Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    1/188

    DJOHAN SJAHROEZAH,

    MERAJUT JEJARING PERJUANGAN

    IrwansyahNuzar,RezzaAjiPratama,AdieMarzuki

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    2/188

    ii

    DJOHAN SJAHROEZAH,MERAJUT JEJARING PERJUANGAN

    IrwansyahNuzar,RezzaAjiPratama,AdieMarzuki

    PusatInovasi&KemandirianIndonesiaRaya,Jakarta

    CetakanPertama2012

    Hakciptadilindungiolehundang-undang

    Allrightsreserved

    Pengantar:

    Agustanzil(Ibong)Sjahroezah,RushdyHoesein

    EditorKonten:

    RushdyHusein,ImamYudotomo

    Desainsampul

    PIKIRInstitute

    Penerbit:

    PIKIRINSTITUTE

    PusatInovasi&KemandirianIndonesiaRaya

    Jl.Batu1No.A6PejatenTimur

    PasarMingguJakartaSelatan

    www.pikir.org

    Edisi Pertama buku ini diterbitkan dalam rangka Peringatan

    HariLahirDjohanSjahroezahke-100

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    3/188

    iii

    DaftarIsi

    DariPenerbit vi

    KataPengantar

    OlehAgustanzilSjahroezah vii

    OlehRushdyHoesein X

    Pendahuluan

    LahirnyaNasionalisme 1

    OrganisasiKlandestin 5

    TerbentuknyaIdeologi 11

    BABI

    AnginPerubahandariTimur 14

    PolitikEtis 15

    SarekatIslamdanISDV 17

    TransformasiSIMerah 22

    BABII

    MembangunGerakanBawahTanah 27

    MengorganisirKaumBuruh 33

    JejaringRevolusioner 35

    MarxisyangBukanKomunis 39

    BABIII

    MetamorfosisWadahPerjuangan 42

    KursusalaMarxHouse 44

    MembangunPartaiRakyatSosialis 47

    BergabungUntukBercerai 49

    PeletakDasarIdeologiPSI 52

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    4/188

    iv

    BABIV

    ProklamasidanInisiatifKaumMuda 57

    UpayaPropagandaJepang 61

    Hari-hariGentingProklamasi 64

    PeranDjohandiSurabaya 66

    BABV

    JatuhBangunRepublik 72

    DariLinggarjatiHinggaRenville 77

    PemberontakanMadiun 81

    BABVI

    PorosRevolusiYogyakarta 85

    Pathuk,KelompokRevolusioner 87

    GodfatherPathuk 94

    BABVIIKonsistensiKerakyatan 96

    SosialismeKerakyatandanKomunisme 99

    PartaiKaderdanPartaiMassa 102

    KaderTakPernahPadam 106

    BABVIII

    MerintisDemokrasi 108PemiluBersih1955 109

    PSIdalamPemilu1955 112

    FaseDemokrasiTerpimpin 117

    BABIX

    PRRI/PERMESTA,DalihPembubaranPSI 121

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    5/188

    v

    SumateraMemanas 123

    RapatRahasiaSungaiDareh 125

    PSIdanPRRI 127PSIDibubarkan 130

    BABX

    MentorHinggaUjungUsia 136

    DinamikaInternalPSI 139

    KematianDjohanSjahroezah 143

    DaftarPustaka

    ProfilPenulis

    Tulisan-TulisanDjohanSjahroezah

    SosialismeKerakyatandanKomunisme

    SosialisKomunisSosialisDemokrat

    NegaradanPartaiPolitik

    FotoDokumentasi

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    6/188

    vi

    DariPenerbit

    PusatInovasidanKemandirianIndonesiaRaya(PIKIR)dalamkapasitasnya sebagai lembaga kemasyarakatan yang

    independen, mencanangkan program-program yang

    substansinya adalah membangun masyarakat yangKolektif,

    Mandiri dan Humanis. Pembangunan ini difokuskan pada

    komunitas-komunitas dari berbagai bidang dan berbagai

    daerah, yang meliputi program pengayaan wawasan,

    peningkatan kualitas paham kerakyatan, acuan kemandirian

    dalambersikap,sertaekonomidengansustainabilitastinggi,danolehkarenanyahumanis.

    Namun yang utama dalam implementasi program-program

    tersebut adalah kesiapan mental serta pola pikir yang

    berlandaskan nafas kebangsaan serta menjunjung nilai-nilai

    kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk itu, instrumen

    yang dipersiapkan untuk keperluan pembangunan

    suprastruktur program mencakup: pendidikan kebangsaan,

    pemahamanideologidanpemahamanyangmendalamakan

    akar kearifan berdasar pengetahuan kesejarahan sebagai

    bangsa.

    Dalamkonteks pemikiran tersebut,Divisi Inovasi PIKIRyang

    disebutPIKIR Institute,menginisiasipenerbitansebuahbuku

    yangdimaksudkanuntukmembangunkesadaransejarahdankebangsaan, yang diperlukan dalam mengimplementasikan

    konsep-konsep kerakyatan yang oleh Penerbit dianggap

    sebagaisuatukeniscayaan.

    Jakarta,November2012

    TedyTricahyono,

    KetuaUmumPIKIR

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    7/188

    vii

    KataPengantar

    Oleh:AgustanzilSjahroezah

    DenganmemanjatkanpujisyukurkehadiratAllahSWT,saya

    mengantarkan penerbitan buku perdana tentang Djohan

    Sjahroezah: "Merajut JejaringPerjuangan". Penerbitan buku

    inidalamrangkamemperingati100TahunDjohanSjahroezah

    (26 November 19122 Agustus 1968), bukan untuk

    mengkultuskandirinya,tapimerupakanupayauntukmenarik

    pelajarandariperjuangannyabagibangsainiuntukberjuang

    denganikhlas,totalitasdanrelaberkorbandemiharkatdanmartabatBangsa.

    Djohan Sjahroezah sudah memasuki gerakan politik sejak

    dudukdibangku AMS pada 1930, denganmengikuti kursus-

    kursus politik yang diadakan Golongan Merdekaorang-

    orang yang tidak menyetujui pembubaran PNIkemudian

    masuk menjadi anggota PNI - Pendidikan (Pendidikan

    NasionalIndonesia).

    SebagaimahasiswaRHS(RechtsHogeSchool),beliaumasuk

    sebagai anggota PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar

    Indonesia) dan aktif menulis dalam majalah resmi PPPI

    Indonesia Raya. Karena tulisannya dalam Indonesia Raya

    beliauterkenapersdelictyangkemudiandikenaihukuman

    penjara satu hingga satu setengah tahun di PenjaraSukamiskin Bandung. Dengan dipenjarakannya, justru

    menjadi blessing indisguise,sehinggabeliautidaktermasuk

    yang'dibuang'keDigul.

    Saat dipenjara, Bung Djohan sempat diuji oleh Professor

    Scheffer dari RHS dan lulus. Beliau tidak sempat

    menyelesaikan studinya di RHS karena tidak mau

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    8/188

    viii

    menandatangani perjanjian untuk tidak aktif berpolitik

    sebagaisyaratuntukmelanjutkanstudinyadiRHS.

    Setelah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka,

    feodalisme masih merajalela di negeri ini, bahkan kini

    kapitalisme dan neo-liberalisme sedang menguasai

    perikehidupan kita.Maka sangatlah tepat usaha penerbitan

    buku tentangBungDjohan ini.Dalamperjuangannyabeliau

    selalumembangun solidaritaskemanusiandi antara sesama

    pejuang. Beliau dikenal sebagai mata rantai dari setiap

    gerakan dalam revolusi Indonesia. Perjuangan yangdilakukannya dengan membangun kesadaran rakyat untuk

    melepaskandiridariketerjajahannyadilakukandenganhidup

    bersamakelompok-kelompokpejuangitu.

    Sudahsaatnyakalautidakbolehdikatakanterlambatbagi

    kitauntukmenarikpelajaranberhargadaricorakpergerakan

    perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia yang dilakukan

    olehparapejuangkemerdekaandimasaitu,yangmenjalani

    perannyadenganpenuhkeikhlasandanrelaberkorban.Pada

    buku ini ditunjukkan totalitas perjuangannya Bung Djohan,

    yangdengantekundanrapimerajutjaringanperjuanganke

    arahIndonesiamerdeka.

    Bung Djohan adalah sosok pemimpin yang demokratis,

    humanisdantekundalammembinakaderperjuangan,untukmenggalang persamaan cita-cita dan dukungan masyarakat

    untuk membangun suatu gerakan revolusioner mencapai

    kemerdekaanIndonesia.

    Dalamkehidupannya,iatetaprendahhatisehinggasulitbagi

    kita untuk mendapatkan cerita tentang perannya dalam

    perjuangan kemerdekaan, kecuali melalui kawan-kawan

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    9/188

    ix

    seperjuangannya.Pada1980-anBapakDarsyafRahmantelah

    memulai menulis biografi Djohan Sjahroezah, dengan

    melakukanwawancaradenganberbagaitokohsepertiAdamMalik,SriSultanHamengkubuwonoIX,CakRuslanAbdulgani,

    Mr. Wilopo, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Soebadio

    Sastrosatomo, dan lain lain. Tapi sebelum buku tersebut

    selesai Bapak Darsyaf Rahman sudah dipanggil sang Khalik.

    Hingga kini naskah tersebut tidak diketahui keberadaannya,

    sedang semua narasumber tersebut sudah berpulang ke

    rahmatullah. Oleh karenanya penerbitan buku ini sangat

    dihargai. Dengan melakukan berbagai kajian denganmenggunakan buku-buku sejarah dan buku-buku yang ada,

    memuat tentangDjohanSjahroezahsebagaireferensi selain

    melakukan wawancara dengan orang-orang, yang masih

    sempatbertemudanberhubungandenganBungDjohanbuku

    dapatditerbitkan.

    Penghargaan yang tinggi patut diberikan kepada ketiga

    penulis: Irwansyah Nuzar, Rezza Aji Pratama dan Adie

    Marzuki yang mengambil inisiatif untuk menulis dan

    menerbitkanbukupertamatentangDjohanSjahroezah.

    Semogabukuyangditerbitkandalamrangkaperingatan100

    tahun Djohan Sjahroezah ini akanmenginspirasi munculnya

    sosok pemimpin dan pejuang yang berani, ikhlas dan rela

    berkorbandemikemajuanbangsanya.Amin.

    Jakarta,26November2012

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    10/188

    x

    KataPengantar

    Oleh:Dr.dr.RushdyHoesein,M.Hum

    Buku Djohan Sjahroezah, dengan judul Merajut Jejaring

    Perjuangan ini merupakan buku yang cukup lengkap

    menuturkantentangriwayathidupBungDjohanSjahroezah.

    Siapakah Bung Djohan Sjahroezah? Mungkin banyak yang

    belum mengenalnya. Beliau adalah salah seorang dari

    PejuangNasionalIndonesiayangamataktifdalamperintisan

    kemerdekaan Indonesia dan perjuangan Revolusi

    Kemerdekaan. Selain itu beliau juga tidak pernah absendalampembangunanBangsasetelah1950-an.

    Sejakmudabeliau aktif dalamorganisasikepemudaan yang

    terkait bidang sosial politik. Selain sebagai anggota PPPI

    (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia) kemudian

    melanjutkan diri sebagai aktifis Pendidikan Nasional

    Indonesia (dikenal juga sebagai PNI baru), Bung Djohan

    adalah anggota Partai Sosialis bahkan menjadi Sekretaris

    Jenderal PSI (Partai Sosialis Indonesia) sampai PSI bubar.

    Dalam perjuangan Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-

    1949BungDjohanadalahanggotaLasjkarMinyakyangaktif

    dalam pengorganisasian para pejuang Jawa Timur dan juga

    dalamgejolakmedanpertempuran. Sampai saat ini banyak

    masih yang bersaksi kalau beliau merupakan salah satu

    konseptordanmobilisatordaripertempuranantarapasukanIndonesia dan Inggris selama OktoberNovember 1945 di

    Surabayayangakhirnyasalahsatuharinyadikenangsebagai

    HariPahlawan10November1945.

    Dalam teori ilmu sejarah, maka masalah kesejarahan lebih

    dilihat sebagai struktur bukan semata-mata hanya pada

    peristiwa. Banyak sudah kita mengenal epos revolusi yang

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    11/188

    xi

    menggambarkan sebuah peristiwa, maka dengan

    pemahamanstruktursejarah,satuperistiwarevolusidengan

    lainnya lebihmudahdimengertidan dikaitkan.BungDjohanadalah orang penting dari perubahan yang terjadi saat itu

    yang disebut dengan istilah agent of change. Nampaknya

    Bung kita ini sangat mengeri tentang Marxisme dibanding

    dari teman-teman dari Partai Sosialis lainnya. Keilmuan ini

    dimanfaatkannya dan diaplikasikannya dalam perjuangan

    melawan penjajahan di Indonesia. Pengamalan ilmu politik

    disampaikannyapada banyakorang yang kemudiantumbuh

    dan berkembangsertaaktif di perjuanganpolitik lain. Salahsatunya, antara lain, munculnya kader-kader baru yang

    mengakuadalahanakdidikBungDjohan sepertiadanya.Ini

    diakuidandisampaikanolehberbagaipenulissejarahseperti

    William H. Fredeerick1, Harry A. Poeze

    2maupun Rudolf

    Mrazek3. Demikian pula penulis Indonesia seperti Rosihan

    Anwar dan Djoeir Moehamad, secara jujur memaparkan

    dengan sangat objektif peran dan kegiatan Bung Djohan

    dalampergerakandanpembangunanBangsa.

    SungguhbukuiniyangditulisolehIrwansyahNuzar,RezzaAji

    Pratama,AdieMarzukidan diterbitkanolehPusat Inovasi&

    Kemandirian Indonesia Raya (PIKIR) serta diluncurkan pada

    peringatan100 tahun kelahiran Djohan Sjahroezahpada 26

    November1912,pantasdibaca,dipahamidandimanfaatkan

    olehgenerasimudasekarangmaupundimasadepan.

    Jakarta,26November2012

    1H.Frederick,William.PandangandanGejolak.hal207.2A.Poeze,Harry.GerakanKiridanRevolusiIndonesia ,hal352.3Mrzek,Rudolf.Sjahrir:PolitikdanPengasingandiIndonesia ,hal429.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    12/188

    PENDAHULUAN

    LahirnyaNasionalisme

    Sampai dengan saat ini, arus besar perspektif sejarah

    mengenaiterbentuknyanasionalismediIndonesia,umumnya

    didasari atau mengacu kepada pemahaman sejarah

    pertumbuhannasionalismenegara-bangsadiBarat.Keunikan

    proses historis yang berlangsung di Indonesia belum

    mendapat porsi fokus yang cukup, dan nasionalisme yang

    terlihatpadaeraseputarProklamasiKemerdekaanpada1945

    dianggap sebagai suatu kewajaran proses dalam sejarah.Faktanya, proklamator kemerdekaan kita, Bung Karno dan

    Bung Hatta merasakan keraguan besar ketika diminta

    mendeklarasikan terbentuknya Republik Indonesia. Mereka

    meragukandukungantujuhpuluhjutalebihrakyatNusantara

    pada saat itu, terhadap ide kemerdekaan sebagai Republik

    Indonesia, dan meragukan legitimasi proklamasi yang akan

    dilakukan.

    Pemerintahan Belanda yang merubah struktur dasar

    organisasi sosial orang Jawa dan beberapa daerah di luar

    Jawa, membuat organisasi ekonomi dalam masyarakat

    Nusantara yangmemiliki sosiodiversifikasiberagam ini lebih

    komunalistis. Komunitas-komunitas di masyarakat

    berkembang dengan kesadaran ekonomi dan kedaulatan

    yang begitu rendah. Perpecahan kerajaan-kerajaan besar di

    Jawa maupun di daerah lain yang diinisiasi pemerintah

    Belanda,semakinmempertegasdinding-dindingetnisitasdan

    tribalisme di dalam masyarakat Indonesia. Pemilahan-

    pemilahan masyarakat ke dalam komunitas-komunitas kecil

    yang dilakukan pemerintahan Belanda, membuat rakyat

    Nusantara tumbuh sebagai kelompok-kelompok kecil yang

    miskin wawasan, miskin ilmu dan terperangkap dalam pola

    pikirpasifsertaapatis.Konsepnegara-bangsadenganteritori

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    13/188

    2

    mencakup seluruh kepulauan Nusantara, hanya dipahami

    secarasamarolehmayoritaspenduduksaatitu.

    Kondisi bangsa pada saat itu, dimana dari total 73,3 juta

    populasi rakyat hanya tujuhpersen yangmampu baca tulis,

    ide bernegarapun masih sulit diterima oleh rakyat umum.

    Mayoritas masyarakat belum benar-benar paham akan

    maknanegara dari Sabang sampaiMerauke yang berdaulat

    dan merdeka. Bukan hanya kendala wawasan, bahkan

    golongan terpelajar pun sepertimenjauhi ide kemerdekaan

    dan pembentukan negara bangsa yang baru. Terlihat padakasusorganisasiInsulindeyangdidirikanolehErnestDouwes

    Dekker, Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar

    Dewantara. Insulinde adalah perkembangan dari Indische

    Partij yang visinya adalahmenyadarkanmasyarakat dengan

    menghidupkan kembali harga diri, rasa mampu, dan rasa

    kebangsaanataunasionalisme.Walaupunbelummenembus

    seluruhlapisanmasyarakatyangada,idetersebutmengalami

    prosesbolasaljusejalandenganwaktu.

    Pada 1919, Insulinde yang memiliki 40 ribu orang anggota,

    mencoba menunjukkan identitas kebangsaan dengan

    merubahbentukorganisasimenjadiNationaal-IndischePartij

    atau NIP, tetapi aksi tersebut malah membuat organisasi

    ditinggalsebagianbesaranggotanya.NIPberpendapatbahwa

    orang Hindia itu tidak hanya bumiputera saja, tetapi Indo-

    Belanda, Indo-Cina, Indo-Arab dan orang-orang yang

    dilahirkan di Hindia atau yang menganggap Hindia sebagai

    tanah airnya. NIP merupakan partai pelopor yang berpikir

    dalam kerangka nasionalisme yang berbeda dari organisasi

    sejenisyangsejaman.Walaupunmembawakerangkaberpikir

    yang ditabukan pada masanya, dan walaupun merupakan

    jawaban bagi rasa ketidakpuasan bangsa yang tertindas, ide

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    14/188

    3

    tersebut tidak mudah dicerna oleh setiap kelompok

    masyarakatsebagaisuatukeniscayaan.

    Penyerahan Belanda yang tanpa syarat kepada Jepang di

    Kalijati, kabupaten Subang pada 8 Maret 1942, dari

    JenderalTerpoontendi pihak Belanda kepada Jenderal

    Imamuradari pihak Jepang, meresmikan babak baru

    kolonialisme di Nusantara. Pemerintahan Jepang di

    Nusantarawalaupunsingkat,tetapimampumembuatkondisi

    mental masyarakat bahkan lebih buruk lagi. Janji-janji Asia

    TimurRaya sempatmembuaipolapikirpasif dimasyarakatdanbahkandisegelintirelit yang sebelumnyamenyuarakan

    perubahan dan perlawanan. Bahkan pemerintahan Jepang

    yang eksploitatif dan tidak berperikemanusiaan membuat

    kebanyakanrakyatmenjadisibukbertahanhidup,danhampir

    tidakmampuuntukmemikirkanselainhidupnyasendiriserta

    keluarganya. Jepang yang semakin lama semakin berat

    mengimbangi serangan Sekutu, memang menjanjikan

    kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, yang walaupun haltersebutlebihterdorongolehmotifpenggalangandukungan,

    agarrakyatbersediamembantunyamelawanSekutu,namun

    hal tersebut sempat meredam gerak perlawanan di

    masyarakatyangsedikititu.

    Periode ini hampir dapat dikatakan menghilangkan lapisan

    kelas menengah pribumi, yang sebelumnya cukup baik

    memimpin pergerakan sosial di masyarakat. Pemerintah

    Jepang membangun struktur masyarakat yang terdiri atas

    golongantimurasing,sepertiChina,IndiadanArab.Golongan

    yang dipersamakan, terdiri dari orang Belanda dan

    keturunannya,orangEropalainnya,orangyangbukanbangsa

    Eropa tetapi telah masuk menjadi golongan Eropa. Dan

    terakhir adalah golongan Bumiputera, yaitu orang pribumi

    yang paling keras menerima dampak kolonialisme dalam

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    15/188

    4

    wujudterburuknya.Dalamkonteksini,argumenBungKarno

    ketika menunda proklamasi dengan alasan kemerdekaan

    pasti diberikan oleh Jepang, dapat dianggap sebagai suatusikap yang timbul akibat keraguan pada kesiapan serta

    antisipasi rakyat dalam menyikapi kemerdekaan. Karena

    pernyataanBungKarno kepada Sjahrir di awal pendudukan

    Jepang,bahwaJepangadalahfasismurniyangharusdilawan

    dengan metode yang paling halus, menunjukkan bahwa

    Bung Karno tidak berniatmenerima janji kemerdekaandari

    Jepang.

    Oleh karena hal-hal tersebut, Bung Karno sangat terkejut

    ketika proklamasi dapat disambut baik oleh mayoritas

    masyarakat, dan lebih terkejut lagi ketika organisasi-

    organisasi di dalam masyarakat ternyata mampu

    menindaklanjuti proklamasi dengan aksi-aksi yang sistemik

    dan nasionalis secara menggebu. Kesiapan dalam

    mengantisipasiproklamasikemerdekaanitumemangterlihat

    kematangannya. Dalam tempo yang singkat pemerintahantersusun, dan masyarakat segera larut dalam euforia

    kemerdekaan, serta dengan mudah beradaptasi dengan

    negara-bangsayangbaruterbentuk.Mayoritasrakyatsecara

    serentak menyikapi kemerdekaan dengan positif dan

    bersedia melakukan segala yang perlu, demi

    mempertahankannya. Perlu dicermati bahwa peralihan dari

    masyarakat yang pasif menjadi progresif ini bukan terjadi

    sekonyong-konyong. Adalah gerakan organisasi-organisasibawah tanah yang tumbuh menjelang dan selama

    pemerintah Jepang, yang mengkondisikan sikap tersebut.

    Gerakan bawah tanah yang selama pendudukan Jepang

    secara aktif mengelaborasi perubahan sikap dan pemikiran

    dalammasyarakat,berhasilmengkondisikankesiapanmental

    masyarakatyangtelahterjajahselamabeberapagenerasi.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    16/188

    5

    OrganisasiKlandestin

    Gerakanorganisasibawahtanahmulaimarakmenggantikan

    perlawanan terbuka pada awal abad ke-20. Seiring dengan

    munculnyakaumintelektualpascaditerapkannyaPolitikEtis,

    gerakan bawah tanah bawah muncul secara sporadis dan

    konsisten. Walaupun gerakan bawah tanah tersebut lebih

    banyak berwujud kerangka berpikir yang revolusioner

    ketimbang gerilya bersenjata, namun militansi yang

    terbentuk atas dasar idealisme tersebut mampu

    menginspirasi kelahiran banyak pejuang-pejuang intelektualdari kalangan masyarakat menengah di Nusantara. Selama

    pemerintahanJepang,adaempatgerakanbawahtanahyang

    berpengaruh besar terhadap berkembangnya rasa

    ketidakpuasanterhadappemerintahan,jugapenyebaranide-

    ide mengenai nasionalisme dan kedaulatan di dalam

    masyarakat.

    Ironinya, salah satu gerakan yang dipimpin oleh Amir

    Sjarifuddin dengan memanfaatkan jaringan Partai Komunis

    Indonesia bawah tanahnya, diinisiasi oleh pemerintah

    Belanda melalui Dr. Charles van der Plas. Organisasi ini

    meredup ketika Amir Sjarifuddin dan beberapa pimpinan

    lainnya tertangkap. Gerakan bawah tanah lainnya adalah

    PersatoeanMahasiswa, yang dengan aksi menentang serta

    mengkritik pemerintah Jepang secara terbuka mampu

    membakar semangat anti Jepang. Kekuatan gerakan bawah

    tanah berikutnya walaupun tidak terlalu luas jejaringnya,

    namun pengaruhnya cukup kuat karena beranggotakan

    orang-orangyangmilitansepertiSukarni,PanduKartawiguna,

    Chaerul Saleh, Maroeto Nitimihardjo, dan didukung

    intelektualveteranpadasaatitu,TanMalaka.

    Kelompok-kelompok ini semuanya terkait secara khusus

    kepada gerakan bawah tanah yang lebih besar pimpinan

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    17/188

    6

    SutanSjahrir.Organisasiinimampumengembangkancabang-

    cabangnya secara luasdi kota-kota besardi Jawa,Bali, dan

    Sumatera. Gerakan bawah tanah ini mengorganisir jejaringpemuda terpelajar,golonganburuh, sampaikaum tani yang

    berorientasi progresif revolusioner. Terdapat juga gerakan-

    gerakan yang terlihat sporadis dari sekelompok pemuda

    terpelajarsepertiyangdipimpinolehMohammadNatsirdan

    Sjafruddin Prawiranegara, yang turut menyebarkan ide-ide

    kedaulatan dan mengumpulkan informasi intelejen untuk

    dipergunakan oleh organisasi yang lebih besar. Para

    revolusioner ini umumnya berangkat dari kesadaran akandominasiasingatasbangsanya,yangmendorongtumbuhnya

    keinginanyangsemakinmenguatakankemerdekaan.

    Gerakan-gerakan bawah tanah ini walaupun secara jumlah

    sangat kecil prosentasenya dibanding total jumlah

    masyarakat Nusantara, namun mereka mampu menggalang

    dukungan dan menggugah kesadaran dalam masyarakat.

    Kegiatan bawah tanah ini mampu merasuk kedalampemikiran masyarakat secara luas, menanamkan ide

    kedaulatan, membangkitkan dan menebar rasa

    ketidakpuasan terhadap pemerintahan kolonial, serta

    mendidik rakyat dalam mempersiapkan diri menghadapi

    kemerdekaan sebagai sebuah negara-bangsa. Inisiator

    gerakan ini umumnya kelas menengah yang sempat

    mendapatkanpendidikanformaldisekolah-sekolahBelanda.

    Gerakan mereka tidak menjurus perlawanan bersenjata,tetapi lebih bertujuan menggalang solidaritas dan

    memperteguhcita-citaperjuangan.

    Walaupun gerakan-gerakan tersebut terlihat berdiri sendiri-

    sendiri,namunhasilbesaryangmerekaperolehadalahakibat

    adanyasinergiyangdidasariolehketerikatanemosidanvisi

    yang kuat, antara satu kelompok dengan yang lain. Sinergi

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    18/188

    7

    yang diatur secara sistematis dan terkordinasi. Organisasi-

    organisasi tersebut menginfiltrasi ke dalam PETAorganisasi

    Pembela TanahAiryang terdiri dari tentara Indonesia yangdipimpin oleh orang Indonesia dan mendapat pendidikan

    militerdari orang Jepang,danorganisasi-organisasipemuda

    binaan Jepang dengan tujuan untuk memegang kendali di

    setiap unit-unit kunci melalui anggota-anggota yang dapat

    dipercaya,danmenggiringanggota-anggotalainnyajustruke

    arahantiJepang.

    Merekamelakukan indoktrinasi kedalamsetiap unsur yangmungkindimasuki.Tokoh-tokohmilitandariorganisasibawah

    tanah tersebut masuk ke dalam organisasi-organisasi semi

    militer seperti barisan pembantu polisi Keibodan, barisan

    pemudaSeinendan,organisasiperhimpunanwanitaFujinkai,

    organisasi siswasekolahdasardanmenengahSeinentaidan

    Gakutotai, sampai ke Syuisintai, barisan pelopor yang

    dibimbing langsung oleh tokoh-tokoh nasionalis Indonesia

    seperti Bung Karno, Otto Iskandardinata, R.P. Suroso, danlainnya.Hambatanbesarbagigerakaninijustrudatangdari

    pribumiyangterbuaidengankenaikanpangkatdankenaikan

    status sosial ekonomi yang diberikan Jepang bagi mereka

    yang mengisi kekosongan administratif dan teknis level

    menengah.

    Infiltrasi juga masuk ke dalam organisasi-organisasi politik

    sepertigerakanpropagandaJepangdalamPerangAsiaTimur

    RayapimpinanMr.SamsudindanShimizu,organisasiPUTERA

    (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokoh pemimpinnya empat

    serangkaiyangterdiriatasBungKarno,BungHatta,KH.Mas

    Mansyur dan Ki Hajar Dewantara. Mereka berhasil

    membelokkanorientasi organisasi tersebut secara signifikan

    dan justru memanfaatkan infrastruktur organisasi tersebut

    untuk membangun kekuatan daya tawar sebagai entitas

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    19/188

    8

    negara, ketika pasukan Sekutu yangdiprediksi akanmampu

    mengalahkan Jepang datang ke tanah air. Mayoritas

    pimpinan organisasi pada saat itu tidak menghendakikemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang, selain dari aspek

    hargadiri,jugameragukanlegitimasikemerdekaantersebut.

    Karena Jepang semakin nampak sebagai pihak yang akan

    kalahperang.

    Pada saat itu, umumnya pimpinan gerakan bawah tanah

    sepakatmengenaiprediksiSjahrirtentangkekalahanJepang

    dandatangnyainvasitentaraSekutu.Merekasepakatuntukmengambilmomentumdatangnya tentaraSekutupada saat

    vacuum of powerdalammengambil alih pemerintahan dari

    tangan Jepang dan memproklamasikan suatu negara baru.

    Denganmaksudtersebut, kelompok Sjahrirsecararutindan

    kontinyu memonitor setiap peristiwa terkait peperangan

    Jepang melawan Sekutu melalui siaran radio luar negeri.

    Walaupunpada saat itumendengarkanradiodilarang keras

    olehpemerintahJepang,Sjahrirsecarakonsistenmenganalisaberita-berita dari radio Sekutu untukmendapatkan peluang

    bergerak.

    Setiap informasi penting yang didapat biasanya diserahkan

    kepada BungHattauntuk disebarkan ke setiap lini gerakan.

    Padamasaini,sifatgerakanadalahkombinasidarikerangka

    pemikiran elit pimpinan dalam organisasi-organisasi bawah

    tanahdanlaskar-laskarrakyatbersenjatayangbersifat lokal.

    Mereka tersebar di setiap tempat strategis dan memiliki

    ketua serta karakternya sendiri yang berbeda satu sama

    lainnya. Namun setiap jajaran dalam organisasi-organisasi

    atau kelompok-kelompok harus bersiap untuk merespon

    informasi dengan suatu aksi yang tepat. Untuk itu, sangat

    pentingdilakukan koordinasiantarorganisasidankelompok

    denganbaikdancepat.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    20/188

    9

    Konsolidasi antar organisasi tersebut diatur oleh seorang

    tokoh kunci bernama Djohan Sjahroezah. Dengan segala

    keterbatasan fasilitas komunikasi, Djohan Sjahroezah yangkerap dipanggil Bung John atau Bung Djohan oleh rekan-

    rekan dekatnya,mengambil peran sebagaiperantara utama

    dalam hubungan antarorganisasi bawah tanah tersebut.

    Kegiataninimenjadikrusialkarenakolaborasidankomunikasi

    antar organisasi tersebut harusmenghadapi Jepang sebagai

    penguasadansekaligusintelejenSekutuyangmasukmelalui

    pribumi yang termasuk binaan Belanda. Namun peran

    tersebutdapatdimainkanBungDjohandenganbaik, karenasejakusiabelasandi awal tahun 1930-anDjohan telahaktif

    bergerak secara klandestin dan menjalin jejaring dengan

    setiapkelompokdalampergerakan.

    Aktivitas seperti penyebaran paham dan cita-cita

    kemerdekaan, baik dengan cara menyusun sel di berbagai

    tempat, maupun penyebaran siaran serta bacaan yang

    berguna bagi perjuangan menuju kemerdekaan, telahdilakukannyasejakmendirikanPendidikanNasionalIndonesia

    atau yang dikenal sebagaiPNI Baru, yang diketuai Soekemi.

    Padasaatitu,BungDjohanyangbaruberusia19tahunadalah

    sekretarisPNIBarucabangJakartayangdiketuaiSjahrir.PNI

    Baru yang kemudian berpindah pimpinan dari Soekemi ke

    Sjahrir adalah suatu organisasi yang mendasari aksi serta

    kegiatannya pada suatu pemahaman yang menganalisis

    kapitalisme,imperialismedanmunculnyafasismeyangsalingmelengkapi, serta berusaha untuk menempatkan rakyat

    Nusantara dalam suatu gambaran global sebagai penduduk

    dunia.

    KetikaBungHattakembalidariBelandadanmengambilalih

    kepemimpinan PNI Baru, Djohan bersama Maroeto

    NitimihardjodanBungHattamelakukanpengkaderansecara

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    21/188

    10

    rutin dan mendidik pemuda-pemuda mengenai politik dan

    kebangsaan. Kegiatan ini banyak mempertemukan Djohan

    denganpemuda-pemudaprogresifrevolusioneryangmenjadikadernya. Mereka kemudian mendirikan atau bergabung

    dalam kelompok atau organisasi yang tersebar di penjuru

    JawadanBali. Karena aktivitas inilahmakaDjohanmemiliki

    kaderhampirdisetiapkelompok,yangmembuatnyamenjadi

    simpul dari organisasi-organisasi bawah tanah.

    Pemahamannya yang mendalam akan Marxisme dan

    kedekatannya dengan tokoh-tokoh Islam dari Masyumi,

    membuatDjohanadalahsatudarisegelintirorangyangdapatditerimaolehsemuagolongan.

    Sifat gerakanbawah tanah yang bekerja secara rahasiadan

    tertutup ini memiliki musuh utama berupa pengkhianatan

    daridalamdirigerakanitusendiri,sertaorganisasi-organisasi

    atau badan-badan kontra gerakan bawah tanah yang

    dibentuk oleh penguasa dimana gerakan bawah tanah

    tersebutberoperasi.Olehsebabitu,gerakanbawahtanahinisangat tertutup, dan akibatnya, narasi sejarahnya sulit

    ditemukan dalam literatur sejarah resmi, terutama yang

    ditulis dalam bentuk historiografi untuk kepentingan

    akademis. Keanggotaan gerakan bawah tanah ini bersifat

    sukarela dengandasarmilitansinya adalah idealisme.Dalam

    hal ini, idealisme tersebut dapat berupa kecintaannya yang

    besar terhadap negaranya atau nasionalisme, maupun

    terhadappahamatauideologinya,sertaterhadapkebenarantujuangerakanatauorganisasinya.

    Maka dari itu, kegiatan dari setiap anggota gerakan bawah

    tanahinijarangbisadiungkapolehsiapapun,termasukoleh

    rekan seperjuangan. Tertutupnya aktivitas bawah tanah

    tersebut dapat terilustrasikan dari kisah keluarga Bung

    Djohan yang mengeluhkan bahwa cerita yang dibawa ke

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    22/188

    11

    rumah hanyalah peristiwa-peristiwa kecil berkaitan tentang

    sifat rekan-rekannya.Bahkan yang sangatmengganggubagi

    keluarga dekatnya adalah, Bung Djohan selalu memakaikalung dengan liontin berisi racun sianida, yang akan

    mencegahdirinyamembukainformasigerakannyajikadirinya

    sampaitertangkapmusuh.

    TerbentuknyaIdeologi

    Idealisme bagi Djohan adalah suatu pemikiran akan nilai

    kebenaran yang dipegang teguh. Seperti umumnya kelas

    menengahyangberuntungmendapatkanpendidikansampai

    universitas,Djohansempatmengenyampendidikantinggidi

    RechtHogeSchool(RHS)Batavia,walaupunkemudiankeluar

    tanpa sempat menyelesaikan pendidikannya karena

    ditangkapakibatkasuspenulisanartikeldimajalahIndonesia

    Rayayang mengkritisi pemerintah Belanda. Djohan juga

    mengikuti kursus-kursus mandiri yang diselenggarakan olehGolongan Merdeka di berbagai kota. Ia memanfaatkan

    momentumperubahanakibatPolitikEtisyangdilangsungkan

    pemerintahBelanda.

    Aspekpendidikan dalam Politik Etismembuka sebuah pintu

    tanpabisadibendung:informasi.Dalameratersebut,terjadi

    peristiwa-peristiwa di dunia yang memicu zeitgeist atau

    semangat zaman yang baru, termasuk di Hindia Belanda.

    KejayaanTurkiyanggoncangmerangsangpembaruandalam

    pemikiran Islam, reformasi Kwang-zu di China yang

    dampaknya terbawa oleh organisasi Tiong Hwa Hwe Koan

    memicu tumbuhnya semangat anti penjajahan,perangBoer

    di Afrika Selatan yang menginspirasi pemikiran bahwa

    penjajahan itu dapatdan harus dilawan, serta kemenangan

    Jepang atas Rusia yang memperlihatkan anggapan bahwa

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    23/188

    12

    bangsa Eropa tak terkalahkan itu salah. Dalam semangat

    jamansepertiitulahDjohandibesarkan.

    Padamasatersebut,duniapersyangmenyuarakanmasalah

    politiksemakinmarak,sepertiRetnodhoemilahyangdiambil

    alih Wahidin Soedirohoesodo dari F.L. Winter di Surakarta,

    Medan Prijaji yang dipimpin R.M. Tirto Adhi Soerjo, harian

    OetoesanHindiadariTjokroaminoto,KoranApi,Halilintardan

    Nyala dari Semaoen, koran GunturBergerakdan Hindia

    BergerakdariSuwardiSuryaningrataliasKiHajarDewantara,

    BenihMerdekadanSinarMerdekadariParadaHarahap,danseterusnya.SedikitpergeserankonstelasipolitikInternasional

    dan terbukanya akses informasi tersebut memicu lahirnya

    pemikir-pemikirpatriotikyangmenginginkanperubahandan

    kemakmuran. Pada era tersebut, gema revolusi Rusia,

    berkembangnya pemikiran seperti Leninisme, Trotskysme

    dan sosialisEropaBaratseperti EduardBernstein sertaNeo

    Marxist seperti Georg Lukcs, Karl Korsch dan Antonio

    Gramsci, berkembang di kalangan intelektual progresifsebagaisuatukeniscayaan.

    Pemikiran-pemikiran progresif dan revolusioner ini

    mengendap dalam benak Djohan muda, dan mengkristal

    sebagaisuatupahamideologis.Pemahamanakanperjuangan

    melawan kapitalisme, imperialisme dan fasisme melalui

    kegiatanintelektualdanpergerakantersebut,menjadidasar

    pemikiranketikaanggota-anggotaPNIBaruyangmasihhidup

    pada 1948, bersama-sama dengan orang yang sependirian

    keluar dari Partai Sosialis untuk mendirikan Partai Sosialis

    Indonesia. Bersama dengan Soegondo, Djohan merangkai

    ideologi partai tersebut dan mengembangkan suatu isme

    yang disebut denganSosialismeKerakyatan.Pemikiran yang

    didasari pemahaman Marxisme murni yang disesuaikan

    dengan karakter serta kondisi demografis dan geografis

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    24/188

    13

    Indonesia, yang secara konsisten dan militan diterapkan

    dalamgerakperjuangan.

    Dalam Partai Sosialis Indonesia, Djohan terus membangun

    usahaideologisdalamrangkamembangunintegritasbangsa,

    pendidikandan penempatan posisi Indonesia di dalam

    konstelasi politik global. Walaupun ide-ide Sjahrir memiliki

    arti yang penting bagi perkembangan ideologi dan program

    partai, namun Partai Sosialis Indonesia senantiasa

    mengandalkan pemikir bebas yang banyak mempengaruhi

    pemikiran sosial di dalam maupun diluar partai, sepertiDjohan.MenurutDjohan,sosialismeyangdikembangkanoleh

    Partai Sosialis Indonesia telah secara seksama disesuaikan

    dengankondisi-kondisi yang adaserta tumbuhdi Indonesia.

    Interaksinya dengan para kader dari berbagai daerah, dan

    pada akhirnya, tersebar di berbagai wadah organisasi,

    membuatposisisentralDjohandikalanganaktivistidakdapat

    dipungkiri.

    Buku ini membahas peran-peran dan faktor-faktor dalam

    tahun-tahun seputar kelahiran Republik Indonesia yang

    terlewatkan arus besar historiografi. Tim Penulis berusaha

    melukiskan konteks semangat jaman yang unik, dinamika

    isme-isme, dan pemikiran-pemikiran yang sejatinya

    mendominasiwarnapercaturanpolitikdiIndonesia.Bukuini

    berusahamenutuplubang-lubangdalamcatatansejarahyang

    selamainimengarahkanasumsidanmembentukstigmaatas

    suatu pemikiran, peristiwa, tokoh atau aktivitas, dengan

    pemanfaatanjejaringtuauntukrisetnya.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    25/188

    14

    BABI

    ANGINPERUBAHANDARITIMUR

    Sebuah peristiwa besar terjadi di Eropa, revolusi yang

    dipimpin oleh golongan Bolshevik telah menghapus

    kepemilikan borjuis atas alat-alat produksi, mengambil alih

    pabrik-pabrik, tanah, jawatan kereta api dan bank-bank

    menjadi milik seluruh rakyat dalam bentuk kepemilikan

    publik.Revolusiinitelahberhasilmenancapkankediktatoran

    proletariat dan menyerahkan pemerintahan kepada kelas

    pekerja untuk menjadi kelas penguasa. Dunia melihatbagaimanaPartaiBolsheviktelahmengantarkansejarahumat

    manusia ke dalam suatu era baru yang revolusioneryakni

    eraproletar.

    Duniamengamati dialektika sejarah bahwaPartai Bolshevik

    munculdarikelompok-kelompokkecilberhaluanMarxisyang

    berkembang di Rusia pada 1880-an. Kaum Bolshevik

    mendapatkan pengikut dari kalangan pekerja. Merekamembangun hubungan yang intens dengan gerakan kelas

    pekerja dan menanamkan kesadaran sosialis pada gerakan

    tersebut.Merekamengkampanyekansertamenyebarluaskan

    ajaran-ajaranMarxismepadakalanganpekerjayangsaatitu

    hidupdalamkemiskinan.

    Ketika pemerintah Rusia mengumumkan kebijakan

    memberhentikansekitar30ribupekerjadiPetrogradpada22

    februari 1917, kalangan pekerja menyambutnya dengan

    pemogokan besar-besaran yang dipimpin oleh Aleksander

    FyodorovichKerenskyyang juga dikenal sebagai pemimpin

    kalanganManshevikmenghasilkanmundurnyaTsarNikolai

    IIdaritahtaKerajaanRusiapada15Maret1917.Kemunduran

    Nikolai menyebabkan kekosongan kekuasaan, sehingga

    dibentuklah pemerintahan sementara oleh Duma sebagai

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    26/188

    15

    lembaga legislatif di era Tsar. Eksistensi pemerintahan

    sementara ini tidak diakuiolehkalangan kiridewanpekerja

    danprajurit Petrogadyangmasihmenginginkan bergulirnyarevolusi.

    Kalangan kiri Rusia akhirnya kembali mengadakan aksi

    demonstrasi pada tanggal 34 Juni 1917, sehingga

    pemerintahansementararontokdandibentukpemerintahan

    koalisi kedua, dibawah pimpinan Kerensky. Tidak puas

    dengan perkembangan yang ada, atas prakarsa Lenin,

    dimulailahapayangdisebutRevolusiOktober,yangsejatinyaterjadidibulanNovembermenurutpenanggalanGregorian.

    Setelah mendapatkan kemenangan yang gemilang, kaum

    BolshevikmeresmikanberdirinyaRepublikSovietRusiapada

    25 Januari 1918, yang kemudian berubah nama menjadi

    RussianSocialistFederativeSovietRepublicpada10Juli1918.

    Bolshevik menyusun beberapa kebijakan politik maupun

    ekonomi untuk memperbaiki keadaan negara akibat dari

    revolusidanperang.

    Pemerintahan baru Bolshevik, mengumumkan program-

    program yang akan mereka lakukan seperti

    menasionalisasikan seluruh bank swasta dengan bank milik

    pemerintah,nasionalisasiindustri-industribesar,nasionalisasi

    tanah, serta pembentukandewanpekerja yangmengontrol

    produksi dan pembagian pekerjaan yang akanmenjalankan

    industriyangtelahdinasionalisasi.

    PolitikEtis

    Sukses besar ini tentu saja memberikan angin segar bagi

    kalangan pergerakan anti kapitalisme dan imperialisme di

    seluruh dunia. Ini juga yang dirasakan oleh anak bangsa di

    Nusantara yang sempat mengenyam pendidikan sebagai

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    27/188

    16

    dampak Politik Etis. Van Deventer yang menjabat sebagai

    Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerapkan Etische

    Politiek pada 1899 dengan motto de Eereschuld atauhutang kehormatan, dan dengan slogan Educatie, Irigatie,

    Emigratie.Prinsipyangditerapkandalampolitiketisadalah

    perlunya pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan

    sebanyakmungkinbagipribumi.BahasaBelandadiupayakan

    menjadibahasapengantarpendidikandanpendidikanrendah

    bagipribumiyangdisesuaikandengankebutuhanmereka.

    Kemudian Pemerintah Kolonial membuat sekolah-sekolahyang bisa dimasuki oleh anak-anak pribumi seperti tingkat

    pendidikan dasar yang meliputi jenis sekolah dengan

    pengantar Bahasa Belanda, dan sekolah dengan pengantar

    bahasadaerah.Ditingkatselanjutnyaadasekolahperalihan,

    pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum, dan

    pendidikankejuruan.Bagimerekayangmemilikiprestasidan

    intelegensia tinggi diijinkan untuk mengenyam pendidikan

    tingkat tinggi di Belanda, atau di perguruan tinggi sepertiSekolah Tinggi Hukum, Sekolah Tinggi Kedokteran, serta

    Sekolah Ilmu Pemerintahan yang kesemuanya berada di

    Jakarta, dan Sekolah Tinggi Teknik khusus bidang ilmu

    bangunan air di Bandung. Kaum terpelajar pribumi lulusan

    sekolah tinggi saat itu jumlahnya tidakbanyak, danmereka

    pada umumnya terdiri dari anak-anak priyayi dan golongan

    menengahkeatas.

    Kebijakanyangdianggapsebagaibalasbudiataskemurahan

    hatipendudukpribumi terhadappemerintah ini,membuka

    peluangbagi anak-anak pribumidari kalangan priyayiatau

    kelas atasuntuk mengenyam pendidikan ala Belanda.

    Namundibalikniatbalasbudiitu,sesungguhnyapemerintah

    Kolonialtengahmempersiapkantenagakerjaprofesionalsiap

    pakai yang lebih murah ketimbang mereka mendatangkan

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    28/188

    17

    dari Eropa. Tapi harus diakui kebijakan politik etis di

    kemudian hari justru memunculkan kesadaran baru di

    kalangan pribumi, yang mengakibatkan lahirnya kalanganterpelajaryangsadarbahwamerekadijajah,danpentingnya

    berhimpununtukmelawanpenjajahantersebut.

    Kelak, orang-orang yang paling keras melawan penjajahan

    Belanda justru berasal dari kalangan yang merasakan

    langsungdampakdaripolitiketisini.Parapelajar Algemene

    MiddelbareSchool (AMS)A ataupunAMSB,mahasiswadari

    School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA),Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA),

    Technische Hogeschool (THS), danRechts Hogeschool (RHS)

    inilah yang kemudian menjadi tokoh-tokoh pergerakan

    kemerdekaanIndonesia.Segelintirorang-orangtersebutyang

    memiliki kesadaran akan arti sebuah kemerdekaan yang

    harusdiperjuangkan.

    SarekatIslamdanISDV

    Ketika kabar tentang Revolusi Kerensky sampai ke Hindia

    Belanda,padaMaret1917Sneevlietmenulisartikelberjudul

    Zegepraal (kemenangan), yang menyanjung Revolusi

    KerenskydiRusia:

    Telah berabad-abad disini hidup berjuta-juta rakyat yang

    menderita dengan penuh kesabaran dan keprihatinan, dansesudah Diponegoro tiada seorang pemuka yang

    menggerakkanmassa iniuntukmenguasainasibnya sendiri.

    Wahai rakyat di Jawa, revolusi Rusia juga merupakan

    pelajaran bagimu. Juga rakyat Rusia berabad-abad

    mengalami penindasan tanpaperlawanan,miskin dan buta

    hurufsepertikau.BangsaRusiapunmemenangkankejayaan

    hanya dengan perjuangan terus-menerus melawan

    pemerintahan paksa yang menyesatkan.Apakah penabur

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    29/188

    18

    dari benih propaganda untuk politik radikal dan gerakan

    ekonomirakyatdi Indonesiamemperlipatkegiatannya?Dan

    tetapbekerjadengantidakhenti-hentinya,meskipunbanyakbenih jatuh di atas batu karang dan hanya nampak sedikit

    yang tumbuh?Dan tetap bekerja melawan segala usaha

    penindasandari gerakankemerdekaan ini?Makatidak bisa

    lain bahwa rakyat di Jawa, di seluruh Indonesia akan

    menemukan apa yang ditemukan oleh rakyat Rusia:

    kemenanganyanggilang-gemilang.

    Snevlieet menaruh perhatian yang sangat besar terhadap

    kemenangan Bolshevik, karena hal ini yang juga ia idam-

    idamkansejakmasihditanahairnyaBelanda.Sebelumaktif

    membinagolongankiridiIndonesia,Sneevlietadalahmantan

    pimpinanSerikatBuruhKeretadanTremNasionalBelanda.Ia

    memulai perjalanan politiknya ketika dia bekerja sebagai

    buruh di sebuah pabrik di Belanda pada 1901. Snevlieet

    berada di Indonesia setelahmundur dari jabatannya akibat

    dari pergesekan dengan federasi buruh yang dikuasai oleh

    PemerintahBelanda.

    Kedatangan Snevlieet di Hindia Belanda pada 1913,

    bertepatandenganmunculnyasemangatberserikatditengah

    masyarakat intelektual Nusantara. Sempat aktif menjadi

    sekretaris dari Handelsvereeniging (Asosiasi Buruh) di

    Semarang, Snevlieet akhirnya mendirikan ISDV (Indische

    Sociaal Democratische Vereniging) pada 1914. Kendati

    menggunakan nama Indhische, perkumpulan ini awalnyaberisi orang-orang Belanda dan indo yang progresif.

    Keberadaan ISDV dengan pandangannya yang kiri, semakin

    tersiarberkatKoranHetVrijeWoordyangmerekaterbitkan

    secara rutin. Pengaruh ISDV semakin luas terutama di

    kalanganburuhkeretaapidantremyangbernaungdibawah

    organisasi Vereniging van Spoor Tramweg Personal (VSTP).

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    30/188

    19

    Sementaradikalanganpemudapribumi,ISDVmenarikminat

    Semaoen,Alimin,danDarsono.

    Darsonomenulis di surat kabarHet VrijeWoord milik ISDV

    mengajakseluruhelemenrakyatmelakukanpemberontakan

    danmengibarkanbenderamerah.Semangattersebutbahkan

    mempengaruhipartai-partaiyangdianggapmoderatdanmau

    bekerja sama dengan pemerintahan kolonial seperti Boedi

    Oetomo,Insulinde,danSarekatIslam(SI)jugaterbawauntuk

    ikut mendesak agar pemerintah Belanda menggantikan

    Volksraad menjadi parlemen pilihan rakyat. Baru setelahGubernur Jenderal Van Limburg Stirum menjanjikan akan

    melakukan perubahan yang luas, tekanan dari kalangan

    pergerakan baik koperatif, maupun non koperatif, agak

    mereda.

    SnevlieetdanISDVmenilaitakmungkinmewujudkancita-cita

    mereka sendirian, untuk itu kemudian ISDV mendekati

    organisasi-organisasi yang dianggap potensial untuk

    menancapkan pengaruh mereka. Secara regular Snevlieet

    seringbertemudanberdiskusi dengan kalangan pergerakan

    di Indonesia, termasuk dengan H.O.S. Tjokroaminoto. Dari

    kunjungan-kunjungannyakerumahH.O.S.Tjoroaminotoyang

    jugamenjaditempatindekosbeberapapelajaryangkelakjadi

    tokoh pergerakan di generasi selanjutnyaseperti Sukarno,

    Semaoen, Darsono, hingga SM Kartosoewirjomembawa

    Snevlieet dekat dengan beberapadiantara pelajar tersebut,

    dan merekrutnya ke dalam ISDV. Keberhasilan mereka

    merekrut Semaoen, Darsono dan Alimin, ketiganya adalah

    pimpinan-pimpinan SI Semarangyang berhasil direkrut oleh

    Snevlieet. Mereka punya kesamaan pandangan, prinsip-

    prinsip ideologi radikal dengan ISDVyang kebetulan VTSP

    tempat dimana Semaoen bergabung telah menjadi bagian

    dari ISDV. Pada akhirnya perpecahan di tubuh SI tak

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    31/188

    20

    terelakkan, perpecahan antar sayap moderat dan sayap

    radikal.Efekdariperpecahaninilahkemudiandikenalsebagai

    SI Putihyang dipimpinH.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus SalimdanAbdulMuis,sertaSIMerahyangdikepalaiolehSemaoen

    dantemantemannya.

    SementaraSnevlieetsendirikemudianterusirdariIndonesia

    sebagaibagiandariresikoaktivitaspolitiknyayangdianggap

    merongrong pemerintahan kolonial. Pada proses

    pengadilannya,Snevlieetmembacakanpidatopembelaannya

    yang menjelaskan pokok-pokok pemikirannya tentangsosialismesecarailmiahyangkemudianbanyakmenginspirasi

    pemimpin-pemimpin Indonesia kelak. Seperti pidato Bung

    Karno yang berjudul Indonesia Menggugat termasuk yang

    terpengaruhjalanpemikiranSnevlieet.

    Semaoen, Darsonodan Aliminmembawapengaruh ISDV ke

    dalamtubuhSIyangjugamemilikivisiperlawananterhadap

    pemerintahankolonial.LewatSemaoen,SIcabangSemarang

    yang memiliki anggota 20 ribu orang mulai diwarnai oleh

    ideologi Marxis. Bahkan bisa dikatakan dampak dari garis

    perlawananterhadapkapitalismeyangbegitukuatmembuat

    SISemarangmulaibersebrangandenganCSI(CentralSarekat

    Islam). Mereka mengkritik dan menentang keterlibatan SI

    dalam Volksraad. Tidak hanya di Semarang, pengaruh

    Snevlieet via Semaoen bahkan juga mempengaruhi daerah

    lainnya,seperticabangrahasiadariSISemarangdiJawaBarat

    yang disebut sebagai Afedeeling B yang didirikan oleh

    Sasrokardonopada1917.

    YangjugaperludicatatadalahsepakterjangHajiMerahdi

    Surakarta yang bernama asli Misbach. Haji Misbach sendiri

    pernah menerbitkan surat kabar Medan Moeslimin pada

    1915dansuratkabarIslamBergerakdi1917yangkemudian

    menjadi media propaganda yang menentang pemerintah

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    32/188

    21

    kolonial. Dalam tulisan-tulisannya Misbach sangat terbuka

    dan tidakpedulidengan siapapun.Melalui artikel diMedan

    Moeslimin atau Islam Bergerak, Misbach menyerang siapasaja yang berdamai dengan pemerintah kolonial, antipolitik

    danantipemogokan,bahkanterhadapgolonganIslamsendiri.

    Misbachpernahmembuatkartundi IslamBergerakedisi20

    April1919,yangtidakdisangsikanlagipenuhdengankritikan

    terhadap pemerintah dan kalangan ningrat seperti Residen

    Surakarta serta Paku Buwono X, yang dianggap lebih

    membela Belanda ketimbang para kawula. PemerintahKolonialyangmerasakhawatirakhirnyamenangkapMisbach

    pada7Mei1919.KarikaturnyayangmemuattulisanJangan

    takut, Jangan Khawatir, dianggap dapat memprovokasi

    timbulnyakesadarandankeberanianpetaniuntukmogok.

    Dalampandangannya,KomunismealaMarxissejalandengan

    Islam yang juga antipenindasan. Bagi Misbach sosok Marx

    adalah pejuang yang membela rakyat miskin dari bahaya

    kapitalisme yang bahkan telahmerusak sendi-sendi agama,

    sehingga kapitalisme harus dilawan dengan historis

    materialismealaMarx.Sebagaiorangyangbelajaragamadan

    aktifdipergerakan,Misbachmelihatlembaga-lembagaIslam

    yang ada tidak memperjuangkan kepentingan umat yang

    rata-rata adalah golongan miskin. Sehingga ketika CSI

    mengalamiperpecahan,MisbachberadadibarisanSImerah.

    Semangat jaman yang penuh perlawanan tersebut jugaterlihatdikalanganpelajarNusantaradiEropa.Seusaiperang

    dunia pertama 1918, pelajar dan mahasiswa Nusantara di

    Belanda yang berhimpun di organisasi Indische Vereeniging

    semakin banyak. Mereka datang dengan bayangan

    kemenangan Bolshevik atas kekuasan Tsar, sehingga

    perasaan nasionalisme, antikolonialisme, serta

    antiimperialisme di kalangan mereka semakin menonjol.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    33/188

    22

    Kemudian pada 1922, Indische Vereeniging lebih diperkuat

    lagi dengan masuknya mahasiswa yang baru tiba dari

    Nusantara, seperti Subarjo Djojoadisurjo, IwaKusumasumantri,MuhammadHatta,AliSastroamidjojo,dan

    Sunaryo.

    Mereka juga yang kemudian membuat Indische Veriniging

    menjadi lebih progresif dan memiliki tujuan politik ke arah

    Indonesia Merdeka, dan merubah nama menjadi

    Indonensische Veriniging, yang kemudian kembali berubah

    menjadi Perhimpunan Indonesia. Dengan demikian,Perhimpunan Indonesia semakin tegas bergerak di bidang

    politik.AsasperhimpunanIndonesiaadalahmengusahakan

    suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung

    jawab hanya kepada rakyat Indonesia, dan hal ini hanya

    dapat dicapai oleh bangsa Indonesia, tidak dengan

    pertolongan apapun. Ide-ide perjuangan Perhimpunan

    IndonesiatidakhanyaberhentisampaidiBelanda,melainkan

    juga disebarluaskan di Nusantara melalui mereka yangkembalisetelahmenyelesaikanstudinya.

    TransformasiSIMerah

    Melalui aktivitas Semaoen dan SI merah yang kemudian

    menjadi Sjarekat Rajat ajaran-ajaran Marxisme meluas di

    Indonesia, terutama di kalangan buruh. Aktivitas yang

    terinspirasi pandangan Snevlieet ini, sejalan dengan

    pemikirandariLeonTrotsky.Sepertiyangdituangkandalam

    karyanyaProgramTransisional,bahwarevolusisosialishanya

    bisaberjalanjikamelibatkankaumburuhyangperjuangannya

    dilakukan setiap saat, untuk memperbaiki nasib di bawah

    tekanan kapitalisme. Pengalaman buruh berhimpun dan

    berorganisasidalamperjuanganinilahyangdianggappenting

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    34/188

    23

    bagi perlawanan terhadap kapitalisme. Para pelopor

    perjuangan tidak bisa hanya menjadi penceramah yang

    berjarak denganmassaburuh,melainkanharus ikut terlibatdidalamnyadanberjuangbersama.

    Dalam konteks inilah pada 1920, Semaoen dan Darsono

    mempelopori berdirinya PKI (Partai Komunis Indonesia) di

    Semarang sebagai lanjutan dari SI Merah. PKI juga meniru

    langkahRevolusiBolshevikdenganmelakukanmogokmassal

    pada 1926. Mogok massal tersebut memicu perlawanan

    terhadap pemerintahan kolonial yang dimulai pada 12November1926di Jakartadan Banten, kemudian disusul di

    Priangan,Surakarta,Banyumas,Pekalongan,KedudanKediri.

    Selanjutnya pada 1 Januari 1927 perlawanan berlanjut di

    Sumatera Barat. Perlawanan ini diikuti oleh massa rakyat

    Nusantara secara luas. Perlawanan ini seketika ditanggapi

    Pemerintah Hindia Belanda dengan tindakan tegas untuk

    menumpas. Akibatnya,mayoritas pimpinan PKI yang ada di

    NusantaraditangkapdandimasukkankekampkonsentrasidiDigul, Papua bersama dengan 823 anggota PKI, sementara

    sekitar 13 ribu anggotaPKI lainnya diasingkan. Dan dengan

    demikian satu babakan baru dari sejarah Indonesia juga

    dimulai.

    Kegagalan PKI membuat pergerakan nasional di Nusantara

    semakin dibatasi, dan semua kegiatan yang menuju pada

    perlawanan terhadap kekuasaan kolonial diberangus tanpa

    ampun. Baru kemudian pada 4 Juli 1927 diadakan rapat

    mengenai pendirian PNI (Perserikatan Nasional Indonesia)

    yang dihadiri oleh Bung Karno, Tjipto Mangunkusumo,

    Soedjadi,IskaqTjokrohadisurjo,BudiartodanSunario,karena

    dianggap perlunya sebuah wadah baru bagi pergerakan

    nasional Indonesia. Disepakati, PNI bekerja untuk

    kemerdekaan Indonesia yang dapat dicapai dengan asas

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    35/188

    24

    percaya pada diri sendiri artinya memperbaiki keadaan

    politik, ekonomidansosial.Hal ini dicapai dengankekuatan

    dan kebiasaan sendiri, antara lain dengan mendirikansekolah,poliklinik,banknasional,koperasidanlain-lain.

    Kongres PNI pertama yang diadakan di Surabaya bertujuan

    untukmengesahkananggarandasar,asasdanrencanakerja,

    serta menetapkan Bung Karno sebagai ketua dan Sartono

    sebagai bendahara. Melihat perkembangannya yang sangat

    cepat, pemerintah kolonial mulai merasa khawatir dengan

    PNI.PropagandadariPNIsecaratidaklangsungtelahmenjadiancaman serius bagi pemerintah sehingga harus diambil

    tindakantegas.Disaatyangsama,beredardesas-desusyang

    kemungkinan dihembuskan oleh agen pemerintah sendiri

    bahwa PNI akan melakukan perlawanan. Maka pemerintah

    Belandamelakukanpenangkapanatas BungKarno,R.Gatot

    Mangkoepraja, Maskoen Soemadiredja dan Soepriadinata,

    ketika sedang menghadiri konferensi pembentukkan

    IndonesiaMudadiYogyakartapada29Desember1929.

    Berdasarkan keputusan Landraad Belanda di Bandung yang

    diambil pada tanggal 18 Agustus 1930, empat orang

    pemimpin PNI tersebut dimasukkan ke dalam penjara

    Sukamiskin di Bandung. Keputusan ini kemudian diperkuat

    oleh Raad van Justitie di Batavia yang mengukuhkan

    keputusanLandraadBandungtersebut.Menyikapikeputusan

    RaadVanJustitie,PNIkemudiandibubarkanolehanggotanya

    dan didirikanlah Partai Indonesia atau Partindo. Sayangnya

    keputusaninitidakmendapatpersetujuandarisemuatokoh

    PNI, bahkan mengalami pertentangan yang berujung

    perpecahan.SoedjadiMoerad,Bondan,SoekartodanTeguh,

    dengan tegasmenolak pendirian Partindo dan menginisiasi

    munculnyaGolonganMerdeka.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    36/188

    25

    Bung Hatta yang telah keluar dari Perhimpunan Indonesia

    menyayangkan pembubaran PNI yang ia anggap sebagai

    tindakan yang melemahkan pergerakan rakyat. AkhirnyaBungHattameminta agar Sjahrir pulang ke tanahair untuk

    membantuGolonganMerdeka. BungHattamemintaSjahrir

    pulangterlebihdahulu,karenamasapendidikanSjahrirmasih

    panjang, sedangkan Bung Hatta sudah diakhir masa

    pendidikannya.Hinggapadatanggal2527Desember1931

    sebuah konferensi diadakan di Yogyakarta untuk

    merampungkan penyatuan golongan-golongan Merdeka.

    Kelompok tersebut kemudian diberi nama PendidikanNasional Indonesia, atau yang dikenal sebagai PNI Baru,

    dengan Soekemi sebagai ketuanya dan Sjahrir sebagai

    pemimpincabangJakarta.

    Padamasainilahbanyakkader-kadermudaperjuanganyang

    kemudianbergabungdenganPNIbaruatauPartindo.Seperti

    Djohan Sjahroezah. Ketika dunia pergerakan Nusantara

    mengalami perpecahan dengan dibubarkannya PNI, Djohanmasih terdaftar sebagaipelajardi AMSAdi Batavia.Djohan

    muda kerap mengikuti kursus-kursus yang diadakan oleh

    GolonganMerdeka. Selain itu Djohanmuda jugadekatdan

    belajarkepadaH.AgusSalimyangkelakmenjadimertuanya.

    Ketika Sjahrir diangkat sebagai pengurus PNI Baru cabang

    Jakarta, Djohan diangkat sebagai sekretaris cabangnya.

    Kedekatannya dengan kegiatan politik, membuat Djohan

    berencanamenempuhstudihukumdiRHSBatavia.

    Djohantumbuhdalamsemangat jamanyangkhusus.Seperti

    diceritakan sebelumnya, angin dari Eropa Timur berhembus

    kencang sampai ke seluruh penjuru dunia dan Nusantara.

    Setiap dari kaum intelektual yang berpikir progresif,

    mengidamkan pemikiran-pemikiranMarxis dan turunannya,

    yang membangkitkan semangat perlawanan dan membuka

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    37/188

    26

    kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya hanya dapat

    diangankan. Setiap pemikiran kiri yang muncul di media

    atauliteraturlainnya,disantapolehDjohansepertilayaknyapikiranyangkelaparanakanide-iderevolusioner.Darimulai

    MarxdanEngels,sampaipemikirEropaBaratsepertiEduard

    Bernstein dan Antonio Gramsci, atau yang kontroversial

    seperti Trotsky, semua dicerna oleh Djohan dan menjadi

    acuan berpikirnya dalam berjuang. Jiwa revolusionernya

    sepertimendapatpenyaluranyangseluasnyadalamgagasan-

    gagasan sosialisme yang mewarnai jaman tersebut dengan

    pekatnya.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    38/188

    27

    BABII

    MembangunGerakanBawahTanah

    Djohan Sjahroezah lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan

    pada 1912. Meskipun lahir di Sumatera Selatan, Djohan

    sebenarnyamemiliki darahMinangkabau.Dalampercaturan

    perjuangan bangsa, banyak tokoh penting yang kemudian

    terlahirdariklikMinangkabau.Darigolongantua,namaH.

    AgusSalimmunculmenjadimotorpergerakanpadaera1920-

    an. Dalam perjalanan hidupnya, H. Agus Salim sempat

    menjadi Menteri Luar Negeri pada masa kabinet AmirSjarifuddin. Minangkabau juga melahirkan tokoh radikal

    seperti Tan Malaka. Sosoknya tidak hanya dikenal karena

    kiprahnyadalammembangungolongankiriIndonesiatentu

    yangmenarik adalah kisah pelariannya selama 20 tahun ke

    berbagai negaratapi juga tulisan-tulisannya yang banyak

    menginspirasi golongan muda baik dari kalangan komunis

    maupun nasionalis. Pada generasi yang lebih muda, Bung

    Hatta yang merupakan tokoh proklamasi sekaligus tandem

    ideal Bung Karno juga muncul dari klik Minangkabau ini.

    Selain dua tokohdi atas, sosok Sutan Sjahrir tentu tak bisa

    dipinggirkan. Pengaruhnya merentang jauh sejak menjadi

    pengurus Perhimpunan Indonesiaorganisasi mahasiswa

    Indonesia di Belanda yang didirikan pada 1908bersama

    Bung Hatta, membangun jaringan bawah tanah pada masa

    pendudukan Jepang, hingga mengambil posisi sebagai

    Perdana Menteri pertama pasca Proklamasi. Dalam iklim

    Minangkabauyangeratdenganperjuanganpergerakaninilah

    Djohandilahirkan.

    Meski hanya lebih muda tiga tahun dari Sjahrir, Djohan

    merupakan keponakan Sjahrir. Ibu Djohan yang bernama

    Radena adalah kakak tiri Sjahrir dari lain ibu. Ayah Djohan

    sendiri merupakan seorang pegawai di perusahaan minyak

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    39/188

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    40/188

    29

    dapatmengikutirapat,Djohanyangsaatitubaruberusia15

    tahun menyamar dengan memakai celana panjang longgar

    sehinggasuksesmengikutirapattersebut.

    Sejak mengikuti kegiatan tersebut, minat Djohan untuk

    mengikutiperkembanganperjuangansemakinbesar.Djohan

    sangatrajinmenghadiriberbagaiceramah,diskusi,kelompok

    studi, debat dan tentu saja rajin membaca buku. Dengan

    demikian, semangat perlawanan Djohan semakin terasah.

    Padapertengahan1928,DjohanbersamaKweeThiamHong

    sempat mendirikan Jong Asia. Peristiwa ini terjadi sebelumDjohan pindah ke Palembang untuk meneruskan kelas tiga

    MULO. Saat ituDjohanmemintaKweeTiamHong,Muhidin

    dan Achmad Mochtar untuk memimpin Jong Asia cabang

    Jakarta. Sementara ia sendiri akan mendirikan cabang

    Palembang. Jong Asia memang tidak berumur panjang.

    Namun organisasi ini sempatmengadakan Kongres Pemuda

    AsiadiHotelMerdeka,Yogyakartapada6Oktober1946.

    Pada masa-masa itu, tidak banyak tokoh-tokoh muda yang

    memilih jalurnonkoperasi terhadap Belanda.Djohanadalah

    salah satunya. Pasca dijatuhkannya vonis terhadap empat

    pimpinan PNI,perpecahanmunculdiantara kader-kadernya.

    Sartonodankawan-kawanmemilihuntukmendirikanPartai

    Indonesia (Partindo). Sementara golongan SoerjadiMoerad

    memilih untuk mendirikan kelompok diskusi Golongan

    Merdeka.

    Selepas lulus dari AMS, Djohan Sjahroezah juga sempat

    melanjutkan pendidikannya di RHS untuk mengambil gelar

    meester yangmerupakangelar sarjanahukum saat itu.RHS

    merupakansekolahhukumbergengsiyangdibukapada1912.

    RHS telah berhasil menelurkan tokoh-tokoh penting seperti

    Wilopo, Mohamad Roem, Sjafroeddin Prawiranegara, Anak

    AgungGedeAgungdanlain-lain.Sayangnya,keterlibatannya

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    41/188

    30

    dalam pergerakan menentang Belanda saat itu memaksa

    Djohanmengorbankan kuliahnya. Pada saat Djohan berusia

    20-an itulah, ia mulai terjun pada aktivitas pergerakannasional.Selainaktifdalamkegiatandiskusi-diskusibersama

    GolonganMerdeka,DjohanjugaterlibatpadasaatGolongan

    MerdekaberubahmenjadiPNIBaru.

    DjohanmudabanyakbelajardariPNIBaruini.Sebagaipartai

    kader yang mengedepankan pendidikan politis bagi para

    kadernya, Djohan ditempa agar menjadi pemuda progresif

    revolusioner. Meski turut aktif dalam dunia politik, Djohantidak melupakan pendidikannya. Pada masa itulah ia

    menjalani aktivitasnya diPNI Baru sekaligus studi hukum di

    RHS Batavia. Bibit-bibit sosialisme yang dibawa Hatta dan

    Sjahrir darinegeriBelandasangat kental terasadiPNIBaru.

    Organisasi ini bersifat kritis terhadap pemerintah kolonial

    sehinggapergerakannyasangatdipantau.DjohanSjahroezah

    saat itu merupakan salah satu kader PNI Baru yang cukup

    militan. Bersama Bung Hatta dan Maroeto, Djohan secararutinmengadakankursus-kursuspolitikbagipemuda-pemuda

    yang berusia dibawahnya. Peserta-peserta kursus tersebut

    kemudiantersebardisegenappenjurubaikdalamorganisasi-

    organisasi perlawanan, maupun dalam organisasi-organisasi

    yang koperatif dengan kolonial. Dalam kursus-kursus

    tersebut, Djohan membagikan apa yang telah dibacanya

    mengenaiideologiatauilmu-ilmukenegaraan.Materi-materi

    yang disiapkan dengan cara cetak stensil, disusunnyaberdasarkanapayangpernahdibacanya,maupundidapatnya

    darikursus-kursusyangpernahdiikutinya.

    Militansinya menemui ujian pada saat impian Djohan

    Sjahroezahuntukmeraih gelarmeester harus pupus saat ia

    dipenjarapada1933.SebagaikaderPNIBaru,Djohansering

    menulis diDaulat Rajat yangmerupakanmedia kampanye

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    42/188

    31

    PNI Baru. Sikap kritis dipadu dengan sisi intelektual yang

    menonjol membuat tulisan-tulisan Djohan sering membuat

    gerah pemerintah kolonial. Selain aktif di PNI Baru,Djohanjuga merupakan anggota dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar

    Indonesia (PPPI) yang saat itu dipimpin oleh Wilopo. Oleh

    karenaitu,Djohanjugacukupaktifmenulisdi IndonesiaRaja

    yangmemangmenjadicorongorganisasiPPPI.

    Salah satu artikelnya yang cukup pedas adalah saat ia

    mengecam keras setiap bentuk kerjasama dengan

    pemerintah kolonial. Atas dasar artikelnya tersebut, Djohanpun ditangkap oleh serdadu Belanda dari batalion 10. Saat

    itu, Djohan dan beberapa kawannya baru saja pulang dari

    rumah Bung Hatta di Jalan Oranje Boulevard yang saat ini

    menjadi Jalan Diponegoro. Hakim yang menyidang Djohan,

    pada awalnya adalah Mr. Dr. Koesoema Atmadja yang

    kemudiandigantikanolehMr.Kiveron.HakimBelandainilah

    yang kemudian menjatuhkan vonis satu setengah tahun

    penjara kepada Djohan Sjahroezah. Sebelum akhirnyadipindahkankepenjaraSukamiskinBandung,Djohansempat

    ditahan di penjara Struyswijkstraat yang sekarang disebut

    penjaraSalemba.

    Penahananinisempatmembuatberangsangayah.Meskipun

    dikenalsebagaipengamatpolitikdalamdanluarnegeri,sang

    ayah menganggap dipenjarakannya Djohan Sjahroezah

    sebagaiaibbagikeluarga.Reaksiyangberbedajustrutampak

    padasangibu,Radena,yangterlihatsemakinradikaldengan

    dipenjarakannya Djohan. Atas campur tangan dari H. Agus

    Salim,Djohanakhirnyabisadikeluarkandaripenjara.H.Agus

    Salim saat itu meminta bantuan dari Abdulkadir

    WidjojoatmodjoyangmerupakanorangkeduasetelahLetnan

    GubernurJenderalH.J.vanMook.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    43/188

    32

    Satu cerita unik saat Djohan berada dalam penjara, adalah

    kedatanganProfessorScheffer,seoranggurubesardariRHS

    ke penjara untuk menguji Djohan Sjahroezah. Meskipunsebagai tahanan,Djohanberhasilmelewatiujian ini dengan

    sempurna. SebenarnyaDjohanmasih diberikan kesempatan

    untukmeneruskanstudihukumnyadiRHS.Saatdibebaskan

    padaawal1935,olehpihakkolonialDjohandisodorkansurat

    perjanjian untuk tidak lagi terlibat dalam semua kegiatan

    pergerakan. Tanpa memperdulikan nasib pendidikannya,

    Djohan justrumenolakmenandatangani perjanjian tersebut

    sehingga iatidakdiperkenankanuntukmelanjutkanstudinyadiRHS.

    Satu setengah tahun di penjara Sukamiskin rupanya tidak

    membuatDjohan Sjahroezah kapok berjuang. Setelah gagal

    menyelesaikanstudihukumdiRHS,Djohanmemilihbergelut

    pada ranah jurnalistik. Ranah yang pernah membuatnya

    diciduk pemerintah kolonial. Saat itu, Djohan bekerja pada

    Kantor Berita dan Biro Iklan Arta. Kantor berita ini dimilikioleh seorang Belanda bernama Samuel de Heer yang

    mempersiapkan tulisan-tulisan feature untuk kemudian

    dikirim ke Belanda. Kurang lebih setahun Djohan

    berkecimpung membantu Samuel de Heer di Kantor Berita

    ini.

    Saat bekerja di kantor berita Arta, Djohan memainkan

    perannya sebagai penghubung para pejuang di seluruh

    Nusantara. Sebagai pegawai di kantor berita milik orang

    Belanda, surat-surat atas nama Djohan Sjahroezah tidak

    disensor oleh pemerintah kolonial. Oleh karena itu, banyak

    tokoh-tokohgerakanbawahtanahyangmemanfaatkannama

    DjohanSjahroezahuntuksalingberkorespondensisatusama

    lain.DenganmemakainamaDjohaninilahsurat-suratmereka

    tidak disensor. Termasuk surat-surat dari kelompok-

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    44/188

    33

    kelompokpergerakan yang ditujukan kepada BungKarno di

    pembuangannyadiBengkulu.

    Menurut catatan Rudolf Mrazek, pada pertengahan 1936

    Djohan juga sempat menjadi editor jurnal baru Ilmoe dan

    Masjarakat yang memuat tulisan dari Hatta, Sjahrir dan H.

    Agus Salim. Jurnal ini pada dasarnyamerupakan kelanjutan

    dari jurnal Masjarakat yang dibangun oleh T.A. Moerad.

    Uniknya tiga tahun kemudian jurnal Ilmoe dan Masjarakat

    diambil alih penerbit Negara, yang menurut Adam Malik,

    merupakanpenerbitanmilikPartaiRepublikIndonesia(PARI)pimpinanTanMalaka.

    BerbekalpengalamandiArtainilahDjohanmelakukansebuah

    terobosan dalam dunia jurnalistik di Nusantara. Bersama

    AdamMalik,MaroetoNitimihardjodanPanduKartawiguna,

    DjohanmendirikanKantorBeritaANTARApada13Desember

    1937 yang berkantor di Kebon Jahe Tanah Abang. Secara

    konsisten, ANTARA saat itu menjadi corong pemberi

    informasi bagi rakyat Hindia Belanda. Dengan demikian,

    bolehdibilangDjohanSjahroezahjugamerupakansalahsatu

    peletakdasarpersIndonesia.

    MengorganisirKaumBuruh

    PerubahanhidupDjohanSjahroezahterjadisaatiamenikahi

    Violet Hanifah, anak ketiga dari H. Agus Salim pada 1937.Sebagai kepala keluarga, Djohan dituntut untuk memenuhi

    kebutuhansehari-haribagirumahtangganya.Aktivitasnyadi

    bidangjurnalistikditinggalkanuntukkemudianbekerjapada

    perusahaan minyak Shell di Tarakan Kalimantan Timur. Di

    perusahaan minyak inilah Djohan mulai terlibat dalam

    aktivitas bawah tanah. Bersama buruh-buruh lainnya, ia

    mencobamendirikanserikatburuh.Konsekuensinya,Djohan

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    45/188

    34

    pun dipecat dari pekerjaannya tak lama setelah ia mulai

    bekerja.

    Peristiwa ini membuat Djohan lebih berhati-hati dalam

    berjuang. Pengalamannya dipenjara akibat tulisannya pada

    1933 serta pemecatannya saat berusaha menghimpun

    kekuatan buruh membuat nama Djohan Sjahroezah cukup

    burukdimatapemerintahkolonial.Halinilahyangkemudian

    memaksaDjohanbergerakdibawahtanah.Untukmembiayai

    kehidupanya, Djohan mengandalkan sokongan dana dari

    adiknya, yang bekerja di Nieuw Guinea PetroleumMaatschapijmilikBelanda.

    Sementara itu, perubahan politik secara nasional terjadi di

    Nusantara. Pasukan Jepang dari Asia Timur yang masuk

    gelanggangPerangDuniaIIturutmengincarHindiaBelanda.

    Hanyadalamwaktusingkat,kolonialismeBelandayangsudah

    ratusantahunberkuasa diNusantara tumbangoleh fasisme

    Jepang.Perubahaninitakayalcukupberpengaruhbagipola

    gerakan kaum bawah tanah. Kantor berita ANTARA yang

    dirintisolehDjohanSjahroezahdanAdamMalikpunakhirnya

    dikuasai Jepang pada 1943. Begitu puladengan perusahaan

    minyakShellyangjugadikuasaiJepang.

    Perubahan ini juga dimanfaatkan oleh Djohan Sjahroezah.

    Saat itu, salah seorang anggota PNI Baru yang bernama

    Soedjono bekerja sebagai kepala bagian personalia pada

    cabangShelldiSurabayayangbernama BataafsePetroleumMaatschappij(BPM).AtascampurtangandariHatta,Djohan

    punmemasuki dunia kerja di Surabaya dengan misi utama

    mendirikan kerangka organisasi bagi anggota-anggota PNI

    Baru yang berdomisili sampai di Cirebon, Priangan dan

    Yogyakarta.DiSurabayaini,Djohanbergerakdengansangat

    hati-hati. Ia menyadari antisipasi Jepang terhadap kegiatan

    yang dianggap sabotase dan aktivitas gerilya buruh bisa

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    46/188

    35

    berdampakburukbagipergerakanpolitiksaatitu.Bermodal

    eksperimennya di Tarakan, Djohan mulai dekat dengan

    kalangan buruh minyak di Cepu dan Wonokromo, JawaTimur.

    Salah satu keberhasilan Djohan dalam menginfiltrasi kaum

    buruh minyak adalah saat ia berhasil mendistribusikan

    minyak-minyak ke kalangan pribumi. Sebelumnya, minyak-

    minyakiniselaludigunakanhanyauntukkepentinganJepang.

    Tak hanyamembangun jaringan di kalangan buruh, Djohan

    juga dikenal dekat dengan Darmawan Mangunkusumo danRuslan AbdulGani dari KomiteAngkatanMudadi Surabaya

    sertaPKIbawahtanahyangdigerakkanolehAmirSjarifuddin.

    Djohan juga mengadakan kontak dengan Sukarni dari

    kelompok Menteng 31 di Jakarta. Di Surabaya, Djohan

    Sjahroezah dan orang-orang di sekitarnya dikenal dengan

    sebutanKelompokDjohanSjahroezah.

    JejaringRevolusioner

    Fenomena kemunculan kelompok studi Asrama Angkatan

    Barumemang cukupmenarik untuk dibahas. DiBatavia era

    itu, asrama-asrama tidak hanya menjadi tempat menginap

    para mahasiswa dari luar Jakarta, tapi sekaligus sebagai

    pusat-pusat studi.Benedict Andersonmengindentifikasi tiga

    asrama yang pada masa itu cukup progresif menggelar

    kelompok-kelompok diskusi. Pertama, asrama mahasiswa

    kedokteran di Prapatan 10. Kedua, Asrama Indonesia

    Merdeka di Jalan Bungur Besar yang didirikan oleh

    Laksamana Maeda. Ketiga, Asrama Angkatan Baru di

    Menteng 31. Asrama-asrama ini menjadi ajang bagi para

    intelektual muda untuk saling belajar dan memupuk

    nasionalisme. Tokoh-tokoh muda seperti Soekarni, Wikana

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    47/188

    36

    maupun Chaerul Saleh lahir dari kelompok intelektual ini.

    Dengan demikian, langkah Djohan Sjahroezah yang terus

    menjalin hubungan dengan Asrama Angkatan Baru turutberpengaruh terhadap proses perkembangan intelektual

    pemudaprogresifrevolusioner.

    Hubungan antara Djohan Sjahroezah dan para pemuda

    revolusioner Jakarta ini digambarkan oleh Des Alwi dalam

    bukunya Pertempuran Surabaya November 1945 dengan

    singkat namun jelas. Menurut Des Alwi, Soekarni sering

    mengunjungi AsramaMaspati di Surabaya yangmerupakantempat berkumpulnya kelompok Djohan Sjahroezah.

    KedekatanSoekarnidenganSjahrirdanHattaturutmembuat

    hubungannyadenganDjohan cukup intens. Selain Soekarni,

    terdapatjugabeberapapemudadariberbagaidaerahseperti

    M.L. Tobing dari Bandung, Dimjati dari Solo, Dayino dari

    Yogyakartadanlain-lainnya.

    Dalammembangunjaringannya,Djohantidakmengutamakan

    taktissemata,sepertiumumnyapergerakanpadasaatitu. Ia

    mengutamakan aspek politis jangka panjang untuk masa

    depan.Dengandemikian,bisadikatakanDjohanmembangun

    pondasi bagi organisasi-organisasi gerakan bawah tanah.

    Karena aktivitasnya, Djohan Sjahroezah dikenal luas di

    kalangangerakanNusantara kala itu. Kedekatannya dengan

    berbagai kelompok membuat Djohan mendapat posisi

    khusus, baik di kalangan komunis maupun kalangan

    nasionalis. Perananpenting yangdimainkannya ini tak lepas

    daripengetahuanyangluastentangteorirevolusi.

    Djohan Sjahroezah dikenal sebagai salah satu dari sedikit

    orangpadasaatitu,yangmenguasaikonsepMarxis.Djohan

    sering berfungsi sebagai doktriner, ideolog sekaligus ahli

    strategidansiasatrevolusi,yangmembuatnyamenjadimitra

    yang saling melengkapi bagi Sjahrir. Dalam pergerakannya,

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    48/188

    37

    Djohan Sjahroezah memilih jalur nonkoperasi, yang

    menimbulkan konsekuensi bagi Djohan dan kawan-kawan

    untuk bergerak di bawah tanah. Aktivitas-aktivitas yangdibangun oleh kelompok Djohan Sjahroezah ini berdampak

    secara tidak langsung terhadap munculnya semangat

    perlawanandi kalangan pemuda saat itu. Saat tokoh-tokoh

    pergerakannonkoperasidiasingkankePulauBuru,organisasi-

    organisasi pergerakan banyak yang kemudian seperti ayam

    kehilanganinduk.Dalamtekananyangsangatketatdaripihak

    Jepang, kelompok Djohan Sjahroezah menjadi sokongan

    penting bagi aktivitas pergerakan di dalam organisasi-organisasipadamasa-masagentingtersebut.

    Terdapattigakelompokpergerakanbawahtanahyangsecara

    aktif menentang fasisme Jepang. Mereka adalah kelompok

    Sjahrir,kelompokmahasiswadankelompokAmirSjarifuddin.

    Meskipun menjadi bagian dari kelompok Sjahrir, kelompok

    yang dibangun Djohan Sjahroezah sebenarnya memiliki

    karakter tersendiri. Peranan yang dimainkan kelompokDjohanSjahroezah,diilustrasikandengansingkatnamunjelas

    oleh J.D. Legge dalam bukunya Kaum Intelektual dan

    PerjuanganKemerdekaan-PerananKelompokSjahrir:

    Djohan Sjahroezah merupakan tokoh yang kurang sekali

    mendapat perhatian dari para penelaah nasionalisme

    Indonesia. Di dalam kelompok PNI (Merdeka) dan kelak di

    masapendudukanJepangdanrevolusi,iamerupakantokoh

    yang sama pentingnya dengan Sjahrir. Sebenarnya, orangdapatberbicara tentang kelompokDjohanSjahroezah yang

    khas dan tersendiri, yang sedikit banyak dibentuk secara

    mandiri olehnya, walaupun bersilangan dengan kelompok

    yangmengitariSjahrirdiBataviadanbertumpangtindihdari

    segi keanggotaannya. Anggota kelompok Sjahroezah

    mungkin Iebih beragam dibandingkan dengan anggota-

    anggotakelompokSjahrir,dandalambeberapahalkelompok

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    49/188

    38

    inidapatdipandangsebagaisebuahorganisasibawahtanah

    yanglebihefektif.

    Meski memegang peranan yang cukup menonjol terutama

    padaerakekuasaanJepang,namaDjohanSjahroezahkurang

    familiar dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Gerakannya

    yang bersifat klandestin membuat aktivitas Djohan tidak

    cukup banyak disinggung dalam narasi sejarah.Namun, tak

    dapat dipungkiri saat tokoh-tokoh nasionalis semisal Bung

    KarnodanBungHattadianggapsebagaikolaboratorJepang,

    aktivis bawah tanah seperti Djohan lah yangmenjadi aktorutamapergerakannasionaleraJepangberkuasa.

    Kedekatannya dengan berbagai kalangan membuat Djohan

    berperan sebagai simpul organisasi-organisasi dari berbagai

    daerah. Penting untuk dicatat, pada masa itu janji-janji

    Jepang yang mengaku Saudara Tua cukup untuk membuat

    rakyat Indonesia terbuai. Orang-orang seperti Djohan lah

    yang mempertahankan kesadaran rakyat untuk terus

    memperjuangkan kemerdekaan. Peran Djohan sebagai

    pengaturgerakan-gerakanbawahtanahyangterpecah-pecah

    ini disebut oleh George McTurnan Kahin dari Cornell

    University dalam bukunya Nasionalisme dan Revolusi di

    Indonesia:

    Di samping itu, perlu disebutkan juga pribadi yang

    mengagumkan, Djohan Sjahroezah, seorang Minangkabau

    yangberlatarbelakangpendidikancukupdanberusiasekitar30 tahun. Sambil bekerja sebagai sekretaris Hatta, pada

    tahun 1942-1943 ia mengatur hubungan dengan keempat

    organisasibawahtanahlainyadanmenjadiperantarautama

    dalam hubungan mereka. Djohan punya hubungan yang

    istimewadengangerakanbawahtanahSjahrir,danmenurut

    Adam Malik, pernah bersama-sama Sukarni memegang

    kelompoktersebut.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    50/188

    39

    Untukmemantapkan jaringannya guna mendukung gerakan

    pemudadiluarJakarta,Djohanbanyakmendelegasikandan

    berkolaborasi dengan tokoh-tokoh muda. Di Makasarmisalnya, ia menugaskan Andi Zainal Abidin untuk

    membangun gerakan pemuda di sana. Sementara di

    Semarang,iapercayakanpadaM.L.Tobinguntukmemonitor

    jawatanTelekomunikasi.Jugadidaerah-daerahlainsepertidi

    Garut, Cirebon, Malang, Dampit, Denpasar, dan daerah

    lainnya.DjohanjugadekatdengansosokTanMalaka,seperti

    terlihat ketika pada hari-hari awal November 1945, Tan

    Malaka berada di Surabaya atas ajakan dari DjohanSjahroezah.WalaupunkemudianDjohanmenugaskankepada

    Des Alwi untuk memindahkan TanMalaka ke tempat yang

    lebihamansaatSurabayaberkobar.

    MarxisyangBukanKomunis

    Djohan dekat dengan kalangan komunis, sosialis dannasionalis sekaligus. Meskipun di kemudian hari ia identik

    dengan kalangan sosialis, Djohan merupakan pribadi unik

    karena secara pemikiran ia menguasai teori-teori Marxis,

    sehingga banyak bersinggungan dengan gerakan buruh dan

    kaum komunis. Dalam konteks acuan berpikir dan analisa,

    Djohan Sjahroezah adalah seorang Marxis. Namun ia tidak

    terjebakpada komunismeyang selama inidianggap sebagai

    anak tunggal dari Marxisme itu sendiri, walau menurutpandangannya, Marxis memang pisau analisis yang tajam

    untukmembedahborokkapitalisme.

    Dalam tulisannya yang berjudul Sosialisme Kerakyatan dan

    Komunisme, Djohan membedakan antara sosialisme dan

    komunismemeskiterlahirdarirahimyangsama,ajaranKarl

    Marx dan Engels. Ia percaya sepenuhnya pada ajaranMarx

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    51/188

    40

    dan Engels bahwa sosialisme bertujuan untuk mencapai

    tatanan masyarakat baru dimana tidak terdapat lagi

    penindasan dan penghisapan satu sama lain. Sehinggamanusia bisa hidup dengan sejahtera demi kemajuan

    masyarakat. Hanya saja, Djohan tergolong orang yang

    menganggap jalan untuk menuju cita-cita sosialisme bisa

    ditempuh dengan berbagai cara. Dan ia memilih jalan

    sosialisme kerakyatan yang diyakininya sebagai solusi atas

    penghisapandanpenindasanmasyarakatIndonesia.

    Diakhirtulisannya,DjohanSjahroezahmenyatakan:Kalau kita kembali pada cita-cita Marx Engels dimana

    manusia, persamaan dan hubungan antara manusia,

    penghapus penindasan dan segala kekuasaan golongan

    menjadiintidaripadaajarannya,makasegalasesuatunyaitu

    tidak bertemu di dalam pemerintahan diktaktor kaum

    proletar yang hampir 2 angkatan (generasi ) manusia

    menguasaisegalahidupdankehidupanmanusiaSovietRusia

    itu. Menurut ajaran Marx Engels sendiri, tidak cuma satu

    jalan yang menuju sosialisme dan pasti tidak cuma kaum

    bolsjevik itu, yang juga sudah di akui oleh pemimpin-

    pemimpinMoskowbaru-baruini.

    Dalammembangunideologisosialismekerakyatan,pemikiran

    Djohan banyak dipengaruhi oleh pemikiran revisionisme

    EduardBernstein,tokohpentingyangmerevisiajaran-ajaran

    Karl Marx pada saat Internasional II. Pada perkembangan

    selanjutnya, kaum Marxis terpecah menjadi golongan

    Komunis dibawah komando Partai Komunis Rusia, serta

    golongan Sosial-Demokrat Eduard Berstein yang banyak

    berkembang di Eropa Barat. Kemenangan kaum Sosial

    Demokrat pada pemilu di Eropa semakin meneguhkan

    keyakinan bahwa sosialisme bisa ditempuh dengan jalan

    demokratis dan parlementer. Meskipun hampir di semua

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    52/188

    41

    tempat di dunia, kaum sosial-demokrat selalubertentangan

    dengankaumkomunis,Djohanjustrutidakdemikian.Dengan

    pemahaman Marxisme-nya, Djohan dapat memahami arahpergerakan kaum komunis. Meskipun secara pribadi ia

    mengecampolainternasionalismealaMoskow,Djohantetap

    berkolaborasi baik secara perjuangan maupun secara

    personaldengankelompokkomunis.

    Selain terpengaruh pada pemikiran Bernstein, Djohan juga

    terinspirasi dari sosok LeonTrotsky, yangmerupakan lawan

    politik dari Stalin. Trotsky mengkritik habis birokrasi UniSoviet ala Stalin yang dianggap sangat bobrok. Trotsky

    dengan teori Revolusi Permanen berpendapat bahwa

    revolusi sosial harus dijalankan untuk menghancurkan

    kapitalisme. Ia juga menyatakan untuk mencapai tahap

    sosialisme,UniSovietjugaharusmemastikanbahwarevolusi

    sosial tidak terisolasi di Uni Soviet semata, tapi juga harus

    menyebar ke berbagai negara. Atas pemikirannya inilah

    Trotsky justru dianggap mengkhianati Marxisme untukkemudian diasingkan oleh Stalin. Menurut cerita keluarga,

    Djohan bahkan sempat menamai anak pertamanya dengan

    namaTrotskysebelumkemudiandiganti.

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    53/188

    42

    BABIII

    MetamorfosisWadahPerjuangan

    Sama seperti tokoh perintis kemerdekaanyang lain, Djohan

    Sjahroezah juga bergerak di segala lini perjuangan. Sebagai

    seorang milisi, Djohan juga ikut mengangkat senjata di

    lorong-lorong sempit di Surabaya bersama kelompoknya.

    Menurut sejarawan RushdyHusein, Djohanbukanlah tipikal

    orangyangberpangkutangan.Djohanjugaikutberperangdi

    Surabaya, kelompoknya memiliki peranan yang penting

    dalam peristiwa perobekan bendera Belanda. Seperti yangtelah disinggung pada bab sebelumnya, Kelompok Djohan

    SjahroezahdiSurabayaberintikanbarisanburuhminyakyang

    tergabungdalamSerikatBuruhMinyakyangtelahdiorganisir

    olehDjohan,yangberkoordinasidenganBungHatta.Dimulai

    dariburuhdipabrikminyakBataafsePetroleumMatschappij

    yang merupakan cabang dari Shell di Surabaya, hingga

    mereka yang bertugas di sumur minyak di Krakah, Lidah,

    Wonokromo, Nglobo danWonosari, serta di kilang minyak

    Cepu.

    Untuk melancarkan tugasnya membangun kesadaran para

    buruh, Djohan menggunakan kedekatannya dengan para

    personalia pabrik minyak untuk menempatkan sejumlah

    pemuda rekrutannya, yang dianggap sudah memiliki

    kesadaran revolusi sebagai pengawas di sumur-sumur

    minyaktentusajasekaligusmenjadiselutamagerakannya.Kelak, Serikat Buruh Minyak yang didirikannya merupakan

    organisasi serikat buruh minyak pertama dalam sejarah

    Republik Indonesia dan menjadi inti dari Sentral Organisasi

    Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). William Frederick dalam

    bukunya Pandangan dan gejolak : Masyarakat Kota dan

    LahirnyaRevolusiIndonesiamenulis:

  • 7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)

    54/188

    43

    Di bekas Perusahaan Minyak Batavia dan sejumlah

    perusahaan lainyangberkaitandenganminyakdiSurabaya,

    tokoh pergerakan yang terkenal, Djohan Sjahroeza mulaiberkeliling secara diam-diam untuk membicarakan tujuan

    politik aktivis pra perang, dan secara berhati-hatimembagi

    rasa tidak puas terhadap Pemerintahan jepang. Sjahroezah

    yang punya hubungan dekat dengan Sutan Sjahrir, salah

    seorang pendiri apa yang disebut PNI Baru pada tahun

    1931, dan yang pada masa awal pendudukan menjadi

    sekretarisMohammadHatta,berusahamencariorang-orang

    denganusiapertengahanduapuluhankeatasdenganlatar

    belakang pendidikan setingkat MULO ke atas, sertamengenal kegiatan politik apapun bentuknya. Tidak ada

    organisasi formal yang dibentuk, terutamamungkin karena

    hal ini cenderung menarik perhatian Jepang yang tak

    diinginkan.Dankelompokinitetaphidupberdasarkan