4
YUDHISTIRA PERMANA G0010200/ B9 MAS SYAHMI DEMAM REUMATIK PADA JANTUNG Telah lama diketahui Demam Rematik mempunyai hubungan dengan infeksi kuman Streptokokus β hemolitik grup A pada saluran nafas atas dan infeksi kuman ini pada kulit mempunyai hubungan untuk terjadinya glomerulonefritis akut. Kuman Streptokokus β hemolitik dapat dibagi atas sejumlah grup serologinya yang didasarkan atas antigen polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut. Demam rematik (Rheumtic fever) masih sering didapati pada anak di negara sedang berkembang dan sering mengenai anak usia antara 5 – 15 tahun. Statistik rumah sakit di negara sedang berkembang menunjukkan sekitar 10 – 35 persen dari penderita penyakit jantung yang masuk kerumah sakit adalah penderita Demam Reumatik dan PJR. Data yang berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas karena Demam Rematik dan PJR masih merupakan problem dan kematian karena Demam Rematik akut terdapat pada anak dan dewasa muda. Tidak semua penderita infeksi saluran nafas yang disebabkan infeksi Streptokokus β hemolitik grup A menderita Demam Rematik. Sekitar 3 persen dari penderita infeksi saluran nafas atas terhadap Streptokokus β hemolitik grup A di barak militer pada masa epidemi yang menderita Demam Rematik dan hanya 0,4 persen didapati pada anak yang tidak diobati setelah

Demam Reumatik Pada Jantung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

YUDHISTIRA PERMANAG0010200/ B9MAS SYAHMI

DEMAM REUMATIK PADA JANTUNG

Telah lama diketahui Demam Rematik mempunyai hubungan dengan infeksi kuman Streptokokus hemolitik grup A pada saluran nafas atas dan infeksi kuman ini pada kulit mempunyai hubungan untuk terjadinya glomerulonefritis akut. Kuman Streptokokus hemolitik dapat dibagi atas sejumlah grup serologinya yang didasarkan atas antigen polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut.Demam rematik (Rheumtic fever) masih sering didapati pada anak di negara sedang berkembang dan sering mengenai anak usia antara 5 15 tahun. Statistik rumah sakit di negara sedang berkembang menunjukkan sekitar 10 35 persen dari penderita penyakit jantung yang masuk kerumah sakit adalah penderita Demam Reumatik dan PJR. Data yang berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas karena Demam Rematik dan PJR masih merupakan problem dan kematian karena Demam Rematik akut terdapat pada anak dan dewasa muda. Tidak semua penderita infeksi saluran nafas yang disebabkan infeksi Streptokokus hemolitik grup A menderita Demam Rematik. Sekitar 3 persen dari penderita infeksi saluran nafas atas terhadap Streptokokus hemolitik grup A di barak militer pada masa epidemi yang menderita Demam Rematik dan hanya 0,4 persen didapati pada anak yang tidak diobati setelah epidemi infeksi Streptokokus hemolitik grup A pada populasi masyarakat sipil.Demam Rematik ditandai oleh radang eksudatif dan proliferatif pada jaringan ikat, terutama mengenai jantung, sendi dan jaringan subkutan. Bila terjadi karditis seluruh lapisan jantung akan dikenai. Perikarditis paling sering terjadi dan perikarditis fibrinosa kadang-kadang didapati. Peradangan perikard biasanya menyembuh setelah beberapa saat tanpa sekuele klinisyang bermakna, dan jarang terjadi tamponade. Pada keadaan fatal, keterlibatan miokard menyebabkan pembesaran semua ruang jantung. Pada miokardium mula-mula didapati fragmentasi serabut kolagen, infiltrasi limfosit, dan degenerasi fibrinoid dan diikuti didapatinya nodul aschoff di miokard yang merupakan patognomonik Demam Rematik. Nodul aschoff terdiri dari area nekrosis sentral yang dikelilingi limfosit, sel plasma, sel mononukleus yang besar dan sel giant multinukleus. Beberapa sel mempunyai inti yang memanjang dengan area yang jernih dalam membran inti yang disebut Anitschkow myocytes. Nodul Aschoff bisa didapati pada spesimen biopsi endomiokard penderita Demam Rematik.Ultrasonografi jantung diketahui lebih sensitive daripada pemeiksaan auskultasi untuk mengetahui adanya kelainan pada katup jantung. Pada penelitian ini penulis memilih 2 populasi untuk diadakanya penelitian, yaitu cambodia dan mozambique. Penulis memilih tempat tersebut karena cambodia dan mozambique ditemukan prevalensi yang banyak terkena penykit jantung rematik pada usia anak sekolahan. Pertama peneliti melakukan risetnya di Cambodia. Disini penulis mengumpulkan anak-anak yang akan diperiksa untuk mengetahui adanya penyakit jantung rematik. Untuk mengetahuinya maka di gunakan comprehensive clinic dan echocardiografi. Dari hasil yang ditemukan cambodia dari 3677 anak echocardiografi menunjukan 8 anak positif terkena penyakit jantung rematik.Dari 8 anak tadi 5 diantaranya masuk pada penderia jantung rematik akut dan sedang dalam masa perawatan. Di mozambique ditemukan 5 dari 2170 anak yang diperiksa. Dari hasil ini membuktikan bahwa keakuratan pemeriksaan dengan menggunakan echocardiografi sangat tinggi. Echocardiografi skrining menemukan sekitar 124 anak mempunyai kelainan infusiensi pada katup kiri. Sebanyak 465 anak memiliki suara murmur pada pemeriksaan auskultasi 91 anak terkena luka di organ tapi hanya 9 anak yang mempunyai lesi pada jantungnya. Pemeriksaan menggunakan echocardiografi ini jga dapat mendeeksi kelainan jantung lainya seperi kelainan katup yang merupakan efek dari demam reumatik. Walaupun Cuma sedikt ditemukan yang positif terkena penyakit jantung rematik tapi untuk meningkatkan kualitas hidup lebih baik dengan mencegah dengan pemeriksaan dini dengan echocardiografi. Juga dapat dengan terapi farmakologi dengan menggunakan antibiotik. Skrining sistemik dengan menggunakan echocardiografi terbukti efektif dan dengan tingkat ketelitian tinggi dapat mengetahui apakah seseorang telah terkena demam reumatik atau tidak. Alangkah lebih baik juga jika penyakit jantung rematik juga dicegah dengan cara memberi edukasi tentang bahaya dari echocardiografi.Penatalaksanaan demam rematik meliputi: tirah baring di rumah sakit, eradikasi kuman streptococcus, pemberian obat-obat antiradang, pengobatan korea, penanganan komplikasi seperti gagal jantung, eokarditis bakteri, atau trombo-emboli, serta pemberian diet bergizi tinggi mengandung cukup vitamin. Gagal jantung pada demam rematik dapat ditangani seperti kasus gagal jantung pada umumnya. Komplikasi ini biasanya dapat diatasi dengan tirah baring dan pemberian kortikosteroid, meskipun seringkali perlu diberikan digitalis, diuretik, atau vasodilator. Digitalis biasanya tidak seefektif pada gagal jantung kongestif akibat kelainan lainnya. Pemberian obat ini harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menambah iritabilitas jantung sehingga dapat menyebabkan aritmia, di samping batas keamanannya yang sempit.Prognosis demam rematik tergantung pada stadium saat diagnosis ditegakkan, umur, ada tidaknya dan luasnya kelainan jantung, pengobatan yang diberikan, serta jumlah yang serangan sebelumnya. Prognosis pada umumnya buruk pada penderita dengan karditis pada masa kanak-kanak. Serangan ulang dalam waktu 5 tahun pertama dapat dialami oleh sekitar 20% penderita dan kekambuhan semakin jarang terjadi setelah usia 21 tahun.