidikanmempengaruhi kemampuan orangtuadalam melakukan perawatan padaanaknya supaya dapat hidup dilingunganyang sehat dan jika dikaitkan padapenelitian ini berarti ibu denganpendidikan tinggi diharapkan mampumelakukan perawatan pada anaknyaseperti pemenuhan ntrisi anak (Friedman,1998).

Page 8: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20198

Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik paritas ibu, yangpaling banyak adalah miltipara denganjumlah 21 orang (63.6%). Produksi ASImengalami peningkatan meskipun tidakterlalu banyak sesuai dengan peningkatanjumlah kelahirannya karena seseorangyang pernah melahirkan akan memilikipengalaman yang lebih dalam prosespemberian ASI dibandingkan denganseseorang yang masih melahirkan anakpertama kali (Soetjinigsih, 1997).Menurut Mardiyaningsih (2010) jugamengatakan pengalaman dan keyakinanibu menyusui sebelumnya mampumempengaruhi kemampuan dan perilakuibu dalam proses menyusui berikutnya.

Ibu multipara pada penelitian inimempunyai proporsi produksi ASI lancarlebih banyak dibandingkan ibu primipara.Hal ini sesuai dengan pendapat Engram(2001) bahwa ibu yang mengalami laktasikedua dan seterusnya akan lebih baikproduksi ASI nya daripada yang pertama.Pendapat Engram didukung oleh Ebrahim(2002), bahwa ibu-ibu yang paritasnyalebih dari satu akan memiliki rata-ratapemberian ASI pertama lebih cepatdibandingkan ibu yang memiliki paritaspertama.

Ibu bekerja ternyatamempengaruhi produksi ASI walaupunkepada ibu sudah dijelaskan tentangteknik menyusui (Suradi & Tobing,2004). Bekerja bukan alasan untukmenghentikan pemberian ASI secaraeksklusif, meskipun cuti melahirkanhanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yangbenar tentang menyusui, perlengkapanmemerah ASI seorang ibu yang bekerjadapat tetap memberikan ASI eksklusif.Walaupun pada saat pengambilan dataresponden belum kembali bekerja akantetapi ada kemungkinan bahwa ibu yangbekerja yang tidak mempunyaipengetahuan yang cukup tentangmenyusui merasa khawatir atau cemasdengan produksi ASI nya. Padahal kondisipsikologis ibu sangat mempengaruhi

produksi ASI (Biancuzzo, 2003; Roesli,2010). Selain kondisi di atas, tersedianyafasilitas menyusui di tempat kerja jugamempengaruhi perilaku ibu menyusuiyang akhirnya akan mempengaruhikeberhasilan dari pemberian ASI. Hal inisesuai dengan penelitian yang dilakukanoleh Kathryn, Sheryl & Miriam (2008)bahwa diantara wanita pekerja yangmenunjukkan perilaku menyusui yangpositif ternyata bekerja di kantor ataupunperusahaan yang menyediakan fasilitasibu untuk menyusui.

Perbedaan produksi ASI sebelum dansetelah diberikan intervensi pijatoksitosin, pijat punggung, dan pijatoksitosin + punggung

Hasil penelitian menjelaskanbahwa proporsi ibu post seksio sesareayang produksi ASI nya meningkat padakelompok intervensi yang diberikan pijatoksitosin signifikan terhadap peningkatanproduksi ASI antara pre dan postintervensi pijat oksitosin dengan p value=0,017. Hasil ini senada dengan penelitiandari Mariatul Kiftia (2014), bahwaPenelitian ini bersifat quasi eksperimentdengan pre dan pos test without controlgroup design. Pengambilan sampeldengan menggunakan metode purposivesampling, didapatkan sebanyak 11 orangyang dijadikan responden. Denganmenggunakan analisa statistik WilcoxonRank Test. Hasil hipotesa penelitianpvalue 0,001 < 0,05, yang menunjukanadanya perbedaan yang signifikan nilairata-rata sebelum dan setelah dilakukanterapi pijat oksitosin. Simpulannya bahwaterapi pijat oksitosin ini sangat efektifdigunakan pada ibu post partum hari ke 4-10 pasca persalinan. Perbedaan denganpenelitian ini intervensi pemijatandilakukan selama 6 hari dengan frekwensi2 kali sehari pada pagi dan sore hari danhari ke 7 menimbang berat badan bayi,perbedaan lain terdapat pada pemijatandilakukan pada Ibu post SC pada haripertama sampai hari ke 6 (enam).

Page 9: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 20199

Hasil ini sesuai dengan teori yangmengatakan bahwa dengan melakukanpijatan atau rangsangan pada sepanjangtulang belakang (vertebrae) sampai tulangkosta kelima-keenam,serta sekapula,sehingga neurotransmiter akanmerangsang medulla oblongata langsungmengirim pesan ke hipotalamus dihipofise anterior untuk mengeluarkanoksitosin sehingga buah dadamengeluarkan kolostrum, dapatmemperlancar ASI dan meningkatkankenyamanan ibu, mengurangi bengkak(engorgement), mengurangi sumbatanASI, mempertahankan produksi ASIketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI,2007).

Untuk hasil penelitian pijatpunggung perbedaan pre dan postintervensi sangat signifikan dengan nilaip value = 0.009 hasil ini juga sesuaidengan beberapa penelitian laindiantaranya penelitian menurut Patel(2013) memperlihatkan pengaruh pijatpunggung terhadap proses laktasi pada ibupost partum, sangat efektif dalammeningkatkan volume ASI yang ditandaidengan berat badan bayi yang meningkat.Pada sectio caesarea pengeluaran ASIlebih lama dibandingkan persalinanspontan, hal ini disebababkan karena ibuyang melahirkan dengan sectio caesareapada hari pertama post partum akanmempunyai kadar oksitosin dan prolaktinyang rendah (Novita, 2011).

Penelitian lainnya dilakukan olehPattel & Gedam (2014) di india yangbertujuan untuk mengetahui adakahhubungan antara pijat punggung terhadappengeluaran ASI dan kenaikan beratbadan bayi. Penelitian ini bersifat studieksprimental Quasi. Desain penelitianmenggunakan uji statistic Chi-squaredengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Datayang digunakan data primer kemudiandiolah dengan analisa data bivariabel.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post partum berjumlah 220 responden,dimana 120 responden kelompok

intervensi yang dilakukan pada ibu postpartum selam 15 menit, 120 respondenkelompok kontrol. Pemijatan dilakukanselama 3 hari pengukuran laktasi diukursetiap hari berdasarkan parameter daribayi yakni berat badan bayi diukur setelahmendapat ASI, frekwensi berkemih,frekwensi BAB, lamanya durasi tidursetelah menyusui dan kepuasan bayisetelah menyusu, Hasil penelitianmenunjukan ada hubungan antara pijatpunggung dengan pengeluaran colostrumdan kenaikan bb bayi, dimana ditemukanstatistic secara signifikan pada p < 0,05.

Hasil penelitian ini sesuai denganteori yang ada bahwa Pijat punggungdapat mempercepat pengeluaran ASI padaibu post partum karena dasar dari pijatpunggung adalah merangsang refleksoksitosin. Seperti yang dilansir Depkes RI(2007) pijat punggung ini dilakukan untukmerangsang refleks oksitosin dengan caramemijat pada daerah punggung dengancara, efleurage, thumb dancing, thumbwalking dari pinggang bagian bawah (ototgluteus) sampai ke pundak, kemudiandilanjutkan dengan pijat skapula dan pijatpundak untuk merangsang reflek oksitosinyang perananya sangat penting untukmengejeksi ASI. Namun Sloane (2003)mengatakan bahwa pelepasan oksitosindihambat oleh stress emosional, sumberlain juga mengatakan reflek oksitosinjuga bisa dihambat oleh stress fisik (jane& Melvyn, 2007) sehingga teknik pijatpunggung dapat mengurangi sensasi nyerimelalui peningkatan endorpfin, yaitu:hormon yang mampu menghadirkan rasarileks pada tubuh secara alami, memblokreseptor nyeri ke otak sehingga dapatmembantu pengeluaran hormon oksitosinyang daat merangsang pengeluaran ASI.

Hasil penelitian kombinasi pijatoksitosin & punggung nilai sangatsignifikan terhadap proses produksi ASIpada ibu post operasi caesarea dengannilai p value = 0.001, untuk itu pijatkombinasi oksitosin & punggung sangatdi sarankan karena dapat meningkatkan

Page 10: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201910

produksi ASI dengan baik, hal inidijelaskan dari beberapa penelitiansebelumnya tentang pijat oksitosin danpijat punggung. Penelitian ini sendiri barudilakukan dengan metode kombinasiantara pijat oksitosin dan pijat punggungyang sebelumnya hanya dilakukan pijatpunggung atau pijat oksitosin tanpa adapengabungan kedua intervensi tersebut.

Efektifitas dari intervensikombinasi pijat oksitosin & punggunglebih nyata setelah dilihat dari hasilanalisis produksi ASI sehingga produksiASI ibu post sectio caesarea meningkatdalam penelitian ini terjadi karena hasilintervensi kombinasi pijat oksitosin danpijat punggung hipotesis peneliti terbukti.Jika teknik ini dapat dilakukan oleh ibupost sectio caesarea maka masalahmenyusui yang muncul pada hari-haripertama kelahiran seperti ASI tidaklancar, ASI belum keluar yangmenyebabkan ibu memutuskan untukmemberikan susu formula kepada bayinyadapat diatasi sehingga dapatmeningkatkan angka cakupan pemberianASI pada satu jam pertama kelahiranbahkan pemberian ASI eksklusif(Mardiyaningsih, 2010).

Hasil ini diperkuat oleh beberapapeneliti antara lain Desmawati (2008)hasil penelitian dikelompokkan kedalamkecepatan waktu pengeluaran ASI kurangatau sama dengan 12 jam post partum dankecepatan waktu pengeluaran ASI lebihdari 12 jam post partum. Pengelompokanini berdasarkan pada intervensi yangdilakukan peneliti hanya sampai 12 jampost partum. Proporsi waktu pengeluaranASI kurang atau sama dengan 12 jam postpartum didapatkan lebih banyakdibandingkan dengan waktu pengeluaranASI lebih dari 12 jam post partum.Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkanada perbedaan kecepatan waktupengeluaran ASI setelah dilakukan areolamassage dan rolling massage pada ibu-ibupost partum dibanding dengan ibu-ibupost partum yang tidak diberikan

intervensi pijat punggung. Ibu-ibu postpartum yang diberikan intervensi pijatpunggung mempunyai peluang sebesar 6(enam) kali untuk pengeluaran ASIkurang atau sama dengan 12 jam postpartum dibanding dengan ibu-ibu post partum yang tidak diberikanintervensi tersebut.

Pemijatan pada tulang punggungibu akan merangsang kerja saraf-sarafperifer yang ada di otot-otot sekitar tulangbelakang, kemudian diterima hipotalamusdan diteruskan pada hipofise posterior,yang merupakan tempat keluarnyaoksitosin dan bekerja untuk merangsanglet-down reflex (Kelly, 2006).

Pemijatan pada tulang belakang,membuat otot-otot pada tulang punggungibu-ibu post partum menjadi rileks dannyaman. Otot-otot dalam keadaan rileksdan nyaman ini akan mengeluarkanendorfin, dengan aliran darah yang lancarke otak hipotalamus cepat menerimasinyal yang diberikan, diteruskan kehipofise posterior yang mengeluarkanoksitosin, untuk merangsang refleks aliranASI (Kelly, 2006).

Otot-otot dalam keadaan rileksdan nyaman, terjadi vasodilatasipembuluh darah, merangsang serabut-serabut panjang, merangsang reseptor-reseptor opium, khususnya daerah-daerah dalam system analgesia yangmemproduksi bahan opium yang pentingseperti β-endorfin, enkefalin. β-endorfindijumpai di hipotalamus dan kelenjerhipofise yang mengandung peptida besar,sehingga dapat dilepaskan secaraperlahan-lahan dan dalam waktu yanglama. Selanjutnya opium tersebut didalam radiks dorsalis medulla spinalismemblok sinyal nyeri, menutupsubstansia gelatinosa sehingga sinyalnyeri ditekan (Guyton, 1998).

Perangsangan saraf perifer padaotot-otot disekitar tulang belakang danteori endorfin di atas, menjadi alasanintervensi pijat oksitosin + pijat punggung

Page 11: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201911

bisa membantu dan merangsang kerjaoksitosin dalam refleks aliran ASI. Hal inisesuai dengan hasil penelitian Nofriyenti(2008), tentang efektifitas rangsangoksitosin terhadap kecukupan ASI untukbayi pada ibu post seksio sesaria diRSUPCM Jakarta, didapatkan hasil bahwaadanya hubungan yang signifikan antarapemijatan tulang belakang denganproduksi dan ejeksi ASI.

Perbedaan produksi ASI antaraintervensi pijat oksitosin, pijatpunggung, dan kombinasi pijatoksitosin & punggung

Hasil analisis menunjukkanbahwa ada perbedaan antara rata-ratapeningkatan produksi ASI pijat oksitosin,pijat punggung, dengan kombinasi pijatoksitosin dan punggung. Rata-rata (mean)untuk pijat oksitosin adalah 2762.91,untuk pijat punggung adalah 3057.64 dankombinasi pijat oksitosin dan punggungadalah 3456.18, artinya bahwa rata-ratapeningkatan produksi ASI paling tinggiadalah kombinasi pijat oksitosin danpunggung.

Kombinasi pijat oksitosin danpunggung dilakukan selama 40 menitdengan cara memijat sepanjang tulangbelakang (vertebrae) sampai tulang kostakelima-keenam, serta scapula sehinggaibu akan merasa rilkeks dan kelelahansetelah melahirkan akan hilang jika ibudiberikan kombinasi pijat oksitosin &punggung. Manfaat pemijatan ini akanmeningkatkan kekuatan ototmemperlancar sirkulasi darah danmenyeimbangkan sistem hormon sertasaraf, sehingga dapat menyalurkanneurotransmiter merangsang medullaoblongata langsung mengirim pesan kehipotalamus di hipofise anterior untukmerangsang pengeluaran hormonoksitosin sehingga buah dadamengeluarkan kolostrum (Wahyu, S., dkk.2013).

Efektifitas dari intervensikombinasi pijat oksitosin dan punggung

lebih nyata dan bermakna terhadapproduksi ASI sehingga produksi ASI ibupost section caesarea meningkat. Hal inidikarenakan kombinasi pijat oksitosin danpunggung dapat maksimal dalammerangsang reflex oksitosin atau reflekslet down. Jadi dengan adanya perbedaanyang sangat signifikan ini menunjukkanbahwa pemberian intervensi kombinasipijat oksitosin dan punggung sangatdianjurkan pada pasien post operasicaesare dalam meningkatkan produksiASI.

Hal ini diperkuat denganpenelitian Wahyuningsih (2014) “Pengaruh pijat punggung terhadappengeluaran ASI pada ibu primipara”Hasil penelitian menunjukan adapengaruh antara pijat punggung denganpengeluaran colostrum dan kenaikan bbbayi, dimana ditemukan statistic secarasignifikan pada p < 0,05. Penelitian inijuga senada dengan penelitian lainnyayang dilakukan oleh Zamzara, RezzaFahliani et al (2015) “Pengaruh pijatoksitosin terhadap waktu pengeluarankolostrum ibu post partum sectioncaesarea” hasil penelitian menunjukkanwaktu pengeluaran kolostrum padakelompok kontrolsebagian besar > 48jamdan waktu pengeluaran kolostrumpada kelompok intervensi sebagian besar< 24 jam, dimana ditemukan statisticsecara signifikan pada p < 0,05menunjukan adanya pengaruh antara pijatoksitosin dengan pengeluaran colostrumpada ibu post section caesarea.

Hasil penelitian lain yangdilakukan Hesti, Yuli Kadek et al (2017) “Effect combination of breast care andoxytocin massage on breast milk inpostpartum mothers” hasil penelitianmenunjukkan ada peningkatan signifikandalam sekresi air susu ibu dalamkelompok eksperimen dan control denganp value 0.000 < 0.05. pada kelompokeksperimen, terjadi peningkatan sekresiASI dari 17.09 menjadi 220.91 cc, danpada kelompok control ada juga

Page 12: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201912

peningkatan dari 17.09 menjadi 72.00 cc.perbedaan rata-rata sekresi air susu ibuantara pretest dan posttest dalamkelompok eksperimen adalah 203.82 danpada kelompok control adalah 54.90dengan p value 0.000 < 0.05.

Dengan hasil dari beberapapenelitian sebelumnya dapat disimpulkanbahwa kombinasi pijat oksitosin danpunggung sangat besar signifikanyadibandingkan dengan pijat oksitosin danpunggung kalau dilakukan secara terpisah.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Hasil analisis univariat diketahui bahwa

karakteristik responden lebih banyakpada kelompok usia reproduksi,sedangkan tingkat pendidikan lebihbanyak SMA, paritas terbanyak adalahmultipara dan pekerjaan yang banyakpada ibu yang post sectio caesareaadalah yang tidak bekerja dankarakteristik responden dikatakanhomogen.

2. Intervensi pijat punggung dan pijatoksitosin lebih efektif dalam

meningkatkan produksi ASI pada IbuPost sectio caesarea. Hasil analisis ujiAnova diperoleh nilai p value darimasing-masing intervensi: pijatpunggung 0,026, pijat oksitosin 0,026dan pijat punggung dan pijat oksitosin0,000 yang berarti ada perbedaanproduksi ASI antara ketiga kelompokintervensi. Pada kelompok pijatpunggung dan pijat oksitosin nilai pvalue 0,000 < 0,005 yang artinya pijatpunggung dan pijat oksi tosin produksiASI lebih meningkat dibandingkandengan pijat punggung, pijat oksitosin.

SARANBerdasarkan kesimpulan

penelitian dan keterbatasan yang terdapatpada penelitian ini, maka terdapatbeberapa hal yang dapat disarankan dalamrangka mengembangkan pijat oksitosin,pijat punggung dengan pijat oksitosin danpunggung, yaitu :1. Bagi pelayanan keperawatan

a. Institusi pelayanan kesehatan perlumembuat prosedur tetap (protap)tentang pijat oksitosin dan pijatpunggung pada Ibu post sectiocaesarea

b. Institusi pelayanan kesehatanmemfasilitasi perawat untukmengembangkan diri gunameningkatkan manfaat pijatoksitosin dan pijat punggung padaIbu post sectio caesarea.

c. Perawat ruang post partummemberikan pendidikan kesehatantentang produksi ASI, mengajarkandan memotivasi pasien dan keluargauntuk pijat oksitosin atau pijatpunggung setelah post sectio

caesarea sesuai dengan protap yangtelah ditetapkan sebagai bagianintegral dari proses keperawatan

2. Bagi perkembangan ilmukeperawatana. Institusi pendidikan dan pelayanan

perlu mengadakan diskusi secaraterjadwal dalam mengembangkantindakan keperawatan pijatpunggung dan pijat oksitosin yangmasih merupakan hal yang baru.

b. Organisasi profesi atauperkumpulan perawat maternitasperlu untuk memfasilitasipengembangan ilmu denganmengadakan pelatihan atau seminartentang pijat oksitosin dan pijatpunggung bagi pasien dengan postsectio caesarea.

3. Bagi penelitian keperawatana. Perlu dilakukan penelitian lanjutan

dengan menggunakan variabelpengetahuan, sikap dan ketrampilandalam meningkatkan produksi ASIibu post sectio caesarea.

Page 13: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201913

b. Perlu dilakukan penelitian lebihlanjut dengan menggunakan metodekualitatif tentang pengalaman ibuyang dilakukan pijat punggung,pijat oksitosin, kombinasi pijat

punggung dan pijat oksitosin padaibu post sectio caesarea.

c. Perlu dilakukan penelitian lanjutandengan mengontrol faktor nutrisi,dukungan keluarga dan psikologisibu menyusui.

DAFTAR PUSTAKA

Ayers, Jean. F. (2000). The use ofalternative therapies in thesupport of breastfeeding. Journalof Human Lactation, 16(1), 52-56.Alamat Pengunduhan :http://fnm.tums.ac.ir/userfiles/Abbasi_Z.pdf. Diunduh pada : 22Januari 2018.

Alligood, M. R. (2014). Nursing theoristand their work. 8th Ed. St. Louis:Mosby-Year Book, Inc.

Balitbang Kemenkes RI, (2013) RisetKesehatan Dasar, Riskesdas,Jakarta Balitbang Kemenkes RI

Balitbang Kemenkes RI. (2016) RisetKesehatan Dasar, Riskesdas,Jakarta Balitbang Kemenkes RI

Biancuzzo, M (2003). Breastfeeding thenewborn: Clinical strategies fornurses. St. Louis: Mosby

Dharma, Kelana Kusuma. (2011).Metodologi Penelitiankeperawatan. Trans Info Media-Jakarta.

Dewey, K., Nommsen-Rivers, L., Heinig,M., Cohen, R. (2003). Riskfactors for suboptimal infantbreastfeeding behavior, delayedonset lactation, and excessneonatal weight loss. JournalPediatrics, 112, 607-619.

Desmawati. (2008). Pengaruh KombinasiAreola Massage Dan RollingMassage Terhadap Pengeluaran

Asi Secara Dini Pada Ibu PostPartum Di Puskesmas PamulangBanten. Tesis. Depok: FIK UI(Tidak dipublikasikan)

Depkes RI (2011) Panduan ManajemenLaktasi : Diit Gizi masyarakat,Jakarta : Depkes RI

Edmond, K. M., Zandoh, C., Quigley, M.A., Amenga-Etego, S., Owusu-Agyei, S., & Kirkwood, B. R.(2006). Delayed BreastfeedingInitiation Increases Risk ofNeonatal Mortality. Pediatrics,117 (3), e380-386. Pengunduhan :https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5003313/pdf/asjsm-07-02-31001.pdf. Diunduh pada :22 Januari 2018.

Guyton & Hall (2007). Buku AjarFisiologi Kedokteran. Jakarta :EGC

Hesti, Ky, Pramono, N., Wahyuni, S.,Widyawati, Mn, Santoso, B.(2017). Effect Of Combination OfBreast Care And OxytocinMassage On Breast MilkSecretion In Post PartumMothers. Jurnal KepercayaanBelitung, Volume 3, Edisi 6,November - Desember 2017 789

Kabir. (2009). Oketani LactattionManagement: A New methode toaugment breastmilk. Journal ofBangladesh college of physicianand surgeon vol.27 (no.3)

Page 14: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201914

Kathryn, S., Sheryl, W.A., Miriam, H. L.(2008). Breastfeeding in theworkplace: Other employees’attitudes towards services forlactating mothers. InternationalBreastfeeding Journal, 25, 1746-4358.

King, F. S. (2000). Nutrition fordeveloping countries. 2nd Ed. NewYork: Oxford University Press Inc

Ko, Y. L., & Lee, H. J. (2014).Randomised controlled trial of theeffectiveness of using backmassage to improve sleep qualityamong Taiwanese insomniapostpartumwomen. Midwifery,30(1), 60-64.

Lee, H. J., & Ko, Y. L. (2015). Backmassage intervention for relievinglower back pain in puerperalwomen: A randomized controltrial study. International journalof nursing practice, 21(S2), 32-37.

Lowdermilk, Perry, Cashion. (2013)Keperawatan Maternitas Edisi 8-Buku 2

Mannel, R., Martens, PJ., Walker, M.,Mannel. (2008). Core curriculumfor lactation consultant Parctice,2nd edition, Jones and BarlettPublisher, Massachusets.

Mardiyaningsih, Eko. (2010). Efektifitaskombinasi marmet dan pijatoksitosin terhadap produksi ASIibu post seksio sesarea di rumahsakit wilayah jawa tengah. Tesis.Depok: FIK UI (Tidakdipublikasikan)

Mardila (2014). Pengaruh perawatanpayudara terhadap kelancaranekskresi ASI pada ibu post partumdi Rumah bersalin Mardi Rahayu

Semarang. Jurnal KeperawatanIndonesia

Machmuda et al, (2013). Peningkatancolostrum pada ibu post partumSeksio Caesarea yang dilakukanpijat payudara dengan metodeOketani.http//uppu.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1203pdf diunduh tanggal 10 Pebruari2018

Mardita (2014) pengaruh perawatanpayudara terhadap kelancaranekskresi ASI pada Ibu Postpartum di Rumah Bersalin Mardirahayu semarang journalkeperawatan Indonesia

Mariatul Kiftia, (2014). Efektivitas pijatoksitosin terhadap produksi ASIibu post partum wilayah kerjapuskesmas kecamatanDarussalam pdf diunduh tanggal10 Pebruari 2018

Mgongo, M., Mosha, M. V., Uriyo, J. G.,Msuya, S. E., & Stray-Pedersen,B. (2013). Prevalence andpredictors of exclusivebreastfeeding among women inKilimanjaro region, NorthernTanzania: a population basedcross-sectional study.International breastfeedingjournal, 8(1), 12.

Moore, E. R., Coty, M.B. (2006). Prenataland postpartum focus groups withprimiparas: breastfeedingattitudes, support, barriers, self-efficacy, and intention. JournalPediatrics Health Care, 20, 35-46.

Netty Oktarina S. (2014). Comparison ofBreast Care and OxytosinMassage Effect on MilkProduction Post Caesarean

Page 15: EFEKTIFITAS PIJAT PUNGGUNG, PIJAT OKSITOSIN DAN …ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MEDISINA...pijat oksitosin & punggung dapat dilakukan sebagai intervensi mandiri

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 201915

Delivery in The Postnatal CareUnit RSUD Bandung. Skripsi.Fakultas Keperawatan UniversitasPadjajaran

Nommsen-Rivers, L. A., Chantry, C. J.,Peerson, J. M., Cohen, R. J., &Dewey, K. G. (2010). Delayedonset of lactogenesis among first-time mothers is related tomaternal obesity and factorsassociated with ineffectivebreastfeeding. The AmericanJournal of Clinical Nutrition, 92(3), 574-584.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta Jakarta

Nuraeni. (2016). Pengaruh pijatpunggung terhadap pengeluarancolostrum pada ibu post seksiosesarea di ruang rawat postpartum rumah sakit sumber warasJakarta. Skripsi. Salemba : STIKSt. Carolus (Tidak dipublikasikan)

Novita,Regina VT (2011). EfektifitasPaket Bunda Ceria Terhadap

Rasa Nyeri dan Pembengkakanpayudara serta produksi ASIpadaibu post partum di Jakarta. Tesis.Depok: FIK UI (Tidakdipublikasikan).

Patel U¹, Gedam DS² (2013) Effect ofback Massage on Lactationamong Postnatal Mothers.International journal MedicalResearch and Review, 1 (01)

Wahyu Nur Safitri, Susilaningsih, ArdiPanggayuh. (2014). Pijatpunggung dan percepatanpengeluaran ASI pada ibu postpartum di Ruang Bersalin As-Syifa Husada Kabupaten Malang.Poltekes Kemenkes Malang

WHO (2003). Breastfeeding counseling :A training course. Pelatihankonselor laktasi. New York :Nutrition Section UNICEF. Tidakdipublikasikan

WHO (2006). Integrated management ofpregnancy and childbirth;pregnancy, 2nd edition. Geneva.