83
1 DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA KERJA LOKAL RESTORAN (STRUKTURASI KOMUNIKASI KELOMPOK PEKERJA CRYSTAL JADE RESTORAN) Achmad Budiman Sudarsono 1 Sandra Olifia 2 Bobi Hertanto 3 Universitas Satya Negara Indonesia Jalan Arteri Pondok Indah, No 11. Jakarta Selatan Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ABSTRAK Penelitian ini berjudul Dominasi dan Legitimasi Expateriate pada Tenaga Kerja lokal Restoran (Strukturasi Komunikasi Kelompok Pekerja Restoran Crystal Jade Restoran). Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana berjalannya signifikasi dominasi dan legitimasi expatriate pada tenaga kerja lokal restoran dalam strukturasi komunikasi kelompok pekerja Crystal Jade restoran dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan tenaga kerja lokal terhadap signifikasi dominasi dan legitimasi expatriate pada tenaga kerja lokal restoran pada strukturasi komunikasi kelompok di Crystal Jade restoran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan jumlah informan penelitian sebanyak 4 (Empat) yang merupakan tenga kerja lokal restoran. Dari hasil penelitian didapat asal-usul agen informant dan asal usul struktur yang ada Crystal Jade Restoran: (1) Berkebudayan Sumatera Selatan, Jawa dan Sunda (2) Peraturan hukum tenaga kerja Indonesia. Lalu komunikasi verbal memiliki peran penting dalam proses berjalannya Signifikasi Dominasi dan Legitimasi Expaterite terhadap tenaga kerja lokal restoran. Kata Kunci : Struktur, Agen, Interkasi, Studi Kasus, Komunikasi ABSTRACT This thesis entitled Domination and Legitimacy of Expateriate on local Restaurant Workers (Structure of Communication Workers Group Restaurant Crystal Jade Restaurant). The purpose of this thesis is to find out how the dominance and legitimacy of expatriate legitimacy works on local restaurant workers in structuring the communication of restaurant Crystal Jade workers and to find out how the local workforce responds to the significance of domination and legitimacy of expatriates to local restaurant workers in structuring group communication in Crystal Jade restaurant. This research uses qualitative method with Case Study approach. Data collection techniques were carried out by means of interviews and observations with the number of research informants as much as 4 (four) which is a local restaurant work deadline. From the results of the study obtained the origin of the informant agent and the origin of the structure that is Crystal Jade Restaurant. (1) cultured in South Sumatra, Java and Sunda. (2). Indonesian labor law regulations. Then verbal communication has an important role in the process of running the Expaterite Domination and Legitimacy Signification of local restaurant workers. Keywords: Structure, Agent, Interaction, Case study, Communication

DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

1

DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA KERJA LOKAL RESTORAN (STRUKTURASI KOMUNIKASI KELOMPOK

PEKERJA CRYSTAL JADE RESTORAN)

Achmad Budiman Sudarsono1

Sandra Olifia2

Bobi Hertanto3

Universitas Satya Negara Indonesia

Jalan Arteri Pondok Indah, No 11. Jakarta Selatan Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

ABSTRAK Penelitian ini berjudul Dominasi dan Legitimasi Expateriate pada Tenaga Kerja lokal

Restoran (Strukturasi Komunikasi Kelompok Pekerja Restoran Crystal Jade Restoran). Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana berjalannya signifikasi dominasi dan legitimasi expatriate pada tenaga kerja lokal restoran dalam strukturasi komunikasi kelompok pekerja Crystal Jade restoran dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan tenaga kerja lokal terhadap signifikasi dominasi dan legitimasi expatriate pada tenaga kerja lokal restoran pada strukturasi komunikasi kelompok di Crystal Jade restoran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan jumlah informan penelitian sebanyak 4 (Empat) yang merupakan tenga kerja lokal restoran. Dari hasil penelitian didapat asal-usul agen informant dan asal usul struktur yang ada Crystal Jade Restoran: (1) Berkebudayan Sumatera Selatan, Jawa dan Sunda (2) Peraturan hukum tenaga kerja Indonesia. Lalu komunikasi verbal memiliki peran penting dalam proses berjalannya Signifikasi Dominasi dan Legitimasi Expaterite terhadap tenaga kerja lokal restoran. Kata Kunci : Struktur, Agen, Interkasi, Studi Kasus, Komunikasi

ABSTRACT This thesis entitled Domination and Legitimacy of Expateriate on local Restaurant Workers (Structure of Communication Workers Group Restaurant Crystal Jade Restaurant). The purpose of this thesis is to find out how the dominance and legitimacy of expatriate legitimacy works on local restaurant workers in structuring the communication of restaurant Crystal Jade workers and to find out how the local workforce responds to the significance of domination and legitimacy of expatriates to local restaurant workers in structuring group communication in Crystal Jade restaurant. This research uses qualitative method with Case Study approach. Data collection techniques were carried out by means of interviews and observations with the number of research informants as much as 4 (four) which is a local restaurant work deadline. From the results of the study obtained the origin of the informant agent and the origin of the structure that is Crystal Jade Restaurant. (1) cultured in South Sumatra, Java and Sunda. (2). Indonesian labor law regulations. Then verbal communication has an important role in the process of running the Expaterite Domination and Legitimacy Signification of local restaurant workers. Keywords: Structure, Agent, Interaction, Case study, Communication

Page 2: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

2

PENDAHULUAN

Hubungan industrial adalah

hubungan semua pihak yang terkait

atau berkepentingan atas proses

produksi barang atau jasa di suatu

perusahaan. Pihak bekepentingan

dalam suatu perusahaan (Stakeholders),

pengusaha atau pemegang saham yang

sehari-hari diwakili oleh pihak

manajeman, para pekerja atau buruh

dan serikat pekerja atau serikat buruh,

supplier atau perusahaan pemasok,

konsumen atau para pengguna produk

atau jasa, perusahaan pengguna,

masyarakat sekitar dan pemerintah.

Para pelaku hubungan industrial juga

melibatkan para konsultan hubungan

industrial, para arbitrator, konsiliator,

mediator dan para akademis selanjutnya

juga hakim-hakim pengadilan

hubungan industrial.

Organisasi memiliki berbagai

macam kelompok dengan minat,

sasaran, dan aspirasi yang berbeda.

Kekuasaan dan otoritas manajerial

dipertentangkan. Dalam manajeman

sumber daya manusia, hubungan

anatarakaryawan dipandang saling

tarik-menarik, dan organisasi

merupakan refleksi yang terintegritas

dengan keselarasan tujuan secara

mendasar.

Peran manajeman adalah

mengombinasikan, mengalokasikan,

dan menggunakan sumber daya

produktif dengan berbagai cara yang

dapat membantu organisasi mencapai

tujuan. Dari berbagai sumber daya yang

dimiliki organisasi, pengelolahan

sumber daya manusia merupakan

kegiatan pengelolahan yang paling sulit

dilakukan. Peran manajer dalam hal ini

adalah merealisasikan pengguna secara

optimal kekuasaan karyawan dan

mentransformasikan pengguna secara

optimal semua potensi karyawan ke

dalam kegiatan produktif secara nyata.

Peran manajeman adalah menyusun

struktur pengendalian atau metode

kesepakatan yang mendatangkan kerja

sama dalam mencapai tujuan.

Aturan di tempat kerja adalah

hasil interaksi antara pengusaha dengan

karyawan, sehingga melahirkan

berbagai peraturan dilingkungan

perusahaan dalam bentuk kesepakatan

kerja bersama. Selain itu, ada juga

peraturan ditempat kerja sebagai suatu

kebiasaan atau tradisi yang mengikat

antara pihak pengusahan dan pekerja.

Dalam proses interaksi, para pelaku

hubungan industrial didasari kepada

konsep tentang interaksi di antara

pelaku hubungan industrial. Proses

interaksi ini biasanya dilakukan dalam

kegiatan pemasaran tenaga kerja.

Hubungan kerja merupakan

hubungan yang terjalin antara penerima

kerja atau kesepakatan kerja, baik untuk

waktu tertentu maupun waktu tidak

tertentu yang mengandung unsur

pekerjaan, upah, dan hubungan di

bawah perintah. Hubungan kerja

merupakan hubungan hukum atau

perikatan antara pengusaha dengan

karyawan, karena adanya perjanjian

kerja. Perjanjian kerja bersama

merupakan pedoman hubungan

karyawan dengan pengusaha yang baik,

karena disusun bersama-sama antara

karyawan dengan pengusaha, sehingga

hak dan kewajiban masing-masing

pihak dapat diperhatikan secara

proposional. Perjanjian kerja bersama

perlu dilakukan untuk merumuskan

peran masing-masing, yaitu pengusaha

atau manajeman dan karyawan.

Perjanjian kerja masing-masing

negara berbeda-beda. Pelaksanaan

perjanjian kerja di indonesia diatur

dalam UU No. 13 tahun 2003 yang

mengatur berbagai ketentuan. Dalam

perjanjian kerja bersama, maupun

lembaga penyelesaian perselisihan

hubungan industrial. Beberapa

pemangku kepentingan dalam

perjanjian kerja bersama antara lain

pemerintah, pengusaha, serikat pekerja

atau serikat buruh yang telah

Page 3: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

3

mempunyai nomor bukti pencatatan

antara lain berhak membuat perjanjian

kerja bersama dengan pengusaha.

Investasi di Indonesia ada asing

maupun ada lokal. Investasi asing di

Indonesia adalah bentuk penanaman

modal yang dilakukan di Indonesia

dalam berbagai sektor, seperti dalam

sektor pembangunan, sektor pariwisata,

sektor transportasi, sektor tambang dan

sektor-sektor yang lain sesuai dengan

peraturan dan persetujuan dari

pemerintah. Investasi asing dilakukan

dan disetujui oleh pemerintah sekalian

untuk menanamkan modal untuk

digunakan seperti dalam proses

pembangunan dan perencanaan wilayah

masing-masing daerah. Sehingga

melakukan investasi di Indonesia

sangat mendukung dan banyak investor

asing yang memang banyak melirik

kondisi dan wilayah indonesia yang

menurut mereka memiliki keuntungan

dalam beberapa sektor tambang

ataupun sektor lain yang dapat mereka

manfaatkan sehingga para investor

asing memiliki minat untuk

menanamkan modal asing dan memulai

bisnis meraka di Indonesia jika

dibanding dengan negara meraka

sendiri.

Melakukan investasi asing di

Indonesia juga merupakan hal yang

saling menguntungkan untuk para

investor dan untuk membantu

perekonomian di Indonesia, dengan

adanya investasi asing dan melakukan

pembangunan atau dengan melakukan

suatu proyek selain membantu

perekonomian di Indonesia sendiri,

dengan melakukan investasi asing juga

dapat membantu mengurangi tingkat

pengangguran yang sulit diatasi di

Indonesia terutama para remaja yang

sedang menganggur dapat melamar

pekerjaan dan mengisi kekosongan

waktu dengan bekerja menghasilkan

uang, sehingga tingkat pengangguran

dapat teratasi. Melakukan investasi

asing juga tidak sepenuhnya mampu

meringankan beban masyarakat di

Indonesia karena pada dasarnya

sebenarnya wilayah kita sendiri yang

dikuasai negara asing, namun karena

kita tidak mampu mengelolah setidakya

kita masih mendapatkan sedikit

keuntungan dengan dilakukannya

investasi asing.

Seperti halnya perusahaan

PT.Crystal Jade Jakarta bagian dari

bentuk investasi asing dari negara

Singapora, yang dimana perusahaan

tersebut berada di Indonesia tetapi di

dalam proses berjalannya di bawah

pengawasan yaitu dari Singapore, salah

satu pengawasannya seperti

menentukan tenaga-tenaga kerja ahli

atau leadernya. Manajer dan Chef atau

leadernya di pilih dari negara asing

yaitu keturuan Cina Malaysia dan di

bantu tenaga kerja lokal Indonesia.

Penggunaan tenaga kerja asing

yang berkerja pada perusaahaan asing

atau nasional dengan mendapat status

khusus biasa disebut

“expatriat”(Expatriate). Istilah ini

banyak digunakan oleh perusaahaan

,konsultan, penulis, dan bahkan oleh

tenaga kerja asing itu sendiri. Menurut

kamus Webster, kata ‘expatirate’

berakar dari kata ‘ex’ (di luar) dan

‘patria’ (tanah air).

https://achmadruky.com/430/permasal

ahan-tenaga-kerja-asing-di-indonesia/

Manajeman Crystal Jade

beranggapan penggunaan tenaga kerja

asing seperti di posisi Chef dan Manajer

sangatlah mendukung untuk

meyakinkan customers yang dimana

perusahaannya berasal dari asing

dengan kas masakan bernuansa Cina

dan yang mengelolah masakan dan

menyajikannya berasal dari kas

masakan tersebut, hal ini yang

menyababkan keberadaan expatriate di

dalam perusahaan Crystal Jade.

Perpres nomor 20 tahun 2018

tentang penggunaan tenaga kerja asing,

yang di tanda tangani pada 26 maret

2018 oleh bapak Presiden Joko Widodo

Page 4: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

4

atas dasar pertimbangan untuk

mendukung perekonomian nasional dan

perluasaan kesempatan kerja melalui

peningkatan investasi, pemerintah

memandang perlu pengaturan kembali

perizinan penggunaaan tenaga kerja

asing. yang isinya salah satu berbunyi,

setiap pemeberi TKA, menurut Perpres

wajib mengutamakan penggunaan

tenaga kerja Indonesia pada semua jenis

jabatan tersedia. Dalam hal jabatan

sebagaimana dimaksud belum dapat

diduduki oleh tenaga kerja Indonesia,

jabatan tersebut dapat diduduki oleh

TKA. Bisa dikatakan hal ini

menyebabkan kompetisi pesaingan

dunia kerja mengharuskan masyarakat

Indonesia harus mampu bersaing

menjadi kompetitor unggulan dalam

dunia kerja.

http://setkab.go.id/inilah-perpres-

nomor-20-tahun-2018-tentang-

penggunaan-tenaga-kerja-asing/

Struktur penguasaan atau

dominasi (domination) yang mencakup

skemata pengusaan atas orang (politik)

dan barang/hal (ekonomi) dan struktur

pembenaran atau legitimasi

(legitimation) yang mencakup

peraturan normatif, yang terungkap

dalam tata hukum. Kalau kita kaitkan

denagan instansi Restoran Crysatal Jade

manajer skemate dominasi ‘otoritas

manajer atas bawahannya’ seperti hal

kemampuan manajer untuk memerintah

staff untuk melakukan sesuatu misalkan

manajer melakukan pengontrolan

terhadap kerja bawahannya dan

pemberian sangsi pada bawahannya

yang tidak bekerja sesuai dengan

instruksinya itu melibatkan struktur

legitimasi.

Dengan leadernya dari negara

asing dapat di katakan Perusahaan

Crystal Jade restoran merupakan

instansi yang struktur organisasi

komunikasi kelompok pekerjanya

didominasi dan dilegitimasi expatriate

bepaspor Malaysia. suara tenaga kerja

lokal di Crystal Jade tidak terlalu di

tanggapin oleh expateriate tetapi kalau

suara expateriate haruslah di dengarkan

dan dilaksanakan oleh tenaga kerja

lokal dan misalkan tidak dilaksanakan

akan mendapatkan sangsi, bisa di bilang

disana komunikasinya organisasinya

tidak berjalan dengan baik karena satu

arah atas ke bawah saja.

Dengan latar belakang inilah, peneliti

berminat untuk meniliti lebih dalam

mengenai Bagaimanan berjalannya

dominasi dan legitimasi expatriate

dalam struktural komunikasi kelompok

Crystal Jade Restoran terhadap pekerja

lokal. Karena menurut peneliti sikap

saling pengertilah yang akan membuat

proses berjalannya suatu instansi akan

menjadi lebih baik.

LANDASAN TEORITIS

Tradisi Sosiokultural Pendekatan sosiokultural

terhadap teori komunikasi menunjukan

cara pemahaman kita terhadap makna,

norma, peran, dan peraturan yang

dijalankan secara interaktif dalam

komunikasi. Teori-teori tersebut

mengeksplorasi dunia interaksi yang

dihuni oleh manusia, menjelaskan

bahwa realitas bukanlah seperangkat

susunan di luar kita, tetapi dibentuk

melalui proses interaksi di dalam

kelompok, komunitas, dan budaya.

Littlejhon & Foss (2009: 65)

Konteks Kelompok dan Konteks

Organisasi Dalam bukunya Littlejhon & Foss

(2009: 326) Kelompok dan organisasi

diciptakan melalui interaksi, analisis

proses interaksi Robet Gales kelompok

setiap individu dapat memperlihatkan

sikap posotif atau gabungan dengan

menjadi ramah, mendramatisasi (suka

bercerita/berbicara), atau menyetujui.

Sebaliknya mereka juga dapat

menunjukan sikap negatif atau sikap

campur aduk dengan penolakan,

memperlihatkan ketegangan atau

Page 5: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

5

menjadi tidak ramah. Dalam

menyelaikan tugas kelompok setiap

individu dapat menanyakan informasi,

menanyakan opini, meminta saran,

memberikan saran, memberika opini

dan memberikan informasi.

Teori Strukturasi

Teori strukturasi berusaha

mempelajari pandangan-pandangan

dualisme antara obyektivisme dan

subyektivisme dalam teori sosial,

namun harus dikonseptualkan kembali

sebagai dualitas-dualitas struktur.

Meskipun teori ini mengakui peran

penting ‘perubahan linguistik’, ia

bukanlah versi hermeneutika atau

sosiologi interpretatif. Meskipun juga

mengakui bahwa masyarakat bukanlah

kreasi subjek-subjek indivindual, teori

ini sama sekali berbeda dari konsep apa

pun dalam sosial struktur. Namun

demikian, usaha merumuskan suatu

pandangan koheren tentang agensi

manusia dan struktur menuntut adanya

usaha konseptual yang tidak sedikit.

(Giddens, 2010; xix)

Unsur-Unsur Strukturasi:

1. Agen

Para aktor secara rutin dan

kebanyakan tanpa perdebatan

mempertahankan suatu pemahaman

teoretis yang terus menerus tentang

landasan-landasan aktivitas mereka.

Inilah yang disebut rasionalisasi

tindakan. Pertanyaan-pertanyaan filsuf

tentang maksud intentions (niat) dan

alasan reasons (alasan) biasanya hanya

diajukan oleh para aktor awam ketika

sejumlah perilaku tertentu sangat

membingunkan atau ketika ada

penyelewengan atau retakan

kompetensi mungkin memang

disengaja. Namun, biasanya kita tidak

akan mempertanyakan kepada orang

lain kenapa ia melakukan sebuah

aktivitas yang lazim bagi kelompok

atau kebudaya tertentu. (Giddens

2010;8) Agen atau aktor disini

maksudnya semua tenaga kerja di

dalam perusahan Crystal Jade Restoran

Gandaria City.

2. Agensi dan Kekuasaan

Watak hubungan logis antara

tindakan dan kekuasaan, meskipun

penjelasan tentang isu sangatlah

kompleks, relasi mendasar yang ada

bisa dengan mudah ditunjukan. Mampu

‘bertindak lain’ berarti mampu

mengintervensi dunia atau menjaga diri

dari intervensi semacam itu, dengan

dampak mempengaruhi suatu proses

atau keadaan khusus dari urusan-

urusan. Hubungan ini mengandaikan

bahwa menjadi seorang agen harus

mampu menggunakan (secara terus

menerus dalam kehidupan sehari-hari)

sederet kekuasan kausal, termasuk

mempengaruhi kekuasaan-kekuasaan

yang dijalankan oleh orang lain.

Tindakan bergantung pada kemampuan

individu untuk ‘mempengaruhi’

keadaan urusan atau rangkaian

peristiwa yang telah ada sebelumnya.

Seorang agen tidak lagi mampu

berperan demikian jika dia kehilangan

kemampuan untuk ‘mempengaruhi’

yaitu menggunakan suatu jenis

kekuasaan. Banyak kasus menarik bagi

analisis sosial berpusat disekitar

batasan-batasan dari apa yang

dipandang sebagai tindakan saat ketika

kekuasan seseorang dibatasi oleh

sederet keadaan tertentu. Akan tetapi,

yang pertama penting untuk diketahui

adalah bahwa keadaan-keadaan dari

pembatas sosial yang membuat para

individu ‘tidak memiliki pilihan’ tidak

boleh disamakan dengan terputusnya

tindakan seperti itu. Tidak memiliki

pilihan bukan berarti tindakan itu telah

tergantikan oleh reaksi (seperti kedipan

seseorang ketika ada gerakan cepat di

dekat matanya). (Giddens, 2010: 23).

3. Struktur

Konsep-konsep berupa

‘struktur’, ‘sistem’ dan ‘dualitas

struktur’ adalah inti dari teori

Page 6: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

6

strukturasi. Struktur secara khas

dipahami bukan sebagai penciptaan

pola (pat-terning) terhadap kehadiran-

kehadiran, melainkan sebagai

persinggungan antara kehadiran dan

ketidak kehadiran. kode-kode khusus

pokok harus diperoleh dari

penampakan-penampakan luar. Dua

gagasan tentang struktur tersebut

mungkin sekilas tampak saling terkait,

namun sesungguhnya masing-masing

berhubungan dengan aspek-aspek

penting penstrukturan relasi-relasi

sosial, aspek-aspek yang dalam teori

strukturasi dipahami melalui

pengenalan terhadap pembedaan antara

konsep ‘struktur’ dan konsep ‘sistem’.

Ketika menganalisis relasi-relasi sosial,

kita harus mengakui keberadaan suatu

demensi sitagmatik, penciptaan pola

relasi-relasi sosial dalam ruang-waktu

yang melibatakan reproduksi praktik-

praktik tertentu, dan suatu demensi

paradigmatik yang melibatkan tantanan

yang sesungguhnya dari ‘cara-cara

penstrukturan’ yang terus menerus

dilibatkan dalam reproduksi semacam

itu. Di dalam tradisi-tradisi strukturalis,

biasanya ada ambiguitas mengenai

apakah struktur-struktur merujuk pada

suatu matriks transformasi-

transformasi valid di dalam suatu

tempat ataukah pada aturam-aturan

transformasi yang mengerakan struktur

sebagai merujuk pada aturan-aturam

(dan sarana-sarana) seperti itu. Akan

tetapi, mengatakan ‘aturan-aturan

transformasi adalah kekeliruan, sebab

semua aturan itu sendiri hakikatnya

adalah transformasional. (Giddens,

2010: 25).

4. Dualitas Struktur

Dalam dualitas struktur ini

menjelaskan mengenai aturan dan

sumber daya yang digunakan oleh

Crystal Jade Restoran dalam

menentukan keputusan mengenai

perilaku atau tindakan mereka dalam

strukturasi komunikasi kelompok

pekerja restoran yang dilakukan.

Aturan dalam hal ini merujuk pada

rutinitas umum yang diikuti perusahaan

atau kelompok dalam mencapai

tujuannya atau dapat juga dikatakan

mengatur hasil akhir. Sementara

sumber daya merujuk pada atribut atau

barang material yang dapat digunakan

untuk menjalankan kekuasaan dalam

suatu organisasi. Sehingga dapat

dikatakan bahwa orang yang

memproduksi atau mereproduksi aturan

merupakan orang yang memiliki

sumber daya. Secara sederhana,

dualitas struktur ini menyatakan bahwa

aturan merupakan produk dari perilaku

yang dilakukan organisasi yang

nantinya dari perilaku yang dilakukan

tersebut juga dapat menghasilkan

aturan baru.

5. Bentuk-Bentuk Institusi

Pembagian aturan-aturan

kedalam cara-cara penetapan penanda

atau makna dan sanksi-sanksi normatif,

bersama-sama dengan konsep sumber

daya-yang sangat mendasar bagi

konseptualisasi kekuasaan-memiliki

berbagai implikasi yang perlu

dijelaskan. ‘modalitas/sarana-antara’

strukturasi berfungsi menjelaskan

demensi-demensi utama dari dualitas

struktur dalam interaksi,

menghubungkan kapasitas mengetahui

para agen dengan bagian-bagian

stuktural. Para aktor menggunakan

sarana-antara strukturasi dalam

reproduksi sistem interaksi, dan dengan

menggunakan tanda (toke) yang sama,

mereka membentuk kembali

kelengkapan-kelengkapan struktural

mereka. Penyampaian makna dalam

interaksi, harus ditekankan di sini,

terpisah hanya secara analitis dari

bekerjanya sanksi-sanksi normatif. Hal

ini jelas, misalnya, sejauh penggunaan

bahasa diberikan sanksi oleh sifat

karakter ‘publik’-nya sendiri. (Giddens,

2010:46).

6. Waktu, Tubuh, Perjumpaan

Page 7: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

7

Sebagai keterbatasan Desein

dan ‘ketidakterhinggaan muncul ada

dari ketidaaan’, barang kali waktu

merupan waktu paling membingungkan

dari pengalaman manusia. Apakah

waktu ‘seperti itu’(apapun bentuknya)

bisa berulang ataukah tidak, peristiwa

rutin dalam kehidupan sehari-hari tidak

berlangsung satu arah. Istilah-istilah

‘reproduksi sosial’, ‘perulangan’ dan

sebagainya mengindikasikan karakter

berulang kehidupan sehari-hari, yang

perulangannya terbentuk berdasarkan

persinggungan hari-hari yang beralalu

(namun terus berulang-ulang kembali)

dan musim.

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini

menggunakan metode kualitatif

merupakan cara yang digunakan untuk

meneliti suatu masalah dengan akhir

akan menghasilkan penelitian. Metode

penelitian sangat berpengaruh terhadap

suatu masalah yang diteliti untuk

mendapatkan sebuah kesimpulan.

PEMBAHASAN

Kajian Mikro, Meso, dan Makro

Mikro atau struktur yang

membentuk struktur, struktur yang ada

di CJ untuk mengatur tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh agen

kerja lokal. Berdasarkan hasil

penelitian yang coba mengungkapkan

bagaimana berjalannya legitimasi

expatriate pada agen lokal restoran

terhadap strukturasi komunikasi

kelompok pekerja dalam memahami

sebagai upaya survive dan legitimasi

expatriate terhadap agen lokal restoran

terhadap struktur dalam dominasi

komunikasi kelompok pekerja restoran

CJ.

Ditemukan bahwa peraturan

dan norma yang ada di CJ tidak sama

untuk setiap tenaga kerja berbeda-beda

berdasarkan posisi depertement di

tempatin oleh tenaga kerja.

Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti terhadap empat

orang Informant yang merupakan agen

lokal CJ restoran, agen lokal

membentuk struktur di dalam dirinya

untuk menyiasati rutinitas untuk

memenuhi peraturan tersebut.

Informant AP adalah anak kos

bertempat tinggal di kecamatan Setia

Budi Jakarta Selatan dengan pekerjaan

terahir sebelumnya Marketing Agensi

kartu Kredit BNI yang dimana jadwal

jam kerja sebelumnya mengikuti jam

kerja kantor yang harus tidur dan

bangun lebih awal daripada jadwal jam

kerja di restoran Crsytal Jade Restoran

yang memulai masuk kerja jam 10:00

wib. AP menyesuaikan waktu jam

istirahat dan waktu bangun tidur untuk

memenuhi norma aturan yang ada di

Crysal Jade pada saat ini. Kebiasaan

lingkungan pertemanan yang dilakukan

AP sebelum bekerja di perusahaan CJ

lebih banyak mengahabiskan waktu

bersama teman Marketing Kartu Kredit

BNI. Setalah menjadi karyawan CJ

sebagai Asst. Manager AP lebih

mendekatkan diri kepada teman yang

pekerjaan sama leader di dalam

pekerjaan restoran untuk berbagi

pengalaman dan pengetahuan dalam hal

pekerjaan supaya menunjang

pemahaman terhadap posisi jabatan dan

tanggung jawab yang beliau tekuni

pada saat ini.

Strategi reproduksi sosial yang

dialami dan dilewati oleh AP dalam

menyiasati norma yang ada dan

berlangsung pada saat ini di CJ

Restoran. AP dengan banyak

mempunyai riwayat pengalaman

bekerja di dunia restoran Chines untuk

kebiasaan beliau di lingkungan kerja CJ

sekarang terhadap norma-norma yang

ada bukanlah hal yang baru lagi yang

membedakan dari tempat-tempat

sebelumnya posisi jabatan dan

tanggung jawab yang bukan di posisi

Asst. Manager. Strategi yang beliau

lakukan dengan pengalaman norma di

tempat perusahaan sebelumnya dengan

Page 8: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

8

menyesuaikan dengan norma yang ada

lingkungan CJ seperti pada saat ini.

Peraturan dari perusahaan CJ

mengharuskan agen pekerja untuk

datang tepat waktu dan kalau

melanggar atau terlambat maka tentu

diberikan sanksi keterlambatan lebih

dari 15 menit akan diberlakukan

pemotongan uang tip yang dibagikan

setiap tanggal 10 dimulai dari 20% dan

sampai 100% jika dilakukan berulang

kali serta pemberlakuan pemotongan

gaji. AP di jadwalkan jam 10:00 wib

sudah berada di area restoran dan siap

untuk melakukan aktivitas kerja. Pada

saat berada di lingkungan rumah untuk

memulai waktu istirahat AP mengatur

waktu jam bangun sebelum berangkat

kerja dengan menyetel alarm jam

bangun jam 8:30 pagi, sebangun tidur

beliau membuka hp mengecek pesen

atau panggilan yang masuk, merapikan

tempat tidur, menyalakan dispenser

mandi, salin pakaian, menyedu kopi

hitam makan roti, memanaskan motor

dan jam 9:00 wib berangkat kerja naik

kendaran motor menempuh perjalanan

kurang lebih 30-40 menit sesampai di

kerja absen fingerprint salin pakaian

untuk operasional kerja ketentuan dari

perusahaan memakai celana bahan

katun hitam, kemeja putih, jas hitam,

dasi, sepatu kaos kaki warnah hitam,

merapikan rambut dengan

menggunakan jeal serta menggunakan

farfum. Jam 9:55 sudah siap bekerja

dengan jadwal kerja operasional

dimulai dari jam 10:00 wib sampai

dengan jam 22:00 wib dengan waktu

istirahat jam 14:30 wib sampai dengan

17:45 wib.

Tindakan saat praktik di ruang

kerja mengecek schedule staff siapa-

siapa saja yang masuk hari itu

memastikan keberadaan mereka sudah

datang atau belum, mengecek

pekerjaan-pekerjaan mereka untuk

persiapan-persiapan operasional,

bertanya kepada staff resepsionis untuk

reservasi hari ini atau kedepan di

lanjutkan menanyakan kondisi stok

barang yang akan di jual yang kosong

ataupun yang meski harus di push jual,

menyampai informasi tersebut pada

saat melakukan breafing setelah itu

memulai operasinal menerima tamu hal

yang saya lakukan mendampingi

manager berdiskusi untuk bagaimana

berjalannya aktivitas hari ini

mengontrol pekerjaan karyawan serta

membantu melayani tamu seperti

mencatat pesanan dan memasukannya

ke POS (Pos Operasional Sistem/ Cara

pemesanan) supaya pesanan dibuat oleh

depertemen masing-masing dan

memberitahukan pesanan kepada staff

yang menjaga table supaya dicatat dan

dipersiapkan perlengkapan-

perlengkapannya. Di dalam proses

pemesanan makanan tidak selalu

berjalan sebagaimana mestinya ada

kalahnya AP pernah mengalami

kesalahan komunikasi dengan costumer

yaitu makanan yang disajikan berbeda

dengan permintaan costumer. AP

berusaha mengatasi kesalahan

komunikasi tersebut melalui

berkomunikasi kembali dengan

costumer dan memastikan apa yang

diminta costumer sebelumnya dan

mengganti dengan mengorder ulang

sesuai permintaan tersebut. Makanan

yang salah pesan tersebut AP angkat di

simpan di area pantry dan

menginformasikan kepada agen kerja

yang lain supaya segera di push jual ke

costumer yang lain.

Upaya yang dilakukan oleh AP

dalam menanggapi konflik di arena

kerja terhadap atasan maupun bawahan.

Terjadi konflik urat saraf terhadap

atasan AP berusaha untuk

menyalesaikan masalah tersebut

dengan jalan menyampaikan

pendapatnya dengan cara

berkomunikasi dengan nada kalimat

yang sopan dan kalaupun tidak

sependapatpun AP tetap berusaha untuk

mempraktikan yang diminta oleh

atasan. Konflik yang menyangkut harga

Page 9: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

9

diri terhadap atasan AP berusah untuk

berkomunikasi verbal maupun verbal

untuk menghindari konflik tersebut dan

juga siap pasang badan kalau memang

sudah tidak bisa lagi dihindari. Konflik

urat saraf dengan bawahan AP memilih

untuk menyelesaikan dengan

komunikasi dengan sedikit menekan

supaya di ikuti dan misalkan tidak di

ikuti AP akan mencoba untuk

mengomunikasikan kembali dan untuk

konflik menyangkut harga diri terhadap

bawahan AP berusaha untuk berusaha

berkomunikasi menghindari konflik

tersebut dan juga siap pasang badan

kalau memang sudah tidak bisa lagi

dihindari.

Selanjutnya Informant IR

adalah kos sama seperti AP, IR tinggal

kos Jl. Jatayu Jakarta Selatan

mempunyai riwayat pekerjaan belum

pernah bekerja di dunia restoran

Chinese, kebiasaan yang dilakukan

didalam lingkungan kerja pekerjaan

terahir sebelumnya sebagai asisten arti

Anisa Rama dengan waktu jam kerja

tidak terlalu di tentukan daripada

jadwal jam kerja di restoran CJ yang

memulai masuk kerja jam 09:00 wib IR

menyesuaikan waktu jam istirahat dan

waktu bangun tidur untuk memenuhi

norma aturan yang ada di CJ pada saat

ini. Kebiasaan yang dilakukan IR di

dalam pertemanan setahun berjalan

bekerja di perusahaan CJ beliau masih

single tahun kedua sampai saat ini beliu

sudah beristri, dengan menyandang

status sebagai suami dalam hal

pertemanan beliau lebih banyak

membahas dunia pekerjaan dan berbagi

pengalaman kepada orang yang sudah

dahuluan berkeluarga dalam hal cara

menjalani rumah tangga.

Strategi produksi sosial yang

dialami dan dilewati dalam upaya

penyesuai diri terhadap norma yang ada

pada perusahan CJ restoran tempat

beliau bekerja saat ini. IR menyiasati

dengan mengikuti dan bertanya ke

sesama teman yang bekerja di CJ senior

maupun yang junior terhadap norma-

norma yang berlaku di CJ untuk di

jadikan pedoman dalam menjalani

rutinitas bekerja. Peraturan dari

perusahaan CJ mengaruskan agen kerja

untuk datang tepat waktu dan kalau

melanggar atau terlabat maka akan

diberlakukan sanksi keterlambat lebih

dari 15 menit akan diberlakukan

pemotongan uang tip yang dibagikan

setiap tanggal 10 dimulai dari 20% dan

sampai 100% jika dilakukan berulang

kali serta pemberlakuan pemotongan

gaji. AP di jadwalkan jam 10:00 wib

sudah berada di area restoran dan siap

untuk melakukan aktivitas kerja. AP

menyiasitanya dengan sebelum tidur

beliu menyetel alarm bangun tidur jam

8:00 dan menginformasikan ke istrinya

untuk minta dibangunkan juga.

Sebangun tidur beliau membuka hp

mengecek pesan atau panggilan yang

masuk, selanjutnya menghubungin istri

yang tinggal dirumah di kampung

Cikarang dengan menyapa via telepon

setalahnya merapikan tempat tidur

mandi salin pakain perlengkapan kerja

dengan menggunakan kemeja dan

celana bahan katun fasilitas dari

perusahaan dan menggunakan sepatu

pantofel hitam kaos kaki hitam

memakai jeal serta memakai farfum

jam 8:45 berjlana kaki berangkat ke

tempat kerja jam 8:55 sudah sampai di

tempat kerja absen fingerprint dan siap

untuk memulai aktivitas. Dengan

jadwal kerja operasional dimulai dari

jam 19:00 wib sampai dengan jam

22:00 wib dengan waktu istirahat jam

13:30 wib sampai dengan 17:45 wib.

Tindakan saat praktik di ruang

kerja IR pernah mengalami

perpindahan posisi dan tanggung

jawab, awal masuk IR di posisi cuci

piring sendok kurang lebih menyuci

segala macam perlengkapan operasinal

restoran, selanjutnya di posisi

housekepping IR bertanggung jawab

terhadap kebersihan seperti kebersihan

lantai, kebersihan kaca, kebersihan

Page 10: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

10

tembok dan membantu mengangkat

piring kotor bekas makan tamu yang

sudah di kumpulin untuk di angkut ke

tepat cuci piring dan ketika piring-

piring sudah bersih IR membantu

mengelap atau mengeringkanya, untuk

saat ini posisi IR di Bar kebiasaan IR

mengecek stok buah-buahan, soft drink

berapa banyak dan masih layak atau

tidak untuk dijual setelah di catet saya

infokan di mading supaya anak service

semua tau dan selanjutnya saya

bertanggung jawab untuk membuat

minuman.

Upaya yang dilakukan oleh IR

dalam menanggapi terjadinya suatu

konflik didalam arena kerja upaya yang

terhadap konflik dengan atasan maupun

teman, konflik dengan atasan yang

menyangkut konflik urat sarap IR

berusaha menyampaikan pendapat

dengan komunikasi dan kalau memang

pendapatnya tidak diterima IR akan

berusaha untuk menerima apa yang di

sampaikan atasan serta melakukanya

dalam praktik, konflik menyangkut

harga diri terhadap atasan IR memilih

komunikasi untuk meredam konflik

tersebut dengan bersikap menghindari

konflik tersebut dan siap pasang badan

atau adu fisik kalau memang tidak bisa

dihindari. Konflik urat sarap terhadap

teman IR berusaha menyampaikan

pendapat dengan komunikasi dan

kalaupun pendapatnya tidak diterima IR

akan berusaha berkomunikasi kembali.

Konflik menyangkut harga diri

terhadap teman IR berusaha

berkomunikasi verbal maupun non

verbal yang meredam konflik tersebut

dan siap pasang badan atau adu fisik

kalau memang sudah tidak bisa

dihindari lagi.

Selanjutnya Informant YH yang

tinggal Jl. Haji.Aom Jakarta Selatan

mempunyai riwayat pekerjaan belum

pernah bekerja di dunia restoran

Chinese, kebiasaan yang dilakukan

didalam lingkungan kerja pekerjaan

terahir sebelumnya sebagai mekanik di

bengkel las dengan waktu jam kerja

tidak terlalu di tentukan daripada

jadwal jam kerja di restoran CJ yang

memulai masuk kerja jam 09:00 wib IR

menyesuaikan waktu jam istirahat dan

waktu bangun tidur untuk memenuhi

norma aturan yang ada di CJ pada saat

ini. Selanjutnya kebiasaan yang

dilakukan di lingkungan rumah yang

dilakukan. YH mengalami perpindahan

tempat tinggal yang jauh yaitu dari

Sumatera Selatan ke Jakarta Selatan

kebiasaan dalam lingkungan tempat

tinggal banyak yang berubah beliau

sebelumnya tinggal bersama keluarga

dan saat ini tinggal kos.

Strategi produksi sosial yang

dialami dan dilewati dalam upaya

penyesuai diri terhadap norma yang ada

pada perusahan CJ tempat beliau

bekerja saat ini. IR menyiasati dengan

mengikuti dan bertanya ke sesama

teman yang bekerja di CJ senior

maupun yang junior terhadap norma-

norma yang berlaku di CJ untuk di

jadikan pedoman dalam menjalani

rutinitas bekerja. Strategi reproduksi

sosial yang beliau lakukan dengan

berusaha membuat diri menjadi lebih

mandiri dari sebelumnya khusus dalam

mengatur keuangan yang sebelumnya

keluarga yang mengatur dan pada saat

ini harus mengatur sendiri untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

kebutuhan bekerja. Kebiasaan YH yang

dilakukan didalam lingkungan

pertemanan banyak hal yang berubah

yang tadinya banyak berteman dengan

sanak famili dan teman-teman sekolah

dan saat ini banyak berteman dengan

orang yang berbeda-beda asal daerah

kelahirannya dengan menyesuiakan

keberadaan dan kebutuhan untuk

keberlangsungan menjalini rutinitas

bekerja di Crysal Jade.

Peraturan dari perusahaan CJ

mengaruskan agen pekerja untuk

datang tepat waktu dan kalau

melanggar atau terlabat maka akan

diberlakukan sanksi keterlambat lebih

Page 11: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

11

dari 15 menit akan diberlakukan

pemotongan uang tip yang dibagikan

setiap tanggal 10 dimulai dari 20% dan

sampai 100% jika dilakukan berulang

kali serta pemberlakuan pemotongan

gaji. AP di jadwalkan jam 09:00 wib

sudah berada di area restoran dan siap

untuk melakukan aktivitas kerja. YH

yang hanya berjarak 5 menit naik

kendaraan motor ke CJ, YH

menyiasitanya dengan sebelum tidur

beliu menyetel alarm bangun tidur jam

07:30 sebangun tidur membuka hp

menecek pesan atau panggilan yang

masuk selanjutnya merapikan tempat

tidur, menyalakan dispenser, mandi

salin pakaian, menyedu susu putih

makan roti dan membuka hp lagi

mengecek jering sosial ataupun

membuat membuat status jam 8:35

beliau berangkat kerja sesampai

ditempat kerja salin pakaian

perlengkapan kerja dengan

menggunakan pakaian ketentuan kerja

dari perusahaan yaitu dengan

mengenakan kemeja dan celana bahan

fasilitas dari perusahaan mengenakan

sepatu fantofel kaos kaki hitam

memakai jeal dan memakai farfum jam

8:55 sudah rapi dan siap untuk memulai

akivitas kerja. Dengan jadwal kerja

operasional dimulai dari jam 19:00 wib

sampai dengan jam 22:00 wib dengan

waktu istirahat jam 13:30 wib sampai

dengan 17:45 wib.

Tindakan saat praktik di ruang

kerja nyiapin saus-saus motong cabe

motong bawang nyiapin buku menu

buat costumer, ketika costumer sudah

datang melayani service tamu seperti

menawarkan minuman,

memberitahukan pesanan kepada

leader untuk di masukin ke POS supaya

dibuatkan oleh deperteman yang

bersangkutan contoh orderan minuman

Barthender yang membuatnya,

selanjutnya menurunkan makanan, dan

menjaga tamu yang lagi makan supaya

bisa langsung membantu tamu kalau

ada perlu apa-apa, setelah tamu sudah

makan kita merapikan mejanya

mengangkat piring-piring yang kotor

dan mengucapkan terima kasih ketika

tamunya mau pulang.

Upaya yang dilakukan YH

dalam menggapi terjadinya suatu

konflik yang di dalam arena kerja,

konflik dengan atasan maupun dengan

teman, konflik urat sarap terhadap

atasan YH lebih memilih tidak mau

banyak berkomunikasi lebih banyak

untuk menerima saja dampak dari

konflik dan mempraktekan apa yang

diminta oleh atasan tersebut sedangkan

konflik hal yang menyangkut harga diri

terhadap atasan TM memili komunikasi

yang meredam konflik tersebut dan

lebih melakukan hal untuk menghindari

hal tersebut. Konflik urat sarap terhadap

teman YH berusaha menyelesaikan

dengan cara berkomunikasi dan tidak

selalu mengikuti apa yang diminta

lawan konflik konflik yang menyangkut

harga diri dengan teman IR lebih

memilih untuk melakukan komunikasi

verbal maupun non verbal menghindari

konflik tersebut dan kalaupun tidak bisa

di hindari YH juga siap pasang badan

untuk adu fisik.

Selanjutnya Informant TM juga

adalah anak kos yang tinggal Jl. Jatayu

Jakarta Selatan, TM sudah tidak asing

lagi dengan pekerjaan di dunia restoran,

riwayat pekerjaan terahir TM Resto

Rumah Laut Jayapura Papua dengan

posisi tanggung jawab sama bagian

potong sayur. TM mengalami

perpindahan tempat tinggal jauh dari

Papua ke Jakarta selatan dan yang

mengaharuskan beradapatasi dengan

lingkungan dan pertemanan yang baru.

Peraturan dari perusahaan CJ

mengaruskan agen pekerja untuk

datang tepat waktu dan kalau

melanggar atau terlabat maka akan

diberlakukan sanksi keterlambat lebih

dari 15 menit akan diberlakukan

pemotongan uang tip yang dibagikan

setiap tanggal 10 dimulai dari 20% dan

sampai 100% jika dilakukan berulang

Page 12: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

12

kali serta pemberlakuan pemotongan

gaji. AP di jadwalkan jam 09:00 wib

sudah berada di area restoran dan siap

untuk melakukan aktivitas kerja. TM

yang hanya berjarak 10 menit berjlanan

kaki dari tempat tinggal ke CJ Restoran,

peraturan dari CJ Restoran

mengharuskan beliau jam 9:00 wib

sudah ada dan siap untuk bekerja.

Beliau menyiasitanya dengan sebelum

tidur beliu menyetel alarm bangun tidur

jam 7:45 wib dan meminta

dibangunkan juga oleh teman sekamar

kos supaya tidak terlambat bangun.

Sebangun tidur membuka hp mengecek

pesan atau panggilan masuk menyapa

tunangan yang bekerja dan tinggal di

daerah Tangerang setelahnya

merapikan tempat tidur, mandi salin

pakaian mengenakan baju polo shirt

hitam dan celana bahan katun hitam

fasilitas ketentuan perusahaan

mengenakan sepatu safety dan kaos

kaki berwarnah hitam jam 8:30 berjalan

kaki keluar mampir di warung kopi

meminum kopi dan makan roti bersama

teman-temen bekerja di CJ, jam 8:50

berjalan kaki berangkat ke CJ Restoran

sesampai di kerja absen fingerprint

mengenakan topi dan memulai aktivitas

kerja. Dengan jadwal kerja operasional

dimulai dari jam 19:00 wib sampai

dengan jam 22:00 wib dengan waktu

istirahat jam 13:30 wib sampai dengan

17:45 wib.

Tindakan saat praktik di ruang

kerja prepared perlengkapan

operasional seperti mengeluarkan

bumbu-bumbu yang disimpan di dalam

kulkas dan di tata di dekat kompor

tempat Chef memasak menyiapakan

atau menata wajan tempat Chef

memasak dan kalau sudah jam

operasional tamu mengurus orderan

dengan cara saat orderan diterima kita

memberitahukan kepada Chef apa saja

yang mau di masak dan berapa banyak

serta menyiapkan bumbu dan

peralatannya seperti tatakan garnies dan

piring-piring.

Upaya yang dilakukan TM

dalam menanggapi terjadinya konflik

dengan atasan maupun teman dalam

satu lingkungan pekerja, dalam hal

konflik urat syarap dengan atasan TM

berusaha menyelesaikan dengan cara

berusaha menyampaikan pendapat

untuk melakukan suatu komunikasi dan

seandainya pendapatnya tidak diterima

TM berusaha untuk mengikuti pendapat

atasan. Dalam hal konflik yang

menyangkut harga diri dengan atasan

TM berusaha menyelesaikanya dengan

cara berkomunikasi meredam konflik

tersebut dan berusaha untuk

menghindari konflik tersebut dan kalau

memang tidak bisa dihindari TM siap

pasang badan untuk adu fisik. Konflik

urat sarap dengan teman TM lebih

memili berusaha menyelesaikanya

dengan berkomunikasi dan kalaupun

pendapatnya memang salah TM tidak

selalu melakukan apa yang diminta

lawan konflik. Konflik harga diri

dengan teman TM berusaha

berkomunikasi verbal maupun

nonverbal meredam konflik dan

berusaha menghindari konflik tersebut

dan kalau memang tidak bisa di hindari

TM siap pasang badan untuk adu fisik.

Sebagai keterbatasan Dasein

dan ‘ketidakterhinggaan muncul ada

dari ketidaaan’, barang kali waktu

merupakan waktu paling

membingungkan dari pengalaman

manusia. Apakah waktu ‘seperti

itu’(apapun bentuknya) bisa berulang

ataukah tidak, peristiwa rutin dalam

kehidupan sehari-hari tidak

berlangsung satu arah. Istilah-istilah

‘reproduksi sosial’, ‘perulangan’ dan

sebagainya mengindikasikan karakter

berulang kehidupan sehari-hari, yang

perulangannya terbentuk berdasarkan

persinggungan hari-hari yang beralalu

(namun terus berulang-ulang kembali)

dan musim.

Dure pengalaman sehari-hari:’waktu

yang berulang’ Rentang kehidupan

individu:’waktu yang tidak berulang’

Page 13: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

13

Longue dure institusi-institusi: waktu

yang berulang’ Kehidupan sehari-hari

memiliki sebuah durasi, suatu arus,

namun tidak mengarah kemana-mana

kata sifat sehari-hari dan sinonimnya

menunjukan bahwa waktu di sini

tersusun hanya dari perulangan. Waktu

berulang institusi-institusi adalah

kondisi dan hasil praktik-praktik yang

terorganisasi dalam perulangan

kehidupan sehari-hari, bentuk

substantif utama dualitas struktur.

(Giddens, 2010: 55-56).

Analisis Dualitas Struktur

Perusahaan Crystal Jade Restoran Ditemukan bahwa adanya

dominasi yang alami oleh agen lokal di

dalam lingkungan perusahaan CJ tidak

sama untuk setiap tenaga kerja berbeda-

beda berdasarkan sosial histori dan

posisi depertement di tempatin oleh

tenaga kerja. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap empat orang Informant yang

merupakan agen lokal CJ restoran, di

temukan bahwa agen lokal mempunyai

dominasinya terhadap kekuasan dan

politik didalam lingkungan kerja CJ

restoran.

Perusahaan mempunyai

dominasi baik itu kekuasaan maupun

politik terhadap agen kerja yang di

dalam lingkungan tersebut. Perusahaan

memberikan tekanan kepada setiap

agen kerja berdasarkan dari aspek

jabatan yang dicapai dan seberapa besar

gaji yang didapat agen kerja, dari

temuan dilapangan agen tenaga kerja

berusaha menjalankan tekanan yang

diberikan oleh perusahaan dengan

memimbang dari aspek tanggung jawab

dan gaji yang di dapatkan. Selanjutnya

perusahaan memberikan paksaan

kepada setiap agen kerja untuk

memberikan keuntungan lebih untuk

perusahaan baik itu dalam hal waktu

maupun keuntungan di dalam penjualan

yang membuat hal kerugian untuk agen

kerja, dengan dikerenakan tuntutan

kebutuhan hidup dalam hal tersebut

agen kerja memahluminya kalau

memang tidak terlalu berlebihan.

Dengan adanya peraturan dan norma di

dalam lingkungan perusahaan hal

tersebut akan membatasi kekebasan

agen tenaga kerja dari temuan di

lapangan ke empat Informant

mempunyai cara sendiri untuk

menyiasati rutinitas tersebut. Dominasi

perusaahan dalam kekuasaan akan

menimbulkan penyiasatan agen kerja

untuk memenuhi rutinitas dengan

carannya sendiri ataupun berpolitik dari

temuan dilapangan agen kerja

mempunyai pengelompokan didalam

pertenaman yang mana bersifat

persangin.

Meso fasilitas yang diberikan

oleh perusahan terhadap agen kerja,

perlengakapan operasional dari temuan

di lapangan agen kerja yang sudah

bekerja dengan waktunya tertentu

semua diberikan uniform dengan

catatan ketika nanti mau resign harus di

kembalikan lagi, temuan dari lapangan

pada saat jam operasional agen kerja

mengenakan itu sebagaimana mestinya.

Agen kerja CJ setiap orangnya masing-

masing dari perusahaan diberikan

tanggung jawab atau jabatan tertentu

temuan dilapangan agen kerja lokal

mentaati dan melaksanakannya asalkan

masih pada garisnya. Agen kerja yang

sudah berkerja lebih dari satu tahun

berhak untuk mendapatkan cuti selama

12 hari dari temuan di lapangan tenaga

kerja mentaati akan hal itu dan

melakukan koordinasi kepada leader

terlebih dahulu kalau mau mengajukan

pengambilan cuti tersebut.

Penggunaan komunikasi di

dalam suatu kelompok dan organisasi

adalah suatu yang sangat penting

begitupun dengan agen kerja CJ di

dalam rutinitas di area kerja sehari-

harinya melakukan komunikasi dari

temuan di lapangan mayoritas bahasa,

kata, dan kalimat yang digunakan agen

kerja lokal adalah bahasa Indonesia dan

Page 14: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

14

bahasa daerah jawa, sunda, dan

sumatera sebagai bahasa minoritasnya.

Dualitas struktur adalah

mengenai aturan dan sumber daya yang

digunakan oleh CJ Restoran dalam

menentukan keputusan mengenai

perilaku atau tindakan mereka dalam

strukturasi komunikasi kelompok

pekerja restoran yang dilakukan.

Aturan dalam hal ini merujuk pada

rutinitas umum yang diikuti perusahaan

atau kelompok dalam mencapai

tujuannya atau dapat juga dikatakan

mengatur hasil akhir. Sementara

sumber daya merujuk pada atribut atau

barang material yang dapat digunakan

untuk menjalankan kekuasaan dalam

suatu organisasi. Sehingga dapat

dikatakan bahwa orang yang

memproduksi atau mereproduksi aturan

merupakan orang yang memiliki

sumber daya. Secara sederhana,

dualitas struktur ini menyatakan bahwa

aturan merupakan produk dari perilaku

yang dilakukan organisasi yang

nantinya dari perilaku yang dilakukan

tersebut juga dapat menghasilkan

aturan baru. (West dan Turner,

2009:303).

Dualitas struktur sebagai sarana

dan hasil perilaku yang dibentuknya

secara berulang-ulang: ciri-ciri

struktural sistem sosial tidak hadir di

luar aksi namun secara terus-menerus

terlibat dalam produksi dan reproduksi

(Giddens, 2010: 586)

PENUTUP

Berjalannya signifikasi dominasi

dan legitimasi expatriate pada agen

lokal restoran dalam strukturasi

komunikasi kelompok pekerja restoran

CJ restoran, Struktur Signifikansi

atau Struktur Pemakanan agen

Expateriate memaknai agen kerja

sebagai pembantunya dalam

menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya terhadap perusahan Crystal

Jade Gandaria City, agen Expateriate

sebagai Leader agen lokal sebagai

bawahan, Agen Expateriate

beranggapan atau memandang agen

Lokal lebih rendah daripada mereka

sebagai agen didalam perusahaan. Agen

lokal harus selalu menunjukan sikap

yang sopan terhadap agen Expaterite

ketika bertatap muka dalam kondisi

sibuk atau tidak agen lokal haruslah

mengucapakan salam dan kalau tidak

dilakukan agen Expaterite akan

menegur dengan ucapan yang tidak

menyenangkan. Struktur Dominasi

atau Stuktur Penguasaan agen lokal

megalamai dominasi baik dari sisi

otorisasi peraturan dan norma yang ada

di Perusahaan Crystal Jade Restoran

Gandaria City dibawah pimpinan

Expateriate atas agen terwujud dalam

tata politik maupun barang yang

terwujud dalam tata ekonomi. Peraturan

dan norma dalam tata politik Agen

Expatriate dalam setiap perdebatan

agen lokal yang harus yang selalu

mengikuti maunya Agen Expateriate

dan dalam berkomunikasi agen

Expaterite juga tidak ragu-ragu

menggunakan kata yang kurang

mengenakan seperti sohai, cao zhi bai,

lancau, bego, dan bodoh. Peraturan dan

norma dalam tata ekonomi Agen

Expateriate selaku Leader punya kuasa

atas gaji bawahannya agen lokal dalam

kontribusi bekerja agen Expateriate

selalu menuntut lebih terhadap agen

lokal dan dalam penggajian agen

Expatriate kurang memperhatikan

pendapatan atau gaji agen lokal, Agen

lokal mendapatakan gaji mengikuti

kebijakan perusahaan yaitu berdasarkan

keputusan UMR pemerintah dengan

tidak ada kenaikan jabatan walaupun

sudah lama bekerja maka gajinya agen

lokal akan tetap UMR. Struktur

Legitimasi atau Stuktur Pembenaran

agen lokal dilegitimasi secara formal

(aturan negara melalui undang-undang)

secara informal (aturan perusahan yang

normatif berdasarkan SOP). Legitimasi

secara formal Perusahaan Crystal Jade

Gandaria City mewajibkan untuk

Page 15: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

15

semua agen megikuti peraturan

perundangan yang ada di Indonesia

seperti perusahaan bertanggung jawab

atas wajib pembayaran pajak setiap

agen dan perusahaan mengikuti

prosedur pemerintahan Indonesia

dalam hal izin memperkerjakan tenaga

asing seperti VITAS dan KITAS.

Legitimasi secara Informal SOP setiap

agen kerja diwajibkan untuk mengikuti

atau mematuhi SOP dan sangsi berlaku

bagi yang melakukan pelanggaran.

Agen Expaterite untuk mengatur agen

lokal di dalam area perusahaan

menggunakan SOP tersebut dan

kebijakan dari agen Expateriate. Agen

lokal haruslah selalu berhati-hati dalam

bekerja dan harus selalu menjaga

hubungan baik dengan agen Expatriate

karena agen Expateriate tidak ragu-

ragu untuk memberikan surat

peringatan (SP) berlebihan ataupun

mengahiri kontrak kerja agen lokal

yang mereka tidak senangi.

Tanggapan agen lokal terhadap

Signifikasi Dominasi dan Legitimasi Expatriate pada strukturasi komunikasi

kelompok pekerja Crystal Jade

Restoran Gandaria City. Dengan

latarbelakang yang beragam seperti

pendidikan, pengalaman, kemampuan,

kebutuhan ekonomi dan tujuan agen

lokal yang beragam agen lokal

beradaptasi dengan arena pekerjaan

SOP dan kebijakan-kebijakan dari

Leader agen Expateriate dan

melakukan penyiasatan terhadap

Struktur Signifikasi supaya tidak

mendapatkan teguran dari agen

Expateriate agen lokal menyiasati

dengan selalu siap untuk memberikan

salam ketika ketemu agen Expateriate.

Sturktur Dominasi dalam tata politik

agen Lokal menggapi bahasa

komunikasi Agen Expateriate yang

sering kasar agen lokal menaggapi

beragapan sudah menjadi watak agen

semua Expateriate berasal dari

keturunan China untuk berkata-kata

kasar dan bersikap tidak

memasukannya kedalam hati. Tata

ekonomi dengan pendapatan gaji UMR

agen lokal bertahan berangapan dan

berpengetahuan bahwa tidak banyak

pekerjaan di restoran yang

mendapatkan gaji yang UMR.

Struktur Legitimasi dengan dituntut

bekerja harus berhati-hati dan harus

menjaga hubungan baik dengan agen

Expaterite supaya tetap bisa bertahan

agen lokal menyiasati dan melakukan

hal tersebut.

Page 16: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

16

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. Wahyu, 2012, Hubungan

Industrial. Tangerang: Universitas

Terbuka

Arikanto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek)

Jakarta: Rineka Cipta

Burhan Bungin. 2007, Penelitian

Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya): Jakarta: Prenada Media

Group

Giddens, Anthony, 2010. Teori

Strukturasi (Dasar-dasas

Pembentukan Struktur Sosial

masyarakat). Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Littlejhon Stepen W. & Foss Karen A.,

2008, Teori Komunikasi (Theori of

Human Communication). Jakarta:

Salemba Humika

K.Yin Robert. 2008, Studi Kasus

(Desain & Metode). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Lubis Akhyar Yusuf, 2012. Pemikiran

Kritis Kontemporer (Dari Teori Kritis,

Culture Studies, Feminisme,

Postkolonial, Hingga

Multikulturalisme. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Martono, Nanang. 2015. Metode

Penelitian Sosial (Konsep-Konsep

Kunci). Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Moleong Lexy J. 2014, Metodelogi

Penelitian Kualitatif: Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya

Morissan, M.A. 2008, Manajeman

Public Relation (Strategi Menjadi

Humas Profesional) Jakarta: Kencana

Neuman W. Lawrence, 2013, Metode

Penelitian Sosial (Pendekatan

Kualitatif dan Kuantatif): Jakarta: PT.

Indeks

Pusey Michael, 2011, Harbermas

Dasar dan Konteks Pemikiran. Jakarta:

Resist Book.

Schaefer Richaed T. 2012. Pengantar

Sosiologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). IKAPI: Cv.

Alfabeta

Usman Husaini Dan Akbar Setiady

Purnomo, 2006, Metodelogi Penelitian

Sosial. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi

West Richard & Turner Lynn H., 2008,

Pengantar Teori Komunikasi (Analisis

dan Aplikasi) Jakarta: Salemba

Humanika

Sumber Lain

https://achmadruky.com/430/permasala

han-tenaga-kerja-asing-di-indonesia/.

Dilihat pada senin, 14 Mei 2018

http://setkab.go.id/inilah-perpres-

nomor-20-tahun-2018-tentang-

penggunaan-tenaga-kerja-asing/.

Dilihat pada senin, 14 Mei 2018

http://elvira.rahayupartners.id/id/know-

the-rules/manpower-law, 23-Jul-2018

Page 17: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

17

POLITICAL BRANDING PARTAI GERINDRA DALAM ERA NEW MEDIA 2.0

(Studi Kasus Political Branding Partai Politik Gerindra Melalui

Web Media Digital Online)

Radita Gora1

Agus Budiana2

Universitas Satya Negara Indonesia

Jalan Arteri Pondok Indah, No 11. Jakarta Selatan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi

ABSTRAK

Media digital menjadi salah satu media yang digunakan oleh partai sebagai alat untuk membangun brand

dan image partai di era revolusi industri 4.0 yang mengutamakan kemudahan dan efektif untuk meraih

suara terbanyak. Masyarakat yang semakin gandrung dengan perangkat teknologi memungkinkan bagi

partai Gerindra untuk bisa lebih mudah dalam political branding dengan menonjolkan kelebihan partai

tersebut ataupun figur politik tertentu serta membangun kritik terhadap rival politik melalui kesadaran.

Melalui media digital, dan penyebaran informasi mengenai parti, sehingga partai politik berupaya

mengonstruksi suatu pandangan masyarakat melalui isu-isu yang berkembang dan membentuk

pandangan-pandangan baru terhadap partai tersebut sebagai upaya meraih sauara publik. Adapun

konsep-konsep yang mendukung dalam penelitian ini seperti ideologi politik yang dimana sebuah

ideologi politik sebagai visualisasi kenyataan sosial yang sekaligus membangkitkan kesadaran sosial.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus

kolektif. Analisis yang difokuskan pada Isu-isu politik yang dicanangkan partai politik benar-benar

mencerminkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, sekaligus mampu menyadarkan publik akan

adanya persoalan mendasar yang dialami bangsa dan negara. Berdasarkan hasil penelitian bahwa partai

Gerindra lebih banyak mewacanakan adanya kritik terhadap pemerintah sebelumnya yaitu masa

kepresidenan Jokowi yang tidak membawa perubahan, hanya memberikan janji-janji palsu yang tidak

terpenuh, serta potensi terhadap nilai kurs rupiah meningkat dan nilai impor meningkat, dan juga

cenderung merugikan negara, di satu sisi gerindra juga menawarkan adanya perubahan. Sehingga dalam

hal ini partai gerindra tidak berupaya untuk meningkatkan citra partainya dengan menunjukkan

kelebihan, melainkan lebih banyak menampilkan konten-konten pesimistis dan sikap apriori terhadap

kepresidenan Jokowi.

Kata Kunci: Partai Politik, Political Branding, Figur Partai, Media Digital Online, Pengembangan

image partai.

ABSTRACT

Digital media is one of the media used by the party as a tool to build the party's brand and image in the

era of the industrial revolution 4.0 which prioritizes ease and effectiveness in gaining the most votes. A

society that is increasingly infatuated with technological devices makes it possible for the Gerindra party

to be more easily able to political branding by highlighting the strengths of the party or certain political

figures and building criticism of political rivals through awareness. Through digital media, and the

dissemination of information about parties, political parties seek to construct a public outlook through

developing issues and form new views on the party as an effort to gain a public voice. The concepts that

support in this study such as political ideology in which a political ideology as a visualization of social

reality as well as arousing social awareness. The method used in research is a qualitative method with

a collective case study approach. The analysis focused on political issues launched by political parties

truly reflects the problems faced by the community, as well as being able to make the public aware of the

fundamental problems experienced by the nation and state. Based on the results of research that the

Gerindra party more discouraged criticism of the previous government, namely the Jokowi's presidency

which did not bring change, only gave false promises that were not fulfilled, as well as the potential for

Page 18: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

18

the value of the rupiah to rise and the value of imports to rise, and also likely to harm the country On the

one hand, Gerindra also offered a chance. So, in this case, the Gerindra party did not try to improve the

image of its party by showing its strengths but rather displayed pessimistic content and a priori attitudes

towards Jokowi's presidency.

Keyword: Political Organization, Political Branding, Figur Partai, Online Digital Mediae, Image

Image Development Political Organization

PENDAHULUAN Komunikasi dalam lingkup politik

merupakan bagian komponen utama

menerapkan konsep kekuasaan yang

menguasai maupun untuk tujuan dikuasai.

Permainan komunikasi dalam politik tentu

tidak bisa lepas dari peranan aktor politik di

dalamnya. Aktor politik merupakan bagian

dari agen dalam suatu pemain politik baik

di dalam kelembagaan tertentu, politik

pemerintah maupun partai politik.

Sehingga aktor politik lah yang memainkan

komunikasi bukan hanya sebagai bahasa,

namun juga menjadikannya sebagai

instrumen kekuasaan.

Menurut Denton dan Woodward

(1990: 14), komunikasi politik sebagai

diskusi murni tentang alokasi sumber daya

publik (pendapatan), otoritas resmi (yang

diberi kekuasaan untuk membuat

keputusan hukum legislatif dan eksekutif),

dan sanksi resmi. Aktor politik

memanfaatkan bahasa sebagai alat

komunikasi untuk operasional relasi

kekuasaan. Pada Relasi kekuasaan mulanya

dipahami sebagai kecenderungan alamiah.

Seseorang dengan kualitas unggul otomatis

akan memerankan peran yang lebih banyak

dibanding orang lain. (Rokhman &

Surahman, 2016: 40).

Denton dan Woodward (1990: 11)

mengatakan bahwa komunikasi politik

dalam hal niat pengirimnya untuk

mempengaruhi lingkungan politik. Seperti

dikatakan “Faktor penting yang membuat

komunikasi ‘politik’ bukanlah sumber

pesan, tetapi pada persoalan konten dan

tujuannya.” Seperti halnya pemanfaatan

komunikasi yang digunakan oleh

kapitalisme terhadap penindasan buruh.

Sehingga partai politik berupaya untuk

membalikkan situasi dengan mengangkat

perlawanan yang dilakukan oleh buruh

dengan cara membangun poltiknya dan

juga kekuasaan dengan komunikasi namun

dengan cara menguasai audiensnya.

Dalam hal ini terlihat bahwa partai

tentunya sarat dengan ideologis. Seperti

halnya di AS, Partai Demokrat secara

historis dikaitkan dengan liberalisme relatif

dalam kebijakan sosial, dan pendekatan

intervensionis terhadap ekonomi,

sementara partai Republik bercita-cita

mengurangi keterlibatan negara dalam

semua aspek kehidupan sosial-ekonomi.

Sehingga dari sini dapat dicermati dalam

pandangan Althusser mengenai ideologi

yang membawa kita bergerak dalam relasi

yang tak nyata namun seolah nyata,

menerima semu seperti nyata, yang fana

sebagai abadi. (Althusser, 2010; xviii).

Menurut Giddens (1977) dalam

Faisal Bakti (2016: 5) mengatakan bahwa

pemilihan isu-isu yang berkembang dalam

masyarakat untuk dijadikan kepentingan

politik akan sangat ditentukan oleh ideologi

partai politiknya. Isu tentang keamanan,

kemiskinan, kesehatan, pengangguran, dan

pendidikan tidak bisa semuanya

mendapatkan skala prioritas yang sama.

Partai politik perlu membangun basis

ideologi politik yang kuat sekaligus tidak

menciptakan semangat fanatisme

berlebihan para politisinya. Ideologi

dimanfaat partai untuk menanamkan

kesadaran kepada public sebagai upaya

untuk meraih suara partisipan.

Page 19: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

19

Dalam konteks persaingan politik,

strategi politik untuk memenangkan

Pemilu perlu mendapatkan perhatian yang

serius. Hal ini mengingat persaingan partai

yang cukup banyak dan sama-sama

memiliki bargain politik yang kuat.

Sehingga strategi digunakan utuk mengatur

tata cara partai untuk memenangkan

perelehan suara terbanyak. Hal ini perlu

mengacu pada pentingnya berpolitik

dengan memiliki ideologi. Hal ini bertujuan

untuk mencegah dunia politik agar tidak

teralienasi dari dirinya sendiri. Dan

organisasi politik akan kehilangan

semangat, motivasi serta arahan untuk

mengubah wajah dunia (Mullins, 1972,

dalam Faisal Bakti, 2016: 6).

Ketika ideologi sudah terbentuk

dan meyakinkannya kepada publik dalam

komitmen menjalankan visi dan misinya,

maka Partai Politik perlu diikutkan dalam

Pemilihan Umum (Pemilu) yang

merupakan salah satu media bagi partai

politik untuk menyampaikan ideologinya

kepada rakyat melalui pemasaran politik.

Seperti halnya partai Gerindra yang

terus memenamkan ideologi kebangsaan

sebagai upaya penyelamatan bangsa

Negara Indonesia. Hal ini termuat dalam

situs resmi Gerindra bahwa ada upaya –

upaya untuk menanamkan kedalam

pemikiran rakyat Indonesia bahwa bangsa

Indonesia selalu dalam kondisi terancam,

sehingga selalu ada upaya menanamkan

sikap persuasive kepada masyarakat seperti

“Selamatkan Bangsa Indonesia” kemudian

kerap menilai rezim pemerintahan saat ini

sebagai rivalnya yang mengancam

keberadaan partai Gerindra berarti

mengancam bangsa Indonesia. Hal ini yang

selalu terus-menerus digembar-gemborkan

untuk memicu pemikiran-pemikira yang

negative tentang keberadaan pemerintah

saat ini. Hal ini tentunya menjadi polemik

di kalangan partai dan juga polemik bagi

masyarakat yang di mana beragam isu-isu

politik dan juga isu-isu yang menyangkut

persoalan infrastruktur, harga bahan

pangan, isu kesejahteraan masyarakat dan

juga isu-isu lain yang berupaya untuk

menjatuhkan reputasi dan keberadaan

pemerintahan saat ini.

Upaya itu untuk bisa menjagkau

khalayak luas terutama masyarakat

Indonesia agar memiliki pemikiran sejalan

dengan Partai Gerindra maka digunakanlah

media Sosial sebagai salah satu alat

kampanye atau menggunakan media digital

untuk kampanye yang dimana pernyataan

bentuk visi dan misi partai yang

disampaikan melalui situs resminya,

kemudian juga membuat penyebaran

berita-berita dan artikel yang diposting

melalui media social seperti bentuk artikel,

publisitas dalam bentuk berita kegiatan

partai, kemudian tulisan opini yang

mengumbar keburukan-keburukan

pemerintah saat ini sebagai rezim yang

lalim dan kritik terhadap kinerja

pemerintah sekarang bahka tak segan

menyebut keberadaan pemerintah sekarang

sebagai program yang “gagal total”. Hal ini

tentunya seperti terlihat suatu bentuk

kampanye yang tidak mengunggulkan

kelebihan partai Gerindra sendiri,

melainkan menyebarkan informasi parta

yang sarat akan kritik dan tidak

mengunggulkan misi unggulannya kepada

masyarakat, dengan menebar informasi

bahwa “Negara dalam kondisi tidak aman

dengan adanya rezm saat ini” sehingga hal

ini lah yang kemudian menjadi kritik bagi

banyak orang bahwa kegiatan kampanye

partai tidak berjalan sebagaimana mestinya

sebagai ideal kampanye partai politik.

Sehingga untuk memberikan solusi politis

meraih suara rakyat maka jalan yang

ditempuh adalah dengan memajukan sosok

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto

untuk maju sebagai Capres di tahun 2019

yang berpasangan dengan Cawapres 2019

Sandiaga Salahuddin Uno.

Page 20: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

20

Upaya untuk memenangkan suara

dari rakyat, seperti yang dilakukan partai

gerindra adalah dengan branding dirinya

dan juga dengan harapan ada nilai

komersial yang didapat sejauh organisasi

politik, seperti yang ada di sektor

komersial, maka partai harus menargetkan

audiens dari siapa (dukungan elektoral)

yang dicari, menggunakan saluran

komunikasi massa, dalam lingkungan yang

kompetitif dimana warga negara /

konsumen memiliki pilihan luas antara

lebih dari satu ‘merek’ produk politik.

Meskipun ada perbedaan nyata

dalam sifat pasar politik dan komersial, dan

partai politik mengukur keberhasilan bukan

dalam hal keuntungan tetapi pada

pembagian suara dan kekuasaan efektif,

pemasaraan poltiik menggunakan banyak

prinsip yang diterapkan oleh produsen

barang dan jasa kerena mereka berusaha

untuk kesuksesan komersial melalui iklan

politik.

Peranan iklan politik adalah untuk

membangun suatu Political Branding agar

mudah untuk mempersuasi masyarakat dan

mengenal partai politik selayaknya figur

publik yang digemari masyarakat. Kesan

tentang keseragaman parpol tanpa

diferensiasi ini memerlukan perancangan

strategi komunikasi jangka panjang

berbasis keunikan para tokoh atau politisi

dan parpol. Kampanye berkelanjutan

termasuk rancangan strategi merk politik

(political branding), merek personal

(personal branding), para politisi dan

merek parpol (institutional branding),

sehingga meski terjadi koalisi antara partai,

namun identitas masing-masing partai

masih terlihat karakter khusus dan

kekhasannya. (Faisal Bakti, 2016: 72)

Bentuk komunikasi politik

semacam ini menggunakan media massa

untuk ‘membedakan’ produk-produk

politik (yaitu partai dan kandidat) dan

memberi mereka makna untuk ‘konsumen’,

sama seperti produsen barang atau jasa

yang berusaha merek yang serupa secara

fungsional dari yang lain di tempat yang

ramai. Menurut Eep Saefulloh (2009)

dalam Faisal Bakti (2007: 7), mengatakan

bahwa iklan politik memainkan peran

penting untuk merebut popularitas,

akseptibilitas, dan elektabilitas. Sehingga

cara yang paling ampuh untuk membentuk

citra seseorang adalah dengan

menggunakan media massa karena media

massa adalah bagian yang tidak terlepas

dari strategi marketing politik.

Perkembangan iklan politik yang

terus bergerak dinamis, ditambah dengan

adanya media baru serta platform media

sosial yang menjadi sarana baru dan cukup

kuat untuk menegakkan citra partai politik

dan partisan politik di dalamnya. Media

baru yang dipakai dalam dunia politik

sifatnya memungkinkan berinteraksi

dengan publik, mampu merubah voting

behavior secara signfikan. Dalam

pandangan Faisal Bakti (2017: 76) dalam

menyikapi kemenangan mantan Presiden

Barrack Obama dalam Pemilu amerika,

disinyalir adanya indikasi kuat

mempenagruhi kemenangannya. Dengan

adanya new media, partai, politisi, dan

kandidat bisa membuat situs website atau

blog pribadi demi berinteraksi langsung

dengan masyarakat.

Penggunaan iklan politik saja

sebenarnya tidak cukup, karena publik pada

dasarnya sudah memahami bahwa

kepentingan iklan adalah menunjukkan sisi

baik dari partai saja dengan pergumulan

kata-kata yang ditawarkan. Namun partai

harus berpikir secara kencang bahwa dalam

pemasaran politik juga perlu didukung

dengan power engagement, atau semacam

pendekatan personal yang lebih dekat

seperti halnya yang diterapkan dalam

praktik Hubungan Masyarakat.

Page 21: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

21

Hubungan Masyarakat atau Public

Relations (PR) berfokus pada bidang yang

berkaitan dengan mengelola citra dan

reputasi seseorang ataupun sebuah lembaga

atau organisasi di mata publik. (Nova,

2014: 20). Pendekatan PR ini bekerja di

wilayah publik sebagai fungsi komunikasi,

hubungan dengan masyarakat, manajemen

partai, maupun hubungan dengan

Pemerintah. Dengan memaksimalkan

pendekatan PR ini maka dapat membangun

suatu publisitas yang positif tentang PR

teruatam dengan memanfaatkan media

sosial online. Adapun teknik dalam PR di

dalam partai politik yang reaktif, di mana

para pihak berusaha untuk membatasi

kerusakan, termasuk dengan cara melobi

wartawan media massa dan membuat cerita

yang mengandung publisitas positif di

dalamnya.

Upaya melakukan pendekatan

pemasaran politik melalui iklan ataupun

publisitas positif tentang partai, hal ini

tentunya dapat mendorong terjadinya opini

publik yang menanggapi partai politik

maupun aktor politik itu sendiri. Menurut

Dan Emory S. Bogardus dalam Faisal Bakti

(2016: 51) yang menyatakan bahwa opini

publik merupakan pendapat individu-

individu yang diperoleh melalui perdebatan

dan merupakan hasil interaksi antar indvidu

dalam suatu publik.

Mengundang respon Opini Publik

yang positif, tentu dapat mengundang

respon partisipan yang berpihak pada partai

poltik tersebut. Upaya untuk menarik suatu

bentuk opini publik yang positif, maka

partai politik pun juga menggunakan

beragam isu seperti isu-isu lingkungan,

membahas persoalan konservasi

lingkungan alam, dan pencegahan

kekejaman terhadap hewan yang dipelihara

untuk konsumsi makanan manusia atau

untuk digunakan dalam pengujian obat-

obatan dan kosmetika.

Seperti halnya Partai di Inggris

yang memanfaatkan gerakan dan isu

lingkungan, seperti Friends of Earth yang

telah membuktikan diri sebagai eksponen

yang terampil dalam penanganan

lingkungan. Sehingga partai memanfaatkan

pesan-pesan politik terkait dengan isu

lingkungan yang dikemas dalam bentuk

simbolis dari protes dan demonstrasi yang

dirancang untuk menarik perhatian para

jurnalis.

Selain permasalahan lingkungan,

isu yang dikembangkan juga menjadi

bagian dari persoalan buruh. Membahas

tentang buruh tentu tidak lepas dari

produksi dan reproduksi. Setiap tatanan

sosial mereproduksi kondisi produksi pada

saat yang sama tatkala dilahirkan. Tatanan

sosial harus mereproduksi faktor-faktor

produksi dan relasi produksi yang sudah

ada. Adapun persoalan buruh juga

menyangkut tentang hak buruh, pembelaan

serikat pekerja, dan pendapatan

materialnya.

Partai untuk menarik perhatian

publik di Amerika cenderung berkampanye

seputar isu-isu tunggal, seperti gerakan anti

nuklir dan lain sebagainya. Selain itu

menggunakan isu-isu organisasi terroris

yang terjadi di Amerika dan permasalahan

diplomasi dengan Timur Tengah. Seperti

halnya yang dilakukan oleh George W.

Bush pasca peristiwa teror WTC 9/11 oleh

Al Qaeda yang menggalakkan “perang

melawan teror” yang kemudian menjadi

salah satu ikon utama dalam kampanye

partai republik.

Sebenarnya George W. Bush

bukanlah yang pertama dalam

menggalakkan kampanye anti teror ketika

dalam kampanye pencalonan Presiden US

dan juga kampanye partai republik.

Pernyataan terebut pernah diserukan 20

tahun sebelumnya oleh pemerintahan

Reagan-Bush Sr., dengan retorika serupa

Page 22: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

22

dan personel yang sama di posisi terdepan.

Dalam kampanye itu Reagen maupun Bush

berjanji akan melenyapkan “kanker” yang

membawa “kembalinya berbarisme ada era

modern”. Mereka mengidentifikasi dua

pusat utama “Momok jahat terorisme”,

yakni amerika Tengah dan Timur Tengah/

wilayah Mediterania. Kampanye mereka

untuk memberantas wabah teror di kedua

wilayah tersebut menempati peringkat atas

diantara isu-isu kebijakan luar negeri lain

pada dekade ini. (Chomsky, 2017: 2).

Namun di satu sisi, organisasi terorisme

sendiri bukan hanya pendefinisian

organisasi yang memunculkan perlawanan

terhadap kekerasan, adapun upaya

memunculkan teror kekerasan dan isu

tentang terorisme yang digunakan untuk

mencapai tujuan politik mereka.

Propaganda tentang terorisme

internasional merupakan satu contoh

digunakannya teknik-teknik tersebut, baik

di dalam negeri maupun di luar negeri. Para

pembuat kebijakan di pemerintahan

Reagen tahu bahwa para kelompok liberal

di kongres dan media bisa dengan mudah

ditakut-takuti dengan tuduhan bahwa

mereka terlalu lemahdan kurang militan

menghadapi ancaman apa pun yang

mungkin menjadi momok mengerikan saat

itu, sehingga mereka berbaris denan patuh

dalam perang melawan terorisme.

(Chomsky, 2017: 203)

Kampanye semacam ini juga

menjadi bentuk propaganda yang

dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai

tujuan politiknya atas Timur Tengah

dengan mengupayakan adanya

pembentukan opini publik yang mengikuti

pandangan politik Pemerintah. Seperti

halnya yang dilakukan oleh Partai Gerindra

yang memanfaatkan kritik terhadap rezim

saat ini dan juga menfaatkan isu agama

untuk melawan pemerintahan dan

menjadikanya sebagai persaingan untuk

menurunkan reputasi rival politik.

Menurut Kruger Reckless dalam

Faisal Bakti (2017: 51) Opini publik adalah

penjelmaan dari pertimbangan seseorang

tenang sesuatu hal, kejadian atau pikiran

yang diterima sebagai pikiran umum.

Sehingga pemerintah mengupayakan

adanya pesan-pesan persuasi yang

dibangun untuk membentuk suatu

kesadaran palsu (ideologi) kepada

masyarakat agar mau mengikuti bentuk-

bentuk penanaman stigma kebenaran dari

pemerintah dan mengikutinya dengan

sukarela. Dalam pandangan Marx dalam

Althusser (2010: x) menjelaskan bahwa

kesadaran masyarakat akan siapa dirinya,

atau bagaimana hubungan mereka dengan

bagian masyarakat lainna, dan pengertian

yang mereka bangun tentang pengalaman

sosialnya, diproduksi oleh masyarakat,

bukan merupakan sesuatu yang alami atau

biologis. Sehingga point disini kembali lagi

bahwa kesadaran lah yang menumbuhkan

sikap di dalam masyarakat, dan bagaimana

pihak-pihak berotoritas dengan berupaya

untuk memasuki kesadaran khalayak.

Berdasarkan penjabaran

sebelumnya, maka dapat dipetakan bahwa

terdapat Partai dan non partai. Organisasi

publik jika partai berada di jantung

konstitusional dari proses politik

demokratik mereka, tentu saja, para pelaku

politik. Di sekitar lembaga-lembaga politik

yang mapan adalah sejumlah organisasi

non-partai dengan tujuan politik. Pelaku

non-partai ini menjadi tiga kategori.

Pertama, serikat pekerja, kelompok

konsumen, asosiasi profesional dan lainnya

dapat didefinisikan sebagai organisasi

publik. Mereka disatukan bukan oleh

ideologi tetapi oleh beberapa fitur umum

dari situasi anggota mereka yang

membuatnya menguntungkan untuk

digabungkan, seperti masalah pekerjaan

(serikat pekerja), atau kelemahan warga

negara individu dalam menghadapi

perusahaan besar (kelompok konsumen).

Page 23: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

23

Dalam organisasi seperti itu, individu

berkumpul bukan hanya untuk membantu

satu sama lain dalam penyelesaian masalah

praktis yang terkait dengan situasi umum

mereka, tetapi untuk mengkampanyekan

perubahan atau meningkatkan profil publik

dari masalah tertentu, sering kali dengan

meminta bantuan para politisi terpilih.

Organisasi-organisasi ini, pada tingkat

yang lebih besar atau lebih kecil, status

kelembagaan dan legitimasi publik,

sebagaimana tercermin dalam akses

mereka ke pembuat kebijakan dan media,

penerimaan donasi amal, dan pendanaan

resmi.

Dalam konklusi dari penjabaran ini,

dapat ditanggapi dari pandangan Kaid, dkk

yang menunjukkan bahwa kita dapat

melihat 'realitas' politik sebagai terdiri dari

tiga kategori (1991): Pertama, kita dapat

berbicara tentang realitas politik obyektif,

yang terdiri dari peristiwa-peristiwa politik

yang terjadi benar-benar terjadi. Kedua,

ada subjektivisme - 'realitas' dari peristiwa-

peristiwa politik seperti yang dirasakan

oleh aktor dan warga negara. Aktor politik

memiliki pandang Ketiga, dan kritis

terhadap pembentukan kategori kedua

persepsi subyektif, adalah realitas yang

dibangun, yang berarti peristiwa yang

dicakup oleh media.

LANDASAN TEORITIS

Teori Pembentukan Opini

Unsur penting dalam versi audiens

ini adalah praeksistensi dari kelompok

sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian

besar otonom yang dilayani oleh media

tertentu, tetapi keberadaannya tidak

bergantung pada media. Pengelompokkan

orang secara politis yang terwujud sebagai

unit sosial melalui pengakuan bersama atas

masalah bersama yang perlu ditanggulangi.

Pengelompokkan seperti itu memerlukan

berbagai sarana komunikasi bagi

pengembangan dan kesinambungannya,

tetapi menurut Mills (1956), media massa

telah berkembang sedemikian rupa untuk

mengelakkan pembentukan publik.

Audiens dipandang memiliki

signifikansi rangkap bagi media, sebagai

perangkat calon konsumen produk dan

sebagai audiens jenis iklan tertentu, yang

merupakan sumber pendapatan media

penting lainnya. Dengan demikian, pasar

bagi produk media juga mungkin

merupakan pasar bagi produk lainnya,

untuk mana media akan menjadi wahana

iklan dan sarana ‘pengantaran’ calon

pelanggan produk lain. Meskipun media

komersial perlu memandang audiensnya

sebagai pasar dalamkedua arti itu dan

adakalanya mencirikan audiens tertentu

dalam hubungannya dengan gaya hidup

dan pola konsumsi, ada sejunlah

konsekuensi pendekatan ini terhadap cara

memandang audiens. Pertama, pendekatan

tersebut merinci hubungan antara media

dengan audiensnya sebagai hubungan

konsumen produsen yang karenanya

bersifat ‘kalkulatif’ dari sudut pandang

pengirim. Kedua, pendekatan ini kurang

menekankan hubungan sosial audiens yang

bersifat intern: yaitu sekumpulan individu

dan konsumen yang sederajat, yang berbagi

ciri demografi atau budaya tertentu. Ketiga,

karakteristik audiens yang paling relevan

dengan cara berpikir ini adalah sosial-

ekonomi dan stratifikasi sosial audiens

selamanya tela menuntut perhatian yang

tidak semestinya. (McQuail, 1999: 205).

Kemajuan abad kedua puluh telah

melihat arena politik menjadi lebih

internasional, karena media telah

memperluas jangkauan mereka, secara

geografis dan temporal. Di abad ke 21,

audiens media adalah target komunikasi

politik tidak hanya dari sumber-sumber

domestik, tetapi juga dari luar negeri.

Pemerintahan asing, organisasi bisnis, dan

kelompok teroris seperti Al Qaeda, semua

Page 24: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

24

menggunakan sistem informasi global

untuk memajukan tujuan politik.

Bentuk-bentuk tradisional

diplomasi internasional secara

interpersonal tetap ada, tetapi dalam bentuk

perang modern, perjuangan pembebasan

dan perselisihan teritorial semakin

diperjuangkan di media, dengan opini

publik global sebagai hadiah (karena

protagonis - pemerintah dan badan

internasional seperti Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) dianggap menjadi responsif

terhadap opini publik). Sebagaimana yang

diakui Walter Lippmann pada awal tahun

1920-an, 'pemerintah saat ini bertindak

berdasarkan prinsip bahwa tidak cukup

untuk mengatur warganya sendiri dengan

baik dan untuk meyakinkan orang-orang

bahwa mereka bertindak sepenuh hati atas

nama mereka. Mereka memahami bahwa

opini publik dari seluruh dunia penting bagi

kesejahteraan mereka '(dikutip dalam

Bernays, 1923, hlm. 44).

Teori Pembentukan Opini oleh

Lippman yang mengatakan bahwa

Propaganda menjadi semacam tantangan

yang keras sehingga membutuhkan

perubahan yang drastis dalam sistem

politik. Publik sangat rentan terhadap

propaganda, sehingga sejumlah mekanisme

dan lembaga perlu melindungi mereka.

(Baran, 2010: 106).

Ideologi Politik

Sekularisasi kehidupan social dan

kekuasaan politik menciptakan kondisi

bagi pemunculan dan penyebaran

‘ideologi-ideologi’. Dalam konteks ini,

‘ideologi-ideologi’ tersebut dipahami.

Dalam konteks ini, ‘ideologi-ideologi’

terseut dipahami sebagai system

kepercayaan secular yang berfungsi untuk

memobilisasi dan memberikan legitimasi.

Seiring dengan terbentuknya relasi social

yang baru ini, kekuatan politik kemudian

secara cepat terkonsentrasi pada lembaga

Negara yang tersekularkan, yaitu Negara

yang didasarkan pada adanya pemahaman

tentang kedaulatan dan peran hokum

formal dengan mengacu pada nilai, hukum,

dan hak universal daripada nila atau

kehidupankeagamaan dan mistis yang

menggantikan kekuatan politik dengan

otoritas kehendak yang suci. (Thompson,

2017: 107)

Teori-teori politik dan filsafat

melihat bahwa ideologi adalah bagian dari

kekuatan kompleks yang berusaha

mempertahankan atau menggantiikan

struktur politik. Bagi mereka, ideologi

politik adalah alat atau cara untuk

mendapatkan kekuasaan. (Firmanzah, 2008

dalam Faisal Bakti, 2016: 6). Ideologi

politik termanifestasikan dalam institusi

politik. Sehingga ideologi politik

merupakan suatu bentuk yang merupakan

gabungan atau inti aspirasi para anggota

yang menyusun institusi politik

bersangkutan.

Menurut Lane dalam Faisal Bakti

(2016: 6-7), ideologi politik cirikan empat

hal. Pertama, ideologi politik berkaitan

dengan pertanyaan siapa yang akan

memimpin? Bagaimana mereka dipilih?

Dan, dengan prinsip-prinsip apa mereka

memimpin? Kedua, ideologi mengandung

banyak sekali argumen untuk persuasi atau

juga melawan (counter) ide-ide yang

berlawanan. Ketiga, ideologi sangat

mempenagruhi banyak sekali aspek

kehidupan manusia, mulai aspek ekonomi,

pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan

sebagainya. Keempat, ideologi terkait

dengan hal-hal penting dalam kehidupan

sosial, baik mengajukan program atau

menentangnya. Kelima, ideologi mencoba

merasionalisasi kepentingan kelompok

sehingga kepentingan tersebut sangat

beralasan dan layak diperjuangkan.

Keenam, ideologi berisikan hal-hal yang

bersifat normatif, etis, dan moral.

Page 25: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

25

Berdasarkan hal ini, dapat diamati bahwa

ideologi sebagai visualisasi kenyataan

sosial yang sekaligus membangkitkan

kesadaran sosial. (Faisal Bakti, 2016: 7)

Political Branding

Pendekatan merek parpol (political

party branding) berorientasi konsumen

atau konstituen melalui riset French dan

smith (2010) untuk memetakan kekuatan

ekuitas merek politik menemukan persepsi

atau asosiasi merek yang berbeda antara

atribut merek. Partai Koservatif yang lebih

kuat ketimbang partai buruh di Inggris.

Konsekuensi dari penelitian tersebut, partai

politik bisa memakai sejumlah atribut atau

asosiasi merek parpol yang melekat di

benak konstituen untuk menguatkan

diferensiasi merek parpol dan sebagai

bahan tema kampanye. (Dikutip dari

Alifahmi dalam Literasi Politik dan

Lembaga Pemilu. Editor: Andi Faisal

Bakti, 2016: 84).

Dalam pembahasan Merek Partai

Politik, juga membahas tentang

penyelarasan merek (brand allignment)

antara merek parpol dan merek personal

tokoh (politisi) yang bisa menghasilkan

koherensi dalam sejumlah atribut merek

(brand atribute coherency) dari keduanya.

Komunikasi politik itu sebenarnya

bukan hanya di level merek personal atau

merek parpol, melainkan mengulas

mengenai kampanye merek politik sebagai

institusi dalam konteks negara seperti

kampanye KPU di level Nasional, maupun

Kampanye Pilkada di level provinsi bahkan

di level pemerintahan kabupaten dan kota.

(Alifahmi, 2008).

New Media 2.0

Dunia media digital seperti dikenal

masyaraka luas saat ini ibarat kita sedang

mengarungi suatu lautan literasi baru, di

mana kita sekarang mugkin masih sedang

mengejanya. Dunia digital sudah mulai

terjadi sejak satu dua decade lalu, dan pada

saat yang sama ada pertumbuhn alat

penerima komunikasi yang semakin

canggih. Alat komunikasi yang kita miliki

sekarang memungkinkan kita untuk tidak

sekedar berkomunikasi lisan, tetapi juga

berkomunikasi dengan tukar menukar data,

berkirim pesan tertulis, dalam jumlah yang

sangat besar.

Melalui media internet,

pembentukan budaya siber berlangsung

secara global dan universal. Budaya siber

bisa dipandang sebagai objek sekaligus

subjek dalam kajian antropologi, sosilogi,

maupun dalam kajian media dan cultural

studies. (Nasrullah, 2016: 142).

Menurut Erving Goffman dalam

bukunya The Presentation of Self in

Everyday Life (1959) dalam Nasrullah

(2016: 142) mengatakan bahwa setiap

individu pada kenyataannya melakukan

konstruksi atas diri mereka dengan cara

menampilkan diri (self performance).

Namun penampilan diri ini pada dasarnya

dibentuk atau untuk memenuhi keinginan

audiensi atau lingkungan sosial, bukan

berasal dari diri dan bukan pula diciptakan

oleh individu itu sendiri.

Internet pada dasarnya komunikasi

dan/interaksi yang terjadi memakai

medium teks, secara langsung hal ini akan

mempengaruhi bagaimana seseorang

mengkomunikasikan identitas dirinya di

kehidupan virtual (virtual life) dan setiap

teks menjadi semacam perwakilan dari

setiap ikon diri dalam penampilan diri.

Internet of things telah menciptakan

kemampuan individu untuk

mengekspresikan diri dan berinteraksi

secara terbuka. Hal ini mendorong inovasi

baru bagi Partai untuk bisa merubah

mindset kinerja komunikasi ydalam

membangun publisitas dan publikasinya,

serta perlu merubah paradigma partai

menjadi bagian utama dalam corporate

communications pelibatan dua arah

melibatkan khalayak dan multiplatform.

Perkembangan Teknologi Digital ini

memang menjadi sutu transformasi

Page 26: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

26

Communication Challenge, mengingat

beberapa perusahaan yang tidak siap

dengan tantangan global communication

pada akhirnya harus tergerus dan gulung

tikar. Namun apabila siap dengan tantangan

teknologi digital ini, maka perusahaan pun

siap bersaing untuk fase kedua. Menurut

David Gauntlet (2014) menyebutkan studi

media di era internet ini sebagai “Studi

Media 2.0”, sebagai lawan dari “Studi

Media 1.0” (surat kabar/radio/televisi).

Pada media 1.0, terdapat pembedaan tegas

antara media dan khalayak penerima.

Komunikasi massa ditndai oleh beberapa

penyampai pesan

(suratkabar/radio/televisi) yang

mengirimkan pesan kepada banyak orang

(khalayak). Definisi ini berubah setelah

kehadiran internet, di mana saluran pesan

saat ini sangat banyak. Lewat internet

(seperti blog dan media sosial), setiap

orang pada dasarnya bisa berfungsi sebagai

saluran pesan.

Sementara pada media 2.0 adalah

melihat khalayak sebagai aktif dan

paritfipatif. Di era internet, khalayak tidak

hanya bisa memilih tetapi juga

berpartisipasi dengan jalan mengubah,

menciptakan ulang dan menyebarkan suatu

informasi. Dari sini, titik penting media 2.0

adalah kolaborasi, sharing dan jaringan

yang dimana teknologi sangat

memungkinkan di sini.

Perkembangan Teknologi Digital ini

memang menjadi suatu transformasi

Communication Challenge, mengingat

beberapa organisasi yang tidak siap dengan

tantangan global communication pada

akhirnya harus tersaingi atau kalah

persaingan. Namun apabila siap dengan

tantangan teknologi digital ini, maka partai

pun siap bersaing untuk Pemilihan Umum.

METODELOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif karena

lebih sesuai untuk digunakan mengingat

banyak aspek dari Political Branding partai

politik dalam upaya penyelerasan merek

partai dan merek personal (personal

branding) dari Partai Poltiik di Amerika

yang perlu digali lebih mendalam dari para

informan.

Paradigma yang digunakan dalam

penelitian ini adalah paradigma

Konstruktivis.paradigma konstruktivisme

menyatakan bahwa individu melakukan

interpretasi dan bertindak menurut

berbagai macam konseptual yang ada

didalam pikirannya. realitas tidak

menunjukkan dirinya dalam bentuknya

yang kasar, tetapi harus disaring terlebih

dahulu melalui bagaimana cara seseorang

melihat sesuatu (Morissan, 2009:107)

Tipe penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif untuk menyajikan gambaran

melalui narasi, dan memaparkan profil

klasifikasi mengenai tahapan penyelarasan

merek (brand allignment) dan jenjang

ekuitas merek politik berbasis konstituen

yang dikemas dalam bentuk iklan di media

massa online digital yang terdistribusikan

melalui portal web maupun melaui media

sosial.

Pada tipe penelitian deskriptif

bertujuan untuk menyediakan gambaran

secara terinci mengenai fenomena yang

diteliti, menempatkan data baru yang

berlawanan dengan data lama, menciptakan

seperangkat kategori atau klasifikasi,

melakukan klasifikasi terhadap urutan

suatu tahapan atau jenjang, mencatat proses

mekanisme iklan partai, dan melaporkan

mengenai latar belakang atau konteks dari

sebuah situasi yang terjadi (Neuman, 2006:

34).

Unit analisis penelitian ini terbagi

level partai atau organisasi politik, yakni

merek level organisasi partai atau merek

partai politik yang melakukan publisitas di

portal web dan media sosial. Fokus analisis

Page 27: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

27

adalah tingkat keselarasan atribut-atribut

merek dari organisasi partai.

Pengumpulan data penelitian

dilakukan melalui wawancara mendalam

kepada sejumlah informan secara snowball

sampling dan pakar politik dengan

menggunakan panduan wawancara sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik Parpol.

Panduan teknik klasifikasi dan kategorisasi

dalam pengumpulan dan analisis data yang

dikenal dengan pengkodean (coding).

Untuk sampel yang diteliti mencakup

publisitas Gerindra di media social dan juga

publitas di web portal, dan promosi partai

Gerindra di media online web maupun

media massa online.

Teknik analisis data yang dilakukan

adalah dengan pengkodean terbuka, aksial,

dan selektif (Neuman, 2006: 460: 464).

Tahap pengkodean terbuka (open coding)

adalah untuk memilah data, memerinci,

menguji, membandingkan, konseptualisasi

dan kategorisasi data untuk membuka

gagasan melalui penelusuran data yang

intensif dan terinci. Pengkodean aksial

(axial coding) merupakan metode analisis

integrasi melalui penghubungan kategori-

kategori, memunculkan data dalam bentuk

baru. Sementara itu tahap pengkodean

selektif (selective coding) memilih kategori

inti atau peristiwa utama dan

menghubungkan dengan kategori lain.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Partai

Partai Gerakan Indonesia

Raya atau Partai Gerindra, adalah

sebuah partai politik di Indonesia yang

didirikan dan diketuai oleh Letnan

Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo

Subianto. Partai Gerindra berdiri pada

tanggal 6 Februari 2008. Pengurus dan

aktivis partai ini dicirikan dengan

pakaian safari lengan pendek dan

panjang, serta kopiah hitam. Inspirasi

nama Gerindra berasal dari nama partai

lama, Perindra, yang merupakan

pemberian langsung dari Presiden

Soekarno.

Pada periode 2009-2014, Partai

Gerindra berada di luar kabinet

pemerintahan pusat bersama Partai

Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan Partai Hanura.

Pada Pemilu 2014, partai Gerindra

mendapatkan 73 kursi di Dewan

Perwakilan RakyatRepublik Indonesia.

Partai Gerindra mengusung Prabowo

Subianto selaku Ketua Dewan Pembina

sebagai calon presiden. Pada periode

2014-2019, Partai Gerindra kembali

berada di luar kabinet pemerintahan

pusat bersama.

Bermula dari Keprihatinan,

Partai Gerindra lahir untuk mengangkat

rakyat dari jerat kemelaratan, akibat

permainan orang-orang yang tidak

peduli pada kesejahteraan. Dalam

sebuah perjalanan menuju Bandara

Soekarno-Hatta, terjadi obrolan antara

intelektual muda Fadli Zon dan

pengusaha Hashim Djojohadikusumo.

Ketika itu, November 2007, keduanya

membahas politik terkini, yang jauh

dari nilai-nilai demokrasi

sesungguhnya. Demokrasi sudah

dibajak oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab dan memiliki

kapital besar. Gagasan pendirian partai

pun kemudian diwacanakan di

lingkaran orang-orang Hashim dan

Prabowo. Rupanya, tidak semua setuju.

Ada pula yang menolak, dengan alasan

bila ingin ikut terlibat dalam proses

politik sebaiknya ikut saja pada partai

politik yang ada. Kebetulan, Prabowo

adalah anggota Dewan Penasihat Partai

Golkar, sehingga bisa mencalonkan diri

maju menjadi ketua umum.

Pembentukan Partai Gerindra

terbilang mendesak. Sebab

dideklarasikan berdekatan dengan

waktu pendaftaran dan masa kampanye

pemilihan umum, yakni pada 6 Februari

Page 28: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

28

2008. Dalam deklarasi itu, termaktub

visi, misi dan manifesto perjuangan

partai, yakni terwujudnya tatanan

masyarakat indonesia yang merdeka,

berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

makmur serta beradab dan

berketuhanan yang berlandaskan

Pancasila sebagaimana termaktub

dalam pembukaan UUD NRI tahun

1945.

(http://partaigerindra.or.id/sejarah-

partai-gerindra)

Kisah Gerindra dan Kepala Garuda Memberi nama partai politik gampang-

gampang susah. Karena nama partai

berkaitan dengan persepsi yang akan

diingat oleh masyarakat selaku

konstituen. Sebelum nama Gerindra

muncul, para pendiri partai ini seperti

Prabowo Subianto, Hashim

Djojohadikusumo, Fadli Zon dan

Muchdi Pr juga harus memikirkan

nama yang tepat. Ketika itu di Bangkok,

Thailand, mereka berkumpul untuk

acara Sea Games Desember 2007, demi

mendukung tim indonesia, terutama

polo dan pencak silat yang berhasil

lolos untuk dipertandingkan di sana.

Kebetulan Prabowo adalah

ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh

Indonesia). Namun ajang kumpul-

kumpul tersebut kemudian

dimanfaatkan untuk membahas nama

dan lambang partai. Nama partai harus

memperlihatkan karakter dan ideologi

yang nasionalis dan kerakyatan

sebagaimana manifesto Gerindra.

Tersebut lah nama “Partai Indonesia

Raya”. Nama yang sebenarnya tepat,

namun sayang pernah digunakan di

masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia

Raya) dan Parindra. “Kalau begitu

pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan

Indonesia Raya,” ucap Hashim penuh

semangat. Peserta rapat pun kemudian

menyetujuinya. Selain gampang

diucapkan, juga mudah diingat:

Gerindra, begitu bila disingkat. Nah,

setelah persoalan nama selesai, tinggal

soal lambang. Lambang apa yang layak

digunakan?

Muncul ide untuk menggunakan

burung garuda. Namun, ini lambang

yang sudah banyak digunakan partai

lain. Apalagi simbol Pancasila yang

tergantung di dada garuda, mulai dari

bintang, padi kapas, rantai, sampai

kepala banteng dan pohon beringin,

sudah digunakan oleh partai yang ada

sekarang. Untuk menemukan lambang

yang tepat, Fadli Zon mengadakan

survei kecil-kecilan.

Perpaduan antara nama dan

lambang yang tepat, sebab keduanya

menggambarkan semangat

kemandirian, keberanian dan

kemakmuran rakyat. Kepala burung

garuda yang menghadap ke kanan,

melambangkan keberanian dalam

bersikap dan bertindak. Sisik di leher

berjumlah 17, jengger dan jambul 8

buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai

gambar segi lima yang seluruhnya

mengandung arti hari kemerdekaan, 17-

8-1945. Dalam perjalanannya

kemudian, terbukti, Gerindra

mendapatkan tempat di hati

masyarakat, meski berusia muda.

Ketika iklan kampanye gencar

dilakukan, burung garuda dan suaranya

ikut memberi latar belakang sehingga

para penonton merasa tergugah dengan

iklan tersebut.

(http://partaigerindra.or.id/sejarah-

partai-gerindra)

Analisa Berdasarkan hasil analisis data,

dapat dilihat bahwa upaya Gerindra dalam

mempromosikan partai dengan

menggunakan media web portal online

merupakan cara baru yang juga digunakan

oleh partai-partai untuk menginformasika

keberadaan partai dan juga sebagai sarana

untuk mempromosikan partai terutama

ketika menjelang Pemilu atau persiapan

untuk pemilihan Kepala Daera

(PILKADA) maka Partai pun turut andil

Page 29: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

29

melalui media social untuk

mempromosikan partainya dan juga untuk

mengusng kandidat-kandidat atau calon

legislatif yang maju dalam pemilihan

legislatif termasuk mengusung para calon

kepala negara dan kepala daerah.

Partai Gerakan Indonesia Raya

(Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera

(PKS) dan PDI Perjuangan diakui

sebagai partai yang rajin memanfaatkan

media sosial sebagai media untuk

propaganda ideologinya. Materi politik

yang disampaikan ketiga partai ini

paling banyak direspon masyarakat.

Survei Institute for

Transformation Studies (Intrans)

bertajuk pemantauan dan analisis

materi kampanye di media sosial akun

resmi partai politik di Indonesia,

menunjukkan akun

resmi Gerindra paling banyak direspon

netizen. Tercatat, materi dalam akun

resmi Gerindra dishare hingga 77.000

kali. Jauh lebih unggul dibandingkan

PKS yang hanya dishare 59.000

dan PDIP yang hanya dishare 37.000

kali.

Survei ini dilakukan 1

September 2015 hingga 15 Januari

2016. Direktur Intrans Andi Saiful Haq

menjelaskan, jumlah share sebagai

indikator paling terlihat jelas untuk

mengukur tingkat keterlibatan politik

masyarakat di media sosial. "Karena

tidak sekadar melihat, suka atau

menyetujui, tapi terlibat dengan

tindakan ikut menyebarkan konten-

konten kampanye partai politik yang

bersangkutan," ujar Andi di

Cikini, Jakarta, Jumat (29/1) .

Andi mengakui kuatnya tim

kampanye Gerindra di jejaring dan

media sosial. Tim media sosial partai

besutan Prabowo ini terbukti punya

kemampuan besar menggaet pengguna

sosial media. Indikatornya terlihat dari

jumlah akun audiens Gerindra yang

mencapai 3,8 juta. Jumlahnya jauh di

atas PDIP yang hanya 1,6 juta.

Sementara PKS hanya 250.000 audiens.

"Hal ini terbaca dari urutan yang

hampir menyamai urutan jumlah

audiens," tambah Andi.

Konten media sosial yang

dirancang secara terstruktur dan

sistematis. Jauh berbeda jika

dibandingkan dari partai-partai lain,

khususnya partai pendukung

pemerintah.

Sejak pemilihan umum 2014, akun

media sosial Gerindra memang jauh

lebih rapi dengan pesan kampanye dan

sistem komunikasi yang memusat dari

atas ke bawah. Materi-materi kampanye

bertumpu pada akun-akun resmi partai.

Sejauh yang bisa diamati, apa yang

dilakukan Gerindra ini setidaknya

memiliki dua efek penting.

Pertama, media sosial memungkinkan

partai berkomunikasi secara langsung

dengan pemilih dan calon pemilih.

Setidaknya ia menjadi ruang untuk

merawat isu yang selama ini menjadi

garis pembeda bagi posisi kelompok

oposisi dan pemerintah.

Dengan karakter media sosial

yang membuat orang mudah lupa,

merawat isu dengan konsisten adalah

cara untuk tetap diingat publik. Jejak

digital akan diingat atau diungkit publik

dan bisa digunakan sebagai senjata di

masa pemilihan umum. Melihat fakta

bahwa partai politik di Indonesia kerap

hanya dirasakan kehadirannya ketika

musim pemilu, “kehadiran” di media

sosial setidaknya menjaga agar isu yang

dibawa terus itu dekat dengan publik.

Algoritma media sosial, yang

membentuk gelembung filter,

sebenarnya akan menguntungkan partai

yang bisa terus merawat isu-isu yang

coba diusung. Lepas dari pelbagai sisi

negatifnya, kecenderungan pengguna

media sosial untuk mencari ide-ide

yang sesuai pemikirannya, jika dirawat

oleh partai, akan “mengeraskan”

dukungan terhadap partai.

Page 30: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

30

Kedua, media sosial adalah platform

dengan kapasitas yang mampu

melampaui peran media arus utama.

Ketika kampanye politik mulai

diizinkan di televisi oleh pemerintah

Orde Baru pada dekade 1990-an,

masing-masing partai hanya

mendapatkan jatah terbatas. Artinya,

semakin sedikit waktu yang bisa

mereka gunakan untuk menjangkau

publik melalui media. Bahkan di era

pasca reformasi, akses terhadap media

akan ditentukan oleh sumber daya milik

partai.

Sikap Gerindra yang aktif dan

agresif di media sosial bisa dipahami.

Ini langkah yang sangat strategis,

khususnya jika yang disasar adalah

generasi pemilih Milenial dalam pemilu

2019. Sebuah lumbung suara yang

strategis, mengingat 34,4 persen

penduduk Indonesia adalah generasi

Milenial (kelompok usia 17-34 tahun,

menurut data Saiful Mujani Research &

Consulting). Artinya, gabungan antara

kampanye media sosial dan mesin

partai yang sedang punya moral tinggi

pasca menang di Pilkada Jakarta bisa

membawa kejutan pada Pemilu 2019.

Pasangan Prabowo – Sandiaga

lebih eksis di kalangan pengguna tiga

platform media sosial besar, seperti

Facebook, Twitter, dan Instagram.

Sejumlah anggota tim Badan

Pemenangan Nasional Prabowo –

Sandiaga mengatakan ini adalah

kesuksesan yang tidak terduga. “Kami

kaget juga tahu berita ini,” kata juru

bicara BPN, Faldo Maldini kepada

Tempo pada Rabu, 28 November 2018. Terdapat 3 strategi Political Branding:

1. Menggiatkan influencer relawan

Prabowo – Sandiaga

Juru bicara BPN sekaligus politikus Partai

Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan

timnya menggandeng sejumlah influencer

relawan Prabowo – Sandiaga untuk

mengunggah konten-konten kampanye di

media sosial. “Jumlah influencer itu

ratusan,” kata Andre kepada Tempo pada

Rabu pagi, 28 November 2018.

Influencer itu terdiri atas selebgram,

selebtwit, hingga YouTuber. influencer

menarasikan kampanye capres dan

cawapres yang dibelanya dengan konten-

konten program yang diklaim positif.

Misalnya melalui infografis program

pengembangan ekonomi.

Pada 30 Oktober lalu influencer bertemu

dengan Prabowo di kediamannya, Jalan

Kertanegara 4, Jakarta Selatan. Sandiaga

mengkonfirmasi, para influencer

dipersilakan mengutip atau menyadur

platform visi misi dan pernyataan-

pernyataan capres serta cawapres.

2. Melabeli Sandiaga sebagai

tokoh sentral di medsos

Tim media sosial Sandiaga Uno, Raditya,

mengatakan cawapres yang dibelanya

merupakan tokoh yang berperan penting

untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo

di media sosial. unggahan-unggahan tim

media sosial di akun-akun personal

Sandiaga cukup dekat dengan keseharian

milenial.

3. Konten dan target yang terukur

Partai Gerindra memiliki konten-konten

yang substantif dengan sasaran yang

terukur. Tim Gerindra memakai media

sosial sebagai medium untuk mendengar.

Adapun gagasan yang ditawarkan untuk

kampanye kubu Prabowo di beberapa

jenis media sosial, Tim media sosial

Prabowo dan Sandi selalu menghindari

perang-perang di dunia maya, seperti di

Twitter.

Pada konten yang dibangun oleh

Partai Gerindra terlihat bahwa pada

Partai Gerindra, strategi branding

politics yang dibangun lebih

mengedepankan konten-konten tertulis

namun lebih banyak bermuatan konten-

konten yang bersifat kritik dan

Page 31: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

31

propaganda. Tak sedikit konten-konten

yang juga bermuatan berita-berita yang

disinyalir hoax seperti beberapa

pernyataan Prabowo dan juga

pernyataan Sandiaga Uni. mengenai

Hal ini tentunya menjadi hal yang

kontroversial dan dapat mengurangi

simpatik public. Adapun di dalam

muatan konten media sosial terdapat

iklan partai Gerindra tentang

menyelesaikan permasalahan

pengangguran di Indonesia. Hal ini pun

juga dinilai terlalu ambigu untuk diulas

karena berupaya untuk mengkritik

keberadaan Pemerintahan menurutnya

saat ini tidak dapat mengatasi masalah

pengangguran di Indonesia, namun

iklan ini justru sebagai sesuatu yang

membingungkan karena banyak yang

menganggap iklan ini justru terlihat

mengambang dan tidak jelas. Adapun konten-konten yang

termuat dalam artikel tulisan di web resmi

Partai Gerindra lebih banyak mengkritik

pemerintahan saat ini yang berada dibawah

rezim Presiden Joko Widodo yang menurut

Partai Gerindra, pemerintahan Jokowi

dianggap gagal dalam memajukan

pembangunan di Indonesia dan

meningkatkan perekonomian Indonesia.

Seperti judul artikel di dalam pemuatan

kutipan dari Fadli Zon “Pembangunan

Infrastruktur Hanya Etalase Politik

atau Pencitraan Semu”. Selain itu juga

pada judul “Gerindra Tahu Cara PDIP

Dominasi Kekuasaan di Jateng, Tapi

Rakyat Tetap Miskin”. Hal ini terlihat

bahwa upaya membangun konten-konten

pada web resmi Gerindra lebih banyak

mendominasi pada upaya-upaya provokatif

dan ingin menunjukkan bahwa

pemerintahan saat ini dinilai gagal dalam

upaya mensejahterakan rakyat Indonesia.

Adapun Gerindra sendiri lebih

banyak menggunakan strategi propaganda

dalam mengkampanyekan partainya dan

juga mengkampanyekan kandidat Presiden

yang dimajukannya. Hal ini juga terlihat

dalam konten-konten yang dibangun oleh

Partai Gerindra yang mengedepankan

persaingan dengan partai lain seperti partai

PDI P, dan menjadikan PDI P sebagai

pesaing partai yang berat, di satu sisi PDI P

juga menjadi Partai utama yang mengusung

Presiden Joko Widodo untuk maju sebagai

Pilpres di periode kedua. Sehingga hal ini

terlihat bahwa Partai Gerindra

mengupayakan untuk mengedepankan

pernyataan-pernyataan dari anggota partai

dengan memuat kutipan-kutipan dari para

tokoh Gerindra dan kader-kadernya.

Partai Gerindra terlihat bahwa pada

partai Gerindra tidak seperti awal-awal

Patai ini didirikan dan partai ini maju

sebagai kandidar partai dalam setiap

Pemilihan Umum. Awalnya Partai

Gerindra lebih mempersuasikan

masyarakat gerakan-gerakan revolusi

untuk membenahi Indonesa dibawah

keterpurukan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dan juga dibawah bayang-

bayang Partai Demokrat. Gerindra pun

ketika awal berdiri dan turut berkoalisi

dengan partai PDI P lebih banyak

mengusung tentang gerakan perubahan

Indonesia dan juga gerakan untuk kembali

pada nasionalisme bangsa dengan

memandang Indonesia yang plural dan

berjiwa Pancasila. Sehingga parta Gerindra

pun mampu meraih suara rakyat dengan

meyakinkan kepada masyarakat.

Keberadaan Gerindra ini kemudian

dirasa berbeda oleh banyak kalangan

terutama para kaum elit politik dan juga di

mata marakat itu sendiri, ketika Jokowi

Widodo atau yag akrab disapa Jokowi ini

maju dalam Pilpres 2014 sementara

sebelumnya Jokowi masih menjabat

sebagai Gubernur DKI Jakarta periode

2014 – 2019. Suhu politik pun makin

memanas ketika Prabowo merasa

dikhianati oleh Megawati Soekarno Putri

dan Megawati dianggap melanggar

Page 32: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

32

perjanjian Batu Tulis terkait perjanjian dari

PDI P untuk mendukung Prabowo dalam

maju Pilpre tahun 2014. Sehingga dengan

hal ini, kondisi politik makin memanas,

sementara Prabowo sendiri melihat bahwa

Jokowi merupakan kandidat pesaing yang

kuat hingga pada pemilihan Capres

Cawapres tahun 2019 ini, Jokowi dan

Prabowo bersaing kembali dalam

perebutan kursi Capres.

Jokowi dianggap sebagai kandidat

yang cukup kuat dan memiliki peranan

besar dalam meraih suara rakyat dan suara

terbanyak, sehingga dala hal ini Gerindra

pun sekuat tenaga untuk melakukan

kampany emeraih suara para kaum milenial

dengan memanfaatkan media sosial.

Adapun dalam media sosial ini pun juga

kerap menuliska beragam tawaran dalam

bentuk visi, misi dan janji-janji. Dalam

prinsip teori pertukaran sosial dalam

kehidupan politik pemerintahan dijelaskan

oleh Siney R. Waidman (1972).

Menurutnya, prinsi pertukaran sosial

berlaku di semua tingkat dan ranah politik.

LEgitimasi kekuasaan suatu rezim

pemerintah bisa diperleh karena ia mampu

menawarkan sesuatu yang bernilai (barang,

jasa, kebijakan) bagi rakyat. (Herdiansah,

2015: 14)

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa strategi

yang digunakan Partai Gerindra dengan

menggunakan media sosial seperti

Facebook, Twitter, Instagram danjuga

Youtube untuk memuat konten-konten

yang bersifat provokatif terkait dengan

program pemerintah saat ini dengan

menekankan program rezim pemerintahan

Jokowi yang dinilai Gagal, dan Gerindra

dianggap sebagai partai yang mampu

memberikan tawaran serta janji-janji

dengan peranan untuk membuat Indonesia

mengalami perubahan yang lebih baik.

Selain itu juga ada bersifat propaganda

yang dilakuka oleh Gerindra, yang dimana

konten yang dibangun bukan didasarkan

atas upaya mengkampanyekan visi dan

misi parta atau menunjukkan upaya yang

dilakukan gerindra untuk rencana jangka

panjang dan rencana kedepan partai apabila

menang dalam Pemilu 2019. Sehingga

terihat bahwa Partai Gerindra seperti ada

rasa was was atau takut dengan keberadaan

Capres pesaingnya.

Berkaitan dengan memandang

Capres Jokowi sebagai pesaing berat

dalam Pemilu 2019, partai Gerindra pun

lebih agresif dalam memanfaatkan

media sosial sebagai alat atau media

kampanye dan juga lebih aktif dalam

memuat konten-konten yang

menunjukkan aktivitas atau kegiatan

Gerindra dan juga konten-konten yang

dibangun juga bermuatan sindiri dan

kritik terhadap rezim pemerintahan saat

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Althusser, Louis. 2010. Tentang

Ideologi:Marxisme Strukturalis,

Psikoanalisis, Cultural Studies.

Agger, Ben. 2003.Teori Sosial Kritis:

Kritik, Penerapan, dan

Implikasinya. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Camus, Albert. 2017. Seni, Politik dan

Pemberontak. Jakarta: Buku Obor.

Camus, Albert. 2017. Krisis Kebebasan.

Jakarta: Buku Obor..

Faisal Bakti, Andi. 2016. Literasi Politik

dan Pelembagaan Pemilu. Jakarta:

FIKOM UP Press bekerja sama

denganThe Policy Institute dan

Churia.

Faisal Bakti, Andi. 2017. Literasi Politik

dan Kampanye Pemilu. Jakarta:

Page 33: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

33

FIKOM UP Press bekerja sama

denganThe Policy Institute dan

Churia.

Herdiansyah, 2015. Paradoks Koalisi

Tanpa Syarat (Suatu Tinjauan dari

Perspektif Sosiologi Politik).

Jakarta: Rajawali Pers.

Nasrullah, Rulli. 2016. Teori dan RIset

Media Siber (Cybermedia).

Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Neuman, W. Lawrence. 2013. Metodologi

Penelitian Sosial:

Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Penerbit

Indeks.

Nova, Firsan. 2014. PR War (Pertarunga

mengalahkan Krisis, Menaklukan

media, dan Memenangkan Simpati

Publik. Jakarta: Grasindo.

Rokhman, Fathur & Surahmat. 2016.

Politik Bahasa Penguasa. Jakarta:

Kompas Gramedia.

Creswell, John.W., 2015. Riset Desain

Kualitatif: Memilih Diantara Lima

Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 34: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

34

EFEKTIFITAS KAMPANYE HUMAS KEMENTERIAN

PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA MELALUI

“WONDERFUL INDONESIA” TERHADAP PENINGKATAN

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

Devy Putri Kussanti1,

Susilowati2

Universitas Bina Sarana Informatika

Jl. Kayu Jati 5, No 2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur

Fakultas Komunikasi dan Bahasa

ABSTRAK

Sebagai Humas pemerintah dalam bidang pariwisata yang notabenenya juga sebagai penggerak

dari roda peningkatan devisa Negara, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia telah

menjalankan tugas dan fungsinya dengan mencanangkan kampanye wisata ke Indonesia

melalui promosi “Wonderful Indonesia”. Tindakan promosi yang dilakukan oleh Kemenpar RI

mayoritas di dominasi dengan menggunakan media publikasi internasional dengan

menggandeng media asing serta maskapai penerbangan asing. Hal ini diharapkan dapat

memenuhi target yang telah ditetapkan yakni meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan

mancanegara hingga 17 juta pengunjung pada tahun 2018. Hal yang telah dilakukan Kemenpar

RI mendapatkan beberapa rintangan diantaranya kejadian bencana alam dan kecelakaan

pesawat yang terjadi di tahun 2018. Dengan kejadian tersebut membuat pihak Kemenpar

beserta pelaku wisata lainnya lebih bekerja keras memaksimalkan tujuan utama mereka yakni

mencapai kenaikan devisa di bidang pariwisata dan peningkatan kunjungan wisatawan

mancanegara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi bahwa

pemerintah telah menangani kejadian tersebut dan tetap menjalankan kampanye wisata ke

Indonesia melalui media publikasi internasional, pembuatan stand atau booth dalam festival

internasional dan lain sebagainya. Media publikasi internasional yang digunakan merupakan

media ruang terbuka dan bersifat dinamis sehingga masyarakat internasional dapat dengan

mudah melihat, membaca dan mencari tahu mengenai “Wonderful Indonesia”. Kemenpar RI

pada akhirnya memang tidak mencapai target 17 juta pengunjung wisatawan mancanegara pada

tahun 2018, hanya saja telah meningkatkan pemasukan devisa Negara dengan kedatangan para

wisatawan mancanegara baik dengan maksud melakukan kegiatan berwisata maupun

melakukan bisnis

Kata Kunci: Kampanye Humas, Humas Pemerintah, Promosi, Pariwisata dan Citra

ABSTRACT

As a government public relations officer in the tourism sector who also serves as a driver of

increasing the country's foreign exchange, the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia

has carried out its duties and functions by launching a tourism campaign to Indonesia through

the promotion of "Wonderful Indonesia". The promotion actions carried out by the Indonesian

Ministry of Ministry of Religion were predominantly dominated by using international

publication media by cooperating with foreign media and foreign airlines. This is expected to

meet the predetermined target of increasing the number of foreign tourist arrivals to 17 million

Page 35: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

35

visitors in 2018. Things that have been done by the Indonesian Ministry of Religion get a

number of obstacles including natural disasters and aircraft accidents that occur in 2018. With

these events make parties Ministry of Tourism and other tourism actors work harder to

maximize their main goals, namely to achieve foreign exchange increase in tourism and

increase foreign tourist arrivals. One effort is to provide information that the government has

handled the incident and continue to run tourism campaigns in Indonesia through international

publications, making booths or booths at international festivals and so on. The international

media publications used are open space and dynamic media so that the international

community can easily see, read and find out about "Wonderful Indonesia". The Indonesian

Ministry of Religion in the end did not reach the target of 17 million visitors of foreign tourists

in 2018, only it has increased the country's foreign exchange earnings with the arrival of

foreign tourists both with the intention of carrying out tourism and business activities.

Keywords: Public Relations Campaign, Government Public Relations, Promotion, Tourism

and Image

PENDAHULUAN

Sebagai salah satu Negara

kepulauan terbesar di dunia, Indonesia

dapat dikatakan sebagai Negara yang

istimewa dan menakjubkan. Hal ini

tidak hanya karena banyaknya pulau

dengan penghuninya yang terdiri dari

beragam suku bangsa, tetapi juga

keindahan alam baik flora dan fauna

serta peninggalan sejarahnya yang

menjadikan Indonesia sebagai “magnet

budaya” di mata internasional.

Dengan keistimewaan dan daya

tarik tersebutlah Indonesia melalui

pariwisatanya mencoba untuk

bermanuver di kancah internasional.

Sehingga bidang pariwisata

kedepannya akan menjadi salah satu

bidang yang akan memberikan

kontribusi tinggi terhadap peningkatan

devisa Negara. Perkembangan

pariwisata di Indonesia semakin hari

memberikan manfaat yang sangat besar

baik bagi pemerintah, pengelola

kawasan wisata dan masyarakat

Indonesia itu sendiri. Hal ini

dikarenakan strategi yang digunakan

dalam dunia pariwisata kini tidak hanya

menjual tiket wisata wahana layaknya

wisata jaman dahulu. Saat ini telah

marak wisata alam, wisata eco dan

wisata lainnya yang mengunggulkan

alam sebagai daya tarik bagi wisatawan

baik dari dalam maupun luar negeri.

Beberapa lokasi wisata

bernuansa alam yang telah terlebih

dahulu terkenal adalah Bali, Lombok,

Bunaken, Raja Ampat dan masih

banyak lagi lainnya. Dengan adanya

keindahan alam dan keramahan

masyarakatnya maka tidak dapat

dipungkiri bahwa Indonesia memiliki

potensi yang lebih unggul sebagai salah

satu destinasi wisata yang wajib

dikunjungi.

Terlepas dari hal diatas, terdapat

beberapa permasalahan yang dihadapi

oleh Pemerintah Indonesia khususnya

Kementerian Pariwisata (Kemenpar RI)

dalam menanggulangi penurunan minat

wisatawan mancanegara untuk

berkunjung ke Indonesia, yang

disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya bencana alam yang

mengguncang beberapa wilayah di

Indonesia dan kecelakaan pesawat

terbang.

Oleh karena itu Kemenpar RI

mencanangkan kampanye Program

Wonderful Indonesia sebagai salah satu

tindakan promosi bagi para calon

wisatawan mancanegara dan

masyarakat internasional lainnya. Hal

ini diupayakan agar jumlah kedatangan

wisatawan mancanegara semakin

meningkat sesuai dengan target yang

telah ditetapkan, yakni 17 juta

Page 36: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

36

wisatawan mancanegara pada tahun

2018.

Salah satu upaya yang telah

dilakukan oleh Kemenpar RI dan

hingga saat ini masih berjalan ialah

pelaksanaan program Wonderful

Indonesia melalui 4 Core Marketing

Activities dan Kerja Sama Terpadu

dengan 16 Airlines Asing & Cash

Insentif. Kegiatan tersebut telah

dijalankan sejak Januari 2019 dan

hingga saat ini.

Sedangkan Kerja Sama Terpadu

dan Cash Insentif telah dicanangkan

pada Agustus 2018. Cash Insentif

adalah pemberian cash kepada airlines

yang membawa wisatawan ke

Indonesia. Cash insentif mempunyai 3

skema yaitu JP (Join promotion)

existing rutes, JP (Join Promotion) new

rutes, dan insentif cash, pemberian uang

cash ke airlines dengan membawa

wisatawan ke Indonesia dengan syarat

bahwa wisatawan harus berada di

Indonesia selama 3-5 malam.

Kemenpar memberikan Cash insentif

ke airlines sebesar 10-25 USD.

Berdasarkan hal tersebut diatas,

maka dapat dikatakan bahwa Kemenpar

RI melalui kampanye “Wonderful

Indonesia” menginginkan secara

maksimal peningkatan jumlah

kedatangan wisatawan mancanegara

pasca kejadian bencana alam dan

pemberitaan kecelakaan pesawat

terbang. Hal ini terlihat dari berbagai

upaya yang dilakukan Kemenpar

melalui kegiatan promosi mereka pada

sejumlah media publikasi internasional.

Dengan adanya media publikasi

internasional yang digunakan,

Kemenpar RI berharap masyarakat

internasional memiliki pandangan

positif terhadap destinasi wisata alam

Indonesia pasca bencana alam dan

kecelakaan transportasi pertengahan

2018 silam.

TINJAUAN PUSTAKA

Kampanye Humas

Johnson-Cartee and Copeland

(1997:21) menyebut kampanye sebagai

an organized behavior, harus

direncanakan dan diterapkan secara

sistematis dan berhati-hati. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan

kampanye membutuhkan sentuhan

manajemen yakni merancang,

melaksanakan, mengendalikan, dan

mengevaluasi suatu program kegiatan

secararasional, realistis, efisien, dan

efektif Sejak awal, kegiatan kampanye

selalu meliputi tahapan perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi.

Perbedaannya adalah pada masa kini

berbagai tahapan tersebut dibakukan

dan diformalkan dengan istilah

manajemen kampanye secara efektif

dan efisien dengan memanfaatkan

seluruh sumber daya yang ada guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dimasukannya unsur manajerial dalam

pengelolaan kampanye diharapkan

peluang keberhasilan pencapaian tujuan

kampanye menjadi lebih terbuka dan

lebih besar. (Tyas, Hafiar, & Sani,

2018)

Tujuan dari kampanye sangat

beragam dan berbeda antara satu

organisasi dengan organisasi yang

lainnya. Ostergaard (2002) dalam

Venus mengatakan ketiga aspek

tersebut dengan sebutan “3A” yaitu,

awareness, attitude, dan actions. Ketiga

aspek ini bersifat saling berkaitan dan

merupakan sasaran pengaruh (target of

influences) yang harus dicapai secara

bertahap agar satu kondisi perubahan

dapat tercipta. (Tyas et al., 2018)

Perencanaan kampanye

merupakan tahap yang harus dilakukan

agar kampanye dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Fungsi utama sebuah

perencanaan dalam kampanye adalah

menciptakan keteraturan dan kejelasan

arah tindakan. Menurut Gregory 2000;

Simmons, 1990, dalam Venus 2004

terdapat beberapa alasan mengapa

Page 37: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

37

sebuah perencanaan harus dilakukan

dalam kampanye yaitu:

a. Memfokuskan usaha. Perencanaan

membuat tim kampanye dapat

mengidentifikasi dan menyusun tujuan

yang akan dicapai dengan benar hingga

akhirnya pekerjaan dapat dilakukan

secara efektif dan efisien, karena

berkosentrasi pada prioritas dan alur

kerja yang jelas.

b. Mengembangkan sudut pandang

berjangka waktu panjang. Perencanaan

membuat tim kampanye melihat semua

komponen secara menyeluruh. Ini akan

membuat tim kampanye tidak berpikir

mengenai efek kampanye dalam jangka

waktu yang pendek tapi juga ke masa

depan, hingga mendorong

dihasilkannya program yang terstruktur

dalam menghadapi kebutuhan masa

depan.

c. Meminimalisasi kegagalan.

Perencanaan yang cermat dan teliti

akan menghasilkan alur serta tahapan

kerja yang jelas, terukur danspesifik

serta lengkap dengan langkah-langkah

alternatif, sehingga bila ada kegagalan

bisa langsung diambil alternatif

penyelesaiannya.

d. Mengurangi konflik. Konflik

kepentingan dan prioritas merupakan

hal yang sering terjadi dalam sebuah

kerja tim. Perencanaan yang matang

akan mengurangi potensi munculnya

konflik, karena sudah ada bentuk

tertulis mengenai alur serta prioritas

pekerjaan untuk tiaptiap anggota tim.

e. Memperlancar kerja sama dengan

pihak lain. Semua rencana yang matang

akan memunculkan rasa percaya para

pendukung potensial serta media yang

akan digunakan sebagai saluran

kampanye, hingga akhirnya akan

terjalin kerja sama yang baik dan

lancar. (“MENGENAL KAMPANYE

KOMUNIKASI,” 2015)

Humas Pemerintah

Dalam melaksanakan perannya,

menurut Lattimore (2010) ada empat

model humas yang selalu diterapkan.

Pertama, model press agentry (agen

pemberitaan); yaitu menggambarkan

bagaimana informasi bergerak satu arah

dari organisasi menuju publik. Kedua,

model informasi publik; yaitu model

yang menggambarkan bagaimana

humas bertugas memberitahu publik.

Model ini selalu dipraktikkan oleh

humas pemerintah, lembaga

pendidikan, dan organisasi nirlaba.

Ketiga, model asimetris dua arah; yaitu

memandang humas sebagai kerja

persuasi ilmiah yang menggunakan

hasil riset untuk mengukur dan menilai

publik. Keempat, model simetris dua

arah; yaitu sebuah model yang

menggambarkan sebuah orientasi

humas dimana organisasi dan publik

saling menyesuaikan diri. Model ini

berfokus pada penggunaan metode riset

ilmu sosial untuk memperoleh rasa

saling pengertian serta komunikasi dua

arah antara publik dan organisasi. Dari

keempat model tersebut, tiga model

pertama merefleksikan sebuah praktik

humas yang berusaha mencapai tujuan

organisasi melalui persuasi. Model

keempat berfokus pada usaha

menyeimbangkan kepentingan pribadi

dengan kepentingan publik atau

kelompok lainnya. Dalam sebuah

organisasi, khususnya di lingkup

pemerintahan, humas memegang

peranan yang sangat penting dan

strategis.(Lubis, 2012)

Menurut Harlow dalam

Andipate (2015:28) terdapat tugas

Humas yaitu:

1. Membantu membentuk dan

pemelihara garis komunikasi dua-arah,

saling pengertian, penerimaan, dan

kerjasama antara organisasi dengan

masyarakatnya yang melibatkan

manajemen problem atau masalah

untuk selalu mendapatkan informasi.

2. Merespon pendapat umum

mendefinisikan dan menekankan

tanggungjawab manajemen dalam

menjalani kepentingan masyarakat.

Page 38: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

38

3. Membantu manajemen mengikuti

dan memanfaatkan perubahan dengan

mengantisipasi kecenderungan riset

serta komunikasi yang masuk akal dan

etis sebagai sarana utamanya.

Fungsi paling dasar humas

dalam pemerintahan adalah membantu

menjabarkan dan mencapai tujuan

program pemerintahan, meningkatkan

sikap responsif pemerintah, serta

memberi publik informasi yang cukup

untuk dapat melakukan pengaturan diri

sendiri (Lattimore, 2010). Berarti

humas pemerintahan bertugas

menjalankan kegiatan kebijakan dan

pelayanan publik dengan memberikan

berbagai informasi tentang kebijakan

pemerintahan yang mengikat rakyat

atau masyarakat. Selanjutnya

memberikan pelayanan publik yang

terbaik, dengan birokrasi yang tidak

berbelit-belit untuk memberikan

kepuasan kepada rakyat atau

masyarakat sehingga dunia

pemerintahan memperoleh citra positif

dari rakyat atau publik.(Lubis, 2012)

Pariwisata

Kata pariwisata menunjukkan suatu

kegiatan berpergian, yaitu merupakan

keseluruhan rangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan gerakan manusia

yang melakukan perjalanan atau

persinggahan sementara dari tempat

tinggalnya ke suatu atau beberapa

tempat tujuan diluar lingkungan tempat

tinggalnya yang didorong oleh

beberapa keperluan atau motif tanpa

bermaksud mencari nafkah tetap.

Dalam kamus Indonesia online

dijelaskan bahwa pariwisata dengan

ejaan pa-ri-wi-sa-ta yang berhubungan

dengan perjalanan untuk rekreasi,

pelancongan, tourism.(War, 2019)

Menurut International Union

of official Travel Organization

(IUOTO) pengunjung adalah orang

atau sekelompok orang yang

mendatangi suatu kawasan wisata

dengan maksud berwisata dan tidak

menerima upah atau melakukan

pekerjaan. Pengunjung digolongkan

dalam dua kategori, yaitu:

1. Wisatawan (tourist)

Pengunjung yang berkunjung

dengan kurun waktu paling sedikit

24 jam di tempat yang

dikunjunginya dan tujuannya dapat

digolongkan ke dalam klasifikasi

sebagai berikut:

a. Pesiar (leisure), dengan tujuan

relaksasi, liburan, kesehatan,

studi, keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business),

keluarga, pertemuan, misi dan

lain sebagainya.

2. Pelancong (excursionist)

Pengunjung sementara yang datang

ke suatu tempatwisata dengan kurun

waktu tidak lebih dari 24

jam.(Widyarini & Sunarta, 2019)

Promosi

Peran Promosi adalah (1) Sebagai alat

penyebaran informasi tentang suatu

produk dari perusahaan ke masyarakat,

(2) Promosi memiliki kemampuan

untuk menggugah minat semua orang

yang menjadi target sasaran tergerak

untuk melakukan pembelian, (3)

Tercapainya Informasi dan pengaruh

yang diinginkan dari pelaksanaan

strategi promosi yang dilakukan oleh

suatu perusahaan. (M.A, 2015)

Promotional mix merupakan

gabungan dari berbagai jenis alat

promosi yang ada untuk suatu produk

yang sama agar hasil dari kegiatan

promosi yang dilakukan dapat

memberikan hasil yang maksimal.

Promotional mix meliputi:

1.Advertising, 2.Direct Marketing,

3.Interactive/ internet marketing,

4.Sales promotion, 5.Publicity/ Public

Relations

6.Personal selling. (M.A, 2015)

Proses perencanaan promosi

meliputi 7 tahap, yaitu:

Page 39: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

39

1. Review of the Marketing Plan

Pada tahap ini yang perlu dilakukan

adalah me-review perencanaan

marketing dan sasaran marketnya. Isi

dari dari perencanan marketing yaitu:

a. Analisis detail, mengenai situasi

internal dan eksternal dari

persaingan pasar dan factor-faktor

dari lingkungan

b. Sasaran spesifik marketing, untuk

menentukan tujuan pemasaran,

waktu untuk pemasaran, dan

mekanisme untuk mengukur daya

guna

c. Strategi pemasaran dan progam,

meliputi proses seleksi target pasar

dan keputusan serta rencana untuk 4

element dari marketing mix.

d. Program untuk

mengimplementasikan strategi

pemasaran, meliputi penentuan

hasil yang berguna dan dapat

dipertanggungjawabkan.

e. Proses pengawasan dan evaluasi

produk serta adanya feedback yang

dapat dipertahankan dan perubahan

penting yang dapat digunakan pada

keseluruhan strategi pemasaran.

2. Promotional Program Situation

Analysis

Setelah semua perencanaan pemasaran

di-review, tahap selanjutnya adalah

mengarahkan analisis situasi. Fokus

dari tahap ini ada pada factor yang

mempengaruhi atau relevan dengan

pengembangan strategi promosi yang

meliputi analisis kondisi internal dan

eksternal.

3. Analysis of Communication Process

Fokus pada tahap ini adalah bagaimana

sebuah perusahaan dapat secara efektif

berkomunikasi dengan konsumen

sebagai target marketnya.

4. Budget Determination

Pada tahap ini, perusahaan perlu

menentukan budget untuk melakukan

kegiatan promosi. Yang perlu

diperhatikan adalah berapa besar biaya

yang akan dihabiskan untuk promosi

dan bagaimana budget itu dialokasikan.

5. Developing the Integrated Marketing

Communication

Di tahap ini, keputusan harus dibuat

berdasarkan peran dan kepentingan dari

setiap elemen komunikasi dan

koordinasi antar elemen tersebut

dengan elemen lainnya.

6. Monitor, Evaluate, and Control

Tahap ini merupakan tahap yang

penting untuk menentukan seberapa

bagus program promosi dapat

menentukan sasaran komunikasi dan

membantu perusahaan dalam mencapai

keseluruhan tujuan marketing dan

sasarannya. (M.A, 2015)

Media Publikasi

Organisasi, baik itu kecil,

sedang, atau besar pada dasarnya akan

selalu membutuhkan sentuhan

komunikasi aktif guna menumbuhkan

partisipasi publik dalam pengembangan

operasional perusahaan.(Ishak, 2012)

Dan publikasi merupakan cara yang

sering digunakan oleh humas untuk

mempromosikan lembaganya.

Biasanya dilakukan dengan dua cara,

yaitu: 1. Publikasi lembaga dengan cara

kegiatan tidak langsung Kegiatan tidak

langsung merupakan kegiatan yang

berkomunikasi dengan masyarakat

melalui media perantara tertentu,

misalnya dengan melalui radio, media

cetak, televisi, pameran dan internet. 2.

Publikasi lembaga dengan cara kegiatan

langsung Kegiatan langsung adalah

Page 40: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

40

kegiatan yang dilaksanakan secara

langsung tanpa perantara media dan

dilakukan dengan cara tatap muka,

seperti rapat bersama, konsultasi

dengan tokoh masyarakat, bazar

sekolah dan ceramah. (Indrioko, 2015).

(Mahfuzhah & Anshari, 2018)

Berikut macam – macam media

publikasi yang dapat digunakan:

1. Media Cetak Media cetak

merupakan sebuah media yang

mempunyai fungsi sebagai media

penyapaian informasi. Media cetak

merupakan media informasi yang

terdiri dari lembaran dengan sejumlah

kata, foto, maupun gambar dengan

berbagai macam warna, yang memiliki

fungsi pokok untuk menyampaikan

informasi atau menghibur. Media cetak

dapat dikatakan pula sebagai suatu

dokumen yang mempublikasikan apa

yang dikatakan oleh orang lain baik

berupa kata – kata ataupun rekaman

peristiwa dan foto yang ditangkap oleh

jurnalis dan dan kemudian diedit

sehingga layak untuk disampaikan

kepada masyarakat. (Abbas & Pasallo,

2013) Kelebihan media ini adalah dapat

menjangkau semua lapisan masyarakat,

dan tergolong murah. Namun, media ini

hanya terjadi komunikasi satu arah

sehingga penyampaian berita sangat

tergantung pada konsep penulis.

2. Media Eletronik Media

eletronik terdiri dari televisi dan radio.

Kelebihan kedua media ini adalah dapat

menjangkau masyarakat yang lebih luas

dari pada media cetak. Berhasil

tidaknya penyebaran infornasi melalui

televisi sebagai media publisitas

madrasah tergantung pada program

yang disiapkan, dalam program tersebut

telah disusun pokok – pokok

permasalahan yang akan disajikan

kepada penonton/pemirsa.

Penyampaian informasi melalui media

telivisi sangat efektif dan mampu

menjangkau daerah pelosok, pedesaan

maupun pegunungan, penggunaan

dengan media telivisi ini dapat

dilakukan dengan berbagai acara antara

lain : (a) ceramah umum, (b)

wawancara, (c) sandiwara, (d) diskusi,

(e) humor, (f) cerdas tangkas, (g)

kegiatan pentas seni, dll. Sedangkan

radio memiliki beberapa keunggulan

yaitu: (a) teks yang akan di siarkan

dapat disiapkan sebelum waktu

penyiaran, (b) tidak dipengaruhi faktor

komunikator, seperti sikap dan tinhkah

laku, (c) Dapat melewati batas ruang,

waktu serta jangkauan luas, dan (d)

dapat dibantu latar belalakang musik.

(Wahyuni, 2018)

3. Media Sosial. Media sosial

atau dewasa ini sering disebut dengan

social media adalah “websites and

applications that enable users to create

and share content or to participate in

social networking” (Griessner, 2012).

Media sosial hadir dan merubah

paradigma berkomunikasi di

masyarakat saat ini. Komunikasi tak

terbatas ruaang, jarak, dan waktu. Bisa

dilakukan dimana saja dan kapan saja,

tanpa harus bertatap muka. Dengan

hadirnya aplikasi jejaring sosial seperti

Facebook, Twitter, Instagram dan

semacamnya, orang – orang dapat

saling berinteraksi tanpa harus bertemu

langsung. Jarak bukan menjadi masalah

lagi dalam berkomunikasi. (Dwi &

Watie, 2011) (Mahfuzhah & Anshari,

2018)

Beberapa faktor yang perlu

untuk dipertimbangkan dalam

pemilihan media diantaranya:

jangkauan media, tipe dan ukuran

besarnya publik, biaya, waktu, dan

tujuan serta objek kampanye. Di

samping itu, faktor lain yang juga perlu

mendapat perhatian adalah karakteristik

publik, baik secara demografis,

psikografis, maupun geografis. Pola

penggunaan media public (media habit)

juga harus diperhitungkan untuk

memastikan media apa yang biasanya

digunakan publik (Venus, 2012:

203).(Tyas et al., 2018)

Page 41: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

41

Citra Oliver (2007: 50) mengatakan citra

adalah suatu gambaran tentang mental;

ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau

kepribadian yang ditunjukan kepada

publik oleh seseorang, organisasi dan

sebagainnya. (Lengkong, L, Sondakh,

& Londa, W, 2017)

Jefkin menyatakan “Citra

adalah suatu kesan yang didapat

berdasar pada pengetahuan dan

pengertian seseorang mengenai fakta-

fakta atau kenyataan (Soemirat dan

Ardianto, 2003: 114)”. “Citra dengan

sengaja perlu diciptakan agar bernilai

positif (Sukatendel dalam Soemirat,

2003: 113)”. (Prasiska & Dkk, 2017)

Menurut Sutisna (1997:259)

citra adalah total persepsi terhadap

suatu objek yang dibentuk dengan

memproses infromasi dari berbagai

sumber setiap waktu.(Deli Darlina,

2016)

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penyusunan jurnal kali ini

penulis menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif, dimana

penelitian menganalisa mengenai isi

dari komunikasi yang dilakukan oleh

objek penelitian yang berdasarkan pada

sumber-sumber bacaan dan melakukan

wawancara secara tidak formal kepada

narasumber serta memaparkan secara

rinci dan jelas mengenai keadaan yang

sebenarnya berkaitan dengan sektor

pariwisata di Indonesia. Adapun

pemahaman mengenai kualitatif

menurut Moleong (2013), penelitian

kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui fenomena

mengenai hal-hal yang dialami oleh

subjek penelitian seperti pola pikir,

tindakan, motivasi dan lain

sebagainya secara mendalam dan

dengan bentuk kata-kata serta bahasa.

Sedangkan teknik pengumpulan

data menggunakan teknik pengumpulan

data sekunder. Menurut Sugiyono

(2005:62), data sekunder adalah data

yang didapatkan oleh peneliti secara

tidak langsung. (Widyarini & Sunarta,

2019). Dalam penelitian ini penulis

mengolah, menganalisis dan

merumuskan data sekunder yang di

dapat sehingga menjadi rekomendasi.

Adapun teknik pengumpulan data

diperoleh melalui studi dokumen resmi

seperti; data yang berasal dari

Kemenpar RI baik yang didapatkan

melalui website maupun data-data dari

narasumber serta penelusuran di

internet yang sesuai dengan cakupan

pembahasan. Serta diperoleh pula dari

studi pustaka (buku, tinjauan dokumen

terhadap literatur yang ada di beberapa

perpustakaan perguruan tinggi swasta

maupun repository serta jurnal ilmiah

dari beberapa perguruan tinggi.

PEMBAHASAN

Kunjungan Wisatawan

Mancanegara ke Indonesia Pasca

Bencana Alam dan Kecelakaan

Pesawat Terbang

Seperti yang telah kita ketahui

bahwa sepanjang 2018 telah terjadi 4

bencana alam maupun kecelakaan

transportasi penerbangan di Indonesia,

yakni gempa bumi, tsunami, letusan

gunung api, hingga fenomena likuifaksi

yang menerpa wilayah Lombok, Palu

dan Banten. Hal ini diyakini karena

Indonesia berada pada kawasan cincin

api pasifik atau pacific ring of fire

dengan potensi bencana alam yang

tinggi. Kecelakaan salah satu maskapai

penerbangan swasta di Indonesia

menjadi sebuah permasalahan bagi

beberapa pihak pemerintah dan pelaku

usah wisata lainnya.

Dengan kondisi wilayah yang

mudah terkena amukan alam, Indonesia

diharapkan dapat lebih cepat

Page 42: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

42

mengantisipasi adanya bencana yang

akan menimpa di berbagai wilayah

potensi. Hal ini selain sebagai alarm

dini bagi warga sekitar dan

memaksimalkan keselamatan

masyarakat juga dapat digunakan untuk

meminimalisir kerugian pada destinasi

alam yang berada pada wilayah potensi

bencana.

Seperti dilansir oleh Badan

Nasional Penanggulangan Bencana

atau BNPB bahwa pasca gempa dan

tsunami di Palu dan Donggala, dua

gunung berapi di Indonesia meletus

yakni gunung Gamalama dan gunung

Soputan yang sebelumnya sudah

meletus gunung Anak Krakatau,

gunung Agung dan gunung Sinabung

(tidak berurutan). Mayoritas wilayah

meletusnya gunung berapi diatas adalah

kawasan wisata alam yang indah dan

memukau sehingga mengundang

banyak wisatawan mancanegara datang

ke destinasi wisata tersebut.

Gambar IV.1

Statistik Pertumbuhan Kunjungan

Wisatawan Mancanegara di ASEAN 2018

Berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik pada 2018 Indonesia

masih menduduki peringkat kedua

(setelah Vietnam) sebagai destinasi

wisata bagi para masyarakat di kawasan

ASEAN. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa wisatawan mancanegara yang

berasal dari ASEAN tidak merasa

khawatir maupun takut terhadap

kejadian bencana alam yang

mengguncang Indonesia pada

pertengahan 2018. Meskipun beberapa

dari mereka memiliki maksud tertentu

datang ke Indonesia seperti meliput

berita mengenai fenomena alam dan

tragedi kecelakaan pesawat, mencari

kebenaran mengenai kondisi pasca

bencana alam ataupun melakukan

kegiatan kemanusiaan dalam

menyalurkan bantuan bagi korban

bencana dan sebagainya.

Gambar IV.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Mancanegara ke Indonesia 2009-

2018

Berdasarkan data di atas, maka tingkat

pertumbuhan wisatawan mancanegara

ke Indonesia cenderung mengalami

kenaikan dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir. Hal ini merupakans sebuah

prestasi yang membanggakan bagi

pariwisata Indonesia. Kenaikan yang

dialami terlihat sangat siginifikan dan

dalam tiap tahunnya mengalami

kenaikan. Hal inilah yang mendasari

pihak Kemanpar RI selalu menargetkan

Page 43: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

43

kenaikan kunjungan wisman di tiap

tahunnya.

Kampanye “Wonderful Indonesia”

Kementerian Pariwisata Republik

Indonesia

Logo Branding

Sumber: kemenpar.go.id

Gambar IV.3

Logo Branding Wonderful Indonesia

Sejarah Logo:

Wonderful Indonesia atau Pesona

Indonesia adalah janji kementerian

pariwisata Indonesia kepada dunia.

“Wonderful” atau “Pesona”

mengandung janji bahwa Indonesia

kaya dengan ketakjubkan, dari segala

aspek manusia maupun alamnya, yang

mengusik kalbu dan menjanjikan

pengalaman baru yang menyenangkan.

Konsep Logo:

Burung yang suka berkelompok

melambangkan hidup damai antar

sesama di alam sentosa. Burung juga

satwa dengan populasi terbesar di

Indonesia dan menjadi lambang bangsa.

Rentangan sayap berarti keterbukaan,

hasrat untuk terbang jauh, melintas

batas. Sifatnya semesta, dikenali oleh

semua. Tulisan “Indonesia” berwarna

hitam yang lebih besar daripada

“Wonderful” atau “Pesona”

mengedepankan dan memperkuat

Indonesia diantara persaingan

pariwisata internasional.

Filosofi Warna:

Hijau: Kreatifitas, ramah kepada alam

dan keselarasan.

Ungu: Daya imajinasi, keimanan,

kesatuan lahir dan batin.

Jingga: Inovasi, semangat pembaruan

dan keterbukaan.

Biru: Kesemestaan, kedamaian, dan

keteguhan.

Magenta: Keseimbangan, akal sehat,

dan sifat praktis.

Filosofi Bentuk:

Luwes, serba lengkung, tanpa sudut

persegi ataupun garis lurus,

memaknakan besarnya arti

keseimbangan dan keselarasan manusia

dengan alam dan antar sesama di bumi.

Komponen Logo:

Logo Wonderful Indonesia atau Pesona

Indonesia terdiri dari komponen logo

burung yang disebut logogram, dan

tulisan “Wonderful” “Indonesia” atau

“Pesona” “Indonesia” yang disebut

logo type. Dalam pengaplikasiannya

pada berbagai Indonesia, kedua

komponen logo ini tidak boleh dipisah.

Kampanye Kementerian Pariwisata

Indonesia melalui 4 Core Marketing

Service, Kerja Sama Terpadu, dan Cash

Incentive juga didukung dengan

menggunakan strategi DOT

(Destination, Origin, Time), yakni:

1. Destination – melihat destinasi

wisata mana sajakah yang diminati

oleh wisatawan, dengan cara melihat

dashboard atau demografi dari masing –

masing wisatawan.

2. Origin – merupakan strategi

untuk melihat asal negara dari masing –

masing wisatawan. Kemudian data ini

akan dijabarkan menjadi sebuah data

demografi atau dashboard mengenai

ciri – ciri, kegemaran, tipe, waktu libur,

hari raya, dsb.

3. Time – waktu merupakan

strategi penting untuk

mensikronisasikan waktu libur/Hari

Libur dari masing – masing negara asal

wisatawan dengan event/festival yang

diselenggarakan di Indonesia serta

waktu promosi yang tepat.

Page 44: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

44

Selain DOT, BAS merupakan

strategi pemasaran pariwisata Indonesia

selanjutnya, dimana BAS ialah:

1. Branding adalah upaya untuk

mempromosikan pariwisata melalui

penempatan iklan di Website, media

ruang, TV, dan media cetak,

mengadakan festival di mancanegara,

dan mengadakan famtrip dengan

mendatangkan TO/TA, wholesaler,

travel writer, jurnalis, dan blogger.

2. Advertising adalah salah satu

startegi promosi pariwisata

mancanegara melalui pemasangan iklan

di media cetak (koran dan majalah), di

evnt – event mancanegara melalui

pemasangan blocking self di televisi,

pembuatan bahan – bahan promosi, dan

kerja sama promosi dengan pelaku

industri pariwisata.

3. Selling adalah memfasilitasi

penjualan Paket Wisata yang dibuat

oleh industri melalui Tradeshow dan

Sales Mission

Sedangkan media yang

digunakan oleh Kementerian Pariwisata

Republik Indonesia adalah:

1. Menggunakan media sosial,

media publikasi, dan media ruang untuk

mempromosikan Indonesia

2. Adanya kerjasama dengan

beberapa travel agent, dan juga

bekerjasama dengan beberapa

maskapai

3. Mengadakan event festival

dibeberapa negara dan juga

Kementerian Pariwisata Republik

Indonesia menyediakan booth di

berbagai ajang wisata nusantara untuk

menawarkan promosi dan paket wisata

berlibur ke Indonesia

4. Media

Kemenpar bekerjasama dengan

beberapa media asing untuk

mempromosikan iklan di beberapa

Negara. Media yang digunakan adalah:

5. Paid Media/Media berbayar:

Discovery Channel, Youtube, Google,

CNN, CCTV, National Geographic,

Tripadvisor, Bloomberg, Bai Du

(gambar terlampir)

6. Owned Media/Media Sendiri:

Indonesia.travel

7. Social Media: Instagram,

Facebook, Twitter, Blog, dsb.

8. Endorser: Brand Ambassador:

Philip Kotler, Ted Siong, Christy

Chung; Testimoni artis di Media Sosial,

Tokoh Berpengaruh.

Efektifitas Kampanye Humas

Kemanpar RI melalui “Wonderful

Indonesia” Terhadap Peningkatan

Kunjungan Wisatawan

Mancanegara

Salah satu dampak dari

pengembangan program pariwisata

ialah adanya peningkatan kunjungan

wisatawan mancanegara yang dilihat

dari peningkatan penerimaan devisa

Negara. Kementerian Pariwisata

Republik Indonesia telah

mencanangkan kampanye Wonderful

Indonesia sebagai upaya dalam

mencapai target mendatangkan 17 juta

wisatawan mancanegara pada tahun

2018. Strategi yang telah dilakukan

pihak Kemenpar RI ialah semaksimal

mungkin mengunggulkan destinasi

alam, budaya dan peninggalan sejarah

di berbagai wilayah Indonesia sebagai

daya tarik pariwisata. Di sisi lain,

dengan adanya bencana alam yang telah

menerpa beberapa wilayah Indonesia

khususnya daerah berpotensi wisata

alam serta tragedy kecelakaan pesawat

lebih menguatkan tekad usaha

Kemenpar beserta pihak swasta dan

masyarakat sebagai pelaku wisata

dalam upaya merealisasikan target yang

ingin dicapai, minimal meningkatkan

persentasi kenaikan jumlah kedatangan

wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara

informal dengan salah satu staff

Assistant Deputy Director International

Touris Marketing Strategy &

Communication Kwemenpar RI bahwa

pada tahun 2017 jumlah kedatangan

Page 45: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

45

wisatawan mancanegara mencapai

14,03 juta walaupun agak kurang dari

target yakni 15 juta untuk tahun 2017.

Kemudian pada tahun 2018 target

sebenarnya adalah 17 juta wisatawan

mancanegara, tetapi sampai bulan

Oktober pencapainnya kurang lebih 10

sampai 15 juta, tapi data ini masih

bergerak hingga akhir tahun 2018. Tapi

yang pasti dari 2016 hingga 2017

diperbandingkan peningkatan

kedatangan kunjungan wisatawan

mancanegara mencapai 22%.

Beberapa sumber data

mengatakan bahwa hingga saat ini

Indonesia masih menjadi idola

wisatawan mancanegara dalam

menikmati wisata alam dan budaya.

Sesuai dengan slogan kampanyenya

“Wonderful Indonesia” atau “Pesona

Indonesia” Kemenpar RI ingin

memberikan kesan yang sangat elegan,

menarik dan ramah terhadap destinasi

pariwisata yang ada di Indonesia. Hal

ini dapat dilihat dari data statistik yang

menyatakan bahwa pulau Bali

merupakan salah satu pulau di

Indonesia yang memiliki daya tarik

tidak hanya bagi wisatawan ASEAN

tetapi bagi para wisatawan dunia.

Gambar IV.4

15 Pulau Terbaik di Dunia

Hingga saat ini, Bali tetap

menjadi primadona magnet wisata alam

Indonesia bagi wisatawan mancanegara

setelah Sri Lanka. Meskipun pihak

Kemenpar RI sebenarnya telah

menyiapkan 10 destinasi Branding atau

10 destinasi pemasaran wisata prioritas

yakni dari barat ke timur diantaranya

adalah Medan, kemudian Bandung,

Banyuwangi, sampai Bunaken,

Wakatobi, Raja Ampat. Diantara ke-10

destinasi wisata tersebut ialah yang

telah mengantongi kategori 3A

(Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas).

Adapun Atraksi ialah objek wisata itu

sendiri kemudian Aksesbilitas ialah

bagaimana pengunjung dapat mencapai

kelokasi wisata tersebut baik dari

fasilitas darat (pembangunan jalan told

an kereta api), air (fasilitas pelabuhan)

dan udara (fasilitas bandara)

selanjutnya Amenitas ialah aksen

pendukung pelayanan bagi wisatawan

seperti hotel, restoran, bank, dan money

changer.

Page 46: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

46

Segala sesuatu diatas didukung

pula dengan media publikasi yang

maksimal di kancah internasional dan

diletakkan di beberapa sudut pandang

yang strategis maupun di alat

transportasi Negara tersebut. Berikut

adalah beberapa dokumentasi media

publikasi internasional yang telah

dicanangkan Kemenpar RI yang telah

bekerjasama dengan media

internasional.

Gambar IV.5

Media Publikasi Wonderful Indonesia

di Paris, France

Gambar IV.6

Media Publikasi Wonderful Indonesia

di London, UK

Gambar IV.7

Media Publikasi Wonderful Indonesia

di Beijing, China

Page 47: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

47

Gambar IV.8

Media Publikasi Wonderful Indonesia

di Australia, Jepang, Singapura, Belanda

dan Korea Selatan

Pemanfaatan media luar ruang

yang digunakan oleh Kemenpar RI

sebenarnya sudah lama dicanangkan

sebelum tahun 2018. Salah satunya

adalah pada saat acara penyelenggaraan

Euro 2016 di Paris, Kemenpar RI juga

telah melakukan kerjasama dengan

media internasional Paris dalam

menempatkan media publikasi luar

ruang mengenai pariwisata Indonesia.

Beberapa contoh dokumentasi diatas

merupakan penayangan media

publikasi pariwisata Indonesia di

beberapa titik lokasi tujuan target dari

wisatawan mancanegara.

Dengan adanya media publikasi

tersebut, harus diimbangi pula dengan

adanya peran serta dan dukungan yang

besar dari pihak pemerintah terkait,

pihak swasta dan masyarakat Indonesia

dalam menyikapi tindakan pembenahan

destinasi wisata dari segi 3A (Atraksi,

Aksesbilitas, dan Amenitas) yang

dilakukan guna meningkatkan

kunjungan wisatawan mancanegara ke

Indonesia. Selain itu Pihak Kemenpar

RI pun mengusung sistem pariwisata

Suitable Tourism yang sejalan juga

dengan program-program Go Green

saat ini. Dimana proses Suitable

Tourism sangat membutuhkan peran

serta yang aktif dan kondusif antara

tenaga ahli khusus yang didelegasikan

oleh pihak Kemenpar RI dan

masyarakat daerah pedesaan dimana

wilayah mereka memiliki aspek

destinasi wisata yang dapat dikelola

menjadi suatu daerah potensi pariwisata

yang suitable, semisalnya mengenai

bagaimana memanfaatkan irigasi

sebagai sarana destinasi wisata, dengan

membuka home stay-home stay di

pedesaan, mengelola sampah organik

menjadi pupuk dan sebagainya.

PENUTUP

Kementerian Pariwisata

Republik Indonesia dapat dikatakan

telah menjalankan tugas dan fungsinya

dengan baik dalam meningkatkan

kunjungan wisatawan wisatawan

mancanegara pada tahun 2018.

Meskipun target diawal adalah

pencanangan peningkatan jumlah

kedatangan wisatawan mancanegara

sebanyak 17 juta pengunjung dan

hasilnya pada akhir tahun 2018

kunjungan wisatawan mancanegara

telah mencapai 15,81 juta pengunjung.

Hal ini dapat dikatakan target awal

Kemenpar RI dalam meningkatkan

jumlah wisatawan mancanegara

terbilang kurang berhasil, hanya saja

tindakan yang dilakukan melalui

promosi advertorial di berbagai media

ruang internasional telah memberikan

dampak yang positif serta banyak

membawa pandangan baik dunia

internasional mengenai pariwisata

Indonesia yang meskipun saat itu

sedang dilanda oleh berbagai tragedy

seperti bencana alam, kecelakaan

pesawat hingga terorisme.

Hal-hal yang telah dilakukan

Kemenpar RI selain penggunaan media

luar ruang pun menjadi salah satu nilai

Page 48: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

48

plus di mata dunia internasional, seperti

pengadaan festival beserta stand dan

booth dalam menawarkan paket wisata

ke Indonesia, meminta penambahan

seat capacity bagi direct flight atau

penerbangan dari Negara manapun

langsung menuju Indonesia,

peremajaan fasilitas wisata dan lain

sebagainya. Hal inilah yang membuat

keberhasilan Kemenpar RI dalam

mengkampanyekan “Wonderful

Indonesia” dan membawa peningkatan

kunjungan wisatawan mancanegara di

tahun 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Andipate Anwar Arifin. (2015).

Paradigma Baru Public Relations

Teori, Strategi dan Riset, Jakarta:

Pustaka Indonesia.

Deli Darlina. (2016). Pengaruh Citra

Perusahaan Dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Loyalitas

Pada Jasa Perhotelan. Jom FISIP,

1(3)(3), 1–15.

https://doi.org/10.1108/IJCHM-

11-2014-0577

Lengkong, L, S., Sondakh, M., &

Londa, W, J. (2017). STRATEGI

PUBLIC RELATIONS DALAM

PEMULIHAN CITRA

PERUSAHAAN. E-Journal

“Acta Diurna,” VI(1), 2–11.

Lubis, E. E. (2012). Peran Humas

Dalam Membentuk Citra

Pemerintah. Jurnal Ilmu

Administrasi Negara, 12(1), 51–

60.

M.A, M. (2015). Periklanan

Komunikasi Pemasaran Terpadu.

Penerbit Kencana.

https://doi.org/10.1016/j.jallcom.2

006.01.145

Mahfuzhah, H., & Anshari, A. (2018).

MEDIA PUBLIKASI HUMAS

DALAM PENDIDIKAN. AL-

TANZIM : JURNAL

MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM, 2(2), 137–149.

https://doi.org/10.33650/al-

tanzim.v2i2.395

MENGENAL KAMPANYE

KOMUNIKASI. (2015). Wardah,

12(2), 185–197.

Prasiska, Y. V., & Dkk, D. (2017).

CSR dan Citra Perusahaan. Jurnal

Bisnis Dan Ekonomi, 24(1), 43–

49.

Tyas, S. R., Hafiar, H., & Sani, A.

(2018). MANAJEMEN

KAMPANYE ELIMINASI KAKI

GAJAH DALAM UPAYA

PENINGKATAN KESEHATAN

DI KABUPATEN BOGOR.

PRofesi Humas : Jurnal Ilmiah

Ilmu Hubungan Masyarakat, 2(1),

57.

https://doi.org/10.24198/prh.v2i1.

12008

War, M. S. (2019). Pariwisata Syari’ah

sebagai Aset Perekonomian

Dalam Bingkai Maqashid al-

Syari’ah (Studi Atas Pandangan

Tuan Guru Lombok). Jurnal

Pariwisata, 6(1), 39–55.

https://doi.org/10.31311/par.v6i1.

4676

Widyarini, I. G. A., & Sunarta, I. N.

(2019). Dampak Pengembangan

Sarana Pariwisata Terhadap

Peningkatan Jumlah Pengunjung

Di Wisata Alam Air Panas

Angseri, Tabanan. JURNAL

DESTINASI PARIWISATA, 6(2),

217.

https://doi.org/10.24843/jdepar.20

18.v06.i02.p03

Page 49: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

49

IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Hadi Surantio

Universitas Nasional, Program Studi Ilmu Komunikasi Jl. Sawo Manila, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

ABSTRAC

Communication technology develops very progressively. Its advantages touch in all aspects of our life such as in the field of education, politics, economics, industries and many others. As an artificial intelligent machine, communication technology also brings some negative impacts among others are : pollution of information, less of educative messages, invasion of privacy interest, violence news, pornography,piracy of trade mark, and others. This article attempts to describe all sectors of advantages and disadvantages of communication technology theoretically and empirically. Keyword : Communication, Technology

PENDAHULUAN

Alvin Toffler, dalam buku The

Third Wave (1990) membagi periode

sejarah umat manusia menjadi tiga

gelombang. Gelombang Pertama terjadi

perubahan cara hidup manusia dengan

ditemukan dan diterapkannya cara

bertani yang ketika itu berpindah-

pindah, ke cara hidup yang menetap di

suatu tempat dan bercocok tanam.

Gelombang Kedua terjadi revolusi

industri. Ditemukan dan

dikembangkannya tenaga mesin

sebagai pengganti tenaga hewan dan

manusia, maka kehidupan manusia

menjadi lebih maju lagi. Sedangkan

Gelombang Ketiga adalah abad

perkembangan teknologi informasi

seperti yang sedang kita rasakan dan

nikmati saat ini.

Konsep teknologi merupakan

pengetahuan dan kepandaian manusia

untuk membuat sesuatu dan terkait

dengan hal-hal teknis. Adapun fungsi

teknologi adalah untuk memudahkan

manusia mencapai tujuan yang

diharapkan. Dengan teknologi manusia

akan mudah mengatasi persoalan yang

dihadapi. Berkat teknologi pula, terjadi

percepatan perkembangan dalam segala

aspek kehidupan manusia. Lihat saja

berapa banyak sector pekerjaan yang

tersedia misalnya dengan kehadiran

computer ataupun akibat keberadaan

telepon genggam. Jadi tumbuh bidang-

bidang pekerjaan seperti warnet, jasa

pengetikan, jasa print naskah, isi ulang

tinta printer, jasa perbaikan dan

perawatan computer dan lain

sebagainya.

Begitu pula dengan kehadiran

teknologi komunikasi handphone,

maka lahir pula usaha penjualan

voucher isi ulang, penjualan aksesoris,

jasa perbaikan dan perawatan ponsel,

dan tentu jadi banyak pula yang

menjual telepon genggam itu sendiri

baik yang masih baru dan juga menjual

yang second hand (bekas).

Lihatlah misal sistem pendidikan

jarak jauh (distance learning) yang

dilakukan seorang mahasiswa yang

sedang menulis disertasinya,

berkonsultasi dengan profesor

pembimbing dengan bantuan komputer.

Sementara mereka berada pada dua

benua yang berbeda. Tidak ada lagi

batas dan hambatan ruang/jarak dan

waktu untuk saling bertukar informasi

dimana pun dan kapan pun kita

Page 50: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

50

membutuhkannya. Bantuan teknologi

komunikasi membuat dunia ini menjadi

selebar daun kelor (global village).

Teknologi Komunikasi oleh

Rogers (1986) dirumuskan sebagai, “

the hardware equipments,

organizational structures, and social

values by which individuals collect,

process, and exchange information with

other individuals.” Teknologi

komunikasi diartikan sebagai peralatan

perangkat keras, struktur-struktur

organisasional, dan nilai-nilai sosial

dengan mana individu mengumpulkan,

mengolah, dan saling bertukar

informasi dengan individu-individu

lain.

Implikasi dari konsep Rogers di

atas adalah adanya ; Pertama; teknologi

pengumpul informasi, Kedua;

teknologi pengelola informasi, Ketiga;

teknologi penyampai informasi, dan

Keempat; teknologi penerima

informasi.

LANDASAN TEORITIS

Perkembangan Teknologi

Sementara Ely D.P (1982),

teknologi informasi mencakup sistem-

sistem komunikasi seperti satelit siaran

langsung, kabel interaktif dua arah,

penyiaran bertenaga rendah (low power

broadcasting), komputer (termasuk

personal computer dan komputer

genggam), dan televisi (termasuk video

disc dan video cassette).

Perkembangan teknologi

komunikasi saat ini berlangsung begitu

pesat sehingga para ahli menyebut

gejala ini sebagai suatu revolusi.

Meskipun kemajuan tersebut masih

berlangsung hingga saat ini, namun

berbagai perubahan di bidang-bidang

kehidupan lain juga membawa

perubahan tersendiri pula.

Perubahan-perubahan yang

terjadi terutama disebabkan berbagai

kemampuan dan potensi teknologi

komunikasi yang memungkinkan

manusia dapat saling berhubungan

secara hampir tanpa batas. Beberapa

keterbatasan yang dahulu dialami

seperti faktor ruang (jarak), waktu,

jumlah, kapasitas, kecepatan, kini dapat

diatasi dengan tersedianya berbagai

sarana komunikasi yang sophisticated

(mutahir). Dengan penggunaan satelit

misalnya hampir tidak ada lagi batas

jarak dan waktu untuk menjangkau

khalayak yang dituju di mana pun dan

kapan pun diperlukan. Begitu pula

dengan kemampuan menerima,

mengumpulkan, menyimpan, dan

menelusuri kembali informasi yang

dimiliki oleh perangkat teknologi

komunikasi seperti komputer, video

cassette, video disc, tidak ada lagi

hambatan yang dialami untuk

memenuhi segala kebutuhan yang

diperlukan user.

Dalam menghadapi kemajuan

teknologi komunikasi, ada yang

menyambutnya dengan penuh antusias,

ada yang menerimanya dengan penuh

kehati-hatian karena khawatir dengan

dampak negatif yang ditimbulkannya.

Tehranian (1982) sendiri mengatakan

setidaknya ada tiga kekuatan

teknologis, sosio-ekonomi, dan politik

yang telah mengubah struktur sistem

internasional ke tingkat tertentu.

Pertama, eksplosi teknologis

yang bergerak cepat di mana revolusi

dalam bidang satelit komunikasi

berdampak komunikasi dunia yang

universal dan disesuaikan dengan

keperluan pribadi. Kedua, dorongan

demokratisasi dari suatu proses

revolusioner sedunia yang bermula dari

dikenalkannya media massa, sejak

masa percetakan hingga masa kini.

Ketiga, media telah berfungsi sebagai

saluran bagi berlangsungnya konflik

ideologis sekaligus pembangkit

konsensus dunia bagi tumbuhnya suku

baru (new tribe) yang melintasi batas-

batas dan kesetiaan nasional.

Page 51: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

51

Perkembangan teknologi

komunikasi membuat kita mengalami

masa yang mengasyikkan (exciting)

dalam sejarah kehidupan yang

memungkinkan kita melakukan

komunikasi secara instant Dengan

adanya sambungan (interface) antara

satelit dengan komputer dan

menyebarnya telematique, maka

negara-negara di seluruh dunia akan

mendapat pertumbuhan ekonomi yang

ditentukan oleh investasi yang

dilakukan di bidang teknologi

komunikasi yang inovatif.

Salah satu keunggulan yang

ditawarkan teknologi komunikasi

adalah kemungkinan bagi penerima

komunikasi untuk lebih langsung

mengendalikan pesan-pesan yang

ditransmisikan dengan memilih sendiri

informasi tentang apa pun yang

diinginkan serta kapan pun

memerlukannya.

Beberapa advantages yang

diberikan teknologi komunikasi seperti

yang dirasakan oleh masyarakat saat ini

adalah kemudahan-kemudahan yang

diberikannya. Pertama, jaringan

pengolahan data yang memungkinkan

orang berbelanja cukup dengan

menekan tombol-tombol komputer di

rumah masing-masing. Pesanan akan

dikirim langsung ke rumah oleh toko

tempat berbelanja. Kedua, bank

informasi dan sistem penelusuran yang

memungkinkan pemakainya

mendapatkan copy cetakannya dalam

sekejap. Ketiga, sistem teleteks yang

menyediakan berbagai rupa kebutuhan

seperti katalog, informasi finansial,

iklan dengan segala macam produk dan

jasa lewat layar televisi di rumah

masing-masing.

Keempat, sistem facsimile yang

memungkinkan pengiriman dokumen

secara elektronik. Kelima, jaringan

komputer interaktif yang

memungkinkan pihak-pihak

berkomunikasi mendiskusikan

informasi melalui komputer sekalipun

mereka di tempat yang berbeda dan

saling berjauhan.

Di negara-negara maju, sistem

komunikasi dengan teknologi di atas,

telah menjadi kenyataan. Bahkan di

negara-negara sedang berkembang

seperti Indonesia misalnya dalam

penggunaan sehari-hari seperti

komputer, telecopy, satelit,

teleconference seperti yang dilakukan

presiden yang memimpin rapat kabinet

ketika ia berada di luar negeri beberapa

waktu yang lalu.

Masyarakat Informasi

Masyarakat modern di negara-

negara Barat telah sedang memasuki

abad pasca industrial, yakni suatu abad

di mana aktifitas informasi

mendominasi aktifitas ekonomi dan

kehidupan masyarakat. Perubahan itu

menunjukkan bahwa perekonomian di

negara-negara maju yang tadinya

berlandaskan pada sektor industri kini

bergeser ke ekonomi yang berdasarkan

informasi, yang oleh Peter Druker

disebut sebagai perubahan masyarakat

yang berdasarkan pengetahuan. Dalam

analisisnya ia berpendapat bahwa pada

tahun 2000 dan seterusnya lebih banyak

jumlah orang yang bekerja untuk

mengolah informasi dari pada yang

mengolah barang atau energi. Seperti di

Amerika misalnya, sebesar 46% dari

tenaga kerja di AS bekerja di lapangan

yang tergolong pekerjaan

memanipulasi informasi. Sedangkan

tenaga kerja yang bergerak di sektor

pertanian dan industri kuantitasnya

menunjukkan penurunan 4.

Informasi kini telah diakui sebagai

suatu komoditi yang dapat dijual,

diberikan, dicopy, diciptakan,

disalahartikan, dan bahkan dicuri.

Informasi bahkan dianggap merupakan

salah satu dari tiga sumber daya dasar

(basic resources) di samping material

dan enerji. Informasi tidak mempunyai

Page 52: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

52

nilai tanpa dioperasionalkan. Informasi

menjadi operasional melalui kegiatan

komunikasi.

Masyarakat yang disebutkan

sebagai tahap setelah era industrialisasi

atau masyarakat pasca industrial

dinamakan juga sebagai masyarakat

informasi. Oleh Rogers (1986)

masyarakat informasi dirumuskan

sebagai, “suatu bangsa di mana

mayoritas angkatan kerja adalah terdiri

dari para pekerja informasi, di mana

informasi merupakan elemen yang

paling penting. Jadi masyarakat

informasi mencerminkan suatu

perubahan yang tajam dari masyarakat

industrial di mana mayoritas tenaga

kerja bekerja dalam pekerjaan

manufacturing yang merupakan elemen

kunci dari enerji. Kontras dengan itu,

para individu pada masyarakat

informasi adalah mereka yang aktifitas

utamanya memproduksi, mengolah,

mendistribusikan informasi, dan

memproduksi teknologi informasi.” 5.

Fenomena yang ditunjukkan

Rogers tentang keadaan di Amerika

menunjukkan 54% dari angkatan kerja

di AS adalah pekerja informasi. 63%

dari hari kerja diperuntukkan bagi

pekerjaan informasi. 67% dari seluruh

biaya kerja di AS adalah untuk

pekerjaan informasi, karena para

pekerja informasi memperoleh upah

35% lebih tinggi dari pekerja non –

informasi. 70% dari jam kerja

dihabiskan untuk kerja informasi

karena jam kerja para pekerja informasi

10 – 20% lebih banyak dalam setiap

minggu dibanding bidang kerja yang

lain 6.

D i l e m a

Melihat perkembangan yang

terjadi di sektor ini, di satu pihak tiada

suatu proses pembangunan yang dapat

berlangsung tanpa mengandalkan pada

teknologi komunikasi dan informasi.

Sedangkan pada pihak lain, teknologi

ini berikut informasi yang dibawanya

sangat sarat dengan nilai-nilai tertentu

(highly value loaded) dan dapat

mengganggu pola-pola pembangunan

dan mempengaruhi lingkungan sosio-

kultural baik di negara-negara industri

maupun di negara-negara berkembang.

Hal di atas disebabkan antara lain,

bahwa tidak ada suatu negara yang

dapat bertahan untuk tidak mengikuti

revolusi informasi, dan tidak satu pun

negara yang dapat melawan seluruh

dampak yang merembes ke segala

bidang. Sikap yang tepat bagi negara

berkembang adalah apakah memilih

sikap pasif dan menerima invasi

teknologi tersebut berikut produknya,

atau memilih sikap aktif dan

menjabarkan strategi dan kebijakan

dengan memperhitungkan model-

model pembangunan yang sesuai

dengan kultural bangsanya.

Selain faktor di atas, sebab lain

adalah dengan melindungi identitas

kultural yang merupakan bagian yang

paling rawan terkena imbas, yaitu

dengan menjadikan kebudayaan

sebagai salah satu penggerak kunci

proses pembangunan dan dengan

mendorong penggunaan berbagai

teknologi informasi baru secara kreatif.

Teknologi informasi tidak dapat

disalahkan karena terjadinya

homogenisasi kultural, sebab pada

negara berkembang homogenisasi ini

lebih merupakan produk model-model

pembangunan yang diimport berikut

kandungan informasinya ketimbang

dikarenakan oleh teknologi informasi

itu sendiri.

Kita tidak dapat mempelajari

teknologi dengan jalan pintas. Untuk

menjadikannya teknologi yang

dimiliki, pertama-tama harus dikuasai,

diproduksi secara lokal, dan kemudian

diintegrasikan dengan lingkungan sosio

kultural bangsa. Tanpa teknologi

informasi dan komunikasi, tak satu pun

teknologi lainnya dapat berkembang.

Page 53: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

53

Bahkan informasi telah menjadi suatu

sistem tersendiri yang lengkap dan,

yaitu suatu sistem yang

menitikberatkan pada seluruh sektor

masyarakat manusia.

Akhir-akhir ini, proses otomatisasi

kerja bertambah luas jangkauannya,

disebabkan oleh kemampuan komputer

yang setelah diprogramkan bahkan

mampu memberi komando dan

mengendalikan proses produksi, tanpa

memerlukan lebih banyak tenaga

manusia. Gejala ini tentu menjadi

masalah serius bagi lowongan

pekerjaan yang tadinya diisi dan

dikerjakan oleh manusia. Perangkat

teknologi komunikasi ini telah dan akan

terus menimbulkan dampak terhadap

masyarakat. Pertama, saluran

komunikasi dengan teknik robotik,

kecerdasan artifisial, dan teknik

otomasi lainya akan menurunkan dan

mengurangi orang yang bekerja di

sektor pertanian, pertambangan, dan

pabrik-pabrik. Kedua, akibat lainnya

adalah meningkatnya program hiburan,

kultural, dan olahraga bagi semua

penduduk dunia. Padahal badan PBB,

Unesco telah memproduksi New

International Information and

Communication Order (NIICO) yang

mana diharapkan terciptanya

keseimbangan arus informasi dan

kebudayaan di antara bangsa-bangsa di

dunia. Singkatnya, sistem komunikasi

masa depan akan mempengaruhi di

mana kita hidup, bagaimana kita

bekerja, apa yang kita lihat, individu

yang kita hubungi, bagaimana kita

mendidik anak dan sebagainya.

PEMBAHASAN

Dampak Negatif Teknologi

Perkembangan teknologi

komunikasi tidak dapat dipungkiri juga

menimbulkan dampak negatif. Terlebih

lagi bila dampak tersebut tidak dicegah

atau diperkecil akan menimbulkan

berbagai akibat yang tidak diinginkan.

Beberapa dampak negatifnya adalah

Pertama, terjadinya monopoli dalam

pengelolaan, penyediaan, dan

pemanfaatan informasi. Hanya mereka

yang mampu secara financial yang

dapat membangun atau mendirikan

stasion televisi atau radio, atupun

memiliki usaha penerbitan pers apakah

suratkabar atau majalah misalnya.

Kedua, tidak meratanya distribusi

informasi. Tidak dapat dipungkiri

bahwa distribusi informasi lebih banyak

mengalir ke kota-kota besar dan

dinikmati oleh mereka yang tinggal di

kota-kota dibanding mereka yang

tinggal di desa-desa misalnya. Ketiga,

berkurangnya isi pesan yang bersifat

edukatif. Lihat saja isi sejumlah

suratkabar atau majalah yang tidak

mendidik, begitu pula tayangan televise

yang berisi program misteri,

kriminalitas, infotainment dari kaum

selebritis yang cuma berisikan

informasi kawin cerai, pisah ranjang,

selingkuh,dan rebutan anak yang akan

diasuh dan kekerasan dalam rumah

tangga yang dilakukan para selebritis.

Keempat, terjadinya polusi informasi.

Kita menjadi bingung memilih

informasi mana yang berguna bagi kita

mengingat sangat banyaknya informasi

yang disajikan media massa dalam

berbagai aspek kehidupan, baik yang

positif maupun yang negative. Kelima,

terjadinya invasi terhadap privacy

seseorang menjadi milik publik. Bukan

rahasia umum lagi apapun yang

dilakukan seseorang, kapan pun dan

dimana pun apalagi sesuatu yang

negative menjadi cepat tersebar dalam

sekejap terlebih lagi bia ia public figure

entah kaum selebritis ataupun pejabat

suatu instansi. Keenam, timbulnya

permasalahan pelanggaran hak cipta.

Untuk hal ini contohnya cukup

gamblang, lihat saja film yang baru saj

diputar di bioskop dengan gampang kita

temukan bajakannya di kaki lima

dengan harga yang relative murah.

Page 54: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

54

Belum lagi buku-buku laris yang

dibajak dan dapat dinikmati dengan

harga lebih murah dari buku

originalnya. Dengan bantuan computer

suatu karya milik orang lain dapat

dengan mudah dicopy paste oleh orang

lain dan menjadi seolah miliknya hanya

dengan merubah jenis huruf ataupun

ukuran huruf dari naskah aslinya.

Begitu pula dengan bantuan scanner

yang dapat mengcopy naskah milik

pihak lain menjadi seolah milik kita

sendiri.

Teknologi komunikasi jelas

mempengaruhi struktur dasar dan

proses pengambilan keputusan dalam

masyarakat, karena hal itu ikut

menentukan siapa yang dapat

berkomunikasi dengan siapa, dan siapa

yang dapat memperoleh sesuatu

informasi tentang apa. Perkembangan

ini memungkinkan timbulnya monopoli

dalam pengelolaan, serta pemanfaatan

teknologi komunikasi itu sendiri.

Oleh karena besarnya modal yang

dibutuhkan untuk pengusahaan dan

pemilikan sarana teknologi, maka

hanya mereka yang mampu secara

finansial yang dapat bergerak di bidang

ini. Sekiranya bidang ini dimonopoli

swasta yang komersial, maka dapat

dipastikan orientasi usahanya pun untuk

mencari keuntungan yang maksimal.

Konsekuensinya, maka isi informasi

yang disediakan dan ditawarkan

tentunya yang melayani kebutuhan dan

permintaan pemakai yang

menguntungkan secara komersial akan

menguntungkan diri si pemilik modal.

Sekalipun para pengguna jasa teknologi

komunikasi masih dapat memilih, harus

diingat bahwa pada dasarnya pilihan

yang ada terbatas pada apa yang

disediakan oleh pengusaha. Oleh

karena itu harus ada upaya mencegah

terjadinya monopoli penyediaan dan

pengelolaan informasi.

Mereka yang telah ‘berkecukupan

informasi’ akan bertambah melimpah

informasinya, sedangkan mereka yang

‘kekurangan informasi’ akan semakin

tertinggal dalam perolehan

informasinya. Keadaan ini akan

menciptakan jurang baru antara

golongan kaya informasi dengan

mereka yang miskin informasi. Pada

akhirnya jarak yang sama juga akan

terjadi di antara negara-negara yang

kaya informasi dengan negara yang

miskin informasi.

Terjadi pula kecenderungan untuk

hanya menyediakan, memproduksi, dan

mendistribusikan isi informasi yang

secara komersial akan laris. Bentuk

utama informasi ini adalah berupa

hiburan dan promosi. Sedangkan

informasi yang bersifat edukatif, karena

kurang mendatangkan keuntungan

komersial porsinya lebih kecil

bahkanada kalanya tidak ada sama

sekali. Kalau pun ada hanya berupa

sisipan sekedar pemoles. Dominannya

informasi yang non edukatif ini tentu

menimbulkan kekhawatiran akan

dampak yang ditimbulkannya pada

masyarakat.

Sedangkan polusi informasi

cenderung timbul bila kompetisi yang

hebat terjadi dalam merebut perhatian

khalayak, terlebih lagi bila tidak ada

mekanisme pengendalian yang efektif

untuk mencegahnya. Polusi informasi

tercermin dari penuhnya media massa

dengan program informasi tentang

kekerasan, pornografi, skandal, dan

mistis. Lihatlah betapa stasion televisi

saling berlomba menayangkan hal ini

dengan kwantitas dan kualitas program

yang meningkat terus. Dalam kondisi

seperti ini hukum ekonomi berlaku,

siapa yang berhasil memancing dan

memuaskan selera pembeli dialah yang

mendapat keuntungan. Yang jadi

masalah adalah justru polusi informasi

seperti ini yang justru laris manis dan

cepat menghasilkan laba bagi yang

menyediakannya.

Page 55: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

55

Dengan berkembangnya teknologi

komunikasi, maka pesat pula

pertumbuhan perusahaan

pengumpulan, pelayanan, dan

pendistribusian segala jenis data

termasuk yang bersifat pribadi.

Perusahaan informasi mengumpulkan

berbagai macam data mengenai segala

aspek kehidupan anggota masyarakat.

Data yang dimaksud bisa saja

diperjualbelikan tanpa sepengetahuan

dan persetujuan yang bersangkutan.

Keadaan ini dikhawatirkan terjadinya

intervensi ke dalam kehidupan pribadi

seseorang yang menyebabkan tidak

terjaminnya lagi privacy. Oleh karena

itu timbul berbagai reaksi yang

menuntut dilindunginya privacy setiap

anggota masyarakat dari kemungkinan

penyalahgunaan informasi oleh pihak-

pihak yang tidak bertanggungjawab.

Kecanggihan teknologi

komunikasi untuk menyimpan,

memperbanyak, dan menampilkan

kembali apa yang diperoleh, juga

menimbulkan masalah yang berkaitan

dengan hak cipta. Kemajuan satelit

komunikasi misalnya, telah

memungkinkan dilampauinya batas-

batas teritorial suatu negara atau

pemerintahan. Perkembangan ini tentu

menimbulkan masalah dalam hal

perlindungan terhadap hak cipta atas

karya-karya kreatif yang sebelumnya

dijamin undang-undang. Perlindungan

tersebut menjadi semakin sulit dan

terkalahkan oleh canggihnya

kemampuan teknologi komunikasi.

Dampak Positif

Meski kecanggihan teknologi

komunikasi mempunyai dampak

negatif seperti dijabarkan di atas, akan

tetapi kita juga harus mengacungkan

jempol akan dampak positif yang

timbulkannya. Antara lain di bidang

pendidikan misalnya, dengan bantuan

teknologi komunikasi telah

memberikan kesempatan begitu luas

bagi masyarakat untuk meningkatkan

pengetahuannya. Dengan teknologi

komunikasi memungkinkan kita belajar

tanpa terikat oleh ruang/jarak dan

waktu seperti sistem belajar jarak jauh

(distance learning). Di lain hal, dengan

bantuan teknologi komunikasi

kekurangan tenaga penagajar dan

keterbatasan daya tampung sekolah

formal dapat diatasi, sebab dibantu oleh

komputer (computer assisted learning).

Begitu pula bentuk-bentuk kegiatan

belajar lain baik formal maupun non

formal seperti yang dilaksanakan sistem

siaran pendidikan melalui radio,

televisi, dan media komunikasi lainnya,

seperti penyelenggaraan Universitas

Terbuka yang dapat menjangkau semua

peserta didik di seluruh Indonesia.

Di bidang politik, kemudahan

pelayanan dan jangkauan komunikasi

yang dibantu oleh sarana teknologi

komunikasi, telah terbukti ampuh

dalam memelihara dan

mempertahankan integritas dan

aktifitas pertahanan dan keamanan

suatu bangsa. Teknologi komunikasi

telah berfungsi sebagai alat

mempercepat bagi pertumbuhan

demokarasi yang partisipatif.

Kemajuan percetakan jarak jauh

misalnya telah menumbuhkan

demokrasi pengetahuan yang sekaligus

dapat mengendurkan berbagai sumber

otoritas tradisional dan monarki.

Teknologi komunikasi juga telah

berfungsi sebagai pusat kekuasaan

dalam bentuk beragam dan cara yang

bermacam-macam untuk melegitimasi

kepentingan, memobiliser sumber-

sumber atas nama yang berkuasa, dan

memanipulir warganegara untuk tujuan

mereka. Tanpa bantuan teknologi

informasi roda birokrasi modern tidak

dapat berfungsi dengan baik.

Di sektor lapangan kerja, dengan

pesatnya kemajuan teknologi bagian

terbesar dari proses produksi di sektor

industri sudah dapat dikerjakan mesin-

Page 56: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

56

mesin yang menggantikan tenaga

manusia. Mesin yang digunakan

ternyata dapat mengungguli manusia

dalam kapasitas berproduksi yang lebih

besar/tinggi, akurasi kerja, dengan

biaya produksi lebih murah dibanding

menggunakan tenaga manusia. Dengan

bantuan komputer, proses produksi

dapat dikendalikan lebih efisien.

Realitas ini semakin membuat sempit

kesempatan pencari kerja, sebab

sebagian tenaga manual manusia telah

diambil-alih oleh mesin-mesin dan

robot.

Saat ini sedang tumbuh dan

berkembang pasar informasi global, di

mana yang menjadi etalasenya adalah

terminal-terminal komputer yang ada di

rumah kita masing-masing. Teknologi

yang disebut sebagai artificially

intelligent machine ini telah beroperasi

yang akan menangani persoalan yang

sebelumnya membutuhkan keahlian

manusia untuk menyelesaikannya.

Pelayanan informasi kini tidak

diragukan lagi yang telah menyamai

bahkan melebihi pengetahuan manusia

berpendidikan tinggi yang juga mampu

menangani persoalan yang complicated

sekalipun.

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi

diindikasikan oleh terjadinya

perubahan dari penggunaan komunikasi

elektronik yang mengakibatkan

terjadinya perubahan-perubahan aspek

kehidupan lainnya. Dengan

perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi, masyarakat lebih bebas

menentukan alternatif yang diinginkan,

apa pun, dan kapan pun dibutuhkan

masyarakat. Akibat perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi,

tidak ada lagi kendala ruang/jarak dan

waktu, kecepatan penyampaian dan

penerimaan pesan. Dunia menjadi

sempit (global village) selebar daun

kelor. Dampak negatif perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi

adalah terjadinya monopoli dalam

pengelolaan, penyediaan, dan

pemanfaatan informasi, tidak

meratanya distribusi informasi,

berkurangnya isi pesan yang edukatif,

terjadinya polusi informasi, terjadinya

intervensi dan invasi terhadap privacy

seseorang, dan timbulnya permasalahan

pelanggaran hak cipta. Dampak positif

perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi adalah sistem pendidikan

jarak jauh yang dapat mengatasi

kekurangan tenaga pengajar dan

fasilitas sekolah, tumbuhnya demokrasi

pengetahuan secara cepat, dan proses

produksi menjadi lebih efisien karena

kemampuan teknologi dapat

mengungguli kemampuan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Alvin Toffler, The Third Wave

(Gelombang Ketiga), Pantja

Simpati, Jakarta,1990

Ely D.P., Information Technology in

Education, Syracuse, New

York, 1982.

Dennis O. Gehris, Communication

Technologies, 2002.

John Pavlik, New Media Technology,

1998

Michael Mirabito, The New

Communication Technology,

2001

Peter Druker, The Age of

Discontinuity, Harper & Row

Ltd, New York, 1969.

Rogers, E., Communication

Technology, The Free Press,

New York, 1986. Tehranian,

International Communication

(Paper), 3rd Annual Conference

of the International

Communication Association,

Dallas, USA, 1982.

Page 57: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

57

AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS BENS RADIO 106,2 FM

DALAM MENJARING PENDENGAR MUDA

Rialdo Rezeky M. L Toruan1

Isanty Maina2

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jalan Hang Lekir I, Jakarta Pusat

Fakultas Ilmu Komunikasi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas Public

Relations yang di gunakan Bens Radio 106,2 FM dalam mempertahankan eksistensi

pendengarnya serta untuk mengetahui acara program-program Public Relations off air

dan on air. Paradigma penelitian ini menggunkan positivisme sebab peneliti berupaya

mengungkap kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.

Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Menggunakan konsep

public relations dan model four steps dari Cultip & Center. Hasil penelitian Keberhasilan

Ben’s Radio dalam memelihara citra perusahaan yakni dengan terjalinnya hubungan

kerjasama Ben’s Radio dengan pihak lain seperti pengiklan, sponsor, maupun lembaga,

Ben’s Radio mendapatkan citra yang baik dimata client nya. aktivitas Public Relations

yang dilakukan Ben’s Radio 106,2 FM dalam mempertahankan eksistensi para

pendengar nya di jaman sekarang yang era digital nya sudah canggih yaitu dengan

menggunakan strategi Four-Step Public Relations.

Kata Kunci: Aktivitas Public Relations, Ben’s Radio, Four Steps, Pendengar Muda

PENDAHULUAN Radio dapat diperuntukkan

sebagai media massa elektronik tertua

dan sangat luwes. Radio telah

beradaptasi dengan perubahan dunia

dengan mengembangkan hubungan

saling menguntungkan dan melengkapi

dengan media lain (Ardianto,

2007:123). Sebagai unsur dari proses

komunikasi massa, radio siaran

mempunyai ciri dan sifat yang berbeda

dengan media massa lainnya yaitu

bersifat audial. Selain itu keunggulan

radio siaran adalah murah, merakyat,

dan bisa dibawa atau didengarkan

dimana-mana.

Definisi Radio adalah teknologi

yang digunakan untuk pengiriman

sinyal dengan cara modulasi dan radiasi

elektromagnetik (gelombang

elektromagnetik). Gelombang ini

melintas dan merambat lewat udara dan

bisa juga merambat lewat ruang

angkasa yang hampa udara, karena

gelombang ini tidak memerlukan

medium pengangkut (seperti molekul

udara).

Perkembangan teknologi

informasi pada saat ini mengalami

kemajuan sangat signifikan. Sejak

bergulirnya UU No. 32 Tahun 2002

tentang penyiaran, dunia penyiaran di

Indonesia mengalami perubahan yang

berarti, hingga kemudian munculah

radio-radio swasta yang mampu

menyiarkan informasi kepada

masyarakat Indonesia dengan cara-cara

yang lebih variatif. Beragam cara

digunakan oleh radio-radio swasta

untuk menjaring pendengar, dari mulai

Page 58: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

58

menyajikan konten hiburan,

menjadikan artis sebagai penyiar pada

waktu “prime time”, hingga bekerja

sama dengan beberapa label rekaman

untuk membagikan tiket konser atau

promo-promo menarik. Media

penyiaran merupakan organisasi yang

menyebarkan informasi yang berupa

produk budaya atau pesan yang

mempengaruhi dan mencerminkan

budaya dalam masyarakat

(Morissan,2008:14)

Di Ben’s Radio 106,2 FM

sendiri penulis meneliti mengenai apa

saja yang harus dibenahi agar tujuan

yang diinginkan dapat tercapai dan

beberapa diantaranya adalah program

siaran yang kurang mencapai rating

bagus, perbaikan program kerja bagian

Humas dalam membentuk citra positif

dan promosi yang dilakukan dirasa

kurang menarik minat target

pendengarnya.

Salah satu radio yang masih

eksis namun sudah tidak didengar oleh

anak-anak muda jaman sekarang atau di

jaman milenial ini yaitu Ben’s Radio

106,2 FM sebuah badan berbentuk

Perseroan Terbatas atau PT dipilih agar

PT. Radio Bergaya Nyanyian Irama

Sejati dapat menjalankan fungsinya

secara komersial. Tetap eksis dan hidup

dengan layak bahkan sejahtera dalam

berbagai sisi, disamping tetap

mengembangkan tujuan sebagai

pelestari dan pengembang budaya

Betawi.

Upaya menunjukkan bahwa

Bens Radio 106,2 FM memang radio

Betawi, program siaran sekaligus acara

off air yang selalu digelarnya, acara off

air Public Relations yaitu misalnya

terjun langsung kelapangan senantiasa

menghadirkan nuansa kebetawian,

mengadakan seminar dari kampus ke

kampus untuk mengenalkan Bens

Radio 106,2 FM, membuka booth

dalam acara kampus. Bens Radio 106,2

FM, identik dengan bahasa betawinya

dalam komunikasi sehari-hari,

termasuk dalam menyapa

pendengarnya. Agar senantiasa lekat di

hati seluruh lapisan mulai dari Ncang,

Ncing, Nyak, Babe, Mpok, Abang, dan

juga None (yang sekaligus menjadi

sapaan khas Bens Radio untuk

pendengarnya, Se-Jabodetabek dan

Sekenanye), sebagai istilah khas

penyebutan jangkauan siar (coverage

area) nya.

Di tahun 2018 ini, Bens Radio

106.2 FM masih mengusung tagline

“Bens Radio – Betawi Punye Gaye”

sebagai positioning bahwa Bens Radio

adalah radio Betawi atu-atunye di

Jakarta. Yang menggambarkan kepada

siapapun bahwa BEN’S RADIO 106,2

FM termasuk kebudayaan betawi kagak

bakal ade matinye, sehingga pendengar

akan semakin bangga dan mantap

menyimak juga mengikuti setiap

program Bens Radio dengan balutan

yang kreatif. Mitra kerja pun

diharapkan semakin mengakui dan

memanfaatkan eksistensi Bens Radio

sebagai media radio paling tepat untuk

mengkomunikasikan produk mereka.

Hal ini lah yang menjadikan penulis

ingin mencari tahu dan menggali lebih

dalam lagi mengenai strategi Public

Relations Bens Radio 106,2 FM di

tengah gempuran kemajuan teknologi

yang memudahkan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan informasi dan

hiburan.

Peneliti yakin ada hal baru dan

inovatif yang dilakukan PR Bens Radio

106 FM dalam membuat strategi

mempertahankan eksistensinya. Hal ini

sejalan dengan pemikiran Morissan,

Public Relations bertanggung jawab

menjelaskan tindakan perusahaan

kepada khalayak yang berkepentingan

dengan organisasi perusahaan.

Khalayak yang berkepentingan akan

selalu tertarik dengan apa saja yang

dilakukan perusahaan. Public Relations

harus memberikan perhatian terhadap

pikiran dan perasaan khalayak terhadap

organisasi. (Morissan:2008)

Page 59: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

59

Para pendengar menggunakan

radio tidak hanya sebagai music player

tetapi juga dipengaruhi oleh preferensi

terhadap program dan juga karakter

presenter. Kedua hal tersebut menjadi

kekuatan unik radio yaitu

kemampuannya untuk berinteraksi

dengan pendengar. Untuk itu peneliti

tertarik melakukan penelitian radio

dengan judul Aktivitas Public Relations

Ben’s Radio Dalam Menjaring

Pendengar Muda.

Hingga pendengar akhirnya,

kini radio kembali mendapatkan atensi

yang tinggi dari masyarakat berkat

adanya penggabungan antara media

radio dengan internet. Selain membuat

fitur streaming, radio masa kini juga

menyajikan informasi-informasi yang

di masukan kedalam website mereka.

Demikian hal nya, dengan Bens Radio

mengintegrasikan radio konvensional

sehingga program radio yang secara

spesifik memutarkan lagu-lagu

kesukaan pendengar. Dengan internet

dan kemuadian menjadi bens streaming

radio. Kedua bentuk radio dari Bens

Radio konvensional dan radio

streaming secara bersama-sama

mengudara dengan menggunakan

frekuensi masing-masing. Dan ini pula

yang kemudian menjadi riset Public

Relations Bens Radio untuk tujuan

mengetahui program-program

unggulan yang menjadi perhatian

pendengar.

LANDASAN TEORITIS

Bens Radio 106.2 FM

Indonesia sebagai yang terdiri

dari beragam etnis dan suku, memiliki

beragam budaya daerah yang unik dan

harus dijaga kelestariannya. Namun

derasnya arus globalisasi, perlahan

mulai mengikis budaya asli Indonesia

dan berganti dengan budaya modern

yang cendrung kebarat-baratan.

Berangkat dari panggilan hati

seorang seniman dan keinginan untuk

melestarikan kebudayaan tanah

kelahirannya, Alm.H. Benyamin Suaeb

menuangkan ide dan mengembangkan

kebudayaan betawi dengan mendirikan

sebuah radio pada 5 Maret 1990.

Sesuai dengan motto nya,

“Radio Betawi Atu-atunye Selera Siape

Aje”, Bens Radio tidak memiliki target

pendengar khusus seperti kebanyakan

radio lain. Hal ini mempengaruhi

komposisi musik yang diputar, yaitu

40% Dangdut, 40% Pop Indonesia,

15% Gambang, musik religi dan musik

India sebesar 5%.

Sebagai radio dengan format

etnik, informasi yang disampaikan pun

dikemas dengan ciri khas Betawi,

misalnya dari segi bahasa yang

digunakan.

Public Relations

Public Relations adalah salah satu

manajemen dalam perusahaan yang

bertugas untuk membentuk dan

menjaga hubungan dengan pihak

internal dan eksternal perusahaan.

Public Relations juga memiliki andil

yang besar dalam membentuk persepsi

publik terhadap perusahaan.

Public Relations merupakan

salah satu bidang ilmu komunikasi,

yaitu penerapan ilmu komunikasi pada

suatu organisasi/perusahaan dalam

melaksanakan fungsi manajemen.

Public Relations pada hakekatnya

adalah kegiatan komunikasi, ciri dari

komunikasi Public Relations adalah

two-way communication. Arus

komunikasi timbal balik ini yang harus

dilakukan dalam kegiatan Public

Relations ehingga terciptanya umpan

balik yang merupakan prinsip pokok

dalam Public Relations (Soemirat dan

Ardianto, 2008:11).

Menurut Betrand R. Canfield,

Public Relations adalah falsafah dan

fungsi manajemen yang diekspresikan

melalui kebijaksanaan dan kegiatan-

kegiatan untuk melayani kepentingan

publik, melakukan kegiatan komunikasi

bagi publiknya untuk menciptakan

Page 60: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

60

pengertian dan goodwill bagi publiknya

(Hairunnisa, 2015:18)

Sementara menurut Denny

Griswold, Public Relations adalah

suatu fungsi manajemen yang menilai

sikap publik, menunjukkan

kebijaksanaan dan prosedur dari

seorang individu atau sebuah lembaga

atas dasar kepentingan publik,

merencanakan, dan menjalankan

rencana kerja untuk memperoleh

pengertian dan dapat diterima dengan

baik oleh publik (Danandjaja, 2011:16)

Dari komunikasi timbal balik

tersebut pihak suatu instansi yakni Bens

Radio, ditujukan untuk menciptakan

saling pengertian dan dukungan bagi

terciptanya tujuan, kebijakan dan

tindakan instansi tersebut.

Pengertian “ Publik “ dalam

Public Relations adalah kelompok

orang yang menjadi sasaran kegiatan

Public Relations. Artinya, kelompok

yang harus senantiasa dihubungi dalam

rangka pelaksanaan fungsi Public

Relations. Seorang praktisi Public

Relations harus memperhatikan prinsip

komunikasi yang efektif, yaitu jenis

public, susunan pesan, serta saluran apa

yang paling sesuai sehingga

pelaksanaan komunikasi berjalan

dengan sukses.

Dengan demikian Humas

adalah suatu bentuk bagian dari metode

komunikasi yang berlaku terhadap

semua jenis orang, baik yang bersifat

komersial maupun yang non komersial,

disektor public (pemerintah) maupun

privat (swasta).

Peranan Humas pada suatu

perusahaan / orang sangatlah penting

guna menyebarluaskan informasi

kepada khalayak / public (baik internal

maupun eksternal).

Bila dikaitkan dengan penelitian

ini maka Humas Bens Radio Jakarta

harus dapat melakukan kegiatan

komunikasi dengan baik dan

berkelanjutan, dengan tujuan untuk

menumbuhkan rasa percaya publik-

publiknya terhadap kebutuhan yang

dibutuhkan bagi pendengarnya serta

mempengaruhi publik / pendengar

dalam hal ini publik eksternal yaitu

pegawai agar dapat bekerja sama dalam

mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

Seorang Humas harus lebih

peka terhadap keadaan di sekitarnya,

terlebih dengan pendapat umum yang

dapat mempengaruhi keadaan

sekitarnya, terlebih dengan pendapat

umum yang dapat mempengaruhi citra

(image) organisasinya. Pendapat itu

bersifat luas, namun Humas organisasi

harus terus menerus berusaha

mempertahankan opini positif itu

berubah menjadi positif.

Sasaran hubungan masyarakat

adalah sasaran komunikasi. Dalam

usaha mencapai tujuan manajemen

secara efektif, orang-orang yang

menjadi sasarannya dibagi menjadi dua,

yaitu khalayak dalam (publik internal)

dan khalayak luar (public eksternal).

Dimana dalam penelitian ini, penulis

meneliti mengenai khalayak dalam

(publik internal).

Proses Kerja Public Relations

Scott M Cutlip dan Allen H

(Center, 2006) mengibaratkan proses

kegiatan Public Relations sebagai

gunung es yang tampak dari jauh

muncul dipermukaan air, orang

menyangkayang tampak adalah

keseluruhan gunung es tersebut.

Padahal jika dicermati yang tampak

hanya seperempatnya sedangkan

bagian yang banyak tidak tampak

karena ada didalam air atau di bawah

permukaannya. Begitulah proses public

relations. Kegiatan yang tampak oleh

masyarakat hanya sebagian kecil,

sedangkan kegiatan sebagian besar

justru tidak tampak. Adapun proses

Public Relations adalah sebagai

berikut:

Page 61: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

61

Defining Problem (mendefinisikan

masalah) Dalam tahap ini penelitian yang

berkaitan dengan opini, sikap, dan

reaksi dari mereka yang berkepentingan

dengan aksi dan kebijakan-kebijakan

organisasi. Kemudian melakukan

pendataan dari fakta-fakta dan

informasi yang berkaitan langsung

dengan kepentingan organisasi, yaitu:

“What is our Problem?”

Planning (Perencaan), yaitu proses

untuk menginventarisasi masalah dan

mengkorelasi aspek yang satu dengan

aspek yang lain berdasarkan data dan

fakta yang diperoleh pada penelitian.

Communicating atau Pelaksanaan atau

Penggiatan, yaitu proses pelaksanaan

kegiatan secara aktif berdasarkan

rencana yang telah disusun. Tugas –

tugas tersebut tidak harus dilaksanakan

satu-persatu berurutan, akan tetapi

tugas humas kadang-kadang harus

dilaksanakan secara serentak. Perlu

diperhatikan pada tahap ini juga ada

tugas atau kegiatan yang sifatnya

darurat atau mendadak sehingga tidak

ada dalam perencanaan, misalnya

musibah yang menimpa organisasi.

Petugas public relation (PR) harus

secepatnya mengadakan komunikasi

pada pihak yang berkaitan jika terjadi

musibah untuk secepatnya dapat

menyelesaikan masalahnya.

Evaluating atau Pengawasan atau

Penilaian, yaitu proses untuk mengkaji

pelaksanaan suatu rencana yang tediri

atas program-program, pada tahap ini

ditelaah apakah rencana yang telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Penilaian ini dimaksudkan agar

dikemudian hari tidak terjadi lagi

hambatan yang sama dalam

pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan

hasil penilaian petugas Public Relations

dapat mengambil kebijaksanaan

tertentu untuk menyusun kembali

penilaian yang perlu diadakan untuk

kemudian membuat perencanaan

kegiatan dan melaksanakan kegiatan

tersebut tanpa hambatan. Tahap

penilaina ini sering diabaikan padahal

tahap ini sangat penting untuk membina

kegiatan Public Relations secara

dinamis spiralistis.

METODELOGI PENELITIAN

Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian ini

positivisme sebab peneliti berupaya

mengungkap kebenaran realitas yang

ada, dan bagaimana realitas tersebut

senyatanya berjalan. Akan tetapi oleh

periset dalam penelitian, informasi

kebenaran itu dinyatakan kepada

individu yang dijadikan responden

penelitian. Untuk mencapai kebenaran

ini, periset sebagai seorang pencari

kebenaran harus menanyakan secara

langsung kepada objek yang diteliti,

dan sang objek dapat memberikan

jawaban langsung kepada periset yang

bersangkutan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian

ini adalah studi kasus. Peneliti

menggunakan studi kasus berarti

penelitian ini melakukan eksplorasi

secara mendalam terhadap sebuah

program dan aktivitas terhadap Public

Relations Bens Radio dalam menjaring

pendengar muda yang program-

program agar bisa diterima oleh

masyarakat.

HASIL PENELITIAN

Pada tahap ini, peneliti

melakukan pemaparan yang bersifat

deskriptif tujuannya adalah untuk

Page 62: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

62

mendapatkan gambaran dan informasi

tentang Aktivitas Public Relations

Ben’s Radio dalam Menjaring

Pendengar Muda. Penelitian ini utama

nya menekankan untuk memperoleh

gambaran tentang menjaring pendengar

muda Ben’s Radio, selanjutnya hasil

studi awal ini akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam pembuatan

rencana penyiaran dan penerapan

program siaran Bens Radio.

Berdasarkan wawancara dengan

informan-informan yang bergerak

dibidang radio, diketahui bahwa untuk

menjaring pendengar muda diperlukan

keahlian dalam berkomunikasi apa

yang di inginkan oleh pendengar muda.

Saat ini, proses penyiaran program

untuk menjaring pendengar muda

dilakukan melalui program siaran

BETAWI yaitu Bebas Ketawa Ketiwi

dan BEGAYA, Betawi Punya Gaya.

Pada tahap observasi yang

peneliti lakukan di lapangan untuk

mengetahui program siaran yang

banyak menjaring pendengar muda

banyak diminati Ben’s Radio dari hasil

wawancara pendengar diperoleh

informasi bahwa yang paling banyak

diminati oleh kalangan muda yaitu

program siaran yang membahas tentang

penyampaian pesan yang di sampaikan

dengan penuh keceriaan dan motivasi.

Aktivitas Humas Public Relations Ben’s

Radio

a. Ben’s Radio melakukan kegiatan

on air dan off air untuk pendengar

secara langsung yaitu melakukan

promosi memberikan penawaran

melalu iklan/media, yang

dilakukan oleh Humas Ben’s

Radio dengan terjun langsung ke

lapangan bertemu komunitas dan

ke kampus-kampus.

b. Ben’s Radio

mengimplementasikan aktivitas

Humas dalam melakukan promosi

program nya, hal ini dilakukan

karena Bens Radio ingin tetap

menjaga citra positive kepada para

pendengar nya mengingat Bens

Radio adalah salah satu radio

pertama di JABODETABEK

dengan ciri khas sapaan Betawi

nya. Aktivitas Program On Air dan Off Air

Bens Radio

a. Ben’s Radio mengadakan event

3-4 kali dalam setahun, hal ini

dilakukan untuk menunjukan

eksistensi nya untuk menjalin

dan menyapa kepada para

pendengar nya. Event ini

dilakukan tiap 3 bulan sekali

dengan menunjukkan program

baru setiap tahun.

b. Ben’s Radio mengadakan

community gathering secara

rutin. Gathering ini ditujukan

agar para pendengar Bens Radio

dapat saling kenal dan bertukar

informasi, juga untuk menjaga

pendengar agar tetap setia

terhadap Ben’s Radio. Dan dari

sini Ben’s Radio juga dapat

mengevaluasi apa kekurangan-

kekurangan yang masih harus di

perbaiki karena di rasa kurang

oleh pendengar.

c. Ben’s Radio mengirimkan

hampers kepada customer untuk

perayaan hari spesial, sebagai

bentuk apresiasi Ben’s Radio

kepada pendengar setianya.

Karena dengan kita mengadakan

event, seperti anniversary, ulang

tahun Ben’s Radio, ataupun hari-

hari raya besar lainnya akan

membuat para pendengar merasa

di perhatikan.

Perencanaan Program Bens Radio

untuk Menjaring Pendengar Muda

Dalam tahap ini, seorang public

relation melakukan penyusunan

perencanaan siaran Ben’s Radio untuk

jangka panjang dan jangka pendek.

Kemudian perencanaan jangka panjang

dan jangka pendek di break down

Page 63: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

63

kedalam program-program siaran

meliputi: off air dan on air. Adapun

yang masuk dalam kategori program off

air berupa event dengan melakukan

kunjungan ke kampus-kampus, jalan

sehat. Sedangkan yang masuk dalam

program on air: program Begaya (

Betawi Punya Gaya ) yang ditayangkan

setiap hari Senin-Jumat jam 06.00-

10.00 WIB, Betawi ( Bebas Ketawa

Ketiwi ) yang ditayangkan setiap hari

Senin-Jumat jam 16.00-20.00. Dalam

acara off air Ben’s Radio, yang

dipaparkan oleh informan #2 Bapak

Abdul Aziz selaku Divisi Humas:

“Terakhir tuh kita bikin

acara jalan sehat itu

tahun 2017, banyak juga

yang ikut. 2018 kita

tidak bikin acara jalan

sehat. Makanya 2019

nanti belum tau nih

rencana nya ada wacana

mau bikin acara kegiatan

lagi atau engga, Karena

banyak pertimbangan

dari manajemen. Cuman

respon dari pendengar,

kapan nih bens radio

ngadain acara lagi… jadi

banyak yang nanyain.”

Sedangkan dalam acara

on air, seperti yang

dikemukakan oleh informan #1

yaitu Bapak Muhamad Subuh

selaku Station Manager:

“Kalau sesuai dengan

keseharian nya

pendengar itu waktu

orang mendengarkan

Bens Radio itu lebih

banyak pagi dan sore,

makanya pagi dan sore

itu hampir semua radio-

radio itu menyebutnya

prime time. Jadi waktu

dimana kebanyakan

orang mendengarkan

radio. Acara yang

banyak diminati oleh

pendengar itu acara

Begaya ( Betawi punya

gaya ) jam 07.00 – 10.00

dan Betawi ( bebas

ketawa ketiwi ) jam

16.00-20.00.”

Pembahasan

Dari analisis data tersebut, maka

peneliti menghubungkan antara fokus

masalah yang diangkat dengan hasil

pengamatan di Ben’s Radio, peneliti

berusaha mengamati semua kegiatan

yang dilakukan oleh Humas Ben’s

Radio berlandaskan teori Four Step

Public Relations.

Dalam mempertahankan

eksistensi nya Public Relations

memadukan media radio dengan

konsep media baru. Strategi tersebut

mereka rumuskan menggunakan

konsep 4 Step PR milik Cutlip &

Center. Pada konsep ini, kegiatan yang

dilakukan antara lain melakukan

Research, Planning, Actuating &

Communication, dan Evaluating.

Tahap-tahap tersebut mereka gunakan

guna mempertahankan eksistensi dan

meningkatkan jumlah angka pendengar

muda radio mereka. Berikut merupakan

penjabaran konsep kegiatan 4 Step

Public Relations yang dilakukan oleh

Ben’s Radio 106,2 FM:

Research

Dalam setiap mengembangkan

perencanaan, Ben’s Radio 106,2 FM

terlebih dahulu melakukan sebuah riset.

Dimana hal tersebut sangatlah baik

untuk mengetahui gambaran umum

pendengar mereka, angka kuantitas

pendengar mereka atau digunakan

untuk mengevaluasi suatu perencanaan

yang dilakukan sebelumnya. Data riset

yang mereka miliki merupakan hasil

dari olah data PT.Nielsen Media

Research Indonesia yang merupakan

perusahaan jasa yang bergerak dibidang

Page 64: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

64

riset. Ben’s Radio mendapatkan hasil

riset tersebut secara berkala, yaitu

dalam jangka waktu setiap 3 bulan.

Ben’s Radio sendiri telah memiliki

segmentasi pendengarnya, yaitu

kategori dewasa muda dan orang tua.

Dimana konsep-konsep yang

diterapkan dalam perencanaan Ben’s

Radio akan mengacu ke arah

segmentasi tersebut. Berdasarkan hasil

riset yang mereka lakukan, mereka

menilai di zaman sekarang ini, segala

sesuatu akan sangatlah mudah apabila

dilakukan melalui internet atau dengan

menggunakan media baru, hal ini lah

yang menjadi penyebab mereka

melakukan perubahan pada website

yang mereka miliki.

Perubahan website yang mereka

lakukan ialah berupa penambahan

sajian konten berita, dan juga

penambahan fitur streaming. Hal ini

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

akan informasi para pendengarnya,

selain itu mereka juga menambahkan

bahwa mereka ingin menciptakan

suasana fresh pada website yang

mereka miliki. Mereka berasumsi pada

website mereka, bahwa kini para

pendengar Ben’s Radio bisa

mendengarkan radio serta membaca

berita online secara bersamaan.

Berdasarkan hasil riset tersebut

juga, Ben’s Radio mengetahui bahwa

radio nya berhasil menjadi radio

pertama JABODETABEK. Hal tersebut

lah yang memotivasi mereka untuk

terus mengembangkan strategi-strategi

agar tetap memiliki eksistensi yang

tinggi.

Hasil riset ini ternyata juga di

buktikan oleh salah satu pendengar

radio yang mengetahui Ben’s Radio

106,2 Fm. Pendengar ini mengatakan

bahwa dirinya masih membutuhkan

sebuah media radio meskipun hanya

didalam perjalanan saja. Beliau juga

menambahkan bahwa informasi-

informasi yang di kemas oleh radio

sangatlah membantu, selain itu laporan

situasi lalu lintas terkini juga sangat ia

nantikan pada suatu program siaran

radio.

Planning

Perumusan perencanaan

merupakan tahap selanjutnya yang

harus dilakukan oleh Ben’s Radio 106,2

FM dalam mempertahankan para

pendengar mudanya agar terus untuk

meningkatkan eksistensinya.

Perencanaan-perencanaan tersebut

haruslah mengacu pada hasil riset.

Public Relations Ben’s Radio

106,2 Fm terkait merancang sebuah

rencana untuk memadukan media radio

dengan media baru, dimana

kecanggihan media baru, akan sangat

sulit ditandingi oleh media

konvensional seperti radio. Maka dari

itu, mereka bertujuan untuk mengganti

media radio mereka menjadi media

multiplatform.

Dalam konsep media multiplatform

yang mereka setujui, kegiatan kegiatan

yang biasa dilakukan radio seperti

request lagu, publikasi mengenai event

atau berinteraksi dengan para

pendengar kini tidak lagi

dipublikasikan melalui siaran mereka,

tetapi mereka juga akan akan

menggunakan media sosial mereka

seperti Whatsapp, facebook, dan

instagram sebagai media mereka

menyampaikan informasi-informasi

tersebut.

Secara keseluruhan, strategi-

strategi yang mereka rencakan

bukanlah hasil jerih payah seorang

Public Relations seorang melainkan

hasil dari peran divisi Brand Manager,

Brand Activation. 3 divisi inilah yang

berperan penting menjaga citra dan

eksistensi Ben’s Radio 106,2 FM.

Hal-hal yang peneliti temukan

dari Ben’s Radio 106,2 Fm juga

disetujui oleh salah satu pendengar

radio, dimana beliau mengatakan

kebiasaan masyarakat kini sudah

berbeda, kebutuhan akan music sudah

Page 65: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

65

lebih mudah terpenuhi dengan media

lain seperti aplikasi Joox, Spotify, atau

bahkan youtube sekalipun. Namun

dengan adanya perubahan media radio

menjadi media multiplatform inilah

yang dinilai bisa kembali menarik para

pendengar yang mulai meninggalkan

radio, kembali mendengarkan radio

dengan cara yang lebih modern.

Actuating & Communication

Merupakan tahap dimana Ben’s

Radio 106,2 Fm selaku radio yang

sedang mempertahankan eksistensinya

kepada pendengar muda,

mengaplikasikan perencanaan-

perencaanaan yang telah dirumuskan

berdasarkan hasil riset dan temuan

temuan yang mereka dapatkan.

Contoh pengaplikasian tersebut

ialah dengan membuat sebuah aplikasi.

Mereka menamakannya aplikasi Ben’s

Radio. Dimana aplikasi tersebut ini

merupakan pengembangan dari fitur

radio streaming, yang menggunakan

kecanggihan sebuah internet untuk

mendengarkan sebuah radio.

Keunggulan dari aplikasi ini ialah, di

dalam aplikasi Ben’s Radio tersendiri,

terdapat beberapa program dan

informasi yang ada dan masih banyak

lagi. Hal ini dimaksudkan agar para

pengguna aplikasi tersebut bisa

memilih lagu, program dan informasi

sesuai dengan selera mereka. Selain

dapat digunakan untuk mendengarkan

radio, aplikasi Ben’s Radio tersendiri

ini tentunya penambahan konten baru

ini diharapkan mampu memberikan

kesan fresh terhadap aplikasi tersebut.

Selain membuat aplikasi, tentunya

masih banyak lagi strategi yang

dilakukan Ben’s Radio 106,2 FM

seperti melakukan perubahan besar

pada website mereka seperti yang sudah

dijelaskan. Mereka menyadari bahwa

radio nya merupakan radio nomor 1 di

JABODETABEK kalangan dewasa

muda,terutama orang tua.

Ben’s Radio 106,2 Fm juga

memiliki sebuah special event yang

mereka buat setiap tahun. Event

tersebut adalah berupa ulang tahun

Ben’s Radio, konser yang bertemakan

musik-musik era 90’an. Tentunya

alasan mereka memilih tema era 90’an

juga karena mereka ingin

menyesuaikan dengan segmentasi

pendengar mereka. Tujuan dari konser

tersebut adalah untuk mempertahankan

eksistensi mereka di kalangan dewasa

muda. Meskipun sasaran mereka adalah

dewasa muda, tapi tidak menutup

kemungkinan juga konser ini juga turut

dihadiri oleh para generasi milenial.

Secara, konser ini akan menarik para

penggemar band favorit masyarakat

yang segmentasinya sangat beragam.

Ben’s Radio sangat memanfaatkan

fungsi media sosial sebagai alat

publikasi mereka. Melalui media sosial

seperti instagram, Whatsapp, dan

facebook mereka sering mengadakan

event seperti membagi-bagikan

voucher pulsa dan voucher belanja,

membagikan hadiah, atau sekedar

menyebarkan informasi-informasi

terkini seputar infotainment, info

lalulintas, atau hanya sekedar menyapa

para pendengarnya. Special event yang

mereka lakukan juga akan selalu

mereka publikasikan melalui media

sosial mereka. Hal tersebut dilakukan

tentunya untuk mengikuti kebiasaan

dari para pendengarnya, yang kini lebih

sering menggunakan media sosial.

Namun sayangnya, pengaplikasian

strategi mereka kurang didukung oleh

fakta yang peneliti temukan dilapangan.

Salah satu pendengar radio menyatakan

bahwa, aplikasi tersebut dinilai tidak

terlalu penting untuk diunduh, karena

beliau hanya mendengarkan sebuah

radio jika dalam perjalanan saja. Dan

pendengar ini menilai bahwa, minat

untuk mendengarkan radio ini ketika

tidak dalam perjalanan sangatlah

minim, bahkan media-media lain

seperti aplikasi music dan youtube

Page 66: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

66

diyakini lebih memuaskan dibanding

radio. Beliau bahkan mengakui bahwa

sangat jarang ia membuka akun sosial

media ataupun website Ben’s Radio

meskipun beliau mendengarkan radio

Ben’s.

Evaluating

Tahap evaluating sangatlah

dibutuhkan dalam suatu perencanaan.

Karena pada dasarnya, tahap ini

sangatlah berguna untuk mengetahui

seberapa berhasilnya perencanaan

tersebut. Dari hasil evaluasi, biasanya

akan muncul solusi-solusi untuk

memperbaiki perencanaan selanjutnya.

Begitu juga dengan Ben’s Radio 106,2

Fm, tahap ini pun juga dikerjakan oleh

Ben’s Radio untuk mengevaluasi hasil-

hasil dari perencanaan mereka yaitu

mengubah keinginan para pendengar

untuk mendengarkan radio di jaman

media baru menjadi media

multiplatform. Proses mereka

menetapkan media nya sebagai media

multiplatform tidaklah singkat, dimulai

dari tahap riset yang mereka lakukan

dan melihat bahwa kini kebiasaan

masyarakat sudah berubah karena

adanya teknologi canggih, lalu mereka

mulai merancang sebuah strategi agar

radionya bisa tetap eksis dikalangan

masyarakat. Kesuksesan Ben’s Radio

106,2 fm sebagai radio nomor 1

JABODETABEK yang di didirikan

oleh Benyamin Suaeb (Alm.) yang

dikenal sebagai public figure

Legendaris Betawi dimana masyarakat

mengetahui legendaris tersebut.

Langkah awal yang mereka tempuh

ialah dengan menambahkan fitur

streaming pada radio mereka, kemudian

mulailah mereka membuat aplikasi

radio yang kini berbasis aplikasi

internet yang bisa di download di

telepon genggam masyarakat. namun

mereka mengakui untuk perihal aplikasi

Ben’s Radio tersendiri, mereka belum

mengadakan evaluasi besar, melainkan

hanya melakukan maintenance yang di

kontrol setiap harinya. Berdasarkan

hasil maintenance tersebut mereka saat

ini bisa mengetahui sejauh mana

aplikasi mereka diketahui oleh

masyarakat. Dengan angka 10 ribu

pengunduh dalam kurun waktu 2tahun

tidak membuat Ben’s Radio 106,2 FM

patah semangat, semakin percaya diri

untuk mempertahankan atau bahkan

meningkatkan eksistensi pendengarnya,

terutama pendengar muda di jaman

teknologi yang semakin berkembang

ini.

Selain itu, evaluasi juga

merupakan titik tumpu mengapa

mereka menetapkan diri untuk

menjadikan media radio mereka

sebagai media multiplatform.

Karena mereka menilai,

bahwasanya media radio akan

sangat sulit bertahan apabila

mereka tidak mengikuti

perkembangan jaman.

Kecanggihan teknologi seperti

televisi, website berbagi video ,

atau aplikasi musik streaming

perlahan-lahan akan membuat

media radio semakin ditinggalkan

oleh para pendengarnya. Maka dari

itu Ben’s Radio 106,2 FM bersama

rekanan nya memutuskan

menjadikan media radio mereka

media multiplatform.

Namun yang perlu

diperhatikan adalah, Ben’s Radio

perlu melakukan evaluasi terhadap

seberapa besar outcome yang

ditimbulkan dari strategi-strategi

aktivitas atau kegiatan humas nya

yang mereka aplikasikan. Karena

melihat respon dari salah satu

pendengar yang dinilai hanya

mengetahui Ben’s Radio sebagai

suatu radio saja bukan suatu media

multiplatform. Mereka perlu

melihat seberapa jauh radionya

dikenal oleh pendengarnya, lalu

sejauh mana konten-konten dari

mereka mempengaruhi

pendengarnya, dengan begitu

Page 67: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

67

barulah tahap evaluasi ini dapat

dikatakan sempurna. Publikasi

mengenai digitalisasi radio mereka

pun juga harus di lakukan lebih

gencar lagi, melihat salah satu

pendengar mereka yang masih

tidak terlalu mengetahui perihal

aplikasi dan perubahan media radio

Ben’s Radio 106,2 FM menjadi

media Multiplatform.

PENUTUP

Keberhasilan Ben’s Radio

dalam memelihara citra perusahaan

yakni dengan terjalinnya hubungan

kerja sama Ben’s Radio dengan pihak

lain seperti pengiklan, sponsor, maupun

lembaga, Ben’s Radio mendapatkan

citra yang baik dimata client nya.

Seperti banyaknya events dari sponsor-

sponsor, banyaknya talent untuk

mempromosikan diri di Ben’s Radio

dan iklan-iklan yang hadir ditengah-

tengah siarannya. Bahwa aktivitas

Public Relations yang dilakukan Ben’s

Radio 106,2 FM dalam

mempertahankan eksistensi para

pendengar nya di jaman sekarang yang

era digital nya sudah canggih yaitu

dengan menggunakan strategi Four-

Step Public Relations. Secara garis

besar, Strategi four-step PR yang

digunakan oleh Ben’s Radio.

Humas Ben’s Radio sangatlah

berperan dalam setiap rencana-rencana

yang di keluarkan oleh Ben’s Radio.

Karena, Humas Ben’s Radio

mengerjakan mulai dari melihat situasi

dan melihat kebiasaan masyarakat agar

bisa tahu strategi apa yang harus di

kerjakan, kemudian merumuskan hal

tersebut kepada divisi lain untuk

dibicarakan bersama-sama, hingga

merancang dan melaksanakan strategi

bersama dengan team atau divisi lain

untuk bertahan di jaman era digital ini

yang semakin berkembang luas. Ben’s

Radio mengadakan event 3-4 kali

dalam setahun, hal ini dilakukan untuk

menunjukan eksistensi nya menjalin

dan menyapa kepada para pendengar

nya. Event ini dilakukan tiap 3 bulan

sekali dengan menunjukkan program

baru setiap tahun. Ben’s Radio

mengadakan community gathering

secara rutin. Gathering ini ditujukan

agar para pendengar Bens Radio dapat

saling kenal dan bertukar informasi,

juga untuk menjaga pendengar agar

tetap setia terhadap Ben’s Radio. Dan

dari sini Ben’s Radio juga dapat

mengevaluasi apa kekurangan-

kekurangan yang masih harus di

perbaiki karena di rasa kurang oleh

pendengar.

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Bagus, 2007. Teori

Pertumbuhan Kota. Jakarta:

Urban Planner.

Danandjaja. 2011. Peranan Humas

dalam perusahaan. Cetakan

pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Cultip, Scott M., Allen. H. Center &

Glen M. Broom. 2005. Effective

Public Relations (8thedition).

Jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia

Dominick, Joseph R. 2001. The

Dynamic Of Mass

Communication. New York:

Random House.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu

Komunikasi, Teori dan Praktek.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kasali, Rhenald, 2005. Manajemen

Public Relations, Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta: PT. Pustaka Grafiti.

Masduki, 2004. Menjadi Broadcaster

Profesional. Yogyakarta:

Pustaka Populer.

Moleong, J, Lexy. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2008. Manajemen Media

Penyiaran. Jakarta: Prenada

Media Group.

Page 68: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

68

Morissan, 2005. Media Penyiaran

Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Tangerang: Ramdina

Prakasa,.

Rahanatha, Bayu. 2008. Skema

Pembentukan Positioning

Terhadap Pendengar Dari

Sebuah Stasiun Radio. Jakarta:

Visuo.

Romli, M. 2009. Basic Announcing:

Dasar-Dasar Siaran Radio.

Bandung: Penerbit Nuansa,.

Severin, W.J dan J.W Tankard. 2008.

Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, Terapan. Edisi ke-lima.

Prenada Media Kencana.

Jakarta.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

CV. Alfabeta, BandungTheaker,

Alison. 2001, The Public

Relations Handbook. London

dan New York: Roultledge

Page 69: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

69

PENGARUH KEGIATAN EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. SOMAN INDONESIA

Vili1

Mega Nancy2

The London School of Public Relations Jakarta

Sudirman Park Campuss - Jl. K.H Mas Mansyur, Kav.35, Jakarta Pusat 10220.

ABSTRAC

In organizational communication, employee relations is indispensable because it develops a

good relationship between leader and employees and vice versa between employees. This

research tries to find out the impact of employee relations activities towards the level of work

motivation in PT. Soman Indonesia . There are 90 respondents who are the employees of PT.

Soman Indonesia. This research uses quantitative method with questionnaire as data collection.

The result shows that there is an affect on employee relations of 43,6% contribution to work

motivation. Meanwhile, another 56,4% was affected by other variables that are not investigated

in this research

Keywords: Employee Relations, employee, work motivation

ABSTRAK

Dalam komunikasi organisasi, employee relations sangat diperlukan karena berfungsi untuk

menumbuhkan hubungan yang baik antara pimpinan dengan karyawan atau sebaliknya maupun

sesama karyawan. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan employee

relations di perusahaan PT. Soman Indonesia.Dalam penelitian ini, terdapat 90 orang responden

yang merupakan karyawan dari PT. Soman Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dan melakukan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh sebesar 43,6% employee relations memiliki kontribusi pengaruh terhadap

motivasi kerja. Sedangkan 56,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Kata Kunci : Employee Relations, Employee, Motivasi Kerja

PENDAHULUAN

Setiap organisasi tentu memiliki

suatu tujuan tertentu untuk dicapai.

Tujuan yang telah ditetapkan tersebut

tidak akan berhasil dicapai jika para

anggota dari organisasi tersebut bekerja

sendiri, karena seperti yang

dikemukakan oleh Robbins (2013)

bahwa organisasi merupakan sebagai

kesatuan (entity) sosial yang

dikoordinasikan secara sadar dengan

batasan yang relatif dapat diidentifikasi

yang bekerja atas dasar yang relatif

terus menerus untuk mencapai suatu

tujuan bersama atau sekelompok

tujuan.

Kerja sama yang baik antara

satu individu dengan individu lainnya

dalam organisasi sangat dibutuhkan

demi mencapai tujuan organisasi

tersebut. Karyawan merupakan salah

satu sumber daya yang ada pada suatu

organisasi yang diharapkan dapat

bekerja sama guna mencapai tujuan

dari organisasi tersebut Robbins

(2013).

Pengertian Komunikasi

Organisasi menurut Pace, Faules

(2006, p.33) adalah perilaku

Page 70: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

70

keorganisasian yang terjadi dan

bagaimana mereka yang terlibat dalam

proses itu bertransaksi dan memberi

makna atas apa yang sedang terjadi.

Hubungan komunikasi yang baik

antara sesama anggota organisasi

sangat dibutuhkan dalam

pembentukan kerjasama yang baik

antara organisasi dan anggotanya.

Sebuah organisasi tidak mungkin akan

berjalan dengan baik tanpa adanya

komunikasi. Oleh karena itu, jalinan

komunikasi yang baik antar anggota

sangat dibutuhkan. Salah satu bagian

dari organisasi yang dapat membantu

jalannya suatu komunikasi baik secara

internal maupun eksternal dalam suatu

organisasi tersebut adalah peran Public

Relations (PR).

Achievementmotivation training

merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk menyemangati

individu agar memiliki konsep

berprestasi dalam merencanakan

langkah untuk peningkatan prestasi.

Metode achievement motivation

training yang digunakan merupakan

dasar dari aliran psikologi belajar

yaitu: frekuensi pengukuhan, makna

dari materi yang dipelajari dan resitasi

yang memiliki peranan penting dalam

menghasilkan peningkatan perilaku

secara cepat. Ada empat kelompok

besar materi yang dikembangkan

olehMcClelland (Latham&Pinder,

2005).Andhini (2013) dalam hasil

penelitiannya menyatakan bahwa

Achievementmotivation training dapat

meningkatkan motivasi berprestasi

karyawan.

Pada Kenyataannya, kegiatan

employee relations dalam suatu

organisasi tidak selalu berjalan dengan

efektif, bahkan seringkali dihiraukan

oleh pihak manajemen yang pada

akhirnyamengakibatkan hubungan

kerja karyawan dengan perusahaan

tidak terjalin dengan baik, dan menjadi

salah satu faktor menurunnya motivasi

kerja karyawan sehingga

mengakibatkan sulitnya tercapai

tujuan utama yang telah ditetapkan

oleh suatu organisasi atau perusahaan

sesuai dengan yang direncanakan.

Tolak ukur keberhasilan suatu

organisasi tidak hanya melalui faktor

eksternal organisasi seperti faktor

ekonomi, likuiditas, dan rentabilitas.

Namun juga faktor internal yakni iklim

kerja dan kebutuhan psikologis.

Faktor-faktor psikologis merupakan

salah satu faktor yang menjadi tolak

ukur tinggi atau rendahnya motivasi

kerja yang dimiliki oleh karyawan.

Motivasi kerja tersebut dipengaruhi

oleh iklim kerja yang beberapa

diantaranya adalah hubungan antar

manusia, jenis pekerjaan, lingkungan

pekerjaan serta kesejahteraan diri.

Kewajiban yang harus dimiliki

perusahaan adalah menumnuhkan

serta meningkatkan motivasi kerja

karyawannya(Rivai dan Basri, 2005,

p.50).

Bagi sebuah perusahaan,

program employee relations sangatlah

diperlukan, karena dapat membina

hubungan yang baik antara sesama

karyawan dan perusahaan. Hubungan

dan komunikasi yang baik bagi

karyawan merupakan salah satu dari

aspek dalam memotivasi kerja

karyawan. Selain itu, motivasi yang

timbul dari karyawan pun didasarkan

dari keterlibatannya atas program

employee relations, hal inilah sebagai

salah satu faktor utama yang

memotivasi kerja karyawan, yaitu

merasa dilibatkan secara langsung.

Smith (2005:4) juga menyatakan

bahwa untuk memotivasi karyawan

dalam bekerja diperlukan strategi

komunikasi internal. Komunikasi

internal yang baik dapat

menggerakkan para karyawan agar

memiliki gairah kerja yang lebih baik

dan menciptakan motivasi pada diri

mereka. Motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam

menghadapi situasi kerja di

Page 71: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

71

perusahaan. Motivasi merupakan

kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Sikap

mental karyawan yang positif terhadap

situasi kerja itulah yang memperkuat

motivasi kerjanya untuk mencapai

kinerja maksimal (Mangkunegara,

2010:61).

PT. Soman Indonesia

merupakan perusahaan nasional yang

membidangi pengadaan dan

pemasaran produk kesehatan berbahan

dasar herbal dari tanaman obat asli

Indonesia, PT. Soman Indonesia

berdiri sejak 5 Februari 2009.Pada

tahun 2009 PT. Soman Indonesia

adalah perusahaan jamu tetes pertama

dari Indonesia yang menggunakan

98% bahan alami dalam proses

pembuatannya.Dengan jumlah

karyawan yang cukup banyak maka

peneliti merasa PT. Soman Indonesia

merupakan objek yang bagus untuk

penelitian, karena selain karena PT.

Soman Indonesia sendiri mempunyai

bagian Internal Communication yang

berada di bawah departemen HRD

namun belum diketahui kinerja dari

bagian ini sudah maksimal atau belum.

Pentingnya komunikasi bagi

manusia tidaklah dapat dipungkiri,

begitu juga halnya bagi suatu

organisasi. Dengan adanya komunikasi

yang baik, suatu organisasi dapat

berjalan dengan lancar dan berhasil

begitu pula sebaliknya, kurangnya atau

tidak adanya komunikasi, organisasi

dapat macet atau

berantakan.Pengkajian mengenai

peranan komunikasi dalam organisasi

oleh para ahli semakin berkembang,

karena pengaruh dari komunikasi dalam

organisasi dipandang dapat

meningkatkan sumber daya manusia

dan produktivitas dalam organisasi

denganterciptanya hubungan antar

individu dalam organisasi

tersebut(Kholil, 2011, p.86).

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif, karena penelitian ini

menggunakan populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/

statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan verifikatif, yaitu melakukan

pengujian hipotesis dilakukan dengan

mengunakan perhitungan statistik yang

digunakan untuk mengujipengaruh

variabel X (bebas) terhadap Y.(terikat).

Sugiyono, (2013, p. 140). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh

Karyawan PT. Soman Indonesia

sebanyak 90 orang. Sampel dalam

penelitian ini adalah menggunakan

teknik sampel Jenuh, yaitu seluruh

Populasi Karyawan PT. Soman

Indonesia dijadikan sebagai sampel

penelitian sebanyak 90 orang.

Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

Teknik penyebaran angket (kuesioner)

dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara memberikan 8 pernyataan terkait

dengan variabel Staff Gathering (X1), 8

pernyataan terkait dengan variabel Staff

Award (X2)dan 8 pernyataan terkait

dengan variabel Motivasi Kerja (Y)

kepada 90 orang karyawan PT. Soman

Indonesia.

LANDASAN TEORITIS

Employee Relations dengan Public

Relation

Employeerelations sendiri

sebenarnya merupakan bagian dari

kegiatan humas internal. Hubungan

antara sesama pegawai pada suatu

perusahaan atau sesama anggota sebuah

organisasi lebih fokus pada aspek-aspek

manusiawi. Sehingga hal tersebut tidak

sepenuhnya sama dengan hubungan-

Page 72: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

72

hubungan industri. Namun diantara

keduanyaterdapat hubungan yang erat

mengingat hubungan industri juga

sangat dipengaruhi oleh efektif atau

tidaknya komunikasi di kalangan

pegawai atau karyawan (Ruslan, 2014,

p.272).

Pelaksanaan program employee

relations (hubungan masyarakat

internal) yang tepat dalam suatu

organisasi merupakan sarana teknis

atau suatu kegiatan metode komunikasi

yang memiliki kekuatan mengelola

sumber daya manusia dan lain

sebagainya demi pencapaian tujuan

komunikasi. “Komunikasi kedalam

dengan melalui program employee

relationstersebut diharapkan akan

menimbulkan hasil yang positif, yaitu

karyawan merasa dihargai dan

diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan” (Ruslan, 2014, p.272).

Melalui program employee

relations diharapkan akan

menimbulkan hasil yang positif, yaitu

karyawan merasa dihargai dan

diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan. Sehingga dapat

menciptakan rasa memiliki (sense of

belonging), motivasi kreatifitas dan

ingin mencapai prestasi kerja

semaksimal mungkin(Ruslan, 2014,

p.272).

Hubungan masyarakat internal

(internal public relations) dalam suatu

peusahaan terdiri dari beberapa

tingkatan :

1. Hubungan dengan pekerja atau

karyawan (employe relations)

pada umumnya, beserta keluarga

karyawan khususnya.

2. Hubungan dengan pihak

jajaran pimpinan dalam

manajemen perusahaan

(management relations), baik di

level korporat atau level sebagai

pelaksana.

3. Hubungan dengan pemilik

perusahaan atau pemegang saham

(Stake Holder Relations).

Karyawan atau pekerja

merupakan aset yang cukup penting.

Nyatanya karyawan itu sendiri terkait

erat dengan status atau kedudukan yang

saling berbeda antara satu orang dengan

yang lainnya, mempunyai perbedaan-

perbedaan yang cukup mencolok.

Misalnya dapat dilihat pada tingkat

kemampuan, pengalaman, pendidikan,

pangkat, gaji, usia, dan lain

sebagainya.Namun demikian pada

prinsipnya karyawan tersebut memiliki

keinginan yang sama terhadap pihak

pimpinan atau perusahaan yaitu :

1. Upah yang diberikan cukup

dan layak.

2. Ingin mendapatkan perlakuan

yang adil dan sama dalam hal

kesempatan untuk berkarir dari

perusahaan dan meraih prestasi

kerja yang maksimal sesuai

dengan kemampuan.

3. Iklim tempat bekerja yang

kondusif dan penuh ketenangan

serta mendapat penghargaan yang

baik dari pimpinan.

4. Keinginan-keinginan atau

perasaan yang mendapat saluran

positif dan diakui atau dihargai

oleh

perusahaan/pimpinan(Ruslan,

2014, p.274).

Kegiatan Employee Relations

adalah kegiatan yang dengan sengaja

dilakukan oleh perusahaan bagi publik

internalnya (karyawan) guna mencapai

tujuan perusahaan yaitu untuk

memotivasi kinerja di dalam

perusahaan.Fungsi divisi Humas

berperan menciptakan hubungan yang

harmonis dengan publik internal dalam

hal ini karyawan, di mana hubungan

yang terjalin dikenal dengan sebutan

Employee Relations. Hal ini sangat

diperlukan dalam menciptakan

komunikasi organisasi yang efektif

(Ruslan, 2014, p.273).

Maksud dan tujuan kegiatan

komunikasi hubungan masyarakat

internal yang dilaksanakan oleh

Page 73: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

73

manajer Humas melalui program kerja

Employee Relations, antara lain sebagai

berikut (Ruslan, 2014, p.277):

a. Sebagai sarana komunikasi

internal secara timbal balik

yang dipergunakan dalam

suatu organisasi/perusahaan.

b. Untuk menghilangkan

kesalahpahaman atau

hambatan komunikasi antara

manajemen perusahaan

dengan para karyawannya.

c. Sebagai sarana saluran atau

alat komunikasi dalam upaya

menjelaskan tentang

kebijaksanaan, peraturan dan

ketatakerjaan dalam sebuah

organisasi/perusahaan.

d. Sebagai media komunikasi

internal bagi pihak karyawan

untuk menyampaikan

keinginan-keinginan atau

sumbang saran dan informasi

serta laporan kepada pihak

manajemen perusahaan

(pimpinan).

Jenis-Jenis Kegiatan Employee

Relations

Kegiatan employee relations

dalam suatu organisasi atau perusahaan

dapat dilaksanakan dalam bentuk

berbagai macam aktivitas dan program,

antara lain sebagai berikut (Ruslan,

2014, p.278) :

1) Program Pendidikan dan

Pelatihan

Program pendidikan dan

pelatihan yang dilaksanakan

oleh perusahaan, dalam upaya

meningkatkan kinerja dan

keterampilan (skill) karyawan

dan kualitas maupun kuantitas

pemberian jasa pelayanan dan

sebagainya.

2) Program Motivasi Kerja

Berprestasi

Program tersebut dikenal

dengan istilah Achievement

Motivation Training (AMT),

dimana dalam pelatihan

tersebut diharapkan dapat

mempertemukan antara

motivasi dan prestasi (etos)

kerja serta disiplin karyawan

dengan harapan-harapan atau

keinginan dari pihak

perusahaan dalam mencapai

produktivitas yang tinggi.

3) Program Penghargaan

Program Penghargaan yang

dimaksudkan disini

adalahupaya pihak perusahaan

(pimpinan) memberikan suatu

penghargaan kepada para

karyawan, baik yang

berprestasi kerja maupun

cukup lama masa pengabdian

pekerjaan. Penghargaan yang

diberikan akan menimbulkan

loyalitas dan rasa memiliki

(sense of belonging) yang

tinggi terhadap perusahaan.

4) Program Acara Khusus

(Special Events)

Yakni merupakan program

khusus yang dirancang diluar

bidang pekerjaan sehari-hari,

misalnya dalam rangka ulang

tahun perusahaan, diadakan

kegiatan keagamaan, olahraga,

lomba dan hingga berpiknik

bersama yang dihadiri oleh

pimpinan dan semua

karyawannya. Kegiatan

tersebut dimaksudkan untuk

menumbuhkan rasa keakraban

bersama diantara sesama

karyawan dan Pimpinan.

5) Program Media Komunikasi

Internal

Membentuk media

komunikasi internal

melaluibulletin,news release

(majalah dinding), dan

majalah perusahaan / PR yang

berisikan pesan,informasi dan

berita yang berkaitan dengan

kegiatan antar karyawan atau

perusahaan dengan pimpinan.

Page 74: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

74

Pengertian dari kegiatan

employee relations juga dikemukakan

oleh Jery A. Hendrix yang mengatakan

:

“Programming for employee

relations should include the

careful planning of theme and

messages, action or special

event(s), and controlled media,

and execution, using the

principles of effective

communication. Action and

special events used in employee

relations programs include :

1. Training seminars

2. Special programs on safety or

new technology

3. An open house for employees

and their families

4. Parties, receptions and other

social affairs

5. Other employee special events

related to organizational

development” Hendrix (dalam

Dewi, 2008).

Jika penulis terjemahkan

pengertian di atas sebagai berikut:

Program untuk hubungan dengan

karyawan harus memperhatikan

kebutuhan karyawan adapun pesan-

pesan, tindakan atau acara khusus,

kontrol media dan pelaksanaanya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi efektif. Tindakan atau

acara khusus yang digunakan di dalam

program hubungan karyawan yaitu:

Pelatihan seminar, Program khusus

pada perlindungan atau teknologi baru,

Open house untuk karyawan dan

keluarga karyawan, Pesta, resepsi dan

kegiatan sosial lainnya, Acara khusus

karyawan lainnya yang dihubungkan

untuk mengembangkan organisasi.

Beberapa kegiatan-kegiatan yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan

sebagai aktivitas Humas dalam

upayanya memotivasi kerja karyawan

yang diharapkan karyawan lebih

termotivasi lagi untuk memajukan

perusahaan. Dalam meningkatkan

interpersonal relations antar sesama

karyawan maka dibuatlah acara seperti

gathering, baik berupa employee

gathering maupun family gathering.

MenurutSilvia dan Widodo (2009,

p.58) Employee gathering adalah salah

satu cara untuk menjalin hubungan

yang lebih baik antara pimpinan dengan

karyawan. Media Gathering ini

memberikan peluang terciptanya

suasana hangat dan kondusif antara

pimpinan dengan staf perusahaan.

Beberapa contoh format acara adalah

coffeemorning, makan siang atau

malam, buka puasa bersama,

productatau service softlaunching,

wisata bersama, bermain atau

bertanding olahraga bersama, dan lain-

lain.Tujuan gathering secara umum

adalah meningkatkan kebersamaan,

semangat, loyalitas, kesatuan dan

persatuan sesama karyawan (espirit de

corps). Sehingga diharapkan

sekembalinya peserta gathering dari

kegiatan tersebut peserta lebih segar

dan jernih baik jasmani maupun

rohaninya. Dan ini tentu baik bagi

kemajuan suatu perusahaan.Selain itu

kegiatan employee relation dapat juga

berupa staff award/ employee award,

yaitu upaya pihak perusahaan

(pimpinan) memberikan suatu

penghargaan kepada para karyawan,

baik yang berprestasi kerja maupun

cukup lama masa pengabdian

pekerjaan. Penghargaan yang diberikan

akan menimbulkan loyalitas dan rasa

memiliki (sense of belonging) yang

tinggi terhadap perusahaan (Ruslan,

2014, p.278).

Motivasi Kerja

Motivasi merupakan dorongan

terhadap serangkaian proses perilaku

manusia pada pencapaian tujuan.

Sedangkan elemen yang terkandung

dalam motivasi meliputi unsur

membangkitkan, mengarahkan,

menjaga, menunjukkan intensitas,

Page 75: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

75

bersifat terus menerus dan adanya

tujuan (Wibowo, 2014, p.323).

Motivasi kerja dapat memberikan

energi yang menggerakkan segala

potensi yang ada, menciptakan

keinginan yang tinggi dan luhur, serta

meningkatkan kebersamaan. Masing-

masing pihak bekerja menurut aturan

dan ukuran yang ditetapkan dengan

saling menghormati, saling

membutuhkan, saling mengerti, dan

menghargai, hak dan kewajiban

masing-masing dalam keseluruhan

proses kerja, sehingga tenaga kerja

secara produktif dapat berhasil

mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh perusahaan.

Teori Motivasi Kerja

Berikut adalah beberapa Teori

Motivasi kerja :

1. Teori Kepuasan

Teori ini berdasarkan

pendekatan atas faktor-faktor

kebutuhan dan kepuasan individu

yang menyebabkan bertindak dan

berperilaku secara tertentu. Teori

ini memusatkan perhatian pada

faktor-faktor dalam diri orang

yang menguatkan, mengarahkan,

mendukung dan menghentikan

perilakunya.Teori ini mencoba

menjawab pertanyaan kebutuhan

yang memuaskan dan mendorong

semangat bekerja seseorang. Hal

yang memotivasi semangat

bekerja seseorang adalah untuk

memenuhi kebutuhan dan

kepuasan materil atau

nonmaterial yang diperolehnya

dari hasil pekerjaannya. Jika

kebutuhan dan kepuasan akan

semakin terpenuhi, maka

semangat bekerjanya akan

semakin baik Hasibuan (2010,

p.104).

2. Teori Motivasi Klasik

Taylor (dalam Hasibuan,

2010, p.104) motivasi para

pekerja hanya untuk dapat

memenuhi kebutuhan dan

kepuasan biologis saja.

Kebutuhan biologis adalah

kebutuhan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan

hidup seseorang.

3. Maslow’s Need Hierarchy

Theory

Maslow (dalam Hasibuan,

2010, p.104) menyatakan bahwa

kebutuhan dan kepuasan

seseorang itu jamak yaitu

kebutuhan biologis dan

psikologis secara materil dan

non-materil.

Tingkat kebutuhan manusia

menurut maslow, sebagi berikut :

a) Physiological Needs

Physiological needs yaitu

kebutuhan yang

diperlukan untuk

mempertahankan

kelangsungan hidup

sesorang. Keinginan

untuk memenuhi

kebutuhan fisik yang

merangsang seseorang

dalam berperilaku dan

bekerja giat. Kebutuhan

fisik ini merupakan

kebutuhan utama, tetapi

merupakan bobot yang

tingkatnya paling rendah.

b) Safety and security needs

Safety and security needs

(keamanan dan

keselamatan) adalah

kebutuhan akan keamanan

dari ancaman yaitu

merasa aman dari

ancaman kecelakaan dan

keselamatan dalam

melakukan pekerjaan.

c) Affiliation or acceptance

needs

Affiliation or acceptance

needs merupakan

kebutuhan sosial, teman,

dicintai dan mencintai

serta diterima dalam

Page 76: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

76

pergaulan kelompok

karyawan dan lingkungan.

Manusia pada dasarnya

selalu ingin hidup

berkelompok dan tidak

seorangpun manusia ingin

hidup menyendiri

ditempat terpencil.

d) Esteem or status needs

Esteem or status needs

adalah kebutuhan akan

penghargaan diri,

pengakuan serta

penghargaan dari

karyawan dan masyarakat

lingkungannya. Idealnya

timbul karena adanya

prestasi, tetapi tidak

selamanya demikian.

Akan tetapi perlu

diperhatikan oleh

pimpinan bahwa akan

semakin tinggi

kedududukan seseorang

dalam masyarakat atau

posisi seseorang dalam

suatu perusahaan maka

semakin tinggi pula

presatasinya.

e) Self actualization

Self actualization adalah

kebutuhan akan

aktualisasi diri dengan

menggunakan kecakapan,

keterampilan, dan potensi

optimal untuk mencapai

prestasi kerja yang sangat

memuaskan atau luar

biasa yang sulit dicapai

orang lain. Kebutuhan ini

merupakan realisasi

lengkap potensi seseorang

secara penuh.Keinginan

seseorang untuk mencapai

kebutuhan sepenuhnya

dapat berbeda satu dengan

yang lainnya. Pemenuhan

kebutuhan ini dapat

dilakukan oleh para

pimpinan perusahaan

dengan

menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan.

4. Teori motivasi dua faktor

dari herzberg’s

Teori motivasi dua faktor

atau teori motivasi kesehatan dan

faktor higienis adalah motivasi

yang ideal yang dapat

merangsang usaha dalam peluang

untuk melaksanakan tugas yang

lebih membutuhkan keahlian dan

peluang untuk mengembangkan

kemampuan.

Hubungan Employee Relation dengan

Motivasi Kerja

Employee relations (hubungan

kepegawaian) tidak dilihat dalam

pengertian yang sempit, yaitu sama

dengan hubungan industrial yang hanya

menekankan pada unsur-unsur proses

“produksi”, dan “upah” yang terkait

dengan “lingkungan kerja”.

Pengertiannya lebih dari itu, hubungan

tersebut dipengaruhi oleh hubungan

komunikasi internal antar karyawan

dengan karyawan lainnya, atau

hubungan antara karyawan dan

manajemen perusahaan yang efektif

(Samarasinghe, 2017:59).

Pelaksanaan program employee

relations (hubungan masyarakat

internal) yang tepat dalam suatu

organisasi merupakan sarana teknis

atau suatu kegiatan metode komunikasi

yang memiliki kekuatan mengelola

sumber daya manusia dan lain

sebagainya demi pencapaian tujuan

komunikasi. “Komunikasi kedalam

dengan melalui program employee

relations tersebut diharapkan akan

menimbulkan hasil yang positif, yaitu

karyawan merasa dihargai dan

diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan” (Ruslan, 2010:250).

Salah satu faktor yang memiliki

hubungan positif dengan kegiatan

employee relations adalah motivasi,

seperti yang dikatakan oleh Ruslan

Page 77: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

77

(2010:250-251) sebagai berikut:

“Membina hubungan yang positif antar

karyawan (employee relations), dan

antara karyawan dengan pimpinan atau

sebaliknya, sehingga akan tumbuh

corporate culture (budaya perusahaan)

yang mengacu kepada disiplin dan

motivasi kerja.

PEMBAHASAN

Uji Validitas Variabel Employee

Relations(X)

Analisis uji validitas dari

variabel Employee Relations(X)

menggunakan komputer program SPSS

Versi 22for windows inputdata variabel

Employee Relationsyang merupakan

data ordinal dari sampel berjumlah

30dengan jumlah soal sebanyak 15

Pernyataan. Untuk masing-masing

pernyataan pada variabel Employee

Relations (X) seluruh item terbukti

valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan

lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada

untuk n = 30 yaitu 0,300. Hal tersebut

sesuai apa yang dikemukakan oleh

Notoatmojo (2010, p.167) bahwa jika

rhitung yang dihasilkan lebih besar dari

pada nilai rtabel maka instrumen

pertanyaan atau alat ukur dinyatakan

valid. Itu sejalan dengan pendapat

Alimul (2003, p.36) dimana melalui uji

validitas tersebut, instrumen-instrumen

yang digunakan untuk mengukur

konsep pada penelitian ini akan

diketahui keabsahan dan validitasnya

dengan melihat nilai rhitung yang

dihasilkan lebih besar dari pada nilai

rtabel.

Uji Validitas Variabel Motivasi

Kerja(Y)

Analisis uji validitas dari

variabel Motivasi Kerja (Y)

menggunakan komputer program SPSS

Versi 22for windows input data variabel

kinerjayang merupakan data ordinal

dari sampel berjumlah 30dengan

jumlah soal sebanyak 9 Pernyataan.

untuk masing-masing

pernyataan pada variabel Motivasi

Kerja (Y) seluruh item terbukti valid,

karena nilai rhitung yang dihasilkan lebih

besar dari pada nilai rtabel yang ada

untuk n = 30 yaitu 0,300. Yang berarti

bahwa sesuai dengan pemikiran Alimul

(2003, p.36) dikatakan item pertanyaan

valid, jika rhitung yang dihasilkan lebih

besar daripada nilai rtabel. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan

Notoatmojo (2010, p.167) bahwa uji

validitas yang digunakan ini bertujuan

untuk mengukur relevan tidaknya

pengukuran dan pengamatan yang

dilakukan pada penelitian ini dengan

melihat nilai rhitung yang dihasilkan lebih

besar dari pada nilai rtabel.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan

syarat untuk pengujian validitas

instrumen.Instrumen yang valid

umumnya pasti reliabel, tetapi

pengujian reliabilitas perlu dilakukan.

Berikut tabel hasil reliabilitas

instrument :

Uji Reliabilitas Variabel Employee

Relations(X)

Page 78: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

78

Tabel 2. Uji Reliabilitas Variabel Employee Relations(X).

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 22.

Dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa variabel

Employee Relations dikatakan

reliabel, karena nilai rhitung lebih

besar daripada rtabel yaitu

0,903>0,600dikatakan reliabel

dengan ketentuan N=15 taraf

signifikan 5%.Sesuai dengan

pemikiran Notoatmojo (2010,

p.168) yang menyatakan bahwa

semua instrument pertanyaan

dinyatakan reliabel jika nilai

rhitung lebih besar daripada rtabel

(>0.6). Hal ini sejalan dengan

apa yang dikemukakan oleh

Sekaran dan Bougie (2013,

p.52) nilai rhitung lebih besar

daripada rtabel adalah untuk

menujukkan seberapa besar

reliabel data.

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y)

Tabel 38. Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y). Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.678 9

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 22.

Dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa variabel Motivasi

Kerjadikatakan reliabel, karena

nilai rhitung lebih besar daripada

rtabel yaitu 0,678>0,600

dikatakan reliabel dengan

ketentuan N= 9 taraf signifikan

5%.Hal tersebut sesuai dengan

pemikiran Notoatmojo (2010,

p.168) bahwa semua instrument

pertanyaan dinyatakan reliabel

jika nilai rhitung lebih besar

daripada rtabel (>0.6). Dan juga

sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Hair Et Al,

(2010, p.125) Sumber : Pengolahan Data SPSS versi

22

Uji Normalitas

Gambar Histogram. Gambar P-Plot Normalitas.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 15

Page 79: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

79

Berdasarkan Gambar

Histogram menunjukan kurva

normal, dan Gambar p-plot residual

mendekati garis diagonal

menunjukan data terdistribusi

normal. Hal tersebut sesuai dengan

apa yang dikemukakan Sudjana,

(2005, p.35) bahwa pengujian

asumsi berdistribusi normal

dilakukan untuk melihat apakah

residual memenuhi asumsi

berdistribusi normal atau tidak.

Kenormalan suatu data dapat dilihat

dari plotnya. Apabila plot sudah

mendekati garis linier, dapat

dikatakan bahwa data tersebut

memenuhi asumsi yaitu

berdistribusi normal.

Uji Regresi Sederhana

Tabel 3.Uji regresi Sederhana. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.253 .354 3.544 .001

MOTIVASI_KERJA .699 .085 .660 8.249 .000

a. Dependent Variable: EMPLOYEE_RELATIONS

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 22.

Berdasarkan tabel tersebut di

atas, maka persamaan regresi linier

sederhananya adalah sebagai

berikut :

Y = 1,253 + 0,699 X

Berdasarkan hasil perhitungan

diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Nilai konstanta intersep

sebesar 1,253, merupakan

konstanta (a). Menyatakan

bahwa kalau X=0, maka nilai

Y= 1,253

2) Nilai koefisien regresi variabel

employee relations (X)

terhadap Motivasi Kerja (Y)

adalah sebesar 0,699. Hal ini

berarti jika employee relations

naik 1 satuan maka akan

meningkatkan Motivasi Kerja

sebesar 0,699

1. Uji Koefesien Korelasi

Tabel 41. Uji Korelasi variabel employee relations(X) terhadapMotivasi Kerja

(Y).

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .660a .436 .430 .29490

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI_KERJA

b. Dependent Variable: EMPLOYEE_RELATIONS

Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 22.

angka R (koefisien korelasi)

sebesar 0.660.Hal ini menunjukkan

bahwa terjadi hubungan yang kuat

antara employee relationsterhadap

Motivasi Kerja. Hal ini sesuai

dengan pemikiran Spitzberg dan

Cupach (dalam Andayani, 2009)

menyatakan bahwa seseorang yang

mampu melakukan employee

relations dengan efektif akan

menciptakan hubungan

interpersonal yang hangat dan

Page 80: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

80

menyenangkan serta

memungkinkan dirinya untuk

menjalin dan membina hubungan

yang bermakna dengan orang lain.

Begitu juga dalam organisasi yang

dikemukan oleh Rajhans (2012,

p.81-85), dengan berkomunikasi

atau employee relations juga dapat

menunjang karyawan dalam

menjalin dan membina hubungan

kerja yang baik dengan karyawan

lain mendukung tumbuhnya

motivasi kerja pada karyawan.

Uji Determinasi

Berdasarkan Tabel 38

diketahui hasil dari nilai R2 (R

Square) sebesar 0.436. Hal ini

menunjukan bahwa sebesar 43,6%

employee relations memiliki

kontibusi pengaruh terhadap

Motivasi Kerja, sedangkan sisanya

sebesar 56,4% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini. Hal ini juga

sesuai dengan pemikiran Imam

Ghozali (2009, p.11) yang

menyatakan bahwa koefisien

determinasi pada intinya mengukur

seberapa besar kemampuan sebuah

model dalam menerangkan variasi

variabel dependen.

Hal ini juga sesuai pemikiran

oleh Wibowo (2014, p.232) bahwa

motivasi kerja dapat memberikan

energi yang menggerakkan segala

potensi yang ada, menciptakan

keinginan yang tinggi dan luhur,

serta meningkatkan kebersamaan.

Masing-masing pihak bekerja

menurut aturan dan ukuran yang

ditetapkan dengan saling

menghormati, saling membutuhkan,

saling mengerti, dan menghargai,

hak dan kewajiban masing-masing

dalam keseluruhan proses kerja,

sehingga hubungan kerja dalam

organisasi bisa terus dipelihara dan

dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan perusahaan. Menurut

Siagian (2008, p.26 ) komunikasi

yang baik merupakan kunci untuk

memelihara hubungan kerja.

Komunikasi yang baik adalah

komunikasi yang terbuka antar

karyawan, termasuk dari atasan

kepada bawahan sehingga

terciptanya motivasi kerja yang

besar/tinggi,(Hasugian, 2017, p.17).

Uji Hipotesis (uji t)

Pengaruh employee relations (X) terhadap Motivasi Kerja (Y) Tabel 4.UjiRegresi variable employee relations(X) terhadap Motivasi Kerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.253 .354 3.544 .001

MOTIVASI_KE

RJA

.699 .085 .660 8.249 .000

a. Dependent Variable: EMPLOYEE_RELATIONS

Page 81: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

81

Jika diperhatikan hasil tabeldi

atas dengan menggunakan

perhitungan analisis SPSS Versi

22, maka nilai thitung untuk

variabel employee relations

(X)terhadap Motivasi Kerja (Y)

adalah sebesar8,249, sedangkan

nilai ttabel untuk n= 90 adalah

sebesar 1,661. Jadi karena nilai

thitung> ttabel, yaitu 8,249 >

1,661dapat disimpulkan bahwa

variabel employee

relationsmempunyai pengaruh

yang positif terhadap Motivasi

Kerja. Nilai probabilitas

(signifikansi) = 0.000 yaitu

berada di bawah 0.050 dengan

demikian Ha diterima, dapat

disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan

signifikan variableemployee

relations (X)terhadap Motivasi

Kerja (Y).

Hasil keputusan diatas

selaras dengan pemikiran

Morissan (2010, p.188) yang

menyatakan salah satu bentuk

dari komunikasi yang dapat

dilakukan perusahaan kepada

karyawannya adalah lewat

bentuk-bentuk kegiatan

employee relations yang

dilaksanakan perusahaan.

Kegiatan komunikasi dalam

bentuk employee relations ini

selain diarahkan untuk

menciptakan hubungan baik

antara pimpinan dengan

karyawan perusahaan juga dapat

diarahkan sebagai upaya untuk

memotivasi para karyawan

sehingga berpengaruh positif.

Begitu juga dengan pemikiran

yang sama melalui program

employee relations tersebut

diharapkan akan menimbulkan

hasil yang positif, yaitu

karyawan merasa dihargai dan

diperhatikan oleh pihak

pimpinan perusahaan. Sehingga

dapat menciptakan rasa

memiliki, motivasi, kreativitas,

dan ingin mencapai prestasi

kerja semaksimal

mungkin.Ruslan (2010, p.272-

273).

KESIMPULAN

Dari hasil yang di dapat setelah

melakukan penelitian untuk

mengetahui pengarh kegiatan

employee relations terhadap

tingkat motivasi kerja karyawan

PT. Soman Indonesia, maka

hasil penelitian dapat

disimpulkan:

1. Ha diterima, yaituEmployee

relations (X)berpengaruh positif

dan signifikanterhadap Motivasi

Kerja (Y), karena nilai thitung>

ttabel, yaitu thitung sebesar8,249,

sedangkan nilai ttabel untuk n= 90

adalah sebesar 1,661. Nilai

probabilitas (signifikansi) =

0.000 yaitu berada di bawah

0.050.

2. Nilai R2 (R Square) yaitu 0.436.

Hal ini menunjukan bahwa

sebesar 43,6% employee

relations memiliki kontibusi

pengaruh terhadap Motivasi

Kerja, sedangkan sisanya

sebesar 56,4% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H.A. (2003). Riset

Keperawatan dan Teknik

Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika.

Andayani, T. R. (2009). Efektivitas

komunikasi interpersonal.

Semarang: Badan Penerbit Undip

Semarang

Andhini. (2013). Pelatihan AMT

(Achievement Motivation

Page 82: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

82

Training) Untuk Meningkatkan

Motivasi Berprestasi Pada

Perusahan MLM. 2(2) ,1-18.

Diperoleh dari E-Journal

http://repository.ubaya.ac.id/148

55/.

Chaudhry, M. S., Sohail, F., & Riaz, N.

(2013). Impact of Employee

Relation on Employee

Performance in Hospitality

Industry of

PakistanEntrepreneurship and

Innovation Management Journal.

1(1), 60-72. Diperoleh dari E-

Journal

http://absronline.org/journals/ind

ex.php/eimj/index

Cutlip, S. M., Allen, H.C., dan Glen, M.

B. (2011). Effective Public

RelationsEdisi Kesembilan.

Jakarta: Kencana.

Dewi, R. (2008). Pengaruh aktivitas

employee relation terhadap

motivasi on kerja

karyawan.Fakultas Ilmu Komuni

kasi Mercu Buana. 1(2) ,1-15

Diperoleh dari E-Journal:

https://repository.mercubuana.ac.

id/16655/2/Cover.pdf

Fahmi, I. (2013). Perilaku Organisasi:

Teori, Aplikasi, dan Kasus.

Bandung : Alfabeta.

Fariani, Silva, R. dan Aryanto, W.

(2009). Panduan Praktis PR.

Jakarta : Elex Media Komputindo

Hair et al. (2010). Multivariate Data

Analysis, Seventh Edition.

Pearson Prentice Hall.

Hardiyanto, S. (2017). Pengaruh

employee relation Terhadap

kepuasan komunikasi karyawan

PDAM Tirtanadi cabang Sei

Agul. 1 (1), 43-49. Diperoleh dari

E-Journal

http://docplayer.info/49891714-

Pengaruh-employee-relation-

terhadap-kepuasan-komunikasi-

karyawan-pdam-tirtanadi-

cabang-sei-agul.html

Hasibuan, M. S. P. (2010). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hasugian, M. (2017). Upaya

Komunikasi Internal Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegwai

Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma

Husada Mahakam. Journal Ilmu

Komunikasi, 5 (4) : 13-25.

Kholil, S. (2011). Teori komunikasi

Massa. Bandung: Cita Pustaka

Media Perintis.

Latham, G. P., Pinder, C. C. (2005).

Work Motivation Theory and

Research at theDawn of the

21thCentury. Annual Review of

Psychology. United States:

Annual Review In.

Lattimore, D. (2010). Public Relations

Profesi dan Praktik, Edisi 3.

Jakarta : Salemba Humanika.

Mangkunegara, A. A. P. (2013).

Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Mondy, R. W. (2008). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Morisan. (2010). Manajemen Public

Relations. Jakarta : Prenada

Media Group

Nazar, F., Astuti, E. S., Riza, M. F.

(2014). Pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap motivasi

dankinerja karyawan (studi pada

karyawan pt. btpn cabang pakis

Malang. Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB). 13 (1) 1-9.

Diperoleh dari E-Journal

http://administrasibisnis.studentj

ournal.ub.ac.id/index.php/jab/arti

cle/view/534.

Notoatmodjo. S. (2009).

Pengembangan Sumber Daya

Manusia. Cetakan Keempat.

Page 83: DOMINASI DAN LEGITIMASI EXPATERIATE PADA TENAGA …

83

Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Pace, R. W. & Faules, D. F. (2006).

Komunikasi Organisasi, Strategi

Meningkatkan Kinerja

Perusahaan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Rajhans, K. (2012). Effective

Organizational Communication.

A Key to Employee Motivation

and Performance. 2(2), 81-85.

Diperoleh dari E-Journal

http://interscience.in/IMR_vol3Is

s/IMR_paper26.pdf

Rivai, V. & Basri. (2005). Performance

Appraisal: Sistem Yang Tepat

Untuk Menilai Kinerja Karyawan

Dan Meningkatkan Daya Saing

Perusahaan. Jakarta :

Rajagrafindo Persada.

Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2013).

Organizational Behavior Edition

15. New Jersey: Pearson

Education.

Ruslan, (2010). Manajemen Public

Relations. Jakarta : PT Raja

Graffindo Persada

Ruslan, R. (2014). Manajemen Public

Relations & Media Komunikasi.

Jakarta : PT Raja Graffindo

Persada.

Samarasinghe, Pamuditha Harshani.

(2017). Study on the effective

factors on the employer,

employee relationship for the

motivation of associate level

employees at ABC hotel,

Colombo. International Journal

of Scientific and Research

Publications. Volume 7. Issue

11. November 2017 59 ISSN

2250-3153.

Sekaran, U., & Bougie R. (2013).

Reserch Methods for Business

(Sixth Edition. In J. W. Etd.

Chichester, West Sussex, United

Kingdom

Silvia, R. F. & Widodo, A. (2009)

Panduan Praktisi PR.

Siregar, T. A., Hubeis, A. V. S.,

Pandjaitan, N. K. (2015).

Pengaruh Kepuasan Komunikasi

terhadap Motivasi Kerja

Karyawan pada PD BPR Bank

Pasar Bogor. 10(1) 1-8.

Diperoleh dari E-Journal

http://journal.ipb.ac.id/index.php/

jurnalmpi/.

Smith,R. (2005). Strategic Planning for

Public Relations. New Jersey:

Baum Assosiates.

Sudjono. (2005). Metode Statistika

Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Wibowo . (2014) .Manajemen Kinerja.

Edisi Keempat .Jakarta : Rajawali

Pers.

Wiryanto. (2008). Pengantar Ilmu

komunikasi. Jakarta : PT

Grasindo.