Upload
phamthien
View
272
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA
MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh
Ali Umar
NIM 109011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
i
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA
MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)
Oleh
Ali Umar
NIM 109011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
ii
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Di Susun Oleh
Ali Umar
109011000052
Di bawah bimbingan
Drs. Rusdi Jamil, M.A
NIP. 19621231 199503 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH
Skripsi berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan
OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta” disusun oleh Ali Umar, Nim
109011000052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah
pada tanggal 21 April 2014 di hadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada
Jurusan Pendidikan Islam.
Jakarta, 24 April 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005 .................. ..........................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)
Marhamah Saleh, Lc. MA
NIP. 19720313 200801 2 010 .................. ..........................
Penguji I
Dra. Hj. Sofiah, MS., M.Ag
NIP. 19491123 198903 1 006 .................. ..........................
Penguji II
Drs. Masan AF., M. Pd.
NIP. 19510716 198103 1 005 .................. ..........................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA. Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Umar
NIM :109011000052
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jl. Pertanian Raya no. 27 Rt 003 Rw 04 Lebak Bulus
Cilandak Jaksel
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui
Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri
di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Drs. Rusdi Jamil, MA.
NIP. : 19621231 199503 1 005
Jurusan /Program Studi : Pendidikan Agama Islam/Fiqih
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 14 April 2014
Yang menyatakan
Ali Umar
v
ABSTRACT
Ali Umar ( 109011000052 ) . Attitude Through Leadership Development
Activities Student Council Student SMP Bakti Mulya 400 Jakarta .
This study aims to determine the attitude of the leadership of the
implementation of coaching students through the activities of the student council
in junior Bakti Mulya 400 Jakarta , knowing coaching programs leadership
attitude toward students , and to investigate the activities of the student council
leadership in fostering attitudes of students and determine the function of the
attitude of the leadership council in coaching students . This study was conducted
in November 2013 to March 2014 at SMP Bakti Mulya 400 Jakarta . Study is a
qualitative research , which is research that produces descriptive data in the form
of words written or spoken from those observed .
The results showed that the implementation of attitudes fostering leadership
in students through junior high student council activities Bakti Mulya 400 Jakarta
has been running quite well and effectively , schools have programs in the
coaching canoes , but the coaching should be done and requires supervision of all
teachers in the school board the attitude that there is a continuous student
leadership in students . The program is implemented by the SMP service Mulya
among others involve council officials in each school agenda . In the council 's
own activities there are plenty of activities for fostering student leadership
attitudes among other basic exercises leadership students ( LDKS ) , OSIS
working meeting , Activity Out Bond , Comparative Study council activities and
annual events in SMP Bakti Mulya 400 as BM Cup and Loketa , Sketch and
closed with Hakata .
Thus it can be said that the SMP Bakti Mulya 400 Jakarta has been effective
and well in implementing leadership development to students through student
council activities . It can be seen that the OSIS they were able to behave discipline
and have responsibilities and be able to run and organize an event to run properly .
So that students have the provision for the life to come .
vi
ABSTRAK
Ali Umar (109011000052). Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui
Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap
kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta,
mengetahui program-program pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa,
serta untuk mengetahui kegiatan-kegiatan OSIS dalam membina sikap
kepemimpinan siswa dan mengetahui fungsi OSIS dalam pembinaan sikap
kepemimpinan siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November
2013 sampai dengan Maret 2014 di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan sikap
kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
sudah berjalan cukup baik dan efektif, sekolah memiliki program-program dalam
rangkan pembinaan tersebut, namun pembinaan tersebut harus terus dilakukan dan
membutuhkan pengawasan dari seluruh dewan guru di sekolah tersebut agar sikap
kepemimpinan siswa terus menerus ada dalam diri siswa. Program yang
dilaksanakan oleh SMP bakti Mulya antara lain melibatkan para pengurus OSIS
dalam setiap agenda kegiatan sekolah. Dalam kegiatan OSIS sendiri terdapat
banyak kegiatan untuk pembinaan sikap kepemimpinan siswa antara lain Latihan
dasar kepemimpinan Siswa (LDKS), rapat kerja pengurus OSIS, Kegiatan Out
Bond, kegiatan Study Banding OSIS serta kegiatan tahunan di SMP Bakti Mulya
400 seperti BM Cup dan Loketa, Sketsa dan ditutup dengan Hakata.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
sudah efektif dan baik dalam melaksanakan pembinaan kepemimpinan terhadap
siswanya melalui kegiatan-kegiatan OSIS. Hal ini dapat dilihat bahwa mereka
para pengurus OSIS mampu untuk berperilaku disiplin dan memiliki tanggung
jawab serta mampu menjalankan dan mengatur sebuah acara agar berjalan dengan
baik. Sehingga siswa memiliki bekal untuk kehidupan yang akan datang.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam
yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam
memperjuangkan Islam hingga akhir hayat .
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja
keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Sebagai Rektor yang senantiasa berjuang
dengan penuh ketulusan dan tanpa kenal lelah demi kemajuan Universitas
Islam Negeri Jakarta.
2. Nurlena Rifa’I Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Rusdi Jamil, MA. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta
bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran.
viii
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan,
semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.
7. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya
yang telah membantu penulis dalam mendapatkan referensi.
8. Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah Bid. Kesiswaan dan guru pembina
OSIS dan Para pengurus OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, yang telah
memberikan informasi-informasi dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua, yaitu Ayahanda H.Kasunah dan Ibunda Hj. Yani, yang telah
banyak berjasa mendidik, membimbing, mengasuh, memberikan kasih sayang
yang tak pernah putus dalam membesarkan putranya, adik-adikku tercinta
Muhammad Abduh dan Mutia Nuraini, Kakek dan Nenekku tercinta alm. H.
Maksudi dan Almarhumah Hj. Anah yang telah memberikan fasilitas dan
motivasi serta do’anya kepada penulis sehingga meraih gelar Sarjana S1 di
UIN Syarif Hidayatullah.
10. Adinda Khoirunnisa Fadliah dan keluarga yang telah memberikan motivasi
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh teman Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas B PAI
2009 khusunya (Ocid, Ozi, Saprul, Dhowi, Adnan) yang selalu membantu,
memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada Guru-guru dan teman-temanku dari TK Al-Barkah, MI Al-Hidayah,
MTs & MA Al-Hamidiyah depok yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Kepada Kepala Sekolah, Guru-guru dan Siswa-siswi SDIT Al-Hidayah 1 dan
2 Cilandak, yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah
membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang tel;ah mereka
lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di
Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 14 April 2014
Penulis
Ali Umar
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH iii
HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembinaan Sikap kepemimpinan
1. Pengertian Pembinaan 9
2. Pengertian Sikap 10
3. Pengertian Kepemimpinan 11
4. Sikap Kepemimpinan 15
5. Pandangan Islam tentang kepemimpinan 17
6. Tipe-tipe Kepemimpinan 22
7. Fungsi kepemimpinan 26
B. Organisasi Siswa intra Sekolah
1. Pengertian OSIS 28
2. Latar Belakang Berdirinya OSIS 31
xi
3. Fungsi OSIS 33
4. Struktur Organisasi OSIS 35
C. Hasil Penelitian yang Relevan 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 39
B. Latar Penelitian 39
C. Metode Penelitian 39
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 40
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data 42
E. Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 46
2. Profil Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 47
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMP Bakti Mulya 400 47
4. Guru dan Tenaga Kependidikan 49
5. Keadaan Siswa 53
6. Sarana dan Prasarana 54
B. Pembahasan
1. Bentuk Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 56
2. Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan siswa
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 61
3. Kegiatan OSIS dalam Pembinaan Sikap kepemimpinan
siswa 65
4. Fungsi OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan
Siswa 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 71
B. Implikasi 72
xii
C. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN- LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Tahun Ajaran2012-2013 47
Tabel 4.2 Data siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 51
Tabel 4.3 Profil Sarana dan Prasarana SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kantor OSIS, Gedung Sekolah dan Taman 53
Gambar 4.2 Siswa pengurus OSIS saat Mengikuti LDKS 54
Gambar 4.3 Salah satu kegiatan Olahraga Futsal 56
Gambar 4.4 Kegiatan Apresiasi Seni 57
Gambar 4.5 Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu pengurus OSIS 58
Gambar 4.6 Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta 59
Gambar 4.7 Upacara Bendera SMP bakti Mulya 400 Jakarta dengan OSIS
sebagai Petugasnya 62
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen pedoman wawancara
Lampiran 2 Transkripsi Hasil wawancara
Lampiran 3 Profil Sekolah
Lampiran 4 Struktur SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 5 Struktur Kepengurusan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 6 AD/ART OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 7 Proposal Kegiatan LDKS OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Izin/Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran 11 surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan telah Wawancara
Lampiran 13 Foto-foto
Lampiran 14 Uji Referensi
Lampiran 15 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah
pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat
meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,
terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan
nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman.
Menurut H. A. R. Tilaar, pendidikan bertugas untuk mengembangkan
kesadaran atas tanggung jawab setiap warga negara terhadap lingkungan
masyarakatnya, negara dan terhadap umat manusia. Pendidikan
lingkungan dan kependudukan merupakan salah satu penunjang ke arah
kesadaran di era globalisasi sekarang ini. Peningkatan rasa tanggung jawab
tersebut memerlukan informasi yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang
memadai. Tingkat kecerdasan suatu bangsa yang rendah sukar untuk dapat
meningkatkan tanggung jawabnya terhadap perbaikan kehidupannya
sendiri apalagi kehidupan global. Oleh karena itu, negara dituntut untuk
adanya pendidikan berkualitas.1
Pendidikan adalah merupakan suatu usaha pembinaan, bimbingan,
pengajaran dan pembentukan mental serta kedisiplinan yang dilakukan secara
sadar oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah yang berlangsung di
lingkungan rumah, sekolah, dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat berperan secara aktif dalam berbagai
lingkungan hidup dengan penuh kreatif, inovatif yang berwawasan ilmu
pengetahuan, karena memang tujuan utama pendidikan yaitu mencerdaskan
anak yang berbudi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT yang nantinya
dapat tercipta generasi muda yang handal dan professional dalam menghadapi
berbagai macam keadaan.
1H. A. R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 9 h. 4-5.
2
Generasi muda merupakan sumber daya manusia (SDM) yang begitu
potensial dalam upaya membangun bangsa, karena keberlangsungan bangsa
ada pada diri seorang remaja sebagi estafet perjuangan bangsa dalam mengisi
kemerdekaan sebagai upaya membangun bangsa. Remaja merupakan unsur
yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Demikian juga mengenai
remaja di Negara Republik Indonesia.
Jelaslah bahwa sejarah telah mencatat, betapa negara ini telah disusun
atas jerih payah, bahkan pengorbanan jiwa remaja masa lalu. Ini berarti
bahwa remaja telah ikut serta bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa
dan negara.
Oleh karena itu, remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki
potensi dan vitalitas serta semangat patriotis. Syekh Musthafa Al Ghalayani
mengatakan :
ة وفى اقد امكم حياجها شبان انيىم رجال انغد ان فى يدكم امرألم
ت وايا جحث ذانهىض انر فأقدمىا اقدام السد انباسم وانهضىا
ة لصم بكم الم انص
Pemuda masa kini adalah bakal pemimpin masa depan. Sesungguhnya
pada tangan kekuasaanmu memecahkan problema masyarakat. Karena itu,
maju teruslah kamu, bagaikan majunya seekor harimau yang gagah berani.
Dan bangkitlah semangat juang bergemuruh dan gegap gempita, niscaya
dengan karyamu itu masyarakat hidup sejahtera.2
Remaja sebagai generasi muda yang akan memegang tongkat estafet
untuk menegakkan dan mewarisi cita-cita luhur bangsa di masa depan.
Apalagi pada saat ini jumlah remaja di Indonesia adalah cukup besar. Yaitu
sekitar sepertiga dari jumlah penduduk seluruhnya.
Dengan adanya potensi remaja yang sangat besar itu, maka pemerintah
telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan daripada
pembinaan dan pengembangan generasi muda.
2 Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja,
(Jakarta : Kalam Mulia, 1999), h.2.
3
Salah satu usaha dalam pembinaan generasi muda adalah membekali
mereka dengan beberapa ketrampilan antara lain adalah pembinaan sikap
kepemimpinan siswa. Pembinaan sikap kepemimpinan siswa ini dilaksanakan
melalui sebuah wadah yang ada di sekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).
“Pembinaan terhadap siswa mempunyai arti khusus yakni usaha atau
kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan
terhadap pola pikir, sikap mental dan perilaku siswa serta minat dan bakat dan
ketrampilan para siswa”. 3
Pembinaan sikap kepemimpinan siswa sangat penting dalam dunia
pendidikan hal ini dikarenakan siswa sebagai “agent of change” harus dapat
memberikan perubahan di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan salah
satu sumber kebudayaan yang harus terus digali dan dikembangkan dan hal
ini akan sangat optimal jika para siswanya mempunyai jiwa kepemimpinan
yang kuat serta berkarakter karena dengan sikap seperti itu siswa akan terus
mempunyai sikap tidak mudah putus asa, berfikir kritis, mampu
mengungkapkan pendapat dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya adanya kepemimpinan adalah untuk mengatur manusia
secara lebih efektif dalam pencapaian tujuan. Seorang pemimpin akan sukses
apabila mampu mempengaruhi orang lain yang ada di bawahnya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam membina sikap kepemimpinan yang baik sangatlah terkait
dengan proses pendidikan yang telah ditempuh. Baik dalam pendidikan
agama maupun umum, pembinaan sikap kepemimpinan ini selayaknya pula
diselaraskan dengan perkembangan anak sejak dini, terutama pada masa
remaja yang penuh gejolak, dengan demikian anak akan lebih mampu untuk
memimpin dirinya dan mengendalikan ke arah yang lebih positif serta
terhindar dari gejolak yang negatif. Dengan demikian, berbagai upaya yang
3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2007), h. 241.
4
ada dalam membina sikap kepemimpinan tak luput dari lingkungan
pendidikan, baik bersifat informal, formal maupun non formal.
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir
terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan
dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Student Leadership (Kepemimpinan Siswa) merupakan upaya untuk
membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa agar menjadi siswa yang
bertanggung jawab, siswa yang dapat menjalankan perannya sebagai siswa
serta siswa yang dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi.
Student leadership dapat dibangun melalui berbagai macam kegiatan seperti
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Raker, Outbond dan study banding.
Secara tidak langsung kegiatan –kegiatan tersebut dapat memberikan
bekal terhadap siswa bagaimana mereka bertangggung jawab untuk menjadi
siswa yang cerdas, siswa yang kreatif serta mampu menjadi “agent of
change” di masyarakat. Melalui Student Leadership siswa akan mengerti
bagaimana berorganisasi bagaimana memimpin dan bagaimana memilih
pemimpin yang baik. Pembelajaran disekolah diharapkan tidak hanya menjadi
proses transfer pengetahuan melainkan bagaimana belajar yang diartikan
sebagai perubahan tingkah laku. Sehingga pembelajaran disekolah tidak
hanya mementingkan keberhasilan “kognitif” melainkan afektif serta
psikomotor harus dapat dibangun secara bersama-sama. Sehingga siswa akan
menjadi siswa yang utuh artinya siswa yang cerdas serta mampu berkiprah di
masyarakat
Organisasi siswa yang biasa disebut OSIS adalah salah satu pendidikan
informal atau pembelajaran intra sekolah merupakan organisasi yang
keberadaannya sangat bermanfaat bagi setiap siswa yang berkecimpung di
dalamnya. Salah satu manfaatnya adalah dapat membina sikap kepemimpinan
siswa. Organisasi siswa adalah organisasi di bawah lembaga pendidikan
sekolah sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Maka
5
dengan wadah inilah organisasi siswa dengan keorganisasiannya dapat
mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dengan penuh rasa tanggung
jawab terhadap masing-masing tugasnya serta dapat menjadikan bekal untuk
hidup bersosial dalam lingkungan masyarakat.
Pada hakikatnya semua kegiatan dalam organisasi siswa diarahkan
untuk membina watak, kesehatan, kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan
peserta didik, sehingga mereka dapat memaksimalkan semua kreativitas yang
ada dalam diri mereka, mampu memimpin diri dan teman di sekitarnya
dengan aktifitas yang lebih kreatif, inovatif, dan edukatif serta penuh rasa
tanggung jawab.
SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di
bawah Yayasan BKSP Bakti Mulya 400 dengan organisasi siswanya yaitu
OSIS merupakan salah satu wadah siswa dalam berorganisasi, berinteraksi
dalam sistem kerjasama. Dalam organisasi ini pula merupakan wadah bagi
siswa untuk mengembangkan sikap kepemimpinan khususnya bagi siswa
SMP Bakti Mulya 400 yang baru beranjak menelusuri lingkungan organisasi.
Kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 memiliki bentuk-bentuk
kegiatan untuk melatih sikap kepemimpinan siswa, terutama dalam bentuk
kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan lain sebagainya.
Siswa-siswa yang terpilih menjadi calon penerus pengurus OSIS dilatih
dan dibekali dengan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),
melalui kegiatan ini diharapkan agar para siswa dapat memiliki sikap
kepemimpinan di dalam diri mereka untuk siap menjadi pemimpin dan siap
untuk dipimpin serta mengetahui kehidupan dalam berorganisasi.
Latar belakang kondisi sosial ekonomi Siswa-siswi BM 400 Jakarta
yang menengah keatas membuat perilaku dalam keseharian mereka agak
sedikit lebih manja, hal inilah yang menjadi perhatian sekolah untuk melatih
mental mereka dengan menjadi pengurus OSIS melalui tahap kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
Namun pada kenyataanya, ketika pihak sekolah sudah memiliki
program tersebut, masih terdapat beberapa orang tua siswa tidak mengizinkan
6
anaknya untuk berpartisipasi dalam wadah OSIS dikarenakan kekhawatiran
mereka terhadap prestasi belajar anak-anaknya. Hal ini patut disayangkan,
karena melalui kegiatan OSIS ini mereka dapat belajar tentang banyak hal
yang mungkin sulit didapatkan ketika jam sekolah.
Selanjutnya, ketika mereka menjadi pengurus OSIS masih terlihat
belum maksimalnya peran siswa para pengurus OSIS dalam menjalankan
beberapa agenda kegiatan mereka, dikarenakan tugas utama mereka adalah
belajar sehingga pembina OSIS lebih banyak terlibat dalam menjalankan
beberapa agenda kegiatan mereka.
Oleh karena itu, melihat pentingnya keberadaan organisasi siswa
dengan segala macam kegiatannya, terutama dalam rangka pembinaan
kepemimpinan siswa, perlulah kiranya mengetahui lebih lanjut pelaksanaan
sikap pembinaan kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS SMP Bakti
Mulya 400. Dalam hal ini, penulis akan menuangkan dalam skripsi yang
berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan
masalah masalah penelitian ini, sebagai berikut :
1. Kurangnya pembekalan keterampilan dan pembinaan dalam sikap
kepemimpinan siswa.
2. Belum maksimalnya peran para pengurus OSIS dalam melaksanakan
sebuah tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Kurangnya dukungan para orang tua siswa karena khawatir mengganggu
kegiatan belajar mengajar para siswa yang menjadi pengurus OSIS.
4. Kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya OSIS dalam
pendidikan siswa.
5. Siswa kurang mendukung program kerja OSIS.
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi diatas, untuk lebih memperjelas dan
memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka diberikan
batasan yang berkaitan dan sesuai judul yang ada. Penulis hanya akan
membahas fokus masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Bakti mulya 400 Jakarta Jl.
Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan
dikarenakan efesiensi waktu dan tersedianya objek penelitian yang
dimaksud.
2. Kegiatan OSIS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk
kegiatan OSIS dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa
antara lain kegiatan LDKS, Rapat Kerja (Raker), Out Bond dan
Study banding.
3. Kepemimpinan yang dimaksud adalah aktualisasi sikap siswa yang
diwujudkan dalam bentuk tingkah laku fisik maupun psikis dalam
sikap siap dipimpin dan siap memimpin, sikap Disiplin,
bertanggung jawab, dan sikap sosial dalam hubungan kerjasama.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka
perumusan masalah pada penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana
Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Kegiatan OSIS dalam rangka
Pembinaan sikap kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan
siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
3. Untuk menganalisa fungsi OSIS dalam pembinaan sikap
kepemimpinan siswa.
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Kepala sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi akan
pentinya pembinaan sikap kepemimpinan siswa dan kegiatan OSIS.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan masukan bagi
guru untuk berpartisipasi aktif dalam membina siswa melalui kegiatan-
kegiatan OSIS.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam
menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya kegiatan-kegiatan OSIS
dalam mengembangkan sikap kepemimpinan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta wawasan ilmu
pengetahuan dan memberikan data-data untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembinaan Sikap Kepemimpinan
1. Pengertian Pembinaan
Dalam mengartikan definisi pembinaan secara bahasa, penulis
mengambil dari beberapa sumber yang berbeda-beda antara lain :
Menurut Mahmud Yunus, “Pembinaan berasal dari bahasa arab banaa,
yabnaa, banaa‟un, yang artinya membangun, membina, memperbaiki,
mendirikan”.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pembinaan”
memiliki arti usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang baik.2
Sedangkan menurut Zakiah Drajat, “Pembinaan adalah upaya
pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar,
berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan, prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan, dan
mengembangkan ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.3
Dari beberapa pengertian tersebut dapat penulis ambil kesimpulan
bahwa pembinaan adalah sebuah usaha atau kegiatan memberikan bimbingan,
arahan yang terencana untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik.
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,1972), Cet. Ke I, h.
73.
2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), h. 152.
3 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Ilmu Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), cet. Ke 15, h. 36.
10
2. Pengertian Sikap
Secara etimologi sikap dalam bahasa Inggris di sebut attitude.
Sedangkan pengertian sikap secara istilah menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Menurut definisi sederhana Sikap (attitude) adalah suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku atau berfikir di dalam suatu cara
tertentu.4
Sedangkan menurut Akyas Azhari, “Sikap (attitude) adalah suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Bagaimana reaksi seseorang jika
ia terkena suatu rangsangan baik dari orang, benda-benda, ataupun situasi
mengenai dirinya.5
Dari berbagai macam pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwasannya sikap adalah suatu tindakan sseseorang atau kecenderungannya
untuk mereaksi terhadap suatu objek. Adapun objeknya tersebut bisa orang
atau benda dengan cara tertentu yang dipilihnya. Dengan demikian
mengindikasikan bahwa sikap selalu diarahkan kepada suatu objek, tanpa
objek maka tidak akan ada sikap.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan oleh
Sarlito Wirawan yang mengatakan bahwa sikap adalah “kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.”6
Selanjutnya, sikap itu merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga
komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku.
a. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang
berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal
yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau
keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap tadi.
4 A Budiarjo dkk, Kamus Psikologi, (Semarang: Dahara Prize, 1991), h. 42.
5 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Teraju, 2004), cet. I, h.
161.
6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet.
VIII, h. 94.
11
b. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek sikap. Adanya komponen afeksi dari sikap, dapat
diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak
senang terhadap objek sikap.
c. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang
berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa
tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi
atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan
objek sikap.7
Selanjutnya Sikap tidak dapat terbentuk dengan sendirinya atau terjadi
begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi sosial baik
yang terjadi di dalam kelompok maupun diluar kelompok, baik berjalan
secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi. Secara Umum
pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi melalui empat cara, masing-
masing:
1) Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang.
2) Diferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan
Intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain.
3) Integrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap,
dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu
hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4) Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan biasanya
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan,
sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.8
3. Pengertian Kepemimpinan
Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kepemimpinan baik
menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selama menjalani
7 Ibid, h. 96-97.
8 Akyas Azhari, op. Cit., h.162-163.
12
masa hidupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah peran sebagai
orang yang dipimpin maupun menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapa pun
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu dia
berinteraksi dengan orang lain.
Para peneliti biasanya mendefinisikan “kepemimpinan” menurut
pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan
yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan. Bahkan stodgil
membuat kesimpulan, bahwa: There are almost as many definitions of
leadership as there are person who have attempted to define the concept.9
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, antara lain
Stephen Robinson (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B. Uno
yang mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan. Di
pihak lain, Massi dan Doughlas (1975) mengemukakan bahwa seorang
pemimpin memiliki determin kepemimpinan yang terdiri atas (1) orang, (2)
posisi, dan (3) situasi atau tempat.10
Menurut Yukl (1987) sebagaimana yang dikutip oleh Husaini Usman
beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad
adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas- aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared Goal).
b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam
situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi kearah
pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur
dalam harapan dan interaksi.
9 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 16-17.
10 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 55.
13
d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada
dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan
rutin organisasi.
e. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang
berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan
kontribusi yang efektif terhadap orde social, serta yang diharapkan dan
dipersepsikan melakukannya.11
Sedangkan Sudarwan Danim (2004) mendefinisikan kepemimpinan
adalah setiap Tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.12
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi
mempunyai kewenangan dan berfungsi untuk memandu, mengarahkan,
membimbing, membangun komunikasi yang baik, melakukan pengawasan
secara periodik, dan mengendalikan para pengikutnya secara baik dan
terarah.13
Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan manusia yaitu, hubungan
mempengaruhi (pemimpin), dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut
atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibaan pemimpin. Para pengikut
11 Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008),hal. 273.
12 Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004),hal. 55-56
13 Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja
pustakawan UI, (Berkala Ilmu perpustakaan dan komunikasi”). (Jogjakarta : UPT perpustakaan
Universitas Gajah Mada, 2012) h. 10
14
terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan
rasa ketaatan kepada pemimpin.14
Definisi kepemimpinan sebagaimana telah dikemukakan diatas
mengandung tiga implikasi penting yaitu 1) kepemimpinan melibatkan orang
lain baik bawahan maupun pengikut, 2) kepemimpinan melibatkan
pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara
seimbang karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, 3) adanya
kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-
beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.15
Dalam satu situasi kepemimpinan dapat dilihat adanya unsur-unsur
yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1) Pengikut/ Followership
Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya followership. Pada
umumnya followership ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu :
(1) Followership berdasarkan naluri (2) Followership yang berdasarkan
agama (3) Followership yang berdasarkan tradisi (4) Followership yang
berdasarkan rasio (5) Followership berdasarkan peraturan.
2) Tujuan
Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan
kerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.
Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbullah kerja sama dan timbul
pimpinan untuk mengaturnya.
3) Kegiatan mempengaruhi
Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktifitasnya membimbing,
mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju sasaran
tertentu.16
14 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, hal. 2.
15 La Ode Turi, Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, November No. 075, 2008, h. 1096.
16 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),Cet. III, h. 6-7.
15
Dari beberapa penjelasan tokoh mengenai definisi kepemimpinan dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan ialah suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, mengkordinir,
melayani serta melindungi individu lainnya dalam proses pencapaian tujuan
organisasi. Sebuah kepemimpinan di dalamnya juga terdapat unsur seperti
pemimpin, orang yang dipimpin serta sebuah situasi atau keadaan dan pula
tujuan bersama di dalam suatu organisasi.
Sedangkan Pembinaan Sikap Kepemimpinan memiliki arti sebuah
kegiatan atau usaha dalam rangka memberikan bimbingan serta arahan untuk
membangun komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi, agar dapat
mempengaruhi, menggerakkan serta mengarahkan suatu tindakan pada diri
seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi. Karena dalam sebuah organisasi terdapat pengikut dan diperlukan
pembinaan dalam mengarahkan para pengikut dalam mencapai sebuah tujuan
organisasi.
4. Sikap Kepemimpinan
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir
terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap kepemimpinan ini
tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Terdapat beberapa indikator terbentuknya sikap Kepemimpinan.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
a. Jujur atau dapat dipercaya
Kejujuran adalah hal yang sangat pokok dalam kehidupan, karena
dengan kejujuran yang melekat pada seseorang akan melekat pula
kepercayaan yang akan diberikan oleh pihak lain. Dari kemampuan
dapat dipercaya seseorang sebetulnya merupakan awal arah karier
seseorang.
16
b. Disiplin
Kemampuan yang menunjukkan konsisten dalam memilki
komitmen yang tinggi untuk berusaha menyelesaikan segala masalah
dengan mengacu pada nilai – nilai disiplin. Disiplin adalah kebiasaan
yang akan terbangun menjadi sifat seseorang, adapun nilai – nilai
disiplin yang terkait meliputi:
1) Disiplin terhadap fungsi diri.
2) Disiplin terhadap standard an ilmu yang dimiliki.
3) Disiplin melaksanakan perintah atasan.
4) Disiplin tehadap peraturan yang berlaku.
5) Disiplin dalam menggunakan waktu kerja.
Tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan baik jika tidak
ada komitmen dari si pekerja atas komitmen untuk menyelesaikan
dengan sempurna dan sebaik mungkin.
c. Terampil
Diperlukan sikap terampil dalam membentuk jiwa kepemimpinan,
karena kepemimpinan ini tidak hanya diperlukan sikap tegas,disiplin,
jujur. Diperlukan sikap terampil yang diperlukan dalam melakukan
sesuatu karena pengurus OSIS adalah organisasi siswa yang ruang
lingkupnya berorientasi pada siswa. OSIS sebagai tenaga terampil
adalah sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan
penguasaan iptek serta memilki kemampuan produktif yang mampu
sebagai faktor keunggulan kompetitif di bidang dan tingkat keahlian
yang sesuai dengan job assesmentnya.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah suatu bagian resiko dari suatu perbuatan,
dalam suatu kehidupan bertanggung jawab atas kehidupan yang kita
pilih adalah suatu tuntutan dalam kehidupan. Tanggung jawab akan
terasa indah jika dilalui dan diawali dari jalan yang menurut hati dan
17
akal sehat adalah benar. Karena dari kebenaran inilah suatu
pembelajaran kehidupan akan terus berjalan.
Dari keberanian bertanggung jawab seseorang pada dasar adalah
keberanian seseorang akan seberapa bisa kita menikmati suatu
kehidupan yang enak atau tidak enak.
e. Kerjasama
Membangun kemampuan dalam bekerja sama dengan orang lain
dan menjadi bagian dari kelompok serta berperan aktif sebagai anggota
kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan adalah suatu kemampuan
yang sangat penting. Adapun salah satu ciri – ciri orang yang mudah
diajak kerjasama adalah yang bersangkutan tersebut, disamping banyak
ide pandai yang ia sampaikan namun ia juga pandai mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain. Begitu pula dalam berorganisasi
dalam OSIS, kerja sama itu sangat penting dalam membangun OSIS
yang baik.
5. Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan
Hakikat diutusnya para Rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah
untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya.
Tidak satupun umat yang eksis kecuali Allah mengutus orang yang
mengoreksi akidah dan meluruskan penyimpangan para individu umat
tersebut.
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",
Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
18
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl,
16:36).
Makna hakiki kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mewujudkan
khilafah di muka bumi, demi terwujudnya kebaikan dan reformasi.17
Didalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang
berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah rasulullah wafat menyentuh
juga maksud yang terkandung di dalam perkataan “amir” (yang jamaknya
umara) atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa
Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika merujuk kepada firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 berbunyi :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
„Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30)
Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak bisa
dipisahkan lagi. Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya ditujukan
kepada para khalifah sesudah nabi, tetapi adalah penciptaan nabi adam a.s
yang disebut sebagai manusia dengan tugas untuk memakmurkan bumi yang
meliputi tugas menyeru orang lain berbuat amar ma‟ruf dan mencegah dari
perbuatan mungkar.
Selain kata Khalifah disebutkan juga kata Ulil Amri yang satu akar
dengan kata amir sebagaimana disebutkan diatas. Kata Ulil amri berarti
17 Jamal Madhi, Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh: tinjauan manajemen
kepemimpinan Islam, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2001), hal. 1-2.
19
pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat an Nisa ayat 59 :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An Nisa :59)
Dalam hadis Rasulullah SAW, istilah pemimpin dijumpai dengan kata
raa‟in atau amir , seperti dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim :
كهك سههم قبل أل كهكم راع عهيو صههى للاه به عمز أنه رسل للاه م مسئل عه عبد للاه
جم راع عهى أىم عه رعيهتو فبلميز انهذي عهى اننهبس راع انزه مسئل عنيم ى عهييم
ان مسئنت عنيم ى نده انمزأة راعيت عهى بيت بعهيب مسئل عنيم ى عبد بيتو
مسئل عنو فك ى كهكم مسئل عه رعيهتو راع عهى مبل سيده )راه مسهم( هكم راع 18
“Dari Abdillah bin Umar dari Rasulullah SAW bersabda :
Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan
ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang Amir (penguasa) adalah
pemimpin bagi rakyatnya dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya dan
seorang llelaki adalah pemimpin bagi istri dan anaknya dan akan ditanya
tentang keluarganya. Dan seorang istri adalah pemimpin didalam rumah
suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.
Dan seorang hamba adalah pimpinan bagi harta majikannya dan ia
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Muslim)19
18 Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Albukhari, shahihul Bukhari, (Beirut:
Daar al Fikr, t.t), Jilid I, h. 242.
19 Ma‟mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, ( Semarang: CV. Adi Grafika, 1996), cet.
Ke IV, jilid 4 halaman 14.
20
Berdasarkan ayat Al-Qur‟an dan Hadis Rasulullah SAW tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kepemimpinan dalam Islam adalah kegiatan menuntun,
membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT.20
Sedangkan dalam Islam kepemimpinan didasari oleh kepercayaan serta
menekankan pada ketulusan,integritas dan kepedulian. Kepemimpinan dalam
islam berakar pada kepercayaan dan kesediaan berserah diri kepada Allah
yang Maha Pencipta.21
Dua peran utama kepemimpinan menurut perspektif Islam adalah
pemimin sebagai pelayan (servant leader) dan pemimpin sebagai
pelindung/wali (guardian leader). Peran pertama adalah sebagai pelayan
masyarakat yaitu pemimpin bertugas memelihara kesejahteraan masyarakat
dan membimbing mereka kepada kebaikan. Selanjutnya, peran kedua yaitu
sebagai pelindung masyarakat yang bertugas untuk melindungi komunitas
mereka dari penjajahan dan ancaman.22
Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan sukses, seorang
pemimpin harus memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah :
a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
mengendalikan perusahaannya.
b. Mempunyai keistimewaan yang lebih dibanding dengan orang lain.
c. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mempunyai kharisma dan wibawa di hadapan manusia.
e. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu.
f. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap yang
dipimpinnya, agar orang lain simpatik kepadanya. Kasih sayang
adalah salah satu sifat Rasulullah SAW.
g. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan
pengikutnya, serta membantu merekla agar segera terlepas dari
kesalahan.
h. Bermusyawarah dengan para pengikutnya serta mintalah
pengalaman dan pendapat mereka.
20 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), cet. VIII, h. 5-6.
21 Fuad Nashori, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam pengembangan
Moralitas Pemimpin,(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009), h. .3.
22 Ibid., h. 4-5.
21
i. Menertibkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk kemudian
bertawakkal (menyerahkan urusan) kepada Allah.
j. Membangun kesadaran akan adanya muraqqobah (pengawasan dari
Allah) hingga terbina sikap ikhlas di mana pun, walaupun tidak ada
yang mengawasinya kecuali Allah.
k. Memberikan takaful ijtima‟i santunan sosial kepada para anggota,
sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa
dengki dan perbedaan strata social yang merusak.
l. Mempunyai power pengaruh yang dapat memerintah dan
mencegah, karena seorang pemimpin harus melakukan control
„pengawasan‟ atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan serta
mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah
kemungkaran.
m. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak
ladang, keturunan dan lingkungan.
n. Mau mendengar nasihat dan tidak sombong karena nasihat dari
orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh.23
Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya “Secercah Cahaya Ilahi”
menuturkan bahwa setidaknya ada lima sifat pokok yang hendaknya dimiliki
oleh sang pemimpin/imam. Kelima sifat tersebut terungkap dalam dua ayat,
yaitu Surah As-Sajdah (32):24 dan Al-Anbiya (21): 73.
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat kami”(QS. As-Sajdah(32):24).
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
23 Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, ( Jakarta : Gema Insani,
2004), Hal. 37-40.
22
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.”
(QS. Al-Anbiya(21):73)
Sifat yang dimaksud adalah :
a. Kesabaran dan ketabahan, Kami jadikan mereka pemimpin-
pemimpin ketika mereka tabah/sabar.
b. “Yahduna bi amrina”, mengantar (masyarakatnya) ke tujuan yang
sesuai dengan petunjuk Kami (Allah).
c. “ Wa auhaina ilaihim fi‟la al khairat”, (telah membudaya pada diri
mereka kebaikan).
d. “Abidin”(Beribadah, termasuk melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat)
e. “Yuqinun” (Penuh keyakinan).
6. Tipe-tipe Kepemimpinan
Bertolak dari perilaku pemimpin dalam sekelompok manusia
organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang dalam
tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun
tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah seperti dijelaskan di bawah ini:
a. Tipe Pemimpin Otokratik
Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan,
kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasaan absolut.24
Tipe kepemimpinan ini
menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai
penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya
sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak kepemimpinan.
Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan
bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah sehingga
dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.25
Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
24 Kartono, op. Cit., h. 71.
25 Rivai, op. Cit., h. 36.
23
2) Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka
tidak boleh memberikan ide-ide baru.
3) Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4) Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya
hanya penawaran saja.
5) Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun
kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
6) Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7) Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.26
b. Tipe Pemimpin Demokratis
Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memposisikan
pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe kepemimpinan demokratis
bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan
yang bermutu dapat dicapai.27
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis
dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat
mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di
dalam unit masing-masing.
Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan
ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional, perilakunya
mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya
inovasi dan kreativitasnya.28
Dan ciri-ciri kepemimpinan demokratis antara lain :
1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia
organisasi itu.
2. Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai komponen pelaksana, dan
secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
3. Disiplin, akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
4. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung
jawab pengawasan.
26 Danim, op. Cit., h. 75.
27 Ibid., h. 75.
28 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
h. 43.
24
5. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
c. Tipe Pemimpin Permisif
Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba meng-iya-kan, tidak
ingin ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan
apatis. Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya
serba boleh.
Dan ciri-ciri pemimpin yang permisif antara lain adalah:
1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2. Mengiyakan semua saran.
3. Lambat dalam membuat keputusan.
4. Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
5. Ramah dan tidak menyakiti bawahan. 29
d. Tipe Paternalistis
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat yang
agraris.30
Pemimpin paternalistik menganggap bawahannya sebagai “anak yang
belum dewasa”, anak yang tidak mampu menjadi dewasa. Karena itu, ia
selalu bersikap sebagai seorang bapak (pater artinya bapak), yang selalu
membuat sesuatu untuk anak. Ia yang mengatur, ia yang mengambil prakarsa,
ia yang merencanakan, dan ia pula yang melaksanakan menurut pahamnya
sendiri.31
Dan sifat-sifat pemimpin paternalistik antara lain sebagai berikut:
1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum dewasa,
atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
2. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
29 Danim, op. Cit., h. 76.
30 Siagian, op. Cit., h. 33-35.
31 J. Riberu, Dasar-dasar kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman ilmu jaya:1992), cet. Ke-IV,
h. 8.
25
3. Dia jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif.
5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. 32
e. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya
sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak
memiliki keterampilan teknis.33
Perilaku seorang pemimpin yang laissez faire cenderung mengarah
kepada tindak-tanduk yang memperlakukan bawahan sebagai rekan sekerja,
hanya saja kehadirannya sebagai pimpinan diperlukan sebagai akibat dari
adanya struktur dan hirarki organisasi.34
f. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih sekasama, tipe ini mirip
sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:
1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya; keras sangat otoriter; kaku dan seringkali kurang bijaksana.
2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3. Sangat menyenangi formalitas upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebih-lebihan.
4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya.
5. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
32 Kartono, op. Cit., h. 69-70.
33 Ibid,. h. 71-72.
34 Siagian, op. Cit., h. 38-39.
26
6. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.35
g. Tipe Populistis
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan
serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan (kembali) Nasionalisme.
h. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para
pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.36
Dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut, tipe kepemimpinana
demokratis sesuai dengan ajaran islam. Diantara ciri tipe pemimpin
demokratis adalah memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama, hal
ini sesuai dengan dua peran utama seorang pemimpin menurut islam yakni
sebagai pelayan dan sebagai pelindung. Pelayan yang dimaksud adalah yakni
memelihara kesejahteraan masyarakat, dan sebagai pelindungmasyarakat dari
berbagai macam ancaman.
7. Fungsi Kepemimpinan
Veithzal Rivai dalam bukunya “Kepemimpinan dan perilaku
organisasi” mengemukakan bahwa :
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan
sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan
bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus
35 Kartono, op. Cit., h. 70-71.
36 Ibid., h. 72-73.
27
diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi social suatu
kelompok/organisasi. Dan dalam interaksi tersebut fungsi
kepemimpinan mempunyai dua dimensi yaitu dimensi yang berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan dan dimensi yang berkenaan
dengan tingkat dukungan.37
Kemudian masih menurut Veithzal rivai berdasarkan kedua dimensi
tersebut dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
a. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin seperti komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana
perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan
dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
b. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat
semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama
dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam funsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.
37 Rivai, op. Cit., h.34
28
d. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti
kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan
pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
e. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan secara
maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.38
Selanjutnya Kartini
Kartono mengutararakan bahwa :
Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntun, membimbing,
membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, menjali jaringan-jaringan komunikasi yang
baik, memberikan supervise/pengawasan yang efisien dan membawa
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan
ketentuan waktu dan perencanaan.39
B. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
1. Pengertian OSIS
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu organisasi yang
berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah
menegah yaitu sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk
menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang
pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. anggota OSIS adalah
seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh
38 Rivai, op. Cit., h. 34-35.
39 Kartono, op. Cit., h.81.
29
anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi
pengurus OSIS.40
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra
Sekolah (OSIS) perlu penjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Dengan pengertian dan peranan yang
jelas akan membantu para Pembina, pengurus dan perwakilan kelas untuk
mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsinya.
Pengertian OSIS, meliputi:
a. Secara Sistematis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan
di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa,
intra, sekolah:
Masing-masing mempunyai pengertian:
1) Organisasi
Yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri.41
Organisasi dalam hal ini dimaksudkan
satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk
mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan
kesiswaan.
2) Siswa
Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom,
yang inigin diakui keberadaannnya.42
3) Intra
Intra adalah berarti terletak didalam dan diantara. Sehingga OSIS
berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah
40 http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
41 Rivai, op. Cit., h. 169-170.
42 Umar Tirtahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cetakan ke II,
h. 52.
30
yang bersangkutan. Sesuai dengan apa yang diutarakan wahjosumidjo bahwa
OSIS bersifat Intra sekolah artinya OSIS sebagai organisasi pada suatu
sekolah tidak ada hubungan dengan organisatoris dengan sekolah lain.43
4) Sekolah
Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan.
b. Secara Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah.
Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS
di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di
luar sekolah.
c. Secara fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di
bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam
pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan
kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan,
Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.
d. Secara Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para
siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi
yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan.
Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok:
a. berorientasi pada tujuan.
b. memiliki susunan kehidupan kelompok
c. memiliki sejumlah peranan.
43 Wahjosumidjo, op. Cit., h. 244.
31
d. terkoordinasi dan
e. berkelanjutan dalam waktu tertentu.44
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa secara sistematis OSIS mempunyai pengertian: Kelompok kerja sama
antara pribadi, yang pesertanya adalah siswa pada satuan pendidikan sesuai
jenjangnya, yang terletak di dalam dan di antara lingkungan sekolah, yang
tugasnya berkesinambungan guna mencapai tujuan bersama. Sedangkan
secara organisasi pengertian OSIS itu sendiri merupakan salah satu jalur
pembinaan kesiswaan, dan merupakan salah satu sistem yang berfungsi
sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.
Sedangkan Wahyosumidjo dalam bukunya mengatakan bahwa :
OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk
mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan
kesiswaan. OSIS bersifat intra sekolah artinya OSIS sebagai organisasi
pada suatu sekolah tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di
sekolah lain, tidak menjadi bagian dari organisasi yang ada di luar
sekolah. Oleh karena OSIS merupakan satu-satunya organisasi intra
sekolah, maka setiap siswa otomatis menjadi anggota OSIS dari sekolah
yang bersangkutan. Keanggotaannya secara otomatis berakhir dengan
keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.45
2. Latar belakang berdirinya OSIS
Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan
bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di
dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
44 Hadi wijaya, “Pengertian Dan Peranan Osis”, http://id.scribd.com/doc/23711066/, 29
agustus 2013.
45 Wahjosumidjo, op. Cit., h. 244.
32
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi
muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang
berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang
ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di
dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka
diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur
pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan
tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.46
Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA
terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi
siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula
organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah.
Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi
siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat
politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar
sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.
Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda,
disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah,
sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan
di luar sekolah.
Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang
tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi
siswa tersebut dapat dimanfaatkan untu kepentingan organisasi di luar
sekolah.
46 http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
33
Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa
pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di
sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra
sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk
mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional
dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani,
daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.
Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di
lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah
( OSIS ) perlu ditata secara terarah dan teratur.47
3. Fungsi OSIS
OSIS lahir dengan Spirit untuk menciptakan situasi belajar-mengajar di
sekolah menjadi lebih baik.
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam
fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa
fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan
kesiswaan, fungsi OSIS adalah :
a. Sebagai Wadah :
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah
kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain
untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.48
b. Sebagai Motivator :
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan
dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama
dalam mencapai tujuan.
47Allen Marlis, “informasi tentang organisasi siswa intra sekolah (osis)”,
Http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com.,30 agustus 2013.
48Ibid., 30 Agustus 2013
34
OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus
mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi
kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya
tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang
paling penting memberikan kepuasan kepada anggota.
Dengan bahasa manajemen OSIS mampu memainkan fungsi
intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal
maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS
berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.
c. Sebagai Preventif :
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS
dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS
mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan
perilaku menyimpang siswa dan sebagainya.
Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS
dapat menggerakan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu
mengadaptasi dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS
berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari
dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS akan terwujud apabila
peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai
berikut:
1. Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.
3. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
4. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan.
5. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri.
6. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
7. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan
mengembangkan kreasi seni.49
49 Fitri Fachrunn, “Pengertian dan peranan Osis”, dari http://fitri-fachrunn.blogspot.com, 30
Agustus 2013.
35
Dengan demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah
dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. Fungi preventif
OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu
harus dapat diwujudkan.
4. Struktur Organisasi siswa intra sekolah (OSIS)
Organisasi ini bersifat intra sekolah dan menjadi satu-satunya wadah
yang menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui kegiatan
kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang menunjang kurikulum, tidak
menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur
keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
a. Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
b. Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
c. Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
d. Ketua Umum
e. Wakil Ketua
f. Wakil Ketua II
g. Sekretaris Umum
h. Sektetaris I
i. Sekretaris II
j. Bendahara
k. Wakil Bendahara
l. Koordinator Bidang (Korbid) dan Seksi Bidang (Sekbid) sebagai
pembantu Korbid dalam mengurus setiap kegiatan siswa yang
berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.50
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa
pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Adapun rincian tugas pengurus OSIS dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Ketua :
a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
50 http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
36
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan
c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan
direncanakan oleh aparat kepengurusan
d) Memimpin rapat
e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah dan mufakat
f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan
2) Wakil Ketua :
a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan
b) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
c) Menggantikan ketua jika berhalangan
d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
e) Bertanggung jawab kepada ketua
f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan
seksi-seksi.
3) Sekretaris :
a) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil
keputusan
b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
e) Bersama ketua menandatangani setiap surat
f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada
wakil sekretaris
4) Wakil Sekretaris :
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi
5) Bendahara dan Wakil Bendahara :
a) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan
pengeluaran uang/biaya yang diperlukan
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran
uang untu pertanggung jawaban
c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala
37
6) Ketua Seksi :
a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi
tanggung jawabnya
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan
c) Memimpin rapat seksi
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat
e) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban pelaksanaan
kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator.51
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya,
namun dalam hal ini tentu pasti ada perbedaannya. Penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya baik dalam jurnal maupun skripsi, tesis, dan disertasi
sangat penting diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi
dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Penelitian terdahulu
mengenai OSIS diantaranya sebagai berikut :
Dalam skripsi Nisa nur Paula yang berjudul “Pengaruh Organisasi
Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak siswa studi kasus di MA
Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan”. Skripsi ini membahas tentang
pengaruh kegiatan OSIS dalam pembentukan akhlak siswa. Persamaan dari
penelitian adalah sama-sama membahas tentang kegiatan OSIS dan
dampaknya bagi siswa. Adapun perbedaannya adalah, skripsi ini lebih
membahas tentang pengaruh OSIS terhadap pembentukan akhlak siswa.
Sedangkan penelitian ini lebih membahas tentang bagaimana sekolah
membina sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS yang ada di
sekolah tersebut.52
51 Allen Marlis, “informasi tentang organisasi siswa intra sekolah (osis),
http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com , 30 agustus 2013.
52 Nisa Nur Paula, Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak
siswa studi kasus di MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 97-99, tidak dipublikasikan.
38
Skripsi lain yang juga terkait dengan penelitian ini, yaitu skripsi
Musfiroh yang berjudul “Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan
Kinerja Osis di SMK Nusantara”. Skripsi yang dibahas oleh Musfiroh adalah
sejauh mana dampak kegiatan LDK sebagai salah satu agenda tahunan OSIS
dalam meningkatkan kinerja OSIS. Skripsi ini dengan penelitian mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama membahas tentang kegiatan OSIS dalam rangka
membina kepemimpinan siswa melalui kegiatan LDKS. Adapun
perbedaannya, bahwa skripsi ini adalah membahas tentang peningkatan
kinerja OSIS setelah melaksanakan kegiatan LDKS. Sedangkan penelitian ini
membahas tentang pelaksanaan pembinaan kepemimpinan siswa yang
dilakukan oleh sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang ada di dalam lembaga
OSIS.53
53 Musfiroh, Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan Kinerja Osis di SMK Nusantara,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 60, tidak dipublikasikan.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Sekolah yang dijadikan tempat untuk kegiatan penelitian adalah SMP
Bakti Mulya 400 yang beralamat Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Barat
Jakarta selatan 12310. Adapun alasan mengadakan penelitian di sekolah
tersebut, karena sekolah tersebut telah melaksanakan pembinaan
kepemimpinan siswa sejak berdirinya sekolah tersebut yakni pada tahun
1985, pembinaan kepemimpinan siswa tersebut dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan OSIS. Dan kegiatan-kegiatan OSIS di sekolah tersebut berjalan
dengan baik. Penelitian ini dilakukan terhitung sejak awal November 2013
sampai skripsi ini selesai Februari 2014.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang kegiatan-kegiatan
OSIS yang dapat membina kepemimpinan siswa, dan dilaksanakan di sekolah
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Lokasi tersebut dipilih karena sekolah ini
telah melaksanakan kegiatan pembinaan sikap kepemimpinan untuk siswa
dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan OSIS. Sedangkan tokoh yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Waka. Bidang kesiswaan, guru Pembina
OSIS, dan Siswa yang menjadi pengurus OSIS.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (Field Research)
dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara mendatangi
langsung obyek penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pendekatan Kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan
kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
40
yang diamati.1 Penelitian ini berusaha mengungkapkan, menggambarkan
berbagai kondisi atau fenomena realita budaya interaksi edukasi dan program
yang relevan untuk pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa di SMP Bakti
Mulya 400. Dengan ini, peneliti mampu memahami dan memberikan makna
terhadap rangkaian gambaran realita di sekolah tersebut.
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus yang
berorientasi pada kehendak memahami karakteristik individu maupun
kelompok tertentu secara mendalam dalam sebuah penelitian lapangan.
Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diwawancarai dan
situasi yang diamati. Menurut Lexy J. Moleong, “Deskriptif di sini
maksudnya bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan
tertentu yang berasal dari wawancara, berbagai situasi di lapangan,
dokumentasi dan lain-lain dengan menganalisis data tersebut terlebih
dahulu”.2
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik Pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah
peneliti untuk mendapatkan data penelitian, peneliti harus menggunakan
teknik dan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Pengertian observasi, sebagaimana yang telah dikutip dalam buku
Pedoman Penulisan Skripsi FITK adalah suatu tindakan untuk mengamati dan
mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan sesuai dengan fakta yang
ada yang dilakukan langsung oleh peneliti tanpa perantara apapun. 3
Adapun
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitioan Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997),
cet. Ke-8, h. 3.
2 Ibid, h. 11. 3 Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta,
(Jakarta, 2013), .h 65.
41
obyek penelitian kualitatif yang diobservasi adalah place (tempat), actor
(pelaku), activities (aktifitas).
Observasi ini dilakukan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 yang
beralamat Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Barat Jakarta selatan. Dalam
penelitian ini, tokoh yang akan diteliti yaitu Wakasek. Bidang Kesiswaan,
guru pembina OSIS, dan siswa-siswi pengurus OSIS. Aktivitas yang
dilakukan adalah peneliti mengamati komponen-komponen sekolah terlebih
dahulu baik gedung, tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas-fasilitas dan hal-
hal lain yang terkait dengan penelitian. Kemudian peneliti membuat catatan
dan mencari informasi kepada warga sekolah yang akan ditindak lanjuti saat
penelitian berlangsung.
2. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya,” Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee). yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4.
Informan yang akan diwawancarai adalah Wakil kepala bidang
kesiswaan dan pembina OSIS serta siswa yang menjadi pengurus OSIS.
Dalam teknik wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan
berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. Dalam
wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai peran sekolah dan
program-program kegiatan OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan
siswa.
Dalam wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai :
a. Wawancara dengan Wakabid. Kesiswaan terkait dengan program
sekolah dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa.
b. Wawancara dengan pembina OSIS terkait dengan kegiatan-kegiatan
OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa.
c. Wawancara dengan siswa pengurus OSIS terkait dengan manfaat
kegiatan-kegiatan OSIS dalam membentuk sikap kepemimpinan siswa.
4Lexy, op. cit., hlm 186.
42
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang akurat sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya berdasarkan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh
data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.5
Metode dokumentasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk
melihat data tentang : Sejarah dan latar belakang sekolah SMP BM 400 Jakarta
serta sejarah dan latar belakang berdirinya kegiatan OSIS. Data yang penulis
peroleh di lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi
tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan
penyesuaian data. Data dari ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan,
karena satu sama lain saling melengkapi.
Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulkan data mengenai
pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan OSIS di
SMP Bakti Mulya 400 baik data yang sudah tersedia maupun data yang didapat
saat penelitian berlangsung.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan
tehnik-tehnik berikut ini:
1. Credibility dan transferability.
Menurut Sukmadinata, sebagaimana yang telah dikutip dalam buku
Pedoman Penulisan Skripsi FITK, “Validitas desain kualitatif
menunjukkan sejauh mana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang
diperoleh memiliki makna yang sesuai antara partisipan dengan peneliti.
Untuk mendapatkan tingkat kejelasan data penelitian, maka peneliti akan
melakukan beberapa tehnik, yaitu:
5 Lexy, op. cit., hlm. 67.
43
a. Perpanjangan keikutsertaan
Peneliti akan terjun ke lapangan dalam waktu yang cukup panjang
untuk mendeteksi dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan
yang ada, tehnik ini juga dilakukan untuk membangun kepercayaan
subjek terhadap peneliti dan diri sendiri. Kepercayaan ini merupakan
proses pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan
alat untuk usaha-usaha dari pihak subjek.
b. Ketekunan pengamatan
Dengan tehnik ini peneliti akan mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap factor-faktor yang
menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci sehingga pada
pemeriksaan awal tampak salah satu atau seluruh factor yang ditelaah.
c. Trianggulasi
Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, sehingga kesesuaian atau tidaknya dapat diketahui.
d. Pemeriksaan sejawat
Peneliti mengekspos hasil sementara kepada pembimbing
kemudian didiskusikan . Dalam diskusi ini, kemencengan peneliti
akan terlihat dan pengertian mendalam di telaah yang nantinya
menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran.
e. Analisis kasus negatif
Peneliti mengumpulkan contoh kasus yang tidak sesuai antara
informasi dengan kenyataan yang terdapat di lapangan, setelah itu
penulis akan melakukan analisis dan mengkonfirmasikannya kepada
nara sumber yang kompeten.
2. Dependability/auditability (Realibilitas)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument dalam
penelitian tersebut , ia merupakan perencana, pelaksanaan pengumpulan
data, analisi, penafsir data, dan melaporkan hasil penelitiannya. Dalam hal
ini, informan yang terkait yaitu kepala sekolah, Waka. Bidang kesiswaan
44
dan guru pembina OSIS serta siswa pengurus OSIS. Dengan penelitian
kualitatif pendekatan studi kasus metode deskriptif.
3. Confirmability (Objektivitas)
Data yang ditemukan akan dianalisis oleh peneliti secara cermat dan
teliti, disusun kemudian dikategorikan secara sistematik dan ditafsirkan
berdasarkan pengalaman dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
F. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang telah dikutip dalam
buku pedoman penulisan skripsi FITK dikatakan terdapat beberapa langkah
analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat seluruh data yang telah terkumpul baik dari hasil
observasi, wawancara maupun dokumentasi sebagai catatan lapangan yang
berkenaan dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Langkah selanjutnya adalah reduksi data, namun sebelumnya peneliti
membaca dan mempelajari terlebih dahulu data-data yang ada. Dalam
langkah ini, peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,
mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh
dari hasil penelitian yang dilakukan selama penelitian berlangsung,
sehingga peneliti sudah mengetahui data-data yang dibutuhkan terkait
penelitiannya tentang pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa
melalui kegiatan OSIS.
3. Penyajian Data
Langkah selanjutnya adalah penyajian data, yaitu beberapa informasi
yang dikumpulkan untuk penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data
pada penelitian kualitatif ini adalah teks naratif yang dialihkan menjadi
bentuk tabel dan foto sehingga mudah dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan
45
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari data
observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dipilih data-data yang
paling tepat untuk disajikan. Dalam pemilihan data tersebut peneliti
memfokuskan pada data yang akan digunakan untuk pemecahan masalah,
penemuan, pemaknaan atau pertanyaa-pertanyaan penelitian terkait
pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan
OSIS.
Dalam hal ini, data disajikan secara sistematik dan utuh sehingga
penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan sejak penelitian berlangsung,
namun dengan bertambahnya data kesimpulan tersebut menjadi lebih
lengkap yaitu tidak hanya mewawancarai guru pembina OSIS tetapi juga
mewawancarai Wakasek. Bagian kesiswaaan serta siswa pengurus OSIS
guna memperjelas data-data yang ada.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepatnya berusia 29
tahun pada bulan Juli 2014. Dilihat dari usianya yang sudah lebih seperempat
abad lebih, SMP Bakti Mulya 400 muncul dengan liku-liku sejarahnya
tersendiri.
Dimulai pada tanggal 30 September 1983 telah ditandatangani surat
perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400
dengan Yayasan Pondok Mulya. Yayasan Keluarga 400 merupakan
organisasi yang menghimpun ex Tentara Pelajar Bataliyon 400 Brigade 17,
sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate
Pondok Indah.
Dalam rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama
Pendidikan Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok
Mulya - Ikatan Keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan
kesepakatan bersama untuk ikut serta dalam menopang kebijakan pemerintah
di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas pendidikan yang
menampung anak-anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama
tersebut menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya -
Ikatan Keluarga 400. Namun setelah mengalami beberapa proses akhirnya
disepakati nama yang lebih praktis yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti
Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400.
Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang
pada motto : "Berbakti Pada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup". Motto ini
dilandasi idelisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahsa
pendidikan merupakan "Human Investment" yang mempunyai jangkauan
jauh ke masa depan.
47
2. Profil sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
a. Nama Kepala Sekolah : Hadi Suwarno, M.Pd.
b. Nama Sekolah : SMP Bakti Mulya 400
c. Nama yayasan : Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
d. Alamat sekolah : Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang
Jaksel
e. Telepon/Fak : (021)7658790/(021) 75913920
f. Status Sekolah : Terakreditasi A
g. No. Surat keputusan : BAN-S/M. 10 November 2009
h. Nomor Statistik sekolah (NSS) : 202016305032
i. Nomor Data sekolah (NDS) : 2001040011
j. Nomor Induk Sekolah (NIS) : 200250
k. Tahun Beroperasi : 1985
l. Status tanah : Milik Sendiri
m. Luas Tanah : 4975 M2
n. Luas Bangunan : 7960 M2 (tiga Lantai)
o. Website : www.baktimulya400.com
p. Email : [email protected]
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP bakti Mulya 400 Jakarta
Visi SMP Bakti Mulya 400 yaitu :
“Membentuk Insan Berakhlak Mulia, Beriman, Berilmu dan
Berkompetensi Global“.
Sedangkan Misi SMP Bakti Mulya 400 adalah Mewujudkan
pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas Internasional
yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan kependidikan,
pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan
kompetensi lulusan. Menjadikan SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga
pendidikan yang unggul dengan indikator :
a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN)
48
b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi
di dalam negeri dan luar negeri
c. Unggul dalam karya ilmiah remaja
d. Unggul dalam keratifitas
e. Unggul dalam lomba kesenian
f. Unggul dalam lomba olahraga
g. Unggul dalam disiplin
h. Unggul dalam aktivitas keagamaan
i. Unggul dalam kepedulian sosial
j. Unggul dalam manajemen
Tujuan SMP Bakti Mulya 400 yaitu :
1) Tujuan Umum:
Tujuan Pendidikan yang Ingin dicapai adalah membentuk insan
pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan ,
tebal semangat kebangsaanya dan mencintai tanah airnya, sehingga
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
mmbangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.
2) Tujuan Khusus
a. Membentuk komunitas belajar yang mandiri, cerdas dan
berkeadaban (civic values)
b. Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel.
c. Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan
teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian
mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual.
d. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan (community based learning).
e. Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan.
Berdasarkan visi, misi dan tujuan diatas dapat diketahui bahwa
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta memiliki tujuan untuk membentuk para
siswa agar insan pancasila yang baik, yang selalu bertaqwa kepada tuhan
yang maha Esa, serta cerdas, terampil dan memiliki semangat dalam
belajar serta membentruk manusia yang bertanggung jawab bagi dirinya
49
dan bangsanya. Dalam visi, misi dan tujuan ini SMP Bakti mulya 400
telah melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswanya.
4. Profil Guru dan Tenaga Kependidikan
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dikepalai oleh Hadi Suwarno, M.Pd.
berdasarkan data Sekolah ini memiliki guru sebanyak 39 orang dan 18
karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Ajaran 2013/2014
NO NAMA
JABATAN dan
TUGAS
TAMBAHAN
PENDI
DIKAN MAPEL
1. Hadi Suwarno, M.Pd. Kepala Sekolah S2 Geografi
2. SITO, S.Pd. Wakil Bidang
Akedemik S1
Matematika
3. Rike Anwari Fuady, S.Si. Wakil Bidang
Kesiswaan S1
Biologi/Fisika
4. Drs. H. Hasanuddin Wakil Bidang
Sarpra S1
Bahasa Inggris
5. Drs. Aji Bandi - S1 Agama Islam
6. Dra. Hj. Syafriani Lubis - S1 Bhs Indonesia
7. Usman, M.Pd. Wali Kelas 8.5 S2 Sejarah
8. Sobari, S.Pd.
Wali Kelas 9.3
dan Koord.
Mapel &
Komputer
S1 Matematika
9. Herice M Aziz, S.Pd. Wali kelas 8.4 S1 Matematika
10. Drs. Yatim Abdullah Koord. BP/BK S1 BP/BK
50
dan Mapel Seni,
Penjas, Mulok,
Piket Hari
Jum’at
11. Dina Astilia, S.Pd. Piket Hari
Selasa D3
Tata Boga
12. Hj. Rina Nuzrina, S.Pd.
Koord lab. Tata
Boga dan Piket
Hari Kamis
S1
BP/BK/Tata
Boga
13. Susharyono, S.Pd.
Wali Kelas 9.2
dan Koord.
Mapel IPS
S1 Ekonomi
14. Drs. Aef Saefudin
Wali Kelas 7.5
dan Koordinator
Agama
Islam,Pkn &
BP/BK
S1 Agama Islam
15. Ir. H. Bondi Robiarso
Wali Kelas
akselerasi 2 dan
Koord. Mapel
IPA
S1 BIOLOGI
16. Dyah Ratnawiati, S.Pd.
Wali kelas 9.4
dan Koord. Bhs.
Indonesia
S1
Bahasa
Indonesia
17. Sofia Andriani, SE.
Wali Kelas 7.4,
Piket hari rabu
dan Koord. Uks
S1
EKONOMI/
PLKJ
18. Sri Subekti, S.Pd.
Wali Kelas 7.2,
piket hari senin
dan koord. Lab
IPA&MTK
S1 KIMIA
19. Prayogo, S.Pd. - S1
Elektronika/
Komputer
51
20. Novitri Riyani, S.Pd. Wali Kelas 8.3 S1
Bahasa
Indonesia
21. Epih saripah, S.Pd.
Wali kelas 9.1
dan koord. Lab
bahasa dan
mapel bahasa
Inggris
S1 Bahasa Inggris
22. Usman Jamhuri, S.Ag.
Pembina
OSIS/wali kelas
7.3
S1
Pendidikan
Agama Islam
23. Yenis Herdiani, S.Si. Wali Kelas 8.2 S1 Fisika
24. Asih Budianti, S.Pd. Piket Hari
Selasa S1
Geografi
25. Novini Nilakusumah, SS.
Wali Kelas 8.1
dan Koord.
FLS2n/O2SN
S1
Bahasa
mandarin
26. Leli Sugiarti, S.Pd. Pembina OSIS S1 Matematika
27. Dewi Wulansari, S.Pd. Wali Kelas 7.1 S1 Bahasa Inggris
28. Dra. Mumun Maemunah Piket Hari
Kamis S1
Agama Islam
29. Rachfi Yuliarti Piket hari
Jum’at D3
Komputer
30. Suntoro, SE Piket Hari
Selasa S1
Komputer
31. Decka Eka Pradana
Kumbuan, S.Pd. - S1
Seni Rupa
32. Edy Hermawan, M.sc. Koordinator
OSN S2
IPA
33. Dewi yanti, S.Pd.
Koordinator
Mading dan
Majalah
S1
Bahasa
Indonesia
52
34. Doby Putra Parlindungan,
S.Pd.
Pembina OSIS
dan Koord.
Ekstrakulikuler
dan piket hari
senin
S1 Olahraga
35. Eko Julianto, S.Pd. Piket Hari Rabu S1 Olahraga
36. Khoirudin, S.Sos.I. Piket Hari
Jum’at S1
PKN
37. Cisilia Dewi Pangalila, SH. Piket Hari senin S1 PKN
38. Sri Bayu Hendro Prabowo Piket Hari
Kamis S1
Seni Musik
39. Robert John Rowse - S2
Bahasa
Inggris/TIK
40. Mohammad Janaka Jachja,
SE. Kepala TU S1
-
41. Dwiyati, S.Pd. Bagian
Keuangan S1
-
42. Sulistyo Raharjo, SE. Sekretariat S1 -
43. Ratih Agustin Kusuma
Wardani, S.Pd.
Perpustakaan
dan Kehumasan S1
-
44. Sulaeman Karyawan Mts -
45. Nedi Supriadi Karyawan SMP -
46. Agus Karyawan SMP -
47. Toha Karyawan SMA -
48. Yatimo Karyawan STM -
49. Muhafas Karyawan SMA -
50. Slamet Supriyadi Karyawan STM -
53
51. Taslim Karyawan SMA -
52. Darmawan Karyawan SMK -
53. Ujang Setiawan Karyawan STM -
54. Sadirin Karyawan SMA -
55. Imam Wahyudi Karyawan SMA -
56. Jamsari Karyawan SD -
57. Suwarso Karyawan SMP -
Berdasarkan tabel di atas mayoritas guru yang mengajar di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta berlatar belakang pendidikan SI dan ada 4 guru berlatar
pendidikan S2. Kepala sekolah dibantu oleh beberapa wakil yang
mendangani bidang masing-masing. Guru yang menjadi pembina OSIS
sebanyak 3 orang. Hal ini memungkinkan bahwa pelaksanaan Pembinaan
sikap kepemimpinan siswa khususnya bagi para anggota OSIS berjalan
dengan baik, dikarenakan wakabid. Kesiswaan dibantu oleh 3 orang
pembinan OSIS dalam melaksakan pembinaan sikap kepemimpinan
terhadap siswa pengurus OSIS.
5. Keadaan Siswa
Berkaitan dengan data peserta didik berikut ini akan dijelaskan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kelas belajar di SMP Bakti Mulya 400 dimaksudkan untuk
memaksimalkan layanan kepada siswa sesuai karakteristiknya. Kelas
layanan tersebut terdiri dari kelas internasional (KI), kelas akselerasi
program (program percepatan belajar) dan kelas reguler.
b. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Keadaan Siswa SMP Bakti Mulya 400 Tahun Ajaran 2013/2014
54
No Kelas Jumlah Siswa
Total L P
1 VII 58 48 106
2 VIII 50 56 106
3 IX 63 61 124
Total 171 165 336
Berdasarkan layanan program kelas terhadap siswa, tentunya terdapat
berbagai macam persyaratan yang mana salah satu persyaratannya adalah
memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki keberbakatan khusus artinya
disini pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa sudah dilaksanakan
ketika mereka mulai memasuki program kelas masing-masing.
6. Profil Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana
No Gedung Sekolah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ruang Tata Usaha
Ruang BP/BK
Ruang OSIS
Ruang Tata boga
Ruang Foto copy
Gudang
Kamar kecil/WC
Kantin
Koperasi
Perpustakaan
Sarana Olah raga
Audio kelas
Free Hot Spot
Internet
Taman
Gedung sekolah 3 lantai
Ruang kelas ber AC dan LCD
55
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Laboratorium Fisika
Laboratorium Biologi
Laboratorium elektronika
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Matematika
Laboratorium Agama/Ips
Laboratorium Komputer
Ruang Kepala sekolah
Ruang wakil kepala sekolah
Ruang Guru
Ruang UKS
Ruang Audio Visual
Ruang Aula/Musolla
Berdasarkan rincian di atas dapat dikatakan bahwa SMP Bakti Mulya
400 Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai baik
berupa fisik bangunan maupun hal-hal lain yang dapat menunjang proses
Belajar-Mengajar (KBM), Selain itu tersedianya sarana/prasarana untuk
OSIS dalam menjalankan administrasi organisasinya yang didukung
dengan adanya kantor OSIS serta hotspot wifi dan lain sebagainya, hal
tersebut merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pembinaan sikap
kepemimpinan siswa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik dengan
disiapkanya fasilitas yang mendukung program-program OSIS.
Gambar 4.1
Kantor OSIS, Gedung sekolah dan Taman
56
B. PEMBAHASAN
1. Bentuk Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Dalam setiap periode kepengurusan tentunya OSIS memiliki program-
program nyata sebagai usaha pemberdayaan potensi dan daya kreasi siswa-
siswi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang berada diluar jam sekolah sebagai kegiatan pengembangan
sikap kepemimpinan siswa.
Kegiatan OSIS dilaksanakan dalam bentuk kokurikuler dan
ekstrakurikuler, semua kegiatan OSIS berkoordinasi dengan Pembina OSIS
dan wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan. Adapun bentuk kegiatan OSIS
yang dilaksanakan adalah :
a. Kegiatan Bela Negara
Kegiatan bela negara dikoordinasikan oleh seksi bela negara yang
bertugas untuk:
a) Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari senin, serta hari-
hari besar Nasional.
b) Melaksanakan Bakti Sosial/Masyarakat
c) Melaksanakan pertukaran siswa antar sekolah, antar provinsi dan
antar negara.
d) Melaksanakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan siswa.
Gambar 4.2
Siswa Pengurus OSIS Saat Mengikuti Pelatihan Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS)
57
Kegiatan Bela Negara ini bertujuan untuk melatih sikap kepemimpinan
siswa sejaka awal kepengurusan OSIS, dan pelaksanaan upacara setiap hari
senin termasuk kegiatan dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa, bagi
pengurus OSIS diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler Paskibra dalam
rangka persiapan menjadi petugas upacara.
b. Kegiatan Budi Pekerti/Akhlak Mulia
Kegiatan budi pekerti dikoordinasikan oleh seksi budi pekerti yang
bertugas untuk :
a) Melaksanakan tata tertib sekolah
b) Melaksanakan tata krama pergaulan
c) Menumbuhkan kesadaran rela berkorban dengan beramal untuk
membantu sesama.
d) Meningkatkan rasa saling sayang dan hormat antar siswa.
e) Meningkatkan sikap hormat kepada seluruh warga sekolah.
OSIS menjadi ujung tombak dalam menegakkan tata tertib sekolah,
maka kegiatan OSIS ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bagi para
siswa untuk bertanggung jawab dan memiliki hubungan sosial yang baik
dengan seluruh warga sekolah, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
c. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan
Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan dikoordinasikan oleh seksi olahraga
dan kesehatan yang bertugas untuk :
a) Meningkatkan kesadaran hidup sehat di lingkungan sekolah,
rumah, masyarakat dan lingkungan;
b) Melaksanakan usaha kesehatan sekolah;
c) Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, obat
terlarang, minuman keras dan merokok;
d) Menyelenggarakan lomba berbagai maca olahraga di sekolah.
e) Berperan dalam lomba olahraga dalam sekolah.
58
Gambar 4.3
Salah Satu Kegiatan Olah Raga Futsal
Kegiatan OSIS ini bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang
pentingnya olahraga bagi kesehatan, selain itu beberapa agenda lomba dalam
olahraga ini melatih mereka untuk membuat sebuah event dan melatih
tanggung jawab dan sikap kepemimpinan mereka karena diberikan sebuah
tanggung jawab dan mampu mandiri dalam menjalankan organisasi.
d. Kegiatan Apresiasi Seni
Kegiatan Apresiasi seni dikoordinasikan oleh seksi Apresiasi Seni yang
bertugas untuk :
a) Mengembangkan ketrampilan dalam bidang seni suara, seni tari,
seni kerajianan, darama/sastra, musik dan fotografi.
b) Menyelenggarakan sanggar berbagai maca seni.
c) Meningkatkan daya cipta seni.
d) Mementaskan, memamerkan berbagai cabang seni, baik karya
siswa/ sekolah maupun karya seniman luar.
59
Gambar 4.4
Kegiatan Apresiasi Seni
Kegiatan ini difokuskan terhadap pengembangan bakat siswa dalam
apresiasi seni, dan seluruh apresiasi seni dapat dipamerkan, dan pameran
itulah yang melatih para siswa untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan
siswa pengurus OSIS.
e. Kegiatan Rohani Islam
Kegiatan Rohani Islam dikoordinasikan oleh seksi Rohani Islam yang
bertugas untuk :
a) Membantu pelaksanaan kegiatan praktek agama islam di sekolah
(sholat dhuha, sholat Dzuhur, Tadarus Al-Qur’an)
b) Memperingati hari-hari besar agama;
c) Melaksanakan perbuatan amal sholeh sesuai ketentuan agama.
d) Mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan.
e) Melaksanakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
60
Gambar 4.5
Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu oleh pengurus OSIS
Sebagai sekolah islam tentunya SMP Bakti Mulya 400 lebih
mengedepankan kegiatan keagamaan dalam pembentukan akhlak siswa,
namun beberapa pelaksanaan kegiatan rohani islam juga membentuk sikap
kepemimpinan siswa, seperti menjalankan sholat berjamaah yang merupakan
pembentukan kedisiplinan siswa. Siswa tersebut dituntut untuk menjalankan
ibadah sholat dengan tepat waktu.
f. Kegiatan Jurnalistik
Kegiatan Jurnalistik dikoordinasikan oleh seksi Jurnalistik yang
bertugas untuk:
a) Mengembangkan reportase untuk semua kegiatan sekolah
b) Mengembangkan penerbitan dalam bentuk majalah dinding
c) Mengembangkan majalah sekolah.
d) Mengembangkan leafet yang terkait publikasi sekolah
e) Mengembangkan penerbitan untuk media online.1
1 Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Bakti Mulya 400, Anggaran Rumah Tangga
(ART) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Bakti Mulya 400 Jakarta,( Jakarta : SMP Bakti
Mulya 400,2013), Hal. 10-11.
61
Gambar 4.6
Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta
Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa maksud dari
kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta adalah mengusahakan siswa
agar tumbuh dan berkembang sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai
dengan tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dengan
menanamkan syariat Agama Islam.
Kemudian tujuan dari kegiatan OSIS tersebut adalah meningkatkan
peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah
sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang
bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal pada
diri siswa terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam
lingkungan sekolah, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni,
menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan
mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 45, serta meningkatkan
kesegaran jasmani dan rohani.
2. Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa di
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir
terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan
dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
62
Keberadaan OSIS di sekolah adalah sebagai dasar bagi para siswa
untuk berorganisasi agar mereka dapat memiliki sikap dan jiwa
kepemimpinan yang akan sangat dibutuhkan bagi mereka di kemudian hari
yakni saat mereka aktif di masyarakat dan pada jenjang-jenjang pendidikan
berikutnya. Karena itu keberadaan OSIS di sekolah harus ada dan aktif.
Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap siswa terkait dengan sikap
kepemimpinan siswa, SMP Bakti Mulya 400 telah membuat beberapa
program yang berhubungan dengan nilai-nilai sebuah organisasi, yaitu
program yang diarahkan untuk melatih, mengembangkan dan membina sikap
kepemimpinan siswa.
Berdasarkan wawancara dengan Waka. Kesiswaan yaitu Ibu Rike
Anwari Fuady tentang program pembinaan sikap kepemimpinan siswa dalam
hal ini terhadap pengurus OSIS dilaksanakan secara berkelanjutan. Sekolah
memiliki tanggung jawab untuk melatih sikap kepemimpinan para siswanya
khususnya para pengurus OSIS dan melatih mereka dalam berorganisasi.
Oleh karena itu sekolah memiliki program untuk para siswa calon pengurus
OSIS yakni pelatihan dasar kepemimpinan siswa yang bekerja sama dengan
beberapa institusi kepolisian maupun angkatan darat dan program ini
termasuk dalam agenda tahunan program OSIS SMP Bakti Mulya 400
Jakarta. Dalam program tersebut peran sekolah sebagai fasilitator mereka
dengan cara membimbing dan mengarahkan mereka.
Adapun pelaksanaan dalam pemilihan ketua dan pengurus OSIS
dilaksanakan melalui kegiatan LDKS, sedangkan pemilihan kandidat
merupakan otoritas para pembina OSIS dan jajaran OSIS sebelumnya, setelah
LDKS para pembina OSIS dan OSIS sebelumnya memilih kandidat dan
terbentuklah setiap tahunnya tidak kurang dari 3 kandidat, baru setelah itu
diadakan masa kampanye dan pemilihan umum.
Para kandidat ketua yang telah terpilih diharuskan untuk membuat
makalah tentang program-program serta visi dan misi mereka dalam
memimpin OSIS yang akan mereka presentasikan dalam kegiatan LDKS
yang disaksikan oleh para guru dan siswa.
63
Ini merupakan upaya awal sekolah dalam membentuk dan membinan
sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan-kegiatan OSIS yang diawali
dengan kegiatan LDKS.
Upaya sekolah untuk terus membentuk sikap kepemimpinan mereka
para pengurus OSIS, sekolah dalam hal ini menekankan kepada pengurus
OSIS untuk mentaati peraturan dan tata tertib sekolah. Sekolah selalu
mengingatkan dan memberikan nasihat serta arahan kepada pengurus OSIS
bahwa mereka adalah pemimpin dan harus memberi contoh kepada yang lain,
serta harus mampu menunjukkan sikap kalau mereka adalah seorang
pemimpin. Dimana intinya seorang pengurus OSIS harus berbeda dengan
siswa yang lain, berbeda dalam hal kedisiplinan dalam mentaati peraturan dan
tata tertib sekolah.
Selanjutnya dalam kesehariannya, sekolah secara klasikal bertanggung
jawab untuk terus membentuk leadership siswa yang telah mengikuti
pelatihan tersebut, sekolah melibatkan OSIS dalam kegiatan kegiatan sekolah
antara lain adalah kegiatan Bakti Mulya 400 Cup yang rutin diadakan setiap
tahunnya. Mereka dilibatkan dengan tujuan membina sikap kepemimpinan
mereka melalui kegiatan tersebut agar mereka mampu berorganisasi dengan
yang lain, mereka membentuk kepanitiaan dan melaksanakan kerja sama
dengan baik untuk mengatur sebuah event agar event tersebut berjalan dengan
baik. Termasuk ketika mereka memimpin rapat dalam kegiatan tersebut,
membagi tugas dan menjalankan tugas masing-masing, hal tersebut
merupakan salah bentuk pelatihan dan pembinaan sikap kepemimpinan bagi
para pengurus OSIS.
Latihan kepemimpinan ini tidak hanya pada sebuah event saja, akan
tetapi sekolah terus mengupayakan kepada setiap siswanya khusunya
pengurus OSIS untuk selalu mentaati peraturan dan tata tertib. Sekloah
melalui para guru dan pembina OSIS selalu memberikan teguran dan arahan
jika ada hal-hal kecil yang tidak baik, mereka juga diingatkan agar terus
menerus dapat mempertahankan prestasi belajarnya walaupun berperan ganda
64
menjadi pengurus OSIS dan menjadi siswa biasa karena sepatutnya kegiatan
akademik dan keorganisasian harus berjalan seirama.
Mewajibkan seluruh siswa pengurus OSIS mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra merupakan sebuah program dan upaya sekolah
dalam melaksanakan pembinaan kepemimpinan siswa. Karena didalam
kegiatan tersebut diajarkan bagaimana untuk menjalin kekompakan,
mematuhi kedisiplinan sehingga timbullah rasa tanggung jawab mereka
sebagai seorang pemimpin.
Gambar 4.7
Upacara Bendera SMP Bakti Mulya 400 dengan OSIS sebagai
Petugasnya
Sekolah juga menyiapkan sarana/prasana untuk menunjang berbagai
kegiatan OSIS. Disediakan kantor OSIS secara khusus merupakan upaya
sekolah dalam melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan siswa, fasilitas
ini tentunya mendorong siswa agar lebih giat lagi dan lebih baik lagi
kinerjanya dalam menjalankan organisasi OSIS tersebut.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas penulis dapat menganalisa
bahwa SMP Bakti Mulya ini telah melaksanakan berbagai macam program
dan upaya dalam melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan kepada
siswanya khusunya para pembina OSIS, tentunya program ini tidak hanya
dilaksanakan dalam waktu tertentu saja, upaya ini terus menerus dilakukan
oleh sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta agar siswanya tetap memiliki sikap
kepemimpinan yang baik dalam kesehariannya yang nantinya siswa dapat
memiliki akhlak dan perilaku yang baik sehingga para siswa memiliki bekal
65
dalam menjalankan kehidupan pada jenjang berikutnya dan dapat
berpartisipasi dalam masyarakat/lingkungannya.
3. Kegiatan OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembina OSIS SMP
bakti Mulya 400 yaitu Bapak Usman Jamhuri mengenai Bentuk kegiatan
OSIS SMP Bakti Mulya 400 dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa
Beliau menyatakan pada intinya kegiatan-kegiatan OSIS dapat melatih,
mengembangkan dan membina sikap kepemimpinan siswa, namun dasar dari
pembinaan tersebut yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Kegiatan
latihan dasar kepemimpinan siswa yang dilaksanakan oleh SMP Bakti Mulya
400 bekerja sama dengan Institusi Kepolisian republik Indonesia yakni
melalui SEPOLWAN Jakarta dan bekerja sama dengan TNI AD Cilandak.
Selanjutnya, dalam wawancara dengan Wakasis. SMP BM 400 yaitu
Ibu Rike Anwari mengatakan bahwa Kegiatan LDKS ini merupakan salah
satu jalur pembinaan sikap kepemimpinan siswa, Siswa sebagai generasi
muda di sekolah adalah potensi nyata yang perlu diperhatikan pembinaannya.
Eksistensi siswa sebagai generasi penerus perjuangan dan cita-cita bangsa
perlu dikembangkan dan diarahkan melalui sejumlah kegiatan yang
dikoordinir OSIS agar para pendukungnya mempunyai motivasi, kemampuan
serta persepsi atau titik pandang yang sama dalam pengelolaan organisasinya.
Tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan LDKS ini, dari hasil
wawancara dengan Ibu Leli sugiarti yang merupakan salah satu pengurus
OSIS memaparkan bahwa siswa yang akan mengikuti kegiatan LDKS
memiliki beberapa syarat antara lain siswa adalah siswa tersebut memiliki
akhlak dan kepribadian yang baik, memiliki prestasi akademik yang baik pula
artinya nilai-nilai mereka memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
siswa yang memiliki loyalitas yang tinggi serta direkomendasikan oleh wali
kelas dan mendapat persetujuan orang tua untuk mengikuti LDKS serta
menjadi anggota OSIS.
66
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap sekolah sebagai
sarana belajar, pusat pembentukan sikap dan nilai pribadi yang dicita-citakan
dalam pendidikan nasional, perlu kiranya diadakan Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS) sebagai upaya pengembangan potensi sumber
daya manusia yang bertaqwa selain memiliki ilmu pengetahuan.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 201/C/Kep/086
tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan Direktur Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah, BAB VI Latihan Kepemimpinan Siswa pasal 10, Latihan
Kepemimpinan Siswa bertujuan :
a. Memupuk, membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan fungsi siswa
sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan generasi pembangun
nasional yang lebih baik, lebih bertanggung jawab, lebih mampu
mengisi dan membina bangsa.
b. Mengembangkan kesadaran siswa sebagai warga negara yang berjiwa
Pancasila.
c. Mengembangkan dan meningkatkan mutu kepemimpinan dan cara
siswa berorganisasi serta mengusahakana bekal kecakapan dan
ketrampilan tertentu yang dapat berguna untuk hari ke depannya, baik
bagi dirinya sendiri, keluarga maupun untuk disumbangkan kepada
warga masyarakat.
d. Memberikan aturan dalam meningkatkan cara menyusun acara
kegiatan yang berguna untuk memanfaatkan waktu luang.2
Berdasarkan tujuan tersebut bahwa Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS) yang dilaksanakan OSIS dilaksanakan dalam rangka
Pembinaan Kepemimpinan Siswa sebelum mereka menjadi pengurus OSIS
agar mereka mengetahui tata cara berorganisasi yang baik dan
menegembangkan potensi dirinya untuk menjadi seorang pemimpin yang siap
untuk memimpin dan siap juga untuk dipimpin.
2 OSIS SMP Bakti Mulya 400, Proposal Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS) OSIS SMP Bakti Mulya 400,( Jakarta : OSIS SMP Bakti Mulya 400, 2012).
67
Selain itu kegiatan yang dapat membina sikap kepemimpinan siswa
adalah kegiatan raker (rapat kerja), Out Bond dan study banding OSIS.
Raker merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh SMP bakti
Muluya 400 Jakarta di suatu tempat untuk merumuskan program kerja untuk
satu tahun kepengurusan. Raker dilaksanakan setelah terbentuknya sebuah
susunan kepengurusan OSIS. Di dalam kegiatan raker tersebut para siswa
pengurus OSIS membuat program kerja dari masing-masing bidang dan
dibuat menjadi sebuah draft serta pengolahan AD/ART OSIS. Kegiatan raker
ini merupakan salah satu kegiatan OSIS dalam rangka pembinaa terhadap
kepemimpinan siswa.
Kegiatan Out Bond merupakan kegiatan dalam rangka menindak lanjuti
dari kegiatan LDKS sebelumnya, di dalam kegiatan ini lebih bersifat untuk
menjalin team work atau kerja sama sebuah tim dalam melaksanakan sebuah
organisasi. Jadi setelah LDKS, para pengurus OSIS dibangun kembali dan
dilatih kembali semangatnya untuk melaksanakan sebuah roda organisasi
dengan melaksanakan kegiatan Out Bond tersebut.
Kegiatan Study Banding OSIS dilaksanakan ke sekolah-sekolah yang
tentunya dalam organisasi OSIS lebih baik dan layak untuk dilihat
perbandingan program-programnya. Study banding dapat memberikan dan
memperkaya wawasan kepada para siswa untuk dapat meningkatkan potensi
mereka agar bisa lebih baik lagi, berkreasi dan berinovasi lebih baik lagi.
Haqata yang merupakan kepanjangan dari hasil karya cipta merupakan
kegiatan tahunan di SMP Bakti Mulya 400. Dengan semangat ingin
memadukan semua kreativitas siswa dalam bidang olahraga, ketrampilan
bahasa , ketrampilan agama, dan kesenian maka menamakan diri menjadi
HAQATA KOLABORASI.
Kegiatan Haqata ini merupakan bagian dari program sekolah yang
diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kemampuan para siswa dalam
berorganisasi, dan sekaligus memberikan peluang kepada siswa untuk
mengembangkan kreatifitas, serta potensi yang dimiliki. Tujuan lain dari
68
kegiatan ini melatih siswa bekerjasama dan bertanggung jawab sesuai dengan
tugas yang sudah ditetapkan dan melatih sikap kepemimpinan siswa.
Haqata kolaborasi diselenggarakan selama sepekan, Sebagai sebuah
kolaborasi maka kegiatan tersebut merupakan kegiatan gabungan antara
Haqata Sport (yang juga dikenal BM Cup), Haqata Skill (yang juga dikenal
SKETSA), Haqata Soul (yang dikenal lomba keterampilan agama) dan
Haqata Arts.
Haqata sport atau Kegiatan BM Cup dilaksanakan selama sepekan,
Kegiatan BM Cup oleh sekolah SD dan SMP negeri maupun swasta yang
berada di DKI Jakarta dan sekitarnya. Cabang-cabang lomba yang
diselenggarakan antara lain : bola basket (putra maupun putri) dan futsal.
Haqata skill (sketsa) diikuti sekolah negeri maupun swasta yang berada
di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Cabang-cabang lomba yang diselenggarakan antara lain :
a. Story Telling (tingkat SD & SMP)
b. Tari Kreasi (tingkat SD)
c. Membaca Puisi (tingkat SD)
d. Tari Saman (tingkat SMP)
Haqata soul (loketa) diikuti baik dari sekolah negeri maupun swasta
yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Cabang-cabang lomba yang diselenggarakan antara lain :
a. Marawis (tingkat SD & SMP)
b. Adzan (tingkat SD )
c. MTQ (tingkat SD Putra/i)
d. Pidato (tingkat SD Putra/i)
Haqata art (pentas seni) Kegiatan ini merupakan puncak acara kegiatan
tahunan SMP BM 400 Jakarta dengan membagikan hadiah dan menampilkan
performance dari seluruh siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dan
performance dari siswa TK-SD-SMA & para alumni, performance dari
sekolah lain, pemberian hadiah, serta performance dari para Guest Star.
69
Berdasarkan pemaparan kegiatan OSIS diatas penulis dapat
mennganalisa kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk pembinaan
sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswanya, sekolah hanya
sebagai fasilitator dan penggerak utamanya adalah para pengurus OSIS,
tentunya ini merupakan wadah kreatifitas siswa dalam mengembangkan
bakatnya dan juga mengembangkan sikap kepemimpinan yang mereka miliki
karena mengatur sebuah event atau acara memerlukan organisasi yang baik
dengan adanya seorang pemimpin yang mampu menjalankan
kepemimpinannya dengan baik pula.
4. Fungsi OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa
OSIS sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa di SMP Bakti Mulya
400 Jakarta berusaha membekali dan meningkatkan pengetahuan tentang
sikap kepemimpinan melalui proses pembelajaran dan pelatihan. Proses
pembelajaran dilakukan dengan cara mengelola suatu kegiatan yang
melibatkan unsur-unsur sekolah dan masyarakat. Sedangkan pelatihannya
dengan merumuskan program dan menjalankan program tersebut sebagai
suatu kegiatan OSIS.
Adapun fungsi OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa di
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, sebagai berikut :
a. Pengurus OSIS sebagai ujung tombak sekolah dalam penegakkan
kedisiplinan siswa.
b. Pengurus OSIS sebagai panutan dan contoh bagi siswa yang lain
dalam mentaati tata tertib dan peraturan sekolah.
c. OSIS sebagai mitra sekolah dalam menciptakan dan memelihara
keamanan, kebersihan, keindahan dan ketertiban serta kekeluargaan
dalam sekolah.
d. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk mempersiapkan siswa sebagai
penerus perjuangan bangsa dan pembangunan Nasional dengan
memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, akhlak mulia,
kesegaran jasmani, daya kreasi, kepribadian dan patriotisme.
70
e. OSIS sebagai penyambung komunikasi antara pihak sekolah dengan
siswa.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan Pembinaan sikap kepemimpinan tersebut sudah cukup efektif
dengan adanya program-program sekolah dalam membina serta melatih sikap
kepemimpinan siswa, dimana dalam program tersebut siswa berperan aktif
dalam melaksanakan sebuah kegiatan baik di dalam maupun luar sekolah.
Para pengurus OSIS menjadi tolak ukur dalam penegakkan kedisiplinan
siswa, mereka pun berada di garda terdepan dalam penegakkan tata tertib dan
peraturan sekolah. Hal inilah yang membuat mereka harus memiliki sikap
kepemimpinan yang baik, mereka harus menjadi contoh bagi siswa yang lain
yang bukan pengurus OSIS.
Keterlibatan para pengurus OSIS dalam setiap kegiatan sekolah dapat
menumbuhkan sikap kepemimpinan bagi para siswa tersebut, karena mereka
diajarkan tentang sebuah kerja sama dalam satuan organisasi yang harus
kompak dan mengerti satu sama lainnya. Berbagai kegiatan OSIS pun
memiliki dampak positif dalam upaya mengembangkan sikap kepemipinan
siswa para pengurus OSIS, siswa para pengurus OSIS lebih disiplin dalam
mentaati peraturan, memiliki sikap siap memimpin dan dipimpin serta
semakin rajin dalam belajarnya. Diawali dengan kegiatan LDKS, sebagai
upaya pelatihan awal kepada calon siswa pengurus OSIS agar dapat memiliki
sikap kepemimpinan dan berkelanjutan dalam kegiatan raker, outbond
maupun study banding. Dalam kesehariannya, sekolah juga berperan besar
untuk terus melatih dan mempertahankan sikap kepemimpinan siswa para
pengurus OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Berbagai macam fasilitas dan kemudahan diberikan sekolah untuk
menunjang program kerja OSIS SMP Bakti Mulya 400, hal inilah yang
membuat pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa dapat berjalan
72
dengan baik dan efektiktif melalui kegiatan-kegiatan OSIS yang ada di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasinya adalah pertama
mengefektifkan kembali peran dan fungsi OSIS dalam wadah organisasi
sebagai penegak kedisiplinan siswa. Kedua adalah Penerapan pembinaan
kepemimpinan siswa di seluruh sekolah dalam rangka menjaga siswa dari
pengaruh negatif dunia luar. Ketiga adalah meningkatkan kembali peran guru
dalam membina siswa dan tidak hanya siswa yang menjadi pengurus OSIS.
Pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan
OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ini sangat bermanfaat bagi siswa
untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Maka sudah selayaknya setiap
sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta untuk menerapkan pembinaan-
pembinaan dalam rangka mengembangkan sikap kepemimpinan siswa. Dan
harus ada peran besar dari pemerintah dalam upaya menciptakan generasi
penerus bangsa yang memiliki sikap kepemimpinan yang baik. Agar para
siswa dapat memberikan kontribusi yang positif dalam membangun bangsa
Indonesia di masa yang akan datang.
C. Saran
1. Kepada Pemerintah khusunya dalam menghadapi arus globalisasi dan
untuk mencegah pengaruh-pengaruh negatif dari globalisasi, maka
diperlukan pembinaan kepemimpinan kepada siswa agar siswa dapat
membentengi diri dari segala pengaruh negatif.
2. Kepada seluruh praktisi pendidikan (guru, staf pengajar, dll), hendaknya
berperan aktif dalam membina sikap kepemimpinan siswa antara lain
dengan saling mengingatkan siswa jika ada sedikit kesalahan.
3. Kepada para pengurus OSIS agar lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak
bergantung terhadap satu atau dua orang teman saja. Tetapi semuanya
harus berperan aktif agar OSIS dapat lebih baik lagi.
73
4. Dalam rangka memberikan wawasan terhadap pembinaan kepemimpinan
siswa, ada baiknya sekolah dapat mengundang sekolah lain yang memang
belum berjalan secara maksimal organisasi siswanya dan sekolah yang
belum menerapkan pembinaan kepemimpnan terhadap siswanya.
5. Hendaknya tetap mempertahankan kegiatan yang memang sangat
memberikan nilai plus bagi sekolah terkait masalah pembinaan terhadap
siswa.
74
DAFTAR PUSTAKA
A. Nasir, Sahilun, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem
Remaja, Jakarta : Kalam Mulia, 1999.
Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Albukhari, Abi. Shahihul Bukhari.
(Beirut : Daar al Fikr, t.t), Jilid I.
Anoraga, Pandji. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka cipta, cet. Ke-III,
2001.
Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : PT. Teraju, cet. I
2004.
Budiarjo, A dkk, kamus Psikologi, Semarang : Dahara Prize, 1991.
Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Jakarta, (Jakarta), 2013.
Danim, Sudarwan. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
Daud, Ma’mur, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, Semarang: CV. Adi Grafika,
Cet. IV, jilid 4, 1996.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Drajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Ilmu Agama, Jakarta : Bulan Bintang, cet. Ke 15, 1976.
Fitri Fachrunn, “Pengertian dan peranan Osis”, dari http://fitri-
fachrunn.blogspot.com, 30 Agustus 2013.
Hadi wijaya, “Pengertian Dan Peranan Osis”, http://id.scribd.com/doc/23711066/,
29 agustus 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
J. Moleong, Lexy, Metode Penelitioan Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, cet. Ke-8, 1997.
75
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah pemimpin Abnormal
itu?. Jakarta : Raja Grafindo persada, cet. Ke-IX, 2001.
Madhi, Jamal, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh: Tinjauan
Manaejemen Kepemimpinan Islam, Bandung: PT. Syamil Cipta Media,
2001.
Marlis, Allen, “Informasi tentang organisasi siswa intra sekolah (osis)”,
Http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com., 30 agustus 2013.
Muhammad Taufiq, Ali, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur’an, Jakarta: Gema
Insani, 2004.
Musfiroh, Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan Kinerja Osis di SMK
Nusantara, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. tidak
dipublikasikan.
Nashori, Fuad, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam
Pengembangan Moralitas Pemimpin, Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009.
Nur Paula, Nisa, Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap
Pembentukan Akhlak siswa studi kasus di MA Manaratul Islam Cilandak
Jakarta Selatan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. tidak
dipublikasikan.
Ode Turi, La. Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, November No. 075, 2008.
Riberu, J., Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. IV,
1992.
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Cet. VIII, 2003.
Siagian, Sondang P. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010.
76
Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan
produktivitas kerja pustakawan UI, Jurnal : Berkala Ilmu perpustakaan dan
komunikasi. Jogjakarta : UPT perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2012.
Tilaar, H. A. R., Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa
Depan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2008.
Tirtahardja, Umar dan La Sulo, S. L. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka
cipta, Cet. II, 2005.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008.
Usman, Husaini. Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2008.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2007.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.
Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,
Cet. VIII, 2000.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1972,
Cet. Ke I.
PEDOMAN WAWANCARA WAKABID KESISWAAN
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
A. Identitas responden
Nama : Rieke Anwari Fuady, S.Si
Jabatan : Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Maret 2014
Waktu : 13.30-14.20
Tempat : Ruang Wakil kepala Bidang Kesiswaan SMP BM 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian
1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya
ilmiah/penulisan skripsi.
2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
dipublikasikan bila tidak diperlukan.
3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya.
C. Pertanyaan
1. Apa latar belakang dibentuknya OSIS di sekolah ini?
OSIS adalah sesuatu lembaga organisasi siswa intra sekolah yang memang harus ada
di setiap sekolah khususnya SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Dimana keberadaan OSIS
ini sebagai dasar mereka berorganisasi dan bagaimana mereka memiliki sikap dan
jiwa kepemimpinan yang akan sangat dibutuhkan bagi mereka dikemudian hari saat
mereka terjun ke masyarakat dan pada jenjang-jenjang pendikdikan seterusnya,
keberadaan OSIS ini sangatlah diperlukan. Oleh karena itu setiap kelembagaan OSIS
di sekolah harus ada dan aktif.
2. Apakah fungsi dan tujuan dibentuknya OSIS di sekolah ini?
OSIS berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa, mereka pun
dapat menjadi contoh dan leader bagi para siswa yang lain sehingga untuk itulah
mereka harus selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan dan program sekolah, agar
mereka bisa menjembatani dari guru dan siswa.
3. Bagaimana tanggung jawab dan apa saja tugas ibu selaku Wakasek bid.
Kesiswaan?
Dalam hal pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS, kami
memiliki tanggung jawab untuk melatih sikap kepemimpinan mereka dan melatih
mereka dalam berorganisasi, dalam hal ini kami bekerja sama dengan institusi
kepolisian maupun angkatan darat melaksanakan pelatihan kepada para siswa yang
akan menjadi calon pengurus OSIS untuk mengikuti pelatihan Latihan dasar
kepemimpinan yang dapat melatih dan membentuk jiwa kepemimpinan dan
kedisiplinan mereka mereka, Selain itu dalam kesehariannya kami selaku wakasek
bidang kesiswaan secara klasikal bertanggung jawab untuk terus membentuk
leadership tersebut, ada kegiatan-kegiatan khusus seperti BM Cup yang kita libatkan
pengurus OSIS, kita libatkan disini agar bagaimana mereka mengatur sebuah event
dan membuat sebuah kepanitiaan agar event tersebut berjalan dengan baik.
4. Bagaimana peran sekolah dalam kegiatan tersebut?
Kami lebih cenderung sebagai fasilitator mereka, membimbing dan mengarahkan
mereka dan mereka yang bergerak.
5. Ada berapakah guru pembina OSIS di sekolah ini?
Guru pembina OSIS di sekolah kami ada tiga orang.
6. Apakah setiap guru pembina memiliki bidang tersendiri? Dan bagaimana tugas
serta tanggung jawab mereka?
Secara umum tidak ada pembagian bidang tersebut, namun saya sudah melihat
spesifik mereka masing-masing, ada yang bendahara walaupun secara struktur tidak
ada dan semua sama. Tetapi, secra realistis misalnya bu leli untuk keuangan dan tari
siswa, sedangkan pak usman jamhuri lebih kepada bidang keagamaan, kemudian pak
doby parlindungan sebagai keolahragaan. Semuanya tampil sebagai penegak
kedisiplinan, Semua bergerak mulai pagi saat-saat awal menyambut siswa di depan
pintu sekolah, mengingatkan siswa agar baju harus rapi, yang tidak mengikuti tata
tertib harus dicatat, itu semua tugas kita berada digarda terdepan dalam penegakkan
kedisiplinan siswa, sampai menertibkan anak-anak untuk solat zuhur berjamaah, serta
solat dhuha, dan macam-macam ketertiban lainnya antara lain pengawasan siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler, jadi pembina OSIS serta para guru disini sebagai
penegak kedisiplinan disemua sektor.
7. Bagaimana program sekolah dalam menerapkan dan melaksanakan pembinaan
sikap kepemimpinan terhadap siswa selain LDKS dalam melatih sikap
kepemimpinan mereka?
Kalau dalam keseharian kita tau leadership bahwa bagaimana mereka harus disiplin
dan harus rapi yakni tertib pada peratauran, itu setiap hari selalu kami tegakkan
kepada mereka para siswa pengurus OSIS, dan memberikan nasihat bahwa kalian
adalah pemimpin dan kalian adalah contoh bagi yang lain, harus bisa menunjukkan
dalam setiap saat dan memperlihatkan kalau kalian adalah leader. Jadi, diluar dari
LDKS mereka berbeda dari yang lain, mereka harus cepat tanggap, kehadiran harus
baik di kelas dan mereka sebagai teladan harus menunjukkan sikap itu tadi. Termasuk
dalam kegiatan event-event yang ada, itu juga bagaimana mereka harus bisa
berorganisasi dengan yang lain, mereka membentuk kepanitiaan dan bagaimana team
worknya bisa berhasil dengan baik itu merupakan leadership. Dimana ada seksi-seksi
dalam setiap kepanitiaan dan ada bendahara serta sekretaris, termasuk ketika mereka
memimpin rapat, membagi tugas dan menjelaskan tugas masing-masing itu juga
mereka dilatih sesuai dengan program-program sekolah yang ada.
8. Kalau melaksanakan rapat bagaimana peran ibu serta para pembina OSIS?
Biasanya diawal kami terlebih dahulu menginformasika kepada mereka bahwa akan
ada kegiatan-kegiatan, baru setelah itu mereka melaksanakan rapat dengan sendirinya
dan tetntunya para pembina membantu mengarahkan rapat tersebut. Kalau mereka
terdapat kesulitan mereka akan datang kepada kami untuk meminta saran dan
pendapat dan memimta solusi jika ada masalah.
9. Sejauh manakah pihak sekolah berusaha mengarahkan siswa untuk memiliki
sikap kepemimpinan yang baik?
Memang tidak ada kata lelah dan capek, setiap ada hal kecil yang tidak baik seperti
baju dikeluarkan kita langsung menegurnya, itulah hal kecil yang kita lakukan,
minimal disetiap momen kalau memang ada hal yang tidak baik akan diingatkan. Jadi,
memang latihan kepemimpinan ini terus-menerus kita laksanakan tiap hari dari hal
kecil yang saling mengingatkan. Contohnya kami mengingatkan mereka pengurus
OSIS yang menurun prestasi akademiknya akan kami ingatkan, jika memang tak
mampu maka keluar dari pengurus OSIS. Karena kegiatan akademik dan
keorganisasian harus berjalan seirama.
10. Bagaimana pola pembinaan yang dilaksanakan pihak sekolah dalam membina
sikap kepemimpinan siswa?
Pola pembinaan selain dari LDKS yakni regenerasi pengurus OSIS, mereka akan
mengajarkan kepada adik kelasnya tentang kegiatan OSIS yang telah berjalan selama
ini. Dan juga kami memiliki kegiatan study banding dan raker, karena itu juga bentuk
pembinaan yang lain, bagaimana menambah wawasan mereka dengan mereka study
banding dengan sekolah-sekolah yang kita anggap unggul OSIS dan kita ajak kesana
serta kita lihat bagaimana kegiatan-kegiatan OSIS disana, itu adalah salah satu upaya
dan pola pembinaan dalam memperkaya wawasan anak-anak dan meningkatkan
potensi mereka untuk bisa lebih baik lagi, berkreasi dan berinovasi lebih baik lagi, itu
merupakan agenda tahunan yang kami laksanakan , selain itu raker merupakan agenda
tahunan yang kami laksanakan di suatu tempat untuk merumuskan program kerja
untuk satu tahun kepengurusan ke depannya. Mereka harus melihat itu semua
sehingga terus terupgrade pemikiran mereka. Di dalam Raker pun mereka
melaksanakan sebuah rapat dan beberapa agenda sidang dalam merumuskan beberapa
tujuan dan hal tersebut merupakan pembinaan terhadap mereka dalam sikap
kepemimpinan mereka.
11. Setelah study banding, apa manfaat yang ibu rasakan setelah adanya kegiatan
itu? Dan hal-hal apa yang harus dilaksanakan setelah study banding ke
depannya?
Hal yang kemarin kami lakukan di SMP Negeri 1 Bogor, disana memang anak-anak
OSISnya benar-benar luar biasa, mereka memiliki program yang baik sehingga para
guru disana hanya sebagai fasilitator, semua kegiatan hari-hari besar seperti Maulid
nabi, Hari Kartini dll itu semua anak-anaklah yang bekerja, mereka punya sekbid-
sekbid yang dimana guru tinggal mengingatkan dan anak sudah berjalan menjalankan
tugasnya masing-masing. Nah itu ternyata anak-anak langsung merespon untuk
membuat sebuah program setelah melaksanakan kunjungan study banding tersebut.
Dan mereka semangat meniru hal yang baik dari sekolah lain dan diimplementasikan
di sekolah.
12. Mengapa ekstrakurikuler paskibra diwajibkan bagi seluruh pengurus OSIS?
Salah satu pembinaan kepemimpinan yang kami laksanakan adalah mewajibkan anak-
anak pengurus OSIS dalam paskibra, karena di dalam paskibra tersebut dapat melatih
dan mengembangkan sikap kepemimpinan mereka.
13. Apakah sekolah menyediakan sarana/fasilitas yang cukup kepada OSIS dalam
menjalankan program-programnya?
Iya tentunya sekolah menyediakan fasilitas, antara lain sekretarian OSIS yang mana
ada kantor OSIS yang diberi kelengkapan komputer dan mesin printer serta wifi juga
agar OSIS dapat menjalankan roda organisasinya dengan baik.
14. Apa saja fungsi sarana/fasilitas sekolah yang disediakan untuk OSIS?
Fungsinya sebagai penunjang mereka dalam berkegiatan dan dalam menjalankan
program-program mereka.
15. Sebutkan faktor-faktor yang menghambat program sekolah dalam pembinaan
kepemimpinan siswa?
Terkakadang kegiatan kesisiwaan itu berbenturan dengan kegiatan Kurikulum, disatu
sisi mereka harus rapat namun juga berbenturan dengan jam pelajaran. Itu benturan
kecil yang anak-anak pengurus OSIS sudah tau konsekuensinya bahwa setelah
kembali dari rapat mereka harus mampu mengejar pelajaran yang tertinggal dengan
baik. Jadi hambatannya lebih ke arah berbenturan dengan proses KBM.
16. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung program sekolah dalam pembinaan
kepemimpinan siswa?
Sekolah dalam hal ini guru-guru yang lain pun mendukung dan terlibat aktif dalam
menjalankan program yang dilaksanaka. Dukungan dari Yayasan yang berkaitan
dengan pendanaan serta dukungan orang tua itulah yang menunjang agar program
berjalan dengan baik.
17. Selanjutnya apa harapan ibu ke depannya untuk lembaga OSIS di sekolah ini?
OSIS harus betul-betul menjadi contoh bagi siswa yang lain,leadershiip mereka harus
benar-benar terbentuk, mereka harus kreatif memiliki program-program yang inovatif
yang membangun kreatifitas mereka sehingga mereka nantinya dapat menjadi
pemimpin di masyarakat. Jadi mereka harus lebih kreatif dan tidak melempem , betul-
betul OSIS yang benar-benar aktif dengan beraneka ragam program, selain
mensukseskan program sekolah juga menjadikan anak ini leader di masyarakat
nantinya yang pada akhirnya mereka bisa diterima di sekolah-sekolah favorit dan
memiliki mental yang kuat dimanapun mereka berada, dengan adanya OSIS
menjadikan mereka anak yang tanggung dan kuat dimanapun mereka berada.
Jakarta, 14 Maret 2014
Wakabid. Kesiswaan
PEDOMAN WAWANCARA PEMBINA OSIS
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
A. Identitas responden
Nama : Usman Jamhuri, S.Ag.
Jabatan : Pembina OSIS
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Maret 2014
Waktu : 13.00-13.30
Tempat : Ruang UKS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian
1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya
ilmiah/penulisan skripsi.
2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
dipublikasikan bila tidak diperlukan.
3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya.
C. Pertanyaan
1. Sejauh mana sekolah ini melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan
terhadap siswanya?
Kalau untuk pembinaan sikap kepemimpinan siswa itu dilakukan secra kontinya
artinya didalam OSIS SMP Bakti Mulya memamng pertahun itu ada kegiatan LDKS,
itu merupakan program yang sudah dilaksanakan oleh OSIS, yakni latihan dasar
kepemimpinan siswa yang bekerja sama dengan instansi kepolisisan, angkatan darat
dan angkatan laut. Karena LDKS itu intinya adalah membekali anak-anak untuk
menjadi seorang pemimpin. Sedangkan banyaknya materi berasal dari instansi yang
kita ajak kerja sama. Antara lain kepemimpinan, keorganisasian, dan lain sebagainya.
2. Bagaimana tugas dan tanggung jawab guru pembina OSIS di sekolah ini?
Ada tiga pembina OSIS di SMP bakti Mulya 400 Jakarta , pertama pembina dalam
kerohanian, kedua pembina OSIS keputrian dan ketiga adalah Pembina OSIS dalam
bidang olahraga. Dan seluruh pembina aktif dalam penanggung jawab ekstrakurikuler.
3. Apakah OSIS di sekolah ini telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Kalau untuk berjalan sesuai fungsinya belum maksimal. Artinya, dalam hal
menjalankan programnya belum maksimal, masih ada yang belum tercapai program
tersebut.
4. Apa saja kriteria khusus untuk menjadi pengurus OSIS di sekolah ini?
Pertama harus memiliki akhlak yang baik. Kedua memiliki prestasi akademik
minimal dalam rapot tuntas KKM nya. Ketiga harus mempunyai loyalitas yang tinggi
dan kedekatan dengan teman-temannya
5. Apa saja kegiatan OSIS yang rutin dilaksanakan di sekolah ini?
Mengikuti eskul Paskibra, setiap OSIS wajib mengikuti eskul paskib dan ditambah
eskul pilihan. Selainitu ada program tahunan antara lain LDKS, Study banding, raker,
dan ada lagi kegiatan PHBI dan class meeting yang ada persemester ditangani bidang
OSIS yang berkaitan masing-masing.
6. Apakah kegiatan tersebut melibatkan seluruh pengurus OSIS?
Kalau yang PHBI atau bersifat hari nasional itu perbidang saja yang mengatur acara.
Kalau yang event besar semua pengurus OSIS terlibat. Contohnya kegiaan BM CUP
yang melibatkan sekolah-sekolah tingkat SD sampai SMP, jadi BM CUP sudah
sampai BM CUP yang ke XII yang bekerja angkatan dibawah naungan OSIS , yang
memiliki program OSIS dan yang menjalankan itu angkatan. Dan Puncak kegiatan
tersebut adalah HAKATA yang dengan kata lain adalah pentas seni.
7. Dan Apakah kegiatan tersebut memberikan kontribusi positif dalam membina
sikap kepemimpinan siswa?
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberi kontribusi bagi anak, minimal anak bisa
memiliki tanggung jawab ketika diberikan kepercayaan, mereka siap memimpin dan
siap dipimpin.
8. Apakah terdapat perbedaan terhadap tingkah laku siswa yang menjadi
pengurus OSIS dan yang bukan pengurus OSIS dalam sikap kepemimpinannya?
Ya terlihat mereka yang aktif dalam organisasi lebih memiliki sikap tanggung jawab
dan kepemimpinan.
9. Bagaimana hubungan siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa lain?
Hubungan mereka sejauh ini harmonis-harmonis saja .
10. Adakah kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS di dalam
dan di luar sekolah?
Tidak ada kendala berarti baik dana maupun perizinan dari sekolah, hanya kendala
teknis dilapangan ketika mengatur anak-anak saja.
Jakarta, 13 Maret 2014
Pembina OSIS
Usman Jamhuri, S. Ag.
PEDOMAN WAWANCARA PEMBINA OSIS
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
A. Identitas responden
Nama : Leli Sugiarti, S. Pd.
Jabatan : Pembina OSIS
Hari/tanggal : Jum’at, 14 Maret 2014
Waktu : 14-30-15.15
Tempat : Ruang wakil kepala bidang kesiswaan SMP BM 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian
1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya
ilmiah/penulisan skripsi.
2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
dipublikasikan bila tidak diperlukan.
3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya.
C. Pertanyaan
1. Apa latar belakang dibentuknya OSIS di sekolah ini?
Sebenarnya OSIS itu merupakan wadah, wadah untuk pengembangan kegiatan
siswa. Jadi secara strukturan OSIS di bawah pembina OSIS. Susunannya adalah
Kepala sekolah lalu wakil kepala bidang kesiswaan dan pembina OSIS serta OSIS
itu sendiri. OSIS ini dibentuk sebagai wadah pengembangan siswa karena kita
memiliki kegiatan tahunan rutin yang harus dijalankan oleh tim OSIS dan selai itu
pula dibentuk untuk penegak kedisiplinan siswa.
2. Bagaimana sistem pemilihan pengurus OSIS di sekolah ini?
Ya kita seperti pemilu kecil-kecilan, kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa
pemilu di suatu negara tuh seperti ini. Jadi ada pemilihan 4 orang kandidat melalui
kegiatan LDKS, di LDKS kita melihat anak- anak yang memiliki potensi itu siapa
saja, pemilihan kandidat itu adalah otoritas kami pembina OSIS dan jajaran OSIS
sebelumnya, setelah LDKS para pembina OSIS dan OSIS sebelumnya memilih
kandidat dan terbentuklah 4 kandidat, tiap tahun tidak kurang dari 3 dan tidak
lebih dari 4. Setelah itu diadakan masa kampanye.
3. Apa saja syarat mengikuti LDKS?
Syarat mengikuti LDKS antara lain adalah anak yang memiliki kemampuan
akademik dan siswa yang berminat untuk menjadi anggota OSIS kemudian
direkomendasikan kepada wali kelas dan memberikan formulir kepada orang tua
siswa untuk memberikan persetujuan menjadi anggota OSIS.
4. Berapa jumlah peserta LDKS dan kerja sama dengan siapa melaksanakan
LDKS?
Jumlah peserta LDKS dibatasi sampai 40 diikuti oleh kelas VII dan VIII dan kelas
IX sebagai mentor, kami bekerja sama dengan instansi kepolisian dan angkatan
darat. Jadi, sebelum menjadi pengurus OSIS mereka dipersiapkan melalu kegiatan
LDKS ini.
5. Apakah kegiatan ini dilaksanakan kembali ketika mereka sudah menjadi
pengurus OSIS?
Tidak, kegiatan ini hanya sekali karena ada kelanjutan kegiatan bagi mereka
antara lain adalah Raker, outbond dan study banding.
6. Bagaimana tugas dan tanggung jawab guru pembina OSIS di sekolah ini?
Dari ketiga pembina OSIS yang ada mempunyai tugas masing-masing, saya
sebagai bendara yang mengelola keuangan dan seni, pak usman jemhuri dalam
keagamaan, sedangkan pak doby dalam bidang keolahragaan.
7. Apa saja kegiatan tahunan OSIS di SMP Bakti Mulya 400?
Ada even besar, ada 4 event besar yang awalnya berjalan sendiri-sendiri, nama
dari event tersebut adalah Loketa, Sketsa, BM CUP dan Hakata. Keempat
Kegiatan tersebut digabungkan menjadi hakat kolaborasi yang isisnya sama
namun waktunya yang tadinya terpisah digabungkan menjadi satu rangkaian
dalam satu event.
8. Sejauh mana peran pembina OSIS dalam membimbing lembaga OSIS ini?
Kita memang berperan penuh karena kita memang tolak ukur, sebenarnya kalau
semua berjalan ideal pasti OSIS itu adalah tonggak utama dalam kedisiplinan dan
pelaksanaan tata tertib. Peran kita sebagai pembina OSIS adalah mengarahkan
serta mendampingi mereka terus menerus agar dapat melaksakan tugas dengan
baik sehingga mereka dapat menjadi contoh bagi siswa yang lain.
9. Apa saja kriteria khusus untuk menjadi pengurus OSIS di sekolah ini?
Mereka dilihat dari prestasi akademik dan rekomendasi dari beberapa guru
khusunya guru kelas mereka.
10. Apa saja hambatan dalam melaksanakan program tersebut?
Sebenranya tidak ada hambatan yang berarti, tetapi anak-anak kita
dilatarbelakangi kondisi ekonomi menengah keatas sehingga tanggung jawabnya
memang harus kita bina . kondisi tersebut membuat mereka agak manja.
11. Program OSIS apa saja dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa?
Selain LDKS kita punya Raker, outbond dan study banding dalam rangka
pembinaan sikap kepemimpinan siswa di SMP BM 400 Jakarta. Dalam raker ada
pembuatan program kerja dari masing-masing bidang dan dibuat menjadi sebuah
draft serta pengolahan AD/ART OSIS. Sedangkan outbond itu sebenarnya adalah
menindak lanjuti dari LDKS kemarin yang sebenarnya polanys sudah ada saat
LDKS , jadi anak-anak dibangun lagi semangatnya untuk menjalin team work
yang baik agar dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah organisasi.
Sedangkan study banding kami laksankan ke sekolah-sekolah SMP sekitar
Jabodetabek beberapa sekolah secara ke OSISan mereka lebih baik dan layak
untuk dilihat serta perbandingan ke kegiatan eskul dan tahunan. Misalkan kalau di
SMP BM 400 punya kegiatan tahunan semacam BM CUP tentang keolahragaan ,
dalam bidang kesenian kita beri nama Sketsa, sedangkan dalam bidang
keagamaan kita beri nama Loketa dan ada juga bidang pentas seni kita beri nama
hakata. Loketa dan BM cup itu bentuknya perlombaan dilaksakan dalam rentang
waktu 1-5 hari. Rentetan kegiatan tersebut ditutup dalam pentas seni.
12. Apa hambatan dalam program tersebut?
Hambatan utama sebenarnya menyeimbangkan anak-anak ketika harus belajar dan
berorganisasi dalam hal ini porsi kerjanya 30:70, jadi yang banyak terlibat adalah
guru-gurunya. Jadi peran siswa belum maksimal.
13. Apakah terdapat perbedaan sikap kepemimpinan siswa pengurus OSIS dan
bukan pengurus OSIS?
Tentunya ada,walaupun tidak semua dalam hal ini jadi bisa dibentuk mentalnya.
Dari sekian anak OSIS walaupun tidak semua mereka lebih bertanggung jawab,
disiplin dan memiliki jiwa kepemimpinan.
14. Apakah lembaga OSIS ini memberikan peranan dalam pembentukan sikap
kepemipinan?
Ya tentunya, OSIS SMP sebagai pembinaan awal untuk selanjutnya, jadi OSIS di
SMP menjadi pembekalan mereka selanjutnya.
15. Selain dari beberapa kegiatan tersebut, kegiatan-kegiatan intern OSIS yang
dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan mereka apa saja?
LDKS, RAKER OSIS dan Study Banding. Di khusukan bagi pengurus OSIS.
Dalam raker kita mengajarkan mereka berpikir kemudian membuat AD/ART
kemudian mempresentasikan program dalam raker tersebutlah kita melihat potensi
mereka.
16. Bagaimana hubungan sosial para pengurus OSIS dengan para guru dan
siswa lainnya?
Mereka sama saja berhubungan baik, tapi harapan kami menciptakan mereka
menjadi contoh bagi temannya yang lain. Jadi, OSIS adalah Garada terdepan
dalam penegakkan disiplin dalam tat tertib sekolah.
17. Apakah maksud dan tujuan beberapa Bidang kegiatan OSIS antara lain
kegiatan bela negara, Budi pekerti dan akhlak mulia, Olahraga dan
kesehatan, Apresiasi seni, rohani Islam dan kegiatan Jurnalistik dan
kewirawusahaan?
Bela negara yaitu penegakkan disiplin, segala tata tertib yang dibuat sekolah
bidang bela negara lah yang menjalankan ,misalkan baju harus rapi dll. Mereka
ikut membantu untuk menegur dan menyampaikan kepada bapak dan ibu gurunya.
Budi pekerti dan akhlak mulia dalam program melaksanakan tat tertib dan tata
krama dalam pergaulan.
Olahraga dan seni yakni untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat di sekolah,
rumah dan masyarakat.
Apresiasi seni untuk mengembangkan ketrampilan dalam bidang seni suara, seni
tari, seni kerajinan dll.
Kegiatan Rohani Islam membantu kegiatan praktek keagamaan siswa di sekolah.
Kegiatan jurnalistik mengembangkan reportase untuk semua berita di sekolah.
Kegiatan kewirausaan untuk meningkatkan ketrampilan di bidang teknik,
elektronik dan usaha produksi di sekolah.
18. Dari beberapa bidang tersebut, apakah berpengaruh dalam pembinaan
kepemimpinan siswa ?mengapa?
Esensinya bila dilakukan secara maksimal, kita gali potensi yang ada kita
memberikan mereka pembelajaran tentang komitmen, tanggung jawab, mandiri
dan tentunya itu membina sikap kepemimpinan mereka.
19. Bagaimana kegiatan keputrian yang ibu berikan ?
Kegiatan tersebut ditujukan bagi para siswi yang sedang berhalangan dalam
sholat, kita bimbing tiap harinya dan kita dampingi di perpustakaan kita isi dengan
cerita-cerita keagamaan dan kita isi rohaninya dan kita ajarkan mereka
berkreatifitas dengan membuat bebrapa ketrampilan tangan.
20. Bagaimana evaluasi dan masa jabatan pembina OSIS?
Ya tentunya ada evaluasi di setiap masa kepengurusan. Tidak ada ketentuan masa
jabatan, sekiranya masih dipercayakan masih diperpanjang masa tugasnya.
21. Mengapa ekstrakurikuler paskibra diwajibkan bagi seluruh pengurus OSIS?
Harapan kita anak anak bisa disiplin, menumbuhkan nasionalisme yang tinggi,
ketika mereka menjadi petugas upacara mereka harus menjadi petugas upacara
yang baik, dan sebagai garda terdepan dalam penegakkan kedisiplinan dan kita
harapkan para pengurus OSIS ini berbeda dengan siswa lainnya, artinya mereka
menjadi contoh bagi yang lain. Mereka punya tanggung jawab lebih dan bisa
berdisiplin dengan baik.
Jakarta, 14 Maret 2014
Pembina OSIS
Leli Sugiarti, S.Pd.
PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS OSIS
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
A. Identitas responden
Nama : 1. Mirza Manggala 2. Kathy Ayu 3. Mariza Nabila
Jabatan : 1. Ketua Umum 2. Sekretaris Umum 3. Ketua 2
Tempat : Ruang UKS SMP BM 400
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Maret 2014
Waktu : 14.00- 14.45
B. Keterangan dan petunjuk pengisian
1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya
ilmiah/penulisan skripsi.
2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
dipublikasikan bila tidak diperlukan.
3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.
Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya.
C. Pertanyaan
1. Menurut kalian, keberadaan OSIS di sekolah ini penting tidak?
Sanagat penting, karena dengan OSIS kami memiliki sebuah pengalaman yang
bermakna dari awal mula pencalonan hingga saat ini.
2. Bagaimana proses pemilihan OSIS di sekolah ini?
Kami melalui tahap LDKS terlebih dahulu,dimana ada 6 calon ketua OSIS dari kelas
VII dan VIII di tahap seleksi kami membuat makalah untuk program-program kami
dan dilanjutkan dengan mempresentasikannya saat LDKS, lalu di seleksi lagi menjadi
4, lalu setelah itu pemilihan dilaksanakan dengan pemilu.
3. Siapa saja yang ikut LDKS?
Siswa yang berminat menjadi pengurus OSIS dan yang direkomendasikan atau
ditunjuk oleh wali kelas.
4. Ketika menjabat sebagai pengurus OSIS, program kerja apa saja yang sampai
saat ini telah anda jalankan?
Program kerja dilaksanakan ketika semua bidang telah mengajukan program,
sementara kami baru raker setelah beberapa bulan menjadi pengurus OSIS. Jadi
sekarang masih ada proses pembicaraan. Sementara ini kami melaksanakan program-
program dari OSIS terdahulu, ada sebagian program kita sedikit-demi sedikit kita
jalankan seperti program OSIS.
5. Program unggulan apa selanjutnya yang ingin anda jalankan?
Setelah kami study banding dan melihat serta mempelajari program OSIS sekolah lain
dan banyak yang ingin kita laksanakan antara lain english day di sekolah, program
satu hari tentang budaya Indonesia tentang hal-hal ke Indonesiaan, serta program
memperingati hari pahlawan.
6. Apakah setiap kegiatan-kegiatan OSIS mendapat dukungan dari pihak sekolah?
Alhamdulillah sekolah mendukung penuh dalam pendanaan walaupun agak telat telat
sedikit tapi semuanya berjalan lancar.
7. Apakah ketika anda menjadi pengurus OSIS di sekolah ini, terdapat perubahan
tingkah laku anda khusunya dalam sikap kepemimpinan?
Dalam keseharian kami merasakan adanya perubahan antara lain lebih disiplin dalam
mentaati tata tertib sekolah karena kami menjadi contoh bagi seluruh siswa,kami bisa
lebih hidup mandiri dengan mengerjakan tugas-tugas tepat waktu dan juga menjadi
lebih rajin, kami bisa membimbing teman-teman menjadi lebih baik dan dapat
menengahi jika ada pertikaian antara teman.
8. Apakah anda merasa terbebani ketika anda menjalani dua peran sekaligus yaitu
sebagai pengurus OSIS dan sebagai murid biasa di sekolah ini?
Alhamdulillah tidak, kami membawa santai dan tidak merasa terbebani karena ini
adalah kemauan kami sendiri dan orang tua pun mendukung dalam keaktifan kami di
Organisasi.
9. Apakah manfaat yang anda rasakan dari keikutsertaan anda dalam
melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan OSIS?
Tentunya banyak manfaatnya, seperti kegiatan baksos kami jadi bisa merasakan
beban penderitaan orang lain yang terkena musibah, menambah pengalaman kami
dalam berorganisasi, serta menambah wawasan dan pengetahuan kami.
10. Apakah harapan anda untuk kedepannya pada lembaga OSIS di sekolah ini (
Saran/Kritik)?
Kami berharap OSIS dapat lebih eksis lagi,serta makin solid dalam menjalankan roda
organisasi, dan kami bisa menjalankan program dengan baik.
Jakarta, 13 Maret 2014
Ketua Umum Ketua OSIS 2 Sekretaris Umum
Mirza Manggala Mariza Nabila Kathy Ayu
PEDOMAN OBSERVASI PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI
KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
Berilah Tanda Check list ( ) sesuai dengan pengamatan !!!
1= Cukup 2 = Agak baik
3 = Baik 4 = Sangat baik
NO ASPEK NILAI
1 2 3 4
1
Kemampuan berkomunikasi pengurus OSIS dengan siswa
lainnya.
2
Pengurus OSIS berperan sebagai ujung tombak penegak
kedisiplinan siswa.
3
Sekolah melibatkan OSIS dalam setiap kegiatan sekolah.
4
Peran guru pembina OSIS dalam membimbing OSIS.
5
Prestasi akademik para pengurus OSIS di sekolah.
6 Peran OSIS dalam memberikan contoh yang baik kepada siswa
lainnya.
7
Dukungan sekolah terhadap kegiatan OSIS
8
Fasilitas untuk OSIS dalam menjalankan tugasnya.
9 Kegiatan ekstrakulikuler paskibra bagi pengurus OSIS
10 Tanggung Jawab siswa pengurus OSIS.
11 Pengurus OSIS telah menjalankan tugas sesuai fungsinya.
12 Aktif bekerja sama dengan pihak tertentu.
STRUKTUR PENGURUS DAN ANGGOTA OSIS
PERIODE 2013/2014
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
Pelindung : HADI SUWARNO, M. Pd
Wakil Bid. Kesiswaan : RIKE ANWARI FUADY, S. Si
Wakil Bid. Kurikulum : SITO, S. Pd
Wakil Bid. Sarpra : Drs. H. HASANUDIN
Pembina OSIS : USMAN JAMHURI, S. Ag
Pembina OSIS : DOBY PUTRA P, S. Pd
Pembina OSIS : LELI SUGIARTI, S. Pd
Ketua Umum : MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI
Ketua OSIS 1 : ZACHRANI CANTIKA
Ketua OSIS 2 : MARIZA NABILA PUTRI
Sekretaris Umum : KATHY AYU
Sekretaris 1 : SYNDHIKA GANIYA
Sekretaris 2 : M. RIANDY AJI
Bendahara Umum : ALYA CHANDRA
Bendahara 1 : SEIVA AGENIA ASMARA
Bendahara 2 : SYAHRANI FARAHDIBA
Kor. Bid. Rohis : AHMAD FAUZAN
Bid. Rohis : SENO MUHAMMAD
Bid. Rohis : M. ARKA SENNA
Bid. Rohis : RANIA TALITHA FITRIA
Bid. Rohis : FATHIYA RANAKIFA
Kor. Bid. Olahraga : M. RANABY
Bid. Olahraga : ROFIANO ALBAQI
Bid. Olahraga : RAFI ANANDA SADIKIN
Bid. Olahraga : ABIYAN DOHANSYAH
Bid. Olahraga : ADINDA SILVIYANI PUTRI
Bid. Olahraga : TYRONE RAUL RINALDI
Kor. Bid. Budi Pekerti : ANINDI ZHAFRA ANGELIA
Bid. Budi Pekerti : CLARISSA IZDIHARJATI
Bid. Budi Pekerti : LUTHFI APRILIO
Bid. Budi Pekerti : SHIKANDHINI KUMBITA
Bid. Budi Pekerti : AQILA KAYRRA
Bid. Budi Pekerti : SHARIDA
Kor. Bid. Jurnalistik : THAYLA ILHAM
Bid. Jurnalistik : MAHARANI DAVINA
Bid. Jurnalistik : FEIRA SALSABILA
Bid. Jurnalistik : HOPE ELISABETH GATTENIO
Bid. Jurnalistik : ASYIFA INSYIRA ZIDANIA
Kor. Bid. Belanegara : NICO SYAHPUTRA
Bid. Belanegara : AHMAD BARIQ
Bid. Belanegara : KHALIFA ANDAVA LUBIS
Bid. Belanegara : M. FARREL ABINOZA
Kor. Bid. Kewirausahaan : RASSYANDIAS SYAH REZA
Bid. Kewirausahaan : NABILA KHIRUNNISA
Bid. Kewirausahaan : ALYA ZAHIRA NURIDRAPUTRI
Bid. Kewirausahaan : NAIRA VHALENZA KONO
Bid. Kewirausahaan : NATASYA MEIDI
Bid. Kewirausahaan : DEVIANO
Kor. Bid. Seni : M. PRATAMA PUTRA
Bid. Seni : FANYA AMARAYESHA
Bid. Seni : M. KAHFI MUSTARI
Bid. Seni : AZZAHRA ANDHIKA PUTRI
Bid. Seni : ANDREA SYIFA AMERALDA
Bid. Seni : DIANDRA ALYA PUTRI
Bid. Seni : RANIA IMANI
FOTO-FOTO SAAT PENELITIAN
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Kantor OSIS dan Taman
Siswa Pengurus OSIS Saat Mengikuti Pelatihan Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS)
Salah Satu Kegiatan Olah Raga Futsal
Siswa memamerkan hasil karya Seni
Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu oleh pengurus OSIS
Gambar 4.7
Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta
Upacara Bendera SMP Bakti Mulya 400 dengan OSIS sebagai Petugasnya
Rapat Kerja OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Pembina OSIS memberikan arahan dan bimbingan kepada pengurus OSIS
Kegiatan HAKATA SMP Bakti Mulya 400 Jakarta