Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9RadaR malang online | selasa 24 novembeR 2020
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
Penuntasan proyek pembangunan jembatan Kedungkandang
sepertinya bakal membutuhkan waktu lebih lama lagi. sebab, plengsengan yang menjadi bagian dari proyek senilai Rp 75 miliar itu ambrol, Minggu malam (22/11). akibatnya, kontraktor terpaksa membangun ulang plengsengan yang baru selesai dibangun itu.
sebelum plengsengan ambrol, warga sekitar mendengar gemuruh air di sungai area proyek. ”Malam itu memang hujan deras. Debit air sungai juga tinggi,” terang Yani, salah satu warga RT 03 RW 06 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang yang mengetahui ambrolnya plengsengan tersebut.
Diduga, ambrolnya plengsengan sepanjang sekitar 20 meter itu karena konstruksi bangunan tidak kuat menahan derasnya gerusan air sungai. Di lokasi ambrolnya plengsengan, tampak beberapa kayu bekas pengecoran yang belum dicopot. Itu mengindikasikan bahwa bangunannya masih baru.
sementara itu, Plh Kaur Bin Ops (KBO) satreskrim Polresta Malang
Kota Iptu Rudy Hidajanto langsung meninjau lokasi ambrolnya plengsengan. Dari hasil keterangan pimpinan proyek kepadanya, Rudy mengatakan, pembangunan plengsengan tersebut belum selesai. ”Masih dalam masa pengerjaan. Berdasarkan perjanjian, maka kewajiban pimpinan proyek untuk memperbaikinya,” kata Rudy.
Rudy membenarkan bahwa plengsengan tersebut menjadi bagian proyek pembangunan jembatan Kedungkandang. ”Informasinya sih masih satu paket (dengan jembatan Kedungkandang). Tadi penuturan orang di lapangan yang menyampaikan,” terang Rudy yang mengaku belum membaca draf kontrak proyek pembangunan jembatan Kedungkandang itu.
Pria yang juga menjabat Kanit IV Pidsus satreskrim Polresta Malang Kota itu menduga, plengsengan ambrol karena tidak kuat menahan derasnya arus sungai. “Ini debit air sungai jadi tinggi akibat hujan, jadi makin menggerus bangunan itu,” beber dia.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Hadi santoso memaparkan, pihaknya meminta pemenang tender untuk mengganti konstruksi plengsengan tersebut dengan bahan beton. sementara plengsengan yang ambrol itu menggunakan batu kali. ”saya instruksikan pembenahan secepatnya karena harus selesai bulan depan (Desember),” kata sony, panggilan akrab Hadi santoso.
lalu apa sebab longsornya plengsengan tersebut? sony belum mengetahui secara pasti. Dia hanya meminta kontraktor proyek jembatan kedungkandang, PT Wasis Karya Nugraha segera membenahi plengsengan.
lebih lanjut, perbaikan tersebut harus dikebut sebelum tanggal 23 Desember mendatang. Dia menargetkan, Jembatan Kedungkandang sudah bisa dilewati pengendara pada 23 Desember mendatang. (biy/adn/dan)
Rubianto/RadaR malang
dibangun ulang: Plengsengan setinggi sekitar 6 meter yang
menjadi bagian dari proyek jembatan Kedungkandang itu
ambrol, minggu malam (22/11).
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
10RadaR malang online | selasa 24 novembeR 2020
anggaran penanggulangan Covid-19 di Malang Raya
cukup tinggi, yakni sekitar Rp 783 miliar. Namun hingga agustus lalu baru terserap 26,8 persen. sisanya 73,2 persen akan dikembalikan menjadi silpa (sisa lebih penggunaan angaran) jika tidak terserap hingga akhir Desember 2020 mendatang.
ada apa di balik rendahnya serapan anggaran penanggulangan Covid-19? Faktor X di balik ”ketidak beranian” tiga pemerintah daerah (pemda) di Malang Raya dalam menyerap anggaran penanganan Covid-19 itulah yang dikupas dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Jawa Pos Radar Malang kerja bareng Fakultas Ilmu administrasi (FIa) Universitas Brawijaya (UB) kemarin (23/11)
”Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bagaiamana benchmark dari penyaluran ini? dengan persentase 26,8 persen ini apakah sudah ideal?,” tanya Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad mengawali diskusi di ruang rapat kantor Radar Malang di Jalan Kawi 11-B, Klojen kemarin.
acara yang dimoderatori oleh Ketua Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) Fakultas Ilmu administrasi Universitas Brawijaya Dr Mohammad Nuh sIP Msi itu dihadiri
oleh Wakil Wali Kota Malang Ir H sofyan edi Jarwoko bersama beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Di antaranya, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) sri Winarni, Kepala Dinas sosial-Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3aP2KB) Kota Malang Penny Indriani. sementara dinas pendidikan dan kebudayaan (disdikbud) diwakili oleh Muflikh dan dinas perhubungan (dishub) diwakili oleh agoes M.
selain jajaran OPD Pemkot Malang, juga ada Founder Malang Corruption Watch (MCW) lutfi J. Kurniawan dan Pemeriksa Madya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Jatim M Mirza akbar se Mak ak Ca yang didapuk menjadi pemateri. Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika juga menjadi pemateri, tapi berhalangan hadir.
sedangkan dari unsur masyarakat dan pengusaha, tampak Ketua Malang Peduli Demokrasi (MPD) Imam Muslih, pemerhati Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Juniardi, Ketua Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) agustinus Tedja Bawana, dan perwakilan Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Kota Malang Rizal Pahlevi
sementara itu, usai mendengar pertanyaan dari Kum, panggilan akrab Kurniawan Muhammad, Wakil Wali Kota Malang sofyan edi Jarwoko mengungkap alasan rendahnya serapan dana penanggulangan Covid-19. ”ada situasi psykologis, bahwa kami tidak ingin salah (dalam menyalurkan anggaran penanganan Covid-19),” kata sofyan edi usai memaparkan beberapa keunggulan masyarakat Kota Malang itu.
setelah sofyan edi menyampaikan pandangannya, beberapa kepala OPD menjelaskan programnya dalam menangani Covid-19. Masing-masing narasumber juga mendapat giliran mengkritisi sekaligus menganalisis kebijakan pemerintah. Termasuk founder MCW lutfi J Kurniawan yang menyebut OPD tidak sinergis dalam menangani warga terdampak virus korona.
Demikian juga Pemeriksa Madya BPK RI Perwakilan Provinsi Jatim M. Mirza akbar se Mak ak Ca yang menjabarkan hasil pemeriksaannya terhadap pemerintah daerah dalam menyalurkan anggaran penanganan Covid-19. sedangkan Ketua JKJT agustinys Tedja membeber fakta di lapangan terkait kelemahan program pemerintah. (arl/dan)
Rubianto/RadaR malang
dana Covid-19: 1) direktur Jawa Pos Radar malang Kurniawan muhammad, 2) Ketua bPPm Fakultas ilmu administrasi universitas brawijaya dr mohammad nuh SiP mSi, 3) Pemred Jawa Pos Radar malang mardi
Sampurno, 4) Wakil Wali Kota malang ir H Sofyan edi Jarwoko, 5) Pemeriksa madya badan Pemeriksa Keuangan (bPK) Ri Perwakilan Jatim m. mirza akbar Se mak ak Ca, dan 6) Founder malang Corruption Watch
(mCW) lutfi J. Kurniawan dalam diskusi di kantor Jalan Kawi 11-b kemarin.
WaWali BeBer Faktor di Balik rendahnya Serapan dana korona
12
3
4
5
6
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
11RADAR MALANG ONLINE | SELASA 24 NOVEMBER 2020
MALANG KOTA – Situasi pandemi Covid-19 bukan alasan bagi warga RW 12 Kelurahan Bunulrejo untuk melak sanakan kegiatan peles tarian budaya. Le wat latihan seni karawitan, kegiatan uri-uri budaya tradisional tersebut dilak sanakan secara rutin tiap hari Minggu.
”Sebenarnya kegiatan ini sudah berlangsung sejak awal 2020 lalu, tapi karena pandemi kami sempat vakum dan baru mulai kembali sekitar satu bulan belakangan ini,” jelas Ketua RW 12 Kelurahan Bunulrejo Angga Suwignyo Minggu lalu (22/11). Ditemui di Balai RW 12, Angga menjelaskan bahwa latar belakang digelarnya kegiatan tersebut adalah untuk mengenalkan kembali warisan seni dan budaya kepada kalangan muda.
”Anak-anak jaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya didepan gadget baik untuk sekolah maupun sekedar berse lancar di dunia maya. Untuk mengurangi ketergantungan itu maka kami kenalkan mereka dengan seni karawitan,” jelasnya. Beruntungnya, RW 12 telah memiliki satu set lengkap alat-alat karawitan tersebut.
Tak hanya anak-anak, pelatihan seni musik tradisional tersebut juga menyasar kalangan ibu-ibu dan karang taruna di lingkungan sekitar. ”Kami bagi menjadi tiga sesi di hari Minggu. Pagi untuk anak-anak SD, sore untuk ibu-ibu, dan malamnya para muda-mudi karang taruna,” tambah Angga. Tiap sesi biasanya memakan waktu selama 2,5 jam dengan peserta maksimal sebanyak 15 orang.
Pelatih Karawitan RW 12 Bunulrejo Djaman Suprayitno menambahkan, materi yang diajarkan diantaranya seperti memainkan alat musik tradisonal gamelan, bonang, demung, kenong, gambang, gong, slenthem, kendang, dan saron. ”Ke depan kalau sudah berjalan akan kami kombinasikan antara musik tradisionalnya dan tarian,” tutur Djaman. (ila/iik)
Lestarikan Budaya Lewat
Seni Karawitan
URI-URI BUDAYA: Anak-anak di RW 12 Kelurahan Bunulrejo berlatih memainkan alat musik tradisional dan karawitan, Minggu (22/11). Latihan ini bertujuan untuk mengurangi intensitas bermain gadget di sela pembelajaran daring sepanjang masa pandemi.
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
12RADAR MALANG ONLINE | SELASA 24 NOVEMBER 2020
KEPANJEN – Di tahun 2021 men datang, anggaran belanja daerah Kabupaten Malang diplot mengalami ke naikan. Dalam pembahasan awal APBD 2021 yang dilakukan 13 Agustus lalu, Pemkab Malang menganggarkan belanja daerah di angka Rp 3,8 triliun. Na mun, setelah masuk dalam pem bahasan bersama dengan DPRD Ka bupaten Malang, nilainya naik menjadi Rp 4,2 triliun. Dengan rincian belanja operasi dan belanja modal sebanyak Rp 3,59 triliun. Sementara belanja tidak terduga diplot pada angka Rp 5 miliar.
Sedangkan belanja transfer ada di angka Rp 600 miliar. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM, menjelaskan bah wa ke naikan belanja daerah itu didasarkan pa da kebutuhan peningkatan ekonomi warga. Ada tiga bidang yang menjadi fokus Pemkab Malang. Diantaranya yak ni bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. ”Kebutuhan (tiga bi dang) itu sempat tertunda saat pan demi, terkena refocusing, akhirnya kami kembalikan (di tahun 2021),”
terang Wahyu usai rapat pari purna persetujuan ber sama Pemkab Malang dengan DPRD tentang APBD 2021, kemarin (23/11).
Tahun depan, ia memastikan bila pe na nganan dan pemulihan pasca pandemi bakal lebih digencarkan lewat se luruh organisasi perangkat daerah (OPD). ”(Fokus kami) yang pertama yak ni pe mulihan ekonomi nasional (PEN), kese hatan dan kese jahteraan ma syarakat,” tambah mantan Camat Taji nan itu. S e mentara itu, pe laksana tu gas (Plt) Ketua DPRD Kabupaten Ma lang, Shodikul Amin, menyebut bila kenai kan ploting belanja daerah harus diim bangi dengan pening katan pendapatan.
”Tidak hanya belanja saja yang me ningkat, tapi pendapatannya juga ha rus meningkat,” tegasnya usai meng ikuti rapat paripurna. Secara umum, di tahun 2021 mendatang, pen dapatan daerah diplot mengalami kenai kan. Dari semula senilai Rp 3,7 triliun, menjadi Rp 3,8 triliun, atau bertam bah 3,9 persen. Rinciannya meli puti pendapatan asli daerah (PAD) yang diplot di angka Rp 715 miliar, dan pajak daerah di angka
Rp 286 miliar, Berikutnya, pendapatan
retribusi daerah di target senilai Rp 34,6 miliar. Shodikul Amin lantas menyebut ada 4 OPD yang mendapat penambahan anggaran yang cukup banyak. Yang pertama untuk sektor pertanian. Dimana tahun depan, Pemkab Malang ba kal menganggarkan dana Rp 4,7 miliar untuk program upland. Program itu ditujukan untuk meningkatkan pro duktifitas pertanian dan pendapatan para petani. ”(Dana itu) akan diguna kan untuk peningkatan klaster bawang merah dan tanaman lainnya,” kata dia.
OPD lain yang mendapat tambahan dana yakni Dinas Perindustrian dan Perda gangan (Disperindag). Mereka dika barkan dapat suntikan dana tambahan Rp 8,5 miliar. Diplot untuk melakukan revitalisasi pasar yang ada di Kabupaten Malang. Berikutnya, ada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, yang mendapat tam bahan dana Rp 3 miliar. Anggaran itu akan diplot untuk mendongkrak angka produksi para pelaku UMKM.
”Kami juga menyiapkan jaminan keseha tan daerah (Jamkesda) di luar ja minan kesehatan nasional (JKN). Itu un tuk masya rakat miskin, anggaran yang disiap kan Rp 3 miliar,” tambah po litisi Partai Nasional Demokrat (Nas dem) itu. Pihaknya berharap, semua anggaran yang ada di Kabupaten Malang bisa di realisasikan secara mak simal. Sehingga program pemuli han ekonomi pasca pandemi be narbenar bisa dilaksanakan. (fik/by)
Tahun Depan, 4 OPD Dapat Dana Ekstra
OPTIMISTIS TERPENUHI: Pemkab dan DPRD Kabupaten Malang kemarin (23/11) meneken persetujuan APBD 2021.
RadaR malang online | selasa 24 novembeR 2020
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
13
nganTang - anda ingin lihai menunggang kuda? Tak perlu jauh-jauh belajar di summer Wind stables di Chesterland, Ohio amerika serikat yang berbiaya mahal itu. Cukup datang saja ke Wisata selorejo, Ngantang, Kabupaten Malang. sebab di sana, saat ini sudah dibuka sekolah berkuda. Ini adalah program terbaru di era pandemi yang digagas pengelola Wisata selorejo. “Ide menghadirkan sekolah berkuda ini ya ketika ada pandemi,” terang manajer unit bisnis pariwisata Perum Jasa Tirta 1, Bayu Pramadya Kurniawan sakti dalam acara press gathering Perum Jasa Tirta 1 bersama Forum Jurnalis Kali Brantas (FJKB), 20-21 November lalu.
selama ini, imbuh Bayu, kebanyakan wisatawan kalau ke selorejo suka bermain naik perahu lalu makan ikan bakar saja. Dengan hadirnya sekolah berkuda ini diyakini akan menambah wisatawan kian kerasan.
sekolah berkuda ini dibuka dengan model kemitraan bersama masyarakat pemilik kuda. Kudanya milik masyarakat, yang melatih juga masyarakat. Tetapi tempat dan promosinya dilakukan oleh pengelola wisata selorejo. “alhamdulillah mulai banyak peminatnya,” terang
dia dengan senyum bangga.Harga paket sekolah berkuda ini cukup
terjangkau. Wisatawan cukup merogoh kocek Rp 200 ribu dapat pelatihan berkuda selama 6 jam plus makan siang. Mereka didampingi mentor profesional. ”selama enam jam itu sudah mulai bisa menguasai kuda. Kalau ingin bisa nambah dua kali pertemuan lagi, sudah bisa dilepas (menunggang kuda sendiri tanpa mentor),” terang dia.
sementara itu, ditanya soal dampak pandemi bagi pariwisata selorejo, Bayu mengatakan, selama ini pihak Perum Jasa Tirta 1 selaku pengelola tidak sampai merumahkan karyawan. Tetapi hanya ada pengurangan gaji dan jam kerja saja. “alhamdulillah tidak ada yang sampai dirumahkan,” ungkapnya.
Kepala Departemen Humas dan Informasi Publik Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) I, Didit Priambodo mengatakan, kegiatan gathering dengan wartawan FJKB sudah rutin digelar sejak tahun 2015 lalu. Melalui kegiatan tersebut diharapkan terjalin sinergi antara PJT 1 dengan media untuk turut menginformasikan hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. (lid/abm)
Wisata Selorejo Buka Sekolah Berkuda Sekolah BerkudaWisata Selorejo
BUKA
kholid amRullah/RadaR baTu
TeRoboSan WiSaTa: Seorang wisatawan sedang belajar menunggangi kuda dengan didampingi mentor profesional di Wisata Selorejo.
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
RadaR malang online | selasa 24 novembeR 2020
10
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
1514
malang KoTa - Di era tahun 70 hingga 90 an, Malang Raya dikenal sebagai barometer tinju nasional. ada jejak emas dari sejumlah petinju legendaris. se perti Monod, Nurhuda dan Wong so suseno. Dalam perjalanannya, ketiga sosok itu sempat sukses membuat dunia tinju Malang dikenal luas. Contohnya Nurhuda, yang pernah juara WBC Junior dan IBF Int kelas bulu jr, tahun 1986 sampai 1987.
Berikutnya ada Monod, yang sempat juara tinju nasional kelas bulu, tahun 1981 sampai 1984. sedangkan Wongso suseno, di ketahui sukses merengkuh juara OPBF kelas welter, tahun 1975 sampai 1977 lalu. Untuk melan jutkan trend positif dari ketiga petinju legendaris itu, sabtu (21/11) lalu, beberapa insan tinju di Bumi arema berkumpul. Mereka yang bergerak dengan promotor Puri Promotions, ingin melakukan pembinaan dan menggelar event tinju dari berbagai skala.
”Karena tinju ini sekarang lesu, kami ingin membangkitkannya lagi. sekaligus mengembalikan predikat Malang sebagai baro meter tinju nasional,” terang Ketua Puri Promotions, Didi Bs. Nah, untuk mewujudkan hal itu, pria asal surabaya tersebut mengaku jika pihaknya telah bersepakat dengan mantan-mantan petinju untuk mem perbanyak jumlah event.
Menurutnya, saat ini para petinju membutuhkan lebih banyak pertandingan. entah itu event atau latihan bersama. ”sebab salah satu yang membuat tinju itu sepi adalah event nya jarang,” tutur Didi.
Terdekat, untuk tes perdana, pada bulan Desember atau Januari mendatang, mereka bakal mengadakan event tinju di Kota Malang. Dibukanya peluang untuk menyelenggarakan event lebih banyak itu disambut positif salah satu petinju nasional, Galih susanto. ”salah satu manfaatnya adalah meningkatkan kualitas. sebab (dengan adanya event), kami menjadi tahu permainan kami seperti apa,” papar atlet yang juga jadi prajurit TNI itu. (gp/by)
Menanti KebangKitanDunia tinjuDunia tinjuMalang Raya
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
SUPPoRT PenUH: aksi petinju galih Susanto (kanan) saat latihan bersama di Sasana Yonbekang 2 boxing Camp
Kostrad, Sabtu (21/11) lalu.
galiH R PRaSeTYo / RadaR malang
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
15RadaR malang online | selasa 24 novembeR 2020
malang KoTa – Bencana bisa datang kapan saja. Karena itu kewaspadaan masyarakat dibutukan agar langsung tanggap saat bencana datang. selain anggota linmas (perlindungan masyarakat), keberadaan relawan juga sangat membantu dalam penanganan bencana.
Upaya itulah yang dilakukan Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen dengan menggelar pelatihan tanggap bencana akhir pekan lalu (2122/11). Kegiatan yang diikuti 30 peserta tersebut dilaksanakan di parkiran bela kang kantor Jawa Pos Radar Malang. Ketua Kelompok Masya rakat (Pokmas) arum, Kelurahan Bareng achmad sofyan
Fauzi mengatakan, anggaran program pelatihan tanggap bencana ber sumber dari dana alokasi umum tambahan kelurahan. ”ada sekitar 30 peserta yang ikut. selain anggota linmas, juga melibatkan relawan tingkat RW,” tambahnya.
Menurut Fauzi, lewat kegiatan tersebut diharapkan peserta sigap dan tanggap saat ada ben cana. ”Ini merupakan salah satu anti sipasi ketika menghadapi bencanabencana yang terjadi setiap tahunnya,” ungkapnya. Untuk di Kelurahan Bareng, bencana yang sering terjadi adalah tanah longsor, pohon tumbang dan banjir saat musim hujan datang.
Pihaknya menyasar anggota linmas dan relawan karena selama ini menjadi ujung tombak di masyarakat. ”Karena kalau ada apaapa, yang menjadi garda depan itu linmas,” terangnya. lewat pelatihan tersebut, peserta menda patkan edukasi tentang penanganan tanggap bencana. ”Jadi ada simulasi bencana, mereka diajari apa yang harus dilakukan ketika ada ben cana,”ucapnya.
Pihaknya juga mendatangkan pemateri yang berkompeten dalam kebencanaan. “Kami hadirkan pemateri satpol PP dan juga perwakilan Damkar yang juga mengedukasi bagai mana menangani kebaka ran,” pungkasnya. (ulf/nay)
Latih Linmas dan Relawan Sigap Tangani Bencana
SigaP: Sejumlah anggota linmas dan sejumlah relawan saat mengikuti pelatihan tanggap bencana di parkiran belakang kantor Jawa Pos Radar malang akhir pekan lalu (21-22/11).
radarmalang.jawapos.com | [email protected] | jawaposradarmalang | radarmalangonline | @radar_malang
16RadaR malang online | senin 23 novembeR 2020
beRdiRi sejak enam bulan yang lalu, Komunitas sepeda Lipat Akur atau selikur menjadi salah satu perkumpulan penghobi gowes yang ada di Kota Malang. sesuai dengan namanya, komunitas ini beranggotakan para penggowes yang hobi mengayuh jenis sepeda lipat. Tidak ada batasan merk, siapa saja boleh bergabung.
Minggu lalu (15/11), Jawa Pos Radar Malang berkesempatan menemui mereka selepas gowes bareng (gobar) di salah satu restoran di Jalan soekarno – Hatta (soehat). ”Awalnya cuma iseng bikin grup Whatsapp, isinya hanya lima orang buat gobar santai saja,” ujar salah satu pendiri selikur Yogi Kharisma.
Lima orang tersebut di antaranya yakni Yogi Kharisma, Yuda setiawan, Ridho Alamsyah, i nyoman Arya, dan idin Yulias Prayogo. Ditanya soal alasan menggunakan istilah selikur, Yogi menuturkan bahwa akronim tersebut dipilih guna menghindari kesan eksklusif. sebab dari awal, Yogi bersama rekan-rekannya tidak
ingin membatasi perkumpulannya dengan pemilik merk sepeda tertentu.
setelah grup WA, kelima orang itu pun sepakat untuk menambah persaudaraan dengan membuat grup di media sosial (medsos) facebook serta Instagram. Lewat dua platform medsos tersebut, mereka mencantumkan link grup WhatsApp supaya anggota baru bisa lebih mudah bergabung.
Tak perlu waktu lama, jumlah anggota komunitas ini pun bertambah hingga 250 anggota dalam kurun waktu setengah tahun belakangan. Meski sempat kebingungan, Yogi mengaku justru semakin semangat untuk mengembangkan komunitas selikur.
”Karena anggotanya terus bertambah, jadi kami rutin
melakukan gobar tiap hari Minggu,” ujar Yogi. Tidak jarang, beberapa anggota komunitas ini berasal dari komunitas lain. Yogi pun tidak keberatan dengan keberadaan mereka sebab sesuai dengan tujuan awalnya, komunitas ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan dari berbagai kalangan dan latar belakang.
Guna mempererat ikatan antar anggotanya, setiap bulan selikur juga menggelar gobar besar. Konsepnya, seluruh anggota di ajak untuk menyusuri rute tertentu. Momen ini biasanya paling ditunggu-tunggu oleh para anggota. sebab rute yang dipilih selalu menantang. ”Rutenya mulai dari tanjakan, medan yang tidak rata, hingga destinasi dan keindahan alam menjadi tujuan finish,” jelas Yogi. Pastinya, para anggota
sudah mendapatkan briefing tentang medan gobar sejak
H-1. (adn/iik)