30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia tidak identik dengan pikun (demensia) dan perlu diketahui bahwa pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. Lansia dapat hidup normal tanpa mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan tingkah laku seperti dialami oleh lansia dengan demensia. Sebagian besar orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang diderita oleh lansia. Tapi kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapa saja dari semua tingkat usia dan jenis kelamin. Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa demensia sering kali terjadi pada lansia yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Demensia dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1. Demensia senilis (>/ 60 tahun), 2. Demensia prasenilis (<60 tahun). Sekitar 56.8 % lansia mengalami demensia dalam bentuk demensia Alzheimer (4 % dialami lansia yang telah berusia 75 tahun, 16 % pada usia 85 tahun, dan 32 % pada usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 30 juta penduduk dunia mengalami demensia dengan berbagai sebab.

Demensia Gerontik Kelompok 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan gerontik

Citation preview

Page 1: Demensia Gerontik Kelompok 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia tidak identik dengan pikun (demensia) dan perlu diketahui

bahwa pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. Lansia dapat

hidup normal tanpa mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan

tingkah laku seperti dialami oleh lansia dengan demensia. Sebagian besar

orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang diderita oleh lansia.

Tapi kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapa saja dari semua tingkat

usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa demensia

sering kali terjadi pada lansia yang telah berumur kurang lebih 60 tahun.

Demensia dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1. Demensia senilis (>/ 60 tahun),

2. Demensia prasenilis (<60 tahun). Sekitar 56.8 % lansia mengalami demensia

dalam bentuk demensia Alzheimer (4 % dialami lansia yang telah berusia 75

tahun, 16 % pada usia 85 tahun, dan 32 % pada usia 90 tahun). Sampai saat ini

diperkirakan kurang lebih 30 juta penduduk dunia mengalami demensia

dengan berbagai sebab.

Gangguan kognitif salah satunya demensia atau pikun merupakan

kumpulan gejala yang menghasilkan kehilangan kemampuan kognitif

mencakup daya ingat tentang diri sendiri, orang lain, waktu, tempat, dan

aktivitas sehari- hari. Hal ini dapat mengakibatkan para lansia menjadi merasa

asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada lansia.

Page 2: Demensia Gerontik Kelompok 4

Adapun tujuan penulisan makalah tentang Asuhan Keperawatan Dengan

Gangguan Degeneratif Pada Sistem Neurologi : Parkinson dan

Alzheimersebagai berikut :

1. Tujuan umum :

Mahasiswa dapat memahami mengenai Asuhan Keperawatan Dengan

Gangguan Degeneratif Pada Sistem Neurologi : Parkinson dan

Alzheimer.

2. Tujuan khusus :

a. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai Konsep Dasar

GangguanDegeneratif Gangguan Gerontik i : Demensia dan

Alzheimer.

b. Mahasiswa dapat membuat Asuhan Keperawatan Dengan

GangguanGerontik Demensia dan Alzheimer.

B. Metode Penulisan

Metode penulisan yang kamu gunakan dalam penyusunan makalah ini

adalah pola deskripsi yakni memaparkan serta menjelaskan kembali apa yang

telah kami dapat dan pelajari sebelumnya dari berbagai sumber yang telah kami

temukan. Adapun metode penulisan untuk bahan sumber yang kami dapatkan

yaitu buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan, konsultasi

dengan dosen pembimbing, dan bahan dari internet.

C. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diawali dengan penulisan bab I yang terdiri dari

pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan teori mengenai

Konsep Penyakit dan Konsep Asuhan Keperawatandengan Gerontik Demensia

dan Alzheimer. Bab III, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan, kemudian

diakhiri dengan daftar pustaka.

Page 3: Demensia Gerontik Kelompok 4
Page 4: Demensia Gerontik Kelompok 4

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR MEDIS DEMENSIA

A. PENGERTIAN

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat

mempengaruhi aktifitas sehari- hari. Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia

bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan

beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan

tingkah laku.

Demensia adalah keaadaan dimana seseorang mengalami penurunan

kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut

menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari- hari. Kumpulan gejala

yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan mood dan tingkah laku sehingga

mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari- hari penderita. (Azizah. 2011 ; 81).

Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi

intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi

hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009).

Jadi demensia adalah kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau

kondisi tertentu yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan mood dan

tingkah laku sehingga mempengaruhi aktifitas kehidupan sehari-hari penderita.

B. ETIOLOGI

Penyebab demensia yang reversible sangat penting diketahui karena

pengobatan yang baik pada penderita dapat kembali menjalankan kehidupan sehari-

hari yang normal.

D Drugs (obat)

Page 5: Demensia Gerontik Kelompok 4

Obat sedative

Obat penenang minor atau mayor

Obat anti konvulsan

Obat anti depresan

Obat anti hipertensi

Obat anti aritmia

E Emotional (gangguan emosi, ex :depresi)

M Metabolik dan endokrin

Seperti : DM

Hipoglikemi

Gangguan ginjal

Gangguan hepar

Gangguan Tiroid

Gangguan elektrolit

E Eye dan ear (disfungsi mata dan telinga)

N Nutritional

Kekurangan vitamin B6 (pellagra)

Kekurangan vitamin B1 ( Sindrom wernicke)

Kekurangan vitamin B12 (Anemia pernisiosa)

Kekurangan asam folat

T Tumor dan trauma

I Infeksi

Ensefalitis oleh virus, contoh : herpes simplek

Bakteri, contoh ; oleh pnemokokus

TBC

Parasit

Fungus

Abses otak dan

Neurosifilis

A Arterosklerosis (komplikasi penyakit aterosklerosis misalnya :

infark

Page 6: Demensia Gerontik Kelompok 4

Keadaan yang secara potensial reversible atau yang bisa dihentikan seperti

:

Intoksiaksi (obat, termasuk alkohol, dll)

Infeksi susunan saraf pusat

Gangguan metabolic

Gangguan vaskuler (demensia multi- infark)

Lesi

Hematoma subdural/ subdural hematoma (SDH) merupakan

kelainan bedah saraf umum yang sering memerlukan intervensi

bedah. SDH adalah jenis perdarahan intrakranial yang terjadi di

bawah duramater dan mungkin terkait dengan cedera

otak l a i nnya .

Metastase neoplasma

Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh

berlebihan , tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh

terus- menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah

hilang.

Hidrosefalus yang bertekanan normal

Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan

intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.

Page 7: Demensia Gerontik Kelompok 4

Demensia Non reversible

1. Penyakit degenaratif

Penyakit Alzheimer

Demensia yang berhubungan dengan badan Lewy

Lewy disebabkan oleh pemundaran dan matinya sel-sel saraf di

otak. Nama itu berasal dari adanya struktur-struktur abnormal

berbentuk bola disebut kumpulan lewy, yang tumbuh dalam

sel-sel saraf. Di duga struktur itu ikut menyebabkan kematian

sel-sel otak. Orang yang mempunyai demensia dengan

kumpulan lewi cenderung melihat sesuatu yang tidak ada

(halusinasi visual), mengalami kekakuan atau gemetar

(parkinsonisme) dan kondisi mereka cenderung berubah-ubah

secara cepat, sering dari jam ke jam atau dari hari ke hari.

Gejala itu memungkinkan dibedakannya penyakit ini dari

penyakit Alzheimer. Demensia dengan kumpulan Lewy

kadang-kadang muncul bersamaan dengan penyakit Alzheimer

dan/atau demensia Vaskuler. Mungkin sulit untuk

membedakan demensia dengan kumpulan Lewy dari penyakit

Parkinson dan orang dengan penyakit Parkinson menderita

demensia yang serupa dengan yang terlihat pada demensia

dengan kumpulan Lewy.

Penyakit Pick

Penyakit Niemann-Pick adalah suatu penyakit keturunan

dimana terjadi kekurangan suatu enzim khusus yang

mengakibatkan penimbunan sfingomielin (hasil metabolisme

lemak) atau terdapat penimbunan kolesterol yang abnormal.

Penyakit Huntington

Penyakit Huntington adalah penyakit turunan disebabkan oleh

kemunduran otak yang terjadi berangsur-angsur dan

Page 8: Demensia Gerontik Kelompok 4

menimbulkan efek pada pikiran dan tubuh. Penyakit ini

biasanya muncul antara umur 30 dan 50 tahun dan ditandai

dengan menurunnya kemampuan berpikir dan gerakan-gerakan

anggota badan atau otot wajah yang tidak teratur dan tidak

terkendali. Gejala-gejala lain termasuk perubahan kepribadian,

gangguan ingatan, berkata-kata tidak jelas, pertimbangannya

terganggu dan ada masalah kejiwaan. Tidak ada pengobatan

untuk menghentikan jalannya penyakit, tetapi obat-obatan

dapat mengendalikan penyakit-penyakit yang mempengaruhi

gerakan tubuh dan juga gejala-gejala kejiwaan. Demensia

terjadi pada sebagian besar kasus penyakit Huntington.

Kelumpuhan supranuklear progresif

Kelumpuhan Supranuklear Progresif menyebabkan kekakuan

otot, ketidakmampuan untuk menggerakkan mata dan

kelemahan pada otot tenggorokan.

Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah penyakit sistem syaraf yang terjadi

berangsur-angsur, ditandai dengan gemetar, kaku pada

anggota-anggota badan dan persendian, kesulitan berbicara dan

kesulitan memulai gerakan fisik. Pada tahap lanjut dari

penyakit ini sebagian orang akan terkena demensia. Obat-

obatan mungkin dapat meringankan gejala fisik, tetapi dapat

menimbulkan efek sampingan yang dapat termasuk halusinasi,

delusi (anggapan yang salah), kebingungan yang bertambah

secara sementara dan gerakan-gerakan tidak normal.

2. Penyakit Vaskuler

Penyakit Demensia Vaskuler

Demensia Vaskuler adalah istilah umum untuk demensia yang

berkaitan dengan masalah sirkulasi darah ke otak dan

merupakan bentuk paling umum kedua dari demensia. Ada

Page 9: Demensia Gerontik Kelompok 4

beberapa jenis demensia Vaskuler. Dua jenis yang paling

umum adalah demensia Multi-infarct dan penyakit

Binswanger. Demensia Multi-infarct disebabkan oleh sejumlah

serangan otak (stroke) ringan, disebut ministroke atau

Transient Ischaemic Attack (TIA) dan mungkin merupakan

jenis yang paling umum dari demensia vaskuler.

Penyakit Binswanger

Penyakit Binswanger (juga dikenal sebagai demensia vaskuler

subkortikal) dihubungkan dengan perubahan di otak yang

disebabkan oleh serangan otak. Penyakit ini disebabkan oleh

tekanan darah tinggi, penebalan pembuluh nadi dan aliran

darah yang tidak cukup.

Embolisme serebral

Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang

di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.

Arteritis

Arteritis Temporalis (Giant Cell Arteritis, Arteritis Sel

Raksasa) adalah penyakit peradangan menahun pada arteri-

arteri besar.

Anoksia sekunder akibat henti jantung, gagal jantung akibat

intoksikasi karbon monoksida

3. Demensia Traumatic

Perlukaan kranio-serebral

Demensia pugilistika

Demensia Pugilistika adalah gangguan daya ingat konsentrasi

serta perubahan kepribadian yang diakibatkan oleh kontusio

serebral berulang, seperti yang dialami oleh para petunju.

Dapat timbul gejala serebral, piramidal, dan ekstrapiramidal,

dengan perubahan neuropatologis di daerah septum, substansia

grisea temporal tengah, dan jaras nigra serta serebelar.

Page 10: Demensia Gerontik Kelompok 4

4. Infeksi

Demensia pasca ensefalitis

C. KARAKTERISTIK DEMENSIA

Menurut John (1994) bahwa lansia yang mengalami demensia juga akan

mengalami keadaan yang sama seperti orang depresi yaitu akan

mengalami deficit aktivitis kehidupan sehari- hari (AKS). Gejala yang

sering menyertai demensia adalah

a. Gejala awal

Kinerja mental menurun

Fatique

Mudah lupa

Gagal dalam tugas

b. Gejala lanjut

Gangguan kognitif

Gangguan afektif

Gangguan perilaku

c. Gejala Umum

Mudah lupa

Aktivitas sehari- hari terganggu

Disorientasi

Cepat marah

Kurang konsentrasi

Resti jauh

D. PATOFISIOLOGI

Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya

demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan

biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun

sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun.

Page 11: Demensia Gerontik Kelompok 4

Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-

kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri. Penyakit

degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta

gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak

langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui

mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga

jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal

ataupun subkortikal. Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang

diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan

menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan

belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir,

emosi dan mood. (Boedhi-Darmojo, 2009).

E. TAHAPAN DEMENSIA

Penyakit alzheimer dan penyakit lain yang menyebabkan

demensia dikenal dengan keanekaragaman perjalanan penyakitnya,

munculnya dan berkembangnya gejala.

1. TAHAP AWAL

perubahan alam perasaan atau kepribadian

gangguan penilaian dan penyelesaian masalah

konfusi tentang tempat (tersesat pada saat akan ke toko)

konfusi tentang waktu

keslitan dengan angka, uang, dan tagihan

anomia ringan

menarik diri atau depresi

2. TAHAP PERTENGAHAN

gangguan memori saat ini dan masa lalu

anomia, agnosia, apraksia, afasia

ganguan penilaian dan penyelesaian masalah yang

parah

Page 12: Demensia Gerontik Kelompok 4

konfusi tentang waktu dan tempat semakin memburuk

gangguan persepsi

kehilangan pengendalian impuls

ansietas, gelisah, mengeluyur, berkeras

hiperoralitas

kemungkinan kecurigaan, delusi, atau halusinasi

konfabulasi

gangguan kemampuan merawat diri yang sangat besar

mulai terjadi inkontinensia

gangguan siklus tidur bangun

3. TAHAP AKHIR

gangguan yang parah pada semua kemampuan kognitif

ketidakmampuan untuk mengenali keluarga dan teman-

temannya

gangguan komunikasi yang parah (dapat menggerutu,

mengeluh, atau menggumam)

sedikitnya kapasitas perawatan diri

inkontinensia kandung kemih dan usus

kemungkinan menjadi hiperoral dan memiliki tangan yang

aktiv

penurunan nafsu makan, disfasia dan resiko aspirasi

depresi sistem imun yang menyebabkan meningkatnya

resiko infeksi

gangguan mobilitas dengan hilangnya kemampuan untuk

berjalan, kaku otot dan paratonia

refleks menghisap dan mengemgam

menarik diri

gangguan siklus tidur-bangun, dengan peningkatan waktu

tidur

Page 13: Demensia Gerontik Kelompok 4

F. KLASIFIKASI DIMENSIA

a. Demensia Senilis

Kekurangan peredaran darah ke otak serta pengurangan metabolisme

dan O2 yang menyertainya merupakan penyebab kelainan anatomis di

otak. Pada banyak orang terdapat kelainan aterosklerosis seperti juga

terdapat pada demensia senilis, tetapi tidak ditemukan gejala- gejala

demensia. Otak mengecil terdapat suatu atrofi umum, terutama pada

daerah frontal. Yang penting ialah jumlah sel berkurang. Kadang-

kadang ada kelainan otak yang jelas, tetapi orang itu tidak psikotik,

sebaliknya pada orang yang sudah jelas demensia kadang- kadang ada

sedikit kelainan pada otak, jadi tidak selalu ada korelasi antara

besarnya kelainan histology dan beratnya gangguan intelegensi.

1. Gejala

Biasanya sesudah umur 60 tahun baru timbul gejala- gejala yang

jelas untuk membuat diagnosa demensia senilis. Penyakit

jasmaniah atau gangguan emosi yang hebat dapat mempercepat

kemunduran mental.

Gangguan ingatan jangka pendek, lupa tentang hal –hal yang baru

terjadi, merupakan gejala dini, juga kekurangan ide- ide dan gaya

pemikiran abstrak. Yang menjadi egosentrik dan egoistic, lekas

tersinggung dan marah- marah. Kadang- kadang timbul aktivitas

seksual yang berlebihan atau yang tidak pantas, sesuatu tanda

control berkurang atau usaha untuk kompensasi psikologis.

Penderita menjadi acuh tak acuh terhadap pakaian dan rupanya.

Ia menyimpan barang- barang yang tidak berguna, mungkin

timbul waham bahwa ia akan dirampok, akan dirancuni atau ia

miskin sekali atau tidak disuka orang

Orientasi terganggu dan ia mungkin pergi dari rumah dan tidak

mengetahui jalan pulang.

Penilaiannya berkurang sehingga ia dapat menyukarkan dan

membahayakan lalu lintas di jalan. Ia mungkin jadi korban

Page 14: Demensia Gerontik Kelompok 4

penjahat karena ia mudah diajak, umpamanya dalam hal penipuan

dan sex

Bnayak menjadi gelisah waktu malam, mereka berjalan- jalan tak

bertujuan dan menjadi destruktif. Mungkin timbul delirium waktu

malam, ini karena penglihatan yang terbatas di waktu gelap bila

penderita dengan demensia senilis ditaruh dalam kamar yang

gelap, maka akan timbul disorientasi.

Ingatan jangka pendek makin lama makin keras terganggu, maka

makin lama makin banyak ia lupa, sehingga penderita hidup

dalam alam pikiran sewaktu ia masih muda atau masih kecil.

Gejala jasmani : kulit menjadi tipis, keriput, dan atrofis, BB

mengurang, atrofi pada otot- otot, jalannya menjadi tidak stabil,

suara kasar, dan bicaranya jadi pelan, dan tremor pada tangan dan

kepala.

Gejala psikoogis : sering hanya terdapat tanda kemunduran

mental umum (demensia simplek). Tetapi tidak jarang juga terjadi

kebingungan dan delirium, atau depresi atau serta agitasi. Ada

yang menjadi paranoid. Pada presbiofrenia terutama dapat

gangguan ingatan serta konvabu; lasi dan dapat dianggap sebagai

satu jenis demensia senilis dan beberapa gejala yang menonjol

dan sedikit lebih cepat.

2.Prognosa

Tidak baik jalannya penyakit progesif, dimensia makin lama makin

berat sehingga akhirnya penderita hidup secara vegatif saja walaupun

demikian penderita dapat hidup selama 10 tahun atau lebih setelah

gejala-gejala menjadi nyata.

3. diagnosa

Page 15: Demensia Gerontik Kelompok 4

Perlu dibedakan dari arterosklerosa otak, tetapi kedua hal ini tidak

jarang terjadi bersama-sama. Pada melakonlia involusi tidak didapati

tanda-tanda dimensia, kadang-kadang sindroma otak organik, karena

uremia, anemia, payah jantung atau penyakit paru-paru dapat serupa

psikosa senilis.

4. pengobatan

a. pertahankan perasaan aman dan harga diri, perhatikan dan

cobalah memuaskan kebutuhan rasa kasih sayang, tercapainya sesuatu

dan di hargai

b. kamarnya jangan gelap gulita dan letakkan barang-barang yang

sudah ia kenal sejak dulu untuk mempermudah orientasinya.

B. Demensia Presenilis

Gangguan ini gejala utamanya ialah seperti sebelum masa senile

akan dibedakan menjadi dua macam demensia presenilis yaitu:

G. PENANGANAN PASIEN DEMENSIA

Tindakan- tindakan yang sebaiknya dilakukan jika menghadapi pasien

demensia ialah seabgai berikut:

a. Terapi obat dengan pengawasan dokter.

b. Intervensi non obat:

1. Intervensi lingkungan

Penyesuain fisik ( bentuk ruangan, warna, alat yang tersedia).

Penyesuaian waktu ( membuat jadwal rutin)

Penyesuaian lingkungan malam hari ( mandi air hangat, tidur

teratur).

Penyesuaian indera ( mata, telinga)

Peyesuaian nutrisi ( makan makanan gizi seimbang)

Page 16: Demensia Gerontik Kelompok 4

2. Interbvensi perilaku

Wandering

a. Yakinkan dimana keberadaan pasien

b. Berikan keluasan bergerak di dalam dan di luar rumah

c. Gelang pengenal “ hendaya memory”

Agitasi dan agresifitas

Hindari situasi yang memprofokasi

Hindari argumentasi

Sikap kita tenang dan mantap

Alihkan perhatian dan kenal lain

Sikap dan pertanyaan yang berulang

Tenang, dengarkan dengan baik, jawab dengan penuh pengertian.

Bila masih berulang, acuhkan dan usahakan alihkan ke hal yang

menarik.

Perilaku seksual yang tidak wajar atau sesuai

Tenang dan bimbing pasien ke ruang pribadi

Alihkan ke hal yang menarik perhatiannya

Bila didapatkan dalam keadaan telanjang, berilah pakaian atau

selimut untuk menutup badannya. Bantu gunakan baju kembali.

3. Intervensi Psikologis

a. Resiko terapi individual

b. Resiko terapi kelompok

c. Resiko terapi keluarga

4. Intervensi untuk “ Care Giver ” ( pengasuh) diperlukan :

a. Dukungan mental

b. Pengembangan kemampuan adaptasi dan peningkatan kemandirian

Page 17: Demensia Gerontik Kelompok 4

c. Kemampuan menerima kenyataan

5. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi mudah lupa :

a. Lakukan latihan terus menerus, berulang –ulang

b. Tingkatkan perhatian

c. Asosiasikan hal yang diingat dengan hal yang sudah ada dalam otak

6. Aktivtas keagamaan

7. Mengembangkan hobi yang ada seperti melukis, memasak, main musik,

berkebun, potografi.

Page 18: Demensia Gerontik Kelompok 4

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIKDENGAN GANGGUAN:DEMENSIA DAN

ALZHEIMER

MAKALAH

Page 19: Demensia Gerontik Kelompok 4

diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Sistem

Gerontik

Program Studi S1 Keperawatan

Oleh

Ester Rini Anggraini

Ferina Santi

Gregoriana Buke Bataona

Jeni Veronika Sinurat

Maria Yuni

Oktavianus Supriadi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

BANDUNG

2013

KATA PENGANTAR

Page 20: Demensia Gerontik Kelompok 4

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan

menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Degeneratif Pada

Sistem Neurologi : Parkinson dan Alzheimer. Pembuatan makalah ini, dimaksudkan untuk

membantu para mahasiswa dalam mencapai tujuan mata ajar Asuhan Keperawatan Sistem

Neurologisehingga para mahasiswa mampumeningkatkan wawasan dan pengetahuannya.

Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu

dikembangkan lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini dikarenakan faktor

kemampuan dan lain sebagainya yang menghambat proses pembuatannya, namun untuk

memenuhi tugas dengan dosen Ns. Friska Sinaga, S.Kep ini, penulis berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun

sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari

makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna

dalam proses pembelajaran.

Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang

telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’arifatul. 2011. Keperawtan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Page 21: Demensia Gerontik Kelompok 4

Stenli, Mickley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC