Upload
mike-dmitri
View
263
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
1/188
DJOHAN SJAHROEZAH,
MERAJUT JEJARING PERJUANGAN
IrwansyahNuzar,RezzaAjiPratama,AdieMarzuki
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
2/188
ii
DJOHAN SJAHROEZAH,MERAJUT JEJARING PERJUANGAN
IrwansyahNuzar,RezzaAjiPratama,AdieMarzuki
PusatInovasi&KemandirianIndonesiaRaya,Jakarta
CetakanPertama2012
Hakciptadilindungiolehundang-undang
Allrightsreserved
Pengantar:
Agustanzil(Ibong)Sjahroezah,RushdyHoesein
EditorKonten:
RushdyHusein,ImamYudotomo
Desainsampul
PIKIRInstitute
Penerbit:
PIKIRINSTITUTE
PusatInovasi&KemandirianIndonesiaRaya
Jl.Batu1No.A6PejatenTimur
PasarMingguJakartaSelatan
www.pikir.org
Edisi Pertama buku ini diterbitkan dalam rangka Peringatan
HariLahirDjohanSjahroezahke-100
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
3/188
iii
DaftarIsi
DariPenerbit vi
KataPengantar
OlehAgustanzilSjahroezah vii
OlehRushdyHoesein X
Pendahuluan
LahirnyaNasionalisme 1
OrganisasiKlandestin 5
TerbentuknyaIdeologi 11
BABI
AnginPerubahandariTimur 14
PolitikEtis 15
SarekatIslamdanISDV 17
TransformasiSIMerah 22
BABII
MembangunGerakanBawahTanah 27
MengorganisirKaumBuruh 33
JejaringRevolusioner 35
MarxisyangBukanKomunis 39
BABIII
MetamorfosisWadahPerjuangan 42
KursusalaMarxHouse 44
MembangunPartaiRakyatSosialis 47
BergabungUntukBercerai 49
PeletakDasarIdeologiPSI 52
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
4/188
iv
BABIV
ProklamasidanInisiatifKaumMuda 57
UpayaPropagandaJepang 61
Hari-hariGentingProklamasi 64
PeranDjohandiSurabaya 66
BABV
JatuhBangunRepublik 72
DariLinggarjatiHinggaRenville 77
PemberontakanMadiun 81
BABVI
PorosRevolusiYogyakarta 85
Pathuk,KelompokRevolusioner 87
GodfatherPathuk 94
BABVIIKonsistensiKerakyatan 96
SosialismeKerakyatandanKomunisme 99
PartaiKaderdanPartaiMassa 102
KaderTakPernahPadam 106
BABVIII
MerintisDemokrasi 108PemiluBersih1955 109
PSIdalamPemilu1955 112
FaseDemokrasiTerpimpin 117
BABIX
PRRI/PERMESTA,DalihPembubaranPSI 121
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
5/188
v
SumateraMemanas 123
RapatRahasiaSungaiDareh 125
PSIdanPRRI 127PSIDibubarkan 130
BABX
MentorHinggaUjungUsia 136
DinamikaInternalPSI 139
KematianDjohanSjahroezah 143
DaftarPustaka
ProfilPenulis
Tulisan-TulisanDjohanSjahroezah
SosialismeKerakyatandanKomunisme
SosialisKomunisSosialisDemokrat
NegaradanPartaiPolitik
FotoDokumentasi
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
6/188
vi
DariPenerbit
PusatInovasidanKemandirianIndonesiaRaya(PIKIR)dalamkapasitasnya sebagai lembaga kemasyarakatan yang
independen, mencanangkan program-program yang
substansinya adalah membangun masyarakat yangKolektif,
Mandiri dan Humanis. Pembangunan ini difokuskan pada
komunitas-komunitas dari berbagai bidang dan berbagai
daerah, yang meliputi program pengayaan wawasan,
peningkatan kualitas paham kerakyatan, acuan kemandirian
dalambersikap,sertaekonomidengansustainabilitastinggi,danolehkarenanyahumanis.
Namun yang utama dalam implementasi program-program
tersebut adalah kesiapan mental serta pola pikir yang
berlandaskan nafas kebangsaan serta menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk itu, instrumen
yang dipersiapkan untuk keperluan pembangunan
suprastruktur program mencakup: pendidikan kebangsaan,
pemahamanideologidanpemahamanyangmendalamakan
akar kearifan berdasar pengetahuan kesejarahan sebagai
bangsa.
Dalamkonteks pemikiran tersebut,Divisi Inovasi PIKIRyang
disebutPIKIR Institute,menginisiasipenerbitansebuahbuku
yangdimaksudkanuntukmembangunkesadaransejarahdankebangsaan, yang diperlukan dalam mengimplementasikan
konsep-konsep kerakyatan yang oleh Penerbit dianggap
sebagaisuatukeniscayaan.
Jakarta,November2012
TedyTricahyono,
KetuaUmumPIKIR
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
7/188
vii
KataPengantar
Oleh:AgustanzilSjahroezah
DenganmemanjatkanpujisyukurkehadiratAllahSWT,saya
mengantarkan penerbitan buku perdana tentang Djohan
Sjahroezah: "Merajut JejaringPerjuangan". Penerbitan buku
inidalamrangkamemperingati100TahunDjohanSjahroezah
(26 November 19122 Agustus 1968), bukan untuk
mengkultuskandirinya,tapimerupakanupayauntukmenarik
pelajarandariperjuangannyabagibangsainiuntukberjuang
denganikhlas,totalitasdanrelaberkorbandemiharkatdanmartabatBangsa.
Djohan Sjahroezah sudah memasuki gerakan politik sejak
dudukdibangku AMS pada 1930, denganmengikuti kursus-
kursus politik yang diadakan Golongan Merdekaorang-
orang yang tidak menyetujui pembubaran PNIkemudian
masuk menjadi anggota PNI - Pendidikan (Pendidikan
NasionalIndonesia).
SebagaimahasiswaRHS(RechtsHogeSchool),beliaumasuk
sebagai anggota PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia) dan aktif menulis dalam majalah resmi PPPI
Indonesia Raya. Karena tulisannya dalam Indonesia Raya
beliauterkenapersdelictyangkemudiandikenaihukuman
penjara satu hingga satu setengah tahun di PenjaraSukamiskin Bandung. Dengan dipenjarakannya, justru
menjadi blessing indisguise,sehinggabeliautidaktermasuk
yang'dibuang'keDigul.
Saat dipenjara, Bung Djohan sempat diuji oleh Professor
Scheffer dari RHS dan lulus. Beliau tidak sempat
menyelesaikan studinya di RHS karena tidak mau
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
8/188
viii
menandatangani perjanjian untuk tidak aktif berpolitik
sebagaisyaratuntukmelanjutkanstudinyadiRHS.
Setelah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka,
feodalisme masih merajalela di negeri ini, bahkan kini
kapitalisme dan neo-liberalisme sedang menguasai
perikehidupan kita.Maka sangatlah tepat usaha penerbitan
buku tentangBungDjohan ini.Dalamperjuangannyabeliau
selalumembangun solidaritaskemanusiandi antara sesama
pejuang. Beliau dikenal sebagai mata rantai dari setiap
gerakan dalam revolusi Indonesia. Perjuangan yangdilakukannya dengan membangun kesadaran rakyat untuk
melepaskandiridariketerjajahannyadilakukandenganhidup
bersamakelompok-kelompokpejuangitu.
Sudahsaatnyakalautidakbolehdikatakanterlambatbagi
kitauntukmenarikpelajaranberhargadaricorakpergerakan
perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia yang dilakukan
olehparapejuangkemerdekaandimasaitu,yangmenjalani
perannyadenganpenuhkeikhlasandanrelaberkorban.Pada
buku ini ditunjukkan totalitas perjuangannya Bung Djohan,
yangdengantekundanrapimerajutjaringanperjuanganke
arahIndonesiamerdeka.
Bung Djohan adalah sosok pemimpin yang demokratis,
humanisdantekundalammembinakaderperjuangan,untukmenggalang persamaan cita-cita dan dukungan masyarakat
untuk membangun suatu gerakan revolusioner mencapai
kemerdekaanIndonesia.
Dalamkehidupannya,iatetaprendahhatisehinggasulitbagi
kita untuk mendapatkan cerita tentang perannya dalam
perjuangan kemerdekaan, kecuali melalui kawan-kawan
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
9/188
ix
seperjuangannya.Pada1980-anBapakDarsyafRahmantelah
memulai menulis biografi Djohan Sjahroezah, dengan
melakukanwawancaradenganberbagaitokohsepertiAdamMalik,SriSultanHamengkubuwonoIX,CakRuslanAbdulgani,
Mr. Wilopo, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Soebadio
Sastrosatomo, dan lain lain. Tapi sebelum buku tersebut
selesai Bapak Darsyaf Rahman sudah dipanggil sang Khalik.
Hingga kini naskah tersebut tidak diketahui keberadaannya,
sedang semua narasumber tersebut sudah berpulang ke
rahmatullah. Oleh karenanya penerbitan buku ini sangat
dihargai. Dengan melakukan berbagai kajian denganmenggunakan buku-buku sejarah dan buku-buku yang ada,
memuat tentangDjohanSjahroezahsebagaireferensi selain
melakukan wawancara dengan orang-orang, yang masih
sempatbertemudanberhubungandenganBungDjohanbuku
dapatditerbitkan.
Penghargaan yang tinggi patut diberikan kepada ketiga
penulis: Irwansyah Nuzar, Rezza Aji Pratama dan Adie
Marzuki yang mengambil inisiatif untuk menulis dan
menerbitkanbukupertamatentangDjohanSjahroezah.
Semogabukuyangditerbitkandalamrangkaperingatan100
tahun Djohan Sjahroezah ini akanmenginspirasi munculnya
sosok pemimpin dan pejuang yang berani, ikhlas dan rela
berkorbandemikemajuanbangsanya.Amin.
Jakarta,26November2012
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
10/188
x
KataPengantar
Oleh:Dr.dr.RushdyHoesein,M.Hum
Buku Djohan Sjahroezah, dengan judul Merajut Jejaring
Perjuangan ini merupakan buku yang cukup lengkap
menuturkantentangriwayathidupBungDjohanSjahroezah.
Siapakah Bung Djohan Sjahroezah? Mungkin banyak yang
belum mengenalnya. Beliau adalah salah seorang dari
PejuangNasionalIndonesiayangamataktifdalamperintisan
kemerdekaan Indonesia dan perjuangan Revolusi
Kemerdekaan. Selain itu beliau juga tidak pernah absendalampembangunanBangsasetelah1950-an.
Sejakmudabeliau aktif dalamorganisasikepemudaan yang
terkait bidang sosial politik. Selain sebagai anggota PPPI
(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia) kemudian
melanjutkan diri sebagai aktifis Pendidikan Nasional
Indonesia (dikenal juga sebagai PNI baru), Bung Djohan
adalah anggota Partai Sosialis bahkan menjadi Sekretaris
Jenderal PSI (Partai Sosialis Indonesia) sampai PSI bubar.
Dalam perjuangan Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-
1949BungDjohanadalahanggotaLasjkarMinyakyangaktif
dalam pengorganisasian para pejuang Jawa Timur dan juga
dalamgejolakmedanpertempuran. Sampai saat ini banyak
masih yang bersaksi kalau beliau merupakan salah satu
konseptordanmobilisatordaripertempuranantarapasukanIndonesia dan Inggris selama OktoberNovember 1945 di
Surabayayangakhirnyasalahsatuharinyadikenangsebagai
HariPahlawan10November1945.
Dalam teori ilmu sejarah, maka masalah kesejarahan lebih
dilihat sebagai struktur bukan semata-mata hanya pada
peristiwa. Banyak sudah kita mengenal epos revolusi yang
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
11/188
xi
menggambarkan sebuah peristiwa, maka dengan
pemahamanstruktursejarah,satuperistiwarevolusidengan
lainnya lebihmudahdimengertidan dikaitkan.BungDjohanadalah orang penting dari perubahan yang terjadi saat itu
yang disebut dengan istilah agent of change. Nampaknya
Bung kita ini sangat mengeri tentang Marxisme dibanding
dari teman-teman dari Partai Sosialis lainnya. Keilmuan ini
dimanfaatkannya dan diaplikasikannya dalam perjuangan
melawan penjajahan di Indonesia. Pengamalan ilmu politik
disampaikannyapada banyakorang yang kemudiantumbuh
dan berkembangsertaaktif di perjuanganpolitik lain. Salahsatunya, antara lain, munculnya kader-kader baru yang
mengakuadalahanakdidikBungDjohan sepertiadanya.Ini
diakuidandisampaikanolehberbagaipenulissejarahseperti
William H. Fredeerick1, Harry A. Poeze
2maupun Rudolf
Mrazek3. Demikian pula penulis Indonesia seperti Rosihan
Anwar dan Djoeir Moehamad, secara jujur memaparkan
dengan sangat objektif peran dan kegiatan Bung Djohan
dalampergerakandanpembangunanBangsa.
SungguhbukuiniyangditulisolehIrwansyahNuzar,RezzaAji
Pratama,AdieMarzukidan diterbitkanolehPusat Inovasi&
Kemandirian Indonesia Raya (PIKIR) serta diluncurkan pada
peringatan100 tahun kelahiran Djohan Sjahroezahpada 26
November1912,pantasdibaca,dipahamidandimanfaatkan
olehgenerasimudasekarangmaupundimasadepan.
Jakarta,26November2012
1H.Frederick,William.PandangandanGejolak.hal207.2A.Poeze,Harry.GerakanKiridanRevolusiIndonesia ,hal352.3Mrzek,Rudolf.Sjahrir:PolitikdanPengasingandiIndonesia ,hal429.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
12/188
PENDAHULUAN
LahirnyaNasionalisme
Sampai dengan saat ini, arus besar perspektif sejarah
mengenaiterbentuknyanasionalismediIndonesia,umumnya
didasari atau mengacu kepada pemahaman sejarah
pertumbuhannasionalismenegara-bangsadiBarat.Keunikan
proses historis yang berlangsung di Indonesia belum
mendapat porsi fokus yang cukup, dan nasionalisme yang
terlihatpadaeraseputarProklamasiKemerdekaanpada1945
dianggap sebagai suatu kewajaran proses dalam sejarah.Faktanya, proklamator kemerdekaan kita, Bung Karno dan
Bung Hatta merasakan keraguan besar ketika diminta
mendeklarasikan terbentuknya Republik Indonesia. Mereka
meragukandukungantujuhpuluhjutalebihrakyatNusantara
pada saat itu, terhadap ide kemerdekaan sebagai Republik
Indonesia, dan meragukan legitimasi proklamasi yang akan
dilakukan.
Pemerintahan Belanda yang merubah struktur dasar
organisasi sosial orang Jawa dan beberapa daerah di luar
Jawa, membuat organisasi ekonomi dalam masyarakat
Nusantara yangmemiliki sosiodiversifikasiberagam ini lebih
komunalistis. Komunitas-komunitas di masyarakat
berkembang dengan kesadaran ekonomi dan kedaulatan
yang begitu rendah. Perpecahan kerajaan-kerajaan besar di
Jawa maupun di daerah lain yang diinisiasi pemerintah
Belanda,semakinmempertegasdinding-dindingetnisitasdan
tribalisme di dalam masyarakat Indonesia. Pemilahan-
pemilahan masyarakat ke dalam komunitas-komunitas kecil
yang dilakukan pemerintahan Belanda, membuat rakyat
Nusantara tumbuh sebagai kelompok-kelompok kecil yang
miskin wawasan, miskin ilmu dan terperangkap dalam pola
pikirpasifsertaapatis.Konsepnegara-bangsadenganteritori
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
13/188
2
mencakup seluruh kepulauan Nusantara, hanya dipahami
secarasamarolehmayoritaspenduduksaatitu.
Kondisi bangsa pada saat itu, dimana dari total 73,3 juta
populasi rakyat hanya tujuhpersen yangmampu baca tulis,
ide bernegarapun masih sulit diterima oleh rakyat umum.
Mayoritas masyarakat belum benar-benar paham akan
maknanegara dari Sabang sampaiMerauke yang berdaulat
dan merdeka. Bukan hanya kendala wawasan, bahkan
golongan terpelajar pun sepertimenjauhi ide kemerdekaan
dan pembentukan negara bangsa yang baru. Terlihat padakasusorganisasiInsulindeyangdidirikanolehErnestDouwes
Dekker, Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar
Dewantara. Insulinde adalah perkembangan dari Indische
Partij yang visinya adalahmenyadarkanmasyarakat dengan
menghidupkan kembali harga diri, rasa mampu, dan rasa
kebangsaanataunasionalisme.Walaupunbelummenembus
seluruhlapisanmasyarakatyangada,idetersebutmengalami
prosesbolasaljusejalandenganwaktu.
Pada 1919, Insulinde yang memiliki 40 ribu orang anggota,
mencoba menunjukkan identitas kebangsaan dengan
merubahbentukorganisasimenjadiNationaal-IndischePartij
atau NIP, tetapi aksi tersebut malah membuat organisasi
ditinggalsebagianbesaranggotanya.NIPberpendapatbahwa
orang Hindia itu tidak hanya bumiputera saja, tetapi Indo-
Belanda, Indo-Cina, Indo-Arab dan orang-orang yang
dilahirkan di Hindia atau yang menganggap Hindia sebagai
tanah airnya. NIP merupakan partai pelopor yang berpikir
dalam kerangka nasionalisme yang berbeda dari organisasi
sejenisyangsejaman.Walaupunmembawakerangkaberpikir
yang ditabukan pada masanya, dan walaupun merupakan
jawaban bagi rasa ketidakpuasan bangsa yang tertindas, ide
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
14/188
3
tersebut tidak mudah dicerna oleh setiap kelompok
masyarakatsebagaisuatukeniscayaan.
Penyerahan Belanda yang tanpa syarat kepada Jepang di
Kalijati, kabupaten Subang pada 8 Maret 1942, dari
JenderalTerpoontendi pihak Belanda kepada Jenderal
Imamuradari pihak Jepang, meresmikan babak baru
kolonialisme di Nusantara. Pemerintahan Jepang di
Nusantarawalaupunsingkat,tetapimampumembuatkondisi
mental masyarakat bahkan lebih buruk lagi. Janji-janji Asia
TimurRaya sempatmembuaipolapikirpasif dimasyarakatdanbahkandisegelintirelit yang sebelumnyamenyuarakan
perubahan dan perlawanan. Bahkan pemerintahan Jepang
yang eksploitatif dan tidak berperikemanusiaan membuat
kebanyakanrakyatmenjadisibukbertahanhidup,danhampir
tidakmampuuntukmemikirkanselainhidupnyasendiriserta
keluarganya. Jepang yang semakin lama semakin berat
mengimbangi serangan Sekutu, memang menjanjikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, yang walaupun haltersebutlebihterdorongolehmotifpenggalangandukungan,
agarrakyatbersediamembantunyamelawanSekutu,namun
hal tersebut sempat meredam gerak perlawanan di
masyarakatyangsedikititu.
Periode ini hampir dapat dikatakan menghilangkan lapisan
kelas menengah pribumi, yang sebelumnya cukup baik
memimpin pergerakan sosial di masyarakat. Pemerintah
Jepang membangun struktur masyarakat yang terdiri atas
golongantimurasing,sepertiChina,IndiadanArab.Golongan
yang dipersamakan, terdiri dari orang Belanda dan
keturunannya,orangEropalainnya,orangyangbukanbangsa
Eropa tetapi telah masuk menjadi golongan Eropa. Dan
terakhir adalah golongan Bumiputera, yaitu orang pribumi
yang paling keras menerima dampak kolonialisme dalam
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
15/188
4
wujudterburuknya.Dalamkonteksini,argumenBungKarno
ketika menunda proklamasi dengan alasan kemerdekaan
pasti diberikan oleh Jepang, dapat dianggap sebagai suatusikap yang timbul akibat keraguan pada kesiapan serta
antisipasi rakyat dalam menyikapi kemerdekaan. Karena
pernyataanBungKarno kepada Sjahrir di awal pendudukan
Jepang,bahwaJepangadalahfasismurniyangharusdilawan
dengan metode yang paling halus, menunjukkan bahwa
Bung Karno tidak berniatmenerima janji kemerdekaandari
Jepang.
Oleh karena hal-hal tersebut, Bung Karno sangat terkejut
ketika proklamasi dapat disambut baik oleh mayoritas
masyarakat, dan lebih terkejut lagi ketika organisasi-
organisasi di dalam masyarakat ternyata mampu
menindaklanjuti proklamasi dengan aksi-aksi yang sistemik
dan nasionalis secara menggebu. Kesiapan dalam
mengantisipasiproklamasikemerdekaanitumemangterlihat
kematangannya. Dalam tempo yang singkat pemerintahantersusun, dan masyarakat segera larut dalam euforia
kemerdekaan, serta dengan mudah beradaptasi dengan
negara-bangsayangbaruterbentuk.Mayoritasrakyatsecara
serentak menyikapi kemerdekaan dengan positif dan
bersedia melakukan segala yang perlu, demi
mempertahankannya. Perlu dicermati bahwa peralihan dari
masyarakat yang pasif menjadi progresif ini bukan terjadi
sekonyong-konyong. Adalah gerakan organisasi-organisasibawah tanah yang tumbuh menjelang dan selama
pemerintah Jepang, yang mengkondisikan sikap tersebut.
Gerakan bawah tanah yang selama pendudukan Jepang
secara aktif mengelaborasi perubahan sikap dan pemikiran
dalammasyarakat,berhasilmengkondisikankesiapanmental
masyarakatyangtelahterjajahselamabeberapagenerasi.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
16/188
5
OrganisasiKlandestin
Gerakanorganisasibawahtanahmulaimarakmenggantikan
perlawanan terbuka pada awal abad ke-20. Seiring dengan
munculnyakaumintelektualpascaditerapkannyaPolitikEtis,
gerakan bawah tanah bawah muncul secara sporadis dan
konsisten. Walaupun gerakan bawah tanah tersebut lebih
banyak berwujud kerangka berpikir yang revolusioner
ketimbang gerilya bersenjata, namun militansi yang
terbentuk atas dasar idealisme tersebut mampu
menginspirasi kelahiran banyak pejuang-pejuang intelektualdari kalangan masyarakat menengah di Nusantara. Selama
pemerintahanJepang,adaempatgerakanbawahtanahyang
berpengaruh besar terhadap berkembangnya rasa
ketidakpuasanterhadappemerintahan,jugapenyebaranide-
ide mengenai nasionalisme dan kedaulatan di dalam
masyarakat.
Ironinya, salah satu gerakan yang dipimpin oleh Amir
Sjarifuddin dengan memanfaatkan jaringan Partai Komunis
Indonesia bawah tanahnya, diinisiasi oleh pemerintah
Belanda melalui Dr. Charles van der Plas. Organisasi ini
meredup ketika Amir Sjarifuddin dan beberapa pimpinan
lainnya tertangkap. Gerakan bawah tanah lainnya adalah
PersatoeanMahasiswa, yang dengan aksi menentang serta
mengkritik pemerintah Jepang secara terbuka mampu
membakar semangat anti Jepang. Kekuatan gerakan bawah
tanah berikutnya walaupun tidak terlalu luas jejaringnya,
namun pengaruhnya cukup kuat karena beranggotakan
orang-orangyangmilitansepertiSukarni,PanduKartawiguna,
Chaerul Saleh, Maroeto Nitimihardjo, dan didukung
intelektualveteranpadasaatitu,TanMalaka.
Kelompok-kelompok ini semuanya terkait secara khusus
kepada gerakan bawah tanah yang lebih besar pimpinan
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
17/188
6
SutanSjahrir.Organisasiinimampumengembangkancabang-
cabangnya secara luasdi kota-kota besardi Jawa,Bali, dan
Sumatera. Gerakan bawah tanah ini mengorganisir jejaringpemuda terpelajar,golonganburuh, sampaikaum tani yang
berorientasi progresif revolusioner. Terdapat juga gerakan-
gerakan yang terlihat sporadis dari sekelompok pemuda
terpelajarsepertiyangdipimpinolehMohammadNatsirdan
Sjafruddin Prawiranegara, yang turut menyebarkan ide-ide
kedaulatan dan mengumpulkan informasi intelejen untuk
dipergunakan oleh organisasi yang lebih besar. Para
revolusioner ini umumnya berangkat dari kesadaran akandominasiasingatasbangsanya,yangmendorongtumbuhnya
keinginanyangsemakinmenguatakankemerdekaan.
Gerakan-gerakan bawah tanah ini walaupun secara jumlah
sangat kecil prosentasenya dibanding total jumlah
masyarakat Nusantara, namun mereka mampu menggalang
dukungan dan menggugah kesadaran dalam masyarakat.
Kegiatan bawah tanah ini mampu merasuk kedalampemikiran masyarakat secara luas, menanamkan ide
kedaulatan, membangkitkan dan menebar rasa
ketidakpuasan terhadap pemerintahan kolonial, serta
mendidik rakyat dalam mempersiapkan diri menghadapi
kemerdekaan sebagai sebuah negara-bangsa. Inisiator
gerakan ini umumnya kelas menengah yang sempat
mendapatkanpendidikanformaldisekolah-sekolahBelanda.
Gerakan mereka tidak menjurus perlawanan bersenjata,tetapi lebih bertujuan menggalang solidaritas dan
memperteguhcita-citaperjuangan.
Walaupun gerakan-gerakan tersebut terlihat berdiri sendiri-
sendiri,namunhasilbesaryangmerekaperolehadalahakibat
adanyasinergiyangdidasariolehketerikatanemosidanvisi
yang kuat, antara satu kelompok dengan yang lain. Sinergi
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
18/188
7
yang diatur secara sistematis dan terkordinasi. Organisasi-
organisasi tersebut menginfiltrasi ke dalam PETAorganisasi
Pembela TanahAiryang terdiri dari tentara Indonesia yangdipimpin oleh orang Indonesia dan mendapat pendidikan
militerdari orang Jepang,danorganisasi-organisasipemuda
binaan Jepang dengan tujuan untuk memegang kendali di
setiap unit-unit kunci melalui anggota-anggota yang dapat
dipercaya,danmenggiringanggota-anggotalainnyajustruke
arahantiJepang.
Merekamelakukan indoktrinasi kedalamsetiap unsur yangmungkindimasuki.Tokoh-tokohmilitandariorganisasibawah
tanah tersebut masuk ke dalam organisasi-organisasi semi
militer seperti barisan pembantu polisi Keibodan, barisan
pemudaSeinendan,organisasiperhimpunanwanitaFujinkai,
organisasi siswasekolahdasardanmenengahSeinentaidan
Gakutotai, sampai ke Syuisintai, barisan pelopor yang
dibimbing langsung oleh tokoh-tokoh nasionalis Indonesia
seperti Bung Karno, Otto Iskandardinata, R.P. Suroso, danlainnya.Hambatanbesarbagigerakaninijustrudatangdari
pribumiyangterbuaidengankenaikanpangkatdankenaikan
status sosial ekonomi yang diberikan Jepang bagi mereka
yang mengisi kekosongan administratif dan teknis level
menengah.
Infiltrasi juga masuk ke dalam organisasi-organisasi politik
sepertigerakanpropagandaJepangdalamPerangAsiaTimur
RayapimpinanMr.SamsudindanShimizu,organisasiPUTERA
(Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokoh pemimpinnya empat
serangkaiyangterdiriatasBungKarno,BungHatta,KH.Mas
Mansyur dan Ki Hajar Dewantara. Mereka berhasil
membelokkanorientasi organisasi tersebut secara signifikan
dan justru memanfaatkan infrastruktur organisasi tersebut
untuk membangun kekuatan daya tawar sebagai entitas
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
19/188
8
negara, ketika pasukan Sekutu yangdiprediksi akanmampu
mengalahkan Jepang datang ke tanah air. Mayoritas
pimpinan organisasi pada saat itu tidak menghendakikemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang, selain dari aspek
hargadiri,jugameragukanlegitimasikemerdekaantersebut.
Karena Jepang semakin nampak sebagai pihak yang akan
kalahperang.
Pada saat itu, umumnya pimpinan gerakan bawah tanah
sepakatmengenaiprediksiSjahrirtentangkekalahanJepang
dandatangnyainvasitentaraSekutu.Merekasepakatuntukmengambilmomentumdatangnya tentaraSekutupada saat
vacuum of powerdalammengambil alih pemerintahan dari
tangan Jepang dan memproklamasikan suatu negara baru.
Denganmaksudtersebut, kelompok Sjahrirsecararutindan
kontinyu memonitor setiap peristiwa terkait peperangan
Jepang melawan Sekutu melalui siaran radio luar negeri.
Walaupunpada saat itumendengarkanradiodilarang keras
olehpemerintahJepang,Sjahrirsecarakonsistenmenganalisaberita-berita dari radio Sekutu untukmendapatkan peluang
bergerak.
Setiap informasi penting yang didapat biasanya diserahkan
kepada BungHattauntuk disebarkan ke setiap lini gerakan.
Padamasaini,sifatgerakanadalahkombinasidarikerangka
pemikiran elit pimpinan dalam organisasi-organisasi bawah
tanahdanlaskar-laskarrakyatbersenjatayangbersifat lokal.
Mereka tersebar di setiap tempat strategis dan memiliki
ketua serta karakternya sendiri yang berbeda satu sama
lainnya. Namun setiap jajaran dalam organisasi-organisasi
atau kelompok-kelompok harus bersiap untuk merespon
informasi dengan suatu aksi yang tepat. Untuk itu, sangat
pentingdilakukan koordinasiantarorganisasidankelompok
denganbaikdancepat.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
20/188
9
Konsolidasi antar organisasi tersebut diatur oleh seorang
tokoh kunci bernama Djohan Sjahroezah. Dengan segala
keterbatasan fasilitas komunikasi, Djohan Sjahroezah yangkerap dipanggil Bung John atau Bung Djohan oleh rekan-
rekan dekatnya,mengambil peran sebagaiperantara utama
dalam hubungan antarorganisasi bawah tanah tersebut.
Kegiataninimenjadikrusialkarenakolaborasidankomunikasi
antar organisasi tersebut harusmenghadapi Jepang sebagai
penguasadansekaligusintelejenSekutuyangmasukmelalui
pribumi yang termasuk binaan Belanda. Namun peran
tersebutdapatdimainkanBungDjohandenganbaik, karenasejakusiabelasandi awal tahun 1930-anDjohan telahaktif
bergerak secara klandestin dan menjalin jejaring dengan
setiapkelompokdalampergerakan.
Aktivitas seperti penyebaran paham dan cita-cita
kemerdekaan, baik dengan cara menyusun sel di berbagai
tempat, maupun penyebaran siaran serta bacaan yang
berguna bagi perjuangan menuju kemerdekaan, telahdilakukannyasejakmendirikanPendidikanNasionalIndonesia
atau yang dikenal sebagaiPNI Baru, yang diketuai Soekemi.
Padasaatitu,BungDjohanyangbaruberusia19tahunadalah
sekretarisPNIBarucabangJakartayangdiketuaiSjahrir.PNI
Baru yang kemudian berpindah pimpinan dari Soekemi ke
Sjahrir adalah suatu organisasi yang mendasari aksi serta
kegiatannya pada suatu pemahaman yang menganalisis
kapitalisme,imperialismedanmunculnyafasismeyangsalingmelengkapi, serta berusaha untuk menempatkan rakyat
Nusantara dalam suatu gambaran global sebagai penduduk
dunia.
KetikaBungHattakembalidariBelandadanmengambilalih
kepemimpinan PNI Baru, Djohan bersama Maroeto
NitimihardjodanBungHattamelakukanpengkaderansecara
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
21/188
10
rutin dan mendidik pemuda-pemuda mengenai politik dan
kebangsaan. Kegiatan ini banyak mempertemukan Djohan
denganpemuda-pemudaprogresifrevolusioneryangmenjadikadernya. Mereka kemudian mendirikan atau bergabung
dalam kelompok atau organisasi yang tersebar di penjuru
JawadanBali. Karena aktivitas inilahmakaDjohanmemiliki
kaderhampirdisetiapkelompok,yangmembuatnyamenjadi
simpul dari organisasi-organisasi bawah tanah.
Pemahamannya yang mendalam akan Marxisme dan
kedekatannya dengan tokoh-tokoh Islam dari Masyumi,
membuatDjohanadalahsatudarisegelintirorangyangdapatditerimaolehsemuagolongan.
Sifat gerakanbawah tanah yang bekerja secara rahasiadan
tertutup ini memiliki musuh utama berupa pengkhianatan
daridalamdirigerakanitusendiri,sertaorganisasi-organisasi
atau badan-badan kontra gerakan bawah tanah yang
dibentuk oleh penguasa dimana gerakan bawah tanah
tersebutberoperasi.Olehsebabitu,gerakanbawahtanahinisangat tertutup, dan akibatnya, narasi sejarahnya sulit
ditemukan dalam literatur sejarah resmi, terutama yang
ditulis dalam bentuk historiografi untuk kepentingan
akademis. Keanggotaan gerakan bawah tanah ini bersifat
sukarela dengandasarmilitansinya adalah idealisme.Dalam
hal ini, idealisme tersebut dapat berupa kecintaannya yang
besar terhadap negaranya atau nasionalisme, maupun
terhadappahamatauideologinya,sertaterhadapkebenarantujuangerakanatauorganisasinya.
Maka dari itu, kegiatan dari setiap anggota gerakan bawah
tanahinijarangbisadiungkapolehsiapapun,termasukoleh
rekan seperjuangan. Tertutupnya aktivitas bawah tanah
tersebut dapat terilustrasikan dari kisah keluarga Bung
Djohan yang mengeluhkan bahwa cerita yang dibawa ke
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
22/188
11
rumah hanyalah peristiwa-peristiwa kecil berkaitan tentang
sifat rekan-rekannya.Bahkan yang sangatmengganggubagi
keluarga dekatnya adalah, Bung Djohan selalu memakaikalung dengan liontin berisi racun sianida, yang akan
mencegahdirinyamembukainformasigerakannyajikadirinya
sampaitertangkapmusuh.
TerbentuknyaIdeologi
Idealisme bagi Djohan adalah suatu pemikiran akan nilai
kebenaran yang dipegang teguh. Seperti umumnya kelas
menengahyangberuntungmendapatkanpendidikansampai
universitas,Djohansempatmengenyampendidikantinggidi
RechtHogeSchool(RHS)Batavia,walaupunkemudiankeluar
tanpa sempat menyelesaikan pendidikannya karena
ditangkapakibatkasuspenulisanartikeldimajalahIndonesia
Rayayang mengkritisi pemerintah Belanda. Djohan juga
mengikuti kursus-kursus mandiri yang diselenggarakan olehGolongan Merdeka di berbagai kota. Ia memanfaatkan
momentumperubahanakibatPolitikEtisyangdilangsungkan
pemerintahBelanda.
Aspekpendidikan dalam Politik Etismembuka sebuah pintu
tanpabisadibendung:informasi.Dalameratersebut,terjadi
peristiwa-peristiwa di dunia yang memicu zeitgeist atau
semangat zaman yang baru, termasuk di Hindia Belanda.
KejayaanTurkiyanggoncangmerangsangpembaruandalam
pemikiran Islam, reformasi Kwang-zu di China yang
dampaknya terbawa oleh organisasi Tiong Hwa Hwe Koan
memicu tumbuhnya semangat anti penjajahan,perangBoer
di Afrika Selatan yang menginspirasi pemikiran bahwa
penjajahan itu dapatdan harus dilawan, serta kemenangan
Jepang atas Rusia yang memperlihatkan anggapan bahwa
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
23/188
12
bangsa Eropa tak terkalahkan itu salah. Dalam semangat
jamansepertiitulahDjohandibesarkan.
Padamasatersebut,duniapersyangmenyuarakanmasalah
politiksemakinmarak,sepertiRetnodhoemilahyangdiambil
alih Wahidin Soedirohoesodo dari F.L. Winter di Surakarta,
Medan Prijaji yang dipimpin R.M. Tirto Adhi Soerjo, harian
OetoesanHindiadariTjokroaminoto,KoranApi,Halilintardan
Nyala dari Semaoen, koran GunturBergerakdan Hindia
BergerakdariSuwardiSuryaningrataliasKiHajarDewantara,
BenihMerdekadanSinarMerdekadariParadaHarahap,danseterusnya.SedikitpergeserankonstelasipolitikInternasional
dan terbukanya akses informasi tersebut memicu lahirnya
pemikir-pemikirpatriotikyangmenginginkanperubahandan
kemakmuran. Pada era tersebut, gema revolusi Rusia,
berkembangnya pemikiran seperti Leninisme, Trotskysme
dan sosialisEropaBaratseperti EduardBernstein sertaNeo
Marxist seperti Georg Lukcs, Karl Korsch dan Antonio
Gramsci, berkembang di kalangan intelektual progresifsebagaisuatukeniscayaan.
Pemikiran-pemikiran progresif dan revolusioner ini
mengendap dalam benak Djohan muda, dan mengkristal
sebagaisuatupahamideologis.Pemahamanakanperjuangan
melawan kapitalisme, imperialisme dan fasisme melalui
kegiatanintelektualdanpergerakantersebut,menjadidasar
pemikiranketikaanggota-anggotaPNIBaruyangmasihhidup
pada 1948, bersama-sama dengan orang yang sependirian
keluar dari Partai Sosialis untuk mendirikan Partai Sosialis
Indonesia. Bersama dengan Soegondo, Djohan merangkai
ideologi partai tersebut dan mengembangkan suatu isme
yang disebut denganSosialismeKerakyatan.Pemikiran yang
didasari pemahaman Marxisme murni yang disesuaikan
dengan karakter serta kondisi demografis dan geografis
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
24/188
13
Indonesia, yang secara konsisten dan militan diterapkan
dalamgerakperjuangan.
Dalam Partai Sosialis Indonesia, Djohan terus membangun
usahaideologisdalamrangkamembangunintegritasbangsa,
pendidikandan penempatan posisi Indonesia di dalam
konstelasi politik global. Walaupun ide-ide Sjahrir memiliki
arti yang penting bagi perkembangan ideologi dan program
partai, namun Partai Sosialis Indonesia senantiasa
mengandalkan pemikir bebas yang banyak mempengaruhi
pemikiran sosial di dalam maupun diluar partai, sepertiDjohan.MenurutDjohan,sosialismeyangdikembangkanoleh
Partai Sosialis Indonesia telah secara seksama disesuaikan
dengankondisi-kondisi yang adaserta tumbuhdi Indonesia.
Interaksinya dengan para kader dari berbagai daerah, dan
pada akhirnya, tersebar di berbagai wadah organisasi,
membuatposisisentralDjohandikalanganaktivistidakdapat
dipungkiri.
Buku ini membahas peran-peran dan faktor-faktor dalam
tahun-tahun seputar kelahiran Republik Indonesia yang
terlewatkan arus besar historiografi. Tim Penulis berusaha
melukiskan konteks semangat jaman yang unik, dinamika
isme-isme, dan pemikiran-pemikiran yang sejatinya
mendominasiwarnapercaturanpolitikdiIndonesia.Bukuini
berusahamenutuplubang-lubangdalamcatatansejarahyang
selamainimengarahkanasumsidanmembentukstigmaatas
suatu pemikiran, peristiwa, tokoh atau aktivitas, dengan
pemanfaatanjejaringtuauntukrisetnya.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
25/188
14
BABI
ANGINPERUBAHANDARITIMUR
Sebuah peristiwa besar terjadi di Eropa, revolusi yang
dipimpin oleh golongan Bolshevik telah menghapus
kepemilikan borjuis atas alat-alat produksi, mengambil alih
pabrik-pabrik, tanah, jawatan kereta api dan bank-bank
menjadi milik seluruh rakyat dalam bentuk kepemilikan
publik.Revolusiinitelahberhasilmenancapkankediktatoran
proletariat dan menyerahkan pemerintahan kepada kelas
pekerja untuk menjadi kelas penguasa. Dunia melihatbagaimanaPartaiBolsheviktelahmengantarkansejarahumat
manusia ke dalam suatu era baru yang revolusioneryakni
eraproletar.
Duniamengamati dialektika sejarah bahwaPartai Bolshevik
munculdarikelompok-kelompokkecilberhaluanMarxisyang
berkembang di Rusia pada 1880-an. Kaum Bolshevik
mendapatkan pengikut dari kalangan pekerja. Merekamembangun hubungan yang intens dengan gerakan kelas
pekerja dan menanamkan kesadaran sosialis pada gerakan
tersebut.Merekamengkampanyekansertamenyebarluaskan
ajaran-ajaranMarxismepadakalanganpekerjayangsaatitu
hidupdalamkemiskinan.
Ketika pemerintah Rusia mengumumkan kebijakan
memberhentikansekitar30ribupekerjadiPetrogradpada22
februari 1917, kalangan pekerja menyambutnya dengan
pemogokan besar-besaran yang dipimpin oleh Aleksander
FyodorovichKerenskyyang juga dikenal sebagai pemimpin
kalanganManshevikmenghasilkanmundurnyaTsarNikolai
IIdaritahtaKerajaanRusiapada15Maret1917.Kemunduran
Nikolai menyebabkan kekosongan kekuasaan, sehingga
dibentuklah pemerintahan sementara oleh Duma sebagai
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
26/188
15
lembaga legislatif di era Tsar. Eksistensi pemerintahan
sementara ini tidak diakuiolehkalangan kiridewanpekerja
danprajurit Petrogadyangmasihmenginginkan bergulirnyarevolusi.
Kalangan kiri Rusia akhirnya kembali mengadakan aksi
demonstrasi pada tanggal 34 Juni 1917, sehingga
pemerintahansementararontokdandibentukpemerintahan
koalisi kedua, dibawah pimpinan Kerensky. Tidak puas
dengan perkembangan yang ada, atas prakarsa Lenin,
dimulailahapayangdisebutRevolusiOktober,yangsejatinyaterjadidibulanNovembermenurutpenanggalanGregorian.
Setelah mendapatkan kemenangan yang gemilang, kaum
BolshevikmeresmikanberdirinyaRepublikSovietRusiapada
25 Januari 1918, yang kemudian berubah nama menjadi
RussianSocialistFederativeSovietRepublicpada10Juli1918.
Bolshevik menyusun beberapa kebijakan politik maupun
ekonomi untuk memperbaiki keadaan negara akibat dari
revolusidanperang.
Pemerintahan baru Bolshevik, mengumumkan program-
program yang akan mereka lakukan seperti
menasionalisasikan seluruh bank swasta dengan bank milik
pemerintah,nasionalisasiindustri-industribesar,nasionalisasi
tanah, serta pembentukandewanpekerja yangmengontrol
produksi dan pembagian pekerjaan yang akanmenjalankan
industriyangtelahdinasionalisasi.
PolitikEtis
Sukses besar ini tentu saja memberikan angin segar bagi
kalangan pergerakan anti kapitalisme dan imperialisme di
seluruh dunia. Ini juga yang dirasakan oleh anak bangsa di
Nusantara yang sempat mengenyam pendidikan sebagai
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
27/188
16
dampak Politik Etis. Van Deventer yang menjabat sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerapkan Etische
Politiek pada 1899 dengan motto de Eereschuld atauhutang kehormatan, dan dengan slogan Educatie, Irigatie,
Emigratie.Prinsipyangditerapkandalampolitiketisadalah
perlunya pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan
sebanyakmungkinbagipribumi.BahasaBelandadiupayakan
menjadibahasapengantarpendidikandanpendidikanrendah
bagipribumiyangdisesuaikandengankebutuhanmereka.
Kemudian Pemerintah Kolonial membuat sekolah-sekolahyang bisa dimasuki oleh anak-anak pribumi seperti tingkat
pendidikan dasar yang meliputi jenis sekolah dengan
pengantar Bahasa Belanda, dan sekolah dengan pengantar
bahasadaerah.Ditingkatselanjutnyaadasekolahperalihan,
pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum, dan
pendidikankejuruan.Bagimerekayangmemilikiprestasidan
intelegensia tinggi diijinkan untuk mengenyam pendidikan
tingkat tinggi di Belanda, atau di perguruan tinggi sepertiSekolah Tinggi Hukum, Sekolah Tinggi Kedokteran, serta
Sekolah Ilmu Pemerintahan yang kesemuanya berada di
Jakarta, dan Sekolah Tinggi Teknik khusus bidang ilmu
bangunan air di Bandung. Kaum terpelajar pribumi lulusan
sekolah tinggi saat itu jumlahnya tidakbanyak, danmereka
pada umumnya terdiri dari anak-anak priyayi dan golongan
menengahkeatas.
Kebijakanyangdianggapsebagaibalasbudiataskemurahan
hatipendudukpribumi terhadappemerintah ini,membuka
peluangbagi anak-anak pribumidari kalangan priyayiatau
kelas atasuntuk mengenyam pendidikan ala Belanda.
Namundibalikniatbalasbudiitu,sesungguhnyapemerintah
Kolonialtengahmempersiapkantenagakerjaprofesionalsiap
pakai yang lebih murah ketimbang mereka mendatangkan
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
28/188
17
dari Eropa. Tapi harus diakui kebijakan politik etis di
kemudian hari justru memunculkan kesadaran baru di
kalangan pribumi, yang mengakibatkan lahirnya kalanganterpelajaryangsadarbahwamerekadijajah,danpentingnya
berhimpununtukmelawanpenjajahantersebut.
Kelak, orang-orang yang paling keras melawan penjajahan
Belanda justru berasal dari kalangan yang merasakan
langsungdampakdaripolitiketisini.Parapelajar Algemene
MiddelbareSchool (AMS)A ataupunAMSB,mahasiswadari
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA),Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA),
Technische Hogeschool (THS), danRechts Hogeschool (RHS)
inilah yang kemudian menjadi tokoh-tokoh pergerakan
kemerdekaanIndonesia.Segelintirorang-orangtersebutyang
memiliki kesadaran akan arti sebuah kemerdekaan yang
harusdiperjuangkan.
SarekatIslamdanISDV
Ketika kabar tentang Revolusi Kerensky sampai ke Hindia
Belanda,padaMaret1917Sneevlietmenulisartikelberjudul
Zegepraal (kemenangan), yang menyanjung Revolusi
KerenskydiRusia:
Telah berabad-abad disini hidup berjuta-juta rakyat yang
menderita dengan penuh kesabaran dan keprihatinan, dansesudah Diponegoro tiada seorang pemuka yang
menggerakkanmassa iniuntukmenguasainasibnya sendiri.
Wahai rakyat di Jawa, revolusi Rusia juga merupakan
pelajaran bagimu. Juga rakyat Rusia berabad-abad
mengalami penindasan tanpaperlawanan,miskin dan buta
hurufsepertikau.BangsaRusiapunmemenangkankejayaan
hanya dengan perjuangan terus-menerus melawan
pemerintahan paksa yang menyesatkan.Apakah penabur
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
29/188
18
dari benih propaganda untuk politik radikal dan gerakan
ekonomirakyatdi Indonesiamemperlipatkegiatannya?Dan
tetapbekerjadengantidakhenti-hentinya,meskipunbanyakbenih jatuh di atas batu karang dan hanya nampak sedikit
yang tumbuh?Dan tetap bekerja melawan segala usaha
penindasandari gerakankemerdekaan ini?Makatidak bisa
lain bahwa rakyat di Jawa, di seluruh Indonesia akan
menemukan apa yang ditemukan oleh rakyat Rusia:
kemenanganyanggilang-gemilang.
Snevlieet menaruh perhatian yang sangat besar terhadap
kemenangan Bolshevik, karena hal ini yang juga ia idam-
idamkansejakmasihditanahairnyaBelanda.Sebelumaktif
membinagolongankiridiIndonesia,Sneevlietadalahmantan
pimpinanSerikatBuruhKeretadanTremNasionalBelanda.Ia
memulai perjalanan politiknya ketika dia bekerja sebagai
buruh di sebuah pabrik di Belanda pada 1901. Snevlieet
berada di Indonesia setelahmundur dari jabatannya akibat
dari pergesekan dengan federasi buruh yang dikuasai oleh
PemerintahBelanda.
Kedatangan Snevlieet di Hindia Belanda pada 1913,
bertepatandenganmunculnyasemangatberserikatditengah
masyarakat intelektual Nusantara. Sempat aktif menjadi
sekretaris dari Handelsvereeniging (Asosiasi Buruh) di
Semarang, Snevlieet akhirnya mendirikan ISDV (Indische
Sociaal Democratische Vereniging) pada 1914. Kendati
menggunakan nama Indhische, perkumpulan ini awalnyaberisi orang-orang Belanda dan indo yang progresif.
Keberadaan ISDV dengan pandangannya yang kiri, semakin
tersiarberkatKoranHetVrijeWoordyangmerekaterbitkan
secara rutin. Pengaruh ISDV semakin luas terutama di
kalanganburuhkeretaapidantremyangbernaungdibawah
organisasi Vereniging van Spoor Tramweg Personal (VSTP).
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
30/188
19
Sementaradikalanganpemudapribumi,ISDVmenarikminat
Semaoen,Alimin,danDarsono.
Darsonomenulis di surat kabarHet VrijeWoord milik ISDV
mengajakseluruhelemenrakyatmelakukanpemberontakan
danmengibarkanbenderamerah.Semangattersebutbahkan
mempengaruhipartai-partaiyangdianggapmoderatdanmau
bekerja sama dengan pemerintahan kolonial seperti Boedi
Oetomo,Insulinde,danSarekatIslam(SI)jugaterbawauntuk
ikut mendesak agar pemerintah Belanda menggantikan
Volksraad menjadi parlemen pilihan rakyat. Baru setelahGubernur Jenderal Van Limburg Stirum menjanjikan akan
melakukan perubahan yang luas, tekanan dari kalangan
pergerakan baik koperatif, maupun non koperatif, agak
mereda.
SnevlieetdanISDVmenilaitakmungkinmewujudkancita-cita
mereka sendirian, untuk itu kemudian ISDV mendekati
organisasi-organisasi yang dianggap potensial untuk
menancapkan pengaruh mereka. Secara regular Snevlieet
seringbertemudanberdiskusi dengan kalangan pergerakan
di Indonesia, termasuk dengan H.O.S. Tjokroaminoto. Dari
kunjungan-kunjungannyakerumahH.O.S.Tjoroaminotoyang
jugamenjaditempatindekosbeberapapelajaryangkelakjadi
tokoh pergerakan di generasi selanjutnyaseperti Sukarno,
Semaoen, Darsono, hingga SM Kartosoewirjomembawa
Snevlieet dekat dengan beberapadiantara pelajar tersebut,
dan merekrutnya ke dalam ISDV. Keberhasilan mereka
merekrut Semaoen, Darsono dan Alimin, ketiganya adalah
pimpinan-pimpinan SI Semarangyang berhasil direkrut oleh
Snevlieet. Mereka punya kesamaan pandangan, prinsip-
prinsip ideologi radikal dengan ISDVyang kebetulan VTSP
tempat dimana Semaoen bergabung telah menjadi bagian
dari ISDV. Pada akhirnya perpecahan di tubuh SI tak
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
31/188
20
terelakkan, perpecahan antar sayap moderat dan sayap
radikal.Efekdariperpecahaninilahkemudiandikenalsebagai
SI Putihyang dipimpinH.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus SalimdanAbdulMuis,sertaSIMerahyangdikepalaiolehSemaoen
dantemantemannya.
SementaraSnevlieetsendirikemudianterusirdariIndonesia
sebagaibagiandariresikoaktivitaspolitiknyayangdianggap
merongrong pemerintahan kolonial. Pada proses
pengadilannya,Snevlieetmembacakanpidatopembelaannya
yang menjelaskan pokok-pokok pemikirannya tentangsosialismesecarailmiahyangkemudianbanyakmenginspirasi
pemimpin-pemimpin Indonesia kelak. Seperti pidato Bung
Karno yang berjudul Indonesia Menggugat termasuk yang
terpengaruhjalanpemikiranSnevlieet.
Semaoen, Darsonodan Aliminmembawapengaruh ISDV ke
dalamtubuhSIyangjugamemilikivisiperlawananterhadap
pemerintahankolonial.LewatSemaoen,SIcabangSemarang
yang memiliki anggota 20 ribu orang mulai diwarnai oleh
ideologi Marxis. Bahkan bisa dikatakan dampak dari garis
perlawananterhadapkapitalismeyangbegitukuatmembuat
SISemarangmulaibersebrangandenganCSI(CentralSarekat
Islam). Mereka mengkritik dan menentang keterlibatan SI
dalam Volksraad. Tidak hanya di Semarang, pengaruh
Snevlieet via Semaoen bahkan juga mempengaruhi daerah
lainnya,seperticabangrahasiadariSISemarangdiJawaBarat
yang disebut sebagai Afedeeling B yang didirikan oleh
Sasrokardonopada1917.
YangjugaperludicatatadalahsepakterjangHajiMerahdi
Surakarta yang bernama asli Misbach. Haji Misbach sendiri
pernah menerbitkan surat kabar Medan Moeslimin pada
1915dansuratkabarIslamBergerakdi1917yangkemudian
menjadi media propaganda yang menentang pemerintah
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
32/188
21
kolonial. Dalam tulisan-tulisannya Misbach sangat terbuka
dan tidakpedulidengan siapapun.Melalui artikel diMedan
Moeslimin atau Islam Bergerak, Misbach menyerang siapasaja yang berdamai dengan pemerintah kolonial, antipolitik
danantipemogokan,bahkanterhadapgolonganIslamsendiri.
Misbachpernahmembuatkartundi IslamBergerakedisi20
April1919,yangtidakdisangsikanlagipenuhdengankritikan
terhadap pemerintah dan kalangan ningrat seperti Residen
Surakarta serta Paku Buwono X, yang dianggap lebih
membela Belanda ketimbang para kawula. PemerintahKolonialyangmerasakhawatirakhirnyamenangkapMisbach
pada7Mei1919.KarikaturnyayangmemuattulisanJangan
takut, Jangan Khawatir, dianggap dapat memprovokasi
timbulnyakesadarandankeberanianpetaniuntukmogok.
Dalampandangannya,KomunismealaMarxissejalandengan
Islam yang juga antipenindasan. Bagi Misbach sosok Marx
adalah pejuang yang membela rakyat miskin dari bahaya
kapitalisme yang bahkan telahmerusak sendi-sendi agama,
sehingga kapitalisme harus dilawan dengan historis
materialismealaMarx.Sebagaiorangyangbelajaragamadan
aktifdipergerakan,Misbachmelihatlembaga-lembagaIslam
yang ada tidak memperjuangkan kepentingan umat yang
rata-rata adalah golongan miskin. Sehingga ketika CSI
mengalamiperpecahan,MisbachberadadibarisanSImerah.
Semangat jaman yang penuh perlawanan tersebut jugaterlihatdikalanganpelajarNusantaradiEropa.Seusaiperang
dunia pertama 1918, pelajar dan mahasiswa Nusantara di
Belanda yang berhimpun di organisasi Indische Vereeniging
semakin banyak. Mereka datang dengan bayangan
kemenangan Bolshevik atas kekuasan Tsar, sehingga
perasaan nasionalisme, antikolonialisme, serta
antiimperialisme di kalangan mereka semakin menonjol.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
33/188
22
Kemudian pada 1922, Indische Vereeniging lebih diperkuat
lagi dengan masuknya mahasiswa yang baru tiba dari
Nusantara, seperti Subarjo Djojoadisurjo, IwaKusumasumantri,MuhammadHatta,AliSastroamidjojo,dan
Sunaryo.
Mereka juga yang kemudian membuat Indische Veriniging
menjadi lebih progresif dan memiliki tujuan politik ke arah
Indonesia Merdeka, dan merubah nama menjadi
Indonensische Veriniging, yang kemudian kembali berubah
menjadi Perhimpunan Indonesia. Dengan demikian,Perhimpunan Indonesia semakin tegas bergerak di bidang
politik.AsasperhimpunanIndonesiaadalahmengusahakan
suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung
jawab hanya kepada rakyat Indonesia, dan hal ini hanya
dapat dicapai oleh bangsa Indonesia, tidak dengan
pertolongan apapun. Ide-ide perjuangan Perhimpunan
IndonesiatidakhanyaberhentisampaidiBelanda,melainkan
juga disebarluaskan di Nusantara melalui mereka yangkembalisetelahmenyelesaikanstudinya.
TransformasiSIMerah
Melalui aktivitas Semaoen dan SI merah yang kemudian
menjadi Sjarekat Rajat ajaran-ajaran Marxisme meluas di
Indonesia, terutama di kalangan buruh. Aktivitas yang
terinspirasi pandangan Snevlieet ini, sejalan dengan
pemikirandariLeonTrotsky.Sepertiyangdituangkandalam
karyanyaProgramTransisional,bahwarevolusisosialishanya
bisaberjalanjikamelibatkankaumburuhyangperjuangannya
dilakukan setiap saat, untuk memperbaiki nasib di bawah
tekanan kapitalisme. Pengalaman buruh berhimpun dan
berorganisasidalamperjuanganinilahyangdianggappenting
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
34/188
23
bagi perlawanan terhadap kapitalisme. Para pelopor
perjuangan tidak bisa hanya menjadi penceramah yang
berjarak denganmassaburuh,melainkanharus ikut terlibatdidalamnyadanberjuangbersama.
Dalam konteks inilah pada 1920, Semaoen dan Darsono
mempelopori berdirinya PKI (Partai Komunis Indonesia) di
Semarang sebagai lanjutan dari SI Merah. PKI juga meniru
langkahRevolusiBolshevikdenganmelakukanmogokmassal
pada 1926. Mogok massal tersebut memicu perlawanan
terhadap pemerintahan kolonial yang dimulai pada 12November1926di Jakartadan Banten, kemudian disusul di
Priangan,Surakarta,Banyumas,Pekalongan,KedudanKediri.
Selanjutnya pada 1 Januari 1927 perlawanan berlanjut di
Sumatera Barat. Perlawanan ini diikuti oleh massa rakyat
Nusantara secara luas. Perlawanan ini seketika ditanggapi
Pemerintah Hindia Belanda dengan tindakan tegas untuk
menumpas. Akibatnya,mayoritas pimpinan PKI yang ada di
NusantaraditangkapdandimasukkankekampkonsentrasidiDigul, Papua bersama dengan 823 anggota PKI, sementara
sekitar 13 ribu anggotaPKI lainnya diasingkan. Dan dengan
demikian satu babakan baru dari sejarah Indonesia juga
dimulai.
Kegagalan PKI membuat pergerakan nasional di Nusantara
semakin dibatasi, dan semua kegiatan yang menuju pada
perlawanan terhadap kekuasaan kolonial diberangus tanpa
ampun. Baru kemudian pada 4 Juli 1927 diadakan rapat
mengenai pendirian PNI (Perserikatan Nasional Indonesia)
yang dihadiri oleh Bung Karno, Tjipto Mangunkusumo,
Soedjadi,IskaqTjokrohadisurjo,BudiartodanSunario,karena
dianggap perlunya sebuah wadah baru bagi pergerakan
nasional Indonesia. Disepakati, PNI bekerja untuk
kemerdekaan Indonesia yang dapat dicapai dengan asas
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
35/188
24
percaya pada diri sendiri artinya memperbaiki keadaan
politik, ekonomidansosial.Hal ini dicapai dengankekuatan
dan kebiasaan sendiri, antara lain dengan mendirikansekolah,poliklinik,banknasional,koperasidanlain-lain.
Kongres PNI pertama yang diadakan di Surabaya bertujuan
untukmengesahkananggarandasar,asasdanrencanakerja,
serta menetapkan Bung Karno sebagai ketua dan Sartono
sebagai bendahara. Melihat perkembangannya yang sangat
cepat, pemerintah kolonial mulai merasa khawatir dengan
PNI.PropagandadariPNIsecaratidaklangsungtelahmenjadiancaman serius bagi pemerintah sehingga harus diambil
tindakantegas.Disaatyangsama,beredardesas-desusyang
kemungkinan dihembuskan oleh agen pemerintah sendiri
bahwa PNI akan melakukan perlawanan. Maka pemerintah
Belandamelakukanpenangkapanatas BungKarno,R.Gatot
Mangkoepraja, Maskoen Soemadiredja dan Soepriadinata,
ketika sedang menghadiri konferensi pembentukkan
IndonesiaMudadiYogyakartapada29Desember1929.
Berdasarkan keputusan Landraad Belanda di Bandung yang
diambil pada tanggal 18 Agustus 1930, empat orang
pemimpin PNI tersebut dimasukkan ke dalam penjara
Sukamiskin di Bandung. Keputusan ini kemudian diperkuat
oleh Raad van Justitie di Batavia yang mengukuhkan
keputusanLandraadBandungtersebut.Menyikapikeputusan
RaadVanJustitie,PNIkemudiandibubarkanolehanggotanya
dan didirikanlah Partai Indonesia atau Partindo. Sayangnya
keputusaninitidakmendapatpersetujuandarisemuatokoh
PNI, bahkan mengalami pertentangan yang berujung
perpecahan.SoedjadiMoerad,Bondan,SoekartodanTeguh,
dengan tegasmenolak pendirian Partindo dan menginisiasi
munculnyaGolonganMerdeka.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
36/188
25
Bung Hatta yang telah keluar dari Perhimpunan Indonesia
menyayangkan pembubaran PNI yang ia anggap sebagai
tindakan yang melemahkan pergerakan rakyat. AkhirnyaBungHattameminta agar Sjahrir pulang ke tanahair untuk
membantuGolonganMerdeka. BungHattamemintaSjahrir
pulangterlebihdahulu,karenamasapendidikanSjahrirmasih
panjang, sedangkan Bung Hatta sudah diakhir masa
pendidikannya.Hinggapadatanggal2527Desember1931
sebuah konferensi diadakan di Yogyakarta untuk
merampungkan penyatuan golongan-golongan Merdeka.
Kelompok tersebut kemudian diberi nama PendidikanNasional Indonesia, atau yang dikenal sebagai PNI Baru,
dengan Soekemi sebagai ketuanya dan Sjahrir sebagai
pemimpincabangJakarta.
Padamasainilahbanyakkader-kadermudaperjuanganyang
kemudianbergabungdenganPNIbaruatauPartindo.Seperti
Djohan Sjahroezah. Ketika dunia pergerakan Nusantara
mengalami perpecahan dengan dibubarkannya PNI, Djohanmasih terdaftar sebagaipelajardi AMSAdi Batavia.Djohan
muda kerap mengikuti kursus-kursus yang diadakan oleh
GolonganMerdeka. Selain itu Djohanmuda jugadekatdan
belajarkepadaH.AgusSalimyangkelakmenjadimertuanya.
Ketika Sjahrir diangkat sebagai pengurus PNI Baru cabang
Jakarta, Djohan diangkat sebagai sekretaris cabangnya.
Kedekatannya dengan kegiatan politik, membuat Djohan
berencanamenempuhstudihukumdiRHSBatavia.
Djohantumbuhdalamsemangat jamanyangkhusus.Seperti
diceritakan sebelumnya, angin dari Eropa Timur berhembus
kencang sampai ke seluruh penjuru dunia dan Nusantara.
Setiap dari kaum intelektual yang berpikir progresif,
mengidamkan pemikiran-pemikiranMarxis dan turunannya,
yang membangkitkan semangat perlawanan dan membuka
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
37/188
26
kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya hanya dapat
diangankan. Setiap pemikiran kiri yang muncul di media
atauliteraturlainnya,disantapolehDjohansepertilayaknyapikiranyangkelaparanakanide-iderevolusioner.Darimulai
MarxdanEngels,sampaipemikirEropaBaratsepertiEduard
Bernstein dan Antonio Gramsci, atau yang kontroversial
seperti Trotsky, semua dicerna oleh Djohan dan menjadi
acuan berpikirnya dalam berjuang. Jiwa revolusionernya
sepertimendapatpenyaluranyangseluasnyadalamgagasan-
gagasan sosialisme yang mewarnai jaman tersebut dengan
pekatnya.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
38/188
27
BABII
MembangunGerakanBawahTanah
Djohan Sjahroezah lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan
pada 1912. Meskipun lahir di Sumatera Selatan, Djohan
sebenarnyamemiliki darahMinangkabau.Dalampercaturan
perjuangan bangsa, banyak tokoh penting yang kemudian
terlahirdariklikMinangkabau.Darigolongantua,namaH.
AgusSalimmunculmenjadimotorpergerakanpadaera1920-
an. Dalam perjalanan hidupnya, H. Agus Salim sempat
menjadi Menteri Luar Negeri pada masa kabinet AmirSjarifuddin. Minangkabau juga melahirkan tokoh radikal
seperti Tan Malaka. Sosoknya tidak hanya dikenal karena
kiprahnyadalammembangungolongankiriIndonesiatentu
yangmenarik adalah kisah pelariannya selama 20 tahun ke
berbagai negaratapi juga tulisan-tulisannya yang banyak
menginspirasi golongan muda baik dari kalangan komunis
maupun nasionalis. Pada generasi yang lebih muda, Bung
Hatta yang merupakan tokoh proklamasi sekaligus tandem
ideal Bung Karno juga muncul dari klik Minangkabau ini.
Selain dua tokohdi atas, sosok Sutan Sjahrir tentu tak bisa
dipinggirkan. Pengaruhnya merentang jauh sejak menjadi
pengurus Perhimpunan Indonesiaorganisasi mahasiswa
Indonesia di Belanda yang didirikan pada 1908bersama
Bung Hatta, membangun jaringan bawah tanah pada masa
pendudukan Jepang, hingga mengambil posisi sebagai
Perdana Menteri pertama pasca Proklamasi. Dalam iklim
Minangkabauyangeratdenganperjuanganpergerakaninilah
Djohandilahirkan.
Meski hanya lebih muda tiga tahun dari Sjahrir, Djohan
merupakan keponakan Sjahrir. Ibu Djohan yang bernama
Radena adalah kakak tiri Sjahrir dari lain ibu. Ayah Djohan
sendiri merupakan seorang pegawai di perusahaan minyak
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
39/188
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
40/188
29
dapatmengikutirapat,Djohanyangsaatitubaruberusia15
tahun menyamar dengan memakai celana panjang longgar
sehinggasuksesmengikutirapattersebut.
Sejak mengikuti kegiatan tersebut, minat Djohan untuk
mengikutiperkembanganperjuangansemakinbesar.Djohan
sangatrajinmenghadiriberbagaiceramah,diskusi,kelompok
studi, debat dan tentu saja rajin membaca buku. Dengan
demikian, semangat perlawanan Djohan semakin terasah.
Padapertengahan1928,DjohanbersamaKweeThiamHong
sempat mendirikan Jong Asia. Peristiwa ini terjadi sebelumDjohan pindah ke Palembang untuk meneruskan kelas tiga
MULO. Saat ituDjohanmemintaKweeTiamHong,Muhidin
dan Achmad Mochtar untuk memimpin Jong Asia cabang
Jakarta. Sementara ia sendiri akan mendirikan cabang
Palembang. Jong Asia memang tidak berumur panjang.
Namun organisasi ini sempatmengadakan Kongres Pemuda
AsiadiHotelMerdeka,Yogyakartapada6Oktober1946.
Pada masa-masa itu, tidak banyak tokoh-tokoh muda yang
memilih jalurnonkoperasi terhadap Belanda.Djohanadalah
salah satunya. Pasca dijatuhkannya vonis terhadap empat
pimpinan PNI,perpecahanmunculdiantara kader-kadernya.
Sartonodankawan-kawanmemilihuntukmendirikanPartai
Indonesia (Partindo). Sementara golongan SoerjadiMoerad
memilih untuk mendirikan kelompok diskusi Golongan
Merdeka.
Selepas lulus dari AMS, Djohan Sjahroezah juga sempat
melanjutkan pendidikannya di RHS untuk mengambil gelar
meester yangmerupakangelar sarjanahukum saat itu.RHS
merupakansekolahhukumbergengsiyangdibukapada1912.
RHS telah berhasil menelurkan tokoh-tokoh penting seperti
Wilopo, Mohamad Roem, Sjafroeddin Prawiranegara, Anak
AgungGedeAgungdanlain-lain.Sayangnya,keterlibatannya
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
41/188
30
dalam pergerakan menentang Belanda saat itu memaksa
Djohanmengorbankan kuliahnya. Pada saat Djohan berusia
20-an itulah, ia mulai terjun pada aktivitas pergerakannasional.Selainaktifdalamkegiatandiskusi-diskusibersama
GolonganMerdeka,DjohanjugaterlibatpadasaatGolongan
MerdekaberubahmenjadiPNIBaru.
DjohanmudabanyakbelajardariPNIBaruini.Sebagaipartai
kader yang mengedepankan pendidikan politis bagi para
kadernya, Djohan ditempa agar menjadi pemuda progresif
revolusioner. Meski turut aktif dalam dunia politik, Djohantidak melupakan pendidikannya. Pada masa itulah ia
menjalani aktivitasnya diPNI Baru sekaligus studi hukum di
RHS Batavia. Bibit-bibit sosialisme yang dibawa Hatta dan
Sjahrir darinegeriBelandasangat kental terasadiPNIBaru.
Organisasi ini bersifat kritis terhadap pemerintah kolonial
sehinggapergerakannyasangatdipantau.DjohanSjahroezah
saat itu merupakan salah satu kader PNI Baru yang cukup
militan. Bersama Bung Hatta dan Maroeto, Djohan secararutinmengadakankursus-kursuspolitikbagipemuda-pemuda
yang berusia dibawahnya. Peserta-peserta kursus tersebut
kemudiantersebardisegenappenjurubaikdalamorganisasi-
organisasi perlawanan, maupun dalam organisasi-organisasi
yang koperatif dengan kolonial. Dalam kursus-kursus
tersebut, Djohan membagikan apa yang telah dibacanya
mengenaiideologiatauilmu-ilmukenegaraan.Materi-materi
yang disiapkan dengan cara cetak stensil, disusunnyaberdasarkanapayangpernahdibacanya,maupundidapatnya
darikursus-kursusyangpernahdiikutinya.
Militansinya menemui ujian pada saat impian Djohan
Sjahroezahuntukmeraih gelarmeester harus pupus saat ia
dipenjarapada1933.SebagaikaderPNIBaru,Djohansering
menulis diDaulat Rajat yangmerupakanmedia kampanye
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
42/188
31
PNI Baru. Sikap kritis dipadu dengan sisi intelektual yang
menonjol membuat tulisan-tulisan Djohan sering membuat
gerah pemerintah kolonial. Selain aktif di PNI Baru,Djohanjuga merupakan anggota dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI) yang saat itu dipimpin oleh Wilopo. Oleh
karenaitu,Djohanjugacukupaktifmenulisdi IndonesiaRaja
yangmemangmenjadicorongorganisasiPPPI.
Salah satu artikelnya yang cukup pedas adalah saat ia
mengecam keras setiap bentuk kerjasama dengan
pemerintah kolonial. Atas dasar artikelnya tersebut, Djohanpun ditangkap oleh serdadu Belanda dari batalion 10. Saat
itu, Djohan dan beberapa kawannya baru saja pulang dari
rumah Bung Hatta di Jalan Oranje Boulevard yang saat ini
menjadi Jalan Diponegoro. Hakim yang menyidang Djohan,
pada awalnya adalah Mr. Dr. Koesoema Atmadja yang
kemudiandigantikanolehMr.Kiveron.HakimBelandainilah
yang kemudian menjatuhkan vonis satu setengah tahun
penjara kepada Djohan Sjahroezah. Sebelum akhirnyadipindahkankepenjaraSukamiskinBandung,Djohansempat
ditahan di penjara Struyswijkstraat yang sekarang disebut
penjaraSalemba.
Penahananinisempatmembuatberangsangayah.Meskipun
dikenalsebagaipengamatpolitikdalamdanluarnegeri,sang
ayah menganggap dipenjarakannya Djohan Sjahroezah
sebagaiaibbagikeluarga.Reaksiyangberbedajustrutampak
padasangibu,Radena,yangterlihatsemakinradikaldengan
dipenjarakannya Djohan. Atas campur tangan dari H. Agus
Salim,Djohanakhirnyabisadikeluarkandaripenjara.H.Agus
Salim saat itu meminta bantuan dari Abdulkadir
WidjojoatmodjoyangmerupakanorangkeduasetelahLetnan
GubernurJenderalH.J.vanMook.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
43/188
32
Satu cerita unik saat Djohan berada dalam penjara, adalah
kedatanganProfessorScheffer,seoranggurubesardariRHS
ke penjara untuk menguji Djohan Sjahroezah. Meskipunsebagai tahanan,Djohanberhasilmelewatiujian ini dengan
sempurna. SebenarnyaDjohanmasih diberikan kesempatan
untukmeneruskanstudihukumnyadiRHS.Saatdibebaskan
padaawal1935,olehpihakkolonialDjohandisodorkansurat
perjanjian untuk tidak lagi terlibat dalam semua kegiatan
pergerakan. Tanpa memperdulikan nasib pendidikannya,
Djohan justrumenolakmenandatangani perjanjian tersebut
sehingga iatidakdiperkenankanuntukmelanjutkanstudinyadiRHS.
Satu setengah tahun di penjara Sukamiskin rupanya tidak
membuatDjohan Sjahroezah kapok berjuang. Setelah gagal
menyelesaikanstudihukumdiRHS,Djohanmemilihbergelut
pada ranah jurnalistik. Ranah yang pernah membuatnya
diciduk pemerintah kolonial. Saat itu, Djohan bekerja pada
Kantor Berita dan Biro Iklan Arta. Kantor berita ini dimilikioleh seorang Belanda bernama Samuel de Heer yang
mempersiapkan tulisan-tulisan feature untuk kemudian
dikirim ke Belanda. Kurang lebih setahun Djohan
berkecimpung membantu Samuel de Heer di Kantor Berita
ini.
Saat bekerja di kantor berita Arta, Djohan memainkan
perannya sebagai penghubung para pejuang di seluruh
Nusantara. Sebagai pegawai di kantor berita milik orang
Belanda, surat-surat atas nama Djohan Sjahroezah tidak
disensor oleh pemerintah kolonial. Oleh karena itu, banyak
tokoh-tokohgerakanbawahtanahyangmemanfaatkannama
DjohanSjahroezahuntuksalingberkorespondensisatusama
lain.DenganmemakainamaDjohaninilahsurat-suratmereka
tidak disensor. Termasuk surat-surat dari kelompok-
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
44/188
33
kelompokpergerakan yang ditujukan kepada BungKarno di
pembuangannyadiBengkulu.
Menurut catatan Rudolf Mrazek, pada pertengahan 1936
Djohan juga sempat menjadi editor jurnal baru Ilmoe dan
Masjarakat yang memuat tulisan dari Hatta, Sjahrir dan H.
Agus Salim. Jurnal ini pada dasarnyamerupakan kelanjutan
dari jurnal Masjarakat yang dibangun oleh T.A. Moerad.
Uniknya tiga tahun kemudian jurnal Ilmoe dan Masjarakat
diambil alih penerbit Negara, yang menurut Adam Malik,
merupakanpenerbitanmilikPartaiRepublikIndonesia(PARI)pimpinanTanMalaka.
BerbekalpengalamandiArtainilahDjohanmelakukansebuah
terobosan dalam dunia jurnalistik di Nusantara. Bersama
AdamMalik,MaroetoNitimihardjodanPanduKartawiguna,
DjohanmendirikanKantorBeritaANTARApada13Desember
1937 yang berkantor di Kebon Jahe Tanah Abang. Secara
konsisten, ANTARA saat itu menjadi corong pemberi
informasi bagi rakyat Hindia Belanda. Dengan demikian,
bolehdibilangDjohanSjahroezahjugamerupakansalahsatu
peletakdasarpersIndonesia.
MengorganisirKaumBuruh
PerubahanhidupDjohanSjahroezahterjadisaatiamenikahi
Violet Hanifah, anak ketiga dari H. Agus Salim pada 1937.Sebagai kepala keluarga, Djohan dituntut untuk memenuhi
kebutuhansehari-haribagirumahtangganya.Aktivitasnyadi
bidangjurnalistikditinggalkanuntukkemudianbekerjapada
perusahaan minyak Shell di Tarakan Kalimantan Timur. Di
perusahaan minyak inilah Djohan mulai terlibat dalam
aktivitas bawah tanah. Bersama buruh-buruh lainnya, ia
mencobamendirikanserikatburuh.Konsekuensinya,Djohan
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
45/188
34
pun dipecat dari pekerjaannya tak lama setelah ia mulai
bekerja.
Peristiwa ini membuat Djohan lebih berhati-hati dalam
berjuang. Pengalamannya dipenjara akibat tulisannya pada
1933 serta pemecatannya saat berusaha menghimpun
kekuatan buruh membuat nama Djohan Sjahroezah cukup
burukdimatapemerintahkolonial.Halinilahyangkemudian
memaksaDjohanbergerakdibawahtanah.Untukmembiayai
kehidupanya, Djohan mengandalkan sokongan dana dari
adiknya, yang bekerja di Nieuw Guinea PetroleumMaatschapijmilikBelanda.
Sementara itu, perubahan politik secara nasional terjadi di
Nusantara. Pasukan Jepang dari Asia Timur yang masuk
gelanggangPerangDuniaIIturutmengincarHindiaBelanda.
Hanyadalamwaktusingkat,kolonialismeBelandayangsudah
ratusantahunberkuasa diNusantara tumbangoleh fasisme
Jepang.Perubahaninitakayalcukupberpengaruhbagipola
gerakan kaum bawah tanah. Kantor berita ANTARA yang
dirintisolehDjohanSjahroezahdanAdamMalikpunakhirnya
dikuasai Jepang pada 1943. Begitu puladengan perusahaan
minyakShellyangjugadikuasaiJepang.
Perubahan ini juga dimanfaatkan oleh Djohan Sjahroezah.
Saat itu, salah seorang anggota PNI Baru yang bernama
Soedjono bekerja sebagai kepala bagian personalia pada
cabangShelldiSurabayayangbernama BataafsePetroleumMaatschappij(BPM).AtascampurtangandariHatta,Djohan
punmemasuki dunia kerja di Surabaya dengan misi utama
mendirikan kerangka organisasi bagi anggota-anggota PNI
Baru yang berdomisili sampai di Cirebon, Priangan dan
Yogyakarta.DiSurabayaini,Djohanbergerakdengansangat
hati-hati. Ia menyadari antisipasi Jepang terhadap kegiatan
yang dianggap sabotase dan aktivitas gerilya buruh bisa
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
46/188
35
berdampakburukbagipergerakanpolitiksaatitu.Bermodal
eksperimennya di Tarakan, Djohan mulai dekat dengan
kalangan buruh minyak di Cepu dan Wonokromo, JawaTimur.
Salah satu keberhasilan Djohan dalam menginfiltrasi kaum
buruh minyak adalah saat ia berhasil mendistribusikan
minyak-minyak ke kalangan pribumi. Sebelumnya, minyak-
minyakiniselaludigunakanhanyauntukkepentinganJepang.
Tak hanyamembangun jaringan di kalangan buruh, Djohan
juga dikenal dekat dengan Darmawan Mangunkusumo danRuslan AbdulGani dari KomiteAngkatanMudadi Surabaya
sertaPKIbawahtanahyangdigerakkanolehAmirSjarifuddin.
Djohan juga mengadakan kontak dengan Sukarni dari
kelompok Menteng 31 di Jakarta. Di Surabaya, Djohan
Sjahroezah dan orang-orang di sekitarnya dikenal dengan
sebutanKelompokDjohanSjahroezah.
JejaringRevolusioner
Fenomena kemunculan kelompok studi Asrama Angkatan
Barumemang cukupmenarik untuk dibahas. DiBatavia era
itu, asrama-asrama tidak hanya menjadi tempat menginap
para mahasiswa dari luar Jakarta, tapi sekaligus sebagai
pusat-pusat studi.Benedict Andersonmengindentifikasi tiga
asrama yang pada masa itu cukup progresif menggelar
kelompok-kelompok diskusi. Pertama, asrama mahasiswa
kedokteran di Prapatan 10. Kedua, Asrama Indonesia
Merdeka di Jalan Bungur Besar yang didirikan oleh
Laksamana Maeda. Ketiga, Asrama Angkatan Baru di
Menteng 31. Asrama-asrama ini menjadi ajang bagi para
intelektual muda untuk saling belajar dan memupuk
nasionalisme. Tokoh-tokoh muda seperti Soekarni, Wikana
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
47/188
36
maupun Chaerul Saleh lahir dari kelompok intelektual ini.
Dengan demikian, langkah Djohan Sjahroezah yang terus
menjalin hubungan dengan Asrama Angkatan Baru turutberpengaruh terhadap proses perkembangan intelektual
pemudaprogresifrevolusioner.
Hubungan antara Djohan Sjahroezah dan para pemuda
revolusioner Jakarta ini digambarkan oleh Des Alwi dalam
bukunya Pertempuran Surabaya November 1945 dengan
singkat namun jelas. Menurut Des Alwi, Soekarni sering
mengunjungi AsramaMaspati di Surabaya yangmerupakantempat berkumpulnya kelompok Djohan Sjahroezah.
KedekatanSoekarnidenganSjahrirdanHattaturutmembuat
hubungannyadenganDjohan cukup intens. Selain Soekarni,
terdapatjugabeberapapemudadariberbagaidaerahseperti
M.L. Tobing dari Bandung, Dimjati dari Solo, Dayino dari
Yogyakartadanlain-lainnya.
Dalammembangunjaringannya,Djohantidakmengutamakan
taktissemata,sepertiumumnyapergerakanpadasaatitu. Ia
mengutamakan aspek politis jangka panjang untuk masa
depan.Dengandemikian,bisadikatakanDjohanmembangun
pondasi bagi organisasi-organisasi gerakan bawah tanah.
Karena aktivitasnya, Djohan Sjahroezah dikenal luas di
kalangangerakanNusantara kala itu. Kedekatannya dengan
berbagai kelompok membuat Djohan mendapat posisi
khusus, baik di kalangan komunis maupun kalangan
nasionalis. Perananpenting yangdimainkannya ini tak lepas
daripengetahuanyangluastentangteorirevolusi.
Djohan Sjahroezah dikenal sebagai salah satu dari sedikit
orangpadasaatitu,yangmenguasaikonsepMarxis.Djohan
sering berfungsi sebagai doktriner, ideolog sekaligus ahli
strategidansiasatrevolusi,yangmembuatnyamenjadimitra
yang saling melengkapi bagi Sjahrir. Dalam pergerakannya,
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
48/188
37
Djohan Sjahroezah memilih jalur nonkoperasi, yang
menimbulkan konsekuensi bagi Djohan dan kawan-kawan
untuk bergerak di bawah tanah. Aktivitas-aktivitas yangdibangun oleh kelompok Djohan Sjahroezah ini berdampak
secara tidak langsung terhadap munculnya semangat
perlawanandi kalangan pemuda saat itu. Saat tokoh-tokoh
pergerakannonkoperasidiasingkankePulauBuru,organisasi-
organisasi pergerakan banyak yang kemudian seperti ayam
kehilanganinduk.Dalamtekananyangsangatketatdaripihak
Jepang, kelompok Djohan Sjahroezah menjadi sokongan
penting bagi aktivitas pergerakan di dalam organisasi-organisasipadamasa-masagentingtersebut.
Terdapattigakelompokpergerakanbawahtanahyangsecara
aktif menentang fasisme Jepang. Mereka adalah kelompok
Sjahrir,kelompokmahasiswadankelompokAmirSjarifuddin.
Meskipun menjadi bagian dari kelompok Sjahrir, kelompok
yang dibangun Djohan Sjahroezah sebenarnya memiliki
karakter tersendiri. Peranan yang dimainkan kelompokDjohanSjahroezah,diilustrasikandengansingkatnamunjelas
oleh J.D. Legge dalam bukunya Kaum Intelektual dan
PerjuanganKemerdekaan-PerananKelompokSjahrir:
Djohan Sjahroezah merupakan tokoh yang kurang sekali
mendapat perhatian dari para penelaah nasionalisme
Indonesia. Di dalam kelompok PNI (Merdeka) dan kelak di
masapendudukanJepangdanrevolusi,iamerupakantokoh
yang sama pentingnya dengan Sjahrir. Sebenarnya, orangdapatberbicara tentang kelompokDjohanSjahroezah yang
khas dan tersendiri, yang sedikit banyak dibentuk secara
mandiri olehnya, walaupun bersilangan dengan kelompok
yangmengitariSjahrirdiBataviadanbertumpangtindihdari
segi keanggotaannya. Anggota kelompok Sjahroezah
mungkin Iebih beragam dibandingkan dengan anggota-
anggotakelompokSjahrir,dandalambeberapahalkelompok
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
49/188
38
inidapatdipandangsebagaisebuahorganisasibawahtanah
yanglebihefektif.
Meski memegang peranan yang cukup menonjol terutama
padaerakekuasaanJepang,namaDjohanSjahroezahkurang
familiar dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Gerakannya
yang bersifat klandestin membuat aktivitas Djohan tidak
cukup banyak disinggung dalam narasi sejarah.Namun, tak
dapat dipungkiri saat tokoh-tokoh nasionalis semisal Bung
KarnodanBungHattadianggapsebagaikolaboratorJepang,
aktivis bawah tanah seperti Djohan lah yangmenjadi aktorutamapergerakannasionaleraJepangberkuasa.
Kedekatannya dengan berbagai kalangan membuat Djohan
berperan sebagai simpul organisasi-organisasi dari berbagai
daerah. Penting untuk dicatat, pada masa itu janji-janji
Jepang yang mengaku Saudara Tua cukup untuk membuat
rakyat Indonesia terbuai. Orang-orang seperti Djohan lah
yang mempertahankan kesadaran rakyat untuk terus
memperjuangkan kemerdekaan. Peran Djohan sebagai
pengaturgerakan-gerakanbawahtanahyangterpecah-pecah
ini disebut oleh George McTurnan Kahin dari Cornell
University dalam bukunya Nasionalisme dan Revolusi di
Indonesia:
Di samping itu, perlu disebutkan juga pribadi yang
mengagumkan, Djohan Sjahroezah, seorang Minangkabau
yangberlatarbelakangpendidikancukupdanberusiasekitar30 tahun. Sambil bekerja sebagai sekretaris Hatta, pada
tahun 1942-1943 ia mengatur hubungan dengan keempat
organisasibawahtanahlainyadanmenjadiperantarautama
dalam hubungan mereka. Djohan punya hubungan yang
istimewadengangerakanbawahtanahSjahrir,danmenurut
Adam Malik, pernah bersama-sama Sukarni memegang
kelompoktersebut.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
50/188
39
Untukmemantapkan jaringannya guna mendukung gerakan
pemudadiluarJakarta,Djohanbanyakmendelegasikandan
berkolaborasi dengan tokoh-tokoh muda. Di Makasarmisalnya, ia menugaskan Andi Zainal Abidin untuk
membangun gerakan pemuda di sana. Sementara di
Semarang,iapercayakanpadaM.L.Tobinguntukmemonitor
jawatanTelekomunikasi.Jugadidaerah-daerahlainsepertidi
Garut, Cirebon, Malang, Dampit, Denpasar, dan daerah
lainnya.DjohanjugadekatdengansosokTanMalaka,seperti
terlihat ketika pada hari-hari awal November 1945, Tan
Malaka berada di Surabaya atas ajakan dari DjohanSjahroezah.WalaupunkemudianDjohanmenugaskankepada
Des Alwi untuk memindahkan TanMalaka ke tempat yang
lebihamansaatSurabayaberkobar.
MarxisyangBukanKomunis
Djohan dekat dengan kalangan komunis, sosialis dannasionalis sekaligus. Meskipun di kemudian hari ia identik
dengan kalangan sosialis, Djohan merupakan pribadi unik
karena secara pemikiran ia menguasai teori-teori Marxis,
sehingga banyak bersinggungan dengan gerakan buruh dan
kaum komunis. Dalam konteks acuan berpikir dan analisa,
Djohan Sjahroezah adalah seorang Marxis. Namun ia tidak
terjebakpada komunismeyang selama inidianggap sebagai
anak tunggal dari Marxisme itu sendiri, walau menurutpandangannya, Marxis memang pisau analisis yang tajam
untukmembedahborokkapitalisme.
Dalam tulisannya yang berjudul Sosialisme Kerakyatan dan
Komunisme, Djohan membedakan antara sosialisme dan
komunismemeskiterlahirdarirahimyangsama,ajaranKarl
Marx dan Engels. Ia percaya sepenuhnya pada ajaranMarx
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
51/188
40
dan Engels bahwa sosialisme bertujuan untuk mencapai
tatanan masyarakat baru dimana tidak terdapat lagi
penindasan dan penghisapan satu sama lain. Sehinggamanusia bisa hidup dengan sejahtera demi kemajuan
masyarakat. Hanya saja, Djohan tergolong orang yang
menganggap jalan untuk menuju cita-cita sosialisme bisa
ditempuh dengan berbagai cara. Dan ia memilih jalan
sosialisme kerakyatan yang diyakininya sebagai solusi atas
penghisapandanpenindasanmasyarakatIndonesia.
Diakhirtulisannya,DjohanSjahroezahmenyatakan:Kalau kita kembali pada cita-cita Marx Engels dimana
manusia, persamaan dan hubungan antara manusia,
penghapus penindasan dan segala kekuasaan golongan
menjadiintidaripadaajarannya,makasegalasesuatunyaitu
tidak bertemu di dalam pemerintahan diktaktor kaum
proletar yang hampir 2 angkatan (generasi ) manusia
menguasaisegalahidupdankehidupanmanusiaSovietRusia
itu. Menurut ajaran Marx Engels sendiri, tidak cuma satu
jalan yang menuju sosialisme dan pasti tidak cuma kaum
bolsjevik itu, yang juga sudah di akui oleh pemimpin-
pemimpinMoskowbaru-baruini.
Dalammembangunideologisosialismekerakyatan,pemikiran
Djohan banyak dipengaruhi oleh pemikiran revisionisme
EduardBernstein,tokohpentingyangmerevisiajaran-ajaran
Karl Marx pada saat Internasional II. Pada perkembangan
selanjutnya, kaum Marxis terpecah menjadi golongan
Komunis dibawah komando Partai Komunis Rusia, serta
golongan Sosial-Demokrat Eduard Berstein yang banyak
berkembang di Eropa Barat. Kemenangan kaum Sosial
Demokrat pada pemilu di Eropa semakin meneguhkan
keyakinan bahwa sosialisme bisa ditempuh dengan jalan
demokratis dan parlementer. Meskipun hampir di semua
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
52/188
41
tempat di dunia, kaum sosial-demokrat selalubertentangan
dengankaumkomunis,Djohanjustrutidakdemikian.Dengan
pemahaman Marxisme-nya, Djohan dapat memahami arahpergerakan kaum komunis. Meskipun secara pribadi ia
mengecampolainternasionalismealaMoskow,Djohantetap
berkolaborasi baik secara perjuangan maupun secara
personaldengankelompokkomunis.
Selain terpengaruh pada pemikiran Bernstein, Djohan juga
terinspirasi dari sosok LeonTrotsky, yangmerupakan lawan
politik dari Stalin. Trotsky mengkritik habis birokrasi UniSoviet ala Stalin yang dianggap sangat bobrok. Trotsky
dengan teori Revolusi Permanen berpendapat bahwa
revolusi sosial harus dijalankan untuk menghancurkan
kapitalisme. Ia juga menyatakan untuk mencapai tahap
sosialisme,UniSovietjugaharusmemastikanbahwarevolusi
sosial tidak terisolasi di Uni Soviet semata, tapi juga harus
menyebar ke berbagai negara. Atas pemikirannya inilah
Trotsky justru dianggap mengkhianati Marxisme untukkemudian diasingkan oleh Stalin. Menurut cerita keluarga,
Djohan bahkan sempat menamai anak pertamanya dengan
namaTrotskysebelumkemudiandiganti.
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
53/188
42
BABIII
MetamorfosisWadahPerjuangan
Sama seperti tokoh perintis kemerdekaanyang lain, Djohan
Sjahroezah juga bergerak di segala lini perjuangan. Sebagai
seorang milisi, Djohan juga ikut mengangkat senjata di
lorong-lorong sempit di Surabaya bersama kelompoknya.
Menurut sejarawan RushdyHusein, Djohanbukanlah tipikal
orangyangberpangkutangan.Djohanjugaikutberperangdi
Surabaya, kelompoknya memiliki peranan yang penting
dalam peristiwa perobekan bendera Belanda. Seperti yangtelah disinggung pada bab sebelumnya, Kelompok Djohan
SjahroezahdiSurabayaberintikanbarisanburuhminyakyang
tergabungdalamSerikatBuruhMinyakyangtelahdiorganisir
olehDjohan,yangberkoordinasidenganBungHatta.Dimulai
dariburuhdipabrikminyakBataafsePetroleumMatschappij
yang merupakan cabang dari Shell di Surabaya, hingga
mereka yang bertugas di sumur minyak di Krakah, Lidah,
Wonokromo, Nglobo danWonosari, serta di kilang minyak
Cepu.
Untuk melancarkan tugasnya membangun kesadaran para
buruh, Djohan menggunakan kedekatannya dengan para
personalia pabrik minyak untuk menempatkan sejumlah
pemuda rekrutannya, yang dianggap sudah memiliki
kesadaran revolusi sebagai pengawas di sumur-sumur
minyaktentusajasekaligusmenjadiselutamagerakannya.Kelak, Serikat Buruh Minyak yang didirikannya merupakan
organisasi serikat buruh minyak pertama dalam sejarah
Republik Indonesia dan menjadi inti dari Sentral Organisasi
Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). William Frederick dalam
bukunya Pandangan dan gejolak : Masyarakat Kota dan
LahirnyaRevolusiIndonesiamenulis:
7/22/2019 Djohan Sjahroezah "Merajut Jejaring Perjuangan" (PIKIR Institute)
54/188
43
Di bekas Perusahaan Minyak Batavia dan sejumlah
perusahaan lainyangberkaitandenganminyakdiSurabaya,
tokoh pergerakan yang terkenal, Djohan Sjahroeza mulaiberkeliling secara diam-diam untuk membicarakan tujuan
politik aktivis pra perang, dan secara berhati-hatimembagi
rasa tidak puas terhadap Pemerintahan jepang. Sjahroezah
yang punya hubungan dekat dengan Sutan Sjahrir, salah
seorang pendiri apa yang disebut PNI Baru pada tahun
1931, dan yang pada masa awal pendudukan menjadi
sekretarisMohammadHatta,berusahamencariorang-orang
denganusiapertengahanduapuluhankeatasdenganlatar
belakang pendidikan setingkat MULO ke atas, sertamengenal kegiatan politik apapun bentuknya. Tidak ada
organisasi formal yang dibentuk, terutamamungkin karena
hal ini cenderung menarik perhatian Jepang yang tak
diinginkan.Dankelompokinitetaphidupberdasarkan