DPN-Gangguan Cemas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qwertyu

Citation preview

Slide 1

KELOMPOK III

ANGGOTARifaqul Azizi1313010002Tri Chandra N1313010004Nuraga Dwi P1313010010Almira Nur A1313010011Wahyu Syafiyati1313010013Nila Munaya1313010022Cita Dianita Z1313010026Setyawan Adi P13130100 Almira Meida F1313010039Gista Pryandika1313010050

CaseA woman , 36 years old, came to a family physician with a main complaint of headache. Since three months ago , patient often felt headache and got better after took drug from store but it was just for a while . Other complaints were difficulties in sleep, frequent heart palpitation and cold sweat. Patient did not complain about nausea , vomit , nor fever . Complaints felt almost every day that it interferes with the patient's daily activities . For several time patient did not come to work. Lately, patient is often worried about her first daughter experiencing mental retardation. Nowadays her daughter is teenager , has already menstruating and continued worries about many things.Physical ExaminationVital sign : T = 110/80 mmHg, N = 88 bpm, R = 20 x/minute, T = 36,5 CPhysical examination and neurological examination is within normal limitsAnamnesisIdentitasNama: Ny. XUsia: 36 tahunKeluhan utamaNyeri kepalaRiwayat Penyakit SekarangOnset3 Bulan yang laluGejala LainSulit TidurKeringat DinginPalpitasiUpaya PengobatanMinum obat namun membaik sementaraGejala Prodormal( - )Faktor PresipitasiAnaknya mengalami retardasi mentalRiwayat Penyakit DahuluGangguan Psikiatrik( - )Gangguan Medis Umum( - )Penggunaan alkohol dan zat lainnya( - )

Riwayat Penyakit KeluargaAnaknya mengalami retardasi mentalRiwayat Personal SosialSituasi KeluargaAnaknya mengalami retardasi mental dan menginjak masa remaja.Situasi PekerjaanKeluhan keluhannya sangat mengganggu sehingga tidak masuk kerja.

Pemeriksaan FisikTekanan darah: 110/80 mmHgNadi: 88 x/menitPernapasan: 20 x/menitSuhu: 36,5 C

Pemeriksaan PsikiatriStatus internistik Normal Status neurologik Normal Status MentalStatus MentalKesan umum BaikPembicaraan BaikPerilaku dan aktivitas psikomotor BaikSensori dan fungsi intelektual KesadaranBaik Orientasi dan memoriBaik Konsentrasi dan perhatianBaik Pemikiran abstrakTidak ada Informasi dan intelegensiBaikMood dan afekCemasProses Berpikir bentuk pikirLinier Isi pikirPersepsiBaikDaya nilaiBaikInsight (tilikan diri)BaikDiagnosis MultiaksialAksis I: Pada pasien ini diagnosisnya adalah Gangguan cemas menyeluruhAksis II: Tidak diketahuiAksis III: Pada pasien ini tidak didapatkan adanya penyakit fisikAksis IV: Pada pasien ini stressor berkaitan dengan anaknya yang mempunyai riwayat retardasi mentalAksis V: Skala GAF yang didapatkan saat pemeriksaan berkisar pada nilai 70 61 : beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

Diagnosi Banding dan Kriteria DiagnosisGangguan cemas menyeluruhGangguan depresiGangguan campuran ansietas dan depresiGangguan Cemas MenyeluruhPenderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floatingatau mengambang)Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi dsb.)Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)Pada anak-anak sering terliahat adanya kebutuhan berlebihan, untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic yang menonjol.Pada anak-anak sering terliahat adanya kebutuhan berlebihan, untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic yang menonjol.Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnostik utama yakni gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif-komfulsif (F42.-)Gangguan DepresiGangguan Campuran Ansietas dan DepresiTerdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnostiktersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.Bila ditemukan anietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguaqn anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan diagnostiktersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak fdapat digunakan. Jika karena suatu hal hanya dapat dikemukakan datu diagnostikmaka gangguan depresif harus diutamakan.Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2, gangguan penyesuaian.Diagnosis UtamaGangguan Cemas MenyeluruhDefinisiGangguan cemas menyeruluh adalah suatu kecemasan dan kekhawatiran yang berlebih terhadap beberapa kejadian atau aktivitas sepanjang hari.Suatu keadaan patologik yang ditandai oleh ketakutan disertai tanda somatic pertanda system autonom yang hiperaktif

EpidemiologiGAD paling sering dijumpai sekitar 12 % dari gangguan anxietas. Di Indonesia diperkirakan 2% -5% yang terkena. Dengan insidensi wanita dan pria 2 : 1. Untuk yang datang berobat 1 : 1. Umumnya usia > 65 th. Dimulai masa anak-anak atau remaja. GAD biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan lain.

Faktor predisposisiFaktor biologisGenetik Riwayat genetik GAD dalam keluarga menyebabkan resiko GAD meningkat. Pada penelitian pasangan kembar monozigot didapatkan 50% dan kembar dizigot 15%.Irama Sirkadian siklus tidur tidak teratur menyebabkan perubahan hormon serotonin, norepinefrine, GABA, CRH (Corticotropin-Releasing Hormone) dan kolesistokinin.

Faktor Lingkungan Trauma dan pengalaman stressful, seperti penyalahgunaan obat, kematian orang yang dicintai, perceraian, perubahan pekerjaan atau sekolah, penggunaan alkohol, kafein, nikotin.Mekanisme CemasFAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PRESIPITASISTRESSORHYPOTHALAMUSHYPOFISISADRENALKORTISOLKATEKOLAMINSISTEM SARAF SIMPATISSUPRESI IMUNCRHACTHSistem Saraf SimpatisMata: Dilatasi PupilKelenjar Lacrimal: Vasokonstriksi Penurunan sekresiKulit: Kontraksi muskulus arrector piliKelenjar Keringat: Peningkatan SekresiP.D Perifer: VasokonstriksiJantung: Peningkatan Kerja JantungArteri Koronari: VasodilatasiRespirasi: BronchodilatasiDigestive: Penurunan peristaltik dan kontraksi m.spinchter anal intLiver: Penurunan glikogen Pembentukan glukosaKelenjar Saliva: Vasokontriksi Penurunan sekresiSystem Genital: Ejakulasi dan orgasme. Kontraksi m.spinchter uretra intSystem Urinaria: Vasokontriksi Penurunan sekresi. Medulla Adrenal: Peningkatan sekresi epinefrin dan norepinefrin

Manifestasi KlinikRasa cemas yang berlebihan dan menganggu kehidupan pasien (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi) Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat santai) Hiperaktivitas otonomik (berkeringat, takikardi, takipnea, jantung berdebardebar, sesak napas, epigastrik, pusing kepala, mulut kering) Kewaspadaan kognitif Anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol Gejala ini berlangsung SETIAP HARI untuk beberapa minggu bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (free floating atau mengambang). Symptom yang muncul tidaklah sama tergantung reaksi terhadap stress dari masing-masing individu. PenatalaksanaanFarmakoterapiBenzodiazepine Merupakan pilihan obat pertama. Pemberiannya dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi. Lama pengobatan rata-rata 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tappering off selama 1-2 mingguBuspirone Efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala somatik. Kekurangannya adalah efeknya baru terasa setelah 2-3 minggu. Dapat dikombinasikan dengan benzodiazepin, kemudian di tappering off setelah 2-3 minggu, disaat efek buspiron sudah mencapai maksimal.SSRI Sertralin dan paroxetin merupakan pilihan yang terbaik. SSRI efektif terutama pada pasien GAD dengan riwayat depresi.VenlafaxinEfektif untu mengobati insomnia, konsentrasi yang buruk, kegelisahan, iritabilitas, dan ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas menyeluruh.

PsikoterapiTerapi kognitif perilakuPendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan ini adalah relaksasi.Terapi suportifPasien diberikan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.Psikoterapi berorientasi tilikanMengajak pasien untuk memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali kekuatan ego pasien. Hal ini bertujuan agar terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.PrognosisGangguan ini bersifat kronis residif dan prognosisnya sukar diramalkan. Sebanyak 25 % dari penderita gangguan ini mengalami gangguan panik.

Daftar PustakaElvira, Sylvia D. 2014. Buku Ajar: Psikiatri. Jakarta: FKUISadock, Benjamin J. 2010. Kaplan dan Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGCMaslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas PPGDJ-III dan DSM-5. Jakarta: FK Unika Atmajaya