Upload
dodien
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PERPINDAHAN ENERGI PANAS
SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUSULUR WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh:
TITO HERMAWAN SOEMARSONO
K7108245
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PERPINDAHAN ENERGI PANAS
SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUSULUR WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh:
TITO HERMAWAN SOEMARSONO
K7108245
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Tito Hermawan Soemarsono. “PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERPINDAHAN ENERGI
PANAS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUSULUR KECAMATAN
WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN
2011/2012”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) Meningkatkan
pemahaman konsep perpindahan energi panas melalui penggunaan media realia
pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran
2011/2012. (2) Mendiskripsikan proses penggunaan media realia untuk
meningkatkan pemahaman konsep perpindahan energi panas siswa kelas IV SD
Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 terdiri dari 19 siswa. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan.
Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Bentuk tindakan yang diberikan adalah pembelajaran IPA materi perpindahan
energi panas dengan menggunakan media realia. Untuk mengetahui pemahaman
konsep siswa, diadakan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas
data yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata pra siklus sebelum
tindakan yaitu 49,26 dengan ketuntasan klasikal 36,84%. Pada siklus I
menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 65,21 dan ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 57,89%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
85,42 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 89,47%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi perpindahan energi panas
dengan menggunakan media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci : media realia, konsep perpindahan energi panas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Tito Hermawan Soemarsono. “THE USE OF REALIA MEDIUM FOR
INCREASING THE UNDERSTANDING OF HEAT ENERGY TRANSFER
CONCEPT OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 01
BULUSULUR WONOGIRI REGION ACADEMIC YEAR OF 2011/2012”.
A Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret
University Surakarta. June 2012.
The objectives of this classroom action research are : (1) Increasing the
understanding of heat energy transfer concept by using realia medium in fourth
grade students of SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri region academic year
2011/2012. (2) Describing the process of realia media usage for increasing the
understanding of heat energy transfer concept of fourh grade students of SD
Negeri 01 Bulusulur Wonogiri region academic year 2011/2012.
The subject of this classroom action research is the fourth grade students
of SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri region academic year 2011/2012 as many as
19 students. This research was conducted in two cycles, in each cycles there were
two meetings. Each cycle contained planning, execution, observation, and
reflection stager. The form of the action given was science subject learning with
the material of heart energy transfer by using realia medium. To know the
students’ concept understanding, a test was conducted in the end of each meeting.
The data collecting technique used interview, observation, test, and
documentation technique. Data validity used were data source triangulation and
method triangulation. The analysis technique used was deskriptif comparatif.
Based on the research, the pre cycle average score before the action was
49,26 with the classical completion of 36,84%. Cycle I showed the average score
reached 65,21 and the classical completion increased into 57,89%. In cycle II, the
class average score increased into 85,42 and the classical completion increased
into 89,47%. Therefore, it could be concluded that the learning of science subject
of heat energy transfer material by using realia medium was able to increase the
concept understanding of fourth grade students of SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri region academic year 2011/2012.
Key word : realia medium, heat energy transfer concept
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.
(QS.Al Insyirah:5-8)
Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi
orang lain.
(HR. Bukhari)
Lihatlah hari ini sebagai kenyataan, hari kemarin sebagai kenangan, dan hari esok
sebagai tantangan.
Jadikan semangat pahlawan dalam etos kerja kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan diiringi rasa syukur dan bahagia, kupersembahkan karya ini untuk:
Ibunda Supartini dan Ayahanda Joko Sumiyarno yang tercinta.
Terima kasih ibunda dan ayahanda yang tercinta, atas segala kasih sayang
yang selalu tercurah, perjuangan yang diberikan, serta doa-doa yang
dilantunkan setiap hari untukku.
Adik-adikku tersayang, Yusuf Rifki Tawakkal dan Firman Tawakkal.
Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, doanya, dan bantuan yang
telah diberikan kepada kakakmu ini.
Teman-teman seperjuangan S1 PGSD angkatan 2008.
Keluarga besar kost Tisanda Manahan Solo.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Almamaterku UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dah hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Sukarno, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing selama penyelesaian penelitian ini.
6. Bapak Drs. Usada, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing selama penyelesaian penelitian ini.
7. Kepala Sekolah SD Negeri 01 Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
Wonogiri.
8. Ibu Supartini, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Kabupaten
Wonogiri yang telah membantu selama proses penelitian.
9. Murid-murid kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur, Kecamatan Wonogiri,
Kabupaten Wonogiri yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian.
10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
1. Tinjauan Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas ........... 7
a. Pengertian Pemahaman ......................................................... 7
b. Pengertian Konsep ................................................................. 8
c. Pengertian Energi .................................................................. 8
d. Pengertian Energi Panas ........................................................ 9
e. Perpindahan Energi Panas ..................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Tinjauan Media Realia ............................................................... 12
a. Pengertian Media Pembelajaran .......................................... 12
b. Manfaat Media Pembelajaran .............................................. 13
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran .......................................... 13
d. Pengertian Media Realia ..................................................... 14
e. Kelebihan dan Keterbatasan Media Realia ......................... 15
f. Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran
Perpindahan Energi Panas .................................................... 16
B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 18
C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 19
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 22
C. Sumber Data ................................................................................. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 24
E. Validitas Data ............................................................................... 26
F. Analisis Data ................................................................................. 27
G. Indikator Kinerja ........................................................................... 29
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 33
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 34
1. Deskripsi Nilai Pra Siklus .......................................................... 34
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I .............................................. 37
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................... 37
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................... 38
c. Pengamatan Tindakan Siklus I ............................................ 41
d. Refleksi Siklus I .................................................................. 50
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ............................................ 51
a. Perencanaan Tindakan Siklus II .......................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................... 52
c. Pengamatan Tindakan Siklus II ........................................... 55
d. Refleksi Siklus II ................................................................. 64
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................... 69
A. Simpulan .......................................................................................... 69
B. Implikasi .......................................................................................... 70
C. Saran ................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72
LAMPIRAN ........................................................................................................ 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Media Realia yang digunakan pada Pembelajaran Materi
Perpindahan Energi Panas ............................................................................ 17
2. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ........................................................... 21
3. Aspek Penilaian Evaluasi Pemahaman Konsep Perpindahan
Energi Panas. ................................................................................................ 28
4. Distribusi Frekuensi Nilai Perpindahan Energi Panas Sebelum
Menggunakan Media Realia ........................................................................ 34
5. Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal. ............................................ 35
6. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata
pada Kondisi Awal ....................................................................................... 36
7. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Evaluasi IPA Setelah Menggunakan
Media Realia pada Siklus I. ......................................................................... 47
8. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I. ....................................................... 48
9. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa pada Siklus I ...................................................................................... 49
10. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I................................................................ 49
11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Evaluasi Pembelajaran
Perpindahan Energi Panas Setelah Menggunakan Media Realia
pada Siklus II ............................................................................................... 61
12. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II. .................................................... 62
13. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata
pada Siklus II ............................................................................................... 63
14. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus II .............................................................. 63
15. Perbandingan Nilai Observasi Siswa dan Guru dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II..................................................... 66
16. Presentase Hasil Evaluasi Pembelajaran IPA Materi Perpindahan
Energi Panas Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I,
dan Sesudah Tindakan Siklus II ................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
17. Rincian Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep
Perpindahan Energi Panas Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur .......... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Konduksi ...................................................................................................... 10
2. Konveksi ...................................................................................................... 11
3. Kerangka Pikir Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep tentang
Perpindahan Energi Panas dengan Media Realia. ........................................ 20
4. Desain Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas........................................... 22
5. Model Dasar Penelitian yang Dikembangkan Sarwiji Suwandi .................. 30
6. Grafik Nilai Perpindahan Energi Panas Sebelum Menggunakan
Media Realia ................................................................................................ 35
7. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal .................................. 36
8. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Kondisi Awal ............................................................................................... 37
9. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media
Realia pada Siklus I. .................................................................................... 45
10. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media
Realia pada Siklus I. .................................................................................... 46
11. Grafik Nilai Hasil Evaluasi IPA Setelah Menggunakan Media Realia
pada Siklus I ................................................................................................. 47
12. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ........................................... 48
13. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Siklus I ......................................................................................................... 49
14. Grafik Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I .................................................... 50
15. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media
Realia pada Siklus II. .................................................................................... 59
16. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Realia pada Siklus II. ................................................................................... 60
17. Grafik Nilai Hasil Evaluasi Perpindahan Energi Panas Setelah
Penggunaan Media Realia pada Siklus II .................................................... 61
18. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .......................................... 62
19. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Siklus II ......................................................................................................... 63
20. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus II .............................................................. 64
21. Rekapitulasi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ........................................................................................................ 66
22. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I dan
Siklus II ........................................................................................................ 66
23. Grafik Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep Perpindahan
Energi Panas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur. ..................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Penggunaan Media Realia ........ 74
2. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas Siswa
Pra Siklus .................................................................................................... 76
3. Silabus ......................................................................................................... 77
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Pertama ... 81
5. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus I Pertemuan Pertama .... 91
6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus I Pertemuan Pertama .... 99
7. Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi Siklus I Pertemuan Pertama ............................ 101
8. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Pertama ................................................. 103
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Kedua ...... 105
10. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus I Pertemuan Kedua ...... 116
11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus I Pertemuan Kedua ...... 124
12. Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi Siklus I Pertemuan Kedua .............................. 126
13. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Kedua .................................................... 129
14. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas Siklus I ....... 132
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan Pertama .. 133
16. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus II Pertemuan Pertama .. 145
17. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus II Pertemuan Pertama .. 153
18. Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi Siklus II Pertemuan Pertama .......................... 155
19. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Pertama ................................................ 157
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan Kedua .... 160
21. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Perpindahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus II Pertemuan Kedua ..... 172
22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Perpindahan
Energi Panas Menggunakan Media Realia Siklus II Pertemuan Kedua ..... 180
23. Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi Siklus II Pertemuan Kedua ............................. 182
24. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Kedua .................................................. 184
25. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas Siklus II ...... 186
26. Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Pembelajaran IPA Materi
Perpindahan Energi Panas Sebelum Tindakan, Setelah
Tindakan Siklus I, dan Sesudah Tindakan Siklus II ................................... 187
27. Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Penggunaan Media Realia ........... 188
28. Foto Media Realia Siklus I.......................................................................... 190
29. Foto Media Realia Siklus II ........................................................................ 192
30. Foto Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ......................................... 193
31. Foto Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ............................................ 196
32. Foto Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ........................................ 200
33. Foto Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua .......................................... 205
34. Ijin Penelitian .............................................................................................. 210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1).
Sesuai dengan pengertian pendidikan di atas, maka untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa terutama untuk mengembangkan potensi peserta didik
diperlukan interaksi belajar mengajar yang baik antara guru sebagai pengajar dan
murid sebagai pembelajar. Guru sebaiknya tidak mendominasi kegiatan tetapi
guru sebagai fasilitator, peserta didiklah yang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Belajar dalam arti adanya perubahan, perubahan dari yang
sebelumnya belum tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak memiliki
keterampilan kemudian memiliki keterampilan.
Ranah yang menjadi muara dari suatu pendidikan adalah adanya
peningkatan pada aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap, dan
psikomotor atau keterampilan yang semakin optimal setelah siswa memperoleh
pendidikan. Penguasaan terhadap ketiga ranah tersebut mendasari perkembangan
berbagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang saat ini semakin
berkembang pesat.
Penguasaan dan penggunaan IPTEK merupakan kunci penting dalam
kehidupan abad ini. Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan untuk
mengenal, memahami, dan menguasai IPTEK dalam rangka meningkatkan
kualitas hidupnya. Upaya untuk mempersiapkan hal tersebut dilakukan melalui
pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai bagian dari
pendidikan umumnya memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis, dan berisiatif dalam
menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam
dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Gejala alam
tersebut dapat dipisahkan menjadi gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam hayati
(biologi). Awal IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala alam yang
terjadi, mencatatnya, lalu mempelajarinya. Sebagai makhluk berfikir yang
dibekali rasa ingin tahu yang besar, manusia terdorong untuk lebih mengenal,
memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi, serta berusaha untuk
dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (JS. Sukardjo, 2005: 1).
Pembelajaran IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh
rahasia yang tak habis-habisnya.
Depdiknas (2008: 45) menyatakan tujuan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) meliputi : (1) Memperoleh kenyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5)
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka
IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara
aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa. Pada siswa Sekolah Dasar, tingkat
kognitif siswa berada pada fase operasional konkret. Sehingga guru dalam
menjelaskan suatu konsep harus dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan
guru kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Pada pelajaran IPA yang perlu mendapat perhatian khusus adalah materi
perpindahan energi panas. Siswa menunjukkan kesulitan dalam memahami
konsep yang diajarkan guru, sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami konsep perpindahan
energi panas adalah karena kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang
dipilih guru. Guru belum menggunakan multimetode dan media pembelajaran
yang tepat dalam pembelajaran, yang akibatnya menjadikan kelas terasa monoton
dan membosankan. Selain itu, guru dalam pelaksanaannya tidak dapat
menyampaikan konsep-konsep perpindahan energi panas dengan menarik dan
menyenangkan yang mengakibatkan hasil belajar di sekolah tersebut kurang
optimal. Sehingga hasil belajar IPA materi perpindahan energi panas menjadi
rendah. Dari 19 siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur hanya 7 siswa atau
36,84% yang memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 71. Sedangkan 12 siswa
lainnya atau 63,16% mendapat nilai dibawah KKM. Daftar nilai dapat dapat
dilihat pada lampiran 2 halaman 76.
Rendahnya hasil belajar IPA materi perpindahan energi panas
menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi ini. Berdasarkan
Taksonomi Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 27) pemahaman merupakan
tingkatan kedua setelah menghafal dalam aspek kognitif yang berhubungan
dengan penguasaan atau mengerti sesuatu. Jika siswa tidak mampu memahami
konsep maka siswa tidak akan mampu mengejar tingkat kognitif selanjutnya.
Dalam taksonomi Bloom ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sehubungan dengan rendahnya hasil yang diperoleh, maka diperlukan
suatu alternatif pemecahan. Jika siswa tidak menguasai konsep perpindahan
energi panas maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerapkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi perpindahan panas dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan sulit mengikuti materi
energi yang dipelajari di hampir setiap jenjang pendidikan. Maka, agar dapat
memberi perubahan yang lebih baik dalam menguasai materi perpindahan panas
diperlukan adanya pemecahan masalah. Diantaranya adalah dengan menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Salah satu media yang sesuai dengan taraf perkembangan kognitif siswa adalah
media realia.
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau
sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata
alam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat
langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya (Aristo Rahardi, 2003:
24). Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa media realia yaitu semua
media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup
maupun sudah diawetkan, seperti batuan, binatang insektarium, herbarium, air,
sawah, dan sebagainya (Asra dkk, 2007: 5-9).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Penggunaan Media Realia untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas Siswa Kelas IV SD
Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep
perpindahan energi panas siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri
Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana proses penggunaan media realia untuk meningkatkan pemahaman
konsep perpindahan energi panas siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman konsep perpindahan energi panas melalui
penggunaan media realia pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Mendiskripsikan proses penggunaan media realia untuk meningkatkan
pemahaman konsep perpindahan energi panas siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
inovatif dalam pembelajaran konsep perpindahan energi panas di Sekolah
Dasar yang sangat penting demi kemajuan siswa. Selain itu hasil penelitian
juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai
penggunaan media realia di dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya
dalam hal pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
a. Bagi Siswa :
1) Meningkatkan pemahaman dalam konsep perpindahan energi panas.
2) Meningkatkan semangat dan kerjasama siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran IPA.
3) Meningkatkan hasil belajar IPA terutama materi perpindahan energi
panas.
b. Bagi Guru :
1) Bertambahnya wawasan dan informasi tentang pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam
mengajarkan IPA khususnya materi perpindahan energi panas
sehingga tercipta guru yang profesional.
c. Bagi Sekolah :
1) Meningkatkan perbaikan dan keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah yaitu terkait pembelajaran konsep perpindahan energi panas.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi pembelajaran di sekolah terutama bagi guru-guru untuk
menerapkan media realia dan juga memotivasi guru untuk selalu
melakukan inovasi media pembelajaran lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman merupakan bagian dari aspek kognitif siswa. Nana
Sudjana (2006: 24) dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar
membedakan pemahaman menjadi tiga kategori, yaitu pemahaman
terjemahan, pemahaman panafsiran, dan ekstrapolasi. Pendapat lainnya
menyatakan bahwa,
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
menguraikan ini pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang
disajikan dalam bentuk lain, seperti rumus matematika; membuat
perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu,
seperti dalam grafik (Winkle, 2005: 274).
Endang Poerwanti (2009: 23) menyatakan bahwa “Pemahaman
(comprehension), kemampun ini menuntut siswa memahami atau mengerti
apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkan dengan hal-hal lain.”
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1992: 113) “Dalam pemahaman,
siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.”
Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa
pemahaman adalah proses mengetahui inti atau ide pokok dari suatu keadaan,
masalah atau sesuatu hal yang kita pelajari. Pemahaman yang baik harus
disertai pengertian terhadap ekspresi yang dihadapi. Memahami berarti
mengerti benar tentang sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat dibuktikan
dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua
tugas-tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pengertian Konsep
Oemar Hamalik (2002: 162) menyatakan bahwa, “Konsep adalah
suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah
objek-objek atau orang (person).” Sedangkan menurut pendapat Faqih
Samlawi & Bunyamin Maftuh (2001: 10) berpendapat bahwa,
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan
merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan
memecahkan masalah. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk:
kongrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa
konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat,
objek, lembaga atau kejadian.
Pendapat lainnya Mulyanti, (2008: 53) menjelaskan bahwa, “Konsep
memiliki tujuh dimensi yang berbeda-beda, yakni atribut, struktur,
keabstrakan, keinklusifan, generalitas atau keumuman, ketepatan dan
kekuatan.”
Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, penulis
menyimpulkan bahwa penguasaan terhadap konsep merupakan proses belajar
mental yang lebih tinggi untuk menentukan apa inti dari setiap hal yang
dipelajari untuk membantu menyederhanakan dan meringkas informasi yang
didapat, sehingga membantu proses mengingat lebih efektif.
c. Pengertian Energi
Berbagai sumber menyatakan tentang pengertian energi, Abdul
Jamal & Tamrin (2005: 93-94) berpendapat bahwa,
Energi suatu benda adalah suatu ukuran kesanggupan benda tersebut
untuk melakukan suatu usaha. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dirubah dari suatu energi ke energi yang lain. Energi dalam ilmu
fisika dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: 1) energi
potensial; 2) energi kinetic; 3) energi minyak bumi; 4) energi batu bara;
5) energi panas; 6) energi air; 7) energi listrik; 8) energi matahari; dan
9) energi kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sedangkan menurut Hendro Darmodjo (1993: 213) menyatakan
bahwa,
Suatu benda dikatakan memiliki energi apabila ia dapat melakukan
kerja. Air terjun misalnya, dapat dikatakan memiliki energi karena ia
dapat memutar turbin. Bola yang menggelinding memiliki energi bila ia
menabrak pot bunga, pot itu jatuh. Cahaya matahari memiliki energi, ia
dapat menguapkan air laut atau mengeringkan pakaian. Bensin
memiliki energi karena pembakaran bensin dapat menggerakkan mesin
mobil. Jadi energi adalah sesuatu yang menyebabkan suatu benda dapat
melakukan kerja.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, energi
adalah kekuatan atau tenaga yang dimiliki suatu makhluk hidup atau benda
untuk melakukan kerja/usaha.
d. Pengertian Energi Panas
Energi panas merupakan salah satu bentuk energi yang sering kita
jumpai di kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran di SD, energi panas
merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SD yaitu pada kelas
IV semester II. Menurut Hendro Darmodjo (1993: 214) menyebutkan bahwa,
Energi panas benda sebanding dengan getaran partikel dalam suatu
materi. Jumlah panas yang memiliki suatu benda adalah jumlah energi
kinetic dari semua partikel yang bergerak dalam benda. Energi panas
adalah suatu bentuk energi. Energi panas dapat melakukan usaha,
misalnya meleburkan besi, mendidihkan air.
Energi panas disebut juga kalor. Abdul Jamal & Tamrin (2005: 186)
menyebutkan bahwa, “Kalor adalah energi yang diterima oleh sebuah benda
sehingga suhu benda tersebut naik atau melakukan perubahan wujud.”
Sedangkan Sumarwan, dkk (2007: 149) menyatakan bahwa “Kalor
merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu
yang lebih rendah.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa, energi panas adalah energi yang
dapat melakukan usaha atau melakukan perubahan wujud karena kenaikan
suhu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
e. Perpindahan Energi Panas
Panas pada suatu benda dapat berpindah dari suhu yang tinggi ke
suhu yang rendah. Menurut (Heri Sulistyanto, 2008: 117) “Panas dapat
berpindah atau merambat melalui tiga cara, yaitu radiasi, konveksi, dan
konduksi.” Sedangkan pendapat lainnya menyatakan, “Regardless of its
sorce, heat is transferred by conduction, convection, and radiation
mechanisms.” Yang diartikan bahwa, terlepas dari sumbernya, panas
dipindahkan oleh konduksi, konveksi, dan mekanisme radiasi. (Idris Cerkez,
Hasan B. Kocer, & Roy M. Broughton, 2012)
1) Pengertian Konduksi
Konduksi adalah proses tranformasi panas di dalam zat perantara
dimana energi panas berpindah dari molekul yang satu ke molekul yang
ada di dekatnya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa ada
pemindahan masa zat perantara sama sekali.
Jadi proses pemindahan panas dengan jalan konduksi adalah suatu
proses yang erat hubungannya dengan pemindahan energi kinetic sesuatu
molekul ke molekul yang berdekatan karena pelanggaran (Abdul Jamal
& Tamrin, 2005: 194).
Gambar 1. Konduksi
Analogi proses konduksi adalah ketika seorang siswa yang duduk
di barisan paling depan hendak memberikan pensil ke seorang siswa
yang duduk paling belakang, dia melakukan estafet dengan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pensil ke siswa yang tepat di belakangnya. Siswa yang di belakangnya
menyerahkan pada siswa yang duduk di belakangnya lagi sampai siswa
yang duduk paling belakang. Jadi yang berpindah adalah pensilnya,
sedangkan siswanya diam di tempat.
2) Pengertian Konveksi
“Konveksi adalah proses perpindahan panas dari suatu tempat ke
tempat lain melalui perpindahan massa zat cair atau gas yang dipanasi
dari satu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan kalor secara konveksi
terutama terjadi pada zat cair dan gas” (Abdul Jamal & Tamrin, 2005:
195).
Gambar 2. Konveksi
Proses perpindahan secara konveksi dapat dianalogikan dengan
seorang siswa yang duduk di depan akan menyerahkan pensil kepada
siswa yang duduk di belakang. Siswa tersebut berjalan dari depan menuju
bagian belakang. Jadi pensil itu berpindah karena siswa tersebut
berpindah dari depan menuju belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Pengertian Radiasi
“Radiasi adalah transformasi energi panas lantaran gelombang
elektromagnetik, tidak ada zat perantara yang memegang peranan dalam
proses pemindahan ini. Jadi radiasi adalah suatu cara pemindahan panas
yang tidak membutuhkan zat perantara” (Abdul Jamal & Tamrin, 2005:
196).
2. Tinjauan Media Realia
a. Pengertian Media Pembelajaran
“Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah bararti perantara atau pengantar. Media
adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Arief S. Sadiman,
dkk, 2002: 6).
“Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”(Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya, 2009:
163). Sedangkan pendapat lainnya menyatakan, “a medium, conceived is any
person, material or event that establish condition which enable the leaner to
acquaire knowledge, skill and attitude.” Yang diartikan bahwa media secara
umum meliputi orang, bahan peralatan atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap (Gerlach dan Ely dalam Wina Sanjaya, 2009: 163).
“Assosiation of Education and Communication Technology (AECT)
memberikan batasan tentang media yaitu segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi”(Azhari Arsyad, 2004:
3). Pendapat lainnya menyatakan bahwa, “Media ialah pembawa pesan yang
berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan” (Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Paria Mukti,
2001: 12).
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh
media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang
disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan
mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik kepada siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala alat dan bahan yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu siswa secara
optimal. Sedangkan manfaat secara khusus antara lain yaitu:
1. Penyampaian materi dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
7. Sikap positif siswa terhadap proses belajar mengajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif (Kemp dan
Dayton dalam Suwarna, 2006: 128-129).
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Para ahli telah banyak yang mengidentifikasi jenis-jenis media
pembelajaran. Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 40) menyatakan bahwa,
media pembelajaran diidentifikasi dalam berbagai jenis. Ada yang melihat
dari sisi aspek fisiknya dan ada yang melihat dari sisi aspek panca indera.
Pembagian jenis dan karakteristik media pembelajaran sebagai berikut :
1) Media pembelajaran dilihat dari aspek bentuk fisik, dengan membagi
jenis dan karakteristiknya, sebagai berikut :
a) Media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, VCD, DVD, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, alat peraga, dll.
2) Media pembelajaran dilihat dari aspek panca indera, dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a) Media audio (dengar).
b) Media visual (melihat), termasuk media grafis.
c) Media audio visual (dengar-melihat).
3) Media pembelajaran dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan,
yaitu :
a) Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana menampilkan pesan.
b) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi).
d. Pengertian Media Realia
Salah satu unsur dalam pembelajaran yang inovatif adalah
penggunaan media pembelajaran. Dalam pembelajaran di SD, media harus
disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa yang berada pada tingkat
operasional kongkret. Salah satu media yang tepat digunakan adalah media
realia. Menurut Aristo Rahardi (2003: 24) mengemukakan,
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau
sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara
nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak
siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya.
Media realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk
sebagaimana adanya tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan
kecuali dipindahkan dari kondisi aslinya.
Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa “Media realia yaitu
semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam
keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti batuan, binatang
insektarium, herbarium, air, sawah, dan sebagainya” (Asra dkk, 2007: 5-9).
Sri Anitah (2008: 24) menyatakan “Realia atau disebut juga objek
adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Misalnya orang, binatang,
rumah, sepeda, batu, setrika, dan sebagainya.” Basuki Wibawa dan Farida
Mukti (2001: 81) “Media realia adalah benda-benda nyata seperti apa adanya
atau aslinya, tanpa perubahan. Dengan memanfaatkan media realia dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
proses belajar siswa akan lebih aktif dalam mengamati, menangani (handle),
memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk
meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan sumber-sumber belajar
serupa.”
Pendapat Asoga Alliu dalam Babalola Isiaka (2007) menyatakan,
“confirmed that the use of realia (real object/practices) in teaching is most
effective.” Yang artinya menegaskan bahwa penggunaan realia (benda
nyata/praktek) dalam mengajar yang paling efektif.
Penggunaan media realia atau benda nyata dalam pengajaran
seringkali paling baik. Siswa dapat mengetahui ukuran, bentuk, warna, bau,
suhu, permukaan, bobot, serta manfaatnya secara langsung.
Media realia yang digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan yaitu perpindahan energi panas. Media
realia yang digunakan antara lain : sendok besi, air panas, gelas, besi beton,
lilin, bohlam lampu, dan sinar matahari.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media realia adalah segala benda nyata yang ada di alam yang digunakan
sebagai bahan atau sumber belajar.
e. Kelebihan dan Keterbatasan Media Realia
Media pembelajaran yang digunakan guru selalu mempunyai
kelebihan dan keterbatasan. Pada media realia kelebihannya antara lain :
1) Dapat memberi kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tugas-tugas simulasi dan
mengurangi transfer belajar.
2) Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang
relevan dari lingkungan kerja, dengan biaya yang sedikit.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih
keterampilan manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.
4) Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau
keterampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sedangkan keterbatasan media realia yaitu :
1) Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam
lingkungan kerja.
2) Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit dan
ada kemungkinan rusaknya alat yang digunakan.
3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang
sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi
bagian sehingga pengajaran harus didukung dengan media lain.
4) Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja,
mengambil tenaga ahli dari pekerjaannya untuk melatih yang lain dapat
menurunkan produktivitasnya.
5) Sulit mengontrol hasil belajar, karena konflik-konflik yang mungkin
terjadi dengan pekerjaan atau dengan lingkungan kelas (Ronald M.
Anderson, 1987: 187-188).
f. Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran Perpindahan Energi
Panas
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media realia atau
benda nyata dalam pembelajaran IPA materi perpindahan energi panas.
Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 196)
Dalam memilih dan menggunakan benda-benda nyata ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1) Benda-benda apakah yang mungkin dimanfaatkan di kelas secara
efisien.
2) Bagaimana caranya agar semua benda bersesuaian terhadap pola
belajar.
3) Dari mana sumbernya untuk memperoleh benda-benda itu.
Pada pembelajaran IPA kelas IV SD materi perpindahan energi
panas, media realia yang akan digunakan seperti pada Tabel 1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tabel 1. Media Realia yang digunakan pada Pembelajaran Materi
Perpindahan Energi Panas
Jenis perpindahan energi panas Media realia yang digunakan
Konduksi Sendok besi, gelas, air panas, lilin,
besi beton, mentega
Konveksi Pemanas air, air
Radiasi Sinar matahari, lilin, bohlam lampu
Sedangkan langkah-langkah penggunaan media realia di atas adalah sebagai
berikut:
1. Media realia konduksi, langkah-langkahnya:
a. Siapkan sedok besi, gelas, air panas, lilin, dan besi beton.
b. Masukan air panas ke dalam gelas.
c. Masukan sendok ke dalam air panas, rasakan perubahan suhu yang
terjadi.
d. Nyalakan lilin.
e. Letakan ujung besi beton di atas lilin, rasakan perubahan suhu yang
terjadi.
f. Nyalakan lilin, pegang sendok besi menggunakan kain.
g. Taruh mentega pada sendok.
h. Letakkan sendok di atas api lilin.
i. Amatilah perubahan pada mentega.
2. Media realia radiasi, langkah-langkahnya:
a. Nyalakan lilin.
b. Dekatkatlah kedua telapak tangan di sekitar api lilin, rasakan
perubahan suhu yang terjadi.
c. Pasangkan bohlam lampu pada fithing bersteker. Colokkan pada
stopkontak pada rol kabel.
d. Setelah bohlam lampu menyala, dekatkan kedua tangan kalian
dengan bohlam lampu.
e. Rasakan perubahan suhu yang terjadi.
f. Berdirilah di halaman yang terkena sinar matahari.
g. Rasakan perubahan suhu yang terjadi pada kulit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Media realia konveksi, langkah-langkahnya:
a. Masukkan air ke dalam pemanas air. Colokkan stopkontak.
b. Amatilah air yang mendidih.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dilakukan mengacu pada penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan. Yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki kesamaan variabel bebas (x) atau variabel
terikat (y).
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilaksanakan oleh Sri Ngatini (2010) dengan judul “Penggunaan Media Benda
Nyata Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Datar Mata Pelajaran
Matematika pada Siswa Kelas II SDN Togoyo 2 Kec. Sambungmacan Kab.
Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010.” Hasil penelitian tindakan kelas ini
menyimpulkan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep bangun datar siswa
kelas II SDN Togoyo 2 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen Tahun Pelajaran
2009/2010. Pada siklus I ketuntasan siswa sebesar 60%. Sedangkan ketuntasan
siswa pada siklus II sebesar 94%. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Ngatini
memiliki kesamaan variabel bebas dengan peneliti yaitu media realia atau benda
nyata.
Istichomah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Konsep Energi Panas dalam Mata Pelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Bonagung I Tanon
Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010.” Dalam penelitian yang dilakukan Istichomah
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep energi panas. Pada
siklus I rata-rata kelas sebesar 54,44. Sedangkan pada siklus II 68,05 dan pada
siklus III sebesar 78,88. Penelitian tersebut memiliki kesamaan variabel terikat
dengan peneliti yaitu pemahaman konsep energi panas.
Penelitian di atas memiliki keterkaitan dalam penelitian yang akan
dilakukan, sehingga penelitian tersebut akan dijadikan sebagai acuan oleh peneliti
dalam mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Realia untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perpindahan Energi Panas Siswa Kelas IV SD
Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
yang berhubungan dengan perpindahan energi panas, terbukti pada hasil ulangan
yang dilakukan guru kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur terdapat 63,16% siswa
yang mempunyai nilai di bawah KKM, sehingga pemahaman konsep siswa
terhadap penguasaan materi perpindahan energi panas masih rendah. Hal ini
terjadi karena guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dan
tidak disertai media pembelajaran yang mendukung.
Oleh karena itu diperlukan adanya media pembelajaran yang membantu
siswa memahami materi perpindahan energi panas. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan media realia, dengan harapan siswa akan lebih mudah memahami
materi ini. Media realia mempunyai berbagai kelebihan antara lain mudah
diamati, siswa dapat meraba, mencium, dan menimbang.
Melalui dasar pemikiran di atas dapat diasumsikan bahwa ada
peningkatan kualitas proses pembelajaran, sehingga siswa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran dan akhirnya pemahaman konsep perpindahan energi
panas pun akan meningkat.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini divisualisasikan pada Gambar 3
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 3. Kerangka Pikir Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep tentang
Perpindahan Energi Panas dengan Media Realia.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa penggunaan media realia
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep perpindahan energi panas siswa kelas IV SD
Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan,
Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut :
Penggunaan media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep perpindahan
energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
1. Guru masih menggunakan
pembelajaran yang
konvensional.
2. Guru tidak menggunakan
media pembelajaran.
1. Pemahaman konsep perpindahan
energi panas rendah.
2. Sebesar 63,16% siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM.
Penggunaan media realia dalam
pembelajaran.
Siklus I
I. Perencanaan
II. Tindakan
III. Observasi
IV. Refleksi
Siklus II
I. Perencanaan
II. Tindakan
III. Observasi
IV. Refleksi
Diduga penggunaan media realia dapat meningkatkan
pemahaman konsep perpindahan energi panas siswa kelas IV SD
Negeri 01 Bulusulur dengan ketuntasan siswa 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bulusulur
pada siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2011/2012. Lokasi sekolah berada di Desa
Bulusulur Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Tempat ini dipilih
berdasarkan atas pertimbangan kemampuan pemahaman konsep perpindahan
energi panas siswa kelas IV masih rendah, waktu, biaya, dan keberadaan sampel
yang memudahkan dalam pemerolehan data. Di samping itu karena jarak sekolah
dengan rumah peneliti yang dekat sehingga memudahkan peneliti dalam
mengambil data.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012
selama enam bulan. Penelitian dimulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan
bulan Juni 2012. Waktu dan jenis penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
ini.
Tabel 2. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Minggu ke :
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi di SD
2
Penyusunan dan
penyeminaran
proposal
3 Pengurusan ijin
penelitian
4
Pelaksanaan
penelitian,
pengumpulan
data, analisis
data
5 Penyusunan
laporan
6 Ujian Skripsi
dan revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, penelitian ini lebih menekankan
pada masalah proses, dan data yang akan diperoleh berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Strategi Penelitian
Strategi yang dipergunakan, Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
dalam siklus. Setiap siklus ditempuh melalui empat fase (Hopkins dalam Aqib,
2007: 13). Desain pelaksanaan penelitian dapat divisualisasikan pada Gambar 4
berikut ini :
Gambar 4. Desain Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dilaksanakan dengan tahap,
yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting).
Perencanaan
(Planning)
Tindakan
(Acting)
Refleksi
(Reflecting)
Pengamatan
(Observing)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran direncanakan dengan media
realia pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri
Tahun Pelajaran 2011/2012. Rencana pembelajaran sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Perencanaan dilaksanakan secara partisipatif secara aktif berdasarkan
identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk
menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya
untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Formulasi rencana
tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan, strategi, dan sarana yang
digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana observasi/monitoring
terhadap perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan instrumen yang
digunakan.
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan implementasi tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu menggunakan media realia
dalam pembelajaran IPA materi perpindahan energi panas kelas IV. Tahap ini
dilaksanakan melalui upaya perbaikan implementasi yang telah ditetapkan
pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian tindakan sering terjadi belokan-
belokan kecil dari rencana yang telah disusun, karena akan selalu dicatat
perubahan-perubahan kecil tersebut dan alasan perubahan itu terjadi.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi langsung terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Pengamatan dilakukan secara cermat atas semua tindakan yang
dilakukan.
d. Tahap Evaluasi/Refleksi
Pada tahap ini, data-data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah
membawa perubahan, dan bagaimana perubahan terjadi. Dengan demikian
pada tahap ini dilakukan evaluasi secara kritis mengenai hal-hal yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dilakukan, seberapa efektif perubahan tersebut, kendala, pendorong
perubahan, dan langkah perbaikan. Hasil refleksi merupakan jawaban atas
masalah-masalah penelitian serta tolok ukur siklus selanjutnya.
C. Sumber Data
Data penilitian dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar data kualitatif.
Sumber data tersebut meliputi :
1. Sumber data primer yaitu siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri
Tahun Pelajaran 2011/2012. Data primer berupa nilai pemahaman konsep
perpindahan energi panas yang diperoleh melalui tes evaluasi pada siswa
kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Data sekunder berupa hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data sekunder digunakan untuk
mendukung data primer.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini menggunakan :
1. Wawancara
Berbagai sumber menjelaskan tentang wawancara. Menurut Riduwan
(2010: 102) berpendapat bahwa “Wawancara adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden secara lebih mendalam.” Sedangkan
menurut Sugiyono (2008: 137) mengemukakan bahwa,
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih medalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari guru
maupun siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran
2011/2012 tentang apa yang diajarkan dan kesulitan yang dialami siswa dalam
memahami konsep materi perpindahan energi panas serta mengetahui efektifitas
penggunaan media realia.
2. Observasi
Menurut Riduwan (2010: 104) berpendapat bahwa “Observasi yaitu
melakukan pengamatan objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan.”
Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 145) mengemukakan bahwa “Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.”
Observasi dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun pelajaran 2011/2012. Tujuan observasi untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal perpindahan
energi panas. Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran
perpindahan energi panas yang sedang berlangsung di kelas. Pengamatan ini
bertujuan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat pelaksanaan tindakan
sampai akhir tindakan, peran peneliti sebagai partisipasi aktif yang melakukan
tindakan pembelajaran, sekaligus bertugas mengamati jalannya pembelajaran di
kelas.
3. Tes
Berbagai pendapat tentang tes, menurut Suharsini Arikunto (2006: 150)
berpendapat bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Sedangkan
Riduwan (2010: 105) menyatakan bahwa “Tes sebagai instrument pengumpul data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.” Tes dipergunakan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
4. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tertulis, selain itu
sebagai gambaran secara lengkap tentang dokumen dan arsip. Menurut Suharsini
Arikunto (2006: 231) menyatakan bahwa, “metode dokumentasi, yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Pendapat
lain Riduwan (2010: 105) menyatakan, “Dokumentasi adalah ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data
yang relevan penelitian.” Oleh karena itu, kajian dilakukan dalam penelitian ini
berupa RPP guru, video pelaksanaan, dan foto-foto pelaksanaan penelitian.
E. Validitas Data
Menurut Sugiyono (2008: 267), “Validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti.” Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Untuk memperoleh data yang valid dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Selanjutnya Sugiyono
menjelaskan bahwa “Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.” Sedangkan menurut Lexy J
Moleong (2010: 330) menyatakan bahwa, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Adapun teknik-teknik uji validitas yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data
yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Data yang
sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dan
dikomparasikan dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini
kegiatan yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data/informasi dari
guru kelas IV dan siswa.
2. Triangulasi metode, yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Hal yang dilakukan
peneliti adalah membandingkan data yang telah diperoleh dari beberapa
teknik pengumpulan data yang berbeda kemudian dapat ditarik kesimpulan
data yang lebih kuat validitasnya. Misalnya, peneliti membandingkan data
yang terkumpul dari teknik observasi dan wawancara untuk dicari persamaan
dan perbedaannya sehingga data benar-benar mendekati kevalidan.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
model deskriptif komparatif. Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) teknik statistik
deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian
dengan hasil pada akhir tiap siklus. Misal: membandingkan rerata nilai
perpindahan energi panas siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I,
setelah siklus II dan dengan indikator kinerja.
Dalam pelaksanaan teknik analisis deskriptif komparatif peneliti
menggunakan langkah-langkah yaitu:
1. Pengolahan data
Data yang diolah merupakan data yang diambil dengan
menggunakan teknik tes tertulis. Dalam pengolahan data ini peneliti
menyesuaikan dengan indikator penilaian yang telah ditentukan.
2. Penyajian data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data dilengkapi dengan prabot sajian yang
diperlukan tabel, grafik, dan diagram.
3. Analisis data
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) peneliti membandingkan hasil
sebelum penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus. Dengan
membandingkan hasil data yang terkumpul, maka peneliti dapat
membandingkan dengan indikator kinerja yang dibuat.
4. Menyimpulkan data
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali
pada benar tidaknya data yang diperoleh dalam penelitian. Setelah semua data
disajiakan dalam laporan, peneliti membandingkan kemudian menarik
kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep
perpindahan energi panas siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Aspek pemahaman konsep yang akan diukur dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Aspek Penilaian Evaluasi Pemahaman Konsep Perpindahan Energi
Panas.
Aspek yang diukur Cara mengukur
Kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep
perpindahan energi panas meliputi :
1) Menjelaskan perpindahan panas secara konduksi.
2) Menjelaskan perpindahan panas secara konveksi.
3) Menjelaskan perpindahan panas secara radiasi.
Mengukur melalui tes
evaluasi pada setiap
akhir pembelajaran
IPA.
Setiap tes evaluasi dilakukan pengukuran tingkat keberhasilan siswa.
Berdasarkan pendapat Arikunto (2010: 236) untuk mengukur keberhasilan siswa
digunakan rumus :
N = x 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada
penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya
pemahaman konsep perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui pengoptimalan
penggunaan media realia. Indikator penelitian bersumber dari kurikulum dan
silabus KTSP IPA kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPA, yaitu 71.
Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil tes evaluasi siswa
mencapai rata-rata 71 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 71 mencapai 80%.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain
dalam perencanaan maupun temuan yang ada di lapangan. Yaitu pada materi
perpindahan energi panas di kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul
penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai
penggunaan media realia yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan konsep
perpindahan energi panas. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru
melaksanakan tugas mengajar dengan menerapkan media realia.
Menurut Hopkins dalam Aqib (2007: 13) mekanisme kerja dalam
pelaksanaan PTK ini diwujudkan dalam bentuk siklus yang setiap siklusnya
tercakup empat kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 5. Model Dasar Penelitian yang Dikembangkan Sarwiji Suwandi
(2008:35).
Adapun tahapan pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut :
a. Rancangan Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Mata
Pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) mendiskripsikan
energi panas terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya,
dengan Indikator (1) Menjelaskan pengertian konduksi, (2)
Menjelaskan pengertian konveksi, (3) Menjelaskan pengertian
radiasi.
b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran.
c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan pembelajaran perpindahan panas dengan
menggunakan media realia di kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I, yaitu dengan mengajarkan
konsep perpindahan energi panas secara konduksi, konveksi, dan
radiasi.
b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
3) Tahap Observasi
Plan
Act
Reflec
t
Observe
Plan
Act
Reflect
Observe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tahap obeservasi dilakukan dengan mengamati proses
pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-
poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk
memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa
mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
4) Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan pengamatan. Pada
siklus I diperoleh hasil ketuntasan klasikal sebesar 57,89%. Hal ini
menandakan ketuntasan belajar siswa belum mencapai indikator kinerja
yang ditentukan. Maka perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya
yaitu siklus II.
b. Rancangan Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II mata
pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) mendiskripsikan
energi panas terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya,
dengan Indikator (1) Menjelaskan pengertian konduksi (2)
Menjelaskan pengertian konveksi. (3) Menjelaskan pengertian
radiasi.
b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran.
c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan pembelajaran perpindahan panas dengan
menggunakan media realia di kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II, yaitu dengan mengajarkan
perpindahan energi panas melalui penggunaan media realia yang
dioptimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan kembali pengamatan terhadap
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan
pada poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk
memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa
mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
4) Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan tindakan. Pada
tindakan dalam siklus II diperoleh hasil sebesar 89,47% siswa mencapai
KKM. Berarti dapat disimpulkan siswa telah mencapai indikator kinerja
yang ditentukan. Karena indikator kinerja telah tercapai maka tindakan
dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Bulusulur Wonogiri.
Sekolah Dasar Negeri 01 Bulusulur tepatnya di Kelurahan Bulusulur Kecamatan
Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berdiri sejak tanggal 5 Juni 1925 dan
berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101031214004.
Gedung yang dimiliki SD Negeri 01 Bulusulur terdiri dari 6 ruang kelas,
1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan,
1 ruang computer, 1 ruang koperasi, 1 ruang dapur, 1 ruang gudang, 2 buah toilet
atau kamar mandi. Bangunan sekolah ini menghadap ke selatan dan timur,
memiliki halaman yang cukup luas, dan depan pintu gerbang sekolah berhadapan
langsung dengan jalan raya yang ramai.
SD Negeri 01 Bulusulur dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang
membawahi 6 (enam) guru kelas, 3 (tiga) guru mata pelajaran, dan 1 (satu)
penjaga sekolah. Pada tahun pelajaran 2011/2012, SD Negeri 01 Bulusulur
mempunyai siswa berjumlah 125 siswa. Terdiri dari kelas I sebanyak 22 siswa,
kelas II sebanyak 31 siswa, kelas III sebanyak 19 siswa, kelas IV sebanyak 19
siswa, kelas V sebanyak 18 siswa, dan kelas VI sebanyak 16 siswa. Hampir
semua siswa SD Negeri 01 Bulusulur berasal dari Desa Bulusulur dan rata-rata
orang tua siswa berlatar belakang sebagai PNS dan wiraswasta.
Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 01 Bulusulur
khususnya mata pelajaran IPA kelas IV pada materi konsep perpindahan energi
panas belum menggunakan media realia, sehingga hasil belajar siswa belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 71 yang ditentukan sekolah
pada awal semester. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan
penelitian di kelas IV, maka peneliti menggunakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media realia khususnya
pada materi perpindahan energi panas. Adapun langkah dalam penelitian ini
dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data sebelum tindakan dan sesudah tindakan dalam penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari deskripsi nilai pra siklus, deskripsi tindakan siklus I,
dan deskripsi tindakan siklus II.
1. Deskripsi Nilai Pra Siklus
Nilai pra siklus atau data sebelum tindakan diambil dari nilai ulangan
harian siswa tentang materi perpindahan energi panas yang dilakukan oleh guru
kelas. Dari 19 anak siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur, hasil nilai ulangan
harian perpindahan panas tersebut hanya 7 anak yang berhasil tuntas dari Kriteria
Ketuntasa Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 71. Sedangkan 12 anak
nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Daftar nilai
ulangan harian perpindahan energi panas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman
76.
Sesuai daftar nilai ulangan harian perpindahan energi panas maka dapat
dibuat tabel distribusi frekuensi nilai perpindahan energi panas pada kondisi awal
seperti pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Perpindahan Energi Panas Sebelum
Menggunakan Media Realia
No. Interval Frekuensi (fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi Presentase (%)
1 20 – 34 0 27 0 0
2 35 – 49 6 42 0 31,58
3 50 – 64 6 57 342 31,58
4 65 – 79 2 72 144 10,53
5 80 – 94 4 87 348 21,05
6 95 – 109 1 102 102 5,26
∑fi.xi 936 100
Nilai rata-rata kelas 49,26
Sesuai Tabel 4 di atas dapat disajikan pada Gambar 6 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 6. Grafik Nilai Perpindahan Energi Panas Sebelum Menggunakan Media
Realia
Sesuai Tabel 4 dan Gambar 6 di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1) Murid yang mendapat nilai 20 – 34 sejumlah 0 anak atau 0%.
2) Murid yang mendapat nilai 35 – 49 sejumlah 6 anak atau 31,58%.
3) Murid yang mendapat nilai 50 – 64 sejumlah 6 anak atau 31,58%.
4) Murid yang mendapat nilai 65 – 79 sejumlah 2 anak atau 10,53%.
5) Murid yang mendapat nilai 80 – 94 sejumlah 4 anak atau 21,05%.
6) Murid yang mendapat nilai 95 – 109 sejumlah 1 anak atau 5,26%.
Pada konsisi awal ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang
dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%)
1 Tuntas 7 36,84
2 Tidak Tuntas 12 63,16
Dalam bentuk grafik, Tabel 5 di atas dapat disajikan pada Gambar 7 di bawah ini.
0
1
2
3
4
5
6
20-34 35-49 50-64 65-79 80-94 95-109
JUM
LAH
SIS
WA
Interval
Banyak Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 7. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Sesuai Gambar 7 di atas, sebelum penggunaan media realia diperoleh
murid sejumlah 7 anak atau 36,84% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 71, sedangkan murid yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 71 sejumlah 12 anak atau 63,16%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 36,84% di atas ketuntasan yang direncanakan
yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥ 71 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada kondisi awal, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi,
dan nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata pada
Kondisi Awal
No Keterangan Kondisi Awal
1 Nilai Terendah 40
2 Nilai Tertinggi 95
3 Rata-rata Nilai 49,26
4 Ketuntasan Klasikal 36,84%
Dalam bentuk grafik, Tabel 6 di atas dapat disajikan pada Gambar 8 di bawah ini.
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
712
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 8. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Kondisi Awal
Sesuai Tabel 6 dan Gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa pada kondisi
awal sebelum penggunaan media realia yaitu nilai terendah 40, nilai tertinggi 95,
dan nilai rata-rata kelas 49,26.
Dari nilai kondisi awal perpindahan energi panas yang dilakukan guru
kelas, masih banyak siswa yang mendapat nilai belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga menunjukkan pemahaman konsep
perpindahan energi panas masih rendah. Oleh karena itu, perlu diadakan
perbaikan pembelajaran melalui penggunaan media realia. Setelah menggunakan
media realia, diharapkan pemahaman konsep perpindahan energi panas dapat
meningkat sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilaksanakan. Diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada tanggal 11 April dan 16 April
2012. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit.
Langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan
media realia sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Kelas
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Peneliti bersama guru kelas IV menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) IPA RPP yang dibuat meliputi: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,
materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, media & sumber belajar, dan penilaian. Adapun RPP
siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 81-90,
sedangkan siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 105-115.
2) Mempersiapkan media pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA
materi perpindahan energi panas adalah media realia, yang meliputi:
Siklus I pertemuan pertama, media realia yang digunakan adalah gelas,
sendok besi, dan air panas. Sedangkan siklus I pertemuan kedua media
realia yang digunakan meliputi sinar matahari, lilin, air, dan pemanas air.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat foto media realia pada lampiran 28
halaman 190-191.
3) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan
aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung.
Data observasi kinerja guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 91-98, dan data observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99-100.
Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua, data observasi kinerja guru
dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 116-123, dan data observasi
aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 124-125.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan
pada hari Rabu, 11 April 2012. Siswa mempelajari tentang perpindahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
energi panas dengan cara konduksi. Kegiatan pembelajarannya sebagai
berikut:
Kegiatan awal. Guru melakukan presensi dan dilanjutkan
melakukan permainan konsentrasi berhitung 1,2,3 siap. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang pengalaman anak
mengenai menggoreng tempe di wajan. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan inti. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi siswa dibentuk menjadi 4
kelompok, kemudian melakukan percobaan dengan menggunakan media
realia seperti gelas, sendok besi, dan air panas. Siswa disuruh merasakan
secara langsung tentang perpindahan panas dengan cara konduksi. Setiap
kelompok menuliskan hasil percobaannya di lembar kegiatan siswa.
Tahap elaborasi perwakilan setiap kelompok membacakan hasil
diskusinya di depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil
diskusi siswa dan dilanjutkan menerangkan materi perpindahan energi
panas dengan cara konduksi. Setelah itu siswa melakukan bermain peran
tentang analogi perpindahan energi panas dengan cara konduksi. Pada
tahap konfirmasi, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik.
Kegiatan akhir. Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tes
evaluasi secara individual. Kemudian siswa bersama guru membuat
kesimpulan dan umpan balik mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelas
foto kegiatan Siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 30
halaman 193-195.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke-2 dilaksanakan
pada hari Senin, 16 April 2012. Siswa mempelajari tentang perpindahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
energi panas dengan cara radiasi dan konveksi. Kegiatan
pembelajarannya sebagai berikut :
Kegiatan awal. Guru melakukan presensi dan dilanjutkan
melakukan permainan konsentrasi berhitung 1,2,3 siap. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang pengalaman anak
pada waktu memasak air. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan inti. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi siswa disuruh ke halaman
sekolah untuk merasakan panas sinar matahari. Kemudian disuruh ke
dalam ruang kelas kembali. Siswa dibentuk menjadi 4 kelompok untuk
melakukan percobaan I dengan menggunakan media realia lilin. Siswa
menuliskan hasil percobaan pada lembar kegiatan siswa I. Setelah itu
siswa mengamati air yang mendidih pada pemanas air yang
didemonstrasikan oleh guru di depan kelas. Siswa menuliskan hasil
pengamatannya di lembar kegiatan siswa II. Tahap elaborasi perwakilan
setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Guru
memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi siswa dan dilanjutkan
menerangkan materi perpindahan energi panas dengan cara radiasi dan
konveksi. Setelah itu siswa melakukan bermain peran tentang analogi
perpindahan energi panas dengan cara radiasi dan konveksi. Pada tahap
konfirmasi, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik.
Kegiatan akhir. Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tes
evaluasi secara individual. Kemudian siswa bersama guru membuat
kesimpulan dan umpan balik mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelas
foto kegiatan Siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 31
halaman 196-199.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Pengamatan Tindakan Siklus I
Tahap ini peneliti dan guru kelas IV mengadakan pengamatan
terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada
penjelasan di bawah ini.
1) Pertemuan Pertama
(a) Kegiatan Siswa
(1) Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kondisi
baik.
(2) Perhatian siswa saat guru member penjelasan / menyampaikan
materi pelajaran dalam kategori baik.
(3) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori baik.
(4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat dalam kategori cukup.
(5) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat / jawaban
dengan bahasa yang benar dalam kondisi cukup.
(6) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru saat
menyampaikan materi pelajaran dalam kondisi baik.
(7) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran
dalam kondisi baik.
(8) Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan konsep perpindahan energi panas yang
dipelajari dalam kondisi cukup.
(9) Interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-
media yang digunakan dalam kondisi baik.
(10) Kepatuhan siswa terhadap tata tertip di dalam kelas dalam
kondisi baik.
(11) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui
percobaan yang dilakukan dalam kondisi cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(12) Tanggung jawab siswa terhadap tugas / tes yang diberikan oleh
guru dalam kondisi cukup.
(13) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan
pertama di atas dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99-100.
(b) Kegiatan Guru
(1) Guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, dan
orientasi dengan baik.
(2) Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
kategori baik.
(3) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
dalam kondisi baik.
(4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa dalam kategori baik.
(5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa dalam
kategori cukup.
(6) Melaksanakan pembelajaran secara runtut dalam kondisi baik.
(7) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dalam
kondisi baik.
(8) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam kondisi cukup.
(9) Menggunakan media realia dengan baik dan efisien dalam
kategori baik.
(10) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode dalam kategori cukup.
(11) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dalam kondisi cukup.
(12) Menjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dalam
kategori baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(13) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
dalam kondisi cukup.
(14) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
dalam kategori sangat baik.
(15) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,
dan lancar dalam kondisi cukup.
(16) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa dalam kondisi cukup.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan
pertama di atas dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 91-98.
2) Pertemuan kedua
(a) Kegiatan Siswa
(1) Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kondisi
baik.
(2) Perhatian siswa saat guru member penjelasan / menyampaikan
materi pelajaran dalam kategori baik.
(3) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori baik.
(4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat dalam kategori baik.
(5) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat / jawaban
dengan bahasa yang benar dalam kondisi cukup.
(6) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru saat
menyampaikan materi pelajaran dalam kondisi baik.
(7) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran
dalam kondisi baik.
(8) Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan konsep perpindahan energi panas yang
dipelajari dalam kondisi cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(9) Interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-
media yang digunakan dalam kondisi baik.
(10) Kepatuhan siswa terhadap tata tertip di dalam kelas dalam
kondisi baik.
(11) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui
percobaan yang dilakukan dalam kondisi cukup.
(12) Tanggung jawab siswa terhadap tugas / tes yang diberikan oleh
guru dalam kondisi baik.
(13) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan
kedua di atas dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 124-125.
(b) Kegiatan Guru
(1) Guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, dan
orientasi dengan baik.
(2) Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
kategori baik.
(3) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
dalam kondisi baik.
(4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa dalam kategori baik.
(5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa dalam
kategori baik.
(6) Melaksanakan pembelajaran secara runtut dalam kondisi baik.
(7) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dalam
kondisi baik.
(8) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam kondisi baik.
(9) Menggunakan media realia dengan baik dan efisien dalam
kategori baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(10) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode dalam kategori baik.
(11) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dalam kondisi baik.
(12) Menjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dalam
kategori baik.
(13) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
dalam kondisi baik.
(14) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
dalam kategori sangat baik.
(15) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,
dan lancar dalam kondisi baik.
(16) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa dalam kondisi cukup.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan
kedua di atas dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 116-123.
Sesuai hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat disajikan dalam
Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media Realia pada
Siklus I.
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Pertemuan IPertemuan II
2,622,77
FR
EK
UE
NS
I
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan Gambar 9 di atas, nilai hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama mencapai 2,62. Sedangkan pada pertemuan
kedua mencapai 2,77. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
terjadi peningkatan aktivitas siswa sebanyak 0,15. Jadi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran perpindahan energi panas pada siklus I dengan media
realia meningkat.
Nilai hasil aktivitas guru pada siklus I juga mengalami peningkatan
setiap pertemuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10 di
bawah ini.
Gambar 10. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Perpindahan Energi Panas Menggunakan Media Realia pada
Siklus I.
Berdasarkan Gambar 10 di atas, nilai hasil observasi aktivitas guru
pada siklus I pertemuan pertama mencapai 2,56. Sedangkan pada pertemuan
kedua mencapai 2,94. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
terjadi peningkatan aktivitas siswa sebanyak 0,38. Jadi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran perpindahan energi panas pada siklus I dengan media
realia meningkat.
Pada siklus I, perolehan hasil evaluasi pembelajaran perpindahan
energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur dapat dilihat pada
lampiran 14 halaman 132. Sedangkan distribusi frekuensi nilai hasil evaluasi
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Pertemuan IPertemuan II
2,562,94
FR
EK
UE
NS
I
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pembelajaran perpindahan energi panas pada silus I dapat dilihat pada Tabel 7
di bawah ini.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Evaluasi IPA Setelah Menggunakan
Media Realia pada Siklus I.
No. Interval Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) fi.xi Presentase (%)
1 20 – 34 0 27 0 0
2 35 – 49 1 42 42 5,26
3 50 – 64 7 57 399 36,84
4 65 – 79 6 72 432 31,58
5 80 – 94 3 87 162 15,79
6 95 – 109 2 102 204 10,53
∑fi.xi 1239 100
Nilai rata-rata kelas 65,21
Dalam bentuk grafik, Tabel 7 di atas dapat disajikan pada Gambar
11 di bawah ini.
Gambar 11. Grafik Nilai Hasil Evaluasi IPA Setelah Menggunakan Media
Realia pada Siklus I
Dari Tabel 7 dan Gambar 11 di atas diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1) Murid yang memperoleh nilai 20 – 34 sejumlah 0 anak atau 0%.
2) Murid yang memperoleh nilai 35 – 49 sejumlah 1 anak atau 5,26%.
3) Murid yang memperoleh nilai 50 – 64 sejumlah 7 anak atau 36,84%.
0
1
2
3
4
5
6
7
20-34 35-49 50-64 65-79 80-94 95-109
JUM
LAH
SIS
WA
Interval
Banyak Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Murid yang memperoleh nilai 65 – 79 sejumlah 6 anak atau 31,58%.
5) Murid yang memperoleh nilai 80 – 94 sejumlah 3 anak atau 15,79%.
6) Murid yang memperoleh nilai 95 – 109 sejumlah 2 anak atau 10,53%.
Pada siklus I ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%)
1 Tuntas 11 57,89
2 Tidak Tuntas 8 42,11
Dalam bentuk grafik, Tabel 8 di atas dapat disajikan dalam Gambar
12 di bawah ini.
Gambar 12. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
Sesuai Gambar 12 di atas, setelah penggunaan media realia diperoleh
murid sejumlah 11 anak atau 57,89% yang mendapat nilai mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 71, sedangkan murid yang masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 71 sejumlah 8 anak atau 42,11%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal sebanyak 57,89%
sudah termasuk di atas ketuntasan yang direncanakan yaitu 80% siswa
memperoleh nilai ≥ 71 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada siklus I, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi,
dan nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini.
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
118
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa pada Siklus I
No Keterangan Siklus I
1 Nilai Terendah 40
2 Nilai Tertinggi 100
3 Rata-rata Nilai 65,21
4 Ketuntasan Klasikal 57,89%
Dalam bentuk grafik, Tabel 9 di atas dapat disajikan dalam Gambar
13 di bawah ini.
Gambar 13. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Siklus I
Sesuai Tabel 9 dan Gambar 13 di atas dapat disimpulkan bahwa
pada siklus I sesudah penggunaan media realia yaitu nilai terendah 40, nilai
tertinggi 100, dan nilai rata-rata kelas 65,21.
Sedangkan nilai dari hasil diskusi siswa pada siklus I dapat dilihat
pada Tabel 10 di bawah ini
Tabel 10. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I
Nama Kelompok Nilai
Rata-rata Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
I 85 90 87,5
II 90 100 95
III 100 90 95
IV 85 85 85
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Kelas
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dalam bentuk grafik, Tabel 10 di atas dapat disajikan dalam Gambar
14 di bawah ini.
Gambar 14. Grafik Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Sesudah mengamati hasil observasi dan hasil belajar siswa, semua
data yang diperoleh melalui observasi kemudian dikumpulkan untuk
dianalisis. Adapun tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui hambatan
sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus selanjutnya.
Hambatan-hambatan yang terjadi saat penggunaan media realia pada
siklus I antara lain:
1) Selama kegiatan kerja kelompok siswa cenderung bermain dengan teman
satu kelompok maupun dengan kelompok lain.
2) Pada saat siswa melakukan percobaan, penggunaan media realia
didominasi oleh siswa yang aktif dan pandai.
3) Pada penggunaan media realia pemanas air guru hanya
mendemonstasikan di depan kelas. Jadi pandangan siswa kurang bisa
mengamati dengan jelas.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Solusi yang akan diterapkan guru untuk mengatasi hambatan yang
terjadi selama penggunaan media realia pada siklus I yang akan diterapkan
pada siklus II, antara lain:
1) Guru akan lebih memotivasi siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam
kelompok atau mengoptimalkan unsur pembelajaran pada siswa.
2) Guru akan lebih mengoptimalkan penggunaan media realia dalam proses
pembelajaran.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dari nilai rata-rata hasil evaluasi IPA perpindahan energi panas pada
siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur dengan penggunaan media realia
mengalami kenaikkan yaitu dari rata-rata kelas 49,26 menjadi 65,21. Hal ini
menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman konsep perpindahan energi
panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur. Ketuntasan pada kondisi
awal 36,84% menjadi 57,89% pada siklus I. Tetapi belum mencapai target
yang diinginkan yaitu 80% dari 19 siswa tuntas. Masih ada 8 siswa yang
belum tuntas. Maka dari itu pembelajaran IPA perlu dilanjutkan pada siklus II
dengan berpedoman hasil refleksi siklus I.
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilaksanakan. Diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada tanggal 20 April dan 27 April
2012. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit.
Rencana pembelajaran yang akan disusun pada siklus II ini sebagai berikut:
1) Guru akan lebih memotivasi siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam
kelompok atau mengoptimalkan unsur pembelajaran pada siswa. 2) Guru
akan lebih mengoptimalkan penggunaan media realia dalam proses
pembelajaran. Langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran dengan
menggunakan media realia sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti bersama guru kelas IV menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) IPA RPP yang dibuat meliputi: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,
materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, media & sumber belajar, dan penilaian. Adapun RPP
siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 133-
144, sedangkan siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 20
halaman 160-171.
2) Mempersiapkan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA
materi perpindahan energi panas adalah media realia, yang meliputi:
Siklus II pertemuan pertama, media realia yang digunakan adalah
potongan besi beton, sendok besi, lilin, dan mentega. Sedangkan siklus II
pertemuan kedua media realia yang digunakan meliputi bohlam lampu,
air, dan pemanas air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat foto media realia
pada lampiran 29 halaman 192.
3) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan
aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung.
Data observasi kinerja guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat
pada lampiran 16 halaman 145-152, dan data observasi aktivitas siswa
siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 153-
154. Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua, data observasi kinerja
guru dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 172-179, dan data observasi
aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 180-181.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
1) Pertemuan ke-1
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Jum’at, 20 April 2012. Siswa mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tentang perpindahan energi panas dengan cara konduksi. Kegiatan
pembelajarannya sebagai berikut:
Kegiatan awal. Guru melakukan presensi dan dilanjutkan
melakukan permainan konsentrasi berhitung 1,2,3 siap. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang percobaan pertemuan
kemarin pada siklus I pertemuan pertama. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan inti. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi siswa dibentuk menjadi 4
kelompok, kemudian melakukan percobaan I dengan menggunakan
media realia seperti potongan besi beton dan lilin. Setelah itu siswa
melakukan percobaan II dengan menggunakan sendok besi, lilin, dan
margarin. Siswa disuruh merasakan dan mengamati secara langsung
tentang perpindahan panas dengan cara konduksi. Setiap kelompok
menuliskan hasil percobaannya di lembar kegiatan siswa. Tahap
elaborasi perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi siswa
dan dilanjutkan menerangkan materi perpindahan energi panas dengan
cara konduksi. Setelah itu siswa melakukan bermain peran tentang
analogi perpindahan energi panas dengan cara konduksi. Pada tahap
konfirmasi, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik.
Kegiatan akhir. Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tes
evaluasi secara individual. Kemudian siswa bersama guru membuat
kesimpulan dan umpan balik mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelas
foto kegiatan Siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 32
halaman 200-204.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Pertemuan ke-2
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 April 2012. Siswa mempelajari
tentang perpindahan energi panas dengan cara radiasi dan konveksi.
Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut :
Kegiatan awal. Guru melakukan presensi dan dilanjutkan
melakukan permainan konsentrasi berhitung 1,2,3 siap. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang percobaan pertemuan
kemarin pada siklus I pertemuan kedua. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Kegiatan inti. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap eksporasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Tahap eksplorasi siswa dibentuk menjadi 4
kelompok untuk melakukan percobaan I dengan menggunakan media
realia bohlam lampu. Siswa menuliskan hasil percobaan pada lembar
kegiatan siswa I. Setelah itu siswa melakukan percobaan II dengan
menggunakan media realia air dan pemanas air. Siswa menuliskan hasil
pengamatannya di lembar kegiatan siswa II. Tahap elaborasi perwakilan
setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Guru
memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi siswa dan dilanjutkan
menerangkan materi perpindahan energi panas dengan cara radiasi dan
konveksi. Setelah itu siswa melakukan bermain peran tentang analogi
perpindahan energi panas dengan cara radiasi dan konveksi. Pada tahap
konfirmasi, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik.
Kegiatan akhir. Pada tahap ini siswa mengerjakan soal tes
evaluasi secara individual. Kemudian siswa bersama guru membuat
kesimpulan dan umpan balik mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelas
foto kegiatan Siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 33
halaman 205-209.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Pengamatan Tindakan Siklus II
Tahap ini peneliti dan guru kelas IV mengadakan pengamatan
terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada
penjelasan di bawah ini.
1) Pertemuan Pertama
(a) Kegiatan Siswa
(1) Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kondisi
sangat baik.
(2) Perhatian siswa saat guru member penjelasan / menyampaikan
materi pelajaran dalam kategori baik.
(3) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori sangat baik.
(4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat dalam kategori baik.
(5) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat / jawaban
dengan bahasa yang benar dalam kondisi baik.
(6) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru saat
menyampaikan materi pelajaran dalam kondisi baik.
(7) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran
dalam kondisi sangat baik.
(8) Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan konsep perpindahan energi panas yang
dipelajari dalam kondisi sangat baik.
(9) Interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-
media yang digunakan dalam kondisi baik.
(10) Kepatuhan siswa terhadap tata tertip di dalam kelas dalam
kondisi baik.
(11) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui
percobaan yang dilakukan dalam kondisi cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(12) Tanggung jawab siswa terhadap tugas / tes yang diberikan oleh
guru dalam kondisi baik.
(13) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan
pertama di atas dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 153-154.
(b) Kegiatan Guru
(1) Guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, dan
orientasi dengan sangat baik.
(2) Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
kategori sangat baik.
(3) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
dalam kondisi baik.
(4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa dalam kategori sangat baik.
(5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa dalam
kategori baik.
(6) Melaksanakan pembelajaran secara runtut dalam kondisi baik.
(7) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dalam
kondisi baik.
(8) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam kondisi baik.
(9) Menggunakan media realia dengan baik dan efisien dalam
kategori sangat baik.
(10) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode dalam kategori baik.
(11) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dalam kondisi baik.
(12) Menjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dalam
kategori baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(13) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
dalam kondisi sangat baik.
(14) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
dalam kategori baik.
(15) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,
dan lancar dalam kondisi baik.
(16) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan
pertama di atas dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 145-152.
2) Pertemuan Kedua
(a) Kegiatan Siswa
(1) Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kondisi
sangat baik.
(2) Perhatian siswa saat guru member penjelasan / menyampaikan
materi pelajaran dalam kategori sangat baik.
(3) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori sangat baik.
(4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat dalam kategori baik.
(5) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat / jawaban
dengan bahasa yang benar dalam kondisi baik.
(6) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru saat
menyampaikan materi pelajaran dalam kondisi sangat baik.
(7) Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran
dalam kondisi sangat baik.
(8) Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan konsep perpindahan energi panas yang
dipelajari dalam kondisi sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(9) Interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-
media yang digunakan dalam kondisi sangat baik.
(10) Kepatuhan siswa terhadap tata tertip di dalam kelas dalam
kondisi baik.
(11) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui
percobaan yang dilakukan dalam kondisi baik.
(12) Tanggung jawab siswa terhadap tugas / tes yang diberikan oleh
guru dalam kondisi baik.
(13) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru
dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan
kedua di atas dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 180-181.
(b) Kegiatan Guru
(1) Guru menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, dan
orientasi dengan sangat baik.
(2) Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam
kategori sangat baik.
(3) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
dalam kondisi baik.
(4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa dalam kategori sangat baik.
(5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa dalam
kategori sangat baik.
(6) Melaksanakan pembelajaran secara runtut dalam kondisi
sangat baik.
(7) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dalam
kondisi baik.
(8) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam kondisi baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(9) Menggunakan media realia dengan baik dan efisien dalam
kategori sangat baik.
(10) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode dalam kategori baik.
(11) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dalam kondisi sangat baik.
(12) Menjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dalam
kategori baik.
(13) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
dalam kondisi sangat baik.
(14) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
dalam kategori sangat baik.
(15) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar,
dan lancar dalam kondisi baik.
(16) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa dalam kondisi baik.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan
kedua di atas dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 172-179.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat disajikan
dalam Gambar 15 di bawah ini.
Gambar 15. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan
Media Realia pada Siklus II.
1
2
3
4
Pertemuan IPertemuan II
3,233,54
FR
EK
UE
NS
I
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan Gambar 15 di atas, nilai hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus II pertemuan pertama mencapai 3,23. Sedangkan pada pertemuan
kedua mencapai 3,54. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
terjadi peningkatan aktivitas siswa sebanyak 0,31. Jadi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran perpindahan energi panas pada siklus II dengan media
realia meningkat.
Nilai hasil aktivitas guru pada siklus II juga mengalami peningkatan
setiap pertemuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 16 di
bawah ini.
Gambar 16. Grafik Nilai Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam
Pembelajaran Perpindahan Energi Panas Menggunakan
Media Realia pada Siklus II.
Berdasarkan Gambar 16 di atas, nilai hasil observasi aktivitas guru
pada siklus II pertemuan pertama mencapai 3,31. Sedangkan pada pertemuan
kedua mencapai 3,56. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua
terjadi peningkatan aktivitas siswa sebanyak 0,25. Jadi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran perpindahan energi panas pada siklus II dengan media
realia meningkat.
Pada siklus II, perolehan hasil evaluasi pembelajaran perpindahan
energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur dapat dilihat pada
lampiran 25 halaman 186. Sedangkan distribusi frekuensi nilai hasil evaluasi
pembelajaran perpindahan energi panas pada silus II dapat dilihat pada Tabel
11 di bawah ini.
1
2
3
4
Pertemuan IPertemuan II
3,313,56
FR
EK
UE
NS
I
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Evaluasi Pembelajaran
Perpindahan Energi Panas Setelah Menggunakan Media Realia
pada Siklus II
No. Interval Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi.xi Presentase (%)
1 20 – 34 0 27 0 0
2 35 – 49 0 42 0 0
3 50 – 64 2 57 114 10,53
4 65 – 79 2 72 144 10,53
5 80 – 94 11 87 957 57,89
6 95 – 109 4 102 408 21,05
∑fi.xi 1623 100
Nilai rata-rata kelas 85,42
Sesuai Tabel 11 di atas dapat disajikan pada Gambar 17 di bawah ini.
Gambar 17. Grafik Nilai Hasil Evaluasi Perpindahan Energi Panas Setelah
Penggunaan Media Realia pada Siklus II
Sesuai Tabel 11 dan Gambar 17 di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1) Murid yang mendapat nilai 20 – 34 sejumlah 0 anak atau 0%.
2) Murid yang mendapat nilai 35 – 49 sejumlah 0 anak atau 0%.
3) Murid yang mendapat nilai 50 – 64 sejumlah 2 anak atau 10,52%.
4) Murid yang mendapat nilai 65 – 79 sejumlah 2 anak atau 10,52%.
5) Murid yang mendapat nilai 80 – 94 sejumlah 11 anak atau 57,89%.
6) Murid yang mendapat nilai 95 – 109 sejumlah 4 anak atau 21,05%.
0
2
4
6
8
10
12
20-34 35-49 50-64 65-79 80-94 95-109
JUM
LAH
SIS
WA
Interval
Banyak Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pada siklus II ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II.
No Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%)
1 Tuntas 17 89,47
2 Tidak Tuntas 2 10,53
Sesuai Tabel 12, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 18 di
bawah ini.
Gambar 18. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
Sesuai Gambar 18 di atas, setelah penggunaan media realia diperoleh
murid sejumlah 17 anak atau 89,47% yang mendapat nilai mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 71, sedangkan murid yang masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 71 sejumlah 2 anak atau 10,53%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal sebanyak 89,47%
sudah termasuk di atas ketuntasan yang direncanakan yaitu 80% siswa
memperoleh nilai ≥ 71 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada siklus II, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi,
dan nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
17
2
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata
pada Siklus II
No Keterangan Siklus I
1 Nilai Terendah 50
2 Nilai Tertinggi 100
3 Rata-rata Nilai 85,42
4 Ketuntasan Klasikal 89,47%
Sesuai Tabel 13 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 19
di bawah ini.
Gambar 19. Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Kelas pada
Siklus II
Sesuai Tabel 13 dan Gambar 19 di atas dapat disimpulkan bahwa
pada siklus II sesudah penggunaan media realia yaitu nilai terendah 50, nilai
tertinggi 100, dan nilai rata-rata kelas 85,42.
Sedangkan nilai dari hasil diskusi siswa pada siklus II dapat dilihat
pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus II
Nama
Kelompok
Nilai Rata-rata
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
I 90 100 95
II 100 100 100
III 100 90 95
IV 90 90 90
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Kelas
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sesuai Tabel 14 di atas dapat dipaparkan dalam Gambar 20 di bawah ini.
Gambar 20. Hasil Diskusi Siswa pada Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Setelah penggunaan media realia pada siklus II telah menunjukkan
peningkatan hasil evaluasi perpindahan energi panas. Selain itu kekurangan
yang terjadi pada siklus II dapat teratasi. Hal-hal yang terjadi pada siklus II
dapat dilihat sebagai berikut :
1) Hasil evaluasi perpindahan energi panas pada siklus II mencapai rata-rata
kelas 85,42. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 anak atau
ketuntasan klasikal 89,47%. Sedangkan sebanyak 2 anak atau 10,53%
siswa tidak mencapai KKM. Hal ini dikarenakan kedua anak tersebut
memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum, selama, dan sesudah
kegiatan proses pembelajaran. Maka dari itu siswa begitu antusias untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3) Guru dalam menggunaan media realia untuk proses kegiatan
pembelajaran, penggunaannya lebih dioptimalkan.
Dari hasil penelitian siklus II, nilai rata-rata hasil evaluasi
perpindahan energi panas dengan penggunaan media realia sudah berhasil.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Karena nilai rata-rata hasil evaluasi perpindahan panas yaitu 85,42 dan dari
jumlah siswa 19 anak mencapai target pencapaian lebih dari 80%. Atau dapat
dikatakan terdapat 17 siswa mencapai ≥ 71 Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Maka dari itu tidak perlu dilanjutkan tindakan pada siklus
berikutnya. Dari hasil pencapaian nilai yang kemukakan di atas, hal ini
menunjukkan penggunaan media realia dapat meningkatkan pemahaman
konsep perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan analisis data yang diperoleh, maka
diketahui peningkatan dalam proses belajar siswa pada pembelajaran perpindahan
energi panas dan peningkatan kemampuan pemahaman konsep perpindahan
energi panas siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran
2011/2012. Peningkatan dalam proses belajar siswa pada pembelajaran
perpindahan energi panas tersebut antara lain:
1. Siswa lebih antusias mengikuti pelajaran.
2. Siswa lebih perhatian saat guru memberikan penjelasan/menyampaikan
materi.
3. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa lebih antusias mendengarkan penjelasan guru saat menyampaikan
materi pelajaran.
5. Siswa terlibat lebih aktif dalam penggunaan media realia.
6. Siswa lebih terampil dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan
konsep perpindahan energi panas yang dipelajari.
Sedangkan rekapitulasi perbandingan nilai hasil observasi aktivitas siswa
kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur pada saat pembelajaran IPA materi perpindahan
energi panas dengan penggunaan media realia antara siklus I dan siklus II
disajikan pada Tabel 15 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 15. Perbandingan Nilai Observasi Siswa dan Guru dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II
No Jenis
Aktivitas
Siklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II
1 Siswa 2,62
(cukup)
2,77
(cukup)
3,23
(baik)
3,54
(baik)
2
Guru
2,56
(cukup)
2,94
(cukup)
3,31
(baik)
3,56
(baik)
Berdasarkan Tabel 15 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik dalam Gambar
21 dan Gambar 22 berikut ini.
Gambar 21. Rekapitulasi Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
Gambar 22. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus
II
Sesuai Tabel 15, Gambar 21, dan Gambar 22, aktivitas siswa dan
aktivitas guru pada saat proses pembelajaran IPA materi perpindahan energi panas
Pertemuan I
Pertemuan II
0
1
2
3
4
Siklus Isiklus II
2,62 3,232,77
3,54
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
0
1
2
3
4
Siklus Isiklus II
2,563,31
2,943,56
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dengan penggunaan media realia yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur dapat diketahui. Berdasarkan tabel dan data di atas, dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil, karena telah mengalami
peningkatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru pada setiap pertemuan per
siklusnya.
Sedangkan untuk peningkatan pemahaman konsep perpindahan energi
panas dengan media realia pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri
Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 187. Maka
dalam bentuk presentase dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Presentase Hasil Evaluasi Pembelajaran IPA Materi Perpindahan Energi
Panas Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I, dan Sesudah
Tindakan Siklus II
No Interval Nilai Presentase (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 20 – 34 0 0 0
2 35 – 49 31,58 5,26 0
3 50 – 64 31,58 36,84 10,53
4 65 – 79 10,53 31,58 10,53
5 80 – 94 21,05 15,79 57,89
6 95 – 104 5,26 10,53 21,05
Ketuntasan Klasikal 36,84 57,89 89,47
Untuk lebih jelas antara sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, dan
sesudah tindakan siklus II tentang peningkatan pemahaman konsep perpindahan
energi panas melalui penggunaan media realia pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat Tabel 17 di bawah
ini.
Tabel 17. Rincian Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep Perpindahan
Energi Panas Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
No Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Jumlah siswa mencapai KKM 7 11 17
2 Nilai rata-rata kelas 49,26 65,21 85,42
3 Presentase ketuntasan klasikal 36,84% 57,89% 89,47%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sesuai Tabel 17 di atas dapat dibuat menjadi dalam bentuk grafik seperti
Gambar 23 di bawah ini.
Gambar 23. Grafik Rekapitulasi Peningkatan Pemahaman Konsep Perpindahan
Energi Panas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur.
Berdasarkan Tabel 16, Tabel 17, dan Gambar 23 di atas menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA materi perpindahan energi panas dengan penggunaan media
realia pada siklus I dan siklus II telah menunjukkan peningkatan pemahaman
konsep perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
tahun pelajaran 2011/2012. Target capaian yang direncanakan yaitu 80% dari 19
siswa yaitu 15 siswa nilainya mencapai KKM. Pada siklus II siswa yang mencapai
KKM sejumlah 17 anak, dengan demikian target yang diinginkan telah tercapai
dan tindakan penelitian diakhiri pada siklus II. Maka dari itu dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan media realia dapat meningkatkan pemahaman
konsep perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
0
20
40
60
80
100
Siswa yang lulus KKM Nilai rata-rata kelasPresentase
Ketuntasan Klasikal
7
49,26
36,84
11
65,2157,89
17
85,42 89,47
Fre
kue
nsi
Prasiklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada
pembelajaran perpindahan energi panas dengan penggunaan media realia pada
siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Tahun Pelajaran 2011/2012 selama dua
siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan media realia terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep
perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan pemahaman konsep
perpindahan energi panas tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan
yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus, nilai rata-rata
kelas hanya mencapai 49,26. Sedangkan pada siklus I meningkat menjadi
65,21 atau mengalami kenaikan sebesar 15,95. Pada siklus II nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 85,42 atau mengalami kenaikan sebesar 20,21.
2. Penggunaan media realia terbukti dapat meningkatkan proses pembelajaran
perpindahan energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan proses pembelajaran
perpindahan energi panas tersebut dibuktikan dengan adanya aktivitas guru
dan aktivitas siswa yang semakin meningkat, yaitu pada siklus I aktivitas
guru memperoleh rata-rata 2,75 sedangkan pada siklus II memperoleh rata-
rata 3,44. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata 2,70 sedangkan
pada siklus II memperoleh rata-rata 3,39.
Sesuai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian pembelajaran
perpindahan energi panas dengan penggunaan media realia terbukti dapat
meningkatkan pemahaman konsep perpindahan energi panas pada siswa kelas IV
SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penggunaan
media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep perpindahan energi panas
pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulusulur Wonogiri Tahun Pelajaran
2011/2012. Dengan demikian penggunaan media realia perlu dikembangkan
penggunaannya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar atau jenjang di atasnya.
Keberhasilan ini dimungkinkan karena dalam pembelajaran penggunaan media
realia, siswa dapat lebih mudah memahami suatu konsep secara langsung.
Dari penelitian ini, diketahui bahwa pemahaman konsep perpindahan
energi panas terbukti ada peningkatan hasil belajar yang tercermin pada setiap
siklusnya. Secara teori, proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil
yang dicapai oleh siswa. Karena peningkatan kualitas proses yang baik tentu akan
diikuti peningkatan pada kualitas hasil pembelajaran itu sendiri. Maka dari itu,
perlu adanya pengembangan dalam penelitian yang lain, sehingga ditemukan
media pembelajaran lain yang dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
dengan lebih baik.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas ini, dapat disampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Diharapkan kepada kepala sekolah dasar dalam usaha meningkatkan
pemahaman konsep perpindahan energi panas kelas IV SD menggunakan
media realia. Kesulitan materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa
dapat disederhanakan dengan bantuan media realia sehingga mutu pendidikan
dapat lebih meningkat.
2. Bagi Guru
a. Diharapkan guru SD Negeri 01 Bulusulur lebih intensif dalam
menggunakan media dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Sebaiknya para guru khususnya guru IPA menerapkan penggunaan
media realia dalam melaksanakan pembelajaran, karena dengan
penggunaan media realia siswa lebih aktif dan lebih mudah memahami
suatu konsep secara langsung dalam pembelajaran, sehingga proses dan
hasil belajar menjadi lebih baik.
c. Penggunaan melalui media realia, hendaknya guru mengupayakan secara
optimal supaya dapat berdaya guna dan berhasil guna.
3. Bagi Siswa
Media realia yang digunakan dapat diperoleh oleh siswa sendiri di kehidupan
sehari-hari, maka siswa disarankan untuk ikut aktif dalam perolehan media
realia tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jamal & Tamrin. 2005. Pintar Fisika. Jawa Timur: Gitamedia Press
Arif S Sadiman dkk. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Aristo Rahardi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Asra dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdiknas
Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Basuki Wibawa & Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV
Maulana
Babalola Isiaka. 2007. Effectiveness of video as an instructional medium in
teaching rural children agricultural and environmental sciences.
Internasional Journal of Education and development using Information
and Communication Technology, 3 (3), 105-114. Diperoleh 2 Maret 2012,
dari http://ijedict.dec.uwi.edu//viewarticle.php?id=363&layout=html
Dimyati, dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Endang Poerwanti, dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Faqih Samlawi & Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV
Maulana
Hendro Darmodjo. 1993. Pendidikan IPA 1. Jakarta: Depdikbud
Heri Sulistyanto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Depdiknas
Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press
Idris Cerkez, Hasan B. Kocer, & Roy M. Broughton. 2012. A Practical Cost
Model for Selecting Nonwoven Insulation Materials. Journal of
Engineered Fibers and Fabrics, 7 (1), 1. Diperoleh 4 Maret 2012, dari
http://www.jeffjournal.org/papers/Volume7/7.1.1Cerkez.pdf
Istichomah. 2010. Peningkatan Pemahaman Konsep Energi Panas dalam Mata
Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas
IV di SD Negeri Bonagung I Tanon Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010.
Skripsi. Tidak diterbitkan: UNS Surakarta
JS. Sukardjo, dkk. 2005. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UNS Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. 2008. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Lexy J Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyanti. 2008. Psikologi Belajar. Surakarta: UNS Press
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Oemar Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan. 2000. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Bandung
Ronald H Anderson. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Penitian Sertifikasi Guru Rayon 13
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press
Sri Ngatini. 2010. Penggunaan Media Benda Nyata Guna Meningkatkan
Pemahaman Konsep Bangun Datar Siswa Kelas II SDN Togoyo 2
Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2009/2010. Skripsi. Tidak diterbitkan: UNS Surakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sumarwan, dkk. 2007. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Suharsimi Arikunto. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Suharsimi Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winkle W. S. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: PT. Gramedia