9
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 1 HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR Nurnaningsi Batuah, Abdul Latif, Yasir Haskas Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Program Studi SI Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Nurnaningsi Batuah “Hubungan Beban Kerja Perawat Terhadap Kinerja Perawatap Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar” (Pembimbing: Abdul Latif Dan Yasir Haskas). Beban kerja merupakan sejumlah tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Depkes RI, 2007). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Penelitian dilakukan disemua ruang perawatan yang berlangsung mulai dari tanggal 25 April sampai tanggal 9 Mei 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Cross sectional, dengan jumlah responden 60, besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan proposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Pengolahan data dengan menggunakan computer program SPSS 16.0, dengan analisis statistic menggunakan uji chi-square, yang disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil olah data diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tugas pokok, Tugas tambahan, Waktu kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan yang bermakna antara Kapasitas kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,003. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Kata Kunci : Beban Kerja, Kinerja Perawat PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang. Sementara itu, menurut Wolper dan Pena rumah sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidik klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya di selenggarakan ( Wiku Adisasmito, 2009 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu tempat terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, selain itu rumah sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan ( Adisasmito Wiko, 2009 ). Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia ( Depkes RI, 2009 ). Salah satu sumber daya manusia adalah perawat yang mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas penting dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena pelayanan yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan unik yang dilaksanakn selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya ( Depkes RI, 2009 ). Pelayanan kesehatan dirumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan

e Library Stikes Nani Hasanuddin Nurnanings 29 1 Artikel5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stikes

Citation preview

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 1

    HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN

    DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

    Nurnaningsi Batuah, Abdul Latif, Yasir Haskas Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

    Dosen tetap Program Studi SI Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

    ABSTRAK Nurnaningsi Batuah Hubungan Beban Kerja Perawat Terhadap Kinerja Perawatap Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar (Pembimbing: Abdul Latif Dan Yasir Haskas). Beban kerja merupakan sejumlah tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Depkes RI, 2007). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Penelitian dilakukan disemua ruang perawatan yang berlangsung mulai dari tanggal 25 April sampai tanggal 9 Mei 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Cross sectional, dengan jumlah responden 60, besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan proposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Pengolahan data dengan menggunakan computer program SPSS 16.0, dengan analisis statistic menggunakan uji chi-square, yang disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil olah data diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tugas pokok, Tugas tambahan, Waktu kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan yang bermakna antara Kapasitas kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,003. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Kata Kunci : Beban Kerja, Kinerja Perawat PENDAHULUAN

    Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang.

    Sementara itu, menurut Wolper dan Pena rumah sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidik klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya di selenggarakan ( Wiku Adisasmito, 2009 ).

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu tempat terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, selain itu rumah sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga

    pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan ( Adisasmito Wiko, 2009 ).

    Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia ( Depkes RI, 2009 ).

    Salah satu sumber daya manusia adalah perawat yang mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas penting dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena pelayanan yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan unik yang dilaksanakn selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya ( Depkes RI, 2009 ).

    Pelayanan kesehatan dirumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 2

    kepada klien oleh suatu tim keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan yang menghadapi masalah kesehatan klien selam 24 jam secara terus menerus. Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai keyakinan profesi dan standar yang telah ditetapkan. Hal inin ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yang dirawat.

    Beban kerja merupakan sejumlah tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Pada tenaga keperawatan beban kerja dipengaruhi oleh fungsinya untuk melaksanakan asuhan keperawatan serta kapasitasnya untuk melakukan fungsi tersebut. Beban kerja seorang perawat dapat dihitung dari waktu efektif yang digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi bebanya. Sehinggan dalam kapasitasnya sebagai perawat yang melaksanakan tugas dan fungsi asuhan keperawatan serta waktu yang telah digunakan ( Depkes RI, 2007 ).

    Beban kerja tenaga perawat dirumah sakit daerah antara lain mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan dasar baik pada individu maupun kelompok dan masyarakat. Adapun tugas lainnya merawat orang sakit, menjaga penderita dari penularan, serta mengusahkan rehabilitasi pencatatan sederhana tentang perkembangan penderita ( Imbalo. S, 2007).

    Tenaga kesehatan khususnya perawat, dimana analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi utamanya, begitupun tugas tambahan yang dikerjakan, jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang ia peroleh, waktu kerja yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik (Irwandy, 2006 ).

    Banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh perawat dapat mengganggu penampilan kerja dari perawat. Akibat negatif dari banyaknya tugas tambahan perawat diantaranya timbulnya emosi perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dan berdampak buruk bagi produktifitas perawat (Irwandy, 2006 ).

    Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban

    kerja semakin berat, tidak efektif dan efisien yang memungkinkan ketidak puasan bekerja yang pada akhirnya mengakibatkan turunya kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot ( Bina Diknakes, 2008 ).

    Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan konstribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut (Ansar, 2010 ).

    Menurut Mangkunegara ( 2007 ) kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kerja kelompok personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personal didalam organisasi.

    Pembinaan dan pengembangan terhadap karyawan adalah salah satu kagiatan yang dilakukan oleh kepala bangsal untuk mendukung kinerja karyawan atau perawat, dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelayanan keperawatan yang dilakukan. Melalui evaluasi ini akan akan diperole informasi menganai hasil yang telah dicapai, faktor-faktor yang mendukung, dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan keperawatan (Agus Kuntoro, 2010).

    Keberhasilan dan pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat. Oleh karena itu, evaluasi terhadap kinerja perawat perlu dan harus selalu dilaksanakan melalui suatu sistem yang terstandar sehingga hasil dan evaluasi lebih objektif ( Agus Kuntoro, 2010 ).

    Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-undang kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 dimana setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab mengatur agar masyarakat terpenuhi hak hidup sehatnya termasuk bagi masyarakat miskin dan tak mampu ( Adisasmito, 2009 ).

    Di Provinsi Sulawesi Selatan telah dibentuk Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) Sulawesi Selatan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 146 Tahun 2009 yang menjamin adanya pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin baik. Dikeluarkannya

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 3

    pergub 146 ini karena tuntutan kemampuan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang semakin baik ( Sudarianto, 2010 ).

    Berdasarkan penelitian WHO ( 2011 ) , beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemukan fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, ketrampilan perawat masih kurang dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas-tugas non keperawatan. Disisi lain pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan perawat professional kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien selama dirawat dirumah sakit, sehingga ada hubungan yang erat antara perawat dengan pasien sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan, pasien masuk rumah sakit bukan tanpa pertimbangan, dalam hal ini pasien masuk rumah sakit mempunyai harapan yang tinggi bahwa ia akan dirawat dengan baik dan dapat kembali peluang dengan keadaan sembuh seperti sediakala. (http://eprints.undip 2011.ac.id).

    Sesuai data PPNI, jumlah perawat yang ada di Indonesia mencapai 500 ribu orang atau sekitar 60 persen dari total tenaga kesehatan yang ada di Indonesia. Indonesia merupakan tiga dari 10 anggota ASEAN yang belum memiliki UU Keperawatan bersama dengan Laos dan Vietnam. Kondisi ini akan menjadi sasaran tenaga-tenaga kesehatan asing sehingga tenaga perawat dalam negeri akan terpinggirkan (http://kesehatan.kompas, 2009.com).

    Menurut data dari PPNI, pada tahun 2005 jumlah perawat Indonesia yang menganggur mencapai 100 ribu orang. Tingginya angka pengangguran perawat di Indonesia tersebut diakibatkan oleh rendahnya pertumbuhan rumah sakit di Indonesia dan kurangnya penguasaan bahasa inggris untuk dapat bekerja diluar negeri. Sementara tiap tahunnya dari 770 sekolah perawat di Indonesia dapat melahirkan 250 ribu calon tenaga perawat baru. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika perawat Indonesia berlomba lomba untuk dapat bekerja di luar negeri. Selain itu, alasan yang mendorong perawat untuk bekerja di luar negeri adalah gaji yang lebih tinggi, prospek karir, dan jenjang pendidikan yang lebih menjanjikan (http://moveamura.wordpress, 2010.com).

    Rasio tenaga keperawatan di Sulawesi Selatan hingga tahun 2009 sebesar 94,36 per 100.000 penduduk. Namun bila dirinci menurut

    jenisnya maka di Sulawesi Selatan, pada tahun yang sama tercatat jumlah perawat sebanyak 7.859 orang dengan jumlah lulusan terbanyak berasal dari D-3 keperawatan (58,27%) dan SPK sebesar 29,21%. Proporsi tenaga perawat 61,12% dari seluruh tenaga kesehatan. Bila dibandingkan dengan target pencapaian tahun 2010 sebesar 117,5 per 100.000 penduduk maka Sulawesi Selatan belum mencapai target atau masih butuh sekitar 1.927 tenaga perawat. (http://datinkesSul-Sel Wordpres, 2010.com).

    Berdasarkan informasi yang didapat bahwa tujuan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan yaitu, Mewujudkan rumah sehat Islami 2020. Terselenggaranya pelayanan kesehatan secara maksimal, melalui pendekatan pelayanan paripurna, professional dan Islami. Menyelenggarakan pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat, kemudian Mensejahterakan seluruh Sumber Daya Manusia rumah sakit dan yang terakhir adalah terciptanya ukhuwah Islamiyah dilingkungan rumah sakit.

    Setelah diambil data sekunder di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar diketahui jumlah perawat pada tahun 2012 tercatat bahwa tardapat 102 tenaga perawat yang bekerja di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang juga tersebar disemua unit keperawatan dengan rincian sebagai berikut: Seksi perawatan 1 orang, Instalasi Gawat Darurat 12 orang, Ruang perawatan I 11 orang, Ruang perawatan II 15 orang, Ruang perawatan III 12 orang, Ruang perawatan IV 11 orang, Ruang perawatan V 12 orang, Bedah Sentral (OK) 9 orang, ICCU 13 orang, Hemodialisa 6 orang.

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan keperawatan diruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif (Cross sectional), merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu). Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. pada tanggal 25 April sampai dengan 9 Mei tahun 2012

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat pelaksana yang ada diruang rawat inap. Adapun jumlah perawat

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 4

    pelaksana diruang rawat inap adalah 102 orang. Penentuaj jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 82 responden sesuai dengan kriteria inklusi.

    Jumlah responden perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 82 orang diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 60 responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut : a) Perawat yang bertugas diruang rawat

    inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

    b) Bersedia menjadi responden. 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalan

    sebagai berikut : a) Perawat yang tidak hadir ( sakit, izin )

    pada saat pengambilan data b) Tidak bersedia menjadi responden

    Pengumpulan data Pengumpulan data dengan

    menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuisioner, data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sehubungan dengan penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan : a. Editing

    Mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden, apabila ada data yang salah atau kurang segera dilengkapi.

    b. Koding Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya, dilakukan untuk memudahkan pengolahan data dengan cara memberi symbol atau kode dari setiap jawaban.

    c. Cleaning Memeriksa kembali data yang telah dientri ke dalam komputer untuk memeriksa kebenaran data.

    Analisa data Setelah data terkumpul kemudian

    ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, cleaning, dan uji statistik.Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi.

    Menggunakan bantuan program SPSS for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan, kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan

    analisis bivariat untuk melihat distribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chisquare.

    Analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p > 0,05.

    Jika p < (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara hubungan beban kerja perawat terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan.

    Sedangkan jika p > (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara beban kerja perawat terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan kesehatan.

    HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden

    a. Umur Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi

    Berdasarkan Umur Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur menunjukan bahwa sebagian besar responden yaitu 33 dari 60 orang (55,0 %) berada di kelompok umur 21-30 tahun, dan sebagian kecil yaitu 27 orang (45,0 %) berada di kelompok umur 31-42 tahun.

    b. Jenis kelamin Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Menurut

    Jenis kelamin Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Umur n %

    21-30 33 55,0

    31-42 27 45,0

    Total 60 100

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 5

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan table 5.2 menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukan sebagian besar responden yaitu 25 dari 60 orang (41,7 %) berjenis kelamin laki-laki, dan 35 dari 60 (58,3 %) orang berjenis kelamin perempuan.

    c. Distribusi frekuensi menurut Pendidikan

    Tabel 5.3 : Distribusi Frekensi Menurut Pendidikan Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa sebagian besar responden yaitu 42 dari 60 orang (70,0 %) memiliki tingkat pendidikan DIII, sebagian kecil yaitu 14 dari 60 orang (23,3 %) memiliki tingkat pendidikan Strata satu (SI), dan selebihnya yaitu 2 dari 60 orang (3,3%) memiliki tingkat pendidikan SPK, dan 2 dari 60 orang (3,3%) perawat dengan tingkat pendidikan Ners.

    2. Analisa Univariat

    Analisa univariat dalam penelitian ini adalah analisis beban kerja perawat pelaksana dan kinerja perawat pelaksana. Adapun distribusi Variabel yang diteliti digambarkan pada table dibawah ini : a) Distribusi frekuensi menurut tugas

    pokok Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi

    Mengenai Tugas pokok Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 60 responden mengatakan Tugas pokok di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 31 Responden (51,7%). Dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 29 Responden (48,3%).

    b) Distribusi frekuensi menurut Tugas

    tambahan Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Mengenai

    Tugas Tambahan Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 60 responden mengatakan Tugas tambahn di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 36 Responden (60,0%). Dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 24 Responden (40,0%).

    c) Distribusi frekuensi menurut Waktu kerja

    Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Mengenai Waktu Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 60 responden mengatakan Waktu kerja di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 36 Responden (60,0%). Dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 24 Responden (40,0%).

    d) Distribusi frekuensi menurut Kapasitas

    kerja

    Jenis kelamin n % Laki-laki 25 41,7

    Perempuan 35 58,3 Total 60 100

    Pendidikan n %

    SPK 2 3,3 D3 42 70,0 SI 14 23,3

    NERS 2 3,3 Total 60 100

    Tugas pokok n % Selalu 31 51,7

    Tidak pernah 29 48,3 Total 60 100

    Tugas tambahan

    n %

    Selalu 36 60,0 Tidak pernah 24 40,0

    Total 60 100

    Waktu kerja n % Selalu 36 60,0

    Tidak pernah 24 40,0 Total 60 100

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 6

    Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Mengenai Kapasitas kerja Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Kapasitas kerja n %

    Selalu 39 65,0

    Tidak pernah 21 35,0

    Total 60 100

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan table 5.7 menunjukan bahwa dari 60 responden mengatakan Kapasitas kerja di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 39 Responden (65,0%). Dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 21 Responden (35,0%).

    e) Distribusi frekuensi menurut Kinerja

    perawat Tabel 5.8 : Distribusi Frekuensi Mengenai

    Kinerja Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Kinerja perawat n %

    Selalu 38 63,3

    Tidak pernah 22 36,7

    Total 60 100

    Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan bahwa dari 60 responden mengatakan Kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 38 Responden (63,3%). Dan yang mengatakan tidak pernah sebanyak 22 Responden (36,7%).

    3. Analisa Bivariat Hasil analisa antara variable

    independen dan dependen( bivariat ) yaitu hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana dapat dilihat pada table berikut : a. Hubungan Tugas pokok dengan kinerja

    perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Tabel 5.9 : Hubungan Tugas pokok

    Dengan Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa Responden yang mengatakan tugas pokok selalu sebanyak 31 Responden (51,7%) dan Responden yang mengatakan tidak pernah sebanyak 29 responden (48,3 %). Berdasarkan hasil Uji Chi-square dengan pembacaan Fisher,s Exact Test diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada hubungan antara tugas pokok dengan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

    b. Hubungan Tugas tambahan dengan kinerja

    perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Tabel 5.10 : Hubungan Tugas tambahan

    Dengan Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.10 diatas menunjukan bahwa Responden yang mengatakan tugas tambahan selalu sebanyak 36 Responden, (60,0%) dan 24 (40,0%) mengatakan tidak pernah.

    Berdasarkan hasil Uji Chi-square dengan pembacaan Fisher,s Exact Test diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada hubungan antara tugas tambahan dengan dengan kinerja perawat pelaksana di

    Tugas pokok

    Kinerja perawat Total

    Selalu Tidak

    pernah

    n % n % n %

    Selalu 30 50,0 1 1,7 31 51,7

    Tidak pernah 8 13,3 21 35,0 29 48,3

    Total 38 63,3 22 36,7 60 100,0

    P Value 0,000

    Tugas tambahan

    Kinerja perawat Total

    Selalu Tidak

    pernah

    n % n % n %

    Selalu 32 53,3 4 6,7 36 60,0

    Tidak pernah 6 10,0 18 30,3 24 40,0

    Total 38 63,3 22 36,7 60 100,0

    P Value 0,000

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 7

    Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    c. Hubungan Waktu kerja dengan kinerja

    perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit islam Faisal Makassar Tabel 5.11 : Hubungan Waktu kerja

    Dengan Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Waktu kerja

    Kinerja perawat Total

    Selalu Tidak pernah

    n % n % n %

    Selalu 35 58,3 1 1,7 36 60,0

    Tidak pernah 3 5,0 21 35,0 24 40,0

    Total 38 63,3 22 36,7 60 100,0

    P value 0,000 Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.11 diatas menunjukan bahwa Responden yang mengatakan waktu kerja selalu sebanyak 36 Responden, (60,0%) dan 24 (40,0 %) mengatakan tidak pernah.

    Berdasarkan hasil Uji Chi-square dengan pembacaan Fisher,s Exact Test diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada hubungan antara waktu kerja dengan dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    d. Hubungan Kapasitas kerja dengan kinerja

    perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Tabel 5.12 : Hubungan Kapasitas kerja

    Dengan Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

    Kapasitas kerja

    Kinerja perawat Total

    Selalu Tidak pernah

    n % n % n %

    Selalu 30 50,0 9 15,0 39 65,0 Tidak pernah 8 13,3 13 21,7 21 35,0

    Total 38 63,3 22 36,7 60 100,0

    P Value 0,003 Sumber : Data Primer 2012

    Berdasarkan tabel 5.12 diatas menunjukan bahwa Responden yang mengatakan kapasitas kerjanya selalu

    sebanyak 39 Responden (65,0%) dan 21 Responden (35,0%) mengatakan tidak pernah

    Berdasarkan hasil Uji Chi-square dengan pembacaan Fisher,s Exact Test diperoleh nilai p = 0,003 yang berarti ada hubungan antara kapasitas kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

    PEMBAHASAN 1. Hubungan Tugas pokok dengan kinerja

    perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil analisa Univariat menunjukan bahwa Responden yang mengatakan Tugas pokok perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 31 Responden (51,7%) dan 29 Responden (48,3%) tidak pernah. Dengan menggunakan uji chi-square pada pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tugas pokok dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmadi (2007), dengan judul Hubungan Tugas Pokok Perawat Dengan Kinerja Tenaga Pelaksana Bagian Rawat Inap di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengah responden yaitu 16 dari 26 orang (61,5%) memiliki tugas pokok yang baik terhadap kinerjanya, sedangkan yang memiliki tugas pokok yang kurang baik terhadap kinerjanya yaitu 10 orang (38,5%).

    2. Hubungan tugas tambahan dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil analisa univariat menunjukan bahwa Responden yang mengatakan Tugas tambahan perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 36 Responden (60,0%) dan 24 Responden (40,0%) tidak pernah. Dengan menggunakan uji chi-square pada pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tugas tambahan dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 8

    Hal tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwandy (2007). dengan judul Faktor-faktor (Waktu kerja perawat, Kelengkapan fasilitas, Tugas tambahan) yang berhubungan dengan beban kerja perawat di unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dadi Makassar Tahun 2006. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan beban kerja perawat yaitu, waktu kerja perawat, kelengkapan fasilitas, tugas tambahan di Unit rawat Inap Rumah Sakit Dadi Makassar, sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara beban kerja perawat terhadap kinerja perawat pelaksana. Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variable independen dengan variable dependen. Hasil penguji hipotesis dapat diketahui bahwa ada hubungan antara tugas tambahan dengan kinerja perawat pelaksana

    3. Hubungan Waktu kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil analisa Univariat menunjukan bahwa Responden yang mengatakan waktu kerja perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 36 Responden (60,0%) dan 24 Responden (40,0%) tidak pernah. Dengan menggunakan uji chi-square pada pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara waktu kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indradewa Riswan (2010), dengan judul Pengaruh waktu kerja berlebihan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar perawat yang mempunyai waktu kerja cukup (59,6%), yang member gambaran bahwa waktu kerja yang cukup akan mempengaruhi peningkatan kualitas kerja oleh perawat. Sedangkan pada perawat dengan waktu kerja kurang sebagian besar terdistribusi pada waktu kerja yang kurang (61,3%), yang memberi informasi akan tingkat waktu kerja yang kurang dapat menurunkan kemampuan kerja seorang perawat (Indradewa Riswan, 2010).

    4. Hubungan Kapasitas kerja kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil analisa Univariat menunjukan bahwa Responden yang mengatakan kapasitas kerja perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang mengatakan selalu sebanyak 39 Responden (65,0%) dan 21 Responden (35,0%) tidak pernah. Dengan menggunakan uji chi-square pada pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai p = 0,003. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kapasitas kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sunaryo (2007) di RSU Haji Makassar dengan judul Hubungan Beban Kerja Perawat Dan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSU Haji Makassar, menyimpulkan bahwa beban kerja perawat tinggi dengan kinerja perawat kurang baik (63,2%). Semakin tinggi beban kerja perawat maka, kinerja perawat kurang baik, demikian pula sebaliknya.

    Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan beban kerja perawat dengan kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Saran Berdasarkan hasil yang telah didapatkan oleh peneliti, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan pada pihak-pihak yang terkait dengan beban kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. 1. Untuk institusi Rumah sakit

    a. Dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit, maka diharapkan kepada pengambil kebijakan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar agar dapat memperhatikan sumber daya manusia dengan baik , misalnya dengan perekrutan perawat.

  • Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 9

    b. Pihak rumah sakit perlu memberikan pendidikan tentang prilaku caring terkait dengan sikap dan kesabaran seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien.

    2. Untuk Institusi Pendidikan Kiranya penelitian ini dapat menambah bahan pembelajaran bagi institusi keperawatan khususnya bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang manajemen keperawatan.

    3. Untuk Peneliti a. Kepada peneliti yang ingin meneliti hal

    yang sama dengan penelitian ini

    sebaiknya cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tidak dengan menggunakan kuisioner yang hasilnya akan subjektif. Selain itu uji validitas reliabilitas jika menggunakan kuisioner sebelum kuisioner disebarkan ke responden.

    b. Kepada peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya mengembangkan factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi beban kerja dan kinerja perawat sehingga dapat melihat hubungan antara keduanya.

    DAFTAR PUSTAKA Adisasmito Wiku. 2009. Sistem Kesehatan Indonesia. Rajawali Pers: Jakarta. Ali, H. Zainal, 2009. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika : Jakarta. Ansar Sutryani. 2010, Hubungan Beban Kerja Dengan Prilaku Caring Perawat dalam Asuhan Keperawatan di

    Ruang Rawat Inap Bedah dan Interna RSUD Pangkep. Skripsi tidak diterbitkan. Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

    Bina Diknakes. 2008, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Beban Kerja. http://www. Bina Diknakes.co.id. (

    Online ). Diakses 17 April 2010. Depkes RI. 2007. Tugas dan Peranan Tenaga Kesehatan. http://www.depkes.co.id.

    ( Online ). Diakses 19 April 2011. Depkes RI. 2009. Standar Asuhan Keperawatan. http://www.depkes.co.id. (Online). Diakses 19 April 2011. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Salemba

    Medika : Jakarta. Ilyas Yaslis, 2007. Kinerja, Teori Penilaian, dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Indonesi : Jakarta. Irwandy, 2006, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Beban Kerja Perawat di Unit Rawat inap RS Dadi

    Makassar. SKRIPSI tidak diterbitkan, FKM Unhas, Makassar. Mangkunegara, Prabu Anwar. 2007. Evaluasi Kerja SDM, Refika Aditama : Jakarta. Nursalam. 2009, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta. Nursalam. 2009, Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2, Salemba

    Medika, Jakarta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan

    Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2,Salemba medika : Jakarta.. Pohan Imbalo S, 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian & Penerapan. EGC :

    Jakarta. Riswan Indradewa, 2010. Pengaruh Waktu Kerja Berlebihan Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap

    RSUD Dr Sardjito Yogyakarta. Skirpsi tidak di terbitkan. Universitas Diponegoro, Semarang. Siagian P. Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara : Jakarta. Suarly, S dan Yayan Bahtiar. 2007. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga : Jakarta. Sudarianto. 2010. Bagaimana Pelayanan Kesehatan Gratis Setelah MTKP Terbentuk di Sul-Sel. Makassar.

    http://www.geogle.co.id. ( Online ) Diakses 19 April 2011. Sudarma, Maman. 2009. Sosiologi untuk Kesehatan,Salemba Medika : Jakarta. Suyanto. (2008).Mengenal Kepemimpinan dan Menejemen di Rumah Sakit. Penerbit Mitra Gendika : Jogjakarta. Wikipedia Indonesia. 2008. Manajemen Kinerja. http://www.wikipediaOrang/Wiki/Kerja.com. ( Online ) Diakses 8

    Maret 2010. Yosep Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Rafika Aditama : Jakarta.