Upload
suher-lambang
View
4.368
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Kuliah Ciri Universitas
Universitas Mercu Buana - Jakarta
DEMOKRASI
Dosen :
Udjiani Hatiningrum
1. Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi.
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Jadi seluruh perundang-undangan, aturan-
aturan, tatanan kehidupan sosial di bentuk, di atur atau di sepakati oleh masyarakat.
Di Indonesia sendiri demokrasi berkembang semenjak kemerdekaan, dalam Undang
Undang Dasar 1945 diberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.
Maka secara hierarki, seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui
mekanisme perwakilan yang dipilih dalam Pemilu. Masyarakat kita seharusnya memahami
betul apa makna demokrasi itu. Jangan sampai terjebak pada anggapan bahwa
keterbukaan dan demokrasi adalah sebuah kebebasan yang dalam era reformasi ini
cenderung kebablasan. Makna demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh, dan
untuk rakyat.
Kehidupan masyarakat demokratis, di mana kekuasaan negara berada di tangan
rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, negara, dan masyarakat. Manfaat
demokrasi di antaranya adalah :
1) Kesetaraan sebagai warga negara;
2) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum;
3) Pluralisme dan kompromi;
4) Menjamin hak-hak dasar;
5) Pembaruan kehidupan sosial.
1
Kesetaraan Sebagai Warga Negara :
Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat.
Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus
diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut
perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap
warga negara.
Memenuhi Kebutuhan-Kebutuhan Umum :
Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan
yang demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa.
Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat
biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan
kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran-
saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari bawah.
Pluralisme dan Kompromi :
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan
demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan
pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga
menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus dikemukakan dan di dengarkan.
Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga negara. Dan ketika
kebhinekaan seperti itu terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksaan atau
pameran kekuasaan.
2
Menjamin Hak-Hak Dasar :
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode
mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan sosial
tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang
hak-hak sipil dan politis : hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri.
Pembaruan Kehidupan Sosial :
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan
kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakukan
dengan cara yang santun dan damai, menjadikan sistem demokratis mampu menjamin
pembaruan kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengiktui pemberhentian tokoh
kunci dalam rezim nodemokratis.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol.
2. Nilai-nilai Demokrasi.
Terbukanya gerbang era reformasi pada akhir 90-an, mengobarkan semangat
demokrasi yang semakin kuat di Indonesia. Nilai-nilai demokrasi yang dulu sempat lama
terbendung di era orde baru kini menjadi agenda utama pemerintahan reformasi.
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha
3
nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide tentang demokrasi walau
bukan tingkat kenegaraan, masih tingkat desa. Disebut demokrasi desa. Contoh
pelaksanaan demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi
asli. Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila ini oleh
karena Pancasila sebagai ideologi negara, pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar
negara Indonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila sebagai cita-cita ma-syarakat dan sebagai pedoman membuat keputusan politik.
Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian konflik. Nilai-nilai
demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :
1) Kedaulatan rakyat;
2) republik;
3) Negara berdasar atas hukum;
4) Pemerintahan yang konstitusional;
5) Sistem perwakilan;
6) Prinsip musyawarah;
7) Prinsip ketuhanan.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada
umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh
sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola prilaku yang menjadi
tuntunan suatu norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut :
1) Kesadaran akan pluralisme;
2) Sikap yang jujur dan pikiran sehat;
3) Kerjasama warga dan itikad baik;
4) Sikap dewasa Pertimbangan moral .
4
Kesadaran akan pluralisme :
Mayarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman yang ada di
masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga negara.
Maka kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai
bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan potensi
alamnya.
Pluralisme adalah bentuk tertinggi dari kesadaran manusia, artinya disini manusia
sudah dapat mempunyai perasaan saling hormat-menghotmati antar sesama manusia,
mempunyai rasa kemanusiaan yang sama, mempunyai kepekaan terhdap ekologi dan
jaringan kehidupan dalam masyarakat. Jadi secara singkat pluralisme demokrasi belum
pada saatnya untuk di jadikan sebagai sistem demokrasi di Indonesia. Dewasa ini nampak
adanya usaha untuk memaksakan bentuk pluralisme dalam tatanan demokrasi di
Indonesia. Karena dipaksakan, maka dampaknya terjadilah situasi demokrasi yang ambrul
adul, anarkisme. Keadaan demikian itu tercermin dalam masyarakat kita dimana antara
orang-orang yang jujur dan bersih dari korupsi, penipu, preman, penjahat, koruptor, para
pelanggar HAM dan pelaksana KKN dicampur adukkan jadi satu (dianggap sebagai suatu
homoginitas) dengan alasan gotong royong dalam menjalankan pluralisme demokrasi.
Mencampuradukan antara baik dan buruk hanya sekedar unutuk memenuhi romantisme
perkataan pluralisme tanpa menyedari secara hakiki, telah menyebabkan bangsa kita
terjerumus pada kesalahan yang parah dan membahayakan keutuhan negara kita.
Selama pemimpin-pemimpim bangsa Indonesia berada dalam keadaan krisis
kesadarannya, maka sukar diharapkan akan terjadinya demokrasi sejati di Indonesia.
Sikap yang jujur dan pikiran sehat :
Mungkin sejak kanak-kanak sampai hari ini, sudah ratusan bahkan ribuan kali kita
mendengar nasihat untuk bersikap dan bertindak jujur. Bukankah kita menyadari bahwa
sikap jujur terkadang mengandung kekuatan internal yang menyebabkan kita tidak
tergoyahkan bahkan bisa nekad dan mempunyai sikap ‘nothing to loose’? Bukankah kita
5
baru bisa menepuk dada, menerima diri, mengatasi frustrasi, menghargai anugerah hidup
saat kita jujur pada diri sendiri, lingkungan, organisasi dan bangsa?. Perjuangan untuk
mempraktekkan kejujuran memang tidak bisa lepas dari upaya kita secara sadar untuk
mengalahkan kepentingan diri pribadi.
Kita lihat bahwa kejujuran bukan sekedar berkata benar dan mempertimbangkan
benar salah, namun mempraktekkan kematangan, sehingga terbaca dalam gerak gerik
maupun mental seseorang. Semakin tinggi peran dan tanggung jawab yang kita emban, di
kelompok, lingkungan dan lembaga, kita perlu sepenuhnya menyadari bahwa semakin
berat juga bobot tuntutan untuk menunjukkan kedewasaan, menyadari tanggung jawab
peran dan mengedepankan kepentingan publik yang kita ‘layani’. Kejujuran tampaknya
perlu menjadi sasaran hidup seorang individu, apalagi pemimpin, karena ini adalah modal
utama dalam pengambilan keputusan dan menjadi perisai yang ampuh dalam kancah
politik. Hanya dengan kekuatan inilah seorang pemimpin tidak bisa tergoyah ‘self esteem’-
nya dan akan dikenal luas dengan penuh respek.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau
berdasarkan akal sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada. Demokrasi
membutuhkan sikap tulus setiap orang beritikad baik.
Demokrasi Membutuhkan Kerja Sama Antar Warga Masyarakat dan Sikap serta tikad baik:
Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus menerima
kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan keputusan. Semangat
demokrasi menuntut kesediaan masyarakat untuk memberikan kritik yang membangun,
disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggungjawab untuk kemungkinan
menerima bentuk-bentuk tertentu.
Demokrasi Membutuhkan Pertimbangan Moral :
Demokrasi adalah permainan yang sangat elegan dan bermartabat, karena para
pemainnya diharapkan memegang aturan main yang sudah disepakati, harus selalu
6
merujuk pada konstitusi, serta menggunakan argumentasi berdasarkan akal sehat,
bukannya pemaksaan-pemaksaan dengan memamerkan kekerasan atau teror. Bahwa
pekan-pekan terakhir ini kita menyaksikan, proses pemerosotan moral demokrasi di negeri
kita menukik tajam hampir-hampir ke titik paling rendah.
Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan
haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala
cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan
dalam berbuat dan mencapai tujuan.
3. Prinsip dan Parameter Demokrasi.
Prinsip artinya kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain
sebagainya. Suatu negara atau pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam sistem
pemerintahannya mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Robert A. Dahl terdapat
beberapa prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem pemerintahan, yaitu :
1) Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan.
Pemerintah dalam hal ini Presiden, Kabinet dan Pemerintah daerah bertugas
melaksanakan pemerintahan berdasar mandat yang diperoleh dari pemilu. Namun
demikian, dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah bukan bekerja tanpa
batas. Pemerintah dalam mengambil keputusan masih dikontrol oleh lembaga
legislatif yaitu DPR dan DPRD. Di Indonesia kontrol tersebut terlihat dari
keterlibatan DPR dalam penyusunan anggaran, penyusunan peraturan
perundangan dan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) untuk
pengangkatan pejabat negara yang dilakukan oleh pemerintah.
2) Adanya pemilihan yang teliti dan jujur.
Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila adanya partisipasi aktif dari warga
negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti dan jujur. Suatu keputusan
tentang apa yang dipilih, didasarkan pengetahuan warga negara yang cukup, dan
informasi yang akurat dan dilakukan dengan jujur.
7
3) Adanya hak memilih dan dipilih.
Demokrasi berjalan apabila setiap warga negara mendapatkan hak pilih dan dipilih.
Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan rakyat terhadap pemerintahan,
serta memutuskan pilihan yang terbaik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
rakyat. Hak dipilih memberikan kesempatan kepada setiap warga negara yang
mempunyai kemampuan dan kemauan serta memenuhi oersyaratan untuk dipilih
dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4) Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
Demokrasi membutuhkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, berserikat
dengan rasa aman. Apabila warga negara tidak dapat menyampaikan pendapat
atau kritik dengan lugas, maka saluran aspirasi akan tersendat, dan pembangunan
tidak akan berjalan dengan baik.
5) Adanya kebebasan mengakses informasi.
Demokrasi membutuhkan informasi yang akurat, untuk itu setiap warga negara
harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Keputusan pemerintah harus
disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta menjadi kewajiban
pemerintah untuk memberikan informasi yang benar, disisi lain DPR dan rakyat
dapat juga mencari informasi, sehingga antara pemerintah dan DPR mempunyai
informasi yang akurat dan benar.
6) Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.
Kebebasan untuk berserikat ini memberikan dorongan bagi warga negara yang
merasa lemah, dan untuk memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok
dalam bentuk serikat. Adanya serikat pekerja, terbukanya sistem politik
memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka dan lebih baik.
Bagaimana dengan kondisi di Indonesia, apakah sudah menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi ?
8
Pertanyaan ini tidak dapat dijawab hanya dengan ya atau tidak. Sistem kontrol sudah
ada yaitu DPR dan perannya sudah meningkat, namun seringkali adanya intervensi dari
partai politik atau pemerintah membuat anggota DPR tidak dapat bekerja secara optimal.
Kebebasan berserikat dan berpolitik juga sudah dijamin undang-undang. UU No 21 Tahun
2001 dan UU No 13 Tahun 2003 menjamin kebebasan warga negara untuk berserikat dan
berkumpul. Prinsip hak dipilih dan memilih juga sudah dikembangkan. Pemilihan anggota
DPR saat ini sudah memilih nama, sehingga anggota DPR adalah pilihan langsung dari
rakyat, namun demikian adanya sistem anggota DPR yang tidak memenuhi kuota suara,
maka urutan nomor menjadi ketentuan untuk seseorang menjadi anggota DPR
mengakibatkan prinsip ini belum berjalan optimal. Prinsip pemilihan yang jujur danteliti juga
sudah berkembang dengan baik terlihat dari hasil Pilkada yang tidak terlalu bermasalah.
Dari 150 lebih Pilkada, ternyata hanya beberapa saja yang bermasalah seperti di Depok.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, prinsip demokrasi sebenarnya sudah
dikembangkan di Indonesia, namun prinsip tersebut belum optimal dilaksanakan
atau memerlukan perbaikan dalam pelaksanaannnya.
Di Indonesia, prinsip-prinsip negara demokratis telah dilakukan, walaupun masih ada
beberapa kelemahan dalam pelaksanaannnya. Untuk mengukur seberapa jauh kadar
demokrasi sebuah negara, diperlukan suatu ukuran atau parameter. Parameter untuk
mengukur demokrasi dapat dilihat dari 4 hal yaitu :
a) Pembentukan pemerintahan melalui pemilu.
Terbentuknya suatu pemerintahan dilakukan dalam sebuah pemilu yang
dilaksanakan dengan jujur dan teliti. Pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu
diharapkan dapat menggambarkan keingingan rakyat sehingga memudahkan
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
b) Sistem pertanggungjawaban pemerintahan.
Pemerintah yang dihasilkan dari pemilu harus mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan dalam periode tertentu. Di Indonesia, Presiden
memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.
9
c) Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara.
Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan
kekuasaan dalam satu tangan. Penyelenggaraan kekuasaan negara haruslah diatur
dalam suatu tata aturan perundang-undangan yang membatasi dan sekaligus
memberikan petunjuk dalam pelaksanaannya. Bebarapa aturan tersebut adalah
pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
d) Pengawasan oleh rakyat.
Demokrasi membutuhkan sistem pengawasan oleh rakyat terhadap jalannya
pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan chek and balance
terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.
4. Jenis-Jenis Demokrasi.
Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat.
a) Demokrasi Langsung :
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan. Demokrasi langsung, rakyat
seluruhnya diikutsertakan dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan
dan mengambil keputusan. Hal ini terjadi pada tipe-tipe negara – negara kota waktu
zaman Yunani Kuno, rakyat berkumpul pada tempat tertentu untuk membicarakan
berbagai masalah kenegaraan. Pada masa modern ini cara demikian tentu tidak
mungkin lagi karena selain negaranya semakin luas dan meliputi banyak warganya,
urusan – urusan kenegaraannya pun semakin kompleks. Jadi rakyat tidak lagi ikut
dalam urusan pemerintahan secara langsung melainkan melalui wakil – wakil yang
ditentukan dalam suatu pemilihan umum ( Pemilu ). Hal ini yang disebut demokrasi
tidak langsung.
10
b) Demokrasi Tidak Langsung atau Demokrasi Perwakilan :
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
Pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c) Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Pengawasan Langsung dari Rakyat .
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan
rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi seperti ini di jalankan di Swiss.
Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara
langsung. Di Swiss ditafsirkan bahwa badan eksekutif hanyalah sebagai badan
pelaksana dari apa yang telah digariskan oleh badan legislatif. Sistem demokrasi
yang dilaksanakan di Swiss tersebut yang kemudian dikenal dengan nama Sistem
Referendum. Badan eksekutifnya merupakan dewan yang disebut Bundesrat.
Dewan tersebut adalah bagian dari badan legislatif yang disebut
bundesversammlung yang terdiri atas Nationalrat dan Stadenrat. Nationalrat adalah
badan perwakilan Nasional, sedangkan Stadenrat adalah perwakilan dari negara –
negara bagian. Negara-negara bagian itu sendiri disebut Kanton.
Mekanisme pelaksanaan pemerintah adalah sebagai berikut :
- mula – mula yang terbentuk adalah Bundesversammlung yang terdiri atas
Nationalrat dan standerat. Nationalrat dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui suatu pemilihan umum. Masa jabatan Nationalrat adalah 4 tahun.
Selain itu setiap Kanton mengirimkan dua orang wakil untuk duduk dalam
standerat. Cara pemilihan dan masa jabatan masing-masing anggota
standerat ditentukan oleh kanton masing-masing.
- Setelah Bundesversammlung terbentuk, maka badan itulah berfungsi
sebagai badan legislatif yang membuat UU, termasuk UUD.
11
- Setelah UUD terbentuk, lalu bundesversammlung memilih 7 orang
anggotanya untuk duduk dalam Bundesrat guna melaksanakan UU tersebut.
Sebelum UU itu dilaksanakan, dimintakan terlebih dahulu pendapat rakyat
melalui referendum.
Referendum diklasifikasikan menjadi tiga :
1. Referndum Wajib;
2. Referendum Tidak Wajib;
3. Referendum Konsultatif.
Referndum Wajib :
Referndum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma penting dan
mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis. UUD atau UU yang telah
dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi referendum ini dlaksanakan untuk
meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap sangat penting atau mendasar.
Referendum Tidak Wajib :
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan UU
diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum. Jika dalam waktu
tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan UU itu dapat menjadi UU yang
bersifat tetap.
Referendum Konsultatif :
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang
berkaitan dengan permasalahan tgersebut.
12
Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas.
a. Demokrasi Formal :
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kedudukan yang sama dalam bidang politik,
tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan yang luas, sehingga
demokrasi ini disebut demokrasi liberal.
b. Demokrasi Material.
Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-
ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi semacam
ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.
c. Demokrasi Campuran.
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas.. Demokrasi
ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.
Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi.
a. Demokrasi Liberal.
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
13
Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara.
a. Demokrasi Sistem Parlemen.
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain :
1) DPR lebih kuat daripada pemerintah.
2) Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disaebut Perdana Menteri dan memimpin
kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggungjawab kepada DPR.
3) Program kebijakan kabinet dilakukan disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
4) Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya hanya
berfungsi sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat seremonial,
seperti melantik kabinet dan Duta Besar sebagai Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata (kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (Parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah.
Jika mayoritas anggita parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, sehingga
kendali pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk
pemerintahan baru hasil pemilu.
Salah satu karakteristik utama sistem parlementer yang tidak dimiliki oleh sistem
presidensial adalah kedudukan parlemen sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di atas
badan perwakilan dan pemerintah (supremacy of parliame).
14
b. Demokrasi Sistem Presidensial.
Dibandingkan dengan sistem parlementer, sistem presidensial memang memiliki
kelebihan dibandingkan sistem parlementer, di antaranya: keterpisahan institusi presiden
dan parlemen, masa jabatan presiden (dan wapres) yang bersifat tetap, dan pemilihan
langsung presiden oleh rakyat.
Ciri-ciri pemerintahan Presidensial sebagai berikut :
1) Negara dikepalai Presiden
2) Kekuasaan eksekutif Presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipili dari
dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Menteri.
4) Menteri tidak bwertanggungjawab kepada DPR melainkan kepada Presiden.
Presiden dan DPR mempunyai kewdudukan yang sama sebagai lembaga negara,
dan tidak dapat saling membubarkan.
5. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang banyak
pengalaman dan pelajaran yang dapat kita ambil, terutama pelaksanaan demokrasi di
bidang politik. Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, UUD 1945 memberikan
penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Ada empat macam demokrasi
yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan kita, yaitu Demokrasi Liberal,
Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila, Dempkrasi Langsung pada era reformasi.
Keempat demokrasi tersebut dalam realisasinya mengalami kegagalan. Mengapa
demikiandan bagaimana pelaksanaan Demokrasi Pancasila pada era reformasi ini ?
a) Demokrasi Parlementer (Liberal).
Demokrasi Parlementer di pemerintahan kita telah dipraktikan pada masa berlakunya
UUD 1945 periode pertama (1945- 1949) kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya RIS
15
1949 dan UUDS 1950. Pelaksanaan Demokrasi Parlementer tersebut secara yuridis resmi
berakhir pada tgl 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu penyebab ketidakstabilan
tersebut adalah sering bergantinya pemerintahan yang bertugas sebagai pelaksana
pemerintahan.
b) Demokrasi Terpimpin.
Kegagalan konstituente dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suhu politik yang
memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada tgl 5 Juli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit Presiden dipandang
sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari mencapai hal tersebut, di negara kita saat
itu digunakan Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan keyakinan terhadap
keburukan yang diakibatkan oleh praktik Demokrasi Parlementer (liberal) yang melahirkan
terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan kehidupan
ekonomi.
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi
permasalahan yang dhadapi masyarakat, yakni dapat dilihat dari ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tgl 22 April 1959 tentang pokok-
pokok demokrasi terpimpin antara lain :
1) Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator.
2) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar
bangsa Indonesia.
3) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
4) Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
16
5) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran di atas tampak bahwa Demokrasi Terpimpin tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia.
Namun dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana
mestinya, sehingga seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan
budaya bangsa. Penyebab penyelewengan tersebut, selain terletak pada Presiden, juga
karena kelemahan legislatif sebagai partner dan pengontrol eksekutif, serta situasi sosial
politik yang tidak menentu saat itu.
Prinsip-prinsip dasar demokrasi terpimpin adalah :
1) Tiap orang diwajibkan untuk berbakti pada kepentingan umum, masyarakat, bangsa
dan negara ;
2) Tiap orang berhak mendapat penghidupan yang layak dalam masyarakat, bangsa
dan negara.
c). Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru.
Latar belakang munculnya Demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai
penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa berlakunya
Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut tidak
cocok diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong royong. Sejak
lahirnya Orde Baru, diberlakukan Demokrasi Pancasila, sampai saat ini. Secara
konseptual, Demokrasi Pancasila masih dianggap dan dirasakan paling cocok diterapkan
di Indonesia. Demokrasi Pancasila bersumberkan pada pola pikir dan tata nilai sosial
budaya bangsa Indonesia, dan menghargai hak individu yang tidak terlepas dari
kepentingan sosial.
17
Peristiwa yang lazim disebut Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia
(G30S/PKI) menandai pergantian orde dari Orde Lama ke Orde Baru. Orde Baru
dikukuhkan dalam sebuah sidang MPRS yang berlangsung pada Juni-Juli 1966. diantara
ketetapan yang dihasilkan sidang tersebut adalah mengukuhkan Supersemar dan
melarang PKI berikut ideologinya tubuh dan berkembang di Indonesia. Menyusul PKI
sebagai partai terlarang, setiap orang yang pernah terlibat dalam aktivitas PKI ditahan.
Sebagian diadili dan dieksekusi, sebagian besar lainnya diasingkan ke pulau Buru. Pada
masa Orde Baru pula pemerintahan menekankan stabilitas nasional dalam program
politiknya dan untuk mencapai stabilitas nasional terlebih dahulu diawali dengan apa yang
disebut dengan konsensus nasional.
Demokrasi Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional,
namun demikian praktik demokrasi yang dijalankan pada masa Orde Baru masih terdapat
berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila.
Diantara penyimpangan dilakukan penguasa Orde Baru, khususnya yang berkaitan dengan
Demokrasi Pancasila yaitu :
a) Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil.
b) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS.
c) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen kehakiman.
d) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
e) Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah.
f) Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.
g) Menteri-,menteri dan Gubernur diangkat menjadi anggota MPR.
Demokrasi Langsung Pada Era Orde Reformasi.
Orde reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam
segala bidang kehidupan. Makna demokratisasi dapat dirumuskan sebagai proses
pengelolaan kekuasaan (kratos) oleh penguasa yang dipilih oleh rakyat (demos) untuk
18
dapat mensejahterakan rakyat secara adil melalui pembangunan segala bidang secara adil
dan berimbang. Penguasa, kekuasaan, dan rakyat hadir bersama di dalam negara karena
diikat bersama oleh substansi keadilan. Tanpa keadilan sebagai konten dalam demokrasi,
maka demokrasi hanyalah sebuah kata yang hampa makna. Dengan kata lain, tanpa
aktualisasi keadilan di dalam demokratisasi, maka yang terjadi bukanlah demokratisasi,
melainkan penguatan kekuasaan secara otoriter dengan mengatasnamakan rakyat.
Pengelolaan kekuasaan secara adil bagi kesejahteraan rakyat menuntut agar rakyat bukan
saja ditempatkan sebagai sasaran atau peruntukan pembangunan, melainkan juga sebagai
subjek pelaku di dalam berbagai bidang pembangunan.
Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk direformasi adalah
bidang politik, ekonomi, dan hukum. Perubahan yang terjadi pada Orde Reformasi ini
dilakukan secara bertahap, karena memang reformasi berbeda dengan revolusi yang
berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen dalam suatu sistem politik yang
cenderung menggunakan kekerasan. Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi
mengandung arti “perubahan yang mengarah pada persamaan politik negara, dan ekonomi
yang lebih merata, termasuk perluasan basis partisipasi politik rakyat.” Pada reformasi di
negara kita sekarang ini, uoaya meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan salah satu sasaran agenda
reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi,
terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi
sekarang ini, yaitu :
a) Pemilu lebih demokratisasi.
b) Partai politik lebih mandiri.
c) Pengaturan HAM.
d) Lembaga demokrasi lebih berfungsi.
e) Konsep Trias Politika (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.
19
Dengan adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketenteraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan.Tata cara pelaksanaan Demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemerintah negara RI berdasarkan konstitusi.
Kegagalan Demokrasi Pancasila zaman Orde Baru, bukan berasal dari konsep
dasar Demokrasi Pancasila, melainkan lebih kepada praktik atau pelaksanaannya
yang mengingkari keberadaan Demokrasi Pancasila itu. Demokrasi Pancasila hanya
dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat
dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup
politik pendukungnya. Pelaksanaan demokrasi Pancasila harus disertai dengan
pembangunan bangsa secara keseluruhan karena pembangunan adalah proses
perubahan kearah kemajuan dan proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu
kehgidupan bangsa. Di samping itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sekaligus
akan merupakan kontrol bagi pelaksanaan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah,
baik di pusat maupun di daerah, sehingga dapat mencegah hal-hal yang negatif dalam
pembangunan.
6. Mengembangkan Sikap Demokrasi.
Panduan orang tua:
1. Perhatian serius anak: jangan putus perkataan
2. Berusaha menjadi pembicara yang baik
3. Memberi kesempatan memperbaiki sbl sangsi
4. Menghormati anak
5. Melibatkan anak dalam keputusan
Panduan di kelas: Dosen
1. Mahasiswa menjadi subyek bukan obyek
2. Dosen berlapang dada terhadap kritik
20
3. Dosen mengembangkan sikap adil
4. Dosen menghindari mencaci maki
Panduan di kelas: mahasiswa
1. Aktif mengungkapkan gagasan
2. Mempunyai motivasi maju
3. Peka terhadap lingkungan
4. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani
5. Memahami perasaan orang lain
6. Mengembangkan to know (untuk mengetahui) , to do (untuk melakukan sesuatu) ,
to be (menjadi diri sendiri), to live together (untuk hidup bersama).
7. Belajar berorganisasi
21