85
disusun oleh : Ir. Titiek Widyastuti, MS Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, MS Ir. Haryono, MP FAKULTAS PERTANIAN

Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

disusun oleh :

Ir. Titiek Widyastuti, MSIr. Sukuriyati Susilo Dewi, MS

Ir. Haryono, MP

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2007

Page 2: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB I

PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA

PERTANIAN INDONESIA

Pertanian dalam arti luas diartikan pula sebagai usaha budidaya tanaman,

ternak, ikan, hutan. Sedangkan dalam arti sempit yang dimaksud dengan Pertanian

adalah budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan tanaman hijauan

makanan ternak.

Di Indonesia, pengelolaan pertanian ini bisa dilaksanakan oleh perusahaan

perkebunan besar milik pemerintah ataupun swasta, disamping juga pertanian yang

dilaksanakan oleh rakyat.

Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian, serta

akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan

kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta keanekaragaman hasil

pertanian. Swasembada pangan harus dimantapkan secara efisien melalui

peningkatan ketersediaan, keragaman jenis, dan mutu angan secara merata

sehubungan dengan kecenderungan meningkatnya kebutuhan konsumsi pangan

masyarakat yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global. Pembangunan

pertanian tanaman pangan terus ditingkatkan untuk lebih memantapkan

swasembada pangan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

masyarakat, serta memperbaiki derajat mutu konsumsi masyarakat yang berimbang

melalui penganekaragaman jenis dan peningkatan kualitas bahan pangan.

Pembangunan hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan obat-obatan)

diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf hidup, serta

kemampuan dan kapasitas petani melalui usaha hortikultura dalam sistem

agribisnis dengan memanfaatkan keunggulan komparatif berupa iklim,

Page 3: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

keanekaragaman hayati, kesesuaian dan kualitas lahan, ketersediaan tenaga kerja

dan peluang pasar dalam dan luar negeri. Pembangunan perkebunan terus

ditingkatkan untuk lebih mendorong ekspor dan memenuhi kebutuhan industri

dalam negeri melalui peremajaan, rehabilitasi, perbaikan mutu tanaman,

penganekaragaman jenis, dan pemanfaatan lahan transmigrasi pola perkebunan,

serta memanfaatkan lahan-lahan marjinal seperti lahan kering dan rawa.

Potensi Daerah Tropik

Daerah tropik ditandai oleh banyaknya sinar matahari yang diterima

sepanjang tahun. Energi matahari yang dapat tertangkap di daerah tropik sebesar

130-220 kcal/cm2/tahun, sedangkan intensitas penyinaran adalah sebesar 130-170

kcal/cm2/tahun. Sinar matahari merupakan salah satu faktor essensiil bagi tanaman,

disamping air dan hara. Melihat kenyataan ini sebetulnya daerah tropik

mempunyai potensi produksi pertanian yang sangat besar. Namun pada

kenyataannya banyaknya sinar matahari ini tidak mendukung potensi produksi

yang tinggi. Hal ini disebabkan antara lain karena syarat-syarat lain yang

diperlukan untuk proses produksi yang tinggi tidak berada pada waktu yang

bersamaan.

Selain sinar matahari, daerah tropik mempunyai sifat iklim yang teratur,

suhu udara, kecepatan angin dan evaporasi yang tinggi. Selama sifat-sifat ini

mempunyai pengaruh yang positif atau mendukung bagi pertumbuhan tanaman,

maka bisa diharapkan usaha pertanian mempunyai potensi produksi yang tinggi.

Seluruh wilayah Indonesia yang berupa kepulauan terletak di sekitar

khatulistiwa. Wilayah Indonesia mempunyai sifat karakteristik yang dapat

mendukung usaha pertanian sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

1. Secara geografis, Indonesia terletak

- antara 60LU-110LS dan 950-1410BT

- Antara Samudera Pasifik an Samudera Hindia

- Antara benua Asia dan Benua Australia

- Pada pertemuan 2 rangkaian pegunungan yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum

Page 4: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Mediterania

akibatnya :

- Indonesia terletak di daerah tropis yang panasnya merata sepanjang tahun

- Hanya mempunyai 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau

sehingga pertanian dapat berlangsung sepanjang tahun

- Indonesia memiliki curah hujan tinggi

- Indonesia kaya akan flora dan fauna

- Indonesia memiliki iklim musim yang bergantian setiap 6 bulan sekali

- Tanah Indonesia subur karena banyak mengandung lapisan tanah vulkanik

muda

2. Wilayah Indonesia mempunyai letak geomorfologi yang bervariasi, ada dataran

rendah, sedang, dan tinggi.

akibatnya :

- Adanya suhu yang berbeda-beda, hal ini sangat berpengaruh terhadap jenis

tanaman. Suhu di dataran rendah (0-700 m) antara 22-280C, suhu di

daerah ketinggian 700-1500 m antara 17-220C, dan suhu pegunungan

(1500-2500 m) antara 11-170C.

3. Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis tanah, seperti Andosol, Regosol,

Organosol, Aluvial, Litosol, dan Mediteran (tanah kapur).

akibatnya :

- Masing-masing jenis tanah ( dengan sifat dan kesuburan yang berbeda )

mempunyai kecocokan dengan suatu jenis tanaman.

Masalah Iklim

Iklim merupakan salah satu persyaratan pokok untuk keberhasilan usaha

pertanian. Indonesia dipengaruhi oleh iklim tropis, iklim laut, dan iklim muson

dengan temperatur rata-rata 260C dan perbedaan temperatur antara bulan terpanas

dan terdingin kurang dari 10C. Iklim laut di daerah tropis menyebabkan banyak

hujan.

Page 5: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Ada batasan yang tegas antara musim penghujan dan musim kemarau.

Apabila semuanya berjalan wajar dan normal, maka di Indonesia akan mengalami

6 bulan musim hujan dan 6 bulan musim kemarau. Musim hujan diperkirakan jatuh

pada bulan Oktober-April dan musim kemarau pada bulan April-Oktober.

Perpindahan antara musim hujan dan musim kemarau atau sebaliknya disebut

musim pancaroba. Namun demikian, akibat peristiwa alam kadang terjadi

penyimpangan, yang biasa disebut dengan salah musim.

Pertanian di Indonesia biasanya didasarkan pada perkiraan musim. Artinya

bagi tanaman-tanaman yang tidak tahan hujan akan ditanam pada musim kemarau,

sedangkan bagi tanaman yang menyukai air akan ditanam pada musim penghujan.

Akibat hal tersebut maka sering dijumpai hasil yang melimpah pada saat panen

raya, sebaliknya di saat tidak musim akan kesulitan mencari hasil pertanian

tersebut. Hal ini tidak menjadi masalah bagi hasil pertanian yang tahan disimpan,

namun bagi hasil pertanian yang mempunyai sifat ‘perishable’ mau tidak mau

harus segera dikonsumsi, kecuali dibuat sebagai bahan olahan yang tahan lama.

Hambatan-hambatan

Hambatan tanah

Di daerah tropik basah, tanah mempunyai tingkat kesuburan yang rendah,

terutama dalam hara P dan N. Tanah-tanah di Indonesia, terutama di luar Jawa,

mempunyai pH rendah, kandungan P rendah, KPK rendah, dan banyak yang

mengandung Al, Mn, dan Fe yang tinggi (yang dapat merupakan racun bagi

tanaman). Umumnya tanah-tanah di daerah tropik mempunyai kandungan bahan

organik yang rendah, karena dalam keadaan iklim yang panas dan lembab, bahan

organik cepat terurai. Selain itu umumnya struktur tanahnya kurang baik dan

mempunyai sifat erodibilitas tinggi.

Kedaan tersebut menyebabkan tanah kurang bisa diusahakan secara intensif.

Oleh karena itu pengolahan tanah daerah tropik merupakan suatu hal yang harus

diperhatikan dengan baik, terutama pada lahan kering.

Hambatan biotik

Page 6: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Komposisi biologis daerah tropik umumnya terdiri dari species tumbuh-

tumbuhan (alami atau introduksi) yang beraneka ragam. Namun demikian

berbagai jenis gulma dan hama penyakit juga banyak terdapat dan dapat

berkembang biak dengan pesat karena didukung oleh udara panas dan kelembaban

yang tinggi.

Hambatan operasional

Usaha pertanian di Indonesia memerlukan adanya pemeliharaan kesuburan

tanah yang secara ekonomis cukup mahal, merupakan pertanian yang banyak

resiko kegagalan (akibat iklim, tanah, hama, penyakit, gulma, dsb.), bersifat

musiman. Hal ini masih ditambah oleh SDM petani dan produktivitas tenaga kerja

yang rendah.

PEMBANGUNAN PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN :

1. Menguatkan sektor pangan dalam negeri, dalam upaya mengurangi

ketergantungan terhadap impor beras dan komoditas lain serta terus

menggalakkan diversifikasi konsumsi pangan selain beras dan gandum

2. Menguatkan sektor perkebunan, dalam upaya meningkatkan devisa negara dan

peningkatan produk domestik bruto

3. Menguatkan sektor industri kecil dan menengah dalam upaya menambah

lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi

jumlah keluarga miskin.

(Prof . dr. Bungaran Saragih dalam Seminar Ketahanan Pangan di UGM Maret

2002 dalam http/www.deptan.org.)

Page 7: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

ISSUE GENDER BIDANG PERTANIAN

Kenyataan menunjukkan bahwa

- Di Indonesia perempuan pedesaan merupakan jumlah tenaga kerja terbesar

di bidang pertanian.

- Perempuan terlibat mulai dari kegiatan penanaman, perawatan, panen, dan

pasca panen.

- Namun demikian, perempuan cenderung di belakang layar, sehingga tidak

tampil sebagai pelaku pembangunan (ter sub ordinasi), orang tidak

menyadari atau meremehkan sumbangan mereka.

- Hal ini terjadi karena selama ini pekerjaan yang dilakukan perempuan

dianggap pekerjaan domestik yang tidak perlu dinilai dengan uang ataupun

imbalan, walaupun sebenarnya pekerjaan yang dilakukan merupakan

pekerjaan produktif (Meneg PP, 1999).

Akibatnya :

- Peran perempuan tidak diperhitungkan dalam statistik dan laporan

kemajuan pembangunan.

- Adanya peran yang diabaikan ini menyebabkan perempuan tidak terjangkau

oleh berbagai kegiatan peningkatan kualitas SDM

- Hal ini menyebabkan perempuan makin tertinggal.

Kesenjangan gender yang ada dalam bidang pertanian ini banyak disebut sebagai

salah satu contoh pembangunan yang bias gender.

- Pengelolaan usaha pertanian yang dimulai dari penyediaan saprodi,

persiapan lahan, pelaksanaan penanaman di lapang, pemanenan, pasca

panen, dan pengolahan hasil, sampai pemasaran melibatkan laki-laki

maupun perempuan.

- Namun karena keterlibatan perempuan diabaikan, maka kepentingan petani

perempuan tidak diagendakan dalam program pembangunan pertanian.

Page 8: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Sebagai contoh misalnya :

Dalam pemberian kredit usaha tani petani perempuan tidak bisa mengaksesnya,

karena yang boleh adalah kepala keluarga atau ketua kelompok tani yang nota

bene adalah laki-laki

Perempuan kurang mendapatkan akses dan pelayanan prasarana dan sarana

produksi, teknologi dan penyuluhan, pelatihan, serta berbagai peningkatan diri

Partisipasi perempuan terbatas atau bahkan tidak mempunyai kewenangan

sama sekali dalam proses pengambilan keputusan menyangkut usaha

pertaniannya.

Upah buruh petani perempuan lebih rendah dari pada petani laki-laki.

Penguasaan yang terbatas atas sumber daya seperti tanah dan pendapatan.

Banyak alsintan diciptakan yang hampir sebagian besar adalah untuk

memudahkan atau meringankan pekerjaaan-pekerjaan petani laki-laki, yang

kadang dengan adanya alsintan ini malahan memberikan dampak perempuan

terpinggirkan dari dunia pertanian. Sementara belum banyak tercipta alat-alat

yang meringankan pekerjaan petani perempuan.

Agar kesenjangan gender yang ada tersebut dapat diminimalisir maka perlu PUG

dalam pembangunan pertanian.

Sesuai pendapat Meneg PP (1999) yang mengatakan bahwa peran laki-laki dan

perempuan harus dipertimbangkan sehingga mereka mendapatkan kesempatan dan

hak yang sama dalam mengatur berbagai proses produksi, peran laki-laki dan

perempuan juga harus ditingkatkan dalam pengambilan keputusan dan penentuan

kebijakan, serta laki-laki dan perempuan diharapkan memperoleh kesempatan dan

peluang untuk mendapatkan pekerjaan dalam bidang pertanian dengan disertai

upah dan penghasilan yang memadai.

Page 9: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB II

PRODUKSI PERTANIAN

SUMBER DAYA PERTANIAN :

SDA IPTEK SDM

SDA :- keanekaragaman sumber daya hayati

(tumbuhan, hewan, jasad renik)- sumber daya fisik (air, udara, tanah, iklim)

digali produk pertanian ungguldimanfaatkan berdaya saing tinggidikembangkan kualitas dan kuantitas >

kearifan dalam teknologi SDM pemanfaatan/konsumsinya

IPTEK Sistem informasi dan komunikasi pertanian

- produksi landasan bagi pengambilan keputusan- konsumsi (pasca panen) - iklim

pengolahan - SDApengemasan - teknologi (internet)

- informasi pasar- sistem permodalan- posisi suply dan demand

Page 10: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Sasaran Usaha Pertanian

Usaha pertanian diarahkan untuk pertumbuhan yang baik dan hasil yang

tinggi serta pendapatan yang maksimum untuk tiap satuan luas lahan yang

diusahakan.

Jadi sasaran usaha pertanian ada 2, yaitu :

1. Sasaran pra panen (sebelum panen)

Yaitu berupa hasil pertanian yang setinggi-tingginya. Merupakan sasaran tahap

pertama atau sasaran fisis.

2. Sasaran pasca panen (sesudah panen)

Yaitu berupa pendapatan atau keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Merupakan sasaran akhir atau sasaran ekonomis.

Hasil panen yang tertinggi belum tentu memberikan pendapatan yang

maksimum; karena itu tindakan dalam usaha memberikan hasil panen tertinggi

belum tentu merupakan tindakan yang dapat memberikan pendapatan maksimum.

Sebaliknya tindakan dalam usaha memberikan pendapatan maksimum belum tentu

merupakan tindakan yang dapat memberikan hasil tertinggi. Untuk mendapatkan

hasil tertinggi dapat dilakukan tindakan optimum fisis pada saat pra panen. Dan

untuk meningkatkan pendapatan maksimum dapat dilakukan tindakan optimum

ekonomis baik pada saat pra panen maupun pasca panen.

Untuk mendapatkan hasil tinggi diperlukan berbagai tindakan sebagai

upaya menciptakan kondisi pertanaman sebaik mungkin. Dengan kondisi

pertanaman yang baik maka bisa diharapkan hasilnya akan tinggi.

Untuk memperbesar pendapatan, adakalanya produk pertanian tidak

langsung dipasarkan tetapi perlu lebih dulu diolah atau diubah menjadi bentuk lain

atau disimpan untuk menanti sampai harga jual produk tersebut naik.

Page 11: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Faktor yang mempengaruhi Produksi Pertanian

Yang dimaksud dengan produksi adalah produk yang didapat di suatu

wilayah selama periode waktu tertentu. Sedangkan hasil adalah jumlah produk

yang didapat tiap satuan luas lahan yang ditanami.

Produksi pertanian merupakan hasil kegiatan (sistem) budidaya tanaman

yang melibatkan faktor-faktor produksi (sub sistem). Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1. Faktor genetis (jenis tanaman, varietas)

2. Faktor gangguan (hama, penyakit, gulma)

3. Faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dll.)

4. Faktor essensiil (air, sinar matahari, unsur hara)

Keempat faktor ini harus dijaga agar selalu berada dalam keadaan positif

pengaruhnya bagi tanaman, dengan jalan mengeliminir faktor-faktor negatifnya.

Agar produk maksimum, maka faktor-faktor ini harus dimanipulir agar resultante

optimum. Namun demikian dari kekempat faktor ini, ternyata faktor iklim masih

dianggap cukup sulit untuk dikendalikan; yang banyak dilakukan selama ini

hanyalah menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada.

Pada sistem pertanian konvensional di masa yang lalu belum ada campur

tangan manusia dalam upaya meningkatkan produksinya. Oleh karena itu hasil

yang didapat juga belum memberikan produk maksimum secara

berkesinambungan. Dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan upaya untuk

dapat meningkatkan produksi pertanian terus selalu dilakukan dan ditingkatkan.

Page 12: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Skema hubungan faktor produksi :

Tindakan manusiaTeknologi

Iklim Gangguan

BenihBibit

Essensiil

Produksi

Pertanian maju sudah menggabungkan antara kondisi iklim secara alamiah

dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Namun demikian ada 4 hal penting yang

perlu diperhatikan dalam pertanian maju hubungannya dengan kondisi iklim

adalah :

1. Penyesuaian

2. Peramalan

3. Modifikasi

4. Substitusi

Penyesuaian dengan keadaan cuaca dan iklim didiskripsi dengan baik dan

usaha bercocok tanam disesuaikan dengan keadaan iklim suatu wilayah. Dengan

memanfaatkan cara ini maka akhirnya dapat ditemukan pusat-pusat usaha

pertanaman tanaman-tanaman yang memerlukan iklim sangat khusus. Dengan

usaha penyesuaian ini biaya mengusahakan secara nisbi dengan sendirinya rendah

akan tetapi fluktuasi hasil tiap kesatuan waktu akan besar. Ini disebabkan karena

yang disebut penyesuaian adalah menyesuaikan kepada keadaan rata-rata dan

bukan kepada semua kejadian. Keadaan ektreem tetapa akan ada dan terjadi.

Sehingga kalau ada suatu hari cuacanya ekstreem hasil tanaman akan kurang baik

atau dapat gagal. Peluang 75% untuk berhasil dari suatu pemanfaatan anasir

cuaca/iklim umumnya sudah dianggap memadai.

Page 13: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Peramalan meliputi peramalan cuaca berjangka pendek, menengah, atau

panjang. Merupakan salah satu usaha untuk mengurangi resiko kegagalan usaha

pertanian. Peramalan-peramalan yang baik, diikuti tindakan yang tepat akan sangat

membantu mengurangi resiko kerusakan hasil karena cuaca atau mencegah

pemborosan. Peramalan yang benar terhadap awal mulainya musim hujan akan

sangast menolong perencanaan penanaman. Kalau diramalkjan malam hari akan

hujan lebat, maka perlu menunda pemupukan, penyemprotan hama, dan

sebagainya. Secara umum, peramalan jangka pendek akan sangat membantu taktik

pelaksanaan sedangkan peramalan jangka panjang akan membantu strategi

pelaksanaan.

Modifikasi terhadap adanya anasir iklim yang kurang sesuai dengan

kebutuhan tanaman. Berbagai hal bisa dilaksanakan dalam hal modifikasi ini,

misalnya dengan pemberian naungan, pembuatan hujan buatan, pemulsaan,

pengolahan tanah, dan sebagainya. Beberapa contoh modifikasi :

1. Radiasi

Memperbesar : pemangkasan, memperlebar jarak tanam, mengurangi

wiwilan, menanam tanaman yang berdaun kecil.

Memperkecil : naungan, tumpangsari, menanam tanaman berdaun lebar,

mempersempit jarak tanam.

2. Temperatur

Memperbesar : guludan, menutup tanah dengan plstik tembus cahaya.

Memperkecil : naungan, pemulsaan.

3. Kelembaban

Memperbesar : naungan, menyiram, pemulsaan, menutup dengan plastik hitam.

Memperkecil : memangkas daun, memperjarang jarak tanam, pembakaran

jerami.

4. Angin

Memperbesar : memperlebar jarak tanam, menanam tanaman berdaun kecil.

Memperkecil : naungan, shelter.

Page 14: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Substitusi bertujuan untuk mengganti anasir-anasir cuaca/iklim yang pada

saat diperlukan tidak ada atau tidak mencukupi di suatu wilayah. Misalnya dengan

irigasi akan dapat menolong apabila hujan tidak datang atau tidak mencukupi.

Kalau substitusi ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat menjamin adanya

kepastian hasil.

Peningkatan Efisiensi Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses sintesis dimana zat-zat anorganik

karbondioksida dan air diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon

dan kaya energi, yang dilakukan oleh sel-sel berkhlorofil (berlangsung dalam

khloroplast dalam sel hidup), dengan pertolonmgan cahaya matahari dan

dibebaskan gas oksigen.

Produksi tanaman budidaya pada dasarnya tergantung pada ukuran dan

efisiensi sistem fotosintesis ini. Efisiensi fotosintesis adalah tenaga terkonversi

dibagi tenaga matahari, dan dinyatakan dalam %.

Contoh soal

1. Intensitas cahaya matahari = 1 ly/menit

Energi yang terkonversi = 7,2 X 10 6 cal/jam

Luas lahan = 0,1 ha

Efisiensi fotosintesis = .... %

Jawab :

Intensitas cahaya = 1 ly/menit

= 60 cal/cm2/jam

Dalam areal 0,1 ha tenaga matahari = 60 . 0,1 . 108 cal/jam = 6 . 108 cal/jam

tenaga terkonversi EF = -------------------------

tenaga matahari

Page 15: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Jadi, Efisiensi fotosintesis = tenaga terkonversi

tenaga matahari

EF = TK/TM

= 7,2.106/6.108 = 7,2/6.102 = 7,2/600 = 1,2/100 = 1,2%

2. Intensitas cahaya = 1 ly/menit

Efisiensi fitosintesis = 1 %

Luas lahan = 0,2 ha tenaga matahari

Jumlah tenaga yang terkonversikan = ...

Jawab :

Intensitas cahaya = 1 ly/menit = 60 cal/cm2/jam

Dalam areal 0,2 ha = 60 . 0,2 . 108 cal/jam

= 12 . 108 cal/jam

Efisiensi fotosintesis = tenaga terkonversi

tenaga matahari

EF = TK/TM

1 = TK/60.0,2.108

1 = TK/12.108

TK = 12.108

Jadi tenaga terkonversi = 12 . 108 cal/ cm2/ jam

Page 16: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB III

KULTUR TEKNIS TANAMAN AGRONOMI

Menanam tanaman budidaya pada hakekatnya adalah memberikan

lingkungan yang terbaik bagi tanaman sehingga dapat tumbuh dan berkembang

serta berproduksi secara baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Iklim

2. Tanah

3. Bibit

4. Penanaman

5. Pemeliharaan tanaman, yang meliputi :

- Penyiangan/Pembumbunan

- Pemupukan

- Penyiraman

- Pengendalian hama dan penyakit

- Pemangkasan

6. Pemanenan

7. Penanganan hasil (Pasca panen)

Iklim

Untuk menanam tanaman, sebaiknya harus diperhatikan iklim apa yang

sesuai bagi jenis tanaman yang akan ditanam tersebut. Kalau terpaksa harus

menanam di luar musim, maka harus dicari suatu upaya pencegahan terhadap

kegagalan yang mungkin akan terjadi karena faktor iklim tersebut.

Faktor iklim yang berpengaruh diantaranya adalah suhu, sinar matahari,

curah hujan, kelembaban udara, angin. Suhu dapat mempengaruhi perkembangan

tanaman. Sinar matahari merupakan sumber energi yang berguna dalam proses

Page 17: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

fotosintesis. Sinar matahari yang terpenting adalah panjang penyinaran dan

intensitasnya. Curah hujan yang utama adalah banyaknya hari hujan dan lebatnya

curah hujan. Kelembaban udara penting diketahui karena dengan demikian petani

dapat memperhitungkan atau dapat mengetahui kapan saat tanaman dapat dipanen

atau kapan harus diwaspadai adanya serangan jamur. Sedangkan angin merupakan

pelaku utama yang berperan pada proses penguapan dan penyerbukan.

Tanah

Setelah dipilih lokasi yang bakal dipakai sebagai lahan pertanaman, maka

tahap berikutnya adalah pelaksanaan pengolahan tanah. Pengolahan tanah melihat

jenis tanaman yang akan ditanam, apabila perakarannya dangkal maka pengolahan

tanah cukup sedalam + 25 cm, tetapi apabila tanaman berupa pohon maka perlu

disiapkan lubang tanamnya terlebih dahulu. Selain itu pengolahan tanah juga harus

memperhatikan sifat dan atau kondisi tanah tersebut.

Apabila lahan yang akan ditanami berupa lahan miring, maka terlebih

dahulu perlu dibuat terasering, yang umumnya dibentuk mengikuti garis tinggi

(contour). Teras dapat diperkuat dengan tanaman pupuk hijau, yang selain dapat

meningkatkan kesuburan tanah juga dapat mencegah erosi.

Untuk tanah datar yang terpenting untuk mendapatkan perhatian adalah

kesarangan dan kesuburan tanah (sifat fisik dan kimiawi tanah). Berbagai

perlakuan dapat dijalankan untuk memelihara kondisi tanah, antara lain dengan

pemupukan, pemulsaan, pengolahan tanah, dan sebagainya.

Bibit

Benih (seed) adalah biji yang dipakai sebagai alat perkembangbiakan.

Sedangkan bibit (seedling) adalah benih yang telah berkecambah. Tergantung dari

cara perbanyakannya, tanaman dapat diperbanyak dengan benih ataukah bibit.

Pengadaan benih yang baik :

1. Benih harus tersedia tepat pada waktunya, dengan jumlah sesuai yang

dibutuhkan

Page 18: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

2. Bermutu tinggi, murni sifat genetiknya, tidak tercampur benih varietas lain

3. Tidak tercampur gulma, kotoran, dan bibit penyakit

4. Harus mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang tinggi

Daya kecambah : minimal 80%

Benih murni : minimal 95%

Benih varietas lain : maksimal 5%

Kotoran : maksimal 2%

Benih rumputan : maksimal 2%

Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih disemaikan terlebih

dahulu. Dengan demikian yang ditanam di kebun berupa bibit yang sudah cukup

kuat. Pesemaian sebaiknya dibuat dekat dengan tempat tanamnya agar mudah

dalam pengangkutannya ke lapang. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan

pesemaian yang baik adalah :

1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung

ditanam di tempat yang tetap

2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk

mencegah curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah

3. Tanah pesemaian harus subur dan gembur

4. tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang

5. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor

6. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang

setelah cukup kuat

7. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu

saat ditanam di tempat penanamannya

8. Tanaman muda yang baru dipindah perlu diberi pelindung.

Cara Pemindahan Bibit

Dikenal 3 cara pemindahan bibit, yaitu :

1. Cara Cabutan

- Sebelum dicabut pesemaian dibasahi

Page 19: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Dipilih bibit yang bagus, dicabut satu per satu dengan hati-hati, dijaga agar

akar tidak putus

- Bibit tersebut harus segera ditanam, jangan menunggu layu

- Untuk mengurangi penguapan, sebelum ditanam biasanya dilakukan pengupiran

daun

Misal : Tanaman sayuran, buah, tanaman hias

2. Cara Putaran

- Tanaman beserta tanah yang melekat pada perakarannya digali

- Dipindahkan ke polibag/keranjang bambu/pelepah pisang

- Jika sudah kuat bisa segera ditanam di lapang

Misal : Jeruk, Rambutan

3. Cara Potongan

- Bibit digali, kemudian sebagian dari batang dan akarnya dipotong, baru

kemudian ditanam

- Lebih mudah pada saat memindahkannya

- Kerusakan akar bisa dikurangi

- Mudah pengangkutannya

Untuk bibit sebaiknya digunakan bibit yang terpilih dengan kualitas baik.

Pembibitan dapat dilakukan sendiri , tetapi bibit juga bisa dibeli dari tempat

penjual bibit. Benih atau bibit yang digunakan sebaiknya yang mempunyai sifat

unggul.

Penanaman

Apabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu

diperhatikan dalam penanaman adalah waktu tanam dan jarak tanam. Waktu

tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim

penghujan, tetapi ada yang lebih baik bila ditanam di musim kemarau. Penanaman

di luar musim (off season) dapat dilakukan dengan meningkatkan pemeliharaan

dan perawatannya.

Page 20: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan tingkat kesuburan

tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang

sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak tanam ini akan

diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur sehingga mudah dalam melakukan

pengelolaan tanaman selanjutnya.

Berbagai keuntungan bertanam dengan jarak tanam yang teratur :

1. Pertanaman tampak rapi, arah barisan dapat diatur

2. Memudahkan dalam pemeliharaannya, misalnya dalam pemberian pupuk,

penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan sebagainya.

3. Dengan jarak tanam yang teratur dapat ditentukan jumlah populasi tanaman tiap

luas lahan sehingga kebutuhan bibit/benihnya dapat ditentukan sebelumnya.

Pengaturan jarak tanam juga dimaksudkan agar tanaman dapat memperoleh

kebutuhan hidupnya secara merata, khususnya dalam hal kebutuhannya akan air,

unsur hara, dan cahaya matahari. Kecukupan akan ketiga faktor ini merupakan

penentu besarnya hasil panen. Dengan demikian, jarak tanam akan mempengaruhi

hasil tanaman. Masing-masing tanaman mempunyai jarak tanam yang optimum

yang berbeda dengan tanaman lainnya. Penentuan jarak tanam yang tepat terhadap

satu tanaman memerlukan penelitian.

Jarak tanam akan mempengaruhi kerapatan tanaman atau jumlah populasi

per unit area. Populasi tanaman mempengaruhi pertumbuhan relatif dan hasil

bersih fotosintesis. Hal ini berhubungan erat dengan penangkapan energi cahaya,

dan ketersediaan hara dan air dalam tanah. Dengan demikian kerapatan tanaman

akan menentukan produksi tanaman. Hubungan antara produksi dengan populasi

tanaman dinyatakan dalam hubungan parabolik yang merupakan fungsi kuadratik,

seperti di bawah ini.

Y = a + bX - cX2 Y = produksi (hasil per unit area)

X = populasi tanaman

a, b, c = konstanta regresi

Model jarak tanam ada beberapa macam, yaitu :

1. Baris tunggal (single row)

Page 21: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

2. Baris rangkap (double row)

3. Jarak bujur sangkar (on the square)

4. jarak sama segala penjuru (equidistant plant spacing)

* * * * * * * * * * * * * *

* * * * * * *

* * * * * * * * * * * * * *

* * * * * * *

* * * * * * * * * * * * * *

* * * * * * *

1 2

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * *

3 4

Kerapatan tanaman penting diketahui untuk menentukan sasaran agronomi,

yaitu produksi maksimum. Dari berbagai penelitian jarak tanam dapat diketahui

jarak tanam dimana mulai terjadi pendataran garis grafik. Berarti setelah kondisi

itu penambahan populasi tidak lagi dapat meningkatkan produksi, bahkan terjadi

persaingan yang sangat ketat yang pada akhirnya terjadi penurunan produksi.

Kerapatan optimum ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi dalam

menentukan keuntungan optimum. Produksi dengan kontinyu naik menurut

naiknya populasi, akan tetapi sejak titik kompetisi tercapai produksi semakin

Page 22: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

turun. Tetapi bila mutu merupakan faktor penentu harga, produksi optimum terjadi

pada suatu populasi tertentu. Sesudah itu kenaikan populasi akan menurunkan

mutu, berarti harga jual atau keuntungan akan menurun.

Pemeliharaan tanaman

Penyiangan/Pembumbunan

Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma

yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan

dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat

dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang.

Pemupukan

Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat

diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai pupuk

dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa pupuk

NPK yang diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya.

Penyiraman

Dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan banyaknya curah hujan

yang turun. Yang terpenting perlu dijaga adalah tanaman jangan sampai layu

karena kekurangan air, karena hal ini akan berakibat fatal bagi hasilnya. Cara

penyiramannya juga disesuaikan dengan jenis, umur,dan sifat tanaman tersebut.

Pengendalian hama dan penyakit

Sebelum menanam suatu jenis tanamnya, sebaiknya dikenali terlebih dahulu

jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tersebut. Hal ini

untuk mempermudah penyiapan penanggulangan apabila betul terjadi serangan

hama/penyakit pada tanaman tersebut, sehingga bisa cepat tertangani.

Pemangkasan

Page 23: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Tanaman yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan.

Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain untuk membentuk pohon, mengurangi

daun, mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain.

Tujuan membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi

lebih banyak. Pengurangan daun dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi

bersih yang optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan mempercepat

proses pembuahan. Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk peremajaan

tanaman (rejuvenilisasi).

Secara umum pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang/ranting

yang tumbuhnya tidak tepat, memotong tunas-tunas air, atau memotong ranting-

ranting yang kena penyakit.

Pemanenan

Pemanenan harus dilakukan tepat pada waktunya karena pemanenan yang

dilakukan terlalu muda atau terlalu tua akan mempengaruhi kualitas hasilnya.

Pemanenan hendaknya dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak hasil

tanaman. Khususnya hasil tanaman yang berupa umbi dalam pengambilannya

jangan sampai melukai umbinya, karena akan cepat busuk dalam penyimpanan.

Penanganan hasil (Pasca panen)

Hasil panen perlu diperhatikan dalam penanganannya. Bagi hasil tanaman

yang bersifat ‘perishable’ (mudah busuk) perlu segera dijual atau diolah menjadi

bahan awetan. Sedangkan yang akan disimpan, harus betul-betul diperhatikan

kadar air serta cara dan tempat penyimpanannya. Penanganan pada waktu panen

dan perlakuan pasca panen dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pertanian.

Page 24: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB IV

PERBANYAKAN TANAMAN

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan bahan tanam. Bahan

tanam adalah tanaman atau bagian tanaman yang bisa dipergunakan untuk

mengembangbiakkan tanaman. Bahan tanam bisa berupa biji atau benih tetapi bisa

juga berupa bibit. Bibit dapat diperoleh secara generatif ataupun bisa berasal dari

pembiakan secara vegetatif.

Secara garis besar, perkembangbiakan tanaman dapat dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Perkembangbiakan secara generatif (sexual)

2. Perkembangbiakan secara vegetatif (a sexual)

PERKEMBANGBIAKAN SECARA GENERATIF (SEXUAL)

Bahan tanaman dalam perkembangbiakan generatif berasal dari biji (benih).

Benih ini bisa ditanam secara langsung di tempat penanamannya yang tetap,

maupun disemaikan dulu di tempat pesemaian.

Keuntungan penanaman secara langsung ditempat penanamannya yang

tetap adalah tidak perlu repot-repot memindahtanamkan lagi dan lebih gampang

dilakukan, tanaman baru memiliki sifat yang sama dengan induknya, perakarannya

kuat. Hanya saja sebelum ditanam perlu diadakan seleksi benih terlebih dahulu

(hanya benih yang berkualitas baik yang ditanam). Kelemahannya apabila tanaman

tersebut berupa pohon, dalam menghasilkan buah diperlukan waktu yang relatif

lama dibandingkan tanaman yang berasal dari bibit vegetatif dan sering didapat

sifat yang tidak sama dengan induknya.

Page 25: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya menghasilkan tanaman atau

keturunan yang mempunyai sifat-sifat genetis yang berbeda dengan pohon

induknya dan juga belum tentu mempunyai sifat-sifat baik seperti yang dimiliki

oleh pohon induknya. Tanaman yang terus menerus diperbanyak dengan bijinya

dapat mengalami degenerasi/kemunduran. Selain itu tanaman asal biji untuk dapat

dipungut hasilnya memerlukan waktu yang cukup lama. Namun demikian

perakaran tanaman yang berasal dari biji biasanya lebih kuat.

Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih disemaikan

terlebih dahulu. Dengan demikian yang ditanam di kebun berupa bibit yang sudah

cukup kuat. Pesemaian sebaiknya dibuat dekat dengan tempat tanamnya agar

mudah dalam pengangkutannya ke lapang.

Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah :

1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung

ditanam di tempat yang tetap

2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk

mencegah curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah

3. Tanah pesemaian harus subur dan gembur

4. tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang

5. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor

6. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya setelah cukup

kuat

7. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu

saat ditanam di tempat penanamannya

8. Tanaman muda yang baru dipindah perlu diberi pelindung.

PERKEMBANGBIAKAN SECARA VEGETATIF (A SEXUAL)

Pembiakan vegetatif berusaha membuat tanaman baru dari bagian tanaman

yang bukan biji; bagian batang, cabang, akar, jaringan/sel, dan sebagainya.

Page 26: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Sebab-sebab utama dilakukan perkembangbiakan vegetatif adalah karena

banyak tanaman yang tidak mempunyai sifat sebaik induknya bila dilakukan

pembiakan secara generatif atau menggunakan biji; ada perubahan pada mutunya.

Sebab-sebab lainnya yaitu :

1. Karena tanaman tidak menghasilkan biji atau hanya sedikit menghasilkan biji.

2. Tanaman tersebut bisa menghasilkan biji tetapi sukar untuk berkecambah.

3. Mungkin karena lebih ekonomis.

Cara pembiakan vegetatif dibagi 2 golongan :

1. Secara alamiah : - penggunaan biji apomiktik

- penggunaan bagian-bagian khusus tanaman

2. Secara buatan : - dengan bantuan manusia

Beberapa cara pembiakan secara vegetatif :

1. Secara alamiah

a. Penggunaan biji apomiktik (nucellar seedling), yaitu perkembangbiakan

embryo/biji tanpa kawin. Bisa terbentuk langsung dari sel diploid atau dari sel-

sel jaringan nucellus.

b. Penggunaan bagian-bagian khusus tanaman, antara lain :

- Umbi (umbi lapis/bulp, umbi sisik/corm, umbi batang/tuber, umbi akar)

- Rhizoma (akar batang)

- Runner (stolon/akar rimpang/sulur)

- Anakan

2. Secara buatan

- Rundukan (layering)

- Cangkok

- Setek

- Okulasi (budbing/menempel)

- Sambung Pucuk

Page 27: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Penyusuan

- Kultur Jaringan

Pembiakan vegetatif dengan umbi

Ada 4 macam umbi untuk perbanyakan tanaman, yaitu :

a. Umbi lapis (Bulb)

Merupakan batang pendek, tebal, berupa lembaran daging dan bersisik. Tunas

berkembang pada sela-sela lembaran di bagian pusat ujung pertumbuhannya.

Misal : bawang merah, bunga tulip

b. Umbi sisik (Corm)

Mirip dengan bulb, tidak berisi lembaran-lembaran berdaging tetapi merupakan

suatu batang padat yang mengandung mata dan beruas-ruas.

Misal : Gladiol

c. Umbi batang (Tuber)

Adalah batang berdaging dalam tanah dengan beberapa mata atau tunas.

Misal : Kentang

d. Umbi akar (Fleshy root)

Selain sebagai tempat menyimpan makan umbi akar juga merupakan tunas

adventif (fleshy root)

Misal : Ubi jalar

Rhizoma (akar batang)

Adalah dahan yang berbentuk tabung tumbuh lateral dalam tanah, dapat

berdaging dapat pula ramping dan pada umumnya kaya akan simpanan makanan.

Rhizoma mengandung mata dan ruas-ruas.

Misal : Jahe, Ganyong, Canna

Runner (stolon/akar rimpang/sulur)

Ialah batang ranting yang tumbuh keluar dari ketiak daun pada dasar tajuk

dan menjalar sepanjang permukaan tanah.

Misal : Strawbery, Tapak Liman

Page 28: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Anakan

Perkembangbiakan dengan anakan bisa dilakukan pada tanaman yang

mempunyai anakan. Bibit dari anakan dapat langsung ditanam begitu dipisah dari

induknya. Pemotongan anakan harus dilakukan secara hati-hati agar tanaman

induknya tidak rusak, demikian juga akar anakan jangan sampai rusak. Bibit dari

anakan mudah tumbuh karena anakan sudah mempunyai akar, batang, dan daun

sendiri. Kesulitannya kalau akan menanam dalam jumlah banyak, karena tanaman

induk hanya menghasilkan anakan dalam jumlah terbatas.

Beberapa tanaman yang menghasilkan anakan : Nanas, Pisang, Salak, Lidah

Buaya, dan lainnya.

Rundukan (Layering)

Merupakan pembiakan vegetatif yang dilakukan dengan cara pembengkokan

atau pelengkungan cabang. Caranya, beberapa cabang dilengkungkan dengan

sebagian cabang dibenamkan ke dalam tanah, sedangkan pucuk cabang dibiarkan

muncul di permukaan tanah. Adakalanya bagian cabang yang dibenamkan tersebut

dilukai terlebih dahulu untuk mempercepat tumbuhnya akar. Setelah akar cukup

banyak, dan tunas baru sudah tumbuh sehat, cabang dipotong, dan bibit tanaman

baru bisa segera ditanam. Waktu yang terbaik untuk melakukan rundukan adalah

pada musim penghujan, agar tanaman cepat berakar dan membentuk tunas.

Tanaman yang gampang diperbanyak dengan cara ini umumnya mempunyai

batang lentur yang mudah dibengkokkan, tidak mudah patah dan rusak.

Misal : Jambu Monyet, Apel, Melati, Ketimun

Cangkok

Hampir semua tanaman berkayu dapat diperbanyak dengan cangkok.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencangkokan tanaman :

1. Waktu mencangkok

Page 29: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Waktu terbaik untuk melakukan pencangkokan adalah pada musim penghujan,

karena penyiraman terjamin sehingga pencangkokan dapat cepat berhasil.

2. Pemilihan batang cangkokan

Sebaiknya dipilih pohon induk yang sedang umurnya, kuat, sehat, dan subur,

serta mutu hasilnya baik.

3. Pemeliharaan cangkokan

Selama pencangkokan berlangsung pemeliharaan dianggap cukup bila media

cangkokan tersebut cukup lembab sepanjang waktu.

Cara pencangkokan:

- Pilih cabang yang ‘sedang’ umurnya, kuat, sehat, subur, banyak dan baik

buahnya, tumbuh lurus ke atas, kira-kira sebesar pensil.

- Sekeliling kulit batang disayat dan dibersihkan dari kambium, dengan lebar + 3-

10 cm. Cabang yang telah terklelupas ini dibiarkan terbuka selama 2-4 hari agar

kambium benar-benar bersih dan sayatan cukup kering.

- Ada kalanya di tempat yang akan tumbuh akar ini diolesi dengan zat perangsang

tumbuh akar

- Setelah itu dibungkus dengan tanah yang subur atau moss dan dibalut dengan

sabut kelapa atau plastik, lalu diikat.

- Tanaman cangkokan perlu disirami setiap hari, kecuali jika pencangkokan

dilakukan pada musim hujan.

- Setelah tanaman mengeluarkan akar cukup banyak, cangkokan dapat dipotong.

- Tanaman cangkokan sebaiknya ditanam dahulu di tempat yang teduh atau jika

mau ditanam langsung di lapang, sebaiknya diberi peneduh terlebih dahulu

sampai tanaman cukup kuat.

Kadang-kadang tanaman cukup efisien dibiakkan dengan cangkok, karena

percabangannya banyak dan dapat menghasilkan dalam waktu yang lebih cepat.

Namun demikian bibit tanaman cangkok juga mempunyai sifat yang kurang baik,

antara lain perakaran tanaman kurang bagus.

Misal : Jambu air, Rambutan, Mangga

Page 30: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Pada tanaman yang banyak mengeluarkan getah seperti sawo, memerlukan

cara mencangkok yang agak lain. Luka yang telah dibuat itu dibiarkan terbuka 2-3

minggu lamanya, hingga tidak keluar getah lagi. Getah yang sudah kering dibuang.

Luka harus benar-benar kering.

Setek (Cuttage)

Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan,

pemotongan, dari beberapa bagian tanaman, contohnya akar, batang, cabang, daun,

dan tunas. Keuntungan perbanyakan dengan setek adalah dapat menghasilkan bibi

tanaman yang banyak dan cepat dalam waktu singkat.

Ada beberapa macam setek, yaitu ;

a. Setek akar : jambu biji, cemara, sukun, kesemek

b. Setek batang ; Kentang, Ubi jalar, Ubi Kayu

c. Setek cabang : Mangga, Rambutan, Jeruk, Kopi, Teh

d. Setek daun : Begonia, Sanseviera, Cocor Bebek, Violces

e. Setek tunas : Anggur

Cara membuat setek :

- Bahan diambil dari bagian tanaman yang sehat, sebaiknnya dipilih yang ‘sedang’

umurnya

- Bahan setek dipotong miring kira-kira 5-10 cm panjangnya, dipilih yang ada

mata tunasnya

- Dalam pembuatan bibit setek, biasanya setek disemai terlebih dahulu di tempat

pembibitan sampai setek berakar, baru kemudian ditanam

- Media untuk mengakarkan setek terdiri dari campuran tanah dan pasir dengan

perbandingan 1:1, ketebalan media 20 cm. Sebelum setek ditanam tanah disiram

dengan air hingga jenuh. Sebaiknya setek ditanam sedalam setengah dari

panjang setek. Setelah itu tanah disiram kembali kemudian diitutup dengan

sungkup plastik tembus sinar, dan diberi naungan

- Kelembaban udara dalam penyetekan dipertahankan minimum 80%. Penyiraman

dilakukan cukup dari luar di sekeliling sungkup plastik tembus cahaya.

Page 31: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Okulasi (Budding/Menempel)

Okulasi adalah bibit hasil tempelan mata tunas pada batang calon pohon pangkal.

Mata diambil dari tanaman induk yang unggul, yang bagus hasilnya. Sedang calon

pohon pangkal berasal dari biji yang diambil dari tanaman yang mempunyai

perakaran kuat.

Okulasi memerlukan pertautan dan pertumbuhan tunas. Pertautan dapat mudah

tetapi pertumbuhan tunas kadang-kadand sulit. Pembuatan bibity memerlukan

waktu antara 12 - 24 bulan, karena untuk dapat diokulasi batang bawah perlu

cukup besar, umur 6 - 12 bulan. Setelah terjadi pertautan diperlukan pula waktu

untuk tumbuh 6 - 12 bulan.

Keadaan lingkungan juga sangat mempengaruhi keberhasilan okulasi. Tiap jenis

buah juga menghendaki lingkungan okulasi berebeda. Beberapa faktor lingkungan

terpenting adalah temperatur dan kelembaban, yang banyak ditentukan oleh

musim. Untuk dapat dilakukan okulasi sepanjang musim, perlu naungan baik

terhadap sinar maupun hujan dan kelembaban.

Caranya :

- Dipilih batang bawah yang baik, sebesar pensil

- Tinggi okulasi + 10 - 15 cm dari permukaan tanah dan kulit batang disayat

(dikelupas) kira-kira 3 - 5 cm panjangnya, dan dipotong kira-kira

separuhnya lebih sedikit

- Di belakang kulit yang tertinggal tersebut ditempelkan mata tunas yang

diambil dari cabang pohon induk yang berumur 1 tahun atau lebih

- Setelah mata tunas ditempelkan, batang diikat dengan tali rafia yang dicelup

dalam parafin (lilin)

- Beberapa hari kemudian batang yang telah diokulasi diperiksa, bila mata

tunas tetap hijau berarti hidup dan bila berwarna coklat berarti mati

Page 32: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Setelah 1 - 2 minggu, okulasi yang jadi dilepas ikatan rafianya dan tunas

diusahakan tumbuh dengan jalan pohon pangkal dipangkas kira-kira 10 cm

di atas mata okulasi

- Tunas tumbuh dibiarkan selama 6 - 12 bulan sampai tumbuh subur dan kuat,

selanjutnya bibit dari okulasi ini bisa ditanam di kebun.

Cara okulasi dapat memberikan hasil baik pada Jeruk, Mangga, Rambutan,

tetapi mungkin sulit untuk durian, mete, klengkeng, dan lain-lain.

Sambung Pucuk (Grafting/Enting)

Penyambungan diartikan sebagai perpaduan dari suatu batang bawah dan

batang atas hingga membentuk sambungan yang tetap dan kekal. Batang bawah

berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, antara lain

tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta

keadaan air tanah tertentu yang buruk. Sedangkan batang atas diambil dari

tanaman yang berkualitas tinggi dan bagus hasilnya. Batang atas dilepas dari

induknya untuk dipadukan pada batang bawah yang ditanam dari biji.

Caranya :

- Menanam biji di tanah dalam polibag, sampai batangnya tumbuh kira- kira

sebesar pensil (umur 3-8 bulan), sebagai batang bawah

- Sebagai batang atas dipilih cabang yang masih muda , yang besarnya sesuai

dengan batang bawah, biasanya dipakai bagian-bagian yang masih hijau

- Teknik penyambungan yang sering dipakai adalah sistem celah, pertautan

dibuat dengan memotong dan membelah batang bawah dan menyayat

batang atas

- Tinggi sambungan + 10-15 cm dari permukaan tanah atau + 2-3 cm di atas

batas warna hijau dan coklat dari batang, disisakan sepasang daun yang

paling bawah

- Batang atas diiris menyerong ke dalam sepanjang 3-4 cm pada kedua sisinya,

kemudian ditempelkan pada batang bawah yang telah dibelah sepanjang 3-4

cm

Page 33: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Setelah batang atas dan batang bawah ditempelkan dengan cermat, tempat

sambungan diikat dengan tali rafia

- Sambungan dibungkus dengan kantong plastik tembus cahaya, untuk

mempertahankan kelembaban tempat sambungan.

Keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh ketepatan pertautan kambium

antara batang bawah dan batang atas, kebersihan alat-alat yang dipergunakan, dan

keterampilan pelaksana. Dalam waktu + 3 minggu setelah penyambungan, plastik

pembungkus sambungan dibuka untuk memeriksa hasil sambungan. Sambungan

yang berhasil akan tetap hijau, sedangkan yang berwarna coklat akan mati. Setelah

hasil sambungan tumbuh sehat dan kuat, tanaman bisa ditanam.

Ada banyak tanaman yang bisa diperbanyak dengan sistem enting. Semua

jenis tanaman yang dapat diokulasi umumnya dapat pula dilakukan enting.

Misal : Mangga, Jeruk, Blimbing, Mete, Kedondong

Keberatan melakukan sistem enting adalah adanya kebutuhan pucuk tanaman

yang cukup banyak dibanding dengan sistem okulasi. Tetapi dapat dilakukan lebih

awal dan dapat memberikan bibit lebih cepat. Sistem enting memerlukan

lingkungan yang sejuk dan lebih lembab.

Penyusuan

Penyusuan umumnya dilakukan pada tanaman yang sulit diperbanyak

dengan teknik lain. Cara ini cocok dilakukan pada tanaman buah-buahan, misalnya

Durian.

Batang bawah berupa tanaman muda berasal dari biji yang disemai dalam

keranjang pesemaian, sedang batang atas berupa ranting atau dahan yang diambil

dari tanaman induk yang sudah berbuah bagus. Namun yang perlu diperhatikan

ukuran kedua batang harus sama besar.

Cara pembiakan disusukan :

- Menanam batang bawah dengan biji terpilih, yang berakar kuat, sampai

umur antara 4 - 12 bulan

Page 34: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Memilih cabang batang induk yang akan dibuat batang atas pada bibit,

dengan ukuran besar yang sama dengan batang bawah

- Kedua batang tersebut disayat miring yang sama besarnya sampai ke bagian

kayunya, dipadukan dan diikat dengan tali rafia

- Setelah 2 - 3 minggu hasilnya bisa diperiksa, kalau batang atas tidak layu

berarti penyusuan berhasil

- Setelah tumbuh dengan baik (40 - 60 hari) pucuk batang bawah dipotong,

sedangkan pucuk batang atas dibiarkan tumbuh. Batang atas yang bersatu

dengan induknya juga dipotong

- Setelah tanaman tumbuh subur dan sehat, bisa langsung ditanam di kebun..

Sistem penyusuan dapat membuat bibit dalam waktu relatif cepat (antara 6

- 8 bulan) dan tingkat keberhasilannya sampai 100%. Tetapi cara ini kurang

praktis dan mahal karena pohon induk umumnya lebih tinggi sehingga batang

bawah harus dibawa ke atas.

Kultur Jaringan

Melalui kultur jaringan, sedikit jaringan tumbuhan diambil, lalu

ditumbuhkan dalam media buatan sehingga tumbuh menjadi tanaman sempurna.

Untuk keperluan kultur jaringan dipergunakan media yang terdiri atas campuran

berbagai garam mineral, asam amino, gula vitamin, dan hormon tumbuhan. Untuk

membuat media padat bahan-bahan tersebut dicampur dengan agar-agar;

sedangkan untuk membuat media cair, bahan-bahan dilarutkan ke dalam air

suling. Pembiakan dengan kultur jaringan harus dilakukan dalam keadaan suci

hama.

Dengan kultur jaringan dapat dihasilkan tanaman baru dalam jumlah besar

dalam waktu singkat dan dengan sifat dan kualitas sama dengan tanaman induk,

tanaman baru yang bebas virus, dengan kultur jaringan juga dapat diciptakan

varietas baru, dan kultur jaringan dapat dipakai untuk pelestarian suatu jenis

tanaman.

Page 35: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Namun kultur jaringan memerlukan keterampilan khusus yang harus dilatar

belakangi pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi, sehingga amat sulit

diserap oleh petani awam yang berpendidikan dasar tidak terlalu tinggi. Untuk

dapat menyerap keterampilan kerja kultur jaringan, diperlukan sekurang-

kurangnya pendidikan menengah.

PEMBIBITAN

Dalam perkembangbiakan tanaman baik secara generatif maupun vegetatif

kadang diperlukan tahap pembibitan, sebelum tanaman siap ditanam di lapang.

Cara Pemindahan Bibit

Dikenal 3 cara pemindahan bibit, yaitu :

1. Cara Cabutan

- Sebelum dicabut pesemaian dibasahi

- Dipilih bibit yang bagus,dicabut satu per satu dengan hati-hati, dijaga agar akar

tidak putus

- Bibit tersebut harus segera ditanam, jangan menunggu layu

- Untuk mengurangi penguapan, sebelum ditanam biasanya dilakukan pengupiran

daun

Misal : Tanaman sayuran, buah, tanaman hias

2. Cara Putaran

- Tanaman beserta tanah yang melekat pada perakarannya digali

- Dipindahkan ke polibag/keranjang bambu/pelepah pisang

- Jika sudah kuat bisa segera ditanam di lapang

Misal : Jeruk, Rambutan

3. Cara Potongan

- Bibit digali, kemudian sebagian dari batang dan akarnya dipotong, baru

kemudian ditanam

- Lebih mudah pada saat memindahkannya

Page 36: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- kerusakan akar bisa dikurangi

- mudah pengangkutannya

BAB V

POLA TANAM (Cropping system)

Pengertian Pola Tanam

Pola tanam merupakan sub sistem dari sistem budidaya tanaman,

merupakan jenis-jenis tata urutan tanaman yang diusahakan pada sebidang tanah

tertentu selama satu jangka waktu tertentu. Sistem pola tanam dipengaruhi oleh

berbagai komponen, yaitu komponen agroklimat, tanah, tanaman, teknik budidaya,

dan sosial ekonomi.. sasaran utama penerapan pola tanam yang tepat, adalah

produksi yang secara agronomis dapat mencapai hasil maksimum, ekonomis

optimum, dan ekologis lestari.

Tujuan pola tanam adalah untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada

seoptimal mungkin, atau untuk mendapatkan interaksi positif dari mikroklimat,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan atau pendapatan petani tiap

satuan luas per satuan waktu.

Bentuk Pola Tanam

Dibedakan menjadi 2 (dua) macam bentuk pola tanam, yaitu pola tanam

tunggal (Monoculture) dan pola tanam ganda (Multiple cropping).

Pola tanam tunggal, diartikan bahwa dalam satu tahun hanya dilakukan

penanaman satu kali dan secara monokultur. Sedangkan pola tanam ganda

diartikan bahwa dalam satu tahun pada lahan yang sama ditanam dua atau lebih

tanaman dari jenis yang sama atau berbeda, baik yang penanamannya secara

tumpangsari, bersisipan, ataupun secara bergiliran.

Pola tanam tunggal ditemui pada pertanian sistem perladangan/sistem

tegalan, atau banyak diterapkan pada tanaman tahunan.

Page 37: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Dengan sistem pola tanam ganda mempunyai keuntungan dan kekurangan.

Beberapa hal yang menguntungkan dari pola tanam ganda adalah :

1. Produktivitas lahan pendapatan petani dapat ditingkatkan, karena pemanfaatan

lahan dan waktu yang lebih efisien

2. Mengurangi resiko kegagalan, karena lebih banyak jenis tanaman yang

diusahakan

3. Resiko kekurangan bahan pangan diperkecil dan dapat memperbaiki

keseimbangan gizi, karena penganeragaman jenis komoditi yang diusahakan

4. Peningkatan dan penyebaran pemanfaatan tenaga kerja sepanjang tahun,

mencegah dan mengurangi pengangguran musiman

5. Memperbaiki kesuburan tanah

6. Pemanfaatan saprodi lebih efektif dan menghemat pengolahan tanah

7. Mengurangi erosi, baik oleh angin maupun air

Beberapa segi negatif dari pola tanam ganda adalah :

1. Pemeliharaan lebih sulit dilakukan

2. Kualitas maupun kuantitas produksi per komoditi condong menurun, karena

persaingan lebih keras

Macam-macam pola tanam ganda yang dilaksanakan di Indonesia :

1. Pola tanam tumpangsari/tanam tumpang (Inter cropping). Adalah

menumbuhkan 2 tanaman atau lebih secara bersama-sama pada lahan yang

sama. Sehingga petani mengelola 2 tanaman atau lebih pada waktu dan lahan

yang sama.

Macam-macam Intercropping :

- Mixed intercropping (tumpangsari campuran)

Yaitu menanam 2 tanaman atau lebih secara bersama-sama dengan tidak

memperhatikan jarak tanam antara tanaman yang satu dengan tanaman

lainnya.

- Row intercropping (tumpangsari baris)

Yaitu menanam 2 tanaman atau lebih secara bersama-sama pada lahan yang

sama, dimana tanaman tersebut ditanam dalam baris-baris, dengan jarak

Page 38: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

tanam tertentu.

- Strip intercropping (tumpangsari pita/jalur)

Yaitu menanam 2 tanaman atau lebih secara bersama-sama dalam bentuk

jalur-jalur tertentu (sistem tanam surjan)

2. Pola tanam sisipan (Relay cropping).

Adalah penyisipan tanaman berikutnya pada tanaman yang lebih dulu ada pada

sebidang tanah/lahan yang sama sebelum tanaman terdahulu dipungut.

Penyisipan tanaman berikutnya biasanya dilakukan setelah tanaman

sebelumnya memasuki pertumbuhan generatif. Tujuan dari pola tanam

bersisipan adalah pemanfaatan faktor lingkungan (cahaya matahari, iklim).

Selain itu juga untuk memanfaatkan sisa-sisa kesuburan dan kelembaban dari

tanaman yang pertama.

3. Pola tanam berurutan/beruntun/bergilir (Sequental cropping).

Adalah penanaman dua tanaman atau lebih ditanam pada waktu yang terpisah pada

lahan yang sama, sehingga penanaman berikutnya baru dilaksanakan setelah

tanaman sebelumnya dipanen. Cara ini cukup bermanfaat untuk

pencegahan/pengurangan serangan hama dan penyakit karena dapat memutus

siklus hama/penyakit.

Dibagi menjadi :

- Double cropping, menumbuhkan 2 tanaman dalam 1 tahun

- Triple cropping, menumbuhkan 3 tanaman dalam 1 tahun

- Quadruple cropping, menumbuhkan 4 tanaman dalam 1 tahun

- Ratoon cropping (tanaman singgang), menumbuhkan kembali tanaman yang

telah dipanen

4. Inter culture

Yaitu menanam tanaman semusim diantara tanaman tahunan

Misalnya : diantara tanaman karet (tanaman pokok) ditanam tanaman jagung

(tanaman sela).

Tanaman sela (cach crop) dipungut sebelum tanaman pokok menghasilkan.

5. Inter planting

Page 39: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Tumpangsari beda umur, yaitu menanam tanaman genjah diantara tanaman dalam

Misalnya : Kacang tanah diantara tanaman Tebu

6. Pola tanam tajuk bertingkat (Multistorey cropping)

Pengaturan penanaman dilakukan secara vertikal, yaitu di atas tanah dalam

pertrumbuhan tajuk dan di bawah tanah dalam pertumbuhan akar. Pola tanam

seperti ini banyak terdapat di lahan pekarangan. Bentuk ini merupakan bentuk

pola tanam yang diarahkan untuk dapat memanfaatkan lahan dan sumber daya

air, hara, dan sinar matahari secara maksimal.

7. Pola tanam berlorong (Alley cropping)

Yaitu tanaman semusim ditanam diantara barisan tanaman Leguminosae yang

berbentuk pohon, seperti Lamtoro Gung. Pola ini cocok umtuk diterapkan pada

lahan kering, karena dengan cara demikian dapat evapotranspirasi tanaman

tidak terlalu tinggi atau dapat dikurangi, dan mikroklimatserta kesuburan tanah

dapat diperbaiki.

Untuk mengetahui keberhasilan atau kenaikan hasil dari sistem tanam ganda

ini dapat diukur dengan LER (Land Equivalent Ratio = Nisbah kesetaraan lahan).

Makin besar LER makin baik produktivitas lahan tersebut dalam tumpangsari.

LER adalah perbandingan luas lahan yang digunakan oleh suatu tanaman bila

ditanam secara tunggal dibandingkan dengan luas lahan yang diperlukan oleh

tanaman tersebut bila ditanam secara intercropping untuk memperoleh hasil yang

sama pada tingkat pengelolaan yang sama.

Misal : Pada tumpangsari antara Jagung dan Kedelai diketahui bahwa

Hasil monokultur Jagung = a (kg/ha), hasil tumpangsari = x (kg/ha)

Hasil monokultur Kedelai = b (kg/ha), hasil tumpangsari = y (kg/ha)

LER monokultur Jagung = 100

LER monokultur Kedelai = 100

LER tumpangsari Jagung : c = x/a X 100

LER tumpangsari Kedelai : d = y/b X 100

Jadi LER tumpangsari Jagung dan Kedelai adalah = c + d

Page 40: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Disamping itu peningkatan produktivitas lahan dapat diketahui dengan Index

penanaman (Cropping index = CI). Dengan CI dapat diketahui pemanfaatan lahan

semaksimal mungkin. Semakin tinggi CI semakin tinggi produktivitas lahan.

CI per tahun adalah luas areal ditanami dibagi dengan luas areal lahan total

dikalikan 100%.

Misal : 2 ha lahan, yang 1/2 ha dapat ditanami 2X dan yang 11/2 ha hanya bisa

ditanami 1X dalam setahun.

Maka nilai CI nya adalah :

0,5 X 2 + 1,5 X 1 CI = --------------------- X 100 % = 125 %

2

Kompetisi Tanaman

Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara spesies tumbuhan yang

terjadi pada dua atau lebih individu tanaman. Kedua belah pihak tumbuhan akan

dipengaruhi secara negatif karena hubungan tersebut. Hal ini terjadi karena kedua

belah pihak membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama dan tidak tersedia dalam

jumlah cukup di dalam lingkungan.

Kompetisi akan air dan ion

Kompetisi cahaya

Keunggulan kompetitif suatu tanaman terhadap tanaman lainnya oleh karenanya

banyak ditentukan oleh bentuk dan ketinggian kanopi daun, kecepatan transpirasi,

sifat-sifat fisiologi pengambilan ion, selain juga faktor-faktor lingkungan.

BAB VI

Page 41: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

Beberapa Pengertian

Setiap makhluk hidup, memperlihatkan ciri-ciri kehidupan, yaitu antara lain

mampu memperoleh zat makanan, mampu merespon rangsangan dari luar, mampu

mengedarkan zat-zat di dalam tubuhnya, mampu mencerna makanan, melakukan

respirasi, melaksanakan sintesis, serta mampu tumbuh dan berkembang biak.

Tanaman, sebagai salah satu makhluk hidup juga mempunyai semua sifat tersebut.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan satu perubahan yang

terjadi dalam tubuh tanaman selama siklus hidupnya. Pertumbuhan dan

perkembangan tanaman bukanlah peristiwa yang identik, tetapi merupakan dua

proses yang sangat erat hubungannya.

Pertumbuhan (growth) adalah dapat diartikan sebagai :

- Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak

terbalikkan (irreversible)

- Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman

akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru

- Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat

pembelahan dan pembesaran sel.

Misalnya : dalam ukuran sel, jaringan, organ

Sedangkan perkembangan (development) diartikan sebagai :

- Proses perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan

tanaman/bagian-bagiannya

- Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan,

diferensiasi sel, dan morfogenesis.

Misalnya : perubahan dari fase vegetatif ke generatif

Yang dimaksud dengan diferensiasi adalah :

Page 42: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau

lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatifberbeda satu

dengan yang lainnya.

- Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-

sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses

biokimia, fisiologi, maupun struktural)

Misalnya : pembentukan jaringan xylem dan phloem

Sedangkan morfogenesis merupakan :

- Proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh

beberapa sel yang memacu terbentuknya organ..

Misalnya : pembentukan daun, buah, batang, bunga, akar

Sel meristematik adalah : sel muda yang masih aktif membelah

Jaringan meristematik : suatu jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah

Pertumbuhan Tanaman (growth)

Pada awal pertumbuhan tanaman dibatasi oleh tersedianya cadangan

makanan yang ada di dalam bahan makanan.

Misalnya :

- Bahan tanaman berasal dari biji maka endosperm sebagai tempat bahan cadangan

makanan

- Bahan tanaman yang berasal dari stek maka bahan-bahan organik yang ada

di dalamnya merupakan cadangan makanannya

Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat

kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu

organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang mungkin terjadi baik

karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel

mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas permukaan.

Page 43: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan peristiwa yang

meliputi antara lain pembentukan karbohidrat (proses fotosintesis), proses

absorbsi, translokasi, metabolisme, respirasi.

Apabila bibit tumbuh dengan sistem perakaran dan ukuran daun

berkembang dengan sempurna, maka akan mendukung laju fotosintesis yang cepat.

Hasil anabolisme atau penyusunan pada periode tersebut memungkinkan

terjadinya peningkatan ukuran yang cepat. Tetapi laju peningkatan fotosintat tidak

selalu tinggi. Secara bertahap tanaman mengalami penurunan laju peningkatan

fotosintat dengan makin bertambahnya umur. Akhirnya berhenti tumbuh dan

menuju kematian.

Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses atau kumpulan proses yang

kompleks. Struktur dan fungsi tanaman berubah dengan waktu mengikuti

pertumbuhan tanaman, pada keseluruhan tubuh tanaman. Bentuk dan fungsi

tanaman berubah sesuai dengan pertumbuhannya.

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar yang biasa

disebut dengan faktor lingkungan (millieu). Perbedaan faktor lingkungan akan

mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman. berhubung faktor lingkungan di

dunia ini berbeda, maka jenis tumbuhannya juga berbeda. Disamping itu

keragaman penampilan tanaman dan tanggapannya terhadap lingkungan juga

dimungkinkan akibat dari susunan genetik tanaman itu sendiri. Oleh karena itu

secara sederhana penampilan atau pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagi

fungsi dari faktor lingkungan dan genetik.

P = f (L,G)

P = pertumbuhan suatu tanaman

L = lingkungan

G = genetik

Page 44: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Pertumbuhan tanaman terjadi manakala ada sel-sel dan atau jaringan

meristem yang masih aktif. Adapun letak pertumbuhan tanaman (letak jaringan

meristem) adalah pada :

- Ujung suatu organ (Meristem apical)

Meristem apical biasanya tetap bersifat embryionik dan mampu tumbuh

dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga disebut juga Indeterminate

meristem. Misalnya : pada ujung batang, ujung akar.

- Meristem lateral

Meristem yang berkaitan dengan pertumbuhan membesar

Misalnya : pada jaringan kambium, jaringan kambium gabus (fellogen)

- Meristem intercalar

yaitu meristem yang terletak antara daerah-daerah jaringan yang telah

terdiferensiasi. Meristem seperti ini kebanyakan terdapat pada familia

Gramineae. Pada organ-organ tumbuhan lain, misalnya bunga, akar, buah,

pola pertumbuhannya agak berbeda dengan batang dan hanya bersifat

embryionik dalam jangka waktu tertentu, sehingga disebut Determinate

meristem.

Perkembangan Tanaman (development)

Pertumbuhan tanaman berlangsung terus selama hidupnya dan yang

nampak sebagai hasilnya adalah bertambah besar maupun berat tanaman secara

diferensiasi sel dan bagian-bagian (organ) tanaman. Bersamaan dengan proses

pertumbuhan ini dengan perbedaan waktu yang tidak terlalu besar, terjadi pula

perubahan-perubahan kualitatif dalam tanaman yang sering dianggap sebagai

manifestasi perkembangan tanaman.

Perkembangan tanaman merupakan suatu kombinasi dari sejumlah proses

yang kompleks, yaitu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang mengarah pada

akumulasi berat kering tanaman.

Page 45: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu

1 Hasil assimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat

dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolisme

2 Temperatur yang menguntungkan

3 Terdapat sistem enxzym yang tepat untuk memperantarai proses

diferensiasi.

Hasil assimilasi yang tersedia lebih dari cukup bagi kebutuhan untuk

pertumbuhan tanaman secara normal, merupakan akibat adanya faktor-faktor yang

menghambat pertuimbuhan tanpa menghambat fotosintesis. Berakibat adanya

kelebihan hasil fotosintesis untuk mendorong proses diferensiasi, apabila

temperaturnya menguntungkan, dan tersedia enzym yang diperlukan.

Fase-Fase Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman

Pertumbuhan tanaman diawali dengan terjadinya zygote, terbentuknya

embryo, diikuti dengan pembelahan dan pengembangan sel, sampai terjadinya

proses perkecambahan dari biji. Setelah biji berkecambah, maka seterusnya

tanaman akan tumbuh dan berkembang, pertumbuhan bibit diikuti dengan

pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tanaman. Akhir dari siklus hidup

tanaman ditandai dengan senescence dan akhirnya tanaman akan mati.

Pertumbuhan tanaman pada dasarnya disebabkan oleh pembesaran dan

pembelahan sel. Perkembangan tanaman lebih dilihat dari proses pembentukan

jaringan dan organ-organ tanaman sehingga masing-masing individu tanaman

mempunyai bentuk morfologinya yang khas.

Selama pertumbuhan dan perkembangannya tanaman akan membentuk

bermacam-macam organ, baik organ vegetatif maupun organ reproduktif. Secara

lengkap pertumbuhan dan perkembangan tanaman meliputi berbagai tahapan,

mulai tahap embryonis, tahap muda dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

dilanjutkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan organ-organ

Page 46: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

reproduktif (bunga, buah dan biji, atau ubi/umbi), dan akan diakhiri dengan

matinya tanaman..

Menurut Michurin, secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan

tanaman dibagi dalam 4 (empat) fase, yaitu :

1 Fase Embryonis

2 Fase Muda (Juvenil/Vegetatif)

3 Fase Dewasa (Mature/Reproduktif/Generatif)

4 Fase Menua dan Aging (Senil/Senescence)

Fase Embryonis

Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya

embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan

pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel.

Fase embryonis tidak terlihat senyara nyata (tidak tergambar dalam kurve)

dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di dalam biji.

Fase Muda (Juveni//Vegetatif)

Fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan

dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang pertama dan berlangsung terus

sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama.

Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari perubahan-

perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia. Proses perkecambahan meliputi

beberapa tahap, yaitu :

1. Imbibisi

Yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan

terjadinya hidrasi dari protoplasma.

2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm

3. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym.( amilase,

protease, lipase)

- Karbohidrat dirombak menjadi glukosa

Page 47: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

- Protein dirombak menjadi asam amino

- Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.

4. Translokasi makanan ke titik tumbuh

Setelah penguraian bahan-bahan karbohidrat, protein, dan lemak menjadi

bentuk-bentuk yang terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuih

5. Pembelahan dan pembesaran sel

Assimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik

menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan

sel-sel baru.

6. Munculnya radikel dan plumula

Akhirnya radikel dan plumula muncul dari kulit benih.

Keluarnya calon akar (radikel) dari biji sampai keluarnya ujung kecambah

(plumula) ke permukaan tanah (yang disebut dengan perkecambahan) akan

dilanjutkan dengan pertumbuhan bibit sampai terjadinya penyempurnaan fungsi

masing-masing organ tanaman. Seterusnya radikel segera menyempurnakan

diri menjadi akar dan akar siap melakukan berbagai fungsinya. Plumula

berkembang menjadi batang dan daun.

Panjang fase muda ini bervariasi tergantung dari spesies tanaman, keadaan

luar, dan pemeliharaan. Pada umumnya pada fase ini terjadi laju tumbuh yang

terbesar (tumbuh secara exponensiil). Merupakan fase yang peka terhadap

persaingan. Pertumbuhan secara exponensiil dimaksudkan untuk memenangkan

persaingan dan menunjang perkembangan tanaman selanjutnya (apabila fase

vegetatif kurus, maka akan berpengaruh terhadap produksi). Pada beberapa

tanaman mempunyai tanda bagi pengenalan fase juvenil, misalnya pada Citrus sp.

adanya duri merupakan petunjuk fase juvenil. Kalau sudah berbunga tidak ada

durinya lagi.

Dewasa ( Mature/Reproduktif//Generatif )

Ditunjukkan oleh tanda-tanda adanya transisi bertahap pada morfologi, laju

tumbuh, dan kapasitas pembungaan. Dimulainya pembentukan bagian-bagian

Page 48: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

bunga dan dihentikannya pembentukan organ-organ vegetatif. Terjadi

penghambatan (dan akhirnya penghentian) organ-organ vegetatif karena assimilat

terutama ditujukan bagi perkembangan organ-organ reproduksi. Dalam hal ini baik

tunas vegetatif maupun perakaran akan terhambat pertumbuhannya.

Menua dan Aging ( Senil/Senescence )

Pada fase ini terjadi perombakan secara alamiah dari bagian atau

keseluruhan tubuh tanaman sehingga kegiatan fungsionalnya hilang. Selama proses

tersebut berlangsung, terjadi penurunan aktivitas dan fungsi organ-organ yang

berperan dalam proses penyusunan bahan organik. Bahan-bahan yang mengalami

deteriorasi adalah khlorofil, protein, RNA, lemak, fotosintesis, respirasi dinding

sel, serta organel. Karakteristik utama yang nampak pada proses penuaan daun

adalah perubahan warna daun atau berkurangnya khlorofil. Berkurangnya

kandungan protein selama proses penuaan dapat diamati dengan adanya akumulasi

asam amino, yang selanjutnya asam amino ini ditranslokasikan ke luar daun tua

menuju daerah atau bagian yang aktif tumbuh dan berkembang. Menurunnya

kandungan protein pada daun tua selaras dengan menurunnya kandungan RNA

sehubungan dengan menurunnya kapasitas sintesis RNA. Selama proses penuaan

berlangsung, terjadi penurunan produksi adenosin trifosfat, akibatnya transpor

elektron dan fotofosforilasi oksidatif berjalan lambat, akibatnya penyediaan ATP

yang mendukung terjadinya sintesis di dalam sel tidak cukup. Selama terjadinya

proses penuaan terjadi penurunan aktivitas respirasi secara bertahap. Senescence

dapat terjadi pada bagian atau keseluruhan tanaman.

Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya

senescence, misalnya :

1 Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air, dapat mempercepat

terjadinya senescence daun

2 Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman

3 Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat

menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence.

Page 49: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Macam-macam bentuk senescence

Senescence pada tanaman dapat mengikuti beberapa pola :

1 Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence)

Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua. Tanaman mati sesudah

menyelesaikan satu siklus kehidupannya.

2 Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top

senescence)

Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkan bagian tanaman yang berada

di dalam tanah tetap hidup

3 Senescence yang meliputi hanya daun-daunnya saja (deciduous senescence)

Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman

lain tetap hidup.

4 Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah

suatu tanaman. (progessive senescence)

Tanaman hanya menggugurkan daun-daunnya yang terdapat di bagian

bawah saja (daun-daun yang tua), sedang daun-daun yang lebih atas dan

organ tanaman lain tetap hidup.

Teori-teori senescence

1. Mati karena kekurangan makanan

Kegiatan reproduksi tanaman (seperti pada waktu pembentukan dan

perkembangan buah) akan mengangkut zat-zat makanan dari bagian tanaman

yang lain, sehingga menyebabkan terjadinya senescence.

2. Kemunduran integritas bagian tanaman

Proses penuaan menyebabkan menurunnya kemampuan organ untuk

mempertahankan zat-zat yang terkandung di dalamnya dan juga menurunnya

fungsi setiap organ.

3. Peracunan

Page 50: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Senescence terjadi akibat adanya peracunan.

Manfaat senescence

1 Mobilisasi zat-zat

2 Senescence daun yang tua

3 Sebagai alat adaptasi

Pada beberapa tanaman senescence bagian tanaman dimaksudkan untuk

menghindari kemungkinan buruk dari kondisi lingkungan

Page 51: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB VII

LINGKUNGAN TANAMAN

Faktor yang mempengaruhi Tanaman

Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu faktor

genetis dan faktor lingkungan. Faktor genetis adalah faktor-faktor yang terdapat di

dalam tubuh tanaman, misalnya keadaan benih, varietas dari tanaman, hormon

tanaman, dan lainnya. Faktor lingkungan adalah seluruh faktor-faktor yang

terdapat di luar tanaman dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dari

hasil penelitian sudah dapat dibuktikan bahwa keadaan dari lingkungan tanaman

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman.

Meskipun keadaan tanaman baik (faktor genetis baik) tetapi apabila keadaan

lingkungan tidak memenuhi syarat seperti yang dibutuhkan tanaman, maka

pertumbuhan dari tanaman akan menjadi terhambat.

Adapun faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tanaman

adalah tanah, suhu, cahaya, air, udara.

Tanah

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting yang

dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Bila tanah salah

digunakan maka tanaman jadi kurang produktif. Dalam mendukung kehidupan

tanaman terdapat tiga fungsi tanah yang primer, yaitu :

1. Memberikan unsur-unsur mineral

2. Memberikan air

3. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

Untuk tujuan produksi tanaman, tanah harus dipandang merupakan suatu

keseimbangan dari sistem yang saling menjalin dan berinteraksi dengan mineral ,

Page 52: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

bahan organik, organisme tanah, atmosfer tanah, dan air tanah, dimana masing-

masing sistem tidak dapat dipisahkan, mengubah salah satu berarti mengubah

semuanya.

Secara tidak langsung kesuburan tanah berhubungan dengan kandungan

mineral dalam tanah. Yang paling penting bagi tanaman adalah ketersediaan hara.

Ketersediaan hara tergantung dari kelarutan zat hara, pH tanah, kapasitas

pertukaran kation, tekstur tanah, dan jumlah bahan organik yang ada.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, organisme tanah

memegang peranan yang sangat penting. Pada tanah-tanah yang subur terdapat

bakteri-bakteri yang berguna untuk memecah berbagai jenis bahan organik,

melepaskan mineral-mineral yang dapat berguna dalam siklus kehidupan tanaman,

serta ada pula yang dapat mengikat N2 bebas dari udara seperti Azotobacter yang

bebas hidupnya atau yang bersimbiose dengan kacang-kacangan. Disamping

bakteri terdapat jamur-jamur yang berguna, misalnya Mycorrhiza. Cacing, semut,

serangga-serangga kecil juga sangat berguna dalam menambah kesuburan tanah.

Atmosfer tanah berada pada ruang pori-pori yang tidak terisi air.

Kandungan karbondioksida (CO2) lebih besar daripada yang berada dalam udara di

atas tanah, sebaliknya kandungan oksigen (O2) lebih sedikit daripada yang di udara

dan menurun menurut kedalaman. Variabilitas atmosfer tanah sangatlah besar,

tergantung bahan organik dan organisme tanah, dan juga dipengaruhi oleh musim.

Suhu

Proses-proses fisik dan kimiawi dikendalikan oleh suhu dan kemudian

proses-proses ini mengandalikan reaksi biologi yang berlangsung dalam tanaman.

Kelarutan berbagai zat tergantung dari suhu. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh

suhu, biasanya makin tinggi suhu reaksi makin cepat. Suhu mempengaruhi

kestabilan enzim.

Cahaya

Page 53: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman yang utama adalah teriknya

matahari dan lama/panjang penyinaran terhadap tanaman (periodisme). Setiap

tanaman berbeda-beda pengaruhnya terhadap teriknya matahari, ada tanaman yang

tumbuh lebih baik pada tempat yang terbuka tetapi ada juga yang tumbuh lebih

baik pada tempat yang memakai peneduh. Selain itu kebutuhan akan sinar

matahari ini juga dipengaruhi oleh tingkat/fase pertumbuhan tanaman. Periodisme

untuk tanaman-tanaman di daerah tropis, termasuk Indonesia, tidak begitu

berpengaruh karena panjang siang dan malam hampir sama sepanjang tahun.

Air

Air merupakan sistem pelarut dari sel dan merupakan suatu medium untuk

pengangkutan baik dari tanah ke tanaman maupun dari bagian tanaman yang satu

ke bagian tanaman yang lain. Air dapat mempertahankan turgor tanaman, proses

transpirasi, dan pertumbuhan tanaman. Selain itu air juga merupakan bahan utama

dalam proses fotosintesis. Pada tanaman-tanaman tertentu, transpirasi yang terjadi

secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh penyediaan air dari tanah akan dapat

menyebabkan kelayuan bahkan kematian bagi tanaman. Air bagi tanaman berada

dalam suatu keadaan aliran yang kontinyu. Kehilangan air dapat menyebabkan

terhentinya pertumbuhan dan defisiensi air yang terus menerus menyebabkan

perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible) dan mengakibatkan

kematian. Tanaman sangat peka terhadap kekurangan air pada masa mudanya dan

juga pada masa pembentukan bunga. Jumlah air yang bermanfaat untuk tanaman

mempunyai batas-batas tertentu. Seperti pada kekurangan air, kelebihan air dapat

merupakan kesukaran. Air yang berlebihan itu sendiri tidaklah racun, akan tetapi

kekurangan udara pada tanah-tanah yang tergenanglah yang menyebabkan

kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan dalam larutan air, bila

aerasi diberikan dengan baik.

Udara

Page 54: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

Udara yang berpengaruh terhadap tanaman adalah suhu udara dan angin.

Suhu udara mempengaruhi aktivitas kehidupan tanaman pada proses fotosintesis,

respirasi, transpirasi dan proses metabolisme lainnya. Demikian juga dengan

angin, yaitu gerakan udara yang tidak terlalu cepat, akan berpengaruh terhadap

fotosintesis dan transpirasi

Adaptasi Tanaman

Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru. Dalam

proses penyesuaian diri ini terdapat perubahan-perubahan , baik perubahan

fisiologis maupun morfologis, agar proses metabolisme berlangsung lebih baik.

Perubahan fisiologis berjalan perlahan-lahan menuju kesesuaian dengan

lingkungan baru. Proses ini dapat berupa ketahanan terhadap hama/penyakit,

ketahanan terhadap kekeringan, absorbsi hara dan pembatasan respirasi, ketahanan

terhadap ketersediaan hara yang minim, dan efisiensi asssimilasi serta aktivitas

enzim. Perubahan morfologis adalah perubahan bentuk luar tanaman secara

perlahan. Adaptasi ini dapat berupa perubahan bentuk kanopi atau posisi daun,

perubahan bentuk batang, jumlah pembuluh, dan susunan jaringan.

Penyebaran tanaman pertanian dalam proses adaptasinya dibatasi oleh garis

lintang, tinggi tempat dari permukaan laut, dan panjang hari. Apabila tanaman

berada di luar persyaratan tumbuhnya yang optimum, maka dapat terjadi gangguan

terhadap pertumbuhannya.

Proses adaptasi tanaman akan berlangsung cukup baik apabila tanaman

dipindahkan ke tempat lain yang mempunyai kondisi yang mirip dengan daerah

asalnya. Sebaliknya, apabila pemindahan itu berlangsung diantara dua tempat yang

sangat berbeda, maka tanaman akan mengalami perubahan yang sangat drastis,

yang kemungkinan besar akan dapat menyebabkan gangguan terhadap

pertumbuhannya. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan

tanaman, adalah melihat persyaratan tumbuh tanaman dan menempatkannya pada

daerah dan lahan baru yang mempunyai persyaratan yang sesuai dengan tanaman

tersebut. Proses adaptasi tanaman sampai tanaman betul-betul sudah serasi dengan

Page 55: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

lingkungan barunya kadang dapat berlangsung cukup lama. Namun demikian

karena sudah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang

pertanian, maka proses adaptasi dapat dipercepat dengan berbagai rekayasa,

misalnya lewat pemuliaan tanaman.

Dalam proses adaptasi tanaman melalui berbagai tahapan, yaitu :

1. Tahap Aklimatisasi

Pada tahap ini tanaman berusaha keras untuk dapat mempertahankan diri hidup

di tempat baru dengan mengubah kemampuan fisiologis dan atau morfologis

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

2. Tahap Naturalisasi

Pada tahap ini tanaman telah mampu menyesuaikan dirinya dengan faktor

lingkungan dan berusaha lagi untuk meyempurnakan proses adaptasinya ke

arah yang positif.

3. Tahap Domestikasi

Merupakan tahap akhir dari proses adaptasi, dimana tanaman sudah dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan sudah mulai dapat

menjalani kehidupannya dan melewati seluruh siklus hidupnya dengan baik.

Page 56: Diktat 05 Dasar-dasar Agronomi

BAB VIII

IPTEK DALAM BIDANG PERTANIAN