70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENGGUNAAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL RENDAH DAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL MEDIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh PAULINA RATRI TYAS PRIHASTUTI M 3508062 DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

  • Upload
    donhu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENGGUNAAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL

RENDAH DAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL MEDIUM

TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI

TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh

PAULINA RATRI TYAS PRIHASTUTI

M 3508062

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

i

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diteliti oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar

yang telah diperoleh dapat ditinjau dan atau dicabut.

Surakarta, 29 Juli 2011

PAULINA RATRI TYAS .P

NIM. M 3508062

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENGGUNAAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL

RENDAH DAN MATRIKS KITOSAN BERAT MOLEKUL MEDIUM

TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL DISOLUSI

TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN

PAULINA RATRI TYAS PRIHASTUTI

Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

INTISARI

Asma sering dijumpai di masyarakat. Sediaan konvensional tidak cocok

untuk terapi asma dibanding sediaan lepas lambat. Penelitian ini bertujuan untuk

menentukan karakteristik kitosan sebagai matriks pembawa obat sediaan tablet

lepas lambat teofilin, mengetahui pengaruh kitosan terhadap sifat fisis dan profil

disolusi tablet lepas lambat dan perbedaan pengaruh kitosan berat molekul rendah

dan medium terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet lepas lambat teofilin.

Penelitian menggunakan metode pentabletan granulasi basah dan disolusi

untuk mengetahui profil pelepasan obatnya. Formula yang digunakan: F1 (kontrol

negatif) tanpa matriks, F2 (kontrol positif) dengan matriks HPMC, F3 dengan

matriks kitosan BM rendah, dan F4 dengan matriks kitosan BM medium.

Dilakukan uji sifat fisis granul meliputi: waktu alir, sudut diam dan pengetapan,

uji sifat fisis tablet meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu

hancur, serta uji disolusi. Hasil data dianalisa dalam bentuk diagram batang dan

dibandingkan dengan acuan standar.

Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan

berat molekul medium berpengaruh terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet

lepas lambat teofilin tetapi tidak memiliki karakteristik sebagai matriks pembawa

sediaan tablet lepas lambat. Tablet dengan matriks kitosan BM rendah memiliki

sifat fisis lebih bagus dan profil disolusi lebih tinggi dibanding kitosan BM

medium.

Kata kunci: teofilin, kitosan, tablet lepas lambat, profil disolusi

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

THE EFFECTS MATRIX OF CHITOSAN LOW MOLECULAR WEIGHT

AND MATRIX OF CHITOSAN MEDIUM MOLECULAR WEIGHT

TOWARD PHYSICAL PROPERTIES AND DISSOLUTION PROFILE

OF SUSTAINED RELEASE THEOPHYLLINE TABLET

PAULINA RATRI TYAS PRIHASTUTI

Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science

Sebelas Maret University

ABSTRACT

Asthma is frequently found in the society. Conventional preparation is not

appropriate for asthma therapy compared with the sustained release preparation.

This research aims to determine the character of chitosan as the sustained release

tablet preparation medicine carrier matrix theophylline, to find out the effect of

chitosan on physical properties and sustained release tablet dissolution profile,

and the difference of low and medium molecular weight of chitosan effects on the

physical properties and profile of sustained release tablet dissolution theophylline.

This study used a wet granulation tablet method and dissolution to find out

the profile of its medicine release. The formula used were: F1 (negative control)

without matrix, F2 (positive control) with HPMC matrix, F3 with matrix chitosan

low molecular weight, and F4 with matrix chitosan medium molecular weight.

The granule physical properties tests were done including: flow time, stationary

angle and tapping; the tablet physical properties test included: weight uniformity,

hardness, brittleness, and shattered time; and dissolution test. The result of data

was analyzed in graphical form and compared with the standard reference.

The result of research showed that all of chitosan affected the physical

properties and profile of sustained release tablet dissolution theophylline but it did

not had characteristic as the sustained release tablet preparation carrier matrix.

Tablet with matrix chitosan low molecular weight had better physical properties

and higher dissolution profile than chitosan medium molecular weight.

Keywords: theophylline, chitosan, sustained release tablet, dissolution profile

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya

(Matius 21:22)

Bersukacita dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,

dan bertekunlah dalam doa

(Roma 12:12)

Ucap syukur dalam segala hal dan percaya semua akan dijadikan NYA

indah tepat pada waktunya

(Penulis)

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Baik, karya ini

saya persembahkan kepada :

Ayah dan Ibu tercinta, atas doa, cinta dan kasih sayang yang tak pernah putus

sehingga saya mampu mewujudkan harapannya

Kakak dan adik, serta keluarga dan saudara-saudaraku terkasih

Almamaterku

vii

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah mencurahkan berkat dan kasih-NYA sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Matriks Kitosan Berat Molekul Rendah dan Matriks Kitosan Berat Molekul

Medium Terhadap Sifat Fisis dan Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin”

Penelitian ini dilakukan secara in vitro menggunakan Dissolution Tester

dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan berat molekul rendah dan

kitosan berat molekul medium terhadap sifat fisis dan profil pelepasan obat.

Penelitian ini merupakan penelitian hibah pekerti yang dibiayai sepenuhmya oleh

DIPA Universitas Sebelas Maret dan sebagai tugas akhir yang disusun dan

diajukan dengan tujuan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada

Jurusan Diploma 3 Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan tugas

akhir ini selesai berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi M.S selaku rektor Universitas Sebelas Maret

2. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., Ph.D selaku dekan FMIPA UNS

3. DP2N DIRJEN DIKTI melalui Hibah Penelitian Kerjasama Antar

Perguruan Tinggi (HIBAH PEKERTI) Tahun 2010 dengan pengusul

Bapak Ahmad Ainurofig M.Si., Apt dan Bapak I.F Nurcahyo S.Si., M.Si

yang telah memberikan bantuan biaya penelitian yang dilakukan penulis

viii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt selaku Ketua Prodi Diploma 3

Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta serta pembimbing tugas

akhir yang telah mencurahkan perhatian, nasehat, dan bimbingan hingga

terselesainya penulisan tugas akhir ini

5. Ibu Estu Retnaningtyas N., S.TP. M.Si selaku Pembimbing Akademik

6. Bapak Anang Kuncoro R.S S.Si., Apt dan Ibu Rita Rakhmawati M.Si., Apt

sebagai penguji yang telah memberikan motivasi selama penulis

menyelesaikan tugas akhir ini

7. Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan semua keluarga yang telah memberikan doa,

kasih sayang dan perhatian yang tiada henti kepada penulis sehingga

terselesaikannya tugas akhir ini

8. Teman-teman penelitian “Montmorilonit-Kitosan” (Mas Rahmat, Mas

Agus, Uji, Niken, Firdha, Kristin), teman-teman Diploma 3 Farmasi UNS

angkatan 2008, dan semua teman-teman terbaik pelepas dahaga (Ratna,

Tika, Nurul, Niska, Awal, dkk), terimakasih atas kebersamaannya selama

ini, tetap semangat dan selamat berjuang.

Penulis menyadari walaupun telah berusaha maksimal, namun dalam

penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang berguna agar bisa lebih baik lagi di masa

yang akan datang. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 29 Juli 2011

Penyusun

ix

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Halaman Persetujuan ................................................................................................. ii

Halaman Pernyataan .................................................................................................. iii

Intisari ....................................................................................................................... iv

Abstract ..................................................................................................................... v

Halaman Motto .......................................................................................................... vi

Halaman Persembahan .............................................................................................. vii

Kata Pengantar .......................................................................................................... viii

Daftar Isi .................................................................................................................... x

Daftar Tabel .............................................................................................................. xiv

Daftar Gambar ........................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ........................................................................................................ xvi

Daftar Singkatan ........................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

1. Tablet ............................................................................................. 5

2. Tablet Lepas Lambat ..................................................................... 11

x

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Matriks .......................................................................................... 15

4. Tinjauan Bahan ............................................................................ 16

1) Kitosan ..................................................................................... 16

2) Teofilin ..................................................................................... 17

3) HPMC ...................................................................................... 18

4) Laktosa ..................................................................................... 18

5) Magnesium Stearat ................................................................... 18

6) Musilago Amily 10% ............................................................... 18

7) Talk .......................................................................................... 19

8) Amprotab ................................................................................. 19

5. Disolusi .......................................................................................... 19

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 20

C. Hipotesis ............................................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .............................................................................. 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 22

C. Alat dan Bahan .................................................................................. 23

D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 23

1. Formula Penelitian ......................................................................... 23

2. Prosedur Pembuatan Granul .......................................................... 24

3. Prosedur Pengujian Sifat Fisis Granul .......................................... 24

4. Prosedur Pentabletan ..................................................................... 25

5. Prosedur Pengujian Sifat Fisis Tablet ............................................ 26

xi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Prosedur Pengujian Disolusi .......................................................... 27

E. Diagram Alir Cara Kerja .................................................................... 29

F. Pengolahan dan Analisa Data ............................................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Granul ............................................................................. 32

B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ................................................ 32

1. Uji Waktu Alir Granul ................................................................... 33

2. Uji Sudut Diam Granul .................................................................. 35

3. Uji Pengetapan ............................................................................... 37

C. Pentabletan ......................................................................................... 39

D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ................................................. 41

1. Uji Keseragaman Bobot Tablet ..................................................... 41

2. Uji Kerapuhan Tablet .................................................................... 44

3. Uji Kekerasan Tablet ..................................................................... 45

4. Uji Waktu Hancur Tablet .............................................................. 46

E. Uji Disolusi Tablet ............................................................................. 48

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum .................................. 48

2. Penentuan Kurva Baku Teofilin .................................................... 48

3. Profil Disolusi ................................................................................ 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 53

B. Saran .................................................................................................. 53

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 54

xii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran ................................................................................................................. 56

xiii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persyaratan penyimpangan bobot rata-rata ....................................... 10

Tabel II. Rancangan formula penelitian .......................................................... 23

Tabel III. Hasil pemeriksaan sifat fisis granul ................................................ 33

Tabel IV. Hasil pemeriksaan kompresibilitas granul ...................................... 40

Tabel V. Hasil pemeriksaan sifat fisis tablet ................................................... 41

xiv

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Profil kadar obat versus waktu yang menunjukkan bentuk

sediaan konvensional dan sediaan sustained release ................... 14

Gambar 2. Struktur kitosan .............................................................................. 16

Gambar 3. Struktur molekul teofilin ............................................................... 17

Gambar 4. Diagram alir untuk metode granulasi basah .................................. 29

Gambar 5. Diagram alir prosedur penelitian .................................................... 30

Gambar 6. Diagram waktu alir granul tanpa pelicin ....................................... 34

Gambar 7. Diagram waktu alir granul dengan pelicin .................................... 34

Gambar 8. Diagram sudut diam granul tanpa pelicin ..................................... 36

Gambar 9. Diagram sudut diam granul dengan pelicin ................................... 36

Gambar 10. Diagram indeks pengetapan granul ............................................. 38

Gambar 11. Diagram keseragaman bobot tablet ............................................. 42

Gambar 12. Diagram koefisien variasi tablet .................................................. 43

Gambar 13. Diagram kerapuhan tablet ........................................................... 44

Gambar 14. Diagram kekerasan tablet ............................................................ 46

Gambar 15. Diagram waktu hancur tablet ..................................................... 47

Gambar 16. Kurva baku teofilin ...................................................................... 49

Gambar 17. Profil pelepasan obat teofilin semua formula .............................. 50

xv

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Formula .................................................................. 56

Lampiran 2. Uji Waktu Alir Granul ................................................................ 58

Lampiran 3. Uji Sudut Diam Granul ............................................................... 59

Lampiran 4. Uji Pengetapan Granul ................................................................ 60

Lampiran 5. Uji Keseragaman bobot tablet .................................................... 61

Lampiran 6. Uji Kerapuhan Tablet ................................................................. 63

Lampiran 7. Uji Waktu Hancur Tablet ........................................................... 64

Lampiran 8. Uji Kekerasan Tablet .................................................................. 65

Lampiran 9. Penentuan Panjang Gelombang dan Kurva Baku ....................... 66

Lampiran 10. Hasil Disolusi Tablet F1 Pengenceran 50X .............................. 68

Lampiran 11. Hasil Disolusi Tablet F2 Pengenceran 20X .............................. 70

Lampiran 12. Hasil Disolusi Tablet F3 Pengenceran 50X .............................. 72

Lampiran 13. Hasil Disolusi Tablet F4 Pengenceran 50X .............................. 74

Lampiran 14. Hasil Disolusi Gabungan .......................................................... 76

Lampiran 15. Gambar Granul semua formula ................................................. 77

Lampiran 16. Gambar Tablet semua formula ................................................. 78

xvi

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR SINGKATAN

BM : Berat Molekul

BV : Brookfield Viscosity

cps : centripoise

CV : Coefficient of Variation

HPMC : Hydroksipropil methylcellulosum

kg : kilogram

mg : miligram

Mg Stearat : magnesium stearat

ppm : part per million

rpm : rotasi per menit

SD : Standar Deviasi

USP : United State Pharmacope

µg : mikrogram

xvii

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asma merupakan penyakit yang masih banyak dijumpai di masyarakat baik

tingkat ringan maupun kronis (menahun). Telah banyak obat asma yang

diformulasikan dalam bentuk sediaan padat (tablet), cair (injeksi) dan aerosol.

Akan tetapi sediaan tersebut yang merupakan sediaan konvensional yaitu dosis

pemakaian berkali-kali dalam sehari, tidak cocok digunakan untuk mencegah dan

untuk terapi serangan asma jika dibandingkan dengan sediaan lepas lambat

(sustained release) atau pelepasan terkendali (Anggraini, 2008).

Tujuan diberikannya sediaan obat lepas lambat adalah konsentrasi zat aktif

dalam plasma dipertahankan, lambat dan selalu konstan dengan fluktuasi yang

minimal. Beberapa keuntungan sediaan lepas lambat antara lain adalah

menghasilkan efek yang lebih seragam, mengurangi iritasi saluran cerna dan efek

samping lain berkaitan dengan dosis, mengurangi fluktuasi konsentrasi zat aktif

dalam darah di sekitar rata-rata, serta menghasilkan manfaat ekonomi bagi pasien

(Siregar dan Wikarsa, 2010).

Teofilin memiliki waktu paro yang relatif pendek (8,1 jam) dan jendela

terapetik yang sempit yaitu 10-20 µg/mL. Formulasi teofilin dalam bentuk sediaan

lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi obat dalam darah yang

lebih seragam, kadar puncak yang tidak fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat

dapat menjamin kepuasan pasien terutama jika pasien kesulitan untuk

1

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengkonsumsi obat secara berulang selama serangan asma akut (Bayomi et al.,

2001).

Salah satu syarat bahan dapat digunakan sebagai matriks pembawa obat antara

lain adalah mempunyai gugus yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan

senyawa obat (Nangia, 2006). Kitosan mempunyai potensi untuk membentuk

ikatan hidrogen karena mempunyai gugus fungsional –OH, –O– dan gugus amida

sisa deasetilasi kitin. Teofilin memiliki struktur dengan gugus fungsional keton

dan amina, sehingga kitosan dan teofilin dapat berikatan dengan ikatan hidrogen

(Ainurofiq, 2010). Perbedaan berat molekul pada kitosan akan mempengaruhi

sifat dari kitosan. Dengan penggunaan variasi berat molekul kitosan, dapat

diperoleh perbedaan pengaruh kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat

molekul medium terhadap sediaan tablet lepas lambat.

Uji disolusi merupakan suatu uji untuk mengetahui pelepasan obat secara in

vitro serta profil farmakokinetik obat dalam tubuh. Berdasarkan data uji disolusi

dapat digunakan untuk menentukan variasi yang cocok untuk digunakan sebagai

sediaan tablet lepas lambat teofilin.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut dapat dirumuskan

suatu permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat

terhadap sifat fisis tablet teofilin?

2. Bagaimanakah pengaruh kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat tablet

teofilin terhadap profil disolusi teofilin?

2

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Apakah ada perbedaan pengaruh kitosan dengan berat molekul rendah dan

kitosan dengan berat molekul medium terhadap sifat fisis maupun profil

disolusi teofilin?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menentukan karakteristik kitosan

sebagai matriks pembawa obat dengan sediaan tablet lepas lambat teofilin untuk

obat asma. Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui pengaruh kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat terhadap

sifat fisis tablet teofilin.

2. Mengetahui pengaruh kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat tablet

teofilin terhadap profil disolusi teofilin.

3. Mengetahui perbedaan pengaruh kitosan dengan berat molekul rendah dan

kitosan dengan berat molekul medium terhadap sifat fisis maupun profil

disolusi teofilin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui informasi khusus tentang pengaruh kitosan berat molekul rendah

dan kitosan berat molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat

teofilin terhadap sifat fisis tablet teofilin.

2. Mengetahui informasi tentang pengaruh kitosan berat molekul rendah dan

kitosan berat molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat teofilin

terhadap profil disolusi teofilin.

3

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Mengetahui informasi tentang perbedaan pengaruh kitosan berat molekul

rendah dan kitosan berat molekul medium sebagai matriks sediaan lepas

lambat teofilin terhadap uji sifat fisis dan profil disolusi teofilin.

4

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tablet

Berdasarkan Farmakope Indonesia (1979), tablet adalah sediaan padat kompak

yang dibuat secara cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua

permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi

sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau

zat lain yang cocok.

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet–

tablet dapat berbeda–beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan,

daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet

dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat–

obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat

warna, zat pemberi rasa, dan lapisan–lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain

yang penggunaannya dengan cara sublingual, bukal atau melalui vaginal, tidak

boleh digunakan secara oral. Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi (Ansel,

1989).

Beberapa keunggulan utama tablet dijelaskan oleh Lachman et al (1994)

adalah sebagai berikut :

5

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan

terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta

variabilitas kandungan yang paling rendah.

b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling

rendah.

c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling

kompak.

d. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling murah dan mudah

untuk dikemas serta dikirim.

e. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah,

tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.

f. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan

pecahnya/hancurnya tablet tidak segera terjadi.

g. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti

pelepasan di usus atau produk lepas lambat.

h. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di

produksi secara besar–besaran.

i. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki syarat pencampuran

kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

6

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bahan pembantu untuk tabletasi adalah :

a. Bahan pengisi

Pengisi diperlukan bila dosis tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat

yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misalnya aspirin,

antibiotik tertentu). Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu

memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau memacu

aliran. Bahan pengisi harus memiliki kriteria yaitu :

1) Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan–peraturan dari negara

dimana produk akan dipasarkan.

2) Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat

produk itu dibuat.

3) Harganya harus cukup murah.

4) Tidak boleh saling berkontradiksi (misalnya sukrosa), atau karena

komponen (misalnya natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.

5) Secara fisiologi harus inert/netral.

6) Harus stabil secara fisis dan kimia, baik dalam kombinasi dengan

berbagai obat atau komponen tablet lain.

7) Harus bebas dari segala jenis mikroba.

8) Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna)

9) Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk–produk vitamin

tertentu), pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat

persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.

10) Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat (Lachman et al., 1994).

7

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Bahan pengikat

Pengikat merupakan suatu zat adhesif yang ditambahkan pada formulasi

tablet. Peranan pengikat adalah untuk memberikan kohesivitas yang

diperlukan untuk mengikat partikel-partikel padat di bawah pengempaan

untuk membentuk suatu tablet yang kompak. Dalam proses granulasi basah,

pengikat meningkatkan pembesaran ukuran untuk membentuk granul

sehingga dapat memperbaiki mampu alir campuran selama proses pembuatan.

Pengikat juga dapat memperbaiki kekerasan tablet dengan meningkatkan

gaya intragranular dan juga antargranular. Dalam proses kempa langsung,

pengikat sering bertindak sebagai pengisi dan memberi sifat ketermampatan

pada campuran serbuk. Sifat kohesif pengikat dapat mengurangi friabilitas

tablet dan dapat membantu meningkatkan penampilannya. Walaupun tujuan

penggunaan pengikat dalam formulasi tablet bukan untuk mempengaruhi

disintegrasi dan laju disolusi, sifat-sifat ini dapat dimodifikasi sehubungan

dengan keterbasahan formulasi yang diubah (Siregar dan Wikarsa, 2010).

c. Bahan pelincir.

Bahan pelincir dapat memenuhi fungsi yang berbeda, sehingga akan

menjadi lebih bermanfaat jika diklasifikasikan lebih lanjut menjadi bahan

pengatur aliran, bahan pelicin, dan bahan pemisah bentuk.

1) Bahan pengatur aliran memperbaiki daya luncur dan daya guliran bahan

yang akan ditabletasi. Karena itu menjamin terjadinya keteraturan aliran

dari corong pengisi melalui sepatu pengisi ke dalam lubang ruang cetak.

Mengurangi penyimpangan masa dan meningkatkan ketepatan takaran

8

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tablet. Contoh : talk, magnesium dan aluminium stearat, aerosil,

polietilenglikol, stearil.

2) Bahan pelicin mengurangi gesekan logam (stempel di dalam lubang

ruang cetak) dan gesekan tablet (atau masa yang ditabletasi) dengan

logam. Memudahkan pengeluaran tablet. Contoh : talk, magnesium dan

aluminium stearat, asam stearat, pati, polietilenglikol, parafin.

3) Bahan pemisah hasil cetakan mengurangi lekatnya masa tablet atau

tablet pada stempel dan dinding ruang cetak. Menimbulkan kilap

pencetakan. Contoh : lemak terhidrogenasi, emulsi silikon, parafin,

kalsium (Voigt, 1994).

d. Bahan penghancur

Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau

hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan. Dapat

berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet

pecah menjadi bagian–bagiannya. Fragmen–fragmen tablet itu mungkin

sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapai

bioavailabilitas yang diharapkan (Lachman et al., 1994).

Tablet yang baik bila memenuhi persyaratan dibawah ini:

a. Memenuhi keseragaman ukuran

Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal

tablet (Anonim, 1979).

9

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Memenuhi keseragaman bobot

Tablet harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai

berikut:

Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu

persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata

lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu

tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga

kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam

kolom A maupun kolom B, yang dapat dilihat pada Tabel I (Anonim, 1979).

Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Rata-Rata

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15 30

26 mg sampai dengan 150 mg 10 20

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 15

Lebih dari 300 mg 5 10

c. Memenuhi waktu hancur

Menentukan waktu hancur tablet tidak bersalut: pengujiannya dilakukan

dengan lima tablet dimasukkan kedalam keranjang dan diturun-naikkan secara

teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian

tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen dari zat penyalut. Bila tidak

dinyatakan waktu untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15

menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet

bersalut gula atau selaput (Anonim, 1979).

10

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Kekerasan

Menurut Voigt, (1994), tablet yang diuji kekerasannya diletakkan dalam

sebuah alat logam kecil pada hardness tester dan tekanannya diatur

sedemikian rupa sehingga tablet stabil ditempatnya dan jarum penunjuk

berada pada skala 0. Dengan memutar alirnya, tablet akan terjepit semakin

kuat dengan menaiknya tekanan tablet secara lambat, yang ditransfer melalui

sebuah per sedemikian lama, sampai akhirnya tablet tersebut pecah. Besarnya

tekanan dapat dibaca langsung pada skala dalam bentuk kilogram.

e. Kerapuhan

Alat pengujian friabilitas untuk laboratorium dikenal sebagai friabilator roche.

Alat ini memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan

dan guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar dengan

kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap putaran.

Biasanya tablet yang telah ditimbang diletakkan dalam alat itu, kemudian

dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan dan

ditimbang ulang. Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5% sampai 1% masih

dapat dibenarkan (Lachman et al., 1994).

2. Tablet Lepas Lambat

Tablet lepas lambat merupakan tablet yang memberikan sejumlah zat aktif

awal yang cukup untuk menimbulkan kerja dengan cepat terhadap respon terapi

yang diinginkan dan sejumlah zat aktif tambahan yang mempertahankan respon

terapi yang ditimbulkan oleh konsentrasi awal selama beberapa jam yang

diinginkan melebihi masa kerja yang diberikan dari suatu dosis konvensional;

11

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

respon terapi awal yang diinginkan dipertahankan karena pelepasan konsentrasi

terapi yang diinginkan sama dengan kecepatan zat aktif yang dieliminasi atau di

nonaktifkan (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam

tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain dirancang

untuk melepaskan obatnya secara perlahan–lahan supaya penglepasannya lebih

lama dan memperpanjang kerja obat. Tipe obat yang disebutkan terakhir

umumnya dikenal tablet atau kapsul yang kerjanya controlled release, delayed

release, sustained action, prolonged action, sustained release, prolonged release,

timed release, slow release, extended action atau extended release. Tujuan dari

teknik penglepasan terkendali untuk membuat bentuk sediaan yang

menyenangkan, dapat diberikan sendiri yang menghasilkan pemasukan obat yang

stabil.

Kelebihan–kelebihannya termasuk :

1. Aktivitas obat diperpanjang di siang dan malam hari

2. Mampu untuk mengurangi terjadinya efek samping

3. Mengurangi frekuensi pemberian obat

4. Meningkatkan kepatuhan pasien

5. Mampu membuat lebih rendah biaya harian bagi pasien karena lebih

sedikit satuan dosis yang harus digunakan (Ansel, 1989).

Selain kelebihan, sediaan tablet lepas lambat juga mempunyai kekurangan

atau keterbatasan, antara lain :

12

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Harga per unit sediaan lepas lambat umumnya lebih mahal dibanding

sediaan konvensional yang mengandung zat aktif yang sama.

2. Tidak semua jenis zat aktif dapat dijadikan bahan yang sesuai untuk

pembuatan formulasi lepas lambat per oral.

3. Pemberian sediaan lepas lambat tidak memungkinkan penghentian terapi

dengan segera.

4. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat

melepas dengan cepat.

5. Sediaan lepas lambat dosis tunggal biasanya mengandung jumlah total zat

aktif lebih besar daripada kandungan zat aktif sediaan yang biasa diberikan

dalam bentuk konvensional dosis tunggal.

6. Sediaan lepas lambat yang cenderung tetap utuh dapat bersangkutan pada

suatu tempat di sepanjang saluran cerna (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Kebanyakan bentuk sediaan sustained release dirancang supaya pemakaian

satu unit dosis tunggal menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah

pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapetik yang diinginkan secara

berangsur-angsur dan terus-menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk

memelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang,

biasanya 8 sampai 12 jam. Keunggulan tipe bentuk sediaan ini menghasilkan

kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis

(Ansel, 1989).

13

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Profil kadar obat versus waktu yang menunjukkan bentuk sediaan

konvensional dan sediaan sustained release (Ansel, 1989).

Teknologi yang sering digunakan dalam formulasi tablet lepas lambat menurut

Siregar dan Wikarsa (2010) adalah:

a. Sistem matriks

Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan

dalam pembuatan tablet lepas lambat. Bahan aktif didispersikan secara

homogen di dalam pembawa (matriks). Matriks yang sering digunakan dapat

digolongkan menjadi matriks hidrofilik, malam-lemak, dan plastik. Campuran

tersebut kemudian dicetak menjadi tablet.

b. Penyalutan

Teknologi penyalutan sering digunakan pada bahan aktif berbentuk serbuk,

pellet mengandung bahan aktif atau tablet. Lapisan penyalutan ini berfungsi

mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam tubuh. Penyalutan bahan aktif

dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi, disolusi, dosis berdenyut,

dan difusi.

14

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Matriks

Suatu matriks dapat digambarkan sebagai pembawa padat inert yang di

dalamnya obat tersuspensi (tercampur) secara merata. Matriks digolongkan

menjadi 3 karakter (Lachman et al., 1994) yaitu:

a. Matriks tidak larut, inert

Polimer inert yang tidak larut seperti polietilen, polivinil klorida dan

kopolimer akrilat, etilselulosa telah digunakan sebagai dasar untuk banyak

formulasi di pasaran. Tablet yang dibuat dari bahan-bahan ini didesain untuk

dimakan dan tidak pecah dalam saluran cerna.

b. Matriks tidak larut, terkikis.

Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi.

Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam stearat, stearil

alkohol, malam carnauba, polietilen glikol monostearat, trigliserida, dan malam

jarak.

c. Matriks Hidrofilik

Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel

sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Matriks hidrofilik diantaranya

adalah metil selulosa, hidroksietil selulosa, hidroksipropil metilselulosa, natrium

karboksimetilselulosa, natrium alginat, xanthan gum dan carbopol. Bila bahan-

bahan tersebut kontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks terhidrasi.

Lapisan ini bagian luarnya akan mengalami erosi sehingga menjadi terlarut.

15

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Tinjauan Bahan

1) Kitosan

Kitosan adalah polimer yang bersifat mudah mengalami biodegradasi

dan polisakarida hidrofilik non toksik dengan daya serap tinggi (Honary

et al., 2009). Sumber kitosan sangat melimpah di alam terutama dari

hewan golongan crustaceans seperti udang dan kepiting. Indonesia

merupakan negara bahari yang sangat melimpah akan sumber–sumber

kitosan seperti udang (Purnawan, 2008). Melimpahnya sumber kitosan

ini dapat dijadikan alternatif untuk bahan matriks pembawa sediaan tablet

lepas lambat. Gambar struktur kitosan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Kitosan (Purnawan, 2008)

Dari suatu penelitian secara in vivo dengan menggunakan kitosan

dalam penelitian pelepasan obat, ditemukan bahwa kitosan dapat

melepaskan obat pada suatu tingkat secara konstan. Kitosan efektif untuk

penelitian pelepasan obat (Lee and Kang, 2006).

Sifat-sifat kitosan dapat dibedakan, salah satunya dari berat

molekulnya (Purnawan, 2008). Pembuatan kitosan dengan variasi berat

molekul dapat dilakukan dengan beberapa metode. Kitosan berat molekul

rendah dapat diproduksi secara kimia atau dengan melalui proses

depolimerisasi enzimatis dari kitosan. Dari kitosan berat molekul

medium dapat dilakukan depolimerisasi pada larutan asam lemah sulfat

16

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

panas dan memperoleh kitosan berat molekul rendah (Zamani and

Taherzadeh, 2010).

Salah satu syarat bahan dapat digunakan sebagai matriks pembawa

obat antara adalah mempunyai gugus yang dapat membentuk ikatan

hidrogen dengan senyawa obat (Nangia, 2006). Kitosan mempunyai

potensi untuk membentuk ikatan hidrogen karena mempunyai gugus

fungsional –OH, –O– dan gugus amida sisa deasetilasi kitin. Teofilin

dengan struktur seperti pada gambar 3 mempunyai gugus fungsional

keton dan amina, sehingga kitosan dan teofilin dapat berikatan dengan

ikatan hidrogen (Ainurofig, 2010).

2) Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung

tidak lebih dari 97% dan tidak lebih dari 102,0% , dihitung

terhadap yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa

pahit, dan stabil di udara. Teofilin sukar larut dalam air tetapi lebih mudah

larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam

ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol dalam kloroform dan

dalam eter (Anonim, 1995). Struktur teofilin dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Molekul Teofilin (Anonim, 1995)

17

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) HPMC

HPMC adalah polimer hidrofilik yang digunakan dalam formulasi bentuk

sediaan lepas lambat per oral. HPMC merupakan faktor yang sangat dominan

dalam memperlambat kecepatan disolusi teofilin dalam matriks (Siswanto

dan Subagyo, 2006).

4) Laktosa

Pemerian dari laktosa adalah berupa serbuk hablur; putih; tidak berbau;

rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam

kloroform p dan dalam eter P (Anonim, 1979).

5) Magnesium Stearat

Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih

dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemeriannya

serbuk halus; putih; licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemah khas.

Kelarutan praktis larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter P

(Anonim, 1979).

6) Musilago Amily 10%

Menurut Pharmacopee V (1929), musilago amily dibuat dengan cara

mencampur 2 bagian pati gandum dengan 98 bagian air, kemudian merebus

campuran tersebut dan mengaduknya hingga diperoleh masa cairan yang rata.

Musilago amily tidak boleh ada dalam persediaan karena mudah ditumbuhi

oleh bakteri, sehingga harus selalu dibuat baru.

18

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang–kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemerian dari talk adalah berupa serbuk hablur,

sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih

atau putih kelabu. Talk memiliki kelarutan yang tidak larut dalam hampir

semua pelarut (Anonim, 1979).

8) Amprotab

Amprotab merupakan nama dagang dari amylum yang artinya amprotab

ini sama dengan amylum. Amprotab adalah amylum protablet yang

dikhususkan untuk bahan tambahan dalam pembuatan tablet. Dalam hal ini,

jenis amylum yang dipakai adalah amylum manihot (pati singkong). Dalam

Farmakope Indonesia edisi ketiga mengatakan bahwa amylum manihot

merupakan pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utissima Pohl (family

euphorbiaceae) atau beberapa spesies Manihot lain. Pemerian dari amylum

manihot ini adalah berupa serbuk halus, kadang–kadang berupa gumpalan

kecil, putih, tidak berbau, tidak berbusa. Kelarutan dari amylum ini adalah

praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P (Anonim, 1979).

5. Disolusi

Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk

menghasilkan suatu larutan. Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai

proses suatu solid melarut. Bentuk sediaan farmasetik solid dan bentuk

sediaan sistem terdispersi solid dalam cairan setelah dikonsumsi kepada

seseorang akan terlepas dari sediaannya dan mengalami disolusi dalam media

19

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

biologis, diikuti dengan absorbsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan

akhirnya menunjukkan respons klinis (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Uji disolusi merupakan suatu uji untuk mengetahui pelepasan obat secara

in vitro menggunakan alat disolution tester. Melalui percobaan ini dapat

diketahui profil farmakokinetik obat dalam tubuh. Pengujian ini juga dapat

mengetahui laju pelepasan obat yang seragam pada setiap batch. Uji

menggunakan alat model USP dengan pengendalian pada volume medium

yang dipakai, kecepatan (rpm) uji, batas waktu, serta prosedur penentuan

kadar. Toleransi uji dinyatakan sebagai persen jumlah atau kadar dari obat

yang larut selama batas waktu yang ada (Lachman et al., 1994).

B. Kerangka Pemikiran

Sediaan lepas lambat (sustained release) merupakan sediaan yang lebih cocok

digunakan sebagai obat pencegah dan terapi serangan asma dibandingkan bentuk

sediaan konvensional (dosis pemakaian yang berkali-kali dalam sehari). Teofilin

dijadikan sediaan lepas lambat karena memiliki waktu paro yang relatif pendek

dan indeks terapetik yang sempit yaitu 10-20 µg/mL. Formulasi sediaan lepas

lambat diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi obat dalam darah yang lebih

seragam, kadar puncak yang tidak fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat dapat

menjamin kepuasan pasien terutama jika pasien kesulitan untuk mengkonsumsi

obat secara berulang selama serangan asma akut.

Untuk mendapatkan sediaan tablet lepas lambat, dibutuhkan zat pembawa

obat yang tepat pula. Salah satu syarat bahan dapat digunakan sebagai matriks

20

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembawa obat antara lain adalah mempunyai gugus yang dapat membentuk

ikatan hidrogen dengan senyawa obat. Kitosan dapat digunakan sebagai matriks

tablet lepas lambat karena strukturnya yang mempunyai gugus keton dan amina

sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen antara teofilin dengan kitosan itu

sendiri sehingga pelepasan teofilin dapat dikontrol.

Serangkaian langkah penelitian yang dilakukan dimulai dari pembuatan

granul dengan metode granulasi basah, pentabletan, pengujian sifat fisis tablet

untuk mengetahui kualitas tablet, dan uji disolusi untuk mengetahui profil

pelepasan teofilin secara in vitro selama kurun waktu tertentu dan dianalisa

dalam bentuk grafik.

C. Hipotesis

Berdasarkan karakteristik masing-masing bahan dapat diduga bahwa :

1. Kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat teofilin berpengaruh terhadap

sifat fisis tablet teofilin.

2. Kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat tablet teofilin dapat

menghasilkan profil pelepasan obat yang menunjukkan sediaan lepas lambat.

3. Perbedaan berat molekul pada matriks kitosan berpengaruh pada sifat fisis

tablet maupun profil pelepasan obat dari sediaan tablet teofilin lepas lambat.

21

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimental

laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan 4 formula yang terdiri dari F1 sebagai kontrol negatif yaitu tablet

tanpa matriks, F2 sebagai kontrol positif yaitu tablet dengan matriks HPMC, F3

dan F4 sebagai formula penelitian yaitu tablet dengan matriks kitosan berat

molekul rendah dan kitosan berat molekul medium. Pada pembuatan tablet

digunakan metode granulasi basah, dilanjutkan dengan uji sifat fisis granul, uji

sifat fisis tablet, dan uji disolusi digunakan untuk mendapatkan profil pelepasan

obat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan dari

masalah yang akan diteliti. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi

Farmasi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Kimia Pusat

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Teknologi Farmasi

Universitas Setia Budi. Waktu pelaksanaan penelitian dari Agustus–Desember

2010.

22

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Alat dan Bahan

Alat :

Neraca analitik (Sartorius BP 221 S & Ohaus), Ph meter (Hanna 8514), Mesin

Tablet Single Punch (Korsch, Jerman), Oven / Mesin Pengering, Corong stainless,

Stopwatch, Volumenometer, Hardness tester (Stokes Monsanto), Disintegration

tester, Friability tester (Roche), Alat uji Disolusi tipe dayung (Erweka DT 600),

Spektrofotometer UV-VIS (Genesys 10, Thermo), Alat pencampur modifikasi,

Alat gelas & alat pendukung lain.

Bahan :

Teofilin, Kitosan Berat Molekul Rendah (Sigma Aldrich dengan BV = 20.000

cps), Kitosan Berat Molekul Medium (Sigma Aldrich dengan BV = 200.000 cps),

HPMC, Laktosa, Amprotab, Musilago Amily 10%, Mg Stearat, Talk.

D. Prosedur Penelitian

1. Formula Penelitian

Rancangan formula yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel

II

Tabel II. Rancangan Formula Penelitian

BAHAN (mg) FORMULA (mg)

F1 F2 F3 F4

Teofilin 200 200 200 200

Laktosa 137,5 95 95 95

Amprotab 137,5 95 95 95

HPMC 0 85 0 0

Kitosan BM Rendah 0 0 85 0

Kitosan BM Medium 0 0 0 85

Mg Stearat 1 1 1 1

Talk 9 9 9 9

Musilago Amily 10% 15 15 15 15

23

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

F1 : Kontrol Negatif (Tanpa Matriks)

F2 : Kontrol Positif (Matriks HPMC)

F3 : Matriks Kitosan Berat Molekul Rendah

F4 : Matriks Kitosan Berat Molekul Medium

2. Prosedur Pembuatan Granul

Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali replikasi untuk masing–masing

formula. Langkah yang dilakukan dalam pembuatan granul dengan metode

granulasi basah yaitu sebagai berikut :

a) Teofilin dan komponen matriks (HPMC/kitosan BM medium dan kitosan

BM rendah sesuai dengan komposisi formula), amprotab serta laktosa

dicampur hingga homogen dalam mesin pencampur selama 10 menit.

b) Ditambahkan musilago amily 10% (10 gram amprotab dalam 100 ml

larutan) hingga terbentuk massa granul.

c) Massa granul basah diayak dengan ayakan 16 mesh.

d) Granul basah dikeringkan dalam oven pada suhu 60º C selama 3 jam.

e) Granul yang telah kering diayak dengan ayakan 18 mesh.

f) Granul kering dicampur dengan Mg Stearat dan Talk dalam mesin

pencampur (tumbling) selama 5 menit. Prosedur penelitian secara lebih

rinci dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

3. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Granul

1) Uji waktu alir dan sudut diam granul

Sejumlah granul seberat 100 g dimasukkan lewat sebuah corong alat yang

ujung tangkainya tertutup. Setelah itu penutup corong dibuka dan granul

dibiarkan mengalir sampai habis. Waktu alirnya dicatat dengan stopwatch

yaitu dari saat dibuka sampai seluruh granul keluar. Sudut diamnya diukur

24

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu pada diameter dan tinggi granul dengan menggunakan jangka sorong

(minimal 2 arah pengukuran). Pengukuran sudut diam dilakukan sebelum dan

setelah penambahan bahan pelicin (Voigt, 1994).

Keterangan :

α = Sudut diam (º)

t = tinggi kerucut (cm)

D = diameter kerucut (cm)

2) Uji Pengetapan

Sejumlah granul dimasukkan kedalam volumenometer secara perlahan-lahan dan

hati-hati sampai volume 100 ml. Kemudian alat dijalankan dan perubahan

volume akibat perlakuan getaran dicatat (Lachman et al., 1994). Pengamatan

dilakukan setelah volume serbuk tidak mengalami perubahan lagi (volume

konstan) yang besarnya diungkapkan dalam persamaan berikut:

T =

Keterangan:

T = Indeks pengetapan (%)

Vo = Volume awal granul sebelum perlakuan (ml)

Vt = Volume granul akhir (ml)

4. Prosedur Pentabletan

Granul yang telah dilakukan uji sifat fisis, dicetak dengan menggunakan

mesin tablet Single Punch dengan bobot masing–masing tablet 500 mg.

25

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prosedur pentabletan dapat dilihat pada Gambar 5. Dalam proses pentabletan

ini, kekerasan tablet dikendalikan antara 6-7 kg.

5. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Tablet

1) Uji Keseragaman Bobot

Sejumlah 20 tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap

tablet dan penyimpangan bobotnya, SD serta dihitung CV (Anonim,

1979).

CV =

Keterangan :

X = Bobot purata tablet

SD = Standar Deviasi

CV = Coefficient of Variation

2) Uji Waktu Hancur

Tablet dimasukkan dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur

30 kali tiap menit. Tablet dikatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang

tertinggal diatas kas (Anonim, 1979).

3) Uji Kerapuhan

Dua puluh tablet dibebasdebukan dengan penghisap debu. Kemudian

ditimbang dengan seksama, baru dimasukkan kedalam alat pengukur

kerapuhan tablet (friability tester). Alat dijalankan selama 4 menit atau

100 kali putaran. Kemudian tablet dikeluarkan dari alat dan

dibebasdebukan lagi baru ditimbang (Lachman et al., 1994).

26

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerapuhan tablet dihitung dari pengurangan berat tablet akibat

perlakuan, diungkapkan dengan persamaan berikut ini :

Kerapuhan =

4) Uji Kekerasan

Diperiksa dengan hardness tester digital, sebuah tablet diletakkan pada

alat dengan skala awal 0, kemudian alat diputar searah jarum jam. Skala pada

alat dibaca pada saat tablet pecah dan harga yang diperoleh merupakan

bilangan yang menyatakan kekerasan tablet (Voigt, 1994).

6. Prosedur Pengujian Disolusi

Meliputi beberapa tahap sebagai berikut :

1) Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin

ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga

100 ml. Dari larutan ini kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan dengan

larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Larutan ini diamati absorbansinya

pada panjang gelombang 200–350 nm sehingga diketahui panjang gelombang

yang memiliki serapan maksimum (Ainurofiq, 2010).

2) Pembuatan kurva baku

Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin

ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga

100 ml, kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan dengan larutan dapar fosfat

pH 7,2 hingga 100 ml. Dari larutan induk teofilin ini diambil 1,0 ml; 2,0 ml;

3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0 ml; 7,0 ml; 8,0 ml sehingga diperoleh konsentrasi

27

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam ppm. Masing–masing diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2

hingga 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi ppm. Seri larutan tersebut

diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang

maksimum teofilin. Dibuat kurva regresi linear antara kadar teofilin dan

serapannya sehingga diperoleh persamaan regresi linear yang selanjutnya

digunakan untuk menentukan kadar teofilin dalam uji disolusi (Ainurofiq,

2010).

3) Uji disolusi

Uji disolusi sediaan lepas lambat teofilin menggunakan alat disolusi model

USP XXIII dengan pengaduk dayung dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Medium dapar fosfat pH 7,2 sebanyak 500 ml dimasukkan ke dalam labu

disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm dengan jarak

pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5 cm. Tablet ditimbang dan

dimasukkan ke dalam labu disolusi. Suhu percobaan dipertahankan berada

dalam kisaran 37 ± 0,5°C.

b) Sampel diambil pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360

sebanyak 10 ml. Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi

baru dalam jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap.

c) Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer λmax teofilin (272 nm)

(Ainurofiq, 2010).

28

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Diagram Alir Cara Kerja

Gambar 4. Diagram Alir untuk Metode Granulasi Basah

Penimbangan komponen

Penambahan bahan pengikat

Pencampuran

Pembuatan massa granul

Pengayakan granul basah

Penimbangan

Pengeringan

Pengayakan granul kering

Pentabletan

Penambahan fase eksternal

29

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dicampur dalam mesin pencampur 10 menit

Diayak (16mesh)

Dikeringkan dlm

oven (60°C, 3 jam), Diayak (18 mesh)

Dicampur dalam

mesin pencampur

5 menit

Keterangan Matriks :

F1 : Kontrol Negatif (Tanpa Matriks)

F2 : Kontrol Positif (Matriks HPMC)

F3 : Matriks Kitosan Berat Molekul Rendah

F4 : Matriks Kitosan Berat Molekul Medium

Gambar 5. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Data

Massa Tablet

Uji sifat fisis granul sebelum dan

sesudah penambahan bahan pelicin

Tablet

Uji sifat fisis tablet

Uji Disolusi

Analisa data

Laktosa Teofilin Matriks

Massa Granul

Musilago Amily 10% Campuran Serbuk

Granul Basah

Mg Stearat dan Talk Granul Kering

Amprotab

30

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan

2 metode yaitu :

a. Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan

dan ketentuan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia dan

pustaka-pustaka lain yang bersangkutan.

b. Pengolahan data dengan menampilkan diagram batang dengan

menggunakan microsof excel 2007.

31

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Granul

Pembuatan granul dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode granulasi basah yaitu metode pembuatan granul dengan penambahan

larutan atau musilago sebagai bahan pengikat. Dalam pembuatan granul ini,

digunakan musilago amily 10%. Semua bahan (zat aktif dan bahan tambahan)

dalam formula dicampur homogen dengan menggunakan mesin pencampur.

Penambahan bahan pengikat dilakukan jika semua bahan sudah tercampur

homogen, kemudian ditambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit hingga

terbentuk massa granul. Setelah massa granul diperoleh, dilakukan

pengayakan basah dengan menggunakan ayakan nomor 16 untuk

mendapatkan granul. Setelah diayak, dilakukan pengeringan menggunakan

oven dengan suhu 60º C. Setelah granul kering, kembali dilakukan

pengayakan dengan ayakan nomor 18 untuk memperkecil variasi ukuran

granul dan untuk mendapatkan keseragaman granul.

B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Pemeriksaan sifat fisis granul dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah granul telah memenuhi persyaratan sehingga dapat menghasilkan

tablet yang bermutu baik. Pemeriksaan sifat fisis granul terdiri dari beberapa

macam uji seperti uji waktu alir granul, uji sudut diam granul, dan uji

32

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengetapan (tapping test). Pengujian dilakukan tanpa dan dengan

menggunakan bahan pelicin dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh bahan

pelicin terhadap masing-masing pengujian. Gambar granul dapat dilihat pada

Lampiran 15 dan hasil pemeriksaan sifat fisis granul dapat dilihat pada Tabel

III.

Tabel III. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Pengujian F1 F2 F3 F4

Sudut

Diam

(-) pelicin 29,173 ±0,896 28,325 ± 0,411 30,973 ±1,362 32,413 ±1,018

(+) pelicin 29,750 ±1,081 28,026 ±1,160 30,334 ±2,131 32,010 ±0,503

Waktu

Alir

(-) pelicin 11,520 ± 1,533 11,081 ± 0,608 14,572 ±2,675 18,152 ±3,219

(+) pelicin 10,750 ±1,655 9,887 ± 0,532 10,396 ±1,794 16,077 ±3,652

Pengetapan (%) 12,031 ±3,517 13,411 ± 6,221 14,063 ±1,977 16,706 ±6,294

Keterangan :

F1 = Kontrol Negatif (Granul tanpa menggunakan matriks)

F2 = Kontrol Positif (Granul dengan matriks HPMC)

F3 = Kitosan BM Rendah (Granul dengan matriks kitosan BM rendah)

F4 = Kitosan BM Medium (Granul dengan matriks kitosan BM medium)

Sudut diam, waktu alir, dan pengetapan diperoleh dari 3 kali replikasi

1. Uji Waktu Alir Granul

Uji waktu alir granul adalah salah satu uji sifat fisis granul yang sangat

penting karena dari hasil uji ini akan berpengaruh pada keseragaman bobot

tablet yang dihasilkan. Suatu granul yang baik adalah granul yang memiliki

fines tidak lebih dari 10% dari berat granul (Soetopo dkk., 2006). Fines ini

akan berfungsi untuk mengisi ruang kosong antar granul sehingga akan

membantu kekompakan dalam tablet. Uji waktu alir dilakukan dengan cara

menghitung waktu yang dibutuhkan oleh granul untuk mengalir dalam corong

uji. Waktu alir granul akan menunjukkan kualitas granul dari lamanya waktu

yang dibutuhkan granul untuk mengalir dalam corong. Waktu alir granul

yang baik adalah kurang dari 10 detik untuk 100 gram serbuk, dengan

33

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

demikian kecepatan alirnya lebih dari 10 gram/detik (Voigt, 1994). Semakin

cepat waktu yang dibutuhkan maka semakin baik kualitas granul tersebut.

Pengujian ini dilakukan dengan dan tanpa menggunakan bahan pelicin untuk

mengetahui pengaruh bahan pelicin dalam pengujian waktu alir. Secara teori

pemakaian bahan pelicin akan memperbaiki waktu alir granul sehingga

kualitas granul menjadi semakin baik dan akan membantu proses pentabletan

untuk mendapatkan tablet yang bagus. Hasil pengujian waktu alir dapat

dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 6. Diagram Waktu Alir Granul tanpa Pelicin

Gambar 7. Diagram Waktu Alir Granul dengan Pelicin

34

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semua formula pada penelitian ini, sebelum ditambahkan bahan pelicin

memiliki waktu alir yang tidak bagus yaitu lebih dari 10 detik, padahal granul

yang baik seharusnya memiliki kecepatan alir kurang dari 10 detik sehingga

tidak memenuhi syarat. Waktu alir yang tercantum dalam Gambar 6 dan 7

dilakukan pada granul sebelum dan sesudah ditambah bahan pelicin

magnesium stearat dan talk dengan perbandingan (1:9), menunjukkan bahwa

penambahan bahan pelicin tersebut efektif meningkatkan waktu alir granul.

Granul dengan menggunakan bahan kitosan baik yang BM rendah ataupun

BM medium memiliki waktu alir granul yang lebih jelek jika dibanding

dengan kontrol positif maupun kontrol negatif. Hal ini disebabkan bentuk

granul yang dihasilkan dari bahan kitosan adalah ringan atau kurang berbobot

sehingga gaya gravitasi granul kecil, akibatnya waktu alir granul kurang baik.

Sifat alir granul mempengaruhi kemampuan mengalirnya granul ke dalam

mesin pencetak tablet. Jika kecepatan alir granul baik, maka pengisian granul

ke dalam ruang kompresi tablet juga konstan sehingga tablet yang dihasilkan

mempunyai bobot yang seragam.

2. Uji Sudut Diam Granul

Uji sudut diam merupakan pengujian kualitas sifat fisis granul dari sudut

yang dibentuk oleh granul setelah granul diberi perlakuan. Dalam hal ini,

granul dilewatkan melalui sebuah corong dan diukur sudut yang dibentuk

oleh granul tersebut. Suatu granul memiliki sifat alir yang bagus apabila

mempunyai sudut diam 25º-45º (Siregar dan Wikarsa, 2010). Pengujian

dilakukan dengan dua variasi yaitu perlakuan tanpa pelicin dan dengan

35

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelicin. Hasil uji sudut diam pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8

dan 9.

Gambar 8. Diagram Sudut Diam Granul tanpa Pelicin

Gambar 9. Diagram Sudut Diam Granul dengan Pelicin

Hasil pemeriksaan uji sudut diam pada diagram diatas, diperoleh bahwa

semua granul merupakan granul yang baik, dibuktikan dengan sudut diam

yang berada di dalam rentang standar yang dipersyaratkan yaitu sudut diam

antara 25º-45º (Lachman et al., 1994). Sudut diam yang tercantum dalam

36

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 8 dan 9 dilakukan pada granul sebelum dan sesudah ditambah bahan

pelicin dan menunjukkan penambahan bahan pelicin tersebut efektif untuk

menurunkan sudut diam granul, kecuali kontrol negatif. Kontrol negatif

mengalami kenaikan sudut diam sesudah penambahan bahan pelicin. Hal ini

lebih disebabkan kurang homogennya pelicin pada granul sehingga

mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Granul dengan bahan kitosan berat molekul medium dengan maupun tanpa

bahan pelicin memiliki sudut diam tertinggi hal ini berhubungan dengan

waktu alir dari granul tersebut juga terlalu besar sehingga sudut diam yang

dibentuk juga lebih besar. Berdasarkan data tersebut waktu alir granul kitosan

berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium sebanding dengan

sudut diam granul kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul

medium.

3. Uji Pengetapan

Uji pengetapan menjadi bagian dari uji sifat fisis granul yang turut

menentukan kualitas granul dengan menggunakan indeks pengetapan sebagai

parameternya. Indeks pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan

penghentakan terhadap sejumlah granul dengan suatu alat sehingga diperoleh

granul yang mampat (berat konstan). Semakin kecil harga indeks pengetapan

maka semakin baik sifat fisis granul. Sifat fisis massa granul dikatakan baik

jika memiliki harga indeks pengetapan lebih kecil dari 20% (Lachman et al.,

1994). Indeks pengetapan granul pada penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 10.

37

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 10. Diagram Indeks Pengetapan Granul

Hasil pemeriksaan uji pengetapan mengindikasikan bahwa semua granul

tersebut merupakan granul yang baik. Semua granul memiliki indeks

pengetapan kurang dari 20%. Waktu alir granul berbanding lurus dengan

pengetapan, sehingga seharusnya waktu alir yang kecil akan menghasilkan

pengetapan yang kecil pula. Waktu alir kontrol negatif lebih besar dari

kontrol positif sehingga seharusnya indeks pengetapan kontrol negatif juga

lebih besar dari kontrol positif, tetapi data yang dihasilkan adalah indeks

pengetapan kontrol negatif lebih kecil dibanding dengan kontrol positif. Ini

disebabkan karena bentuk granul kontrol negatif yang sudah sedikit rapuh

sehingga pada saat dihentakkan penurunan volumenya sedikit. Kecilnya

penurunan volume ini menyebabkan nilai indeks pengetapannya juga kecil.

Kontrol positif memiliki bentuk granul lebih bagus tetapi ada rongga antar

partikel yang disebabkan sedikitnya granul yang ukuran kecil sehingga ketika

dilakukan penghentakan mengalami penurunan volume yang besar, akibatnya

hasil indeks pengetapan juga besar.

38

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari semua uji sifat fisis granul yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh

menyatakan bahwa dari semua granul pada penelitian ini, granul matriks

kitosan BM medium selalu memiliki hasil pengujian yang lebih jelek

dibandingkan dengan hasil pengujian pada granul yang lainnya. Granul

dengan bahan kitosan BM medium memiliki waktu alir paling lama, sudut

diam paling besar dan indeks pengetapan paling tinggi. Hal ini

mengindikasikan bahwa granul dengan matriks kitosan berat molekul

medium memang tidak memiliki karakteristik yang baik untuk digunakan

sebagai bahan pembuat tablet.

C. Pentabletan

Bobot tablet yang dicetak untuk masing-masing formula dibuat sama

yaitu 500 mg dengan kekerasan tablet dikendalikan antara 6-7 kg. Kekerasan

ini dikendalikan dengan pengaturan kedalaman punch.

Uji kompresibilitas adalah uji yang dilakukan untuk menentukan tablet

dengan kekerasan sesuai dengan formula tablet yang diinginkan. Dalam

penelitian ini, kekerasan tablet dikendalikan antara 6–7 kg sehingga

dilakukan penentuan posisi punch yang tepat untuk mendapatkan kekerasan

yang diinginkan tersebut. Suatu granul dikatakan memiliki kompresibilitas

yang baik apabila granul tersebut mudah dikempa untuk memadat menjadi

tablet dan dengan pemberian tekanan yang kecil sudah menghasilkan tablet

dengan kekerasan yang tinggi dan kerapuhan yang kecil. Pengujian dilakukan

3 kali untuk memperoleh kedalaman punch paling tepat sehingga diperoleh

39

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tablet dengan kekerasan yang dikendalikan 6-7 kg. Hasil uji kompresibilitas

dapat dilihat pada Tabel IV.

Tabel IV. Hasil pemeriksaan kompresibilitas granul

Keterangan :

P = Percobaan

F1 = Kontrol Negatif (Tablet tanpa menggunakan matriks)

F2 = Kontrol Positif (Tablet dengan matriks HPMC)

F3 = Kitosan BM Rendah (Tablet dengan matriks kitosan BM rendah)

F4 = Kitosan BM Medium (Tablet dengan matriks kitosan BM medium)

- = Tidak terbentuk tablet sehingga tidak dilakukan pengukuran kekerasan

Hasil dari uji kompresibilitas tablet yang tercantum pada Tabel IV

menunjukkan bahwa pada masing-masing formula memiliki kedalaman

punch atas yang berbeda untuk mendapatkan tablet dengan kekerasan 6-7 kg.

Pada kedalaman punch atas 2,25-5,625 mm belum bisa menghasilkan

kekerasan tablet yang diinginkan. Kompresibilitas dilakukan pada masing-

masing replikasi dengan mencari ukuran punch atas yang tepat untuk

mendapatkan tablet dengan kekerasan yang diinginkan. Hasil akhir dari uji

kompresibilitas ini adalah bahwa untuk mendapatkan tablet dengan kekerasan

6-7 kg pada masing-masing replikasi, diperoleh pada kedalaman punch atas

6,188 mm.

Kedalaman

Punch atas

(mm)

Kekerasan Tablet (kg)

F1 F2 F3 F4

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

0 - - - - - - - - - - - -

1,125 - - - - - - - - - - 0,1 -

2,25 - - 0,2 - - 0,4 - - - - 0,3 -

3,375 - 0,2 0,85 - - 1,4 - 0,1 0,1 - 0,1 0,3

4,5 0,35 1 2,7 0,1 0,3 4,2 0,75 0,3 0,3 0,75 0,3 1,4

5,625 1,4 2,6 - 1,1 3,2 - 2 2,4 2,5 2,7 3,4 6,4

6,188

- 7 7 - 7 13,2 - 5,2 - - 7,2 7,5

- 12 - - - - 6,2 6,8 - - -

6,75

13,7 - 10,7 6,6 14 - 13,7 - - 8,9 - -

13 - - 8,4 8,1 - 13,2 - - 8,9 - -

- - - - 12,1 - - - - - -

- - - - 12,6 - - - - - -

40

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet

Pemeriksaan sifat fisis tablet yang dilakukan terdiri dari uji keseragaman

bobot tablet, uji kerapuhan tablet, uji kekerasan dan uji waktu hancur tablet.

Uji sifat fisis ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kualitas tablet

yang dihasilkan sehingga diharapkan dapat memenuhi kriteria tablet yang

baik, yang sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki, dan secara khusus

untuk mengetahui pengaruh matriks HPMC, kitosan berat molekul rendah

dan kitosan berat molekul medium dalam pembuatan tablet sehingga

diperoleh tablet yang memenuhi persyaratan sifat fisis tablet yang baik.

Gambar tablet dapat dilihat pada Lampiran 16 dan hasil pemeriksaan sifat

fisis tablet dapat dilihat pada Tabel V.

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet

Matriks Keseragaman

bobot (mg)

Kekerasan

(kg)

Kerapuhan

(%)

Waktu hancur

(menit)

F1 478,700 ± 2,003 6,698 ± 0,495 2,620 ± 2,674 1,864±0,456

F2 495,650 ± 2,834 6,629 ± 1,841 0,735 ± 0,350 0,794±0,302

F3 494,200 ± 3,019 6,110 ± 1,800 1,847 ± 1,643 1,175±0,547

F4 499,000 ± 3,671 6,018± 0,678 1,270 ± 1,507 1,353±0,589

Keterangan :

F1 = Kontrol Negatif

F2 = Kontrol Positif

F3 = Kitosan BM Rendah

F4 = Kitosan BM Medium

Hasil keseragaman bobot diperoleh dari penimbangan 20 tablet

Hasil kekerasan diperoleh dari 3 kali replikasi

Hasil kerapuhan diperoleh dari 3 kali replikasi

Hasil waktu hancur diperoleh dari pengujian terhadap 6 tablet

1. Uji Keseragaman Bobot Tablet

Keseragaman bobot tablet akan berpengaruh pada kualitas tablet.

Keseragaman bobot ini akhirnya juga berpengaruh pada keseragaman kadar

zat aktif dari tablet. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi oleh sifat alir dari

granul dimana dengan sifat alir granul yang baik maka pengisian granul ke

41

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam hopper pada mesin tablet juga bisa konstan sehingga bobot dari tablet

yang dihasilkan juga seragam.

Tablet tidak bersalut dengan bobot lebih dari 300 mg, jika ditimbang

satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing–masing bobotnya

menyimpang dari 5% dari bobot rata–rata dan tidak ada 1 tablet pun yang

menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata–rata tablet (Anonim, 1979).

Rentang penyimpangan bobot pada penelitian ini secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran 5.

Berdasarkan dari data keseragaman bobot pada Tabel V diatas, setelah

dibandingkan dengan penyimpangan bobot tablet, untuk keempat formula

tersebut tidak ada satupun tablet yang menyimpang dari persyaratan sehingga

semua formula memenuhi persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III.

Hasil pengujian keseragaman bobot dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Keseragaman Bobot Tablet

42

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain keseragaman bobot, dapat dicari pula keseragaman kadar zat

aktif dimana dikatakan memenuhi keseragaman kadar zat aktif apabila nilai

CV ≤ 5%. Hasil pengujian keseragaman zat aktif dapat dilihat pada Gambar

12.

Gambar 12. Diagram Koefisien Variasi Tablet

Hasil pengujian keseragaman zat aktif pada Gambar 13 menunjukkan

bahwa tablet kontrol negatif dan kontrol positif memiliki keseragaman kadar

zat aktif yang memenuhi syarat yaitu ≤ 5%. Tablet dengan matriks kitosan

berat molekul rendah maupun kitosan berat molekul medium memiliki

keseragaman kadar zat aktif yang jelek dibandingkan dengan tablet kontrol

negatif maupun kontrol positif. Tablet dengan matriks kitosan berat molekul

medium memiliki nilai CV paling besar karena sejak awal pemeriksaan

granul, tablet dengan matriks kitosan berat molekul medium memiliki sifat

alir yang jelek sehingga pada pentabletannya juga dihasilkan tablet yang

variasi. Namun berdasarkan parameter keseragaman bobot di Farmakope

Indonesia Edisi III, semua formula sudah memenuhi persyaratan keseragaman

43

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bobot tablet. Tablet dengan matriks kitosan berat molekul rendah memiliki

keseragaman bobot yang lebih bagus karena memiliki sifat fisis granul yang

lebih bagus pula dibanding tablet dengan matriks kitosan berat molekul

medium.

2. Uji Kerapuhan Tablet

Kerapuhan tablet menjadi bagian dari pengujian sifat fisis tablet.

Pengujian dilakukan dengan cara menghitung pengurangan berat tablet

sebelum dan setelah diberikan perlakuan yaitu tablet dikocok dengan alat

yang berputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (Friability Tester)

dan dibebasdebukan. Kerapuhan tablet merupakan ketahanan tepi atau

permukaan tablet dalam melawan tekanan mekanik dan menunjukkan jumlah

zat yang terserpih akibat proses gesekan. Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh

kekerasan tablet. Semakin tinggi kekerasan tablet maka kerapuhan tablet

semakin kecil (Saraswati, 2009). Tablet yang bagus memiliki kerapuhan

antara 0,5% - 1% (Lachman et al., 1994). Hasil pengujian kerapuhan tablet

dapat dilihat pada Tabel V dan Gambar 13.

Gambar 13. Diagram Kerapuhan Tablet

44

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil pengujian kerapuhan tablet menunjukkan bahwa dari keempat

formula tablet yang ada pada penelitian ini, hanya tablet kontrol positif yang

memiliki nilai kerapuhan yang sesuai dengan ketentuan yaitu 0,735 % dan

ketiga formula yang lain memiliki kerapuhan yang menyimpang dan tidak

memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan pada kontrol positif menggunakan

HPMC yang memiliki sifat mudah mengembang bila kontak dengan air dan

dapat berikatan baik dengan bahan pengikatnya. Akibatnya HPMC lebih

kompresibel sehingga tablet yang dihasilkan akan utuh dan tidak mudah

rapuh, dibuktikan dengan persentase kerapuhan yang kecil. Tablet kontrol

negatif memiliki kerapuhan yang tinggi karena bentuk granul yang sedikit

rapuh sehingga ketika dilakukan pentabletan juga dihasilkan tablet yang

kurang bagus yaitu dengan kerapuhan tingga. Tablet dengan matriks kitosan

berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium memiliki nilai

kerapuhan yang tidak memenuhi syarat karena keduanya memiliki sifat fisis

granul yang kurang bagus sehingga ketika dilakukan pentabletan akan

diperoleh tablet dengan kerapuhan yang lebih jelek jika dibanding dengan

kontrol positif.

3. Uji Kekerasan Tablet

Dalam penelitian ini, kekerasan yang dibutuhkan tablet untuk menjadi

tablet lepas lambat yang diinginkan adalah memiliki kekerasan antara 6-7 kg.

Hasil pengujian kekerasan tablet dapat dilihat pada Gambar 14.

45

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 14. Diagram Kekerasan Tablet

Hasil pengujian kekerasan tablet yang tercantum dalam Diagram 14

menunjukkan bahwa semua formula memiliki kekerasan sesuai dengan yang

diinginkan yaitu dikendalikan antara 6-7 kg. Kekerasan tablet dikendalikan

antara 6-7 kg dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengevaluasi waktu

hancur dan disolusi.

4. Uji Waktu Hancur Tablet

Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur.

Tablet dapat diabsorbsi oleh tubuh dalam keadaan terlarut. Kelarutan tablet

dapat dilihat dari waktu hancur tablet karena uji waktu hancur tablet dapat

menunjukkan hilangnya secara fisik bentuk tablet. Waktu hancur tablet dapat

dipengaruhi oleh banyaknya bahan pengikat. Semakin banyak bahan pengikat

maka semakin keras tablet yang dihasilkan sehingga waktu hancur tablet

semakin lama. Dalam Farmakope Indonesia Edisi III dikatakan bahwa waktu

46

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hancur tablet yang bagus adalah tidak lebih dari 15 menit. Hasil pemeriksaan

waktu hancur tablet dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Diagram Waktu Hancur Tablet

Hasil pemeriksaan pengujian waktu hancur tablet menunjukkan bahwa

semua formula memiliki waktu hancur tablet kurang dari 15 menit. Tablet

dengan matrik kitosan BM rendah dan tablet dengan matrik kitosan BM

medium memiliki waktu hancur lebih besar dibanding dengan kontrol positif

dan lebih kecil dibanding dengan kontrol negatif. Tablet dengan matriks

kitosan BM rendah memiliki waktu hancur tablet yang lebih kecil (lebih cepat

hancur) dibanding tablet dengan matriks kitosan BM medium. Hal ini

dikarenakan semakin panjang rantai karbon maka semakin besar berat

molekul dan semakin bersifat non polar, yang menyebabkan kelarutan

semakin kecil dan waktu hancur lama sehingga tablet dengan matriks kitosan

BM medium lebih sulit hancur bila dibandingkan dengan tablet dengan

matriks kitosan BM rendah.

47

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Uji Disolusi Tablet

Uji disolusi tablet dilakukan untuk mengetahui profil pelepasan teofilin

dari tablet. Uji disolusi ini dilakukan dengan medium berupa larutan dapar

fosfat pH 7,2 yang suhunya diatur agar sama dengan suhu tubuh yaitu

37±0,5°C dengan waktu disolusi 6 jam untuk menggambarkan profil

pelepasan zat aktifnya dan pengukuran dilakukan mulai dari menit ke 30, 45,

60, 90, 120, 150, 180, 240, 300, 360. Langkah yang dilakukan dalam

rangkaian pengujian disolusi ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Pengukuran panjang gelombang serapan maksimum teofilin dengan

menggunakan medium dapar fosfat 7,2. Pengukuran panjang gelombang

serapan maksimum dilakukan secara scanning pada panjang gelombang

serapan 200-300 nm karena dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

mengatakan bahwa teofilin memiliki panjang gelombang maksimum sebesar

272 nm (Siswanto, 2006). Hasil pengukuran diperoleh panjang gelombang

maksimum 272 nm dengan absorbansi 0,724. Maksud dari pengukuran

panjang gelombang ini adalah untuk mengetahui pada panjang gelombang

berapa dapat diperoleh absorbansi yang maksimal, dan panjang gelombang

yang diperoleh ini yang nantinya dijadikan dasar untuk pengukuran

absorbansi–absorbansi berikutnya.

2. Penentuan Kurva Baku Teofilin

Kurva baku dibuat dari 200 mg teofilin yang dilarutkan dalam 100 ml

larutan dapar fosfat pH 7,2 dan diambil 1 ml untuk dilarutkan lagi dalam 100

48

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ml larutan dapar fosfat pH 7,2. Larutan untuk kurva baku dibuat variasi kadar

mulai dari 2 ppm hingga 16 ppm dan diukur serapannya pada panjang

gelombang serapan maksimum yang sudah diukur sebelumnya tadi. Dari hasil

pembuatan kurva baku ini diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,999

sehingga diperoleh garis yang mendekati linier. Gambar kurva baku teofilin

dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Kurva Baku Teofilin

Persamaan regresi linier kurva baku yang diperoleh dari plot antara kadar

teofilin dengan absorbansi adalah Y = 0,0615X + 0,0159 dengan nilai r =

0,999. Dari persamaan yang diperoleh dari kurva baku ini dapat untuk

menentukan konsentrasi obat yang lepas.

3. Profil Disolusi

Profil disolusi merupakan suatu gambaran yang dapat menunjukkan

pelepasan obat yang ditampilkan dalam suatu grafik hubungan antara

konsentrasi dengan waktu. Profil pelepasan obat rata-rata dari keempat

49

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

formula dapat dilihat pada Gambar 17 dan secara lebih rinci dijelaskan di

Lampiran 10.

Gambar 17. Profil Pelepasan Obat Teofilin Semua Formula

Profil pelepasan obat dapat diketahui dengan pengujian disolusi secara in

vitro yaitu pengujian untuk mengetahui pelepasan zat aktif obat yang

dilakukan di luar tubuh (dengan alat dissolution tester) dan tidak

menggunakan probandus. Profil pelepasan obat ini terdiri dari 4 formula

dengan perbedaan pada matriks pembawa obatnya. Dua formula digunakan

sebagai kontrol, yaitu kontrol negatif tanpa menggunakan matriks, memiliki

profil pelepasan obat konvensional yaitu obat dengan pemberian dosis

berulang dan kontrol positif dengan matriks HPMC memiliki profil pelepasan

obat lepas lambat (sustained release). Dua formula lain adalah dengan

menggunakan matriks kitosan BM rendah dan matriks kitosan BM medium,

dimana keduanya juga diharapkan memiliki profil pelepasan obat yang lepas

lambat.

50

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontrol negatif melepaskan obat secara lebih cepat (konvensional)

sehingga bukan merupakan profil untuk sediaan lepas lambat. Kontrol positif

melepaskan obat sedikit demi sedikit, lebih lambat dibanding kontrol negatif

dan dapat dikatakan sebagai profil pelepasan obat lepas lambat. Kedua matriks

yaitu kitosan BM rendah dan kitosan BM medium sebagai pembawa obat

diharapkan memiliki profil pelepasan obat mendekati kontrol positif.

Namun, profil pelepasan obat dengan matriks kitosan BM rendah dan

kitosan BM medium yang ditampilkan pada Gambar 17 tidak menunjukkan

profil pelepasan lepas lambat. Terjadi dose dumping yaitu sejumlah besar zat

aktif dari sediaan obat melepas dengan cepat. Dose dumping terjadi pada

sekitar menit ke 40 pada kitosan BM rendah dan sekitar menit ke 60 pada

kitosan BM medium. Tablet dengan matriks kitosan BM rendah maupun

kitosan berat BM melepaskan teofilin dalam jumlah besar di awal disolusi. Hal

ini disebabkan oleh sifat kitosan yang amorf sehingga tidak mampu mengikat

teofilin dengan baik sehingga langsung hancur dan melepaskan teofilin.

Kitosan BM rendah dan kitosan BM medium memiliki profil pelepasan

obat yang sama tetapi profil pelepasan obat pada tablet dengan matriks kitosan

BM rendah pada sekitar menit ke 30 hingga akhir disolusi lebih tinggi

dibanding dengan profil pelepasan obat pada tablet dengan matriks kitosan

BM medium. Hal ini disebabkan semakin panjang rantai atau semakin besar

berat molekul pada kitosan maka kelarutan semakin kecil. Kitosan BM rendah

memiliki kelarutan lebih besar (lebih mudah larut) dibandingkan dengan

kitosan BM medium sehingga teofilin yang terlepas juga lebih banyak.

51

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Akibatnya profil pelepasan obatnya berada diatas profil pelepasan pada

kitosan berat molekul medium.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan BM rendah dan kitosan BM

medium tidak dapat digunakan sebagai matriks pembawa obat dalam sediaan

tablet lepas lambat teofilin. Hal ini ditunjukkan dengan profil pelepasan obat

yang tidak lepas lambat dan terjadi dose dumping. Penelitian sebelumnya yang

dilaporkan Oliveira (2005) menghasilkan bahwa kitosan secara langsung tidak

bisa digunakan sebagai matriks pembawa obat dalam sediaan lepas lambat,

tetapi harus diubah dulu menjadi kitosan hidrogel dengan dibuat ikatan silang

dengan aldehid untuk mendapatkan sifat mengembang (swelling).

52

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibandingkan dengan acuan standar. Hasil penelitian menunjukkan kitosan berat molekul rendah dan kitosan berat molekul medium

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kitosan BM rendah dan kitosan BM medium berpengaruh terhadap sifat

fisis tablet yaitu kurang memiliki karakteristik sebagai bahan pembuat tablet

sehingga memiliki sifat fisis tablet yang lebih jelek dibandingkan dengan

tablet kontrol positif maupun kontrol negatif.

2. Kitosan BM rendah dan kitosan BM medium berpengaruh terhadap profil

disolusi yaitu tidak memiliki karakteristik sebagai matriks pembawa dalam

pembuatan sediaan tablet lepas lambat.

3. Perbedaan berat molekul pada matriks kitosan (berat molekul rendah dan

berat molekul medium) berpengaruh terhadap sifat fisis tablet dan profil

pelepasan obat yang dihasilkan. Tablet dengan matrik kitosan BM rendah

memiliki sifat fisis lebih bagus dibanding tablet dengan matrik kitosan BM

medium. Tablet dengan matriks kitosan BM rendah memiliki profil

pelepasan obat lebih tinggi dibanding tablet matriks kitosan BM medium.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kitosan murni tidak memiliki

karakteristik sebagai matriks pembawa sediaan lepas lambat. Untuk

mendapatkan kitosan sebagai matriks sediaan lepas lambat, disarankan perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi kitosan menjadi kitosan

hidrogel. Kitosan hidrogel memiliki sifat mengembang lebih bagus sehingga

lebih berpotensi untuk menjadi matriks pembawa sediaan tablet lepas lambat.

53