Upload
yayan-setia-selalu
View
482
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengaruh bising terhadap kinerja
Citation preview
TUGAS
“PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP
TINGKAT PRODUKTIVITAS”
Disusun oleh ;
Nama : Yayan Subagyo
NoMhs : 07 02 5336
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI “AKPRIND”
YOGYAKARTA
2009
KATA PENGANTAR
Terima kasih,mungkin hanya sepatah kata ini yang saya ucapkan kepada tuhan yang
maha esa karena berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
tugas makalah ini.
Pada sempatan ini, ijikan saya selaku penulis mengucapkan rasa terimakasih saya kepada
teman-teman saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, baik dari proses
penyusunan, pengetikan, sampai akhirnya makalah ini bisa selesai.
Akhirnya saya selaku penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran, ataupun
kritikan yang bersifat membangaun, yang pada intinya sangat berguna untuk menyempurnakan
penulisan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan baru
bagi pembacanya
BAB I
Devinisi bising
Bising dalam kesehatan kerja bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan
pendengaran baik secara kuantitatif ( peningkatan ambang pendengaran ) maupun secara
kualitatif ( penyempitan sepektrum pendengaran ). Berkaitan dengan factor intensitas, frekuensi,
durasi dan pola waktu,
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi
terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi
gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801:
Akustikal dan elektroakustik)".
jadi dapat di simpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak di
kehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian,
ANANTOMI TELINGA DAN MEKANISME MENDENGAR
Telinga terdiri dari 3 bagin utama yaitu
1. Telingan bagian luar
Terdiri dari daun telinga dan liang telinga, di batasi oleh membram timpani, telingan
bagin luar berfungsi sebagai mikrifon yaitu menampung gelombang suara dan
menyebabkan membram timpani bergetar, semakin tinggi frekuensi getaran semakin
cepat pula membram tersebut bergetar begitu juga pula sebaliknya.
2. Telinga bagin tengah
Terdiri atas osside yaitu 3 tulang kecil ( tulang pendengaran yang halus ).martil landasan
sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membram timpani dan
meneruskangetaran yang telah di perbesar ke oval window yang bersifat fleksibel,oval
window ini terdapat pada ujung dari cochlea.
3. Telinga bagian dalam
Yang di sebut cochlea dan berbentuk rumah siput cochlea mengandung cairan di
dalamnya terdapat membrane basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang
merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan di teruskan oleh cairan
dalam cochlea, menghantarkan membrane basiler. Getaran ini merupakan influs bagin
organ coti yang selanjutnya di teruskan ke otak melalui syaraf pendengaran.
NILAI AMBANG KEBISINGAN
Adalah angka dB yang di anggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja
8jam per hari atau 40 jam/ minggu.
Surat edaran mentri tenaga kerja tansmigrasi dan koperasi no SE-01 / MEN /1987, Nilai
ambang batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai
rata-rata yang masih dapat di terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan kehilangnan daya dengar
yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam / minggu, waktu
maksimum bekerja adalah sebagai berikut,
• 82 dB : 16 per hari
• 85 dB : 8 jam per hari
• 88 dB : 4 jam per hari
• 91 dB : 2 jam oer hari
• 97 dB : 1 jam per hari
• 100 dB : ¼ jam per hari
Kondisi suara Decibel (dB ) Batas dengar tertinggi
Menulikan120110100
HalilintarMeriamMesin uap
Sangat hiruk pikuk
90
80
Jalan hiruk pikukPerusahaan sangat gaduhLuit polisi
Kuat
70
60
Kantor gaduhJalan pada umumnyaRadioPerusahaan
Sedang50
40
Rumah gaduhKantor pada umumnyaPercakapan kuatRadio perlahan
Tenang30
20
Rumah tenangKantor pribadiAuditoriumPercakapan
Sangat tenang10
0
Suara daun daunBerbisik bisikBatas dengar rendah
Kondisi suara dan batas tingkat kebisingan
BAB II
JENIS-JENIS KEBISINGAN
Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi
1. Bising yang kuntinyu dengan spectrum frekuensi yang luas bising ini relative tetap dalam
batas kurang dari 5 dB atau priode 0.5 ddetik berturut-turut missalnya mesin, kipas
angin, dapur pijar
2. Bising yang kuntinyu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relative
tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja ( pada frekuensi 500. 1000 ,
dan 4000 Hz ) misalnya gergaji skuler dan katup gas,
3. Bising terputus –putus, bising di sini tidak terjadi secar terus menerus, melainkan ada
priode relative tenang misalnya suara lalulintas, kebisingan di lapangan terbang.
4. Kebisingan inplusif bising ini memiliki perubahan tekanan suara lebih 40 dB dalam
waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya, misalnya tembankan,suara
mercon, meriam
5. Bising inplusif berulang samadengan bising influsif hanya saja di sini terjadi secara
berulang ulang, misalnya mesin tempa.
Pengaruh bising terhadap tenaga kerja
Bising menyebabkan berbagai ganguan terhadap tenaga kerja, seperti ganguan fisiologis,
ganguan psikologis, ganguan komusikasi dan ketulian.atau ada yang menggolongkan
gangguannya berupa auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
auditory seperti komunikasi terganggu, ancaman bahanya keselamatan menurunkan performenc
kerja, kelelahan dan stress,lebih rinci dampak bising terhadap kesehatan kerja adalah sebagai
berikut
1. Gangguan fisiologis
Ganguan dapat beruapa peningkatan tekanana darah, penignkatan nadi basal
metabolisme, kontruksi pembuluh darah kecil trutama pada bagin kaki,dapat
menyebebkan pucat dan gangguan sensoris,
2. Ganguan psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentarasi, susah tidur ,
emosi dan lain-lain.pemaparan jangka waktu lama dapat menyebabkan
penyakit,psikosomatik seperti gastritis, penyakit jantung koroner dan lain lain.
3. Ganguan komunikasi
Ganguan komunikasi ini menyebabkan terganguannya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi
kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman, gangguan komunikasi
ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isarat tanda bahaya dan
tentu akan menurunkan mutu pekerja dan produktivitas kerja,
4. Ganguan keseimbangan
Ganguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala pusing,
mual dan lain- lain.
5. Gangguan terhadap pendengaran ( ketulian )
Diantara sekian banyak gangguan yang di timbulkan oleh bising, gangguan terhadap
pendengaran adalah yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya
pendengaran atau ketulian, ketulian ini dapat bersifat progresif padaawalnya bersifat
sementara tapi bila pekerja terus menerus di tempat bising tersebut maka daya dengar
akan menghilang secara tetap atau tuli.
Tipe Uraian
Akibat lahiriah
Kehilangan pendengaran Perubahan ambang batas
sementara akibat
Kebisingan, perubahan
ambang batas permanen
akibat Kebisingan
Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau
stress meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit
kepala, bunyi dering
Akibat psikologis
Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan
Gangguan
gaya hidup
Gangguan tidur atau
istirahat, hilang konsentrasi
waktu bekerja, membaca
dan sebagainya.
Gangguan pendengaran Merintangi kemampuan
mendengarkan TV, radio,
percakapan, telpon dan
sebagainya.
Jenis-jenis dari akibat- akibat bisingan
BAB III
Factor – factor yang berpengaruh terhadap ketulian akibat kerja
• Intensitas suara yang terlalu tinggi
• Usia karyawan
• Ketulian yang sudah ada sebelum bekerja
• Tekanan dan frekuensi bising tersebut
• Lamanya bekerja
• Jarak dari sumber suara
• Gaya hidup pekrja di luar tempat kerja
Penegendalian kebisingan
Pada dasrnya pengendalian kebisingan dapat di lakukan terhadap sumbernya dengan cara
• Desain akustik, dengan megurangi vibrasi mengubah struktur dan lainnya,
• Substitusi alat
• Mengubah proses kerja
Terhadap perjalanannya denngan cara
• Jarak di perjauh
• Akustik ruangan
• Enclosure
Terhadap penerimaannya dengan cara
• Alat pelindung telinga
• Administrasi dengan rotasi mengubah schedule kerja
Selain di atas dapat juga di lakukan dengan melakukan
Pengendalian secara teknis ( enggenering control ) dengan cara
• Pemilihan equipment / proses yang sedikit menimbulkan bising
• Dengan melakukan perawatan / maintenance
• Melakukan pemasangan penyerap bunyi
• Mengisolasi dengan melakukan peredaman ( material akustik )
• Menghindari kebisingan
Pengendalian secara administrative
• Melakukan shif kerja
• Mengurangi waktu kerja
• Melakukan tranning
Langkah terahir dalam menangani kebisingan adalah dengan menggunakan alat
pelindung pendengaran ( earplug, earmuff, dan helmet ), pengendalian kebisingan dapat di
lakukan juga secara medis yaitu dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Alat pelindung pendengaran
Pemakain alat pelindung diri merupakan pilihan terahir yang harus dilakukan, alat
pelindung yang diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai level
TWA atau kurang dari 85 dB, ada tiga macam alat pelindung pendengaran yaitu:
1. Sumbat telingan ( earplug ) dapat mengurangi kebisingan 8 – 30 dB, biasanya di gunakan
untuk proteksi samapai dengan 100 dB ,
2. Tutup telinga ( earmuff ) dapat menurunkan kebisingan 25 – 40 dB, di gunakan untuk
proteksi sampai dengan 110 dB.
3. Helm ( helmet ) mengurangi kebisingan 40 – 50 dB
Factor yang harus di pertimbangkan dalam menggunakan alat pelindung telinga adalah :
• Alat pelindung telinga harus dapat melindungi dari bising yang berlebihan.
• Harus ringan nyaman di pakai sesuai dan efisien (ergonomic )
• Harus menarik dan harga nya tidak terlalu mahal
• Tidak memberi efek samping atau nyaman di pakai
• Tidak mudah rusak
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang
berdampak pada ganguan pendenganran dan bila pemapran dalam waktu yang lama akan
menyebabkan ketulian.
2. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat di lakukan terhadap sumbernya,
perjalananya dan penerimanya, selaian itu dapat juga dengan melakukan pengendalian
secara teknis, pengendalian secara administrative , dan langkah terahir adalah dengan
menggunakan alat pelindung pendengaran.
3. Pencegahan ketulian akibat bising di tempat kerja dapat dilakukan dengan program
konservasi pendengaran yang melibatkan seluruh unsur perusahaan, dengan memberikan
pengetahuan dan pendidikan kepada karyawan mengenai kebisingan dan pengaruh
terhadap kesehatan dan melakukan program promosi kesehatan di tempat kerja.
4. Gunakan alat pelindung diri ( APD ) dalam melakukan pekerjaan yang terpapar langsung
dengan kebisingan di tempat kerja dan APD yang di gunakan harus memberikan
perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pemakainya .
DAFTAR PUSTAKA
http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf