17
e-Journal Journal Journal Journal Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: [email protected] e-journal journal journal journal FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD FAPET UNUD Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh: Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1 Telp. 0361-235231/222096 email: [email protected] Volume Nomor Tahun VII 3 2019

e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal [email protected]

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika

dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VII 3 2019

Page 2: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

Dr. I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231 /087784792574

Email: [email protected]

Page 3: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected] e-journal

FAPET UNUD

1266

Pertumbuhan dan Hasil Rumput Benggala (Panicum maximum) yang

Ditanam Bersama Legum Alysicarpus vaginalis dengan Dosis Pupuk N dan P

Berbeda

Kholqi, K., N.N.Candraasih K., dan I W. Wirawan

P S Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

e-mail :[email protected] Hp. 088990001683

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan informasi mengenai

pertumbuhan dan hasil rumput benggala (Panicum maximum) yang ditanam bersama legum

Alysicarpus vaginalis dengan dosis pupuk N dan P berbeda. Penelitian dilakukan di Stasiun

Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Sesetan. Penelitian

berlangsung selama 12 minggu, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola split plot

terdiri atas petak utama yaitu pola pertanaman 1 Panicum maximum tanpa Alysicarpus vaginalis

(A0), 1 Panicum maximum + 1 Alysicarpus vaginalis (A1), 1 Panicum maximum + 2 Alysicarpus

vaginalis (A2), 1 Panicum maximum + 3 Alysicarpus vaginalis (A3), serta anak petak terdiri atas

empat dosis yaitu N0P0 kg/ha (D0), N50P25 kg/ha (D1), N50P50 kg/ha (D2), N75P50 kg/ha (D3)

terdapat 16 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 48 unit

percobaan. Variabel yang diamati yaitu pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximumpada

jumlah legum A0 memiliki rataan tertinggi pada variabel jumlah daun, jumlah anakan, berat

kering daun,berat kering batang dan berat kering total hijauan. Dosis pupuk D3 rataan tertinggi

pada variabel berat kering daun, berat kering akar dan berat kering total hijauan secara statistik

menunjukkan perbedaam yang nyata. Kesimpulan pada penelitian ini rumput Panicum maximum

yang ditanam tanpa legum Alysicarpus vaginalismemberikan pertumbuhan terbaikdan dosis

pupuk N75P50 kg/ha memberikan respon yang terbaik pada rumput Panicum maximum dan terjadi

interaksi antara pertanaman campuran jumlah legum dengan dosis pupuk N dan P pada variabel

berat kering batang, berat kering akar dan berat kering total hijauan.

Kata kunci : Pertumbuhaan, Hasil, Panicum maximum, Alysicarpus vaginalis, nitrogen, fosfor

Growth and Yield of Benggala Grass ( Panicum maximum ) Planted with

Legum Alysicarpus vaginalis With Different N and P Fertilizer Dosage ABSTRACT

This study aims to determine and provide information about the growth and yield of

Benggala grass ( Panicum maximum ) which is planted with legumes Alysicarpus vaginalis with

different doses of Urea (N) and Phosphorus (P) fertilizers. The study was conducted at the

Sesetan Research Station, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University on Jalan

Submitted Date: Nopember 4, 2019 Accepted Date: Nopember 5, 2019 Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt. Putra Wibawa & I Made Mudita

Page 4: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1267

Sesetan. The research lasted for 12 weeks, using a complete randomized design (CRD) split plot

pattern consisting of main plots ie 1 Panicum maximum cropping pattern without Alysicarpus

vaginalis (A0), 1 Panicum maximum + 1 Alysicarpus vaginalis (A1), 1 Panicum maximum+

2 Alysicarpus vaginalis (A2), 1 Panicum maximum + 3 Alysicarpus vaginalis (A3), and subplots

consist of four doses, namely N0P0 kg/ha (D0), N50P25 kg/ha (D1), N50P50 kg/ha (D2),

N75P50 kg/ha (D3) there were 16 treatment combinations and were repeated three times so that

there were 48 experimental units. The variables observed were growth, yield and characteristics

of plant growth. The results showed that the growth and yield of Panicum maximum grass on the

number of A0 legumes had the highest mean on the variable number of leaves, number of tillers,

leaf dry weight, stem dry weight and total forage dry weight. The highest average D3 fertilizer

dose on the variable dry weight of leaves, root dry weight and total forage dry weight were

statistically significant. The conclusion of this research Panicum maximum grass that is grown

without legumes Alysicarpus vaginalis provide the best growth and d osis fertilizer N75P50 kg / ha

give the best response in the Panicum maximum grass and interaction between mixed cropping

amount of legumes with a dose of fertilizer N and P on stem dry weight, root dry weight and total

forage dry weight.

Keywords : Growth, Yield, Panicum maximum, Alysicarpus vaginalis, Urea, Phosphorus.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Sumber pakan utama bagi ternak ruminansia adalah hijauan. Hampir 90% pakan ternak

ruminansia berasal dari hijauan dan konsumsi hijauan segar perhari sebanyak 10-15% dari berat

badan ternak (Seseray et al., 2013). Untuk mencapai Produktivitas ternak yang optimal dapat

tercapai dengan ditunjang oleh peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas,

kualitas dan kontinyuitasnya. Kenyataannya bahwa ketersediaan pakan hijauan masih sangat

terbatas, hal ini disebabkan sebagian besar lahan yang tersedia untuk penanaman hijauan pakan

ternak merupakan lahan marginal yang dapat diartikan sebagai lahan bermutu rendah karena

memiliki beberapa faktor pembatas (Yuwono, 2009).

Rumput benggala (Panicum maximum) merupakan jenis rumput unggul sebagai pakan

ternak di Indonesia yang dapat tumbuh hingga ketinggian 2000 m dpl, serta baik untuk ditanam

bersama legum (Purbajanti et al., 2010). Menurut Aganga dan Tshwenyane (2004) bahwa rumput

benggala mengandung protein 5,0 – 5,6 %. Rasidin (2005) menyatakan tanaman leguminosa

Alysicarpus vaginalis merupakan sumber pakan bagi ternak ruminansia. Legum ini dapat

meningkatkan produktivitas lahan, pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki

kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan menekan pertumbuhan gulma.

Page 5: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1268

Pertananaman campuran dapat meningkatkan hasil dan kualitas hijauan pakan.

Pertanaman campuran rumput dan legum akan memberikan interaksi baik terhadap lingkungan

fisik, kimia dan biologis di antara kedua spesies tersebut (Suarna et al., 2014).Umumnya

kandungan nutrisi terutama kandungan protein pada rumput lebih rendah dibandingkan legum.

Legum mempunyai kemampuan untuk mengikat nitrogen di udara karena adanya bintil akar pada

legum, selanjutnya nitrogen akan dikembalikan ke tanah dan dapat dimanfaatkan oleh rumput

sebagai unsur hara (Trisnadewi et al., 2017).

Hasil penelitian Dhalika et al. (2006) menunjukkan bahwa imbangan pertanaman

campuran antara rumput Afrika (Cynodon plectostachyus) dan kacang Sentro (Centrocema

pubescens) menunjukkan adanya peningkatan hasil segar, hasil bahan kering, kandungan protein

kasar dan kandungan kalsium hijauan. Menurut Mansyur et al. (2005) bahwa salah satu

keuntungan dari sistem pertanaman campuran dapat meningkatkan produktivitas lahan per satuan

luas.

Pertanaman campuran antara 30% rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)

dengan 70% legum siratro (Macroptilium atropurpureum) di lahan kering kritis didapatkan rata-

rata kandungan protein dan serat kasar tertinggi di bandingkan dengan pertanaman campuran

50% rumput gajah mini dengan 50% legum siratro, 70% rumput gajah mini dengan 30% legum

siratro dan 100% rumput gajah mini (Muhajir, 2016). Pertanaman campuran antara rumput 1

Panicum maximum dan 8 legum Pueraria sp (Kudzu)per m2 meningkatkan hasil hijauan kering

pada rumput dan legum (Sulistiawati, 2012). Pertanaman campuran dengan jumlah legum yang

banyak akan memberikan sumbangan N yang lebih banyak dan dapat meningkatkan

produktivitas.

Dalam pertanaman campuran akan terjadi kompetisi faktor tumbuh. Salah satunya adalah

unsur hara yang menentukan produktivitas tanaman. Ketersediaan hara dalam tanah dapat

dilakukan dengan pemupukan, pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk

organik maupun pupuk anorganik (Indranada, 1985).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung satu atau lebih senyawa anorganik

(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Unsur hara paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik

adalah unsur N, P dan K. Unsur hara N dan P merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan

selama fase pertumbuhan (Dianita, 2012). Unsur N berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan

berperan dalam pembentukan klorofil, lemak, protein dan senyawa lainnya (Marsono, 2002).

Page 6: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1269

Agus dan Rujiter (2004) bahwa unsur P berperan penting dalam transfer energi dalam sel

tanaman dan dapat juga meningkatkan efisiensi fungsi dan penggunaan unsur N.

Pemupukan dengan dosis 100 kg N//ha dan 75 kg P2O5/ha pada rumput benggala dapat

meningkatkan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah anakan dan hasil bahan kering

dibandingkan dengan tanpa pupuk dan dapat meningkatkan tinggi tanaman dan Hasil bahan

kering dibandingkan dengan pemupukan dengan dosis 100 kg N/ha (Hasbi, 2015). Berdasarkan

permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai pertumbuhan dan hasil rumput

benggala (Panicum maximum) yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis dengan dosis

pupuk N dan P berbeda.

MATERI DAN METODE

Materi

Tanah

Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah di lokasi Stasiun Penelitian

Fakultas Peternakan, Desa Pengotan, Kabupaten Bangli. Tanah dikeringkan terlebih dahulu

kemudin diayak agar ukurannya homogen dan dianalisis di Lab Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

UNUD.

Tabel 1. Anaisis Tanah Parameter Satuan Nilai Analisis Tanah

Nilai Kriteria

Nilai pH (1:2.5)

- H2O 7.1 N

DHL mmmhos/cm 0.31 SR

C – Organik % 1.22 R

N Total % 0.13 R

P Tersedia Ppm 45.43 ST

K Tersedia Ppm - -

Kadar air

- KU % 4.07

- KL % 30.52

Tekstur - Pasir Berlempung

Pasir % 76.09

Debu % 12.93

Liat % 10.98

Sumber : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali Tahun 2019

Singkatan Keterangan Metode

DHL: Daya Hantar Listrik N : Netral C-Organik : Metode walkley and black

KU : Kering Udara SR : Sangat Rendah N Total : Metode Kjeldhall

KL : Kapasitas Lapang R.S : Rendah. Sedang P dan K : Metode Bray-1

C.N : Karbon. Nitrogen T : Tinggi KU dan KL: Metode Gravimetri

P.K : Phosfor. Kalium H2O : Air DHL : Penghantaran Listrik

pH : Derajat Keasaman Tekstur : Metode Pipet

Page 7: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1270

Bibit

Bibit yang digunakan adalah bibit rumput Panicum maximum cv. Trichoglume dan legum

Alysicarpus vaginalis. Bibit diperoleh dari Teaching Farm Sistem Tiga Strata (STS) Fakultas

Peternakan Universitas Udayana, di Bukit Jimbaran.

Pupuk

Pupuk yang digunakan adalah pupuk N dari pupuk Urea dengan kadar N 46% dan pupuk

P dari pupuk TSP dengan kadar P 46% yang diperoleh di toko pertanian.

Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan air sumur yang berada di

laboratorium Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan.

Alat yang digunakan

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Ayakan berbahan dasar kawat

dengan ukuran lubang 2 x 2 mm; 2) Tibangan manual yang memiliki kapasitas 15 kg dengan

kepekaan 50 gram dan timbangan elektronik yang berkapasitas 1,2 kg dengan kepekaan 0,1

gram; 3) Pisau dan gunting; 4) Meteran untuk mengukut panjang atau tinggi tanaman; 5) Kantong

kertas; 6) Oven; 7) Portable leaf area meter; 8) Pot.

Metode

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Maret hingga Mei 2019, bertempat di

Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan

Sesetan Gang Markisa.

Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) pola split plot. Petak utama atau main plot adalah pola pertanaman campuran:

A0 = 1 Panicum maximum tanpa Alysicarpus vaginalis; A1 = 1 Panicum maximum + 1

Alysicarpus vaginalis; A2 = 1 Panicum maximum + 2 Alysicarpus vaginalis; A3 = 1 Panicum

maximum + 3 Alysicarpus vaginalis.Sub petak atau anak petak adalah dosis pupuk N dan P: D0 =

N0P0 kg/ha; D1 = N50P25 kg/ha; D2 = N50P50 kg/ha; D3 = N75P50 kg/ha. Dari faktor tersebut

diperoleh 16 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 unit percobaan.

Persiapan penelitian

Persiapan tanah yaitu; tanah yang dipergunakan dalam penelitian terlebih dahulu dikering

udarakan, kemudian diayak dengan ayakan kawat ukuran lubang 2 x 2 mm sehingga tanah

Page 8: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1271

menjadi lebih halus. Tanah yang telah diayak ditimbang dan dimasukkan ke dalam pot yang

masing-masing diisi sebanyak 4 kg tanah kering udara.

Penanaman bibit

Setiap pot ditanami rumput Panicum maximum dan legum Alysicarpus vaginalis yang

disesuaikan dengan rancangan penelitian.

Pemberian pupuk

Pemupukan dilakukan setelah tanaman rumput dan legum tumbuh dengan baik sesuai

dengan perlakuan pada minggu ke 3 setelah tanam, dengan cara meletakkan pupuk pada lubang

yang dibuat disekitar pangkal tanaman.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman 1 kali sehari dan pemberantasan

gulma seminggu sekali.

Pengukuran dan pemanenan

Pengamatan variabel pertumbuhan dilakukan setiap minggu di mulai dari seminggu

setelah perlakuan sebanyak 8 kali pengukuran. Pegamatan variabel hasil dilakukan pada saat

panen yaitu dengan cara memotong tanaman tepat dipermukaan tanah, kemudian memisahkan

bagian-bagian tanaman (akar, batang dan daun) untuk selanjutnya ditimbang dan dikeringkan.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) Variabel pertumbuhan tanaman:

a) Tinggi tanaman (cm), b) Jumlah daun (helai), c) Jumlah anakan (anakan); (2) Variabel hasil

tanaman: a) Berat kering daun (g), b) Berat kering batang (g), c) Berat kering akar (g), (d) Berat

kering total hijauan (g); dan (3) Variabel karakteristik tumbuh tanaman: a) Nisbah berat kering

daun dengan berat kering batang, b) nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar,

dan c) Luas daun per pot (cm2).

Analisis statistik

Data yang diperoleh dari variabel yang diamati kemudian dianalisis dengan sidik ragam

(Steel and Torrie, 1989) apabila sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), maka

selanjutnya akan dilakukan uji jarak berganda Duncan (Gomez and Gomez, 1995).

Page 9: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1272

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan Hasil Rumput Panicum maximum yang Ditanam Dengan Jumlah Legum

Alysicarpus vaginalis berbeda

Hasil penelitian rumput Panicum maximum menunjukkan rataan tertinggi pada perlakuan

A0 yaitu pertanaman rumput tanpa legum Alysicarpus vaginalis pada jumlah daun dan jumlah

anakan yaitu sebesar 28,66 helai dan 5,33 anakan secara ststistik menunjukkan berbeda nyata

(P<0,05), pertanaman campuran dimungkinkan terjadi persaingan atau saling mempengaruhi

antara komponen pertanaman yang berlangsung selama periode pertumbuhan tanaman yang

mampu mempengaruhi hasil kedua atau lebih tanaman (Gardner et al, 1991). Hal ini disebabkan

legum memerlukan unsur hara karena baru tumbuh dan akar legum Alysicarpus vaginalis belum

mengalami pembintilan sehingga terjadi kompetisi faktor tumbuh antara legum dan rumput,

foktor tumbuh dalam hal ini adalah unsur hara yang diberikan berupa pupuk N dan P.

Tabel 2. Pertumbuhan Rumput Pannicum maximum yang Ditanam Bersama Legum Alysicarpus

vaginalis dengan Dosis Pupuk N dan P yang Berbeda

Variabel Jumlah

legum1)

Dosis pupuk2)

Rataan SEM3)

D0 D1 D2 D3

Tinggi Tanaman

(cm)

A0 92,00 94,16 94,66 104,50 96,33A

6,36

A1 92,33 93,66 87,83 96,33 92,54A

A2 81,33 90,33 92,00 88,66 88,08A

A3 81,66 78,33 99,33 85,66 86,25A

Rataan 86,83X

89,12X

93,46X

93,79X

Jumlah Daun

(helai)

A0 20,66 20,66 31,66 35,66 27,17A

4,60

A1 18,00 26,66 28,33 35,00 27,00A

A2 20,00 25,33 16,33 20,66 20,58AB

A3 16,00 15,00 18,33 20,33 17,42B

Rataan 18,67X

23,41X

23,66X

27,91X

Jumlah Anakan

(Anakan)

A0 3,66 4,66 5,00 8,00 5,33A

1,07

A1 2,66 4,00 4,33 6,00 4,25A

A2 2,66 3,33 2,33 2,00 2,58B

A3 2,00 2,00 2,33 2,66 2,25B

Rataan 2,75X

3,50X

3,50X

4,67X

Keterangan: 1)

A0 = 1 Panicum maximum tanpa Alysicarpus vaginalis, A1 = 1 Panicum maximum + 1 Alysicarpus vaginalis, A2

= 1 Panicum maximum + 2 Alysicarpus vaginalis, A3 = 1 Panicum maximum + 3 Alysicarpus vaginalis 2)

D0 = N0P0 kg/ha, D1 = N50P25 kg/ha, D2 = N50P50 kg/ha, D3 = N75P50 kg/ha 3)

SEM = Standard Error of theTreatment Means 4)

Nilai dengan huruf kapital yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05)

Senyawa nitrogen dalam tanah pada umumnya menunda atau menghambat pembintilan.

Menurut Fujikake et al. (2003) adanya senyawa nitrogen menyebabkan bintil menjadi tidak aktif,

Page 10: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1273

tetapi segera berfungsi setelah nitrogen tanah tidak lagi tersedia. Pemupukan N dapat

menguntungkan apabila penambahan sejumlah kecil pupuk N dapat merangsang pertumbuhan

tanaman dan meningkatkan kemampuan fotosintesis tanpa akibat yang dapat menghambat

pembentukan bintil akar, dengan tidak mengalaminya pembintilan akar tanaman legum

(Suryantini, 2015). Sehingga semakin sedikit jumlah tanaman dalam satu pot maka dapat

mengurangi resiko kompetisi faktor tumbuh antar tanaman. Menurut Suryantini (2015) selain

senyawa nitrogen faktor fisik juga mempengaruhi pembitilan dan penambatan nitrogen antara

lain yaitu kelembaban, suhu dan cahaya.

Perlakuan jumlah legum menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) tatapi ada

kecenderungan peningkatan tinggi tanaman pada perlakuan A0 dibandigkan dengan A3, hal

tersebut dikarenakan rumput fokus terhadap pertumbuhan daun (kesamping) dibandingkan

dengan tinggi tanaman (keatas). Dalam penelitiian Rudiarto et al. (2014) hasil berat segar jagung

manis yang ditanam bersama 6 tanaman Crotalaria juncea L. berbeda nyata lebih tinggi

dibandingkan dengan yang ditanam bersama dengan 12 dan 16 tanaman Crotalaria juncea L.

baik dalam pola tanam satu dan dua baris.

Hasil penelitian rumput Panicum maximum menunjukkan bahwa pertanaman tanpa legum

(A0) berpengaruh nyata terhadap berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar dan

berat kering total hijauan. Kompetisi unsur hara oleh tanaman akan mempengaruhi hasil,

sehingga tanaman yang tanpa legum mendapatkan hasil tertinggi karena tidak terdapat kompetisi

unsur hara. Dalam penelitian Susilawati et al. (2012) menunjukkan hasil hijauan kering rumput

benggala yang ditanam dengan kudzu berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang

ditanam dengan kudzu dan kalopo pada pemotongan pertama hingga ketiga.

Page 11: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1274

Tabel 3.Hasil rumput Pannicum maximum yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis

dengan dosis pupuk N dan P yang berbeda

Variabel Jumlah

legum1)

Dosis pupuk2)

Rataan SEM3)

D0 D1 D2 D3

Berat Kering

Daun (g)

A0 0,73 1,46 1,33 1,83 1,34A

0,21

A1 0,96 1,13 1,40 1,80 1,32A

A2 1,13 0,73 1,73 1,30 1,22A

A3 0,66 0,90 0,80 0,83 0,80B

Rataan 0,87Z

1,06YZ

1,32XY

1,44X

Berat Kering

Batang (g)

A0 2,26Gg

2,86Gg

2,56Gg

3,73Hh

2,85A

0,43

A1 1,60Gg

2,73Gg

2,70Gg

3,86Hh

2,72A

A2 3,00Hh

1,66Gg

3,60Hh

2,40Gg

2,67A

A3 1,43Gg

1,86Gg

1,73Gg

1,63Gg

1,66B

Rataan 2,07X

2,28X

2,65X

2,91X

Berat Kering

Akar (g)

A0 2,46Hh

1,20Gg

2,00Gg

3,63Hh

2,32A

0,38

A1 0,83Gg

2,13Hh

1,96Gh

1,73Gg

1,66B

A2 0,80Gg

1,76Gg

2,33Gh

1,30Gg

1,55B

A3 0,90Gg

0,60Gg

1,40Gg

1,66Gg

1,14B

Rataan 1,25Z

1,42YZ

1,92XY

2,08X

Berat Kering

Total Hijauan (g)

A0 3,00Gg

4,33Hg

3,90Gg

5,56Hh

4,20A

0,61

A1 2,56Gg

3,86Gg

4,10Gg

5,66Hh

4,05A

A2 4,13Hg

2,40Gg

5,33Hh

3,70Gg

3,89A

A3 2,10Gg

2,76Gg

2,53Gg

1,93Gg

2,33B

Rataan 2,95Y

3,34XY

3,97X

4,21X

Keterangan: 1)

A0 = 1 Panicum maximum tanpa Alysicarpus vaginalis, A1 = 1 Panicum maximum + 1 Alysicarpus vaginalis, A2

= 1 Panicum maximum + 2 Alysicarpus vaginalis, A3 = 1 Panicum maximum + 3 Alysicarpus vaginalis 2)

D0 = N0P0 kg/ha, D1 = N50P25 kg/ha, D2 = N50P50 kg/ha, D3 = N75P50 kg/ha 3)

SEM = Standard Error of theTreatment Means 4)

Nilai dengan huruf kapital yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05)

Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang rumput Panicum maximum

menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) dikarenakan perbedaan nilai rataan antara satu

perlakuan dengan perlakuan lain tidak berbeda nyata, kemudian semakin besar berat kering

batang maka hasil yang didapatkan akan semakin kecil pada nisbah berat kering daun dengan

berat kering batang, sehingga menghasilkan rataan yang paling tinggi pada perlakuan A1 di

variabel nisbah berat kering daun dengan berat kering batang.

Luas daun per pot rumput Panicum maximum menunjukkan pengaruh tidak nyata

(P>0,05) akan tetapi cenderung meningkat pada perlakuan A0, hal ini dikarenakan semakin

sedikit perlakuan jumlah legum maka semakin kecil kompetisi unsur hara oleh tanaman. Hasil

berat segar jagung manis yang ditanam bersama 6 tanaman Crotalaria juncea L. berbeda nyata

Page 12: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1275

lebih tinggi diandingkan dengan yang ditanam bersama dengan 12 dan 16 tanaman Crotalaria

juncea L. baik dalam pola tanam satu dan dua baris (Rudiarto et al, 2014).

Tabel 4. Karakteristik tumbuh rumput Pannicum maximum yang ditanam bersama legum

Alysicarpus vaginalis dengan dosis pupuk N dan P yang berbeda

Variabel Jumlah

legum1)

Dosis pupuk2)

Rataan SEM3)

D0 D1 D2 D3

Nisbah Berat

Kering Daun

dengan Berat

Kering Batang

A0 0,32 0,52 0,62 0,50 0,49A

0,63

A1 0,62 0,41 0,51 0,49 0,51A

A2 0,38 0,45 0,49 0,58 0,48A

A3 0,49 0,52 0,47 0,52 0,50A

Rataan 0,45X

0,48X

0,52X

0,52X

Nisbah Berat

Kering Total

Hijauan dengan

Berat Kering Akar

A0 9,71 8,84 8,10 11,47 9,53A

1,79

A1 4,54 9,45 8,21 12,84 8,76A

A2 11,05 5,49 11,13 6,98 8,66A

A3 4,74 6,07 5,77 3,67 5,06B

Rataan 7,38X

7,46X

8,30X

8,74X

Luas Daun per Pot

A0 2198,83 3449,87 2869,35 3641,85 3039,98A

528,07

A1 2181,03 2456,96 2588,51 3683,11 2727,40A

A2 2090,07 1550,68 3398,14 2559,51 2399,60A

A3 1708,64 2239,49 2095,04 2013,63 2014,20A

Rataan 2044,64X

2424,25X

2737,76X

2974,53X

Keterangan: 1)

A0 = 1 Panicum maximum tanpa Alysicarpus vaginalis, A1 = 1 Panicum maximum + 1 Alysicarpus vaginalis,

A2 = 1 Panicum maximum + 2 Alysicarpus vaginalis, A3 = 1 Panicum maximum + 3 Alysicarpus vaginalis 2)

D0 = N0P0 kg/ha, D1 = N50P25 kg/ha, D2 = N50P50 kg/ha, D3 = N75P50 kg/ha 3)

SEM = Standard Error of theTreatment Means 4)

Nilai dengan huruf capital yang sama pada baris atau koom yang sama menunjukkan bebrbeda tidak nyata

(P>0,05)

Nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar rumput Panicum maximum

menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) dikarenakan semakin besar berat kering akar

maka hasil yang didapatkan akan semakin kecil pada nisbah berat kering total hijauan dengan

berat kering akar, sehingga menghasilkan rataan yang paling tinggi pada perlakuan A0 di variabel

nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar.

Pertumbuhan dan Hasil Rumput Panicum maximum Dengan Pemberian Dosis Pupuk N

dan P berbeda

Hasil penelitian rumput Panicum maximum menunjukkan bahwa pemupukan dengan

N75P50 kg/ha (D3) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah

anakan. Hal tersebut dikarenakan dosis pupuk yang diberikan masih rendah sehingga tinggi,

jumlah daun dan jumlah anakan rumput Panicum maximum tidak berpengaruh nyata, namun dari

D3 ke D0 cenderung lebih tinggi. Amin dan Zubaidah (2018), menyatakan bahwa besarnya

persentasi pertumbuhan sangat tergantung pada ketersediaan unsur hara didalam tanah

Page 13: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1276

khsususnya Nitrogan. Dalam penelitian Hasbi (2015) bahwa pemberian pupuk dengan dosis 100

kg N//ha dan 75 kg P2O5/ha pada rumput benggala dapat meningkatkan tinggi tanaman, panjang

daun, lebar daun dan jumlah anakan.

Hasil penelitian rumput Panicum maximum menunjukkan rataan tertinggi pada perlakuan

D3 yaitu pada berat kering daun, berat kering akar dan berat kering total hijauan yaitu sebesar

1,44, 2,08 dan 4,21 g secara ststistik menunjukkan berbeda nyata (P<0,05), hal ini dikarenakan

semakin banyak unsur hara yang diberikan maka semakin banyak unsur hara N dan p yang

diserap. Meningkatnya kandungan hara dalam tanah akibat pemupukan, sehingga perlakuan

dengan pemupukan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang tanaman tumbuh dan

berkembang dengan baik. pemupukan dengan nitrogen akan dapat meningkatkan jumlah daun

dan memperluas helai daun dengan meningkatnya jumlah dan luas daun menyebabkan

peningkatan proses fotosintesis sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, anakan,

batang bertambah sehingga hasil berat kering total tanaman juga mengalami peningkatan (Havlin

et al, 1999). Menurut Sutedja (1994) salah satu fungsi fosfor dalam tanaman mempercepat

pertumbuhan akar semai.

Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan nisbah berat kering total hijauan

dengan berat kering akar rumput Panicum maximum menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05)

dikarenakan perbedaan nilai rataan antara satu perlakuan dengan perlakuan lain tidak berbeda

nyata, kemudian semakin besar berat kering batang pada nisbah berat kering daun dengan berat

kering batang dan berat kering akar pada nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering

akar maka hasil nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan nisbah berat kering total

hijauan dengan berat kering akar yang didapatkan akan semakin kecil, sehingga menghasilkan

rataan yang paling tinggi pada perlakuan D3 di variabel nisbah berat kering daun dengan berat

kering batang dan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar.

Luas daun per pot rumput Panicum maximum menunjukkan pengaruh tidak nyata

(P>0,05) namun D0 ke D3 cenderung tinggi. Hal ini karena unsur hara sangat penting bagi

tanaman, semakin besar unsur hara N yang diberikan maka dapat meningkatkan luas daun pada

tanaman. Unsur hara nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga

daun tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas (Wahyudi, 2010).

Page 14: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1277

Interaksi antara Jumlah Legum dengan Pemberian Dosis Pupuk N dan P Berbeda.

Hasil analisis statistik menunjukkan terjadi interaksi hanya pada variabel berat kering

batang, berat kerig akar dan berat kering total hijauan menunjukkan hasil yang nyata lebih tinggi

dibanding dengan perlakuan lainnya terjadi pada kombinasi perlakuan A3D3 dan A0D3 (Tabel

3). Ini menunjukkan bahwa pengurangan jumlah legum dengan A3 menjadi A0 yang

diaplikasikan pada perlakuan dosis pupuk D3 mampu secara nyata meningkatkan hasil berat

kering batang, berat kerig akar dan berat kering total hijauan (Tabel 3). Hal ini berarti faktor

pertanaman jumlah legum dan dosis pupuk yang berbeda saling mempengaruhi dalam

menentukan berat kering batang, berat kerig akar dan berat kering total hijauan, Dari faktor

perlakuan dikatakan berinteraksi apabila pengaruh satu faktor perlakuan berubah pada saat

perubahan taraf faktor perlakuan lainnya.

Hasil antara pertanaman jumlah legum dan dosis pupuk N dan P berbeda tidak terjadi

interaksi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah cabang, berat kering

daun, nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, nisbah berat kering total hijauan

dengan berat kering akar dan luas daun, Hal ini karena pertanaman jumlah legum dan dosis

pupuk N dan P bekerja sendiri-sendiri, Sesuai dengan pernyataan steel dan Torrie (1989) bahwa

bila pengaruh interaksi berbeda tidak nyata, maka disimpulkan bahwa diantara faktor-faktor

perlakuan tersebut berdiri sendiri.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa rumput Panicum maximum

yang ditanam tanpa legum Alysicarpus vaginalis memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik.

Pada dosis pupuk N75P50 kg/ha memberikan respon yang terbaik pada variabel pertumbuhan dan

hasil dan terjadi interaksi antara pertanaman campuran jumlah legum dengan dosis pupuk N dan

P pada variabel berat kering batang, berat kerig akar dan berat kering total hijauan.

Saran

Dari hasil penelitian dapat disarankan rumput Panicum maximum yang ditanam bersama

legum Alysicarpus vaginalis dengan jumlah yang berbeda dipupuk menggunakan dosis N75P50

kg/ha. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama untuk mengetahui

Page 15: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1278

pengaruh dari legum Alysicarpus vaginalis terhadap pertumbuhan dan hasil rumput Panicum

maximum yang ditanam bersama legum.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas

Udayana Prof. Dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. I Nyoman

Tirta Aryana, MS dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baikdalam

pengumpulan data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan

kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penlitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aganga, A.A. and S.Tshwenyane. 2004. Potentials of guinea grass (Panicum maximum) as forage

crop in livestock production. Pakistan Journal of Nutrition 3: 1-4.

Agus, F. dan Rujiter. 2004. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Tanaman. Agro Foresty Center.

Amin, M. dan Zubaidah Sitti. 2018. Respon Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Terhadap Jarak

Tanam dan Hasil Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott ). Jurnal Ilmiah

Peternakan. 6(1) : 27-32

Dhalika, T., Mansyur, H. K. Mustafa, dan H. Supratman. 2006. Imbangan rumput afrika

(Cynodon plectostachyus) dan leguminosa sentro (Centrosema pubescans) dalam sistem

pastura campuran terhadap hasil dan kualitas hijauan. Jurnal Ilmu Ternak. Desember, Vol.

6 No. 2

Dianita R. 2012. Kajian Penggunaan Unsur Nitrogen dan Fosfor pada Tanaman Legum dan Non

Legum dalam Sistem Integrasi. Disertasi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Fujikake, H., A.Yamazaki, N. Ohtake, K. Sueyoshi1, S. Matsuhashi, T. Ito. C, Mizuniwa, T.

Kume., S. Hashimoto, N.S. Ishioka, S. Watanabe, A. Osa, T. Sekine, H. Uchida, A. Tsuji

and T. Ohyama. 2003. Quick and reversible inhibition of soybean root nodule growth by

nitrate involves a decrease in sucrose supply to nodules. Journal of Experimental Botany,

54 (386): 1379–1388.

Gardner FP,RB. Pearce, and RL. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants. Diterjemahkan oleh

H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press.

Page 16: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1279

Gomez, K.A dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian Terjemahan

E.Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. UI-Press. Jakarta, halaman 87-219.

Hasbi, N. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen. Fosfor Dan Kalium Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Rumput Benggala (Panicum maximum). Skripsi. Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanudin, Makasar.

Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale and W. L. Nelson. 1999. Soil Fertility and Fertilizers An

Introduction to Nutrient Management. 6th ed. Prentice Hall, Upper Saddle River, New

Jersey. pp. 497.

Indranada. 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta.

Leiwakabessy, F.M dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hlm.

Mansyur, N. P., Indrani, dan I. Susilawati. 2005. Peranan Leguminosa Tanaman Penutup pada

System Pertanaman Campuran Jagung untuk Penyediaan Hijauan Pakan. Dalam Prosiding

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perternakan.879 –885.

Marsono, P.S. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Muhajir I. 2016. Integrasi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv.Mott) Dengan Legum

Siratro (Macroptilium atropurpureum) di Lahan Kering Kritis Ditinjau dari Kandungan

Protein dan Serat Kasar. Skripsi. Fakultas Peternakan, Univesitas Hasanudin, Makasar.

Purbajanti E.D., R.D. Soetrisno., E. Hanudin., dan S.P.S. Budhi. 2010. Penampilan fisiologi dan

hasil rumput benggala (Panicum Maximum jacq.) pada tanah salin akibat pemberian

pupuk kandang.gypsum dan sumber nitrogen. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia,

Volume 12, No. 1, 2010, hlm 61-67.

Rasidin, A. 2005. Peran Tanaman Pakan Ternak Sebagai Tanaman Konservasi dan Penutup

Tanah Di Perkebunanan. Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Pusat

Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan

Pertanian. Bogor.

Rudiarto. A., E. Pangestu dan Sumarsono. 2014. Pertumbuhan, hasil dan kualitas nutrisi tanaman

orok-orok dan jagung manis sebagai bahan pakan yang ditanam secara tumpangsari.

Animal Agriculture Journal. 3(2): 230-241.

Seseray D. Y., B. Santoso, dan M.N. Lekito. 2013.Hasil rumput gajah (Penisetum purpureum)

yang diberi pupuk N. P dan K dengan dosis 0. 50 dan 100% pada devoliasi hari ke-45.

Jurnal Sains Peternakan. 11 (1): 49-55.

Page 17: e---Journal ee Peternakan Tropika - Universitas Udayana · 2020. 8. 25. · email: e-Journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science e-journal peternakantropika@yahoo.com

Kholqi, K.. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1266 – 1280 Page 1280

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1995. Pinsip Prosedur Statistika. Penerbit PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Suarna,W.. N.N.Candraasih K., dan M.A.P. Duarsa. 2014. Model asosiasi tanaman pakan adaptif

untuk perbaikan lahan pasca tambang di Kabupaten Karangasem. Jurnal Bumi Lestari,

Volume 14 No. 1, Pebaruari 2014, hlm. 9 – 14.

Sulistiawati. I., H. K. Mustafa dan L. Khairani. 2012. Hasil dan kandungan komponen serat kasar

hijauan rumput benggala dengan pemberian molibdenum dan jenis legum

padapertanaman campuran rumput dan legum. Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Tropik,

Volume 2 No. 2.

Suryantini. 2015. Kacang tanah inovasi teknologi dan pengembangan produk. Monograf

Balitkabi, No. 13-2015.

Sutedja, M.M. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trisnadewi A. A. A. S., I W. Suarna., T. G. B. Yadnya., I G. L. O. Cakra., dan I K. M. Budiasa.

2017. Penerapan teknologi budidaya tanaman campuran rumput dan legum unggul

sebagai sumber pakan sapi bali di Desa Kenderan Kabupaten Gianyar. Buletin Udayana

Mengabdi, Volume 16 No. 1.

Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Yuwono N.W. 2009. Membangun kesuburan tanah dilahan marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan

Lingkungan. 9 (2): 137-141.