2
Duduk Iftirash Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’ni warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fuannii, hahaha terus saja terngiang difikiranku tentang doa itu. Tentang doa dimana dimulainya berbagai cerita cerita nan seru dan mengglitik perut ketika kini kuingat. Oh, hahaha sampai lupa..., Assalamualaikum sahabatku. Apa kabar? Dibuku yang kalian baca ini akan kuceritakan salah satu kisah yang berawal dari doa di duduk iftirash. Pertama perkenalkan seorang anak bernama Fanda seorang anak yang diberi kenikmatan tak hingga dari Tuhan namun kadang dan sering sekali tak tahu diri dihadapan- Nya. Masa kecil Fanda Fanda adalah seorang anak yang beruntung sekali dia dibesarkan diantara keluarga yang sangat menyayanginya. Dia dibesarkan dengan kasih sayang karena dimasa kecilnya dia adalah anak yang termasuk sakit sakitan hahah. Yah, hal itulah yang menjadikan dia anak yang manja, Sangat manja, namun ia tidak mau disebut anak yng manja. Dia dulu jarang keluar rumah sehingga hari harinya ia habiskan dengan menonton tv. Hahaha dan sering dia menonton acara tv yang belum layak dia tonton. Makanya, hal itulah yang menyebabkan dia tumbuh menjadi anak yang over acting. Seperti dia belum paham betul apa arti manja. Padahal, manja itu seperti dirinya sendiri tapi ia marah betul kalau ia disebut orang manja. Dia penakut tapi tidak mau disebut penakut. Hahaha ya kalian paham sendirilah bagaimana keseharian anak seperti itu. Setiap hari berjalan dengan penuh sok sokan over acting ia lakukan persis seperti yang ditampilkan di acara telenovela yang ia tonton. Dengan hal seperti itulah dia tumbuh. Dengan penuh kasih sayang, dengan penuh ajaran ajaran yang ia serap tanpa dampingan dengan perjalanan angkuh sehingga jarang dia bertemu teman yang setia kepadanya, dan dengan over acting itu yang menyebabkan dia mengartikan bahwa berbagai bentuk kenakalan adalah salah satu cara untuk menyatakan bahwa ia adalah orang yang pemberani. Hal itulah yang akhirnya membentuk dia menjadi setan kecil yang sangat menyiksa keluarganya terlebih kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Orang tua :’)

Duduk Iftirash

Embed Size (px)

DESCRIPTION

novel

Citation preview

Page 1: Duduk Iftirash

Duduk Iftirash

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’ni warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fuannii, hahaha terus saja terngiang difikiranku tentang doa itu. Tentang doa dimana dimulainya berbagai cerita cerita nan seru dan mengglitik perut ketika kini kuingat.

Oh, hahaha sampai lupa..., Assalamualaikum sahabatku. Apa kabar? Dibuku yang kalian baca ini akan kuceritakan salah satu kisah yang berawal dari doa di duduk iftirash. Pertama perkenalkan seorang anak bernama Fanda seorang anak yang diberi kenikmatan tak hingga dari Tuhan namun kadang dan sering sekali tak tahu diri dihadapan-Nya.

Masa kecil Fanda

Fanda adalah seorang anak yang beruntung sekali dia dibesarkan diantara keluarga yang sangat menyayanginya. Dia dibesarkan dengan kasih sayang karena dimasa kecilnya dia adalah anak yang termasuk sakit sakitan hahah. Yah, hal itulah yang menjadikan dia anak yang manja, Sangat manja, namun ia tidak mau disebut anak yng manja. Dia dulu jarang keluar rumah sehingga hari harinya ia habiskan dengan menonton tv. Hahaha dan sering dia menonton acara tv yang belum layak dia tonton. Makanya, hal itulah yang menyebabkan dia tumbuh menjadi anak yang over acting. Seperti dia belum paham betul apa arti manja. Padahal, manja itu seperti dirinya sendiri tapi ia marah betul kalau ia disebut orang manja. Dia penakut tapi tidak mau disebut penakut.

Hahaha ya kalian paham sendirilah bagaimana keseharian anak seperti itu. Setiap hari berjalan dengan penuh sok sokan over acting ia lakukan persis seperti yang ditampilkan di acara telenovela yang ia tonton. Dengan hal seperti itulah dia tumbuh. Dengan penuh kasih sayang, dengan penuh ajaran ajaran yang ia serap tanpa dampingan dengan perjalanan angkuh sehingga jarang dia bertemu teman yang setia kepadanya, dan dengan over acting itu yang menyebabkan dia mengartikan bahwa berbagai bentuk kenakalan adalah salah satu cara untuk menyatakan bahwa ia adalah orang yang pemberani. Hal itulah yang akhirnya membentuk dia menjadi setan kecil yang sangat menyiksa keluarganya terlebih kedua orang tua yang sangat menyayanginya.

Orang tua :’)