Upload
davin-nata
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kjgf
Citation preview
Pendahuluan
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernafasan --> oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnia) ---> organ tbh << O2 (hipoksia hipoksik) --> kematian.
Tenggelam (drowning) adalah salah satu penyebab terjadinya asfiksia yang juga sering ditemukan pada kasus-kasus forensik. Kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit ditegakkan bila tidak ada tanda-tanda yang dapat dijumpai baik pada pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam (autopsi).
Tenggelam (Drawning)
Kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan. Sebenarnya istilah tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa.
JENIS-JENIS TENGGELAM DAN PENYEBAB KEMATIAN
Wet drowning. cairan masuk ke dalam saluran pernafasan setelah korban tenggelam.
Dry drowning. cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan akan tetapi kematian disebabkan karena spasme laring.
Secondary drowning. Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi (terutama pada tenggelam dalam air laut)
Immersion syndrom. Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat reflek vagal. Alkohol dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus
Berdasarkan tempat/ lokasiTenggelam dalam air tawar
Fibrilasi ventrikel, TD --> kematian o/k anoksia otak (5’)
Mekanisme kematian pada korban tenggelam Asfiksia akibat spame laring Asfiksia akibat gagging dan choking Reflek vagal Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar) Edema pulmoner (dalam air asin)
Pemeriksaan mayat
1. Menentukan identitas korban : Pakaian dan benda-benda milik korban Warna dan distribusi rambut dan identitas lain Kelainan atau deformitas dan jaringan parut Sidik jari Pemeriksaan gigi
2. Apakah korban hidup sebelum tenggelam : Pemeriksaan diatom membandingkan kadar kloride dalam darah
jantung kiri & kanan benda asing dalam paru & sal. pernafasan
Penyulit alamiah yg mempercepat kematian
Immersion --> kematian t’jd dg cepat o/k sudden cardiac arrest (cairan masuk ke sal. Pernafasan bg atas.
Air dalam paru2 & lambung (-) --> kematian seketika o/k spasme glotis --> cairan dg mudah dpt masuk.
Pemeriksaan Luar jenazah
Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-benda asing lainnya yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
Busa halus pada hidung dan mulut Kutis anserina pada kulit, akibat kontraksi otot erektor
pilli karena rangsang dinginnya air. Gambaran seperti ini kadang kala dapat juga akibat rigor mortis pada otot tersebut
Washer woman hand, disebabkan inhibisi cairan ke dalam kutis dan biasanya membutuhkan waktu yang lama.
Cadaveric spasme Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki
akibat gesekan pada benda-benda dalam air.
Pemeriksaan bedah mayat Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-
tumbuhan air) dalam saluran pernafasan (trakhea dan percabangannya)
Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat sampai menutupi kandung jantung. Pada pengirisan banyak keluar cairan. Kejadian ini terutama terjadi pada kasus tenggelam di air laut.
Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit diantara septum inter alveolar. Mungkin terdapat bercak-bercak perdarahan yang disebut bercak paltauf akibat robeknya penyekat alveoli.
Petekie sup pleural dan bula emfisema jarang terjadi dan ini bukan merupakan tanda khas tenggelam tetapi mungkin disebabkan usaha respirasi.
Dapat juga ditemukan paru-paru yang biasa karena cairan tidak masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah (melalui proses inhibisi), ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar
Otak, ginjal, hati dan limfa mengalami pembendungan
Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya yang mungkin pula terdapat dalam usus halus
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Diatom
achnanthes sp amphipleura sp
Diatom merupakan tumbuhan/pankton/alga air uniseluler dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat yang berperan sebagai penghasil oksigen terbanyak di dalam air. ada sekitar 10.000 species dan 174 genom dari diatom dengan berbagai ukuran antara 1- 500 μm. Diatom umumnya ditemukan di perairan seperti danau, bendungan, sungai, laut dan sebagainya. Akan tetapi jumlahnya dapat rendah ataupun tinggi di masing-masing tempat tergantung kepada iklim perairan tersebut.
Outcome of
the testDrowning Diatoms
a = true positive + +
b = false
positive- +
c = False
negative+ -
d = True
negative- -
Table showing the concept of false positive
and false negative tests
Diagnosa pemeriksaan diatom dapat menjadi positif bila ditemukan 20 diatoms / 100 µl dari sediaan yang diambil dari jaringan paru (Ludes et al. 1996)
Pemeriksaan diatom biasanya dilakukan pada jaringan paru yang merupakan organ terdekat dari jalan masuk dan merupakan jarak tempuh terpendek dari aliran diatom bersama aliran darah korban yang masih hidup sewaktu tenggelam. Akan tetapi hal ini biasanya dilakukan jika mayat masih segar. Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet atau sum-sum tulang paha untuk menghindari hasil positif palsu o/k adanya penyerapan abnormal jika korban t’lalu lama m’busuk di air. begitu juga hati dan limpa dapat memberikan hasil positif palsu karena adanya penyerapan abnormal dari saluran pencernaan
Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru
Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu kjeldahl + asam H2SO4 pekat sampai jaringan paru terendam, diamkan lebih kurang setengah hari agar jaringn hancur. Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan yang jernih, dinginkan dan cairan di sentrifuge. Sedimen yang terjadi ditambah dengan aquabides, sentrifuge kembali dan kemudian dilihat dengan mikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak (4-5/LPB) atau 10-20 per satu sediaan, atau pada sum-sum tulang cukup ditemukan hanya satu
Pemeriksaan getah paru
Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.
Hasil pemeriksaan dari dua teknik di atas dibandingkan dengan pemeriksaan diatom pada air tempat korban tenggelam, dan jika korban tenggelam di tempat tersebut, maka diatom yang ditemukan akan menunjukkan jenis yang sama.
1. Paru
Achnanthes minutissima, Cyclotella
cyclopuncta, Fragilaria brevistriata, Navicula
etc.
2.Sum-sum
tulang
Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma and
fragments of Synedra ulna.
3. Hati
Achnanthes minutissima, Cocconeis placentula,
Fragilaria ulna var. acus, Navicula lanceolata
etc.
4. Ginjal Achnanthes biasolettiana, N. seminulum etc.
5. Abdomen Achnanthes minutissima, Cyclotella
cyclopuncta, Gomphonema minutum etc.
6. DuodenumAsterionella Formosa, Cyclotella comensis,
Gomphonema pumilum and Nitzscia pura etc.
Sumber : Rajvinder Singh, Rajinder Singh, Mukesh Kumar Thakar Department of Forensic Science, Punjabi University, Patiala-147002
KesimpulanKematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit
ditegakkan bila tidak ada tanda-tanda yang dapat dijumpai baik pada pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam (autopsi). Pada mayat yang masih segar (belum terjadi pembusukan, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari :
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan dan berat jenis serta kadar elektrolit darah.
Bila mayat telah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru, yang bila disokong oleh adanya diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sum-sum tulang, maka diagnosis akan menjadi pasti.